Anda di halaman 1dari 10

CONTOH RUMUSAN MASALAH ; 1.

Apakah ada hubungan antara variabel kemampuan pegawai dengan efektivitas kerja pegawai dalam meningkatkan PBB di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap? 2. Apakah ada hubungan antara variabel motivasi kerja pegawai dengan efektivitas kerja pegawai dalam meningkatkan PBB di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap? 3. Apakah ada hubungan antara kemampuan pegawai dan motivasi kerja dengan efektivitas kerja pegawai dalam rangka peningkatan PBB di Kecamatan 4 Cimanggu Kabupaten Cilacap? TEORI EFEKTIVITAS

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Efektivitas Kerja, yang dikemukakan oleh Gibson, Invancevich dan Donelly. Teori tersebut menekankan pada faktorfaktor yang dapat mempengaruhi efektivitas, yaitu kemampuan, tingkat sosial ekonomi, persepsi, sikap dan motivasi. Penelitian ini juga menggunakan beberapa teori seperti teori dari Steers ataupun dari Duncan. Teori-teori tersebut memiliki kesamaan dimana ada faktorfaktor yang dapat mempengaruhi efektivitas, antara lain kemampuan dan motivasi. Berikut ini bangun teori yang disusun berdasarkan ketiga teori tersebut, sebagai berikut : Penelitian ini bersubstansikan tiga variabel penting, yaitu efektifitas kerja, kemampuan pegawai dan motivasi kerja. Pertama, efektifitas kerja sebagai variabel dependen dalam penelitian ini akan diterminasikan ke dalam beberapa indikator : 1. Hasil yang dicapai Sub Indikator ini diartikan bahwa pelaksanaan tugas atau pekerjaan harus dapat diselenggarakan secara cepat, tepat, berhasil guna dan berdaya guna serta melebihi dari standar yang ditentukan, baik dalam kuantitas maupun kualitasnya. Adapun hasil dari subindikator ini dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Tingkat pelaksanaan tugas yang berhasil guna dan berdaya guna Sebagian besar responden mengaku tugas yang mereka laksanakan sudah berhasil. Keberhasilan tersebut menurut mereka lebih disebabkan oleh keseriusan mereka dalam melaksanakan setiap kegiatan yang direncanakan. Sebelumnya mereka terlebih dahulu membuat semacam program kegiatan untuk mendukung upaya peningkatan PBB. Hanya

saja dalam prakteknya, program kegiatan yang telah direncanakan pada sering mendapatkan halangan terlebih lagi pada saat berhadapan dengan masyarakat. Ternyata banyak dari kalangan masyarakat yang belum sepenuhnya mengetahui mengenai kebijakan penarikan PBB. Berkaitan dengan pelaksanaan tugas, para pegawai selalu berusaha untuk secepat mungkin dapat segera menyelesaikannya dan dengan hasil yang baik. Hanya saja terkadang mereka tidak sepaham dengan program kegiatan yang ditetapkan sehingga mereka bekerja dengan setengah hati. Selain itu juga karena banyak dijumpai hambatan yang berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana yang kurang memadai. b. Tingkat hasil kerja yang melebihi standar, baik jumlah ataupun mutunya Dapat dikatakan bahwa sebagian besar pegawai di kantor Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap sudah sangat mengetahui dengan benar apa yang menjadi tugas dan kewajiban mereka selama ini. Pegawai juga sudah merasa puas terhadap hasil kerja mereka selama ini terutama mengenai program pemungutan PBB. Hal ini dibuktikan bahwa selama ini target penarikan pajak selalu tercapai, walaupun ada beberapa pegawai yang masih merasa bahwa proses penarikan pejak yang selama ini diterapkan masih dirasakan kurang efektif. 2. Perilaku kerja pegawai Sub indikator ini berkaitan dengan perilaku pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Penilaiannya dapat diukur dari penguasaan akan tugas yang diberikan, keterampilan dan pengalaman kerja yang dimiliki, keseriusan melaksanakan tugas serta kemampuan berkomunikasi dengan pihak lain. Adapun hasil dari subindikator ini dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Tingkat penguasaan tugas Pegawai sudah sangat menguasai dan memahami tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepada mereka. Hal ini dikarenakan bahwa sebelum mereka bekerja, mereka terlebih dulu mendapatkan penjelasan mengenai tugas dan kewajiban yang harus dilakukan serta pelatihanpelatihan yang mendukung pelaksanakan tugas. Terlebih lagi mereka sudah bertahun-tahun bekerja di kecamatan tersebut sehingga sudah dapat dikatakan sangat pengalaman. b. Tingkat keterampilan kerja

Sebagian besar pegawai di kantor Kecamatan Cimanggu sudah cukup terampil dalam melaksanakan setiap tugas atau pekerjaan yang diperintahkan. Kemampuan pegawai tersebut juga didukung dengan latar pendidikan mereka yang tinggi (diploma dan sarjana). Walaupun demikian masih ada beberapa pegawai yang kurang terampil. Hal ini dikarenakan mereka merupakan pegawai baru yang belum terbiasa menjalankan tugasnya. c. Tingkat kesungguhan melaksanakan tugas Tingkat keseriusan pegawai di kantor kecamatan Cimanggu dalam melaksanakan tugas sudah dapat dikatakan baik. Hal ini seiring dengan kesadaran mereka akan tugas dan kewajibannya serta karena sadar bahwa menyelesaikan tugas yang dibebankan dengan baik merupakan salah satu bentuk pengabdian mereka kepada negara. d. Tingkat hubungan kerjasama dengan pihak lain Pegawai kantor kecamatan Cimanggu dalam melaksanakan setiap tugas yang diberikan selalu bekerja sama dengan pegawai lain. Mereka beralasan bahwa dengan bekerja sama, maka pekerjaan akan dapat cepat terselesaikan dan mereka tidak akan merasa keberatan dengan tanggung jawab yang diemban. Adapun untuk pekerjaan yang mudah diselesaikan tentunya tidak memerlukan kerja sama dengan orang lain. Kumpulan Teori Efektivitas Efektivitas merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh sebuah organisasi. Untuk memperoleh teori efektivitas peneliti dapat menggunakan konsep-konsep dalam teori manajemen dan organisasi khususnya yang berkaitan dengan teori efektivitas. Efektivitas tidak dapat disamakan dengan efisiensi. Karena keduanya memiliki arti yang berbeda, walaupun dalam berbagai penggunaan kata efisiensi lekat dengan kata efektivitas. Efisiensi mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian tujuan. Atmosoeprapto (2002:139) menyatakan Efektivitas adalah melakukan hal yang benar, sedangkan efisiensi adalah melakukan hal secara benar, atau efektivitas adalah sejauh mana kita mencapai sasaran dan efisiensi adalah bagaimana kita mencampur segala sumber daya secara cermat.

Efektivitas memiliki tiga tingkatan sebagaimana yang didasarkan oleh David J. Lawless dalam Gibson, Ivancevich dan Donnely (1997:25-26) antara lain : 1.Efektivitas Individu Efektivitas Individu didasarkan pada pandangan dari segi individu yang menekankan pada hasil karya karyawan atau anggota dari organisasi; 2.Efektivitas kelompok Adanya pandangan bahwa pada kenyataannya individu saling bekerja sama dalam kelompok. Jadi efektivitas kelompok merupakan Jumlah kontribusi dari semua anggota kelompoknya; 3.Efektivitas Organisasi Efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok. Melalui pengaruh sinergitas, organisasi mampu mendapatkan hasil karya yang lebih tinggi tingkatannya daripada jumlah hasil karya tiap-tiap bagiannya. Efektivitas dalam kegiatan organisasi dapat dirumuskan sebagai tingkat perwujudan sasaran yang menunjukkan sejauh mana sasaran telah dicapai. Sumaryadi (2005:105) berpendapat dalam bukunya Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah bahwa: Organisasi dapat dikatakan efektif bila organisasi tersebut dapat sepenuhnya mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Efektivitas umumnya dipandang sebagai tingkat pencapaian tujuan operatif dan operasional. Dengan demikian pada dasarnya efektivitas adalah tingkat pencapaian tujuan atau sasaran organisasional sesuai yang ditetapkan. Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana seseorang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini dapat diartikan, apabila sesuatu pekerjaan dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan, dapat dikatakan efektif tanpa memperhatikan waktu, tenaga dan yang lain. Sementara itu, Sharma dalam Tangkilisan (2005:64) memberikan kriteria atau ukuran efektivitas organisasi yang menyangkut faktor internal organisasi dan faktor eksternal organisasi antara lain: 1.Produktivitas organisasi atau output;

2.Efektivitas organisasi dalam bentuk keberhasilannya menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di dalam dan di luar organisasi; 3.Tidak adanya ketegangan di dalam organisasi atau hambatan-hambatan konflik diantara bagian-bagian organisasi. sedangkan Steers dalam Tangkilisan (2005:64) mengemukakan lima kriteria dalam pengukuran efektivitas organisasi yaitu: 1.Produktivitas; 2.Kemampuan adaptasi atau fleksibilitas; 3.Kepuasan kerja; 4.Kemampuan berlaba; 5.Pencarian sumber daya. Gibson dalam Tangkilisan (2005:65) mengatakan hal yang berbeda bahwa efektivitas organisasi dapat pula diukur melalui : 1.Kejelasan tujuan yang hendak dicapai 2.Kejelasan strategi pencapaian tujuan 3.Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap 4.Perencanaan yang matang 5.Penyusunan program yang tepat 6.Tersedianya sarana dan prasarana 7.Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik Adapun Emerson dalam Handayaningrat (1996:16) mengatakan bahwa Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan. Jadi apabila tujuan tersebut telah dicapai, baru dapat dikatakan efektif. Masih dalam buku yang sama, Hal ini dipertegas kembali dengan pendapat Hasibuan dalam Handayaningrat (1996:16) bahwa efektivitas adalah tercapainya suatu sasaran eksplisit dan implisit. Hal senada juga dikemukakan oleh Miller dalam Handayaningrat (1996:16) Effectiveness be

define as the degree to which a social system achieve its goals. Effectiveness must be distinguished from efficiency. Efficiency is mainly concerned with goal attainments, yang artinya efektivitas dimaksudkan sebagai tingkat seberapa jauh suatu sistem-sistem sosial mencapai tujuannya. Selain pencapaian tujuan, Winardi (1992:84) menjelaskan Efektivitas adalah hasil yang dicapai seorang pekerja dibandingkan dengan hasil produksi lain dalam jangka waktu tertentu. Apabila peneliti analisa kutipan ini, maka efektivitas adalah hasil yang diperoleh seorang pekerja dan dibandingkan dengan waktu yang dipergunakan untuk menghasilkan barang/jasa tersebut. Efektivitas berkaitan dengan pencapaian unjuk kerja yang maksimal dalam arti pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Jadi efektivitas ini lebih berorientasi kepada keluaran. Sedangkan masalah penggunaan masukan kurang menjadi perhatian utama Hall dalam Tangkilisan (2005:67) mengartikan bahwa dengan tingkat sejauh mana suatu organisasi merealisasikan tujuannya, semua konsep tersebut hanya menunjukkan pada pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan bagaimana cara mencapainya tidak dibahas. Yang membahas bagaimana mencapai tingkat efektivitas adalah Argris dalam Tangkilisan (2005:68) yang mengatakanOrganizational effectiveness then is balanced organization optimal emphasis upon achieving object solving competence and human energy utilization atau dengan kata lain efektivitas organisasi adalah keseimbangan atau pendekatan secara optimal pada pencapaian tujuan, kemampuan dan pemanfaatan tenaga manusia. Amirullah dan Ribdyah Hanafi (2002) efektivitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan secara tepat. Pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan ukuran maupun standar yang berlaku mencerminkan suatu perusahaan tersebut telah memperhatikan efektivitas operasionalnya. Menurut Gibson, Donnely dan Ivancevich konsep efektivitas terdiri dari dua pendekatan yaitu pendekatan Tujuan dan pendekatan sistem (1997:27-29). Dua pendekatan tersebut antara lain : Pendekatan tujuan untuk menentukan dan mengevaluasi efektivitas didasarkan pada gagasan bahwa organisasi diciptakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan dalam teori sistem, organisasi dipandang sebagai suatu unsur dari sejumlah unsur yang saling

berhubungan dan saling tergantung satu sama lain. Arus masukan (input) dan keluaran (output) merupakan titik tolak dalam uraian organisasi. Dengan kata lain yang lebih sederhana, organisasi mengambil sumber (input) dari sistem yang lebih luas (lingkungan), memproses sumber ini dan mengembalikannya dalam bentuk yang sudah dirubah (output). Gibson, Donnely dan Ivancevich memberikan batasan dalam kriteria efektivitas organisasi melalui pendekatan teori sistem (1997:31-32) antara lain : 1.Produksi Produksi merupakan Kemampuan organisasi untuk memproduksi jumlah dan mutu output yang sesuai dengan permintaan lingkungan. 2.Efisiensi Konsep efisiensi didefenisikan sebagai angka perbandingan (rasio) antara output dan input. Ukuran efisiensi harus dinyatakan dalam perbandingan antara keuntungan dan biaya atau dengan waktu atau dengan output. 3.Kepuasan Kepuasan menunjukkan sampai sejauh mana organisasi memenuhi kebutuhan para karyawan dan pengguna . 4.Adaptasi Kemampuan adaptasi adalah sampai seberapa jauh organisasi dapat menanggapi perubahan ekstern dan intern. 5.Perkembangan Organisasi harus mengivestasi dalam organisasi itu sendiri untuk memperluas kemampuannya untuk hidup terus dalam jangka panjang. 6.Hidup Terus Organisasi harus dapat hidup terus dalam jangka waktu yang panjang. Berdasarkan beberapa teori yang dikemukakan oleh para pakar di atas, peneliti menggunakan teori Emerson dalam Handayaningrat (1996:16) bahwa Efektivitas adalah

pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan. Jadi apabila tujuan tersebut telah dicapai, baru dapat dikatakan efektif. 2.1. Efektifitas Pelaksanaan Tugas 2.1.1. Pengertian Pada dasarnya pengertian efektifitas yang umum menunjukkan pada taraf tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektifitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan outputnya. Istilah efektif (effective) dan efisien (e icient) merupakan dua istilah yang saling berkaitan dan patut dihayati dalam upaya untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Tentang arti dari efektif maupun efisien terdapat beberapa pendapat. Menurut Chester I. Barnard dalam Kebijakan Kinerja Karyawan (Prawirosentono, 1999 : h.27), menjelaskan bahwa arti efektif dan efisien adalah sebagai berikut : Bila suatu tujuan tertentu akhirnya dapat dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut adalah efektif. Tetapi bila akibat-akibat yang tidak dicari dari kegiatan mempunyai nilai yang lebih penting dibandingkan dengan hasil yang dicapai, sehingga mengakibatkan ketidakpuasan walaupun efektif, hal ini disebut tidak efisien. Sebaliknya bila akibat yang tidak dicari-cari, tidak penting atau remeh, maka kegiatan tersebut efisien. Sehubungan dengan itu, kita dapat mengatakan sesuatu efektif bila mencapai tujuan tertentu. Dikatakan efisien bila hal itu memuaskan sebagai pendorong mencapai tujuan, terlepas apakah efektif atau tidak). Disamping itu, menurut Chester Barnard, dalam Kebijakan Kinerja Karyawan (Prawirosentono, 1999 : h. 28), pengertian efektif dan efisien dikaitkan dengan system kerjasama seperti dalam organisasi perusahaan atau lembaga pemerintahan, sebagai berikut : Efektifitas dari usaha kerjasama (antar individu) berhubungan dengan pelaksanaan yang dapat mencapai suatu tujuan dalam suatu system, dan hal itu ditentukan dengan suatu pandangan dapat memenuhi kebutuhan system itu sendiri. Sedangkan efisiensi dari suatu kerjasama dalam suatu system (antar individu) adalah hasil gabungan efisiensi dari upaya yang dipilih masing-masing individu).

Dalam bahasa dan kalimat yang mudah hal tersebut dapat dijelaskan bahwa : efektifitas dari kelompok (organisasi perusahaan) adalah bila tujuan kelompok tersebut dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan. Sedangkan efisien berkaitan dengan jumlah pengorbanan yang dikeluarkan dalam upaya mencapai tujuan. Bila pengorbanannya dianggap terlalu besar, maka dapat dikatakan tidak efisien. Menurut Peter Drucker dalam Menuju SDM Berdaya (Kisdarto, 2002 : h.139), menyatakan : (efektifitas adalah melakukan hal yag benar : sedangkan efisiensi adalah melakukan hal secara benar). Atau juga (efektifitas berarti sejauhmana kita mencapai sasaran dan efisiensi berarti bagaimana kita mencampur sumber daya secara cermat). Efisien tetapi tidak efektif berarti baik dalam memanfaatkan sumberdaya (input), tetapi tidak mencapai sasaran. Sebaliknya, efektif tetapi tidak efisien berarti dalam mencapai sasaran menggunakan sumber daya berlebihan atau lajim dikatakan ekonomi biaya tinggi. Tetapi yang paling parah adalah tidak efisien dan juga tidak efektif, artinya ada pemborosan sumber daya tanpa mencapai sasaran atau penghambur-hamburan sumber daya. Efisien harus selalu bersifat kuantitatif dan dapat diukur (mearsurable), sedangkan efektif mengandung pula pengertian kualitatif. Efektif lebih mengarah ke pencapaian sasaran. Efisien dalam menggunakan masukan (input) akan menghasilkan produktifitas yang tinggi, yang merupakan tujuan dari setiap organisasi apapun bidang kegiatannya. Hal yang paling rawan adalah apabila efisiensi selalu diartikan sebagai penghematan, karena bisa mengganggu operasi, sehingga pada gilirannya akan mempengaruhi hasil akhir, karena sasarannya tidak tercapai dan produktifitasnya akan juga tidak setinggi yang diharapkan. Penghematan sebenarnya hanya sebagian dari efisiensi. Persepsi yang tidak tepat mengenai efisiensi dengan menganggap semata-mata sebagai penghematan sama halnya dengan penghayatan yang tidak tepat mengenai Cost Reduction Program (Program Pengurangan Biaya), yang sebaliknya dipandang sebagai Cost Improvement Program (Program Perbaikan Biaya) yang berarti mengefektifkan biaya. Efektif dikaitkan dengan kepemimpinan (leadership) yang menentukan hal-hal apa yang harus dilakukan (what are the things to be accomplished), sedangkan efisien dikaitkan dengan manajemen, yang mengukur bagaimana sesuatu dapat dilakukan sebaik-baiknya (how can certain things be best accomplished).

Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa efektifitas kerja berarti penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Artinya apakah pelaksanaan sesuatu tugas dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada bilamana tugas itu diselesaikan dan tidak, terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakannya dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu CONTOH RUMUSAN MASALAH : 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disusun suatu rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh pendidikan dan pelatihan kerja secara simultan terhadap kinerja pegawai PT. PLN P3B Jawa Bali di Surabaya ? 2. Apakah ada pengaruh pendidikan dan pelatihan kerja secara parsial terhadap kinerja pegawai PT. PLN P3B Jawa Bali di Surabaya ?

Anda mungkin juga menyukai