Anda di halaman 1dari 127

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN INDUSTRI

Pekerjaan:
TAMBANG TERBUKA JOBSITE PT. ANSAR TERANG CRUSHINDO
Topik Bahasan:
“Optimalisasi Produksi Batuan Andesit dengan Alat Gali Muat Excavator
Komatsu PC300-8 dan Alat Angkut Dumptruck Mitsubishi FUSO 250-PS pada
Tambang Batuan Andesit Site 1 PT. Ansar Terang Crushindo”

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Dalam Menyelesaikan Program Studi D-3 Teknik Pertambangan

Oleh:
BETRO PEMILIO
2017/17080015

Konsentrasi : Pertambangan Umum


Program Studi : D-3 Teknik Pertambangan
Jurusan : Teknik Pertambangan

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN INDUSTRI

Laporan Ini Disampaikan Untuk Memahami Sebagian Dari


Persyaratan Penyelesaian Kegiatan Praktek Lapangan Industri
Fakultas Teknik UNP
Semester januari-juni 2020

Oleh:

Nama : BETRO PEMILIO

BP/NIM : 2017/17080015

Konsentrasi : Tambang Umum

Program Studi : D-3 Teknik Pertambangan

Diperiksa dan Disahkan Oleh:

Site Manager Pembimbing Lapangan

Ade Wenas Lusi Delfiska

ii
LEMBARAN PENGESAHAN KEGIATAN PRAKTEK
LAPANGAN INDUSTRI

Laporan Ini Disampaikan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan


Penyelesaian Kegiatan Praktek Lapangan Industri
Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik UNP Padang
Semester Januari Juni 2020

Diperiksa dan Disahkan Oleh:


Dosen Pembimbing:

(Heri Prabowo, ST.,MT)


NIP. 19781014 200312 1 002

a.n Dekan FT – UNP


Kepala Unit Hubungan Industri:

(Ali Basrah Pulungan, S.T.,M.T.)


NIP. 19741212 200312 1 002

iii
BIODATA

I. Data Diri

Nama Lengkap : Betro Pemilio

No. Buku Pokok : 17080025

Tempat/ Tanggal Lahir : Muaro Paiti, 07 Juni 1999

Jenis Kelamin : Laki - laki

Nama Bapak : Basir

Nama Ibuk : Etrimayuza

Jumlah Bersaudara : 3 (Tiga)

Alamat : Jorong Kototinggi Muaro Paiti, Kabupaten

Lima Puluh Kota

Alamat e-mail/ telp : betropemilio23@gmail.com/ 082283615821

II. Data Pendidikan

Sekolah Dasar : SDN 02 Muaro Paiti

Sekolah Menengah Pertama : SMPN 1 Kecamatan Kapur IX

Sekolah Menengah Atas : SMAN 1 Kecamatan Kapur IX

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Padang

III.Praktek Laporan Industri

Tempat PLI : CV. Triarga Nusa Tama

Tanggal PLI : 15 Januari 2020 sd 25 Februari 2020

iv
Topik PLI : “Optimalisasi Produksi Batu Andesit dengan

Alat Gali Muat Excavator Komatsu PC-300 dan

Alat Angkut Dumptruck Mitsubishi FUSO 250

PS pada Tambang Batuan Andesit site 1 PT.

Ansar Terang Crushindo”

Padang, Februari 2020

(Betro Pemilio)
2017/17080015

v
RINGKASAN

PT. Ansar Terang Crushindo merupakan perusahaan yang bergerak dibidang

pertambangan dan stone crusher. PT. Ansar Terang Crushindo melakukan kegiatan

eksplorasi dan penambangan batu andesit seluas 20 Ha di Jorong Pauh Anok, Nagari

Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limah Puluh Kota, Provinsi

Sumatera Barat. Metode penambangan yang diterapkan PT. Ansar Terang Crushindo

yaitu tambang terbuka (open pit).

Pada tambang terbuka PT. Ansar Terang Crushindo, melakukan beberapa

kegiatan penambangan mulai dari pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk,

pengupasan overburden, penimbunan overburden, pemboran, peledakan, pemuatan,

pengangkutan, penumpahan, peremukan dan pemasaran. Selama penulis melakukan

PLI hamper dari semua kegiatan penulis mengikutinya. Namun dari beberapa kegiatan

diatas penulis lebih menfokuskan pada kegiatan pemindahan material andesit. Kegiatan

pemindahan material andesit merupakan yang sangat menentukan produksi suatu

tambang, oleh sebab itu penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang

produktivitas dan optimalisasi antara alat gali muat dan alat angkut. Pada kegiatan

pemindahan material andesit PT. Ansar Terang Crushindo menggunakan excavator

Komatsu PC 300 sebagai alat gali muat dan dump truck Mitsubishi Fuso 250 PS sebagai

alat angkut.

Kata kunci: Dump Truck Mitsubishi Fuso 250 PS, Excavator Komatsu PC 300,

Optomalisasi, Produktivitas.

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur diucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas rahmat dan karunia-Nya laporan Kerja Praktek yang berjudul “Optimalisasi

Produksi Batuan Andesit dengan Alat Gali Muat Excavator PC300-8 dan Alat

Angkut Dumptruck Mitsubishi FUSO 250-PS pada Tambang Batuan Andesit Site

1 PT. Ansar Terang Crushindo” ini dapat diselesaikan dengan lancar dan tepat pada

waktunya.

Kerja Praktek ini dilakukan pada tanggal 15 Januari 2020 sd 29 Februari 2020

di Pangkalan Koto Baru, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Laporan ini dibuat

berdasarkan pengamatan lapangan, diskusi, dan study literatur yang relevan dengan

topik yang dibahas dalam Laporan Kerja Praktek.

Dalam penulisan Laporan Praktek Lapangan Industri ini, penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Laporan Kerja Praktek ini dengan sebaik mungkin.

2. Teristimewa kepada kedua Orang tua dan keluarga besar yang selalu bersemangat,

tidak pernah bosan, dan telah memberikan dukungan, dorongan serta d’oa yang

ikhlas kepada penulis untuk meyelesaikan Laporan Pengalaman Lapangan Industri.

3. Ibuk Hj. Fadhillah, S.Pd., M.Si. selaku ketua Jurusan Teknik Pertambangan

Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

4. Ibuk Yoszi Mingsi Anaperta, S.T.,M.T. selaku Ketua Program Studi D-3 Teknik

Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

vii
5. Bapak Ali Basrah Pulungan, S.T.,M.T. selaku Ketua Unit Hubungan Industri

Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

6. Bapak Heri Prabowo, ST.,MT selaku dosen pembimbing Jurusan Teknik

Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

7. Bapak Drs. Murad MS,MT, selaku dosen penasehat Akademis Jurusan Teknik

Pertambanagn Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

8. Seluruh dosen (staf pengajar) dan karyawan Jurusan Teknik Pertambangan

Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

9. Bapak suryadi selaku General manager dan Kepala Teknik Tambang CV. Triarga

Nusa Tama.

10. Bapak Ade Wenas selaku Site Manager CV. Triarga Nusa Tama site PT. Ansar

Terang Crushindo.

11. Ibuk Lusi Delfiska selaku pembimbing di site PT. Ansar Terang Crushindo.

12. Bapak M. Thirde Rizki F yang telah mambantu dari awal kegiatan PLI sampai

berakhir.

13. Seluruh staf/ karyawan di seluruh Departemen CV. Triarga Nusa Tama.

14. Kepada seluruh teman-teman mahasiswa Teknik Pertambangan Universitas Negeri

Padang khususnya Arbika dan Elsa Pilka Saputri yang selalu memberikan bantuan

dan dukungan.

15. Semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan laporan ini yang namanya tidak

dapat disebutkan satu persatu.

viii
Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat dan Karunianya kepada semua pihak

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Pengalaman Lapangan

Industri.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini jauh dari sempurna, baik

dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga Laporan Pengalaman

Industri ini bermanfaat terutama untuk penulis sendiri, perusahaan dan bagi yang

membaca.

Pangkalan, Februari 2020

Betro Pemilio
2017/17080015

ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

LEMBARAN PENGESAHAN PLI PERUSAHAAN ...................................... ii

LEMBARAN PENGESAHAN PLI JURUSAN ............................................... iii

BIODATA ......................................................................................................... iv

RINGKASAN .................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek Lapangan Industri......................................... 1

B. Deskripsi Perusahaan ......................................................................... 5

C. Deskripsi Kegiatan Praktek Lapangan Industri................................... 23

D. Perencanaan Kegiatan Praktek Lapangan Industri .............................. 29

E. Pelaksanaan Kegiatan Praktek Lapangan Industri .............................. 29

F. Hambatan dan Penyelesaian............................................................... 47

G. Temuan Menarik ............................................................................... 48

BAB II. TOPIK PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Pemilihan Topik ........................................................ 51

x
B. Kajian Teoritis ................................................................................... 52

C. Proses Pelaksanaan kegiatan atau Produksi ........................................ 79

D. Pembahasan dan Analisis data ........................................................... 81

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 89

B. Saran ................................................................................................. 90

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 91

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Izin Usaha Pertambangan CV. Triarga Nusa Tama ........................................ 8

2. Koordinat IUP PT. Ansar Terang Crushindo ................................................. 9

3. Rencana Kegiatan PLI di CV. TNT Site satu PT. ATC .................................. 29

4. Fragmentasi peledakan .................................................................................. 36

5. Factor Bucket................................................................................................ 67

6. Jam Kesediaan Alat ....................................................................................... 81

7. Efisiensi Kerja Alat ....................................................................................... 83

8. Produktivitas Alat ......................................................................................... 86

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Crusher PT. Ansar Terang Crushindo ........................................................... 14

2. Disposal Area ............................................................................................... 15

3. Excavator Komatsu PC 200-8 ....................................................................... 16

4. Excavator Komatsu PC 300-8 ....................................................................... 16

5. Dump Truck Mitsubishi Fuso 250 PS ............................................................ 17

6. Fuklawa Rock Drill PCR 200 ........................................................................ 18

7. Fuel Tank ...................................................................................................... 19

8. Mobil Operasional......................................................................................... 19

9. Water Pump .................................................................................................. 20

10. Water Pump .................................................................................................. 20

11. Kantin PT. Ansar Terang Crushindo .............................................................. 21

12. Bengkel PT. Ansar Terang Crushindo ........................................................... 21

13. Gudang Detonator......................................................................................... 22

14. Gudang ANFO .............................................................................................. 22

15. Gudang Dynamite ......................................................................................... 23

16. Aktivitas Pemboran ....................................................................................... 25

17. Lubang Hasil Pemboran ................................................................................ 25

18. Peledakan ...................................................................................................... 26

19. Loading Material........................................................................................... 27

20. Hauling ......................................................................................................... 27

xiii
21. Kegiatan Dumping Batu Andasit ................................................................... 28

22. Peremukan Material Batu Andesit ................................................................. 38

23. Clearing Area ............................................................................................... 33

24. Pembuatan Titik Pemboran ........................................................................... 34

25. Kegiatan Pemboran ....................................................................................... 34

26. Pengecekan Hole Bor yang Telah di Bor ....................................................... 35

27. Power Gell .................................................................................................... 37

28. Detonator Listrik .......................................................................................... 37

29. Ohm Meter .................................................................................................... 38

30. Blasting Machine .......................................................................................... 38

31. Ammonium Nitrat Fuel Oil ............................................................................ 39

32. Lead Wire (Kabel Induk) ............................................................................... 39

33. Plastic Linear................................................................................................ 40

34. Charging ....................................................................................................... 41

35. Stemming ...................................................................................................... 41

36. Blasting (Peledakan) ..................................................................................... 43

37. Hasil Batuan yang Terbongkar ...................................................................... 44

38. Pemuatan Material Andesit ........................................................................... 44

39. Pengangkutan Material Andesit ..................................................................... 45

40. Pengolahan Material Andesit ......................................................................... 46

41. Genangan Air di Pit Tambang ....................................................................... 48

42. Boulder ......................................................................................................... 49

xiv
43. Excavator yang Mengalami Breakdown ........................................................ 49

44. Alat Gali Muat menunggu Dump Truck ......................................................... 50

45. Top Loading.................................................................................................. 63

46. Bottom Loading............................................................................................. 63

47. Lebar Jalan Tambang .................................................................................... 70

48. Lebar Jalan Angkut Pada Tikungan ............................................................... 71

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A. Struktur Organisasi......................................................................... 92

Lampiran B. Peta Kesampaian Daerah IUP PT. Ansar Terang Crushindo ............ 93

Lampiran C. Peta Situasi PT. Ansar Terang Crushindo ....................................... 94

Lampiran D. Peta Topografi PT. Ansar Terang Crushindo .................................. 95

Lampiran E. Faktor Efisiensi Kerja dan Koreksi Bucket ...................................... 96

Lampiran F. Spesifikasi Excavator Komatsu PC 300-8 ....................................... 97

Lampiran G. Spesifikasi Dump Truck Mitsubishi Fuso 250 PS............................ 98

Lampiran H. Density dan Swell Factor ................................................................ 100

Lampiran I. Cycle Time Alat Gali Muat Excavator Komatsu PC 300-8 ............... 101

Lampiran J. Cycle Time Alat Angkut Dump Truck Mitsubishi Fuso 250 PS ........ 102

Lampiran K. Catatan Kegiatan Harian ................................................................. 103

Lampiran L. Catatan Konsultasi dengan Supervisor ............................................ 110

Lampiran M. Lembaran Penilaian ....................................................................... 111

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek Lapangan Industri

Praktek Lapangan Industri merupakan salah satu mata kuliah wajib pada

program DIII dan S1 di jurusan Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang.

Selain mata kuliah wajib, PLI menjadi ajang bagi mahasiswa Teknik Pertambangan

UNP untuk bersaing di dunia kerja terutama di industri pertambangan.

PLI memberikan dampak positif bagi mahasiswa. Melalui kegiatan praktek

lapangan, mahasiswa diharapkan mampu menerapkan teori yang telah dipelajari

selama perkuliahan dengan keadaan di lapangan. Apabila terdapat perbedaan,

maka mahasiswa harus aktif berkomunikasi serta tanya jawab mengenai

permasalahan tersebut dengan pembimbing maupun karyawan yang ada di

lapangan supaya meningkatkan wawasan, cara berkomunikasi, dan keterampilan

dari mahasiswa menjadi lebih baik.

PLI tidak hanya bermanfaat untuk mahasiswa, pihak perusahaan juga akan

mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut. Melalui PLI perusahaan dapat melihat

dan menilai sejauh mana kesiapan mahasiswa untuk memasuki dunia kerja serta

dapat menjadikan acuan kegiatan PLI ini untuk mencari tenaga kerja yang siap

bersaing di dunia kerja.

1. Tujuan Praktek Lapangan Industri

a. Meningkatkan keterampilan dan rasa percaya diri penulis dalam

menghadapi dan memasuki dunia kerja nantinya.

1
2

b. Mengaplikasikan ilmu yang telah penulis peroleh selama bangku

perkuliahan pada saat di dunia kerja.

c. Dapat menyerap ilmu pengetahuan dan keterampilan terbaru dalam dunia

industri yang tidak diperoleh dibangku kuliah.

d. Melatih disiplin dengan mematuhi peraturan yang berlaku pada perusahaan

atau industri tempat praktek.

e. Melihat, mengamati, dan mempraktekan secara langsung berbagai kegiatan

penambangan yang dilaksanakan oleh perusahaan.

f. Mampu menulis suatu laporan kegiatan Pengalaman Lapangan Industri

sebagai syarat untuk melengkapi mata kuliah Praktek Kerja Lapangan

serta mempresentasikannya di depan dosen dan mahasiswa.

2. Jenis Kegiatan Praktek Lapangan Industri

Kegiatan praktek lapangan industri dibagi ke dalam 3 bagian:

a. Kegiatan Praktek Lapangan

Kegiatan ini dilaksanakan pada perusahaan pertambangan dengan

lingkup kegiatan: mengikuti, memantau, mempelajari, dan memahami

semua aktivitas pekerjaan baik secara fisik, teknik, dan pengelolaannya.

b. Penyusunan Laporan Ilmiah Praktek Lapangan Industri (PLI)

Penyusunan dapat dimulai saat berada di lapangan dengan konsultasi

bersama supervisor serta mendapatkan arahan dari pembimbing lapangan

dan dilanjutkan bimbingan penulisannya dengan dosen pembimbing di

kampus.
3

c. Diseminasi Praktek Lapangan Industri (PLI)

Desiminasi dilaksanakan serta laporan Praktek Lapangan Industri

disetujui oleh dosen pembimbing.

3. Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Tempat pelaksanaan Kerja Praktek ditentukan dengan persyaratan

sebagai berikut:

a. Perusahaan harus memiliki badan hukum dan bergerak dalam bidang

produksi atau jasa.

b. Perusahaan atau industri dalam melaksanakan kegiatan atau operasinya

memerlukan tenaga kerja dan tenaga ahli dibidang teknik.

c. Perusahaan atau industri sedapat mungkin memiliki pusdiklat atau memiliki

tenaga ahli yang bisa memberikan bimbingan atau informasi kepada

mahasiswa selama mengadakan Kerja Praktek.

d. Memiliki kegiatan atau operasi yang dilakukan oleh perusahaan, mahasiswa

dapat memperoleh pengalaman langsung dalam meningkatkan pengetahuan

yang diperolehnya di Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

Berdasarkan syarat tempat pelaksanaan Praktek Lapangan Industri

tersebut, maka CV. Triarga Nusa Tama layak sebagai tempat melaksanakan

Praktek Lapangan Industri bagi mahasiswa, dengan mengajukan proposal

terlebih dahulu dan selanjutnya diproses oleh perusahaan.


4

4. Langkah-Langkah Pelaksanaan Praktek Lapangan Industri

Pelaksanaan Kerja Praktek harus melalui serangkaian kegiatan yang

saling menunjang, mulai dari mengusulkan proposal pelaksanaan praktek,

sampai tersusunnya sebuah laporan tentang kegiatan yang dilakukan di tempat

praktek tersebut. Adapun aktivitas-aktivitas yang dilakukan antara lain:

a. Orientasi

Orientasi yang dilakukan mahasiswa di perusahaan adalah masa

pengenalan mahasiswa praktek dengan lingkungan kerjanya yang baru,

tentang bagaimana profil tentang perusahaan, manajemen kerja serta

peraturan-peraturan yang berlaku pada PT. Ansar Terang Crushindo.

b. Praktek

Merupakan suatu kegiatan dimana mahasiswa dilibatkan langsung

dalam pelaksanaan proses kerja yang terdapat pada perusahaan yang

bersangkutan. Sehingga mahasiswa mengetahui dan memperoleh skill yang

terdapat pada perusahaan, dan mahasiswa dapat membandingkannya

dengan mengaplikasikan teori yang terdapat pada bangku kuliah dengan

yang terjadi di lapangan. Dalam hal ini pembimbing berperan peting tentang

apa-apa yang mesti dilakukan oleh mahasiswa praktek, dan bagaimana

solusi terhadap permasalahan yang ditemui.

c. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Dari serangkaian kegiatan praktek yang dilakukan dan hasil

konsultasi dan wawancara dengan pembimbing dan beberapa orang


5

karyawan maka penulis mendapatkan data-data dan permasalahan beserta

solusinya, selanjutnya data ini diolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku

seperti penggunaan referensi dan literatur lainnya yang berguna sebagai

bahan pertimbangan.

d. Penyusunan Laporan

Data-data yang terkumpul kemudian disusun dalam bentuk laporan.

Laporan ini nantinya digunakan sebagai pertanggung jawaban mahasiswa

praktek.

B. Deskripsi Perusahaan

1. Sejarah CV. Triarga Nusa Tama

CV. Triarga Nusa Tama didirikan pada tanggal 31 Januari 2017 yang

berpusat di Jln. KH. Ahmad Dahlan, Tanjung Enau, Kota Payakumbuh, dan Jln.

Gaja Mada no. 3A, Alai, Kota Padang, Sumatera Barat. Perusahaan ini

mengalami perkembangan yang pesat dalam bidang pelayanan pemboran dan

peledakan dan juga sebagai penyedia jasa kontraktor pertambangan di

Sumatera Barat. Dengan pengalaman pendiri CV. Triarga Nusa Tama pada

industri pertambangan yang cukup luas, dan didukung oleh beberapa engineer

yang memiliki keterampilan dan skill yang sangat terampil, perusahaan ini

berhasil menjalankan proyek di beberapa perusahaan pertambangan dan

memberikan kepuasan atas perusahaan tersebut.

CV. Triarga Nusa Tama telah berhasil membuat reputasi yang baik dan

mengatasi tantangan berat dalam proyek pertambangan. Karyawan adalah


6

kunci dari kesuksesan CV. Triarga Nusa Tama. Melalui mereka perusahaan

terus mengalami perkembangan yang significant.

Berikut adalah beberapa job site CV. Triarga Nusa Tama yang telah

dikerjakan beberapa tempat di Indonesia:

a. Mining services pada job site PT. Ansar Terang Crushindo.

b. Mining services pada job site PT. Aceh Mineral Prima.

c. Mining services pada job site PT. Dempo Energi.

d. Mining services pada job site PT. Nago Mandiri.

e. Drilling services pada job site CV. Tekad Jaya.

f. Drilling services pada job site PT. Pembangkit Listrik Indarung.

g. Drilling and blasting services pada job site PT. Bintang Sumatera Pasific.

2. Data Umum Perusahaan

Nama : CV. Triarga Nusa Tama

Alamat : Jln. Gajah Mada no. 3A, Alai, Kota Padang, Sumatera Barat.

Telepon : +6281364272723

Website : www.triarganusatama.com

3. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi CV. Triarga Nusa Tama

Menjadi perusahaan penyedia layanan pertambangan bertaraf

Internasional.
7

b. Misi CV. Triarga Nusa Tama

1) Memberikan pelayanan yang baik dalam bidang penambangan terutama

drilling and blasting services.

2) Mengutamakan keselamatan dalam bekerja.

3) Memberikan manfaat dalam bidang penambangan bagi generasi dan

engineer yang akan dating.

4) Menciptakan penambangan berkelanjutan untuk memberikan manfaat

dan kepuasan timbal balik bagi perusahaan.

4. Struktur Organisasi CV. Triarga Nusa Tama Site Satu PT. Ansar Terang

Crushindo

Struktur organisasi dibuat berdasarkan spesifikasi dan fungsi kinerja yang

ada sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Selama penulis melaksanakan

PLI, penulis berada pada site satu PT. Ansar Terang Crushindo yang dipimpin

oleh Site Manager. Struktur organisasi CV. Triarga Nusa Tama dapat dilihat

pada Lampiran A.

5. Jam Kerja CV. Triarga Nusa Tama

CV. Triarga Nusa Tama menerapkan 1 shift jam kerja, dimana 1 shift

kerja tersebut adalah 8 jam. Jam kerja dimulai pada jam 08.00 WIB sampai jam

17.00 WIB. Istirahat yang diberikan pada jam kerja adalah 1 jam dari jam 12.00

WIB sampai 13.00 WIB.


8

6. Izin Usaha CV. Triarga Nusa Tama

Izin usaha pertambangan CV. TNT berdasarkan Keputusan Gubernur

Sumatera Barat Nomor 544-23-2018 tentang izin usaha jasa pertambangan CV.

Triarga Nusa Tama di kota Payakumbuh Sumatera Barat yang terdiri dari jenis

dan bidang usaha yang dapat dilihat pada tabel 1:

Tabel 1: Izin usaha pertambangan CV. Triarga Nusa Tama


No. Jenis Bidang Sub bidang
- Pemetaan Topografi
- Pemetaan Geologi
- Geofisika
- Geoteknik
Konsultasi, - Pemboran Eksplorasi
1 perencanaan, dan - Perhitungan Sumber Daya
pelaksanaan Eksplorasi dan Cadangan

- Pemboran dan peledakan


- Jalan tambang
Konsultasi, Konstruksi
- Jembatan
perencanaan, dan pertambangan
2 - Gudang bahan peledak
pelaksanaan

Konsultasi, - Pengangkutan dengan truck


perencanaan, dan (dalam WIUP)
3 Pengangkutan
pelaksanaan

- Pengupasan, pemuatan,
memindahkan tanah
Konsultasi,
penutup
perencanaan, dan
4 Penambangan - Pemberaian/
pelaksanaan
pembongkaran tanah

Sumber: CV. Triarga Nusa Tama


9

7. Lokasi dan Kesampaian Daerah

Lokasi proyek penambangan CV. Triarga Nusa Tama site satu PT. Ansar

Terang Crushindo terletak di Jorong Pauh Anok Nagari Pangkalan Kecamatan

Pangkalan Koto Baru Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.

Secara detail koordinat Izin Usaha Penambangan CV. TNT site satu PT. Ansar

Terang Crushindo dapat dilihat pada table 2.

Tabel 2: Koordinat IUP PT. Ansar Terang Crushindo

Bujur Timur Lintang Selatan


No Keterangan

º ´ ´´ º ´ ´´
1 100 44 17.6 00 4 31.2
2 100 44 23.8 00 4 31.2 Total Luas
3 100 44 23.8 00 4 8.9 Area
4 100 44 1.5 00 4 9.2 25 Ha
5 100 44 1.6 00 4 32.9
Sumber: PT. Ansar Terang Crushindo

Secara detail, lokasi Izin Usaha Penambangan CV. TNT site satu PT.

Ansar Terang Crushindo dapat dilihat pada lampiran B.

Lokasi penambangan PT. Ansar Terang Crushindo dibagi menjadi empat

blok yaitu blok A, blok B, blok C dan blok D. Terlihat pada lampiran C, peta

situasi dengan empat pembagian blok di wilayah PT. Ansar Terang Crushindo.
10

8. Keadaan Geologi Daerah

a. Topografi

PT. Ansar Terang Crushindo terletak di Kecamatan Pangkalan Koto

Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota. Topografi daerah ini bervariasi antara

datar dan berbukit-bukit dengan tinggi tempat terendah dari permukaan laut

berada di waduk PLTA di Nagari Tanjung Pauh (90 mdpl) dan daerah

tertinggi berada di Bukit Gadih (1330 mdpl) di Nagari Koto Alam.

Pengambilan data topografi dilakukan untuk memperoleh gambaran

keadaan permukaan lokasi penambangan dengan menggunakan peralatan

seperti Total Station, Geodetik, dan Teodolit. Pengukuran dilakukan dengan

mengambil data kemiringan, beda tinggi, dan jarak setiap titik-titik

pengukuran. Secara detail, peta topografi PT. Ansar Terang Crushindo

dapat dilihar pada lampiran D.

b. Statigrafi

Daerah penyelidikan termasuk kedalam peta geologi lembar

Kabupaten Lima Puluh Kota. Susunan stratigrafi daerah dari batuan yang

tua ke batuan yang lebih muda dapat diuraikan, sebagai berikut:

1) Aluvium Sungai, berumur Holosen

Terdiri dari lempung, pasir dan kerikil umumnya terdapat di

dataran rendah setempat kadang-kadang terdapat sisa-sisa tufa batu

apung, Pada alur-alur sungai terdapat endapan bongkah-bongkah batuan

beku dan kuarsit.


11

2) Tuf Batu Apung dan Andesit, berumur Plistosen

Tuf batu apung umumnya terdiri dari serabut-serabut gelas dan

fragmen. Fragmen batu apung putih 5 – 80 %, hampir tidak

mengandung mineral-mineral mafik, berukuran garis tengah 1-20 cm,

agak kompak. Setempat terdapat lapisan-lapisan pasir yang kaya akan

kuarsa, juga lapisan-lapisan kerikil yang terdiri dari komponen kuarsa,

batuan gunung api dan batu gamping. Kumpulan batuan bersusunan

andesit (basal) terdiri aliran-aliran yang tak teruraikan, lahar,

konglomerat dan endapan koluvium yang lain, berasal dari gunung api

strato yang berbentuk kerucut dan kurang mengalami pengikisan,

biasanya berwarna kelabu gelap, dengan tekstur halus-kasar.

3) Andesit/Porfir Dasit, berumur Plistosen

Umumnya mengandung horenblenda, masa dasar agak gelasan

dengan beberapa mineral mafik (piroksen) yang telah digantikan oleh

epidot dan klorit. Agaknya terjadi sebagai sumbat-sumbat yang

berasosiasi dengan andesit kuarter.

4) Dasit Gunung Malintang, berumur Pliosen

Batuannya terdiri dari breksi andesit sampai basal, aglomerat,

pecahan lava berongga, endapan lahar dan lava.

5) Batugamping Miosen

Batu Gamping berwarna kelabu muda, berongga dan terkekar,

menunjukkan perlapisan semu, bagian terbawah batuan yang tersingkap


12

dari satuan ini adalah napal yang berwarna putih sampai kekuningan.

Tersingkap di sungai Sinamar, daerah Kecamatan Gunung Mas.

Singkapan di daerah Kota Tengah adalah Batu Gamping terumbu.

6) Batuan Granitik Miosen

Terdiri dari Stok, berkomposisi antara granit dan diorit kuarsa.

7) Andesit Basalt, berumur Eosen

Mendasari beberapa bukit-bukit yang rendah, seperti di Bukit

Pintuangin, Bukit Batu. Batuannya terdiri dari lava, breksi, aglomerat

dan batuan hipabisal.

8) Batuan Malihan Karbon

Biasanya mendasari bukit-bukit dan punggungan-punggungan

landai, kemerahan, sedikit sekisan, setempat menunjukkan laminasi dan

lineasi terpilin dari beberapa meter sampai beberapa puluh meter.

Batuan lanauan bergradasi ke batu pasir meta lunak yang sebagian besar

terdiri dari butir-butir kuarsa dalam matriks lempungan, kuarsit.

9) Batuan Karbonat Karbon

Dengan ciri khas membentuk punggungan-punggungan tajam

berwarna putih sampai keabu-abuan pada singkapan yang segar dan

kelabu gelap/kotor pada yang lapuk. Umumnya batu gamping ini pejal

dan berongga, beberapa tempat terdapat kekar. Batuan lainnya yaitu

batu sabak, filit, serpih dan kuarsit.


13

10) Anggota Kuarsit Perm Karbon

Batuannya terdiri dari kuarsit dan batu pasir kuarsa, sisipan filit,

serpih, konglomerat dan rijang.

9. Iklim dan Curah Hujan

Iklim dan curah hujan merupakam salah satu faktor yang harus

diperhatikan dalam membuat suatu rencana pembukaan tambang karena

seluruh kegiatan penambangan berhubungan langsung dengan udara bebas. Hal

ini akan berdampak pada target produksi dan akan mempengaruhi produktivitas

penambangan.

Wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota beriklim tropis yang dipengaruhi

angin muson dengan curah hujan berkisar 2.200 sampai dengan 3.750 mm/

tahun, dan suhu berkisar rata-rata 20°C sampai 25°C. Musim hujan terjadi pada

bulan Oktober sampai Maret, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan

April sampai bulan Juli.

10. Fasilitas dan Peralatan Penambangan

a. Kantor

Kantor CV. Triarga Nusa Tama terletak di Jorong Pauh Anok Nagari

Pangkalan Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten Lima Puluh Kota,

Provinsi sumatera Barat. Berfungsi sebagai pusat kegiatan dan informasi

perencanaan penambangan perusahaan yang meliputi ruang rapat, arsip

dokumentasi sekaligus sebagai mess tempat tinggal karyawan CV. Triarga

Nusa Tama.
14

b. Crusher

Yaitu tempat pengolahan batuan andesite yang telah di Dumping oleh

Dump Truck dari lokasi penambangan. Hasil pengolahan disesuaikan

dengan permintaan konsumen dan siap untuk dipasarkan. Pabrik

pengolahan dapat dilihat dari gambar 1 berikut.

Sumber: Dokumentasi penulis, 2020

Gambar 1. Crusher

c. Disposal Area

Disposal area yang dimiliki oleh CV. TNT site satu PT. ATC seluas

±20H yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi front kerja.
15

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2020

Gambar 2. Disposal Area

d. Alat Tambang Utama

Alat tambang utama adalah alat yang digunakan dalam proses

kegiatan produksi yang pengawasannya dibawah unit kerja penambangan.

Yang termasuk dalam alat tambang utama adalah:

1) Excavator

Ada 2 unit excavator yang digunakan di site PT. Ansar Terang

Crushindo beserta fungsinya:

a) Excavator Komatsu PC200-8

Berkapasitas 0.9 m3 berfungsi untuk pembuatan jalan pada are

penambangan PT. Ansar Terang Crushindo dan untuk memuat

material yang telah dibogkar ke dalam dump truck.


16

Sumber: Dokumentasi penulis, 2020

Gambar 3. Excavator Komatsu PC200-8

b) Excavator Komatsu PC300-8

Berkapasitas 1.8 m3 berfungsi untuk memuat material andesit

yang telah dibongkar kedalam dump truck dan untuk membuat jalan

untuk loading.

Sumber: Dokumentasi penulis, 2020

Gambar 4. Excavator Komatsu PC 300-8


17

2) Dump Truck

Ada 10 unit dump truck yang dimiliki oleh PT. Ansar terang

Crushindo yang berfungsi untuk mengangkut batuan andesit yang telah

di blasting ke tempat crusher.

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2020

Gambar 5. Dump Truck Mitsubishi Fusu 250PS

e. Alat Penunjang Tambang

Alat ini digunakan pada waktu-waktu tertentu pada kegiatan

penambangan. Adapun alat-alat tersebut adalah sebagai berikut:

1) Drilling Machine

Alat ini merupakan peralatan yang digunakan dalam pembuatan

lubang ledak sebelum dilakukannya peledakan. Alat bor yang

digunakan pada PT. ATC adalah Furukawa Rock Drill PCR-200 dengan
18

kompresor Airman PDS750S. Bentuk drilling machine dapat dilihat

pada gambar 6 dibawah ini.

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2020

Gambar 6. Fulkawa Rock Drill PCR-200

2) Fuel Tank

Merupakan tempat untuk menyimpan bahan bakar solar yang akan

digunakan untuk operasi alat utama dan alat penunjang penambangan.

fuel tank dapat dilihat pada gambar 7 berikut.


19

Sumber: Dokumentasi penulis, 2020

Gambar 7. Fuel Tank

3) Operational Vehicle

Kendaraan operasional digunakan untuk transportasi karyawan

dari mess menuju lokasi penambangan. Kendaraan operasional tambang

yang digunakan PT. Ansar Terang Crushindo dapat dilihat pada gambar

8.

Gambar 8. Operational Vehicle


20

4) Water Pump

Mrupakan alat yang digunakan untuk memindahkan fluida yang

berada pada sump dalam area penambangan menuju aliran anak sungai

yang berada di luar tambang. PT. Ansar Terang crushindo memiliki 2

unit pompa, bisa dilihat pada gambar 9 dan 10.

Sumber: Dokumentasi penulis, 2020

Gambar 9 dan 10. Water Pomp

f. Fasilitas Lainnya

Beberapa fasilitas yang dimiliki PT. Ansar Terang Crushindo yaitu

seperti bengkel, kantin, gudang handak, salter blasting dan pos security.
21

Sumber: Dokumentasi penulis, 2020

Gambar 11. Kantin

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2020

Gambar 12. Bengkel


22

Sumber: Dokumentasi penulis, 2020

Gambar 13. Gudang Detonator

Sumber: Dokumentasi penulis, 2020

Gambar 14. Gudang Anfo


23

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2020

Gambar 15. Gudang Dinamit

C. Deskripsi Kegiatan Praktek Lapangan Industri

Kegiatan penambangan di PT. Ansar Terang Crushindo dilakukan

menggunakan metode tambang terbuka dengan sistem Open Pit. Sistem ini

digunakan untuk menambah bidang luas area permukaan penambangan dan

aktivitas peledakan. Untuk disposal area, material overburden akan ditumpahkan

(dumping) disebelah lokasi penambangan. Secara garis besar kegiatan

penambangan di PT. Ansar Terang Crushindo dibagi kedalam beberapa tahap,

yaitu:

1. Land clearing

Land Clearing adalah kegiatan awal pada proses penambangan yang

bertujuan untuk membersihkan tumbuh-tumbuhan dan semak belukar dari area

yang akan di tambang sehingga kegiatan penambangan dapat dilakukan tanpa

adanya gangguan pada daerah penambangan.


24

2. Tahapan Pengupasan, Penggalian Overborden

Overburden (OB) merupakan lapisan tanah penutup yang bersifat tidak

humus yang menutupi lapisan batu andesit. Jadi proses selanjutnya setelah

selesai pekerjaan land clearing dan dilanjutkan dengan pekerjaan pengupasan

tanah penutup (Overburden), dan kemudian diangkut ke tempat penimbunan

yang disebut dumping point atau disposal area. Biasanya disposal area

ditempatkan di samping lokasi penambangan.

3. Penimbunan Disposal Area

Sebagai kelanjutan dari pengupasan tanah penutup (Overburden), maka

perlu disediakan suatu tempat khusus untuk penumpukan dan penyimpanan

tanah penutup tersebut (yang diambil dari pit), yang disebut dengan disposal

area. Untuk pengangkutan dari pit ke disposal area digunakan dump truck.

4. Pengeboran (Drilling)

Setelah overburden dikupas dan dipindahkan ke disposal area,

selanjutnya batu andesit akan mulai ditambang. Batu andesit termasuk batuan

beku yang memiliki kekerasan tinggi dan tekstur yang kompak. Untuk

membongkar material tersebut maka diperlukanlah kegiatan pemboran untuk

membuat lubang ledak sebelum dilakukannya peledakan (blasting).


25

Gambar 16. Aktivitas Pemboran

Gambar 17. Lubang Hasil Pemboran

5. Peledakan (Blasting)

Blasting adalah kegiatan dalam penambangan untuk memberaikan atau

membongkar material menjadi ukuran yang lebih kecil agar lebih mudah untuk

digali dan diangkut. Tahapan ini dilakukan setelah kegiatan pemboran dan

lubang tembak siap untuk diisikan bahan peledak. Adapun bahan peledak yang

terdiri dari dertenator listrik sebagai pemicu awal yang menimbulkan inisiasi
26

dalam bentuk ledakan kecil sebagai bentuk aksi yang memberikan efek kejut

terhadap bahan peledak detenator, plastic linier dalam aktivitas peledakan

berfungsi sebagai pelindung bahan peledak seperti ANFO. Dynamite adalah

campuran oksidator, bahan bakar, dan pemeka (sensitizer) di dalam media air

yang dikentalkan menjadi gums, semacam perekat sehingga campuran terebut

berbentuk gel yang mempunyai ketahanan terhadap air sempurna, dan ANFO

(Amonium Nitrat Fuel Oil) sebagai bahan bakar.

Gambar 18. Peledakan

6. Pemuatan (Loading)

Loading merupakan kegiatan untuk mengeruk material yang telah

diberaikan atau diledakkan. Sistem pengangkutan raw material andesit dari

front tambang dilakukan langsung menggunakan dump truck.


27

Gambar 19. Loading material

7. Pengangkutan (Hauling)

Pengangkutan bertujuan untuk memindahkan material batu andesit hasil

kegiatan peledakan menuju ke tempat alat peremukan material (crusher)

menggunakan dumpt truck.

Gambar 20. Pengangkutan material batu anndesit


28

8. Penempatan Material (Dumping)

Penempatan material merupakan penumpahan material dari dump truck

ke tempat crushing sebelum material diolah.

Gambar 21. Kegiatan dumping batu andesit

9. Peremukan (Crushing)

Proses peremukan (crushing) bartujuan untuk memperkecil fragmentasi

hasil peledakan dan untuk menyeragamkan ukuran batu andesit.

Gambar 22. Peremukan material batu andesit


29

D. Perencanaan Kegiatan Praktek Lapangan Industri

Berdasarkan pada proposal sebelumnya, disebutkan bahwa penulis

melaksanakan Praktek Lapangan Industri di CV. Triarga Nusan Tama site satu PT.

Ansar Terang Crushindo dimulai dari tanggal 15 Januari 2020 sampai 25 Februari

2020. Jenis kegiatan meliputi pembuatan proposal, menunggu panggilan,

pelaksanaan kegiatan, orientasi lapangan, pengambilan data, analisis data,

penyusunan laporan dan presentasi laporan PLI.

Table 3. Rencana Kegiatan PLI di CV. TNT Site Satu PT. ATC
Minggu ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
1 Orientasi Lapangan
2 Pengamatan Lapangan
Pengumpulan Data Lapangan
3

Penyusunan Laporan dan


4
Presentasi

E. Pelaksanaan Kegiatan Praktek Lapangan Industri

Kegiatan Praktek Lapangan Industri (PLI) terdiri dari rangkaian kegiatan

yang berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, mulai dari awal sampai

tahap penyusunan laporan. Adapun tahapan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Sebelum Praktek Lapangan Industri (PLI)

Pada tahap ini penulis melalui kegiatan dengan mempersiapkan berbagai

hal yang diperlukan untuk mengikuti program Praktek Lapangan Industri (PLI):
30

a. Mengikuti coaching di Fakultas maupun di Jurusan.

b. Telah menyelesaikan minimal 80 SKS untuk program D-3.

c. Meminta surat permohonan kepada koordinator PLI di jurusan sekaligus

perekomendasian dosen pembimbing.

d. Menyerahkan surat tersebut ke Unit Hubungan Industri (UHI) untuk

pembuatan surat permohonan pelaksanaan Praktek Lapangan Industri.

e. Pihak Unit Hubungan Industri (UHI) membuat surat permohonan ke

perusahaan/ industri.

f. Penulis mengirim surat permohonan ke perusahaan/ industri.

g. Perusahaan menerima penulis untuk melaksanakan Praktek Lapangan

Industri.

h. Penulis melapor dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing sebelum

berangkat ke perusahaan.

2. Tahap Pelaksanaan di Lapangan

Pelaksanaan PLI dimulai tanggal 13 Januari 2020 sd 25 Februari 2020.

Adapun tahapan yang dilakukan penulis dilapangan tempat melaksanakan

Praktek Lapangan Industri adalah sebagai berikut:

a. Penulis masuk ke site 1 penambangan dan melakukan kegiatan pengenalan

lapangan dan adaptasi dengan karyawan di PT. Ansar Terang Crushindo,

dan selanjutnya penulis diberikan bimbingan dan arahan dari Site Manager

CV. Triarga Nusa Tama.


31

b. Selanjutnya penulis mengikuti kegiatan orientasi lapangan selama tiga hari

dan pada hari-hari selanjutnya penulis ikut serta dalam keiatan yang

dilakukan di site 1 (satu) penambangan PT. Ansar Terang Crushindo.

Selama mengikuti kegiatan lapangan penulis mengikuti kegiatan

penambangan di lapangan. Secara garis besar kegiatan penambangan dibagi

kedalam beberapa tahap, yaitu:

1) Kegiatan pengupasan, penggalian Overburden

Overburden (OB) merupakan lapisan penutup yang bersifat tidak

humus yang meliputi lapisan batu andesite. Jadi proses selanjutnya

setelah selesai pekerjaan land clearing dan dilanjutkan dengan

pekerjaan pengupasan tanah penutup (overburden), dan kemudian

diangkut ke tempat penimbunan yang telah ditentukan yang bisa disebut

dumping point atau disposal area. Biasanya untuk disposan area

diposisikan di samping lokasi penambangan.

Seiring dengan penggalian overburden, juga dilakukan pembuatan

jenjang-jenjang (bench) pada lereng (slope) untuk mencegah terjadinya

longsor. Material tanah penutup (overburden) dilokasi penambangan

PT. Ansar Terang Crushindo didominasi oleh siltstone.

2) Penimbunan Disposal Area

Sebagai kelanjutan dari pengupasan tanah penutup (overburden),

maka perlu disediakan satu tempat khusus untuk penumpukan dan

penyimpanan tanah penutup tersebut (yang diambil dari pit), yang biasa
32

disebut disposal area. Untuk pengangkutan OB ke disposal area

menggunakan dump truck.

3) Pemboran (Drilling)

Setelah overburden dikupas dan dipindahkan ke disposal area,

selanjutnya batu andesit akan mulai ditambang. Batu andesit termasuk

batuan beku yang memiliki kekerasan tinggi dan tekstur yang kompak.

Untuk membongkar material tersebut maka diperlukanlah kegiatan

pemboran untuk membuat lubang ledak sebelum dilakukannya

peledakan (blasting).

Sebelum dilakukannya pemboran terlebih dahulu ada persiapan

yang harus dilakukan diantaranya adalah:

a) Melakukan pembersihan area supaya alat bor bisa bekerja tanpa ada

halangan dari sisa material peledakan sebelumnya. Biasanya

clearing material dilakukan menggunakan Komatsu PC-200. Proses

clearing area dapat dilihat pada gambar 23 dibawah ini.


33

Gambar 23. Clearing area

b) Melakukan pengukuran titik untuk menandai titik mana saja yang

akan dibor. Biasanya, pemberian titik dilakukan oleh juru ledak

beserta asistennya dimana pola pemboran dan geometri peledakan

ditentukan oleh engineer dari CV. Triarga Nusa Tama selaku

kontraktor drill and blast pada PT. ATC. Berdasarkan data enginner

CV. TNT, geometri pemboran yang diterapkan adalah

menggunakan pola zig-zag. Burden dan spasi yang diterapkan

adalah 1.8 x 2 m dengan kedalaman lubang ledak 3,2 m dan

diameter 3 inch. Proses pengukuran titik dapat dilihat pada gambar

24 dibawah ini.
34

Gambar 24. Pembuatan titik pemboran

c) Setelah persiapan pemboran berhasil, maka alat bor siap untuk

melakukan pemboran. Dalam kegiatan pemboran, alat bor diawasi

oleh seorang foreman. Batas dan jarak titik bor dari bidang bebas

adalah 2 m sesuai dengan geometri peledakan yang direncanakan.

Kegiatan pemboran dan pengecekan setiap hole yang telah di bor

dapat dilihat pada gambar 25 dan gambar 26.

Gambar 25. Kegiatan Pemboran


35

Gambar 26. Pengecekan hole yang telah di bor

4) Peledakan (Blasting)

Blasting adalah kegiatan dalam penambangan untuk

memberaikan atau membongkar material menjadi fragmentation yang

lebih kecil. Blasting yang dilakukan PT. Ansar Terang Crushindo

dilakukan 5 kali dalam satu minggu, kecuali hari kamis dan hari

jumat. Blasting dilakukan pada waktu istirahat siang. Jumlah titik

peledakan tergantung pada ketersediaan lokasi dan jumlah lubang bor

yang tersedia. Biasanya jumlah titik peledakan berkisar antara 50

sampai 70 titik. Total material yang terbongkar untuk satu titik

peledakan berjumlah 11.52 m3 (BCM). Prinsip peledakan yang

diterapkan oleh PT. Ansar Terang Crushindo adalah Load and Shot,
36

dimana kegiatan priming, charging, pengisian stemming, tie up, and

blasting dilakukan pada hari yang sama.

Tabel 4: Fragmentasi peledakan PT. Ansar Terang Crushindo


Ukuran Fregmentasi
(cm) (%)
< 25 13,89
25-50 54,94
50-75 29,05
75-100 2,11
> 100 0.01
Sumber: PT. Ansar Terang Crushindo

Berikut adalah tahapan kegiatan peledakan (blasting) yang

dilakukan pada PT. Ansar Terang Crushindo:

a) Safety talk merupakan kegiatan evaluasi terhadap kegiatan

peledakan sebelumnya serta mengingatkan tentang APD dan

keamanan dalam bekerja.

b) Pengambilan peralatan dan perlengkapan peledakan seperti:

gayung, corong, sekop, stick, blasting machine, ohm metre, lead

wire, ANFO, primer, plastic linear, dan electric detonator.

Peralatan dan perlengkapan peledakan dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.
37

Gambar 27. Power gel

Gambar 28. Detenator listrik


38

Gambar 29. Ohm metre

Gambar 30. Blasting machine


39

Gambar 31. Ammonium nitrat fuel oil

Gambar 32. Lead wire (Kabel induk)


40

Gambar 33. Plastic linear

c) Priming, kegiatan perakitan primer yaitu perakitan power gell

dengan electric detonator. Pada kegiatan ini, penulis mendapati

bahwa proses ini memakai plastic linear karena keadaan lubang

tebak berongga dan rata-rata berair. Keadaan ini adalah ketika

penulis melakukan serangkaian kegiatan peledakan selama

penulis praktek.

d) Charging adalah kegiatan dimana dilakukannya pengisian bahan

peledak ke dalam lubang tembak. PT. Ansar Terang Crushindo

menerapkan pengisian bahan peledak yang memakai plastic linear

sebanyak 2.5 kg serta lubang tembak yang kering diisi bahan

peledak sebanyak 3 kg. Proses charging dapat dilihat pada gambar

34.
41

Gambar 34. Charging

e) Pengisian Stemming, merupakan kolom penutup lubang tembak

yang berfungsi untuk meminimalisir terjadinya fly rock yang

terlalu jauh, meredam getaran maupun suara dari peledakan. PT.

Ansar Terang Crushindo memakai material gravel sebagai

stemming. Bentuk stemming yang dipakai dalam proses peledakan

dapat dilihat pada gambar 35 dibawah ini.

Gambar 35. Stemming


42

f) Tie Up, merupakan kegiatan perangkaian lubang ledak, dimana

perangkaian electric detonator dan lead wire untuk disambungkan

ke blasting machine yang terletak pada shelter yang berjarak

sekitar 100 m dari zona peledakan. Jenis rangkaian yang dipakai

pada peledakan PT. Ansar Terang Crushindo adalaah rangkaian

series. Delay yang digunakan pada peledakan tersebut adalah 25

ms per delay nya.

g) Evakuasi peralatan dan masyarakat sekitar tambang setelah juru

ledak memastikan semua perangkaian lubang ledak telah selesai,

maka setiap orang maupun alat disegerakan untuk di evakuasi.

Pada PT. Ansar Terang Crushindo, evakuasi dilakukan ke arah

jalan keluar dari zona tambang. Jarak dari lokasi tambang ke

tempat evakuasi sekitar 500 m. Pengecekan setiap pos dilakukan

oleh Blasting Control untuk memastikan ada atau tidaknya warga

yang masih bekerja di kebun sekitar tambang.

h) Peledakan (Blasting)

Setelah evakuasi dilakukan, maka juru ledak siap menunggu

perintah dari Blasting Control untuk melakukan peledakan. Juru

ledak ditemani oleh asisten juru ledak untuk berada di shelter.

Aba-aba dilakukan dengan hitung mundur 5,4,3,2,1 dan fire. Pada

hitungan ke 3, juru ledak sudah harus menekan tombol charge

pada Blasting Machine untuk mengisi daya ledak BM, dan pada
43

aba-aba fire maka juru ledak siap menekan tombol blast pada BM.

Biasanya pada PT. Ansar Terang Crushindo menggunakan BM

100 ohm.

Gambar 36. Blasting

i) Pengecekan terhadap hasil peledakan

Setelah peledakan berhasil dilakukan, maka juru ledak dan

asistennya melakukan pengecekan terhadap hasil ledak

Pengecekan biasanya dilakukan untuk memastikan apakah semua

lubang ledak berhasil diledakkan atau terjadi overbreak maupun

missiedfire. Apabila itu terjadi maka peledakan ulang dilakukan

oleh juru ledak dengan konfirmasi kepada Blasting Control.

Untuk melihat hasil pembongkaran material dari proses peledakan

dapat dilihat pada gambar 37.


44

Gambar 37. Hasil batuan yang terbongkar

5) Pemuatan (Loading)

Loading merupakan kegiatan untuk mengeruk material yang telah

diberaikan atau diledakkan. Sistem pengangkutan raw material andesit

dari front tambang dilakukan langsung menggunakan dump truck.

Gambar 38. Loading material andesit


45

6) Pengangkutan (Hauling)

Pengangkutan bertujuan untuk memindahkan material batu

andesit hasil kegiatan peledakan menuju ke tempat alat peremukan

material (Crusher) menggunakan dumpt truck.

gambar 39. Pengangkutan material andesit

7) Pengolahan

Pengangkutan hasil produksi batu andesit (raw material ) dari

lokasi tambang lansung dipasarkan ke konsumen yang membutuhkan.

Material yang telah diangkut akan langsung dibawa ke Stone Crusher.


46

Gambar 40. Pengolahan material andesit

3. Tahap Pasca Praktek Lapangan Industri

Adapun kegiatan yang harus dilakukan pasca Praktek Lapangan Industri

(PLI) adalah sebagai berikut:

a. Setelah selesai melakukan Praktek Lapangan Industri (PLI) penulis kembali

lagi ke kampus dan melapor kepada dosen pembimbing bahwa baru selesai

melaksanakan kegiatan Praktek Lapangan Industri (PLI).

b. Penulis menyerahkan laporan Praktek Lapangan Industri (PLI) dan formulir

penilaian Praktek Lapangan Industri kepada dosen pembimbing dan

menunjukkan catatan harian selama kegiatan Praktek Lapangan Industri.

c. Melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing mengenai laporan

Praktek Lapangan Industri (PLI) yang telah dibuat.

d. Selanjutnya penulis akan mempresentasikan laporan kegiatan Praktek

Lapangan industry (PLI) di Jurusan Teknik Pertambangan FT-UNP.


47

F. Hambatan dan Penyelesaian

1. Hambatan yang dialami penulis selama berada di lapangan:

a. Sistem PLI yang diberikan oleh CV. Triarga Nusa Tama yang tidak

memberikan pembimbing dari awal membuat penulis bingung pada awal

memulai PLI. Jadi penulis beinisiatif untuk terus aktif mencari ilmu di

lapangan serta aktif bertanya terhadapa apa yang belum penulis ketahui

selama perkuliahan.

b. Transportasi yang kurang lancar dari lokasi mess ke lokasi tambang.

c. Cuaca yang kadang memburuk menghambat penulis untuk ke lapangan.

d. Pembuatan laporan yang sedikit terlambat karena beberapa faktor yang

tidak bisa penulis hindarkan.

2. Penyelesaian terhadap masalah yang dialami di lapangan:

a. Ketika dilapangan, penulis diajarkan oleh beberapa operator alat dan

karyawan yang bekerja di tambang PT. Ansar Terang crushindo tentang

prosedur dan SOP yang harus dijalankan di areal tambang.

b. Dari pihak CV. Triarga Nusa Tama seharusnya memberikan kendaraan

penunjang terhadap karyawan supaya waktu yang diestimasikan tidak

terbuang dan berdampak pada target produksi.

c. Penulis harus meningkatkan minat belajar dan kemampuan praktek penulis

selama di lapangan supaya penulis mendapatkan ilmu yang lebih

dibandingkan ketika berada di kampus.

d. Cuaca merupakan hambatan yang tidak bisa dihindari.


48

G. Temuan Menarik

Selama proses peaksanaan Praktek Lapangan Industri dilapangan, penulis

menemukan beberapa temuan menarik diantaranya yaitu:

1. Adanya genangan air di pit tambang yang sangat tinggi menggenangi area

penambangan dikarenakan intensitas hujan yang tinggi, sehingga menghambat

aktivitas penambang. Penanganan dari perusahaan biasanya menggunakan

mesin pompa yang berjumlah 2 unit, dan dihidupkan selama 8 jam pada saat

siang hari dan 6 jam pada saat malam hari, agar genangan air yang menggenangi

area pertambangan dapat berkurang.

Sumber: Dokumentasi penulis, 2020

Gambar 41. Genangan air di pit tambang

2. Hasil blasting yang menunjukkan adanya boulder yang melebihi tampungan

untuk dilakukan loading dan crusher. Dimana ukuran makseimum material

yang ditampung mulut crusher 90 cm – 110 cm.


49

Gambar 42. Boulder

3. Sering terjadi kerusakan pada alat gali muat yang breakdown sehingga

menghambat kegiatan produksi pada saat loading batu andesit.

Gambar 43. Excavator yang mengalami breakdown

4. Pada saat loading material andesi, alat gali muat sering mengalami penungguan

untuk melakukan pemuatan material. Dikarenakan tidak serasiannya antara alat

gali muat dan alat angkut.


50

Gambar 44. Alat gali muat yang menunggu dump truck

Dari beberapa temuan menarik di lapangan yang penulis temui, akhirnya penulis

mengambil topik bahasan dengan judul: “Optimalisasi Produksi Batuan Andesit

dengan Alat Gali Muat Excavator PC300-8 dan Alat Angkut Dump Truck Mitsubishi

FUSO 250-PS pada Tambang Batuan Andesit Site 1 PT. Ansar Terang Crushindo”
BAB II
TOPIK PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Pemilihan Topik

CV. Triarga Nusa Tama merupakan sebuah perusahaan kontraktor

penambangan yang bergerak dalam bidang pelayanan penambangan, drilling dan

blasting. Selama penulis melaksanakan praktek lapangan, penulis ditempatkan di

site satu PT. Ansar Terang Crushindo yang lokasi penambangannya di Jorong Pauh

Anok Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh

Kota, Profinsi Sumatera Barat.

Sistem penambangan yang diterapkan CV. Triarta Nusa Tama adalah

tamabang terbuka (Surface Mining) yaitu dengan membuat “bench” (jenjang)

sehingga terbentuk lokasi penambangan sesuai dengan kebutuhan penambangan.

Untuk membongkar batuan andesit menjadi bongkahan material yang lebih kecil,

CV. Triarga Nusa Tama menggunakan metode peledakan. Hasil peledakan tersebut

akan langsung diangkut ke tempat crusher menggunakan dump truck. Untuk

produksi CV. Triarga Nusa Tama menargetkan sebesar 300.000 ton /tahun atau

25.000 ton/bulan. Selanjutnya material hasil peledakan akan diolah menjadi

beberapa ukuran berdasarkan permintaan pasar menggunakan jaw crusher. Pada

kenyataannya target produksi bulanan sering tidak tercapai. Hal yang paling sering

menjadi kendala adalah proses pengangkutan material andasit.

Proses pengangkutan material andesit dari front tambang ke crusher berperan

penting dalam menentukan jumlah produksi suatu tambang yang menyebabkan

51
52

kurang optimalnya jumlah produksi di site satu PT. Ansar Terang Crushindo. Oleh

karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat sebuah topik bahasan dengan judul

“Optimalisasi Produksi Batuan Andesit dengan Alat Gali Muat Excavator

PC300-8 dan Alat Angkut Dumptruck Mitsubishi FUSO 250-PS pada Tambang

Batuan Andesit Site 1 PT. Ansar Terang Crushindo”

B. Kajian Teoritis

1. Metode Penambangan

Metode penambangan secara umum terbagi menjadi dua macam antara

lain tambang terbuka (surface mining) dan tambang dalam (underground

mining). Tambang terbuka biasanya dilakukan dengan cara pengupasan

overburden atau lapisan tanah penutup untuk mendapatkan material yang telah

direncanakan sebagai target produksi. Pada surface mining semua aktifitas

berhubungan langsung dengan udara luar, sedangkan underground mining

dilakukan tanpa berhubungan langsung dengan udara luar.

Pemilihan kedua metode tersebut berdasarkan dari tingkat teknis yang ada

saat ini dan keekonomisan bahan galian tersebut apabila dilakukan

penambangan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keekonomisan suatu

penambangan salah satunya adalah besaran biaya operasi penambangan untuk

melakukan kegiatan produksi. Produksi merupakan banyaknya material yang

dapat dipindahkan atau digali persatuan waktu. Produktivitas adalah jumlah

produksi peralatan. Kapasitas alat adalah jumlah material yang dapat diisi,
53

dimuat atau diangkut oleh suatu alat. Pabrik pembuatan alat akan memberikan

spesifikasi unit alat termasuk kapasitas teoritisnya.

Dalam perhitungannya, jumlah material umumnya dinyatakan dalam

volume aslinya di tempat (bank insitu), walaupun yang diangkut atau dimuat

sebenarnya adalah material lepas (loose). Ada tiga bentuk volume material yang

mempengaruhi perhitungan pemindahannya, yaitu dinyatakan dalam Bank

Cubic Meter (BCM), Loose Cubic Meter (LCM) dan Compacted Cubic Meter

(CCM) terjadi karena perbedaan densitas akibat penggalian atau pemadatan

dari material. Densitas merupakan faktor penting yang menentukan berat bahan

yang digali dari alat angkut dengan kapasitas angkut dan kapasitas gali per

BCM.

2. Proses Penambangan

a. Pengupasan Top Soil

Pengupasan tanah pucuk ini dilakukan terlebih dulu dan ditempatkan

terpisah terhadap batuan penutup (overburden), agar pada saat pelaksanaan

reklamasi dapat dimanfaatkan kembali. Pengupasan top soil ini dilakukan

sampai pada batas kedalaman dimana masih terdapat akar yang tumbuh,

batas ini disebut juga dengan batas lapisan subsoil, yaitu pada kedalaman

dimana telah sampai di lapisan batuan penutup. Kegiatan pengupasan tanah

pucuk ini terjadi jika lahan yang digali masih berupa zona awal yang asli

(belum pernah digali).


54

Tanah pucuk yang telah terkupas selanjutnya ditimbun dan

dikumpulkan pada lokasi tertentu yang dikenal dengan istilah top soil bank.

Untuk selanjutnya tanah pucuk yang terkumpul di top soil bank pada

saatnya nanti akan dipergunakan sebagai pelapis teratas pada lahan disposal

yang telah berakhir dan memasuki tahapan program reklamasi. Penggalian

atau pemisahan tanah pucuk dilakukan dengan menggunakan bulldozer,

excavator dan dump truck. Tanah pucuk yang telah ditimbun pada lokasi

khusus pada saat diperlukan akan dihamparkan kembali diatas tanah

timbunan yang bersifat permanen.

Tujuan penanganan tanah pucuk tersebut adalah untuk menjaga agar

tidak tercampur dengan tanah lain, agar unsur hara tidak mati, dan tanah

pucuk tidak tererosi. Penebaran kembali tanah pucuk dilakukan dengan

ketebalan antara 20 cm sampai 50 cm di atas lahan yang telah ditata dan

dirapikan agar bebas erosi.

b. Pengupasan Tanah Penutup (Striping Overburden)

Pembongkaran lapisan tanah penutup bertujuan untuk membuang

tanah penutup (overburden) agar endapan atau bahan galian mudah didapat

atau mudah ditambang. Pengertian pengupasan tanah penutup sendiri

adalah pemindahan suatu lapisan tanah atau batuan yang berada diatas

cadangan bahan galian agar bahan galian tersebut dapat diambil. Kegiatan

pengupasan tanah penutup mutlak harus dilaksankan pada kegiatan

penambangan terutama yang menggunakan metode tambang terbuka.


55

c. Pemboran (Drilling)

Setelah Overburden dikupas dan dipindahkan ke disposal area,

selanjutnya batu andesit akan mulai ditambang. Batu andesit termasuk

batuan beku yang memiliki kekerasan tinggi dan tekstur yang kompak.

Untuk membongkar material tersebut maka diperlukanlah kegiatan

pemboran untuk membuat lubang ledak sebelum dilakukannya peledakan

(blasting).

d. Peledakan (Blasting)

Peledakan adalah tahapan untuk pemisahan batuan dari induknya agar

lebih mudah untuk digali, tahapan ini dilakukan setelah kegiatan pemboran

dan lubang tembak siap untuk diisikan bahan peledak. Bahan peledaknya

terdiri dari detonator listrik sebagai penyalaan awal, dynamite dan ANFO

sebagai blasting agent yang merupakan campuran dari amonium nitrat dan

fuel oil.

Setelah batuan andesit dibongkar atau diberai menjadi fragmentasi

yang lebih kecil dengan cara diledakkan, selanjutnya dilakukan penggalian

batuan andesit menggunakan excavator. Batuan andesit selanjutnya dimuat

dengan menggunakan excavator untuk dimasukkan kedalam alat angkut

dump truck untuk diangkut ke tempat pengolahan atau crusher.

e. Pemuatan (Loading) dan Pengangkutan Batuan Andesit (Hauling)

Loading merupakan proses pemuatan material hasil galian oleh alat

muat (loading equipment) seperti power shovel, backhoe, dragline yang


56

dimuatkan pada alat angkut (hauling equipment). Pola pemuatan saat

penggalian tergantung pada kondisi lapangan operasi pengupasan serta alat

mekanis yang digunakan dengan asumsi bahwa setiap alat angkut yang

datang, mangkuk (bucket) alat gali muat sudah terisi penuh dan siap

ditumpahkan.

Setelah alat angkut terisi penuh segera keluar dan dilanjutkan dengan

alat angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu tunggu pada alat angkut

maupun alat gali muatnya. Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa

keadaan yang ditunjukkan alat gali muat dan alat angkut, yaitu cara

pemuatan material oleh alat muat ke dalam alat angkut ditentukan oleh

kedudukan alat muat terhadap material dan alat angkut. Cara pemuatan

dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:

1) Top Loading

Kedudukan alat muat berada diatas tumpukkan material atau

berada diatas jenjang. Cara ini hanya dipakai pada alat muat excavator

backhoe, selain daripada itu operator lebih leluasa untuk melihat bak

dan menempatkan material.

2) Bottom Loading

Bottom loading yaitu alat gali muat (excavator) melakukan

penggalian dengan menempatkan dirinya di jenjang yang sama dengan

posisi alat angkut (dump truck).


57

3. Alat Gali Muat

Pemuatan adalah suatu proses pengambilan dan pemuatan material

kedalam alat angkut menggunakan alat muat. Pada lokasi penambangan batuan

andesit di PT. Ansar Terang Crushindo, jenis alat muat yang digunakan adalah

excavator. Untuk pengambilan dan pemuatan material ke atas alat angkut

dipergunakan alat-alat muat yang sangat banyak jenisnya, karena keadaan

lapangan kerjanya sangat bermacam-macam. Adapun cara menghitung cycle

time alat gali muat yang penulis lakukan secara aktual di lapangan, dengan

pembagian kegiatan alat gali muat dibagi menjadi 4 kegiatan yaitu:

a. Waktu Muat

Waktu muat adalah waktu yang diperlakukan excavator untuk bahan

galian.

b. Swing Isi

Swing isi adalah waktu yang diperlukan excavator untuk

menggerakkan lengannya keatas bak dump truck dengan kondisi bucket

sedang terisi bahan galian.

c. Waktu Tumpah (Dumping)

Waktu tumpah adalah waktu yang diperlukan excavator untuk

mencurahkan bahan galian kedalam bak dump truck.


58

d. Swing Kosong

Swing kosong adalah waktu yang diperlukan excavator untuk

menggerakkan lengannya kembali ke tumpukan bahan galian dengan

kondisi bucket kosong.

4. Alat angkut

Alat angkut merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut bahan

galian dari lokasi front tambang ke crusher. Salah satu alat angkut yang

digunakan pada penambangan adalah dump truck. Pada aktivitas penambangan

sebisa mungkin dump truck yang digunakan sesuai dengan macam dan medan

kerja seperti alat gali di lokasi front tambang. Bentuk bak dump truck sebaiknya

disesuaikan dengan material yang akan diangkut, sehingga material yang

diangkut bisa tumpah dengan mudah.

Alat angkut dikombinasikan dengan alat gali muat, maka sangat perlu

memilih kapasitas alat angkut yang serasi dengan kapasitas alat gali muat.

Kapasitas dari alat angkut yang digunakan akan sangat mempengaruhi terhadap

hasil produksi dari aktivitas penambangan, sehingga perlu diketahui kapasitas

dan jumlah dump truck yang menguntungkan untuk digunakan. Adapun cara

menghitung cycle time alat gali angkut yang penulis lakukan secara aktual di

lapangan, dengan pembagian kegiatan alat angkut dibagi menjadi 6 kegiatan

yaitu:
59

a. Waktu Manuver Loading

Waktu yang diperlukan dump truck untuk memposisikan posisinya

yang dihitung dari mulai mundurnya dump truck sampai dump truck

berhenti dan siap melakukan loading.

b. Loading dari Alat Gali

Waktu ini dihitung mulai dari dump truck selesai manuver mundur dan siap

diisi sampai dump truck penuh, dan mulai berangkat untuk mengangkut material

ke lokasi crusher. Waktu muat ini akan dapat lebih effisien bila alat gali muatnya

berukuran seimbang dengan kapasitas dump truck, kondisi loading point yang baik

dan luas, keahlian operator alat gali muat yang bagus dan jenis material yang digali

tidak keras.

c. Waktu Hauling Bermuatan

Dimulai sejak dump truck meninggalkan lokasi pemuatan menuju ke lokasi

crusher sampai dump truck siap untuk manuver (pada posisi siap mundur di lokasi

pembuangan). Lama waktu ini sangat berpengaruh pada kondisi jalan sehingga

kecepatan dump truck dapat optimal dan jauh dekatnya lokasi.

d. Waktu Manuver Dumping

Waktu yang diperlukan dump truck untuk memposisikan posisinya di

stockpile yang dihitung dari mulai mundurnya dump truck sampai dump truck

berhenti dan siap membuang muatan.


60

e. Waktu Dumping

Waktu yang digunakan untuk membuang muatan dump truck yang dimulai

dari saat dump truck berhenti manuver dan siap mengangkat dump body sampai

dump truck siap hendak bergerak maju setelah muatan selesai dibuang.

f. Waktu Kembali ke lokasi Loading Alat Gali

Waktu dump truck kembali ke lokasi alat gali muat untuk di isi lagi

muatannya. Adapun perhitungan lama waktunya sama seperti waktu angkut dump

truck saat bermuatan.

5. Pola Penggalian dan Pemuatan

Pola pemuatan pada operasi pengangkutan di tambang terbuka

dikelompokkan berdasarkan posisi excavator terhadap front penggalian dan

posisi dump truck terhadap excavator. Proses pemuatan pada operasi

penambangan dapat dibagi tiga macam yaitu:

a. Frontal Cut

Excavator berhadapan dengan muka jenjang atau front penggalian.

Pada pola ini excavator memuat pertama pada dump truck sebelah kanan

sampai penuh dan berangkat, setelah itu dilanjutkan pada dump truck

sebelah kiri.

b. Paralel Cut With Drive-by

Excavator bergerak melintang dan sejajar dengan front penggalian.

Pola ini ditetapkan apabila lokasi pemuatan memiliki dua akses dan

berdekatan dengan lokasi penimbunan. Sudut putar rata-rata lebih besar


61

daripada sudut frontal cut, tetapi waktu tunggu bagi excavator dan dump

truck lebih kecil.

c. Parallel Cut With Turn and Back

Parallel cut with turn and back adalah pola pemuatan ke dump truck,

dimana dump truck menunggu giliran untuk di isi oleh alat muat

(excavator).

Parallel cut with turn and back terdiri dari dua metode berdasarkan

cara pemuatannya, yaitu:

1) Single stopping, dump truck kedua menunggu selagi excavator

memuat ke dump truck pertama. Setelah dump truck pertama

berangkat, dump truck kedua berputar dan mundur. Saat dump truck

kedua diisi, dump truck ketiga datang dan menunggu untuk manuver

dan seterusnya.

2) Double stopping, dump truck memutar dan mundur ke salah satu

sisi excavator selagi excavator memuati dump truck pertama. Begitu

dump truck pertama berangkat, excavator mengisi dump truck kedua.

Ketika dump truck kedua diisi dump truck ketiga datang dan seterusnya.

Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadaan yang ditunjukkan

alat gali-muat dan alat angkut, yaitu:

a. Pola pemuatan berdasarkan jumlah penempatan posisi alat angkut untuk

dimuati terhadap posisi alat gali muat.


62

1) Single Back Up

Yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuat pada satu

tempat sedangkan alat angkut berikutnya menunggu alat angkut pertama

dimuati sampai penuh, setelah alat angkut pertama berangkat maka alat

angkut kedua memposisikan diri untuk dimuati sedangkan alat angkut

ketiga menunggu, dan begitu seterusnya.

2) Double Back Up

Yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuati pada dua

tempat, kemudian alat gali muat mengisi salah satu alat angkut sampai

penuh setelah itu mengisi alat angkut kedua yang sudah memposisikan

diri di sisi lain sementara alat angkut kedua diisi, alat angkut ketiga

memposisikan diri di tempat yang sama dengan alat angkut pertama dan

seterusnya .

b. Pola pemuatan yang didasarkan pada keadaan alat gali muat yang berada

di atas atau di bawah jenjang.

1) Top Loading, yaitu alat gali muat melakukan penggalian dengan

menempatkan dirinya di atas jenjang atau alat angkut berada di bawah

alat gali muat.


63

Gambar 45. Top Loading

2) Bottom Loading, yaitu alat gali muat melakukan penggalian dengan

menempatkan dirinya di jenjang yang sama dengan posisi alat angkut.

Gambar 46. Bottom Loading


64

6. Produktivitas Alat

Produktivitas adalah laju material yang dapat dipindahkan atau dialirkan

persatuan waktu (biasanya per jam). Pemindahan material dihitung berdasarkan

volume (m3 atau cuyd), sedangkan pada batubara biasanya kapasitas produksi

dalam ton (Rochmanhadi, 2003). Kemampuan produktivitas alat gali muat

merupakan besarnya produktivitas yang terpenuhi secara real oleh alat gali

muat berdasarkan pada kondisi yang dapat dicapai. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi produktivitas alat, antara lain:

a. Sifat Material

Lapisan tanah penutup (overburden) adalah semua lapisan

tanah/batuan yang berada di atas dan langsung menutupi lapisan bahan

galian berharga sehingga perlu disingkirkan terlebih dahulu sebelum dapat

menggali bahan galian berharga tersebut. Lapisan tanah penutup

(overburden) yang dapat ditemui umumnya dikelompokkan menjadi

beberapa sifat yaitu:

1) Material yang Sangat Mudah Digali

Material yang mengandung sedikit air, misalnya pasir, tanah

biasa, kerikil, campuran pasir dengan tanah biasa, dan material yang

banyak mengandung air, misalnya pasir lempungan, lempung pasiran,

lumpur, dan pasir yang banyak mengandung air (quick sand). Material

ini dapat digali menggunakan back hoe.


65

2) Material yang Lebih Keras

Misalnya tanah biasa yang bercampur kerikil, pasir yang

bercampur dengan kerikil, pasir yang kasar. Material ini juga masih

dapat digali menggunakan back hoe.

3) Material yang Setengah Keras

Misalnya batubara, shale (clay yang sudah mulai kompak), batuan

kerikil yang mengalami sementasi dan pengompakan, batuan beku yang

sudah mulai lapuk, dan batuan-batuan beku yang mengalami banyak

rekahan-rekahan. Material ini agak sulit menggali langsung

menggunakan backhoe sehingga material harus di ripping terlebih

dahulu.

4) Material yang Keras

Misalnya sandstone, limestone, slate, vulcanic tuff, batuan beku

yang mulai lapuk, mineral-mineral penyusun batuan yang telah

mengalami sementasi dan pengompakan. Material ini di ripping terlebih

dahulu atau langsung dengan peledakan.

5) Material Sangat Keras

Misalnya batuan-batuan beku dan batuan-batuan metamorf,

contohnya granit, andesite, slate, kwarsit, dan sebagainya. Material ini

dibongkar menggunakan metode peledakan.


66

b. Kapasitas Alat

Kapasitas alat dipengaruhi oleh faktor pengembangan material dan

faktor pengisian. Perencanaan pemilihan alat sangat penting agar alat dapat

bekerja maksimal sehingga produksi dapat tercapai. Kemampuan alat

merupakan faktor yang menunjukkan kondisi alat-alat mekanis yang

digunakan dalam melakukan pekerjaan dengan memperhatikan kehilangan

waktu selama waktu kerja dari alat yang tersedia (Rochmanhadi, 1982).

1) Factor Pengembang (swell Factor)

Menurut partanto, (1996) Swell factor merupakan perbandingan

antara material belum digali dengan material dalam keadaan loose

(setelah digali). Besarnya swell factor dapat dihitung dengan

persamaan:

𝑉 𝑢𝑛𝑑𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑏𝑒𝑑
SF = x 100%
𝑉 𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒

Pada PT. Ansar Terang Crushindo material yang ditambang

adalah berupa hasil ledakan yang mana swell factor-nya 0,72 untuk

batuan hasil ledakan. Density dan Swell Factor dapat dilihat pada

lampiran F.

2) Factor Isian Mangkuk (Bucket Fill Factor)

Faktor pengisian adalah perbandingan antara kapasitas nyata muat

dengan kapasitas baku alat muat yang dinyatakan dalam persen.

Semakin besar factor pengisian maka semakin besar pula kemampuan


67

nyata dari alat tersebut. Factor pengisisan mangkuk disebut juga bucket

fill factor. Untuk menghhitung faktor pengisian digunakan persamaan

sebagai berikut:

(Eugene P. Pfleider, 1972)

Fp = (Vb/Vd) x 100%

Keterangan:

Fp : Faktor pengisian

Vb : Factor nyata alat muat, m3

Vd : kapasitas teoritis alat muat, m3

Untuk harga factor bucket dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Factor Bucket


Jenis Kondisi Muatan Faktor
Pekerjaan Bucket
Ringan Menggali dan memuat dari stockpile, yang 1,0 – 0,8
tidak membutuhkan daya gali dan dapat
dimuat munjung dalam bucket.
Sedang Menggali dan memuat dari stockpile yang 0,8 – 0,6
sulit untuk digali dan dikeruk tetapi dapat
dimuat hampir munjung.
Agak Sulit Memuat dan menggali batu pecah, tanah 0,6 – 0,5
liat yang keras, pasir campur kerikil yang
telah ada di stockpile oleh Excavator lain.
Sulit Bongkahan batuan besar dengan bentuk 0,5 – 0,4
tidak teratur dengan banyak rongga
didalamnya.
Sumber: PTM (Partanto, 1993:186)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengisian bucket adalah

sebagai berikut:
68

a) Kandungan air, dimana semakin besar kandungan air maka faktor

pengisian semakin kecil, karena terjadi pengurangan volume

material.

b) Ukuran material, semakin besar ukuran material maka faktor

pengisian akan semakin kecil.

c) Ketrampilan dan kemampuan operator, dimana operator yang

berpengalaman dan terampil dapat memperbesar faktor pengisian

bucket.

c. Lokasi Kerja

Lokasi kerja merupakan hal yang sangat penting dalam pemilihan

peralatan yang akan digunakan.

d. Cuaca

Cuaca merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

produktivitas. Hal ini merupakan penyebab berkurangnya produksi

dikarenakan pertimbangan alat yang digunakan untuk penambangan

terhambat. Dengan kondisi cuaca hujan, maka hampir dipastikan

penambangan pada front akan ditunda, karena akses jalan yang berada di

front menjadi licin dan kurang memadai untuk dilalui oleh alat angkut.

Sebaliknya jika musim kemmarau front penambangan dan jalan tambang

menjadi berdebu sehingga menghalangi pandangan.


69

e. Geometri Jalan Angkut

Keadaan jalan akan mempengaruhi daya angkut alat alat yang dipakai.

Bila jalan baik, alat dapat bergerak lebih cepat dan kapasistas angkut dapat

lebih besar. Kemiringan dan jarak harus diukur dengan teliti karena hal itu

yang diperlukan untuk pengangkutan material tersebut (cycle time).

Ada beberapa geometri jalan yang perlu diperhatikan agar tidak

menimbulkan gangguan dan hambatan yang dapat menghambat kegiatan

pengangkutan.

1) Lebar Jalan Angkut Lurus

Lebar jalan angkut minimum yang dipakai sebagai jalur tunggal

atau ganda menurut “Anerican Association of state Highway and

Transportation officials (AASHTO) Manual Rural High Way Design”,

yaitu:

L (m) = n. Wt + (n + 1) (1/2.Wt)

Keterangan:

L (m) = Lebar jalan minimum (m)

N = Jumlah jalur

Wt = Lebar alat angkut


70

Sumber: Ir. Awang Suwandi, 2004

Gambar 47. Lebar jalan tambang

2) Jalan Angkut Pada Tikungan

Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar daripada lebar

pada jalan lurus. Untuk lebar jalan angkut minimum pada tikungan dapat

dipergunakan rumus:

W = n (U + Fa + Fb + Z) + C

Keterangan:

U = Jarak jejak roda paling luar

Fa = Lebar juntai depan

Fb = Lebar juntai belakang

C = Jarak antara alat angkut saat bersimpangan

Z = Lebar bagian tepi jalan


71

Sumber: Ir. Awang Suyandi, 2004

Gambar 48. Jalan angkut pada tikungan

f. Keterampilan dan Pengalaman Operator (Skill Operator)

Semakin baik kemampuan operator dalam mengoperasikan alat

yang digunakan, maka akan memperkecil waktu edar dari peralatan

tersebut.

7. Waktu Edar (Cycle Time)

Waktu edar (cycle time) merupakan waktu yang diperlukan oleh alat

untuk menghasilkan daur kerja. Semakin kecil waktu edar suatu alat, maka

produksinya semakin tinggi.

a. Waktu Edar Alat Gali Muat

Waktu edar alat gali muat terdiri dari waktu penggalian material,

waktu swing isi, waktu menumpahkan muatan, waktu swing kosong. Maka

formulasi perhitungan waktu edar alat gali muat adalah. Sumber : Partanto

Prodjo Sumarto (1995)


72

𝐶𝑇𝑔𝑚 = 𝑇𝑔 + 𝑇𝑠𝑖 + 𝑇𝑡 + 𝑇𝑠𝑘

Sumber: (Partanto Prodjo Sumarto, 1995)

Keterangan:

CTgm = Waktu edar alat gali muat (s)

Tg = Waktu menggali material (s)

Tsi = Waktu swing isi (s)

Tt = Waktu menumpahkan muatan (s)

Tsk = Waktu swing kosong (s)

b. Waktu Edar Alat Angkut

Waktu edar alat angkut terdiri dari waktu pengisian, waktu angkut

material, waktu manuver dumping, waktu dumping, waktu kembali kosong,

waktu manuver loading. Sehingga waktu edar alat angkut dapat dirumuskan

seperti berikut ini (Partanto Prodjo Sumarto, 1995):

𝐶𝑇𝑎 = 𝑇𝑖 + 𝑇𝑎 + 𝑇𝑚𝑑 + 𝑇𝑑 + 𝑇𝑘 + 𝑇𝑚𝑙

Sumber: (Partanto Prodjo Sumarto, 1995)

Keterangan:

CTa = Waktu edar alat angkut (s)

Ti = Waktu loading (s)

Ta = Waktu hauling (s)

Tmd = Waktu manuver dumping (s)

Td = Waktu dumping (s)


73

Tk = Waktu kembali kosong (s)

Tml = Waktu manuver loading (s)

Waktu edar sangat penting pengaruhnya terhadap produksi kerja alat

karena waktu edar menjadi variabel dalam perhitungan jumlah rate yang

dapat dilakukan dalam satu jam kerja. Semakin kecil waktu edar maka akan

semakin besar juga jumlah produktivitas yang akan dihasilkan. Sumber:

Partanto Prodjo Sumarto (1995).

8. Efisiensi Kerja

Efisiensi kerja adalah penilaian terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan

atau merupakan perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja dengan

waktu yang tersedia. Waktu effesiensi kerja dihitung dengan rumus. Sumber:

Yanto Indonesianto (2005).


𝑊𝐾𝑒
Efisiensi Kerja = x 100%
𝑊𝐾𝑡
Sumber: Indonesianto, 2005

Keterangan:

Wke = Waktu kerja efektif

Whd = Waktu hambatan yang dapat dihindari

Wkt =Waktu kerja yang tersedia

Whdt = Waktu kerja yang tidak dapat dihindari


74

9. Efisiensi Alat Mekanis

Menurut Partanto (1996), ada beberapa pengertian yang dapat

menunjukkan keadaan alat mekanis dan keefektifan penggunanya antar lain

sebagai berikut:

a. Mechanical Availability (MA)

Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang

sesungguhnya dari alat yang sedang dipergunakan. Persamaan untuk

mechanical availability adalah sebagai berikut:


𝑊
MA = 𝑊+𝑅 x 100%

Keterangan:

W = working hours

R = repair hours

Working hours atau jumlah kerja alat merupakan waktu yang

dibebankan kepada seseorang operator suatu alat yang dalam kondisi yang

dapat dioperasikan atau tidak rusak. Waktu ini meliputi pula tiap hambatan

(delay time) yang ada. Termasuk dalam hambatan tersebut adalah waktu-

waktu untuk pulang pergi ke permukaan kerja, pindah tempat, pelumasan

dan pengisian bahan bakar, hambatan karena kendala cuaca, dan lai-lain.

Repair hours atau jumlah jam untuk perbaikan, yaitu waktu untuk

perbaikan alat dan waktu yang hilang karena menunggu saat perbaikan alat

dan waktu yang hilang karena menunggu suatu perbaikan termasuk juga
75

waktu untuk penyediaan suku cadang (spere parts) serta waktu untuk

perawatan prepentive.

b. Physical Availibility (PA)

Physical availability pada umumnya selalu lebih besar daripada

mechanical availability. Tingkat efisiensi dari sebuah alat mekanis naik jika

angka PA mendekati angka MA. Physical availability merupakan catatan

mengenai catatan fisik dari alat yang sedang dipergunakan, persamaannya

adalah sebagai berikut.


𝑊+𝑆
PA = 𝑊+𝑅+𝑆 x 100%

Keterangan:

S = Standby hourse

T = Total hourse

Standby hourse merupakan jumlah jam suatu alat yang tidak dapat

dipergunakan padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam keadaan siap

beroperasi. Sedangkan total horse merupakan jumlah selurus jam dimana

alat dijadwalkan untuk beroperasi.

c. Use of Availability (UA)

Menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat

untuk beroperasi pada saat alat mekanis tersebut dapat dipergunakan

(availability), persamaan:
𝑊
UA = x 100%
𝑊+𝑆
76

Angka UA biasanya dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu alat

yang tidak rusak dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat menjadi ukuran

seberapa baik pengolahan (manajemen) peralatan yang digunakan.

d. Effective Utilization (UE)

Menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia

dapat dimanfaatkan untuk kerja produktif. Effective uutilization sebenarnya

sama dengan pengertian efisiensi kerja. Perbandingan antara jam kerja

sesungguhnya (jam kerja produktif) dengan jam kerja yang dijadwalkan.

Dari hasil persentase ini kita bisa melihat apakah sudah tercapai jam dari

penjadwalan jam kerja alat yang direncanakan, dengan rumus sebagai

berikit:
𝑊
EU = 𝑊+𝑅+𝑆 x 100%

10. Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut

a. produktivitas Alat Gali Muat

Untuk memperkirakan produktivitas alat gali muat, dapat digunakan

rumus berikut ini:

𝐾𝑏 𝑥 𝐵𝑓𝑓 𝑥 3600 𝑥 𝐸𝑓𝑓 𝑥 𝑆𝐹


𝑄=
𝐶𝑡

(Sumber: Tenriajeng, A.T, 2003)

Keterangan:

Q = Produktivitas alat gali muat (BCM/jam)

Kb = Kapasitas Bucket (m3)


77

Bff = Bucket Fill Factor

SF = Swell Factor

Eff = Efisiensi Kerja

Ct = Cycle Time (detik)

b. Produktivitas Alat Angkut

Untuk memperkirakan produktivitas alat angkut, dapat digunakan

rumus berikut ini:

𝑛 𝑥 𝐾𝑏 𝑥 𝐵𝑓𝑓 𝑥 60 𝑥 𝐸𝑓𝑓 𝑥 𝑆𝐹
𝑄=
𝐶𝑡

Sumber: (Tenriajeng, A.T, 2003)

Keterangan:

Q = Produktivitas alat angkut ( BCM/jam )

n = Frekuensi Pengisian

Kb = Kapasitas Bucket (m3)

Bff = Bucket Fill Factor

Eff = Efisiensi Kerja

SF = Swell Factor

Ct = Cycle Time (menit)

11. Match Factor (Keserasian Kerja Alat Berat)

Match factor merupakan faktor yang digunakan dalam menentukan

tingkat keserasian kerja alat-alat berat yang dioperasikan dalam kegiatan

penambangan (shovel dan dump truck). Untuk menentukan nilai match factor
78

tersebut, maka dapat digunakan rumus seperti dibawah ini. Sumber: Partanto

Prodjo Sumarto (1995).

𝑁𝑎 𝑥 𝐶𝑇𝑚 𝑥 𝑛
𝑀𝐹 =
𝐶𝑇𝑎 𝑥 𝑁𝑚

Sumber: (Partanto Prodjo Sumarto, 1995)

Keterangan:

MF = Faktor keserasian kerja alat berat

Na = Jumlah alat angkut

CTm = Cycle time alat muat

n = Jumlah Pengisian

Cta = Cycle time alat angkut

Nm = Jumlah alat muat

Bila hasil dari perhitungan didapatkan :

a. MF < 1

Berarti persentase kerja dari alat gali tidak mencapai 100%,

sedangkan persentase kerja dari alat angkut dapat mencapai 100%, sehingga

terdapat waktu tunggu yang terjadi bagi alat gali untuk menunggu alat

angkut yang belum datang. Pada situasi ini, kinerja alat gali dapat

dioptimalkan dengan melakukan perawatan front ataupun menyiapkan

material yang akan dimuatkan selanjutnya. Keadaan seperti ini lebih baik

dari pada terjadinya waktu tunggu untuk alat angkut. Sumber: Partanto

Prodjo Sumarto (1995).


79

b. MF = 1

Berarti persentase kinerja kedua alat dapat mencapai 100% sehingga

tidak ada waktu tunggu yang terjadi. Keadaan ini sangat jarang terjadi

langsung dilapangan dalam waktu yang lama. Sumber: Partanto Prodjo

Sumarto (1995).

c. MF > 1

Berarti persentase kerja alat angkut kurang 100% sedangkan

persentase kerja alat muat dapat mencapai 100% sehingga adanya waktu

tunggu yang terjadi untuk alat angkut. Situasi seperti ini apabila terjadi 2

antrian alat angkut sangatlah tidak efektif. Sumber: Partanto Prodjo

Sumarto (1995).

C. Proses Pelaksanaan Kegiatan/ Produksi

Adapun kegiatan yang dilaksanakan penulis di site satu PT. Ansar Terang

Crushindo pada kegiatan ini, yaitu:

1. Pengamatan Lapangan

Kegiatan ini dilakukan selama beberapa hari dibeberapa tempat seperti

pengamatan di front penambangan, stockpile area, disposal area.

2. Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data tersebut, penulis melakukan 2 tahapan

dalam pengumpulan data antara lain:


80

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari hasil

pengamatan dilapangan, adapun data-data yang diambil, antara lain:

1) Waktu Edar (Cycle Time)

Merupakan alat gali muat dan alat angkut, diperoleh dengan

megukur waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat untuk menyelesaikan

satu siklus kegiatan tanpa memperhatikan waktu hambatan yang terjadi.

2) Data Faktor pengisian Alat (Fill Factor)

Merupakan muat dan jumlah pengisian bucket kedalam alat

angkut.

3) Waktu Hambatan

Baik yang dapat ditekan maupun yang tidak dapat ditekan dengan

melakukan pengamatan langsung di lapangan.

b. Data Sekunder

Berupa data pendukung yang berhubungan dengan pengamatan hasil

observasi orang lain, laporan-laporan teknik, maupun hasil publikasi

terdahulu. Adapun data-data tersebut, antara lain:

1) Geologi

2) Topografi daerah

3) Deskripsi perusahaan

4) Sejarah perusahaan

5) Spesifikasi alat
81

D. Pembahasan/ Analisis Data

1. Efisiensi Kerja Alat

Adapun jumlah jam ketersediaan alat pada PT. Amnsar Terang

Crushindo selama bulan Februari 2020, dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini:

Tabel 6. Jam Kesediaan Alat


No Jam Jam Kerja Jam Jam
Nama Alat Tersedia Efektif Repair Standbay
(T) (W) (R) (S)
1 Excavator Komatsu 248 189 41 18
PC300
2 Dump Truck Mitsubishi 248 189 5 54
FUSO 250PS

a. Excavator Komatsu PC 300

1) Mechanical Availability (MA)


𝑊
MA = 𝑊+𝑅 x 100%

189
MA = 189+41 x 100%

189
MA = 230 x 100%

MA = 82,17 %

2) Physical Availability (PA)


𝑊+𝑆
PA = 𝑊+𝑅+𝑆 x 100%

189+18
PA = 189+41+18 x 100%

207
PA = 248 x 100%

PA = 83,46%
82

3) Use of Availability (UA)


𝑊
UA = 𝑊+𝑆 x 100%

189
UA = 189+18 x 100%

189
UA = 207 x 100%

UA = 91,3%

4) Effective Utilization (EU)


𝑊
EU = 𝑊+𝑅+𝑆 x 100%

189
EU = 189+41+18 x 100%

189
EU = 248 x 100%

EU = 76,2%

b. Dump Truck Mitsubishi FUSO 250Ps

1) Mechanical Availability (MA)


𝑊
MA = 𝑊+𝑅 x 100%

189
MA = 189+5 x 100%

189
MA = 194 x 100%

MA = 97,42%

2) Physical Availability (PA)


𝑊+𝑆
PA = 𝑊+𝑅+𝑆 x 100%

189+54
PA = 189+5+54 x 100%
83

243
PA = 248 x 100%

PA = 97,98%

3) Use of Availability (UA)


𝑊
UA = 𝑊+𝑆 x 100%

189
UA = 189+54 x 100%

189
UA = x 100%
243

UA = 77,78%

4) Effective Utilization (EU)


𝑊
EU = 𝑊+𝑅+𝑆 x 100%

189
EU = 189+5+54 x 100%

172
EU = 248 x 100%

EU = 76,2%

Tabel 7. Efisiensi Kerja Alat


Nama Alat MA PA UA EU
(%) (%) (%) (%)
Excavator Komatsu PC 3000 82,17 83,46 91,3 76,2
Dump Truck Mitsubishi FUSO 250Ps 97,42 97,98 77,78 76,2
Sumber: CV. Triarga Nusa Tama, 2020

2. Perhitungan Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut Batu Andesit

a. Produktivitas Alat Gali Muat Excavator Komatsu PC 300

Berikut merupakan perhitungan produktivitas alat gali muat

Excavator Komatsu PC 300 untuk penggalian batu andesit berdasarkan


84

hasil penelitian yang dilakukan di lapangan pada lokasi penambangan batu

andesit site satu PT. Ansar Terang Crushindo.

Diketahui:

Kapasitas Bucket (Kb) = 1.8 m3 (lampiran D)

Bucket Fill Factor (Bff) = 0,78 (lampiran C)

Swell Factor (SF) = 0,72 (lampiran F)

Efisiensi Kerja (Eff) = 0,762

Cycle Time (Ct) = 24,335 detik (lampiran G)

Density Batu Andesit (Da) = 2,5 Ton/m3

𝐾𝑏 𝑥 𝐵𝑓𝑓 𝑥 3600 𝑥 𝐸𝑓𝑓 𝑥 𝑆𝑓


Q= 𝑥 Da
𝐶𝑇

1.8 𝑥 0,78 𝑥 3600 𝑥 0,762 𝑥 0,72


Q= 𝑥 2,5
24,335

2888,59
Q= 𝑥 2,5
24,335

Q = 284,882 Ton/Jam

Dengan jam kerja 189 Jam/Bulan adalah:

Q = 189 Jam/Bulan x 284,882 Ton/Jam

= 53842,698 Ton/Bulan

Maka produktivitas alat muat excavator komatsu PC 300 untuk Batu

Andesit adalah 53842,698 Ton/Bulan.


85

b. Dump Truck Mitsubishi FUSO 250 Ps

Produktivitas alat angkut dump truck mitsubishi fuso 250 Ps untuk

batu andesit dari front ke dump hopper yang melayani excavator komatsu

PC 300.

Diketahui:

Jumlah Bucket (n) : 12 Kali

Kapasitas Bucket (Kb) : 1.8 m3

Bucket Fill Factor (Bff) : 0,78

Swell Factor (Sf) : 0,72

Efisiensi Kerja (Eff) : 0,762

Cycle Time Alat Angkut (CTa) : 2349,43

𝑛 𝑥 𝐾𝑏 𝑥 𝐵𝑓𝑓 𝑥 3600 𝑥 𝐸𝑓𝑓 𝑥 𝑆𝑓


Q= 𝐶𝑇

12 𝑥 1.8 𝑥 0,78 𝑥 3600 𝑥 0,762 𝑥 0,72


Q= 2349,43

33276,552
Q= 2349,43

Q = 14,163 Bcm/Jam

Untuk material andesit, maka dipindahkan dari BCM ke Ton. dari

BCM ke Ton. Maka 1 BCM x density batu andesit.

Q = 14,163 Bcm/Jam x 2,5 Ton/m3

Q = 35,407 Ton/Jam

Karena jumlah jam kerja efektif yang tersedia selama sebulan 189 Jam

maka:
86

= 189 Jam x 35,704 Ton/Jam

= 6748,05 Ton/Bulan

Karena ada 4 unit dump truck mitsubishi fuso 250 PS yang dilayani

oleh satu unit excavator komatsu PC 300, maka total produksi dump truck

adalah:

= 4 x 6748,05 Ton/Bulan

= 26992,2 Ton/Bulan

Tabel 8. Produktivitas Alat


No Jenis Alat Produksi Jam Kerja 1 Produksi
dalam 1 Bulan Unit dalam 1
Jam Bulan
1 Excavator Komatsu 296,752 189 1 53842,698
PC 300 Ton/Jam Ton/Bulan
2 Dump Truck 35,407 189 4 26992,2
Mitsubishi Fuso 250 Ton/Jam Ton/Bulan
PS

3. Perhitungan Keserasian Kerja Alat (Match Factor)

Berikut merupakan perhitungan faktor keserasian kerja alat (match factor)

pada front penambangan di PT. Ansar Terang Crushindo.

Diketahui:

Jumlah alat angkut dump truck mitsubishi fuso 250Ps (Na) = 4 unit

Cycle time excavator komatsu PC 300 (CTm) = 24,335 detik

Jumlah pengisian (n) = 12 kali

Cycle time dump truck Mitsubishi Fuso 250 PS (CTa) = 2349,43 detik

Jumlah alat gali muat excavator Komatsu PC 300 (Nm) = 1 unit


87

𝑁𝑎 𝑥 𝐶𝑇𝑚 𝑥 𝑛
MF = 𝐶𝑇𝑎 𝑥 𝑁𝑚

4 𝑥 24,335 𝑥 12
MF = 2349,43 𝑥 1

1168,08
MF = 2349,43

MF = 0,499

Karena MF < 1 artinya alat muat bekerja kurang dari 100% sedangkan

alat angkut bekerja 100%, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat (front

loading).

4. Evaluasi Produktivitas Alat Gali Muat Excavator Komatsu PC 300 dan

Alat Angkut Dump Truck Mitsubishi FUSO 250PS

Berdasarkan hasil MF (match factor) yaitu sebesar 0,498. Dapat kita

ketahui bahwa jika nilai MF < 1 maka terjadi pengguan oleh alat gali muat

terhadap alat angkut. Agar terjadi keserasian antara alat gali muat dan angkut

maka yang harus dilakukan menambah jumlah dump truck.

Analisi jumlah dump truck Mitsubishi Fuso 250PS:


𝑛 𝑥 𝑁𝑎 𝑥 𝐶𝑇𝑚
MF =
𝑁𝑚 𝑥 𝐶𝑇𝑎

12 𝑥 𝑁𝑎 𝑥 24,335
1= 1 𝑥 2349,43

Na = 8,04

Jadi jumlah unit dump truck yang diperlukan untuk mencapai keserasia

kerja alat gali muat dan angkut adalah 8 unit dump truck Mitsubishi Fuso

250PS yang dipelukan untuk melayani 1 unit excavator Komatsu PC 300.


88

Kenyataan dilapangan hanya menggunakan 4 unit dump truck. Untuk

mencapai nilai MF = 1 atau mendekati 1, perlu menggunakan 8 unit dump truck

untuk mencapai optimalisasi produksi batu andesit. Jadi jumlah dump truc

Mitsubishi Fuso 250PS yang harus ditambah adalah 4 unit.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Target Produksi Batu Andesit yang diterapkan perusahaan yaitu sebesar 25.000

ton/bulan.

2. Besarnya nilai efesiensi kerja alat gali muat excavator Komatsu PC300 sebesar

76,2% dan alat angkut dump truck sebesar 76,2%.

3. Dari hasil perhitungan didapatkan produktivitas alat gali muat Excavator

Komatsu PC 300 sebesar 53842,698 Ton/Bulan dengan kombinasi alat angkut

4 unit dump rruck Mitsubishi Fuso 250 Ps sebesar 26992,2 Ton/Bulan.

4. Pada alat gali muat excavator Komatsu PC 300 dan dump truck Mitsubishi Fuso

250 Ps didapatkan nilai MF sebesar 0,499, secara actual karena MF < 1 maka

alat gali muat menunggu alat angkut.

5. Agar tercapai MF = 1 maka jumlah dump truck yang dibutuhkan adalah 8 unit,

sedangkan dilapangan hanya tersedia 4 unit dump truck. Jadi jumlah dump truck

yang harus ditambah adalah 4 unit dump truck agar tercapai MF = 1.

89
90

B. Saran

1. Perlunya dilakukan perawatan jalan angkut terutama setelah terjadi hujan.

2. Diharapkan adanya perawatan terhadap alat berat secara berkala agar tidak

terjadi kerusakan pada alat saat sedang bekerja sehingga tidak mengganggu

waktu kerja efektif yang nantinya dapat berdampak pada produktivitas alat.

3. Sebaiknya dilakukan perhitungan terhadap keserasian alat gali muat dan alat

angkut agar tida terjadi penungguan oleh alat gali muat.

4. Sebaiknya fasilitas mobil operasional ditambah untuk para peserta kuliah

lapangan maupun operator agar memuadahkan untuk pergi kelokasi tambang.


DAFTAR PUSTAKA

Anisari, Rezky.2012. Keserasian Alat Muat dan Angkut untuk Ketercapaian Target
Produksi Pengupasan Batuan Penutupan pada PT Unirich Mega Persada Site
Hajak Kabupaten Barito Utara Kalimantan Tengah. Jurnal Intekna. No.1,
Mei 2012. Halaman 23-28

Hartman, Howard L. and Mutmansky, Jan M.. 2002. Introductory Mining


Engineering. New Delhi: Wiley India.

Indonesianto, Yanto. 2005. Pemindahan Tanah Mekanis. UPN “Veteran”:


Yogyakarta.

Komatsu Ltd. 2007. Specification and Aplication Handbook.26th Edition.

Rochmanhadi, 1992. “Kapasitas dan Produksi Alat-Alat Berat”. Jakarta: KMKO Sipil
Unhas

Sumarto, Partanto Prodjo. 1995. Pemindahan Tanah Mekanis. ITB: Bandung.

Teriajeng, Andi Tenrisukki. 2003. Pemindahan Tanah Mekanis. Jakarta : Penerbit


Gunadarma

Sumarya, 2012. Bahan Ajar Peralatan Tambang dan Penanganan Material.FT UNP
Padang: Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

Tim Penyusun. 2013. Buku Pedoman Pengalaman Lapangan Industri Mahasiswa


FT UNP Padang: Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

91
LAMPIRAN A

STRUKTUR ORGANISASI CV. TRIARGA NUSA TAMA JOBSITE PT. ANSAR TERANG CRUSHINDO
92
LAMPIRAN B

PETA KESAMPAIAN DAERAH IUP PT. ANSAR TERANG CRUSHINDO


93
LAMPIRAN C

PETA SITUASI PT. ANSAR TERANG CRUSHINDO


94
LAMPIRAN D

PETA TOPOGRAFI PT. ANSAR TERANG CRUSHINDO


95
LAMPIRAN E

FAKTOR EFISIENSI KERJA HYDRAULIC EXCAVATOR


Kondisi Medan Efisiensi Kerja (%)
Baik 83
Sedang 75
Agak Buruk 67
Buruk 58

FAKTOR EFISIENSI KERJA DUMP TRUCK


Kondisi Medan Efisiensi Kerja (%)
Baik 83
Sedang 80
Agak Buruk 75
Buruk 70

FAKTOR KOREKSI BUCKET


Pemuatan Jenis bahan diangkut Bucket (%)
Easy Clay, Soft soil 1,1-1,2
Average Sandy Soil and Dry soil 1,0-1,1
Rather Difficult Sandy soil with gravel 0,8-0,9
Difficult Loading blasted rock 0,7-0,8

96
LAMPIRAN F

SPESIFIKASI EXCAVATOR KOMATSU PC400-8

Operating Weight Kg (lb) 31100 (68,560)


Horse Power kW (HP)/RPM 194 (260)/1950
Bucket Capacity Rage 3
(m ) 0.52 – 1.8
Performance:
 Swing Speed RPM 9.5
 Max travel speed Hi 5.5 (3.4)
Mi Km/h (MPH) 4.5 (2.8)
Lo 3.2 (2.0)
ENGINE KOMATSU
Model SAA6D114E-3
No. of cylinders mm 6-114 x 135
Bore x stroke (in) (4.49 x 5.31)
Piston displacement Ltr. (cu.in) 8.27 (505)

HYDRAULIC SYSTEM 2 x variable


Hydraulic pump Piston
Max. oil flow Ltr. (U.S. Gal)/min 535 (141)
Max. oil pressure (Implement) Kg/cm2 (PSI) 380 (5400)
Track shoe width mm (in) 600 (24)
Ground pressure Kg/cm2 (PSI) 0.64 (9.1)
CAPACITY (Refilled):
 Fuel tank Ltr. (U.S. Gal) 605 (160)
 Hydraulic oil tank 188 (49.7)
MACHINE SPEC:
 Boom mm (ft.in) 6070 (21’3”)
 Arm mm (ft.in) 3185 (10’5”)
 Bucket (SAE) m3 (u.yd) 1.4 (1.83)

97
LAMPIRAN G

SPESIFIKASI MITSUBISHI FUSO 250PS

MODEL FN 627 HD
Tope 6x4
DIMENSI
Jarak sumbu roda mm 5.450
Panjang keseluruhan mm 8.525
Lebar keseluruhan mm 2.450
Tinggi keseluruhan mm 2.685
Tinggi minimal dari tanah mm 250
Jarak roda depan kiri kanan mm 1.920
Jarak roda belakang kiri kanan mm 1.845
BERAT
Berat chassis termasuk kabin kg 6.880
GVW kg 26.000
KEMAMPUAN
Radius putar minimum m 8,5
RODA
Ban kg 10.00 R20-16PR
Velg kg 20 x 7.00T-162-131
MESIN
Model Mitsubishi 6D16-3AT7
tipe 4 langkah-pendingin air, direct injection,
turbo charged diesel engine
Jumlah silinder 6 in line
Diameter x langkah mm 188 x 155
Isi silinder cc 7.545
Daya maksimal PS/rpm 250/2.800
Torsi maksimal Kgm/rpm 72/1.400
TRANSMISI

98
Model Eaton ES-11109
Tipe 9 gigi maju dan 1 gigi mundur
Gigi 2 – 9; Synchromesh
Gigi 1 dan gigi mundur; Constantmesh
Kopling Hydraulic control, tipe coil spring, pelat
kering tunggal dengan air pressure
assistance, C7W38
AS
Depan Reverse Eliot, “I” beam type
Belakang Tipe full floating, tandem drive dengan
interaxie differential gears dan locking
device
Perbandingan gigi akhir 7.400
SUSPENSI
Depan laminated leaf springs dengan tipe double
acting shock absorbers
Belakang Inverted dan laminated leaf spring dengan
trunnion base dan radus rods
REM
Rem kaki Air over hydraulic
Rem tangan Internal expanding
Rem pembantu Sistem pengereman gas buang (Exhaust
brake)
Kapasitas tangki solar liter 200

99
LAMPIRAN H

DENSITY DAN SWELL FACTOR

Jenis Material Density (Lb/Cuyd) Swell Factor

Bauksit 2700-4325 0,75


Tanah Liat, Kering 2300 0,85
Tanah Liat, Basah 2800-3000 0,82-0,80
Anthracite 2200 0,74
Bituminous 1900 0,74
Bijih Tembaga 3800 0.74
Tanah Biasa, Kering 2800 0,85
Tanah Biasa, Basah 3370 0,85
Tanah Biasa Bercampur 3100 0,90
Kerikil
Kerikil (Gravel), Kering 3250 0,89
Kerikil (Gravel), Basah 3600 0,88
Granit, Pecah-pecah 4500 0,67-0,56
Hematite, Pecah-pecah 6500-8700 0,45
Biji Besi, Pecah-pecah 3600-5500 0,45
Batu Kapur, Pecah-pecah 2500-4200 0,60-0,57
Lumpur 2160-2970 0,83
Lumpur, Sudah Ditekan 2970-3510 0,83
Pasir, Kering 2200-3250 0,89
Pasir, Basah 3300-3600 0.88
Shale 3000 0,75
Slate 4590-4860 0,77
Batuan Hasil Ledakan 0,72

100
LAMPIRAN I

DATA CYCLE TIME EXCAVATOR KOMATSU PC 300 (Detik)

SWING
NO DIGGING SWING ISI DUMPING CT
KOSONG
1 6.06 3.36 3.52 3.92 16.86
2 6.02 6.65 3.65 4.41 20.73
3 6.38 6.61 4.31 5.16 22.46
4 5.38 7.29 4.65 4.69 22.01
5 5.67 6.23 3.73 4.6 20.23
6 6.67 7.6 4.06 4.08 22.41
7 6.85 6.43 3.49 5.93 22.7
8 7.74 6.23 6.37 5.01 25.35
9 6.44 6.87 3.92 5.61 22.84
10 5.08 7.26 4.8 4.72 21.86
11 8.44 7.22 3.42 4.97 24.05
12 9.13 7.24 4.38 4.69 25.44
13 9.58 7.87 4.13 4.87 26.45
14 8.8 7.36 4.89 4.72 25.77
15 7.07 6.58 4.62 4.67 22.94
16 7.79 7.97 4.67 4.22 24.65
17 6.02 8.49 6.14 4.08 24.73
18 6.58 7.71 4.65 4.87 23.81
19 6.23 7.03 5.63 5.21 24.1
20 6.56 6.32 4.56 4.83 22.27
21 7.46 8.04 4.91 5.38 25.79
22 8.1 8.21 5.63 4.48 26.42
23 8.38 6.63 4.97 4.49 24.47
24 7.32 6.48 4.48 4.66 22.94
25 6.2 7.12 4.63 4.79 22.74
26 8.15 6.98 4.64 5.13 24.9
27 3.36 6.39 3.88 6.1 19.73
28 7.39 6.71 5.12 4.96 24.18
29 7.09 7.3 5.62 5.45 25.46
30 6.02 7.16 34.08 4.5 51.76
JUMLAH 207.96 209.34 167.55 145.2 730.05
RATA2 6.932 6.978 5.585 4.84 24.335

101
LAMPIRAN J

DATA CYCLE TIME DUMP TRUCK MITSUBISHI FUSO 250 PS

Waktu Waktu
Waktu Waktu Waktu Waktu
Manuver Manuver CT
NO Loading Angkut Dumping Kembali
Loading Dumping (detik)
(detik) (detik) (detik) (detik)
(detik) (detik)
1 82 615 928 35 40 793 2493
2 65 638 919 40 46 778 2486
3 64 628 1019 50 48 791 2600
4 67 391 1027 46 43 727 2301
5 79 413 1031 37 41 716 2317
6 59 371 931 37 45 657 2100
7 63 399 945 38 48 620 2113
8 66 394 908 51 47 605 2071
9 54 451 925 35 49 613 2127
10 56 435 931 49 55 638 2164
11 62 511 1016 52 42 716 2493
12 59 529 954 47 41 687 2486
13 81 571 927 39 40 649 2600
14 71 470 1021 44 47 703 2301
15 77 631 1003 51 46 710 2317
16 56 594 957 45 51 787 2100
17 68 539 943 54 42 735 2113
18 81 444 959 49 50 755 2071
19 78 591 1014 47 53 767 2127
20 73 489 981 43 43 781 2164
21 58 437 969 52 47 767 2493
22 55 537 957 37 41 716 2486
23 75 577 991 42 42 643 2600
24 69 631 919 48 49 656 2301
25 66 558 1000 46 47 654 2317
26 81 421 970 53 53 774 2100
27 76 511 1002 50 51 696 2113
28 78 533 956 48 48 662 2071
29 65 521 1021 46 45 677 2127
30 77 547 947 51 50 749 2164
JUMLAH 70483
RATA-RATA 2349.433

102
LAMPIRAN K

CATATAN KEGIATAN PENGALAMAN LAPANGAN

Nama : Betro Pemilio


NIM/BP : 17080015
Tempat PLI : PT. Ansar Terang Crushindo
Pembimbing Lapangan : Lusi Delfiska
Kegiatan : 14 Januari 2020 s/d 29 Februari 2020

NO Tanggal Topik/Kegiatan Paraf Dukumentasi


yang Dilakukan Pembimbing
1 14 Kedatangan di site
Januari 1 PT. Ansar Terang
2020 Crushindo, yang
berlokasi di
kecamatan
Pangkalan Koto
Baru, Sumatera
Barat
2 15 Masuk kantor dan
Januari melakukan
2020 registrasi dan
melakukan
perkenalan dengan
karyawan CV. TNT
3 16 Orientasi
Januari engineering
2020

4 17 Pembekalan materi
Januari peledakan dengan
2020 bapak Yusbeli
Hendry

5 18 Mempelajari
Januari referensi yang
2020 diberikan
perusahaan

103
6 19 Orientasi produksi
Januari
2020

7 20 Mengamati
Januari kegiatan pemboran
2020

8 21 Mengamati
Januari kegiatan
2020 perangkaian
peledakan

9 22 Mengamati operasi
Januari excavator Komatsu
2020 PC300 dan
Dumptruck
Mitsubishi FUSO
250PS
10 23 Mengamati
Januari kegiatan produksi
2020

11 24 Mengamati
Januari kegiatan loading
2020 batu andesit oleh
excavator Komatsu
PC300
12 25 Kegiatan operasi
Januari dewatering
2020

104
13 26 Mengikuti aktivitas
Januari hauling dari lokasi
2020 penambangan ke
tempat crusher
menggunakan
dump truck
Mitsubishi FUSO
250PS
14 27 Mengambil data
Januari cycle time
2020 excavator Komatsu
PC300

15 28 Mengambil data
Januari cycle time
2020 excavator Komatsu
PC300

16 29 Mengambil data
Januari cycle time
2020 excavator Komatsu
PC300

17 30 Istirahat
Januari
2020

18 31 Mengamati
Januari kegiatan penitikan
2020 titik bor untuk
aktivitas peledakan

19 1 Mengikuti kegiatan
Februari peledakan dari awal
2020 sampai akhir

105
20 2 Melakukan
Februari penitikan titik bor
2020 untuk aktivitas
peledakan
selanjutnya dan
mempersiapkan
medium untuk
stemming.
21 3 Mengikuti kegiatan
Februari pemboran
2020

22 4 Mengikuti kegiatan
Februari pemboran
2020

23 5 Mengikuti kegiatan
Februari peledakan dari awal
2020 sampai akhir

24 6 Mengambil data
Februari cycle time
2020 excavator Komatsu
PC300

25 7 Mengambil data
Februari cycle time
2020 excavator Komatsu
PC300

26 8 Melakukan
Februari penitikan titik bor
2020 dan mengikuti
kegiatan pemboran
untuk aktivitas
peledakan
selanjutnya

106
27 9 Mengikuti kegiatan
Februari drill and blasting
2020 dari awal sampai
akhir

28 10 Mengolah data
Februari cycle time
2020 excavator di kantor

29 11 Mengambil data
Februari cycle time Dump
2020 truck Mitsubishi
FUSO 250PS

30 12 Mengambil data
Februari cycle time Dump
2020 truck Mitsubishi
FUSO 250PS

31 13 Mengambil data
Februari cycle time Dump
2020 truck Mitsubishi
FUSO 250PS

32 14 Mengambil data
Februari cycle time Dump
2020 truck Mitsubishi
FUSO 250PS

33 15 Mengambil data
Februari cycle time Dump
2020 truck Mitsubishi
FUSO 250PS

34 16 Mengambil data
Februari cycle time Dump
2020 truck Mitsubishi
FUSO 250PS

107
35 17 Melakukan
Februari penitikan titik bor
2020 untuk aktivitas
peledakan dan
mempersiapkan
medium untuk
pemboran dan
mengamati
kegiatan pemboran
36 18 Mengikuti kegiatan
Februari pemboran
2020

37 19 Mengikuti kegiatan
Februari peledakan dari awal
2020 sampai akhir

38 20 Mengambi data
Februari cycle time Dump
2020 truck Mitsubishi
FUSO 250PS

39 21 Mengolah data
Februari cycle time Dump
2020 truck Mitsubishi
FUSO 250PS

40 22 Istirahat
Februari
2020

41 23 Melakukan
Februari penitikan titik bor
2020 untuk aktivitas
selanjutnya dan
mempersiapkan
medium untuk
stemming

108
42 24 Mengikuti kegiatan
Februari pemboran
2020

43 25 Mengikuti kegiatan
Februari pemboran dari awal
2020 sampai akhir

44 26 Pergi ke kantor
Februari untuk meminta
2020 data-data sekunder
yang dibutuhkan

45 27 Mengamati proses
Februari loading dan
2020 hauling batu
andesit dan
menanyakan materi
yang kuram paham
tentang
produktivitas
kepada Ibuk Lusi
Delfiska
46 28 Istirahat
Februari
2020

47 29 Presentasi dan balik


Februari ke kampus UNP
2020

109
LAMPIRAN L

110
LAMPIRAN M

111

Anda mungkin juga menyukai