Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kehidupan manusia tidak lepas dari bahan galian, mulai dari rumahseisinya,
genting, keramik, peralatan dapur, motor, mobil, cat sampai bahan bakar,semuanya
berasal dari bahan galian. Pengolahan bahan galian / unit operasi (oredressing)
adalah suatu proses pengolahan bijih (ore) secara mekanik sehinggamineral
berharga dapat dipisahkan dari mineral pengotornya dengan didasarkan
pada sifat fisika atau sifat kimia-fisika permukaan mineral.
Kegiatan jigging dan panning termasuk dalam tahapan konsentrasi. Jiggin
g adalah proses pemisahanmineral berharga dengan pengotornya berdasarkan pada
perbedaan berat jenismineral dengan aliran fluida vertical. Sedangkan panning
adalah proses pemisahan mineral berharga dengan pengotornya berdasarkan
perbedaan berat jenis pada aliran fluida horizontal lebih condong secara manual
karena menggunakan alat dulang.
Pengolahan Bahan galian atau Mineral Dressing adalah istilah umum yang
biasa dipergunakan untuk proses pengolahan semua jenis bahan galian/mineral
yang berasal dari endapan-endapan alam pada kulit bumi, untuk dipisahkan menjadi
produk-produk berupa satu macam atau lebih mineral berharga dan sisanya
dianggap sebagai mineral kurang berharga, yang terdapat bersama-sama dalam
alam.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana mekanisme Shaking Table ?
2. Bagaimana mekanisme Jig ?
3. Bagaimana mekanisme Sluice Box ?
4. Bagaimana mekanisme Magnetic Separator ?
5. Bagaimana mekanisme High Tension Separator ?
6. Bagaimana mekanisme Heavy Medium Separation (HMS) ?
7. Bagaimana mekanisme Dense Medium Separation (DMS) ?

1
8. Bagaimana mekanisme Flotasi ?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui mekanisme Shaking Table.
2. Mengetahui mekanisme Jig.
3. Mengetahui mekanisme Sluice Box.
4. Mengetahui mekanisme High Tension.
5. Mengetahui mekanisme Magnetic Separator.
6. Mengetahui mekanisme Heavy Medium Separation (HMS).
7. Mengetahui mekanisme Dense Medium Separation (DMS).
8. Mengetahui mekanisme Flotasi.

2
BAB II
MEKANISME PEMISAHAN

2.1. Shaking Table


Tabling adalah suatu proses konsentrasi untuk memisahkan antara mineral
berharga dengan mineral tidak berharga, mendasarkan pada perbedaan berat jenis
mineral melalui aliran fluida yang tipis.Oleh karena itu proses ini termasuk dalam
Flowing Film Concentration. Alat yang digunakan adalah Shaking Table. Prinsip
pemisahan dalam tabling ialah ukuran mineral harus halus karena proses
konsentrasi ini mendasarkan pada aliran fluida tipis. Adanya gaya dorong air
terhadap partikel yang sama besarnya tapi berbeda berat jenisnya, maka partikel
yang ringan akan mengalami dorongan air yang lebih besar dari partikel berat.
Dengan adanya gerakan maju mundur dari ”head motion” maka partikel yang berat
akan melaju lebih jauh dari partikel yang ringan sampai akhirnya partikel-partikel
tersebut masuk ke tempat penampungan. Untuk mendapatkan aliran air yang
turbulen maka dipasang alat yaitu ”riffle”, dengan demikian partikel yang ringan
akan cenderung untuk meloncat dari riffle satu ke riffle lainnya dibanding partikel
yang berat yang hanya akan menggelinding searah dengan riffle tersebut. Proses ini
berjalan terus menerus sehingga antara mineral yang mempunyai berat jenis besar
dengan yang ringan dapat terpisahkan.

Gambar 2.1 Shaking Table

3
Mekanisme Kerja:
Pada meja goyang didalam proses pemisahannya, pemisahan mineral terjadi
karena adanya sentakan meja yang ditimbulkan oleh headmotion dan aliran air tipis
dipermukaan meja dari wash water. Mineral berat karena mempunyai gaya gesek
yang lebih besar maka akan terlempar kesamping (searah sentakan meja). Lebih
jauh, mineral yang berukuran halus akan terlempar kesamping lebih jauh
disbanding dengan mineral yang berukuran kasar. Mineral ringan berukuran kasar
akan terdorong oleh aliran air lebih jauh dari pada mineral berat berukran halus.
Sedangkan adanya riffle, di atas meja akan mengakibatkan aliran turbulen dan
membentuk perlapisan ataupun susunan mineral berat dan ringan.
Sedangkan prinsip kerja untuk pemisahan dalam tabling ialah ukuran mineral
harus halus karena proses konsentrasi ini mendasarkan pada aliran fluida tipis.
Adanya gaya dorong air terhadap partikel yang sama besarnya tapi berbeda berat
jenisnya, maka partikel yang ringan akan mengalami dorongan air yang lebih besar
dari partikel berat. Dengan adanya gerakan maju mundur dari ”head motion” maka
partikel yang berat akan melaju lebih jauh dari partikel yang ringan sampai akhirnya
partikel-partikel tersebut masuk ke tempat penampungan.
Untuk mendapatkan aliran air yang turbulen maka dipasang alat yaitu ”riffle”,
dengan demikian partikel yang ringan akan cenderung untuk meloncat dari riffle
satu ke riffle lainnya dibanding partikel yang berat yang hanya akan menggelinding
searah dengan riffle tersebut.
Proses ini berjalan terus menerus sehingga antara mineral yang mempunyai berat
jenis besar dengan yang ringan dapat terpisahkan.
Gaya-gaya yang bekerja dalam tabling adalah :
a. Gaya gesek antara partikel dengan dek (khusus partikel berat yang dominan)
b. Gaya dorong air (khusus partikel ringan lebih dominan)
c. Gaya gravitasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi produk, antara lain :


a. kemiringan dek
Dek yang terlalu miring akan mempengaruhi kecepatan aliran air dan bila
kecepatan aliran air tersebut terlalu cepat maka partikel ringan akan terbawa air
semuanya sehingga yang tertinggal hanya mineral berat. Dengan begitu hasil yang

4
didapatkan adalah produkta yang berkadar tinggi tetapi kapasitasnya sedikit. Untuk
kemiringan yang kecil sehingga kecepatan aliran air lambat maka produkta yang
didapat berkadar rendah dengan kapasitas besar.
b. kecepatan feeding dan kemiringan
Bila terlalu cepat pengumpananya dan kemiringan dek kecil, maka proses
pemisahan akan berjalan kurang baik karena umpan tertumpuk dan akan masuk ke
konsentrat.
c. persen solid
Bila terlalu encer pemisahan akan baik dan sebaliknya bila kental maka
semua partikel akan masuk ke konsentrat.
d. jumlah dan panjang stroke
Pengaruh terhadap proses pemisahan adalah stroke yang panjang untuk
material kasar dan stroke kecil untuk material halus.

Kelakuan partikel di dalam flowing film concentration dipengaruhi oleh beberapa


faktor :
a. kemiringan dek
b. viscositas fluida
c. koefisien gesek antara partikel dengan dek
d. ketebalan dari ”fluid film” atau kecepatan dari aliran fluida
e. bentuk partikel
f. berat jenis
g. kekerasan permukaan dek

Pada dek yang horisontal, tidak akan ada gerakan dari partikel. Partikel akan mulai
bergerak bila dek mempunyai kemiringan.
Macam-macam meja goyang (shaking table) antara lain :
a. Wilfley Table
Alat ini berbentuk empat persegi panjang dengan riffle dibuat mulai dari
ukuran pendek hingga panjang. Faktor yang sering diubah adalah kemiringannya.
b. Butchart Table
Bentuk head motion hamper sama dengan wilfle table tetapi berbeda pada
rifflenya. Riffle pada alat ini membengkok kearah atas. Dengan riffle ini material

5
dipaksa untuk naik pada bagian riffle yang membelok kea rah atas sebelum sampai
ke tempat konsentrat.
c. Card Table
Riffle berbentuk triangular yang agak kasar dan pembuatannya langsung pada
dek tersebut
d. Deister Overstorm, Plat O Table
Pada dasarnya perbedaan macam-macam meja goyang ini terletak dari head
motion dan bentuk rifflenya.
Kapasitas dari table dipengaruhi oleh :
a. Ukuran umpan
b. Operasi yang dikehendaki
c. Perbedaan berat jenis antara mineral yang dipisahkan
d. Berat jenis rata-rata dari mineral yang akan dipisahkan

2.2. Jig
Jigging biasanya digunakan untuk konsentrat yang relative kasar hingga halus
dan range ukuran umpan cukup sempit Metodenya yaitu pemisahan mineral yang
berbeda berat jenisnya sehingga terjadi stratifikasi. Fungsi alat jig adalah untuk
meningkatkan kadar mineral tertentu.
Prinsip kerja alat ini adalah apabila terjadi pulsion maka bed akan terdorong
naik. Sehingga batuan pada lapisan bed akan merenggang karena adanya tekanan.
Kesempatan ini akan dimanfaatkan oleh mineral berat untuk menerobos bed masuk
ke tangki sebagai konsentrat sedangkan mineral ringan akan terbawa oleh aliran
horizontal diatas permukaan bed dan akan terbuang sebagai tailing. Pada saat
terjadi suction, bed menutup kembali sehingga mineral berat berukuran besar dan
mineral ringan berukuran besar tidak berpeluang masuk ke tangki. Jadi mineral
berat berukuran besar akan mengendap diatas bed untuk menunggu
kesempatan pulsion berikutnya, sedangkan mineral ringan berukuran besar akan
terbawa aliran arus horizontal.

6
Gambar 2.2. Jig

Jigging dilakukan pada alat yang disebut dengan jig, secara garis besar jig
terdiri dari satu tangki yang terbuka dan berisi fluida yang biasanya air.Dibagian
atas tangki dipasang ayakan dimana air dapat dengan leluasa untuk
melewatinya.Pada bagian bawah atau bagian samping dari tangki dipasang alat
tertentu yang disebut dengan “ energizing unit “.Energizing unit tersebut adalah alat
yang akan menimbulkan gerakan bolak – balik dari fluida yang ada dibawah ayakan
jig.Gerakan fluida keatas disebut dengan “ pulsion “ dan gerakan kebawah disebut
dengan “ suction “ ( hisap ). Proses kerja jig berprinsip pada daya naik turunnya air
dengan pekerjaan kombinasi antara tekanan dan hisapan.Pemisahan didasarkan
pada perbedaan berat jenis mineral.
Secara umum peralatan jig merupakan sebuah tangki terbuka yang mengisi air
dengan saringan mendatar pada bagian aatasnya.Pada bagian atas jig terdapat
lapisan material kasar atau yang disebut dengan bed, berat jenis bed terletak
diantara berat jenis mineral yang akan dipisahkan.Tangki yang dilengkapi dengan
spigot yaitu lubang pengeluaran konsentrat yang terdapat dibagian bawah jig.
Jig dilengkapi juga dengan mekanisme yang menyebabkan terjadinya tekanan
dan hisapan yang diimbangi dengan pemakaian air tambahan yaitu berupa
diafragma atau torak yang digerakkan dari motor melalui eksentrik.
Dalam hal ini bagian – bagian dari jig dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Plunger
Merupakan suatu batang yang dihubungkan dengan penggerak maupun
pengumpil yang dapat digerakkan dengan eksentrik, plunger berfungsi untuk
menimbulkan pulsion dan suction.

7
2. Screen
Suatu saringan dari kawat baja yang berfungsi untuk :
a. Pemisahan partikel kasar dan halus.
b. Tempat lewatnya air akibat pulsion dan suction.
c. Sebagai batas bawah dari jig bed.
3. Jig bed/Ragging
Merupakan lapisan dasar yang terdiri dari material yang biasanya mempunyai
SG diantara mineral berat dan mineral ringan atau mempunyai kecepatan jatuh
antara mineral berat dan mineral ringan.Selain berupa material dan berupa bola –
bola baja, fungsi jig bed adalah :
a. Agar gaya pulsion yang mengenai material merata.
b. Memisahkan mineral berat dengan mineral ringan.
c. Mengatur dilasi ( membuka dan menutup jig bed ).
4. Tank/hutch
Merupakan suatu tabung yang berbentuk trapesium yang biasanya terdiri dari
dua kompartemen yaitu :
a. Plunger kompartemen.
b. Screen dan bed kompartemen.
5. Under water
Under water berfungsi untuk mengimbangi supaya tidak terlalu banyak A-flow
mengalir kebawah sehingga dapat terjadi apa yang dinamakan gerak pulsasi ( gerak
keatas dan hisapan kebawah ) disamping adanya perbedaan berat jenis dari material,
proses terjadinya pemisahan pada jig juga karena adanya perbedaan kecepatan air
kebawah.Idealnya kecepatan air keatas besarnya 4 x kecepatan air kebawah.
Untuk mendapatkan perbandingan yang ideal tersebut, maka diperlukan under
water. Namun demikian, semakin besar tekanan under water keatas akan semakin
kecil hisapan kebawah. Hal ini mengakibatkan mineral yang berat tidak akan
mempunyai kesempatan untuk turun kebawah menjadi konsentrat, sebaliknya
semakin kecil tekanan under water keatas akan semakin semakin besar hisapan
kebawah.Hal ini akan mengakibatkan mineral ringan akan ikut menjadi konsentrat.
Cross flow adalah aliran air diatas permukaan jig yang mengalir hingga keujung
tailing, A-flow adalah aliran air diatas jig yang menuju kebawah atau dasar jig.Hal
ini dapat dilihat pada gambar yang berikut :

8
6. Spigot
Adalah sumbatan pada pengeluaran konsentrat yang terbuat dari karet dan
mempunyai lubang ditengah.Fungsi spigot adalah untuk mengatur keluarnya
konsentrat dan agar konsentrat yang keluar tidak banyak mengandung air.
7. Motor
Sebagai penggerak roda eksentrik pada plunger.
Gaya – gaya yang bekerja pada jig
1. Tekanan ( pulsion )
yang dimaksud dengan tekanan ( pulsion ) atau desakan adalah kejadian
dimana air menembus atau bergerak keatas melalui saringan jig, mengangkat bahan
– bahan atau butiran yang berada diatas saringan.Dimana butiran yang ringan akan
terangkat lebih tinggi, dalam hal ini jig bed akan terbuka karena ada
gerakan.Dengan demikian bijih yang berat akan masuk diselah – selah pori – pori
batu bed.
2. Hisapan ( suction )
Merupakan suatu kejadian dimana air menembus kebawah melalui saringan
membawa bahan yang dapat melewati saringan kedasar jig.
Material yang tercampur dengan air mengalir diatas jig, akibatnya akan terjadi
tekanan dan hisapan yang berulang – ulang sehingga diatas jig berbentuk susunan
lapisan – lapisan mineral dimana butiran – butiran dengan berat jenis yang lebih
besar akan lebih cepat mengendap dan melewati saringan untuk kemudian diambil
sebagai konsentrat.Dengan adanya kecepatan ( cross flow ) butiran yang lebih
ringan akan terbawa dan terbuang sebagai tailing.
Dalam proses jigging kemungkinan dapat terjadi beberapa keadaan antara lain
sebagai berikut:
a. Tekanan dengan banyak hisapan
Dalam keadaan ini akan lebih banyak terjadi hisapan, dimana bed jig seolah –
olah menjadi padat.Keadaan ini kurang baik dan harus dihindarkan karena bijih –
bijih timah akan membentuk lapisan yang padat dimana hal ini akan mengurangi
kemungkinan penerobosan bijih timah yang akan turun.Hal ini terjadi terutama
apabila kekurangan air tambahan ( under water) dan dapat diatasi dengan
memperbesar panjang dorongan atau menggerakkan hematitite.

9
b. Tekanan dengan sedikit hisapan
Hisapan pada proses ini tidak terlalu kuat untuk menjadikan kompaknya batu
bed, hal seperti ini adalah baik.Batu bed dan lapisan bijih tetap lepas dan bergerak
pada keadaan bahan masuk cukup, maka bila kita memasukkan tangan kedalam
akan terasa turunnya bahan – bahan tersebut dari tangan kita.
c. Tekanan dengan tidak ada hisapan
Dalam keadaan seperti ini tidak baik dan tidak diinginkan karena banyak
kesalahan, bila bocor atau sobek tekanan masih akan terasa karena air
tambahan.Tetapi disini hisapan tidak akan terjadi karena air akan mengalir
melewati bagian yang bocor. Keadaan seperti ini tidak baik dan harus dihindarkan
dengan mengganti membran.
Pada pemisahan partikel mineral dalam proses jigging dipengaruhi tiga faktor,
antara lain a. Differential acceleration
Differential acceleration merupakan faktor perbedaan kecepatan jatuh partikel
mineral ke bed, karena adanya gerakan yang terjadi pada alat jig. Hal ini akan
menyebabkan partikel mineral yang memiliki berat jenis besar akan memiliki
kecepatan jatuh yang lebih besar.
b. Hinderet setting
Hinderet setting adalah faktor kerapatan batuan pada lapisan bed, faktor
dimana kecepatan jatuh setelah mineral mencapai kecepatan akhir atau setelah
mengendap pada bed, dimana partikel mineral terangkat dan turun pada saat
terjadi pulsion dan suction mengalami kesulitan untuk melalui media pemisah di
dalam jig. Jadi dapat dikatakan faktor pengaturan kerapatan bed.
c. Consolidation trickling
Consolidation trickling adalah faktor atau cara pengaliran campuran partikel
mineral pada waktu akhir jatuh, dimana berlaku setelah lapisan bed menutup pada
saat akhir dorongan (pulsion) . Partikel mineral ringan berukuran besar tidak
sanggup berpindah ke kompartemen berikutnya karena pengaruh kecepatan yang
terjadi pada partikel mineral tersebut. Sedangkan mineral berat dengan ukuran kecil
mempunyai kesempatan untuk menerobos celah-celah lapisan bed, karena partikel
tersebut cukup kecil bila dibandingkan dengan rongga bed. Kondisi seperti inilah
yang dikendalikan dalam Consolidation trickling.

10
Berdasarkan ketiga faktor pemisahan mineral dalam jig diatas, maka terjadilah
proses pemisahan mineral yang berbeda berat jenisnya, dalam hal ini mineral
berharga seperti kasiterit, xenotin, monasit, ilmenit, zircon, Pb dan biji besi dengan
mineral tailing yang berupa kuarsa dan clay. Mineral-mineral yang berat jenisnya
lebih besar baik yang berukuran kecil maupun besar berada di bawah saringan,
kemudian masuk kedalam tangki dan keluar melalui spigot sebagai konsentrat.
Sedangkan mineral pengotor atau mineral ringan baik yang berukuran kecil ataupun
besar akan terdorong oleh desakan dari feed berikutnya dan arus horizontal diatas
permukaan bed dan terbuang sebagai tailing . Apabila ketiga faktor tersebut
disatukan maka proses tersebut dinamakan ideal jigging process.
Berdasarkan jumlah kompartemennya jig dapat dibagi menjadi beberapa tipe,
antara lain :
a. tipe 1x2
b. tipe 2x2
c. tipe 1x3
d. tipe 2x3
Pada proses pemisahan dengan menggunakan alat jig, terdapat beberapa
parameter yang mempengaruhi efektifitas kerja jig. Adapun parameter yang
mempengaruhi proses pemisahan tersebut antara lain :
a. Amplitudo membran atau frekuensi stroke
Amplitudo membran adalah jarak yang ditempuh oleh torak atau membran dari
awal dorongan (pulsion) hingga akhir hisapan (suction), sedangkan frekuensi stroke
merupakan banyaknya dorongan per menit. Bila jumlah (rpm) pukulan besar, maka
panjang langkahnya (amplitudo) lebih pendek demikian sebaliknya. Amplitudo
membrane dan frekuensi stroke ini akan berpengaruh kepada kecepatan aliran
vertical ke atas dimana kecepatannya tidak boleh lebih besar dari pada kecepatan
jatuh partikel. Apabila hal ini terjadi maka akan menyebabkan kehilangan mineral
berharga yang mempunyai ukuran butir lebih kecil. Oleh sebab itu amplitude
membrane dan frekuensi stroke yang digunakan harus disesuaikan dengan ukuran
butir partikel mineral berharga yang ada di lapangan.
b. Kecepatan aliran horizontal
Kecepatan aliran horizontal adalah kecepatan air yang mengalir di atas lapisan
bed . Fungsi kecepatan horizontal adalah untuk membawa material ringan, baik

11
yang berukuran besar ataupun kecil. Kecepatan aliran horizontal ini sangat
berpengaruh terhadap pengendapan mineral.
c. Ketebalan bed dan ukuran batu pada lapisan bed yang digunakan
Bed merupakan bahan padat yang terdiri dari lapisan batu hematite yang
digunakan sebagai media pemisah mineral berat pada jig. Ketebalan dan ukuran bed
sangat mempengaruhi hasil pemisahan dan tergantung kepada mineral yang akan
dipisahkan . Semakin tebal dan besar ukuran butir bed, maka akan semakin sulit
kecepatan aliran vertical ke atas untuk mendorong lapisan bed, sehingga semakin
sedikit partikel mineral berharga yang mengendap sebagai konsentrat. Sebaliknya
semakin tipis dan kecil ukuran butir bed, maka ada kemungkinan aliran vertical ke
atas akan melontarkan bed, sehingga ruangan antara bed menjadi terlalu besar. Hal
ini menyebabkan mineral ringan yang berukuran besar akan menerobos lapisan bed
dan mengendap sebagai konsentrat, sehingga kadar konsentrat menjadi rendah.
d. Volume air tambahan (Under water)
Selama proses pemisahan berlangsung dengan baik sesuai rencana, air di dalam
tangki ada yang masuk ada pula yang keluar. Air yang masuk adalah air yang
bercampur bersama feed dan air yang berasal dari header tank (air tambahan).
Sedangkan air yang keluar adalah air yang keluar bersama-sama dengan tailing dan
air yang keluar melalui spigot bersama konsentrat.
Volume air tambahan adalah jumlah air yang dialirkan ke jig yang berguna sebagai
air tambahan. Manfaat air tambahan ini adalah untuk mengimbangi hisapan,
mengimbangi jangan terlalu banyaknya aliran air diatas jig yang menuju ke dasar
dapat terjadi apa yang dinamakan gerak pulsasi (gerakan ketas dan hisapan ke
bawah) dan menggantikan air yang keluar melalui lubang spigot.
e. Ukuran lubang spigot
Lubang spigot adalah suatu lubang yang berfungsi sebagai tempat keluarnya
konsentrat hasil pemisahan. Besarnya ukuran lubang spigot ini akan mempengaruhi
volume air yang terdapat dalam tangki jig. Apabila ukuran lubang spigot terlalu
besar, maka volume air yang keluar melalui lubang spigot akan menjadi besar. Hal
ini akan mengakibatkan tangki jig menjadi kosong, dan jig akan mengalami
kekurangan air. Untuk menjaga keseimbangan air didalam jig, maka ukuran lubang
spigot diusahakan sekecil mungkin. Hali ini bertujuan agar pada proses pemisahan
berikutnya tidak terjadi kelebihan air dan pemakaian air tambahan dapat terjaga.

12
f. Feeding dan proses padatan
Feeding adalah proses pemasukan bahan baku campuran mineral baik bijih
berharga atau mineral lainnya dengan mengalir kepermukaan jig, yang disesuaikan
dengan kapasitas alat pencucian. Distribusi feed dipermukaan jig harus diatur
dengan baik agar proses jigging dapat berjalan dengan sempurna.
Penyebaran dan kekentalan (proses padatan) feed yang masuk kepermukaan jig
perlu diperhatikan. Penyebaran feed yang tidak merata mengakibatkan terjadinya
penumpukan dan kelebihan beban yang terlalu besar yang diterima oleh permukaan
jig. Feed yang terlalu kental akan menyebabkan penumpukan dan kecepatan aliran
kecil, sebaliknya feed yang terlalu encer akan menyebabkan kecepatan aliran yang
besar sehingga banyak mineral berharga yang hilang sebagai tailing.
g. Motor jig
Motor jig merupakan motor penggerak stroke yang menyebabkan terjadinya
pulsion dan suction pada proses pemisahan. Penentuan daya atau HP motor yang
digunakan berdasarkan beban yang akan didorong pada saat pulsion, jumlah
putaran gear box dan panjang pukul motor yang digunakan.
h. Jig screen
Jig screen merupakan saringan yang terbuat dari kawat (ketebalan kawat 1,5
mm) yang dipasang diantara rooster bawah dan rooster atas. Posisi pemasangan jig
screen berpengaruh terhadap jumlah dan luas lubang bukaan jig screen tersebut.
i. Kecepatan aliran didalam jig tank
Kecepatan aliran didalam tangki jig berpengaruh terhadap proses pengendapan
mineral berharga. Apabila kecepatan aliran vertikal keatas akibat pulsion lebih
besar dari kecepatan jatuh butir mineral berharga, maka mineral berharga tidak
memiliki kesempatan untuk turun mengendap sebagai konsentrat. Sebaliknya jika
kecepatan aliran vertikal ke atas terlalu kecil maka kadar konsentrat akan menjadi
rendah. Hal ini disebabkan karena mineral pengotor yang kecepatan jatuhnya juga
kecil akan turun sebagai konsentrat.
j. Kemiringan jig
Kemiringan jig berpengaruh terhadap kecepatan aliran horizontal pada kondisi
yang stabil, dengan perbandingan kemiringan jig 1:12, dalam artian bila
kemirinagan jig ditambah satu derajat maka kecepatan akan bertambah dua belas
kali dari kecepatan pada posisi jig yang datar.

13
Proses jigging dibagi dalam tiga tahapan yaitu :
1. Pengumpanan
2. Stratifikasi
3. Pemisahan dan lapisan hasil stratifikasi
Pengumpanan harus dilakukan dengan laju persen padatan yang
konstan.Umpan yang amsuk harus merata pada permukaan jig.Stratifikasi yang
baik tergantung pada cara menimbulkan gerakan bolak – balik fluida, tergantung
pada rancangan energizing unit.Jig yang banyak digunakan saat ini hanya berbeda
pada energizing unitnya dan dalam beberapa hal ada bentuk permukaan jig yang
dapat dibedakan berdasarkan ayakannya, yakni :
a. Jika dengan ayakan bergerak, jig ini dipakai didaerah terpencil dan gerakan
secara manual.Dan sekarang ini jig seperti ini sudah tidak digunakan.
b. Jig dengan ayakan tetap, dilasi dari material diatas ayakan diciptakan oleh
gerakan bolak – bolik fluida yang menerobos ayakan.Sedangkan gerakan bolak –
balik fluida ditimbulkan secara mekanis oleh energi unit.

2.3 Sluice Box

Gambar 2.3. Sluice Box

14
Prinsipnya adalah memisahkan antara mineral berharga dengan yang tidak
berharga mendasarkan atas gaya beratnya Alat ini berbentuk box atau kotak yang
bagian dalamnya dilengkapi dengan riffle, yang gunanya untuk menahan material
yang mempunyai berat jenis relatif besar dibandingkan dengan material lain
sehingga mampu mengimbangi gaya dorong dari aliran air.
Jadi yang mempengaruhi berhasil tidaknya dalam melakukan operasi pemisahan
dengan alat ini adalah :
1) Kecepatan aliran dan ketebalan aliran fluida
Bila kecepatan dan ketinggian fluida terlalu besar maka mineral yang ada baik itu
mineral berat maupun ringan dan ketebalan yang besar dari fluida akan membuat
arus turbulen yang besar dan ini yang membuat material meloncat dari riffle.
2) Berat jenis material yang akan dipisahkan
Berat jenis dari material harus cukup besar karena material itu harus dapat
mengimbangi derasnya arus dengan gaya berat sehingga material itu akan dapat
terhalangi oleh riffle. Bila material itu mampunyai berat jenis yang kecil, akan
hanyut terbawa oleh aliran air.
3) Banyaknya air/fluida
Bila air yang digunakan untuk memisahkan mineral ini hanya sedikit, maka mineral
tersebut tidak akan dapat terpisahkan atau hasilnya adalah heterogen
4) Ketinggian riffle
Ketinggian riffle harus sebanding dwngan ketebalan aliran air, paling tidak harus
melebihi +/- 0,5 cm dari permukaan riffle
5) Panjang box
Panjang box sangat menentukan karena makin panjang akan semakin besar
kemungkinan material itu untuk tersangkut pada roffle sehingga hasilnya semakin
besar.
Dalam sluice box ini, riffle ada dua macam yakni:
a. Riffle memanjang
b. Riffle melintang
Tahap-tahap dalam sluicing adalah :
a. Pemasukan umpan
b. Pencucian

15
c. Pengambilan konsentrat
Khusus untuk pengambilan konsentrat maka riffle diangkat atau dibuka lalu
disemprot dengan air, maka material yang dikehendaki itu dapat diambil dari sluice
box tersebut.

2.4. High Tension Separator


Pemisahan dipengaruhi dengan menyesuaikan kekuatan listrik, gaya
gravitasi atau gaya sentrifugal. high tension separator berfungsi sebagai pemisah
antara partikel konduktor dan non konduktor. High tension separation atau
electrostatic separation adalah pemisahan mineral satu dengan lainnya berdasarkan
perbedaan electrical conductivity-nya. Mineral di alam ada yang electrical
conductivity-nya tinggi (mineral konduktor) dan ada yang rendah (mineral non
konduktor). Mineral konduktor mempunyai sifat mudah menerima ion negative
juga mudah melepaskannya. Berbeda dengan mineral non konduktor yang sukar
menerima maupun melepaskan ion negative. Pada praktek penggunaan HTS akan
dihasilkan middling.

Gambar 2.4. HTS

2.4.1. Mekanisme
Feed yang masih panas jatuh merata pada rotor yang berputar, lalu mineral
memasuki ‘corona’ antara elektrode dan rotor dimana terjadi pemberian muatan

16
listrik. Untuk mineral yang bersifat konduktor muatan yang menempel pada
permukaannya diteruskan pada rotor yang ditanahkan, lalu cenderung jatuhnya
menjauhi rotor (hasil konduktor). Sedangkan untuk mineral yang bersifat non
konduktor muatan yang diterimanya tidak diteruskan dan tetap melakat pada rotor,
jatuh ke hasil non konduktor. Hasil middling adalah mineral yang jatuhnya antara
hasil konduktor dan hasil non konduktor. Midling merupakan hasil dari HTS yang
jatuh antara hasil konduktor dan hasil non konduktor, middling dibagi atas :
1. "Gravitational Midling", terdiri dari butiran mineral yang belum sempat
dipengaruhi "corona" atau dipengaruhi medan listrik static.
2. "Ionicall Charge Midling", terdiri dari butiran mineral yang sudah dipengaruhi
"corona", tetapi belurn sempat dipengaruhi oleh medan listrik static dengan
sempurna Mekanisme pemisahan HTS

Perilaku butiran mineral di dalam medan listrik akibat keadaan electrode yang
berbeda
1) Lifting Effect.
Keadaan ini terjadi akibat ukuran dari diameter "Ionizer Electrode" besar.
"Lifting effect" merupakan perbandingan gaya listrik dan gaya sentrifugal.
Sifat-sifat "lifting effect" adalah :
a) Tergantung dari mineral untuk menerima muatan listrik pada permukaannya.
b) Untuk mineral yang konduktifitasnya sama tetapi "afinitet" terthadap muatan
listrik pada permukaan berbeda.
c) Tingkat pemisahan rendah, 10%-20%.
d) Terpengaruh oleh temperature.
e) Interval voltase yang digunakan, 0-20000 volt.
2) Pinning effect
Keadaan ini terjadi akibat dari ukuran diameter "Ionizer Electroda" yang kecil.
"Pinning Effect" merupakan perbandingan gaya image dan gaya sentrifugal.
Sifat-sifat "pinning effect" adalah :
a) Muatan permukan dari konduktor yang lemah.
b) Pemisahan mineral berdasrkan perbedaan hantaran listrik.
c) Tingkat pemisahan tinggi, 80% - 95%. Banyaknya pengulangan proses 20%-
40%.

17
d) Tidak dipengaruhi oleh temperature.
e) Interval voltase yang digunakan, 0 - 30000 volt.
3) Pengaruh "Pinning effect" yang sangat kuat pada HTS
Keadaan ini terjadi akibat dari "deviation elektrode " dan "Ionier Electroda"
merupakan garis lurus dengan titik tengah dari rotor. Maka pengaruh listrik sangat
kuat.
Sifat-sifat "pinning effect" yang sangat kuat adalah :
a) Pengaruh listrik sangat kuat, bahkan akan menarik mineral konduktor dengan
kuat bila tidak ada pengontrolan.
b) Pemisahan hanya berdasarkan perbedaan hantaran listrik.
c) Tingkat pemisahan tinggi, 85% - 98%, pengulangan proses adalah 20 % - 40%.
d) Tidak dipengaruhi temperature.
e) Interval voltase yang digunakan, 0 - 50000 volt

2.5. Magnetic Separator


Magnetic separator adalah alat yang digunakan untuk memisahkan material
padat berdasarkan sifat kemagnetan suatu bahan. Alat ini terdiri dari pulley yang
dilapisi dengan magnet baik berupa magnet alami maupun magnet yang berada
disekitar arus listrik. Alat pemisah fase padat – padat ini memiliki prinsip kerja
yaitu dengan melewatkan suatu material campuran (padatan non-logam dan padatan
logam) pada suatu bagian dari magnetic separator yang diberi medan magnetik,
maka padatan logam akan menempel (tertarik) pada medan magnetik oleh karena
adanya garis-garis medan magnetik sehingga padatan logam akan terpisah dari
campurannya.

Gambar. 2.5. Magnetic Separator

18
2.5.1. Cara Kerja Alat
Medan magnet timbul di antara dua pole yaitu magnet atas dan magnet
bawah yang keduanya dipasang merupakan satu garis lurus. Diantara kedua pole
magnet ini dipasang rotor. Rotor berputar dengan arah yang berlawanan dengan
jarum jam. Dibawah rotor dipasang pan yang bergetar dan merupakan bagian dari
vibrating feeder. Mineral-mineral masuk melalui feed hopper (bak penampung
feed). Kemudian material-material yang akan dipisahkan berjalan di atas pan yang
bergetar. Di atas pan bergetar ini terjadi proses pemisahan berdasarkan berat jenis,
dimana mineral yang mempunyai berat jenis besar akan berada dilapisan bawah dan
mineral-mineral yang mempunyai berat jenis lebih ringan akan berada di lapisan
atas. Setelah sampai di atas rotor dimana di atasnya terdapat magnetic pole yang
terletak di atas dan di bawah. Bila suatu mineral melewati magnetic pole ini terjadi
lifting action (aksi pengangkatan), sehingga butiran-butiran mineral yang
bermagnetik lemah dapat membentuk garis gaya magnet yang terkumpul di ujung
yang runcing.
Butiran-butiran mineral yang mempunyai kemagnetan lemah akan tertarik
oleh magnetic pole dan lengket di atas magnetic pole tersebut. Dengan dipasangnya
sikat maka mineral-mineral tersebut akan jatuh ke bagian magnetic. Dan bagi
mineral yang mempunyai kemagnetan kurang atau tidak mengandung magnet tidak
terangkat oleh magnetic pole dan kemudian dibawa oleh belt conveyor kebagian
non magnetic sehingga terpisah antara mineral magnetic dan mineral non magnetic.
Pemisahan dengan Lift Magnetik Separator
Proses pemisahannya dimulai dari hopper langsung jatuh ke permukaan roll yang
berp[utar searah putara jarum jam. Pengatur posisi splitter sangat sulit dilakukan
untuk memisahkan hasil menjadi bagian magnetic dan non magnetic.
Medan magnet terjadi antara kedua pole magnet yang dipasang membentuk garis
lurus dan diantaranya dipasang rotor pemisah. “Feed opening” diatur sedemikian
rupa sehingga dapat menyebarkan material keseluruh permukaan rotor. “Feed rate”
yang tipis memberikan hasil pemisahan yang baik, tetapi secara ekonomis tidak
menguntungkan karena feed rate yang tipis akan mendapatkan konsentrat yang
sedikit sekali. Feed rate yang tinggi akan menyebabkan material yang tebal di atas
rotor, dimana terjadi suatu bagian yang tidak sempurna dipengaruhi medan magnet,
sehingga terlempar ke daerah non magnetic dan yang hlaus lari kebagian magnetic.

19
Adanya vibrating feeder membantu pemisahan lebih dulu sehingga diatas pan
terjadi segregation mineral-mineral dimana mineral yang berat jenisnya lebih kecil
dan bersifat magnetic kuat akan tertarik oleh rotor, sedangkan mineral yang
lainyang akan jatuh pada ujung pan sebagai hasil non magnetic.

Gambar 2.6. Cara Kerja Magnetic Separator

Pengaruh dari tiap variabel terhadap pemisahan


a) Pengaruh putaran roll
Putaran roll menimbulkan gaya sentrifugal pada mineral yang magnetic. Jauhnya
lintasan yang dilewati sangat dipengaruhi oleh berat butiran dan kecepatan putaran
roll serta kuatnya medan magnet. Pada kecepatan putaran yang rendah mineral
magnetic dapat terangkat. Jika sedikit demi sedikit diperbesar akan tertangkap
mineral magnetic kuat.
Jadi fungsi putaran roll akan menaikkan recovery dan kadarnya. Melewati batas
kecepatan tertentu maka kadar konsentrat turun disebabkan adanya mineral lain
yang ikut terambil.
b) Pengaruh Amperase
Fungsi daripada ampere adalah menimbulkan medan magnet yan gdiperlukan untuk
pemisahan. Jika variabel lainnya tetap, kenaikan amperase akan menambah
kekuatan medan magnet.
c) Pengaruh intensitas vibrator
Vibrator fungsi pertamanya mengadakan getaran pada pan yang dilewati feed.
Lapisan feed tersusun menjadi yan ghalus dan ringan di atas sedangkan bagian yang

20
kasar dan berat di bawah. Penambahan intensitas vibrator pada umumnya adlah
baik, tetapi jika intensitas vibrator terlalu kuat, material akan lari dengan sangat
cepat di atas piring dan terlempar ke magnetic product.
d) Pengaruh gap
Kedudukan gap sebenarnya hanya mempengaruhi kekuatan medan magnet saja.
Jadi dengan gap yang jauh untuk mendapatkan kuat magnet yang sama diperlukan
kenaikan amperase yang tinggi. Yang penting adalah gap bawah, jaraknya antara
magnet bawah dengan pan tidak kurang dari 1,0 mm. kedudukan magnet bawah
terlalu dekat dari piring mengakibatkan pan tidak dapat bergetar. Secara teoritis di
dalam bagian non konduktor tidak terdapat ferro magnetic mineral. Sedangkan pada
kenyataannya selalu terdapat ferro magnetic mineral terutama melekat pada kutub
magnetnya. Ferro magnet yang ada di kutub magnet bawah lama kelamaan akan
menghalangi jarak magnet dengan pan, sehingga dapat menyumbat piring dengan
demikian piring tidak dapat bergetar dan materialnya tidak dapat terpisah dengan
baik.
e) Pengaruh Splitter
Fungsi splitter adalah memisahkan antara mineral magnetic dengan non magnetic.
Bila kedudukan splitter jauh dari ujung pan maka kadar magnetic akan naik, begitu
juga sebaliknya.
Pengaruh yang disebabkan oleh karena keadaan feed
- Pengaruh rata-rata feed
Rata-rata feed yang tinggi menyebabkan dalam pan terjadi lapisan yang tebal. Hal
ini kurang baik karena akan menurunkan kadar hasil maupun recoverynya. Jadi
diperlukan rata-rata feed yang tidak terlalu besar agar diperoleh recovery yang
tinggi dengan kadar cukup baik.
- Pengaruh ukuran butir
Ukuran butir ini mempengeruhi lintasan material magentik yang jatuh. Untuk
mengangkat butiran yang kasar diperlukan putaran roll tinggi. Tetapi akibat lain
yaitu butiran mineral halus yang seharusnya bagian non magnetic ikut tertangkap
sebagai hasil magnetic.
- Pengaruh kadar umpan.
Pada umumnya dari feed dengan kadar yang sudah tinggi mudah diperoleh hasil
dengan recovery dan kadar yang tinggi pula.

21
2.6. Heavy Medium Separator (HMS)
Heavy Medium Separator merupakan alat pengolahan yang bertujuan untuk
memisahkan mineral-mineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang
terdiri dari mineral-mineral ringan dengan menggunakan medium pemisah yang
berat jenisnya lebih besar dari air (berat jenisnya > 1). Di dalam HMS ini umpan
harus diayak terlebih dahulu untuk menghilangkan bijih yang berukuran kecil dan
juga menggunakan pencucian. Butir halus diayak dan slime dicuci karena partikel
yang halus akan menambah kekentalan dari medium. Selain itu suspensi yang
digunakan harus dapat disirkulasikan kembali.

Gambar 2.7. Heavy Medium Separator

Suspensi ini terdiri dari:


a. Campuran antara magnetit dan air.
b. Ferro silicon SG = 6,7 – 6,9.
c. Galena SG = 7 dengan air.
Mekanisme HMS:
a. Oversize 10# masuk ke dalam cone yang berisi media dengan SG tertentu.
b. Pada cone terjadi pemisahan (sink and float). Secara terpisah Float dan Sink
dipompakan ke drainage screen.
c. Material tercuci maupun material gangue disemprot dengan air agar material
itu terbebas dari media.

22
d. Air dan media diproses kembali untuk mendapatkan SG tertentu dengan
memasukkannya ke dalam cone.
e. Media yang lolos saringan dikembalikan lagi ke cone.

Produk dari Heavy Medium Separator


- Endapan (sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat.
- Apungan (float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang ringan.

Media pemisah yang dipakai pada Heavy Medium Separator


- Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 – 2,20 ton/m3.
- Air + ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 – 3,40 ton/m3.
- Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20 – 2,90.

Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium separators yang
berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) macam, yaitu :
1. Drum separator karena bentuknya silindris.
2. Cone separator karena bentuknya seperti corongan

2.7. Dense Medium Separator (DMS)


Dense medium separation (DMS) merupakan proses konsentrasi yang
bertujuan memisahkan mineral berat dari pengotornya, biasanya mineral ringan
dengan menggunakan media pemisahan yang tidak hanya terdiri dari air saja. Dua
produk yang dihasilkan berupa apungan ( float) dan endapan ( sink).

Gambar 2.8. Dense Medium Separator

23
2.7.1. Prinsip Pemisahan
Teknik pemisahan antara apungan dan endapan ini dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara, antara lain :
1. Medium yang diam
2. Medium yang selalu diaduk
3. Memakai dua medium yang berbeda densitasnya
4. Pemisahan dengan bantuan gaya sentrifugal
5. Digunakan cairan berat sebagai medium
6. Autogenous media (mineral itu sendiri sebagai media).
2.7.2. Media Pemisahan
Secara umum media pemisahan yang akan digunakan harus memiliki
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Stabil/ tidak bereaksi
2. Mudah diperoleh kembali (di-recovery)
3. Mudah dipisahkan dari produk sink/float
Media pemisahan ini bisa berupa campuran antara air dengan mineral-mineral
(padatan) tertentu yang mempunyai berat jenis cukup tinggi dan berukuran sangat
halus sehingga membentuk suspensi atau berupa larutan berat yang mempunyai
berat jenis yang juga cukup tinggi.
Persyaratan mineral (padatan) agar dapat digunakan sebagai media pemisahan,
disamping syarat-syarat yang telah disebutkan di atas adalah :
- Mempunyai kekerasan tertentu
- Tidak mudah mengendap
- Tidak mengotori mineral yang akan dipisahkan
- Sifat kimia stabil
- Berat jenis tinggi
Ada tiga macam medium yang digunakan, yaitu:
- Larutan garam dan air.
- Organic liquid.
- Suspensi antara solid dan air.
Proses pemisahannya berdasarkan sink (tenggelam) dan float (mengapung)
Tempat pemisah (alat yang digunakan) adalah Drum Separator, Huntington
Heberlein Sink-Float, dan Wemco Cone Separator

24
2.8. Flotasi
Flotation (flotasi) berasal dari kata float yang berarti mengapung atau
mengambang. Flotalasi dapat diartikan sebagai suatu pemisahan suatu zat dari zat
lainnya pada suatu cairan/larutan berdasarkan perbedaan sifat permukaan dari zat
yang akan dipisahkan, dimana zat yang bersifat hidrofilik tetap berada fasa air
sedangkan zat yang bersifat hidrofobik akan terikat pada gelembung udara dan akan
terbawa ke permukaan larutan dan membentuk buih yang kemudian dapat
dipisahkan dari cairan tersebut. Secara umum flotation melibatkan 3 fase yaitu cair
(sebagai media), padat (partikel yang terkandung dalam cairan) dan gas (gelembung
udara).

Gambar 2.9. Flotasi

Flotasi merupakan salah satu dari banyak metode separasi. Mekanisme


flotasi didasarkan pada gejala bahwa beberapa partikel mudah dibasahi (hidropilik)
dan lainnya sulit dibasahi (hidropobik). Partikel – partikel yang basah tidak
mengapung dan cenderung tetap berada dalam fase air. Dipihak lain partikel –
partikel hidropobik (tidak dibasahi) menempel pada gelembung, naik ke permukaan
membentuk buih yang mengandung partikel dan dipisahkan.
Mekanisme dari pengumpulan mineral adalah problem utama pada teori flotasi.
Langkah pertama dalam memecah kan problem adalah bagaimana untuk merubah
sebagian dari antar fase padat – cair oleh antar fase padat – gas dengan
menggunakan reagen flotasi.

25
Karakter material yang hydrophilic-hydrphobic diakibatkan oleh kekayaan
physicochemical mereka atau tepatnya dari suatu keseimbangan kekuatan yang
beroperasi di ke tiga alat penghubung solid-water, water-gas dan solid-gas. Gaya
ini membuat gelembung dan membentuk sudut dengan permukaan yang padat .
Sudut itu disebut sudut kontak.
Pemisahan mineral secara flotasi dilakukan dg 2 cara tahap conditioning dan tahap
pengapungan mineral (flotasi). Pada tahap conditioning bertujuan untuk membuat
suatu mineral tertentu bersifat hidropobik dan mempertahankan mineral lain
bersifat hidropilik.
Pada tahap conditioning ini ke dalam pulp dimasukkan beberapa reagen flotasi.
Dengan adanya conditioning ini maka :
1. tercipta lingkungan pada PH tertentu, yaitu dg menggunakan pH regulator
2. slime coating dapat dilepaskan dengan menggunakan dispersan.
3. mengendapkan ion-ion pengganggu
4. menusahakan mineral-mineral yang tidak diinginkan tetap dibasahi dengan
menambahkan depresan.
5. mengusahakan agar kolektor itu bekerja lebih efektif dan efisien dengan
menambahkan activator.
6. menusahakan lingkungan yang dapat menghasilkan gelembung yang stabil,
dengan menambahkann frother.

Gambar. 2.10. Mekanisme flotasi

Keberhasilan flotasi akan banyak ditentukan oleh ketetapan dan kecermatan


dalam penambahan reagen flotasi. Sedangkan pada tahap flotasi atau tahap aerasi
adalah tahap pengaliran udara ke dalam pulp secara mekanis baik melului agitasi

26
maupun injeksi udara. Gelembung udara dapat timgul karena adanya putaran
impeller dari sell flotasi di dalam pulp. Akibat putaran impeller maka tekanan udara
didalam pulp disekitar impeller menjadi rendah. Pada saat aerasi , alir udara yg
mempunyai tekanan lebih besar akan mengalir kedalam pulp karena tekanan udara
di dalam pulp lebih rendah sbg akibat putaran impeller. Akibat adanya sifat
permukaan, maka mineral hidropobik akan menempel pada gelembung udara.
Gelembung udara yg telah tertemptli oleh mineral hidropobik akan terapung di atas
permukaan udara dan pulp. Partikel tsb dapat diapungkan walaupun berat jenis
partikel lebih besar dari pda berat jenis air dg adanya bantuan udara.

27
BAB III
PENUTUP

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan:

1. Pada meja goyang didalam proses pemisahannya, pemisahan mineral terjadi


karena adanya sentakan meja yang ditimbulkan oleh headmotion dan aliran air
tipis dipermukaan meja dari wash water.
2. Pada jig apabila terjadi pulsion maka bed akan terdorong naik. Sehingga batuan
pada lapisan bed akan merenggang karena adanya tekanan. Sehingga mineral
berat akan menerobos bed dan mineral ringan akan terbawa aliran air.
3. Mekanisme sluice box adalah memisahkan antara mineral berharga dengan
yang tidak berharga mendasarkan atas gaya beratnya dengan mengalirkan air
pembersih (wash water) dan akan terjadi pemisahan antara partikel berat dari
partikel ringan.
4. Mekanisme HTS yakni pemisahan mineral satu dengan lainnya berdasarkan
perbedaan electrical conductivity-nya antara partikel konduktor dan non
konduktor.
5. Pada proses magnetic separator dengan cara memisahkan material padat
berdasarkan sifat kemagnetan suatu bahan.
6. Pemisahan pada HMS mineral-mineral berharga yang lebih berat dari
pengotornya yang terdiri dari mineral-mineral ringan dengan menggunakan
medium pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari air (berat jenisnya > 1).
7. Pada DMS proses konsentrasi yang bertujuan memisahkan mineral berat dari
pengotornya, biasanya mineral ringan dengan menggunakan media pemisahan
yang tidak hanya terdiri dari air saja.
8. Flotasi didasarkan pada gejala bahwa beberapa partikel mudah dibasahi
(hidropilik) dan lainnya sulit dibasahi (hidropobik).

28
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. “Gravity Concentration”,(online) https://tambangunhas.wordpress


.com/tag/pengolahan-bahan-galian/ (diakses pada tanggal 1 April 2018).

Denso, 2012.”Pengolahan Bahan Galian”, (online) http://Pengolahan-bahan-galian


.wordpress. com (diakses pada tanggal 1 April 2018).

Nurhakim, 2012. “Dasar-Dasar Pengolahan Bahan Galian”, (online) http://


Pengolahan bahan galian-Zoomshare.com (diakses pada tanggal 1 April
2018).

Opi, 2012.”Makalah Pengolahan Bahan Galian”, (online) http://Pengolahan-bahan-


galian- Blogspot.com (diakses pada tanggal 1 April 2018).

29

Anda mungkin juga menyukai