PRANTI KARLITA
P0 7534018041
PRANTI KARLITA
P0 7534018041
i
ii
iii
PERNYATAAN
Pranti karlita
NIM.P07534018041
iv
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PRODI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
KTI, April 2021
PRANTI KARLITA
Gambaran Analisa Kandungan Asam benzoat Pada Manisan Jambu Biji
IX + 56 Halaman + 4 tabel + 2 lampiran
ABSTRAK
Jambu biji merupakan tanaman multifungsi dan serbaguna, jambu biji
disebut klutuk yang merupakan salahsatu jenis makanan yang memiliki
kandungan gizi, vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk
dikonsumsi setiap hari. Jambu biji juga sering dibuat manisan. Pada manisan buah
jambu biji biasanya produsen menggunakan bahan tambahan makanan yang
sering disebut asam benzoat ,natrium benzoat , dengan tujuan untuk menghambat
pertumbuhan mikroba, jamur ,jika terhirup akan menyebabkan iritasi hidung
tenggorokan dan paru-paru .Asam benzoate dapat menjadi bahan pengawet yang
dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama. Biasanya manisan jambu biji yang
tidak menggunakan bahan pengawet hanya dapat bertahan paling lama kurang
dari lima hari, lebih dari itu manisan tersebut sudah tidak layak untuk dikonsumsi,
sebab akan tercemar mikroba ataupun jamur. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui gambaran kandungan asam benzoate pada manisan jambu biji Desain
penelitian ini adalah systematic review. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah bersifat Deskriptif yaitu dengan menggunakan metode uji kualitatif
dan kuantitatif Berdasarkan hasil penelitian gemisyah putra siregar dari 5 sampel
manisan jambu biji kadar Asam benzoat yang di berkisar antara 0,0573 g/kg –
0,1137 g/kg hasil ini masih dalam ambang batas yang diperbolehkan. Dengan
demikian, manisan buah jambu biji yang diperjualbelikan di Pasar Tembung
Medan masih aman untuk di konsumsi.Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh deril ridwan dari 4 sampel ada 2 yang mengandung natrium benzoate dan
masih diambang batas , dan dari hasil penelitian Hernawati dan Wahyudi Rauf
dari 2 sampel semua mengandung asam benzoat yang berkisar antara 0,11gr/kg-
0,23gr/kg menurut permenkes No.003 tahun 2012
1
POLYTECHNIC OF HEALTH,MEDAN KEMENKES
HEALTH ANALYST
DEPARTEMENT OF MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGY
KTI, April 2021
PRANTI KARLITA
DESCRIPTION OF LEAD CONTENT (Pb) An overview of the content of
benzoate acid in candied guava
IX + 56 Pages + 4 tables + 2 attachments
ABSTRACT
Guava is a multifunctional and versatile plant, guava is called klutuk
which is a type of food that contains nutrients, vitamins and minerals which are
generally very good for consumption every day. Guava is also often made sweets.
In candied guava fruit, producers usually use food additives which are often called
benzoate acid, sodium benzoate,with the aim of inhibiting the growth of microbes,
fungi, if inhaled will cause irritation to the nose, throat and lungs. Benzoate acid
can be an ingredient. preservative that can be stored for a relatively long time.
Usually, guava sweets that do not use preservatives can only last a maximum of
less than five days, more than that these sweets are not suitable for consumption,
because they will be contaminated with microbes or fungi. The purpose of this
study was to describe the content of benzoate acid in candied guava. The design of
this study was a systematic review. The method used in this research is
descriptive, namely by using qualitative and quantitative test methods. this is still
within the permissible threshold. Thus, the candied guava fruit that is traded at the
Medan Tembung Market is still safe for consumption.Based on research
conducted by Deril Ridwan, out of 4 samples, 2 of them contained sodium
benzoate and were still on the threshold, and from the research results of
Hernawati and Wahyudi Rauf, all 2 samples contained benzoic acid ranging from
0.11gr / kg-0.23gr / kg according to Permenkes No.003 of 2012
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia -Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini
dengan judul “Analisa Kandungan Asam Benzoat Pada Manisan Jambu Biji
Yang di perjual belikan pada masyarakat”.Karya tulis ilmiah ini disusun untuk
memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma III di
Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Teknologi Laboratorium Medis.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat Puji
syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT ,Tuhan yang maha esa atas berkat dan
rahmatnya sehungga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
bimbingan, bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya
kepada:
1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Medan.
2. Ibu Endang Sofia, S.Si, M.Si selaku Ketua Jurusan Teknologi Laboratorium
Medis Medan.
3. Ibu Sri Bulan Nasution, ST, M. Kes., sebagai Dosen Pembimbing utama yang
telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis
dalam proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah.
4. Ibu Sri Widia Ningsih, S.Si, M.Biomed sebagai Dosen Penguji I dan Bapak
DrsMangoloi Sinurat, M.Si., sebagai Dosen Penguji II yang telah memberi
banyak masukan serta perbaikan untuk kesempurnaan dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh Bapak/Ibu dosen Program Studi Teknologi Laboratorium Medis yang
telah memberikan ilmu bermanfaat selama masa perkuliahan.
6. Seluruh staf Program Studi Teknologi Laboratorium Medis yang telah
mempermudah penulis dalam menjalani masa perkuliahan sampai dengan
proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
3
7. Kepada Orang Tua Saya, Bapak Prana citra dan ibu Darmayanti , yang telah
memberikan cinta, kasih sayang, doa, bimbingan, motivasi, dan materi
kepada saya.
8. Serta teman-teman seperjuangan angkatan 2018 Teknologi Laboratorium
Medis Poltekkes Kemenkes Medan dan semua pihak yang telah memberikan
doa, dorongan serta semangat sehingga Karya Tulis Ilmiah ini terselesaikan.
Semoga Allah Swt memberikan rahmat dan kasih sayangnya atas segala
bantuan yang telah diberikan. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin
dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa Karya Tulis
Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk ini penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Kiranya Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu
pendidikan.
PRANTI KARLITA
NIM : P07534018041
4
DAFTAR ISI
ABSTRAK 1
ABSTRACT 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 5
BAB 1 PENDAHULUAN 8
1.1 Latar belakang 8
1.2 Rumusan masalah 11
1.3 Tujuan 11
1.3.1 Tujuan umum 11
1.3.2 Tujuan khusus 11
1.4 Manfaat Penelitian 11
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 12
2.1 Jambu biji 12
2.1.1 Pengertian Jambu Biji 12
2.1.2 Kandungan Jambu Biji 12
2.1.3 Manfaat Jambu Biji 13
2.2 Manisan Jambu Biji 14
2.3 Bahan Pengawet 15
2.4 Asam Benzoat 16
2.4.1 Pengertian Asam Benzoat 16
2.4.2 Fungsi Asam Benzoat 17
2.4.3 Efek Samping Asam Benzoat Terhadap Kesehatan 18
2.5 Kerangka Konsep 19
2.6 Defenisi Operasional 20
BAB 3 METODE PENELITIAN 21
3.1 Jenis Penelitian 21
3.2 Waktu Penelitian 21
3.3 Sampel 21
3.4 Metode Penelitian 21
5
3.5 Strategi Pencarian 21
3.6 Analisis Data 22
BAB 4 23
HASIL DAN PEMBAHASAN 23
4.1 Hasil Penelitian 23
4.2 Pembahasan 27
BAB 5 28
KESIMPULAN DAN SARAN 28
5.1 Kesimpulan 28
5.2 Saran 28
DAFTAR PUSTAKA 31
6
DAFTAR TABEL
4.1.1 Tabel hasil referensi 1 23
4.1.2 Tabel hasil referensi 2 24
4.1.3 Tabel hasil referensi 3 25
4.3 Tabel referensi 26
7
BAB I
PENDAHULUAN
8
Natrium benzoat dikenal juga dengan nama Sodium Benzoat atau Soda
Benzoat. Bahan pengawet ini merupakan garam asam Sodium Benzoic,
yaitu lemak tidak jenuh ganda yang telah disetujui penggunaannya oleh
FDA dan telah digunakan oleh para produsen makanan dan minuman
selama lebih dari 80 tahun untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme.
Rumus kimia pengawet natrium benzoat adalah C7H5NaO2.(samarida
2016).
Jambu biji merupakan sumber serat makanan larut air yang baik bagi
tubuh. Rutin mengonsumsi jambu biji, dapat membantu melancarkan
pergerakan usus dan mencegah sembelit. Makan satu buah jambu biji dapat
memenuhi 12 persen kebutuhan serat harian. Selain buah jambu biji, daun
jambu biji juga dapat membantu kesehatan pencernaan. Studi menunjukkan,
konsumsi daun jambu biji dapat mengurangi intensitas dan durasi diare.
Menurut penelitian, daun biji bersifat antimikroba, sehingga dapat
menetralkan mikroba penyebab diare di usus.(mahardini nur afifah 2020)
Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena
dengan bahan pengawet, bahan pangan dapat dibebaskan dari mikroba. Baik
bersifat patogen yang dapat menyebabkan keracunan atau gangguan
kesehatan lainnya maupun mikrobial yang nonpatogen yang dapat
menyebabkan kerusakan bahan pangan, misalnya pembusukan. Namun
disisi lain, bahan pengawet pada dasarnya adalah senyawa kimia yang
merupakan bahan asing yang masuk bersama bahan pangan yang
dikonsumsi. Apabila mengkonsumsi bahan tambahan pangan yang dosisnya
tidak diatur dan diawasi, kemungkinan besar dapat menimbulkan kerugian
bagi pemakainya, baik yang bersifat langsung misalnya keracunan ataupun
yang tidak bersifat langsung atau komulatif misalnya apabila bahan
pengawet yang digunakan bersifat karsinogenik. Dalam kehidupan sekarang
ini banyak dijumpai pemakaian bahan pengawet secara luas, sebagai contoh,
bahan pangan keluaran pabrik pada umumnya menggunakan bahan
tambahan pangan (food additives) termasuk didalamnya bahan pengawet
secara sengaja ditambahkan agar bahan pangan yang dihasilkan dapat
9
mempertahankan kualitasnya dan memiliki umur simpan lebih lama
sehingga memperluas jangkauan distribusinya (Wisnu, 2018).
Terlalu sering mengkonsumsi minuman ringan berpengawet bisa
menimbulkan kanker, tekanan darah tinggi dan edema (bengkak). Penderita
asma dan orang yang menderita urtikaria sangat sensitif terhadap asam
benzoat dan jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan mengiritasi lambung
(Praja, 2015).
Menurut Permenkes No 033 (2012), pengawet adalah bahan tambahan
pangan untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman,
penguraian, dan perusakan lainnya terhadap pangan yang disebabkan oleh
mikroorganisme.
Asam benzoat adalah pengawet makanan esensial atau sintetik yang
dibuat berdasarkan beberapa reaksi kimia pada industri farmasi. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Putro (2007:5) sistesis asam benzoat
dilakukan dalam skala besar sebanyak 40.000 ton/tahun dengan
menggunakan bahan baku utama yaitu Phthalic Anhydride yang di
hidrolisis.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Firdaus, dkk (2017:3), sintesis
asam benzoat dilakukan dengan menggunakan reaksi canizzaro yang
merupakan reaksi disproposionasi dari suatu aldehid menjadi asam
karboksilat dan alkohol primer dalam suasana basa. Sintesis dua senyawa
ini menggunakan metode refluks dan metode ekstraksi cair-cair.
Kebanyakan asam benzoat ini digunakan untuk bahan pengawet
makanan. Asam benzoat akan sangat baik bila digunakan pada pH kisaran
2,5 sampai dengan 4 dan menjadi tidak efektif bila digunakan dengan Ph
diatas 4,5. Asam benzoat menjadi baik digunakan sebagai bahan pengawet
karena efektif dalam mengendalikan bakteri. Kemampuan asam benzoat
dalam mengendalikan bakteri ini juga sebenarnya dipengaruhi oleh tingkat
keasaman. Semakin rendah pH nya maka biasanya semakin efektif pula
asam benzoat dalam mengendalikan bakteri tersebut. (2016)
10
Manisan yaitu buah-buahan yang direndam dalam air gula selama
beberapa waktu. Rasanya yang manis bercampur dengan rasa khas buah
sangat cocok untuk dinikmati diberbagai kesempatan. Pada umumnya
manisan dibedakan atas dua jenis yaitu manisan buah basah dan manisan
buah kering. Perbedaan manisan buah basah dan manisan buah kering
adalah proses pembuatan, daya awet dan penampakannya. Daya awet
manisan buah kering lebih lama dibandingkan dengan daya awet manisan
buah basah. Hal ini disebabkan kandungan kadar air pada manisan buah
kering lebih rendah juga kandungan gulanya yang lebih tinggi dibandingkan
dengan manisan buah basah. Buah yang dijadikan manisan umumnya adalah
buah yang aslinya tidak mempunyai rasa manis, tetapi lebih masam.(
rismawati sirait 2019).
1.2 Perumusan Masalah
Apakah kadar Asam benzoat pada manisan buah jambu biji yang di
perjualbelikan oleh masyarakat masih dalam batasan normal
1.2.1 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui ada atau tidak asam benzoat yang terkandung
pada manisan buah jambu biji yang digunakan sebagai bahan tambahan
makanan yang dijual di kota medan
1.3.1 Tujuan khusus
Untuk mengetahui kadar zat pengawet asam benzoat yang
terkandung pada manisan buah jambu biji yang dijual di kota medan .
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan bagi industri rumah tangga yang memproduksi manisan
agar menggunakan bahan-bahan yang aman dalam proses produksi.
2. Sebagai informasi kepada masyarakat dalam memilih makanan olahan yang
aman untuk dikonsumsi.
3. Sebagai bahan masukan dan pengalaman bagi penulis mengenai bahan
tambahan pangan khususnya pengawet makanan.
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
12
bahkan bisa digunakan sebagai teh herbal dan ekstrak daunnya bisa
dikonsumsi sebagai suplemen. (chilibeli2020).
• 68 kalori
• 14,32 g karbohidrat
• 8,92 g gula
• 0,95 g lemak
• 5,4 g serat
• 417 mg potasium
• 228,3 mg vitamin C
• 624 unit vitamin A
13
menghambat pertumbuhan sel kanker payudara karena kaya akan
likopen.(detikhealth 2021).
3. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Jambu biji merupakan salah satu buah dengan kandungan vitamin C
yang tinggi. Bahkan kandungan vitamin C dalam jambu biji melebihi
kandungan vitamin C di jeruk. Vitamin C ini berhubungan dengan
peningkatan sistem kekebalan tubuh Anda dan dapat mengurangi risiko
terkena penyakit infeksi. Selain itu, vitamin C juga penting untuk menjaga
kesehatan tulang, gigi, gusi, dan pembuluh darah, membantu
dalam penyembuhan luka, meningkatkan fungsi otak, serta membantu tubuh
menyerap zat besi.(dr.kevin Adrian 2018).
4. Meningkatkan daya tahan tubuh
Jambu biji adalah salah satu sumber vitamin C terbaik bagi butuh.
Kandungan vitamin C dalam jambu biji dua kali lipat lebih banyak dari
buah jeruk. Vitamin C penting untuk menjaga sistem daya tahan tubuh.
Orang yang kekurangan vitamin C, rentan terkena infeksi maupun penyakit.
Mengonsumsi buah yang kaya vitamin C ini, terbukti dapat mengurangi
durasi pilek. Selain itu, jambu biji juga disebut punya manfaat antimikroba
yang ampuh melawan bakteri dan virus jahat.(Mahardini Nur Afifah)
14
cita rasa khas (spesifik) dibandingkan dengan buah aslinya. Di samping itu
manisan kering ini memiliki tekstur plastis atau dapat dibentuk.
Hal yang harus mendapat perhatian dalam proses pembuatan manisan
meliputi : penampilan produk, yang terdiri atas warna, keseragaman bentuk
dan kemasan; cita rasa dan aroma; daya tahan produk dan kandungan unsur
gizi dan kalori; dan hygienis (Suprapti, 2005; Trisnawati, 2006).
Dalam pembuatan manisan sebelum proses perendaman dengan
menggunakan larutan gula larutan gula, terlebih dahulu dilakukan
perendaman dengan menggunakan asam sitrat. Perendaman ini biasanya
berlangsung selama 10-30 menit. Tujuan dari perendaman dengan asam
sitrat adalah untuk mencegah terjadinya browning enzimatis pada jambu biji
yang disebabkan oleh enzim polifenol oksidase. Penyebab utama pada
proses browning adalah reaksi antara polifenol oksidase dengan oksigen
yang akan mengubah senyawa 0-difenol pada jambu biji menjadi o-kuinon.
Reaksi browning enzimatis dapat diminimalkan dengan cara penghalangan
oksigen molekul, dan juga penambahan senyawa pereduksi yang dapat
mencegah reaksi browning yaitu dengan cara asam sitrat akan mereaksi
dengan o-kuinon dan mengubahnya kembali menjadi o-difenol (devi
octaviani purwoko 2009).
15
menguntungkan; mudah dilakukan pengujian secara kimia; tidak bersifat
toksik dan mudah di larutkan. Penggunaan zat pengawet berfungsi untuk
memperpanjang umur simpan makanan atau minuman tanpa menurunkan
kualitas dan tidak bersifat mengganggu kesehatan (Yulinda, 2015).
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum
Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet, kadar natrium benzoat
dalam minuman ringan yang diizinkan yaitu 600 mg/kg. Pengawet adalah
bahan tambahan pangan untuk mencegah atau menghambat fermentasi,
pengasaman, penguraian (Badan POM, 2013).
Pengawet termasuk bahan tambahan pangan dan bersifat inert secara
farmakologik (efektif dalam jumlah kecil dan tidak toksis). Pengawet
penggunaannya sangat luas, hampir seluruh industri mempergunakannya
termasuk industri farmasi, kosmetik, dan makanan. Pengawetan pangan
umumnya bertujuan untuk menjaga mutu awal bahan pangan agar dapat
terjaga dalam waktu yang lebih lama, yaitu dengan cara menghambat proses
pembusukan. Beberapa zat pengawet juga dapat berfungsi sebagai
penambah daya tarik makanan itu sendiri, seperti penambahan nitrit agar
olahan daging tampak berwarna merah segar. Tampilan yang menarik
biasanya membuat konsumen tertarik untuk membeli (Cahyadi, 2012).
16
Benzoat merupakan unsur alami yang terdapat dalam beberapa
tumbuhan. Dan sering digunakan sebagai anti bakteri atau anti jamur untuk
mengawetkan makanan. Penambahan ini menghasilkan dalam penurunan
kapasitas buffer diet, dan setelah itu akan meningkatkan keasaman dari urin.
Batas atas benzoat yang diijinkan dalam makanan 0,1% di Amerika Serikat,
sedangkan untuk negara-negara lain berkisar antara 0,15-0,25%. Untuk
negara-negara Eropa batas benzoat berkisar antara 0,015-0,5%. Sedang di
Indonesia, berdasarkan Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dan No.
1168/ Menkes/Per/X/1999 batas maksimal penggunaan asam benzoat dan
natrium benzoat adalah 0,1% atau 1 gram asam benzoat setiap 1 kg bahan
makanan.
Sodium benzoat diproduksi dengan menetralisasi dari asam benzoat
dengan sodium hidrosida. Dunia mulai memproduksi sodium benzoat tahun
1997 yang diperkirakan sekitar 55000-60000 ton. Produsen sodium benzoat
terbesar adalah Netherlands, Estonia, Amerika Serikat, dan Cina. Walaupun
tidak disosialisasikan asam benzoat agen yang efektif untuk antimikrobia
untuk tujuan pengawetan, sodium benzoat lebih disukai dalam
penggunaannya karena 200 kali lebih mudah larut dibandingkan asam
benzoat. Asam benzoat dan sodium benzoat atau yang dikenal dengan
Natrium benzoat (C6H5COONa) secara luas dapat diterapkan sebagai bahan
pengawet dalam sejumlah produk yang dikonsumsi oleh manusia.(samarida
munthe 2016).
17
sebenarnya dipengaruhi oleh tingkat keasaman. Semakin rendah pH nya
maka biasanya semakin efektif pula asam benzoat dalam mengendalikan
bakteri tersebut.
18
• Paparan asam benzoat dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan alergi
kulit.
Selain itu, ada juga efek samping yang bisa muncul jika Anda terlalu
banyak mengonsumsi makanan mengandung asam benzoat. Sejumlah
penelitian menunjukkan bahwa:
Sodium benzoat dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko hiperaktif.
Asupan minuman yang kaya sodium benzoat berlebihan dapat
meningkatkan gejala ADHD.
Asam benzoat tidak bersifat karsinogenik. Namun, saat
dikombinasikan dengan vitamin C, asam benzoat dapat membentuk
benzena, yakni senyawa yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
Secara umum asam benzoat tergolong aman jika digunakan dalam
jumlah kecil pada makanan. Penggunaan maksimum asam benzoat yang
dianjurkan adalah 0,1 persen untuk produk makanan. Oleh karena itu,
sebaiknya Anda membatasi konsumsi makanan mengandung asam
benzoat.(nanti resna 2020).
Jenis pengawet yang sering di gunakan pada makanan adalah asam
benzoate yang umumnya di gunakan adalah benzoate dalam bentuk
garamnya karena lebih mudah larut disbanding asamnya. Menurut
Permenkes RI No.33 tahun 2012 batas maksimum penggunaan asam
benzoate adalah 1gr/kg.
Jambu Biji
Asam Benzoat
19
2.6 Defenisi Operasional
1. Jambu biji
Jambu biji atau disebut jambu batu ,jambu siki dan jambu klutuk
adalah tanaman
2. Asam benzoate
Asam benzoat adalah padatan Kristal yang berwarna putih dengan
rumus kimia C7H6O2 dan merupakan asam karboksilat aromatik yang
paling sederhana.
20
BAB 3
METODE PENELITIAN
21
artikel,kata kunci juga dicantumkan dalam pengumpulan data adalah “Asam
benzoate, natrium benzoate manisan , jambu biji ”.
22
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
23
Nb: MS: Memenuhi syarat
TMS: Tidak memenuhi syarat
Bahwa kadar Asam benzoate pada manisan buah jambu bijiyang
diperjualbelikan di Pasar Tembung Medan berkisar 0,0573 g/kg –
0,1160 g/kg.
Identifikasi kadar natrium benzoate pada manisan jambu biji yang dilakukan
Deril ridwan memperoleh hasil
Tabel 4.1.2 Data Hasil Penelitian Identifikasi kadar natrium benzoat
pada manisan jambu biji yang dijual di Kota Padang
No sampel Kadar natrium Keterangan
benzoate (gr/kg)
A 0,24 gr/kg MS
B 0,0 MS
C 0,19gr/kg MS
D 0,0 MS
24
Tabel 4.1.3 Data Hasil Penentuan Kadar Asam Benzoat Pada Manisan
Jambu Biji Dengan Metode Alkalimetri yang di perjual belikan di
Makassar oleh Hernawati dan Wahyudi Rauf
No sampel Kadar asam benzoate Keterangan
(gr/kg)
A 0,23 gr/kg MS
B 0,11gr/kg MS
Dari hasil penelitian dari Hernawati dan Wahyudi Rauf menunjukkan bahwa
kedua sampel mengandung asam benzoat, sampel A(0,23 gr/kg )dan sampel
B(0,11 gr/kg). dan dapat di simpulkan bahwa dari semua sampel manisan
jambu biji mengandung asam benzoate namun kadar nya tidak melebihi
batsan maksimum yang di tetapkan oleh peraturan menteri kesehatan
No.003 tahun 2012
Tabel Grid
4.3 Tabel Sintesa Grid
Tabel 4.3 Sintesa Grid
NO Author Judul Metode Hasil Alat ukur
/tahun
1 Geminsyah Analisa Uji dari 5 Alkalimetri
putra kandungan kualitatif sampel
siregar asam dan uji mengandung
(2017) benzoate kuantitatif asam
pada benzoate
manisan tetapi masih
jambu biji di ambang
yang di batas normal
perjual
belikan di
pasar
25
tembung
medan
2 Deril Identifikasi Uji Dari 4 Alkalimetri
ridwan kadar kualitatif sampel
(2017) natrium dan jambu biji
benzoate kuantitatif hanya 2
sampel yang
mengandung
natrium
benzoate
dan masih
diambang
batas normal
3 Hernawati Penentuan Metode Dari 2 Alkalimetri
dan kadar asam alkalimetri sampel
Wahyudi benzoat semua
Rauf pada mengandung
manisan asam
buah jambu benzoate
biji dengan
metode
alkalimetri
4.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian geminsyah putra siregar yang berjudul analisa
asam benzoate pada manisan buah jambu biji yang di perjual belikan di
pasar tembung 2017 ,dari hasil analisa kadar asam benzoate yang di dapat
kode A= 0,1075 g/kg,kode B = 0,1137 g/kg, kode C= 0,0834 g/kg, kode
D=0,1064 g/kg, kode E= 0,0573 g/kg, berkisar antara 0,0573g/kg – 0,1137
g/kg Kadar Asam benzoat tidak merata pada 5 sampel yang diperiksa hal ini
kemungkinan penambahan Asam benzoat pada manisan buah jambu biji
26
yang tidak merata namun masih dalam ambang batas yang
diizinkan.Semakin lama penyimpanan manisan buah salak semakin berasa
Asam hal ini kemungkinan di sebabkan oleh terjadinya fermentasi gula
menjadi asam Jadi jumlah kadar Asam benzoate pada manisan jambu biji
yang diperjualbelikan di Pasar Tembung Medan mengandung ± 1 g/kg dan
masih dalam ambang batas yang di perbolehkan. Berdasarkan Peraturan
Kementrian Kesehatan RI No.003 tahun 2012 tentang penggunaan Asam
benzoate yang diperbolehkan adalah tidak melebihi 1 gr/kg dan masih aman
untuk dikonsumsi. Dari hasil penelitian ini kadar Asam benzoat yang di
dapat tidak ada melebihi ambang batas yang di tetapkan, hal ini bertanda
bahwa mungkin produsen manisan buah jambu biji sudah sadar akan bahaya
pengawet bila berlebihan di dalam makanan yang dapat membahayakan
kesehatan konsumen yang mengkonsumsi manisan buah jambubiji.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh deril ridwan yang berjudul
identifikasi natrium benzoate pada manisan jambu biji yang di perjual
belikan di kota padang dari dua sampel mengandung natrium benzoate
sampel a [ 0,24 gr/kg] dan sampel c [0,19gr/kg] dapat disimpulkan bahwa
kedua sampel kadarnya todak melebihi batasan maksimum yang di tetapkan
oleh peraturan kemenkes no.003 tahun 2012 [1gr/kg].
Dan dari hasil Hernawati dan Wahyudi Rauf yang berjudul penentuan
kadar asam benzoate pada manisan jambu biji dengan metode alkalimetri
tahun 2019 di dapatkan mengandiung asam benzoat dengan kadar
0,11gr/kg-0,23gr/kg . namun kadarnya ,masih diambang batas normal .
Bahwa di simpulkan dari 11 sampel yang di uji ,ada 2 sampel yang
negatif dan 9 sampel yang positif tetapi masih dalam batasan normal yang di
tetapkan oleh permenkes No 003 tahun 2012.
27
BAB 5
KESIMPILAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan terhadap beberapa
pemanis buatan pada manisan jambu biji dapat di simpulkan bahwa
1. Bahwa kadar Asam benzoate pada manisan buah jambu biji yang
diperjualbelikan di Pasar Tembung Medan berkisar 0,0573 g/kg –
0,1160 g/kg.mengandung ± 1 g/kg dan masih dalam ambang batas yang
di perbolehkan. Sesuai Peraturan Kementrian Kesehatan RI No. 003
tahun 2012 dan masih aman untuk dikonsumsi.
2. Bahwa kadar natrium benzoate pada manisan jambu biji yang di perjual
belikan di kota padang berkisar 0,19 gr/kg -0,24gr/kg . dapat
disimpulkan bahwa sampel manisan jambu biji kadarnya tidak melebihi
batasan maksimum yang di tetapkan oleh peraturan menteri kesehatan
no 003 tahun 2012 [1 gr/kg].
3. Bahwa kadar asam benzoat pada manisan jambu biji yang di perjual
belikan di Makassar berkisar o,11g/kg-0,23g/kg dan masih dalam
ambang batas yang di perbolehkan permenkes No.003 2012
5.2 SARAN
1. Diharapkan kepada produsen manisan buah jambu biji supaya dalam
penggunaan /pemakaian bahan pengawet tidak melebihi ambang batas
yang telah di tetapkan oleh pemerintah.
2. diharapkan kepada pemerintah setempat agar terus menerus
memberikan penyuluhan kepada manisan jambu biji tentang dosis
penambahan pengawet yang di gunakan untuk bahan tambahan
makanan.
28
DAFTAR PUSTAKA
29
Mahardini nur afifah(2020) manfaat-jambu-biji-untuk-kesehatan-tubuh
artikel
Praja, D.I. (2015). Zat Aditif Makanan Manfaat dan Bahayanya. Yogyakarta:
Penerbit Garudhawaca. Halaman 110-113.
30
LAMPIRAN 1
JADWAL PENELITIAN
NO JADWAL J F M A M J J A
A E A P E U U G
N B R R I N L U
U R E I I I S
A U R L T
R A T U
I R S
Y
1 Penelusuran Pustaka
3 Konsultasi judul
4 Konsultas dengan
Pembimbing
5 Penulisan Proposal
6 Ujian Proposal
7 Penulisan KTI
8 Ujian KTI
9 Perbaikan KTI
10 Yudisium
11 Wisuda
31
LAMPIRAN 2
Medan, 2021
Dosen Pembimbing
32
Sri Bulan Nst, ST, M.Kes
NIP. 197104061994032002
LAMPIRAN 3
PROFIL
33