SYSTEM
1
Pendahuluan
Batubara
Penanganan Batubara
Stockpile Manajemen
Ash Handling system
COAL HANDLING DI PLTU
Reclaiming Stacking
2000 4000
1A 1B 1C 1D 1E
Pengertian batubara (Coal)
Steaming coals :
untuk pembangkit tenaga
dan/atau pabrik semen
1. anthracite
2. bituminous
3. subbituminous
4. lignite
24
Penanganan Batubara
Volatile _(%)
Volatite _ Ratio
Volatile _(%) Fixed _ Carbon _(%)
Bahan bakar
Oksigen
Sumber Panas
Tahanan/hambatan
Ruang terisolasi
Cara Penanggulangan Ledakan
Jika panas yang dilepaskan dalam oksidasi batu bara tidak bisa
dilepaskan keluar dan menumpuk dalam penyimpanan batubara, maka
suhu penyimpanan batubara akan naik dan mencapai titik pengapian,
yang akan menyebabkan pembakaran spontan.
Oleh karena itu, kita harus mengetahui kisaran titik pengapian batubara
yang digunakan sehingga dapat mengambil langkah-langkah yang tepat
sebanyak mungkin untuk mencegah pembakaran spontan.
Penyimpanan Batubara
Untuk menurunkan tingkat oksidasi dan untuk mencegah pembakaran
spontan batubara dalam penyimpanan, poin-poin berikut harus
diperhatikan ketika batubara disimpan di stok area batubara.
51
MANAJEMEN
Manajemen merupakan suatu proses :
PERENCANAAN
PENGORGANISASIAN
PENGKOORDINASIAN
DAN
PENGONTROLAN SUMBER DAYA
Dimana efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan rencana,
dan efesien berarti bahwa tugas yang telah ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir dan sesuai dengan perencanaan.
STOCKPILE
Pengertian Stockpile adalah merupakan
tempat penyimpanan/ penumpukan
batubara.
1.Storage Management
2.Quality & Quanitity Management
3.Blending Management
1.Storage Management
Pengaturan penyimpanan batubara sangat penting
karena hal ini berkaitan dengan masalah
pemeliharaan kuantitas dan kualitas batubara
yang ditumpuk di stockpile.
Desain Stockpile
Sistem Penumpukan
1.1 Desain Stockpile
61
Desain Suatu Stockpile Batubara
1. Monitoring quantity
(inventory) dan movement
batu bara di stockpile, meliputi
recording batubara yang masuk
(coal in) dan recording batu
bara yang keluar (coal out) di
stockpile, termasuk recording
batu bara yang tersisa (
remnant of coal ).
2.Menghindari batubara terlalu lama di stockpile,
dapat dilakukan dengan penerapan aturan FIFO
(first in fist out), dimana batu bara yang terdahulu
masuk harus dikeluarkan (loading) terlebih dahulu.
Hal ini dengan maksud mengurangi resiko
degradation dan pemanasan batu bara.
10.
Mengusahakan kontur
permukaan basement berbetuk
cembung atau minimal datar, hal ini
berkaitan dengan kelancaran system
drainage.
Manajemen yang efisien dari lapangan penumpukan:
.
Alat yang digunakan dalam sistem penumpukan dan
pemuatan batubara di stockpile juga mempengaruhi
desain atau areal stockpile yang digunakan.
reclaiming
Typical Storage Arrangements
Power Plant Stacking 1100 t/h
Gersteinwerk
Reclaiming 1125 t/h
Germany
Blending Bed
of Longitudinal Shape
Scraper Reclaimers (coal handling)
Cantilever Reclaimer
(discharge via drag trough)
Scraper Reclaimers (lignite
handling)
a) Cone ply merupakan pola dengan bentuk kerucut pada salah satu
ujungnya sampai tercapai ketinggian yang dikehendaki dan
dilanjutkan menurut panjang stockpile. Pola ini menggunakan
alat curah, seperti stacker reclaimer.
b) Chevron merupakan pola dengan menempatkan timbunan satu
baris material, sepanjang stockpile dan tumpukan dengan cara
bolak balik hingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Pola ini
baik untuk alat curah seperti belt conveyor atau stacker reclaimer.
c) Chevcon merupakan pola penimbunan dengan kombinasi antara
pola penimbunan chevron dan pola penimbunan cone ply.
d) Windrow merupakan pola dengan tumpukan dalam baris sejajar
sepanjang lebar stockpile dan diteruskan sampai ketinggian yang
dikehendaki tercapai. Umumnya alat yang digunakan adalah
backhoe, bulldozer, dan loader.
Macam-macam pola penimbunan
Chevron Chevcon
Stacker (slewing)
with Reclaimer Boom (slewing and luffing)
Circular Stacker / Reclaimers (coal handling)
Stacker (slewing)
with Reclaimer Boom (slewing and
luffing)
Circular Stacker / Reclaimers (salt handling)
Stacker (slewing)
with Reclaimer Boom (slewing and luffing)
Circular Stacker / Reclaimers (coal handling)
o Blending DT By DT
o Blending conveyor.
Hasil suatu blending yang
homogen sangat diperlukan
terutama bagi end user.
Ketidak homogenan dalam
suatu blending akibatnya akan
terasa langsung oleh end user
pada saat batubara tersebut
digunakan. Kesempurnaan
dari suatu blending adalah
ketepatan dalam pencapaian
target kualitas hasil blending
dan homogenitas hasil
pencampuran.
JUDUL
Ika Yuliyani,ST.,MT
LATAR BELAKANG
Construction details
Coarse Ash (Economizer Ash)
handling System
gas flow
Superheater econo
reheater mizer
Coal
bunker EP
Coal Boiler
furnace
AIR HEATER
DDCC Transporter
ID Fan STACK
SDCC
mill reject
PULVERIZER
FD Fan
PA Fan
Bottom Ash System
or 16
C o n ve y Conveyor 7B
Conveyor 8B # 3-4
C o n ve y
# 1-2 or 7 A
C o n ve y
or 8 A
Con
ve y
Em or 7
erge Line Emergency
n cy
Con
ve y
or
Con
ve y
or 8
Dump Truck
Mo b
ile C
onv
ey or
Ash Valley
FIRST T.DDCC
SECOND T.DDCC
SPROCKET
FURNACE
HEADER
1 2 Removal DDCC 2
pintu chute
Removal DDCC 1
Collecting DDCC
First T DDCC
Second T. DDCC
ke bak
SDCC
Cooling Water system
Cooling Water system adalah bagian dari Bottom Ash
System yang berfungsi mensirkulasikan dan menjaga level
dan temperartur air dalam bak SDCC / SSC.
Bak SDCC / SSC disupply air laut dari CWP, air dari Bak
SDCC / SSC mengalir (over flow) ke Settling Tank. Air di
bagian bawah Settling Tank (berlumpur) dihisap oleh
Sludge Pump dan dialirkan kembali ke bak SDCC / SSC,
pada bagian atas Settling Tank dihisap oleh Transfer Pump
dan dibuang ke kanal (bersih)
MILL
REJECT Boiler Eco. Hopper
BOILER
HOPPER
DDCC
JET furnace
PUMP
SLUICE PUMP
Seal bearing Seal bearing
Sludge Pump
Transfer Pump
SLUICE PUMP
SERVICE WATER
SUPPLY
kanal
SLUICE TANK
ke
mill reject
hopper lain
SLUICE PUMP
Superheater econo
reheater mizer
Coal
bunker EP
1. Melewatkan gas buang (flue gas) melalui suatu medan listrik yang
terbentuk antara discharge electrode dengan collector plate, flue
gas yang mengandung butiran debu pada awalnya bermuatan
netral dan pada saat melewati medan listrik, partikel debu tersebut
akan terionisasi sehingga partikel debu tersebut menjadi bermuatan
negatif (-).
2. Partikel debu yang sekarang bermuatan negatif (-) kemudian
menempel pada pelat-pelat pengumpul (collector plate),
3. Debu yang dikumpulkan di collector plate dipindahkan kembali
secara periodik dari collector plate melalui suatu getaran (rapping).
4. Debu ini kemudian jatuh ke bak penampung (ash hopper), dan
ditransport (dipindahkan) ke flyash silo dengan cara di vakum atau
dihembuskan.
Electrostatic Precipitator
Prinsip Kerja Elctrostatic Precipitator
ELECTROSTATICPRECIPITATOR
ELECTROSTATIC PRECIPITATOR
+ +
GAS
FLOW CLEAN
GAS
FLOW - - - - - GAS
BUANG
GAS
BERSIH
EXIT
+ +
DISCHARGE
DISCHARGE
ELECTRODE
ELECTRODE
COLLECTING
COLLECTING PLATE
PLATE
Prinsip Kerja Elctrostatic Precipitator
Proses Pembentukan Medan Listrik
1. Terdapat dua jenis electrode, yaitu discharge electrode yang
bermuatan negatif dan collector plate electrode bermuatan positif.
2. Discharge electrode diletakkan diantara collector plate pada jarak
tertentu (memiliki jarak antara discharge electrode dengan collector
plate).
3. Discharge electrode diberi listrik arus searah (DC) dengan muatan
minus, pada level tegangan antara 55 – 75 KvDC (sumber listrik
awalnya adalah 380 volt AC, kemudian dinaikkan oleh transformer
menjadi sekitar 55 – 75 Kv dan dirubah menjadi listrik DC oleh
rectifier, diambil hanya potensial negatifnya saja).
4. collector plate ditanahkan (di-grounding) agar bermuatan positif.
5. Dengan demikian, pada saat discharge electrode diberi arus DC
maka medan listrik terbentuk pada ruang yang berisi tirai-tirai
electrode tersebut dan partikel-partikel debu akan tertarik pada pelat-
pelat tersebut, Gas bersih kemudian bergerak ke cerobong asap.
Beberapa masalah yang mempengaruhi efektifitas
proses penangkapan abu di ESP adalah sbb :
1. Jarak antara Discharge electrode dengan Collecting plate.
Jarak minimum yang diizinkan adalah 15 Cm, pengaturan
jarak / alignment perlu dilaksanakan pada saat unit
overhoule.
2. Kondisi batu bara & pola operasi Boiler. Spek batu bara
yang ada saat ini sangat bermacam-macam pada ahirnya
akan mempengaruhi pola operasi sehingga komposisi abu
yang dihasilkan juga berfariasi.
3. Terjadi deposit / penumpukan abu di Collecting plate dan
discharge electrode hal ini disebabkan karena terjadi
kegagalan operasi rapper system, maupun kondisi abu itu
sendiri.
Bila hal ini TR beroperasi dalam waktu yang berlangsung
lama akan berdampak :
• Terjadi pemanasan setempat pada ahirnya discharge
electrode bengkok / patah.
• Collecting plate akan rusak /bolong.
Transformer Rectifier
Collecting Plate
Electroda Wire
Collecting Rapper Motor
Discharge Rapper Motor
Gas Distribution System
Control Power
Hopper
Transformer Rectifier
Adalah peralatan utama EP yang berfungsi
mencatu daya sehingga EP bisa bekerja.
Tegangan input : 0- 380 Volt output :40- 70 KV
DC.
Transformer dan Rectifier diletakkan dalam
satu tanki dan terendam minyak pendingin
trafo, sehingga dinamakan Transformer
Rectifier
Collecting Plate
Pelat
baja yang dipasang sejajar berfungsi sebagai
penangkap abu
Electroda Wire
Berfungsi sebagai pemberi kontribusi arus yang diberikan
kepada abu dari boiler yang belum bermuatan, yang
selanjutnya ditangkap oleh Collecting Plate
Discharge electrode / emyting
Electrode yang mempunyai kutub negative yang berfungsi
untuk mengionisasi partikel abu / fly ash.
Discharge electrode terpasang secara paralel searah dengan
gas flow dan Collecting plate di kedua permukaannya. Jarak
antara discharge electrode dengan permukaan collecting
plate sekitar 15 Cm. Macam-macam model discharge
electrode adalah sbb :
Star wire
Isodyne wire
Spiral / spring
Squirel wire with sharp corner twisted
Collecting Rapper Motor