Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

BAHAN GALIAN NON LOGAM (CLAY)


Dosen Pengampu : Ferdinandus, S.T., M.T.

NAMA : CELIA HART E. MANALU

NIM : DBD 117 026

MATA KULIAH : KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

2018

i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kita ucapkan puji dan syukur kita kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat dan hikmat-Nya lah makalah tugas terstruktur ini bisa
diselesaikan tepat waktu. Makalah ini dibuat dengan judul “BAHAN GALIAN
NON LOGAM (CLAY)”. Didalamnya dimuat beberapa informasi tentang tanah
liat (clay) seperti jenis-jenis tanah liat, proses terbentuknya, mineral yang
terkandung dan pemanfaatan dari tanah liat tersebut.
Makalah ini dibuat sesuai dengan intruksi yang diberikan oleh dosen.
Selain untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah KRISTALOGRAFI DAN
MINERALOGI, makalah ini juga untuk memperkaya wawasan mahasiswa pada
umumnya, dan khususnya bagi saya sebagai penyusun makalah ini. Semoga
dengan dibuatnya makalah ini kita bisa lebih banyak tau lagi tentang bahan galian
non logam (clay).

Palangka Raya, 8 Juni 2018

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................……..i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN …..….…………….………………………………...1

I.1 Latar Belakang Masalah……...…………………………………….1

I.2 Rumusan Masalah ...……………………………………………….1


I.3 Tujuan……….……………………………………………….……..2
BAB II ISI ...…….…………………...…………………………………………..3
II.1 Pengertian Tanah Liat……………….......………………………….3
II.2 Proses Terbentuknya Tanah Liat……...…...…………….…………4
II.3 Jenis-Jenis Tanah Liat …………...………………………………...7
II.3.1 Tanah liat Primer………….……….………………………7
II.3.2 Tanah liat Sekunder……………..…………………………8
II.4 Model Penambangan Tanah Liat…..……..………………………...9
II.5 Manfaat Tanah Liat……………..…..…….………………………10
BAB III PENUTUP……………………………………………………...……...11
III.1 Kesimpulan………………………………….……………………11
III.2 Saran……………………..……………………………………….12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..13

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses pembentukan tanah liat primer dan sekunder……………..5
Gambar 2.2 Bentuk Partikel tanah liat…………………………………………..6
Gambar 2.3 Asal Usul tanah liat secara sederhana……………………………..6
Gambar 2.4 Tanah liat Primer …………………………………………………..7
Gambar 2.5 Tanah liat Sekunder………………………………………………..8

iv
BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Seperti yang kita ketahui bahwa bahan galian dikenal sebagai
bahan- bahan hasil dari pertambangan yang diperoleh dengan cara
pelepasan dari batuan induknya yang berada di dalam kerak Bumi. Bahan-
bahan galian ini biasanya terdiri dari berbagai jenis mineral. Mineral
sendiri merupakan bahan kandungan yang ada di dalam kerak Bumi yang
bisa berupa benda padat, cair maupun gas. Mineral ini terbentuk dari
material- material yang homogen, yang terbentuk di dalam kerak Bumi
secara alami dari bahan- bahan yang anorganis namun memiliki komposisi
kimia tertentu dengan struktur atom dan sifat fisik yang sama.
Berdasarkan keterjadian dan sifatnya bahan galian dapat dibagi
menjadi 3 (tiga) kelompok : mineral logam dan non logam, mineral
industri serta batu bara dan gambut. Karakteristik ketiga bahan galian
tersebut berbeda, sehingga metode eksplorasi yang dilakukan juga
berbeda. Oleh karena itu diperlukan berbagai macam metode untuk
mengetahui keterdapatan, sebaran, kuantitas dan kualitasnya. Mineral non
logam merupakan kelompok komoditas mineral yang tidak termasuk
mineral logam, batubara maupun mineral energi lainnya (tidak dapat
menghantarkan listrik). Salah satu contoh bahan tambang mineral non
logam adalah tanah liat (clay).
Kata tanah liat berasal dari kata “liat” itu sendiri yang berarti “tidak
kaku” (lentur, bisa dibentuk), jadi kata “tanah liat” dapat juga diartikan
sebagai tanah yang liat. Berbeda dengan jenis – jenis tanah yang lain,
tanah liat memiliki beberapa sifat yang unik, yang pertama bila
ditambahkan air maka ia akan semakin liat, yang kedua tanah liat akan
mengeras bila didiamkan selama beberapa hari dan yang ketiga tanah liat
akan menjadi bentuk yang permanent dan anti air bila dibakar pada suhu
yang tinggi, akibat adanya perubahan kimia pada tanah liat.Karena
sifatnya yang unik tersebut itulah sejak zaman dahulu tanah liat sudah
dipergunakan untuk membuat berbagai macam peralatan, seperti vas,
kendi, dekorasi rumah dan masih banyak lagi.
Clay adalah istilah umum termasuk banyak kombinasi satu atau
lebih mineral lempung dengan jejak oksida logam dan bahan organik.liat
geologi deposito sebagian besar terdiri dari mineral phyllosilicate
mengandung sejumlah variabel air terperangkap dalam struktur mineral.
Tanah liat dihasilkan oleh alam, yang berasal dari pelapukan kerak bumi
yang sebagian besar tersusun oleh batuan feldspatik, terdiri dari batuan
granit dan batuan beku. Kerak bumi terdiri dari unsur unsur seperti silikon,
oksigen, dan aluminium.Aktivitas panas bumi membuat pelapukan batuan
silika oleh asam karbonat. Kemudian membentuk terjadinya tanah liat.

I.2 Rumusan Masalah

1
1. Bagaimana proses terbentuknya tanah liat?
2. Apa saja mineral yang terkandung dalam tanah liat?
3. Bagaimana model penambangan dari tanah liat?
4. Apa pemanfaatan bahan galian dari tanah liat?

I.3 Tujuan

1. Mengetahui proses terbentuknya tanah liat.


2. Mengetahui mineral yang terkandung dalam tanah liat.
3. Mengetahui model penambangan dari tanah liat.
4. Mengetahui pemanfaatan bahan galian dari tanah liat.

2
BAB II

ISI

II.1 Pengertian Tanah Liat


Wikipedia (2013), lempung atau tanah liat adalah partikel mineral
berkerangka dasar silika yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer.
Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam
karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Mahida (1984), mendefinisikan tanah liat sebagai campuran
partikel-partikel pasir dan debu dengan bagian-bagian tanah liat yang
mempunyai sifat-sifat karakteristik yang berlainan dalam ukuran yang
kira-kira sama. Salah satu ciri partikel-partikel tanah liat yaitu mempunyai
muatan ion positif yang dapat dipertukarkan. Material tanah liat
mempunyai daya serap yang baik terhadap perubahan kadar kelembapan
karena tanah liat mempunyai luas permukaan yang sangat besar.
Bowles (1991), mendefinisikan tanah liat atau lempung sebagai
deposit yang mempunyai ukuran partikel yang lebih kecil atau sama
dengan 0,002 mm. Tanah liat dengan ukuran mikrokonis sampai dengan
submikrokonis ini terbentuk dari pelapukan unsur-unsur kimiawi
penyusun batuan.
Terzaghi (1987), tanah liat atau lempung akan menjadi sangat
keras dalam keadaan kering, dan tak mudah terkelupas hanya dengan jari
tangan. Tanah liat atau lempung mempunyai sifat permeabilitas sangat
rendah dan bersifat plastis pada kadar air sedang. Lempung atau tanah liat
adalah suatu silika hidraaluminium yang kompleks dengan rumus kimia
Al2O3.nSiO2.kH2O dimana n dan k merupakan nilai numerik molekul
yang terikat dan bervariasi untuk masa yang sama. Mineral lempung
mempunyai daya tarik menarik individual yang mampu menyerap 100 kali
volume partikelnya, ada atau tidaknya air (selama pengeringan) dapat
menghasilkan perubahan volume dan kekuatan yang besar. Partikel-
pertikel lempung juga mempunyai tenaga tarik antar partikel yang sangat
kuat yang untuk sebagian menyebabkan kekuatan yang sangat tinggi pada
suatu bongkahan kering (batu lempung).
Hardiyatmo (1999), sifat-sifat yang dimiliki tanah liat atau lempung adalah
sebagai berikut :
a) Ukuran butir halus kurang dari 0,002 mm.
b) Permeabilitas rendah.
c) Bersifat sangat kohesif.
d) Kadar kembang susut yang tinggi.
e) Proses konsolidasi lambat.
Aphin (2012), lempung atau tanah liat ialah kata umum untuk
partikel mineral yang mengandung unsur silika yang memiliki diameter
kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika dan
aluminium dengan ukuran partikel yang halus. Lempung terbentuk dari
proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan

3
dari aktivitas panas bumi. Lempung membentuk gumpalan kerassaat
kering dan lengket saat basah terkena air. Sifat ini ditentukan oleh jenis
mineral lempung yang mendominasinya. Mineral lempung digolongkan
berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida aluminium yang
membentuk kristalnya. Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon
dan satu oksida aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis
golongan oksida silikon dan satu lapis oksida aluminium. Mineral
lempung golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuat, menyusut saat
kering dan membesar saat basah. Karena perilaku inilah beberapa jenis
tanah dapat membentuk kerutan-kerutan atau “pecah-pecah” bila kering.
Tanah liat dapat dibedakan dengan tanah yang lainnya berdasarkan ukuran
dan kandungan mineraloginya. Slits, yang halus tanah yang tidak termasuk
mineral lempung, cenderung memiliki ukuran partikel lebih besar dari
tanah liat, tetapi ada beberapa tumpang tindih di kedua ukuran partikel dan
sifat fisik lainnya, dan ada banyak deposito alami yang meliputi siltsdan
juga tanah liat. Perbedaan antara lumpur dan tanah liat bervariasi. Ahli
geologi dan ilmuwan tanah biasanya mempertimbangkan pemisahan
terjadi pada ukuran partikel dari 2-8 pM (tanah liat halus yang dari silts),
sedimentologists sering menggunakan pM 4-5, dan koloid kimia
menggunakan 1 pM. Insinyur Geoteknik membedakan antara silts dan
tanah liat berdasarkan sifat plastisitas tanah yang diukur dengan‘ Batas
Atterberg’.
Sedangkan ISO 14688 partikel tanah liat sebagai nilai lebih kecil
dari 2 pM dan silts lebih besar. Bunga Prameswari (2008), komposisi
kimia tanah liat yang di analisa dengan menggunakan alat Scanning
Electron Microscopy (SEM).
Aphin (2012), tanah Liat atau tanah lempung memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Tanahnya sulit menyerap air sehingga tidak cocok untuk dijadikan
lahan pertanian.
b) Tekstur tanahnya cenderung lengket bila dalam keadaan basah dan
kuat menyatu antara butiran tanah yang satu dengan lainnya.
c) Dalam keadaan kering tanah cenderung sangat keras dengan ukuran
butiran tanahnya terpecah-pecah secara halus.
d) Merupakan bahan baku pembuatan tembikardan kerajinan tangan
lainnya yang dalam pembuatannya harus dibakar dengan suhu di atas
1000o C.
II.2 Proses Terbentuknya Tanah Liat
Tanah liat merupakan mineral murni yang terdapat pada batuan
panas dan padat, karena terjadi pelapukan maka terbentuk partikel-partikel
halus dan sebagian besar dipindahkan oleh tenaga air, angin dan gletser ke
suatu tempat yang lebih rendah dan jauh dari batuan induk dengan ukuran
partikel yang hampir sama, sedangkan sebagian lagi tetap tinggal dilokasi
dimana batuan induk berada. Selama berpindah tanah liat menjadi tidak
murni, kehilangan mineral-mineral pengikatnya. Hasilnya berupa jenis

4
tanah liat mulai dari yang kasar sampai yang halus dengan kemungkinan
terjadi perubahan warna dan komposisinya. Dari peristiwa alam tersebut,
maka terdapat tanah liat yang tidak berpindah tempat atau terdapat
didaerah asalnya, tanah liat ini disebut tanah liat primer yang merupakan
hasil akhir dari serangkaian proses yang juga disebut residu. Contoh tanah
liat ini yang umum adalah china clay atau kaolin. Sedangkan tanah liat
yang berpindah dari daerah asalnya dan mengendap didaerah rendah
disebut tanah liat sekunder atau tanah liat sedimen, seperti ballclay,
redmals (campuran tanah liat, pasir, dan kapur), stoneware dan lain-lain
lain (Sappie, 2006).

Gambar 2.1 Proses pembentukan tanah liat primer dan sekunder


Sumber : Ebook (Sappie,2006)

Tanah liat tersusun dari struktur partikel-partikel mineral yang


sangat kecil, terutama dari mineral-mineral yang disebut kaolinit, yaitu
persenyawaan dari Oksida Alumina (Al2O3), dengan Oksida Silika (SiO2)
dan air (H2O) (Ambar, 2008). Tanah liat banyak terdapat di dataran rendah
di Pulau Jawa dan Sumatera.

Bentuk partikel-partikelnya seperti lempengan kecil-kecil hampir


terbentuk segi enam (hexagonal) dengan permukaan yang datar yang tidak
dapat dilihat dengan mata secara langsung, dengan bentuk partikel seperti
ini menyebabkan tanah liat mempunyai sifat liat (plastis) dan mudah
dibentuk bila dicampur dengan air, hal ini karena partikel-partikel tersebut
saling terjadi perubahan secara alamiah (Norton, 2000).

5
Gambar 2.2 Bentuk Partikel tanah liat
Sumber : F.H Norton (2000)

Menurut Frank and Janet Hamer (1997) Perubahan alamiah yang


berlangsung terus menerus menyebabkan terbentuknya tanah liat primer
dan sekunder, yang juga menyebabkan perbedaan tempat ditemukan
(pengendapan) tanah liat tersebut. Secara sederhana asal usul tanah liat
dapat digambarkan seperti gambar berikut ini.

Gambar 2.3 Asal Usul tanah liat secara sederhana


Sumber: Frank Hammer and Janet Hammer

6
II.3 Jenis-Jenis Tanah Liat
Tanah liat ini memiliki berbagai jenis. Jenis- jenis tanah liat bisa
kita ketahui dengan memperhatikan karakteristik yang dimiliki oleh tanah
tersebut. Beberapa macam-macam tanah liat antara lain sebagai berikut:

II.3.1 Tanah Liat Primer

Gambar 2.4 Tanah liat Primer


Sumber : Ebook (Sappie, 2006)

Jenis tanah liat dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni tanah
liat primer dan tanah liat sekunder. Tanah liat primer merupakan tanah liat
yang berasal dari pelapukan batuan feldspatik yang dihasilkan oleh tenaga
endogen yang tidak berpindah dari batuan induk atau batuan asalnya.
Tanah liat primer disebut juga dengan tanah liat residu. Tanah liat
sekunder memiliki sifat lebih murni dibandingkan tanah liat sekunder. Hal
ini karena tanah liat primer ini tidak berpindah dari tempat asalnya, yakni
batuan yang mengalami pelapukan. Tanah liat primer memiliki beberapa
ciri atau karakteristik yang membedakannya dengan tanah liat sekunder.
Beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh tanah liat primer antara
lain sebagai berikut:

 Memiliki sifat lebih murni, hal ini karena tanah liat primer tidak
berpindah tempat dari tempat asal terbentuknya.
 Berwarna kusam atau putih kusam, hal ini karena tanah liat primer
tidak tercampur dengan bahan- bahan organik seperti humus, ranting
ataupun daun busuk.
 Memiliki suhu matang yang berkisar antara 13.000° – 14.000° C,
bahkan ada yang mencapai 17.500° C.
 Cenderung berbutir kasar.
 Memiliki daya lebur tinggi.
 Memiliki daya susut kecil.
 Memiliki sifat tahan api.
 Tidak elastis.

7
Itulah beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh tanah liat primer.
Pembentukan tanah liat primer ini tidak lepas dari peraranan tenaga air dan
juga tenaga uap panas yang dilepaskan dari dalam bumi. Ketika berada
dalam keadaan kering maka tanah liat primer akan mudah sekali rapuh dan
ditumbuk menjadi tepung. Hal ini terjadi karena partikel tanah liat primer
bentuknya tidak simetris dan bersudut- sudut. Yang termasuk ke dalam
tanah liat primer ini antara lain: Kaolin, Bentonite, Feldspatik, Kuarsa,
Dolomite, dan tanah- tanah yang berada di tempat tinggi.

II.3.2 Tanah Liat Sekunder

Gambar 2.5 Tanah liat Sekunder


Sumber : Ebook (Sappie,2006)

Selain tanah liat primer, jenis tanah yang selanjutnya adalah tanah
liat sekunder. Tanah liat sekunder juga disebut dengan sedimen atau
endapan. Tanah liat sekunder merupakan tanah liat hasil pelapukan batuan
feldspatik yang berpindah jauh dari batuan induknya karena dibawa oleh
tenaga eksogen, sehingga menyebabkan butiran- butiran dari tanah liat
tersebut lepas dan mengendap di daerah- daerah seperti lembah, sungai,
rawa, ataupun danau.

Tanah liat sekunder jumlahnya lebih banyak daripada tanah liat primer.
Untuk mengetahui tanah liat sekunder, kita bisa melihat dari ciri- ciri yang
dimiliki oleh tanah ini. Beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh
tanah liat sekunder antara lain sebagai berikut:

 Memiliki sifat kurang murni, hal ini karena tanah liat sekunder ini
telah bergeser jauh dari batuan asalnya yang melapuk sehingga sifat
kemurniannya telah hilang atau berkurang.
 Warnanya krem, abu- abu, cokelat, merah, jambu/ kuning, kuning
muda, kuning kecoklatan, kemerahan, kehitaman dan sebagainya.

8
Warna- warna ini terbentuk akibat perjalanan tanah liat yang
bercampur dengan bahan- bahan organik dan non organik sehingga
warnanya pun berubah.
 Cenderung berbutir halus.
 Bersifat Plastis.
 Memiliki daya susut tinggi.

Nah itulah ciri-ciri dari tanah liat sekunder. Tanah liat sekunder dapat
dibedakan menjadi berbagai jenis lagi, yakni sebagai berikut:

1. Tanah liat tahan api/ Fireclay


2. Tanah liat Stoneware
3. Ballclay
4. Tanah liat Earthenware
5. Tanah liat Monmorilinit
Berbagai jenis tanah liat sekunder ini memiliki sifatnya masing-masing
dan tentu saja manfaat yang berbeda- beda.

II.4 Model Penambangan Tanah Liat


Berbeda dengan penambangan batu gamping dimana salah satu
kegiatan nya adalah pemboran dan peledakan maka dalam penambangan
lempung tidak ada kegiatan pemboran dan peledakan. Penambangan
dengan sistem tambang terbuka ( Pit Type ) dan berada didua lokasi kuari
yaitu Kuari Telogowaru dan Kuari Mliwang yang dibagi menjadi beberapa
blok tambang. Selain beroperasi di wilayah SIPD sendiri, penambangan
juga dilakukan di beberapa daerah SIPD lain baik di Telogowaru maupun
di Mliwang yang merupakan KSO (Kerjasama Operasi). Hal ini dilakukan
untuk tujuan penghematan cadangan sehingga mining life-nya bisa lebih
panjang. Material dari kedua kuari tersebut mempunyai karakteristik yang
berbeda terutama kandungan alumina dan silikanya sehingga untuk
mendapatkan kualitas yang diinginkan harus dilakukan pencampuran.
Untuk memudahkan penambangan, item kualitas yang menjadi acuan
adalah kandungan alumina dengan tetap melihat kandungan silika.

a. Pembersihan dan pengupasan tanah penutup


Seperti halnya penambangan batu gamping, kegiatan penambangan tanah
liat dimulai dengan pembersihan lahan dan pengupasan tanah penutup
setebal 30 - 100 cm. Tanah penutup ini disimpan di daerah terpisah untuk
tujuan reklamasi, adapun alat yang digunakan untuk kegiatan ini adalah
Bulldozer type D85/D65 merk Komatsu.

b. Penggalian dan pemuatan


Untuk memisahkan material dari massa induknya dilakukan penggalian
dengan excavator berukuran bucket sekitar 2 BCM yang kemudian
dimuatkan ke dump truck. Penggalian dilakukan jenjang demi jenjang

9
dengan tinggi jenjang 2 meter dan lebar 3 meter. Pada kegiatan ini alat
yang diguanakan excavator type PC400/PC200 merk Komatsu.

c. Pengangkutan
Tanah liat dari kuari diangkut ke clay storage dengan dump truck
berkapasitas 18 ton. Jarak clay strorage ke Kuari Telogowaru sekitar 2 km
sedangkan clay storage ke Kuari Mliwang sekitar 5 km. Di clay storage,
tanah liat dipisahkan menurut blok dan kuari untuk mengontrol kualitas
pada saat pengumpanan ke clay crusher.

Dari clay storage ini, selanjutnya clay akan diumpankan ke clay crusher
menggunakan wheel loader type WA500 merk Komatsu yang kemudian
dicampur dengan hasil crushing batu gamping untuk membentuk pile.

II.5 Manfaat Tanah Liat

 Pembuatan genteng, genteng tanah liat, genteng katagori ini terbuat dari
tanah liat yg ditekan / di-press. Kemudian dipanaskan menggunakan
bara api dengan derajat kepanasan tertentu. Genteng dengan bahan
tanah liat masih diminati. Meski prosesnya memerlukan energi yang
tidak sedikit, tetapi di sisi lain tanah liat sebenarnya dapat menyerap
panas. Ini yang membuat rumah menjadi lebih sejuk.
 Sebagai seni kerajinan yang terbuat dari tanah liat masih banyak
diminati, karena bentuknya yang khas/unik dan inspiratif, seperti
kerajinan gerabah. Bahkan penemuan guci untuk menyimpan makanan
pada zaman Romawi kuno telah ditemukan di dalam kapal Romawi
yang karam 2 ribu tahun yang lalu, guci-guci tersebut terbuat dari tanah
liat.
 Sebagai pengurang rasa sakit di luka, hal ini dikarena oleh sifat tanah
liat yang adem dan memiliki kandunga Zink dan Zat besi yang
membantu penyembuhan luka.
 Sebagai detox tubuh. Tanah liat yang bersifat seperti sponge ini dapat
digunakan untuk menyerap racun-racun ditubuh kita seperti bekteri, zat
logam berbahaya, dll.
 Untuk kecantikan, tanah liat bermanfaat untuk mengencangkan kulit
dan memuluskan kulit jika digunakan sebagai masker atau lulur tubuh.

10
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang bahan galian tanah liat (clay), maka
dapat diambil kesimpulan :

 Bahwa tanah liat merupakan lempung atau tanah liat adalah


partikel mineral berkerangka dasar silika yang berdiameter kurang
dari 4 mikrometer.
 Tanah liat terbagi menjadi dua macam yaitu, tanah liat sekunder
dan tanah liat primer. Tanah liat primer merupakan tanah liat yang
berasal dari pelapukan batuan feldspatik yang dihasilkan oleh
tenaga endogen yang tidak berpindah dari batuan induk atau batuan
asalnya. Tanah liat primer disebut juga dengan tanah liat residu.
Sedangkan tanah liat sekunder memiliki sifat lebih murni
dibandingkan tanah liat sekunder. Hal ini karena tanah liat primer
ini tidak berpindah dari tempat asalnya, yakni batuan yang
mengalami pelapukan.
 Tanah liat terbentuk karena adanya pelapukan maka partikel-
partikel halus dan sebagian besar dipindahkan oleh tenaga air,
angin dan gletser ke suatu tempat yang lebih rendah dan jauh dari
batuan induk dengan ukuran partikel yang hampir sama, sedangkan
sebagian lagi tetap tinggal dilokasi dimana batuan induk berada.
Selama berpindah tanah liat menjadi tidak murni, kehilangan
mineral-mineral pengikatnya. Hasilnya berupa jenis tanah liat
mulai dari yang kasar sampai yang halus dengan kemungkinan
terjadi perubahan warna dan komposisinya. Dari peristiwa alam
tersebut, maka terdapat tanah liat yang tidak berpindah tempat atau
terdapat didaerah asalnya, tanah liat ini disebut tanah liat primer
yang merupakan hasil akhir dari serangkaian proses yang juga
disebut residu. Contoh tanah liat ini yang umum adalah china clay
atau kaolin. Sedangkan tanah liat yang berpindah dari daerah
asalnya dan mengendap didaerah rendah disebut tanah liat
sekunder.
 Mineral-mineral yang terkandung pada tanah liat persenyawaan
dari Oksida Alumina (Al2O3), dengan Oksida Silika (SiO2) dan air
(H2O). Tanah liat banyak terdapat di dataran rendah di Pulau Jawa
dan Sumatera.
 Model penambangan tanah liat meliputi tahap-tahap :
a. Pembersihan dan pengupasan tanah penutup
b. Penggalian dan pemuatan
c. Pengangkutan

11
 Manfaat dari tanah liat :
a. Pembuatan genteng, genteng tanah liat, genteng katagori ini
terbuat dari tanah liat yg ditekan/di-press. Kemudian dipanaskan
menggunakan bara api dengan derajat kepanasan tertentu.
Genteng dengan bahan tanah liat masih diminati. Meski
prosesnya memerlukan energi yang tidak sedikit, tetapi di sisi
lain tanah liat sebenarnya dapat menyerap panas. Ini yang
membuat rumah menjadi lebih sejuk.
b. Sebagai seni kerajinan yang terbuat dari tanah liat masih banyak
diminati, karena bentuknya yang khas/unik dan inspiratif, seperti
kerajinan gerabah. Bahkan penemuan guci untuk menyimpan
makanan pada zaman Romawi kuno telah ditemukan di dalam
kapal Romawi yang karam 2 ribu tahun yang lalu, guci-guci
tersebut terbuat dari tanah liat.
c. Sebagai pengurang rasa sakit di luka, hal ini dikarena oleh sifat
tanah liat yang adem dan memiliki kandunga Zink dan Zat besi
yang membantu penyembuhan luka.
d. Sebagai detox tubuh. Tanah liat yang bersifat seperti sponge ini
dapat digunakan untuk menyerap racun-racun ditubuh kita
seperti bekteri, zat logam berbahaya, dll.
e. Untuk kecantikan, tanah liat bermanfaat untuk mengencangkan
kulit dan memuluskan kulit jika digunakan sebagai masker atau
lulur tubuh.

III.2 Saran

Adapun saran yang ingin saya ungkapkan bagi pembaca adalah


supaya tetap melestarikan pemanfaatan bahan galian tanah liat dalam
kehidupan sehari-hari seperti dalam bentuk kerajinan, obat detox maupun
bidang kecantikan. Demikan laporan yang saya buat. Mohon maaf bila ada
kesalahan kata maupun penjelasan yang kurang dipahami. Terimakasih
dan semoga makalah ini dapat berguna untuk pembaca dan penulis.

12
DAFTAR PUSTAKA

A Epulasi. 2014. Makalah Tanah Liat.


https://gmstnn.blogspot.com/2014/11/makalah-tanah-liat.html. 7 Juni
2018.

ForuM200. 2010. Tanah Liat. http://obdum.blogspot.com/2010/10/tanah-liat.html.


6 Juni 2018.

Risada, Jenita.2014. Pemanfaatan Tanah Lempung (Tanah Liat) Bauksit Pada


Pengolahan Air. Jurnal Akademika Kimia, Volume 2, No. 2.
https://media.neliti.com/media/publications/224164-karakterisasi-
fisikokimia-mineral-lempun.pdf (Diakses 6 Juni 2018 pukul 20.00 WIB).

Thorik. 2015. Apa Itu Tanah Liat. http://rumahtanahliatcitra.com/tanah-liat. 7 Juni


2018.

Treman, Wayan I . 2014. Geologi Dasar . Yogyakarta : Graha Ilmu.

13

Anda mungkin juga menyukai