Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

GEOTEKNIK
Penjabaran Rumus Bishop Terhadap Stabilitas Lerang

OLEH :

NAMA : ARISKA SONATTA


NIM : 1307873
JURUSAN : TEKNIK PERTAMBANGAN
TANGGAL/HARI/JAM : 30 DESEMBER 2015/SENIN/16.20

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
Metode Bishop Disederhanakan ( Simplified Bishop Method )
a. Metode ini pada dasarnya sama dengan metode swedia, tetapi dengan memperhitungkan gaya-
gaya antar irisan yang ada. Metode Bishop mengasumsikan bidang longsor berbentuk busur
lingkaran.
b. Pertama yang harus diketahui adalah geometri dari lereng dan juga titik pusat busur lingkaran
bidang luncur, serta letak rekahan.
c. Untuk menentukan titik pusat busur lingkaran bidang luncur dan letak rekahan pada longsoran
busur dipergunakan grafik.
Metode Bishop yang disederhanakan merupakan metode sangat populer dalam analisis
kestabilan lereng dikarenakan perhitungannya yang sederhana, cepat dan memberikan hasil
perhitungan faktor keamanan yang cukup teliti. Kesalahan metode ini apabila dibandingkan
dengan metode lainnya yang memenuhi semua kondisi kesetimbangan seperti Metode Spencer
atau Metode Kesetimbangan Batas Umum, jarang lebih besar dari 5%. Metode ini sangat cocok
digunakan untuk pencarian secara otomatis bidang runtuh kritis yang berbentuk busur lingkaran
untuk mencari faktor keamanan minimum.
Methode Bishop (1955) ini menganggap gaya-gaya yang bekerja pada sisi-sisi irisan
mempunyai resultan nol arah vertikal. Persamaan kuat geser adalah ;

Untuk irisan ke-i, nilai Ti = τ ai, yaitu gaya geser yang dikerahkan tanah pada bidang
longsor untuk keseimbangan batas, karenan itu ;

Keseimbangan momen dengan pusat rotasi O antara berat massa tanah yang akan longsor
dengan gaya total yang dikerahkan tanah pada bidang longsor adalah ;

Dengan xi adalah jarak Wi ke pusat rotasi O, dapat diperoleh ;


Pada kondisi keseimbangan vertikal, jika X1 = Xi dan Xr = Xi+1

Dengan Ni’ = Ni - µiai disubsitusikan ke persamaan (2) dan (5) diperoleh ;

Subsitusikan (6) ke (4) diperoleh ;

Penyederhanaan anggap Xi – Xi+1 = 0, dan xi = R sin θi, serta bi = ai cos θi , diperoleh,

dengan ;
F = faktor aman θi = sudut (Gambar VIII.13)
2
c’ = kohesi tanah efektif (kN/m ) bi = lebar irisan ke-i (m)
Wi = berat irisan tanah ke-i (kN) φ’ = sudut gesek dalam efektif (o)
µi = tekanan air pori irisan ke-i (kN/m2)
Rasio tekanan air pori

dengan ;
ru = rasio tekanan air pori ∂ = berat volume tanah (kN/m2)
µ = tekanan air pori (kN/m2) h = tinggi irisan rata-rata (m)
b = lebar irisan ke-i (m)
dengan mensubsitusikan persamaan (8) ke persamaan (7) diperoleh ;

Metode Bishop ini menggunakan cara coba-coba, tetapi hasil hitungan lebih teliti, untuk
memudahkan perhitungan dapat digunakan nilai fungsi Mi dimana ;
Lokasi lingkaran longsor kritis Metode Bishop (1955), biasanya mendekati hasil
lapangan, karenan itu metode ini lebih disukai.
Cara coba-coba diperlukan untuk menentukan bidang longsor dengan F terkecil,
buat kotak-kotak dimana tiap titik potong garisnya merupakan tempat kedudukan pusat
lingkaran longsor. Pada pusat lingkaran longsor ditulis F yang terkecil pada titik
tersebut, yaitu dengan mengubah jari-jari lingkarannya. Setelah F terkecil pada tiap titik
pada kotaknya diperoleh, gambar garis kontur yang menunjukan kedudukan pusat
lingkaran dengan F yang sama (Gambar VIII. 15). Dari sini bisa ditentukan letak
pusat lingkaran dengan F yang kecil.

Contoh Soal :

1. Suatu lereng seperti (Gambar CVIII.7), sifat tanah ∂sat = 20kN/m3 , ∂’ = 10

kN/m3, φ’= 30o dan c’ = 15 kN/m2. Hitung F dengan cara Bishop


disederhanakan dengan pusat lingkaran seperti tergambar.
Penyelesaian :

Anggap ∂w = 10 kN/m3 , maka

Dengan,
W1 = ∂ bh1 = berat tanah di atas muka air di saluran (kN)
W2 = ∂’bh2 = berat efektif tanah terendam (kN)
b = lebar irisan arah horizontal (m)
µ = hw∂w = tekanan air dihitung dari muka air saluran (kN/m2)
hw = tinggi tekanan air rata-rata dalam irisan yang ditinjau (m)
Hitungan faktor aman (F) dari lereng secara tabelaris (Tabel CVIII.3);
Setelah hitungan diperoleh dengan dicoba F = 2,2 diperoleh F1 = 2,23. dan dengan
F = 2,23 diperoleh F2 = 2,24 dengan nilai dianggap mendekati hasil coba-coba
sebelumnya
Jadi faktor aman F = 2,23.

Anda mungkin juga menyukai