Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PENGALAMAN LAPANGAN INDUSTRI (PLI)

DI PT.INDOTHARA MULTI ARTHA

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN RUMAH SAKIT UNAND

OLEH :

M ILHAN YADISAPUTRA

NIM : 20323058/2020

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2023
HALAMAN PENGESAHAN FAKULTAS

Laporan ini Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan


Penyelesaian Pengalaman Lapangan Industri (PLI)
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
Semester Juli-Desember 2023

Oleh :
M Ilhan Yadisaputra
NIM : 20323058/2020
Program Studi S1 Teknik Sipil
Departemen Teknik Sipil

Diperiksa dan Disahkan Oleh:


Dosen Pembimbing

Rizky Indra Utama, S.T., M.T.


NIP: 171062

a.n. Dekan FT-UNP


Kepala Unit Hubungan Industri

Dr. Ali Basrah Pulungan, S.T., M.T.


NIP. 19741212 200312 1 002

i
HALAMAN PENGESAHAN INDUSTRI/PERUSAHAAN

Laporan ini Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan


Penyelesaian Pengalaman Lapangan Industri (PLI)
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
Semester Juli-Desember 2022

Oleh :
M Ilhan Yadisaputra
NIM : 20323058/2020
Program Studi S1 Teknik Sipil
Departemen Teknik Sipil

Diperiksa dan Disahkan Oleh:


Pembimbing Lapangan

Budi Kurniawan, S.T

Mengetahui
Direktur PT.Indothara Multi Artha

Ichram Fauzi Pakpahan

ii
BIODATA

Data Diri
Nama Lengkap : M Ilhan Yadisaputra
NIM : 20323058/2020
BP : 2020
Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Enim/13 Juli 2002

Jenis Kelamin : Laki-laki


Alamat : JL. Gunung Sago ,Kel. Gunung Pangilun, Kec
Padang Utara, Kota Padang, Prov. Sumatera Barat
Nomor Telepon : 0813 7292 8145

Riwayat Pendidikan
a. TK : TK Tunas Melati
b. SD : SDN 09 Talawi Hilir
c. SMP/MTs : SMP Uswatun Hasanah
d. SMA/MA/SMK : SMA Uswatun Hasanah
Pengalam Industri
Nama Proyek : Proyek Pembangunan Jembatan Rumah SakitUnand
Lokasi Proyek : Jl. Limau Manis, Limau Manis, Kec. Pauh, Kota
Padang, Sumatera Barat
Tanggal Kerja Praktek : 2023

Padang, Oktober 2023

M Ilhan Yadisaputra
20323058

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis sampaikan ke hadirat ALLAH Subhanahu wata’ala


yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan laporan Pengalaman Lapangan Industri (PLI) yang dilaksanakan di
PT Indothara Multi Artha. pada Proyek pembanguan jembatan RS unand.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah PLI di
Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang. Tujuan
dibuatnya laporan PLI ini adalah untuk melaporkan segala kegiatan yang
dilakukan selama melaksanakan kegiatan PLI di PT Indothara Multi Artha.
Penyusunan laporan PLI ini tidak lepas dari pengarahan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Rizky Indra Utama, S.T., M.T. selaku Dosen pembimbing PLI yang
telah memberikan waktu untuk bimbingan, petunjuk, pengarahan dan nasihat
dalam menyelesaikan laporan PLI ini,
2. Ibuk Dr. Eng. Prima Yane Putri, S.T., M.Eng. selaku Ketua Jurusan Teknik
Sipil FT UNP,
3. Ibuk Risma Apdeni, S.T., M.T., selaku Koordinator UHI Jurusan Teknik Sipil
yang telah memberikan waktu untung mengurus semua mahasiswa yang
melakukan kegiatan PLI pada semester ini,
4. Bapak Ali Basrah Pulungan, S.T., M.T., selaku Ketua Unit Hubungan Industri
FT UNP,
5. Bapak Ichram Fauzi Pakpahan selaku Direktur PT Indothara Multi Artha,
6. Bapak Budi Kurniawan, S.T., selaku pembimbing selama berada di lapangan
yang telah memberikan ilmu dan informasi terkait pekerjaan untuk penulisan
laporan ini,
7. Semua staf di PT Indothara Multi Artha yang bertanggung jawab untuk proyek
pembangunan jembatan RS UNAND.

iv
8. Kepada keluarga penulis yang sudah memberi dukungan dan semangat kepada
penulis selama melakukan PLI dan penyusunan laporan PLI,

9. Kepada teman-teman kelompok seperjuangan penulis yang sama-sama


melakukan PLI,
10. Kepada teman-teman penulis yang memberi semangat serta dukungan untuk
menyelesaikan laporan ini,
Laporan ini masih jauh dari sempurna, namun semoga dapat memberi
manfaat bagi pembacanya.

Padang, Maret 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN FAKULTAS..........................................................i


HALAMAN PENGESAHAN INDUSTRI/PERUSAHAAN..............................ii
BIODATA..............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Deskripsi Proyek...........................................................................................1
1. Latar Belakang Proyek..............................................................................1
2. Tujuan Proyek...........................................................................................2
3. Manfaat Proyek.........................................................................................2
4. Biaya Proyek.............................................................................................2
5. Data Umum dan Data Teknis Proyek........................................................2
6. Lokasi Proyek............................................................................................4
7. Hubungan Kerja Pengelola Proyek...........................................................6
8. Struktur Organisasi Lapangan.................................................................11
B. Sistematika Penulisan.................................................................................16

vi
DAFTAR GAMBAR

vii
DAFTAR TABEL

viii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Proyek
1. Latar Belakang Proyek
Pembangunan infrastruktur disetiap daerah sangat penting untuk
pertumbuhan ekonomi disetiap daerah karena dengan adanya
pembangunan tersebut bisa menjadi nilai baik investasi pengembangan
kawasan dan ekonomi penduduk dalam jangka waktu panjang. Salah satu
realisasi pembangunan infrastruktur tersebut adalah dengan pelaksanaan
proyek pembangunan jembatan. Jembatan merupakan struktur bangunan
yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh
rintangan- rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, saluran
irigasi, jalan kereta api, waduk dan lain-lain. Jembatan merupakan
komponen yang sangat penting dalam suatu jaringan transportasi. Tidak
hanya dijadikan sebagai alat penghubung, jembatan juga dijadikan sebagai
sarana untuk mempelancar kegiatan manusia, serta membantu
berkembangnya suatu daerah yang selama ini sulit untuk diakses. Contoh
pembangunan jembatan yang dibahas oleh penulis yaitu Pembangunan
Jembatan Rumah Sakit Unand.
Provinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Kota Padang melalui
dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Barat
merencanakan pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand sebagai akses
langsung ke Rumah Sakit Unand dengan jalan kota Padang Rindang Alam
– Pasar Bandar Buat dan selanjutnya terkoneksi ke jalan Nasional Padang -
Solok. Jembatan Rumah Sakit Unand ini memiliki bentang jembatan
sepanjang 90 meter (50 meter + 40 meter) dan lebar jembatan 9 meter
dengan satu pilar ditengah jembatan.
Pembangunan jembatan Rumah Sakit Unand ini termasuk salah
satu dengan perubahan status Rumah Sakit Unand akan menjadi rumah
sakit rujukan dari berbagai rumah sakit dan akses orang ke rumah sakit
akan lebih banyak dari sebelumnya.
2

2. Tujuan Proyek
Adapun tujuan dari proyek jembatan Rumah Sakit Unand provinsi
Sumatera Barat adalah untuk mempermudah akses jalan ke Rumah Sakit
Unand dari Jalan Limau Manis - Rindang Alam - Pasar Bandar Buat, dan
selanjutnya terkoneksi ke jalan nasional Padang - Solok.

3. Manfaat Proyek

Manfaat dari Proyek Penggantian Jembatan Rumah Sakit Unand


adalah:
a. Mempercepat akses jalan dari Jalan Limau Manis ke Rumah Sakit
Unand
b. Membantu akses jalan untuk mahasiswa ke kampus lebih dekat bagi
mahasiswa yang tinggal di sekitar Limau Manis
c. Mempersingkat waktu perjalanan menuju rumah sakit Unand dan
kampus Unand

4. Biaya Proyek
Biaya Penggantian Jembatan Rumah Sakit Unand diperoleh dari
Pendapatan Asil Daerah (PAD) Tahun Angaran 2023 sebesar Rp.
7.586.632.312,92, untuk pembangunan jembatan Rumah Sakit Unand.

5. Data Umum dan Data Teknis Proyek


a. Data Umum Proyek
Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand memiliki
data umum sebagai berikut:
Tabel 1.1 Data Umum Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand
Tahun 2023

Nama Proyek : Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand

Lokasi Proyek : Kota Padang, Profinsi Sumatera Barat


Pemilik Proyek : Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang
Provinsi Sumbar
3

Nomor Kontrak : 630/03. 1/P Jbt-RUMAH


SAKITUNAND/KTR-BM/IV/2023

Tanggal Kontrak : 3 April 2023


Nilai Kontrak : Rp. 7.586.632.312,92
NPWP : 71.916.201.8-113.00
Sumber Dana : Pendapatan Asil Daerah (PAD) Tahun Angaran
2023
Waktu Pelaksanaan : 240 (dua ratus empat puluh) hari
kalender
Masa Pemeliharaan : 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender
Konsultan Perencana : CV Jasa Reka Mandiri
Konsultan Pengawas : PT Konsulindo Citra Erlana
Kontraktor : PT Indothara Multi Artha
(Sumber: Data Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit, 2023 )

a. Data Teknis Proyek


Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand
memiliki data teknis sebagai berikut:

Tabel 1.2 Data Teknis Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand
Tahun 2023
a. Panjang Bentang 90 m (40 m + 50 m)
b. Lebar Jembatan 9m
c. Lebar Perkerasan 6m
d. Jenis Tanah Keras dan Berbatu
e. Mutu Tulangan BjTP 280
BjTS 420B
f. Pondasi Pilar

 Jenis Pondasi Box Caisson


 Panjang Pondasi 10 m
 Lebar Pondasi 6m
 Kedalaman 4m
4

Pondasi
 Mutu Beton - Beton fc’ 20 Mpa
- Beton Cycloop fc’ 15 Mpa
g. Pilar
 Panjang Abutment 6.12 m
 Mutu Beton Beton fc’ 30 Mpa
h. Pondasi Abutment 1
 Jenis Pondasi Box Caisson
 Panjang Pondasi 9m
 Lebar Pondasi 5m
 Kedalaman 4m
Pondasi
 Mutu Beton - Beton fc’ 20 Mpa
- Beton Cycloop fc’ 15 Mpa
i. Abutment 1
 Panjang Abutment 5.99 m
 Mutu Beton Beton fc’30
j. Pondasi Abutment 2
 Jenis Pondasi Box Caison
 Panjang Pondasi 9m

 Lebar Pondasi 4.5 m

 Kedalaman Pondasi 2 m

 Mutu Beton - Beton fc’ 20 Mpa

k. Abutment 2

 Panjang abutment 2 0.5 m

 Mutu Beton Beton fc’ 30

(Sumber : Data Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand, 2023)


5

6. Lokasi Proyek
Lokasi proyek pembangunan jembatan Rumah Sakit Unand ini berlokasi
di Jl. Limau Manis, Limau Manis, Kec. Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat
25176. Peta lokasi proyek ini terletak di koordinat: - 0.923439, 100.457950.
Adapun peta lokasi proyek dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini :

Gambar 1. Denah Lokasi Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand


Tahun 2023
(Sumber: Data Proyek Pembanguanan Jembatan Rumah Sakit Unand, 2023)

Lokasi rencana proyek dan lokasi jembatan sementara dapat


dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut:
6

Gambar 2. Lokasi Rencana Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand


Tahun 2023
(Sumber: Data Proyek Pembanguanan Jembatan Rumah Sakit Unand, 2023)

7. Hubungan Kerja Pengelola Proyek


7

Ada beberapa Unsur-unsur yang berperan dalam pelaksanaan proyek ini adalah Pemilik
Proyek, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Kontraktor Pelaksana. Keempat
unsur ini memiliki hubungan kerja dalam pelaksanaan pengerjaan proyek. Adapun
hubungan kerja Pengelola Proyek Penggantian Jembatan Rumah Sakit Unand dilihat dalam
skema seperti Gambar 3 dibawah ini:

Gambar 3. Skema Hubungan Kerja Pengelola Proyek-Proyek Pembangunan


Jembatan Rumah Sakit Unand Tahun 2023
(Sumber: Data Proyek Pembanguanan Jembatan Rumah Sakit Unand, 2023)

Skema di atas dapat dilihat hubungan organisasi kerja yang terdapat pada
proyek Pembanguan Jembatan Rumah Sakit Unand, yaitu:
1. Hubungan Pemilik Proyek (Owner) dengan Konsultan Perencana.
Ikatan berdasarkan kontrak konsultan memberikan layanan konsultasi
dimana produk yang dihasilkan berupa gambar-gambar rencana dan peraturan
serta syarat-syarat, sedangkan pemilik proyek memberikan biaya jasa atas
konsultasi yang diberikan oleh konsultan perencana.
Tanggung jawab Konsultan perencana harus memahami kebutuhan yang
memiliki visi proyek, memebuat desain dan rencana sesuai dengan yang
diinginkan tujuan proyek, dan harus memberikan petunjuk yang jelas,
anggaran, dan harapan mereka kepada konsultan perencana.
2. Hubungan Pemilik Proyek (Owner) dengan Kontraktor Pelaksana.
Hubungan pemilik proyek dengan pihak kontraktor pelaksana terikat
berdasarkan kontrak. Kontraktor memberikan layanan jasa berupa banguna2`n
8

sesuai dengan keinginan pemilik proyek sedangkan, pemilik proyek


memberikan biaya jasa kepada kontraktor.
Konsultan pelaksana dan pemilik proyek harus selalu terlibat dalam
komunikas, memastikan bahwa visi mereka dengan benar, dan memberikan
panduan benar dan jelas.
9

3. Hubungan Pemilik Proyek (Owner) dengan Konsultan Pengawas.


Hubungan pemilik proyek dengan konsultan pengawas terikat kontrak
dan hubungan fungsional. Konsultan pengawas menyampaikan perubahan-
perubahan yang terjadi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan
dan pemilik proyek membayar atau mengurangi biaya perubahan.
Konsultan pengawas dengan pemilik proyek terlibat dengan transparansi,
kepercayaan, dan komunikasi yang baik. Konsultan pengawas harus diberi
akses yang cukup oleh pemilik proyek untuk ,emginspeksi proyek, dan
konsultan pengawas harus memberi umpan kembali yang objektif tentang
kemajuan dan kualitas kerja dilapangan.
4. Hubungan Kontraktor Pelaksana dengan Konsultan Perencana.
Hubungan kontraktor pelaksana dengan konsultan perencana terikat
berdasarkan kontrak. Konsultan perencana memberikan gambar rencana,
peraturan, dan Rencana Mutu Kontrak (RMK) yang dilaksanakan pada
proyek konstruksi. Sedangkan kontraktor pelaksana harus mewujudkannya di
lapangan menjadi sebuah bangunan.
Perencanaan proyek dan perancangan harus dipertanggung jawabkan oleh
Konsultan perencana, termasuk gambar konstruksi, pengembangan rencana
teknis, dan spesifikasi. Dari sisi lain konsultan perencana juga bertanggung
jawab atas pelaksanaan fisik proyek, pengadaan bahan, tenaga kerja, dan
konstruksi sesuai dengan rencana tersebut.
5. Hubungan Kontraktor Pelaksana dengan Konsultan Pengawas.
Konsultan pengawas melakukan pengawasan selama pelaksanaan proyek
berlangsung sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Konsultan
pengawas memerintahkan kontraktor pelaksana dalam melaksanakan
perbaikan apabila pekerjaan tidak sesuai dengan perencanaan. Sedangkan
kontraktor pelaksana melaporkan setiap hasil pekerjaan yang dilaksanakan
dan kendala-kendala secara teknik kepada konsultan pengawas.
6. Hubungan Konsultan Pengawas dengan Konsultan Perencana.
Konsultan perencana dengan hubungan konsultan terikat dengan
hubungan fungsional dan saling berkoordinasi. Konsultan perencana
menyerahkan hasil desain, peraturan-peraturan dan pelaksanaan pekerjaan
10

kepada konsultan pengawas. Sedangkan, konsultan pengawas bertugas


memberi laporan mengenai hasil pekerjaan serta kendala-kendala teknis yang
timbul di lapangan.
Adapun masalah yang di temui penulis dilapangan terkait skema diatas
adalah sebagai berikut:
a. Tidak adanya komunikasi antara Kontraktor pelaksana dengan
konsultan pengawas tentang volume pengecoran.
b. Perubahan gambar rencana yang awalnya pondasi pilar yang sudah di
rancang oleh konsultan perencana berubah akibat pondasi pilar sudah
tidak dapat lagi di gali kedalama pondasi lagi.
c. Bermasalah dalam perizinan lahan antara pemilik proyek (owner)
dengan kontraktor pelaksana sehingga pekerjaan dari pelaksana sedikit
terhambat.
Pihak-pihak yang terlibat dalam Proyek Pembangunan Jembatan Rumah
Sakit Unand adalah:
1. Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek adalah orang atau badan hukum yang memberi tugas
untuk melaksanakan suatu pekerjaan kepada orang atau badan hukum
yang dianggap mampu untuk melaksankannya. Adapun tugas dan
kewajiban pemilik proyek adalah :

a) Meyediakan atau membayar sejumlah dana / biaya yang


diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pembangunan proyek dari awal sampai akhir kegiatan proyek.

b) Memilih atau menunjuk konsultan manajemen konstruksi.

c) Mengesahkan perubahan pekerjaan dalam pelaksanaan


pekerjaan jika ada.

d) Menerima hasil pekerjaan dari pihak konsultan manajemen


konstruksi dan apabila sudah selayaknya maka
mengesahkannya.
11

2. Kontraktor Pelaksana

Kontraktor pelaksana ialah perusahaan berbadan hukum yang


bergerak dalam bidang pelaksanaan pemborongan. Berupa perorangan
maupun badan hukum baik pemerintah maupun swasta. Yang telah
ditetapkan dari pemilik proyek serta telah mendatangi Surat Perjanjian
Kerja (SPK).

Pada proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand yang


berkedudukan sebagai kontraktor pelaksana adalah PT. Indothara Multi
Artha. Adapun tugas dan tanggung jawab kontraktor pelaksana adalah:

a) Melaksanakan semua kesepakatan yang ada dalam kontrak kerja, baik


dari segi scheduling pelaksanaan maupun masa pemeliharaan.

b) Mematuhi dan melaksanakan segala petunjuk yang diberikan oleh


Direksi.

c) Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor pelaksana harus membuat dan


menyerahkan gambar kerja (shop drawing) serta metode kerja.

d) Menyediakan tenaga kerja, bahan, perlengkapan dan jasa nyang


diperlukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah
ditentukan dengan memperhatikan :

• Biaya pelaksanaan,

• Waktu pelaksanaan,

• Kualitas pekerjaan,

• Kuantitas pekerjaan dan

• Keamanan kerja.

a) Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan yang diserahkan


kepada Direksi.

b) Bertanggung jawab atas kualitas dan mutu pekerjaan.


12

c) Membayar ganti rugi akibat kecelakaan yang terjadi pada waktu


pelaksanaan pekerjaan.

d) Berhak menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan yang


telah selesai dari pemberian tugas dengan kesepakatan yang
tercantum dari kontrak kerja.
3. Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah pihak yang bertugas sebagai


perencana pada suatu proyek. Konsultan perencana mempunyai
kewajiban atau tugas yang merencakan suatu rencana dalam
perencnaan struktur, arsitektur dan mekanikal / elektrikal, dengan
ketentuan yang diinginkan oleh pemilik proyek. Pada proyek
Pembangunan Jembatan Rumah Sakit Unand yang berkedudukan
sebagai konsultan perencana adalah CV Jasa Reka Mandiri. Adapun
tugas atau kegiatan dari konsultan perencana sebagai berikut :

a) Membuat sketsa dan memberikan suatu gagasan gambaran


pekerjaan, meliputi pembagian ruang, rencana pelaksanaan dan
lainnya.

b) Membuat gambar detail / penjelasan lengkap dengan


perhitungan konstruksinya.

c) Membuat rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) dan rencana


anggaran biaya (RAB).

d) Tempat berkonsultasi jika ada hal-hal yang meragukan dibidang


arsitektural, struktur dan ME.
4. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas ialah suatu organisasi atau perorangan yang


bersifat multi disiplin yang bekerja untuk dan atas nama pemilik
proyek (owner). Pengawas harus mampu bekerja sama dengan
konsultan perencana dalam suatu proyek. Pemilik proyek (Owner)
menunjuk PT. Konsulindo Citra Ernala. Adapun tugas dan tanggung
13

jawab PT. Konsulindo Citra Ernala sebagai konsultan pengawas.


Pengawas proyek mempunyai kegeiatan sebagai berikut :

a) Melakukan pengawasan berkala serta memberikan pengarahan,


petunjuk dan penjelasan kepada pelaksana konstruksi dan
meneliti hasil-hasil yang telah dikerjakamn.

b) Memberi rekomendasi progress report pekerjaan pelaksan untuk


meminta dana kepada pemilik proyek (owner) guna membiayai
pelaksaan pekerjaan selanjutnya.

c) Memberikan teguran dan atau peringatan kepada pelaksana


konstruksi apabila dalam pelaksanaan pekerja terjadi
penyimpangan dari spesifikasi dan gambar-gambar teknis.

d) Mempersiapkan, mengawasi dan melaporkan hasil pelaksanaan


proyek kepada pemilik proyek (owner).

8. Struktur Organisasi Lapangan

Struktur organisasi merupakan suatu unit kerja dalam organisasi yang


menunjukkan adanya pembagian kerja tergantung pada keterampilan dan
pengetahuan setiap individu untuk mencapai suatu tujuan yang direncanakan
yang ditampilkan dalam bentuk bagan. Struktur organisasi di lapangan
bertujuan untuk mengkoordinir dan mengelola proyek sehingga terciptanya
efisiensi kerja. Struktur organisasi lapangan kontraktor dapat dilihat pada
Gambar 4 berikut:
14

Gambar 4. Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana Proyek Pembangunan


Jembatan Rumah Sakit Unand Tahun 2023
(Sumber: Data Proyek Pembanguanan Jembatan Rumah Sakit Unand, 2023)

Berikut ini uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing personal PT.
Adipati Karya Pastika, sebagai berikut:
1. Direktur Utama
Direktur utama ialah orang yang bertanggung jawab keberhasilannya suatu
proyek terhadap pemilik perusahaan / CEO. Direktur utama juga bertanggung
jawab atas kelancaran proyek kepada pemilik proyek. Adapun tugas dari direktur
utama sebagai berikut:

1. Menentukan kebijakan perusahaan dengan menentukan rencana dan cara


perusahaan.

2. Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan.

3. Bertanggung jawab atas kerugian yang dihadapi perusahaan termasuk


juga keuntungan perusahaan.

4. Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan diperusahaan, mulai


bidang administrasi, kepegawaian hingga pengadaan barang.
15

2. Project Manager (Pemimpin Proyek)


Project manager adalah seseorang yang bertugas menentukan
kebijakan dalam manajemen proyek. Memegang peran penting dalam
perencanaan, eksekusi, pengawasan, pengendalian, dan juga penutupan
proyek. Project manager juga memeiliki beberapa tanggung jawab lain,
diantaranya :

1. Memimpin dan melaporkan kegiatan proyek yang telah dilaksanakan


pada konsultan pengawas.

2. Membuat time scedule yang diperlukan selama proyek berlangsung.

3. Mengevaluasi hasil dari pekerjaan yang kemudian disusun dalam


format laporan pekerjaan dari awal hingga akhir pelaksanaan proyek.

3. Manager Teknik
Manager teknik adalah seorang profesional yang bertanggung jawab
untuk mengoordinasikan proyek teknis dan teknik. Adapun tugas dari
manager teknik, yaitu:

1. Memimpin proyek pengembangan dan penelitian untuk


menyederhanakan desain, produk, dan layanan baru.

2. Membuat dan meninjau anggaran produk yang masuk akal.

3. Mengelola tim dan menugaskan kepada anggota tertentu.

4. Meninjau dan menerapkan pembaruan perangkat lunak.

5. Menegmbangkan ringkasan proyek dan skala waktu yang masuk


akal.

6. Mengatur kebutuhan pelatihan dan peralatan.

7. Menetapkan dan menyampaikan kebijakan dan prosedur


administratif
16

4. K3
Ahli K3 kontruksi adalah mempunyai tanggung jawab terhadap
keselamatan dan keamanan para pekerja dengan memberikan safety
induction, safety talk, tool box meeting, dan rambu-rambu sekitaran
proyek. Adapun tugas dari ahli K3 Kontruksi sebagai berikut:
1. Mengelola Program K3.
2. Menerapkan ketentuan peraturan perundangan-undangan terkait K3
kontruksi.
3. Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3.

4. Melakukan sosialisasi, penerapan, dan pengawasan pelaksanaan


program, prosedur kerja dan instruki kerja K3.
5. Menjelaskan tujuan utama Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3).
6. Mengelola laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3
Kontruksi.

7. Mengetahui tentang persyaratan K3 ditempat kerja sesuai aturan


yang ditulis di dalam Undang-Undang Keselamatan Kerja.

8. Mengelola penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja


serta kendaraan darurat.
5. Manager Keuangan
Manager keuangan ialah mengatur manajemen keuangan, membuat
strategi, membuat keputusan dan mengaplikasikan sesuai tujuan
perusahaan, yaitu:
1. Menyusun rencana anggaran dan biaya (RAB) untuk setiap kegiatan.
2. Mengelola tim adminitrasi dan keuangan agar dapat mendukung
berjalannya kegiatan.
3. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan pengadaan adminitrasi dan
keuangan proyek.
4. Melakukan pencatatan atau semua transaksi dan pembayaran.
5. Memastikan proses adminitrasi berjalan sesuai dengan SOP.
17

6. Bekerja bersama keseluruhan proyek dan pihak eksternal.

7. Membuat laporan keuangan dan laporan pajak yang dibutuhkan


proyek.
6. Quantity Surveyor
Quantity Surveyor merupakan sebuah profesi yang mempunyai
keahlian dalam perhitungan volume, penilaian pekerjaan konstruksi,
administrasi kontrak sedemikian sehingga suatu pekerjaan dapat dijabarkan
dan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa, dikendalikan
dan dipercayakan.. Adapun tugas dari pelaksana sebagai berikut:
1. Memahami hal terkait volume, harga satuan, dan tata cara
pembayaran yang dijelasakan dalam dokumen lelang atau
dokumen kontrak.
2. Melakukan survey lapangan awal sebelum dilakukan pekerjaan
3. Membuat bill of quantity sesuai dengan gambar kerja, data teknik
lapangan, dan spesifikasi teknis yang digunakan pada pekerjaan
proyek konstruksi tersebut.
4. Melakukan evaluasi atas kebutuhan sumber daya yang akan
dibutuhkan dilapangan seperti bahan, alat, dan dana yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.
5. Menghitung jumlah volume, bahan, serta tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.
6. Mempersiapkan data terkait pengajuan penagihan hasil pekerjaan.
7. Memeriksan dan menghitung hasil pekerjaan sub kontraktor.
7. Pelaksana Pertama
Pelaksana adalah jasa orang perseorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli yang profesional dibidang pelaksanaan jasa kontruksi yang
mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil
perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lainnya. Adapun
tugas dari pelaksana sebagai berikut:
18

1. Menjelaskan job description dengan baik agar mudah dipahami oleh


staf bawahan.
2. Memberikan pengarahan kepada staf dibawahannya.
3. Mengatur dan mengorganisir staf bawahan.

4. Memberikan motivasi agar tetap semangat bekerja dalam kondisi


apapun kepada staf di bawahnya.
5. Menghitung kebutuhan pengecoran yang di butuhkan di lapangan.
Pelaksana pertama sangat berperan di lapangan karena pelaksana pertama
pada proyek jembatan Rumah Sakit Unand ini memegang peranan penting
pelaksana mengambil keputusan secara benar.
1. Pelaksana Dua
Pelaksana Dua yaitu seseorang atau sekelompok orang dalam pelaksanaan
sebuah proyek konstruksi sesuai dengan rencana konstruksi yang dibertugas
untuk membantu pekerjaan pelaksana pertama. Adapun tugas dari pelaksana 2
sebagai berikut:
1. Melaksanakan kegiatan di luar lokasi proyek seperti pengujian di
laboratorium, pemesanan beton ke becing, dll.
2. Mengurus surat surat ke kantor yang di butuhkan di lapangan.

Permasalahan dilapangan terkait yang terlibat di struktur organisasi pelaksana


diatas yang ditemui penulis dilapangan adalah sebagai berikut :

a) Bahan ke proyek sering datang keterlambatan yang menyebabkan proyek


jembatan Rumah Sakit Unand melakukan pekerjaan menjadi tertunda.
b) Terjadinya penundaan dan keterlambatan pekerjaan di proyek jembatan
Rumah Sakit Unand yang disebabkan permasalahan perizinan
dilapangan.
19

B. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam laporan Pengalaman
Lapangan Industri (PLI) ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas mengenai deskripsi
proyek yang terdiri atas: latar belakang
proyek, tujuan proyek, manfaat proyek, biaya
proyek, deskripsi proyek, lokasi proyek,
struktur kerja pengelola proyek, struktur
organisasi lapangan dan sistemastika
penulisan.

BAB II LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN


Bab ini akan membahas mengenai proses
pelaksanaan kegiatan di lapangan secara
beruntun dan terdapat temuan menarik.

BAB III PENUTUP


Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari
pengalaman lapangan industri (PLI).
20

BAB II
LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN

A. Kegiatan awal masuk proyek


Pelaksanaan kegiatan PLI ini dilaksanakan pada Pembangunan Jembatan
Rumah Sakit UNAND, yang berada di Jalan Limau Manis, Limau Manis,
Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat, pelaksanaan PLI dimulai pada
tanggal 10 Juli 2023 sampai 3 September 2023 selama 40 hari. Selama
pelaksanaan PLI, penulis melihat secara langsung bagaimana ilmu yang bisa
penulis terima diperkuliahan dilaksanakan langsung dilapangan. Adapun
pelaksanaan kegiatan lapangan yang dilakukan pada Pembangunan Jembatan
Rumah Sakit UNAND, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengenalan Lingkungan Proyek
Pada hari pertama di lokasi PLI adalah pengenalan lingkungan
proyek. Penulis berkenalan langsung dengan seluruh staf yang bekerja
pada Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit UNAND. Penulis
dibimbing oleh kontraktor untuk menunjukkan kondisi konstruksi dan
lokasi proyek, kontraktor juga menjelaskan alasan dilakukannya
pembuatan jembatan. Selain itu, pengawas lapangan juga memberikan
penyuluhan tentang perlunya kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
seperti pentingnya menggunakan alat pelindung diri (APD). Pengenalan
Lingkungan Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit UNAND
dapat dilihat pada Gambar 5 berikut:
21

Gambar 5. Pengenalan lingkungan Proyek


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023)

2. Mempelajari Gambar Kerja (Shop Drawing)


Penulis mempelajari dan memahami cara membaca gambar
perencanaan, spesifikasi bahan dan material yang digunakan serta
cara menganalisis beberapa ketidaksesuaian dan kesalahan dalam
gambar kerja dengan yang diterapkan di lapangan, seperti
perubahan bentuk pondasi yang digunakan dan perhitungan jumlah
penulangan yang dibutuhkan pada bangunan yang akan dibuat.
Gambar kerja harus memperoleh persetujuan pengawas sebelum
kegiatan pembangunan dilaksanakan. Gambar kerja dapat dilihat
pada Gambar 6 berikut:

Gambar 6. Mempelajari Gambar Kerja


(Sumber: Dokumentasi Pribadi ,2023)
22

B. Pelaksanaan Kegiatan Lapangan


Kegiatan Pengalaman Lapangan Industri (PLI) bertujuan untuk
menambah pengetahuan materi,keterampilan,sikap mahasiswa yang terjun
langsung di lapangan, sekaligus mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang
didapat selama perkuliahan di kampus. Kegiatan PLI ini berguna untuk
mengoptimalkan pengalaman-pengalaman baru yang diperoleh selama berada
di lapangan.
1) Mengamati pekerjaan di lapangan
Pada saat melaksanakan kegiatan pada proyek pembangunan
Jembatan Rumah Saakit Unand ada beberapa pekerjaan yang penulis
amati. Berikut kegiatan yang penulis amati di lapangan:
a)Pekerjaan Pembesian
Pembesian merupakan pekerjaan pembuatan tulangan
besi/baja yang menggunakan batang besi/baja sebagai material
utamanya. Tahap sebelum dilakukan perangkaian tulangan
dilakukan pekerjaan persiapan seperti pemotongan dan
pembentukan besi sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditentukan. Pada pekerjaan pembesian Penulis belajar dan
memahami cara mencari banyaknya kebutuhan besi yang akan
digunakan untuk pekerjaan jembatan tersebut dan dibimbing
langsung oleh konsultan pengawas. Pekerjaan dapat dilihat pada
Gambar 7 dan Gambar 8 berikut:
23

Gambar 7. Pekerjaan Pemotongan Besi

(Sumber: Dokumentasi Pribadi , 2023)

Gambar 8. Pekerjaan Pembengkokan Besi


(Sumber: Dokumentasi Pribadi , 2023)
2) Mengamati Pekerjaan Perangkaian Besi Tulangan
Rangkaian tulangan besi yang sebelumnya telah dipotong dan
dibentuk akan dipasang pada pilar dan abutment. Tulangan akan
dipasang dan dirangkai sesuai dengan gambar kerja. Besi tulangan
yang telah dirangkai akan diikat dengan kawat bendrat, untuk
beberapa bagian besi juga akan direkatkan dengan cara di las. Proses
perangkaian besi tulangan terdiri atas:
24

1) Perangkaian besi tulangan


2) Perangkaian Besi Tulangan Abutment 1
`Abutmen 1 adalah bagian konstruksi bawah jembatan yang terdapat
pada kedua ujung pilar-pilar jembatan yang berfungsi untuk mendukung atau
memikul seluruh beban bangunan yang ada di atasnya. Abutment bekerja
dengan menerima beban-beban yang berasal dari bangunan atasnya dan
meneruskan beban-beban tersebut ke pondasi. Tulangan yang digunakan pada
abutment adalah besi ulir D25, D22, D19, D16 dan D13. Tinggi abutment
yang direncanakan adalah 5,99 meter. Perangkaian besi tulangan abutment
berikut ini:
1. Perangkaian Besi Tulangan Abutment 1
a) Badan abutmen 1 memiliki tinggi 7,5 m, lebar 1 m dan panjang 9 m.
Menggunakan tulangan pokok D32-150, tulangan bagi D16-200, dan
tulangan susut D12-400/600. Metode pengerjaannya yaitu
melanjutkan penulangan bagian tengah abutmen 1 setelah
penulangan footing. Pemasangan besi tulangan badan abutment
dapat dilihat berikut :

Gambar 9. Pemasangan Besi Tulangan Badan Abutment


(Sumber: Dokumentasi Pribadi , 2023)
b) Pemasangan wing wall ini menggunakan tulangan pokok D12-200
dan tulangan bagi D16-200. Metode pengerjaannya yaitu setelah
penulangan badan abutmen 1 selesai. Pemasangan besi tulangan
Wing Wall abutment dapat dilihat sebagai berikut :
25

Gambar 10. Pemasangan Besi Tulangan Wing Wall Abutment


(Sumber: Dokumentasi Pribadi , 2023)
c) Metode pengerjaannya yaitu bekisting yang sudah di bentuk sesuai
ukuran dipasangkan pada badan abutmen 1 yang akan di cor, tahanan
bekisting ini menggunakan kawat.

Gambar 11. Pemasangan Besi Tulangan Kepala Abutment


(Sumber: Dokumentasi Pribadi , 2023)

2. Perangkaian Besi Tulangan Pilar


Pilar adalah komponen struktur jembatan yang terletak diantara kedua
kepala jembatan yang berfungsi untuk memikul seluruh beban pada ujung-
ujung bentang dan gaya-gaya yang lainnya serta meneruskannya ke fondasi.
Pilar atau pier pada sebuah konstruksi jembatan memiliki beberapa
bagian yaitu pier head atau kepala pilar dan badan pilar. Kepala pilar atau
pier head memiliki fungsi sebagai pemikul ujung perletakan jembatan.
26

Sedangkan badan pilar adalah kolom atau dinding pada bagian pilar jembatan
yang berfungsi meneruskan gaya pier head ke fondasi.
Tulangan yang digunakan pada pilar adalah besi ulir D32, D25, D16
dan D13. Tulangan akan dipasang dan diikat dengan kawat bendrat, jarak
antar tulangan harus diperhatikan sesuai dengan gambar rencana. Tinggi pilar
yang direncanakan adalah 6,12 meter. Perangkaian besi tulangan pilar terbagi
sebagai berikut :
a) Badan Pilar memiliki tinggi 7,5 m, lebar 1,5 m dan panjang 5,6 m.
Menggunakan tulangan pokok D32-150, tulangan bagi D16-200, dan
tulangan susut D12-400/600. Metode pengerjaannya yaitu melanjutkan
penulangan bagian tengah pilar setelah penulangan footing. Pemasangan
besi tulangan badan pilar dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 12. Pemasangan Besi Tulangan Badan Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi , 2023)

b) Kepala pilar memiliki tinggi 2,07 m, lebar 3,4 m dan panjang 10 m.


Menggunakan tulangan pokok D25-150, tulangan bagi D16-200 dan
D16-150, dan tulangan susut D13-400/450. Metode pengerjaannya yaitu
setelah pengecoran badan pilar yang pertama selesai. Pemasangan besi
tulangan kepala pilar bisa dilihat sebagai berikut :
27

Gambar 13. Pemasangan Besi Tulangan Kepala Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi , 2023)

3. Perangkaian Besi Tulangan Wing Wall


Penegertian dari Wing Wall adalah bagian sayap dari abutment yang
berfungsi sebagai pelindung bagian belakang abutment dari tekanan tanah
yang bekerja sehingga abutment tidak mengalami gaya horizontal akibat
dorongan atau tekanan tanah yang bekerja. Tulangan yang digunakan pada
wing wall ini adalah besi ulir D13 dan D16. Perangkaian besi tulangan
abutment dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 14. Pemasangan Besi Tulangan Wing Wall


(Sumber: Dokumentasi Pribadi , 2023)
28

4. Mengamati Pekerjaan Pemasangan Bekisting


Setelah pekerjaan perangkaian tulangan, kemudian dilakukan
pemasangan bekisting. Proses pemasangan bekisting yaitu dibentuk dengan
ukuran sesuai dengan gambar rencana, mempunyai kelurusan yang bagus dan
tidak bocor. Selesai perakitan bekisting harus dilakukan pengontrolan ulang
kemampuannya, hal ini bertujuan supaya tidak adanya lendutan pada saat
proses pengecoran nantinya. Pada saat pekerjaan bekisting digunakan suatu
kawat yang bertujuan untuk memperkuat bekisting dengan besi tulangan.
Sebelum bekisting dipasang, bekisting diolesi terlebih dahulu dengan oli
bekas agar pembongkaran bekisting nantinya lebih mudah. Pekerjaan
pemasangan bekisting dapat dilihat pada Gambar 15, Gambar 16 dan Gambar
17 berikut:

Gambar 15. Pemasangan Bekisting pada Abutment dan Wing Wall


(Sumber: Dokumentasi Pribadi , 2023)
29

Gambar 16. Pemasangan Bekisting pada Badan Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi , 2023)

Gambar 17. Pemasangan Bekisting pada kepala Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi , 2023)
30

5. Mengamati Pekerjaan Test Slump


Test Slump adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa kental adukan beton yang akan digunakan. Fungsi lain dari Test
Slump adalah agar beton yang digunakan sesuai dengan rencana kerja sebuah
bangunan yang akan dibangun. Pengujiannya dilakukan dengan memasukkan
1/3 beton segar menggunakan sendok semen ke dalam kerucut abrams yang
berdiameter dasar sekitar 200 mm, diameter atas sekitar 100 mm dan
memiliki tinggi 300 mm. Kemudian ditusuk sebanyak 24 kali menggunakan
tongkat penusuk yang neniliki diameter 26 mm dan panjang 60 cm tujuan
dilakukan penusukan ini adalah supaya beton segar tersebut bisa rata di dalam
kerucut abrams. Kemuadian masukkan 1/3 beton segar lagi dan tusuk
sebanyak 24 kali. Lalu masukkan 1/3 beton segar lagi sampai kerucut abrams
penuh dan tusuk sebanyak 24 kali. Setelah itu bersihkan beton segar yang
berada di sekitar kerucut abrams kemudian angkat kerucut abrams dan ukur
nilai slumpnya. Biasanya nilai slump yang baik iru berkisar antara 8 cm
hingga 12 cm. Pekerjaan test slump dapat dilihat pada Gambar 18 berikut:

Gambar 18. Pengujian Test Slump


(Sumber: Dokumentasi Pribadi,2023)

6. Mengamati Pembuatan Benda Uji Silinder


Benda uji silinder dimanfaatkan sebagai pengukur kuat tekan beton
dengan satuan MPa. Pengujiannya dilakukan dengan memasukkan 1/3 beton
segar menggunakan sendok semen ke dalam cetakan beton silinder yang
berdiameter sekitar 150 mm dan memiliki tinggi 300 mm. Kemudian ditusuk
sebanyak 20 sampai 25 kali menggunakan tongkat penusuk yang neniliki
31

diameter 26 mm dan panjang 60 cm. Tujuan dilakukan penusukan ini adalah


supaya beton segar tersebut bisa rata di dalam cetakan silinder. Kemuadian
masukkan 1/3 beton segar lagi dan tusuk sebanyak 20 sampai 25 kali. Lalu
masukkan 1/3 beton segar lagi sampai cetakan penuh penuh dan tusuk
sebanyak 20 sampai 25 kali. Setelah itu bersihkan beton segar yang berada di
sekitar cetakan silinder kemudian benda uji didiamkan hingga mengeras.
Setelah benda uji mengeras, cetakan benda uji dapat dilepas. Benda uji dijaga
kelembaban nya dengan cara direndam dengan air, lama perawatan benda uji
yaitu 7 hari, 14 hari, dan 28 hari.

7. Mengamati Pekerjaan Pengecoran


Pekerjaan pengecoran dilakukan setelah pekerjaan pemasangan bekisting
selesai, sebelum dilakukan pengecoran terlebih dahulu dilakukan pengecekan
struktur, apakah tulangan yang terpasang sesuai dengan gambar rencana atau
tidak, jika telah sesuai dengan gambar rencana, maka dilakukan pengecoran.
Pengecoran ini menggunakan beton ready mix. Dalam pekerjaan pengecoran
pada Pembangunan jembatan rumah sakit UNAND ini menggunakan mutu
beton fc’30. Pekerjaan pengecoran dapat dilihan pada Gambar 19 dan
Gambar 20 berikut:

Gambar 19. Pengecoran Footing Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi , 2023)
32

Gambar 20. Pengecoran Badan Pilar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi , 2023)

8. Mengamati Pengujian Kuat Tekan Beton


Pengujian kuat tekan beton merupakan penggunaan beban tekan aksial
terhadap benda uji beton berbentuk silinder yang dicetak di lapangan, pada
laju pembebanan yang berada dalam batas yang ditentukan hingga terjadi
kehancuran. Pengujian dilakukan di laboratorium kantor PUPR Sumatera
Barat, uji kuat tekan beton dilakukan agar bisa mengetahui apakah kekuatan
beton sesuai dengan kebutuhan struktur bangunan yang direncanakan.
Pengujian kuat tekan beton dapat dilihat pada Gambar 21 berikut:

Gambar 21. Pengujian Kuat Tekan Beton


(Sumber: Dokumentasi Pribadi , 2023)
33

A. Kegiatan Pengawasan
Pengawasan adalah kegiatan pemantauan (monitoring) mengenai kinerja
pekerjaan proyek, tujuannya agar proyek memenuhi standar yang telah
ditentukan dan dapat memenuhi keinginan yang diharapkan oleh owner.
Kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi meliputi biaya, mutu dan waktu
pada tahap pelaksanaan konstruksi serta pemeriksaan kelayakan fungsi
bangunan. Bentuk kegiatan pengawasan pada Proyek Pembangunan Jembatan
Rumah Sakit UNAND adalah:
a. Mengikuti petunjuk-petunjuk dan persyaratan yang telah ditentukan.
b. Mempelajari dokumen kontrak untuk dijadikan panduan saat
pengawasan pekerjaan di lapangan.
c. Mencocokan gambar perencanaan dengan pekerjaan kontraktor di
lapangan.
d. Melakukan pengecekan secara cermat semua pengukuran pekerjaan
secara khusus harus ikut serta dalam proses pengukuran akhir
pekerjaan.
e. Mengambil tindakan perbaikan jika terjadi kesalahan di lapangan.
f. Melakukan pengawasan terhadap penggunaan bahan, peralatan,
metode pelaksanaan dan mengawasi ketepatan mutu, waktu dan biaya
pekerjaan.
g. Memastikan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) berjalan dengan
baik di lokasi kerja.
h. Melakukan pemeriksaan dan menandatangani dokumen tentang
pembayaran bulanan (Monthly Certificate).
i. Melakukan pemeriksaan dan menandatangani dokumen tentang
pengendalian mutu dan volume pekerjaan.

Pada Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit UNAND yang ditunjuk


menjadi konsultan pengawas adalah orang yang memahami sepenuhnya
tahapan pengawas sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh SNI. Pada
Proyek ini pengawasan dilakukan oleh PT. Konsulindo Citra Erlana. Apabila
34

terjadi penyimpangan pada pekerjaan, konsultan pengawas harus


memperingati kontraktor untuk memperbaiki pekerjaan sesuai dengan gambar
dan ketentuan yang telah ditetapkan.

D. Temuan Menarik

1. Perubahan ukuran tulangan pada ABT (abutment) 1 dan Pilar


Abutment atau kepala jembatan adalah bangunan bawah jembatan
yang terletak pada kedua ujung pilar-pilar jembatan yang berfungsi
sebagai penahan tanah dan juga sebagai pemikul seluruh beban baik itu
beban hidup (kendaraan, angin, dan lain-lain) maupun beban mati
(beban gelagar, dan lain-lain) pada sebuah jembatan. Pekerjaan struktur
abutment harus disesuaikan dengan hasil penyelidikan tanah dan
diletakkan di atas tanah keras supaya dapat tercapai tegangan tanah
yang diizinkan. Supaya tidak terjadi resiko erosi maka minimal dasar
abutment harus berada 2 meter di bawah muka tanah asli terutama pada
tipe abutment dengan fondasi langsung.
Pilar adalah komponen struktur jembatan yang terletak diantara
kedua kepala jembatan yang berfungsi untuk memikul seluruh beban
pada ujung- ujung bentang dan gaya-gaya yang lainnya serta
meneruskannya ke fondasi. Pilar bisa tidak hanya bisa digunakan pada
jembatan bentang pendek tetapi juga bisa digunakan pada jembatan
bentang panjang.
Pilar atau pier pada sebuah konstruksi jembatan memiliki beberapa
bagian yaitu pier head atau kepala pilar dan badan pilar. Kepala pilar
atau pier head memiliki fungsi sebagai pemikul ujung perletakan
jembatan, antar girder atau gelagar dan bearing pad atau elastomer
sebagai dampalan girder ke pier head. Sedangkan badan pilar adalah
kolom atau dinding pada bagian pilar jembatan yang berfungsi
meneruskan gaya pier head ke fondasi.
Pada ABT 1 dan Pilar penulis menemukan temuan menarik
mengenai perubahan ukuran tulangan kisi kisi yang awalnya pada
35

perencanaan akan digunakan tulangan berdiameter 12 mm, tetapi pada


saat pelaksanaan dilapangan digunakan tulangan dengan diameter 13
mm. Hal ini disebabkan karena tulangan diameter 13 mm pada pondasi
ABT 1 dan Pilar berlebih dari kebutuhan dan sisa dari tulangan
tersebut digunakan untuk tulangan kisi-kisi pada ABT 1 dan pilar. Hal
ini dapet menghemat biaya pelaksanaan. Dapat dilihat pada Gambar 22
berikut :

Gambar 22. tulangan kisi kisi pada ABT 1


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023)
2. Daur ulang penggunaan bekisting
Bekisting adalah sebuah sistem yang digunakan untuk
mendukung dan membentuk struktur beton. Biasanya terbuat dari
kayu, baja, atau logam. Fungsi utamanya adalah untuk menahan
tekanan dari beton yang mengeras sehingga struktur beton dapat
membentuk bentuk yang diinginkan. Selain itu, juga dapat berfungsi
sebagai pelindung untuk bagian-bagian struktur beton yang belum
kuat sehingga tidak mudah rusak saat pembangunan.
Pada saat proses pelaksanaan pengecoran penulis menemukan
temuan menarik mengenai penggunaan bekisting yang terbuat dari
kayu dan tripleks berulang kali digunakan pada proses pengecoran
ABT 1 dan pilar jembatan. Bekisting yang awalnya digunakan pada
36

pengecoran ABT 1 digunakan lagi pada pengecoran pilar jembatan.


Hal ini dapat menghemat biaya pelaksanaan dilapangan.

Gambar 23. proses daur ulang bekisting


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023)
37

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mengikuti, melaksanakan, dan mengamati semua yang


terjadi di lapangan selama kegiatan Pengalaman Lapangan Industri (PLI)
pada Proyek Pembuatan Jembatan Rumah Sakit UNAND, serta
berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
maka penulis menyimpulkan bahwa:
1. Proyek Pembangunan Jembatan Rumah Sakit UNAND, ini
bertujuan untuk memudahkan akses langsung ke Rumah Sakit
UNAND dari Jalan Limau Manis - Rindang Alam – Pasar Bandar
Buat, dan selanjutnya terkoneksi ke Jalan Nasional Padang - Solok.
2. Terdapat beberapa pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar
rencana, karena keadaan di lapangan yang tidak memungkinkan.
3. Terdapat beberapa kendala yang menyebabkan proyek ini
mengalami keterlambatan, seperti keterlambatan material baik dari
segi izin dan jadwal kedatangan material. Faktor lain yang
menyebabkan keterlambatan yaitu faktor cuaca, apabila cuaca hujan
maka pekerjaan di lapangan akan terhenti, selain itu permasalahan
internal dengan masyarakat juga menghambat pekerjaan.

B. Saran

Saran sangat diperlukan dalam membangun dan memperbaiki


suatu masalah. Dalam laporan ini penulis menyampaikan saran-saran sebagai
berikut:

1. Kontraktor pelaksana hendaknya mengingatkan kembali kepada


pekerja tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
dengan selalu memakai alat pelindung diri (APD), sehingga dapat
meminimalisir kecelakaan kerja.
38

2. Perlunya perbaikan manajemen waktu kontraktor pelaksana, sehingga tidak


ada keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Dalam penyimpanan material seperti baja tulangan sebaiknya disimpan pada
area tertutup agar baja tulangan tidak terkontaminasi langsung dengan sinar
matahari dan hujan karena dapat menyebabkan baja tulangan mengalami
korosi dan mengurangi mutu baja tulangan itu sendiri.
4. Bagi teman-teman mahasiswa yang akan melaksanakan PLI untuk
selanjutnya, berusahalah untuk berinteraksi dengan rekan kerja yang ada
dilapangan. Ini membantu anda membangun jaringan dan memahami situasi
yang ada dilapangan.
5. Dalam mengajukan pertanyaan teman-teman jangan ragu untuk bertanya jika
jika tidak memahami sesuatu, karena ini adalah cara terbaik untuk belajar.
39

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional. 2013. SNI-03-2847-2013 Persyaratan Beton


Struktural. Jakarta: BSN.

Hutama-Karya-Infrastruktur KSO. 2019a. “Spek Teknis JBH & JT- E.2017-


Div.1-Umum.” Medan: BUMN.

Jurusan Teknik Sipil FT UNP. 2014. Panduan Pengalaman Laporan Industri


Jurusan Teknik Sipil FT UNP. Padang: Tim PLI Jurusan Teknik Sipil
FT UNP.
PT. Indothara Multi Artha. 2023. Dokumen Kontrak Proyek Pembangunan
Jembatan RS Unand. Padang: PT. Indothara Multi Artha.
PT. Indothara Multi Artha. 2023. Metoda Pelaksanaan Jembatan RS Unand.
Padang: PT. Indothara Multi Artha.

LPSE. 2023. Laporan Hasil Lelang Pada Pembangunan Jembatan RS Unand.


Padang: Sumatera Barat.
2222

Anda mungkin juga menyukai