Anda di halaman 1dari 3

USUT PENCEMARAN.

Wakil Ketua DPRD Kukar Supriyadi (paling kiri)


bersama Asisten II Sukhrawardy, memimpin hearing mengenai dugaan
pencemaran lingkungan oleh PT MSJ-PT Tambang Damai yang dibela DLHK
Kukar, Rabu (22/5) pagi. (idin/sapos)
PROKAL.CO, TENGGARONG. Rabu (22/5) kemarin, DPRD Kutai Kartanegara
(Kukar) menggelar hearing atau rapat dengar pendapat (RDP), terkait dugaan
pencemaran lingkungan oleh PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ) dan PT Tambang
Damai di Tenggarong Seberang. Dalam hearing dipimpin Wakil Ketua DPRD
Kukar, Supriyadi bersama Sukhrawardy selaku Asisten II Sekretaris Kabupaten
(Sekkab), terungkap indikasi kuat perusahaan telah melanggar aturan.
“Pihak perusahaan (PT MSJ dan PT Tambang Damai, Red) juga DLHK (Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan) Kukar mengakui, telah terjadi pembuangan
limbah di lokasi kawasan stockfile PT MSJ, terletak di Desa Kerta Buana,
Tenggarong Seberang,” jelas Supriyadi kepada harian ini, seusai hearing tersebut.
“Makanya disepakati pembentukan tim gabungan DPRD-Pemkab Kukar untuk
mengkaji ulang kasus tersebut. Bukan mengusut limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3) saja, termasuk soal jalan houling milik PT MSJ digunakan PT
Tambang Damai. Juga memeriksa Amdal perusahaan secara keseluruhan,” lanjut
Supriyadi.
Tidak itu saja, tim nanti juga mencermati sejauh mana pelaksanaan tanggung
jawab sosial perusahaan (TJSP). Mengingat perusahaan sudah memiliki produksi
mencapai 9 juta metrik ton. Dengan begitu, ketika timbul permasalahan di
lapangan mengenai dugaan pencemaran lingkungan, maka DLHK Kukar tidak bisa
seenaknya memutuskan serta menganggap masalahnya selesai.

“Bisa jadi DLHK sudah ‘masuk angin’. Karena mereka (DLHK, Red) tidak pernah
menyampaikan kasus itu ke bupati maupun sekretaris kabupaten (sekkab). Tadi
DLHK sempat ‘dikuliti’. Saya juga tegur Pak Hamid (Abdul Hamid Budiman
selaku Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup
DLHK Kukar, Red) yang sepihak memutuskan masalah tersebut,” urai Supriyadi.

Sekadar informasi, hearing tersebut digelar DPRD Kukar untuk menanggapi


laporan Agus Shali selaku kuasa hukum Zaidun, sebagai masyarakat yang
melaporkan adanya dugaan pencemaran lingkungan oleh PT MSJ-PT Tambang
Damai di Desa Kerta Buana, Kecamatan Tenggarong Seberang. Maka dalam
hearing kemarin hadir Agus Shali sebagai pelapor bersama perwakilan PT MSJ
dan PT Tambang Damai, selalu pihak terlapor.

“Masalah pencemaran lingkungan bukan main-main. Jadi kami bawa masalah ini
ke DPRD karena DLHK Kukar seperti ‘main mata’ dengan perusahaan. Bahkan
kami juga yakin, PT MSJ bersama PT Tambang Damai serta DLHK Kukar, untuk
bertanggungjawab secara hukum pidana maupun perdata. Makanya kami pun
melaporkan kasusnya ke Ombudsman dan Polda Kaltim,” kata Agus Shali.

Seperti diberitakan sebelumnya, beberapa waktu lalu Zaidun selaku masyarakat


peduli lingkungan menemukan dugaan pencemaran di lokasi stockfile PT MSJ,
terletak di Desa Kerta Buana, Tenggarong Seberang pada Maret 2019. Zaidun
lewat Agus Shali selaku kuasa hukum melaporkan kondisi itu ke DLHK Kukar.
Eh, begitu diproses, DLHK Kukar menyatakan perusahaan tidak melakukan
pencemaran lingkungan.
“Bahkan DLHK Kukar malah menekan klien kami (Zaidun, Red). Ada apa dengan
DLHK Kukar? Bukannya menindak perusahaan, tapi malah membela. Mau tidak
mau kasusnya kami bawa ke Dewan sampai Polda,” jelasnya. (idn/rin)

Anda mungkin juga menyukai