DISUSUN OLEH :
JOSEPHINE 1711017
U N I V E R S IT A S I N T E R N A T IO N A L B A T A M
2019
STUDI KELAYAKAN INVESTASI DI BIDANG PROPERTI
Josephine
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Internasional Batam, Jl. Gajah Mada, Baloi Sei Ladi, Batam – 29442, Indonesia
Email: Josephine.shl.pang@gmail.com
ABSTRAK
Dalam jangka beberapa tahun terakhir, perkembangan Indonesia di bidang properti
semakin terlihat. Hal ini disebabkan oleh adanya minat investor dalam maupun luar
negeri untuk berinvestasi di bidang properti. Namun dalam melakukan investasi
terhadap suatu properti perlu dilaksanakan studi kelayakan untuk menganalisa
apakah properti tersebut layak diinvestasikan. Suatu investasi dinyatakan layak
apabila NPV > 0, IRR > discount rate, B/C Ratio > 1, dan payback period yang
tidak terlalu lama atau tidak melebihi waktu yang ditentukan.
Kata kunci: Studi Kelayakan, Investasi, Properti
ABSTRACT
In the past few years, significant growth in Indonesia properties can be seen. This
is a result from an increase of investors, local and even foreign, to invest in
properties. Before investing your capital on a property, a feasibility study should be
held to analyse whether the property of your choice is worth investing. An
investment is feasible when the study shows that NPV > 0, IRR > discount rate,
B/C Ratio > 1, and a payback period that doesn’t require a long time or doesn’t
surpass the time specified.
Keywords: Feasibility study, Investment, Property
1. PENDAHULUAN
Dalam jangka beberapa tahun terakhir, tren untuk mengembangkan bisnis
di bidang properti semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh adanya minat
yang cukup tinggi terhadap properti di Indonesia, baik kalangan investor dalam
negeri maupun kalangan investor dari luar negeri seperti Jepang, Cina,
Singapura, dan Hongkong, khususnya di sektor residensial, perkantoran, dan
pergudangan. Kondisi industi properti di Indonesia saat ini dinilai akan
semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan masifnya pembangunan
infrastruktur yang selama ini menjadi tulang punggung pergerakan industri
properti.
Dalam melakukan investasi perlu diperhatikan beberapa faktor yang
mempengaruhi suatu investasi. Oleh karena itu, dalam karya ilmiah ini penulis
akan membahas tentang kelayakan investasi properti berdasarkan faktor-faktor
yang mempengaruhi suatu investasi.
1
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 INVESTASI PROPERTI
Investasi adalah suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa yang akan datang. Menginvestasikan sejumlah dana pada
real asset (tanah, emas, mesin, atau bangunan) maupun financial asset
(deposito, saham) merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan
(Tandeilin, 2010:2). Sedangkan menurut Nanga (2005) investasi dapat
didefinisikan sebagai tambahan bersih terhadap stok kapital yang ada (net
addition to existing capital stock). Istilah lain dari investasi adalah pemupukan
modal (capital formation) atau akumulasi modal (capital accumulation).
Menurut Rafitas (2005), property is something that is owned, yaitu properti
merupakan sesuatu yang dapat dijadikan objek kepemilikan, dalam hal ini
berupa tanah dan bangunan sehingga investasi property termasuk dalam
investasi real asset.
Studi kelayakan untuk suatu investasi terdiri atas berbagai elemen dan aspek,
diantara lain yaitu:
1. Latar belakang dan tujuan dibentuknya suatu proyek,
2. Produk atau jasa yang disediakan,
3. Ramalan penjualan, berdasarkan analisis pasar secara detail,
4. Strategi pemasaran,
5. Penjelasan mendetail mengenai operasional, manajemen, personnel, dan
organisasi,
2
6. Jadwal pengimplementasian proyek,
7. Rencana investasi,
8. Proyeksi neraca beserta laba rugi,
9. Struktur finansial yang direncanakan,
10. Evaluasi finansial berdasarkan profitabilitas dan rasio.
𝑏1 + 𝑐1 𝑏2 + 𝑐2 𝑏 + 𝑐𝑛
NPV = −𝐾𝑡 + + 2
+⋯+
(1 + 𝑟) (1 + 𝑟) (1 + 𝑟)𝑛
𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡
B/C Ratio = 𝑐𝑜𝑠𝑡
3
3. PEMBAHASAN
Sebelum melakukan investasi, perlu dilakukan studi kelayakan terhadap obyek
yang akan diinvestasikan. Studi tersebut meliputi cash flow dan analisa
keempat metode, yaitu NPV, IRR, B/C ratio analysis, dan payback period.
Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai kelayakan suatu investasi,
dapat dicermati contoh studi kelayakan terhadap perusahaan A berdasarkan
data-data berikut ini.
Cash In Flow
Dari hasil perhitungan, didapatkan hasil penjualan rumah (penerimaan) sebagai
berikut:
Deskripsi Jumlah
Sales Residence Rp 130,986,540,000.00
Sales Land Rp -
Rental Land Rp -
Other Income Rp -
Total pendapatan / Cash In Rp 130,986,540,000.00
Deskripsi Jumlah
Total biaya konstruksi rumah Rp 49,563,000,000.00
Total biaya konstruksi bangunan prasarana Rp 13,236,860,000.00
Total biaya konstruksi fasilitas Rp 7,214,843,000.00
Total biaya Marketing Expenses Rp 6,903,401,000.00
Total biaya Overhead Costs Rp 3,658,600,000.00
Total biaya Permits Rp 1,250,000,000.00
Total biaya Design Fee Rp 1,950,000,000.00
Total biaya Bank Interests (20% untuk 36 bulan) Rp 5,250,000,000.00
Total biaya Asuransi Rp 150,000,000.00
Total biaya Equipment Rp 1,060,430,000.00
Total biaya lain-lain Rp 701,382,000.00
Total biaya / Cash Out Rp 90,938,516,000.00
Projected Cash Flow adalah aliran kas yang diharapkan baik masuk
maupun kas keluar menunjukkan positif supaya proyek layak
dilaksanakan. Project cash flow menunjukkan profit sebesar Rp.
40,048,024,000.00 yang artinya proyek itu layak dilaksanakan.
4
perhitungan, dapat dilakukan investasi karena proyek tersebut
menunjukkan adanya profit.
16,874,084,000
𝐼𝑅𝑅 = x (70 − 20)% + 20% = 69.82%
16,874,084,000 + 60,404,000
Suatu investasi dinyatakan layak jika nilai IRR yang dihasilkan lebih
besar dari tingkat bunga yang diterapkan karena menjanjikan profit
yang lebih besar dibandingkan dengan menabung di bank. Berdasarkan
hasil perhitungan dengan mengasumsikan nilai NPV2 dan i2, didapat
hasil IRR adalah 69.82% > 20%, yang artinya proyek layak untuk
diinvestasikan.
4. KESIMPULAN
Sebelum melakukan investasi, perlu dilakukan studi kelayakan terhadap obyek
yang akan diinvestasikan agar dapat memastikan perolehan keuntungan
semaksimal mungkin dan yang paling penting adalah memastikan tidak terjadi
kerugian. Dalam studi kelayakan terdapat empat syarat utama yang perlu
dipenuhi untuk mengetahui layak tidaknya suatu investasi, yaitu:
NPV > 0, yang berarti manfaat yang diterima melebihi biaya yang
dikeluarkan
IRR > i, yang berarti persentase keuntungan yang diperoleh melebihi
keuntungan yang diperoleh dari bunga bank
B/C Ratio > 1, yaitu perbandingan manfaat yang diterima dengan
pengeluaran. Jika B/C ratio >1 maka berarti manfaat yang diperoleh
melebihi pengeluaran sehingga menunjukkan adanya profit.
Payback Period, adalah seberapa cepatnya pengembalian modal
investasi. Suatu investasi dinyatakan layak apabila nilai PBP lebih
cepat atau singkat dari yang diisyaratkan.
5
5. REFERENSI