Anda di halaman 1dari 13

Pendekatan Deskriptif dalam Ilmu Geologi

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat untuk Penulisan Makalah

Disusun Oleh :

Clarissa Crysta Chandra


270110130105
Geologi A

Universitas Padjadjaran
Fakultas Teknik Geologi
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dari berjenis-jenis metode dalam pelaksaan penelitian atau pendekatan, perlu
dipilih metode yang berhubungan erat dengan prosedur, alat, serta desain penelitian yang
digunakan. Metode penelitian diharapkan bisa memandu tentang urut urutan bagaimana
penelitian dilakukan. Penelitian ini digunakan biasanya menggunakan metode deskriptif
karena bersifat memberi gambaran mengenai situasi atau kejadian secara sistematis,
aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.
Geologi adalah ilmu sejarah (Read, 1952) dan ilmu pengetahuan alam yang
bersifat empiris, murni berdasarkan data lapangan. Dimana,

dalam prakteknya ilmu

geologi mengilustrasikan proses yang dinamakan hermeneutic circle dimana induksi dan
deduksi saling mengikuti satu sama lain dalam proses observasi, generalisasi dan
membuat teori (induksi), diikuti dengan membangun hipotesis-hipotesis dan melakukan
observasi-observasi untuk menguji dan menggugurkan atau menghasilkan teori baru
(deduksi).

B. Tujuan
Dapat mengetahui pendekatan deskriptif yang digunakan dalam ilmu geologi

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan atau Penelitian Deskriptif


Menurut Sugiyono (2010:35) bahwa, Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang tidak membuat perbandingan variable dengan variabel lain, dan mencari
hubungan variabel dengan variabel yang lainnya.
Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk
menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk
eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan
jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit
yang diteliti antara fenomena yang diuji.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_deskriptif)
Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya ( Best,1982 :
119). Penelitian Deskriptif ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada
penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian.
Dengan penelitian metode deskriptif, memungkinkan peneliti untuk melakukan
hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan
mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (west, 1982).
Tujuan utama penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara
sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Dalam
perkembangannya, akhir-akhir ini metode penelitian deskriptif banyak digunakan
oleh peneliti karena dua alasan:

Dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian


dilakukan dalam bentuk deskriptif.

Metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan


yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.

Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel


dan tidak menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut
peristiwa-peristiwa yang terjadi saat ini. Dengan penelitian deskriptif,
memungkinkan peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan
dengan hubungan variabel atau asosiasi, dan juga mencari hubungan komparasi
antar variabel.
Keunikan yang ada pada metode penelitian deskriptif antara lain seperti berikut :
1. Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali
memperoleh responden yag sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat
kesimpulan.
2. Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, terkadang dalam pengumpulan
data tidak memperoleh data yang memadai. Untuk itu diperlukan para observer
yang terlatih dalam observasi, dan jika perlu membuat chek list lebih dahulu
tentang objek yang perlu dilihat, sehingga peneliti memperoleh data yang
diinginkan secara objektif dan reliable.
3. Penelitian deskriptif juga membutuhkan permasalahan yang harus diindentifikasi
dan dirumuskan dengan jelas, agar peneliti tidak mengalami kesulitan dalam
menjaring data ketika di lapangan.

Macam- macam pendekatan deskriptif:


1. Deskriptif analitik yang artinya survey atau penelitian yang mencoba
menggali bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi.
2. Metode deskriptif komparatif merupakan metode yang menjelaskan dan
melakukan perbandingan data dari hasil dua penelitian atau lebih dengan
perlakuan yang berbeda.

B. Pendekatan deskriptif dalam bidang geologi


Penelitian tentang waktu geologi dengan klasikasi deskriptif (induktif)
tentang sejarah bumi telah dilakukan seperti istilah-istilah zona, periode dan epoh dan
seterusnya. Sementara model-model deduktif juga terus dikembangkan sebagai upaya
sekaligus dalam memahami proses geologi. Model-model deduktif telah
dikembangkan seperti model-model cyclothem pada tahun 1930-an hingga facies
model, dan stratigra sekuen.
Rudwick (1982) menjelaskan dua jenis atau dua cognitive styles" pendekatan
dalam ilmu geologi:

concrete style atau stratigra deskriptif sebagaimana yang telah diterapkan


oleh William Smith pada abad ke-19.

abstract style yang diusung oleh Lyell, Darwin, Chamberlin, Ulrich, Umgrove,
Sloss dan Vail yang selalu mencari prinsip-prinsip yang mendasari dalam
memahami proses-proses geologi di bumi. Berikut adalah selayang pandang
sejarah perkembangan pemikiran geologi sejak zaman Steno hingga Vail.

C. Pendekatan deskriptif dalam mengambil data di lapangan


Dalam suatu kegiatan di lapangan , seperti kuliah lapangan atau mapping,
analisis Deskriptif digunakan terkait dengan hasilhasil pengukuran seperti Dip,
Strike, ketinggian dan lainlain. Data ini diperoleh dengan bantuan alat-alat seperti :
Dip dan strike diukur menggunakan kompasgeologi, kemiringan lereng menggunakan
hand level dan yalon, ketinggian tempat menggunakan altimeter, salinitas air
menggunakan salinometer atau hand refractomer, jenis batuan dapat diketahui dengan
memecahkan batuan menggunakan palu geologi atau menetesinya menggunakan
HCL, dan untuk mengetahui letak dan posisi astronomis suatu tempat digunakan peta
dankompas geologi.

Hal- hal yang dilakukan dalam pengambilan data di lapangan menggunakan


pendekatan deskriptif:
1.

Desk Study (Pra Lapangan)


Desk study adalah kegiatan pengumpulan informasi geologi awal sebelum

penyelidikan lapangan yang bertujuan untuk mempersempit wilayah penelitian. Informasi


awal ini di dapat dari peta geologi regional, peta rupa bumi (Bakosurtanal) dan peta-peta
lain beserta infomasi-informasi tentang suatu daerah yang kemudian digunakan untuk
menghasilkan peta rencana lintasan pemetaan.

Peta Geologi Regional


Peta geologi regional memuat informasi formasi batuan, struktur geologi

regional dan arah jurus umum dan kemiringan lapisan batuan. Dari peta ini, dapat
didelineasi batas formasi pembawa batubara (coal bearing formation) sehingga area
pemetaan dapat diciutkan. Struktur geologi regional dan arah jurus umum dan
kemiringan lapisan dapat digunakan dalam perencanaan lintasan.

Peta Rupa Bumi


Peta rupa bumi memuat informasi topografi, jalan, aliran sungai, penggunaan

lahan serta demografi. Topografi dapat digunakan sebagai informasi morfologi


regional dan dapat diinterpretasi keadaan geologi suatu wilayah (kedudukan lapisan
batuan dan struktur geologi regional) sebagai gambaran awal kondisi geologi. Dari
hasil interpretasi ini, area pemetaan dapat diciutkan lagi. Aliran sungai dan jalan perlu
di perhatikan karena lintasan pemetaan hanya melewati sungai dan jalan yang
memotong arah strike saja. Sedangkan informasi mengenai jalan, penggunaan lahan
dan demografi dapat digunakan dalam perencanaan pencapaian lokasi pemetaan.

Peta Rencana
Peta Rencana Lintasan Pemetaan adalah peta acuan dalam pemetaan
geologi.
Dalam membuat rencana lintasan, yang harus diperhatikan adalah:

a.

Lintasan harus memotong strike lapisan batuan agar stratigrafi batuan dapat
diketahui.

b.

Lintasan berupa lintasan sungai atau dinding urukan jalan.

Dari peta rencana lintasan, dibuat rencana lintasan day to day untuk
pemetaan, agar kegiatan pemetaan benar-benar terencana dan sistematis

Peneliti Terdahulu
Hasil penelitian sebelumnya oleh orang/instansi pada daerah rencana
penelitian maupun bersinggungan dengan daerah penelitian dapat dijadikan
bantuan untuk acuan pembuatan rencana kerja pemetaan.

2.

Penyelidikan Lapangan
Setelah peta rencana lintasan dan rencana lintasan day to day dibuat dilanjutkan pada
tahap selanjutnya adalah penyelidikan lapangan untuk mengambil data.

2.1 Persiapan Alat


2.2 Pengambilan Data
2.2.1. Traversing
Dalam melakukan pelintasan (traversing), yang perlu diperhatikan adalah
posisi. Setelah berada dalam lintasan, tentukan dulu posisi dengan GPS atau
membaca peta. Setiap pergerakan harus selalu terpantau dengan menyalakan
track log GPS (GPS harus selalu dalam keadaan on) atau mencatat pergerakan
di buku catatan lapangan apabila melakukan Passing and Compass. Perekaman
traversing ini berfungsi untuk membuat peta lintasan pemetaan.
Jika menggunakan GPS, yang perlu diperhatikan adalah sinyal GPS tidak
hilang dan pastikan akurasi posisi GPS cukup baik. Alat bantu parang dapat
digunakan jika jalan rintisan belum ada.Lintasan dapat saja diganti di lapangan
sesuai dengan kondisi di lapangan.

2.2.2. Observasi Singkapan


Observasi singkapan merupakan kegiatan utama dalam pengambilan data
geologi. Kemampuan analisa geologi dalam mengobservasi singkapan
menentukan benar/tidaknya data (kualitas data). Urutan Langkah kerja dalam
observasi singkapan (outcrop) adalah s.b:
A. Penentuan Posisi Singkapan
Ketika menemukan singkapan (batubara dan atau struktur geologi),
pertama kali yang dilakukan adalah penentuan posisi singkapan. Catat posisi
singkapan dengan marking di GPS dan catat koordinat dan elevasi singkapan
dalam buku catatan lapangan. Jika sinyal GPS hilang pada posisi singkapan,
lakukan passing and compass dari titik terdekat yang mendapat sinyal GPS ke
titik singkapan.

B. Pembersihan Singkapan (Outcop Cleaning)


Sebelum melakukan analisa geologi untuk singkapan, pembersihan
singkapan perlu dilakukan agar batuan yang segar (fresh) dari setiap interval
singkapan, terlihat dari roof sampai floor sehingga observasi dapat berlangsung
maksimal. Pembersihan singkapan ini menggunakan alat bantu cangkul, parang ,
linggis dan ganco.

C. Kode Singkapan, Waktu Pemetaan, Keadaan Cuaca dan Geologist


Semua point diatas dicatat dalam buku catatan lapangan. Pemberian kode
singkapan harus teratur dan sistematis. Nama singkapan merupakan urutan inisial
nama daerah -geologist-urutan nomor singkapan.
Contoh: nama daerah Kananai (inisial KN), nama geologist Abdullah
(inisial AB),

singkapan ke-1, Maka kode singkapan adalah KNAC 001 , dan KNACP 001,
Catatan : Inisial nama daerah dan geologist dibuat dalam 2 digit huruf
Nomor urut dibuat sebanyak 3 digit angka

D. Pengukuran Kedudukan (Strike/Dip) Bidang Lapisan

E.

Penentuan Roof dan Floor

Catat roof dan floor. Penentuan roof dan floor diperhatikan dari struktur
sedimen yang ada. Ini berguna untuk menentukan Top dan Bottom dari seam
batubara. Roof dan floor disini adalah lapisan batuan non-batubara yang paling
atas dan paling bawah dari satu atau lebih seam batubara.

F.

Pembuatan Channel (Paritan) Pada Singkapan

Pembuatan channel bertujuan untuk kegiatan deskripsi batuan. Dengan


pembuatan channel, diharapkan bagian segar dari batuan dapat tersingkap dan
seluruh bagian lapisan batuan dari top ke bottom terlihat sehingga deskripsi
batuan dapat dilakukan lengkap dari top ke bottom batuan (batubara atau nonbatubara).

G. Deskripsi Singkapan
Dalam deskripsi singkapan yang perlu diperhatikan adalah Interval batuan
yang di deskripsi dan deskripsi batuan dan jenis Litologi. Langkah deskripsi
singkapan, yaitu:
a.

Buat sketsa singkapan.

b.

Ukur ketebalan batuan (batubara dan non batubara).

c.

Catat interval batuan yang akan dideskripsi (khususnya untuk batubara)

d.

Catat deskripsi batuan (batubara dan non-batubara).

Deskripsi batubara dilakukan secara ply by ply. Skenario Pembagian ply by ply
dalam batubara mengikuti SOP Pengambilan Sample grab/Channel & Inti Bor Untuk
Analisa Kualitas Batubara
Selanjutnya pengambilan sample akan mengikuti pembagian ply dalam deskripsi
ini. Apabila terdapat satu ply yang cukup tebal (>0.5 m), hendaknya deskripsi dibagi-bagi
lagi sesuai kebutuhan
2.2.3. Indikasi Struktur Geologi
Struktur geologi merupakan hal yang penting dalam pemetaan geologi. Struktur
geologi sangat mempengaruhi model geologi nantinya.
Langkah kerja dalam observasi singkapan struktur geologi, sebagian besar sama
dengan observasi singkapan di batubara, hanya perbedaannya yaitu pada deskripsi
singkapan. Deskripsi singkapan struktur geologi memerlukan interpretasi yang baik dan
memahami unsur struktur geologi.
Urutan deskripsi singkapan struktur geologi yaitu:
1. Interpretasi jenis struktur atau indikasi struktur seperti sesar (normal, naik atau
mendatar), off set sesar, breksiasi, fracture, lipatan dan lipatan mikro (mikrofold), slicken
side dan lain-lain.
2. Sketsa Singkapan
3. Pengukuran unsur-unsur struktur yaitu kedudukan bidang sesar, fracture
(shear, gash fracture, tension release), arah breksiasi, slicken side (trend, pitch),
kedudukan mikrofold.
4. Penandaan singkapan
5. Dokumentasi singkapan

6. Data hasil pengukuran struktur geologi ini kemudian dianalisa selanjutnya


dalam analisa struktur geologi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya
untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan
untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial,
dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah
dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.
Dalam suatu kegiatan di lapangan , seperti kuliah lapangan atau mapping,
analisis Deskriptif digunakan terkait dengan hasilhasil pengukuran seperti Dip,
Strike, ketinggian dan lainlain. Data ini diperoleh dengan bantuan alat-alat
seperti : Dip dan strike diukur menggunakan kompasgeologi, kemiringan lereng
menggunakan hand level dan yalon, ketinggian tempat menggunakan altimeter,
salinitas air menggunakan salinometer atau hand refractomer, jenis batuan dapat
diketahui dengan memecahkan batuan menggunakan palu geologi atau
menetesinya menggunakan HCL, dan untuk mengetahui letak dan posisi
astronomis suatu tempat digunakan peta dankompas geologi.

DAFTAR PUSTAKA

http://dinargeolog.blogspot.com/2014/04/sop-pemetaan-geologi.html
https://www.academia.edu/7302806/Pendekatan_induktif_dan_deduktif_dalam_stratigrafi_sejarah_da
n_penerapannya
https://www.academia.edu/4886699/Bahan_Ajar_Geomorfologi_Dasar
http://www.bimbingan.org/pengertian-pendekatan-deskriptif-komperatif-menurut-ahli.htm
http://ridwanaz.com/umum/bahasa/pengertian-penelitian-deskriptif/
https://www.scribd.com/doc/122385607/penelitian-deskriptif-analitik-dengan-pendekatan-waktucross-sectional
http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_mpp_0609169_chapter3.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_deskriptif

Anda mungkin juga menyukai