Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF
I. Latar Belakang
Kata morfosa bersal dari bahasa Yunani yaitu metamprphin
dimana meta yang artinya berubah dan morphin artinya bentuk.
Dengan demikian pengertian metamorfosa dalam geologi adalah
berujuk pada perubahan yang dari kelompok mineral dan tekstur
batuan yang terjadi dalam suatu batuan yang mengalami tekanan
dan temperatuur yang berbeda dengaan tekanan dan temperature
saat batuan tersebut pertama kalinya terbentuk
Sebagai cataatan bahwa istilah diagnesa juga mengandung
arti perubahan yang terjadi pada batuan sedimen. Hanya saja
o
proses diagnesa terjadi pada tmperatur yang dibawah 200 C

dan tekanan dibawah 300 Mpa (Mpa=Mega Pascal) atau setara


dengan tekanan sebesar 3000 Atmosfir, sedangkan metamorfosa
terjadi pada temperatur dan tekanan diatas diagnesa. Batuan yang

dapat mengalami temperatur 300 Mpa dan 200o C umumnya

berada pada kedalaman tertentu dan biasanya berasosiasi dengan


proses tektonik, terutama didaerah tumbukan lempeng atau zona
subduksi. Batas antara proses metamorfosa dan pelelehan batuan
masih terjadi pertanyaan hingga saat ini. Sekali batuan mulai
mencair, maka proses perubahan merupakan proses pembentukan
batuan beku.
Batuan metamorf terjadi hasil dari hasil prubahan-perubahan
fundametil batuan yang sebelumnya telah ada. Panas yang intesif
yang dipancarkan oleh suatu massa magma yang sedang
mengintrusi menyebabkan metamorfosa kontak. Metamorfosa
regional yang meliputi daerah yang sangat luas disebabkan oleh
efek tekanan dan panas pada batuan yang terkubur sangat dalam.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


II.1 Maksud

RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN


093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF
Adapun maksud dari praktikam ini yaitu mengetahui lebih
dalam mengenai batuan metamorf yang terbentuk di Alam dan
ingin mempelajari macam-macam bentuk batuan metamorf.
II.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikan dalam melakukan sebuah praktikum
yang mengenai batuan metamorf, yaitu sebagai berikut :
a Mampu menjelaskan proses pembentukan batuan metamorf
b Mampu membedakan jenis batuan metamorf (foliasi dan non
foliasi)
c Mampu mengetahui mineral-mineral penyusun batuan
metamorf
d Mampu mendeskripsikan jenis-jenis batuan metamorf.

III. ALAT DAN BAHAN


III.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam melakukan
praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1 Lap kasar
2 Lap halus
3 Lup perbesaran 10 X
4 Alat tulis menulis
5 Penggaris / Mistar
6 Kamera
7 Batuan / sample
8 Buku penuntun
9 Alat penguji kekerasan, antara lain:
a Kuku manusia (2,5)
b Kawat tembaga (3-3,5)
c Kaca (5-5,5)
d Kikir Baja (6,5-7)
10 Porselen/pecahan tegel
11 Karet penghapus
12 Papan standar

III.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan
praktikum ini yaitu sebagai berikut :
a Problem set 6 lembar

RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN


093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF

IV. Tinjauan Pustaka


IV.1 Peroses metamorfisme
Proses metamorfisme adalah perubahan yang ada menjadi
batuan metamorf, karena perubahan tekanan dan temperatur yang
besar. Batuan metamorf dapat berasal dari batuan beku, batuan
sedimen maupun dari batuan metamorf itu sendiri artinya adalah
perubahan bentuk. Media tau agen yang menyebabkan terjadinya
proses metamorfisme adalah panas, tekanan dan cairan kimia yang
aktif. Sedangkan perubahan yang terjadi pada batuannya adalah
sifat fisik dan komposisi mineral. (Geologi Fisik. 2004)
Metamorfosa (perubahan bentuk) adalah suatu proses
rekristalisasi didalam kerak bumi (3-20 km) yang pada
keseluruhannya atau sebagian besar terjadi dalam keadaan padat,
yakni tanpa melalui fasa cair, sehingga terbentuk struktur dan
mineral baru akibat pengaruh temperatur yang tinggi. (Geologi
Fisik. 2004)
Menurut H.G.F. Winkler, 1967, metamorfisme adalah proses-
proses yang mengubah mineral suatu batuan pada hal fasa padat
karena pengaruh atau respon terhadap kondisi fisika dan kimia
didalam kerak bumi, dimana kondisi kimia fisika tersebut termasuk
pelapukan dan diagenesa. Batuan metamorf adalah batuan yang
berasal dari batuan induk dan bisa batuan beku, batuan sedimen,
maupun metamorf sendiri yang mengalami metamorfosa. (Geologi
Fisik. 2004)
Tahap-tahap proses metamorfosa :
a Rekritalisasi
proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, di sini terjadi
penyusunan kembali Kristal-kristal.
b Reorientasi

RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN


093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF
Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, di sini
pegorientasian kembali dari susunan Kristal-kristal dan ini akan
berpengaruh pada tekstur dan struktur yang ada.
c Pembentukan mineral-mineral baru
Proses ini terjadi dengan penyusunan kembali akan elemen-
elemen kimiawi yang sebelumnya telah ada
IV.2 Tipe Metamorfosa
Pada dasarnya tipe metamorfosa ini dibedakan atas dua
golongan yaitu sebagai berikut :
A Tipe metamorfosa lokal
Disebut lokal karena penyebaran metamorfosa ini sangat
terbatas (beberapa meter sampai beberapa puluh meter). Tipe
metamorfosa ini meliputi metamorfosa kontak atau thermal dan
metamorfosa dislokasi/kataklastik atau dinamik, yaitu sebagai
barikut :
1 Metamorfosa kontak atau thermal
Metamorfosa kontak atau thermal adalah metamorfosa yang
terjadi didekat intrusi batuan beku dan merupakan suatu hasil dari
kenaikan temperature yang tinggi dan selalu berhubungan dengan
intrusi pada batuan beku. Batuan yang biasa dihasilkan sering kali
batuan berbutir halus tanpa adanya foliasi dan dikenal sebagai
horniels. (Geologi Fisik. 2004)
2 Metamorfosa dislokasi/kataklastik/dinamik
Metamorfosa dislokasi/kataklastik/dinamik adalah
metamorfosa yang di akibatkan oleh suatu deformasi mekanis,
seperti yang terjadi pada dua blok batuan yang telah mengalami
pergeseran satu dan lainnya di sepanjang zona sesar atau patahan.
(Geologi Fisik. 2004)
B Tipe metamorfosa regional
Pada dasarnya tipe metamorfosa regional ini yaitu dapat
meliputi sebagai berikut :
1 Metamorfosa regional/dynamo thermal
Metamorfosa ini terjadi pada wilayah yang sangat luas dan di
mana tingkat deformasi yang tinggi dibawah permukaan tekanan
diferensial. Batuan metamorfosa regional terjadi pada inti
rangkaian pegunungan atau pegunungan yang mengalami erosi.

RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN


093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF
Contohnya bukit barisan di pulau sumatera, batuan ini dicirikan
oleh struktur foliasi (penjajaran mineral-mineral pipih) serta
berasosiasi dengan daerah lingkungan tektonik. (Geologi Fisik.
2004)
2 Metamorfosa beban/burial.
Batuan metamorfosa ini terbentuk oleh proses pada
pembebanan suatu sedimentasi yang sangat tebal dan pada suatu
cekungan yang sangat luas atau dikenal dengan akan sebutan
cekungan geosinklin. Ciri khasnya merupakan struktur palimset.
(Geologi Fisik. 2004)

3 Metamorfosa dasar samudra


Metamorfosa ini terjadi akibat adanya penekanan dasar
samudra (sea floor spreading), metamorfosa ini dipengaruhi
tekanan (T) yang besar, dimana material pada penyusunannya
biasanya berkomposisi basa hingga sampai pada komposisi
ultrabasa. (Geologi Fisik. 2004)
IV.3 Tekstur foliasi
Foliasi berasal dari foliates (daun) merupakan orientasi
kesejajaran mineral penyusun batuan metamorfisme tetapi harus
dibedakan dengan orientasi pelapisan batuan sedimen , sama
sekali tidak ada hubungan dengan sifat hal pelapisan batuan
sedimen. (Korps asisten. 2015)
Berdasarkan kenampakan batuan asal pembentuk pada
batuan metamorf dibagi 2 yaitu :
1 Kristaloblastik : bila tekstur batuan asal tak Nampak lagi digunakan
istilah blastik kemudian lihat fabrik.
2 Palimset/sisa/relik : tekstur asli dari batuan asal masih
terlihat/tersisa, digunakan awalan blasto penamaannya.
IV.4 Tekstur non foliasi
Beberapa batuan metamorf tidak menunjukkan adanya
foliasi, umumnya masih menunjukkan jenis tekstur yakni :
1 Granulose
penyusun terdiri atas mineral berbentuk butir, ukuran relative sama
(equidimensional)
RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN
093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF
2 Hornfelsik
penyusun terdiri atas mineral tanpa akan pensejajaran mineral sedikitpun/tidak
ada mineralpipih/praamatik.
IV.4. Struktur Batuan Metamorf
Struktur batuan metamorf Adalah kenampakan batuan yang berdasarkan
ukuran, bentuk atau orientasi unit poligranular batuan tersebut. (Jacson, 1997).
Secara umum struktur batuan metamorf dapat dibadakan menjadi struktur foliasi
dan nonfoliasi (Jacson, 1997). (Mengenal Geologi. 2012)
1 Struktur Foliasi
Struktur foliasi merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa.
Foliasi ini dapat terjadi karena adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-
lapisan (gneissoty), orientasi butiran (schistosity), permukaan belahan
planar (cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut (Jacson, 1970).
(Mengenal Geologi. 2012)
Struktur foliasi yang ditemukan adalah :
a Slaty Cleavage
Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat halus
(mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar yang sangat
rapat, teratur dan sejajar. Batuannya disebut slate (batusabak). (Mengenal
Geologi. 2012)
b Phylitic
Srtuktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapi terlihat
rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahan mineral pipih dengan
mineral granular. Batuannya disebut phyllite (filit). (Mengenal Geologi. 2012)
c Schistosic
Terbentuk adanya susunan parallel mineral-mineral pipih, prismatic atau
lentikular (umumnya mika atau klorit) yang berukuran butir sedang sampai kasar.
Batuannya disebut schist (sekis). (Mengenal Geologi. 2012)
d Gneissic/Gnissose
Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran mineral yang
mempunyai bentuk berbeda, umumnya antara mineral-mineral granuler (feldspar dan
kuarsa) dengan mineral-mineral tabular atau prismatic (mioneral ferromagnesium).

RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN


093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF
Penjajaran mineral ini umumnya tidak menerus melainkan terputus-putus.
Batuannya disebut gneiss. (Mengenal Geologi. 2012)
2.Struktur Non Foliasi
Terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri dari
butiran-butiran (granular). (Mengenal Geologi. 2012)
Struktur non foliasi yang umum dijumpai antara lain:
a Hornfelsic/granulose
Terbentuk oleh mozaic mineral-mineral equidimensional dan equigranular
dan umumnya berbentuk polygonal. Batuannya disebut hornfels (batutanduk).
(Mengenal Geologi. 2012)

b. Kataklastik
Berbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan
umumnya membentuk kenampakan breksiasi. Struktur kataklastik ini terjadi akibat
metamorfosa kataklastik. Batuannya disebut cataclasite (kataklasit). (Mengenal
Geologi. 2012)
c. Milonitic
Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa kataklastik. Cirri
struktur ini adalah mineralnya berbutir halus, menunjukkan kenampakan goresan-
goresan searah dan belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer. Batiannya
disebut mylonite (milonit). (Mengenal Geologi. 2012)
d. Phylonitic
Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik tetapi umumnya
telah terjadi rekristalisasi. Ciri lainnya adalah kenampakan kilap sutera pada batuan
yang ,mempunyai struktur ini. Batuannya disebut phyllonite (filonit). (Mengenal
Geologi. 2012)
IV.5 Penamaan batuan metamorfosa
Berbeda dengan batuan beku yang penamaannya berasal dari tempat atau
mineralogy, penamaan suatu batuan metamorfosa lebih banyak menunjukkan pada
ciri struktur dan mineralogy. (Geologi Fisik. 2004)
Disini perlu di ingat pada mulanya merupakan beberapa kelompok dasar,
sedangkan pada tahap berikutnya dimana perlu dibubuhkan mineral kritisnya atau
akhiran tertentu seperti meta atau ortho atau para yang ditulis dengan tanda hubung.
RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN
093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF
Akhiran meta dipakai bila tekstur batuan asal yang spesifik masih tersimpan,
sehingga nama batuan memakai nama batuan asal ditambah kata meta, seperti gabro-
meta dan sebagainya. Beberapa batuan metamorfosa tanpa tekstur foliasi yaitu
hornfel (batu tanduk), kuarsit, marmer (pualam). (Geologi Fisik. 2004)
IV.6. Jenis-jenis batuan metamorf
1. BATU GNEISS
Batu Gneiss atau batu Genes adalah batuan yang terbentuk dari hasil
metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam
Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika
danamphibole. (Geophysic. 2013)

2. BATU SEKIS
Batu Sekis merupakan batuan metamorf regional yang terbentuk pada derajat
metamorfosa tingkat menengah. Batu Schist (sekis) banyak mengandung lapisan
mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-
berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan Kristal yang mengkilap.
(Geophysic. 2013)
3. BATU MARMER
Batu marmer adalah batu yang terbentuk dari batuan kapur atau batu gamping
yang mengalami metamorfisme karena tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga
terbentuk rekristalisasi kalsit. Komponen penyususn batu marmer yang paling utama
adalah kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.
(Geophysic. 2013)
4. BATU MILONIT
Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi
dinamis mineralmineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir
batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.
(Geophysic. 2013)
5. BATU FILIT
Batu Filit Merupakan batuan metamorf yang terbentuk dari metamorfisme
batuanshale dan merupakan proses lanjutan metamorfosisme batu Slate. Batu Filit
adalah batuan metamorphic berbutir halus yang terbentuk pada temperature dan
tekanan lebih tinggi disbandingkan dengan slate, tetapi pada temperatur dan tekanan

RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN


093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF
yang lebih rendah dibanding dengan sekis. Batu metamorf filit umumnya tersusun
atas kuarsa, sericite mica dan klorit. (Geophysic. 2013)
6. BATU KUARSIT
Batu Kuarsit Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat.
Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang
tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa
mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir
terhapus oleh proses metamorfosis . (Geophysic. 2013)

V. Posedur Kerja

Dalam mendeskripsi suatu batuan metamorf pertama yang harus dilakukan


praktikan yaitu menentukan warna segarnya dan warna lapunya. Setelah itu
menentuan lagi teksturnya dimana tekstur batuan metamorf terbagi menjadi dua yaitu
poliasi dan non poliasi. Dimana poliasi adalah batuan yang terbntuk dari susunan-
susunan mineral dalam bentuk pipih (daun mika). Sedangkan non poliasi terbentuk
dari butiran-butiran. Setelah itu ditentukan lagi jenis teksturnya dan bentuk
kristalnya.
Selanjutnya praktikan menentukan strukturnya, kemudian menentukan
komposisi mineralnya dengan menentukan nama mineralnya dan menentukan berapa
persentase mineralnya. Kemudian praktikan menentukan nama batuan sedimen
tersebut dan mengambila fotonya.

RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN


093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF

VI. HASIL
VI.1 Sampel 1
1 WARNA
Warna Segar : Hitam
Warna Lapuk : Abu-Abu
2 TEKSTUR : FOLIASI
Jenis Tekstur : Lepidoblastik
Bentuk Kristal : Xenoblastik
3 STRUKTUR : Scistose
4 KOMPOSISI MINERAL

NAMA MINERAL PRESENTASE %


Mika 60%
Grafit 30%
Kuarsa 10%

5 NAMA BATUAN : SEKIS

RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN


093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF

VI.2 Sampel 2
1 WARNA
Warna Segar : Putih
Warna Lapuk : Putih Kekuningan
2 TEKSTUR : NON FOLIASI
Jenis Tekstur : Granulose
Bentuk Kristal : Hipidioblastik
3 STRUKTUR : Granulose
4 KOMPOSISI MINERAL

NAMA MINERAL PRESENTASE %


Kuarsa 80%
Sillikat 15%
Kalsit 5%

5 NAMA BATUAN : KUARSIT

VI.3 Sampel 3
1. WARNA
Warna Segar : Hijau
Warna Lapuk : Abu-abu
2. TEKSTUR NON FOLIASI
Jenis Tekstur : Hornfelsik
Bentuk Kristal : Xenoblastik
3. STRUKTUR : Hornfelsik
4. KOMPOSISI MINERAL
RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN
093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF
NAMA MINERAL PRESENTASE %
Felspar 40%
Kuarsa 30%
Garnet 30%

5. NAMA BATUAN : HORNFLES

VI.4 Sampel 4
1. WARNA
Warna Segar : Hijau
Warna Lapuk : Kuning
2. TEKSTUR : FOLIASI
Jenis Tekstur : Lepidoblastik
Bentuk Kristal : Xenoblastik
3. STRUKTUR : Phyillitik
4. KOMPOSISI MINERAL

NAMA MINERAL PRESENTASE %


Muskovit 60%
Garnet 25%
Turmalin 15%

5. NAMA BATUAN : FILIT

RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN


093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF

VI.5 Sampel 5
1. WARNA
Warna Segar : Putih
Warna Lapuk : Putih Kekuningan
2. TEKSTUR NON FOLIASI
Jenis Tekstur : Granulose
Bentuk Kristal : Hifidioblastik
3. STRUKTUR : Granulose
4. KOMPOSISI MINERAL

NAMA MINERAL PRESENTASE %


Kalsit 40%
Silikat 30%
Magnesium 30%

5. NAMA BATUAN : PUALAM MARMER

RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN


093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF
VI.6 Sampel 6
1. WARNA
Warna Segar : Hijau
Warna Lapuk : Coklat
2. TEKSTUR FOLIASI
Jenis Tekstur : granulose
Bentuk Kristal : Xenoblastik
3. STRUKTUR : Slaty
4. KOMPOSISI MINERAL

NAMA MINERAL PRESENTASE %


Lempung 70%
Serisit 20%
Kuarsa 10%

5. NAMA BATUAN : SABAK

VI. PEMBAHASAN
VII.1 Sampel 1
Batuan ini memiliki warna segar hitam dengan warna lapuknya abu-abu,
batuan ini termasuk tekstur foliasi (Kenamakan struktur planar pada massa) yang
memiliki jenis tekstur Lepidoblastik (bila sebagian mineralnya berbentuk pipih) dan
memiliki bentuk Kristal xenoblastik (bila sebagian besar mineralnya berbentuk
anhedral).

RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN


093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF
Struktur batuan ini yaitu granulose (Foliasi sudah mulai jelas oleh kepingan
mika, dengan belahan yang merata/menerus), dengan komposisi mineral Mika 60%,
Galit 30%, dan Kuarsa 10%.
Nama batuan yang dimaksud yaitu SEKIS. SEKIS merupakan batuan
metamorf hasil dari metamorfosa ragional. Adapun cara penambangannya yaitu
dengan cara tambang terbuka dan tambang bawah tanah sesuai dengan
keterdapatannya batuan tersebut. Manfaat batu sekis adalah sebagai sumber ut ama
penghasil mika.

Gambar Batuan SEKIS

VII.2. Batuan 2
Batuan ini memiliki warna segar putih dengan warna lapuknya putih
kekeuningan, batuan ini termasuk tekstur non foliasi (terbentuk dari butiran-butiran).
adapun jenis tekstur granulose (mineral terbentuk dari butir-butir ukuran relative
sama) dan bentuk Kristal hipidioblastik (Sebagian besar mineralnya berbentuk
subhedral)
Strutur batuan ini granulose (Mineral bentuk butir yang sama). Adapun
komposisi mineralnya yaitu kuarsa 80%, silikat 15%, dan kalsit 5%. Nama batuan
tersebut yaitu KUARSIT.
KUARSIT yaitu terdiri dari kuarsa yang telah terpadatkan atau disementasi
oleh silika kristalin, sehingga merupakan batuan yang kompak, membelah melalui
RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN
093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF
butiran kuarsa tanpa foliasi. Batuan ini terjadi karena metamorfosa regional dari
batupasir kuarsa pada semua derajat metamorfosa.Batuan ini terbentuk oleh
kebanyakan mineral kuarsa. Kuarsit boleh kadang-kadang kelihatan seperti pualam,
tetapi dapat dibedakan sebab kuarsit tidak bias dikeruk oleh pisau, tidak sama dengan
pualam. Ataupun bereaksi dengan HCL, seperti halnya pualam. Cara
penambangannya yaitu dengan cara tambang bawah tanah dengan cara digali, karena
sangat dekat permukaan tanah. Manfaat batu kuarsit ini adalah sebagai bahan
pembuatan bata refraktori, dan industry gelas kramik.

Gambar Batu KUARSIT.

VII.3 Sampel 3
Batuan ini memiliki warna segar hijau dengan warna lapuknya abu-abu,
batuan ini termasuk tekstur non foliasi (terbentuk dari butiran-butiran). Adapun jenis
tekstur Hornfelsik (penyusun terdiri dari mineral tampa pensejajaran mineral
sedikitpun) dengan bentuk Kristal Xenoblastik (Sebagian besar mineralnya
berbentuk subhedral).
Batuan ini memiliki struktur hornfelsik (sebagian besar mineralnya tampa
pensejajaran), dengan komposisi mineral Felspar 40%, Kuarsa 30%, dan Garnet
30%. Nama batuan yang dimaksud yaitu HORNFLES.
Hornfles yaitu batuan yang terbentuk akibat, proses dari metamorfisme
batuan-batuan sebelumnya karena perubahan temperatur dan tekanan, batuan ini juga
terbentuk didekat dengan sumber panas seperti dapur magma. Cara penambangannya

RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN


093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF
yaitu dengan tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Kegunaan batuan ini
adalah sebagai pembuat dinding ornament.

Gambar Batuan HORNFLES.

VII.4 Sampel 4
Batuan ini memiliki warna segar hijau dengan warna lapuknya kuning,
batuan ini termasuk tekstur foliasi (Kenamakan struktur planar pada massa) yang
memiliki jenis tekstur Lepidoblastik (bila sebagian mineralnya berbentuk pipih) dan
memiliki bentuk Kristal xenoblastik (bila sebagian besar mineralnya berbentuk
anhedral).
Struktur batuan ini phyillitik (Foliasi sudah mulai ada, oleh kepingan halus
mika), dengan komposisi mineral muskovit 60%, garnet 25%, dan turmalin 15%.
Nama batuan yang dimaksud yaitu FILIT.
Filit merupakan batuan metamorf yang terbentuk pada drajat metamorf yang
sangat tinggi daripada batu sabak. Dan cara penambangannya yaitu ditambang
dengan tambang terbuka dengan menggunakan alat pengerut dan pengankutan.
Manfaat batuan ini adalah untuk dinding, mebel dan lantai.

RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN


093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF

Gambar Batuan FILIT

VII.5. Batuan 5
Batuan ini memiliki warna segar putih dengan warna lapuknya putih
kekuninga. batuan ini termasuk tekstur non foliasi (terbentuk dari butiran-butiran).
Adapun jenis tekstur Granulose (penyusun terdiri dari mineral berbentuk butir, uuran
relative sama) dengan bentuk Kristal Hifidioblastik (Sebagian besar mineralnya
berbentuk subhedral).
Batuan ini memiliki struktur granulose (Dengan bentuk mineralnya
berukuran relatif sama), dengan komposisi mineral kalsit 40%, kuarsa 35%, dan
silikat 35%. Nama batuan yang dimaksud yaitu MARMER.
MARMER terbentuk apabila magma panas mengalir keluar ke permukaan
bumi ataupun memasuki celah-celah rekahan, batuan kerak bumi yang disentuhnya
akan berubah menjadi batuan metamorfosis. Marmer terdiri mineral kalsit, terjadi
metamorfosa regional atau rekristalisasi dari mineral kalsit, batuan ini padat, padat
tanpa foliasi. Batuan ini biasa berasosiasi dengan batugamping atau kalsit maupun
kuarsa. Cara penambangan yaitu dengan tambang terbuka, dengan kegunaannya
biasa digunakan pada perabotan bangunan seperti lantai (tehel).

RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN


093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF

Gambar Batu Marmer

VII.6 Sampel 6
Batuan ini memiliki warna segar coklat dengan warna lapuknya kuning,
batuan ini termasuk tekstur foliasi yang memiliki jenis tekstur granoblastik dan
memiliki bentuk Kristal xenoblastik serta memiliki struktur slaty dengan komposisi
mineral lempung 50%, serisit 30%, dan kuarsa 20%. Nama batuan yang dimaksud
yaitu SABAK.
SABAK merupakan batuan berbutir halus dan homogen, mempunyai
achistosity planar, tergantung pada pelapisannya. Batuan ini biasa berasosiasi
dengan batuan beku basalt. sabak berbutir sangat halus dan hanya dapat
dideterminasi dengan mikroskop dan biasanya mempunyai beberapa sudut untuk
masing-masing perlapisan sehingga batuan menjadi belah/rekah kedalam lapisan
yang tipis. Kegunaan dari batuan ini yaitu sebagai atap untuk paving dan walling
untuk dekorasi taman maupun sebagai bahan bangunan. Cara penambangannya yaitu
dengan cara tambang terbuka.

RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN


093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF

Gambar 04, Batuan SABAK

VIII. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1. Proses pembentukan batuan metamorf yaitu proses perubahan yang terjadi pada
batuan asal akibat adanya perubahan temperature (T), tekanan (P), atau kedua-
duanya dalam keadaan padat, tanpa terjadi perubahan unsur-unsur kimia
(isokimia).
2. Membedakan jennies batuan metamorf foliasi dan non foliasi yaitu jika foliasi,
struktur yang ditunjukkan oleh adanya penjajaran mineral-mineral akan penyusun
batuan metamorf. Sedangkan non foliasi, struktur yang tidak melihatkan adanya
penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf. Namun bentuk penyusun
batuannya yaitu dalam bentuk butir-butiran, seperti contohnya batu pasir berubah
menjadi batu kuarsit.
3. Ciri khusus batuan metamorf berfoliasi seperti batuan sabak memiliki ciri khusus
dengan berpelat halus yang memperlihatkan daun mika pada bidang belahan tanpa
pengelompokan mineral, kompak dan keras. Sedangkan ciri khusus batuan
metamorf non foliasi seperti batuan pualam marmer memiliki ciri khusus dengan
Kristal-kristal klastik atau dolomite mengalami akan proses metamorfosis, padat,
kompak dan massif serta masih banyak batuan lainnya.

RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN


093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF

IX. SARAN
Pada saat praktikum, sebaiknya para asisten agar mengarahkan praktikannya
supaya praktikan tidak mendapat kesulitan dalam pengambilan data.

X. Daftar Pustaka

Doddy, SG., 1987., Batuan dan Mineral., Nova., Bandung.

Wayan, Treman., 2014., Geologi Dasar., Graha Ilmu., Singaraja.

Tim Penyusun., 2015., Praktikum Geologi Dasar., UMI., Makassar.

RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN


093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF

ASISTEN PRAKTIKA

( HASDIMAN ALUDIN) ( RAHMAT ROSADI )

RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN


093 2014 0066 093 2013 0041

Anda mungkin juga menyukai