Anda di halaman 1dari 27

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Prasarana transportasi jalan memiliki arti yang sangat penting bagi


masyarakat dan kepentingan kegiatan pembangunan di suatu wilayah. Kondisi
jalan yang baik memudahkan masyarakat dalam melakukan aktifitas/kegiatan dan
mobilitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Untuk memberikan
pelayanan yang baik pada masyarakat sebagai pemakai jasa angkutan jalan raya,
maka sejalan dengan program tersebut pemerintah Republik Indonesia yang
diwakili oleh dinas pemukiman dan prasarana Wilayah Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam kembali mengadakan Peningkatan Jalan Gampong Cot-Lhok Bubon,
yang sebelumnya telah rusak akibat sudah terlalu lama tidak direhabilitasi. Proyek
peningkatan Jalan Gampong Cot-Lhok Bubon, bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan transportasi jalan raya bagi masyarakat setempat serta
kembali menata sarana transportasi tersebut.
Pada pembangunan jalan tersebut banyak menggunakan peralatan alat
berat yang operasionalnya saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Persoalan
yang sering dihadapi oleh kontraktor ketika hendak membangun suatau proyek
adalah perencanaan penggunaan peralatan yang sesuai. Untuk itu dibutuhkan
analisa produktivitas peralatan pada suatu proyek yang akan sangat membantu
dalam penentuan waktu kerja peralatan, sehingga mengakibatkan efektifnya
sumber daya, baik sumber daya peralatan itu sendiri maupun sumber daya lainnya.
Peralatan merupakan salah satu sumber daya utama dalam menajemen
kontruksi sehingga pemakaian peralatan harus seefektif mungkin. Menurut
Anonim (1998), efektif adalah kemapuan maksimal dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan. Produktivitas dalam hal ini yaitu ukuran kemampuan peralatan untuk
memproduksi berupa hasil kerjannya yang aktual persatuan waktu kerja efektif.
Jika Produktivitas suatu mesin menurun pada waktu penggunaannya, maka akan
mengakibatkan peningkatan biaya produksi yang setara dengan peningkatan biaya
secara keseluruhan pada pekerjaan tersebut.

1
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan produktivitas kerja AMP dan
Dump Truck sebagai Alat angkut dari hasil pengamatan pekerjaan perkerasan
aspal pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot-Lhok Bubon, disamping itu
bertujuan untuk melakukan pengendalian biaya yang dikeluarkan untuk biaya
sewa alat AMP dan sewa Dump Truck, khususnya pada pekerjaan perkerasan
aspal, berdasarkan produktivitas jam kerja efektif. Manfaat yang diharapkan dari
penelitiannya adalah bagi pihak yang berperan dalam bidang jasa kontruksi, dalam
hal ini kontraktor dan konsultan diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif
dalam menentukan peralatan yang akan digunakan pada suatu proyek tertentu.
Bagi bidang pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
informasi dan peran kajian terhadap suatu wacana mengenai suatu produktivitas
alat berat untuk menghasilkan penelitian-penelitian lebih lanjut.
Penelitian ini tidak dilakukan pada seluruh tahap pekerjaan perkerasan
jalannya. Dimana pada penelitian ini hanya mengamati pada tahap pekerjaan
perkerasan aspal. Penelitian yang dilakukan merupakan pengamatan terhadap
produktivitas kerja AMP yaitu sebagai alat pencampur aspal dan agregat (mix
asphalt) dan produktivitas kerja dump truck sebagai alat angkut serta menentukan
jumlah kebutuhan alat dump truck, dimana adanya keterkaitan antara
produktivitas AMP dan jumlah dump truck yang dibutuhkan pada proyek tersebut.
Ruang lingkup penelitian ini adalah proyek Peningkatan Jalan Gampong
Cot-Lhok Bubon, dana bersumber dari anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK)
tahun anggaran 2015 dengan biaya proyek senilai Rp.1.420.530.000,- (Satu miliar
empat ratus dua puluh juta lima ratus tiga puluh ribu rupiah). Dengan data fisik
jalan: Panjang keseluruhan jalan 770 m. Jalan ini mempuyai lebar 4 m, yaitu dari
STA 0+000-STA 0+770, AMP yang sering digunakan di indonesia adalah type
TSAP series dengan kapasitas alat 40 ton/jam dan kapasitas peralatan masih
dalam batas umur ekonomis dengan kemampuan operator sangat baik. Lokasi
AMP berada di Gunong Meh kecamatan kaway XVI kabupaten Aceh Barat, untuk
dump truck yang digunakan kapasitas 6 m3 dan kondisi peralatan dump truck
masih dalam batas umur ekonomis dengan kemampuan operator yang baik.

2
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode survey
penelitian, dimana pada penelitian ini diamati adalah seberapa banyak siklus yang
dapat dihasilkan oleh AMP dan dump truck bedasarkan jam kerja efektif, dengan
siklus rata- rata,volume, produktivitas, dan berapa banyak dump truck yang kerja
yang dilayani oleh AMP. Pengolahan dan analisa dan dilakukan dengan
menggunakan metode distribusi frekuensi.
Berdasarkan penelitian ini diperoleh waktu siklus rata-rata AMP 3887
detik (1.47 jam) dan waktu siklus rata-rata dump truck didapat 9010 detik
(2.31jam). Hasil perhitungan produktivitas kerja AMP didapat 32.61 ton/jam dan
untuk dump truck didapat 2.4 m3/jam.
Beberapa hal yang ditinjau dalam penelitian ini, antara lain:
1. Produktivitas pemakaian alat-alat berat pada proyek Peningkatan Jalan
Gampong Cot-Lhok Bubon.
2. Kajian terhadap total waktu keseluruhan pekerjaan yang dicapai dalam
Peningkatan Jalan Gampong Cot-Lhok Bubon.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan maslah dalam hal ini adalah:


1. Berapa produktivitas peralatan alat berat berdasarkan volume pekerjaan sudah
dapat tercapai secara optimal ?
2. Berapa waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk Peningkatan Jalan Gampong
Cot-Lhok Bubon, agar tercapai mutu yang sempurna dengan waktu
penyelesaian yang efektif ?

1.3 Tujuan Penelitian

3
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui produktivitas kerja asphalt mixing plant, dan dump truck sebagai
alat berat yang digunakan pada hasil pengamatan pekerjaan pengaspalan
proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok Bubon.
2. Untuk mengetahui durasi yang efektif dari masing-masing peralatan.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan pembahasan dalam penelitian adalah:


1. Objek penelitian proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot-Lhok Bubon, proyek
ini dikerjakan oleh PT. Bina Usaha
2. Variabel-variabel yang ditinjau antara lain efesiensi kerja alat berat, total waktu
pelaksanaan setiap pekerjaan dan pengoperasian peralatan untuk mendapatkan
produktivitas yang baik.
3. Jam kerja dimulai dari pagi 07.00 WIB dan berakhir pada sore hari jam 18.00
WIB (10 jam kerja efektif).
4. Tahapan pekerjaan lapis resap pengikat dan lapisan AC-BC, dari STA 0+000 –
0+770.
5. Alat berat yang dihitung Asphalt Mixing Plant (AMP), dan Dump Truck.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai
panduan tertulis atau referensi yang berguna bagi pihak kontraktor dan pihak
terkait dalam hal perencanaan anggaran biaya berdasarkan produktivitas alat
berat, sehinga dapat mengoptimalkan dalam pengendalian waktu pekerjaan.

1.6 Hasil

4
Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian pada proyek yang penulis
teliti, yaitu dengan waktu siklus AMP yang berawal dari Perhitungan waktu rata-
rata dari: AMP ke Dump Truck didapat X= 840 detik, hasil perhitungan waktu
angkut rata-rata dump truck didapat X = 4230 detik, hasil perhitungan waktu
tuang rata-rata dump truck didapat X = 72 detik, dan hasil perhitungan waktu
kembali rata-rata didapat X = 3866 detik. Hasil perhitungan pada produktivitas
kerja untuk AMP didapat 20 jam dan produktivitas kerja dump truck didapat 20
jam.

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

5
Sebagai faktor pendukung dalam menyelesaikan permasalahan dan
pedoman dalam penelitian ini, akan dibahas kepustakaan yang erat hubungannya
dengan pokok pemasalahan. Tinjauan kepustakaan merupakan anggapan-
anggapan dasar, baik teori-teori yang dikemukan para ahli maupun kutipan-
kutipan dari literatur yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelesaian, teori
dan rumus-rumus yang berhungan dengan pokok permasalahan. Tujuan dari
tinjauan kepustakaan ini adalah untuk membentuk kerangka teori dan konsepsi
sebagai dasar acuan penulisan.

2.1 Peralatan dan material kontruksi

Anonim (1997), mengemukakan bahwa, aplikasi alat-alat tidak dapat


dipisahkan dari sifat fisik material, karena akan menentukan segi teknis alat yang
akan digunakan. Sifat fisik material ini sangat berpengaruh terhadap operasi alat-
alat besar, terutama dala:
a. Menentukan jenis alat yang akan digunakan dan taksiran kapasitas
produksinya.
b. Perhitungan volume pekerjaan,dan
c. Kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada.
Pelaksanaan suatu proyek memerlukan bermacam-macam material atau
bahan sesuai dengan jenis pekerjaan, karena itu material yang diperlukan untuk
pembangunan suatu proyek dibedakan atas ruang lingkup pekerjaan dan
disesuaikan menurut kebutuhan pada saat pelaksanaan dilapangan. Jika terjadi
ketidak sesuaian alat dengan kondisi material maka akan menimbulkan kesulitan
berupa tidak efesiennya alat dan akan mengakibatkan kerugian kerena banyaknya
waktu yang terbuang.
Anonim (1997), mengemukakan bahwa,pelaksanaan pekerjaan dengan
peralatan adalah segala kegiatan dalam suatu proyek yang dilaksanakan dengan
menggunakan alat-alat berat. Penggunaan tergantung dari keadaan masing-masing
kegiatan proyek sehingga penyelesaian pekerjaan harus sesuai dengan kuantitas,
kualitas, waktu dan biaya yang direncanakan. Biaya yang direncanakan sangat

6
tergantung pada saat memprediksi keadaan alat dan usia guna alat tersebut.
Sebelum ditaksirkan suatu alat perlu diketahui kemampuan peralatan yang
digunakan. Penggunaan peralatan harus sesuai dengan jenis dan volume
pekerjaan, sehingga waktu yang telah ditentukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dapat dilaksanakan.

2.2 Kapasitas dan Produktivitas Peralatan

Peurifoy (1988), mengemukakan bahwa, dalam menentukan jenis dan


jumlah alat yang diperlukan dalam suatu proyek, maka kapasitas produksi alat per
jam mutlak diperlukan. Sedangkan peralatan yang belum ditempatkan dilapangan
agak sulit untuk menentukan nilai produktivitas yang sebenarnya. Agar
memperoleh nilai yang mendekati kenyataan dilapangan, maka dalam kalkulasi
harus dimasukkan faktor koreksi proyek.

2.3 Kelompok Kerja Peralatan Asphalt Concrete

Menurut Anonim (1997), pekerjaan Asphalt Concrete baru dapat


dilaksanakan apabila prime coat telah memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Harus sudah kering
b. Permukaan prime coat bersih dari kotoran atau debu
Adapun alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan asplhat concrete adalah :
1. Asphalt Mixing Plant
2. Asphalt Distributor (dump truck), banyaknya dump truck ditentukan oleh jarak
antara lokasi proyek dengan AMP (Asphalt Mixing Plant)
3. Asphalt Finisher, untuk menghamparkan campuran aspal di atas permukaan
pondasi jalan
4. Pneumatic Tire Roller yang berfungsi sebagi compector.

2.4 Produktivitas Kerja Asphalt Mixing Plant

7
Menurut Rostiyanti (2002), asphalt mixing plant merupakan alat berat
yang digunakan sebagai tempat campuran aspal diaduk, dipanaskan, dan
dicampur. Ada dua macam AMP yang sering digunakan yaitu Drum mix plant dan
batch plant. Asphalt mixing plant yang digunakan pada proyek ini adalah bertipe
batch plant.
Anonim (2005), mengemukakan bahwa perbedaan antara kedua tipe AMP
ini adalah dalam kelengkapan dan proses bekerjannya. Proses pencampuran pada
AMP tipe batch plant dimulai dengan penimbangan agregat, bahan pengisi (filler)
bila diperlukan dan aspal sesuai komposisi yang telah ditentukan dan dicampur
pada pencampur (mixer/pugmill) dalam waktu tertentu. Pada AMP tipe drum mix
plant, agregat panas lansung dicampur dengan aspal panas didalam drum
pemanas, penggabungan agregat dilakukan dengan cara mengatur bukaan pintu
pada bin dingin dan pemberian aspal ditentukan berdasarkan pengaliran dari
pompa aspal, pada lampiran Gambar A.2.1 Skema pengoperasian untuk AMP tipe
bacth.

2.4.1 Skema pengoperasian Asphalt Mixing Plant Tipe Batch


Bagian pertama dari AMP ini adalah bin dingin (cold bin), yaitu tempat
penyimpanan agregat dengan gradasi tertentu sesuai dengan tumpukan agregat
(stockpile), kemudian agregat dibawa melalui elevator ke dalam pengering (dryer)
untuk dipanaskan dan dikeringkan pada temperatur tertentu. Agregat yang telah
dikeringkan dan dipanaskan diangkut untuk disaring dengan unit ayakan panas
(hot sceening test) dan dipisahkan dalam beberapa ukuran yang selanjutnya
dikirim ke bin panas (hot bin), pada AMP tipe bacth umunya terdapat 4 bin untuk
menampung agregat dalam berbagai ukuran fraksi yang telah dipisah-pisahkan.
Pada tahap penakaran/timbangan, terdapat dua timbangan yaitu timbangan
agregat (aggregate weight hopper) dan timbangan aspal (asphalt weight hopper).
Untuk timbangan agregat ditempatkan lansung dibawah bin panas sehingga hasil
penimbangan dari agregat lansung ditranmisikan secara mekanisme kedalam
mixer/pugmill. Sedangkan pada pertimbangan aspal, aspal terlebih dahulu
dipanaskan lalu dialirkan ke dalam timbangan kemudian dimasukkan kedalam

8
mixer/pugmill. Setelah dilakukan pencampuran kemudian campuran aspal agregat
(mix asphalt) dituang kedalam dump truck untuk didistribusikan kelokasi proyek.
Hal tersebut berbeda dengan sistem pengoperasian untuk AMP tipe drum mix,
pada lampiran Gambar A. 2.2 Skema pengoperasian untuk AMP tipe drum mix.

2.4.2 Skema Pengoperasian Asphalt Mixing Plant Tipe Drum Mix


Pada AMP jenis drum mix, agregat ditumpuk pada stockpile sesuai
dengan ukuran fraksi dan lansung dimasukkan ke dalam bin dingin. Proporsi
masing-masing fraksi yang ditransmisikan ke drum mix diatur dengan pengaturan
bukaan pada bin dingin (tidak terdapat unit saringan panas). Untuk menjamin
pemasokan agregat kedalam drum mix sesuai rencana maka pada tiap pintu
bukaan bin dingin dipasang alat pengontrol.
Sistem pemberian aspal pada jenis AMP drum adalah sistem menerus
mekanis yang proporsinya disesuaikan dengan berat agregat kering dan dapat
dilihat pada meteran aspal pada kontrol panel, kemudian produksi campuran
beraspal mengalir terus sehingga diperlukan penambung untuk wadah, sementara
dari campuran dan dilanjutkan ke dalam truk pengangkut (dump truck).
Pengukuran berat umumnya dicatat oleh sisten panel kontrol.
Rostiyanti (2002), mengemukakan bahwa, rumus yang berkaitan dengan
perhitungan produktivitas AMP adalah :

60  V  E
P= ..................................................................................(2.1)
T

dimana: P = produktivitas (ton/jam);


V = volume (ton);
E = efisiensi alat AMP;
T = waktu siklus produksi (menit).

2.5 Produktivitas Kerja Dump Truck

9
Menurut Anonim (1984), dump truck merupakan peralatan utama pada
pekerjaan pemindahan material jarak menengah sampai jarak jauh (500 m lebih).
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja dump truck adalah jenis alat
muat, kapasitas bak, waktu siklus dan faktor koreksi. Waktu siklus dump truck
dipengaruhi oleh waktu muat, waktu angkut, waktu bongkar/tuang, waktu kembali
dan waktu tunggu/antri. Rostiyanti (2002), produktivitas kerja dump truck dapat
dihitung dengan persaan berikut:

V  60
P= .......................................................................................(2.2)
T

dimana : P = produktivitas (m3/jam);


V = volume (m3);
T = waktu (menit).

2.5.1 Penentuan Banyaknya Dump Truck Yang Dapat Dilayani


Hubungan kerja antara AMP dan dump truck merupakan sistem produksi
yang berkombinasi antara sistem kerja kedua peralatan tersebut. Jika diperhatikan
pengoperasiannya maka merupakan sistem terpadu kerena berinteraksi satu sama
lainnya.
Rochmanhadi (1985), mengemukakan, banyaknya dump truck yang dapat
dilayani adalah waktu siklus dump truck dibagi waktu muat. Rumus yang
menyatakan banyaknya dump truck yang dapat beroperasi secara optimum adalah:
Wdt
Bdt = ............................................................................................(2.3)
Wm

dimana: Bdt = banyaknya dump truck yang beroperasi;


Wdt = waktu siklus dump truck;
Wm = waktu muat.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan (2.3) didapatkan
jumlah dump truck yang dapat beroperasi secara optimum, namun bukan dalam
bentuk bilangan bulat, sehinnga harus dilakukan pembulatan.

10
Akibat dari pembulatan ini terjadi 2 kemungkinan yang didapat, yaitu :
a. Bila dibulatkan ke atas maka AMP akan bekerja penuh, sedangkan dump truck
akan terjadi antrian;
b. Bila dibulatkan kebawah maka dump truck akan bekerja penuh,sedangkan
AMP akan menunggu.

2.6 Waktu Siklus Peralatan

Menurut Anonim (1997), waktu siklus adalah waktu yang diperlukan


untuk menyelesaikan sebuah siklus dari suatu operasi (pekerjaan). Waktu siklus
AMP adalah waktu yang diperlukan untuk berproduksi campuran aspal agregat
(mix aspal) dimulai dari waktu pencampuran agregat hingga waktu tuang ke
dalam dump truck, sedangkan waktu siklus dump truck dimulai dari waktu muat
campuran beraspal, waktu yang ditempuh ke lokasi proyek, kemudian waktu
tuang dan waktu kembali kelokasi AMP.
Rostiyanti (2002), mengemukakan bahwa waktu siklus dump truck dapat
dihitung dengan persamaan :
CT = LT + HT + DT + RT .............................................................(2.4)

dimana : CT = cycle time (waktu siklus)


LT = loading time (waktu muat)
HT = hauling time (waktu angkut)
DT = dumping time (waktu tuang)
RT = return time (waktu kembali)

Waktu siklus AMP dapat dihitung dengan persamaan :


CT = ML + LT.................................................................................(2.5)
dimana : CT = cycle time (waktu siklus)
MT = mixing time (waktu pencampuran)
LT = loading time (waktu muat)

11
2.7 Statistika Pengolahan Data

Metode pengolahan dan analisa data yang berupa konsep-konsep


statistika yang digunakan pada proses pengolahan data yang diperoleh dari hasil
observasi selam dilakukan penelitian.

2.7.1 Statistika Distribusi Frekuensi


Hine dan Montgomery (1990), mengemukakan bebrapa model
metemetis sebagai berikut :
a. Banyaknya kelas :
K = l + 3.3 log n ................................................................................(2.6)

b. Range :
R = H – L ............................................................................................(2.7)

c. Intervak kelas :
i = R/K .............................................................................................(2.8)

d. Nilai rata-rata :

X
 f d .....................................................................................(2.9)
f

e. Standar deviasi :

n f  d 2    f  d 
2

S
n n  1
.............................................................(2.10)

f. Koefisien Variasi :
S
CV=  100% ................................................................................
X
(2.11)

12
Dimana : K = banyak kelas;
n = jumlah data;
R = rentang data;
H = nilai tertinggi data;
I = interval data;
X = nilai rata-rata;
f = frekuensi;
d = nilai tengah.

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

13
Metode penelitian yang akan dikemukakan dalam bab ini sesuai dengan
peranan dan didukung oleh telaah kepustakaan, penelitian ini berkaitan erat
dengan tinjauan produktivitas kerja AMP berdasarkan jam kerja efektif
dilapangan memerlukan kebutuhan terhadap alat dump truck yang digunakan
sebagai alat angkut.

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot – Lhok


Bubon, Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat. Panjang keseluruhan jalan
770 meter dengan lebar pengaspalan jalan 4 meter, dapat dilihat pada Lampiran A
Halaman 32.

3.2 Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer didapat dari hasil pengamatan terhadap pekerjaan
perkerasan aspal pada proyek Peningkatan Jalan Gampong Cot- Lhok Bubon, dan
data sekunder diperoleh dari dokumen kontrak yang berasal dari dinas pemukiman
dan prasarana Wilayah Aceh barat dan kontraktor pelaksana PT. Bina Usaha.
Data primer didapat dari dua lokasi yang berbeda, pertama data yang
didapat dari lahan AMP yaitu tempat diproduksinya aspal yang berada pada
Gunong Meh kecamatan kaway XVI kabupaten Aceh Barat, kedua data yang
didapat pada lokasi proyek yang terletak pada desa Meureubo kecamatan
Meureubo kabupaten Aceh Barat, jarak tempuh dari AMP dengan lokasi
pengaspalan sekitar 42 km.

3.2.1 Peralatan Pengumpulan Data

14
Data primer berasal dari pengamatan lansung ke lapangan, mengukur
aktifitas kerja AMP dan dump truck, foto pelaksanaan, dan data pendukung
seperti peralatan yang dipakai pada saat pengamatan antara lain:
 Stopwatch; digunakan untuk mencatat waktu pengamatan
 Alat tulis dan;
 Kalkulator.

3.2.2 Metode Pengumpulan Data


Penulis mengambil data pengamatan pada awal bulan Agustus, yang
dilakukan selama pekerjaan pengaspalan berlansung, ruang lingkup penelitian
pada jarak dari STA 0+000 – STA 0 +770, dengan lebar jalan 4 m, panjang 770 m
dan ketebalan AC-BC 6 cm. Penulis dalam pengambilan data di lapangan dibantu
oleh steorang rekan yang berada pada lokasi AMP, sedangkan penulis berada pada
lokasi proyek,hal disebabkan karena jauhnya jarak antara lokasi AMP dengan
lokasi proyek pekerjaan. Jumlah hari selama pengamatan 2 hari dimulai dari jam
08.00 s/d 17.00 WIB, keadaan cuaca pada tempat pengamatan sangat baik.
Pada lokasi AMP data yang diamati adalah produksi AMP per hari kerja
dan waktu curah aspal kedalam dump truck, waktu dump truck tiba dan waktu
dump truck berangkat dari lokasi AMP. Sedangkan data yang didapat pada lokasi
AMP adalah waktu siklus dump truck, yaitu waktu tiba dump truck, waktu tuang
dan waktu kembali. Jalur lintasan yang dilewati oleh dump truck merupakan jalur
yang cukup baik yaitu melitasi Jalan Gunong meeh layung, Meulaboh Kualabhee,
dan Pinem dengan jarak tempuh ± 42 km, kondisi peralatan masih dalam batas
umur ekonomis dan kemampuan operator yang baik.
Lingkup pengamatan dimulai pada saat proses pencampuran agregat di
AMP, kemudian dump truck diisi aspal concrete senbanyak kapasitas angkut
dump truck, gambar dilihat pada pada Lampiran B Halaman 30. Selanjutnya
dump truck berangkat menuju ke lokasi proyek dan setibanya di lokasi, dump
truck menempatkan aspal pada alat penghampar aspal (asphalt finisher) dan
melakukan dumping (penuangan ) sebanyak 2 – 3 kali, Secara sistematis langkah-
langkah yang ditempuh untuk pengumpulan data adalah sebagai berikut:

15
1. Bedasarkan lampiran Tabel 3.1 pengumpulan data dilokasi AMP,
diperoleh:
- Mengamati operasional AMP
- Volume curahan campuran aspal concrete
- Waktu siklus AMP
2. Berdasarkan lampiran Tabel 3.2 pengumpulan data dilokasi proyek,
diperoleh :
- Mengamati operasional dump truck
- Waktu siklus kerja dump truck

3.2.3 Analisa
Analisa waktu yang menggunakan suatu grafik yang menyatakan
hubungan antara dua variabel atau lebih dimana terdapat hubungan antara dua
varikabel tersebut. Dalam hal ini variabel yang mempengaruhi (independent
variable) dan variabel bebas adalah waktu siklus AMP, waktu siklus dump truck
dan variabel pada truck dump dan variabel yang dipengaruhi (independent
variabel) atau variabel terikat adalah produktivitas.

3.3 Analisa Pengolahan Data

Realisasi pengolahan dan analisa data untuk penyelesaian tugas akhir ini
yaitu untuk mendapatkan nilai dengan mengunakan rumus 2.1 - 2.11 pada bab II
Halaman 8 - 12. sehingga bisa didapatkan hasil dengan tepat.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

16
Pada bab ini akan dipaparkan hasil-hasil pengolahan data berdasarkan
metodologi yang dikemukakan dalam metode penelitian dan data hasil
pengamatan dilapangan. Adapun hasil yang dikemukakan yaitu megenai seluruh
hasil-hasil dan perhitungan yang dilakukan pada penelitian ini.

4.1 Hasil

Hasil yang didapat nantinya disajikan data hasil penelitian pada proyek
yang penulis teliti, yaitu rumus dengan waktu siklus AMP yang berawal dari
waktu pencampuran agregat dan waktu tuang ke dalam dump truck, dapat dilihat
pada Tabel 4.1 Halaman 18, selanjutnya pada waktu siklus dump truck di mulai
dari waktu muat, berjalan ke lokasi, dumping dan kembali ke lokasi dengan
produktivitas kerja AMP rata-rata, produktivitas kerja dump truck, jumlah
penurunan terhadap dump truck, dapat dilihat pada Tabel 4.2 Halaman 25.

4..1.1 Waktu Siklus AMP dan Pencampuran Agregat.


Waktu siklus AMP adalah waktu yang diperlukan untuk berproduksi
menggunakan aspal agregat yang dimulai dari waktu pencampuran agregat hingga
waktu tuang dalam truck.
Perhitungan waktu pencampuran agregat dimulai dari material agregat
yang berjalan dari split, pasir, dan dust yang diangkut dari bin dingin melalui
elevator ke asphalt spayer, kemudian dikirim ke dalam bin panas dan selanjutnya
ditranmisikan ke mixer pugmill. Waktu pencampuran ini akan berlansung secara
terus-menerus hingga pekerjaan untuk per hari kerja efektif selesai. Perhitungan
waktu pencampuran agregat rata-rata dapat dilihat pada lampiran B.4.1 Halaman
36 sampai pada halaman 38 didapat X = 2700 detik.

4.1.2 Waktu Curah Campuran Aspal


Perhitungan waktu curah campuran aspal dari AMP ke dalam dump truck
sampai pada saat dump truck telah siap berada pada posisi tempat pencurahan.
Sistem pencurahan dilakukan secara berulang-ulang sebanyak 20 kali dengan

17
volume dan masing-masing 800 kg, untuk waktu sekali curah selama 5 detik dan
interval dengan masing-masing curahan selama 40 detik. Hal ini telah diatur
secara mekanisme oleh operator, untuk perhitungan waktu curah rata-rata dapat
dilihat pada lampiran C 4.1 Halaman 44 didapat X = 840 detik.

4.2 Waktu Siklus Dump Truck

Waktu siklus dump truck adalah waktu yang diperlukan dump truck untuk
beroperasi yang dimulai dari waktu muat, berjalan ke lokasi proyek atau waktu
angkut, kemudian melakukan dumping atau waktu tuang, dan kembali ke lokasi
AMP atau waktu kembali.

4.2.1 Perhitungan waktu muat

Perhitungan waktu muat dump truck dimulai dari bak dump truck yang
kosong selanjutnya AMP secara mekanisme mengisi campuran aspal ke dump
truck hingga batas kapasitas muatan. Hal ini sama dengan perhitungan waktu
curah campuran aspal.

4.2.2 Perhitungan waktu angkut


Perhitungan waktu yang dibutuhkan oleh dump truck untuk mengangkut
muatan aspal dari lokasi AMP menuju ke lokasi proyek tergantung dari jarak yang
ditempuh oleh dump truck, jarak yang ditempuh dari lokasi AMP ke lokasi proyek
berjarak 42 km. Pengukuran waktu angkut dimulai dari dump truck meninggalkan
lokasi AMP hingga sampai kelokasi proyek. Hasil perhitungan waktu angkut rata-
rata dapat dilihat pada Lampiran C.4.2 Halaman 47 didapat X = 4230 detik.

4.2.3 Perhitungan waktu tuang


Perhitungan waktu tuang campuran aspal dimulai pada saat dump truck
telah mengatur posisi didepan finisher dan melakukan dumping untuk menuang
campuran aspal yang ada dalam bak dump truck hingga kosong. Dalam

18
melakukan penuangan dump truck melakukan dumping sebanyak 2-3 kali. Hasil
perhitungan waktu tuang rata-rata dapat dilihat pada Lampiran C.4.3 Halaman 47
didapat X= 72 detik.

4.2.4 Perhitungan waktu kembali


Lamanya waktu kembali dimulai dari gerakan dump truck setelah
megakhiri damping dan selanjutnya melakukan perjalanan dengan muatan bak
kosong menuju ke lokasi AMP. Hasil perhitungan waktu kembali rata-rata dapat
dilihat pada Lampiran C.4.4 Halaman 49 didapat X= 3866 detik.

4.2.5 Kecepatan
Kecepatan dapat dihitung dengan mengetahui waktu siklus dan jarak
tempuh yang dilakukan oleh dump truck. Lamanya waktu siklus diamati mulai
dari gerakan saat angkut, tuang, dan kembali. Hasil perhitungan kecepatan rata-
rata dapat dilihat pada Lampiran B.4.3 Halaman 38 dan 39 dump truck didapat X=
4.5589 m/detik.

4.2.6 Waktu Kerja


Waktu kerja efektif berkaitan dengan efisiensi waktu sehingga akan dapat
mempengaruhi besarnya kapasitas produksi dalam satu hari kerja. dalam hal ini
tidak dihitung waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan diluar kegiatan. kegiatan
gerakan AMP maupun dump truck.
Perhitungan waktu kerja efektif AMP dapat dilihat pada Lampiran C.4.5
Halaman 51, didapat X= 11625 detik atau 3.22 jam.

Untuk perhitungan waktu kerja efektif dump truck dapat dilihat pada lampiran
C.4.6 Halaman 53, didapat X = 24878 atau 6.91 jam.

4.2.7 Volume Dump Truck


Volume dump truck sangat dipengaruhi oleh volume bak dump truck itu
sendiri. Dalam penelitian ini volume bak dump truck yang digunakan 6 m3. Pada
peryataan dilapangan penulis memperoleh data volume dump truck didapat

19
dengan menghitung banyaknya curahan aspal concrete oleh AMP secara mekanis.
Distribusi data volume dump truck dapat dilihat pada Lampiran C.4.7 Halaman 55
didapat X= 6.08 M3.

4.3 Produktivitas AMP

Produktivitas merupakan kemampuan AMP untuk berproduksi berupa


hasil hitungan yang aktual per satuan waktu kerja efektif . AMP dengan type
Great tysap mempuyai kapasitas 40 ton/jam dengan efesiensi kerja peralatan.
Hasil perhitungan produktivitas AMP dapat dilihat pada Lampiran C.4.11
Halaman 61, didapat, P= 32.12 ton/jam.

4.4 Produktivitas Dump Truck

Produktivitas kerja dump truck yaitu kemampuan kerja dump truck dalam
menyelesaikan pekerjaan per satuan kerja efektif. Hasil perhitungan produktivitas
dump truck dapat dilihat pada Lampiran C.4.11 Halaman 61, didapat P= 2.4
m3/jam.

4.4.1 Banyaknya Dump Truck Yang Dilayani AMP


Banyaknya dump truck yang dapat dilayani oleh AMP didapat berdasarkan
pada siklus dump truck dibagi dengan waktu muat AMP, dimana waktu muat
AMP mengunakan waktu muat itu sendiri. Hasil perhitungan dapat dilihat pada
Lampiran C.4.10 Halaman 61.

Waktu Siklus dump truck


Banyaknya dump truck =
Waktu muat dump truck
9008
=
840
20
diperoleh = 10.7
Ada dua kemungkinan akibat dari pembulatan:
1. Bila dibulatkan ke atas maka AMP akan bekerja penuh, sedangkan dump
truck akan terjadi antrian (10.7 ≈ 11).
2. Bila dibulatkan ke bawah maka dump truck akan bekerja penuh,
sedangkan AMP akan menunggu (10.7 ≈ 10).

4.4.2 Banyaknya Trip Yang Mampu Dihasilkan Dump Truck


Perhitungan dilakukan dengan mengambil waktu kerja efektif AMP 1 jam
kerja selama 50 menit. Untuk satu hari kerja didapat jam kerja 6 jam 40 menit
atau 24000 detik.
Waktu kerja efektif
Banyaknya Trip =
Waktu muat
24000
= = 28.57 ≈ 28 trip
840
Waktu siklus dump truck
Waktu tunggu dump truck = Waktu muat -
Jumlah dump truck
9008
= 840 - = 21.1 detik
11
Jika digunakan 10 dump truck:
Waktu siklus dump truck
Waktu tunggu AMP = - waktu muat
Jumlah dump truck
9008
= - 840 = 60.8 detik
10

Waktu kerja efektif Banyaknya trip =


Waktu muat + waktu tunggu

24000
=
840 + 60.8
21
= 26.64 ≈ 26 trip

4.4.3 Volume Satu Hari Kerja


a. Jika digunakan 11 dump truck:
Volume rata-rata = 6.08 m3 ( Lampiran C.4.7 halaman 56 )
Jumlah Trip = 28 trip
Volume 1 hari = 28 x 6.08 = 170.24 m3
b. Jika digunakan 10 dump truck:
Volume rata-rata = 6.08 m3 ( Lampiran C.4.7 halaman 56 )
Jumlah trip = 26 trip
Volume 1 hari = 26 x 6.08 = 158.08 m3

4.4.4 Lamanya Waktu Penyelesaian pekerjaan


a. Jika digunakan 11 dump truck :
Volume total pekerjaan = 700 m3
Volume 1hari = 170,24 m3

700
Lamanya pekerjaan = = 4,09 hari ≈ 4 hari
170,24

b. Jika Digunakan 10 Dump Truck :


Volume Total Pekerjaan = 700 m3
Volume 1 hari = 158,08 m3

700 Lamanya
pekerjaan = = 4,42 ≈ 5 hari
158,08

Tabel 4.2 Waktu Gerak Dump Truck

No Gerakan Dump Truck Rata-rata


(Waktu Siklus) (detik)

1 Waktu Muat 840

2 Waktu Angkut 4230

22
3 Waktu tuang 72

4 Waktu Kembali 3866

Total 9008

Perbandingan pada produktivitas dump truck per hari kerja dapat dilihat
pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Produktivitas Dump Truck Per Hari Kerja.

Pada gambar 4.1 terlihat bahwa terjadi perbedaan waktu siklus dump truck
pada hari pertama, kedua, dimana semakin besar waktu siklus yang dihasilkan
dump truck maka produktivitasnya semakin menurun. Besar kecilnya waktu siklus
dump truck dipengaruhi oleh elemen gerak dump truck ketika beroperasi pada saat
pengamatan.

23
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Produktivitas AMP Per Hari Kerja

Pada gambar diatas terjadi perbedaan pada perbandigan produktivitas


AMP per hari kerja, dimana semakin besar waktu siklus AMP maka produktivitas
per hari semakin menurun. Besar kecilnya waktu siklus AMP tidak dipengaruhi
oleh elemen dari waktu siklus, yaitu waktu pencampuran dan waktu tuang, hal ini
dikarenakan sistem pengaturan secara mekanis. Namun besar kecilnya waktu
siklus pada AMP dipengaruhi oleh jumlah dump truck yang beroperasi per hari
kerja dan volume produksi sesuai dengan jarak pengaspalan per hari

4.5 Pembahasan

Berdasarkan perhitungan yang mengunakan metode distribusi frekuensi,


diperoleh suatu gambaran bahwa nilai produktivitas AMP dan dump truck pada
proyek pembangunan Jalan Gampong Cot-Lhok Bubon sangat dipengaruhi oleh
waktu siklus dari alat itu sendiri yaitu AMP dan dump truck. Watu siklus
dipengaruhi oleh jumlah dump truck yang beroperasi per hari kerja dan volume
produksi sesuai jarak pengaspalan per hari.
Pada pengamatan hari pertama, volume produksi yang dihasikan sebesar
280 ton dengan waktu siklus rata-rata 62.14 menit dan nilai produktivitas yang di
dapat 32.77 ton/jam. Pengamatan hari kedua, volume produksi yang dihasilkan

24
294 ton dengan waktu siklus rata-rata 60 menit dan nilai produktivitas yang
didapat 33,94 ton/jam.
Dari pengamatan hari pertama hingga hari kedua terjadi kekosongan pada
waktu siklus AMP yang terjadi 10.00 – 11.00 WIB. Hal ini dikarenakan
kurangnya kurangnya jumlah dump truck yang digunakan pada proyek ini dan
faktor jarak antara lokasi AMP dan lokasi proyek yang jauh.
Pada dump truck waktu yang siklus dipengaruhi oleh elemen gerak dari
dump truck itu sendiri, elemen gerak yang dimaksud adalah waktu muat, waku
angkut, waktu tuang, dan waktu kembali, pada pengamatan hari pertama, waktu
siklus dump truck 151,11 menit dengan nilai produktivitas 2,414 m3/jam.
pengamatan hari kedua, waktu siklus yang terdapat 151,23 menit dan nilai
produktivitasnya 2,412 m3/jam. Jika waktu dari salah satu elemen gerak dump
truck lama, maka waktu siklus dump truck pun akan menjadi lama sehingga
mengakibtkan produktivitasnya menurun.
Produktivitas pada dump truck tidak hanya dipengaruhi oleh waktu siklus
dump truck, tetapi kecepatan dump truck juga dapat mempegaruhi produktivitas
dari dump truck, dimana semakin meningkat kecepatan pada dump truck maka
semakin tinggi produktivitas yang dihasilkan. Hal ini berbanding terbalik dengan
hubungan antara siklus dan produktivitas.

BAB V

25
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukannya pengolahan data dan pembahasan mengenai


penelitian pada proyek pembangunan Jalan Gampong Cot-Lhok Bubon, maka
dapat diambil satu kesimpulan mengenai produktivitas Peralatan Asphalt Mixing
Plant (AMP) dan Dump Truck. Kesimpulan yang dapat penulis peroleh adalah
sebagai berikut:
1. Perhitungan waktu rata-rata dari:
AMP ke Dump Truck didapat X= 840 detik, hasil perhitungan waktu
angkut rata-rata dump truck didapat X = 4230 detik, hasil perhitungan
waktu tuang rata-rata dump truck didapat X = 72 detik, dan hasil
perhitungan waktu kembali rata-rata didapat X = 3866 detik.
2. Hasil perhitungan pada produktivitas kerja untuk AMP didapat 20 jam dan
produktivitas kerja dump truck didapat 20 jam..

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian ini, dapat dikemukakan saran-saran yang


menyangkut produktivitas AMP dan dump truck, adapun saran-saran yang dapat
penulis kemukakan adalah sebagai berikut:
1. Perlu adanya suatu penelitian yang lebih mendalam mengenai analisa
peralatan alat berat, khususnya pada dump truck dan AMP sehingga
mampu menghasilkan pekerjaan secara efektif (misalnya, berapa banyak
dump truck yang mestinya digunakan pada suatu proyek dengan jarak
tertentu ataupun bisa mencoba sistem tipe AMP yang dapat berpindah
tempat.
2. Untuk penelitian kedepannya perlu lebih memperhitungkan faktor-faktor
yang mempengaruhi dari operasional peralatan. Seperti faktor lalu lintas,
kondisi jalan yang dilalui oleh dump truck dari lokasi AMP, ataupun dapat
membandingkan dengan cara mengamati terhadap AMP lainnya dengan
lokasi yang berbeda.

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2005, Manual Pekerjaan Campuran Beraspal Panas, Direktorat


Jenderal Prasarana Wilayah, Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah, Jakarta.
2. Anonim, 1997, Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan
Peralatan, Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum,
Jakarta.
3. Anonim, 1984, Teknik Dasar Pemakaian Alat – Alat Berat, PT. United
Tractors, Jakarta
4. Hines, W. W. , dan D. C. Montgomery, 1990, Probalitas dan Statistik Dala
Ilmu Rekayasa dan Menajemen, Edisi kedua, Terjemahan Rudiansyah dan
A. H. Manurung, Penerbit Universitas Indonesia Press, Jakarta.
5. Rostiyanti, Susy Fatena, 2002, Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
6. Rochmanhadi, 1985, Kapasitas Dan Produksi Alat – Alat Berat, Badan
Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
7. Peurifoy, RL, 1998, Perencanaan, Peralatan dan Metode Kontruksi,
Terjemahan Djoko Martono, Penerbit Erlangga, Jakarta.
8. Sudjana, 1989, Tehnik Analisis Regresi dan Korelasi, Penerbit Tarsito,
Bandung.

27

Anda mungkin juga menyukai