Anda di halaman 1dari 11

Pendahuluan

Struktur Sedimen

Struktur sedimen merupakan pengertian yang sangat luas,


meliputi penampakan dari perlapisan normal termasuk kenampakan
kofigurasi perlapisan dan/atau juga modifikasi dari perlapisan yang
disebabkan proses baik selama pengendapan berlangsung maupun
setelah pengendapan berhenti. Oleh sebab itu perlu kiranya dijelaskan
dulu apakah sebenarnya yangdimaksud dengan perlapisan ( bedding )
itu, sehingga selanjutnya akan memperjelas batasanstruktur
sedimen.Sebenarnya belum ada difinisi perlapisan yang memuaskan
semua fihak, walaupunsebenarnya istilah perlapisan sudah luas sekali
digunakan dalam pemerian runtunan sedimen.Difinisi yang paling
luas digunakan adalah yang diusulkan Otto (1938), suatu
perlapisantunggal adalah satuan sedimentasi yang diendapkan pada
kondisi fisik yang tetap konstan.Sejalan dengan itu mengartikan
perlapisan sendiri sebagai bidang-bidang permukaan pengendapan
yang disebabkan oleh suatu perubahan rezim sedimentasi dari waktu
ke waktu.
1. Informasi Lokasi Pengamatan

1.1.Lokasi

Lokasi berada di Kali Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul,


Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi penelitian berada pada koordinat
Garis lintang 7°52'29.85"S, Garis bujur 110°34'52.17"T. Letak geografis lokasi
pengamatan dibatasi oleh :

 Sebelah utara dibatasi oleh Kali Ngalang dan perbukitan;


 Sebelah timur dibatasi oleh persawahan dan pemukiman;
 Sebelah selatan dibatasi Kali Ngalang dan perbukitan dan,
 Sebelah barat dibatasi persawahan dan pemukiman.

Gambar 1.1 Kenampakan umum lokasi Pengamatan

1.2.Waktu dan Cuaca


Pengamatan dilakukan pada 28 Oktober 2018, pukul 11.04 sampai 13.30 WIB,
dengan cuaca cerah.

2. Fisiografi, Stratigrafi, Litologi dan Struktur Geologi Regional


Daerah penelitian merupakan daerah homoklin. Hal ini tercermin dari
kedudukan lapisan yang relatif ke arah selatan (homoklin) sebesar 230. Hal
ini mengindikasikan bahwa geomorfologi daerah telitian dikontrol oleh
proses struktur geologi. Hasil dari proses struktur geologi ini adalah adanya
perbukitan, lembah serta dataran homoklin. Proses erosi yang intensif
membentuk, bukit dan sungai yang berbentuk “U“, dengan morfologi yang
hampir datar.
Lokasi pengamatan ini merupakan pertemuan antara tiga formasi
penyusun stratigrafi regional zona pegunungan selatan. Formasi-formasi yang
dimaksud adalah formasi Nglanggran, formasi Sambipitu dan formasi Oyo.
Berikut adalah penjelasan singkat beserta tabel tatanan stratigrafi Zona
Pegunungan Selatan dari beberapa sumber.

Tabel 1.1 Tatanan Stratigrafi Pegunungan selatan berdasarkan beberapa


penulis

A. Formasi Nglanggran
Lokasi tipe formasi ini adalah di Desa Nglanggran di sebelah selatan
Desa Semilir. Batuan penyusunnya terdiri dari breksi gunungapi, aglomerat,
tuff dan aliran lava andesit-basal dan lava andesit. Breksi gunungapi dan
aglomerat yang mendominasi formasi ini umumnya tidak berlapis.
Kepingannya terdiri dari andesit dan sedikit basal, berukuran 2 – 50 cm. Di
bagian tengah formasi ini, yaitu pada breksi gunungapi, ditemukan
batugamping terumbu yang membentuk lensa atau berupa kepingan. Secara
setempat, formasi ini disisipi oleh batupasir gunungapi epiklastika dan tuf yang
berlapis baik.
Formasi ini juga tersebar luas dan memanjang dari Parangtritis di sebelah
barat hingga tinggian G.Panggung di sebelah timur. Ketebalan formasi ini di dekat
Nglipar sekitar 530 meter. Formasi ini menjemari dengan Formasi Semilir dan
Formasi Sambipitu dan secara tidak selaras ditindih oleh Formasi Oyo dan
Formasi Wonosari. Dengan banyaknya fragmen andesit dan batuan beku luar
berlubang serta mengalami oksidasi kuat berwarna merah bata maka
diperkirakan lingkungan asal batuan gunungapi ini adalah darat hingga laut
dangkal. Sementara itu, dengan ditemukannya fragmen batugamping terumbu,
maka lingkungan pengendapan Formasi Nglanggran ini diperkirakan di dalam
laut.

B. Formasi Sampibitu

Lokasi tipe formasi ini terletak di Desa Sambipitu pada jalan raya
Yogyakarta-Patuk-Wonosari kilometer 27,8. Secara lateral, penyebaran
formasi ini sejajar di sebelah selatan Formasi Nglanggran, di kaki selatan
Subzona Baturagung, namun menyempit dan kemudian menghilang di
sebelah timur. Ketebalan Formasi Sambipitu ini mencapai 230 meter.

Batuan penyusun formasi ini di bagian bawah terdiri dari batupasir


kasar, kemudian ke atas berangsur menjadi batupasir halus yang berselang-
seling dengan serpih, batulanau dan batulempung. Pada bagian bawah
kelompok batuan ini tidak mengandung bahan karbonat. Namun di bagian
atasnya, terutama batupasir, mengandung bahan karbonat. Formasi
Sambipitu mempunyai kedudukan menjemari dan selaras di atas Formasi
Nglanggran.

Formasi yang hanya tersusun oleh batupasir tuff serta meningkatnya


kandungan karbonat di dalam Formasi Sambipitu ini diperkirakan sebagai
fase penurunan dari kegiatan gunungapi di Pegunungan Selatan pada waktu
itu (Bronto dan Hartono, 2001).
C. Formasi Oyo

Lokasi tipe formasi ini berada di K.Oyo. Batuan penyusunnya pada


bagian bawah terdiri dari tuff dan napal tuffan. Sedangkan ke atas secara
berangsur dikuasai oleh batugamping berlapis dengan sisipan batulempung
karbonatan. Batugamping berlapis tersebut umumnya kalkarenit , namun
kadang-kadang dijumpai kalsirudit yang mengandung fragmen andesit
membulat. Formasi Oyo tersebar luas di sepanjang K.Oyo. Ketebalan formasi
ini lebih dari 140 meter dan kedudukannya menindih secara tidak selaras di
atas Formasi Semilir, Formasi Nglanggran dan Formasi Sambipitu serta
menjemari dengan Formasi Oyo. Lingkungan pengendapannya pada laut
dangkal (zona neritik) yang dipengaruhi kegiatan gunungapi.

Secara umum litologi yang ada pada stasiun pengamatan urut dari tua ke
muda adalah sebagai berikut :

a. Satuan Breksi Nglanggran,

b. Satuan Batupasir Sambipitu,

c. Satuan Batugamping Oyo (belum didentifikasi karena berada diluar lokasi


pengamatan 6).

Berdasarkan hasil pengelompokkan, stasiun pengamatan fieldtrip kali ini


didominasi oleh satuan breksi Nglanggran dengan prosentase 70 %, diikuti
oleh satuan batupasir Sambipitu dengan prosentase 25 % dan satuan
batugamping Oyo dengan prosentase 5%. Penyebaran ketebalan satuan
batuan untuk masing-masing formasi dapat dilihat pada kolom stratigrafi.
3. Pembahasan
3.1. Flame Structure

3.1.1 Bentuk :

Menyerupai lidah api, dengan ukuran tinggi +- 5cm dan membentang mengikuti
strike dan kontak batuan.

3.1.2. Geometri :

Panjang dari struktur flame 2,5 M membentang mengikuti arah strike dan tinggi
nya 6 CM, tersusun batu pasir diatas nya struktur flame dengan batu lempung
dan diatasnya lagi batu pasir.

3.1.3 Genesa :

Flame structure, kenampakan struktur yang seperti lidah/kobaran api. Flame


structure merupakan salah satu bentuk struktur primer dimana antara lempung yang diisi
oleh pasir.

struktur ini dapat terbentuk ketika suatu sedimen yang belum terlitifikasi
sempurna dan terdapat perbedaan densitas antara endapan bawah dan atasnya,
sehingga bagian atas menindih bagian bawah (Load Cast) dan Bagian bawahnya
membentuk seperti api (flame). ( Gambar 3.1.1. singkapan dan pembanding )
( Gambar 3.1.2. struktur flame di lapangan )

3.2 Convolute struktur

3.2.1. Bentuk:

menyerupai seperti lipatan antiklin dengan ukuran tinggi -+ 25 CM membentang


diatas permuakan lapisan batuan yang sejajar arah strike

3.2.2. Geometri:

Panjang struktur convolute pada lapangan ini mencapai 2 M membentang


mengikuti arah strike dan tinggi nya -+25CM tersusun antara batu pasir dan batu
lanau sebagai tubuh struktur convolute

3.2.3. Genesa:

Genesannya struktur ini adalah pada saat mengalami deformasi elastis akibat
adanya pembebanan yang terlalu banyak dan sedimen yang belum sempat
mengalami terlitifikasi dan kemudian setelah telah itu terdeposisi sehingga
terbentuklah struktur ini, pada kenampakan struktur ini adanya proses pengikisan
pada bidang permukan atau biasa nya di sebut erosi pada kenampakan
permukaan struktur akan membentuk perlipatan antiklin dan sinklin dalam sekala
kecil
( Gambar 3.2.1. lapangan dan pembanding )

(Gambar 3.2.2. struktur convolute )


3.3 Lampiran

( Gambar struktur mud clast kali ngalang atas )

(Gambar Greded Refresh kali ngalang )

Keterdapatan:

Lokasi berada di Kali Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul,


Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi penelitian berada pada koordinat
Garis lintang 7°52'29.85"S, Garis bujur 110°34'52.17"T.
(Gambar struktur ripple mark sungai oyo
)

KETERDAPATAN

Area hutan, Gading, Playen, kabupaten


gunung kidul, daerah istimewa
yogyakarta.

Kordinat:
7053,35.34”S
110032’40.79”T
KETERDAPATAN

Area hutan, Gading, Playen,


kabupaten gunung kidul, daerah
istimewa yogyakarta.
Kordinat: 7053’35.05”S
110032;42.33”T
( Gambar struktur flute cast sungai oyo) Arah azimut N98 0E

Anda mungkin juga menyukai