Anda di halaman 1dari 9

OLIVIN DAN AMPHIBOL

Natasya Septianti1, Muh. Zahril2


1
Praktikan Laboratorium Mineral Optik, Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universtas Hasanuddin
1
Asisten Laboratorium Mineral Optik, Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universtas Hasanuddin

ABSTRAK
Setiap mineral memiliki sifat optik yang berbeda, dari sisi itu kita mempelajari
sifat optik di tiap mineral agar kita mampu membedakan mineral satu dengan yang
lainnya, walaupun terlihat sangat mirip tapi masih bisa dibedakan dari sifat optiknya.
Mineral adalah bahan padat homogen, non organik serta terbentuk secara alami. Salah
satu dari kelompok mineral yaitu amphibole dan olivine. Adapun maksud dari praktikum
ini adalah untuk mengenal jeni-jenis dari mineral amphibole dan olivine group.
Tujuannya adalah agar dapat mengidentifikasi dan mengetahui mineral olivine dan
amphibol yang terdapat pada preparat. Metode yang digunakan adalah pengamatan secara
langsung deskripsi mineral.

Kata Kunci: Mikroskop, nikol sejajar, nikol silang

I PENDAHULUAN atau rumus kimia tertentu. Bila


kondisi memungkinkan, mendapat
1.1 Latar Belakang
suatu struktur yang sesuai, di mana
Mineral adalah suatu bahan atau
ditentukan bentuknya dari kristal dan
unsur kimia, gabungan kimia atau
sifat-sifat fisisnya. Kelimpahan
suatu campuran dari gabungan-
relatif elemen dalam kerak bumi
gabungan kimia anorganis, sebagai
menentukan apa yang akan
hasil dari proses-proses fisis dan
membentuk mineral dan apa yang
kimia khusus secara alami. Mineral
akan mineral umum. Karena oksigen
merupakan suatu bahan yang
dan Silicon adalah elemen yang
homogen dan mempunyai susunan
paling melimpah, mineral silikat identifikasi sifat optik suatu mineral
yang paling umum. maka dianggap perlu untuk mampu
Mineral optik merupakan salah menggunakan mikroskop tersebut.
satu cabang ilmu geologi yang Dalam penggunaan mikroskop
mempelajari tentang mineral yang terdapat pengamatan nikol silang dan
terkandung pada batuan. Mineral nikol sejajar. pengamatan ini sangat
optik membahas tentang mineral- penting sebab dalam pengamatan ini
mineral pada batuan dalam bentuk akan diketahui sifat-sifat optik
monomineral. Salah satu tujuan mineral sehingga dapat
mempelajari mineral optik ialah ditentukannama mineral dari hasil
untuk untuk mengetahui cara pengamatan yang memiliki sifat
menentukan sifat-sifat optik mineral, optik yang hampir sama seperti
serta mengenal mineral secara olivin dan amphibole. Berdasarkan
mikroskopik. uraian di atas, maka dibuatnya jurnal
Mineral optik merupakan salah ini.
satu mata kuliah berjenjang. Mineral
1.2 Maksud dan Tujuan
optik ini merupakan syarat untuk
mengambil mata kuliah petrografi.
Adapun maksud dari praktikum
Karena mineral optik adalah
ini adalah untuk mengenal jeni-jenis
pengetahuan dasar dalam mata
dari mineral amphibole dan olivine
kuliah petrografi.
group. Tujuannya adalah :
Dalam praktikum, pengamatan
1. Mengidentifikasi dan
yang dilakukan berupa pengamatan
mengetahui karakteristik
mineral melalui nikol sejajar, nikol
mineral olivine dan amphibol
silang dan pengamatan konoskop.
yang terdapat pada preparat.
pengamatan ini sangat penting sebab
2. Mengetahui dan
dalam pengamatan ini akan diketahui
mengidentifikasi mineral
sifat-sifat optik mineral dan dapat
olivine dan amphibole.
menentukan nama dari suatu mineral.
Terkait dengan peranan
mikroskop polarisasi dalam
1.3 Alat dan Bahan akan nampak tidak berwarna atau
transparan di dalam sayatan tipis,
Adapun alat dan bahan yang
sebaliknya mineral – mineral yang
digunakan selama praktikum acara
berwarna gelap atau hitam secara
konoskop berlangsung adalah:
megaskopis akan nampak berbagai
1. Mikroskop Polarisasi
variasi warna dalam sayatan tipis.
2. Sampel
Sedangkan mineral yang kedap
3. Alat tulis menulis
cahaya atau mineral yang tidak
4. Lembar kerja praktikum
tembus cahaya, akan berwarna gelap
5. Pensil warna
atau hitam.
6. Lap kasar/lap halus
Warna interferensi adalah warna
II TINJAUAN PUSTAKA yang dihasilkan dari cahaya yang

2.1 Sifat Optik Mineral diteruskan melalui analisator kepada


pengamat. Warna interferensi terjadi
Adapun sifat optik dari suau
pada mineral anisotrop karena
mineral yaitu:
adanya selisih harga indeks bias

1. Warna Absorbsi dan sinar ordiner dan sinar


Interferensi ekstraordiner.
Warna merupakan
2. Pleokrisme
pencerminan dari kenampakkan
daya serap atau absorpsi panjang Yaitu sifat penyusupan

gelombang dari cahaya yang mineral anisotropic dalam

masuk pada mineral anisotropik. menyerap sinar. Ditunjukkan oleh

Pengamatan warna mineral secara beberapa kali perubahan warna

megaskopis dengan contoh setangan kristal setelah diputar hingga 360°,

sangat berbeda dengan pengamatan pada posisi nikol sejajar/silang.

warna secara mikroskopis. Hanya


3. Bentuk Mineral
saja suatu pendekatan teoritis
bahwa pada umumnya mineral Bentuk mineral ditentukan

yang berwarna pucat sampai putih dengan orientasi tepiannya. Bentuk

dalam contoh setangan cenderung mineral yang tidak beraturan pada


seluruh sisinya disebut Anhedral . struktur atomnya, maka bidang
Jika sebagian sisi mineral yang tersebut adalah pecahan (fracture).
tidak beraturan disebut subhedral.
6. Relief dan intensitas
Jika seluruh sisi mineral beraturan
disebut euhedral. Relief suatu mineral dapat
diartikan sebagai kenampakkan yang
4. Indeks Bias
timbul akibat adanya perbedaan
Indeks bias mineral dapat indeks bias mineral dengan media
diartikan sebagai salah satu nilai yang ada di sekitarnya. Relief selalu
(konstanta) yang menunjukkan berbanding lurus denga intensitas
perbandingan sinus sudut datang
(i) dengan sinus sudut bias atau 7. Bias Rangkap

refraksi (r). Berdasarkan pengertian


Cahaya yang masuk dalam
tersebut, maka indeks bias (n) juga
media anisotrop akan dibiaskan
merupakan fungsi dari perjalanan
menjadi 2 (dua)sinar, yang bergetar
sinar di dalam medium yang
dalam 2 bidang yang saling tegak
berbeda.
lurus. Harga bias rangkap

5. Belahan dan Pecahan merupakan selisih maksimum kedua


indeks bias sinar yang bergetar
Setiap mineral mempunyai dalam suatu mineral.
kemampuan dan kecenderungan
untuk terpisah menjadi bagian yang 8. Kembaran

lebih kecil. Apabila bidang – bidang


Yaitu sifat yang ditunjukkan
tersebut berbentuk lurus dengan
oleh mineral akibat pertumbuhan
arah tertentu sesuai dengan bentuk
bersama kristal saat
kristalnya, bidang tersebut adalah
pengkristalannya. Berbentuk kisi-
bidang belahan (cleavage). Jika
kisi yang dibentuk oleh orientasi
bidang – bidang kecil dari mineral
pertumbuhan kristalografi. Sifat ini
tidak lurus dengan arah yang
dapat diamati pada posisi
tidak teratur dan terkontrol oleh
pengamatan nikol silang.
Berhubungan dengan sifat terjadi pada sistem kristal
pemadamannya. Ada beberapa tetragonal, heksagonal, trigonal
macam kembaran dengan dasar dan ortorombik.
klasifikasi secara deskriptif 2. Gelapan simetris, terjadi bila
denganmelihat bentuk dan pola pemadaman pada posisi simetris
kembarannya saja. Bentuk – (X,Z = 45°). Umumnya pada
bentuk kembaran tersebut antara sayatan mineral sistem
lain albit, carlsbad, polisintetik, ortorombik, monoklin, misalnya
periklin dan carlsbad-albit. pada jenis mineral piroksin dan
amphibol.
9. Gelapan dan Jenis Gelapan
3. Gelapan miring, gelapan jenis
ini merupakan pemadaman yang
Sudut gelapan adalah sudut
terjadi pada posisi dimana
yang dibentuk oleh sumbu panjang
sumbu panjang kristal
kristalografi (sb-c) dengan sumbu
(belahan yang sejajar sumbu-
indikatrik mineral, baik sinar cepat
c) membentuk sudut dengan
maupun sinar lambat. Gelapan
arah getar analisator atau
adalah keadaan mineral pada
polarisator.
kedudukan warna interferensi
4. Gelapan bergelombang,
maksimum, terjadi apabila sumbu
gelapan jenis ini terjadi
indikatris (arah getar sinar) mineral
karena keseluruhan mineral
sejajar dengan arah getar analisator
telah mengalami tekanan namun
atau polarisator. Terdapat beberapa
belum sampai rekristalisasi
jenis gelapan, yaitu :
secara sempurna, umumnya
1. Gelapan sejajar (paralel),
pada kuarsa.
terjadi bila pemadaman
berada pada posisi dimana 2.2 Kelompok Olivin
sumbu panjang atau belahan
Mineral-mineral yang termasuk
mineralnya sejajar sumbu-c
dalam kelompok ini secara umum
dansejajar pula dengan benang
mempunyai karakteristik indeks
silang. Gelapan ini umumnya
bias, relief tinggi, BF kuat, pecahan
yang tidak teratur dan sudut optik
(2V) yang besar. Mineral yang
2.3 Kelompok Amphibol
termasuk kelompok olivin yaitu :
forstterite, olivin, fayalit, monticellit.
Amfibol adalah nama grup
Olivin (sebagai batu mulia disebut
mineral inosilikat yang penting,
juga peridot atau krisolit), adalah
umumnya berwarna gelap, dengan
mineral magnesium besi silikat
kristal yang membentuk prisma atau
dengan rumus (Mg,Fe)2SiO4.
jarum, terdiri dari ikatan rangkap
Komposisi olivin umumnya
tetrahedral SiO4 yang saling terkait
dinyatakan sebagai persentase molar
membentuk simpul dan umumnya
forsterit (Fo) dan fayalit (Fa)
mengandung ion - ion besi dan atau
.Forsterit memiliki titik lebur yang
magnesium dalam struktur mereka.
sangat tinggi dalam tekanan
Amfibol dapat berwarna hijau,
atmosfer, yaitu mencapai 1900 °C,
hitam, tak berwarna, putih, kuning,
tetapi fayalit memiliki titik lebur
biru, atau coklat.
yang lebih rendah (kira-kira
Pada karakteristik optik,
1200°C). Titik lebur bervariasi
Amfibol dapat dibedakan dengan
antara kedua pembentuknya,
piroksen dengan pleokroismenya
sebagaimana sifat-sifat lainnya.
yang lebih kuat pada dibanding
Olivin bisa menggabungkan unsur
piroksen  dan sudut extinction yang
selain oksigen, silikon, magnesium,
lebih kecil (Z terhadap c) pada
dan besi; hanya dalam jumlah
bidang simetri. Amfibol adalah
sedikit. Umumnya mangan dan nikel
konstituen utama dari amfibolit.
merupakan unsur tambahan dengan
konsentrasi tertinggi.Olivin menamai
III. Metode Penelitian
sebuah kelompok mineral dengan
struktur terkait (kelompok Adapun tahapan penelitian yang

olivin)yang meliputi teproit dilakukan yaitu sebagai berikut:

(Mn2SiO4), montiselit (CaMgSiO4) 1. Tahapan persiapan, pada tahapan

and kirschsteinit (CaFeSiO4). ini meliputi studi pustaka, dan


penyediaan seluruh peralatan
yang dapat memperlancar dan
memudahkan jalannya praktikum. VI. PEMBAHASAN
2. Tahapan pengamatan, yaitu proses
4.1 Sampel 1
pengamatan berupa sifat optik
Pada sampel yang pertama
dari mineral, pengambilan
dengan nomor 3, memiliki
gambar, maupun foto.
perbesaran 10 pada lensa okuler, dan
3. Analisis, pada tahapan ini seluruh
pada lensa objektif 4x, dengan
sifat optik yang didapatkan saat
perbesaran total adalah 40x.
pengamatan berlangsung,
Memiliki bilangan skala 0,025 mm
kemudian disatukan dan dianalisis
dengan kedudukan 17,10/7,5, warna
sehingga mendapatkan data-data
absorbsi hijau muda, memiliki relief
untuk penyusunan jurnal
yang tinggi dengan intensitas tinggi,
praktikum.
memiliki indeks bias nmin > ncb,
4. Tahapan pembuatan jurnal
pleukroisme trikroik, memiliki
praktikum, tahapan ini merupakan
belahan 2 arah, dengan adanya
tahapan akhir dimana data-data
pecahan, bentuk subhedral dengsan
yang telah dikumpulkan dan
ukuran mineral 0,25 mm. Didapati
diolah pada tahapan sebelumnya
warna interferensia coklat dengan
disusun dalam bentuk jurnal
sudut pemadaman dimana mineral
praktikum sesuai dengan format
gelap maksimum pada 56º, dengan
yang telah ditentukan.
jenis pemadaman gelapan miring,
Tabel 3.1 flowchart
memiliki sistem kristal monoklin
dengan TRO length fast dengan
MULAI
komposisi kimia Ca2 (Mg,Fe,Al)5
(Al,Si) 8 O22 (OH)2. Berdasarkan
dseskripsi diatas maka nama mineral
STUDI PUSTAKA
yang dimaksud adalah Hornblende.

PRAKTIKUM

PENYUSUNAN
JURNAL
memiliki indeks bias nmin > ncb tidak
adanya perubahan warna yang
tampak atau pleukroisme, memiliki
belahan dan pecahan, bentuk dari
subhedral dan tidak memiliki inklusi.
Ukuran mineral 0,75 mm. Didapati
Foto 4.1 Nikol Sejajar
warna interferensia pink, terdapat
sudut pemadaman 51º dengan jenis
pemadaman gelapan miring memiliki
sistem kristal orthorombik, dengan
TRO length fast dengan komposisi
kimia Mg2Si4 dan berdasarkan
Foto 4.2 Nikol Silang deskripsi didapati nama mineralnya
adalah Olivine.

Foto 4.3 TRO


Foto 4.4 Nikol Sejajar

4.2 Sampel 2

Pada sampel yang kedua dengan


nomor peraga 052 WRD PDT,
memiliki perbesaran 10 pada lensa
okuler, dan pada lensa objektif 4x,
dengan perbesaran total adalah 40x.
Memiliki bilangan skala 0,025 mm
dengan kedudukan 17,5/14,5 warna Foto 4.5 Nikol Silang

absorbsi tidak berwarna, memiliki


relief tinggi dengan intensitas tinggi,
5.1 Saran

Selain jumlah mikroskop


polarisasi yang perlu ditambahkan,
saya berharap kedepannya asisten
pengawas setiap kelompok harus

Foto 4.6 TRO selalu berada pada saat praktikkan


melakukan pengamatan, sehingga
V PENUTUP apabila ada yang salah dalam
pengamatan bisa langsung diarahkan
5.1 Kesimpulan
dan diperbaiki.
Adapun kesimpulan yang
DAFTAR PUSTAKA
diperoleh dari acara olivin dan
amphibole adalah sebagai berikut:
Costin, Gelu. 2011. Introduction of
1. Kelompok mineral olivin optical mineralogy.
memiliki ciri sifat optik yaitu Universitas Rhodes : Afrika
selatan.
relief tinggi, umumnya tidak
Danisworo, dkk. 1999. Buku
mempunyai belahan, tidak
Kristalografi Mineralogi.
mempunyai pleokrisme, sudut Yogyakarta: UPN Veteran
Yogyakarta
pemadaman umumnya 0°
dengan jenis pemadaman Graha, Doddy S. 1987. Batuan dan
Mineral. Bandung: Penerbit
paralel, sedangkan hornblende Nova.
umumnya mempunyai belahan
Gribble dan Hall. 1985. A practical
dan punya pleokrisme. introduction to optical
2. Berdasarkan pada sifat optiknya, mineralogy. George Allen &
Unwin : London.
nama mineral yang diamati
adalah diamati adalah Rogers, Kirsten. 2010. Panduan
Lengkap Mikroskop. Jakarta :
Hornblende dan Olivine. Erlangga

Anda mungkin juga menyukai