TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
B. IDENTITAS
1. Pasien
Nama : Tn. F
Umur : 53 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswata
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
26
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
C. RIWAYAT KESEHATAN
berdahak.
Tn. F masuk UGD Puskesmas Tembilahan Kota Pada tanggal 10 Maret 2020
sekitar jam 13.50 WIB. Sebelum di bawa ke puskesmas Tembilahan Kota Tn. F
sejak 6 hari yang lalu mengeluh sesak nafas disertai batuk berdahak, kemudian
darah Tn.F 120/80 mmHg, pernafasan 32 x/menit, nadi 110 x/menit, suhu 37,5º
C.
Faktor pencetus penyakitnya kambuh dikarenakan oleh faktor cuaca dingin, debu,
Tn.F mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit asma
bronchial, dan penyakit keturunan seperti DM, dan penyakit menular seperti TBC,
hepatitis.
27
D. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
Tn.F tahu tentang penyakit yang diderita, Tn.F menceritakan keluhan yang
terdekat.
2. Pola nutrisi
ukuran sedang. Selama sakit Tn.F mengatakan makan 3x sehari, habis 1 piring
dengan menu yang diberikan dari rumah sakit yaitu nasi, sayur-mayur, dan lauk-
pauk. Dalam 1 hari Tn.F minum 8 gelas ukuran sedang, hanya saja jika mau
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit Tn.F BAB kurang lebih sehari 1x dengan konsistensi sedikit
lembek dan BAK kurang lebih 4 kali sehari dengan warna jernih dan berbau khas.
Selama sakit Tn.F BAB sehari 1x, dengan konsistensi sedikit lembek. BAK
seperti biasa 4 kali sehari, dalam satu kali BAK Tn. F mengeluarkan urin sampai
28
4. Pola aktifitas dan latihan
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan √
Mandi √
Berpakaian √
Eliminasi √
Keterangan:
O. Mandiri
4. Tergantung total.
29
5. Pola persepsi dan daya ingat yang kuat
Sebelum sakit Tn.F mengatakan didalam persepsi dan daya ingat tidak ada
masalah. Penglihatan baik, pengecapan dan sensori Tn.F baik. Tn.F dapat
membedakan manis, asam, pahit, dll. Selama sakit Tn. F mengatakan didalam
persepsi dan daya ingat tidak ada masalah. Penglihatan baik, pengecapan baik dan
Sebelum sakit Tn. F mengatakan tidur selama 8 jam, dari jam 20.30 WIB sampai
jam 04.30 WIB dan tidur siang selama 11/2 jam dari jam 14.30 WIB sampai jam
16.00 WIB. Selama sakit Tn. F mengatakan tidur terasa cukup yaitu selama 8 jam,
dari jam 21.30 WIB sampai jam 05.30 WIB dan tidur siang selama 11/2 jam dari
Sebelum sakit Tn.F mengatakan percaya pada dirinya sendiri bahwa apa yang
selama ini dia lakukan, itu semua semata-mata hanya ingin membahagiakan istri
dan anaknya.Selama sakit Tn. F mengatakan bahwa penyakit yang diderita itu
Tn. F mengatakan hubungan Tn. F dengan orang lain dan keluarga sangatlah baik.
Hinal ini terbukti dengan banyaknya warga yang menjenguknya selama dia di
rawat dipuskesmas .
9. Pola seksual dan reproduksi
Tn. F mengatakan merasa senang menjadi seorang ayah sebagai kepala rumah
tangga. Mempunyai 2 orang anak. Tidak ada gangguan pada genetalia Tn. F, dan
tidak ada gangguan dalam hubungan seksual, namun selama sakit Tn. F tidak
Tn. F mengatakan dalam mengatasi masalah Tn. F selalu terbuka, ketika sedang
keluarganya.
Tn. F beragama islam, Tn. F selalu shalat lima waktu. Selama sakit Tn. F
mengatakan hanya dapat shalat diatas tempat tidur dan berdo’a untuk
kesembuhannya.
E. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kesadaran : Composmenthis
N= 110x/menit, S= 37,5º C
c. Pemeriksaan fisik
isokor.
4) Hidung : Penciuman 31
normal, tidak ada polip.
11) Abdomen
Perkusi = Tyimpani
12) Genitalia : Alat kelamin bersih, tidak ada kelainan pada alat kelamin
13) Ekstremitas :
tetes/menit, turgor kulit baik, dan tidak ada jejas, tidak ada oedema. Ekstremitas
bawah tidak ada oedema, turgor kulit baik1, tidak adanya jejas di kaki.Kekuatan
ekstremitas atas sedikit melemah dan ektremitas bawah tidak ada gangguan cuma
32
sedikit melemah.
4 4
4 4
Keterangan:
Skala 2 = Dapat menggerakan otot sesuai perintah tapi jika disuruh ditahan
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
34
G. ANALISA DATA
Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 10 Maret 2020 ditemukan analisa data dan diagnosa keperawatan sebagai berikut :
TANGGAL/JA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
M
10 Maret 2020
DS:Tn. F mengatakan sesak nafas Bersihan jalan nafas tidak efektif Bronkospasme
terpasang O2 2liter/menit,
5.20% (H)
10 Maret 2020
DS: Tn. F mengatakan sedikit lesu, Intoleransi aktivitas Keletihan
terlihat lemah
I. RENCANA KEPERAWATAN
Berdasarkan masalah yang ditemukan pada saat pengkajian tanggal 10 Maret 2020 penulis menyusun intervensi dengan diagnosa
21.00 WIB jam diharapkan klien dapat2. Ajarkan aktivitas mandiri mulai beraktifitas.
beraktifitas sendiri atau dari ringan seperti makan dan 2. Membantu melemaskan otot.
setelah aktivitas.
wheezing
perawat.
N= 110x/menit, S= 36,5º C.
N= 110x/menit, S= 36,5º C.
Jam 23.20 WIB4. Mengurangi intensitas, frekuensi atau
DS : Tn. F mengatakan mau istirahat.
lamanya aktivitas jika frekuensi
DO: Tn. F terlihat mengantuk.
pernafasan meningkat berlebihan
setelah aktivitas.
Evaluasi padahari ke I (Selasa, 10 Maret 2020)
Jam 14.30 WIB O : Tn. F sudah bisa melakukan cara batuk efektif, Tn. F terlihat nyaman saat dipasang dan
diberikan O2 2 liter, Tn. F mau menuruti apa yang diperintah oleh perawat (memposisikan
setengah duduk/semi fowler), tekanan darah Tn. F mencapai 120/70 mmHg, suhu badan
Tn. F mencapai 36,5º C, nadi 100 x/menit, pernafasan 30 x/menit, masih terdengar bunyi
wheezing.
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV.
Jam21.00 WIB O : Tn. F terlihat masih lesu. Saat melakukan aktifitas sesaknya langsung kambuh dan
langsung dibantu dengan O2 sekitar 2-3 liter. Tekanan darah Tn. F mencapai 120/70
mmHg, suhu badan mencapai 36,5º C, nadi 100 x/menit, pernafasan 30 x/menit.
2. Ajarkan aktivitas mandiri mulai dari ringan seperti makan dan minum sampai klien
berjalan mandiri.
4. Kurangi intensitas, frekuensi atau lamanya aktivitas jika frekuensi pernafasan meningkat
Jam 07.00 WIB nafas. DO: Tn. F terlihat duduk, bunyi nafas masih
wheezing.
duduk.
Jam 08.30 WIB4. Melakukan inhalasi 2 x/hari ventoline 2,5
DO: Tn. F terlihat tidur dengan posisi setengah duduk.
mg.
DS : Tn. F mengatakan nyaman di nebulizer.
Jam 11.30 WIB5. Berkolaborasi dengan dokter pemberian
DO: Tn. F terlihat sesak berkurang. RR= 27
obat Ceftriaxon 2x1 gr/IV dan O2.
x/menit
N= 110x/menit, S= 36,5º C.
Jam 10.30 WIB2. Mengajarkan aktivitas mandiri mulai dari
DS : Tn. F mengatakan mau mencoba berjalan.
ringan, seperti makan dan minum sampai
DO: Tn. F terlihat berjalan.
Tn. F bisa/mampu berjalan.
N= 110x/menit, S= 36,5º C.
Jam 12.20 WIB4. Mengurangi intensitas, frekuensi atau
DS : Tn. F mengatakan sedikit lemas setelah beraktifitas.
lamanya aktivitas jika frekuensi
DO : Tn. F telihat mengurangi aktifitas.
pernafasan meningkat berlebihan
setelah aktivitas
Evaluasi padahari ke 2 (Rabu, 26 Juni 2013)
Jam 13.00 WIB O : Tn. F sudah bisa melakukan cara batuk efektif, Tn. F terlihat nyaman saat dipasang dan
diberikan O2 2 liter, Tn. F mau menuruti apa yang diperintah oleh perawat (memposisikan
setengah duduk/semi fowler), tekanan darah Tn. F mencapai 120/80 mmHg, suhu badan
Tn. F mencapai 36,5º C, nadi 100 x/menit, pernafasan 27x/menit, masih terdengar bunyi
wheezing.
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV.
Jam 13.00 WIB O : Tn. F terlihat berlatih untuk kekamar mandi sendiri, namun Tn. F terlihat sedikit lemas.
Saat kondisinya melemah, sesaknya langsung kambuh. Tekanan darah Tn. F mencapai
120/80 mmHg, suhu badan mencapai 36,5º C, nadi 100 x/menit, pernafasan 27x/menit.
P : lanjutkan intervensi.
2
1. Ukur nadi, tekanan darah dan pernafasan.
2. Ajarkan aktivitas mandiri mulai dari ringan seperti makan dan minum sampai klien
berjalan mandiri.
4. Kurangi intensitas, frekuensi atau lamanya aktivitas jika frekuensi pernafasan meningkat
Jam 07.00 WIB nafas. DO: Tn. F terlihat duduk, sudah tidak terdengar bunyi
wheezing.
N= 90x/menit, S= 36,5º C.
Jam 09.10 WIB2. Menganjurkan untuk minum hangat.
DS : Tn. F mengatakan mau minum.
1 duduk.
N= 90x/menit, S= 36,5º C.
2 beraktifitas.
N= 90x/menit, S= 36,5º C.
Jam 12.20 WIB 4. Mengurangi intensitas, frekuensi atau
DS : Tn. F mengatakan sudah tidak lemas setelah
lamanya aktivitas jika frekuensi
beraktifitas.
pernafasan meningkat berlebihan
DO : Tn. F terlihat sudah tidak lemas, pernafasan dan
setelah aktivitas
nadi Tn. F sebelum dan sesudah beraktifitas sama
Jam 13.00 WIB O : Tn. F terlihat sedikit sesak, tekanan darah Tn. F mencapai 120/70 mmHg, suhu badan Tn.
F mencapai 36,5º C, nadi 90 x/menit, pernafasan 24 x/menit, sudah tidak terdengar bunyi
wheezing.
1. Monitor TTV.
Jam 13.00 WIB O : Tn. F terlihat sudah tidak lemas. Pernafasan dan nadi Tn. F sebelum dan sesudah
P : lanjutkan intervensi.
2 2. Ajarkan aktivitas mandiri mulai dari ringan seperti makan dan minum sampai klien
berjalan mandiri.
4. Kurangi intensitas, frekuensi atau lamanya aktivitas jika frekuensi pernafasan meningkat
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai Asuhan Keperawatan yang ditemukan
pada kasus Tn. F dengan Asma Bronchial di ruang Dahlia RSUD Dr. Soeselo
Slawi selama 3 hari pada tanggal 10 sampai 12 Maret 2020. Dimana didalam
Bersihan jalan nafas tidak efektif adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status pernafasan
karakteristik batasan mayor meliputi batuk tidak efektif atau tidak dapat batuk,
(Carpenito, 2007).
Oleh karena itu diangkat diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif
dan menurut Triage Konsep bersihan jalan nafas termasuk kebutuhan immediatly
batuk, untuk data objektifnya Tn. F terlihat sulit bernafas, auskultasi terdengar
dan Bare (2002) tiga gejala umum asma adalah batuk, dispnea, dan mengi
nafas besar, sedangkan pada saluran nafas kecil, batuk dan sesak lebih dominan
dalam darah sering meningkat pada pasien asma. Hal ini dapat membantu dalam
membedakan asma dari bronkitis kronik. Juga dapat sebagai patokan untuk
mengatasi masalah tersebut, dengan tujuan bersihan jalan nafas kembali efektif.
Adapun rencana tindakan yang dapat dilakukan adalah auskultasi bunyi nafas,
bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan bronkospasme yaitu dengan
memberikan O2 2 liter/menit, memposisikan Tn. F setengah duduk atau semi
Hasil evaluasi tanggal 10, 11, dan 12 Maret 2020 jam 14.30 WIB masalah
sebagian, dengan data subjektif Tn. F mengatakan pernafasan Tn. F sedikit sesak,
batuk tidak ada, dan data objektifnya batuk dapat mengeluarkan sputum,
bronkus, Tn. F mampu mengaplikasikan batuk efektif secara mandiri. Tn. F telah
mampu mencapai kriteria hasil yang telah ditetapkan, walaupun masih sedikit
batasan mayor meliputi kelemahan, tiga menit setelah beraktivitas seperti pusing,
dipsneu. Kelemahan fisik akibat aktivitas, frekuensi nafas lebih dari 24 x/menit,
frekuensi nadi lebih dari 95 x/menit, batasan minor meliputi pucat, konfusi,
vertigo.
Oleh karena itu diangkat diagnosa keperawatan intoleran aktivitas
tubuhnya terasa lemas, data objektifnya Tn. F terlihat sering di tempat tidur,
yang berat. Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika
melakukan aktifitas jasmani atau olah raga yang berat. Lari cepat paling mudah
Tn. F, anjurkan Tn. F untuk tidur, istirahat, ajarkan aktivitas mandiri mulai dari
beraktivitas kembali secara mandiri, tetapi sedikit sesak. objektif Tn. F terlihat
tidak lemas dan tidak ada perubahan TTV, terutama pernafasan 24x/menit, antara
sebelum dan sesudah aktivitas. Tn. F belum mampu mencapai kriteria hasil yang
berjalan ke kamar mandi (mandi, BAK) dan aktivitas ringan seperti makan,
PENUTUP
Pada akhir penulisan laporan kasus ini, penulis dapat menarik suatu
kesimpulan dari uraian bab-bab sebelumnya. Selain itu penulis juga memberikan
rekomendasi atau saran yang nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan
A. Kesimpulan
nafas, inflamasi jalan nafas, dan jalan nafas yang hiperresponsif atau spasme otot
polos bronchial. Asma juga diartikan sebagai gangguan pada saluran bronchial
B. Saran
mengenai asma bronchial, baik lewat tulisan (leaflet), maupun komunikasi verbal
dari setiap masalah yang ada pada pasien dengan asma bronchial dapat terpantau.
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Cetakan I. (terjemahan dr.
Jan Tambayong). Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2007. Diagnosa Keperawatan (2006) alih bahasa Yasmin Asih.
Jakarta. EGC
Smeltzer, Bare C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart.
Edisi 8. CetakanI.(terjemahan Agung Waluyo, S.Kp. M.Sc; I Made Kariyasa,
S.Kp; Julia, S.Kp. M.Sc; dr. H.Y. Kuncara; Yasmin Asih, S.Kp). Jakarta: EGC.
Somantri, Irman. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
Sundaru, Heru. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Cetakan Kedua. Jakarta: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Rab, Tabani. 2000. Ilmu Penyakit Paru. Cetakan Pertama. Jakarta : Hipokrates