Anda di halaman 1dari 42

2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

BAB I
MENENTUKAN GARIS FREATIK (PHREATIC LINE)

A. Teori
Di dalam merencanakan sebuah bendungan, perlu diperhitungkan stabilitasnya
terhadap bahaya longsoran, erosi lereng dan kehilangan air akibat rembesan yang
melalui tubuh bendungan. Beberapa cara diberikan untuk menentukan besarnya
rembesan yang melewati bendungan yang dibangun dari tanah homogen. Cara yang
dipakai adalah cara grafis dan analitis.

B. Perhitungan Panjang Permukaan Basah Secara Analitis


dy
Asumsi Scaffernack – Itterson bahwa i = tanβ = dx adalah sama dengan
kemiringan garis freatik dan merupakan gradien konstan sepanjang garis freatik.

A sin β

A cos β

Se= √ H 2 +d 2− √d 2 −H 2 cot 2 β
Besarnya Se menentukan titik keluarnya G. Permukaan basah digambar membentuk
garis parabola yang menyinggung terhadap garis horisontal di titik A yang
menyinggung kemiringan bagian hilir dititik G.

C. Perhitungan Panjang Permukaan Basah dan Menentukan Lintasan Garis Freatik

 Embung dengan β ≤ 30°


a. Langkah-langkah perhitungan freatik line (cara grafis)
1. Gambarkan embung sesuai dengan skala dan ukuran yang ada.
2. Gambar garis vertikal melalui A yang akan berpotongan dengan garis yang
sesuai dengan kemiringan bendungan bagian hilir pada A1.
3. Gambar garis horizontal melalui A yang akan berpotongan dengan garis yang
sesuai dengan kemiringan bendungan bagian hilir pada A2.
4. Gambar setengah lingkaran pada FA1.
5. Tandai titik A3, pada setengah lingkaran sehingga FA2 = FA3.
6. Tandai titik G sehingga A1G = A1A3 dengan demikian FG = Se

b. Menentukan Lintasan Garis freatik:


1. Gambar bendungan sesuai skala.
2. Hitung permukaan basah di bagian hilir secara analitis atau grafis.

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 1


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

3. Tentukan lokasi titik asal parabola, yaitu titik A sampai 0,3L.


4. Sesuai Teori Cassagrande bahwa garis freatik adalah parabola, maka
digunakan persamaan parabola sederhana, yaitu : y = k.x2 → pada x0 = y0 ;
sehingga, k = y02/ x02
5. Gambar beberapa jarak xi dan hitung jarak yang berkaitan dengan yi
kemudian gambar kurva melalui titik – titik yang didapat.
6. Perhatikan bahwa parabola menyinggung muka bendungan bagian hilir pada
bagian atas permukaan basah dan berangsur – angsur tegak lurus pada muka
bendungan.
7. Muka bendungan bagian hulu adalah garis ekipotensial dan garis freatik
adalah garis aliran.
8. Garis Freatik membagi embung menjadi dua bagian yaitu, bagian yang kering
yang berada di atas garis freatik dan yang jenuh air (di bawah garis freatik)

 Embung 30° ≤ β ≤ 90°


a. Perhitungan Panjang Permukaan basah Secara Grafis Langkah – langkah :
1. Gambarkan embung sesuai dengan skala yang ada.
2. Gambar busur lingkaran dengan radius sepanjang garis AF yang akan
berpotongan dengan garis yang sesuai dengan kemiringan bendungan bagian
hilir pada A1.
3. Gambar garis horizontal melalui A yang akan berpotongan dengan garis yang
sesuai dengan kemiringan bendungan bagian hilir A2.
4. Gambar setengah lingkaran dengan diameter FA1.
5. Tandai titik A3, pada setengah lingkaran sehingga FA2= FA3.
6. Tandai titik G sehingga A1G = A1A3 dengan demikian FG = Se

b. Menentukan Lintasan Garis freatikLangkah – langkah perhitungannya adalah


sebagai berikut :
1. Gambar bendungan sesuai skala.
2. Hitung permukaan basah di bagian hilir secara analitis atau grafis.
3. Hitumg jarak parameter yo, dengan persamaan sebagai berikut :
y 0= √ H 2−d 2−d ; dimana d termasuk 0,3L.
4. Titik F pada kaki bendungan bagian hilir adalah titik asal.
5. Hitung Y dengan persamaan : y= √ 2 y 0 x 0 + y 20 nilai x dari titik F ke arah
kanan adalah negatif (-), sedangkan kiri positif (+).
6. Dengan demikian diperoleh nilai y untuk lintasan parabola dasar.
( contoh penggambaran terlampir )

D. Garis Freatik Secara Analitis

Langkah-langkah perhitungan freatik line (secara analitis), data diambil dari gambar
yang menggunakan skala pada gambar lampiran garis freatik

<Embung 1>
Hitung panjang permukaan basah (Se) dengan menggunakan persamaan :
d d2 H2
Se=
cosβ

18,9
√ −
cos2 β sin 2 β
18,9 2 32
Se=
cos 25 °


Se=20,85−√ 384,49

cos2 25° sin2 25 °

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 2


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

Se=1,24 m

Hitung Jarak Parameter :


y 0=3−0,5
y 0=2,5 m

Selanjutnya menghitung nilai y dengan persamaan :


y=−k x2

Menghitung nilai k :
y0
k= 2
x
2,5
k=
18,75 2
k =0,007111

Masukkan nilai k ke persamaan y di atas :


y=−0,007111 x 2

Setelah memperoleh fungsi y, diperoleh :


Tabel Pehitungan 1.1 : Koordinat Garis Freatik Embung Kiri

x y
-3 -0,064 <Embung 2>
-4 -0,114 Hitung panjang permukaan basah (Se)
-5 -0,178 dengan menggunakan persamaan :
-6 -0,256 Se= √ H 2 +d 2− √ d2 −H 2 cot 2 β
-7 -0,348
-8 -0,455 -10 -0,711
-9 -0,576 -11 -0,860
Se= √ 3 +17,4 −√ 17,4 −32 cot 2 60 °
2 2 2 -12 -1,024
Se=0,343 m -13 -1,202
-14 -1,394
Hitung jarak parameter : -15 -1,600
y 0= √ H 2 +d 2−d -16 -1,820
y 0= √32 +17,4 2−17,4 -17 -2,055
y 0=0,2567 m -18 -2,304
-18,5 -2,434
Titik pada kaki bendungan bagian hilir adalah titik asal
Hitung Y dengan Persamaan :
y= √ 2. x . y 0 + y 20
y= √ 2. x .0,2567+ 0,25672
y= √ 0,5134 x +0,06589489

Diperoleh hasil :

Tabel Perhitungan 1.2 : Koordinat Garis Freatik Embung Kanan

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 3


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

x y
0 0,256726763
0,5 0,56801003
1 0,761158432
1,5 0,914378981 Pada titik keluar, parabola dasar akan memotong suatu
2 1,04537825 titik maka diperlukan koreksi ∆Se sehingga parabola
2,5 1,161698088 dasar akan berubah arah ke bawah. Koreksi Se menurut
3 1,267386765 Cassagrande diperoleh melalui nilai :
3,5 1,364916106 Δ Se
4 1,455926763
Se + Δ Se
4,5 1,54157371
y0
5 1,622706463 Se+ ∆ Se=
5,5 1,699971479 1−cosβ
6 1,773874233 0,2567
Se+ ∆ Se=
6,5 1,844818841 1−cos 60 °
7 1,913134423
7,5 1,979093248
8 2,042923603 9 2,164945813
8,5 2,10481914 9,5 2,223447129
y0 10 2,28044818
Se+ ∆ Se=
1−cosβ 10,5 2,336058789
Se+ ∆ Se=0,513 m 11 2,390376001
11,5 2,443486073
∆ Se=0,513−0,343 12 2,49546608
∆ Se=0,170 m 12,5 2,546385226
∆ Se 0,17 13 2,59630593
= =0,49 6
Se +∆ Se 0,343 13,5 2,645284719
14 2,69337298
14,5 2,740617589
15 2,787061452
15,5 2,832743952
16 2,87770135
16,5 2,921967116
17 2,96557222

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 4


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

BAB II
PENURUNAN KONSOLIDASI (SETTLEMENT CONSOLIDATION)

A. Teori
Konsolidasi adalah perpindahan tanah secara vertikal ke arah bawah akibat beban yang
bekerja yang menyebabkan terjadinya perubahan volume pada tanah.
Ada 2 settlement :
 Pada tanah non-kohesif (C=0)
 Pada tanah kohesif (C>0)
A. Pada tanah non-kohesif

B. Pada tanah kohesif

Secara umum settlement dibagi atas :


 Immediate Settlement , Disebabkan oleh deformasi elastis pada tanah kering
jenuh air tanpa terjadi perubahan kadar air.
 Primary Consolidation
 Secondary Consolidation Settlement

SETTLEMENT CONSOLIDATION
Adalah penurunan yang merupakan hasil perubahan volume tanah jenuh air sebagai
akibat dari keluarnya air yang menempati pori-porti tanah. Bilamana suatu laoisan tanah

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 5


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

jeuh air diberi penambahan beban, angka tekanan air pori akan naik secara mendadak.
Pada tanah berpasir yang sangat tembus air (permeabel), air dapat mengalir dengan
cepat sehingga pengaliran air pori ke luar sebagai akibat dari kenaikan tekanan air pori
dapat selesai dengan cepat. Keluarnya air dari dalam pori selalu disertai dengan
berkurangnya volume tanah; berkurangnya volume tanah tersebut dapat menyebabkan
penurunan lapisan tanah itu. Karena air pori di dalam tanah berpasir dapat mengalir ke
luar dengan cepat, maka penurunan segera dan penurunan konsolidasi terjadi bersamaan.
Bilamana suatu lapisan tanah lempung jenuh air yang mampumampat (compressible)
diberi penambahan tegangan, maka penurunan (settlement) akan terjadi dengan segaera.
Untuk suatu lapisan lempung yang tebal, adalah lebih teliti bila lapisan tanah tersebut
dibagi menjadi beberapa sub-lapisan dan perhitungan penurunan dilakukan secara
terpisah untuk tiap-tiap sub lapisan. Jadi, penurunan total dari seluruh lapisan tanah
tersebut adalah :
C H p +∆ p
[
S=∑ c log o
1+ e0 (po )]
Dimana :
H = tebal lapisan (m)
P0 = tekanan efektif overburden pada sub-lapisan i (kN/m2)
∆ p = Penambahan teknanan vertikan untuk sub lapisan i (kN/m2)

WAKTU PENURUAN
Variasi nilai faktor waktu (Tv) dan derajat konsolodai (U)
 2 Way Drainase

U
TV
(%)
0 0
10 0,008
20 0,031
30 0,071
40 0,126
50 0,197
60 0,287
70 0,403
80 0,567
90 0,848
100 ∞

 1 Way Drainase

TV
U (%)
Case I( ) Case II( )
0 0 0
10 0,003 0,047
20 0,009 0,100
30 0,024 0,158
40 0,048 0,221
50 0,092 0,294
60 0,160 0,383
70 0,271 0,500
80 0,440 0,665

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 6


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

90 0,720 0,940
100 ∞ ∞

Atau menggunakan rumus


Untuk U = 0-60%

π U
2

T V =
4 ( 100 )
Untuk U>60%

T V =1 , 781−0 , 933 log ( 100−U )


Rumus waktu penurunan (t)
t = T . Hdr2
Cv

GRAFIK HUBUNGAN e DAN P


Grafik ini menjelaskan tentang perubahan angka pori e terhadap penambahan tegangan.
Langkah-langkah membuat grfik e dan P; antara lain :
1. Hitung H s yakni tinggi benda uji setelah pengujian.
W
Hs=
A⋅G s⋅γw
W= Berat kering benda uji
A = Luas penampang benda uji
G s = Berat spesifik
γ w = Berat volume air
2. Hitung tinggi air pori H v ,
H v =H-H s

3. Hitung angka pori awal benda uji e 0


Hv
e 0=
Hs
4. Pada setiap penambahan beban sebesar P 1 pada benda uji menyebabkan ∆ H
1 , hitung ∆ e 1
ΔH 1
Δe 1 =
Hs ∆
5. Hitung angka pori e 1 setelah konsolidasi akibat pembebanan P 1

e 1 = e 0 -∆e 1

untuk pembebanan sebesar P 2 ,


ΔH 2
e 2=e1 − ( ) Hs
Lempung Terkonsolidasi Normal (Over Consolidated And Normally Consolidated)
Menurut riwayat tegangan yang dialami oleh lempung;

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 7


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

 Lempung NC ; Teganganefektif overburden yang dialami saat ini adalah nilai


tegangan over burden maksimum yang pernah dialami sebelumnya.
 Lempung OC ; Tegangan efektif yang dialami saat ini lebih kecil dari nilai
tegangan over burden yang pernah dialami sebelumnya.
Tegangan efektif overburden yang pernah dialami sebelumnya disebut tekanan prakonsolidasi.
Casagrande (1936) menyarankan suatu cara untuk menentukan besarnya tekanan pra
konsolidasi berdasarkan kurva e dan Log P.prosedu menentukan nilai tekanan pra konsolidasi
berdasarkan kurva e dan Log P antara lain ;
1. Melalui pengamatan visual tentukan titik a pada kurva yang memiliki
kelengkungan maksimum.
2. Tarik garis lurus horisontal ab yang melalui titik a.
3. Tarik garis singgung ac yang melalui titik a.
4. Tarik garis ad yang membagi sudut adc sama besar.
5. Perpanjang bagian bawah kurva menjadi garis lurus yang memotong titik f pada
garis ad.
6. Plot titik f terhadap sumbu p,nilai tersebut adalah nilai ∆∆Pc( tekanan
prakonsolidasi).

OCR ( Over Consolidated Ratio)


Pc
OCR = P
P c = Tekanan prakonsolidasi
P = Tekanan overburden yang dialami saat ini
OCR = 1 , merupakan lempung NC
OCR > 1 , merupakan lempung OC
Simplified Void Ratio(Pressure Equation)
Dari hubungan hidro void ratio preassure dapat dihitung modulus pemampatan (Mv), coefisien
pemampatan (a),dan settlement( H ).
ei
Mv=1+
a
Δe
a=
ΔP
ΔP
S=H⋅
Mv , dimana H adalah tinggi awal benda uji

Perhitungan Index Pemampatan (Cc),Index Pemuaian (Cs),Dan Settlement Konsolidasi


Primer
Index pemampatan (Cc)
1. menurut TERZAGHI
 lempung tak terganggu, Cc = 0,009(LL-10)
 lempung terganggu, Cc = 0,007(LL-10)
2. menurut RENDON HERRERO
2,3
e
1.
Cc=0 ,141⋅Gs ⋅ 1+ 0
1,2
Gs ( )
C. menurut NASARAJ S. MURTY
a

(
Cc=0 ,2343⋅ LL⋅
100
⋅Gs )
Index pemuaian (Cs)
1. menurut NASARAJ S.MURTY

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 8


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

a

(
Cs=0 ,0463⋅ LL⋅
100
⋅Gs )
Settlement Primer(S)
 Lempung terkonsolidasi normal
H Po+ ΔP
S=Cc⋅
1+ e0
⋅log
Po ( )
, untuk lempung NC
 Lempung terkonsolidasi lebih jika
1. P 0 + ∆P ≤ P c , maka
H Po+ ΔP
S=Cs⋅
1+e 0
⋅log
Po ( ) , untuk lempung OC
2. P 0 + ∆P ≤ P c , maka
H Pc H Po+ ΔP
S=Cs⋅
1+eo
⋅log
Po
+Cc⋅
1+eo
⋅log
ΔP ( )
P 0 = Tegangan efektif overbuerden awal pada lapisan setebal H
∆P = Penambahan tegangan vertikal

Settlement Sekunder (S)


Δe
Cα=
t
log 2
t1(), dinamakan index pemampatan sekunder

C ' α=
1+e p
Maka ;
t2
Ss=C ' α⋅H cos
t1
Perhitungan Koefisien Konsolidasi (Cv)
Cv dapat ditentukan melalui hasil dilabpratorium,dengan menggunakan metode :
 Metode logaritma waktu
 Metode akar waktu
Hubungan Cv,t,dan Tv dinyatakan dengan persamaan ;
Tv⋅Hdr 2 Tv=
Cv⋅t
Cv=
t atau Hdr 2
Hubungan Cv, k, dan Mv dinyatakan dengan persamaan ;
k ( ΔPΔe )
Cv= Mv=
Mv⋅γw atau 1+e ave
H2
Hdr=
H Tv⋅Hdr 2 Tv⋅ 2
t= =
Untuk 2 way drainage, 2 → Cv Cv
Tv⋅Hdr Tv⋅H 2
2
t= =
Untuk 1 way drainage, Hdr=H → Cv Cv

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 9


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

B. Perhitungan

Tabel referensi :
Keadaan air
Tipe Tanah e dalam keadaan Berat Volume Kering γdry (kN/m3)
jenuh (%)
Lempung Kaku (Stiff Clay) 0,6 21 17
Lempung Lembek (Soft
0,9 - 1,4 30-50 11,5 - 14,5
Clay)
Sumber : Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 1 Braja M. Das Hal. 38
Tipe Tanah Berat Volume Jenuh (γsat) (kN/m3)
Lempung Kaku (Stiff Clay) 19
Lempung Lembek (Soft Clay) 17
Sumber : AS 4678-2002

Sehingga, diperoleh data untuk penurunan terhadap 2 lapis tanah :

kN/m33
kN/m
γsat γsat 1717
Lapis tanah 1 kN/m33
kN/m
(soft clay) γdryγdry 1212 kN/m33
kN/m
H 7 m
Lapis Tanah kN/m3
γsat 19
2 (stiff clay) kN/m3
Tinggi Air Hw H 47 mm
  γw 9,81 kN/m3
Lapis tanah 1
(soft clay)
Lapis Tanah 2 kN/m3
γsat 19
(stiff clay) kN/m3
Tinggi Air Hw 5 m
  γw 9,81 kN/m3

 Perhitungan Tegangan Efektif Total Rata-Rata pada sub lapisan 0,5 m :


 Tegangan total
p0=γ . z
p0=12 × 0,5
kN
p0=6 2
m
*menggunakan γ dry tanah lapis 1, karena sub lapisan masih berada pada lapis tanah 1,
dan berada di atas air
 Tekanan Air Pori
u=γ w × hw
u=9,81× 0
kN
u=0 2
m
 Tegangan Efektif

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 10


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

p '0= p 0−u
p ' 0=6−0
kN
p ' 0=6 2
m
 Tegangan Efektif Rata-Rata
p ' 0 sebelum+ p ' 0 padatinjauan
2
kN kN
0 2 +6 2
m m kN
=3 2
2 m

*)Untuk perhitungan tegangan efektif total pada embung kiri dan kanan tercantum
pada Tabel Perhitungan 2.1 & Tabel Perhitungan 2.2

Tabel Perhitungan 2.1 : Tegangan Efektif Total Rata-Rata Embung Kanan, yang dibagi
menjadi sub lapisan setebal z = 0,5 m

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 11


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

Tabel Perhitungan 2.2 : Tegangan Efektif Total Rata-Rata Embung Kiri, yang dibagi menjadi
sub lapisan setebal z = 0,5 m

 Perhitungan Penambahan Tegangan Total Pada Embankment Akibat Berat Embung


*) Perhitungan pada ketebalan 0,5 m Embung Kanan :
∆ P=γ × z
∆ P=12× 0,5
∆ P=6 kN /m 2

*Perhitungan selanjutnya untuk penambahan tegangan total akibat berat embung tercantum
dalam Tabel Perhitungan 2.3 dan Tabel Perhitungan 2.4

Tabel Perhitungan 2.3 : Penambahan Tegangan Total Pada Embankment Kanan Akibat
Berat Embung (dari puncak sampai dasar Embankment)

Kedalaman z
∆p ∆pave
(m) (m)
0 0 0  
0,5 0,5 6 3
1 0,5 12 9
1,5 0,5 18 15
2 0,5 24 21
2,5 0,5 30 27
3 0,5 36 33
3,5 0,5 39,595 37,7975
4 0,5 43,19 41,3925

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 12


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

4,5 0,5 46,785 44,9875


5 0,5 50,38 48,5825
5,5 0,5 53,975 52,1775
6 0,5 57,57 55,7725
6,5 0,5 61,165 59,3675
7 0,5 64,76 62,9625

Tabel Perhitungan 2.4 : Penambahan Tegangan Total Pada Embankment Kiri Akibat
Berat Embung (dari puncak sampai dasar Embankment)

Kedalaman z
∆p ∆pave
(m) (m)
0 0 0  
0,5 0,5 6 3
1 0,5 12 9
1,5 0,5 18 15
2 0,5 24 21
2,5 0,5 27,595 25,7975
3 0,5 31,19 29,3925
3,5 0,5 34,785 32,9875
4 0,5 38,38 36,5825
4,5 0,5 41,975 40,1775
5 0,5 45,57 43,7725
5,5 0,5 49,165 47,3675
6 0,5 52,76 50,9625
6,5 0,5 56,355 54,5575
7 0,5 59,95 58,1525

 Penambahan Tegangan Total Pada Lapisan Tanab Di Bawah Embankment

Titik x sampai kedalaman 10 m di bawah embankment berada pada center line,


sehingga Ip (influence Value) perlu dihitung untuk sisi kiri dan kanan embankment.

Embankment Kanan

Sudut Kaki Kiri Embankment 25 °


Sudut Kaki Kanan Embankment 60 °
Lebar Permukaan Embankment 7 m
Tinggi Embankment (H) 7 m
Muka Air Tanah 4 m
γdry 12 kN/m3

γsat 17 kN/m3
B1 Kiri 3,5 m
B1 Kanan 3,5 m
B2 Kiri 15,012 m
B2 Kanan 4,041 m
q0 104 kN/m2

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 13


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

Beban dari embung (q0) :


q 0=( γ dry × hdry ) + ( γ sat × hsat )
q 0=( 12 ×(7−4) ) + ( 17 × 4 )
q 0=104 kN /m2

Perhitungan Penambahan Tegangan Total Pada Lapisan Tanab Di Bawah


Embankment (z = 0,5 m) :
 α 1 Kiri Embankment
B +B B
(
α 1=tan−1 1 2 −tan −1 1
z z) ( )
3,5+ 15,012 3,5
α 1=tan−1 (0,5
−tan−1
0,5 ) ( )
α 1=0,1149 °

 α 2 Kiri Embankment
B
α 2=tan−1 1
z ( )
3,5
α 2=tan−1
0,5( )
α 2=1,4289 °
 α 1 Kanan Embankment
B +B B
(
α 1=tan−1 1 2 −tan −1 1
z ) z ( )
3,5+ 4,041 3,5
α 1=tan−1 (0,5
−tan −1 )
0,5 ( )
α 1=0,0757 °
 α 2 Kanan Embankment
B
α 2=tan−1 1
z ( )
3,5
α 2=tan−1
0,5( )
α 2=1,4289 °
 Nilai Pengaruh Dari Kiri Embankment (Ipkiri)
1 B1 + B2 B
Ip=
π (( z )
× ( α 1+ α 2 ) − 1 ( α 2 )
B2 ( ) )
1 3,5+ 15,012 3,5
Ip=
π (( 0,5 )
× ( 0,1149 ° +1,4289° ) −
15,012 (
(1,4289 ° ) ) )
Ip=0,4999
 Nilai Pengaruh Dari Kanan Embankment (Ipkanan)
1 B1 + B2 B
Ip=
π ((
z )
× ( α 1+ α 2 ) − 1 ( α 2 )
B2 ( ) )
1 3,5+ 4,041 3,5
Ip=
π ((
0,5 )
× ( 0,0757 ° +1,4289 ° )−
4,041 (
( 1,4289 ° ) ) )
Ip=0,4998
 Nilai Pengaruh Dari Keseluruhan Embankment (Iptotal)

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 14


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

I ptotal =Ip kiri + Ipkanan


Ip total =0,4999+0,4998
Ip total =0,9997
 Penambahan Tegangan Total (Δp)
∆ p=Ip ×q 0
∆ p=0,9997 ×104
∆ p=103,9713
 Δp rata-rata
∆ p sebelum+∆ p sesudah
∆ pave =
2
64,76+103,9713
∆ pave =¿
2
∆ pave =83,4669 kN /m2

*) untuk kedalaman 0,5 m, tambahan tegangan sebelumnya merupakan tambahan


tegangan yang diakibatkan berat embung
*) perhitungan selanjutnya untuk penambahan tegangan total pada lapisan tanah di
bawah embankment kiri dan kanan dicantumkan pada Tabel Perhitungan 2.5 &
Tabel Perhitungan 2.6

Tabel Perhitungan 2.5 : Penambahan Tegangan Total Pada Lapisan Tanah Di Bawah
Embankment

z Kiri Embankment Kanan Embankment Ip total Δp = Ip . q0 Δp rata-rata


(m) α1 kiri α2 kiri Ipkiri α1 kanan α2 kanan Ipkanan
0,5 0,1149 1,4289 0,4999 0,0757 1,4289 0,4998 0,9997 103,9713 84,3657
1 0,2243 1,2925 0,4995 0,1465 1,2925 0,4984 0,9979 103,7798 103,8756
1,5 0,3240 1,1659 0,4983 0,2086 1,1659 0,4950 0,9933 103,3039 103,5419
2 0,4115 1,0517 0,4963 0,2599 1,0517 0,4891 0,9854 102,4832 102,8936
2,5 0,4860 0,9505 0,4933 0,3001 0,9505 0,4808 0,9742 101,3157 101,8995
3 0,5480 0,8622 0,4895 0,3300 0,8622 0,4705 0,9600 99,8384 100,5770
3,5 0,5985 0,7854 0,4849 0,3509 0,7854 0,4584 0,9434 98,1087 98,9735
4 0,6392 0,7188 0,4797 0,3643 0,7188 0,4452 0,9249 96,1883 97,1485
4,5 0,6713 0,6610 0,4739 0,3718 0,6610 0,4312 0,9051 94,1353 95,1618
5 0,6963 0,6107 0,4677 0,3746 0,6107 0,4169 0,8846 91,9994 93,0673
5,5 0,7153 0,5667 0,4612 0,3739 0,5667 0,4025 0,8637 89,8209 90,9101
6 0,7293 0,5281 0,4544 0,3707 0,5281 0,3883 0,8426 87,6317 88,7263
6,5 0,7392 0,4939 0,4474 0,3655 0,4939 0,3743 0,8217 85,4556 86,5436
7 0,7456 0,4636 0,4403 0,3590 0,4636 0,3608 0,8011 83,3105 84,3830
7,5 0,7492 0,4366 0,4331 0,3515 0,4366 0,3478 0,7809 81,2089 82,2597
8 0,7505 0,4124 0,4259 0,3435 0,4124 0,3353 0,7611 79,1596 80,1842
8,5 0,7497 0,3906 0,4186 0,3351 0,3906 0,3234 0,7420 77,1683 78,1639
9 0,7474 0,3709 0,4114 0,3266 0,3709 0,3120 0,7234 75,2384 76,2034
9,5 0,7437 0,3530 0,4043 0,3180 0,3530 0,3012 0,7055 73,3718 74,3051
10 0,7388 0,3367 0,3972 0,3095 0,3367 0,2910 0,6882 71,5690 72,4704

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 15


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

Grafik Penambahan Tegangan Versus Kedalaman


70 75 80 85 90 95 100 105
0

2
Kedalaman (m)

10

12
Penambahan Tegangan (kN/m2 )
Emba
nkment Kiri

Sudut Kaki Kiri Embankment 25 °


Sudut Kaki Kanan Embankment 60 °
Lebar Permukaan Embankment 7 m
Tinggi Embankment (H) 7 m
Muka Air Tanah 5 m
γdry 12 kN/m3
γsat 17 kN/m3
B1 Kiri 3,5 m
B1 Kanan 3,5 m
B2 Kiri 15,012 m
B2 Kanan 4,041 m
q0 109 kN/m2

Tabel Perhitungan 2.6 : Penambahan Tegangan Total Pada Lapisan Tanah Di Bawah
Embankment

z Kiri Embankment Kanan Embankment Ip total Δp = Ip . q0 Δp rata-rata


(m) α1 kiri α2 kiri Ipkiri α1 kanan α2 kanan Ipkanan
0,114 0,499 0,075 0,499
0,5 1,4289 1,4289 0,9997 108,9699 84,3596
9 9 7 8
0,224 0,499 0,146 0,498
1 1,2925 1,2925 0,9979 108,7693 108,8696
3 5 5 4
0,324 0,498 0,208 0,495
1,5 1,1659 1,1659 0,9933 108,2704 108,5198
0 3 6 0
2 0,411 1,0517 0,496 0,259 1,0517 0,489 0,9854 107,4103 107,8404

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 16


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

5 3 9 1
0,486 0,493 0,300 0,480
2,5 0,9505 0,9505 0,9742 106,1866 106,7985
0 3 1 8
0,548 0,489 0,330 0,470
3 0,8622 0,8622 0,9600 104,6383 105,4125
0 5 0 5
0,598 0,484 0,350 0,458
3,5 0,7854 0,7854 0,9434 102,8254 103,7319
5 9 9 4
0,639 0,479 0,364 0,445
4 0,7188 0,7188 0,9249 100,8128 101,8191
2 7 3 2
0,671 0,473 0,371 0,431
4,5 0,6610 0,6610 0,9051 98,6611 99,7369
3 9 8 2
0,696 0,467 0,374 0,416
5 0,6107 0,6107 0,8846 96,4224 97,5417
3 7 6 9
0,715 0,461 0,373 0,402
5,5 0,5667 0,5667 0,8637 94,1392 95,2808
3 2 9 5
0,729 0,454 0,370 0,388
6 0,5281 0,5281 0,8426 91,8447 92,9920
3 4 7 3
0,739 0,447 0,365 0,374
6,5 0,4939 0,4939 0,8217 89,5641 90,7044
2 4 5 3
0,745 0,440 0,359 0,360
7 0,4636 0,4636 0,8011 87,3158 88,4399
6 3 0 8
0,749 0,433 0,351 0,347
7,5 0,4366 0,4366 0,7809 85,1131 86,2145
2 1 5 8
0,750 0,425 0,343 0,335
8 0,4124 0,4124 0,7611 82,9653 84,0392
5 9 5 3
0,749 0,418 0,335 0,323
8,5 0,3906 0,3906 0,7420 80,8783 81,9218
7 6 1 4
0,747 0,411 0,326 0,312
9 0,3709 0,3709 0,7234 78,8557 79,8670
4 4 6 0
0,743 0,404 0,318 0,301
9,5 0,3530 0,3530 0,7055 76,8993 77,8775
7 3 0 2
0,738 0,397 0,309 0,291
10 0,3367 0,3367 0,6882 75,0098 75,9546
8 2 5 0

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 17


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

Grafik Penambahan Tegangan Versus Kedalaman


70 75 80 85 90 95 100 105 110
0

2
Kedalaman (m)

10

12

Penambahan Tegangan (kN/m2 )


P
erhitungan Settlement Pada Lapisan Tanah Di Bawah Embankment Sampai
Kedalaman z = 10m

Tabel Referensi :
Soil LL (%) PL (%) IP (&)
Stiff Clay 25-35 15-22 7-16
Medium Clay 40-50 18-25 16-28
Soft Clay 60-85 20-35 35-55
(Reference Values for Consistency Limits of Cohesive Soils : Dahms and Fritz,1998)

Maka, data yang diperoleh :


Stiff
  Clay
Liquid Limit (LL) 32
Cc 0,198
e0 0,6
z 10

Perhitungan Settlement Embung Kanan, pada kedalaman 0,5 m :


Cc H p o+ ∆ p
S=
1+e 0
log
po ( )
0,198 × 0,5 69,355+83,4669
S=
1+0,3
log (
69,355 )
S=0,619× log 2,2035
S=0,0212m

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 18


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

*) Perhitungan selanjutnya untuk penurunan pada sub lapisan hingga kedalaman 10 m baik
embung kiri maupun embung kanan tercantum pada Tabel Perhitungan 2.7 & Tabel
Perhitungan 2.8
*) Perhitungan penurunan pada kedalaman tertentu merupakan jumlah dari pernurunan
yang terjadi tiap lapisan.

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 19


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

Tabel Perhitungan 2.7 : Settlement Embung Kanan


Kedalama
Settlement
n z H Cc . Δp rata- log
p'0 (p0+Δp)/p0
(m H/1+e0 rata (p0+Δp)/p0
(m)
(m) ) (m)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 Dasar Embankment
0,5 0,5 0,5 0,0619 84,3657 69,355 2,2164 0,3457 0,0214
1 1 0,5 0,0619 103,8756 73,95 2,4047 0,3811 0,0236
1,5 1,5 0,5 0,0619 103,5419 78,545 2,3182 0,3652 0,0226
2 2 0,5 0,0619 102,8936 83,14 2,2376 0,3498 0,0216 0,0892 Settlement pada kedalaman 2 m
2,5 2,5 0,5 0,0619 101,8995 87,735 2,1614 0,3347 0,0207
3 3 0,5 0,0619 100,5770 92,33 2,0893 0,3200 0,0198
3,5 3,5 0,5 0,0619 98,9735 96,925 2,0211 0,3056 0,0189
4 4 0,5 0,0619 97,1485 101,52 1,9569 0,2916 0,0180
4,5 4,5 0,5 0,0619 95,1618 106,115 1,8968 0,2780 0,0172
5 5 0,5 0,0619 93,0673 110,71 1,8406 0,2650 0,0164 0,2003 Settlement pada kedalaman 5 m
5,5 5,5 0,5 0,0619 90,9101 115,305 1,7884 0,2525 0,0156
6 6 0,5 0,0619 88,7263 119,9 1,7400 0,2405 0,0149
6,5 6,5 0,5 0,0619 86,5436 124,495 1,6952 0,2292 0,0142
7 7 0,5 0,0619 84,3830 129,09 1,6537 0,2185 0,0135 0,2585 Settlement pada kedalaman 7 m
7,5 7,5 0,5 0,0619 82,2597 133,685 1,6153 0,2083 0,0129
8 8 0,5 0,0619 80,1842 138,28 1,5799 0,1986 0,0123
8,5 8,5 0,5 0,0619 78,1639 142,875 1,5471 0,1895 0,0117
9 9 0,5 0,0619 76,2034 147,47 1,5167 0,1809 0,0112
9,5 9,5 0,5 0,0619 74,3051 152,065 1,4886 0,1728 0,0107
10 10 0,5 0,0619 72,4704 156,66 1,4626 0,1651 0,0102
Jumlah 0,3275 Settlement pada kedalaman 10 m
Jadi, penurunan yang terjadi pada kedalaman 10 m pada embankment kanan adalah 0,327471047491603 m

Tabel Perhitungan 2.8 : Settlement Embung Kiri

Kedalam Settleme
log
an z H Cc . Δp rata- (p0+Δp)/ nt
p'0 (p0+Δp)/p
(m (m H/1+e0 rata p0
0 (m)
(m) ) )
0 0 0 0 0 0 0 0 0 Dasar Embankment
0,5 0,5 0,5 0,0619 84,3596 64,545 2,3070 0,3630 0,0225
1 1 0,5 0,0619 108,8696 69,14 2,5746 0,4107 0,0254
1,5 1,5 0,5 0,0619 108,5198 73,735 2,4718 0,3930 0,0243
0,095 Settlement pada kedalaman
2 2 0,5 0,0619 107,8404 78,33 2,3767 0,3760 0,0233 5 2m
2,5 2,5 0,5 0,0619 106,7985 82,925 2,2879 0,3594 0,0222
3 3 0,5 0,0619 105,4125 87,52 2,2044 0,3433 0,0212
3,5 3,5 0,5 0,0619 103,7319 92,115 2,1261 0,3276 0,0203
4 4 0,5 0,0619 101,8191 96,71 2,0528 0,3124 0,0193
101,30
4,5 4,5 0,5 0,0619 99,7369 5 1,9845 0,2977 0,0184
0,214 Settlement pada kedalaman
5 5 0,5 0,0619 97,5417 105,9 1,9211 0,2835 0,0175 5 5m
110,49
5,5 5,5 0,5 0,0619 95,2808 5 1,8623 0,2701 0,0167
6 6 0,5 0,0619 92,9920 115,09 1,8080 0,2572 0,0159
119,68
6,5 6,5 0,5 0,0619 90,7044 5 1,7579 0,2450 0,0152
0,276 Settlement pada kedalaman
7 7 0,5 0,0619 88,4399 124,28 1,7116 0,2334 0,0144 7 7m
128,87
7,5 7,5 0,5 0,0619 86,2145 5 1,6690 0,2225 0,0138
8 8 0,5 0,0619 84,0392 133,47 1,6296 0,2121 0,0131
138,06
8,5 8,5 0,5 0,0619 81,9218 5 1,5934 0,2023 0,0125
9 9 0,5 0,0619 79,8670 142,66 1,5598 0,1931 0,0119
9,5 9,5 0,5 0,0619 77,8775 147,25 1,5289 0,1844 0,0114

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 20


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

5
10 10 0,5 0,0619 75,9546 151,85 1,5002 0,1761 0,0109
Settlement pada kedalaman
Jumlah 0,3504 10 m

Jadi, penurunan yang terjadi pada kedalaman 10 m pada embankment kiri adalah
0,350380385907743 m

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 21


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

 Lama Waktu Penurunan Apabila U =50% dan U = 90%

Grafik Hub. LL dan cv

(tanah yang digunakan terkonsolidasi secara normal)

(Berdasarkan grafik, untuk LL = 32%, nilai Cv = 15 m3/tahun)

Perhitungan Lama Waktu Penurunan


 Nilai Faktor Waktu untuk U = 50%
π U% 2
Tv= ( )
4 100
π 50 2
Tv= ( )
4 100
Tv=¿0,196349541
 Nilai Faktor Waktu untuk U = 90%
Tv=1,781−0,933 log (100−U % )
Tv=1,781−0,933 log (100−90)
Tv=0,848
 Lama Waktu Penurunan untuk U = 50 %
cv × t
Tv= 2
H
Tv × H 2
t=
cv
0,196349541× 102
t=
15
t=1,308996939 tahun
 Lama Waktu Penurunan untuk U = 90 %
cv × t
Tv= 2
H
Tv × H 2
t=
cv
0,848 ×102
t=
15
t=5,653333 tahun

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 22


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

BAB III
KESTABILAN LERENG (SLOPE STABILITY)

A. Teori
Kestabilan dari tanah harus dipastikan terlebih dahulu sebelum memulai konstruksi.
Kegagalan kestabilan tanah biasa diakibatkan oleh tanah bangunan yang didirikan di
atas tanah lembek. Kestabilan dapar dianalisa dan faktor keamanan dapat diukur.
FS=
∑ Resisting Force
∑ Driving Force
Untuk prosedur kestabilan lereng analisanya terbagi atas 2 jenis, yaitu :
1. MASS PROCEDURE, asumsi yang digunakan adalah slope yang bersifat
homogen. Metode – metode yang digunakan adalah:
 Chart Taylor
 Chart Coussins
 Chart Yang

2. METHOD OF SLICES, asumsi yang digunakan: tanah di atas bidang gelincir


dibagi atas slice vertikal dan dihitung. Metode ini memperhitungkan
ketidakhomogen tanah dan tekanan air pori (μ), juga variasi tegangan normal
sepanjang bidang keruntuhan dapat dihitung. Metode – metode yang digunakan
adalah :
a. Asumsi Culmann finith slope

b. Sweddish sollution (Fellenius Method)

c. Bishop’s simplified Method

B. Kohesi dan Sudut Geser Dalam


1. Teori
Kohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel dalam batuan yang dinyatakan
dalam berat per satuan luas. Kohesi batuan akan semakin besar jika kekuatan gesernya
makin besar. Nilai kohesi (c) diperoleh dengan pengujian laboratorium yaitu pengujian
kuat geser langsung (direct shear strength) dan pengujian triaksial (triaxial test).
Salah satu aspek yang memengaruhi nilai kohesi adalah kerapatan dan jarak antar
molekul dalam suatu benda. Kohesi berbanding lurus dengan kerapatan suatu benda,
sehingga bila kerapatan semakin besar maka kohesi yang akan didapatkan semakin
besar. Dalam hal ini, benda berbentuk padat memiliki kohesi yang paling besar dan
sebaliknya pada cairan.

Persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai kohesi adalah :


cu = (0,11+ 0,0037PI) .τv'

Di mana PI dicari dengan rumus :


PI = 0,73 (LL-20)
Sudut geser dalam merupakan sudut yang dibentuk dari hubungan antara tegangan
normal dan tegangan geser dalam material tanah atau batuan. Sudut geser dalam
adalah sudut rekahan yang dibentuk jika suatu material dikenai tegangan atau gaya
terhadapnya yang melebihi tegangan gesernya. Semakin besar sudut geser dalam

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 23


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

suatu material maka material tersebut akan lebih tahan menerima tegangan luar yang
dikenakan terhadapnya.

Persamaan yang digunakan untuk menghitung sudut geser dalam adalah :


φlow = 39 - 11logPI

2. Perhitungan
 Perhitungan nilai kohesi dan sudut geser dalam pada embung kiri adalah sebagai
berikut :
Dik :
kN/m3
γsat 17
kN/m3
Lapis tanah 1 (soft clay)
γdry 12 kN/m3
H 7 m
kN/m3
Lapis Tanah 2 (stiff clay) γsat 19
kN/m3
Tinggi Air Hw 4 m
  γw 9,81 kN/m3
Kadar Air LL 32 %

PI = 0,73 (LL-20)
PI = 0,73 (32-20)
PI = 8,76%

Tabel Perhitungan 3.1 : Nilai Kohesi Dan Sudut Geser Dalam Untuk Lapis Tanah 1

Kedalama
Tebal Lapisan Tinggi Air   Tekanan Air Pori   Kohesi Undrained Sudut Geser Dalam
n
h z Hw τv = γ . z u = γw . hw τv' = τv - u cu = (0,11+ 0,0037PI) .τv' φlow = 39 - 11logPI
0 0 0 0 0 0 0 28,632
0,5 0,5 0 6 0 6 0,854472 28,632
1 0,5 0 12 0 12 1,708944 28,632
1,5 0,5 0 18 0 18 2,563416 28,632
2 0,5 0 24 0 24 3,417888 28,632
2,5 0,5 0 30 0 30 4,27236 28,632
3 0,5 0 36 0 36 5,126832 28,632
3,5 0,5 0,5 44,5 4,905 39,595 5,63880314 28,632
4 0,5 1 53 9,81 43,19 6,15077428 28,632
4,5 0,5 1,5 61,5 14,715 46,785 6,66274542 28,632
5 0,5 2 70 19,62 50,38 7,17471656 28,632
5,5 0,5 2,5 78,5 24,525 53,975 7,6866877 28,632
6 0,5 3 87 29,43 57,57 8,19865884 28,632
6,5 0,5 3,5 95,5 34,335 61,165 8,71062998 28,632
7 0,5 4 104 39,24 64,76 9,22260112 28,632
Rata -Rata 5,5278  

Jadi, nilai kohesi untuk lapis tanah 1 pada embung kiri adalah 5,5278 kN/m

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 24


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

Tabel Perhitungan 3.2 : Nilai Kohesi Dan Sudut Geser Dalam Untuk Lapis Tanah 2
Jadi, nilai kohesi untuk lapis tanah 2 pada embung kiri adalah 16,094 kN/m
7,5 0,5 4,5 113,5 44,145 69,355 9,877 28,632
8 0,5 5 123 49,05 73,95 10,531 28,632
8,5 0,5 5,5 132,5 53,955 78,545 11,186 28,632
9 0,5 6 142 58,86 83,14 11,840 28,632
9,5 0,5 6,5 151,5 63,765 87,735 12,495 28,632
10 0,5 7 161 68,67 92,33 13,149 28,632
10,5 0,5 7,5 170,5 73,575 96,925 13,803 28,632
11 0,5 8 180 78,48 101,52 14,458 28,632
11,5 0,5 8,5 189,5 83,385 106,115 15,112 28,632
12 0,5 9 199 88,29 110,71 15,766 28,632
12,5 0,5 9,5 208,5 93,195 115,305 16,421 28,632
13 0,5 10 218 98,1 119,9 17,075 28,632
13,5 0,5 10,5 227,5 103,005 124,495 17,730 28,632
14 0,5 11 237 107,91 129,09 18,384 28,632
14,5 0,5 11,5 246,5 112,815 133,685 19,038 28,632
15 0,5 12 256 117,72 138,28 19,693 28,632
15,5 0,5 12,5 265,5 122,625 142,875 20,347 28,632
16 0,5 13 275 127,53 147,47 21,001 28,632
16,5 0,5 13,5 284,5 132,435 152,065 21,656 28,632
17 0,5 14 294 137,34 156,66 22,310 28,632
Rata -Rata 16,094  

Selanjutnya perhitungan nilai kohesi dan sudut geser dalam untuk embung kanan ada pada
lampiran

C. Metode Felleneus
1. Teori
Metode irisan yang paling dasar adalah metode felleneus atau biasa disebut
ordinary method of slices.

Asumsi yang digunakan pada metode felleneus :


a. Tegangan geser oleh tanah dapat dihitung menggunakan persamaan Mohr-
Coulomb :
τ = c + (σ – u) tan φ
dimana :
τ = tegangan geser efektif

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 25


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

c = kohesi
σ = tegangan normal
φ = sudut geser dalam

b. Faktor keamanan untuk setiap potongan sianggap sama

c. Tegangan geser dan normal di sisi kiri dan kanan potongan diabaikan

d. Berat total tiap potongan :


WT = γ x b x h
Di mana :
γ = berat volume
b = lebar potongan
h = tebal potongan

e. Tegangan Normal dan Geser :

berdasarkan ilustrasi di atas, diperoleh :


N = WT cosα
Tekanan air ke atas dapat mengurangi tegangan normal dari tanah, sehingga :
N’ = WT cosα – ul
Sehinggan tegangan geser diperoleh :
τ = N’tan φ

f. Gaya perlawanan oleh kohesi di tiap potongan :


F = c.l
g. Gaya yang mengakibatkan runtuhan (driving force) :
T = WT sin α
Gara peruntuh diakibatkan oleh berat tanah dan berat oleh air pada potongan

h. Sehingga, untuk faktor keamanan :


FS=
∑ Resisting Fo rce = ∑ N ' tanϕ+∑ cl
∑ Driving Force ∑T

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 26


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

2. Perhitungan
Perhitungan Metode Felleneus Untuk Embung Kiri Slice Pertama
 Berat Potongan (W)
*) Lapis 1
W 1=b ×h × γ
W 1= ( b ×h dry × γ dry ) +(b × hsat × γ sat )
W 1= (1,6 × 0 ×12 ) +(1,6 × 0,4 ×17)
W 1=10,88 kN /m

*) Lapis 2
W 2 =b ×h × γ
W 2 =1,6× 0,2 ×19
W 2 =6,08 kN /m

*) Berat Total
W t =W 1 +W 2
W t =10,88+6,08
W t =16,96 kN /m

 Kohesi Rata-Rata (cave)


( c 1 × h1 ) + ( c 2 ×h2 )
c ave =
h1 +h2
( 5,06300907× 0,4 )+ (15,40862237 × 0,2 )
c ave =
0,4+ 0,2
c ave =8,511541395 kN /m 2

 Tekanan Air Pori (u)


u=γ w × hw
u=9,81× 0,6
u=5,886 kN /m2

 Tekanan Air Pori Sepanjang Potongan


u.l
5,886 . 1,6 = 9,417711857 kN/m

 Gaya Normal
N=W t cosα
N=16,96 cos (−16 ) °
N=16,30299836 kN /m

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 27


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

 Gaya Normal Efektif (N’)


N ' =N −u .l
N ' =16,30299836−9,417711857=6,885286506 kN /m

 Gaya Geser (Friction)


N ' tan ϕ=6,885286506× tan 28,63245483 °=3,75904112 kN /m

 Kohesi Sepanjang Potongan


c ×l=8,511541395 × 1,6=13,61862798 kN /m

 Gaya Dorong Akibat Berat Potongan


T =W t sin α
T =16,96 ×sin−16 °
T =−4,674809555 kN /m

*) Untuk Perhitungan pada Potongan-Potongan lainnya, dicantumkan pada Lampiran

Perhitungan Faktor Keamanan Menggunakan Metode Felleneus


FS=
∑ N ' tanϕ+∑ cl
∑T
164,6622915+95,07418139
FS=
222,0320118
FS=1,169815428

Kesimpulan : Embung Kiri Aman

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 28


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

D. Metode Bishop
1. Teori
Cara analisa yang dibuat oleh A.W. Bishop (1955) menggunakan cara elemen
dimana gaya yang bekerja pada tiap elemen. Persyaratan keseimbangan diterapkan
pada elemen yang membentuk lereng tersebut.
Faktor keamanan terhadap longsoran didefinisikan sebagai perbandingan kekuatan
geser maksimum yang dimiliki tanah di bidang longsor (S tersedia) dengan tahanan geser
yang diperlukan untuk keseimbangan (Sperlu).
 Metode ini pada dasarnya sama dengan metode Felenius, tetapi dengan
memperhitungkan gaya-gaya antar irisan yang ada. Metode Bishop mengasumsikan
bidang longsor berbentuk busur lingkaran
 Pertama yang harus diketahui adalah geometri dari lereng dan juga titik pusat busur
lingkaran bidang luncur, serta letak rekahan
 Untuk menentukan titik pusat busur lingkaran bidang luncur dan letak rekahan pada
longsoran busur dipergunakan grafik
Metode Bishop yang disederhanakan merupakan metode sangat populer dalam
analisis kestabilan lereng dikarenakan perhitungannya yang sederhana, cepat dan
memberikan hasil perhitungan faktor keamanan yang cukup teliti. Kesalahan metode
ini apabila dibandingkan dengan metode lainnya yang memenuhi semua kondisi
kesetimbangan seperti Metode Spencer atau Metode Kesetimbangan Batas Umum,
jarang lebih besar dari 5%. Metode ini sangat cocok digunakan untuk pencarian
secara otomatis bidang runtuh kritis yang berbentuk busur lingkaran untuk mencari
faktor keamanan minimum.
Metode Bishop sendiri memperhitungkan komponen gaya-gaya (horizontal dan
vertikal) dengan memperhatikan keseimbangan momen dari masing-masing
potongan. Metode ini dapat digunakan untuk menganalisa tegangan efektif.
Metode ini menganggap bahwa gaya-gaya yang bekerja pada sisi-sisi irisan
mempunyai resultan = 0 pada arah vertikal.
Pada metode Bishop, gaya normal diasumsikan merupakan total dari gaya yang
bekerja secara vertikal pada potongan. Dengan demikian :
(c ' Lsinα−uLsinα tanϕ)
W−
F
N=
sinα tanϕ
cosα +
F
Penyebut dari persamaan tersebut biasa disingkat dengan variabel mα .

Selain dari gaya normal tersebut, persamaan untuk tegangan geser dan lainnya sama
seperti persamaan pada Metode Felleneus.

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 29


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

2. Perhitungan
- Contoh perhitungan Faktor Keamanan dengan Metoe Bishop pada embung
kiri slice pertama
- Perhitungan nilai kohesi (c), sudut geser dalam (ϕ), tekanan air pori (u . l),
dan gaya dorong (T), sama pada metode Fellenius
<Trial 1>
Faktor Keamanan yang diinginkan = 1
 mα :
sinα tanϕ
m α =cosα +
F
sin (−16 °) tan 28,63245483 °
mα =cos ⁡(−16 ° )+
1
mα =0,8107767 2
 Gaya Normal (N)
(c ' Lsinα−uLsinα tanϕ)
W−
F
N=

(8,511541395 ×1,6 × sin (−16 ° )−5,886 ×1,6 ×sin (−16 °) tan28,63245483 °)
16,96−
1
N=
0,8107767 2
N=23,80011407 kN /m
 Gaya Geser (Friction)
N ' tan ϕ=23,80011407 × tan 28,63245483°=12,99373779 kN /m
*) Untuk Perhitungan pada Potongan-Potongan lainnya, dicantumkan pada Lampiran
 Faktor Keamanan
F S=
∑ N ' tanϕ + ∑ cl
∑T
349,0753158+ 95,07418139
F S=
222,0320118
F S=2,000384961
*)Karena faktor keamanan yang diinginkan tidak sama dengan faktor kemanan
yang diperoleh, maka dilakukan percobaan ulang
<Trial 2>
Faktor Keamanan yang diinginkan = 2,000384961
 mα :
sinα tanϕ
m α =cosα +
F
sin (−16 °) tan 28,63245483 °
mα =cos ⁡(−16 ° )+
2,000384961
m α =0,88603369
 Gaya Normal (N)
(c ' Lsinα−uLsinα tanϕ)
W−
F
N=

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 30


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

(8,511541395 ×1,6 × sin (−16 ° )−5,886 ×1,6 ×sin (−16 °) tan28,63245483 °)


16,96−
2,000384961
N=
0,88603369
N=20,45979135kN /m
 Gaya Geser (Friction)
N ' tan ϕ=20,45979135× tan 28,63245483 °=11,17007941 kN /m
*) Untuk Perhitungan pada Potongan-Potongan lainnya, dicantumkan pada Lampiran
 Faktor Keamanan
F S=
∑ N ' tanϕ + ∑ cl
∑T
376,1361449+95,07418139
F S=
222,0320118
F S=2 ,122263013
*)Karena faktor keamanan yang diinginkan tidak sama dengan faktor kemanan yang
diperoleh, maka dilakukan percobaan ulang
*)Perhitungan selanjutnya terlampir.

E. Menentukan Faktor Keamanan Menggunakan Aplikasi Slide


 Prosedur Penggunaan
1. Membuat koordinat tiap embung beserta koordinat garis freatiknya (koordinat
tersebut tercantum pada lampiran)
2. Membuka Aplikasi Slide
3. Mengatur Project Settings dengan mengklik Analysis pada Menu Bar, lalu
klik Project Settings
4. Pada bagian general, atur Stress Units menjadi Metric, Time Units menjadi
Days, Permeability Units menjadi Meters/second.
5. Untuk Failure Option, bergantung pada embung kiri atau embung kanan
yang ingin ditinjau, Right to Left untuk Embung Kiri dan Left to Right
untuk Embung Kanan

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 31


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

6. Pada bagian Methods, check Bishop Simplified dan Ordinary/Felleneus,


kemudian uncheck pilihan lain, karena kita hanya menggunakan Metode
Felleneus dan Bishop.

7. Pada bagian Groundwater, atur Method menjadi Water Surfaces dan Pore
Flud Unit Weight menjadi 9,81. Setelah itu, klik Ok.

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 32


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

8. Pada Menu Bar, klik Boundaries, lalu klik Add External Boundary untuk
memplot koordinat embung.

9. Pada pojok kanan bawah, kita dapat mengisi koordinat, dengan ketentuan
(x,y) diketik (x y). Klik pada bagian yang dilingkari agar dapat mengisi
koordinat secara keseluruhan.

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 33


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

10. Masukkan Koordinat Embung, lalu klik Ok

11. Setelah itu, karena tanah ada 2 lapis, maka perlu dibuat pemisah antara lapis 1
dan 2, dengan cara klik Boundaries pada Menu Bar, lalu klik Add Material
Boundary

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 34


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

12. Buat garis pemisah lapis 1 dan 2, kemudian klik kanan, pilih Done

13. Setelah itu, kita akan memplot garis freatik dengan cara klik Boundaries
pada Menu Bar, lalu pilih Add Water Table.

14. Dengan cara yang sama pada step ke-9, masukkan koordinat untuk garis
freatik.

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 35


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

15. Klik Cancel bila muncul seperti pada gambar berikut :

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 36


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

16. Atur Garis Freatik agar sesuai dengan embung dengan cara, bila ada garis
yang lebih ataupun kurang, bisa dipindahkan dengan cara klik kanan pada
titik koordinat yang ingin dipindahkan, kemudian pilih Move To, setelah
dipindahkan klik kanan pada mouse, kemudian,pilih Done

17. Embung dan Garis Freatik telah terbentuk seperti pada gambar berikut :

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 37


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

18. Kemudian klik kanan pada embung, lalu pilih Material Properties.

19. Isi data sesuai dengan data yang dimiliki baik untuk lapis tanah 1 maupun 2,
seperti gambar berikut, kemudian klik Ok.

20. Setelah itu, klik kanan pada tanah lapis 1 kemudian pada Assign Material,
pilih material yang telah diisi sesuai data tadi.

21. Hasilnya akan seperti gambar di bawah :

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 38


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

22. Setelah itu, klik Surfaces pada Menu Bar. Kita dapat memilih Add Grid
ataupun Auto Grid, untuk memudahkan kita pilih Auto Grid.

23. Setelah semua cara atas dilakukan, klik Analysis pada Menu Bar, pilih
Compute. Kemudian save data sesuai dengan nama yang diinginkan.

24. Setelah itu, klik Analysis, lalu pilih Interpret, untuk memulai pengecekan
kestabilan lereng.

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 39


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

25. Hasilnya adalah sebagai berikut, kita dapat memilih metode apa yang
diinginkan pada bagian atas :

 Hasil Penggunaan Slide Terlampir

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 40


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

BAB IV
MENINGKATKAN KESTABILAN LERENG

Kelongsoran terjadi jika kekuatan geser dari tanah tidak cukup besar untuk menahan
gaya-gaya yang bekerja pada tanah. Beberapa penyebab yang mengakibatkan kegagalan
lereng (slope failure) atau kelongsoran adalah :
 Erosi
 Hujan
 Gempa
 Faktor geologi
 Penambahan beban dari luar (secara eksternal)
 Pekerjaan konstruksi
 Timbunan dan penggalian di bawah slope

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan stabilitas lereng, yaitu :
1. Relokasi jalan
Memindahkan garis as jalan ke tanah yan lebih baik atau lebih stabil merupakan
solusi yang paling ekonomis
2. Mengurangi kemiringan lereng (flatten slope)
Mengurangi kemiringan dapat mengurangi beban yang ditimbulkan oleh embung,
dan akan meningkatkan stabilitas.

3. Menimbun tanah sebagai penyeimbang (counterweight berm)


Penimbunan tanah di luar pusat rotasi dapat memberikan momen penahan tambahan
sehingga dapat meningkatkan faktor keamanan lereng. Permukaaan tanah timbunan
harus dapat menyerap air dari lereng

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 41


2019 LAPORAN TUGAS MEKANIKA TANAH II

4. Penggalian tanah yang lembek dan diganti dengan shear key


Tanah yang lembek tidak dapat menahan beban dengan baik. Sehingga, tanah
tersebut digali dan diganti dengan material granular sebagai shear key.

5. Mengurangi beban embankment


Dengan mengurangi beban, dapat mengurangi gaya peruntuh terhadap tanah.
6. Pengembangan tanah
Beberapa teknik pengembangan tanah seperti stone column(kolom batuan),
pencampuran tanah, geosintetik, pemasangan paku bumi, dan sementasi dapat
meningkatkan gaya penahan tanah (resisting forces).
7. Penguatan tanah timbunan
Tanah timbunan dapat dikuatkan dengan menggabungkannya dengan tanah padat.
8. Mengurangi ketinggian muka air
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tekanan air dapat mengurangi tegangan geser
tanah, sehingga dapat mengurangi gaya penahan tanah. Mengurangi ketinggian muka
air berguna untuk mengurangi tekanan air pori. Menguranginya dapat dilakukan
dengan pemasangan pipa drainase pada slope.

Contoh Peningkatan Stabilitas Lereng Pada Embung Dengan Mengurangi


Kemiringan Lereng
Embung kanan yang awalnya memiliki kemiringan 60°, dibuat lebih landai menjadi 45°.
Contoh gambar terlampir.

Christiano Antonio Susantyo - 18021101041 42

Anda mungkin juga menyukai