Anda di halaman 1dari 26

Analisis Perencanaan Investasi pada Penambangan Intan

Dengan Menggunakan Metoda NPV

EKONOMI MINERAL

NAMA : RESTY HARDI

NIM : 18137068

TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sejarah industri mineral, terdapat kesalahpahaman antara individu di
bidang Geologi, Tambang, Metalurgi, dan Keuangan tentang tahapan evaluasi
mineral. Karena setiap individu hanya mengkonsentrasikan diri pada bidangnya
masing-masing, maka hal mendasar dari evaluasi tambang
terlupakan. Seharusnya digalang kerja sama antar individu yang saling terkait
ini untuk menciptakan dasar evaluasi untuk suatu proyek dengan baik dan
sistematis.
Peranan seorang insinyur tambang dalam suatu analisis investasi proyek
adalah memberikan pendapat teknikal dan informasi tentang parameter yang
berhubungan dengan desain, metode ekstraksi, biaya produksi, recovery, laju
penambangan, dan informasi tentang variabel lainnya. Analisis teknik ini akan
berguna bagi proyek bila dilengkapi dengan analisis finansial. Karena analisis
kelayakan tambang adalah suatu proses iterative antar variabel utamanya, yang
terdiri dari cadangan mineral (ore reserves), skala tambang (mine size), biaya
produksi (cost production) dan kadar batas pulang pokoknya (cut off grade).
Meskipun industri pertambangan merupakan bagian dari dunia industri
umum tetapi terdapat karakteristik khusus dari investasi pada industri
pertambanganyang berbeda dengan industri lainnya. Pemahaman tentang
karakteristik khusus ini penting untuk melakukan analisis kelayakan suatu
proyek tambang. Beberapa karakteristik tersebut adalah (Stermole & Stermole,
1996):
1. Modal Besar
Besarnya modal yang dibutuhkan untuk industri tambang bervariasi,
tergantung dari jenis bahan tambang, metode penambangan, skala
penambangan, lokasi dan parameter lainnya.
2. Periode Para Produksi yang Panjang
Lama periode pra produksi tergantung dari metode penambangan,
metode pengolahan, ukuran dan letak deposit, kompleksitas operasi, dan
kendala lingkungan. Periode pra produksi ini berkisar antara 3 – 12
tahun. Periode pra produksi yang panjang akan berdampak terhadap
besar modal yang dibutuhkan dan terhadap tingkat pengembalian modal.
3. Beresiko Tinggi
Disamping resiko yang berhubungan dengan kebutuhan modal yang
besar serta masa pra produksi yang lama, terdapat resiko lain yang
mempengaruhi keputusan investasi pada industri tambang, yaitu : resiko
geologi, resiko engineering dan konstruksi, reiko ekonomi, resiko
politik, dan resiko pasar mineral.
4. Sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui (nonrenewable
resources)
Implikasi dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui ini
terhadap industri tambang adalah bahwa pendapatan utama perusahaan
yang diperoleh dari penjualan bahan tambang, dan mengakibatkan umur
tambang tergantung dari jumlah cadangan dan tingkat produksi sehingga
dibutuhkan eksplorasi kontinyu untuk menemukan deposit baru.
5. Mendorong pertumbuhan ekonomi
Dikarenakan letak aktivitas penambangan banyak terdapat di daerah
terpencil, hal ini akan dapat memberikan dampak positif terhadap
aktivitas ekonomi masyarakat setempat sehingga dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
6. Dampak terhadap lingkungan
Kegiatan eksploitasi bahan tambang akan mengubah bentang alam
sehingga berdampak buruk terhadap keadaan lingkungan. Oleh karena
itu tingkat kepedulian industri tambang terhadap lingkungan harus
tinggi. Reklamasi merupakan salah satu upaya untuk mengurangi
dampak lingkungan dari kegiatan penambangan dan pengolahan.
7. Sifat indestructibility of product
Konsekuensi dari sifat ini adalah munculnya pasar sekunder dan dapat
mengurangi persentase kebutuhan akan bijih/bahan tambang. Daur
ulang logam sering dipertimbangkan lebih menguntungkan
dibandingkan menambang bijih untuk dijadikan logam.

Perencanaan keuangan atau finansial bertujuan untuk mempersiapkan


kehidupan di masa mendatang yang lebih baik. Ada banyak cara yang
bisa dilakukan, salah satunya adalah investasi. Namun, untuk melakukan
investasi tidak boleh gegabah karena memiliki risiko yang cukup tinggi.
Alih-alih memperoleh tingkat pengembalian atau keuntungan yang
diinginkan, tetapi justru mengalami kerugian akibat tidak cermat dalam
memilih instrumen investasi.
Agar investasi bisa menghasilkan tingkat pengembalian yang diharapkan
di masa mendatang, investor harus melakukan analisis kelayakan
investasi terlebih dahulu. Analisis kelayakan investasi dapat dipahami
sebagai tindakan yang dilakukan untuk mengetahui prospek dari suatu
proyek investasi yang mendasari pengambilan keputusan diterima atau
ditolaknya investasi tersebut. Sebelum mengambil keputusan investasi,
penting untuk dilakukan analisis kelayakan agar dapat menghindari
penanaman modal pada proyek atau kegiatan yang tidak
menguntungkan.
Metode analisis kelayakan investasi
1. Net Present Value (NPV)
Kelayakan investasi dengan metode Net Present Value (NPV)
dinilai dari keuntungan bersih yang diperoleh di akhir pengerjaan
suatu proyek atau investasi. Keuntungan bersih tersebut dihitung dari
selisih nilai sekarang investasi dengan aliran kas bersih yang
diharapkan dari proyek atau investasi di masa yang akan datang atau
pada periode tertentu. Penilaian kelayakan investasi dengan
pendekatan NPV ini merupakan metode kuantitatif yang mampu
menunjukkan layak tidaknya suatu proyek atau investasi.
Perhitungan NPV dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
NPV= Net Present Value
PV = Present Value
NCF= aliran kas
A0 = investasi yang dikeluarkan pada awal tahun
r = biaya modal
t = periode waktu investasi/proyek

Pengambilan keputusan investasi dalam metode ini menggunakan


asumsi sebagai berikut:

 Jika NPV0 > NPV1, maka investasi atau proyek dinilai tidak layak
karena berisiko mengalami kerugian.
 Jika NPV0 < NPV1, maka investasi atau proyek dinilai layak
karena berpotensi menghasilkan keuntungan.
 Jika NPV0 = NPV1, maka investasi atau proyek dinilai tidak layak
karena tidak menghasilkan keuntungan.

2. Payback Period (PBP)


Jika NPV mengukur investasi dari profitabilitasnya,
metode Payback Period mengukur kecepatan pengembalian
investasi. Oleh sebab itu, satuan ukuran yang dihasilkan bukan dalam
bentuk persentase ataupun rupiah, melainkan waktu. Jika nilai PBP
lebih cepat atau singkat dari yang disyaratkan, artinya investasi
memiliki kelayakan. Sebaliknya, apabila nilai PBP lebih lambat atau
lama berarti mengindikasikan tidak layaknya suatu investasi.
Adapun formula untuk menghitung nilai PBP sebagai berikut.
 Jika arus kas per tahun sama jumlahnya

PBP = (investasi awal/arus kas) x 1 tahun

 Jika arus kas per tahun berbeda jumlahnya

PBP = n + (a – b/c – b) x 1 tahun

Keterangan:

n = tahun terakhir di mana jumlah arus kas belum bisa menutup


investasi awal
a = jumlah investasi awal
b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n
c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1

3. Profitability Index (PI)


Sesuai dengan namanya, metode ini mengukur layak tidaknya suatu
investasi dari indeks keuntungannya dengan membandingkan antara
nilai sekarang seluruh penerimaan kas bersih dengan nilai sekarang
investasi. Suatu investasi disebut layak menurut metode ini apabila
nilai PI lebih besar dari 1, karena dinilai menguntungkan.
Sebaliknya, jika nilai PI lebih kecil dari 1, artinya tidak
menguntungkan sehingga investasi tersebut tidak layak. Rumusan
perhitungan nilai PI yakni:
PI = PV/I

Keterangan:

PI = Profitability Index
PV = Present Value (nilai sekarang seluruh penerimaan kas bersih)
I = Investasi

4. Internal Rate of Return (IRR)


Metode Internal Rate of Return (IRR) mengukur kelayakan
suatu investasi berdasarkan tingkat suku bunga yang dapat
menjadikan jumlah nilai sekarang keuntungan yang diharapkan sama
dengan jumlah nilai sekarang dari biaya modal (NPV = 0).
Bagaimana bisa? Dalam metode ini, time value of money telah
diperhitungkan sehingga arus kas yang diterima telah didiskontokan
atas dasar biaya modal atau tingkat bunga yang diterapkan.
Untuk menghitung nilai IRR harus dilakukan dengan cara trial and
error atau menggunakan tabel tingkat bunga. Adapun formula
perhitungan IRR sebagai berikut.

IRR = R1 + (PV1 – PV0/PV1 – PV2) x (R1 – R2)

Keterangan:

IRR = Internal Rate of Return


R1 = tingkat bunga pertama
R2 = tingkat bunga kedua
PV = Present Value
Pengambilan keputusan investasi berdasarkan metode IRR
menggunakan asumsi sebagai berikut:

 Suatu investasi dikatakan layak, jika nilai IRR yang dihasilkan


lebih besar dari tingkat bunga yang diterapkan.
 Suatu investasi dikatakan tidak layak, jika nilai IRR yang
dihasilkan lebih kecil dari tingkat bunga yang diterapkan.

Dengan menganalisis kelayakan investasi, investor dapat


mengetahui secara jelas prospek dari proyek atau investasi
tersebut, apakah menguntungkan atau tidak. Secara lebih lanjut,
tindakan penanaman modal pada suatu proyek yang
menguntungkan bisa memberikan tingkat pengembalian yang
diharapkan di masa yang akan datang.

B. Ruang Lingkup
Makalah ini mencakup pada pembahasan tentang mineral Intan beserta
analisis perhitungan perencanaan investasi pada Tambang dengan
menggunakan metoda NPV.
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk memperoleh keputusan kelayakan
tambang Intan yang direncanakan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Intan
Intan adalah benda berharga mineral yang secara kimia merupakan bentuk
kristal, atau alotrop, dari karbon. Intan terkenal karena memiliki sifat-sifat
fisika yang istimewa, terutama faktor kekerasannya dan kemampuannya
mendispresikan cahaya. Sifat-sifat ini yang membuat intan digunakan dalam
perhiasan dan berbagai penerapan di dalam dunia industri.
Intan terutama ditambang di Afrika tengah dan selatan, walaupun
kandungan intan yang signifikan juga telah ditemukan di Kanada, Rusia,Brazil,
dan Australia. Sekitar 130 juta “carat” (26.000 kg) intan ditambang setiap
tahun, yang berjumlah kira-kira 9 miliar dollar Amerika Serikat. Selain itu,
hampir empat kali berat intan dibuat di dalam makmal sebagai intan sintetik
(synthetic diamond).

Gambar Intan, sifat fisik, dan pembentukannya


Ciri-ciri batu intan yang paling umum adalah dengan mengukur tingkat
kekerasan batu tersebut, hal ini karena batu tersebut merupakan batu terkeras di
bumi yang mampu memotong material apapun.
Batu intan atau batu berlian ini merupakan batu perhiasan yang paling
terkenal di seluruh dunia dan memiliki harga yang menguras kantong tentunya.
Dengan tingkat kepopulerannya tersebut membuat banyak oknum penjual batu
yang memalsukannya.
Batu intan asli dapat diketahui dari asal tambang dimana batu ini diambil,
tambang – tambang seperti di Kanada, Rusia, Australia, Brasil dan tentunya di
Martapura, Indonesia merupakan sumber tambang batu intan terbaik dunia.
Setiap tahunnya sekitar 26.000 kg diambil dari tambangnya yang senilai
dengan 9 miliar dolar Amerika. Sebagian besar pemasnfaatan batu ini adalah
sebagai perhiasan walaupun ada beberapa kalangan industri yang
memanfaatkan tingkat kekerasan batu ini.
Batu intan ini terbentuk di lapisan bumi yang memiliki kedalaman sekitar
150 kilometer dari permukaan bumi, namun ada juga yang mencapai sekitar
300 kilometer. Pada kedalaman tersebut mempunyai suhu dan tekanan yang
sesuai untuk pembentukan batu intan.
Mineral Intan juga memiliki sifat optik yang khusus, seperti indeks
refraksi yang tinggi, dispersi tinggi, dan kilau tinggi. sifat ini membuat intan
dijadikan batu permata yang paling populer di dunia yang sering disebut
sebagai berlian. Berlian adalah intan yang sudah diproses dengan cara
penggosokan dan telah dibentuk sesuai dengan kaidah-kaidah pemotongan
(cutting), dan telah siap untuk dijadikan perhiasan kalung, gelang, cincin,
bross, dan lain-lain.
Ciri-ciri Berlian Asli:
 Keras
Berlian adalah batu yang paling keras di bumi. Jika berlian milik Anda
rusak atau terbelah saat mendapat benturan ringan, maka sudah pasti
berlian yang Anda miliki adalah berlian palsu.
 Memiliki Berbagai Warna
Berlian tidak hanya memiliki warna bening saja, tapi juga muncul
dengan berbagai warna. Nah, berlian pink, kuning, dan biru
merupakan jenis berlian yang langka. Jadi, jangan sampai tertipu saat
penjual perhiasan mengatakan berlian yang dijualnya adalah berlian
langka tetapi memiliki warna selain pink, kuning, dan biru.
 Dapat Menggores Benda Apapun
Karena berlian merupakan benda terkeras di bumi, maka berlian
mampu menggores benda apapun. Cara membuktikan keaslian berlian
Anda adalah dengan menggoreskannya ke kaca. Jika kaca tersebut
tergores dan berlian Anda tidak rusak, maka berlian Anda merupakan
berlian asli.
 Pencerminan Tidak Jelas
Selama ini mungkin banyak yang mengira bahwa seseorang bisa
melihat suatu benda melalui berlian dengan jelas. Tapi nyatanya,
berlian asli tidaklah memiliki refleksi yang jelas. Jika Anda
meletakkan berlian asli di atas sebuah koran, maka tulisan di koran
tersebut tidak akan terlihat dengan jelas. Sebaliknya, jika Anda
meletakkan berlian palsu di atas koran, maka tulisannya akan terbaca
dengan jelas. Hal ini dikarenakan berlian palsu terbuat dari kaca
sehingga mampu merefleksikan benda di balik berlian palsu dengan
jelas.
 Refleksi Abu-abu
Berlian asli hanya dapat memberikan refleksi dalam warna abu-abu
saja. Jika berlian Anda mampu merefleksikan berbagai warna, maka
berlian yang Anda miliki tersebut adalah berlian palsu
 Tidak Bisa Berkabut
Cobalah hembuskan nafas ke berlian Anda. Jika kabut pada berlian
menghilang dengan cepat, maka berlian tersebut adalah asli.
Sedangkan jika kabut bertahan selama beberapa saat pada berlian,
maka sudah bisa dipastikan berlian tersebut adalah palsu.
 Mampu Merefleksikan Cahaya
Berlian yang asli dapat merefleksikan cahaya di setiap sisinya,
sehingga membuatnya terlihat berkilau. Sedangkan berlian palsu
biasanya hanya terlihat berkilau di bagian atasnya saja.
 Tidak Bisa Dipanaskan
Jika Anda memanaskan berlian Anda dan kemudian berlian tersebut
terasa panas, maka berlian tersebut adalah berlian palsu. Sama halnya
dengan kabut, berlian asli juga dapat menghilangkan panas dengan
cepat, sehingga Anda tidak akan merasa panas atau hangat pada
berlian Anda.
 Tidak Mudah Tergores
Berlian asli tidak akan mudah tergores. Jika berlian Anda memiliki
banyak goresan, maka berlian tersebut adalah berlian palsu.
 Berlian Palsu Mengapung Di Air
Untuk mengecoh pembeli, terkadang penjual berlian menggabungkan
berlian asli dan palsu di bagian bawah. Untuk mengetes keaslian
berlian Anda, cobalah mencelupkannya ke air. Jika berlian tersebut
mengapung, maka berlian tersebut palsu atau telah disatukan dengan
berlian palsu.
B. Proses Pembentukan Intan
Intan termasuk dalam kelompok bahan galian yang terbentuk secara alami
di kedalaman tertentu dari permukaan bumi, termasuk dalam kelompok mineral
Carbon sebagai mineral utama penyusun intan (diamond).
Mineral Carbon terdapat di alam dengan 3 bentuk dasar, yaitu sebagai :
1. Diamond(Intan)- Sangat Keras, dengan kristal (berwarna) jernih
2. Graphite– Lunak, berwarna hitam, tersusun dari (unsur) carbon murni,
struktur molekulernya tidak padat sekuat diamond(intan), hal
tersebutlah yang menjadikan graphite lebih lunak dibandingkan
diamond.
3. Fullerite, merupakan mineral yang terbuat dari molekul yang berbentuk
bulat sempurna yang tersusun dari 60 atom Carbon
Intan terbentuk pada kedalaman 100 mil (161 Km) di bawah permukaan
bumi, pada batuan yang cair pada bagian mantel bumi yang memiliki
temperature dan tekanan tertentu yang memungkinkan untuk merubah
(mineral) carbon menjadi Intan.
Kebanyakan intan yang kita temukan sekarang merupakan hasil
pembentukan proses jutaan-milyar tahun yang lalu, erupsi magma yang sangat
kuat membawa intan-intan tersebut ke permukaan, membentuk pipa kimberlite,
penamaan kimberlite berasal dari penemuan pertama pipa tempat intan berada
tersebut di daerah Kimberley, Afrika Selatan.
Intan juga dapat ditemukan di dasar sungai sebagai endapan yang kita sebut
sebagai endapan intan alluvial, pada dasarnya intan type alluvial juga berasal
dari pipa Kimberlite purba yang kemudian mengalami proses geologi lanjutan
berupa pengangkutan oleh air atau glacier yang berlangsung pada jutaan-milyar
tahun yang lalu, sehingga intan-intan yang berasal dari pipa kimberlite tersebut
terbawa bermil-mil jauhnya dari tempat asalnya dan kemudian terendapkan di
dasar sungai.
Intan ditemukan di alam dalam bentuk batu yang masih kasar, sehingga
harus melalui beberapa proses terlebih dahulu agar tercipta sebagai perhiasan
yang berkilau untuk kemudian menjadi barang yang komersil.
Ada 4 teori tentang genesa intan yaitu:
Intan pada Batuan
1. Erupsi Dalam (Deep Source Eruption)
Mayoritas, intan yang bersifat komersial alias dijual di pasar berasal
dari erupsi gunung api yang mentransfer intan dari bawah hingga ke
atas permukaan bumi. Lapisan keterdapatan intan di dalam mantel
bumi dinamakan Diamond Stability Zone. Deposit ini mengalir hingga
ke atas permukaan kerak bumi dengan cepat saat erupsi berlangsung.
Batuan yang mengandung intan dinamakan xenolith.
2. Zona Subduksi (Subduction Zone Diamonds)
Zona subduksi merupakan batas pertemuan antara lempeng samudera
dengan lempeng benua. Lempeng samudera masuk ke dalam lempeng
benua dan saat tekanan dan sushu meningkat, batuan di dalamnya
membentuk deposit intan. Jenis intan komersil jarang ditemukan dalam
mekanisme ini. Deposit intan pada zona subduksi ini sangat kecil dan
tidak cocok untuk diolah menjadi perhiasan komersil.
3. Tumbukan Asteroid (Asteroid Impact Diamonds)
Intan banyak ditemukan di kawah-kawah meteorit. Bumi sejak jaman
dulu sudah dihantam meteor bejuta-juta kali. Tekanan dan panas yang
ditimbulkan dari hantaman ini menghasilkan intan. Mineral intan tipe
ini kurang bagus untuk diperjualbelikan di pasar komersil.
4. Deposit Ruang Angkasa (Diamond Formed in Space)
Intan juga banyak ditemukan pada meteorit. Para ahli berpendapat intan
itu terbentuk di luar angkasa akibat tabraka antar asteroid atau kejadian
lainnya. Intan jenis ini sangat kecil dan tidak cocok dikomersilkan.
C. Wilayah Persebaran Intan
Persebaran intan di Indonesia terdapat di Martapura (Kalimantan Selatan),
Murung Raya (Kalimantan Tengah), Banjar Baru (Kalimantan Selatan).
Berikut peta persebaran barang tambang di Indonesia:

Gambar Wilayah Persebaran Intan di Indonesia


Martapura adalah sebuah kota penghasil intan terbesar di Indonesia bahkan
di Dunia. Di wilayah Martapura dan sekitarnya terdapat banyak penambangan
intan dengan jumlah produksi mencapai 25.039 ton per tahun. Selain itu intan
di wilayah Martapura memiliki kualitas yang baik sehingga menjadi tempat
berburu intan bagi kalangan artis, kaum sosialita dan orang –orang yang
berduit.
D. Tahapan Penambangan Intan
1. Eksplorasi
Setelah diperoleh kepastian bahwa suatu lokasi mengandung
barang tambang, langkah selanjutnya adalah melakukan penyelidikan
atau eksplorasi. Kegiatan eksplorasi dilakukan untuk mendapatkan
informasi berupa:
• Sarana dan prasarana transportasi yang dibutuhkan,
• Biaya yang diperlukan,
• Kedalaman cebakan dari perut bumi, dan
• Jumlah material yang dapat ditambang
2. Eksploitasi
Eksploitasi merupakan usaha penambangan dengan maksud untuk
menghasilkan bahan galian dan memanfaatkannya.

Gambar Pendulangan Intan


3. Ekstraksi
Didalam undang-undang pertambangan no 37 tahun 1960 dan
undang-undang pokok no 11 tahun 1967 pasal 3, Bahan galian di
Indonesia dibagi menjadi 3 golonngan yaitu, bahan galian golongan A
(bahan galian strategis), bahan galian golongan B (bahan galian vital),
dan bahan galian golongan C (tidak termasuk strategis dan tidak vital).
Intan termasuk dalam bahan galian golongan B yaitu, Bahan galian
golongan B (bahan galian vital) adalah bahan galian yang mempunyai
peranan penting untuk kelangsungan kegiatan perekonomian Negara
dan dikuasai oleh Negara dengan menyertakan rakyat, misalnya emas,
perak, intan, timah hitam, belerang, air raksa dan lain-lain. Bahan galian
ini dapat dikuasai oleh badan usaha milik Negara ataupun bersama-sama
dengan rakyat.
Intan terutama ditambang dari pipa-pipa vulkanis, tempat
kandungan intan yang berasal dari bahan-bahan yang dikeluarkan dari
dalam Bumi karena tekanan dan temperaturnya sesuai untuk
pembentukan intan. di Indonesia intan telah lama ditambang di kawasan
Martapura, Kalimantan Selatan.
Intan terdapat dari dalam perut bumi yang digali baik secara manual
maupun dengan mekanisasi. Sekarang kebanyakan para penambang
intan sudah menggunakan mekanisasi, yaitu dengan mesin penyedot
untuk menyedot tanah yang sudah digali.
Tanah yang disedot bersama air, dipilah melalui tapisan. Dengan
keterampilannya, si penambang bisa membedakan batu biasa, pasir, atau
intan. Intan yang baru didapat ini disebut “galuh” di daerah Martapura.
Galuh ini masih merupakan intan mentah. Untuk menjadikannya siap
pakai, intan harus digosok terlebih dahulu. Penggosokan intan yang ada
di masyarakat sebagian besar masih dengan alat tradisional.
Pengolahan Intan:
1. Proses Marking merupakan proses pengambilan gambar 3 dimensi
dari bahan intan mentah (rough diamond), lalu dibuat pola untuk
menentukan berlian yang akan dibentuk.
Proses ini berguna untuk mengurangi banyaknya bahan yang
terbuang.
2. Proses 4P dan Sawing. Setelah Setelah melalui proses marking
menggunakan komputer, intan mentah akan dipotong sesuai pola.
Proses ini menggunakan mesin laser untuk menghasilkan potongan
berlian yang simetris.
Lalu masuk ke pembentukan bagian permukaan (table), bagian
mahkota (crow), bagian pinggang (girgle), dan bagian bawah berlian
(bottom).

3. Automatic Blocking. Mesin ini dipakai untuk membuat facet


(permukaan yang tergosok rata) di bagian atas dan bawah setelah
proses 4P.
4. Proses Polish. Proses finishing yang dikerjakan secara manual untuk
membuat bott facet dan crown facet agar kilauan berlian lebih bagus
dan indah.
Proses ini memerlukan ketelitian dari tenaga ahli yang sudah
berpengalaman.

5. Proses Bruting
Proses untuk memoles dan menghaluskan girdle (pinggang diamond)
yakni menggunakan sistem komputer.
Proses ini merupakan bagian terakhir sebelum menghasilkan
perhiasan berlian.
6. Proses Micro Setting
Proses ini merupakan pemasangan berlian ke dalam perhiasan seperti
cincin, kalung, dan gelang. Butuh tenaga terampil yang
berpengalaman sehingga perhiasan berlian yang dipasang menjadi
bernilai. Setelah keenam proses tersebut selesai, barulah
berlian tersebut siap untuk dipasarkan di galeri berlian.
Gambar Ukuran Karat (Ct Size)

Gambar Harga Jual Intan Mentah Per Karat


Batu berlian mentah dapat dijual dengan harga sekitar 60.000 dollar AS (1
dollar AS @ Rp.14.556,25 ) atau setara Rp 873.375.000 per karat.
E. Batuan yang Mengandung Intan
Kimberlit adalah sejenis batu vulkanik potasik (mengandung kalium) yang
dikenal baik karena potensinya mengandung intan. Nama batu ini diilhami oleh
nama kota kecil Kimberley di Afrika Selatan, di mana penemuan intan 83,5
karat pada tahun 1871 telah memicu perlombaan memburu intan, yang
sebenarnya juga menciptakan Lubang Besar.
Kimberlit hadir di dalam kerak bumi dengan struktur vertikal yang disebut
sebagai pipa kimberlit. Pipa kimberlit adalah sumber terpenting intan yang
ditambang saat ini. Kesepakatan mengenai kimberlit adalah bahwa kimberlit
terbentuk di dalam mantel. Pembentukan terjadi pada kedalaman 150-450
kilometer, dari komposisi mantel eksotik yang diperkaya, dan diletuskan secara
sering dan merusak, seringkali beserta karbondioksida dan senyawa yang
mudah menguap lainnya. Adalah pelelehan dan penyusunan pada kedalaman
ini yang membuat kimberlit cenderung mengandung intan ksenolit.

Kimberlit telah menarik perhatian yang lebih besar daripada volume


relatifnya. Ini terutama disebabkan oleh sifatnya sebagai pembawa intan dan
ksenolit batu delima peridotit dari mantel ke permukaan Bumi. Turunannya
yang mungkin dari kedalaman adalah lebih besar daripada jenis batuan beku
lainnya, dan komposisi magma ekstrem yang ia cerminkan dari rendahnya
kadar silika dan tingginya unsur kelumit yang tak-kompatibel, membuat
pemahaman akan petrogenesis kimberlit menjadi penting. Dalam hal ini, kajian
kimberlit berpotensi menyediakan informasi tentang komposisi mantel dalam
dan tentang proses pelelehan yang terjadi di atau di dekat antarmuka antara
litosfer benua kratonik dan mantel astenosfer di dekatnya yang berkonveksi.
Kimberlit hadir sebagai intrusi vertikal yang menyerupai wortel, yang
disebut 'pipa'. Bentuk wortel klasik ini terbentuk karena proses intrusif
kompleks dari magma kimberlitik yang mewariskan proporsi CO2 dan H2O
yang sama besarnya dalam sistem ini, yang menghasilkan tahapan pendidihan
yang meledak-ledak yang menyebabkan kobaran api vertikal besar-besaran
(Bergman, 1987). Penggolongan kimberlit didasarkan pada pengenalan fasies
batu yang berbeda-beda. Fasies yang berbeda-beda ini berhubungan erat
dengan gaya aktivitas magmatik khusus, yaitu kawah, diatrema, dan batuan
hipabisal (Clement dan Skinner 1985; dan Clement, 1982).
Warna batuan : Abu kehijauan
Granularitas : Fanerik
Genesa batuan : Intrusif
Komposisi mineral : Kuarsa, Plagioklas
Jenis batuan : Asam
F. Manfaat Intan
1. Intan sebagai perhiasan, kalung, gelang, cincin, mata batu cincin, liontin
pada kalung, hiasan pada gelang, hiasan anting, hiasan pada aksesoris
lainnya, seperti kacamata, ikat pinggang dan tas tangan.
2. Intan sebagai salah satu benda koleksi. Sama seperti jenis benda koleksi
lainnya, biasanya orang-orang mengkoleksi berlian dan intan karena
memang suka dengan bentuk dan kemewahan dari intan itu sendiri.
Biasanya mereka yang mengoleksi intan dan berlian tidak hanya
menyimpannya dalam bentuk perhiasan, namun juga menyimpannya dalm
bentuk berlian utuh, yang belum dipasangkan pada jenis perhiasan.
3. Intan Sebagai Investasi. Untuk memperoleh berlian membutuhkan uang
yang tidak sedikit. Begitu pula untuk menjualnya. Beberapa orang senang
memanfaatkan berlian sebagai sumber investasi mereka. sama seperti
semas, berlian atau intan juga memiliki sertifikat khusus, sehingga intan
dapat menjadi salah satu jenis investasi yang menguntungkan. Selain itu
dengan harga pasar yang stabil, intan juga dapat menjadi alternative bagi
anda dalam melakukan investasi.
4. Intan Sebagai bahan industri. 80% dari intan yang diperoleh akan
dihancurkan menjadi bubuk, dan dilempar ke industry, dan sisanya barulah
dibuat menjadi jenis perhiasan. Bidang industri yang menggunakan bahan
baku intan pun beragam, biasanya intan dibuat menjadi bubuk intan untuk
kemudian menjadi bahan campuran dalam pembuatan berbagai macam
barang.
Perbedaan Intan, Berlian, Permata, dan Batu Mulia
Masih banyak orang yang bingung dengan penggunaan istilah dalam dunia
"gemstone". istilah-istilah tersebut sangat banyak yang keluar dari fakta
ilmiah. Sebagai seorang geologist, diharapkan kita mampu memahami
penggunaan istilah tersebut dan berusaha memberi pemahaman ke
masyarakat mengenai penggunaan istilah tersebut. Dibawah ini disajikan
sejumlah rangkuman fakta ilmiah yang bisa menjawab perbedaan antara
intan, batu mulia, permata, berlian, batu hias dan sebagainya :
• Intan adalah mineral, bukan batuan.
• Tidak benar intan terbentuk dari batubara.
• Berlian adalah intan yang sudah diproses.
• Batu Mulia adalah semua jenis mineral dan batuan yang mempunyai
sifat fisik, kimia dan keterdapatan yang langka menjadikannya bernilai
ekonomis.
• Batu mulia terdiri atas 3 jenis yaitu ; batu permata (precious stones),
batu setengah permata (semi-precious stones), dan batu hias
(ornamental stones).
G. Analisis Perencanaan Investasi Intan
1. Biaya Investasi
Alat persiapan penambangan : Rp. 100 Juta
Alat Pengolahan : Rp. 250 Juta
Peralatan lain : Rp. 50 Juta
Total : Rp. 400 Juta
2. Biaya
Hari Kerja 25 hari/bulan
Gaji Karyawan : Rp. 2,5 juta/bulan x 20 orang = Rp. 50 Juta
Pangan : Rp. 300 ribu/hari x 25 hari = Rp. 7,5 Juta
Perawatan : Rp. 10 Juta
Bahan bakar : Rp. 1 juta/hari x 25 hari = Rp. 25 Juta
Depresiasi : 20%
3. Pendapatan
Perolehan : 2,2 ct/bulan
Harga Jual : 2,2 ct x Rp.875 Juta = Rp. 1.925 Juta =
Pendapatan : Rp. 1.925 Juta = Rp. 1,925 M
400 𝑗𝑢𝑡𝑎
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = × 20% = 6,7 𝐽𝑢𝑡𝑎
12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Total Biaya : Rp. 500 Juta
Gross Margin : Rp. 1.925 juta – Rp. 500 juta = Rp. 1.425 Juta
Investasi Rp. 1.000 Juta
Annual Benefit (AB) pada tahun ke 2 Rp. 1.925 Juta
Gradien AB Rp. 10 Juta
Annual Cost (AC) pada tahun 1 Rp. 500 Juta
Gradien AC Rp. 5 Juta
Sisa Rp. 1.425 Juta
OH tahun ke-4 Rp. 10 Juta
LS tahun ke-6 Rp. 50 Juta
Umur Tambang (n) 8 Tahun
Suku Bunga (i) 12%

𝑁𝑃𝑉 = 𝐴𝐵(𝑃⁄𝐴 , 𝑖, 𝑛) + 𝐺(𝑃⁄𝐺 , 𝑖, 𝑛) + 𝑆(𝑃⁄𝐹 , 𝑖, 𝑛) + 𝐿𝑆(𝑃⁄𝐹 , 𝑖, 𝑛)


− 𝐴𝐶(𝑃⁄𝐴 , 𝑖, 𝑛) − 𝐺(𝑃⁄𝐺 , 𝑖, 𝑛) − 𝑂𝐻(𝑃⁄𝐹 , 𝑖, 𝑛) − 𝐼
𝑁𝑃𝑉 = 1.925(𝑃⁄𝐴 , 𝑖, 7) + 10(𝑃⁄𝐺 , 𝑖, 6) + 1.425(𝑃⁄𝐹 , 𝑖, 8) + 50(𝑃⁄𝐹 , 𝑖, 6)
− 500(𝑃⁄𝐴 , 𝑖, 8) − 5(𝑃⁄𝐺 , 𝑖, 7) − 10(𝑃⁄𝐹 , 𝑖, 4) − 1.000
𝑁𝑃𝑉 = 1.925(4,5638) + 10(8,9302) + 1.425(0,4039) + 50(0,5066)
− 500(4,9676) − 5(11,6443) − 10(0,6355) − 1.000
𝑁𝑃𝑉 = 5.927,125
NPV >1 maka investasi atau proyek dinilai layak karena berpotensi menghasilkan
keuntungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Intan adalah mineral yang berharga yang sangat menguntungkan
2. Proses-proses penambangan intan yaitu proses eksplorasi, eksploitasi,
ekstraksi, dan pemasaran.
3. Harga jual intan sangat tinggi dan tergantung dari naiknya harga dollar AS
per karatnya.
4. Menghitung layaknya suatu proyek atau tambang yang akan direncanakan
menggunakan perhitungan investasi NPV.
5. Dengan investasi sebesar Rp.1.000 juta, pendapatan yang diperoleh
Rp.1.925 juta pada tahun ke-2 di tambah naiknya pendapatan sebesar 10
juta/tahun, kemudian biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.500 juta pada
tahun pertama ditambah naiknya biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.5
juta/tahun. Selain itu, adanya biaya perawatan alat pada tahun ke-4 sebesar
Rp.10 juta, dan alat yang disewakan sebesar Rp.50 juta pada tahun ke-6.
Dan diperoleh sisa pada umur akhir tambang sebesar Rp.1.425 juta.
Dari data tersebut diperoleh nilai NPV > 1, yang artinya layak direncanakan
suatu proyek atau penambangan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai