Batuan Asal atau provenance berasal dari bahasa Perancis, yaitu dari kata
“provenir” yang berarti “sumber” atau “muncul” (Pettijohn, 1987; dalam Boggs,
2008). Saat ini kata provenance digunakan oleh para ahli geologi tidak hanya
sekedar untuk menjelaskan daerah batuan berasal, namun maknanya meluas dan
mecakup lokasi daerah sumber, seberapa jauh dari tempat terendapkan, arah dari
transportasi, ukuran dan volume sedimen, litologi dari batuan induk, lingkungan
tektonik dan iklim serta relief dari daerah sumber. Menurut Boggs (2006), dalam
meneliti provenance perlu diperhatikan aspek-aspek berikut:
Kenampakan Mikroskopis
Mineral Deskripsi
PPL XPL
Pada pengamatan PPL
berwarna putih sampai
trasparan dengan
bentuk menyudut
tanggung-menyudut,
mempunyai pecahan,
tidak terdapat belahan,
Kuarsa
pada pengamatan XPL
monokristali
memiliki pleokroisme
n
lemah dengan relief
lemah, memiliki warna
interferensi putih
kekuningan, tanpa
adanya belahan, serta
tidak terdapatnya
kembaran
Pada pengamatan PPL
Kuarsa Berwarna putih sampai
trasparan dengan
bentuk menyudut
tanggung-menyudut,
mempunyai pecahan,
tidak terdapat belahan,
pada pengamatan XPL
memiliki pleokroisme
Kuarsa
lemah dengan relief
polikristalin
lemah, memiliki warna
interferensi putih
kekuningan, tanpa
adanya belahan, serta
tidak terdapatnya
kembaran. Memiliki
tekstur mozaic akibat
penggabungan dua atau
lebih mineral kuarsa
Pada PPL berwarna
putih sampai trasparan
dengan bentuk
menyudut tanggung-
menyudu, mempunyai
pecahan, pleokroisme
lemah dengan relief
Alkali
rendah, pada
feldspar
pengamatan XPL
mempunyai warna
interferensi putih
kecoklatan pada orde
ke-1, memiliki belahan
1 arah, menunjukkan
kembaran kalsbad
Feldspar Pada pengamatan PPL
mineral berwarna putih
kekuningan sampai
trasparan dengan
bentuk menyudut
tanggung-menyudut ,
mempunyai pecahan
Plagioklas dengan belahan 1 arah,
feldspar relief sedang, pada
pengamatan XPL
mempunyai warna
interferensi abu-abu
sampai putih
kecokelatan pada orde
ke1, menunjukkan
kembaran albite
Litik Pada pengamatan PPL
berwarna abuabu
kehitaman dan
berwarna kuning
Litik sedimen kecoklatan pada
pengamatan XPL.
Terdiri dari fragmen
yaitu berupa mineral
kuarsa.
Litik Pada pengamatan PPL
Vulkanik berwarna abuabu
kehitaman. Terdiri dari
fenokris berupa mineral
plagiokas, dan mineral
opak. Sedangkan massa
dasarnya terdiri dari
gelas dan mikrolit
plagioklas.
Berdasarkan pembagian zona fisiografi di Jawa Tengah (Van Bemmelen, 1949), Anggota
Tuf Formasi Waturanda termasuk ke dalam Zona Pegunungan Serayu Selatan yang
didominasi oleh bentukan morfologi perbukitan. Tektonika daerah penelitian sangat erat
hubungannya dengan pertumbukan antara Lempeng Benua Asia Tenggara dan Lempeng
Hindia-Australia sejak Kapur Akhir atau Tersier Awal. Pada zaman Tersier, pergerakan
Benua Asia Tenggara ke arah samudera menyebabkan bergesernya jalur penekukan atau
pertumbukan dengan sudut kemiringan yang tidak terlalu sama (Asikin, 1974). Sisa
gerakan tumbukan pada Tersier Awal berpengaruh pada bagian bawah Formasi
Karangsambung, yakni pada Kala Eosen.
DAFTAR PUSTAKA