Anda di halaman 1dari 5

Nama :Chitriani Armidha

Nim :H311 15 020


Tugas :Rangkuman Kimia Air

Sifat Air Dan Karakteristik Badan Air


A. Sifat Air
1. Sifat dasar Air
Sifat penting dari air adalah sebagai berikut;
a) Air adalah pelarut yang sangat baik yang membantu dalam transportasi nutrisi
dan produk limbah, membuat proses biologis yang mungkin terjadi dalam
media air.
b) Air transparan terhadap fraksi sinar UV dan fraksi panjang gelombang UV
yang luas yang memungkinkan cahaya untuk sintesis foto mencapai
kedalaman yang cukup di badan air.
c) Memiliki kerapatan maksimum sebagai cairan pada suhu 4oC yang membatasi
vertikal sirkulasi pada badan air bertingkat.
d) Memiliki kapasitas panas lebih tinggi daripada cairan lainnya kecuali amonia
yang membantu dalam menstabilkan temperatur bumi dan organisme
didalamnya.
2. Sifat Fisik dan Kimia Air

B. Karakteristik Badan Air


1. Air Permukaan
. Air permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa,
dan badan air lain, yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Perairan
permukaan diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu badan air
tergenang dan badan air mengalir.
a. Perairan tergenang
Berdasarkan intensitas cahaya yang masuk ke perairan, stratifikasi vertikal
kolom air pada perairan tergenang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a. Lapisan eufotik, yaitu lapisan yang masih mendapatkan cukup cahaya matahari.
b. Lapisan kompensasi, yaitu lapisan dengan intensitas cahaya sebesar 1% dari
intensitas cahaya permukaan.
c. Lapisan profundal, yaitu lapisan di bawah lapisan kompensasi, dengan
intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya (afotik).
Berdasarkan perbedaan panas pada setiap kedalaman (dalam bentuk
perbedaan suhu), stratifikasi vertikal kolom air pada perairan tergenang dibagi
menjadi tiga.
a. Epimilimnion, yaitu lapisan bagian atas perairan. Lapisan ini merupakan
bagian yang hangat, dengan suhu relatif konstan.
b. Termoklin atau metalimnion, yaitu lapisan di bawah lapisan epilimnion. Pada
lapisan ini, perubahan suhu dan panas secara vertikal relatif besar.
c. Hipolimnion, yaitu lapisan di bawah lapisan metalimnion. Lapisan ini
merupakan lapisan yang lebih dingin, ditandai oleh perbedaan suhu secara
vertikal yang relatif kecil.
b. Perairan Mengalir
Salah satu contoh perairan mengalir adalah sungai. Pada perairan sungai,
biasanya terjadi percampuran massa air secara menyeluruh dan tidak terbentuk
stratifikasi vertikal kolom air seperti pada perairan tergenang. Kecepatan arus,
erosi, dan sedimentasi merupakan fenomena yang biasa terjadi di sungai sehingga
kehidupan flora dan fauna sangat dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut.
2. Air Tanah
Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah. Air
tanah ditemukan pada akifer. Karakteristik utama yang membedakan air tanah dari
air permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang
sangat lama, dan dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena
pergerakan yang lama tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika
mengalami pencemaran.

Alkalinitas Air, Kesadahan Dan Tipe Kesadahan Air

Alkalinitas adalah ukuran kapasitas air untuk menetralisir asam.


Bikarbonat merupakan bentuk utama dari alkalinitas, karena terbentuk dalam
jumlah yang besar dari karbondioksida sebagai mineral dasar dari tanah seperti
yang ditunjukkan pada persamaan berikut:
CO2 + CaCO3 + H2O → Ca(HCO3)2
Bikarbonat bersama dengan karbonat dan hidroksida berperan dalam
alkalinitas air dijelaskan pada persamaan berikut:
HCO-3 + H+ → CO2 + H2O
CO2-
3 + H → HCO3
+ -

OH- + H+ → H2O
Kesadahan atau hardness berasal dari kata sadah yang berarti mengandung
kapur, jadi kesadahan air adalah adanya kandungan kapur yang berlebih yang
terdapat dalam air yang disebabkan oleh lapisan tanah kapur yang dilaluinya juga
karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+, atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-
ion lain dari polivalen metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan
Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil.
Walaupun tidak berbahaya, air sadah dapat menimbulkan kerugian, diantaranya,
kesadahan air dapat menurunkan efisiensi dari deterjen dan sabun, kesadahan air
dapat menyebabkan bahan linen berubah pucat, mineral kesadahan air dapat
menyumbat semburan pembilas dan saluran air, kesadahan air dapat menciptakan
buih logam pada kamar mandi, menimbulkan kerak pada ketel yang dapat
menyumbat katup-katup ketel karena terbentuknya endapan kalsium karbonat
pada dinding atau katup ketel. akibatnya hantaran panas pada ketel air berkurang
sehingga memboroskan bahan bakar.
Kesadahan dikelompokkan menjadi kesadahan sementara dan kesadahan
permanen. Kesadahan sementara (kesadahan karbonat) disebabkan oleh garam-
garam bikarbonat yang terlarut dari kalsium dan magnesium dan dapat
dihilangkan dengan cara perebusan. Kesadahan permanen (kesadahan non
karbonat) terutama disebabkan oleh garam terlarut dari klorida dan sulfat kalsium
serta magnesium. Terdapat beberapa cara menanggulangi kesadahanan air antara
lain, pemanasan, dengan cara kimia, pengenceran, reverse osmosis (ro) atau
deioniser (di), penggunaan asam-asam organik, penggunaan resin pelunak air
(penukar ion), dan penggunaan zeolit. Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah
dilakukan dengan titrasi EDTA. EDTA berupa senyawa kompleks khelat dengan
rumus molekul (HO2CCH2)2NCH2CH2N(CH2CO2H)2, merupakan suatu senyawa
asam amino yang secara luas dipergunakan untuk mengikat logam melalui empat
karboksilat dan dua gugus amina. EDTA membentuk kompleks kuat terutama
dengan Mn (II), Cu (II), Fe (III), dan Co (III). EDTA pertama kali akan
membentuk kompleks dengan Ca2+ dan kemudian dengan Mg2+ dengan Indikator
Eriochrome Hitam T.
Dalam lingkungan perairan terjadi kesetimbangan fase antara senyawa-
senyawa organik dan anorganik. Senyawa-senyawa ini dalam perairan terdapat
sebagai padatan zat terlarut dan sedimen. Kesetimbangan ini sangat dipengaruhi
oleh parameter fisik seperti suhu, cahaya matahari, pH, dan kekeruhan, dan oleh
parameter kimia seperti alkalinitas, kesadahan, zat terlarut, senyawa-senyawa
logam dan nonlogam. Pada daerah yang masih terkena sinar matahari (bagian
atas), senyawa-senyawa tersebut dalam keadaan teroksidasi, sedangkan pada
daerah yang tidak terkena matahari (bagian bawah), senyawa-senyawanya akan
terdapat dalam bentuk tereduksi. Selain itu, sediment yang terdapat pada dasar
perairan juga dapat mengalami perubahan zat karena pengaruh mikroorganisme.
Oleh karena itu, dalam menganalisisis lingkungan perairan harus dilakukan secara
komprehensif, meliputi analisis air, biota, dan sedimennya agar data yang
diperoleh mewakili seluruh lingkungan perairan.
Reaksi Reduksi dan Oksidasi di Air
Banyak reaksi yang menarik pada pengolahan air limbah seperti oksidasi
senyawa organik dan fermentasi metana, nitrifikasi, dan denitrifikasi, termasuk
jenis ini dan dimediasi oleh bakteri. Reaksi reduksi-oksidasi penting dalam pelarut
dan presipitasi zat besi dan mangan. Oksidan seperti klorin dan ozon ditambahkan
ke air dan air limbah untuk menghasilkan transformasi anorganik dan organik
yang diinginkan dan juga untuk disinfeksi. Seperti pada asam basa, kelarutan atau
pembentukan kompleks, reaksi reduksi-oksidasi cenderung menuju keadaan
ekuilibrium. Pemahaman tentang ekuilibrium reduksi-oksidasi dapat membantu
untuk menunjukkan apakah suatu reaksi tertentu dimungkinkan berlangsung pada
kondisi percobaan yang diberikan. Bakteri melakukan reaksi reduksi-oksidasi
paling signifikan dalam air alami, air limbah dan tanah. Kecenderungan oksidasi-
reduksi relatif dari sistem bergantung pada aktivitas.
Chelating agent (chelant) adalah suatu senyawa yang terdiri dari dua atau
lebih atom pendonor elektron yang dapat membentuk suatu ikatan koordinat
dengan sebuah atom logam tunggal. Agen chelating alami seperti asam humat dan
asam amino ditemukan di air dan di dalam tanah. Kelimpahan klorida dalam air
laut memunculkan pembentukan beberapa klorokompleks. Ada agen chelating
sintetis, seperti natrium tripoly fosfat, natrium etilenadiamina tetra asetat (EDTA),
natrium nitrilo triacetate (NTA) dan natrium sitrat yang dikeluarkan dalam jumlah
kecil ke dalam sistem perairan dari limbah industri yang berbeda. Asam Humat
adalah zat organik yang memiliki struktur molekul kompleks dengan berat
molekul tinggi (makromolekul atau polimer organik) yang mengandung gugus
aktif. Asam Humat memiliki kemampuan untuk menstimulasi dan mengaktifkan
proses biologi dan fisiologi pada organisme hidup didalam tanah. Sementara itu
Asam Fulvat memiliki rantai polimer lebih pendek, mengandung unsur oksigen
lebih banyak, dan dapat larut dalam semua rentang pH sehingga bersifat lebih
reaktif

Reaksi Redoks yang Dimediasi oleh Bakteri

Persamaan berikut menunjukkan beberapa reaksi redoks yang penting


yang dimediasi oleh bakteri untuk proses metabolik dan reproduksinya:
Oksidasi:
(CH2O) + H2O CO2 + 4H++ 4e-
FeCO3(s) + 2H2O FeOOH(s) + HCO3- + 2H++ e-
HS- + 4H2O SO42- + 9H++ 8e-
HCOO- CO2 + H++ 2e-
Reduksi:
CO2 + 8H+ + 8e- CH4 + 2H2O
- + -
NO3 + 6H + 5e ½N2 + 3H2O
+ -
O2 + 4H + 4e 2H2O
Siklus nirogen adalah salah satu mikro-organisme yang penting dalam
reaksi kimia ditanah, air dan lingkungan. Hal ini didasarkan pada empat
transformasi kimia yang penting:
1. Fikrasi Nitrogen adalah dimana molekul N2 berperan sebagai nitrogen organik
(terutama oleh bakteri Rhizobium):
3{CH2O} + 2N2 + 3H2O + 4H+ → 3CO2 + 4NH4+

2. Nitrifikasi yang merupakan proses pengoksidasi NH3 menjadi NO3- (oleh


Nitrosomonos dan Nitrobacter Bakteri)

3 1
NH3 + 2 O2 → H+ + NO2- + H2O NO2- + O2 →NO3-
2

3. Reduksi Nitrat

1 1 1 1 1
NO3- + {CH2O} → 2 NO2- + 4 H2O + 4 CO2
2 4

4. Dinitrifikasi, yang melibatka reduksi NO3 dan NO3- menjadi NO2-,


dilanjutkan dengan daur ulang N2 ke atmosfer:

4NO3- + 5 {CH2O} + 4H+ → 2N2 ↑ + 5CO2↑ + 7H2O


Bakteri besi dan mangan:
Beberapa bakteri besi, mis. ferrobacillus, gallionella, sphaerotilus
memanfaatkan senyawa besi untuk mendapatkan energi untuk proses metabolisme
mereka. Bakteri melayani sebagai katalis untuk oksidasi Fe (II) menjadi Fe (III)
oleh O2:
4Fe2+ + 4H+ + O2 → 4Fe3+ + 2H2O
Sumber karbon untuk beberapa bakteri ini adalah CO2. Karena mereka tidak
bergantung pada bahan organik untuk karbon dan karena mereka memperoleh
energi dari oksidasi Bahan anorganik, bakteri ini mungkin bisa berkembang di
lingkungan dimana bahan organik tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai