LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF
I. Latar Belakang
Kata morfosa bersal dari bahasa Yunani yaitu metamprphin
dimana meta yang artinya berubah dan morphin artinya bentuk.
Dengan demikian pengertian metamorfosa dalam geologi adalah
berujuk pada perubahan yang dari kelompok mineral dan tekstur
batuan yang terjadi dalam suatu batuan yang mengalami tekanan
dan temperatuur yang berbeda dengaan tekanan dan temperature
saat batuan tersebut pertama kalinya terbentuk
Sebagai cataatan bahwa istilah diagnesa juga mengandung
arti perubahan yang terjadi pada batuan sedimen. Hanya saja
o
proses diagnesa terjadi pada tmperatur yang dibawah 200 C
III.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan
praktikum ini yaitu sebagai berikut :
a Problem set 6 lembar
b. Kataklastik
Berbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan
umumnya membentuk kenampakan breksiasi. Struktur kataklastik ini terjadi akibat
metamorfosa kataklastik. Batuannya disebut cataclasite (kataklasit). (Mengenal
Geologi. 2012)
c. Milonitic
Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa kataklastik. Cirri
struktur ini adalah mineralnya berbutir halus, menunjukkan kenampakan goresan-
goresan searah dan belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer. Batiannya
disebut mylonite (milonit). (Mengenal Geologi. 2012)
d. Phylonitic
Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik tetapi umumnya
telah terjadi rekristalisasi. Ciri lainnya adalah kenampakan kilap sutera pada batuan
yang ,mempunyai struktur ini. Batuannya disebut phyllonite (filonit). (Mengenal
Geologi. 2012)
IV.5 Penamaan batuan metamorfosa
Berbeda dengan batuan beku yang penamaannya berasal dari tempat atau
mineralogy, penamaan suatu batuan metamorfosa lebih banyak menunjukkan pada
ciri struktur dan mineralogy. (Geologi Fisik. 2004)
Disini perlu di ingat pada mulanya merupakan beberapa kelompok dasar,
sedangkan pada tahap berikutnya dimana perlu dibubuhkan mineral kritisnya atau
akhiran tertentu seperti meta atau ortho atau para yang ditulis dengan tanda hubung.
RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN
093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF
Akhiran meta dipakai bila tekstur batuan asal yang spesifik masih tersimpan,
sehingga nama batuan memakai nama batuan asal ditambah kata meta, seperti gabro-
meta dan sebagainya. Beberapa batuan metamorfosa tanpa tekstur foliasi yaitu
hornfel (batu tanduk), kuarsit, marmer (pualam). (Geologi Fisik. 2004)
IV.6. Jenis-jenis batuan metamorf
1. BATU GNEISS
Batu Gneiss atau batu Genes adalah batuan yang terbentuk dari hasil
metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam
Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika
danamphibole. (Geophysic. 2013)
2. BATU SEKIS
Batu Sekis merupakan batuan metamorf regional yang terbentuk pada derajat
metamorfosa tingkat menengah. Batu Schist (sekis) banyak mengandung lapisan
mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-
berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan Kristal yang mengkilap.
(Geophysic. 2013)
3. BATU MARMER
Batu marmer adalah batu yang terbentuk dari batuan kapur atau batu gamping
yang mengalami metamorfisme karena tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga
terbentuk rekristalisasi kalsit. Komponen penyususn batu marmer yang paling utama
adalah kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.
(Geophysic. 2013)
4. BATU MILONIT
Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi
dinamis mineralmineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir
batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.
(Geophysic. 2013)
5. BATU FILIT
Batu Filit Merupakan batuan metamorf yang terbentuk dari metamorfisme
batuanshale dan merupakan proses lanjutan metamorfosisme batu Slate. Batu Filit
adalah batuan metamorphic berbutir halus yang terbentuk pada temperature dan
tekanan lebih tinggi disbandingkan dengan slate, tetapi pada temperatur dan tekanan
V. Posedur Kerja
VI. HASIL
VI.1 Sampel 1
1 WARNA
Warna Segar : Hitam
Warna Lapuk : Abu-Abu
2 TEKSTUR : FOLIASI
Jenis Tekstur : Lepidoblastik
Bentuk Kristal : Xenoblastik
3 STRUKTUR : Scistose
4 KOMPOSISI MINERAL
VI.2 Sampel 2
1 WARNA
Warna Segar : Putih
Warna Lapuk : Putih Kekuningan
2 TEKSTUR : NON FOLIASI
Jenis Tekstur : Granulose
Bentuk Kristal : Hipidioblastik
3 STRUKTUR : Granulose
4 KOMPOSISI MINERAL
VI.3 Sampel 3
1. WARNA
Warna Segar : Hijau
Warna Lapuk : Abu-abu
2. TEKSTUR NON FOLIASI
Jenis Tekstur : Hornfelsik
Bentuk Kristal : Xenoblastik
3. STRUKTUR : Hornfelsik
4. KOMPOSISI MINERAL
RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN
093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF
NAMA MINERAL PRESENTASE %
Felspar 40%
Kuarsa 30%
Garnet 30%
VI.4 Sampel 4
1. WARNA
Warna Segar : Hijau
Warna Lapuk : Kuning
2. TEKSTUR : FOLIASI
Jenis Tekstur : Lepidoblastik
Bentuk Kristal : Xenoblastik
3. STRUKTUR : Phyillitik
4. KOMPOSISI MINERAL
VI.5 Sampel 5
1. WARNA
Warna Segar : Putih
Warna Lapuk : Putih Kekuningan
2. TEKSTUR NON FOLIASI
Jenis Tekstur : Granulose
Bentuk Kristal : Hifidioblastik
3. STRUKTUR : Granulose
4. KOMPOSISI MINERAL
VI. PEMBAHASAN
VII.1 Sampel 1
Batuan ini memiliki warna segar hitam dengan warna lapuknya abu-abu,
batuan ini termasuk tekstur foliasi (Kenamakan struktur planar pada massa) yang
memiliki jenis tekstur Lepidoblastik (bila sebagian mineralnya berbentuk pipih) dan
memiliki bentuk Kristal xenoblastik (bila sebagian besar mineralnya berbentuk
anhedral).
VII.2. Batuan 2
Batuan ini memiliki warna segar putih dengan warna lapuknya putih
kekeuningan, batuan ini termasuk tekstur non foliasi (terbentuk dari butiran-butiran).
adapun jenis tekstur granulose (mineral terbentuk dari butir-butir ukuran relative
sama) dan bentuk Kristal hipidioblastik (Sebagian besar mineralnya berbentuk
subhedral)
Strutur batuan ini granulose (Mineral bentuk butir yang sama). Adapun
komposisi mineralnya yaitu kuarsa 80%, silikat 15%, dan kalsit 5%. Nama batuan
tersebut yaitu KUARSIT.
KUARSIT yaitu terdiri dari kuarsa yang telah terpadatkan atau disementasi
oleh silika kristalin, sehingga merupakan batuan yang kompak, membelah melalui
RAHMAT ROSADI HASDIMAN ALUDIN
093 2014 0066 093 2013 0041
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN
METAMORF
butiran kuarsa tanpa foliasi. Batuan ini terjadi karena metamorfosa regional dari
batupasir kuarsa pada semua derajat metamorfosa.Batuan ini terbentuk oleh
kebanyakan mineral kuarsa. Kuarsit boleh kadang-kadang kelihatan seperti pualam,
tetapi dapat dibedakan sebab kuarsit tidak bias dikeruk oleh pisau, tidak sama dengan
pualam. Ataupun bereaksi dengan HCL, seperti halnya pualam. Cara
penambangannya yaitu dengan cara tambang bawah tanah dengan cara digali, karena
sangat dekat permukaan tanah. Manfaat batu kuarsit ini adalah sebagai bahan
pembuatan bata refraktori, dan industry gelas kramik.
VII.3 Sampel 3
Batuan ini memiliki warna segar hijau dengan warna lapuknya abu-abu,
batuan ini termasuk tekstur non foliasi (terbentuk dari butiran-butiran). Adapun jenis
tekstur Hornfelsik (penyusun terdiri dari mineral tampa pensejajaran mineral
sedikitpun) dengan bentuk Kristal Xenoblastik (Sebagian besar mineralnya
berbentuk subhedral).
Batuan ini memiliki struktur hornfelsik (sebagian besar mineralnya tampa
pensejajaran), dengan komposisi mineral Felspar 40%, Kuarsa 30%, dan Garnet
30%. Nama batuan yang dimaksud yaitu HORNFLES.
Hornfles yaitu batuan yang terbentuk akibat, proses dari metamorfisme
batuan-batuan sebelumnya karena perubahan temperatur dan tekanan, batuan ini juga
terbentuk didekat dengan sumber panas seperti dapur magma. Cara penambangannya
VII.4 Sampel 4
Batuan ini memiliki warna segar hijau dengan warna lapuknya kuning,
batuan ini termasuk tekstur foliasi (Kenamakan struktur planar pada massa) yang
memiliki jenis tekstur Lepidoblastik (bila sebagian mineralnya berbentuk pipih) dan
memiliki bentuk Kristal xenoblastik (bila sebagian besar mineralnya berbentuk
anhedral).
Struktur batuan ini phyillitik (Foliasi sudah mulai ada, oleh kepingan halus
mika), dengan komposisi mineral muskovit 60%, garnet 25%, dan turmalin 15%.
Nama batuan yang dimaksud yaitu FILIT.
Filit merupakan batuan metamorf yang terbentuk pada drajat metamorf yang
sangat tinggi daripada batu sabak. Dan cara penambangannya yaitu ditambang
dengan tambang terbuka dengan menggunakan alat pengerut dan pengankutan.
Manfaat batuan ini adalah untuk dinding, mebel dan lantai.
VII.5. Batuan 5
Batuan ini memiliki warna segar putih dengan warna lapuknya putih
kekuninga. batuan ini termasuk tekstur non foliasi (terbentuk dari butiran-butiran).
Adapun jenis tekstur Granulose (penyusun terdiri dari mineral berbentuk butir, uuran
relative sama) dengan bentuk Kristal Hifidioblastik (Sebagian besar mineralnya
berbentuk subhedral).
Batuan ini memiliki struktur granulose (Dengan bentuk mineralnya
berukuran relatif sama), dengan komposisi mineral kalsit 40%, kuarsa 35%, dan
silikat 35%. Nama batuan yang dimaksud yaitu MARMER.
MARMER terbentuk apabila magma panas mengalir keluar ke permukaan
bumi ataupun memasuki celah-celah rekahan, batuan kerak bumi yang disentuhnya
akan berubah menjadi batuan metamorfosis. Marmer terdiri mineral kalsit, terjadi
metamorfosa regional atau rekristalisasi dari mineral kalsit, batuan ini padat, padat
tanpa foliasi. Batuan ini biasa berasosiasi dengan batugamping atau kalsit maupun
kuarsa. Cara penambangan yaitu dengan tambang terbuka, dengan kegunaannya
biasa digunakan pada perabotan bangunan seperti lantai (tehel).
VII.6 Sampel 6
Batuan ini memiliki warna segar coklat dengan warna lapuknya kuning,
batuan ini termasuk tekstur foliasi yang memiliki jenis tekstur granoblastik dan
memiliki bentuk Kristal xenoblastik serta memiliki struktur slaty dengan komposisi
mineral lempung 50%, serisit 30%, dan kuarsa 20%. Nama batuan yang dimaksud
yaitu SABAK.
SABAK merupakan batuan berbutir halus dan homogen, mempunyai
achistosity planar, tergantung pada pelapisannya. Batuan ini biasa berasosiasi
dengan batuan beku basalt. sabak berbutir sangat halus dan hanya dapat
dideterminasi dengan mikroskop dan biasanya mempunyai beberapa sudut untuk
masing-masing perlapisan sehingga batuan menjadi belah/rekah kedalam lapisan
yang tipis. Kegunaan dari batuan ini yaitu sebagai atap untuk paving dan walling
untuk dekorasi taman maupun sebagai bahan bangunan. Cara penambangannya yaitu
dengan cara tambang terbuka.
VIII. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1. Proses pembentukan batuan metamorf yaitu proses perubahan yang terjadi pada
batuan asal akibat adanya perubahan temperature (T), tekanan (P), atau kedua-
duanya dalam keadaan padat, tanpa terjadi perubahan unsur-unsur kimia
(isokimia).
2. Membedakan jennies batuan metamorf foliasi dan non foliasi yaitu jika foliasi,
struktur yang ditunjukkan oleh adanya penjajaran mineral-mineral akan penyusun
batuan metamorf. Sedangkan non foliasi, struktur yang tidak melihatkan adanya
penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf. Namun bentuk penyusun
batuannya yaitu dalam bentuk butir-butiran, seperti contohnya batu pasir berubah
menjadi batu kuarsit.
3. Ciri khusus batuan metamorf berfoliasi seperti batuan sabak memiliki ciri khusus
dengan berpelat halus yang memperlihatkan daun mika pada bidang belahan tanpa
pengelompokan mineral, kompak dan keras. Sedangkan ciri khusus batuan
metamorf non foliasi seperti batuan pualam marmer memiliki ciri khusus dengan
Kristal-kristal klastik atau dolomite mengalami akan proses metamorfosis, padat,
kompak dan massif serta masih banyak batuan lainnya.
IX. SARAN
Pada saat praktikum, sebaiknya para asisten agar mengarahkan praktikannya
supaya praktikan tidak mendapat kesulitan dalam pengambilan data.
X. Daftar Pustaka
ASISTEN PRAKTIKA