Anda di halaman 1dari 31

Mekanika Tanah ALZAN

(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

MENENTUKAN GARIS FREATIK (PHREATIC LINE)
A. Teori
Didalam merencanakan sebuah bendungan, perlu diperhitungkan stabilitasnya terhadap
bahaya longsoran, erosi lereng dan kehlangan air akibat rembesan yang melalui tubuh
bendungan. Beberapa cara diberikan untuk menentukan besarnya rembesan yang
melewati bendungan yang dibangun dari tanah homogen. Cara yang dipakai adalah
analitis dan grafis.
B. Perhitungan Panjang Permukaan Basah Secara Analitis
Asumsi Scaffernack Itterson bahwa i = tan =
dx
dy
adalah sama dengan kemiringan garis
freatik dan merupakan gradien konstan sepanjang garis freatik.


A = |
2 2 2 2 2
cot H d d H Se + =

Besarnya Se menentukan titik keluarnya G. Permukaan basah digambar membentuk
garis parabola yang menyinggung terhadap garis horisontal di titik A yang menyinggung
kemiringan bagian hilir dititik G.



H





d
A sin
A cos
A
Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

C. Perhitungan Panjang Permukaan Basah Secara Grafis
Langkah langkah:
1. Tentukan titik awal garis yaitu titik A yang panjangnya 0.3 L dari embung pada lapis
1. Buat perpanjangan garis yang sesuai dengan kemiringan embung bagia n luar.
2. Tarik garis menggunkan jangka darik titik A dengan pusat R pada muka air h2 atau
pada titik F, hingga berpotongan dengan perpanjangan garis yang sesuai dengan
kekiringan embung, yang dinamakan titik A
1.

3. Gambar setengah lingkaran pada FA
1
dengan titik pusat pada A
2,
sehingga A
1
A
2
= A
2
F.
4. Tarik garis menggunkan jangka dari titik A
2
dengan titk pusat di titik F, sampai
berpotongan dengan garis setengah lingkaran A
1
F, yang dinamakan titik A
3.

5. Tarik Garis menggunakan jangka dengan titik pusat A
1
ke titik A
3
hingga berpotongan
dengan sisi miring embung yang dinamakan titik G.
6. Dengan demikian FG = Se.


D. Menentukan Lintasan Garis Freatik
Di tugas kemiringan bendung 30. Step step perhitunganya yaitu:
1. Gambar embung sesuai dengan skala
2. Hitung Se dengan persamaan : |
2 2 2 2 2
cot H d d H Se + =


3. Tentukan lokasi titik awal asal parabola, yaitu titik F sampai 0.3L
4. Garis freatik adalah berbentuk parabola, gunakan persamaan parabola sederhana.
Y = k * X
2
, Pada X
0
= Y
0

X = Yo
Xo
2
Sehingga di gunakan peramaan :
2
0 0 2 y y x y + =
dimana
d d H y + =
2 2
0

5. Tentukan nillai X mulai dengan X = 0 sampai dengan X = 0.3 L sehingga didapat nilai
Y. Setelah di dapat nilai X dan Y, maka plot digambar dengan menggunakan sistem
diagram Cartesius. Garis yang didapat disebut Garis Freatik.
6. Perhatikan bahwa parabola menyinggung menyinggung bendungan pada bagian hilir,
pada bagian atas dari bagian basah dan berangsur angsur tegak lurus terhadap
muka bendungan bagian hilir pada garis air
7. Muka bendungan bagian hulu adalah garis ekipotensial dan garis freatik merupakan
garis aliaran

Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

8.Garis Freatik membagi embung menjadi dua bagian yaitu, Bagian yang kering yang berda
di atas garis freatik dan yang jenuh air yaitu dibawah garis freatik.
E. Garis Freatik (Phreatic Line) Secara Analitis


Langkah-langkah perhitungan freatik line (cara analitis), data diambil dari gambar yang
menggunakan skala pada Gambar lampiran Garis Freatik
Embung 1
Hitung panjang permukaan basah (Se) dengan menggunakan persamaan :
|
2 2 2 2 2
cot H d d H Se + =
Dimana : H = h2 h1 = 4,3 2,3 = 2
d = 10,7 m (termasuk 0,3L)
m Se
Se
o
259 , 0
5 , 68 cot 2 7 , 10 7 , 10 2
2 2 2 2 2
=
+ =

Hitung jarak parameter (y0)
d d H y + =
2 2
0

m y
y
185 , 0 0
7 , 10 7 . 10 2 0
2 2
=
+ =

Titik pada kaki bendungan bagian hilir adalah titik asal
H=7m
h1=2,3
m
h2=4,3
M
m
L1 = 7m
68,5 68,5
71,4 71,4
L2 =8m
Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

Hitung Y dengan persamaan :
2
0 0 2 y y x y + =

2
185 . 0 185 . 0 2 + = x y

185 . 0 034225 , 0 = = y



Maka diperoleh hasil :
X(m) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10,7
Y(m) 0,185 0,635 0,879 1,069 1,25 1,394 1,524 1,643 1,754 1,859 2,023

Pada titik keluar parabola dasar akan memotong suatu titik maka diperlukan
koreksi Se sehingga parabola dasar akan berubah arah ke bawah. Koreksi ASe
menurut Cassagrande diperoleh melalui nilai :
Se Se
Se
A +
A

Untuk variasi nilai | pada permukaan bendungan
| 60 90 120 135 150
180
Se Se
Se
A +
A

0,32 0,26 0,18 0,14 0,1
0
Secara analitis dapat di hitung :
| cos 1
0

= A + =
y
Se Se FH
m FH
Se Se FH
29 . 0
5 . 68 cos 1
185 , 0
=

= A + =

m Se
Se FH Se
031 , 0
259 , 0 29 . 0
= A
= = A
068 . 1
029 . 0
031 , 0
= =
A +
A
Se Se
Se






Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

Embung 2
Untuk embung 2 perhitungan sama dengan embung 1. Dengan = 69
Hitung panjang permukaan basah (Se) dengan menggunakan persamaan :
|
2 2 2 2 2
cot H d d H Se + =
Dimana : H = h2 h1 = 4.3 2.3 = 2 m
d = 11.1 m (termasuk 0,3L)
m Se
Se
o
238 . 0
4 . 71 cot 2 1 . 11 1 . 11 2
2 2 2 2 2
=
+ =

Hitung jarak parameter (y0)
d d H y + =
2 2
0

m y
y
178 . 0 0
1 . 11 1 . 11 2 0
2 2
=
+ =

Titik pada kaki bendungan bagian hilir adalah titik asal
Hitung Y dengan persamaan :
2
0 0 2 y y x y + =

2
178 . 0 178 . 0 2 + = x y

178 . 0 031684 . 0 = = y


Maka diperoleh hasil :

X(m) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11,1
Y(m) 0.178 0.628 0.875 1.065 1.224 1.365 1.493 1.610 1.719 1.821 2.019




Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

Pada titik keluar parabola dasar akan memotong suatu titik maka diperlukan
koreksi Se sehingga parabola dasar akan berubah arah ke bawah. Koreksi ASe
menurut Cassagrande diperoleh melalui nilai :
Se Se
Se
A +
A




Untuk variasi nilai | pada permukaan bendungan
| 60 90 120 135 150
180
Se Se
Se
A +
A

0,32 0,26 0,18 0,14 0,1
0
Secara analitis dapat di hitung :
| cos 1
0

= A + =
y
Se Se FH
m FH
Se Se FH
261 .. 0
4 . 71 cos 1
135 , 0
=

= A + =

m Se
Se FH Se
023 , 0
238 , 0 261 . 0
= A
= = A
088 , 0
261 . 0
023 , 0
= =
A +
A
Se Se
Se












Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

KESTABILAN LERENG (SLOPE STABILIITY)

Dinyatakan dengan Fs = FAKTOR KEAMANAN ;
Fs = f / d =
peruntuh
penahan

Untuk prosedur kestabilan lereng analisanya terbagi atas 2 jenis, yaitu :
1. MASS PROCEDURE, asumsi yang digunakan adalah slope yang bersifat homogen.
Metode metode yang digunakan adalah:
- Chart Taylor
- Chart Coussins
- Chart Yang
2. METHOD OF SLICES, asumsi yang digunakan: tanah di atas bidang gelincir dibagi atas
slice vertikal dan dihitung. Metode ini memperhitungkan ketidakhomogen tanah dan
tekanan air pori (), juga variasi tegangan normal sepanjang bidang keruntuhan dapat
dihitung. Metode metode yang digunakan adalah :
- Asumsi Culmann finith slope
- Sweddish sollution (Fellenius Method)
- Bishops simplified Method
Cara analisis kestabilan lereng banyak dikenal, tetapi secara garis besar dapat dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu: cara pengamatan visual, cara komputasi dan cara grafik
(Pangular, 1985) sebagai berikut :
1. Cara pengamatan visual adalah cara dengan mengamati langsung di lapangan
dengan membandingkan kondisi lereng yang bergerak atau diperkirakan bergerak
dan yang yang tidak, cara ini memperkirakan lereng labil maupun stabil dengan
memanfaatkan pengalaman di lapangan (Pangular, 1985). Cara ini kurang teliti,
tergantung dari pengalaman seseorang. Cara ini dipakai bila tidak ada resiko
longsor terjadi saat pengamatan. Cara ini mirip dengan memetakan indikasi
gerakan tanah dalam suatu peta lereng.
2. Cara komputasi adalah dengan melakukan hitungan berdasarkan rumus (Fellenius,
Bishop, Jambu, Sarma, Bishop modified dan lain-lain).
Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

3. Cara Fellenius dan Bishop menghitung Faktor Keamanan lereng dan dianalisis
kekuatannya. Menurut Bowles (1989), pada dasarnya kunci utama gerakan tanah
adalah kuat geser tanah yang dapat terjadi : (a) tak terdrainase, (b) efektif untuk
beberapa kasus pembebanan, (c) meningkat sejalan peningkatan konsolidasi
(sejalan dengan waktu) atau dengan kedalaman, (d) berkurang dengan
meningkatnya kejenuhan air (sejalan dengan waktu) atau terbentuknya tekanan
pori yang berlebih atau terjadi peningkatan air tanah. Dalam menghitung besar
faktor keamanan lereng dalam analisis lereng tanah melalui metoda sayatan, hanya
longsoran yang mempunyai bidang gelincir saya yang dapat dihitung.
4. Cara grafik adalah dengan menggunakan grafik yang sudah standar (Taylor, Hoek &
Bray, Janbu, Cousins dan Morganstren). Cara ini dilakukan untuk material homogen
dengan struktur sederhana. Material yang heterogen (terdiri atas berbagai lapisan)
dapat didekati dengan penggunaan rumus (cara komputasi). Stereonet, misalnya
diagram jaring Schmidt (Schmidt Net Diagram) dapat menjelaskan arah longsoran
atau runtuhan batuan dengan cara mengukur strike/dip kekar-kekar (joints)
dan strike/dip lapisan batuan. asrulmile blogspot.com

A. METODE FELLENIUS

Ada beberapa metode untuk menganalisis kestabilan lereng, yang paling umum
digunakan ialah metode irisan dengan jumlah minimal 8 irisan yang dicetuskan oleh
Fellenius (1939). Metode ini banyak digunakan untuk menganalisis kestabilan lereng yang
tersusun oleh tanah, dan bidang gelincirnya berbentuk busur (arc-failure).
Menurut Sowers (1975), tipe longsorang terbagi kedalam 3 bagian berdasarkan
kepada posisi bidang gelincirnya, yaitu longsorang kaki lereng (toe failure), longsorang muka
lereng (face failure), dan longsoran dasar lereng (base failure). Longsoran kaki lereng
umumnya terjadi pada lereng yang relatif agak curam (>450) dan tanah penyusunnya relatif
mempunyai nilai sudut geser dalam yang besar (>300). Longsoran muka lereng biasa terjadi
pada lereng yang mempunyai lapisan keras (hard layer), dimana ketinggian lapisan keras ini
melebihi ketinggian kaki lerengnya, sehingga lapisan lunak yang berada diatas lapisan keras
berbahaya untuk longsor. Longsoran dasar lereng biasa terjadi pada lereng yang tersusun
oleh tanah lempung, atau bisa juga terjadi pada lereng yang tersusun oleh beberapa lapisan
lunak (soft seams).
Perhitungan lereng dengan metode Fellenius dilakukan dengan membagi massa
longsoran menjadi segmen-segmen untuk bidang longsor circular.
Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

Metode Fellenius dapat digunakan pada lereng-lereng dengan kondisi isotropis, non
isotropis dan berlapis-lapis. Massa tanah yang bergerak diandaikan terdiri dari atas
beberapa elemen vertikal. Lebar elemen dapat diambil tidak sama dan sedemikian sehingga
lengkung busur di dasar elemen dapat dianggap garis lurus.
Berat total tanah/batuan pada suatu elemen (W,) termasuk beban Iuar yang bekerja
pada permukaan lereng Wt, diuraikan dalam komponen tegak lurus dan tangensial pada
dasar elemen. Dengan cara ini, pengaruh gaya T dan E yang bekerja disamping elemen
diabaikan. Faktor keamanan adalah perbandingan momen penahan longsor dengan
penyebab Iongsor. asrulmile blogspot.com.
Analisa stabilitas lereng dengan cara fellenius menganggap gaya-gaya yang bekerja pada sisi
kanan-kiri dan sembarangan irisan mempunyai resultan = 0 pada tegak lurus bidang
longsornya.










Notasi yang digunakan yaitu:
a) bn yaitu lebar slice (irisan)
b) Ln yaitu lebar atau panjang sisi miring maupun atas embung untuk tiap slice, yang
pada saat slice datar Ln = bn
c) n yaitu sudut yang yang dibentuk dari perpotongan garis lebar slice dengan
perpanjangan garis dari titik pusat R
d) u
yaitu tekanan air pori

e)
Wn yaitu berat volume slice

R
Phreatic Line

sat
R
n

n

d
Phreatic Line
H
z
Ln
bn
O
Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

f)
Hw atau z yaitu tinggi slice dari lingkaran yang dibentuk oleh jari-jari R sampai ke
garis freatik (di bawah garis freatik).

g) Hn yaitu tinggi total slice, H1 : tinggi lapisan 1 sampai garis freatik (kering), H2 : tinggi
lapisan 2 yaitu di bawah garis freatik sampai ke permukaan tanah, H3 : yaitu tinggi
lapisan di bawah permukaan tanah.

Contoh : Pada Embung 1
Untuk irisan 1 (n=1)
Dik : bn = 1 m sat1 = 1.6 t/m
on = 68.5 w = 1 t/m
Ln = 1 m Hw = 0 m

Hn = 1.1 m

- Langkah 1 : Hw w u = = 1 t/m * 0 m
= 0 t/m
- Langkah 2 : Hn Ln Wn = = Hn Ln sat
= 0.6 t/m * 1 m * 1.1 m
= 0.66 t/m
- Langkah 3 : m
n
bn
2
5 , 68 cos
1
cos
ln = = = A
o

- Langkah 4 : Ln u U A = = 0 t/m * 2 m
= 0 m
- Langkah 5 : U n Wn N = o cos '
= 0.66 t/m cos 68.5 - 0 m
= -0.33
Hasil perhitungan selanjutnya lihat di tabel
Ditanya Fs =?
Dik etahui :




c1 = 2.4 t/m
3
d = 0.6 t/m
3

w
1.0 t/m
3

sat1
= 1.6 t/m
3

tan = 25
o


Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado




Penyelesaian:
( ) | |
| |

=
=

A A
=
P
n
P
n
n Wn
U n Wn c
Fs
1
1
sin
tan ln cos ln
o
o

*Nilai lihat di tabel.

B. METODE BISHOP
Cara analisa yang dibuat oleh A.W. Bishop (1955) menggunakan cara elemen dimana
gaya yang bekerja pada tiap elemen. Persyaratan keseimbangan diterapkan pada elemen
yang membentuk lereng tersebut.
Faktor keamanan terhadap longsoran didefinisikan sebagai perbandingan kekuatan
geser maksimum yang dimiliki tanah di bidang longsor (S
tersedia
) dengan tahanan geser yang
diperlukan untuk keseimbangan (S
perlu
).
a. Metode ini pada dasarnya sama dengan metode Felenius, tetapi dengan
memperhitungkan gaya-gaya antar irisan yang ada. Metode Bishop mengasumsikan
bidang longsor berbentuk busur lingkaran.
b. Pertama yang harus diketahui adalah geometri dari lereng dan juga titik pusat busur
lingkaran bidang luncur, serta letak rekahan.
c. Untuk menentukan titik pusat busur lingkaran bidang luncur dan letak rekahan pada
longsoran busur dipergunakan grafik.
Metode Bishop yang disederhanakan merupakan metode sangat populer dalam analisis
kestabilan lereng dikarenakan perhitungannya yang sederhana, cepat dan memberikan hasil
perhitungan faktor keamanan yang cukup teliti. Kesalahan metode ini apabila dibandingkan
dengan metode lainnya yang memenuhi semua kondisi kesetimbangan seperti Metode
Spencer atau Metode Kesetimbangan Batas Umum, jarang lebih besar dari 5%. Metode ini
sangat cocok. Digunakan untuk pencarian secara otomatis bidang runtuh kritis yang
berbentuk busur lingkaran untuk mencari faktor keamanan minimum.Metode Bishop sendiri
memperhitungkan komponen gaya-gaya (horizontal dan vertikal) dengan memperhatikan
keseimbangan momen dari masing-masing potongan. Metode ini dapat digunakan untuk
( ) ( ) | |


+ A
=
n W col
N col c col
Fs
o

sin .
tan ' . ln .
| |
2015 . 2
34.5153
984397 . 75
=
=
Fs
Fs
Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

menganalisa tegangan efektif.Metode ini menganggap bahwa gaya-gaya yang bekerja pada
sisi-sisi irisan mempunyai resultan = 0 pada arah vertikal.


1. Rumus Dan Penurunannya
( )
t
tan ln
1
tan ln ln
ln) (
+ A =

+
A
=
A
A =
Nr c
Fs
Tr
Fs
Nr
Fs
c
Fs
f
c Tr


2. Untuk Keseimbangan Gaya Vertikal
V=0
( ) 0 sin
ln tan
cos =
(

A
+

+ A + n
Fs
c
Fs
Nr
n Nr t Wn o

o
0
sin ln sin tan
cos =
A
+

+ A +
Fs
n c
Fs
n Nr
n Nr t Wn
o o
o
( )
Fs
n
n
Fs
n c
t Wn
Nr
o
o
o
tan sin
cos
sin ln

+
A
A +
=


3. Untuk Keseimbangan Balok ABC
| | | | ( ) o tan ln
1
sin
1 1 1
+ A = =

= = =
Nr c
Fs
Tr n Wn
P
n
P
n
P
n

| |
( )
|
|
|
|
.
|

\
|

A
A +
+ A =

= =
Fs
n
n
Fs
n c
t Wn
c
Fs
n Wn
P
n
P
n
o
o

o
tan sin
cos
tan
sin ln
tan
ln
1
sin
1 1

| | ( ) ( )
Fs
n
n
t Wn n c
Fs
n Wn
P
n
P
n
o
o
o o
sin
cos
1
tan cos ln
1
sin
1 1
+
A + + A =

= =

| |
( )
n M
n Wn
t Wn bn c
Fs
P
n
P
n
o
o

1
sin
tan tan
1
1

A + +
=

=
=


Dimana :
Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

Fs
n
n M
o
o o
tan sin
cos

+ =




4. Penurunan Rumus
| |
( )
n M
n Wn
t Wn bn c
Fs
P
n
P
n
o
o

1
sin
tan tan
1
1

A + +
=

=
=

Untuk Fs dengan pengaruh tekanan air pori (dengan rembesan U) T=T
( ) | |
( )
n M
n Wn
t bn Un Wn bn c
Fs
P
n
P
n
o
o

1
sin
tan tan
1
1

A + +
=

=
=

Untuk T=1 maka dimisalkan ln 1 ln = + jadi
0 1 ln ln 1 = + = A
( ) | |
( )
n M
n Wn
bn Un Wn bn c
Fs
P
n
P
n
o
o

1
sin
tan
1
1

+
=

=
=


Keterangan :
Fs = besar faktor keamanan
Ma = besar gaya normal
Wn = berat potongan ke-n
c = kohesi
bn = lebar potongan ke-n
ln = lebar penampang bidang runtuh ke-n

5. Contoh Perhitungan
Contoh hitungan untuk Slice 1 (n=1)
Dik :
bn = 1 m
= 67
o

Wn = 4.25 ton
= 45
Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

C = 2.4 ton/m
3

Dit : Fs=.?
Penyelesaian :
2426 . 1 17 sin 25 . 4 sin = = n Wn o
1 1 0 . 1 = = Un bn
1,8 8 . 1 * 0 . 1 = = c bn
1512 . 1
2015 . 2
45 tan 17 sin
17 cos
tan sin
cos =

+ =

+ =
Fs
n
n n M
o
o o

Fs akan didapat dengan trial rembesan
( ) 3.25 1 4.25 = = Un bn Wn
( ) ( ) 3.25 3.25 * 1 tan = = Un bn Wn n o

( ) ( ) ( )
4.3867
tan
=

n M
Un bn Wn n c bn
o
o




Perhitungan dilakukan sampai n=8dapat dilihat pada tabel. Setelah itu trial dengan
rembesan.
C. METODE TAYLOR
Metode kestabilan Taylor ( 1937, 1948) diterbitkan melalui analisis tegasan
keseluruhan dan menggunakan kaedah bulatan geseran. Melalui kaedah ini, bulatan
gelinciran genting bagi sesuatu cerun ditentukan olah dua faktor yaitu kedalaman lapisan
kukuh dan jarak daripada kaki cerun yang mungkin berlaku gelinciran. Bila terdapat lapisan
kukuh di bawah cerun, satah gelincirannya dihadkan disini dan faktor keselamtannya juga
meningkat. Penggunaan metode Taylor lebih sesuai bagi masalahmasalah yang melibatkan
tanah lempung tepu tak bersalir (yaitu bagi =0) atau bagi kes-kes yang kurang biasa
dimana tekanan air liang adalah sifar.
Konsep tegasan keseluruhan digunakan dalam analisis Taylor dan menganggap
koefisien kohesif, C sebagai malar dengan kedalaman. Bagi sesuatu nilai yang tertentu,
tinggi genting cerun berkadar terus kepada koefisien kohesif dan berkadar songsang kepada
berat unit tanah menurut persamaan:

atau H
S
=



Dimana
Hc = Tinggi genting
9785 . 1
34.5153
3032 . 68
=
=
Fs
Fs
Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

C = koefisien kohesif tanah
= berat unit tanah
N
S
= faktor kestabilan

Sementara faktor keselamatan, Fs pula di berikan sebagai:



Penyelesaian umum yang dibuat oleh Taylor (1948) dalam menganalisis kestabilan
cerun adalah juga berdasarkan kepada kaedah bulatan geseran dan huraian matematik.

Taylor (1937, 1948) menerbitkan metode kestabilan cerun menggunakan konsep
tegasan keseluruhan dan berdasarkan kepada bulatan geseran. Penggunaannya lebih sesuai
bagi masalah-masalah yang melibatkan tanah lempung tepu tak bersalir (iaitu bagi =0)
atau bagi kes-kes yang kurang biasa di mana tekanan air liang adalah sifar. Selain daripada
itu, metode Taylor (1948) memberikan pertimbangan khusus kepada beberapa keadaan
cerun seperti kes khusus kepada beberapa keadaan cerun seperti kes penenggelaman dan
penyusutan, resipan tetap dan kesan rekahan tegangan.

D. METODE COUSSINS

Mempertimbangkan luas lereng normal
Efek tekanan air pori di perhitungkan
Memberikan Fs & pusat lingkaran kritis

Langkah langkah perhitungan :
Tentukan parameter c c = ( * H * tg ) / c
Cek Kemungkinan keruntuhan dasar (Gunakan chart 11.6(d)
11.6 (f))
Cek terhadap kemungkinan keruntuhan kaki lereng (Gunakan chart 11.6(a)
11.6 (b))
Hitung Fs dengan memasukan nilai Ns terkecil yang diperolah dari step 2 &3
Menentukan koordinat titik pusat lingkaran kritis
Jika D = 1 Guunakan Chart 11.6 (...)
Jika D > 1 Guunakan Chart 11.6 (...)
Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado


) 1 2 ( *
) 1 2 (
) 1 (
1 Y Y
X X
X Xn
Y Yn

+ =




Kesimpulan Antara Beberapa Metode Kestabilan Lereng

Metode Faktor Keamanan (Fs)
Fellenius (embung 1) 1.9938
Fellenius (embung 2) 1.9703
Bishop (embung 1) 1.8811
Bishop (embung 2) 1.8602
Taylor (embung 1) 4.1465
Taylor (embung 2) 3.5811
Coussins (embung 1) 3.3927

Coussins (embung 2) 3.3717

Jika Fs < 1 = lereng dalam keadaan tidak stabil
Fs = 1 = lereng dalam keadaan seimbang (kritis)
Fs > 1 = lereng dalam keadaan stabil

Dari hasil analisis embung untuk data-data yang ada, maka embung berada dalam
keadaan stabil dimana Fs > 1.
Suatu permukaan tanah yang miring dengan sudut tertentu terhadap bidang
horisontal dan tidak dilindungi kita namakan sebagai talud tak tertahan( unresrained slope ).
Talud ini dapat terjadi secara alamiah atau buatan, bila permukaan tanah tidak datar, maka
komponen berat tanah yang sejajar dengan kemiringan talud akan menyebabkan tanah
bergerak ke arah bawah. Bila komponen berat tanah cukup besar , kelongsoran talud dapat
terjadi, yaitu tanah dapat bergelincir ke bawah. Dengan kata lain, gaya dorong(driving farce)
melampaui gaya perlawanan yang berasal dari kekuatan geser tanah sepanjang bidang
longsor.
Analisa stabilitas talud bukanlah merupakan suatu pekerjaan yang ringan. Bahkan
untuk mengevaluasi variabel-variabel seperti lapisan-lapisan tanah dan parameter-
H .
.

c Ns
Fs =
Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

parameter kekuatan geser tanah merupakan pekerjaan yang cukup rumit. Rembesan dalam
talud dan kemungkinan bidang longsor atau gelincir menambah kerumitan masalah yang
akan ditangani. Faktor yang perlu dilakukan dalam pemeriksaan tersebut adalah
menghitung dan membandingkan tegangan geser yang terbentuk sepanjang permukaan
retak yang paling mungkin dengan kekuatan geser tanah yang bersangkutan. Perhitungan
analitis stabilitas talud ditentukan dengan faktor keamanan. Pada umumnya angka
keamanan terhadap kekuatan geser tanah yang diterima pada umumnya adalah > 1.

PENYEBAB TERJADINYA KELONGSORAN
Kelongsoran hanya bisa terjadi jika kekuatan geser dilampaui yaitu perkiraan geser pada
bidang gelincir tak cukup besar untuk menahan gaya-gaya ynag bekerja pada bidang
tersebut. Dengan kata lain kelongsoran terjadi jika gaya-gaya geser pada bidang tersebut
ada. Makin besar gaya yang bekerja pada bidang gelincir, maka makin besar gaya yang
bekerja pada lereng. Bertambahnya gaya-gaya yang bekerja tersebut disebabkan oleh:
1. Pengaruh alam:
Adanya gempa Bumi
Runtuhnya gua-gua
Erosi
Naiknya muka air tanah/naiknya aliran
Pelemahan lereng karena terjadinya retakan, sehingga air dapat merembes
2. Perbuatan manusia
Penambahan beban pada lereng/tapi lereng
Penggalian tanah di bawah kaki lereng

Cara pencegahan longsor
1. lereng dibuat lebih datar / bertangga

a)




Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado




b)





c)





2. menimbun tanah di kaki lereng


Tanah timbunan





Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado





3. perlindungan pada kaki lereng terhadap erosi



Daerah lonsor kritis


Daerah yang kemingkinan tererosi


4. mengurangi ketinggian muka air untuk mereduksi tekanan air pori pada lereng
selokan




Pipa drainase


Penurunan muka air tanah
Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado




5. pemakaian tiang pancang (paku bumi)






6. dengan tembok penahan tanah turap
Letak tiang pancang












Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado




CARA MENGURANGI PENURUNAN
Penurunan boleh direduksi(dikurangi) dengan menambahkan kecepatan dengan
pengurangan yang dihasilkan didalam nilai banding rongga dari pemadatan partikel.
Pemadatan partikel juga menambah regangan tegangan didalam kebnyakan kasus
sehingga penurunan segera direduksi. Metode/modifikasi perbaikan tanah dalam
mengurangi penurunan diantaranya sebagai berikut :
1. PEMAMPATAN
Ini merupakan metode yang paling murah untuk memperbaiki tanah lokasi.
Pemampatan tersebut dapat dirampungkan dengan menggali suatu kedalaman , kemudian
mengurangnya kembali secara hati-hati didalam ketebalan jenjang yang dikontrol dan
memampatkan tanah dengan peralatan pemampatan yang sesuai. Pemampatan tanah-
tanah kohesif dapat dirampungkan dengan menggunakan mesin gilas tumbuk atau penggilas
yang mempunyai ban karet. Pemampatan tanah tak berkohesi dapat dirampungkan dengan
menggunakan mesin penggilas yang mempunyai roda licin,biasanya sebuah alat bergetar
didalamnya. Jadi, pemampatan adalah suatu kombinasi batasan,tekanan,dan getaran.
Kedalaman jenjang sampai kira-kira 1,5 M-2 M dapat dimampatkan dengan peralatan
tersebut.

2. PRA KOMPETI (PRA PEMBEBANAN)
Metode ini memperbaiki tanah yang jelek sebelum konstruksi fasilitas permanen
adalah pra pembebanan. Pra beban tersebut dapat terdiri dari tanah atau kadang-kadang
batuan.
Tujuan utama pra pembebanan adalah :
a. beban-beban tambahan digunakan untuk menghilangkan penurunan yang jika
tidak akan terjadi setelah konstruksi diselesaikan.
b. Memperbaiki kekuatan geser tanah dan tanah lapisan bawah dengan merubah
kerapatanmereduksi nilai banding rongga dan mengurangi kandungan air.
Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

Pra pembebanan paling efektif yaitu pada saat lumpur normal sampai lumpur yang
sedikit melebihi melebihi konsolidasi, lempung, dan deposit organik. Jika deposit tebal
dan tidak mempunyai sambungan lipat pasir yang berganti-ganti, maka pra
pembebanan mungkim membuat penggunaan saluran buangan pasir.


3. DRAINASE(SELIMUT PASIR DAN SALURAN BUANG)
Metode ini bertujuan mempercepat penurunan dibawah pra pembebana tetapi dapat
juga menamba kekutan geser tanah. Bila sebuah urugan maupun sebuah pra beban
tambahan ditempatkan diatas deposit kohesif jenuh, maka panjang lintasan drainase boleh
ditambah dampai ke puncak urugan. Karena panjang drainase menentukan waktu untuk
konsolidasi, maka lintasan drainase ini harus dibuat sependek mungkin. Bila dinding atas air
jenjuh sangat dekat ke permukaan tanah, maka lapisan pasir(selimut pasir dapat
ditempatkan pada puncak dari tempat sebelum menempatkan urugan. Kita dapat
memperluas konsep ini lebih jauh dan memasang kolom pasir vertikal pad interval-interval
yang dipilih cidalam tanah yang ada.

4. METODE GETAR
Metode ini bertujuan memperbesar kepadatan tanah. Daya dukung yang dibolehkan
dari pasir sangat bergantung dari kondisi tanah. Hal ini digambarkan dalam bilangan
penembusan atau nilai tahanan kerucut seperti halnya dalam sudut gesekan dalam. Metode
tersebut paling lazim digunakan untuk pemadatan deposit pasir dan kerikil yang tak
berkohesi dengan tidak melebihi 20% lumpur atau 10% lempung adalah pemampatan getar
apung atua sisipan dengan menggunakan penembus silinder yang berdiameter 432 mm,
panjang 183 mm, berat 17,8 KN dan daya dukung 250-400 Mpa.

5. PENGADUKAN ENCER PONDASI
Pengadukan encer adalah suatu cara untuk menyisipkan sejenis bahan menstabil
kedalam massa tanah dibawah tekanan. Tekanan memaksakan bahan masuk kedalam
ruangan yang terbatas disekitar tabung suntukan. Bahan tereaksi dengan tanah atau dirniya
sendiri untuk membentuk sebuah massa stabil. Metode ini mempunyai sejumlah besar
pemakaian seperti :
Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

1. pengontrolan massa air dengan mengerek retakan dan pori.
2. pencegahan pemadatan pasir dibawah konstruksi yang berdekatan karena
pendorongan tiang pancang.
3. penguatan dukung pondasi dengan menggunakan pengadukan enter mampat.
4. pengurangan getaran dengan menggeserkan tanah.
5. pengurangan dengan mengurung rongga, yang dilakukan dengan menyemen
konstruksi tanah yang lebih kuat.




6. MENGUBAH KONDISI AIR TANAH
Dari konsep satuan yang terbenam jelaslah bahwa tekanan antar butiran dapat
ditambahkandengan menghilangkan efek apung dari air. Hal ini dapat ditambah dengan
merendahkan bidang batas air jenuh. Didalam banyak kasus mungkin hal ini dapat
ditambahkandan tidak terlihat karena mungkin hanya sebagai keadaan sementara. Dengan
penambahan tekanan tekanan efektif, makam penurunan tak diizinkan mungkin dihasilkan
dan tidak mungkin merendahkan bidang batas air jenuh tepat didalam batas.

7. PENGGUNAAN GEOTEKSIL
Tujuannya untuk memperbaiki sebuah tanah geoteksil(geotulang). Didefenisikan
sebagai anyaman simetris yang cukup tahan untuk waktu yang lama didalam lingkungan
tanah yang banyak rintangan. Sejumlah anyaman dari bahan sintetis, biasanya
poliester,nilon,polifrofilen digunakan sebagai geoteksil untuk memperbaiki tanah dengan
berbagai cara.
Anyaman tersebut dapat ditenun/dirajut dan dipakai dalam lajur untuk penulangan
massa tanah atau mungkin didalam lembaran plastik yang tidak permeabel atau permeabel
yang digunakan untuk membuat bagian tanah menjadi tahan terhadap air,mengontrol
erosi,atau memisahkan bahan-bahan yang berlainan, geoteksil dapat digunakan didalam
janur penulangan sebuah massa tanah.



Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado




KONSOLIDASI
Konsolidasi adalah perpindahan tanah secara vertikal ke arah bawah akibat beban yang
bekerja yang menyebabkan terjadinya perubahan volume pada tanah.
Ada 2 settlement :
Pada tanah non-kohesif (C=0)
Pada tanah kohesif (C>0)
E. Pada tanah non-kohesif

F. Pada tanah kohesif

t
S
Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado


Secara umum settlement dibagi atas :
Immediate Settlement , Disebabkan oleh deformasi elastis pada tanah kering jenuh
air tanpa terjadi perubahan kadar air.
Primary Consolidation
Secondary Consolidation Settlement


WAKTU PENURUAN
Variasi nilai faktor waktu (Tv) dan derajat konsolodai (U)
2 Way Drainase
U (%) TV
0 0
10 0,008
20 0,031
30 0,071
40 0,126
50 0,197
60 0,287
70 0,403
80 0,567
90 0,848
100

1 Way Drainase
t
S
Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado


U (%)
TV
Case I( ) Case II( )
0 0 0
10 0,003 0,047
20 0,009 0,100
30 0,024 0,158
40 0,048 0,221
50 0,092 0,294
60 0,160 0,383
70 0,271 0,500
80 0,440 0,665
90 0,720 0,940
100


Atau menggunakan rumus
Untuk U = 0-60%


Untuk U>60%


Rumus waktu penurunan (t)
t = T . Hdr
2

Cv
Perhitungan lihat table.

GRAFIK HUBUNGAN e DAN P
Grafik ini menjelaskan tentang perubahan angka pori e terhadap penambahan tegangan.
Langkah-langkah membuat grfik e dan P; antara lain :
2
100 4
|
.
|

\
|
=
U
TV
t
) 100 log( 933 , 0 781 , 1 U TV =
Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

1. Hitung H
s
yakni tinggi benda uji setelah pengujian.
w G A
W
Hs
s

=
W= Berat kering benda uji
A = Luas penampang benda uji
G
s
= Berat spesifik

w
= Berat volume air
2. Hitung tinggi air pori H
v
,
H
v
= H - H
s

3. Hitung angka pori awal benda uji e
0

Hs
Hv
e =
0

4. Pada setiap penambahan beban sebesar P
1
pada benda uji menyebabkan H
1
, hitung e
1

Hs
H
e
1
1
A
= A
5. Hitung angka pori e
1
setelah konsolidasi akibat pembebanan P
1

e
1
= e
0
- e
1

untuk pembebanan sebesar P
2
,
|
.
|

\
| A
=
Hs
H
e e
2
1 2

Lempung Terkonsolidasi Normal (Over Consolidated And Normally Consolidated)
Menurut riwayat tegangan yang dialami oleh lempung;
Lempung NC ; Teganganefektif overburden yang dialami saat ini adalah nilai
tegangan over burden maksimum yang pernah dialami sebelumnya.
Lempung OC ; Tegangan efektif yang dialami saat ini lebih kecil dari nilai
tegangan over burden yang pernah dialami sebelumnya.
Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

Tegangan efektif overburden yang pernah dialami sebelumnya disebut tekanan
prakonsolidasi. Casagrande (1936) menyarankan suatu cara untuk menentukan besarnya
tekanan pra konsolidasi berdasarkan kurva e dan Log P.prosedu menentukan nilai tekanan
pra konsolidasi berdasarkan kurva e dan Log P antara lain ;
1. Melalui pengamatan visual tentukan titik a pada kurva yang memiliki
kelengkungan maksimum.
2. Tarik garis lurus horisontal ab yang melalui titik a.
3. Tarik garis singgung ac yang melalui titik a.
4. Tarik garis ad yang membagi sudut adc sama besar.
5. Perpanjang bagian bawah kurva menjadi garis lurus yang memotong titik f
pada garis ad.
6. Plot titik f terhadap sumbu p,nilai tersebut adalah nilai Pc( tekanan
prakonsolidasi).

OCR ( Over Consolidated Ratio)
OCR =
P
Pc

P
c
= Tekanan prakonsolidasi
P = Tekanan overburden yang dialami saat ini
OCR = 1 , merupakan lempung NC
OCR > 1 , merupakan lempung OC
Simplified Void Ratio(Pressure Equation)
Dari hubungan hidro void ratio preassure dapat dihitung modulus pemampatan (Mv),
coefisien pemampatan (a),dan settlement( H ).
a
ei
Mv + =1
P
e
a
A
A
=
Mv
P
H S
A
= , dimana H adalah tinggi awal benda uji

Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

Perhitungan Index Pemampatan (Cc),Index Pemuaian (Cs),Dan Settlement Konsolidasi
Primer
Index pemampatan (Cc)
1. menurut TERZAGHI
- lempung tak terganggu, Cc = 0,009(LL-10)
- lempung terganggu, Cc = 0,007(LL-10)
2. menurut RENDON HERRERO
1.
3 , 2
0 2 , 1
1 141 , 0 |
.
|

\
|
+ =
Gs
e
Gs Cc
G. menurut NASARAJ S. MURTY
- Gs
a
LL Cc |
.
|

\
|
=
100
2343 , 0
Index pemuaian (Cs)
1. menurut NASARAJ S.MURTY
- Gs
a
LL Cs |
.
|

\
|
=
100
0463 , 0




Settlement Primer(S)
- Lempung terkonsolidasi normal
|
.
|

\
| A +

+
=
Po
P Po
e
H
Cc S log
1
0
, untuk lempung NC
- Lempung terkonsolidasi lebih jika
1. P
0
+ P P
c
, maka
|
.
|

\
| A +

+
=
Po
P Po
e
H
Cs S log
1
0
, untuk lempung OC
2. P
0
+ P P
c
, maka
|
.
|

\
|
A
A +

+
+
+
=
P
P Po
eo
H
Cc
Po
Pc
eo
H
Cs S log
1
log
1

Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado

P
0
= Tegangan efektif overbuerden awal pada lapisan setebal H
P = Penambahan tegangan vertikal

Settlement Sekunder (S)
|
|
.
|

\
|
A
=
1
2
log
t
t
e
Co , dinamakan index pemampatan sekunder
p
e
C
C
+
=
1
'
o
o
Maka ;
1
2
cos '
t
t
H C Ss = o
Perhitungan Koefisien Konsolidasi (Cv)
Cv dapat ditentukan melalui hasil dilabpratorium,dengan menggunakan metode :
- Metode logaritma waktu
- Metode akar waktu
Hubungan Cv,t,dan Tv dinyatakan dengan persamaan ;
t
Hdr Tv
Cv
2

= atau
2
Hdr
t Cv
Tv

=
Hubungan Cv, k, dan Mv dinyatakan dengan persamaan ;
w Mv
k
Cv

= atau
( )
ave
P
e
e
Mv
+
=
A
A
1

Untuk 1 way drainage,
2
H
Hdr =
Cv
Tv
Cv
Hdr Tv
t
H
2
2
2

=
Untuk 2 way drainage, H Hdr =
Cv
H Tv
Cv
Hdr Tv
t
2 2

=

Mekanika Tanah ALZAN
(090211102)



Fakultas Teknik
Universitas Samratulangi
Manado









SETTLEMENT
Settlement dihitung pada kedalaman dibawah lebar embung

H
h1
h2
2
1m
5m
7m
2m
9m
1/2L 1/2L

Anda mungkin juga menyukai