BAB I
MENENTUKAN GARIS FREATIK (PHREATIC LINE)
A. Teori
Di dalam merencanakan sebuah bendungan, perlu diperhitungkan stabilitasnya
terhadap bahaya longsoran, erosi lereng dan kehilangan air akibat rembesan yang
melalui tubuh bendungan. Beberapa cara diberikan untuk menentukan besarnya
rembesan yang melewati bendungan yang dibangun dari tanah homogen. Cara yang
dipakai adalah cara grafis dan analitis.
A sin β
A cos β
Se= √ H 2 +d 2− √d 2 −H 2 cot 2 β
Besarnya Se menentukan titik keluarnya G. Permukaan basah digambar membentuk
garis parabola yang menyinggung terhadap garis horisontal di titik A yang
menyinggung kemiringan bagian hilir dititik G.
Langkah-langkah perhitungan freatik line (secara analitis), data diambil dari gambar
yang menggunakan skala pada gambar lampiran garis freatik
<Embung 1>
Hitung panjang permukaan basah (Se) dengan menggunakan persamaan :
d d2 H2
Se=
cosβ
−
18,9
√ −
cos2 β sin 2 β
18,9 2 32
Se=
cos 25 °
−
√
Se=20,85−√ 384,49
−
cos2 25° sin2 25 °
Se=1,24 m
Menghitung nilai k :
y0
k= 2
x
2,5
k=
18,75 2
k =0,007111
x y
-3 -0,064 <Embung 2>
-4 -0,114 Hitung panjang permukaan basah (Se)
-5 -0,178 dengan menggunakan persamaan :
-6 -0,256 Se= √ H 2 +d 2− √ d2 −H 2 cot 2 β
-7 -0,348
-8 -0,455 -10 -0,711
-9 -0,576 -11 -0,860
Se= √ 3 +17,4 −√ 17,4 −32 cot 2 60 °
2 2 2 -12 -1,024
Se=0,343 m -13 -1,202
-14 -1,394
Hitung jarak parameter : -15 -1,600
y 0= √ H 2 +d 2−d -16 -1,820
y 0= √32 +17,4 2−17,4 -17 -2,055
y 0=0,2567 m -18 -2,304
-18,5 -2,434
Titik pada kaki bendungan bagian hilir adalah titik asal
Hitung Y dengan Persamaan :
y= √ 2. x . y 0 + y 20
y= √ 2. x .0,2567+ 0,25672
y= √ 0,5134 x +0,06589489
Diperoleh hasil :
x y
0 0,256726763
0,5 0,56801003
1 0,761158432
1,5 0,914378981 Pada titik keluar, parabola dasar akan memotong suatu
2 1,04537825 titik maka diperlukan koreksi ∆Se sehingga parabola
2,5 1,161698088 dasar akan berubah arah ke bawah. Koreksi Se menurut
3 1,267386765 Cassagrande diperoleh melalui nilai :
3,5 1,364916106 Δ Se
4 1,455926763
Se + Δ Se
4,5 1,54157371
y0
5 1,622706463 Se+ ∆ Se=
5,5 1,699971479 1−cosβ
6 1,773874233 0,2567
Se+ ∆ Se=
6,5 1,844818841 1−cos 60 °
7 1,913134423
7,5 1,979093248
8 2,042923603 9 2,164945813
8,5 2,10481914 9,5 2,223447129
y0 10 2,28044818
Se+ ∆ Se=
1−cosβ 10,5 2,336058789
Se+ ∆ Se=0,513 m 11 2,390376001
11,5 2,443486073
∆ Se=0,513−0,343 12 2,49546608
∆ Se=0,170 m 12,5 2,546385226
∆ Se 0,17 13 2,59630593
= =0,49 6
Se +∆ Se 0,343 13,5 2,645284719
14 2,69337298
14,5 2,740617589
15 2,787061452
15,5 2,832743952
16 2,87770135
16,5 2,921967116
17 2,96557222
BAB II
PENURUNAN KONSOLIDASI (SETTLEMENT CONSOLIDATION)
A. Teori
Konsolidasi adalah perpindahan tanah secara vertikal ke arah bawah akibat beban yang
bekerja yang menyebabkan terjadinya perubahan volume pada tanah.
Ada 2 settlement :
Pada tanah non-kohesif (C=0)
Pada tanah kohesif (C>0)
A. Pada tanah non-kohesif
SETTLEMENT CONSOLIDATION
Adalah penurunan yang merupakan hasil perubahan volume tanah jenuh air sebagai
akibat dari keluarnya air yang menempati pori-porti tanah. Bilamana suatu laoisan tanah
jeuh air diberi penambahan beban, angka tekanan air pori akan naik secara mendadak.
Pada tanah berpasir yang sangat tembus air (permeabel), air dapat mengalir dengan
cepat sehingga pengaliran air pori ke luar sebagai akibat dari kenaikan tekanan air pori
dapat selesai dengan cepat. Keluarnya air dari dalam pori selalu disertai dengan
berkurangnya volume tanah; berkurangnya volume tanah tersebut dapat menyebabkan
penurunan lapisan tanah itu. Karena air pori di dalam tanah berpasir dapat mengalir ke
luar dengan cepat, maka penurunan segera dan penurunan konsolidasi terjadi bersamaan.
Bilamana suatu lapisan tanah lempung jenuh air yang mampumampat (compressible)
diberi penambahan tegangan, maka penurunan (settlement) akan terjadi dengan segaera.
Untuk suatu lapisan lempung yang tebal, adalah lebih teliti bila lapisan tanah tersebut
dibagi menjadi beberapa sub-lapisan dan perhitungan penurunan dilakukan secara
terpisah untuk tiap-tiap sub lapisan. Jadi, penurunan total dari seluruh lapisan tanah
tersebut adalah :
C H p +∆ p
[
S=∑ c log o
1+ e0 (po )]
Dimana :
H = tebal lapisan (m)
P0 = tekanan efektif overburden pada sub-lapisan i (kN/m2)
∆ p = Penambahan teknanan vertikan untuk sub lapisan i (kN/m2)
WAKTU PENURUAN
Variasi nilai faktor waktu (Tv) dan derajat konsolodai (U)
2 Way Drainase
U
TV
(%)
0 0
10 0,008
20 0,031
30 0,071
40 0,126
50 0,197
60 0,287
70 0,403
80 0,567
90 0,848
100 ∞
1 Way Drainase
TV
U (%)
Case I( ) Case II( )
0 0 0
10 0,003 0,047
20 0,009 0,100
30 0,024 0,158
40 0,048 0,221
50 0,092 0,294
60 0,160 0,383
70 0,271 0,500
80 0,440 0,665
90 0,720 0,940
100 ∞ ∞
π U
2
T V =
4 ( 100 )
Untuk U>60%
e 1 = e 0 -∆e 1
a
(
Cs=0 ,0463⋅ LL⋅
100
⋅Gs )
Settlement Primer(S)
Lempung terkonsolidasi normal
H Po+ ΔP
S=Cc⋅
1+ e0
⋅log
Po ( )
, untuk lempung NC
Lempung terkonsolidasi lebih jika
1. P 0 + ∆P ≤ P c , maka
H Po+ ΔP
S=Cs⋅
1+e 0
⋅log
Po ( ) , untuk lempung OC
2. P 0 + ∆P ≤ P c , maka
H Pc H Po+ ΔP
S=Cs⋅
1+eo
⋅log
Po
+Cc⋅
1+eo
⋅log
ΔP ( )
P 0 = Tegangan efektif overbuerden awal pada lapisan setebal H
∆P = Penambahan tegangan vertikal
B. Perhitungan
Tabel referensi :
Keadaan air
Tipe Tanah e dalam keadaan Berat Volume Kering γdry (kN/m3)
jenuh (%)
Lempung Kaku (Stiff Clay) 0,6 21 17
Lempung Lembek (Soft
0,9 - 1,4 30-50 11,5 - 14,5
Clay)
Sumber : Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 1 Braja M. Das Hal. 38
Tipe Tanah Berat Volume Jenuh (γsat) (kN/m3)
Lempung Kaku (Stiff Clay) 19
Lempung Lembek (Soft Clay) 17
Sumber : AS 4678-2002
kN/m33
kN/m
γsat γsat 1717
Lapis tanah 1 kN/m33
kN/m
(soft clay) γdryγdry 1212 kN/m33
kN/m
H 7 m
Lapis Tanah kN/m3
γsat 19
2 (stiff clay) kN/m3
Tinggi Air Hw H 47 mm
γw 9,81 kN/m3
Lapis tanah 1
(soft clay)
Lapis Tanah 2 kN/m3
γsat 19
(stiff clay) kN/m3
Tinggi Air Hw 5 m
γw 9,81 kN/m3
p '0= p 0−u
p ' 0=6−0
kN
p ' 0=6 2
m
Tegangan Efektif Rata-Rata
p ' 0 sebelum+ p ' 0 padatinjauan
2
kN kN
0 2 +6 2
m m kN
=3 2
2 m
*)Untuk perhitungan tegangan efektif total pada embung kiri dan kanan tercantum
pada Tabel Perhitungan 2.1 & Tabel Perhitungan 2.2
Tabel Perhitungan 2.1 : Tegangan Efektif Total Rata-Rata Embung Kanan, yang dibagi
menjadi sub lapisan setebal z = 0,5 m
Tabel Perhitungan 2.2 : Tegangan Efektif Total Rata-Rata Embung Kiri, yang dibagi menjadi
sub lapisan setebal z = 0,5 m
*Perhitungan selanjutnya untuk penambahan tegangan total akibat berat embung tercantum
dalam Tabel Perhitungan 2.3 dan Tabel Perhitungan 2.4
Tabel Perhitungan 2.3 : Penambahan Tegangan Total Pada Embankment Kanan Akibat
Berat Embung (dari puncak sampai dasar Embankment)
Kedalaman z
∆p ∆pave
(m) (m)
0 0 0
0,5 0,5 6 3
1 0,5 12 9
1,5 0,5 18 15
2 0,5 24 21
2,5 0,5 30 27
3 0,5 36 33
3,5 0,5 39,595 37,7975
4 0,5 43,19 41,3925
Tabel Perhitungan 2.4 : Penambahan Tegangan Total Pada Embankment Kiri Akibat
Berat Embung (dari puncak sampai dasar Embankment)
Kedalaman z
∆p ∆pave
(m) (m)
0 0 0
0,5 0,5 6 3
1 0,5 12 9
1,5 0,5 18 15
2 0,5 24 21
2,5 0,5 27,595 25,7975
3 0,5 31,19 29,3925
3,5 0,5 34,785 32,9875
4 0,5 38,38 36,5825
4,5 0,5 41,975 40,1775
5 0,5 45,57 43,7725
5,5 0,5 49,165 47,3675
6 0,5 52,76 50,9625
6,5 0,5 56,355 54,5575
7 0,5 59,95 58,1525
Embankment Kanan
γsat 17 kN/m3
B1 Kiri 3,5 m
B1 Kanan 3,5 m
B2 Kiri 15,012 m
B2 Kanan 4,041 m
q0 104 kN/m2
α 2 Kiri Embankment
B
α 2=tan−1 1
z ( )
3,5
α 2=tan−1
0,5( )
α 2=1,4289 °
α 1 Kanan Embankment
B +B B
(
α 1=tan−1 1 2 −tan −1 1
z ) z ( )
3,5+ 4,041 3,5
α 1=tan−1 (0,5
−tan −1 )
0,5 ( )
α 1=0,0757 °
α 2 Kanan Embankment
B
α 2=tan−1 1
z ( )
3,5
α 2=tan−1
0,5( )
α 2=1,4289 °
Nilai Pengaruh Dari Kiri Embankment (Ipkiri)
1 B1 + B2 B
Ip=
π (( z )
× ( α 1+ α 2 ) − 1 ( α 2 )
B2 ( ) )
1 3,5+ 15,012 3,5
Ip=
π (( 0,5 )
× ( 0,1149 ° +1,4289° ) −
15,012 (
(1,4289 ° ) ) )
Ip=0,4999
Nilai Pengaruh Dari Kanan Embankment (Ipkanan)
1 B1 + B2 B
Ip=
π ((
z )
× ( α 1+ α 2 ) − 1 ( α 2 )
B2 ( ) )
1 3,5+ 4,041 3,5
Ip=
π ((
0,5 )
× ( 0,0757 ° +1,4289 ° )−
4,041 (
( 1,4289 ° ) ) )
Ip=0,4998
Nilai Pengaruh Dari Keseluruhan Embankment (Iptotal)
Tabel Perhitungan 2.5 : Penambahan Tegangan Total Pada Lapisan Tanah Di Bawah
Embankment
2
Kedalaman (m)
10
12
Penambahan Tegangan (kN/m2 )
Emba
nkment Kiri
Tabel Perhitungan 2.6 : Penambahan Tegangan Total Pada Lapisan Tanah Di Bawah
Embankment
5 3 9 1
0,486 0,493 0,300 0,480
2,5 0,9505 0,9505 0,9742 106,1866 106,7985
0 3 1 8
0,548 0,489 0,330 0,470
3 0,8622 0,8622 0,9600 104,6383 105,4125
0 5 0 5
0,598 0,484 0,350 0,458
3,5 0,7854 0,7854 0,9434 102,8254 103,7319
5 9 9 4
0,639 0,479 0,364 0,445
4 0,7188 0,7188 0,9249 100,8128 101,8191
2 7 3 2
0,671 0,473 0,371 0,431
4,5 0,6610 0,6610 0,9051 98,6611 99,7369
3 9 8 2
0,696 0,467 0,374 0,416
5 0,6107 0,6107 0,8846 96,4224 97,5417
3 7 6 9
0,715 0,461 0,373 0,402
5,5 0,5667 0,5667 0,8637 94,1392 95,2808
3 2 9 5
0,729 0,454 0,370 0,388
6 0,5281 0,5281 0,8426 91,8447 92,9920
3 4 7 3
0,739 0,447 0,365 0,374
6,5 0,4939 0,4939 0,8217 89,5641 90,7044
2 4 5 3
0,745 0,440 0,359 0,360
7 0,4636 0,4636 0,8011 87,3158 88,4399
6 3 0 8
0,749 0,433 0,351 0,347
7,5 0,4366 0,4366 0,7809 85,1131 86,2145
2 1 5 8
0,750 0,425 0,343 0,335
8 0,4124 0,4124 0,7611 82,9653 84,0392
5 9 5 3
0,749 0,418 0,335 0,323
8,5 0,3906 0,3906 0,7420 80,8783 81,9218
7 6 1 4
0,747 0,411 0,326 0,312
9 0,3709 0,3709 0,7234 78,8557 79,8670
4 4 6 0
0,743 0,404 0,318 0,301
9,5 0,3530 0,3530 0,7055 76,8993 77,8775
7 3 0 2
0,738 0,397 0,309 0,291
10 0,3367 0,3367 0,6882 75,0098 75,9546
8 2 5 0
2
Kedalaman (m)
10
12
Tabel Referensi :
Soil LL (%) PL (%) IP (&)
Stiff Clay 25-35 15-22 7-16
Medium Clay 40-50 18-25 16-28
Soft Clay 60-85 20-35 35-55
(Reference Values for Consistency Limits of Cohesive Soils : Dahms and Fritz,1998)
*) Perhitungan selanjutnya untuk penurunan pada sub lapisan hingga kedalaman 10 m baik
embung kiri maupun embung kanan tercantum pada Tabel Perhitungan 2.7 & Tabel
Perhitungan 2.8
*) Perhitungan penurunan pada kedalaman tertentu merupakan jumlah dari pernurunan
yang terjadi tiap lapisan.
Kedalam Settleme
log
an z H Cc . Δp rata- (p0+Δp)/ nt
p'0 (p0+Δp)/p
(m (m H/1+e0 rata p0
0 (m)
(m) ) )
0 0 0 0 0 0 0 0 0 Dasar Embankment
0,5 0,5 0,5 0,0619 84,3596 64,545 2,3070 0,3630 0,0225
1 1 0,5 0,0619 108,8696 69,14 2,5746 0,4107 0,0254
1,5 1,5 0,5 0,0619 108,5198 73,735 2,4718 0,3930 0,0243
0,095 Settlement pada kedalaman
2 2 0,5 0,0619 107,8404 78,33 2,3767 0,3760 0,0233 5 2m
2,5 2,5 0,5 0,0619 106,7985 82,925 2,2879 0,3594 0,0222
3 3 0,5 0,0619 105,4125 87,52 2,2044 0,3433 0,0212
3,5 3,5 0,5 0,0619 103,7319 92,115 2,1261 0,3276 0,0203
4 4 0,5 0,0619 101,8191 96,71 2,0528 0,3124 0,0193
101,30
4,5 4,5 0,5 0,0619 99,7369 5 1,9845 0,2977 0,0184
0,214 Settlement pada kedalaman
5 5 0,5 0,0619 97,5417 105,9 1,9211 0,2835 0,0175 5 5m
110,49
5,5 5,5 0,5 0,0619 95,2808 5 1,8623 0,2701 0,0167
6 6 0,5 0,0619 92,9920 115,09 1,8080 0,2572 0,0159
119,68
6,5 6,5 0,5 0,0619 90,7044 5 1,7579 0,2450 0,0152
0,276 Settlement pada kedalaman
7 7 0,5 0,0619 88,4399 124,28 1,7116 0,2334 0,0144 7 7m
128,87
7,5 7,5 0,5 0,0619 86,2145 5 1,6690 0,2225 0,0138
8 8 0,5 0,0619 84,0392 133,47 1,6296 0,2121 0,0131
138,06
8,5 8,5 0,5 0,0619 81,9218 5 1,5934 0,2023 0,0125
9 9 0,5 0,0619 79,8670 142,66 1,5598 0,1931 0,0119
9,5 9,5 0,5 0,0619 77,8775 147,25 1,5289 0,1844 0,0114
5
10 10 0,5 0,0619 75,9546 151,85 1,5002 0,1761 0,0109
Settlement pada kedalaman
Jumlah 0,3504 10 m
Jadi, penurunan yang terjadi pada kedalaman 10 m pada embankment kiri adalah
0,350380385907743 m
BAB III
KESTABILAN LERENG (SLOPE STABILITY)
A. Teori
Kestabilan dari tanah harus dipastikan terlebih dahulu sebelum memulai konstruksi.
Kegagalan kestabilan tanah biasa diakibatkan oleh tanah bangunan yang didirikan di
atas tanah lembek. Kestabilan dapar dianalisa dan faktor keamanan dapat diukur.
FS=
∑ Resisting Force
∑ Driving Force
Untuk prosedur kestabilan lereng analisanya terbagi atas 2 jenis, yaitu :
1. MASS PROCEDURE, asumsi yang digunakan adalah slope yang bersifat
homogen. Metode – metode yang digunakan adalah:
Chart Taylor
Chart Coussins
Chart Yang
suatu material maka material tersebut akan lebih tahan menerima tegangan luar yang
dikenakan terhadapnya.
2. Perhitungan
Perhitungan nilai kohesi dan sudut geser dalam pada embung kiri adalah sebagai
berikut :
Dik :
kN/m3
γsat 17
kN/m3
Lapis tanah 1 (soft clay)
γdry 12 kN/m3
H 7 m
kN/m3
Lapis Tanah 2 (stiff clay) γsat 19
kN/m3
Tinggi Air Hw 4 m
γw 9,81 kN/m3
Kadar Air LL 32 %
PI = 0,73 (LL-20)
PI = 0,73 (32-20)
PI = 8,76%
Tabel Perhitungan 3.1 : Nilai Kohesi Dan Sudut Geser Dalam Untuk Lapis Tanah 1
Kedalama
Tebal Lapisan Tinggi Air Tekanan Air Pori Kohesi Undrained Sudut Geser Dalam
n
h z Hw τv = γ . z u = γw . hw τv' = τv - u cu = (0,11+ 0,0037PI) .τv' φlow = 39 - 11logPI
0 0 0 0 0 0 0 28,632
0,5 0,5 0 6 0 6 0,854472 28,632
1 0,5 0 12 0 12 1,708944 28,632
1,5 0,5 0 18 0 18 2,563416 28,632
2 0,5 0 24 0 24 3,417888 28,632
2,5 0,5 0 30 0 30 4,27236 28,632
3 0,5 0 36 0 36 5,126832 28,632
3,5 0,5 0,5 44,5 4,905 39,595 5,63880314 28,632
4 0,5 1 53 9,81 43,19 6,15077428 28,632
4,5 0,5 1,5 61,5 14,715 46,785 6,66274542 28,632
5 0,5 2 70 19,62 50,38 7,17471656 28,632
5,5 0,5 2,5 78,5 24,525 53,975 7,6866877 28,632
6 0,5 3 87 29,43 57,57 8,19865884 28,632
6,5 0,5 3,5 95,5 34,335 61,165 8,71062998 28,632
7 0,5 4 104 39,24 64,76 9,22260112 28,632
Rata -Rata 5,5278
Jadi, nilai kohesi untuk lapis tanah 1 pada embung kiri adalah 5,5278 kN/m
Tabel Perhitungan 3.2 : Nilai Kohesi Dan Sudut Geser Dalam Untuk Lapis Tanah 2
Jadi, nilai kohesi untuk lapis tanah 2 pada embung kiri adalah 16,094 kN/m
7,5 0,5 4,5 113,5 44,145 69,355 9,877 28,632
8 0,5 5 123 49,05 73,95 10,531 28,632
8,5 0,5 5,5 132,5 53,955 78,545 11,186 28,632
9 0,5 6 142 58,86 83,14 11,840 28,632
9,5 0,5 6,5 151,5 63,765 87,735 12,495 28,632
10 0,5 7 161 68,67 92,33 13,149 28,632
10,5 0,5 7,5 170,5 73,575 96,925 13,803 28,632
11 0,5 8 180 78,48 101,52 14,458 28,632
11,5 0,5 8,5 189,5 83,385 106,115 15,112 28,632
12 0,5 9 199 88,29 110,71 15,766 28,632
12,5 0,5 9,5 208,5 93,195 115,305 16,421 28,632
13 0,5 10 218 98,1 119,9 17,075 28,632
13,5 0,5 10,5 227,5 103,005 124,495 17,730 28,632
14 0,5 11 237 107,91 129,09 18,384 28,632
14,5 0,5 11,5 246,5 112,815 133,685 19,038 28,632
15 0,5 12 256 117,72 138,28 19,693 28,632
15,5 0,5 12,5 265,5 122,625 142,875 20,347 28,632
16 0,5 13 275 127,53 147,47 21,001 28,632
16,5 0,5 13,5 284,5 132,435 152,065 21,656 28,632
17 0,5 14 294 137,34 156,66 22,310 28,632
Rata -Rata 16,094
Selanjutnya perhitungan nilai kohesi dan sudut geser dalam untuk embung kanan ada pada
lampiran
C. Metode Felleneus
1. Teori
Metode irisan yang paling dasar adalah metode felleneus atau biasa disebut
ordinary method of slices.
c = kohesi
σ = tegangan normal
φ = sudut geser dalam
c. Tegangan geser dan normal di sisi kiri dan kanan potongan diabaikan
2. Perhitungan
Perhitungan Metode Felleneus Untuk Embung Kiri Slice Pertama
Berat Potongan (W)
*) Lapis 1
W 1=b ×h × γ
W 1= ( b ×h dry × γ dry ) +(b × hsat × γ sat )
W 1= (1,6 × 0 ×12 ) +(1,6 × 0,4 ×17)
W 1=10,88 kN /m
*) Lapis 2
W 2 =b ×h × γ
W 2 =1,6× 0,2 ×19
W 2 =6,08 kN /m
*) Berat Total
W t =W 1 +W 2
W t =10,88+6,08
W t =16,96 kN /m
Gaya Normal
N=W t cosα
N=16,96 cos (−16 ) °
N=16,30299836 kN /m
D. Metode Bishop
1. Teori
Cara analisa yang dibuat oleh A.W. Bishop (1955) menggunakan cara elemen
dimana gaya yang bekerja pada tiap elemen. Persyaratan keseimbangan diterapkan
pada elemen yang membentuk lereng tersebut.
Faktor keamanan terhadap longsoran didefinisikan sebagai perbandingan kekuatan
geser maksimum yang dimiliki tanah di bidang longsor (S tersedia) dengan tahanan geser
yang diperlukan untuk keseimbangan (Sperlu).
Metode ini pada dasarnya sama dengan metode Felenius, tetapi dengan
memperhitungkan gaya-gaya antar irisan yang ada. Metode Bishop mengasumsikan
bidang longsor berbentuk busur lingkaran
Pertama yang harus diketahui adalah geometri dari lereng dan juga titik pusat busur
lingkaran bidang luncur, serta letak rekahan
Untuk menentukan titik pusat busur lingkaran bidang luncur dan letak rekahan pada
longsoran busur dipergunakan grafik
Metode Bishop yang disederhanakan merupakan metode sangat populer dalam
analisis kestabilan lereng dikarenakan perhitungannya yang sederhana, cepat dan
memberikan hasil perhitungan faktor keamanan yang cukup teliti. Kesalahan metode
ini apabila dibandingkan dengan metode lainnya yang memenuhi semua kondisi
kesetimbangan seperti Metode Spencer atau Metode Kesetimbangan Batas Umum,
jarang lebih besar dari 5%. Metode ini sangat cocok digunakan untuk pencarian
secara otomatis bidang runtuh kritis yang berbentuk busur lingkaran untuk mencari
faktor keamanan minimum.
Metode Bishop sendiri memperhitungkan komponen gaya-gaya (horizontal dan
vertikal) dengan memperhatikan keseimbangan momen dari masing-masing
potongan. Metode ini dapat digunakan untuk menganalisa tegangan efektif.
Metode ini menganggap bahwa gaya-gaya yang bekerja pada sisi-sisi irisan
mempunyai resultan = 0 pada arah vertikal.
Pada metode Bishop, gaya normal diasumsikan merupakan total dari gaya yang
bekerja secara vertikal pada potongan. Dengan demikian :
(c ' Lsinα−uLsinα tanϕ)
W−
F
N=
sinα tanϕ
cosα +
F
Penyebut dari persamaan tersebut biasa disingkat dengan variabel mα .
Selain dari gaya normal tersebut, persamaan untuk tegangan geser dan lainnya sama
seperti persamaan pada Metode Felleneus.
2. Perhitungan
- Contoh perhitungan Faktor Keamanan dengan Metoe Bishop pada embung
kiri slice pertama
- Perhitungan nilai kohesi (c), sudut geser dalam (ϕ), tekanan air pori (u . l),
dan gaya dorong (T), sama pada metode Fellenius
<Trial 1>
Faktor Keamanan yang diinginkan = 1
mα :
sinα tanϕ
m α =cosα +
F
sin (−16 °) tan 28,63245483 °
mα =cos (−16 ° )+
1
mα =0,8107767 2
Gaya Normal (N)
(c ' Lsinα−uLsinα tanϕ)
W−
F
N=
mα
(8,511541395 ×1,6 × sin (−16 ° )−5,886 ×1,6 ×sin (−16 °) tan28,63245483 °)
16,96−
1
N=
0,8107767 2
N=23,80011407 kN /m
Gaya Geser (Friction)
N ' tan ϕ=23,80011407 × tan 28,63245483°=12,99373779 kN /m
*) Untuk Perhitungan pada Potongan-Potongan lainnya, dicantumkan pada Lampiran
Faktor Keamanan
F S=
∑ N ' tanϕ + ∑ cl
∑T
349,0753158+ 95,07418139
F S=
222,0320118
F S=2,000384961
*)Karena faktor keamanan yang diinginkan tidak sama dengan faktor kemanan
yang diperoleh, maka dilakukan percobaan ulang
<Trial 2>
Faktor Keamanan yang diinginkan = 2,000384961
mα :
sinα tanϕ
m α =cosα +
F
sin (−16 °) tan 28,63245483 °
mα =cos (−16 ° )+
2,000384961
m α =0,88603369
Gaya Normal (N)
(c ' Lsinα−uLsinα tanϕ)
W−
F
N=
mα
7. Pada bagian Groundwater, atur Method menjadi Water Surfaces dan Pore
Flud Unit Weight menjadi 9,81. Setelah itu, klik Ok.
8. Pada Menu Bar, klik Boundaries, lalu klik Add External Boundary untuk
memplot koordinat embung.
9. Pada pojok kanan bawah, kita dapat mengisi koordinat, dengan ketentuan
(x,y) diketik (x y). Klik pada bagian yang dilingkari agar dapat mengisi
koordinat secara keseluruhan.
11. Setelah itu, karena tanah ada 2 lapis, maka perlu dibuat pemisah antara lapis 1
dan 2, dengan cara klik Boundaries pada Menu Bar, lalu klik Add Material
Boundary
12. Buat garis pemisah lapis 1 dan 2, kemudian klik kanan, pilih Done
13. Setelah itu, kita akan memplot garis freatik dengan cara klik Boundaries
pada Menu Bar, lalu pilih Add Water Table.
14. Dengan cara yang sama pada step ke-9, masukkan koordinat untuk garis
freatik.
16. Atur Garis Freatik agar sesuai dengan embung dengan cara, bila ada garis
yang lebih ataupun kurang, bisa dipindahkan dengan cara klik kanan pada
titik koordinat yang ingin dipindahkan, kemudian pilih Move To, setelah
dipindahkan klik kanan pada mouse, kemudian,pilih Done
17. Embung dan Garis Freatik telah terbentuk seperti pada gambar berikut :
18. Kemudian klik kanan pada embung, lalu pilih Material Properties.
19. Isi data sesuai dengan data yang dimiliki baik untuk lapis tanah 1 maupun 2,
seperti gambar berikut, kemudian klik Ok.
20. Setelah itu, klik kanan pada tanah lapis 1 kemudian pada Assign Material,
pilih material yang telah diisi sesuai data tadi.
22. Setelah itu, klik Surfaces pada Menu Bar. Kita dapat memilih Add Grid
ataupun Auto Grid, untuk memudahkan kita pilih Auto Grid.
23. Setelah semua cara atas dilakukan, klik Analysis pada Menu Bar, pilih
Compute. Kemudian save data sesuai dengan nama yang diinginkan.
24. Setelah itu, klik Analysis, lalu pilih Interpret, untuk memulai pengecekan
kestabilan lereng.
25. Hasilnya adalah sebagai berikut, kita dapat memilih metode apa yang
diinginkan pada bagian atas :
BAB IV
MENINGKATKAN KESTABILAN LERENG
Kelongsoran terjadi jika kekuatan geser dari tanah tidak cukup besar untuk menahan
gaya-gaya yang bekerja pada tanah. Beberapa penyebab yang mengakibatkan kegagalan
lereng (slope failure) atau kelongsoran adalah :
Erosi
Hujan
Gempa
Faktor geologi
Penambahan beban dari luar (secara eksternal)
Pekerjaan konstruksi
Timbunan dan penggalian di bawah slope
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan stabilitas lereng, yaitu :
1. Relokasi jalan
Memindahkan garis as jalan ke tanah yan lebih baik atau lebih stabil merupakan
solusi yang paling ekonomis
2. Mengurangi kemiringan lereng (flatten slope)
Mengurangi kemiringan dapat mengurangi beban yang ditimbulkan oleh embung,
dan akan meningkatkan stabilitas.