OH- + H+ → H2O
Kesadahan atau hardness berasal dari kata sadah yang berarti mengandung
kapur, jadi kesadahan air adalah adanya kandungan kapur yang berlebih yang
terdapat dalam air yang disebabkan oleh lapisan tanah kapur yang dilaluinya juga
karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+, atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-
ion lain dari polivalen metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan
Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil.
Walaupun tidak berbahaya, air sadah dapat menimbulkan kerugian, diantaranya,
kesadahan air dapat menurunkan efisiensi dari deterjen dan sabun, kesadahan air
dapat menyebabkan bahan linen berubah pucat, mineral kesadahan air dapat
menyumbat semburan pembilas dan saluran air, kesadahan air dapat menciptakan
buih logam pada kamar mandi, menimbulkan kerak pada ketel yang dapat
menyumbat katup-katup ketel karena terbentuknya endapan kalsium karbonat
pada dinding atau katup ketel. akibatnya hantaran panas pada ketel air berkurang
sehingga memboroskan bahan bakar.
Kesadahan dikelompokkan menjadi kesadahan sementara dan kesadahan
permanen. Kesadahan sementara (kesadahan karbonat) disebabkan oleh garam-
garam bikarbonat yang terlarut dari kalsium dan magnesium dan dapat
dihilangkan dengan cara perebusan. Kesadahan permanen (kesadahan non
karbonat) terutama disebabkan oleh garam terlarut dari klorida dan sulfat kalsium
serta magnesium. Terdapat beberapa cara menanggulangi kesadahanan air antara
lain, pemanasan, dengan cara kimia, pengenceran, reverse osmosis (ro) atau
deioniser (di), penggunaan asam-asam organik, penggunaan resin pelunak air
(penukar ion), dan penggunaan zeolit. Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah
dilakukan dengan titrasi EDTA. EDTA berupa senyawa kompleks khelat dengan
rumus molekul (HO2CCH2)2NCH2CH2N(CH2CO2H)2, merupakan suatu senyawa
asam amino yang secara luas dipergunakan untuk mengikat logam melalui empat
karboksilat dan dua gugus amina. EDTA membentuk kompleks kuat terutama
dengan Mn (II), Cu (II), Fe (III), dan Co (III). EDTA pertama kali akan
membentuk kompleks dengan Ca2+ dan kemudian dengan Mg2+ dengan Indikator
Eriochrome Hitam T.
Dalam lingkungan perairan terjadi kesetimbangan fase antara senyawa-
senyawa organik dan anorganik. Senyawa-senyawa ini dalam perairan terdapat
sebagai padatan zat terlarut dan sedimen. Kesetimbangan ini sangat dipengaruhi
oleh parameter fisik seperti suhu, cahaya matahari, pH, dan kekeruhan, dan oleh
parameter kimia seperti alkalinitas, kesadahan, zat terlarut, senyawa-senyawa
logam dan nonlogam. Pada daerah yang masih terkena sinar matahari (bagian
atas), senyawa-senyawa tersebut dalam keadaan teroksidasi, sedangkan pada
daerah yang tidak terkena matahari (bagian bawah), senyawa-senyawanya akan
terdapat dalam bentuk tereduksi. Selain itu, sediment yang terdapat pada dasar
perairan juga dapat mengalami perubahan zat karena pengaruh mikroorganisme.
Oleh karena itu, dalam menganalisisis lingkungan perairan harus dilakukan secara
komprehensif, meliputi analisis air, biota, dan sedimennya agar data yang
diperoleh mewakili seluruh lingkungan perairan.
Reaksi Reduksi dan Oksidasi di Air
Banyak reaksi yang menarik pada pengolahan air limbah seperti oksidasi
senyawa organik dan fermentasi metana, nitrifikasi, dan denitrifikasi, termasuk
jenis ini dan dimediasi oleh bakteri. Reaksi reduksi-oksidasi penting dalam pelarut
dan presipitasi zat besi dan mangan. Oksidan seperti klorin dan ozon ditambahkan
ke air dan air limbah untuk menghasilkan transformasi anorganik dan organik
yang diinginkan dan juga untuk disinfeksi. Seperti pada asam basa, kelarutan atau
pembentukan kompleks, reaksi reduksi-oksidasi cenderung menuju keadaan
ekuilibrium. Pemahaman tentang ekuilibrium reduksi-oksidasi dapat membantu
untuk menunjukkan apakah suatu reaksi tertentu dimungkinkan berlangsung pada
kondisi percobaan yang diberikan. Bakteri melakukan reaksi reduksi-oksidasi
paling signifikan dalam air alami, air limbah dan tanah. Kecenderungan oksidasi-
reduksi relatif dari sistem bergantung pada aktivitas.
Chelating agent (chelant) adalah suatu senyawa yang terdiri dari dua atau
lebih atom pendonor elektron yang dapat membentuk suatu ikatan koordinat
dengan sebuah atom logam tunggal. Agen chelating alami seperti asam humat dan
asam amino ditemukan di air dan di dalam tanah. Kelimpahan klorida dalam air
laut memunculkan pembentukan beberapa klorokompleks. Ada agen chelating
sintetis, seperti natrium tripoly fosfat, natrium etilenadiamina tetra asetat (EDTA),
natrium nitrilo triacetate (NTA) dan natrium sitrat yang dikeluarkan dalam jumlah
kecil ke dalam sistem perairan dari limbah industri yang berbeda. Asam Humat
adalah zat organik yang memiliki struktur molekul kompleks dengan berat
molekul tinggi (makromolekul atau polimer organik) yang mengandung gugus
aktif. Asam Humat memiliki kemampuan untuk menstimulasi dan mengaktifkan
proses biologi dan fisiologi pada organisme hidup didalam tanah. Sementara itu
Asam Fulvat memiliki rantai polimer lebih pendek, mengandung unsur oksigen
lebih banyak, dan dapat larut dalam semua rentang pH sehingga bersifat lebih
reaktif
3 1
NH3 + 2 O2 → H+ + NO2- + H2O NO2- + O2 →NO3-
2
3. Reduksi Nitrat
1 1 1 1 1
NO3- + {CH2O} → 2 NO2- + 4 H2O + 4 CO2
2 4