Anda di halaman 1dari 38

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KANDUNGAN ASAM BENZOAT PADA


MANISAN BUAH JAMBU BIJI YANG DIPERJUAL
BELIKAN OLEH MASYARAKAT

PRANTI KARLITA
P0 7534018041

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


MEDAN JURUSAN ANALIS KESEHATAN PRODI D - III
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TAHUN 2021
KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KANDUNGAN ASAM BENZOAT PADA


MANISAN BUAH JAMBU BIJI YANG DIPERJUAL
BELIKAN OLEH MASYARAKAT

Sebagai syarat menyelesaikan pendidikan program studi diploma III

PRANTI KARLITA
P0 7534018041

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


MEDAN JURUSAN ANALIS KESEHATAN PRODI D - III
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TAHUN 2021

i
ii
iii
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Pranti karlita


Nim : P07534018041
Jurusan : Teknologi Laboratorium Medis

Menyatakan bahwa Karya tulis Ilmiah saya yang berjudul “GAMBARAN


ASAM BENZOAT PADA MANISAN BUAH JAMBU BIJI YANG DI
PERJUAL BELIKAN OLEH MASYARAKAT “ ini benar-benar hasil karya
saya sendiri dengan melakukan systematic review. Selain itu, sumber informasi
yang di kutip penulis lain telah di sebutkan dalam teks dan di cantumkan dalam
daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini saya nyatakan secara benar dengan penuh tanggung
jawab .

Medan , Mei 2021


Yang Menyatakan

Pranti karlita
NIM.P07534018041

iv
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PRODI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
KTI, April 2021
PRANTI KARLITA
Gambaran Analisa Kandungan Asam benzoat Pada Manisan Jambu Biji
IX + 56 Halaman + 4 tabel + 2 lampiran

ABSTRAK
Jambu biji merupakan tanaman multifungsi dan serbaguna, jambu biji
disebut klutuk yang merupakan salahsatu jenis makanan yang memiliki
kandungan gizi, vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk
dikonsumsi setiap hari. Jambu biji juga sering dibuat manisan. Pada manisan buah
jambu biji biasanya produsen menggunakan bahan tambahan makanan yang
sering disebut asam benzoat ,natrium benzoat , dengan tujuan untuk menghambat
pertumbuhan mikroba, jamur ,jika terhirup akan menyebabkan iritasi hidung
tenggorokan dan paru-paru .Asam benzoate dapat menjadi bahan pengawet yang
dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama. Biasanya manisan jambu biji yang
tidak menggunakan bahan pengawet hanya dapat bertahan paling lama kurang
dari lima hari, lebih dari itu manisan tersebut sudah tidak layak untuk dikonsumsi,
sebab akan tercemar mikroba ataupun jamur. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui gambaran kandungan asam benzoate pada manisan jambu biji Desain
penelitian ini adalah systematic review. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah bersifat Deskriptif yaitu dengan menggunakan metode uji kualitatif
dan kuantitatif Berdasarkan hasil penelitian gemisyah putra siregar dari 5 sampel
manisan jambu biji kadar Asam benzoat yang di berkisar antara 0,0573 g/kg –
0,1137 g/kg hasil ini masih dalam ambang batas yang diperbolehkan. Dengan
demikian, manisan buah jambu biji yang diperjualbelikan di Pasar Tembung
Medan masih aman untuk di konsumsi.Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh deril ridwan dari 4 sampel ada 2 yang mengandung natrium benzoate dan
masih diambang batas , dan dari hasil penelitian Hernawati dan Wahyudi Rauf
dari 2 sampel semua mengandung asam benzoat yang berkisar antara 0,11gr/kg-
0,23gr/kg menurut permenkes No.003 tahun 2012

Kata kunci :Asam benzoate , jambu biji ,Manisan

1
POLYTECHNIC OF HEALTH,MEDAN KEMENKES
HEALTH ANALYST
DEPARTEMENT OF MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGY
KTI, April 2021
PRANTI KARLITA
DESCRIPTION OF LEAD CONTENT (Pb) An overview of the content of
benzoate acid in candied guava
IX + 56 Pages + 4 tables + 2 attachments

ABSTRACT
Guava is a multifunctional and versatile plant, guava is called klutuk
which is a type of food that contains nutrients, vitamins and minerals which are
generally very good for consumption every day. Guava is also often made sweets.
In candied guava fruit, producers usually use food additives which are often called
benzoate acid, sodium benzoate,with the aim of inhibiting the growth of microbes,
fungi, if inhaled will cause irritation to the nose, throat and lungs. Benzoate acid
can be an ingredient. preservative that can be stored for a relatively long time.
Usually, guava sweets that do not use preservatives can only last a maximum of
less than five days, more than that these sweets are not suitable for consumption,
because they will be contaminated with microbes or fungi. The purpose of this
study was to describe the content of benzoate acid in candied guava. The design of
this study was a systematic review. The method used in this research is
descriptive, namely by using qualitative and quantitative test methods. this is still
within the permissible threshold. Thus, the candied guava fruit that is traded at the
Medan Tembung Market is still safe for consumption.Based on research
conducted by Deril Ridwan, out of 4 samples, 2 of them contained sodium
benzoate and were still on the threshold, and from the research results of
Hernawati and Wahyudi Rauf, all 2 samples contained benzoic acid ranging from
0.11gr / kg-0.23gr / kg according to Permenkes No.003 of 2012

Key words: Benzoate acid, guava,candied fruit

2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia -Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini
dengan judul “Analisa Kandungan Asam Benzoat Pada Manisan Jambu Biji
Yang di perjual belikan pada masyarakat”.Karya tulis ilmiah ini disusun untuk
memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma III di
Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Teknologi Laboratorium Medis.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat Puji
syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT ,Tuhan yang maha esa atas berkat dan
rahmatnya sehungga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
bimbingan, bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya
kepada:
1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Medan.
2. Ibu Endang Sofia, S.Si, M.Si selaku Ketua Jurusan Teknologi Laboratorium
Medis Medan.
3. Ibu Sri Bulan Nasution, ST, M. Kes., sebagai Dosen Pembimbing utama yang
telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis
dalam proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah.
4. Ibu Sri Widia Ningsih, S.Si, M.Biomed sebagai Dosen Penguji I dan Bapak
DrsMangoloi Sinurat, M.Si., sebagai Dosen Penguji II yang telah memberi
banyak masukan serta perbaikan untuk kesempurnaan dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh Bapak/Ibu dosen Program Studi Teknologi Laboratorium Medis yang
telah memberikan ilmu bermanfaat selama masa perkuliahan.
6. Seluruh staf Program Studi Teknologi Laboratorium Medis yang telah
mempermudah penulis dalam menjalani masa perkuliahan sampai dengan
proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

3
7. Kepada Orang Tua Saya, Bapak Prana citra dan ibu Darmayanti , yang telah
memberikan cinta, kasih sayang, doa, bimbingan, motivasi, dan materi
kepada saya.
8. Serta teman-teman seperjuangan angkatan 2018 Teknologi Laboratorium
Medis Poltekkes Kemenkes Medan dan semua pihak yang telah memberikan
doa, dorongan serta semangat sehingga Karya Tulis Ilmiah ini terselesaikan.

Semoga Allah Swt memberikan rahmat dan kasih sayangnya atas segala
bantuan yang telah diberikan. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin
dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa Karya Tulis
Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk ini penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Kiranya Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu
pendidikan.

Medan, Mei 2021

PRANTI KARLITA
NIM : P07534018041

4
DAFTAR ISI

ABSTRAK 1
ABSTRACT 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 5
BAB 1 PENDAHULUAN 8
1.1 Latar belakang 8
1.2 Rumusan masalah 11
1.3 Tujuan 11
1.3.1 Tujuan umum 11
1.3.2 Tujuan khusus 11
1.4 Manfaat Penelitian 11
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 12
2.1 Jambu biji 12
2.1.1 Pengertian Jambu Biji 12
2.1.2 Kandungan Jambu Biji 12
2.1.3 Manfaat Jambu Biji 13
2.2 Manisan Jambu Biji 14
2.3 Bahan Pengawet 15
2.4 Asam Benzoat 16
2.4.1 Pengertian Asam Benzoat 16
2.4.2 Fungsi Asam Benzoat 17
2.4.3 Efek Samping Asam Benzoat Terhadap Kesehatan 18
2.5 Kerangka Konsep 19
2.6 Defenisi Operasional 20
BAB 3 METODE PENELITIAN 21
3.1 Jenis Penelitian 21
3.2 Waktu Penelitian 21
3.3 Sampel 21
3.4 Metode Penelitian 21

5
3.5 Strategi Pencarian 21
3.6 Analisis Data 22
BAB 4 23
HASIL DAN PEMBAHASAN 23
4.1 Hasil Penelitian 23
4.2 Pembahasan 27
BAB 5 28
KESIMPULAN DAN SARAN 28
5.1 Kesimpulan 28
5.2 Saran 28
DAFTAR PUSTAKA 31

6
DAFTAR TABEL
4.1.1 Tabel hasil referensi 1 23
4.1.2 Tabel hasil referensi 2 24
4.1.3 Tabel hasil referensi 3 25
4.3 Tabel referensi 26

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan teknologi menyebabkan aktivitas masyarakat meningkat,
baik dipedesaan maupun diperkotaan. Kebutuhan masyarakat yang semakin
kompleks menyebabkan perlu dicari cara yang praktis untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, seperti penyajian makanan dan minuman. Banyak
produk bahan pangan yang dikemas dalam kaleng, botol maupun kemasan
lainnya untuk memudahkan masyarakat mengkonsumsinya. Kualitas bahan
pangan dapat dijaga dengan berbagai cara antara lain: dengan pendinginan,
pemanasan, penggaraman, pemanisan, pengeringan, dan penambahan bahan
pengawet. Meningkatkan kualitas bahan pangan dengan cara penambahan
pengawet lebih banyak digunakan dibanding dengan cara pengawetan yang
lain, karena relatif murah dan mudah.(herianti akib 2014)
Asam benzoat pertama kali ditemukan pada abad ke-16 destilasi
kering setah kemenyan pertama kali dideskripsikan oleh nostraelamus
(1556) dan selanjutnya oleh alekus podemontanus (1560) dan Blasse de
Visenese (1596). Sustu von liebis dan friederich weihler berhasil
menentukan struktur asam benzoat pada tahun 1832, mereka yang meneliti
bagaimana asam hipurat berhubungan dengan asam benzoat.
Asam benzoat ( C7H6O2/C6H5COOH) adalah padatan Kristal berwarna
putih dan merupakan asam karboksilat aromatic yang paling sederhana.
Nama asam ini berasal dari sam benzoin (setah kemenyan), yang terdahulu
merupakan satu-satunya sumber asam benzoat. Asam lemah ini beserta
garam turunannya digunakan sebagai pengawet makanan. Asam benzoat
adalah precursor yang penting dalam sistesis banyak bahan-bahan kimia
lainnya.
Natrium benzoat adalah salah satu jenis bahan pengawet organik pada
makanan, dimana natrium benzoat merupakan garam atau ester dari asam
benzoat (C6H5COOH) yang secara komersial dibuat dengan sintesis kimia.

8
Natrium benzoat dikenal juga dengan nama Sodium Benzoat atau Soda
Benzoat. Bahan pengawet ini merupakan garam asam Sodium Benzoic,
yaitu lemak tidak jenuh ganda yang telah disetujui penggunaannya oleh
FDA dan telah digunakan oleh para produsen makanan dan minuman
selama lebih dari 80 tahun untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme.
Rumus kimia pengawet natrium benzoat adalah C7H5NaO2.(samarida
2016).
Jambu biji merupakan sumber serat makanan larut air yang baik bagi
tubuh. Rutin mengonsumsi jambu biji, dapat membantu melancarkan
pergerakan usus dan mencegah sembelit. Makan satu buah jambu biji dapat
memenuhi 12 persen kebutuhan serat harian. Selain buah jambu biji, daun
jambu biji juga dapat membantu kesehatan pencernaan. Studi menunjukkan,
konsumsi daun jambu biji dapat mengurangi intensitas dan durasi diare.
Menurut penelitian, daun biji bersifat antimikroba, sehingga dapat
menetralkan mikroba penyebab diare di usus.(mahardini nur afifah 2020)
Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena
dengan bahan pengawet, bahan pangan dapat dibebaskan dari mikroba. Baik
bersifat patogen yang dapat menyebabkan keracunan atau gangguan
kesehatan lainnya maupun mikrobial yang nonpatogen yang dapat
menyebabkan kerusakan bahan pangan, misalnya pembusukan. Namun
disisi lain, bahan pengawet pada dasarnya adalah senyawa kimia yang
merupakan bahan asing yang masuk bersama bahan pangan yang
dikonsumsi. Apabila mengkonsumsi bahan tambahan pangan yang dosisnya
tidak diatur dan diawasi, kemungkinan besar dapat menimbulkan kerugian
bagi pemakainya, baik yang bersifat langsung misalnya keracunan ataupun
yang tidak bersifat langsung atau komulatif misalnya apabila bahan
pengawet yang digunakan bersifat karsinogenik. Dalam kehidupan sekarang
ini banyak dijumpai pemakaian bahan pengawet secara luas, sebagai contoh,
bahan pangan keluaran pabrik pada umumnya menggunakan bahan
tambahan pangan (food additives) termasuk didalamnya bahan pengawet
secara sengaja ditambahkan agar bahan pangan yang dihasilkan dapat

9
mempertahankan kualitasnya dan memiliki umur simpan lebih lama
sehingga memperluas jangkauan distribusinya (Wisnu, 2018).
Terlalu sering mengkonsumsi minuman ringan berpengawet bisa
menimbulkan kanker, tekanan darah tinggi dan edema (bengkak). Penderita
asma dan orang yang menderita urtikaria sangat sensitif terhadap asam
benzoat dan jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan mengiritasi lambung
(Praja, 2015).
Menurut Permenkes No 033 (2012), pengawet adalah bahan tambahan
pangan untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman,
penguraian, dan perusakan lainnya terhadap pangan yang disebabkan oleh
mikroorganisme.
Asam benzoat adalah pengawet makanan esensial atau sintetik yang
dibuat berdasarkan beberapa reaksi kimia pada industri farmasi. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Putro (2007:5) sistesis asam benzoat
dilakukan dalam skala besar sebanyak 40.000 ton/tahun dengan
menggunakan bahan baku utama yaitu Phthalic Anhydride yang di
hidrolisis.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Firdaus, dkk (2017:3), sintesis
asam benzoat dilakukan dengan menggunakan reaksi canizzaro yang
merupakan reaksi disproposionasi dari suatu aldehid menjadi asam
karboksilat dan alkohol primer dalam suasana basa. Sintesis dua senyawa
ini menggunakan metode refluks dan metode ekstraksi cair-cair.
Kebanyakan asam benzoat ini digunakan untuk bahan pengawet
makanan. Asam benzoat akan sangat baik bila digunakan pada pH kisaran
2,5 sampai dengan 4 dan menjadi tidak efektif bila digunakan dengan Ph
diatas 4,5. Asam benzoat menjadi baik digunakan sebagai bahan pengawet
karena efektif dalam mengendalikan bakteri. Kemampuan asam benzoat
dalam mengendalikan bakteri ini juga sebenarnya dipengaruhi oleh tingkat
keasaman. Semakin rendah pH nya maka biasanya semakin efektif pula
asam benzoat dalam mengendalikan bakteri tersebut. (2016)

10
Manisan yaitu buah-buahan yang direndam dalam air gula selama
beberapa waktu. Rasanya yang manis bercampur dengan rasa khas buah
sangat cocok untuk dinikmati diberbagai kesempatan. Pada umumnya
manisan dibedakan atas dua jenis yaitu manisan buah basah dan manisan
buah kering. Perbedaan manisan buah basah dan manisan buah kering
adalah proses pembuatan, daya awet dan penampakannya. Daya awet
manisan buah kering lebih lama dibandingkan dengan daya awet manisan
buah basah. Hal ini disebabkan kandungan kadar air pada manisan buah
kering lebih rendah juga kandungan gulanya yang lebih tinggi dibandingkan
dengan manisan buah basah. Buah yang dijadikan manisan umumnya adalah
buah yang aslinya tidak mempunyai rasa manis, tetapi lebih masam.(
rismawati sirait 2019).
1.2 Perumusan Masalah
Apakah kadar Asam benzoat pada manisan buah jambu biji yang di
perjualbelikan oleh masyarakat masih dalam batasan normal
1.2.1 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui ada atau tidak asam benzoat yang terkandung
pada manisan buah jambu biji yang digunakan sebagai bahan tambahan
makanan yang dijual di kota medan
1.3.1 Tujuan khusus
Untuk mengetahui kadar zat pengawet asam benzoat yang
terkandung pada manisan buah jambu biji yang dijual di kota medan .
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan bagi industri rumah tangga yang memproduksi manisan
agar menggunakan bahan-bahan yang aman dalam proses produksi.
2. Sebagai informasi kepada masyarakat dalam memilih makanan olahan yang
aman untuk dikonsumsi.
3. Sebagai bahan masukan dan pengalaman bagi penulis mengenai bahan
tambahan pangan khususnya pengawet makanan.

11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jambu biji


2.1.1 Pengertian jambu biji
Jambu biji adalah salah satu tanaman buah jenis perdu. Jambu biji
merupakan tanaman dari keluarga melati (Myrtaceae). Tanaman ini
mempunyai nama berbeda di setiap daerah. Masyarakat Nusa Tenggara
menyebutnya sotong, di Jawa tanaman ini dikenal sebagai jambu klutuk, di
Sumatera menyebutnya sebagai glima breueh, sedangkan di Manado dikenal
sebagai gayawa atau kayawase (Hapsoh dan Hasanah, 2011).
Secara morfologi tinggi pohon jambu biji sekitar 2-10 meter dan
memiliki cabang yang menyebar. Akarnya merupakan akar dangkal. Kulit
batangnya keras, namun pada bagian batang permukaannya memiliki tekstur
yang halus, mudah terkelupas dan berwarna cokelat. Bunganya terletak di
ketiak daun dan termasuk bunga tunggal bertangkai, kelopak bunga
berbentuk corong dan terdapat 1 – 3 bunga.
Jambu biji banyak dibudidayakan dan dikembangkan diseluruh daerah
tropis karena permintaan terhadap tanaman ini terus meningkat. Jenis jambu
yang banyak dikembangkan di Indonesia yaitu jambu getas merah, jambu
bangkok, jambu kristal, jambu sukun, dan jambu kamboja. Jenis jambu
tersebut banyak dikembangkan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomi
tinggi dan banyak diminta oleh pasar (Mahfiatus et al., 2015).
2.1.2 Kandungan jambu biji
Jambu biji adalah buah dari pohon tropis yang berasal dari Amerika
Tengah. Buahnya berbentuk oval dengan kulit hijau muda atau kuning dan
mengandung biji yang bisa dimakan. Terlebih lagi, daun jambu biji pun

12
bahkan bisa digunakan sebagai teh herbal dan ekstrak daunnya bisa
dikonsumsi sebagai suplemen. (chilibeli2020).

• 68 kalori
• 14,32 g karbohidrat
• 8,92 g gula
• 0,95 g lemak
• 5,4 g serat
• 417 mg potasium
• 228,3 mg vitamin C
• 624 unit vitamin A

2.1.3 Manfaat jambu biji


Dilihat dari daftar kandungan jambu biji sebelumnya, banyak sekali
kandungan jambu biji yang bisa sangat bermanfaat bagi tubuhmu jika rajin
mengonsumsinya. Langsung saja, simak deretan khasiat jambu biji yang
bisa kamu baca berikut ini.

1. Membantu Memulihkan Diri dari Flu


Mengonsumsi buah jambu biji dapat membantu melawan flu. Disini
buah jambu biji adalah sebagai agen antivirus untuk pengobatan alternatif
penyakit flu. Buah jambu biji mengandung vitamin c yang tinggi dapat
menghambat pertumbuhan virus yang menyebabkan flu. Efek antivirus dari
jambu biji didapatkan dari flavanol yang ada di dalam daunnya, yang
merupakan antioksidan alami.(chilibeli2020).
2. Menurunkan Risiko Kanker
Kandungan likopen, quercetin, vitamin C, dan polifenol lainnya
bertindak sebagai antioksidan kuat yang menetralkan radikal bebas yang
dihasilkan dalam tubuh, mencegah pertumbuhan sel kanker. Buah jambu biji
terbukti sangat berhasil dalam mengurangi risiko kanker prostat dan juga

13
menghambat pertumbuhan sel kanker payudara karena kaya akan
likopen.(detikhealth 2021).
3. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Jambu biji merupakan salah satu buah dengan kandungan vitamin C
yang tinggi. Bahkan kandungan vitamin C dalam jambu biji melebihi
kandungan vitamin C di jeruk. Vitamin C ini berhubungan dengan
peningkatan sistem kekebalan tubuh Anda dan dapat mengurangi risiko
terkena penyakit infeksi. Selain itu, vitamin C juga penting untuk menjaga
kesehatan tulang, gigi, gusi, dan pembuluh darah, membantu
dalam penyembuhan luka, meningkatkan fungsi otak, serta membantu tubuh
menyerap zat besi.(dr.kevin Adrian 2018).
4. Meningkatkan daya tahan tubuh
Jambu biji adalah salah satu sumber vitamin C terbaik bagi butuh.
Kandungan vitamin C dalam jambu biji dua kali lipat lebih banyak dari
buah jeruk. Vitamin C penting untuk menjaga sistem daya tahan tubuh.
Orang yang kekurangan vitamin C, rentan terkena infeksi maupun penyakit.
Mengonsumsi buah yang kaya vitamin C ini, terbukti dapat mengurangi
durasi pilek. Selain itu, jambu biji juga disebut punya manfaat antimikroba
yang ampuh melawan bakteri dan virus jahat.(Mahardini Nur Afifah)

2.2 Manisan jambu biji


Manisan buah adalah buah yang diawetkan dengan kadar gula yang
tinggi. Terdapat dua macam bentuk olahan manisan buah, yaitu manisan
basah yang diperoleh setelah proses pemasakan buah dalam larutan gula
dengan tingkat kemanisan yang cukup tinggi yang ditambahkan pula dengan
bahan-bahan pemantap rasa dan aroma yaitu asam sitrat dan garam.
Sedangkan manisan buah 5 kering yaitu buah yang telah diproses menjadi
bentuk manisan basah dan kemudian dikeringkan hingga kadar air yang
rendah ( Fatah dan Bachtiar, 2004).
Manisan kering merupakan bahan makanan awetan dengan kadar gula
yang relatif tinggi (+ 20%) dan berkadar air antara 20%-25%, serta memiliki

14
cita rasa khas (spesifik) dibandingkan dengan buah aslinya. Di samping itu
manisan kering ini memiliki tekstur plastis atau dapat dibentuk.
Hal yang harus mendapat perhatian dalam proses pembuatan manisan
meliputi : penampilan produk, yang terdiri atas warna, keseragaman bentuk
dan kemasan; cita rasa dan aroma; daya tahan produk dan kandungan unsur
gizi dan kalori; dan hygienis (Suprapti, 2005; Trisnawati, 2006).
Dalam pembuatan manisan sebelum proses perendaman dengan
menggunakan larutan gula larutan gula, terlebih dahulu dilakukan
perendaman dengan menggunakan asam sitrat. Perendaman ini biasanya
berlangsung selama 10-30 menit. Tujuan dari perendaman dengan asam
sitrat adalah untuk mencegah terjadinya browning enzimatis pada jambu biji
yang disebabkan oleh enzim polifenol oksidase. Penyebab utama pada
proses browning adalah reaksi antara polifenol oksidase dengan oksigen
yang akan mengubah senyawa 0-difenol pada jambu biji menjadi o-kuinon.
Reaksi browning enzimatis dapat diminimalkan dengan cara penghalangan
oksigen molekul, dan juga penambahan senyawa pereduksi yang dapat
mencegah reaksi browning yaitu dengan cara asam sitrat akan mereaksi
dengan o-kuinon dan mengubahnya kembali menjadi o-difenol (devi
octaviani purwoko 2009).

2.3 Bahan Pengawet


Menurut BPOM RI (20
13), pengawet adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah atau
menghambat fermentasi, pengasaman, penguraian dan perusakan lainnya
terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Jenis bahan
tambahan pangan pengawet yang diizinkan digunakan dalam pangan terdiri
atas: asam sorbat dan garamnya, asam benzoat dan garamnya, etil
parahidroksibenzoat, metil para-hidroksibenzoat, sulfit, nisin, nitrit, nitrat,
asam propionat dan garamnya dan lisozim hidroklorida.
Syarat-syarat bahan pengawet makanan yaitu: aman dalam dosis yang
ditentukan; mempunyai sifat sebagai anti mikroba; ekonomis dan

15
menguntungkan; mudah dilakukan pengujian secara kimia; tidak bersifat
toksik dan mudah di larutkan. Penggunaan zat pengawet berfungsi untuk
memperpanjang umur simpan makanan atau minuman tanpa menurunkan
kualitas dan tidak bersifat mengganggu kesehatan (Yulinda, 2015).
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum
Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet, kadar natrium benzoat
dalam minuman ringan yang diizinkan yaitu 600 mg/kg. Pengawet adalah
bahan tambahan pangan untuk mencegah atau menghambat fermentasi,
pengasaman, penguraian (Badan POM, 2013).
Pengawet termasuk bahan tambahan pangan dan bersifat inert secara
farmakologik (efektif dalam jumlah kecil dan tidak toksis). Pengawet
penggunaannya sangat luas, hampir seluruh industri mempergunakannya
termasuk industri farmasi, kosmetik, dan makanan. Pengawetan pangan
umumnya bertujuan untuk menjaga mutu awal bahan pangan agar dapat
terjaga dalam waktu yang lebih lama, yaitu dengan cara menghambat proses
pembusukan. Beberapa zat pengawet juga dapat berfungsi sebagai
penambah daya tarik makanan itu sendiri, seperti penambahan nitrit agar
olahan daging tampak berwarna merah segar. Tampilan yang menarik
biasanya membuat konsumen tertarik untuk membeli (Cahyadi, 2012).

2.4 Asam benzoate


2.4.1 Pengertian Asam benzoate

Asam benzoate adalah C7H6O2, adalah padatan kristal


berwarnaputih dan merupakan turunan benzena, asambenzoat merupakan
asam karboksilat aromatikyang paling sederhana, Benzoat merupakanunsur
alami yang terdapat dalam beberapatumbuhan. Nama asam ini berasal dari
gumbenzoin (getah kemenyan), yang dahulumerupakan satu-satunya sumber
asam benzoate (Asvif Ma'rufah2013).

16
Benzoat merupakan unsur alami yang terdapat dalam beberapa
tumbuhan. Dan sering digunakan sebagai anti bakteri atau anti jamur untuk
mengawetkan makanan. Penambahan ini menghasilkan dalam penurunan
kapasitas buffer diet, dan setelah itu akan meningkatkan keasaman dari urin.
Batas atas benzoat yang diijinkan dalam makanan 0,1% di Amerika Serikat,
sedangkan untuk negara-negara lain berkisar antara 0,15-0,25%. Untuk
negara-negara Eropa batas benzoat berkisar antara 0,015-0,5%. Sedang di
Indonesia, berdasarkan Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dan No.
1168/ Menkes/Per/X/1999 batas maksimal penggunaan asam benzoat dan
natrium benzoat adalah 0,1% atau 1 gram asam benzoat setiap 1 kg bahan
makanan.
Sodium benzoat diproduksi dengan menetralisasi dari asam benzoat
dengan sodium hidrosida. Dunia mulai memproduksi sodium benzoat tahun
1997 yang diperkirakan sekitar 55000-60000 ton. Produsen sodium benzoat
terbesar adalah Netherlands, Estonia, Amerika Serikat, dan Cina. Walaupun
tidak disosialisasikan asam benzoat agen yang efektif untuk antimikrobia
untuk tujuan pengawetan, sodium benzoat lebih disukai dalam
penggunaannya karena 200 kali lebih mudah larut dibandingkan asam
benzoat. Asam benzoat dan sodium benzoat atau yang dikenal dengan
Natrium benzoat (C6H5COONa) secara luas dapat diterapkan sebagai bahan
pengawet dalam sejumlah produk yang dikonsumsi oleh manusia.(samarida
munthe 2016).

2.4.2 Fungsi Asam benzoate


• Digunakan sebagai pengawet makanan
Kebanyakan asam benzoat ini digunakan untuk bahan pengawet
makanan. Asam benzoat akan sangat baik bila digunakan pada pH
kisaran 2,5 sampai dengan 4 dan menjadi tidak efektif bila digunakan
dengan Ph diatas 4,5. Asam benzoat menjadi baik digunakan sebagai
bahan pengawet karena efektif dalam mengendalikan bakteri.
Kemampuan asam benzoat dalam mengendalikan bakteri ini juga

17
sebenarnya dipengaruhi oleh tingkat keasaman. Semakin rendah pH nya
maka biasanya semakin efektif pula asam benzoat dalam mengendalikan
bakteri tersebut.

• Digunakan sebagai anti oksidan


Asam benzoat dan juga turunannya merupakan salah satu bagian dari
kelompok senyawa fenolik. Hal ini lah yang menyebabkan asam benzoat
dan turunannya ini bisa berperan sebagai salah satu anti oksidan yang
sangat baik. Selain fungsi asam benzoat diatas, turunan dari asam
benzoat ini juga masih memiliki banyak fungsi lain. Beberapa fungsi lain
dari asam benzoat dan turunannya adalah :
Digunakan sebagai zat antiseptic
Digunakan sebagai disifenktan
Digunakan sebagai bahan pembuatan pewarna
Digunakan sebagai bahan obat – obatan
Digunakan sebagai bahan pembuatan plastic (ahad 2016).

2.4.3 Efek samping asam benzoat


Asam benzoat sebenarnya bukan bahan kimia yang berbahaya.
Namun, bukan berarti asam ini tidak memiliki risiko-risiko kesehatan.
Orang-orang yang rutin terkena paparan asam benzoat mungkin berisiko
mengalami sejumlah gangguan kesehatan.Berikut ini adalah beberapa risiko
atau efek samping dari paparan asam benzoat:
• Berpotensi mengakibatkan kerusakan mata jika asam benzoat terpapar pada
mata.
• Paparan pada kulit yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi, ruam,
kemerahan, dan rasa terbakar.
• Jika terhirup, asam ini dapat menyebabkan iritasi hidung, tenggorokan, dan
paru-paru. Batuk dan sesak napas juga bisa terjadi.
• Paparan asam benzoat dalam waktu lama atau berulang berisiko
menyebabkan kulit menjadi pecah-pecah, kemerahan, dan gatal.

18
• Paparan asam benzoat dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan alergi
kulit.
Selain itu, ada juga efek samping yang bisa muncul jika Anda terlalu
banyak mengonsumsi makanan mengandung asam benzoat. Sejumlah
penelitian menunjukkan bahwa:
Sodium benzoat dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko hiperaktif.
Asupan minuman yang kaya sodium benzoat berlebihan dapat
meningkatkan gejala ADHD.
Asam benzoat tidak bersifat karsinogenik. Namun, saat
dikombinasikan dengan vitamin C, asam benzoat dapat membentuk
benzena, yakni senyawa yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
Secara umum asam benzoat tergolong aman jika digunakan dalam
jumlah kecil pada makanan. Penggunaan maksimum asam benzoat yang
dianjurkan adalah 0,1 persen untuk produk makanan. Oleh karena itu,
sebaiknya Anda membatasi konsumsi makanan mengandung asam
benzoat.(nanti resna 2020).
Jenis pengawet yang sering di gunakan pada makanan adalah asam
benzoate yang umumnya di gunakan adalah benzoate dalam bentuk
garamnya karena lebih mudah larut disbanding asamnya. Menurut
Permenkes RI No.33 tahun 2012 batas maksimum penggunaan asam
benzoate adalah 1gr/kg.

2.5 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Jambu Biji
Asam Benzoat

Permenkes No.33 /2012


Batas maksimum 1 gr/kg

19
2.6 Defenisi Operasional
1. Jambu biji
Jambu biji atau disebut jambu batu ,jambu siki dan jambu klutuk
adalah tanaman
2. Asam benzoate
Asam benzoat adalah padatan Kristal yang berwarna putih dengan
rumus kimia C7H6O2 dan merupakan asam karboksilat aromatik yang
paling sederhana.

20
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian


Jenis Penelitian ini adalah deskriptif yang mendefenisikan kandungan
asam benzoate pada manisan jambu biji dengan studi literatur yaitu
penelitian yang mencari referensi teori relevan yang terkait baik dari jurnal
maupun artikel.

3.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan mulai dari 25 Januari 2021 – 26 Februari
2021 dengan menggunakan penelusuran studi literatur.

3.3 Objek penelitian


Dalam penelitian ini, objek penelitian yang digunakan adalah
manisan jambu biji dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
diambil dari beberapa literature yang sejenis.
1.Manisan jambu biji yang di perjual belikan di pasar tembung
2.Manisan jambu biji yang di perjual belikan di kota padang
3. Manisan jambu biji yang di perjual belikan di pasar sukaramai
3.4 Metode penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat Eksperimen dengan
cara mengumpulkan data dari penelitian sejenis.
3.5 Strategi Pencarian

Metode pencarian artikel dalam database jurnal penelitian dan


pencarian melalui internet.Pencarian database yang digunakan adalah
Google schoolar dari tahun 2015 hingga tahun 2020.Untuk pencarian

21
artikel,kata kunci juga dicantumkan dalam pengumpulan data adalah “Asam
benzoate, natrium benzoate manisan , jambu biji ”.

3.6 Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian studi literatur berupa tabel
dan grafik yang diambil dari referensi yang digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan sistematis review dan di sajikan dalam bentuk tabel lalu dianalisis
secara deskriptif dengan menguraikan variabel – variabel yang sudah ada satu
persatu untuk memperoleh gambaran dari penelitian yang dilakukan sesuai dengan
daftar pustaka yang telah ada.

22
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian


4.1.1 REFERENSI 1:Analisa Kandungan Asam Benzoat Pada Manisan
Buah Jambu Biji Yang Di Perjual Belikan Di Pasar Tembung Medan Tahun
2017 oleh geminsyah putra

Berdasarkan penelitian geminsah putra siregar tahun 2017 pada


analisa kandungan asam benzoate pada manisan buah jambu biji. kadar
Asam benzoat pada manisan buah jambu biji yang diperjualbelikan
di Pasar Tembung Medan mengandung ± 1 g/kg dan masih dalam
ambang batas yang di perbolehkan. Sesuai Peraturan Kementrian
Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 dan masih aman untuk
dikonsumsi.

Tabel 4.1.1 Data hasil penelitian Analisa Kandungan Asam Benzoat


Pada Manisan Buah Jambu Biji Yang Di Perjual Belikan Di Pasar
Tembung Medan Tahun 2017
No Kode Kadar Keterangan
sampel rata-rata
(g/kg)
1 A 0,1075 MS
2 B 0,1137 MS
3 C 0,0834 MS
4 D 0,1064 MS
5 E 0,0573 MS

23
Nb: MS: Memenuhi syarat
TMS: Tidak memenuhi syarat
Bahwa kadar Asam benzoate pada manisan buah jambu bijiyang
diperjualbelikan di Pasar Tembung Medan berkisar 0,0573 g/kg –
0,1160 g/kg.

4.1.2 REFENSI 2:Identifikasi kadar natrium benzoat pada manisan jambu


biji yang dijual di Kota Padang

Identifikasi kadar natrium benzoate pada manisan jambu biji yang dilakukan
Deril ridwan memperoleh hasil
Tabel 4.1.2 Data Hasil Penelitian Identifikasi kadar natrium benzoat
pada manisan jambu biji yang dijual di Kota Padang
No sampel Kadar natrium Keterangan
benzoate (gr/kg)
A 0,24 gr/kg MS
B 0,0 MS
C 0,19gr/kg MS
D 0,0 MS

Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dua dari 4 sampel


mengandung natrium benzoate ,sampel A (0,24gr/kg) dan sampel C (o,19
gr/kg). dapat disimpulkan bahwa dari semua sampel manisan buah jambu
biji yang di analisa, di dapatkan 2 sampel yang mengandung natrium
benzoate namun kadarnya tidak melebihi batasan maksimum yang di
tetapkan oleh peraturan menteri kesehatan No.003 tahun 2012 (1 gr/kg).

4.1.3 REFERENSI 3: Penentuan Kadar Asam Benzoat Pada Manisan


Jambu Biji Dengan Metode Alkalimetri yang di perjual belikan di Makassar

24
Tabel 4.1.3 Data Hasil Penentuan Kadar Asam Benzoat Pada Manisan
Jambu Biji Dengan Metode Alkalimetri yang di perjual belikan di
Makassar oleh Hernawati dan Wahyudi Rauf
No sampel Kadar asam benzoate Keterangan
(gr/kg)
A 0,23 gr/kg MS
B 0,11gr/kg MS
Dari hasil penelitian dari Hernawati dan Wahyudi Rauf menunjukkan bahwa
kedua sampel mengandung asam benzoat, sampel A(0,23 gr/kg )dan sampel
B(0,11 gr/kg). dan dapat di simpulkan bahwa dari semua sampel manisan
jambu biji mengandung asam benzoate namun kadar nya tidak melebihi
batsan maksimum yang di tetapkan oleh peraturan menteri kesehatan
No.003 tahun 2012

Tabel Grid
4.3 Tabel Sintesa Grid
Tabel 4.3 Sintesa Grid
NO Author Judul Metode Hasil Alat ukur
/tahun
1 Geminsyah Analisa Uji dari 5 Alkalimetri
putra kandungan kualitatif sampel
siregar asam dan uji mengandung
(2017) benzoate kuantitatif asam
pada benzoate
manisan tetapi masih
jambu biji di ambang
yang di batas normal
perjual
belikan di
pasar

25
tembung
medan
2 Deril Identifikasi Uji Dari 4 Alkalimetri
ridwan kadar kualitatif sampel
(2017) natrium dan jambu biji
benzoate kuantitatif hanya 2
sampel yang
mengandung
natrium
benzoate
dan masih
diambang
batas normal
3 Hernawati Penentuan Metode Dari 2 Alkalimetri
dan kadar asam alkalimetri sampel
Wahyudi benzoat semua
Rauf pada mengandung
manisan asam
buah jambu benzoate
biji dengan
metode
alkalimetri

4.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian geminsyah putra siregar yang berjudul analisa
asam benzoate pada manisan buah jambu biji yang di perjual belikan di
pasar tembung 2017 ,dari hasil analisa kadar asam benzoate yang di dapat
kode A= 0,1075 g/kg,kode B = 0,1137 g/kg, kode C= 0,0834 g/kg, kode
D=0,1064 g/kg, kode E= 0,0573 g/kg, berkisar antara 0,0573g/kg – 0,1137
g/kg Kadar Asam benzoat tidak merata pada 5 sampel yang diperiksa hal ini
kemungkinan penambahan Asam benzoat pada manisan buah jambu biji

26
yang tidak merata namun masih dalam ambang batas yang
diizinkan.Semakin lama penyimpanan manisan buah salak semakin berasa
Asam hal ini kemungkinan di sebabkan oleh terjadinya fermentasi gula
menjadi asam Jadi jumlah kadar Asam benzoate pada manisan jambu biji
yang diperjualbelikan di Pasar Tembung Medan mengandung ± 1 g/kg dan
masih dalam ambang batas yang di perbolehkan. Berdasarkan Peraturan
Kementrian Kesehatan RI No.003 tahun 2012 tentang penggunaan Asam
benzoate yang diperbolehkan adalah tidak melebihi 1 gr/kg dan masih aman
untuk dikonsumsi. Dari hasil penelitian ini kadar Asam benzoat yang di
dapat tidak ada melebihi ambang batas yang di tetapkan, hal ini bertanda
bahwa mungkin produsen manisan buah jambu biji sudah sadar akan bahaya
pengawet bila berlebihan di dalam makanan yang dapat membahayakan
kesehatan konsumen yang mengkonsumsi manisan buah jambubiji.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh deril ridwan yang berjudul
identifikasi natrium benzoate pada manisan jambu biji yang di perjual
belikan di kota padang dari dua sampel mengandung natrium benzoate
sampel a [ 0,24 gr/kg] dan sampel c [0,19gr/kg] dapat disimpulkan bahwa
kedua sampel kadarnya todak melebihi batasan maksimum yang di tetapkan
oleh peraturan kemenkes no.003 tahun 2012 [1gr/kg].
Dan dari hasil Hernawati dan Wahyudi Rauf yang berjudul penentuan
kadar asam benzoate pada manisan jambu biji dengan metode alkalimetri
tahun 2019 di dapatkan mengandiung asam benzoat dengan kadar
0,11gr/kg-0,23gr/kg . namun kadarnya ,masih diambang batas normal .
Bahwa di simpulkan dari 11 sampel yang di uji ,ada 2 sampel yang
negatif dan 9 sampel yang positif tetapi masih dalam batasan normal yang di
tetapkan oleh permenkes No 003 tahun 2012.

27
BAB 5
KESIMPILAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan terhadap beberapa
pemanis buatan pada manisan jambu biji dapat di simpulkan bahwa
1. Bahwa kadar Asam benzoate pada manisan buah jambu biji yang
diperjualbelikan di Pasar Tembung Medan berkisar 0,0573 g/kg –
0,1160 g/kg.mengandung ± 1 g/kg dan masih dalam ambang batas yang
di perbolehkan. Sesuai Peraturan Kementrian Kesehatan RI No. 003
tahun 2012 dan masih aman untuk dikonsumsi.
2. Bahwa kadar natrium benzoate pada manisan jambu biji yang di perjual
belikan di kota padang berkisar 0,19 gr/kg -0,24gr/kg . dapat
disimpulkan bahwa sampel manisan jambu biji kadarnya tidak melebihi
batasan maksimum yang di tetapkan oleh peraturan menteri kesehatan
no 003 tahun 2012 [1 gr/kg].
3. Bahwa kadar asam benzoat pada manisan jambu biji yang di perjual
belikan di Makassar berkisar o,11g/kg-0,23g/kg dan masih dalam
ambang batas yang di perbolehkan permenkes No.003 2012

5.2 SARAN
1. Diharapkan kepada produsen manisan buah jambu biji supaya dalam
penggunaan /pemakaian bahan pengawet tidak melebihi ambang batas
yang telah di tetapkan oleh pemerintah.
2. diharapkan kepada pemerintah setempat agar terus menerus
memberikan penyuluhan kepada manisan jambu biji tentang dosis
penambahan pengawet yang di gunakan untuk bahan tambahan
makanan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Afriyanti, L. (2010). Pengawet makanan alami dan sintetis. Bandung: Alfabeta


Artikel https://www.chilibeli.com/blog/sayur-dan-buah/manfaat-jambu-biji
Asvif Ma'rufah(2013) pengertian asam benzoate
BPOM RI. (2013). Peraturan Kepala Badan Pengwas Obat dan Makanan
Repubik Indonesia Nomor 36 tentang Batas Maksimum Penggunaan
Bahan Tambahan Pangan Pengawet. Jakarta.

Cahyadi, Wisnu, 2009, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan


Pangan, 5-60, Jakarta : BumiAksara

Detik health 2020 https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5331460/15-


manfaat-buah-jambu-biji-yang-dapat-meningkatkan-imun
Dr kevin Adrian 2018 .alodokter.com/berbagai-manfaat-jambu-biji-bagi-
kesehatan-tubuh
Cahyadi , 2012 ., mutu pengawetan terhadap indutri farmasi , kosmetik dan
makanan
Ekananda, M.A. et al., 2015, Uji Aktivitas Ekstrak Daun Jambu Biji Psidium
Guajava L., Dalam Sediaan Gel Handsanitizer Terhadap Bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, Universitas Hasanuddin.

Fatah, M. A. dan Y. Bachtiar. (2004). Membuat Aneka Manisan Buah. Agro


Media Pustaka. Jakarta

Hapsoh, Hasanah, Y. 2011. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. Medan:


USU Press. Halaman 17-19.

Herianti akib (2014) , -, F. G. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: P. T. Gramedia


Pustaka Utama, 1992. Tinjauan terhadap jurnal penelitian Penetapan
Kadar Asam Benzoat dalam Saus Cabai Secara Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi. Niky Puji Utami. 2011.

29
Mahardini nur afifah(2020) manfaat-jambu-biji-untuk-kesehatan-tubuh
artikel
Praja, D.I. (2015). Zat Aditif Makanan Manfaat dan Bahayanya. Yogyakarta:
Penerbit Garudhawaca. Halaman 110-113.

Rismawati sirait, Manisan Buah (t.t). Diakses 23 Januari 2019, dari


https://id.wikipedia.org/wiki/Manisan_buah.

Suprapti, M. L. (2005). Aneka Olahan Pepaya Mentah dan Mengkal. Penerbit


Kanisius. Yogyakarta

Yulinda ,(2015). Bahan pengawet pada makanan

30
LAMPIRAN 1
JADWAL PENELITIAN

NO JADWAL J F M A M J J A
A E A P E U U G
N B R R I N L U
U R E I I I S
A U R L T
R A T U
I R S
Y

1 Penelusuran Pustaka

2 Pengajuan judul KTI

3 Konsultasi judul

4 Konsultas dengan
Pembimbing

5 Penulisan Proposal

6 Ujian Proposal

7 Penulisan KTI

8 Ujian KTI

9 Perbaikan KTI

10 Yudisium

11 Wisuda

31
LAMPIRAN 2

LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS POLTEKKES
KEMENKES MEDAN
Nama : Pranti karlita
NIM : P07534018041
Dosen Pembimbing : Sri Bulan Nasution,ST.M.Kes
Judul KTI :Gambaran kandungan asam benzoate pada
manisan jambu biji yang di perjual belikan pada
masyarakat
No Hari/Tanggal Bimbingan Materi Paraf Dosen
Bimbingan Pembimbing

1` Kamis, 21 Januari 2021 Pengajuan Judul

2 Jum’at, 29 Januari 2021 Persetujuan Judul

3 Selasa, 23 Februari 2021 Perbaikan Bab 1, 2

4 Kamis, 4 Maret 2021 Perbaikan Bab 1,


2, 3
5 Minggu, 7 Maret 2021 Arahan

6 Selasa, 9 Maret 2021 Proposal

7 Sabtu ,17 april 2021 Perbaikan bab 4


dan bab 5
8 Senin ,3 mei 2021 Perbaikan kti bab 4
dan 5
9 Rabu ,5 mei 2021 Maju sidang kti

10 Senin ,10 mei 2021 Perbaikan kti

11 Jumat ,16 juli 2021 ACC pembimbing

Medan, 2021
Dosen Pembimbing

32
Sri Bulan Nst, ST, M.Kes
NIP. 197104061994032002
LAMPIRAN 3
PROFIL

Nama : Pranti karlita


NIM : P07534018041
Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 21 Desember 2000
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status dalam keluarga : Anak ke-1 dari 3 bersaudara
Alamat : Jl. Gurilla gg, pasundan no 17
Telepon : 0895612227648
Riwayat pendidikan :
1. SDN 060853 2012
2. SMP Swasta Pahlawan Nasional 2015
3. SMK Dharma Analitika Medan Lulusan tahun 2018
4. Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Medan
Nama orang tua:
Ayah : Prana citra
Ibu : Darmayanti

33

Anda mungkin juga menyukai