Anda di halaman 1dari 112

LAPORAN PENGALAMAN LAPANGAN INDUSTRI (PLI)

DI PT.INDOTHARA MULTI ARTHA

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN RUMAH SAKIT


UNIVERSITAS ANDALAS (UNAND)

OLEH :

M ILHAN YADISAPUTRA

NIM : 20323058/2020

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2023
HALAMAN PENGESAHAN FAKULTAS

Laporan ini Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan


Penyelesaian Pengalaman Lapangan Industri (PLI)
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
Semester Juli-Desember 2023

Oleh :
M Ilhan Yadisaputra
NIM : 20323058/2020
Program Studi S1 Teknik Sipil
Departemen Teknik Sipil

Diperiksa dan Disahkan Oleh:


Dosen Pembimbing

Rizky Indra Utama, S.T., M.T.


NIP: 171062

a.n. Dekan FT-UNP


Kepala Unit Hubungan Industri

Dr. Ali Basrah Pulungan, S.T., M.T.


NIP. 19741212 200312 1 002

i
HALAMAN PENGESAHAN INDUSTRI/PERUSAHAAN

Laporan ini Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan


Penyelesaian Pengalaman Lapangan Industri (PLI)
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
Semester Juli-Desember 2022

Oleh :
M Ilhan Yadisaputra
NIM : 20323058/2020
Program Studi S1 Teknik Sipil
Departemen Teknik Sipil

Diperiksa dan Disahkan Oleh:


Pembimbing Lapangan

Budi Kurniawan, S.T

Mengetahui
Direktur PT.Indothara Multi Artha

Ichram Fauzi Pakpahan

ii
BIODATA

Data Diri
Nama Lengkap : M Ilhan Yadisaputra
NIM : 20323058/2020
BP : 2020
Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Enim/13 Juli 2002

Jenis Kelamin : Laki-laki


Alamat : JL. Gunung Sago ,Kel. Gunung Pangilun, Kec
Padang Utara, Kota Padang, Prov. Sumatera Barat
Nomor Telepon : 0813 7292 8145

Riwayat Pendidikan
a. TK : TK Tunas Melati
b. SD : SDN 09 Talawi Hilir
c. SMP/MTs : SMP Uswatun Hasanah
d. SMA/MA/SMK : SMA Uswatun Hasanah
Pengalam Industri
Nama Proyek : Proyek Pembangunan Jembatan Rumah SakitUnand
Lokasi Proyek : Jl. Limau Manis, Limau Manis, Kec. Pauh, Kota
Padang, Sumatera Barat
Tanggal Kerja Praktek : 2023

Padang, Oktober 2023

M Ilhan Yadisaputra
20323058

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis sampaikan ke hadirat ALLAH Subhanahu wata’ala


yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan laporan Pengalaman Lapangan Industri (PLI) yang dilaksanakan di
PT Indothara Multi Artha. pada Proyek pembanguan jembatan Rumah Sakit
Universitas Andalas (Unand).
Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah PLI di
Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang. Tujuan
dibuatnya laporan PLI ini adalah untuk melaporkan segala kegiatan yang
dilakukan selama melaksanakan kegiatan PLI di PT Indothara Multi Artha.
Penyusunan laporan PLI ini tidak lepas dari pengarahan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Rizky Indra Utama, S.T., M.T. selaku Dosen pembimbing PLI yang
telah memberikan waktu untuk bimbingan, petunjuk, pengarahan dan nasihat
dalam menyelesaikan laporan PLI ini,
2. Ibuk Dr. Eng. Prima Yane Putri, S.T., M.Eng. selaku Ketua Jurusan Teknik
Sipil FT UNP,
3. Ibuk Risma Apdeni, S.T., M.T., selaku Koordinator UHI Jurusan Teknik Sipil
yang telah memberikan waktu untung mengurus semua mahasiswa yang
melakukan kegiatan PLI pada semester ini,
4. Bapak Ali Basrah Pulungan, S.T., M.T., selaku Ketua Unit Hubungan Industri
FT UNP,
5. Bapak Ichram Fauzi Pakpahan selaku Direktur PT Indothara Multi Artha,
6. Bapak Budi Kurniawan, S.T., selaku pembimbing selama berada di lapangan
yang telah memberikan ilmu dan informasi terkait pekerjaan untuk penulisan
laporan ini,
7. Semua staf di PT Indothara Multi Artha yang bertanggung jawab untuk proyek
pembangunan jembatan Rumah Sakit Universitas Andalas.

iv
8. Kepada keluarga penulis yang sudah memberi dukungan dan semangat kepada
penulis selama melakukan PLI dan penyusunan laporan PLI,

9. Kepada ji

10. Kepada teman-teman kelompok seperjuangan penulis yang sama-sama


melakukan PLI,
11. Kepada teman-teman penulis yang memberi semangat serta dukungan untuk
menyelesaikan laporan ini,
Laporan ini masih jauh dari sempurna, namun semoga dapat memberi
manfaat bagi pembacanya.

Padang, Juli 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN FAKULTAS..........................................................i


HALAMAN PENGESAHAN INDUSTRI/PERUSAHAAN......................ii
BIODATA..............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Deskripsi Proyek.............................................................................................1
1. Latar Belakang Proyek...........................................................................................1
2. Tujuan Proyek........................................................................................................2
3. Manfaat Proyek......................................................................................................2
4. Biaya Proyek..........................................................................................................2
5. Data Umum dan Data Teknis Proyek....................................................................3
6. Lokasi Proyek........................................................................................................5
7. Hubungan Kerja Pengelola Proyek........................................................................6
8. Struktur Organisasi Lapangan.............................................................................12
B. Sistematika Penulisan...................................................................................18
BAB II LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN........................................20
A. Kegiatan Awal Masuk Proyek......................................................................20
B. Pelaksanaan Kegiatan Lapangan..................................................................20
1. Pekerjaan Abutmen 1.................................................................................21
2. Pekerjaan Pilar.....................................................................................................26
C. Kegiatan Pengawasan...................................................................................33
1. Pengawasan kegiatan di lapangan........................................................................33
2. Pengawasan Pekerjaan Test Slump............................................................35
3. Pengawasan Pembuatan Benda Uji Silinder........................................................36
4. Pengawasan Pengujian Kuat Tekan Beton..........................................................37
D. Temuan Menarik (Pondasi Box Caisson).....................................................39

vi
BAB III PENUTUP...............................................................................................43
A. Kesimpulan...................................................................................................43
B. Saran.............................................................................................................44
DAFTAR GAMBAR

vii
DAFTAR TABEL

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Proyek
1. Latar Belakang Proyek
Pembangunan infrastruktur disetiap daerah sangat penting untuk
pertumbuhan ekonomi disetiap daerah karena dengan adanya
pembangunan tersebut bisa menjadi nilai baik investasi pengembangan
kawasan dan ekonomi penduduk dalam jangka waktu panjang. Salah satu
realisasi pembangunan infrastruktur tersebut adalah dengan pelaksanaan
proyek pembangunan jembatan. Jembatan merupakan struktur bangunan
yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh
rintangan- rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, saluran
irigasi, jalan kereta api, waduk dan lain-lain. Jembatan merupakan
komponen yang sangat penting dalam suatu jaringan transportasi. Tidak
hanya dijadikan sebagai alat penghubung, jembatan juga dijadikan sebagai
sarana untuk mempelancar kegiatan manusia, serta membantu
berkembangnya suatu daerah yang selama ini sulit untuk diakses. Contoh
pembangunan jembatan yang dibahas oleh penulis yaitu Pembangunan
Jembatan Rumah Sakit Universitas Andalas.
Provinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Kota Padang melalui
dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Barat
merencanakan pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand sebagai akses
langsung ke Rumah Sakit Unand dengan jalan kota Padang Rindang Alam
– Pasar Bandar Buat dan selanjutnya terkoneksi ke jalan Nasional Padang -
Solok. Jembatan Rumah Sakit Unand ini memiliki bentang jembatan
sepanjang 90 meter (50 meter + 40 meter) dan lebar jembatan 9 meter
dengan satu pilar ditengah jembatan.
Pembangunan jembatan Rumah Sakit Unand ini termasuk salah
satu dengan perubahan status Rumah Sakit Unand akan menjadi rumah
sakit rujukan dari berbagai rumah sakit dan akses orang ke rumah sakit
akan lebih banyak dari sebelumnya.
2

2. Tujuan Proyek
Adapun tujuan dari proyek jembatan Rumah Sakit Unand Provinsi
Sumatera Barat adalah untuk mempermudah akses jalan ke Rumah Sakit
Unand dari Jalan Limau Manis - Rindang Alam - Pasar Bandar Buat, dan
selanjutnya terkoneksi ke jalan nasional Padang - Solok.

3. Manfaat Proyek

Manfaat dari Proyek Penggantian Jembatan Rumah Sakit Unand


adalah:
a. Mempercepat akses jalan dari Jalan Limau Manis ke Rumah Sakit
Unand
b. Membantu akses jalan untuk mahasiswa ke kampus lebih dekat bagi
mahasiswa yang tinggal di sekitar Limau Manis
c. Mempersingkat waktu perjalanan menuju rumah sakit Unand dan
kampus Unand

4. Biaya Proyek
Biaya Penggantian Jembatan Rumah Sakit Unand diperoleh dari
Pendapatan Asil Daerah (PAD) Tahun Angaran 2023 sebesar Rp.
7.586.632.312,92, untuk pembangunan jembatan Rumah Sakit Unand.

5. Data Umum dan Data Teknis Proyek


a. Data Umum Proyek
Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand memiliki
data umum sebagai berikut:
Tabel 1.1 Data Umum Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand Tahun 2023
Nama Proyek : Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand

Lokasi Proyek : Kota Padang, Profinsi Sumatera Barat


Pemilik Proyek : Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang
Provinsi Sumbar
3

Nomor Kontrak : 630/03. 1/P Jbt-RUMAH


SAKITUNAND/KTR-BM/IV/2023

Tanggal Kontrak : 3 April 2023


Nilai Kontrak : Rp. 7.586.632.312,92
NPWP : 71.916.201.8-113.00
Sumber Dana : Pendapatan Asil Daerah (PAD) Tahun Angaran
2023
Waktu Pelaksanaan : 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender
Masa Pemeliharaan : 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender
Konsultan Perencana : CV Jasa Reka Mandiri
Konsultan Pengawas : PT Konsulindo Citra Erlana
Kontraktor : PT Indothara Multi Artha
(Sumber: Data Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit, 2023 )

b. Data Teknis Proyek


Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand memiliki
data teknis sebagai berikut:
Tabel 1.2 Data Teknis Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand Tahun 2023
a. Panjang Bentang 90 m (40 m + 50 m)
b. Lebar Jembatan 9m

c. Lebar Perkerasan 6m
d. Jenis Tanah Keras dan Berbatu
e. Mutu Tulangan BjTP 280
BjTS 420B
f. Pondasi Pilar
 Jenis Pondasi Box Caisson
 Panjang Pondasi 10 m
 Lebar Pondasi 6m
 Kedalaman Pondasi 4m
 Mutu Beton - Beton fc’ 20 Mpa
- Beton Cycloop fc’ 15 Mpa
4

 Panjang Abutment 1 6.12 m

 Mutu Beton Beton fc’ 30 Mpa

g. Pondasi Abutment 1
 Jenis Pondasi Box Caisson
 Panjang Pondasi 9m
 Lebar Pondasi 5m
 Kedalaman Pondasi 4m
 Mutu Beton - Beton fc’ 20 Mpa
- Beton Cycloop fc’ 15 Mpa

h. Abutment 1
 Panjang Abutment 1 5.99 m
 Mutu Beton Beton fc’30
i. Pondasi Abutment 2
 Jenis Pondasi Box Caison
 Panjang Pondasi 9m
 Lebar Pondasi 4.5 m
 Kedalaman Pondasi 2m
 Mutu Beton - Beton fc’ 20 Mpa

j. Abutment 2
 Panjang abutment 2 0.5 m
 Mutu Beton Beton fc’ 30

(Sumber : Data Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand, 2023)


5

6. Lokasi Proyek
Lokasi proyek pembangunan jembatan Rumah Sakit Unand ini berlokasi
di Jl. Limau Manis, Limau Manis, Kec. Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat
25176. Peta lokasi proyek ini terletak di koordinat: - 0.923439, 100.457950.
Adapun peta lokasi proyek dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini :

Gambar 1. Denah Lokasi Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand Tahun 2023
(Sumber: Data Proyek Pembanguanan Jembatan Rumah Sakit Unand, 2023)

7. Hubungan Kerja Pengelola Proyek


Ada beberapa Unsur-unsur yang berperan dalam pelaksanaan proyek
ini adalah Pemilik Proyek, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan
Kontraktor Pelaksana. Keempat unsur ini memiliki hubungan kerja dalam
pelaksanaan pengerjaan proyek. Adapun hubungan kerja Pengelola Proyek
Penggantian Jembatan Rumah Sakit Unand dilihat dalam skema seperti
Gambar 2 dibawah ini:
6

Gambar 2. Skema Hubungan Kerja Pengelola Proyek-Proyek Pembangunan Jembatan


Rumah Sakit Unand Tahun 2023
(Sumber: Data Proyek Pembanguanan Jembatan Rumah Sakit Unand, 2023)

Skema di atas dapat dilihat hubungan organisasi kerja yang terdapat pada
proyek Pembanguan Jembatan Rumah Sakit Unand, yaitu:
1. Hubungan Pemilik Proyek (Owner) dengan Konsultan Perencana.
Ikatan berdasarkan kontrak konsultan memberikan layanan konsultasi
dimana produk yang dihasilkan berupa gambar-gambar rencana dan
peraturan serta syarat-syarat, sedangkan pemilik proyek memberikan biaya
jasa atas konsultasi yang diberikan oleh konsultan perencana.
Tanggung jawab Konsultan perencana harus memahami kebutuhan yang
memiliki visi proyek, memebuat desain dan rencana sesuai dengan yang
diinginkan tujuan proyek, dan harus memberikan petunjuk yang jelas,
anggaran, dan harapan mereka kepada konsultan perencana.
2. Hubungan Pemilik Proyek (Owner) dengan Kontraktor Pelaksana.
Hubungan pemilik proyek dengan pihak kontraktor pelaksana terikat
berdasarkan kontrak. Kontraktor memberikan layanan jasa berupa bangunan
sesuai dengan keinginan pemilik proyek sedangkan, pemilik proyek
memberikan biaya jasa kepada kontraktor. Konsultan pelaksana dan pemilik
proyek harus selalu terlibat dalam komunikas, memastikan bahwa visi
mereka dengan benar, dan memberikan panduan benar dan jelas.
7

3. Hubungan Pemilik Proyek (Owner) dengan Konsultan Pengawas.


Hubungan pemilik proyek dengan konsultan pengawas terikat kontrak
dan hubungan fungsional. Konsultan pengawas menyampaikan perubahan-
perubahan yang terjadi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan
dan pemilik proyek membayar atau mengurangi biaya perubahan.
Konsultan pengawas dengan pemilik proyek terlibat dengan transparansi,
kepercayaan, dan komunikasi yang baik. Konsultan pengawas harus diberi
akses yang cukup oleh pemilik proyek untuk ,emginspeksi proyek, dan
konsultan pengawas harus memberi umpan kembali yang objektif tentang
kemajuan dan kualitas kerja dilapangan.
4. Hubungan Kontraktor Pelaksana dengan Konsultan Perencana.
Hubungan kontraktor pelaksana dengan konsultan perencana terikat
berdasarkan kontrak. Konsultan perencana memberikan gambar rencana,
peraturan, dan Rencana Mutu Kontrak (RMK) yang dilaksanakan pada
proyek konstruksi. Sedangkan kontraktor pelaksana harus mewujudkannya di
lapangan menjadi sebuah bangunan.
Perencanaan proyek dan perancangan harus dipertanggung jawabkan oleh
Konsultan perencana, termasuk gambar konstruksi, pengembangan rencana
teknis, dan spesifikasi. Dari sisi lain konsultan perencana juga bertanggung
jawab atas pelaksanaan fisik proyek, pengadaan bahan, tenaga kerja, dan
konstruksi sesuai dengan rencana tersebut.
5. Hubungan Kontraktor Pelaksana dengan Konsultan Pengawas.
Konsultan pengawas melakukan pengawasan selama pelaksanaan proyek
berlangsung sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Konsultan
pengawas memerintahkan kontraktor pelaksana dalam melaksanakan
perbaikan apabila pekerjaan tidak sesuai dengan perencanaan. Sedangkan
kontraktor pelaksana melaporkan setiap hasil pekerjaan yang dilaksanakan
dan kendala-kendala secara teknik kepada konsultan pengawas.
6. Hubungan Konsultan Pengawas dengan Konsultan Perencana.
Konsultan perencana dengan hubungan konsultan terikat dengan
hubungan fungsional dan saling berkoordinasi. Konsultan perencana
menyerahkan hasil desain, peraturan-peraturan dan pelaksanaan pekerjaan
8

kepada konsultan pengawas. Sedangkan, konsultan pengawas bertugas


memberi laporan mengenai hasil pekerjaan serta kendala-kendala teknis yang
timbul di lapangan.
Adapun masalah yang di temui penulis dilapangan terkait skema diatas
adalah sebagai berikut:
a. Terjadinya permasalahan dalam perizinan lahan antara pemilik proyek
(Owner) dengan kontraktor pelaksana sehingga pekerjaan dari
pelaksana sedikit terhambat.
b. Terdapat perubahan gambar rencana yang awalnya pondasi pilar yang
sudah di rancang oleh konsultan perencana berubah akibat pondasi
pilar sudah tidak dapat lagi di gali kedalama pondasi lagi.
c. Tidak adanya komunikasi antara kontraktor pelaksana dengan
konsultan pengawas tentang volume pengecoran.

Pihak-pihak yang terlibat dalam Proyek Pembangunan Jembatan


Rumah Sakit Unand adalah:
1. Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek adalah orang atau badan hukum yang memberi tugas
untuk melaksanakan suatu pekerjaan kepada orang atau badan hukum
yang dianggap mampu untuk melaksankannya. Adapun tugas dan
kewajiban pemilik proyek adalah :

a) Meyediakan atau membayar sejumlah dana / biaya yang


diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pembangunan proyek dari awal sampai akhir kegiatan proyek.

b) Memilih atau menunjuk konsultan manajemen konstruksi.

c) Mengesahkan perubahan pekerjaan dalam pelaksanaan


pekerjaan jika ada.

d) Menerima hasil pekerjaan dari pihak konsultan manajemen


konstruksi dan apabila sudah selayaknya maka
mengesahkannya.
9

2. Kontraktor Pelaksana

Kontraktor pelaksana ialah perusahaan berbadan hukum yang


bergerak dalam bidang pelaksanaan pemborongan. Berupa perorangan
maupun badan hukum baik pemerintah maupun swasta. Yang telah
ditetapkan dari pemilik proyek serta telah mendatangi Surat Perjanjian
Kerja (SPK).

Pada proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand


yang berkedudukan sebagai kontraktor pelaksana adalah PT. Indothara
Multi Artha. Adapun tugas dan tanggung jawab kontraktor pelaksana
adalah:

a) Melaksanakan semua kesepakatan yang ada dalam kontrak kerja,


baik dari segi scheduling pelaksanaan maupun masa
pemeliharaan.

b) Mematuhi dan melaksanakan segala petunjuk yang diberikan


oleh Direksi.

c) Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor pelaksana harus


membuat dan menyerahkan gambar kerja (shop drawing) serta
metode kerja.

d) Menyediakan tenaga kerja, bahan, perlengkapan dan jasa nyang


diperlukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang
telah ditentukan dengan memperhatikan:

• Biaya pelaksanaan,

• Waktu pelaksanaan,

• Kualitas pekerjaan,

• Kuantitas pekerjaan dan

• Keamanan kerja.
e) Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan yang
diserahkan kepada Direksi.

f) Bertanggung jawab atas kualitas dan mutu pekerjaan.


10

g) Membayar ganti rugi akibat kecelakaan yang terjadi pada waktu


pelaksanaan pekerjaan.

h) Berhak menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan yang


telah selesai dari pemberian tugas dengan kesepakatan yang
tercantum dari kontrak kerja.
3. Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah pihak yang bertugas sebagai


perencana pada suatu proyek. Konsultan perencana mempunyai
kewajiban atau tugas yang merencakan suatu rencana dalam
perencnaan struktur, arsitektur dan mekanikal / elektrikal, dengan
ketentuan yang diinginkan oleh pemilik proyek. Pada proyek
Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand yang berkedudukan
sebagai konsultan perencana adalah CV Jasa Reka Mandiri. Adapun
tugas atau kegiatan dari konsultan perencana sebagai berikut :

a) Membuat sketsa dan memberikan suatu gagasan gambaran


pekerjaan, meliputi pembagian ruang, rencana pelaksanaan dan
lainnya.

b) Membuat gambar detail / penjelasan lengkap dengan


perhitungan konstruksinya.

c) Membuat rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) dan rencana


anggaran biaya (RAB).

d) Tempat berkonsultasi jika ada hal-hal yang meragukan dibidang


arsitektural, struktur dan ME.
4. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas ialah suatu organisasi atau perorangan yang


bersifat multi disiplin yang bekerja untuk dan atas nama pemilik
proyek (Owner). Pengawas harus mampu bekerja sama dengan
konsultan perencana dalam suatu proyek. Pemilik proyek (Owner)
menunjuk PT. Konsulindo Citra Ernala. Adapun tugas dan tanggung
11

jawab PT. Konsulindo Citra Ernala sebagai konsultan pengawas.


Pengawas proyek mempunyai kegeiatan sebagai berikut :

a) Melakukan pengawasan berkala serta memberikan pengarahan,


petunjuk dan penjelasan kepada pelaksana konstruksi dan
meneliti hasil-hasil yang telah dikerjakamn.

b) Memberi rekomendasi progress report pekerjaan pelaksan untuk


meminta dana kepada pemilik proyek (Owner) guna membiayai
pelaksaan pekerjaan selanjutnya.

c) Memberikan teguran dan atau peringatan kepada pelaksana


konstruksi apabila dalam pelaksanaan pekerja terjadi
penyimpangan dari spesifikasi dan gambar-gambar teknis.

d) Mempersiapkan, mengawasi dan melaporkan hasil pelaksanaan


proyek kepada pemilik proyek (Owner).

8. Struktur Organisasi Lapangan

Struktur organisasi merupakan suatu unit kerja dalam organisasi yang


menunjukkan adanya pembagian kerja tergantung pada keterampilan dan
pengetahuan setiap individu untuk mencapai suatu tujuan yang direncanakan
yang ditampilkan dalam bentuk bagan. Struktur organisasi di lapangan
bertujuan untuk mengkoordinir dan mengelola proyek sehingga terciptanya
efisiensi kerja. Struktur organisasi lapangan kontraktor dapat dilihat pada
Gambar 3 berikut:
12

Gambar 3. Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana Proyek Pembangunan Jembatan


Rumah Sakit Unand Tahun 2023
(Sumber: Data Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand, 2023)

Berikut ini uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing personal PT.
Adipati Karya Pastika, sebagai berikut:
1. Direktur Utama
Direktur utama ialah orang yang bertanggung jawab keberhasilannya suatu
proyek terhadap pemilik perusahaan / CEO. Direktur utama juga bertanggung
jawab atas kelancaran proyek kepada pemilik proyek. Adapun tugas dari direktur
utama sebagai berikut:

1. Menentukan kebijakan perusahaan dengan menentukan rencana dan cara


perusahaan.

2. Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan.

3. Bertanggung jawab atas kerugian yang dihadapi perusahaan termasuk


juga keuntungan perusahaan.

4. Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan diperusahaan, mulai


bidang administrasi, kepegawaian hingga pengadaan barang.
13

2. Project Manager (Pemimpin Proyek)


Project manager adalah seseorang yang bertugas menentukan
kebijakan dalam manajemen proyek. Memegang peran penting dalam
perencanaan, eksekusi, pengawasan, pengendalian, dan juga penutupan
proyek. Project manager juga memeiliki beberapa tanggung jawab lain,
diantaranya :

1. Memimpin dan melaporkan kegiatan proyek yang telah dilaksanakan


pada konsultan pengawas.

2. Membuat time scedule yang diperlukan selama proyek berlangsung.

3. Mengevaluasi hasil dari pekerjaan yang kemudian disusun dalam


format laporan pekerjaan dari awal hingga akhir pelaksanaan proyek.

3. Manager Teknik
Manager teknik adalah seorang profesional yang bertanggung jawab
untuk mengoordinasikan proyek teknis dan teknik. Adapun tugas dari
manager teknik, yaitu:

1. Memimpin proyek pengembangan dan penelitian untuk


menyederhanakan desain, produk, dan layanan baru.

2. Membuat dan meninjau anggaran produk yang masuk akal.

3. Mengelola tim dan menugaskan kepada anggota tertentu.

4. Meninjau dan menerapkan pembaruan perangkat lunak.

5. Menegmbangkan ringkasan proyek dan skala waktu yang masuk


akal.

6. Mengatur kebutuhan pelatihan dan peralatan.

7. Menetapkan dan menyampaikan kebijakan dan prosedur


administratif
14

4. K3
Ahli K3 kontruksi adalah mempunyai tanggung jawab terhadap
keselamatan dan keamanan para pekerja dengan memberikan safety
induction, safety talk, tool box meeting, dan rambu-rambu sekitaran
proyek. Adapun tugas dari ahli K3 Kontruksi sebagai berikut:
1. Mengelola Program K3.
2. Menerapkan ketentuan peraturan perundangan-undangan terkait
K3 kontruksi.
3. Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3.

4. Melakukan sosialisasi, penerapan, dan pengawasan


pelaksanaan program, prosedur kerja dan instruki kerja K3.
5. Menjelaskan tujuan utama Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3).
6. Mengelola laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3
Kontruksi.

7. Mengetahui tentang persyaratan K3 ditempat kerja sesuai


aturan yang ditulis di dalam Undang-Undang Keselamatan
Kerja.

8. Mengelola penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja


serta kendaraan darurat.
5. Manager Keuangan
Manager keuangan ialah mengatur manajemen keuangan, membuat
strategi, membuat keputusan dan mengaplikasikan sesuai tujuan
perusahaan, yaitu:
1. Menyusun rencana anggaran dan biaya (RAB) untuk setiap kegiatan.
2. Mengelola tim adminitrasi dan keuangan agar dapat
mendukung berjalannya kegiatan.
3. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan pengadaan adminitrasi
dan keuangan proyek.
4. Melakukan pencatatan atau semua transaksi dan pembayaran.
5. Memastikan proses adminitrasi berjalan sesuai dengan SOP.
15

6. Bekerja bersama keseluruhan proyek dan pihak eksternal.

7. Membuat laporan keuangan dan laporan pajak yang


dibutuhkan proyek.
6. Quantity Surveyor
Quantity Surveyor merupakan sebuah profesi yang mempunyai
keahlian dalam perhitungan volume, penilaian pekerjaan konstruksi,
administrasi kontrak sedemikian sehingga suatu pekerjaan dapat dijabarkan
dan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa, dikendalikan
dan dipercayakan.. Adapun tugas dari pelaksana sebagai berikut:
1. Memahami hal terkait volume, harga satuan, dan tata cara
pembayaran yang dijelasakan dalam dokumen lelang atau dokumen
kontrak.
2. Melakukan survey lapangan awal sebelum dilakukan pekerjaan
3. Membuat bill of quantity sesuai dengan gambar kerja, data teknik
lapangan, dan spesifikasi teknis yang digunakan pada pekerjaan
proyek konstruksi tersebut.
4. Melakukan evaluasi atas kebutuhan sumber daya yang akan
dibutuhkan dilapangan seperti bahan, alat, dan dana yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan pekerjaan.
5. Menghitung jumlah volume, bahan, serta tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.
6. Mempersiapkan data terkait pengajuan penagihan hasil pekerjaan.
7. Memeriksan dan menghitung hasil pekerjaan sub kontraktor.
7. Pelaksana Pertama
Pelaksana adalah jasa orang perseorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli yang profesional dibidang pelaksanaan jasa kontruksi yang
mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil
perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lainnya. Adapun
tugas dari pelaksana sebagai berikut:
16

1. Menjelaskan job description dengan baik agar mudah dipahami oleh


staf bawahan.
2. Memberikan pengarahan kepada staf dibawahannya.
3. Mengatur dan mengorganisir staf bawahan.

4. Memberikan motivasi agar tetap semangat bekerja dalam kondisi


apapun kepada staf di bawahnya.
5. Menghitung kebutuhan pengecoran yang di butuhkan di lapangan.
Pelaksana pertama sangat berperan di lapangan karena pelaksana
pertama pada proyek jembatan Rumah Sakit Unand ini memegang peranan
penting pelaksana mengambil keputusan secara benar.
8. Pelaksana Dua
Pelaksana Dua yaitu seseorang atau sekelompok orang dalam
pelaksanaan sebuah proyek konstruksi sesuai dengan rencana konstruksi
yang dibertugas untuk membantu pekerjaan pelaksana pertama. Adapun
tugas dari pelaksana 2 sebagai berikut:
1. Melaksanakan kegiatan di luar lokasi proyek seperti pengujian di
laboratorium, pemesanan beton ke batching, dll.
2. Mengurus surat surat ke kantor yang di butuhkan di lapangan.

Permasalahan dilapangan terkait yang terlibat di struktur organisasi


pelaksana diatas yang ditemui penulis dilapangan adalah sebagai berikut :
1. Bahan ke proyek sering datang keterlambatan yang menyebabkan
proyek jembatan Rumah Sakit Unand melakukan pekerjaan menjadi
tertunda.
2. Terjadinya penundaan dan keterlambatan pekerjaan di proyek
jembatan Rumah Sakit Unand yang disebabkan permasalahan
perizinan dilapangan.
17

B. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam laporan Pengalaman
Lapangan Industri (PLI) ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas mengenai


deskripsi proyek yang terdiri atas:
latar belakang proyek, tujuan proyek,
manfaat proyek, biaya proyek,
deskripsi proyek, lokasi proyek,
struktur kerja pengelola proyek,
struktur organisasi lapangan dan
sistemastika penulisan.

BAB II LAPORAN KEGIATAN


LAPANGAN

Bab ini akan membahas mengenai


proses pelaksanaan kegiatan di
lapangan secara beruntun dan terdapat
temuan menarik.

BAB III PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan


saran dari pengalaman lapangan
industri (PLI).
18

BAB II
LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN

A. Kegiatan Awal Masuk Proyek


Pelaksanaan kegiatan PLI ini dilaksanakan pada Pembangunan Jembatan
Rumah Sakit Unand, yang berada di Jalan Limau Manis, Limau Manis,
Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat, pelaksanaan PLI dimulai pada
tanggal 10 Juli 2023 sampai 3 September 2023 selama 40 hari. Selama
pelaksanaan PLI, penulis melihat secara langsung bagaimana ilmu yang bisa
penulis terima diperkuliahan dilaksanakan langsung dilapangan. Adapun
pelaksanaan kegiatan lapangan yang dilakukan pada Pembangunan Jembatan
Rumah Sakit UNAND, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengenalan Lingkungan Proyek
Pada hari pertama di lokasi PLI adalah pengenalan lingkungan
proyek. Penulis berkenalan langsung dengan seluruh staf yang bekerja
pada Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand. Penulis
dibimbing oleh kontraktor untuk menunjukkan kondisi konstruksi dan
lokasi proyek, kontraktor juga menjelaskan alasan dilakukannya
pembuatan jembatan. Selain itu, pengawas lapangan juga memberikan
penyuluhan tentang perlunya kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
seperti pentingnya menggunakan alat pelindung diri (APD). Pengenalan
Lingkungan Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand dapat
dilihat pada Gambar 4 berikut:

Gambar 4. Pengenalan Lingkungan Proyek


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023)
19

2. Mempelajari Gambar Kerja (Shop Drawing)


Penulis mempelajari dan memahami cara membaca gambar
perencanaan, spesifikasi bahan dan material yang digunakan serta
cara menganalisis beberapa ketidaksesuaian dan kesalahan dalam
gambar kerja dengan yang diterapkan di lapangan, seperti
perubahan bentuk pondasi yang digunakan dan perhitungan jumlah
penulangan yang dibutuhkan pada bangunan yang akan dibuat.
Gambar kerja harus memperoleh persetujuan pengawas sebelum
kegiatan pembangunan dilaksanakan. Gambar kerja dapat dilihat
pada Gambar 5 berikut:

Gambar 5. Mempelajari Gambar Kerja


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

B. Pelaksanaan Kegiatan Lapangan


Kegiatan Pengalaman Lapangan Industri (PLI) bertujuan untuk
menambah pengetahuan materi, keterampilan, sikap mahasiswa yang terjun
langsung di lapangan, sekaligus mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang
didapat selama perkuliahan di kampus. Kegiatan PLI ini berguna untuk
mengoptimalkan pengalaman-pengalaman baru yang diperoleh selama berada
di lapangan. Pada saat melaksanakan kegiatan pada proyek pembangunan
Jembatan Rumah Sakit Unand ada beberapa pekerjaan yang penulis amati.
Berikut kegiatan yang penulis amati di lapangan:
20

1. Pekerjaan Abutment 1
a) Penulangan Pondasi Box Caisson Abutment 1
Pondasi box caisson pada abutment 1 direncanakan
kedalamannya sedalam 4 meter, panjang 9 meter, lebar 5 meter.
Metode pengerjaanya sesuai pada gambar kerja dapat dilihat pada
Gambar 6 berikut:

Gambar 6. Penulangan Pondasi Box Caisson Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

b) Bekisting Pondasi Box Caisson Abutment 1


Metode pengerjaannya yaitu triplek yang sudah di potong dan di
bentuk sesuai ukuran, kemudian di pasangkan pada bagian yang
akan di cor lalu diikat dengan kawat. Gambar kerja dapat dilihat
padang Gambar 7 berikut:
21

Gambar 7. Pemasangan Bekisting Penulangan Pondasi Box Caisson Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

c) Pengecoran Pondasi Box Caisson Abutment 1


Pengecoran Pondasi Box Caisson Abutment 1 ini menggunakan
total 48 m³ beton fc’ 30 K375. Total 12 concrete mixer truck
pembawa beton. Gambar kerja dapat dilihat pada Gambar 8 berikut:

Gambar 8. Pengecoran Pondasi Box Caisson Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
22

d) Penulangan Footing Abutment 1


Footing abutment 1 memiliki ukuran panjang 9 m, lebar 5 m,
dan tinggi 1,2 m. Menggunakan tulangan pokok D25-150, tulangan
bagi D16-200, dan tulangan susut D12-400/600. Metode
pengerjaannya yaitu dengan membengkokkan besi sesuai ukuran
pada gambar kerja. Gambar kerja dapat dilihat pada Gambar 9
berikut:

Gambar 9. Penulangan Footing Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

e) Bekisting Footing Abutment 1


Metode pengerjaannya yaitu triplek yang sudah di potong dan di
bentuk sesuai ukuran, kemudian di pasangkan pada bagian yang
akan di cor lalu diikat dengan kawat. Gambar kerja dapat dilihat
pada Gambar 10 berikut:
23

Gambar 10. Pemasangan Bekisting Footing Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

f) Uji Test Slump Bahan Pengecoran Footing Abutment 1


Test Slump adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui seberapa kental adukan beton yang akan digunakan.
Pengujiannya dilakukan dengan memasukkan 1/3 beton segar
menggunakan sendok semen ke dalam kerucut abrams yang
berdiameter dasar sekitar 200 mm, diameter atas sekitar 100 mm dan
memiliki tinggi 300 mm. Kemudian ditusuk sebanyak 24 kali
menggunakan tongkat penusuk yang neniliki diameter 26 mm dan
panjang 60 cm tujuan dilakukan penusukan ini adalah supaya beton
segar tersebut bisa rata di dalam kerucut abrams. Kemudian
masukkan 1/3 beton segar lagi dan tusuk sebanyak 24 kali. Lalu
masukkan 1/3 beton segar lagi sampai kerucut abrams penuh dan
tusuk sebanyak 24 kali. Setelah itu bersihkan beton segar yang
berada di sekitar kerucut abrams kemudian angkat kerucut abrams
dan ukur nilai slumpnya. Biasanya nilai Uji Test Slump yang baik iru
berkisar antara 8 cm hingga 12 cm. Gambar kerja dapat dilihat pada
Gambar 11 berikut:
24

Gambar 11. Uji Test Slump Bahan Pengecoran Footing Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

g) Pembuatan Benda Uji Silinder Pengecoran Footing Abutment 1


Benda uji silinder dimanfaatkan sebagai pengukur kuat tekan
beton dengan satuan MPa. Pengujiannya dilakukan dengan
memasukkan 1/3 beton segar menggunakan sendok semen ke dalam
cetakan beton silinder yang berdiameter sekitar 150 mm dan
memiliki tinggi 300 mm. Kemudian ditusuk sebanyak 20 sampai 25
kali menggunakan tongkat penusuk yang neniliki diameter 26 mm
dan panjang 60 cm. Tujuan dilakukan penusukan ini adalah supaya
beton segar tersebut bisa rata di dalam cetakan silinder. Kemuadian
masukkan 1/3 beton segar lagi dan tusuk sebanyak 20 sampai 25
kali. Lalu masukkan 1/3 beton segar lagi sampai cetakan penuh
penuh dan tusuk sebanyak 20 sampai 25 kali. Setelah itu bersihkan
beton segar yang berada di sekitar cetakan silinder kemudian benda
uji didiamkan hingga mengeras. Setelah benda uji mengeras, cetakan
benda uji dapat dilepas. Benda uji dijaga kelembaban nya dengan
cara direndam dengan air, lama perawatan benda uji yaitu 7 hari, 14
hari, dan 28 hari. Pekerjaan Pembuatan Benda Uji Silinder dapat
dilihat pada Gambar 12 berikut:
25

Gambar 12. Pembuatan Benda Uji Silinder Pengecoran Footing Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

h) Pengecoran Footing Abutment 1


Pengecoran footing abutment 1 ini menggunakan total 48 m³
beton fc’ 30 K375. Total 8 concrete mixer truck pembawa beton.
Gambar kerja dapat dilihat pada Gambar 13 berikut:

Gambar 13. Pengecoran Footing Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
26

i) Pembongkaran Bekisting Footing Abutment 1


Pembongkaran bekisting footing abutment 1 ini dilakukan saat
pemasangan bekisting pada badan abutment 1. Gambar kerja dapat
dilihat pada Gambar 14 berikut:

Gambar 14. Pembongkaran Bekisting Footing Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

j) Penulangan Badan Abutment 1


Badan abutment 1 memiliki tinggi 7,5 m, lebar 1 m dan panjang 9
m. Menggunakan tulangan pokok D32-150, tulangan bagi D16-200,
dan tulangan susut D12-400/600. Metode pengerjaannya yaitu
melanjutkan penulangan bagian tengah abutment 1 setelah
penulangan footing. Gambar kerja dapat dilihat pada Gambar 15
berikut:
27

Gambar 15. Penulangan Badan Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

k) Penulangan Wing Wall Abutment 1


Pemasangan wing wall ini menggunakan tulangan pokok D12-
200 dan tulangan bagi D16-200. Metode pengerjaannya yaitu setelah
penulangan badan abutment 1 selesai. Gambar kerja terdapat pada
Gambar 16 berikut:

Gambar 16. Penulangan Wing Wall Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
28

l) Bekisting Badan Abutment 1


Metode pengerjaannya yaitu bekisting yang sudah di bentuk
sesuai ukuran dipasangkan pada badan abutment 1 yang akan di cor,
tahanan bekisting ini menggunakan kawat. Gambar kerja dapat
dilihat pada berikut:

Gambar 17. Pemasangan Bekisting Badan Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

m) Uji Test Slump Bahan Pengecoran Badan Abutment 1


Test Slump adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui seberapa kental adukan beton yang akan digunakan. Ini
gambar kerja Uji Test Slump Bahan Pengecoran Badan Abutment 1
dapat dilihat pada Gambar 18 berikut:
29

Gambar 18. Uji Test Slump Bahan Pengecoran Badan Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

n) Pembuatan Benda Uji Silinder Pengecoran Footing Abutment 1


Benda uji silinder dimanfaatkan sebagai pengukur kuat tekan
beton dengan satuan Mpa. Pekerjaan Pembuatan Benda Uji Silinder
dapat dilihat pada Gambar 19 berikut:

Gambar 19. Pembuatan Benda Uji Silinder Pengecoran Badan Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
30

o) Pengecoran Badan Abutment 1


Pengecoran badan abutment 1 ini menggunakan total 42 m³ (9 m³
untuk kiri dan kanan Wing Wall) beton fc’ 30 K375. Total 7 concrete
mixer truck pembawa beton. Pada pelaksanaannya, pengecoran ini
menggunakan ekcavator. Gambar kerja dapat dilihat pada Gambar
20 berikut:

Gambar 20. Pengecoran Badan Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

p) Pembongkaran Bekisting Badan Abutment 1


Pembongkaran bekisting badan abutment 1 ini dilakukan
beberapa hari setelah selesai pengecoran telah dipastikan
mengeras. Gambar kerja terdapat pada Gambar 21 berikut:

Gambar 21. Pembongkaran Bekisting Badan Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
31

q) Penulangan Kepala Abutement 1


Kepala abutment 1 memiliki tinggi 1 m, lebar 2,12 m dan panjang
9 m. Menggunakan tulangan pokok D22-150, tulangan bagi D16-
200, dan tulangan susut D13-200/600 dan D13-400/600. Metode
pengerjaannya yaitu setelah penulangan badan abutment 1 selesai.
Gambar kerja terdapat pada Gambar 22 berikut:

Gambar 22. Penulangan Kepala Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

r) Bekisting Kepala Abutment 1


Metode pengerjaannya yaitu bekisting yang sudah di bentuk
sesuai ukuran dipasangkan pada badan abutment 1 yang akan di cor,
tahanan bekisting ini menggunakan kawat. Gambar kerja terdapat
pada Gambar 23 berikut:

Gambar 23. Pemasangan Bekisting Kepala Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
32

2. Pekerjaan Pilar
a) Penulangan Footing Pilar
Footing Pilar memiliki ukuran panjang 10 m, lebar 6 m, dan
tinggi 1,2 m. Menggunakan tulangan pokok D25-150, tulangan bagi
D16-200, dan tulangan susut D12-400/600. Metode pengerjaannya
yaitu dengan membengkokkan besi sesuai ukuran pada gambar kerja.
Gambar kerja terdapat pada Gambar 24 berikut:

Gambar 24. Penulangan Footing Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

b) Bekisting Footing Pilar


Metode pengerjaannya yaitu triplek yang sudah di potong dan di
bentuk sesuai ukuran, kemudian di pasangkan pada bagian yang akan
di cor lalu diikat dengan kawat. Gambar kerja terdapat pada Gambar
25 berikut:
33

Gambar 25. Pemasangan Bekisting Footing Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

c) Penulangan Badan pilar


Badan Pilar memiliki tinggi 7,5 m, lebar 1,5 m dan panjang 5,6 m.
Menggunakan tulangan pokok D32-150, tulangan bagi D16-200, dan
tulangan susut D12-400/600. Metode pengerjaannya yaitu
melanjutkan penulangan bagian tengah pilar setelah penulangan
footing. Gambar kerja terdapat pada Gambar 26 berikut:

Gambar 26. Penulangan Badan Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
34

d) Uji Test Slump Bahan Pengecoran Footing Pilar


Test Slump adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui seberapa kental adukan beton yang akan digunakan. Ini
gambar kerja Uji Test Slump bahan pengecoran footing pilar dapat
dilihat pada Gambar 27 berikut:

Gambar 27. Uji Test Slump Bahan Pengecoran Footing Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

e) Pembuatan Benda Uji Silinder Pengecoran Footing Abutmen 1


Benda uji silinder dimanfaatkan sebagai pengukur kuat tekan
beton dengan satuan Mpa. Pekerjaan pembuatan benda Uji Silinder
dapat dilihat pada Gambar 28 berikut:

Gambar 28. Pembuatan Benda Uji Silinder Pengecoran Footing Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
35

f) Pengecoran Footing Pilar


Pengecoran footing pilar ini menggunakan total 63 m³ beton fc’
30 K375. Total 10 concrete mixer truck pembawa beton. Gambar
kerja terdapat pada Gambar 29 berikut:

Gambar 29. Pengecoran Footing Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

g) Bekisting Badan Pilar Tahap 1


Metode pengerjaannya yaitu bekisting yang sudah di bentuk
sesuai ukuran dipasangkan pada badan pilar yang akan di cor,
tahanan bekisting ini menggunakan kawat. Gambar kerja terdapat
pada Gambar 30 berikut:

Gambar 30. Pemasangan Bekisting Badan Pilar Tahap 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
36

h) Uji Test Slump Bahan Pengecoran Badan Pilar Tahap 1


Test Slump adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui seberapa kental adukan beton yang akan digunakan. Ini
gambar kerja Uji Test Slump bahan pengecoran badan pilar 1 dapat
dilihat pada Gambar 31 berikut:

Gambar 31. Uji Test Slump Bahan Pengecoran Badan Pilar Tahap 1
(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

i) Pembuatan Benda Uji Silinder Pengecoran Badan Pilar 1


Benda uji silinder dimanfaatkan sebagai pengukur kuat tekan
beton dengan satuan Mpa. Pekerjaan pembuatan benda Uji Silinder
dapat dilihat pada Gambar 32 berikut:

Gambar 32. Pembuatan Benda Uji Silinder Pengecoran Badan Pilar Tahap 1
(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
37

j) Pengecoran Badan Pilar Tahap 1


Pengecoran badan pilar ini dilakukan sebanyak dua kali,
dikarenakan bekisting triplek tersebut tidak bakal sanggup menahan
beton yang masuk jika dilakukan sekaligus. Agar aman, maka
pengecoran dilakukan setengah-setengah. Pengecoran pertama
menggunakan total 33 m³ fc’ 30 K375. Total 6 concrete mixer truck
pembawa beton. Pengecoran yang kedua menggunakan total 31 m³
fc’ 30 K375 Pada pelaksanaannya, pengecoran ini menggunakan
ekskavator. Gambar kerja terdapat pada Gambar 33 berikut

Gambar 33. Pengecoran Badan Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

k) Pembongkaran Bekisting Badan Pilar Tahap 1


Pembongkaran bekisting badan pilar tahap 1 ini dilakukan setelah
pilar selesai dicor keseluruhan. Gambar kerja terdapat pada Gambar
34 berikut:
38

Gambar 34. Pembongkaran Bekisting Badan Pilar Tahap 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

l) Bekisting Badan Pilar Tahap 2


Metode pengerjaannya bekisting badan pilar tahap 2 ini kelanjutan
dari tahap 1 yang sudah di bentuk sesuai ukuran dipasangkan pada
badan pilar yang akan di cor, tahanan bekisting ini menggunakan
kawat. Gambar kerja terdapat pada Gambar 35 berikut:

Gambar 35. Pemasangan Bekisting Badan Pilar Tahap 2


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
39

m) Penulangan Kepala Pilar


Kepala pilar memiliki tinggi 2,07 m, lebar 3,4 m dan panjang 10
m. Menggunakan tulangan pokok D25-150, tulangan bagi D16-200
dan D16-150, dan tulangan susut D13-400/450. Metode
pengerjaannya yaitu setelah pengecoran badan pilar yang pertama
selesai. Gambar kerja terdapat pada Gambar 36 berikut:

Gambar 36. Penulangan Kepala Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

n) Bekisting Kepala Pilar


Metode pengerjaannya yaitu bekisting yang sudah di bentuk
sesuai ukuran dipasangkan pada kepala pilar yang akan di cor,
tahanan bekisting ini menggunakan kawat. Gambar kerja terdapat
pada Gambar 37 berikut:
40

Gambar 37. Pemasangan Bekisting Kepala Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

o) Uji Test Slump Bahan Pengecoran Badan Tahap 2 dan Kepala Pilar
Test Slump adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui seberapa kental adukan beton yang akan digunakan. Ini
gambar kerja uji Test Slump bahan pengecoran badan pilar 1 dapat
dilihat pada Gambar 38 berikut:

Gambar 38. Uji Test Slump Bahan Pengecoran Badan Tahap 2 Kepala Pilar
(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

p) Pembuatan Benda Uji Silinder Pengecoran Badan Pilar 1


Benda uji silinder dimanfaatkan sebagai pengukur kuat tekan
beton dengan satuan Mpa. Pekerjaan pembuatan benda Uji Silinder
dapat dilihat pada Gambar 39 berikut:
41

Gambar 39. Pembuatan Benda Uji Silinder Pengecoran Badan Tahap 2 dan kepala Pilar
(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

q) Pengecoran Kepala Pilar


Pengecoran kepala pilar ini dilakukan sebanyak dua kali,
dikarenakan untuk keamanan bekisting triplek tersebut agar tidak
pecah. Pengecoran pertama menggunakan total 28 m³ fc’ 30 K375.
Total 5 concrete mixer truck pembawa beton. Pengecoran yang
kedua menggunakan total 23 m³ fc’ 30 K375. Total 4 concrete mixer
truck pembawa beton. Pada pelaksanaannya, pengecoran ini
menggunakan ekskavator dengan cara menuangkan beton ke pilar
dengan media drum. Gambar kerja terdapat pada Gambar 40 berikut:

Gambar 40. Pengecoran Kepala Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
42

r) Pembongkaran Bekisting Kepala Pilar


Pembongkaran bekisting kepala pilar ini dilakukan setelah pilar
selesai dicor keseluruhan. Gambar kerja terdapat pada Gambar 41
berikut:

Gambar 41. Pembongkaran Bekisting Kepala Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

C. Kegiatan Pengawasan
Kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi meliputi berbagai biaya,
mutu dan waktu pada tahap pelaksanaan konstruksi serta pemeriksaan
kelayakan fungsi bangunan. Pengawasan dalam proyek merupakan kegiatan
pemantauan yang mengenai kinerja pekerjaan proyek, yang bertujuan proyek
dapat memenuhi syarat standar yang telah ditentukan dan dapat memenuhi
keinginan owner. Dari kegiatan pengawasan pada Proyek Pembangunan
Jembatan Rumah Sakit Unand pengawasan kegiatan lapangan sebagai berikut:
1.Pengawasan Abutment 1
a) Penulangan Abutment 1
Pengawasan melakukan mengukur jarak antar tulangan dan
43

jumlah tulangan yang terpasang sama sesauai dengan gambar


perencanaan proyek. Gambar kerja terdapat pada Gambar 42
berikut:

Gambar 42. Pengawasan Penulangan Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

b) Bekisting Abutment 1
Pengawasan yang dikalukan ialah memasang tulangan untuk
selimut beton, bahan terbuat dari triplek dan kayu. Gambar kerja
terdapat pada Gambar 43 berikut:

Gambar 43. Pengawasan Bekisting Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
44

c) Pengecoran Abutment 1
Melakukan pengujian mutu beton harus sama dengan
perencanaan dan harus dipastikan kekentalan beton sesuai dengan
SNI dengan cara uji Test Slump dan benda uji silinder. Berikut
gambar kerja pengerjaan uji Test Slump dan uji silinder. Gambar
kerja terdapat pada Gambar 44 dan 45 berikut: :

1) Pengawasan Pengecoran Uji Test Slump dan Uji Silinder Pada


Footing Abutment 1

Gambar 44. Pengawasan Pengecoran Uji Test Slump Footing Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

Gambar 45. Pengawasan Pengecoran Benda Uji Silinder Footing Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
45

2) Pengawasan Pengecoran Uji Test Slump dan Uji Silinder Pada


Badan Abutment 1. Gambar kerja terdapat pada Gambar 46 dan
47 berikut:

Gambar 46. Pengawasan Pengecoran Uji Test Slump Badan Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

Gambar 47. Pengawasan Pengecoran Benda Uji Silinder Badan Abutment 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
46

2. Pengawasan Pilar
a) Penulangan Pilar
Pengawasan melakukan mengukur jarak antar tulangan
dan jumlah tulangan yang terpasang sama sesauai dengan
gambar perencanaan proyek. Gambar kerja terdapat pada
Gambar 48 dan 49 berikut:

Gambar 48. Pengawasan Penulangan Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

b) Bekisting Pilar
Pengawasan yang dikalukan ialah memasang tulangan untuk
selimut beton.

Gambar 49. Pengawasan Bekisting Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
47

c) Pengecoran Pilar
Melakukan pengujian mutu beton harus sama dengan
perencanaan dan harus dipastikan kekentalan beton sesuai
dengan SNI dengan cara uji Test Slump dan benda uji
silinder. Berikut gambar kerja kerja pengerjaan uji Test
Slump dan uji silinder :

1) Pengawasan Pengecoran Uji Test Slump dan Uji Silinder


Pada Footing Pilar. Gambar kerja terdapat pada Gambar
50 dan 51 berikut:

Gambar 50. Pengawasan Pengecoran Uji Test Slump Footing Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

Gambar 51. Pengawasan Benda Uji Silinder Pengecoran Footing Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
48

2) Pengawasan Pengecoran Uji Test Slump dan Uji Silinder


Pada Badan Pilar Tahap 1. Gambar kerja terdapat pada
Gambar 52 dan 53 berikut:

Gambar 52. Pengawasan Pengecoran Uji Test Slump Badan Pilar Tahap 1
(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

Gambar 53. Pengawasan Benda Uji Silinder Pengecoran Badan Pilar Tahap 1
(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
49

3) Pengawasan Pengecoran Uji Test Slump dan Uji Silinder Pada


Badan Pilar Tahap 2 dan Kepala Pilar. Gambar kerja terdapat
pada Gambar 54 dan 55 berikut:

Gambar 54. Pengawasan Benda Uji Test Slump Pengecoran Badan Tahap 2 dan
Kepala Pilar
(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)

Gambar 55. Pembuatan Benda Uji Silinder Pengecoran Badan Tahap 2 dan
Kepala Pilar
(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
50

D. Temuan Menarik
1. Perubahan Ukuran Tulangan Pada Abutment 1 dan Pilar

Abutment atau kepala jembatan adalah bangunan bawah


jembatan yang terletak pada kedua ujung pilar-pilar jembatan yang
berfungsi sebagai penahan tanah dan juga sebagai pemikul seluruh
beban baik itu beban hidup (kendaraan, angin, dan lain-lain)
maupun beban mati (beban gelagar, dan lain-lain) pada sebuah
jembatan. Pekerjaan struktur abutment harus disesuaikan dengan
hasil penyelidikan tanah dan diletakkan di atas tanah keras supaya
dapat tercapai tegangan tanah yang diizinkan. Supaya tidak terjadi
resiko erosi maka minimal dasar abutment harus berada 2 meter di
bawah muka tanah asli terutama pada tipe abutment dengan
fondasi langsung.
Pilar adalah komponen struktur jembatan yang terletak
diantara kedua kepala jembatan yang berfungsi untuk memikul
seluruh beban pada ujung- ujung bentang dan gaya-gaya yang
lainnya serta meneruskannya ke fondasi. Pilar bisa tidak hanya bisa
digunakan pada jembatan bentang pendek tetapi juga bisa
digunakan pada jembatan bentang panjang.
Pada abutment 1 dan Pilar menemukan temuan menarik
mengenai perubahan ukuran tulangan kisi kisi yang awalnya pada
perencanaan akan digunakan tulangan berdiameter 12 mm, tetapi
pada saat pelaksanaan dilapangan digunakan tulangan dengan
diameter 13 mm. Hal ini disebabkan karena tulangan diameter 13
mm pada pondasi abutment 1 dan Pilar berlebih dari kebutuhan
dan sisa dari tulangan tersebut digunakan untuk tulangan kisi-kisi
pada abutment 1 dan pilar. Hal ini dapet menghemat biaya
pelaksanaan. Dapat dilihat pada Gambar 56 berikut :
51

Gambar 56. Tulangan Kisi-Kisi Pada Abutmen 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023)

Alasan perubahan tulangan pada abutment 1 dan pilar pekerjaan


proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand ini adalah:
1. Perubahan ukuran tulangan pada awalnya perencana
menggunakan tulangan diameter 12 mm, tetapi saat
pelaksanaan dilapangan diganti dengan tulangan diameter 13
mm yang disebabkan tulangan diameter 13 mm pada pondasi
abutment 1 dan pilar berlebih dari kebutuhan dan sisa dari
tulangan tersebut digunakan untuk tulangan kisi-kisi pada
abutmen 1 dan pilar.
2. Perbedaan antara tulangan beton, tulangan baja, dan tulangan
kayu sebagai berikut:
a) Tulangan beton bertulang: Tulangan terdiri dari baja
tulangan yang dietakkan di dalam beton untuk
meningkatkan kekuatan dan daya dukung struktur.
b) Tulangan Baja: Tulangan baja adalah elemen struktur yang
terbuat dari baja yang digunakan sebagai penahan beban
dan memastikan kestabilan struktur.
c) Tulangan Kayu: Tulangan kayu umumnya digunakan pada
52

struktur bangunan kayu untuk memberikan kekuatan dan


kestabilan tambahan.
3. Telah Memastikan kekuatan dan kestabilan struktur
bangunan,mengoptimalkan penggunaan material, melakukan
pengawasan dan kontrol yang lebih baik.

Kelebihan dan kekurangan perubahan ukuran tulangan abutment 1


dan pilar yang baik yaitu:
a. Kelebihan

1. Meningkatkan kekuatan dan kekakuan struktur beton.

2. Mencegah retak dan keruntuhan struktur beton.

3. Memungkinkan pembentukan elemen struktural yang lebih


efisien.

4. Meningkatkan daya tahan terhadap gempa dan beban lateral.


5. Menghemat pengeluaran biaya keuangan proyek karena
mendaur ulang besi tulangan berdiameter 13 berlebih sesuai
kebutuhan yang diperlukan proyek.
b. Kekurangan
1. Kehilangan kekuatan dan kekakuan struktur.
2. Kerusakan struktural seperti retak, patah, atau keruntuhan.
3. Risiko kegagalan struktur yang dapat membahayakan
keselamatan.

2. Daur ulang penggunaan bekisting


Bekisting adalah sebuah sistem yang digunakan untuk
mendukung dan membentuk struktur beton. Biasanya terbuat dari
kayu, baja, atau logam. Bekisting yang digunakan yaitu bekisting
konvensional adalah bekisting yang materialnya menggunakan
kayu. Dalam proses pengerjaannya dipasang dan dibongkar pada
lokasi yang dikerjakan. Pembongkaran bekisting dilakukan secara
53

bertahap dengan melepas rangkai komponen pembentuk


bekisting setelah beton mencapai kekuatan yang cukup. Acuan
dibuat dari plywood (triplek) dengan ukuran dan ketebalan yaitu
12 mm. Plywood yang digunakan memiliki penggunaan berkisar
5-6 kali pemakaian untuk bekisiting.

Menurut Blake (1975) dalam bukunya yang berjudul Civil


Engineer’s Reference Book, ada 3 aspek yang harus diperhatikan
dalam pemilihan bekisting kolom:
1. Kualitas bekisting kolom yang akan digunakan harus tepat
dan layak serta sesuai dengan bentuk pekerjaan struktur
kolom yang akan dikerjakan. Permukaan bekisting kolom
yang digunakan haruslah rata sehingga hasil pengecoran
beton kolom mendapatkan hasil yang baik pada
permukaannya.
2. Keamanan bagi para pekerja, bekisting harus cukup kuat
menahan beton kolom agar bekisting tidak runtuh dan
mendatangkan bahaya bagi pekerja.
3. Biaya dan material yang digunakan untuk bekisting kolom
harus direncanakan seefektif mungkin.

Pada saat proses pelaksanaan pengecoran menemukan


temuan menarik mengenai penggunaan bekisting yang terbuat
dari kayu dan tripleks berulang kali digunakan pada proses
pengecoran abutment 1 dan pilar jembatan. Bekisting yang
awalnya digunakan pada pengecoran abutment 1 digunakan lagi
pada pengecoran pilar jembatan. Hal ini dapat menghemat biaya
pelaksanaan dilapangan.
54

Gambar 57. Proses Daur Ulang Bekisting


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023)

Adapun kelebihan dan kekurangan perubahan ukuran tulangan


abutmen 1 dan pilar yaitu:

a. Kelebihan
1. Dapat digunakan kembali kepenggunaan selanjutnya
selagi bekisting masih layak pakai dan tidak rusak.
2. Menghemat pengeluaran biaya keuangan proyek
karena mendaur ulang bekisting.
55

3. Pemakaian bekisting kayu mempunyai tingkat fleksibilitas


yang tinggi, karena bekisting tradisional dapat dibuat dan
dipakai untuk struktur bangunan dengan bentuk yang
bervariasi.
4. Penggunaan bekisting lebih menghemat biaya pekerjaan
bekisting dengan skala pekerjaan kecil.

b. Kekurangan
1. Bekisting mudah rusak atau rapuh kalau tidak disimpan
sesudah pemakaian bekisting, karena bekisting terbuat dari
kayu dan triplek.
2. Bekisting rusak atau rapuh tidak bisa digunakan lagi ataupun
di daur ulang.
3. Material kayu tidak awet untuk dipakai berulang-ulang kali.
4. Waktu pemasangan dan pembongkaran bekisting relatif
lama.
5. Banyak menghasilkan sampah kayu dan paku.
6. Bentuknya tidak presisi.
Adapun perbedaan bekisting konvensional (kayu) antara bekisting lainya
seperti bekisting semi sistem (knock down), bekisting fiberglass yaitu:
• Bekisting konvensional adalah bekisting yang materialnya
menggunakan kayu. Dalam proses pengerjaannya dipasang dan
dibongkar pada lokasi yang dikerjakan. Pembongkaran bekisting
dilakukan secara bertahap dengan melepas rangkai komponen
pembentuk bekisting setelah beton mencapai kekuatan yang cukup.
• Bekisting semi sistem (knock down) merupakan penyempurnaan
berbagai kekurangan dari bekisting konvensional tersebut maka
direncanakanlah bekisting knock down, yang terbuat dari material
gabungan pelat baja dan besi hollow.
• Material fiber untuk pengganti material kayu merupakan terobosan
perencanaan yang lebih efektif. Penggunaan bekisting dengan material
fiber adalah untuk mengatasi bentuk struktur yang mengandung
56

arsitektur karena jika menggunakan tipe bekisting sebelumnya akan


mengalami kesulitan dalam perencaan bekisting. Bekisting ini memiliki
kekurangan dari segi biaya yang cukup tinggi karena adanya material
fiber yang digunakan.
57

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Syarat kelulusan kuliah di Universitas Negeri


Padang Jurusan Tekik Sipil yaitu dengan syarat mengikuti
PLI. Penulis melaksanakan PLI pada proyek pembangunan
Jembatan Rumah Sakit Unand. Pelaksanaan Kerja Praktek
dilaksankan selama 2 bulan pada proyek pembangunan
Jembatan Rumah Sakit Unand, banyak sekali pengalaman
serta pengetahuan yang didapatkan di PLI ini secara
langsung dilapangan dari pelaksana lapangan, bahkan dari
para pekerja sekalipun. Adapun beberapa yang didapatkan
dilapangan dalam Proyek Jembatan Rumah Sakit Unand ini
sebagai berikut:

1. Time Schedule

Dalam dunia yang serba cepat seperti sekarang ini, manajemen waktu
menjadi sangat penting untuk mencapai kesuksesan dalam berbagai hal. Baik
Kalian seorang pelajar, profesional, atau pengusaha, kemampuan mengelola
waktu dengan efektif dapat meningkatkan produktivitas dan membantu
Kalian mencapai tujuan dengan lebih efisien. Salah satu alat berharga untuk
mengatur waktu adalah time schedule.

Jadwal waktu atau “time schedule” merupakan alat pengatur yang


digunakan dalam menjalankan pekerjaan, yang mencakup segala aspek
pekerjaan tersebut. Jadwal ini memungkinkan proyek dapat berjalan dengan
teratur, lancar, dan tepat sesuai waktu yang ditentukan. Oleh karena itu,
banyak orang merujuknya sebagai “jadwal pelaksanaan”. Melalui jadwal
waktu ini, setiap individu yang terlibat dalam proyek dapat mengetahui kapan
mereka harus menyelesaikan tugas mereka, berapa lama waktu yang
diperlukan, serta durasi kerja masing-masing individu. Sistem penjadwalan
seperti ini sangat penting dalam berbagai situasi, baik itu dalam
58

pembangunan rumah, kantor, gedung, atau proyek konstruksi jembatan PLI


yang dijalankan ini melibatkan banyak orang dan memiliki batas waktu
tertentu.

Management time schedule dipelaksanaaan pembangunan proyek


Jembatan Rumah Sakit Unand sedikit tidak sesuai dengan time schedule nya
dikarenakan sebagian beberapa pekerjaan tidak sesuai dengan time schedule.
Salah satu penyebabnya adalah pekerja yang kurang kompetensi dilapangan,
dan ketersediaan bahan proyek yang terlambat datang ke lokasi proyek.

Adapun penetapan waktu yang menjadi aspek penting, di mana


perhitungan kompleksitas tugas, ketersediaan sumber daya, dan batasan harus
dipertimbangkan secara cermat. Identifikasi dan manajemen risiko juga tidak
boleh diabaikan, dengan perencanaan strategi mitigasi dan rencana cadangan
untuk mengatasi kendala yang mungkin muncul. Untuk memastikan
menyesuaikan time schedule dengan rencana, kunci utama yaitu pendekatan
yang matang dan terencana. Menganalisis semua terhadap lingkup proyek
dan kegiatan, dan lokasi sumber daya yang efisien adalah langkah awal yang
krusial.

2. Ilmu yang didapat selama pelaksanaan PLI

a) Ada beberapa ilmu yang diajarkan dilapanagan oleh pembimbing


dilapangan seperti:

• Ilmu sosial dengan masyarakat dilakukan di lapangan.

• Menghitung kebutuhan coran.

• Menentukan berat masing-masing besi satu batang.

b) Berbagai metode pekerjaan dilaksanakan di lapangan terdapat


perberbedaan dengan metode yang di pelajari saat perkuliahan ialah
tentang metode dan langkah-langkah yang dilakukan menyesuaikan
kondisi di lapangan, tetapi tujuannya tetap sama.
3. Pengerjaan proyek pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand ini terjadi
59

beberapa faktor yaitu:


- cuaca
- dan keterlambatan material
Ini sangat berpengaruh dalam pelaksanaan proyek terutama akan
memperlambat proses berjalannya pengerjaan proyek pembangunan Jembatan
Rumah Sakit Unand.

B. SARAN
Berdasarkan pengamatan dilapangan pada proyek
pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand yang wajib
ditegaskan yaitu:
1. Kontraktor pelaksana hendaknya mengingatkan kembali kepada pekerja
tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan selalu
memakai alat pelindung diri (APD), sehingga dapat meminimalisir
kecelakaan kerja.
2. Perlunya perbaikan manajemen waktu kontraktor pelaksana, sehingga
tidak ada keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Mendapatkan banyaknya ilmu dilapangan yang tidak didapatkan dibangku
perkuliahan, sebagai mahasiswa harus bersungguh-sungguh selama
pelaksanaan PLI dilaksanakan.
4. Bagi teman-teman mahasiswa yang akan melaksanakan PLI untuk
kedepannya berusahalah untuk berinteraksi dengan rekan kerja yang ada
dilapangan. Ini membantu anda membangun jaringan dan memahami
situasi yang ada dilapangan.
5. Dalam mengajukan pertanyaan teman-teman jangan ragu untuk bertanya
jika tidak memahami sesuatu, karena ini adalah cara terbaik untuk belajar.
60

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional. 2013. SNI-03-2847-2013 Persyaratan Beton


Struktural. Jakarta: BSN.

Hutama-Karya-Infrastruktur KSO. 2019a. “Spek Teknis JBH & JT- E.2017-


Div.1-Umum.” Medan: BUMN.

Jurusan Teknik Sipil FT UNP. 2014. Panduan Pengalaman Laporan Industri


Jurusan Teknik Sipil FT UNP. Padang: Tim PLI Jurusan Teknik Sipil
FT UNP.
PT. Indothara Multi Artha. 2023. Dokumen Kontrak Proyek Pembangunan
Jembatan RS Unand. Padang: PT. Indothara Multi Artha.
PT. Indothara Multi Artha. 2023. Metoda Pelaksanaan Jembatan RS Unand.
Padang: PT. Indothara Multi Artha.
LPSE. 2023. Laporan Hasil Lelang Pada Pembangunan
Jembatan RS Unand. Padang: Sumatera Barat.
61
2222

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. SURAT PERMOHONAN PLI


2222

LAMPIRAN 2. SURAT BALASAN DAN INDUSTRI


2222

LAMPIRAN 3. SURAT PENGANTAR KE LAPANGAN


2222

LAMPIRAN 4. SURAT TUGAS PEMBIMBING


2222

LAMPIRAN 5. CATATN HARIAN KEGIATAN LAPANGAN


2222

LAMPIRAN 6. SURAT KETERANGAN SELESAI PLI


2222

LAMPIRAN 7. CATATN KONSULTASI DENGAN DOSEN


PEMBIMBING
2222

LAMPIRAN 8. LEMBARAN PENILAIAN SUPERVISOR INDUSTRI


2222

LAMPIRAN 9. GAMBAR KERJA


2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222
2222

Anda mungkin juga menyukai