Anda di halaman 1dari 38

BAB II

HASIL DESKRIPSI
2.1 Batuan Kode Preparat STA 28
2.1.1 Medan Pandang 1
BATUAN ALTERASI
Kode Preparat

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
TEKNIK GEOLOGI

: STA 28

Medan Pandang : 1
Perbesaran
: 4x
Nama Petrografi : Diorit (IUGS)
Porfiri Andesit (Thorpe & Brown, 1955)

Nama dan Nim

Aulia Sabria Damayani


(21100115120007)

PPL
TEKSTUR UMUM
Ukuran Butir : 2 mm

Kuarsa

Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : inequigranular, porfiroafanit

Plagioklas

Hubungan Antar Kristal : Hipidiomorfik

TEKSTUR KHUSUS

Klorit

Piroksen

Porfiritik
KOMPOSISI
1. Primer

XPL
Klorit

Plagioklas (Warna colorless, prismatik, relief


rendah, terdapat belahan, kembaran Carlsbat albit
22o )
Presentase : 90%
Piroksen (Colorless,gelapan miring 500, terdapat
pecahan)
Presentase : 10%
Kuarsa (Colorless,gelapan bergelombang,terdapat

Piroksen

belahan)
Kuarsa

Klorit

BAJI KUARSA

2. Sekunder
Klorit (Warna Hijau,
Presentase : 40 %
Mineral lempung
Presentase : 10%
PETROGENESA
Batuan ini terbentuk dari satu akibat pendinginan

Klorit
Piroksen

magma yang sama. Pada saat berada di magma


chumber

maka

akan

terjadi

cristal

setling,

sedangkan saat terjadi letusan gunung maka kristal


Plagioklas

Kuarsa

tersebut ikut tereksplosif bersama dengan magma


yang encer. Akibatnya mineral fenokris akan
terbekukan bersama dengan masa dasar kristal
dimana

membekunya

relatif

cepat

sehingga

mineralnya sangat kecil. Saat mineral fenokris dan


mineral masa dasar terbekukan dalam satu batuan
maka akan membentuk tekstur porfiritik. Karena
semua terdiri atas kristal maka batuan tersebut
tersusun atas kristal seluruhnya sehingga disebut
holokristalin. Dilihat dari mineral asosiasinya
batuan diinterpretasikan terbentuk dari magma
yang

bersifat intermediet. Magma intermediet

dapat ditemui pada setting tektonik Subduction


zone. Setelah terbentuk batuan beku, terjadi
perekahan pada dinding batuan beku hingga
sampai ke batuan piroklastik tersebut. Rekahan
tersebut dilalui oleh fluida hidrotermal. Yang dapat
mengubahkan batuan tersebut. Sayatan tersebut
dimana kebanyakan mineralnya menjadi mineral
klorit.

2.1.2 Medan Pandang 2


BATUAN ALTERASI
Kode Preparat

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
TEKNIK GEOLOGI

: STA 28

Medan Pandang : 2
Perbesaran

: 4x6

Nama dan Nim

Nama Petrografi : Diorit (IUGS)


Porfiri Andesit (Thorpe & Brown, 1955)

Aulia Sabria Damayani


(21100115120007)

PPL
TEKSTUR UMUM
Ukuran Butir : 2 mm
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Inequigranular, porfiroafanit
Hubungan Antar Kristal : Hipidiomorfik

TEKSTUR KHUSUS
Porfiritik
Tedapat Vesikuler

Klorit

KOMPOSISI
1. Primer

XPL

Plagioklas (Warna colorless, prismatik, relief


rendah, terdapat belahan, kembaran Carlsbat albit
22o )
Presentase : 45%
Piroksen (Colorless,gelapan miring 500, terdapat
pecahan)
Plagioklas
Piroksen

Kuarsa

Presentase : 10%
Kuarsa (Colorless,gelapan bergelombang,terdapat
belahan)
Presentase : 10%
2. Sekunder
Klorit (Warna Hijau,
Presentase : 25 %

BAJI KUARSA

Mineral Lempung
Presentase : 10%

PETROGENESA
Batuan ini terbentuk dari satu akibat pendinginan
magma yang sama. Pada saat berada di magma
chumber

maka

akan

terjadi

cristal

setling,

sedangkan saat terjadi letusan gunung maka kristal


tersebut ikut tereksplosif bersama dengan magma
yang encer. Akibatnya mineral fenokris akan
terbekukan bersama dengan masa dasar kristal
dimana

membekunya

relatif

cepat

sehingga

mineralnya sangat kecil. Saat mineral fenokris dan


mineral masa dasar terbekukan dalam satu batuan
maka akan membentuk tekstur porfiritik. Karena
semua terdiri atas kristal maka batuan tersebut
tersusun atas kristal seluruhnya sehingga disebut
holokristalin. Dilihat dari mineral asosiasinya
batuan diinterpretasikan terbentuk dari magma
yang

bersifat intermediet. Magma intermediet

dapat ditemui pada setting tektonik Subduction


zone. Setelah terbentuk batuan beku, terjadi
perekahan pada dinding batuan beku hingga
sampai ke batuan piroklastik tersebut. Rekahan
tersebut dilalui oleh fluida hidrotermal. Yang dapat
mengubahkan batuan tersebut. Sayatan tersebut
dimana kebanyakan mineralnya menjadi mineral
klorit.

2.1.3 Medan Pandang 3


BATUAN ALTERASI
Kode Preparat

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
TEKNIK GEOLOGI

: STA 28

Medan Pandang : 3
Perbesaran
: 4x
NamaPetrografi : Porfiri Dasit Terubahkan
(Klasifikasi Russel B.Travis
1955)

Nama dan Nim

Aulia Sabria Damayani


(21100115120007)

Foid Monzodiorite terubahkan (Klasifikasi


IUGS 1976)

PPL
TEKSTUR UMUM
Ukuran Butir : 2 mm
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : inequigranular, porfiroafanit
Hubungan Antar Kristal : Hipidiomorfik

TEKSTUR KHUSUS
Porfiritik

Klorit

Tedapat Vesikuler

XPL
KOMPOSISI
1. Primer
Plagioklas (Warna colorless, prismatik, relief
rendah, terdapat belahan, kembaran Carlsbat albit
22o )
Presentase : 40%
Piroksen

Piroksen (Colorless,gelapan 200, terdapat pecahan)


Presentase : 10%
Orthoklas (colorless, kembaran carlsbad, 350)
Presentase : 20%

Orthoklas

Plagioklas

2. Sekunder
Klorit (Warna Hijau)
Presentase : 20 %

BAJI KUARSA

Minera Lempung
Presentase : 10%
PETROGENESA
Batuan ini terbentuk dari satu akibat pendinginan
magma yang sama. Pada saat berada di magma
chumber

maka

akan

terjadi

cristal

setling,

sedangkan saat terjadi letusan gunung maka kristal


tersebut ikut tereksplosif bersama dengan magma
yang encer. Akibatnya mineral fenokris akan
terbekukan bersama dengan masa dasar kristal
dimana

membekunya

relatif

cepat

sehingga

mineralnya sangat kecil. Saat mineral fenokris dan


mineral masa dasar terbekukan dalam satu batuan
maka akan membentuk tekstur porfiritik. Karena
semua terdiri atas kristal maka batuan tersebut
tersusun atas kristal seluruhnya sehingga disebut
holokristalin. Dilihat dari mineral asosiasinya
batuan diinterpretasikan terbentuk dari magma
yang

bersifat intermediet. Magma intermediet

dapat ditemui pada setting tektonik Subduction


zone. Setelah terbentuk batuan beku, terjadi
perekahan pada dinding batuan beku hingga
sampai ke batuan piroklastik tersebut. Rekahan
tersebut dilalui oleh fluida hidrotermal. Yang dapat
mengubahkan batuan tersebut. Sayatan tersebut
dimana kebanyakan mineralnya menjadi mineral
klorit.

2.2 Batuan Kode Preparat STA 46


2.2.1 Medan Pandang 1
7

BATUAN ALTERASI
Kode Preparat

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
TEKNIK GEOLOGI

: STA 46

Medan Pandang : 1
Perbesaran
: 4x
NamaPetrografi : Porfiri Dasit Terubahkan
(Klasifikasi Russel B.Travis
1955)

Nama dan Nim

Aulia Sabria Damayani


(21100115120007)

Foid Monzodiorite terubahkan (Klasifikasi


IUGS 1976)

PPL
TEKSTUR UMUM
Ukuran Butir : 0,5 mm
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Inequigranular, Porfiroafanitik
Hubungan Antar Kristal : Hipidiomorfik

TEKSTUR KHUSUS
KOMPOSISI
XPL

1. Primer
Kuarsa 30%
Olivin 5%
Plagioklas(kembaran 450) 50%
2. Sekunder
Plagioklas 10%
Epidot 5%

PETROGENESA

BAJI KUARSA

Batuan ini terbentuk dari satu akibat pendinginan


magma yang sama. Pada saat berada di magma
chumber

maka

akan

terjadi

cristal

setling,

sedangkan saat terjadi letusan gunung maka kristal


tersebut ikut tereksplosif bersama dengan magma
yang encer. Akibatnya mineral fenokris akan
terbekukan bersama dengan masa dasar kristal
dimana

membekunya

relatif

cepat

sehingga

mineralnya sangat kecil. Saat mineral fenokris dan


mineral masa dasar terbekukan dalam satu batuan
maka akan membentuk tekstur porfiritik. Karena
semua terdiri atas kristal maka batuan tersebut
tersusun atas kristal seluruhnya sehingga disebut
holokristalin. Dilihat dari mineral asosiasinya
batuan diinterpretasikan terbentuk dari magma
yang

bersifat intermediet. Magma intermediet

dapat ditemui pada setting tektonik Subduction


zone. Setelah terbentuk batuan beku, terjadi
perekahan pada dinding batuan beku hingga
sampai ke batuan piroklastik tersebut. Rekahan
tersebut dilalui oleh fluida hidrotermal. Yang dapat
mengubahkan batuan tersebut. Sayatan tersebut
dimana

kebanyakan

mineral

plagioklasnya

menjadi mineral plagioklas sekunder.

2.2.2 Medan Pandang 2

BATUAN ALTERASI
Kode Preparat

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
TEKNIK GEOLOGI

: STA 46

Medan Pandang : 2
Perbesaran
: 4x
NamaPetrografi : Porfiri Dasit Terubahkan
(Klasifikasi Russel B.Travis
1955)

Nama dan Nim

Aulia Sabria Damayani


(21100115120007)

Foid Monzodiorite terubahkan (Klasifikasi


IUGS 1976)

PPL
TEKSTUR UMUM
Ukuran Butir : 1 mm
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Inequigranular, Porfiroafanitik
Hubungan Antar Kristal : Hipidiomorfik

TEKSTUR KHUSUS
Porfiritik
KOMPOSISI
XPL

1. Primer
Piroksen (gelapan 100) 25%
Plagioklas (kembaran 13,50) 40%
2. Sekunder
Kuarsa 30%
Epidot 5%
PETROGENESA
Batuan ini terbentuk dari satu akibat pendinginan
magma yang sama. Pada saat berada di magma
chumber

maka

akan

terjadi

cristal

setling,

sedangkan saat terjadi letusan gunung maka kristal


tersebut ikut tereksplosif bersama dengan magma

10

BAJI KUARSA

yang encer. Akibatnya mineral fenokris akan


terbekukan bersama dengan masa dasar kristal
dimana

membekunya

relatif

cepat

sehingga

mineralnya sangat kecil. Saat mineral fenokris dan


mineral masa dasar terbekukan dalam satu batuan
maka akan membentuk tekstur porfiritik. Karena
semua terdiri atas kristal maka batuan tersebut
tersusun atas kristal seluruhnya sehingga disebut
holokristalin. Dilihat dari mineral asosiasinya
batuan diinterpretasikan terbentuk dari magma
yang

bersifat intermediet. Magma intermediet

dapat ditemui pada setting tektonik Subduction


zone. Setelah terbentuk batuan beku, terjadi
perekahan pada dinding batuan beku hingga
sampai ke batuan piroklastik tersebut. Rekahan
tersebut dilalui oleh fluida hidrotermal. Yang dapat
mengubahkan batuan tersebut. Sayatan tersebut
dimana

kebanyakan

mineral

plagioklasnya

menjadi mineral plagioklas sekunder.

2.2.3 Medan Pandang 3

11

BATUAN ALTERASI
Kode Preparat

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
TEKNIK GEOLOGI

: STA 46

Medan Pandang : 3
Perbesaran
: 4x
NamaPetrografi : Porfiri Dasit Terubahkan
(Klasifikasi Russel B.Travis
1955)

Nama dan Nim

Aulia Sabria Damayani


(21100115120007)

Foid Monzodiorite terubahkan (Klasifikasi


IUGS 1976)

PPL
TEKSTUR UMUM
Ukuran Butir : 1 mm
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Inequigranular, Porfiroafanitik
Hubungan Antar Kristal : Hipidiomorfik

TEKSTUR KHUSUS
Porfiritik

XPL

KOMPOSISI
1. Primer
Piroksen (gelapan 500) 15%
Kuarsa 20%
Plagioklas ( Kembaran 250) 40%
2. Sekunder
Kuarsa 20%
Epidot 5%
PETROGENESA
Batuan ini terbentuk dari satu akibat pendinginan
magma yang sama. Pada saat berada di magma
chumber

maka

akan

terjadi

cristal

setling,

sedangkan saat terjadi letusan gunung maka kristal


tersebut ikut tereksplosif bersama dengan magma

12

BAJI KUARSA

yang encer. Akibatnya mineral fenokris akan


terbekukan bersama dengan masa dasar kristal
dimana

membekunya

relatif

cepat

sehingga

mineralnya sangat kecil. Saat mineral fenokris dan


mineral masa dasar terbekukan dalam satu batuan
maka akan membentuk tekstur porfiritik. Karena
semua terdiri atas kristal maka batuan tersebut
tersusun atas kristal seluruhnya sehingga disebut
holokristalin. Dilihat dari mineral asosiasinya
batuan diinterpretasikan terbentuk dari magma
yang

bersifat intermediet. Magma intermediet

dapat ditemui pada setting tektonik Subduction


zone. Setelah terbentuk batuan beku, terjadi
perekahan pada dinding batuan beku hingga
sampai ke batuan piroklastik tersebut. Rekahan
tersebut dilalui oleh fluida hidrotermal. Yang dapat
mengubahkan batuan tersebut. Sayatan tersebut
dimana

kebanyakan

mineral

plagioklasnya

menjadi mineral plagioklas sekunder.

2.3 Batuan Kode Preparat AN-AT-3098


2.3.1 Medan Pandang 1

13

BATUAN ALTERASI
Kode Preparat

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
TEKNIK GEOLOGI

: AN-AT-3098

Medan Pandang : 1
Perbesaran
: 4x
Nama Petrografi : Foid Monzo Diorit (IUGS,)
Porfiri Andesit ( Russel B.
Travis, 1955)

Nama dan Nim

Aulia Sabria Damayani


(21100115120007)

PPL
TEKSTUR UMUM
Ukuran Butir : 0,1 mm
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Inequigranular, Porfiroafanitik
Hubungan Antar Kristal : Hipidiomorfik

TEKSTUR KHUSUS
KOMPOSISI

XPL

1. Primer
Plagioklas 70%
2. Sekunder
Kuarsa 20%
Mineral lempung 10%
PETROGENESA
Batuan ini terbentuk dari satu akibat pendinginan
magma yang sama. Pada saat berada di magma
chumber

maka

akan

terjadi

cristal

setling,

sedangkan saat terjadi letusan gunung maka kristal


tersebut ikut tereksplosif bersama dengan magma
yang encer. Akibatnya mineral fenokris akan
terbekukan bersama dengan masa dasar kristal

14

BAJI KUARSA

dimana

membekunya

relatif

cepat

sehingga

mineralnya sangat kecil. Saat mineral fenokris dan


mineral masa dasar terbekukan dalam satu batuan
maka akan membentuk tekstur porfiritik. Karena
semua terdiri atas kristal maka batuan tersebut
tersusun atas kristal seluruhnya sehingga disebut
holokristalin. Dilihat dari mineral asosiasinya
batuan diinterpretasikan terbentuk dari magma
yang

bersifat intermediet. Magma intermediet

dapat ditemui pada setting tektonik Subduction


zone. Setelah terbentuk batuan beku, terjadi
perekahan pada dinding batuan beku hingga
sampai ke batuan piroklastik tersebut. Rekahan
tersebut dilalui oleh fluida hidrotermal. Mineral
sekunder berupa kuarsa yang mengisi pada
rekahan.

2.3.2 Medan Pandang 2


BATUAN ALTERASI
Kode Preparat

: AN-AT-3098

Medan Pandang : 2
Perbesaran
: 4x
Foid Monzo Diorit (IUGS,)
Porfiri Andesit ( Russel B.
Travis, 1955)

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
TEKNIK GEOLOGI
Nama dan Nim

Aulia Sabria Damayani


(21100115120007)

15

PPL
TEKSTUR UMUM
Ukuran Butir : 0,1 mm
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Inequigranular, Porfiroafanitik
Hubungan Antar Kristal : Hipidiomorfik

TEKSTUR KHUSUS
KOMPOSISI
XPL

1. Primer
Plagioklas 75%
2. Sekunder
Kuarsa 20%
Mineral Lempung 5%
PETROGENESA
Batuan ini terbentuk dari satu akibat pendinginan
magma yang sama. Pada saat berada di magma
chumber

maka

akan

terjadi

cristal

setling,

sedangkan saat terjadi letusan gunung maka kristal


tersebut ikut tereksplosif bersama dengan magma
yang encer. Akibatnya mineral fenokris akan
BAJI KUARSA

terbekukan bersama dengan masa dasar kristal


dimana

membekunya

relatif

cepat

sehingga

mineralnya sangat kecil. Saat mineral fenokris dan


mineral masa dasar terbekukan dalam satu batuan
maka akan membentuk tekstur porfiritik. Karena
semua terdiri atas kristal maka batuan tersebut
tersusun atas kristal seluruhnya sehingga disebut
holokristalin. Dilihat dari mineral asosiasinya
batuan diinterpretasikan terbentuk dari magma
yang

bersifat intermediet. Magma intermediet

16

dapat ditemui pada setting tektonik Subduction


zone. Setelah terbentuk batuan beku, terjadi
perekahan pada dinding batuan beku hingga
sampai ke batuan piroklastik tersebut. Rekahan
tersebut dilalui oleh fluida hidrotermal. Mineral
sekunder berupa kuarsa yang mengisi pada
rekahan.

2.3.3 Medan Pandang 3


BATUAN ALTERASI
Kode Preparat

: AN-AT-3098

Medan Pandang : 3
Perbesaran
: 4x
Nama Petrografi : Foid Monzo Diorit (IUGS,)
Porfiri Andesit ( Russel B.
Travis, 1955)

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
TEKNIK GEOLOGI
Nama dan Nim

Aulia Sabria Damayani


(21100115120007)

17

PPL
TEKSTUR UMUM
Ukuran Butir : 0,1 mm
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Inequigranular, Porfiroafanitiik
Hubungan Antar Kristal : Hipidiomorfik

TEKSTUR KHUSUS
Porfiritik
KOMPOSISI
XPL

1. Primer
Plagioklas 85%
2. Sekunder
Kuarsa 10%
Mineral Lempung 5%
PETROGENESA
Batuan ini terbentuk dari satu akibat pendinginan
magma yang sama. Pada saat berada di magma
chumber

maka

akan

terjadi

cristal

setling,

sedangkan saat terjadi letusan gunung maka kristal


tersebut ikut tereksplosif bersama dengan magma
BAJI KUARSA

yang encer. Akibatnya mineral fenokris akan


terbekukan bersama dengan masa dasar kristal
dimana

membekunya

relatif

cepat

sehingga

mineralnya sangat kecil. Saat mineral fenokris dan


mineral masa dasar terbekukan dalam satu batuan
maka akan membentuk tekstur porfiritik. Karena
semua terdiri atas kristal maka batuan tersebut
tersusun atas kristal seluruhnya sehingga disebut
holokristalin. Dilihat dari mineral asosiasinya
batuan diinterpretasikan terbentuk dari magma

18

yang

bersifat intermediet. Magma intermediet

dapat ditemui pada setting tektonik Subduction


zone. Setelah terbentuk batuan beku, terjadi
perekahan pada dinding batuan beku hingga
sampai ke batuan piroklastik tersebut. Rekahan
tersebut dilalui oleh fluida hidrotermal. Mineral
sekunder berupa kuarsa yang mengisi pada
rekahan.

2.4 Batuan Kode Preparat AN-AT-300


2.4.1 Medan Pandang 1
BATUAN ALTERASI
Kode Preparat

: AN-AT-300

Medan Pandang : 1
Perbesaran

: 4x

Nama Petrografi : Vitric

crystal tuff
terubahkan (Pettijohn 1955),

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
TEKNIK GEOLOGI
Nama dan Nim

Aulia Sabria Damayani


(21100115120007)

19

PPL
TEKSTUR UMUM
Ukuran Butir : 0,1 mm
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Inequigranular, Porfiroafanitik
Hubungan Antar Kristal : Hipidiomorfik

TEKSTUR KHUSUS
Welded
KOMPOSISI
XPL

1. Primer
Plagioklas 50%
2. Sekunder
Kuarsa 20%
Plagioklas 20%
Mineral Lempung 15%
PETROGENESA
Batuan ini terbentuk dari satu akibat pendinginan
magma yang sama. Pada saat berada di magma
chumber

maka

akan

terjadi

cristal

setling,

sedangkan saat terjadi letusan gunung maka kristal


tersebut ikut tereksplosif bersama dengan magma
BAJI KUARSA

yang encer. Akibatnya mineral fenokris akan


terbekukan bersama dengan masa dasar kristal
dimana

membekunya

relatif

cepat

sehingga

mineralnya sangat kecil. Saat mineral fenokris dan


mineral masa dasar terbekukan dalam satu batuan
maka akan membentuk tekstur porfiritik. Karena
semua terdiri atas kristal maka batuan tersebut
tersusun atas kristal seluruhnya sehingga disebut
holokristalin. Dilihat dari mineral asosiasinya
batuan diinterpretasikan terbentuk dari magma

20

yang

bersifat intermediet. Magma intermediet

dapat ditemui pada setting tektonik Subduction


zone. Setelah terbentuk batuan beku, proses
hidrotermal yang terjadi menjadi memperbesar
porositas batuannya.

2.4.2 Medan Pandang 2


BATUAN ALTERASI
Kode Preparat

: AN-AT-300

Medan Pandang : 2
Perbesaran

: 4x

Nama Petrografi : Vitric

crystal tuff
terubahkan (Pettijohn 1955),

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
TEKNIK GEOLOGI
Nama dan Nim

Aulia Sabria Damayani


(21100115120007)

21

PPL
TEKSTUR UMUM
Ukuran Butir : 0,1 mm
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Inequigranular, Porfiroafanitik
Hubungan Antar Kristal : Hipidiomorfik

TEKSTUR KHUSUS
Welded
KOMPOSISI
XPL

1. Primer
Plagioklas 60%
2. Sekunder
Kuarsa 10%
Plagioklas 20%
PETROGENESA
Batuan ini terbentuk dari satu akibat pendinginan
magma yang sama. Pada saat berada di magma
chumber

maka

akan

terjadi

cristal

setling,

sedangkan saat terjadi letusan gunung maka kristal


tersebut ikut tereksplosif bersama dengan magma
BAJI KUARSA

yang encer. Akibatnya mineral fenokris akan


terbekukan bersama dengan masa dasar kristal
dimana

membekunya

relatif

cepat

sehingga

mineralnya sangat kecil. Saat mineral fenokris dan


mineral masa dasar terbekukan dalam satu batuan
maka akan membentuk tekstur porfiritik. Karena
semua terdiri atas kristal maka batuan tersebut
tersusun atas kristal seluruhnya sehingga disebut
holokristalin. Dilihat dari mineral asosiasinya
batuan diinterpretasikan terbentuk dari magma

22

yang

bersifat intermediet. Magma intermediet

dapat ditemui pada setting tektonik Subduction


zone. Setelah terbentuk batuan beku, proses
hidrotermal yang terjadi menjadi memperbesar
porositas batuannya.

2.4.3 Medan Pandang 3


BATUAN ALTERASI
Kode Preparat

: AN-AT-300

Medan Pandang : 3
Perbesaran

: 4x

Nama Petrografi : Vitric

crystal tuff
terubahkan (Pettijohn 1955),

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
TEKNIK GEOLOGI
Nama dan Nim

Aulia Sabria Damayani


(21100115120007)

23

PPL
TEKSTUR UMUM
Ukuran Butir : 0,1 mm
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Inequigranular, Porfiroafanitik
Hubungan Antar Kristal : Hipidiomorfik

TEKSTUR KHUSUS
Porfiritik
KOMPOSISI
XPL

1. Primer
Plagioklas 70%
2. Sekunder
Kuarsa 5%
Plagioklas 25%
PETROGENESA
Batuan ini terbentuk dari satu akibat pendinginan
magma yang sama. Pada saat berada di magma
chumber

maka

akan

terjadi

cristal

setling,

sedangkan saat terjadi letusan gunung maka kristal


tersebut ikut tereksplosif bersama dengan magma
yang encer. Akibatnya mineral fenokris akan
terbekukan bersama dengan masa dasar kristal
dimana
BAJI KUARSA

membekunya

relatif

cepat

sehingga

mineralnya sangat kecil. Saat mineral fenokris dan


mineral masa dasar terbekukan dalam satu batuan
maka akan membentuk tekstur porfiritik. Karena
semua terdiri atas kristal maka batuan tersebut
tersusun atas kristal seluruhnya sehingga disebut
holokristalin. Dilihat dari mineral asosiasinya
batuan diinterpretasikan terbentuk dari magma
yang

bersifat intermediet. Magma intermediet

24

dapat ditemui pada setting tektonik Subduction


zone. Setelah terbentuk batuan beku, proses
hidrotermal yang terjadi menjadi memperbesar
porositas batuannya.

2.5 Batuan Kode Preparat AN-AT-360

25

2.5.1 Medan Pandang 1


BATUAN ALTERASI
Kode Preparat

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
TEKNIK GEOLOGI

: AN-AT-360

Medan Pandang : 1
Perbesaran

: 4x

Nama dan Nim

Nama Petrografi : Vitric

crystal tuff
terubahkan (Pettijohn 1955),

Aulia Sabria Damayani


(21100115120007)

PPL
TEKSTUR UMUM
Ukuran Butir : 3 mm
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Inequigranular, Porfiroafanitik
Hubungan Antar Kristal : Hipidiomorfik

TEKSTUR KHUSUS
Porfiritk
KOMPOSISI
XPL

1. Primer
Plagioklas 40%
Kuarsa 30%
2. Sekunder
Plagioklas 30%

PETROGENESA
Batuan ini terbentuk dari satu akibat pendinginan
magma yang sama. Pada saat berada di magma
chumber

maka

akan

terjadi

cristal

setling,

sedangkan saat terjadi letusan gunung maka kristal

26

BAJI KUARSA

tersebut ikut tereksplosif bersama dengan magma


yang encer. Akibatnya mineral fenokris akan
terbekukan bersama dengan masa dasar kristal
dimana

membekunya

relatif

cepat

sehingga

mineralnya sangat kecil. Saat mineral fenokris dan


mineral masa dasar terbekukan dalam satu batuan
maka akan membentuk tekstur porfiritik. Karena
semua terdiri atas kristal maka batuan tersebut
tersusun atas kristal seluruhnya sehingga disebut
holokristalin. Dilihat dari mineral asosiasinya
batuan diinterpretasikan terbentuk dari magma
yang

bersifat intermediet. Magma intermediet

dapat ditemui pada setting tektonik Subduction


zone. Setelah terbentuk batuan beku, proses
hidrotermal yang terjadi menjadi memperbesar
porositas batuannya.

2.5.2 Medan Pandang 2


BATUAN ALTERASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

27

Kode Preparat

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
TEKNIK GEOLOGI
Nama dan Nim

: AN-AT-360

Medan Pandang : 2
Perbesaran

: 4x

Nama Petrografi : Vitric

crystal tuff
terubahkan (Pettijohn
1955),

Aulia Sabria Damayani


(21100115120007)

PPL
TEKSTUR UMUM
Ukuran Butir : 3 mm
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Inequigranular, Porfiroafanitik
Hubungan Antar Kristal : Hipidiomorfik

TEKSTUR KHUSUS
Porfiritik
KOMPOSISI
XPL

1. Primer
Plagioklas 40%
Kuarsa 20%
Piroksen 15%
2. Sekunder
Kuarsa 25%
PETROGENESA
Batuan ini terbentuk dari satu akibat pendinginan
magma yang sama. Pada saat berada di magma
chumber maka akan terjadi cristal setling,
sedangkan saat terjadi letusan gunung maka kristal
tersebut ikut tereksplosif bersama dengan magma

28

BAJI KUARSA

yang encer. Akibatnya mineral fenokris akan


terbekukan bersama dengan masa dasar kristal
dimana membekunya relatif cepat sehingga
mineralnya sangat kecil. Minneral plagioklas yang
terbentuk seperti mengambang pada mineral
olivine yang berukuran kecil membentuk tekstur
subofitik. Karena semua terdiri atas kristal maka
batuan tersebut tersusun atas kristal seluruhnya
sehingga disebut holokristalin. Dilihat dari mineral
asosiasinya batuan diinterpretasikan terbentuk dari
magma yang bersifat intermediet. Magma
intermediet dapat ditemui pada setting tektonik
Continental Rift zone. Kemudian batuan ini
terubahkan karena terkena fluida hidrotermal.

29

3.5.3 Medan Pandang 3


BATUAN ALTERASI
Kode Preparat

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
TEKNIK GEOLOGI

: AN-AT-360

Medan Pandang : 3
Perbesaran

: 4x

Nama dan Nim

Nama Petrografi : Vitric

crystal tuff
terubahkan (Pettijohn 1955),

Aulia Sabria Damayani


(21100115120007)

PPL
TEKSTUR UMUM
Ukuran Butir : 3 mm
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Inequigranular, Porfiroafanitik
Hubungan Antar Kristal : Hipidiomorfik

TEKSTUR KHUSUS
Porfiritik
KOMPOSISI

XPL

1. Primer
Plagioklas 40%
Kuarsa 30%
2. Sekunder
Plagioklas 30%
PETROGENESA
Batuan ini terbentuk dari satu akibat pendinginan
magma yang sama. Pada saat berada di magma
chumber maka akan terjadi cristal setling,
sedangkan saat terjadi letusan gunung maka kristal
tersebut ikut tereksplosif bersama dengan magma
yang encer. Akibatnya mineral fenokris akan
terbekukan bersama dengan masa dasar kristal

30

BAJI KUARSA

dimana membekunya relatif cepat sehingga


mineralnya sangat kecil. Minneral plagioklas yang
terbentuk seperti mengambang pada mineral
olivine yang berukuran kecil membentuk tekstur
subofitik. Karena semua terdiri atas kristal maka
batuan tersebut tersusun atas kristal seluruhnya
sehingga disebut holokristalin. Dilihat dari mineral
asosiasinya batuan diinterpretasikan terbentuk dari
magma yang bersifat intermediet. Magma
intermediet dapat ditemui pada setting tektonik
Continental Rift zone. Kemudian batuan ini
terubahkan karena terkena fluida hidrotermal

31

3.6 Batuan Kode Preparat STA Puncak 43


3.6.1 Medan Pandang 1
BATUAN BEKU NON FRAGMENTAL
Kode Preparat

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
TEKNIK GEOLOGI

: STA Puncak 43

Medan Pandang : 1
Perbesaran
: 4x
Nama Petrografi : Monzo Diorit (IUGS,)
Dasit ( Russel B. Travis, 1955)

Nama dan Nim

Aulia Sabria Damayani


(21100115120007)

PPL
TEKSTUR UMUM
Ukuran Butir : 0,2 mm
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Inequigranular, Porfiroafanitik
Hubungan Antar Kristal : Hipidiomorfik

TEKSTUR KHUSUS
Porfiritik
KOMPOSISI

XPL

1. Primer
Plagioklas 30%
Kuarsa 30%
2. Sekunder
Plagioklas 25%
Serisit 10%
Mineral lempung 5%
PETROGENESA
Batuan ini terbentuk dari satu akibat pendinginan
magma yang sama. Pada saat berada di magma
chumber

maka

akan

terjadi

cristal

setling,

sedangkan saat terjadi letusan gunung maka kristal


tersebut ikut tereksplosif bersama dengan magma

32

BAJI KUARSA

yang encer. Akibatnya mineral fenokris akan


terbekukan bersama dengan masa dasar kristal
dimana

membekunya

relatif

cepat

sehingga

mineralnya sangat kecil. Minneral plagioklas yang


terbentuk seperti mengambang pada mineral
olivine yang berukuran kecil membentuk tekstur
subofitik. Karena semua terdiri atas kristal maka
batuan tersebut tersusun atas kristal seluruhnya
sehingga disebut holokristalin. Dilihat dari mineral
asosiasinya batuan diinterpretasikan terbentuk dari
magma yang

bersifat intermediet. Magma

intermediet dapat ditemui pada setting tektonik


Continental Rift zone. Kemudian batuan ini
terubahkan karena terkena fluida hidrotermal

33

3.6.2 Medan Pandang 2


BATUAN ALTERASI
Kode Preparat

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
TEKNIK GEOLOGI

: STA Puncak 43

Medan Pandang : 2
Perbesaran

: 4x

Nama dan Nim

Nama Petrografi : Monzo Diorit (IUGS,)


Dasit ( Russel B. Travis, 1955)

Aulia Sabria Damayani


(21100115120007)

PPL
TEKSTUR UMUM
Ukuran Butir : 3 mm
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Inequigranular, Porfiroafanitik
Hubungan Antar Kristal : Hipidiomorfik

TEKSTUR KHUSUS
Porfiritik
Tedapat Vesikuler
KOMPOSISI
1. Primer
Kuarsa 60%
2. Sekunder
Kuarsa 20%
Serisit 15%
Mineral lempung 5%
PETROGENESA
Batuan

ini

terbentuk

dari

satu

akibat

pendinginan magma yang sama. Pada saat


berada di magma chumber maka akan terjadi
cristal setling, sedangkan saat terjadi letusan
gunung maka kristal tersebut ikut tereksplosif
bersama dengan magma yang encer. Akibatnya
mineral fenokris akan terbekukan bersama
dengan masa dasar kristal dimana membekunya
relatif cepat sehingga mineralnya sangat kecil.
34

Minneral plagioklas yang terbentuk seperti


mengambang

pada

mineral

olivine

yang

berukuran kecil membentuk tekstur subofitik.


Karena semua terdiri atas kristal maka batuan
tersebut

tersusun

atas

kristal

seluruhnya

sehingga disebut holokristalin. Dilihat dari


mineral asosiasinya batuan diinterpretasikan
terbentuk

dari

magma

yang

bersifat

intermediet. Magma intermediet dapat ditemui


pada setting tektonik Continental Rift zone.
Kemudian batuan ini terubahkan karena terkena
fluida hidrotermal
XPL

35

BAJI KUARSA

36

3.6.3 Medan Pandang 3


BATUAN ALTERASI
Kode Preparat

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
TEKNIK GEOLOGI

: STA Puncak 43

Medan Pandang : 3
Perbesaran

: 4x

Nama dan Nim

Nama Petrografi Monzo Diorit (IUGS,)


Dasit ( Russel B. Travis, 1955)

Aulia Sabria Damayani


(21100115120007)

PPL
TEKSTUR UMUM
Ukuran Butir : 3 mm
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Inequigranular, Porfiroafanitik
Hubungan Antar Kristal : Hipidiomorfik

TEKSTUR KHUSUS
Porfiritik
Tedapat Vesikuler
KOMPOSISI
1. Primer
Kuarsa 55%
Piroksen 20%
2. Sekunder
Kuarsa 30%
Serisit 20%
Mineral lempung 5%

PETROGENESA
Batuan ini terbentuk dari satu akibat
pendinginan magma yang sama. Pada saat
berada di magma chumber maka akan terjadi
cristal setling, sedangkan saat terjadi letusan
gunung maka kristal tersebut ikut tereksplosif
bersama dengan magma yang encer. Akibatnya
mineral fenokris akan terbekukan bersama

37

dengan masa dasar kristal dimana membekunya


relatif cepat sehingga mineralnya sangat kecil.
Saat mineral fenokris dan mineral masa dasar
terbekukan dalam satu batuan maka akan
membentuk tekstur porfiritik. Karena semua
terdiri atas kristal maka batuan tersebut tersusun
atas kristal seluruhnya sehingga disebut
holokristalin. Dilihat dari mineral asosiasinya
batuan diinterpretasikan terbentuk dari magma
yang bersifat intermediet. Magma intermediet
dapat ditemui pada setting tektonik Continental
Riftzone. Kemudian batuan ini terubahkan
karena terkena fluida hidrotermal
XPL

38

BAJI KUARSA

39

Anda mungkin juga menyukai