Anda di halaman 1dari 20

Modul ke:

05 Fakultas
Tugas Perkuliahan :
KELOMPOK 2:
Ekonomi
1. RAHMIA MAWARDI (3101200050)
Program Studi
2. NIDA FIRYAL (3101200051)
Manajemen
Kinerja
PENGERTIAN MENGELOLA
PRODUKTIVITAS

Salah satu ukuran keberhasilan kinerja individu, tim atau organisasi terletak pada
produktivitasnya. Apabila produktivitasnya tinggi bertambah, dinyatakan
berhasil. Apabila lebih rendah dari standar atau menurun, dikatakan tidak atau
kurang sukses.
A. Pengertian Produktivitas

Secara konseptual, produktivitas adalah hubungan antara keluaran atau hasil


organisasi dengan masukan yang diperlukan. Produktivitas dapat dikuantifikasi
dengan membagi keluaran dengan masukan. Menaikkan produktivitas dapat
dilakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas, dengan menghasilkan lebih
banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya
tertentu. Produktivitas sering dibandingkan dengan standar yang sudah ditentukan
sebelumnya. Apabila lebih banyak keluaran dihasilkan dari jumlah masukan yang
sama, atau masukan lebih sedikit dapat dipergunakan untuk mendapatkan
keluaran yang sama, produktivitas diperbaiki.
B. Tipe Produktivitas
Terdapat dua tipe rasio produktivitas, yaitu total productivity dan partial
productivity. Total productivity ratio menghubungkan nilai semua keluaran
dengan nilai semua masukan. Partial productivity ratio menghubungkan nilai
semua keluaran dengan nilai kategori utama masukan. Kantor bantuan
hukum di atas menunjukkan partial productivity ratio, yang dinamakan labor
productivity ratio atau output per work-hour ratio.

Produktivitas juga dapat dilihat dari hubungan antara hasilan waktu yang diperlukan
urtuk meryelesaikannya. Semakin singkat waktu yang diperlukan untuk mencapai
hasil yang diinginkan, sistem tersebut semakin produktif Produktivitas dapat berarti
berbeda bagi orang yang berbeda tetapi konsep dasarrya selalu merupakan
hubungan antara kuantitas dengan kualitas barang dan jasa yang dihasilkan.
C. Kesalahan Pengertian
Prokopenko menilai bahwa sering kali terjadi kesal ahan dalam memberikan makna
terhadap pengertian produktivitas sehingga memberikan persepsi yang salah. Bentuk
kesalahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1. Produktivitas hanya ditentukan oleh labor productivity. Walaupun data produktivitas


tenaga kerja tetap berguna untuk pembuatan keputusan, banyak faktor lain yang
memengaruhi produktivitas. Produktivitas tenaga kerja bukan satu-satunya faktor yang
menentukan produktivitas.

2. Menentukan kinerja semata-mata dengan output. Ukuran keberhasilan kinerja dapat


sangat beragam. Kinerja dapat saja mneningkat tanpa peningkatan produktivitas.

3. Kerancuan antara produktivitas dan profitabilitas. Bisnis yang mendapatkan keuntungan


tinggi belum tentu karena produktivitasnya tinggi. Keuntungan dapat diperoleh dari
kenaikan harga, walaupun produktivitas turun.
4. Kerancuan antara produktivitas dan efisiensi. Efisiensi berarti menghasikan barang
berkualitas tinggi dalam waktu terpendek yang mungkin. Akan tetapi, kita harus
mempertimbangkan apakah barang tersebut diperlukan. Efektivitas, efisiensi, dan
produktivitas ditentukan secara bersama-sama.

5. Pemangkasan biaya selalu memperbaiki produktivitas. Penurunan biaya tidak akan


memperbaiki produktivitas apabila dilakukan secara iskriminatif, bahkan dapat berakibat
lebih buruk dalam jangka panjang.

6. Produktivitas hanya dapat diaplikasikan untuk produksi. Namun, dalam kenyataannya,


produktivitas relevan dengan setiap organisasi atau sistem, termasuk dalamn bidang jasa.
D. Tantangan Mencapai Produktivitas
Produktivitas rerupakan gagasAn sentral bahwa orang dari siuat negara perlu menyerap
dan merangkul untuk mengembangkan kapasitae untuk kemajuan, tanpa memerhatikan
produktivitas, kondisi kemiskinan inefisiensi, dan kemubaziran sumber daya nasional akan
berlangsung. Tanpa kepercayaan akan produktivitas, pendidikan lebih baik hanya akan
meningkatkan keinginan meningkatkan status pribadi.
E. Teknik Memperbaiki Produktivitas
Prokopenko menunjukkan adanya beberapa cara untuk memperbaiki produktivitas yaitu :

1. Studi Kerja
Studi kerja merupakan kombinasi studi metode teknik dan pengukuran kerja, yang
digunakan untuk mempelajari pekerjaan orang dan mengindikasi faktor yang
memengaruhi efisiensi. Work study biasanya digunakan dalam usaha meningkatkan
output dari jumlah sumber daya tertentu dengan sedikit atau tanpa investasi kapital lebih
lanjut. Hal ini dicapaí dengan menganalisis pekerjaan sedang berjalan, proses, dan metode
kerja.

2. Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi adalah proses yang terencana, dikelola, dan sistematis.
Tujuannya adalah mengubah sistem, budaya, dan perilaku organisasi dengan maksud
memengaruhi efektivitas organisasi.
3. Curah Gagasan
Brainstorming adalah suatu proses membangkitkan gagasan secara terorganisasi untuk
menghindari evaluasi terlalu dini karena apabila demikian, dapat menutup timbulnya
gagasan yang baik. Proses curah gagasan memberikan kesempatan setiap orang
menyampaikan pendapatnya secara terbuka.

4. Forced Field Analysis


Forced field analysis merupakan alat untuk menganalisis situasi yang perlu diubah. Hal
ini memfasilitasi perubahan dalam organisasi dengan meminimalkan usaha dan
gangguan.

5. Nominal Group Technique


Nominal group technique merupakan pendekatan partisipatif pada penemuan fakta,
identifikasi masalah dan kekuatan, membangkitkan gagasan, dan mengevaluasi progres.
F. Keterkaitan Produktivitas
Produktivitas mempunyai keterkaitan atau memberikan dampak terhadap kegiatan
lainnya. Produktivitas dapat meningkatkan kepuasan kerja, mendorong terjadinya
penyederhanaan kerja, meningkatnya keterpaduan, dan spesialisasi kerja. Produktivitas
dapat ditingkatkan dengan mengubah desain tempat kerja.

1. Kepuasan Kerja
Kebanyakan orang percaya bahwa pekerja yang puas adalah pekerja yang produktif.
Alasannya ačalah pekerja yang puas cenderung ingin semakin terlibat dalam pekerjaan
sehingga lebih produktif. Namun, penelitian empiris tidak mendukung pandangan ini.
Kenyataan yang ada menyararkan bahwa hubungan antara kepuasan kerja dengan
produktivitas sangat lemah. Orang cenderung mnenaksir terlalu tinggi tentang
pengaruh kepuasan kerja, dan mereka menaksir terlalu rendah faktor lain yang
mernberi kontribusi pada produktivitas.
2. Penyederhanaan Kerja
Akhir-akhir ini dikenal bahwa penyederhanaan kerja dapat mermperbaiki
produktivitas sampai pada suatu titik tertentu. Di luar titik tersebut danar
terjadi ketidakpu asan pekerja. Pekerja kemudian bersikap bermusuhan
terhadap tugas dan atasan, dan kornsekuensinya mengurangi usaha atau
meningkatkan biaya pekerja melalui kemangkiran atau kepindahan.
Tantangannya adalah menemukan tingkat yang ideal untuk simplifikasi yang
memaksimumkan produktivitas, tanpa berisiko ketidakpuasan pekerja.
3. Keterpaduan
Keterpaduan menurut Vecchio (1995:453) adalah suatu kenyataan
bahwa anggota tertarik pada kelompok dan berkeinginan tetap berada di
dalamnya. Keterpaduan menyinggung tentang bagaimana anggota kelompok
tetap bersatu.
Faktor yang meayebabkan dan menyokong terjadinya keterpaduan
kelompok adalah adanya kesamaan sikap dan tujuan, adanya tantang
eksternal, besaran ke.ompok, sistemn penghargaan, penugasan dalam
kerja dan karena kelompok merasa terisolasi.
4. Spesialisasi
Kebanyakan manajer sekarang melihat spesialisasi kerja sebagai sumber
peningkatan produktivitas yang tidak ada akhirnya. Manajer mengenal
manfaat ekonomis dengan mengusahakan tipe pekerjaan tertentu dan
problem yang dapat timbul apabila dibawa terlalu jauh. Mc Donald
menggunakan spesialisasi kerja untuk membuat dan menjual hamburger dan
kentang goreng. Sebaliknya Saturn Corp. sukses dengan memperluas lingkup
pekerjaan dan mengurangi spesialsas (Robbins, 2003: 427).
5. Desain Tempat Kerja
Kenvataan mengindikasikan bahwa desain tempat kerja yang meningkatkan akses,
kenyamanan, dan fleksibilitas pekerja, mungkin secara positif memengaruhi motivasi dan
produktivitas. Berdasarkan kenyataan sampai saat ini, Robbins mnemberi saran
pendekatan cognitive ergonomics, yang bermaksud mencocokkan pekerjaan kantor dan
otak. Pekerjaan yang kompleks dan memerlukan konsentrasi tingkat tinggi, mungkin
menjadi lebih sulit oleh suara dan interupsi secara konstan.

6. Motivasi
Gibson, Ivancevich, dan Donnely melihat adanya hubungan antara motivasi dalam
kelompok dengan produktivitas. Apabila kelompok berkembang, usahanya semakin
meluas untuk menyelesaikan tujuan kelompok. Kelompok bekerja dalam kerja sama
daripada bersifat kompetitif. Karena pengalaman bekerja sama meningkat, demikian pula
efektivitas
G. Proses Perbaikan Produktivitas

Cara melakukan perbaikan produktivitas, namun usaha tersebut tidak selalu setiap
organisasi pada umumnyaingin memperbaikkinerjanya dengan berhasil. Belcher
(1987: 1.4) mengungkapkan adanya kesukaran dalam pelaksanaan perbaikan
produktivitas karena halhal berikut :
1. Perintah dari Manajemen Puncak
2. Definisi dan Rasional Tidak Jelas
3. Komitmen dari Atas Rendah
4. Perangkap Pengangkatan Koordinator
5. Kegagalan Mengukur Kesiapan Organisasi
6. Pengukuran Menggantung
7. Ketidakjelasan Tanggung Jawab dan Akuntabilitas Rendah
8. Menyenangkan dengan Teknik
H. STRATEGI TERHADAP SUMBER DAYA
MANUSIA

Akhir-akhir ini semakin disadari bahwa untuk meningkatkan produktivitas, perlu


memberikan perhatian lebih besar pada sumber daya manusia. Mereka ditingkatkan
perannya dengan dilibatkan dalam setiap kegiatan organisasi. Lingkungan kerjanya juga
perlu diperbaiki.

• Peran Sumber Daya Manusia


Proses manajemen produktivitas yang efektif tidak layak tanpa komitmen dan
pelibatan pekerja pada semua tingkatan. Organisasi tidak dapat menciptakan budaya
berorientasi kinerja apabila sebagian besar tenaga kerja tidak mempunyai komitmen
atau tidak terlibat dalam perbaikan produktivitas.
• Quality of Worklife
Organisasi yang mengenal peranan sumber daya manusia dan perbaikan
produktivitas dan menghargai kekuatan tenaga kerja yang mempunyai komitmen,
terutama diarahkan pada sumber daya dan manajemen

• Pelibatan Pekerja
Program pelibatan pekerja sekarang ini makin meluas dan menawarkan potensi
besar untuk memperkuat perubahan organisasional. Akan tetapi, sayangnya banyak
usaha pelibatan pekerja menderita kekurangan karena dipandang manajemen
sekadar sebagai teknik lain untuk perbaikan produktivitas.

• Manajemen Partisipatif
Manajemen scientific yang telah dipelopori Frederick Taylor telah menunjukkan
hasil yang mengagumkan dan memberikan kemajuan ekonomi. Hal tersebut terjadi
karena beberapa prinsip yang dianutnya. Teknologi dipandang sebagai determinan
utama dari kinerja organisasional dan pabrik yang dirancang untuk
memaksimumkan efektivitas sistem teknis.
I. PENGUKURAN PRODUKTIVITAS
Pengukuran merupakan bagian integral dari proses manajemen produktivitas.
Apabila produktivitas diintegrasikan ke dalam budaya organisasi, monitoring progres
yang memberikan umpan balik, menetapkan sasaran yang dapat dihitung, dan
mengevaluasi kinerja manajerial merupakan suatu keharusan. Status produktivitas
sebagai isu strategis bagi organisasi menganjurkan bahwa monitoring merupakan hal
yang penting, Pengukuran produktivitas organisasi secara eksplisit menghubung kan
produktivitas pada sasaran strategis lainnya.
Perbaikan produktivitas merupakan alat utama untuk mencapai pertumbuhan
market share. Adanya sistem pengukuran produktivitas yang dapat diandalkan
memungkinkan organisasi mempertajam rencana strategisnya melalui penciptaan
tingkat perbaikan produktivitas yang ditargetkan dihubungkan pada pencapaian
sasaran strategis spesifik.
J. PERANAN KETERAMPILAN DAN
WAKTU DALAM MANAJEMEN
PRODUKTIVITAS
Pekanan keterampilan dan waktu akan memainkan peranannya yang sejalan
dengan tingkatan pimpinan untuk berpikir dalam perannya agar pengelolaan
produktivitas dapat memenuhi sasarannya. Bagaimana suatu peran mampu
mengaplikasikan kemampuan keteram-pilannya untuk menterjemahkan
pengelaman dan keterangan yang dimilikinya kedalam tindakan agar hasil-hasil
pengelolaan produktivitas sesuai kinirja yang diharapkan oleh harapan dari
kepentingan individu, kelompok dan organisasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai