Anda di halaman 1dari 15

Kata pengantar

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan yang maha kuasa,atas


perlindungan dan pertolongangnya sehingga saya dapat menyelesaikan
Tugas “Laporan Praktikum geolistrik

Dalam laporan ini masih jauh dri kata sempurna dimana hal ini yang
menjadi kelemahan dan keterbatasan sya dalam menyusun laporan hasil
praktikum di untuk itu kritik dan saran sangat saya harapkan dari pembaca
bahkan Bpk dosen sendiri untuk kedepan yang lebih baik.

Terima kasih atas perhatianya,mohon maaf bila ada kata-kata yang


kurang menyenangkan untuk di baca dalam laporan ini.
ABSTRAK

Metode geolistrik telah diaplikasikan untuk mengetahui air di bawah


tanah. Penelitian ini dilakukan disuatu areal yang terletak di daerah Sentani
Kabupaten Jayapura.Dengan menggunakan metode geolistrik dapat dilakukan
penentuan pendugaan lapisan-lapisan tanah dan batuan dalam suatu daerah
dan kedalaman maksimum dapat diketahui. Untuk memecahkan/ mengetahui
dengan baik keterdapatan air tanah bawah permukaan yang dapat digunakan umtuk
beberapa metode diantaranya pemboran dan metode geofisika. Penggunaan metode
geofisika yang paling sering digunakan diantaranya geolistrik tahanan jenis.
Pemanfaatan metode geolistrik menurut Todd (1980) paling polpuler pada
penyelidikan air tanah bidang hidrogeologi. Kepopulerannya disebabkan peralatan
geolistrik mudah dibawa, muda dioperasikan, waktu pengukuran cepat dengan
biaya murah serta akurasi data yang dapat diandalkan.

 Tujun paraktikum
- Mengetahui secara langsung cara menggunakan alat yang benar
- Menambah wawasan praktikum geolistrik

 Waktu dan tempat pelakasanaan


Hari sabtu pagi dari jam 08.00 -09.00 kita brangkat dari rumah ke sentani
(tempat praktikum)

- Jam 09.00 – 09.30 mempersiakan alat-alat praktek untuk praktikum


- 09.30-12.15 wit kami melakukan kegiatan praktikum di sentani sesuai arahan
dosen serta prosedur yang telah di tentukan hingga selesai
Bab 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Menurut Soinien (1985) dalam Juandi (2008), penelitian air tanah dapat
dilakukan di permukaan atau di bawah permukaan dengan menggunakan
metode geolistrik. Sedangkan untuk interpretasi gambaran air tanah dapat
dilakukan dengan menggunakan metode interpretasi data geolistrik dc (direct
current) (Torok 2001). Oleh sebab itu penelitian ini akan mencoba
mengaplikasikan metoda geolistrik untuk menganalisis distribusi air bawah
tanah.
Dimana kita pun mengetahui bahwa Permasalahan akan pentingnya
kebutuhan terhadap air bersih yang sedang dialami oleh masyarakat saat ini
mendorong kesadaran dan kepedulian perlunya upaya bersama dari seluruh
komponen agar dapat memanfaatkan dan melestarikan sumberdaya air (SDA)
secara berkelanjutan. Pengelolaan sumberdaya air seperti cara lama yang
dilakukan sendiri-sendiri atau secara terbatas sudah tidak dapat secara efektif
mengatasi berbagai permasalahan sumberdaya air baik dari segi aspek
ketersediaan maupun aspek penggunaannya. Belum lagi dari segi yang lain
misalnya saja masalah kontaminasi limbah terhadap air dan lain-lain.
1.2 TUJUAN
 Tujuan dari pengukuran geolistrik ialah untuk mengetahui tahanan
jenis batuan didalam bumi, dengan memakai sistem empat elektroda
yang dihubngkn dengan baik pada bumi.
 Agar dapat mengetahui ketersediaan potensi air-tanah dan
persebarannya, salah satu usaha yang dapat ditempuh adalah dengan
melakukan survei geolistrik resistivitas menggunakan konfigurasi
wenner sounding. Metode ini digunakan untuk menyelidiki lapisan
bawah permukaan berdasarkan tingkat resistivitas batuannya dengan
air-tanah (aquifer) yang menempati rongga-rongga dalam lapisan
geologi (tanah).
1.3 Manfaat
Manfaat Metode geolistrik kita dapat menganalisis distribusi air
tanah dengan menggunakan metoda geolistrik.metode geolostrik merupakan
salah satu cabang ilmu geofisika yang mempelajari bumi dan lingkungannya
berdasarkan sifat-sifat kelistrikan batuan. Sifat ini adalah tahanan jenis,
konduktivitas, konstanta dielektrik, kemampuan menimbulkan potensial
listrik sendiri, arus listrik diinjeksukan kedalam bumi melalui dua lektroda
arus dan distribusi potensial yang dihasilkan diukur dengan elektroda
potensial (Dobrin, 1976).
Secara teoritis setiap lapisan batuan mempunyai tahanan jenis yang
dipengaruhi oleh komposisi mineral yang dikandung oleh batuan tersebut
Pendugaan air tanah dapat dikorelasikan dengan harga tahanan jenisnya.
BAB II METODE PENELITIAN
Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik dan teknik
analisa data menggunakan perhitungan manual dengan rumus yang telah di
tetapkan serta teknik menganalisa kedalaman menggunakan program
software IP2Win.
A. Resistivitas
Resifitas adalah parameter atau besaran Fisika yang digunakan untuk
mmengukur harga tahanan jenis batuan.

Resifitas listrik suatu bahan (material) didefinisikan:


A
ρ=R
L

Dengan :
𝝆 = Tahanan jenis material (ohm meter)
R =Tahanan yang diukur (𝜴)
A = Tuas penampang (m2)
L = Panjang (m)

Karena;

R = 𝝙V/I
∆V A
ρ= ×
I L
V = tegangan (volt)
I = kuat arus ( ampere)
 BUATAN GAMBAR MANUAL DARI WORD

Gambar 1. Material yang dilalui arus listrik

Dalam kegiatan pengukuran yang dilakukan, besran fisik ynag diukur


adalah arus (I) yang mengalir antara dua elektroda yang terletak dititik M dan
N ( gambar 1 ), peredaan potensial V antara dua elektroda pengukur yang
terletak dititik-titk A dan B, antara jarak-jarak elektroda-elektroda. bumi
terdiri dari lapisan-lapisan (𝝆) yang berbeda-beda, sehingga potensial yang
terukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut. Dengan demikian
harga resistivitas yang terukur bukan merupakan harga untuk satu lapisan
saja, hal ini terutama untuk spasi elektroda yang lebar, yang dirumuskan
(Dobrin 1981):
 BUATAN GAMBAR MANUAL DARI WORD

Gambar 2. Kedudukan Elektroda

Rumus :

∆V
ρ s=K .
I

Dengan :
1
𝝆s = resistivits semu (𝜴)
V = Tegangan (v)
K=2 π
[( 1 1

a 2a)(

1 1

2a a ) ]
I =Arus (A)
K = faktor geometri

Harga resistivitas semu ini mungkin dapat lebih besar atau lebih kecil
dari harga sebenarnya, tapi kadang-kadang dijumpai harga yang sama.Harga
tahanan jenis batuan ditentukan oleh masing-masing tahanan jenis unsur
pembentuk batuan. Hantaran listrik pada batuan yang ada didekat permukaan
tanah, sebagian besar ditentukan oleh distribusi elektrolit yang ada didalam
pori-pori batuan tersebut.
Secara teoretis hubungan antara nilai tahanan jenis dengan macam-macam
batuan sebagai berikut :
1. Batuan sedimen lepas akan menunjukkan nilai tahanan jenis lebih
rendah dibandingkan dengan batuan sedimen yang kompak.
Batuan beku dan batuan metam orfosa umumnya mempunyai
tahanan jenis yang tinggi
2. Harga tahanan jenis bataun akan lebih rendah bialaman batuan
itu mengandung air
3. Tidak ada batas yang jelas antara besarnya nilai tahanan jenis
batuan yang satu dengan yang lainnya
4. Tidak ada kesamaan umum antara macam batuan dengan nilai
tahanan jenis
5. Tahanan jenis batuan dapat berbeda secara mencoloktidak saja
pada batan yang berbeda juga pada batuan yang sama.
I. Peralatan
a. Satu unit alat geolistrik
b. Elektroda Arus
c. Elektroda Tegangan
d. Roll kabel 300 meter
e. Roll kabel 200 meter
f. Kabel roll
g. Lembar Catatan dan papan data
II.

Pengukuran Geolistrik..
a. Pada penelitian ini yang pertama dilakukan adalah survei awal di
lokasi yang bertujuan untuk mencari posisi pengukuran di lapangan.
Setelah itu dilakukan persiapan peralatan yang diperlukan untuk
akuisisi data lapangan.
b. Lintasan pengukuran ditentukan berdasarkan desain interpretasi yang
dikehendaki serta mempertimbangkan kondisi alam daerah sekitar
lokasi penelitian.
c. Pengukuran data dilapangan di lokasi (sentani) dibuat 2 titik
sounding dengan panjang bentangan 300 meter (2x150 meter)
d. Konfigurasi elektroda yang dipergunakan dalam pengukuran tiap
titik sounding dalah konfigurasi Schlumberger.
III. Pengolahan Data

Adapun urutan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Langkah pertama melakukan kalibrasi alat, yaitu memastikan peralatan


yang dibawah dalam kondisi yang baik (kabel tidak ada yang putus,
baterai atau accu memenuhi syarat yaitu 12 volt.
b. Sebelum kegiatan pengukuran, sangat dianjurkan melakukan pengenalan
lapangan agar diperoleh kepastian terutama titik ukur, arah bentangan,
jumlah pengukuran, peralatan pendukung untuk kelancaran di lapangan.
c. Agar pengukuran dapat berjalan lancar maka masing-masing anggota
yang terlibat harus mendapat arahan/penjelasan sehingga dapat bekerja
berdasarkan tanggung jawab yang dipercayakan (setting peralatan,
memindahkan elektroda, mencatat data pengukuran). Total pengukuran
yang dilakukan sebanyak 2 (dua) titik, adapun proses pengukuran seperti
padaLampiran 2.
d. Data yang diperoleh dengan pengukuran berupa harga arus (I) dan
tegangan (V) titik pengamatan.
e. Harga resistivitas semu dihitung dari faktor konfigurasi pengukuran
dan perbandingan harga beda potensial (V) dan arus (I) pengukuran.
f. Program IP2Win melakukan manipulasi data sehingga diperoah
penempang harga resistivitas semu terhadap semua kedlaman semu
untuk setiap lintasan pengukuran di titik geolistrik tersebut
g. Hasil interpolasi dijadikan input untuk melakukan pemodelan
lapisan resistivitas tanah bawah permukaan dengan komputer.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Akusisi Data
Penelitin ini dilakukan pada satu lintasan yang membentang
kearah utara-selatan. Pengukuran sounding dilakukan pada 3 titik yaitu
titik A, B, dan C. Jarak antar titik adalah …. Meter. Pengukran sounding
pada titik B dilakukan hingga jarak bentangan maksimun antar
elektroda adalah ….. meter dan kedalaman target diduga ….meter.
Pengukuran sounding pada titik A berada di ujung sebelah utara titik B,
dengan jarak bentangan antar elektroda….. meter dan mencapa
kedalaman yang diduga….meter. Sedangkan titik sounding pada titik C
terletak disebelah selatan titik B, dengan bentangan jarak antar
elektroda … meter dan kedalaman yang diduga ….meter.
B. Interpretasi Data
Interpretasi data adalah langkah terakhir yang dilakukan dalam
penelitian ini, interpretasi diawali dengan pemisahan lapisan-lapisan
batuan sesuai dengan nilai resistivitasnya, lapisan aquifer memiliki nilai
resistivitas yang relatif kecil karena bersifat konduktif. Dari hasil
pemisahan lapisan-lapisan batuan ini, kemudian dilanjutkan dengan
mengkorelasikan sumur-sumur resistivitas yang terindikasi memiliki
lapisan aquifer, dalam hal ini ada tiga sumur yang akan dikorelasikan
berada pada satu garis interpretasi yang dimaksudkan untuk
memberikan informasi bahwa lapisan tersebut merupakan lapisan
aquifer.
C. DATA HASIL PEMBAHASAN PARATIKUM
Tabel Perhitungan Data hasil data di sentani,kabupaten Jayapura
N0 AB MN I V
2 2
1 1,5 0,5 0,16 3.94
2 5 0,5 0,15 0,08
3 10 5 0,16 0.02
4 25 10 0,14 0,022
5 50 25 0,12 0,023
6 75 50 0,30 0,067
7 100 75 0,54 0,086
8 125 75 0,20 0,019
9 150 100 0,26 0,029

Dari data di atas setelah dialakukan pengolahan di dalam aplikasi


IPI2WIN akan menghasilkan gambar seperti berikut.

Gambar 4. Hasil Input data menggunakan Software IP2WIN

Grafik hasil inversi di atas dilakukan dengan teknik pencocokan kurva


(matching) dimana kurva merah menunjukkan kurva standart, kurva hitam
dengan titik titik berbentuk lingkaran kecil merupakan kurva data hasil
pengukuran, sedangkan kurva biru merupakan gambaran perlapisan. Tehnik
interpretasi untuk mendapatkan gambaran model perlapisan bumi di bawah
permukaan ini, dilakukan dengan cara memplot dan mencocokkan kurva data
hasil pengukuran terhadap kurva standart atau dikenal dengan metode least
square. Secara prinsip metode ini berpedoman pada pencarian nilai error.
Lapisan pertama, tahanan jenisnya/resistivitasnya bernilai 433 ohm
meter dengan ketebalan 1,37 m, kedalaman 1,37 m diduga merupakan
Laterite soil. Lapisan kedua, tahanan jenisnya/resistivitasnya 10,1 ohm meter
dengan ketebalan 10,4 m dan kdelaman 8,99 m diduga merupakan Alluvium
and Sand. Lapisan ketiga , tahanan jenisnya/resistivitasnya bernilai 756 ohm
meter dengan ketebalan 3,51 m, kedalaman 24,8 m diduga merupakan Top
Soil. Sebagaimana nilai resistivitas yang di kemukakan oleh Roy E. Hunt
(1984) yang berkisar 3-15 ohm meter dan bersifat impermeabel. Lapisan
pertama, mempunyai resistivitas sebesar 433 ohm meter yang
diinterpretasikan sebagai Laterite Soil sebagaimana nilai resistivitas yang
dikemukakan suyono (1978). Lapisan kedua bernilai 10,1 ohm meter yang
diinterpretasikan merupakan lapisan Alluvium and Sand , Lapisan ketiga
bernilai 756 ohm meter yang diinterpretasikan merupakan lapisan Top Soil.

BAB V KESIMPULAN
 metode geolostrik merupakan salah satu cabang ilmu geofisika yang
mempelajari bumi dan lingkungannya berdasarkan sifat-sifat
kelistrikan yng ada pada batuan
 Keberadaan air tanah sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi (litologi dan
struktur geologi) bawah permukaan salah satu teknologi yang sudah sangat
lama berkembang mengetahui kondisi geologi bawah permukaan adalah
teknologi geolistrik tahanan jenis
 Dengan menggunakan metode geolistrik dapat disimpulkan bahwa di
daerah kabupaten Sentani, Jayapura berpotensi air tanah sampai
lapisan ketiga dengan kedalaman 24,8 meter dibawah permukaan
tanah bernilai 756 ohm meter. Sehingga perlunya pendayagunaan
sumber air tanah agar pemanfaatannya dapat optimal dan
berkesinambungan bagi masyarakat sekitar.
1.1. Saran
- perlu dilakukan penytelidikan lanjut dengan pemboran landaian suhu di
daerah tertentu (pada daerah anomaly rendah-sedang)
- perlu mengetahui penetrasi yang lebih daam dan pada medan berat tertentu,
mungkin perlu dilakukan penyelidikan dengan metoda lainnya,seperti
CSAMT atau MT.

D. UCAPAN TERIMAKASIH
 Ucapan terimakasih kepada bapak Dosen Dr.Virman, M.T
sebagai dosen mata kuliah Geolistrik pada Fakultas Teknik dan
mata kuliah Fisika Terapan pada Program Study Pendidikan
Fisika, sekaligus sebagai pembimbing dalam pelaksanaan
kegiatan pengukuran kami.
 Ucapan terimakasih kepada kaka-kaka dan teman-teman Jurusan
Teknik Pertambangan sekaligus teman kami yang telah
memberikan kami ijin untuk melakukan praktek dilingkungan
rumahnya yang berada di Sentani Kabupaten Jayapura.

DAFTAR PUSTAKA

Braga, A. C. O., Fiho, W. M and, 2006. Resistivity (DC) method applied to aquifer
protection studies. SociedadeBrasileira de Geof´ısica

Hago, H. A., 2000. Application of electrical resistivity method in kuantitative


assessment of groundwater reserve of unconfined aquifer. Thesis presented to the
senate of Universiti Putra Malaysia.
Telford, W. M., Geldart, L. P., dan Sherif, R. E., 1990. AppliedGeophysics,
Cambridge UniversityPress, New York.

Anda mungkin juga menyukai