EIRENE TAMPUBOLON
NIM.P00933119012
1
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui
Pembimbing
2
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : PENGUKURAN LINGKUNGAN KERJA DI BAGIAN
PRODUKSI PT.SOCFIN INDONESIA PERKEBUNAN
MATAPAO TAHUN 2022
NAMA : EIRENE TAMPUBOLON
NIM : P00933119012
Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diuji pada Sidang Ujian Akhir Program Jurusan
Sanitasi Politekkes Kemenkes Medan
Kabanjahe, Juli 2022
Penguji I Penguji II
NIP.197505042000122003 NIP.196906081991002
Pembimbing
NIP. 196203261985021001
3
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan berkat, rahmat dan anugerah-Nya yang tak terhitung maka,
Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Karya Tulis Ilmiah ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Diploma
III Akademi Politeknik Kesehatan Medan Jurusan Kesehatan Lingkungan
Kabanjahe. Adapun yang menjadi judul dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah:
“PENGUKURAN LINGKUNGAN KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. SOCFIN
INDONESIA PERKEBUNAN MATAPAO TAHUN 2022”
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari berbagai
kesulitan dan hambatan, namun dengan bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak maka penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagaimana
mestinya. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, telah banyak menerima
pengarahan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada
kesempurnaan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang baik kepada :
1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Medan Kementerian Kesehatan, yang telah berkenan menerima penulis
untuk belajar di Politeknik Kesehatan RI Medan Jurusan Kesehatan
Lingkungan.
2. Bapak Erba Kalto Manik, SKM, M.Sc selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Kabanjahe yang telah memberikan izin dan kesempatan
untuk melakukan penelitian.
3. Bapak Bobby Hercules S.P selaku Manajer PT.Socfindo
Perkebunan Mata Pao yang telah memberikan izin dan mendukung
penelitian ini.
4. Bapak TH Teddy Bambang SKM,M.Kes selaku dosen pembimbing Karya
Tulis Ilmiah yang telah banyak meluangkan banyak waktunya dengan
tulus membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu Risnawati Tanjung, SKM, M.Kes dan Bapak Mustar Rusli, SKM, MKM
selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Teristimewa buat Kedua Orang Tua Saya, Bapak A.Tampubolon dan Ibu
A.Nababan yang senantiasa memberikan doa, motivasi, dan dukugan
yang luar biasa kepada penulis.
7. Terkhusus buat Kekasih saya Fredrik Mahardika Situmeang yang selalu
membantu saya dan selalu memberi motivasi dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
8. Teman-teman “Budi, Restu, Stefy, Maslan dan Meita “yang selalu
membantu dan memberi dukungan dalam penyelesaian Karya Tulis
Ilmiah ini.
9. Kepada Kak Maghfira Putri Yasinta Bangun yang telah membantu saya
dan mengajari saya dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
4
Akir kata penulis ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
memberikan bantuan dan pengarahan, bimbingan, kritik dan saran dalam
penyelesaian Karya Tulis Ilmiah. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Kabanjahe, Juli 2022
Penulis
Eirene Tampubolon
P00933119012
5
BIODATA PENULIS
NIM : P00933119012
Anak ke :1
Riwayat Pendidikan :
1. SD (2007 - 2013) : SD Swasta Methodist 6 Medan
2. SMP (2013 - 2016) : SMP Free Methodist 2 Medan
3. SMA (2016 - 2019) : SMAN 7 Medan
4. DIPLOMA III (2019 - 2022) : Politeknik Kesehatan Medan
Jurusan kesehatan Lingkungan
6
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN 3
KATA PENGANTAR 4
BIODATA PENULIS 6
BAB I 9
PENDAHULUAN 9
A. Latar Belakang 9
B. Rumusan Masalah 12
C. Tujuan Penelitian 12
C.1.Tujuan Umum 12
D. Manfaat Penelitan 13
BAB II 14
TINJAUAN PUSTAKA 14
A. Lingkungan Kerja 14
33
33
33
33
C. Defenisi Operalsionall 33
BAlB III 36
METODOLOGI PENELITIAlN 36
A. Metode Penelitialn 36
B. Lokalsi daln Walktu Penelitialn 36
C. Populalsi daln Salmpel 36
D. Teknik Pengumpulaln Daltal 37
E. Teknik Pengolalhaln Daltal 38
E.1. Coding 38
F. Teknik Pengukuraln 39
G. Teknik Alnallisis Daltal 40
BAB IV 43
HASIL DAN PEMBAHASAN 43
7
A. Sejarah PT.Socfindo 43
Gambar 4.1 PT.Socfindo Matapao 44
B. Visi Dan Misi PT. Socfindo Matapao 44
D. Uraian Jabatan dan Tanggung Jawab 47
1. Asisten Divisi/Afdeling 47
2. KTU 47
3. Kepala Gudang 48
4. Kepala Laboratorium 49
5. Mandor 1 Produksi 49
76
BAB IV 77
PENUTUP 77
A. Kesimpulan 77
LAlMPIRAlN 79
DAlFTAlR PUSTAlKAl 85
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang banyak
dibudidayakan di Indonesia. Luas areal karet pada tahun 2015 menempati urutan
pertama dengan luas 3.621.100 Ha, disusul oleh, kakao, kopi, tebu, tembakau
dan teh (Badan Pusat Statistik, 2015). Produksi karet di Indonesia juga
menempati urutan kedua setelah kelapa sawit sebesar 3.145.400 ton pada tahun
2015, diikuti oleh kelapa, tebu, kopi, kakao, tembakau dan teh (Badan Pusat
Statistik, 2015). Oleh karena itu, karet merupakan komoditas penting untuk
dibudidayakan secara lebih luas. Tenaga kerja yang bekerja di sektor buruh
perkebunan disebut buruh perkebunan.
Di era baru persaingan global ini, pasar yang bervariasi dan kemajuan
teknologi yang pesat membutuhkan tenaga kerja yang lebih fleksibel dan
kompeten (Nikandrou et al., 2009). Bisnis hari ini berjalan global dan
membutuhkan lebih banyak berpendidikan dan pelatihan pekerja untuk
menghadapi tantangan baru (Werner dan DeSimone, 2009). Lingkungan kerja
yang kondusif diperlukan untuk berfungsinya organisasi secara sehat agar untuk
menghasilkan tenaga kerja berkualitas tinggi dan kompetitif di pasar global.
Banyak organisasi memberikan kelonggaran peraturan di tempat kerja dan
pengembangan kepada karyawannya dengan tujuan untuk menciptaan suasana
lingkungan kerja yang mendukung dan kemampuan untuk menghasilkan tenaga
kerja yang berkualitas dan unggul dan kompetitif dalam industri global.
Demikian pula di perusahaan perkebunan, karyawan adalah sumber daya
penting dari organisasi mereka yang memainkan peran utama dan berkontribusi
pada keberhasilan perkebunan. Untuk mempertahankan produktivitas yang tinggi
dan menjaga loyalitas karyawan terhadap organisasi, manajemen memberikan
aturan berbeda di lingkungan tempat kerja & pengembangan, penghargaan
dalam berupa bonus dan promosi hingga kinerja yang memuaskan untuk
memotivasi.
Faktor lingkungan tempat kerja memegang peranan penting terhadap kinerja
karyawan. Faktor-faktornya lingkungan tempat kerja memberikan dampak yang
9
sangat besar bagi karyawan baik terhadap hasil negatif atau hasil positif
(Chandrasekar, 2001). Selama beberapa dekade terakhir, faktor lingkungan kerja
pekerja kantoran telah berubah karena perubahan beberapa faktor seperti
lingkungan sosial, teknologi informasi dan cara yang fleksibel dalam mengatur
proses kerja (Hasun & Makhbul, 2005).
Menurut Boles et al. (2004), ketika karyawan secara fisik dan emosional
memiliki keinginan untuk bekerja, maka hasil kinerja mereka akan meningkat.
Selain itu, mereka juga menyatakan bahwa dengan memiliki lingkungan tempat
kerja yang tepat, ini membantu dalam mengurangi jumlah ketidakhadiran dan
dengan demikian dapat meningkatkan kinerja karyawan yang akan mengarah
pada peningkatan jumlah produktivitas di tempat kerja.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ada beberapa pengaruh
positif ketika menerapkan lingkungan tempat kerja yang tepat strategi seperti
desain mesin, desain pekerjaan, desain lingkungan dan fasilitas (Burri &
Halander, 1991). Faktor yang mempengaruhi kinerja ada 2 faktor internal dan
eksternal, faktor internal seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman kerja,
dan didukung oleh motivasi yang kuat dari karyawan, sedangkan faktor eksternal
banyak dipengaruhi oleh lingkungan (Khoir, 2012).
Kondisi tempat kerja memengaruhi kinerja karyawan terdiri dari mematuhi
dan mematuhi organisasi aturan, kualitas, bekerja sama dengan rekan kerja
untuk menyelesaikan tugas masalah, berkonsentrasi pada tugas, dan kreativitas
(Hernaus & Mikulic, 2013; Kahya, 2007). Tidak ada pekerjaan dilakukan dalam
ruang hampa, setiap pekerjaan dilakukan dalam tempat kerja dan dengan
demikian karakteristik tempat kerja itu adalah elemen penting untuk diidentifikasi
dalam mendefinisikan dan memahami pekerjaan itu (Prien et al., 2009). Menurut
Parasuraman dan Simmers (2001), karakteristik tempat kerja memiliki kapasitas
untuk mempengaruhi tingkat kontrol yang dapat digunakan karyawan dalam
konfrontasi dengan tekanan peran yang tidak konsisten. Demikian pula, Berg et
al. (2003) percaya bahwa karakteristik tempat kerja (apakah organisasi atau
pekerjaan) mampu mempengaruhi pemberdayaan karyawan. Juga, mereka
dapat secara efektif mengenali sumber daya untuk memberdayakan karyawan
untuk memutuskan, bertindak dan bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan
organisasi (Friedman dan Greenhaus, 2000). Karakteristik tempat kerja adalah
yang relatif karakteristik stabil tempat kerja yang berdampak-positif atau
10
negative-cara kerja dilakukan (Prien et al., 2009). Berdasarkan definisi ini Prien
and his rekan (Prien et al., 2009) menyarankan/mengembangkan dan
memperkenalkan profil karakteristik tempat kerja organisasi terdiri dari 12
dimensi
Efficiency, efisien kualitas dan kuantitas pengelolaan pekerjaan yang
semakin dinamis dan lingkungan yang kompleks, dan individu diharapkan untuk
beradaptasi dan mengatur kegiatan mereka untuk mempertahankan efisiensi.
Mengakomodasi penyandang disabilitas,penekanannya adalah pada membantu
individu untuk mengatasi keterbatasan, dan memfasilitasi upaya individu untuk
mengatasi hambatan di tempat kerja.
Komunikasi, berkomunikasi dengan orang lain dan mencari informasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Mengakomodasi orang-orang dari
berbagai latar belakang, beradaptasi dengan orang-orang yang tidak berasal dari
arus utama, melainkan dari yang berkembang heterogenitas tempat kerja.
Standarisasi peran, Ini menunjukkan bahwa individu tahu apa yang harus
mereka lakukan dan ketahui apa yang diharapkan dari mereka, dan dengan
demikian menghasilkan kelangsungan kegiatan. Mempromosikan kesetaraan
gender, memberikan perlakuan yang sama untuk pria dan wanita di tempat kerja,
termasuk pekerjaan tugas, peluang promosi, akses ke pelatihan, kesetaraan
dalam gaji dan tunjangan, dan semua lainnya aspek penting dari pekerjaan
Standarisasi tugas, standarisasi tugas dan standar kinerja tugas pekerjaan
ini. Mengelola perubahan, memberikan dukungan bagi karyawan dalam
memahami perlunya perubahan, dalam menghadapi perubahan, dan dalam
memulai banyak transisi dibutuhkan oleh perubahan kondisi di tempat kerja.
Mengelola pekerjaan untuk efektivitas, merespons efektif terhadap kekuatan
eksternal, merespons dengan segera terhadap perubahan pasar, termasuk
keinginan pelanggan dan kebutuhan, pergeseran pasar lainnya, persaingan,
perubahan teknologi, hukum dan peraturan. Mengontrol pelecehan,
keputusasaan aktif dari pelecehan di tempat kerja, disengaja atau tidak
disengaja, pelecehan berdasarkan ras, usia, jenis kelamin, fisik batasan, atau
agama
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah kompetensi atau
kemampuan yang dimiliki pegawai (Mangkunegara, 2010). Jenis kompetensi
meliputi keterampilan, pengetahuan, peran sosial, citra diri, sifat, dan motif (Rivai
11
dan Sagala, 2009). Faktor lain yang mempengaruhi kinerja adalah disiplin kerja
yang merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja. kinerja dan
kinerja karyawan karena disiplin kerja membuat karyawan melakukan sosial yang
baik penyesuaian diri, mematuhi semua aturan, melakukan tindakan korektif, dan
efektif dalam bekerja (Ginting, 2013).
Oleh karena itu, Chandrasekar (2011) telah menyatakan bahwa hubungan
atau hubungan antara karya, tempat kerja, alat-alat kerja telah menjadi aspek
terpenting dalam pekerjaan mereka itu sendiri. Dalam penelitian ini, beberapa
faktor lingkungan tempat kerja yang mempengaruhi kinerja karyawan akan
ditentukan, dan juga didiskusikan. Faktor lingkungan kerja yang telah ditentukan
adalah bantuan pekerjaan, dukungan atau hubungan supervisor, kesempatan
untuk dipromosikan, umpan balik kinerja, penetapan tujuan, insentif tempat kerja,
pendampingan, pembinaan dan juga lingkungan kerja fisik.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan peneliti di PT.Socfin Indonesia
Perkebunan Matapao, ditemukan potensi kebisingan tinggi, yang dihasilkan dari
suara mesin produksi kelapa sawit, intensitas pencahayaan yang kurang, suhu di
ruangan produksi terasa pengap.Maka berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan diatas,penulis tertarik mengetahui lebih dalam apakah kadar
pencahayaan, kebisingan, suhu, kelembaban di PT Socfin Indonesia Perkebunan
Matapao memenuhi standart atau tidak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, maka dapat
ditentukan rumusan masalah nya adalah “Bagaimana Lingkungan kerja bagian
produksi di PT.Socfin Indonesia Perkebunan Matapao Tahun 2022”
C. Tujuan Penelitian
C.1.Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
“Untuk mengetahui Lingkungan kerja bagian produksi di PT.Socfin Indonesia
Perkebunan Matapao Tahun 2022”
C.2.Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pencahayaan,tingkat kebisingan,tingkat
suhu,dan tingkat kelembaban di PT.Socfin Indonesia Perkebunan
12
Matapao Tahun 2022.
b. Untuk mengetahui psikologis pekerja di PT.Socfin Indonesia
Perkebunan Matapao Tahun 2022
D. Manfaat Penelitan
D.1.Manfaat Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian informasi bagi yang
membutuhkan dan juga perkembangan khususnya pada program studi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja sebagai penambahan
wawasan.Diharapkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
dan informasi mengenai penelitian serupa pada masa yang akan datang
bagi yang membutuhkan.
D.2 Manfaat Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi dan
masukan kepada Perusahaan PT.Socfin Indonesia Perkebunan Matapao ,
dan peningkatan dalam suasana di lingkunga kerja .
D.3 Manfaat Bagi Institusi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
14
terhadap kelangsungan pekerjaannya.
Barry dan Heizer (2001, p.239) menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah
lingkungan fisik yang mempengaruhi kinerja karyawan, keamanan dan kualitas.
Lingkungan kerja memberikan rasa aman dan memungkinkan karyawan bekerja
secara maksimal, hal tersebut dapat mempengaruhi emosi karyawan. Jika
karyawan menikmati lingkungan kerjanya, ia akan menikmati waktunya di tempat
kerja untuk melakukan kegiatan tersebut, ia akan menggunakan waktu kerjanya
secara efektif dan optimal dan prestasi kerjanya akan tinggi pula. Selain
lingkungan fisik tempat karyawan bekerja, lingkungan kerja mencakup hubungan
kerja antara sesama karyawan dan hubungan antara bawahan dengan
atasannya.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, lingkungan kerja merupakan tempat
untuk melakukan suatu pekerjaan, dan salah satu cara untuk meningkatkan
kualitas fisik lingkungan kerja adalah dengan menerapkan 5 Metode, yaitu: Seiri
(pemilahan); Seiton (penataan kerapian yang sistematis); Seiso (spicand span of
cleaning); Seiketsu (standarisasi); dan Shitsuke (disiplin diri). Menurut Nitisemito
(1992), dimensi lingkungan kerja dapat dilihat padaTabel 2.1
Dimensi Indikator
Suasana kerja a. Suasana kerja yang memuaskan
b. Suasana kerja yang mendukung
Hubungan dengan a. Hubungan yang harmonis
rekan kerja b. Tidak ada intrik timbal balik
Fasilitas kerja a. Peralatan lengkap
b. Peralatan modern
15
menjadikan stasiun kerja sebagai kondisi kerja terbaik bagi karyawan untuk
bekerja dengan tingkat kepuasan yang tinggi. Sebagai organisasi yang
berorientasi pada keuntungan, menciptakan lingkungan yang memungkinkan
bagi karyawan yang puas adalah mengarah ke garis bawah yang
diperlukan.Lingkungan kerja dapat dikelompokkan menjadi tiga tetapi bentuk-
bentuk yang saling terkait. Ini adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja
psikologis dan lingkungan kerja sosial. Menurut [8], lingkungan kerja yang
mendukung membantu pekerja untuk melakukan tugas normal lebih efektif,
membuat menggunakan pengetahuan,keterampilan dan kompetensi mereka
sebaik baiknya dan sumber daya yang tersedia untuk memberikan layanan
berkualitas tinggi.program
A.1. Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan Kerja Fisik adalah lingkungan kerja yang berhubungan
dengan fisik atau benda-benda nyata di tempat di mana pekerjaan dilakukan.
Ini mencakup hal hal seperti mesin, tata letak kantor, suhu, ventilasi dan
pencahayaan. Ini juga termasuk tingkat kebisingan dan ruang. Aspek dari
pekerjaan seperti panas, kebisingan, dan pencahayaan telah terbukti
mempengaruhi sejumlah proses psikologis baik secara langsung maupun
cara-cara tidak langsung. Kebisingan, misalnya, dapat merusak kognitif
kinerja jenis tugas tertentu [9].
Pengaturan lingkungan kerja fisik dapat berdampak pada tingkat dan
sifat interaksi sosial antara rekan kerja. Desain kantor terbuka, misalnya, dan
lainnya aspek tata letak fisik dapat menentukan jenis interaksi yang dapat
terjadi [10]. fisik lingkungan mungkin menawarkan lebih atau kurang
keamanan fisik. Sebuah pelajaran oleh [11] menemukan bahwa setiap kali
ada peningkatan dalam desain fisik gedung perkantoran, produktivitas
melalui kinerja karyawan meningkat sekitar 5-10 persen.
Demikian pula [12] menyimpulkan bahwa jenis dan kualitas
pencahayaan sistem di tempat kerja mempromosikan pengalaman kerja
karyawan yang kemudian menghasilkan peningkatan produktivitas. Sekali
lagi, [13] temuan mengungkapkan bahwa pencahayaan, kebisingan, warna
dan kualitas udara berdampak pada produktivitas karyawan. Kekhawatiran
tentang kecelakaan atau cedera juga cenderung memiliki efek pada
kesejahteraan psikologis.
16
A.1.1 Pencahayaan
Fa ktor ya ng mempenga ruhi fisik seora ng pekerja sa la h sa tunya
l l l l l l l l l
1. Penca ha ya a n a la mi l l l l l l
2. Penca ha ya a n bua ta n l l l l l l
luminer.
A .1.1.1 A la t pengukur intensita s ca ha ya
l l l l l l l
17
A .1.1.2Sta nda r Penca ha ya a n
l l l l l l l
A .1.2 Kebisinga n
l l
40 ja m seminggu.
l
18
ta npa memori penyimpa n da ta . Bisa juga mengguna ka n a la t ya ng
l l l l l l l l l l l l
1. Continuous Noise.
Continuous noise merupa ka n jenis kebisinga n ya ng l l l l
2. Intermittent Noise.
Intermittent noise merupa ka n jenis kebisinga n ya ng l l l l
3. Impa ct Noise. l
ka tup ga s.l l
19
sua ra ka pa l terba ng. l l l l l
pa nda i besi. l l
4 ja m) l
2 ja m) l
8 ja m) l
20
A .1.2.4Pengenda lia n Kebisinga n
l l l l
25 Db.
A .1.2.5 Da mpa k Kebisinga n ba gi Ka rya wa n
l l l l l l l l
21
lingkunga n l kerja l seperti perka ntora n, l l rua ng l a dministra si
l l
ga nggua n tidur.
l l
pendenga ra n. l l
di a nta ra nya :
l l l l
(noise ma p). l
22
berikutnya , mengidentifika si a rea pera la ta n ya ng perlu l l l l l l l l
kebisinga n, ya itu: l l
menghinda ri kebisinga n. l l
pendenga ra n da n perlindunga n. l l l l
23
dila kuka n seca ra berka la seta hun seka li.
l l l l l l l l
3. A la t pelindung pendenga ra n
l l l l
la in. l
4. Motiva si da n eduka si l l l
depa nnya l l
24
e. Ta nggung ja wa b pekerja da n ma na jemen, denga n diskusi
l l l l l l l l
progra m. l
kerja l
1 10 ¿
7. Leq = 10 Log (
2
∑ ¿
10
¿
Dima na : l l
25
Leg = tingka t kebisinga n l l
wa ktu pengukura n l l
bersa ngkuta n l l
A .1.3 Kelemba ba n
l l l
M+R+C-E=0
M=Pa na s ya ng diperoleh da ri proses meta bolism
l l l l l
denyut ja ntung a ka n sema kin cepa t. Ini bera kiba t pengura nga n energi
l l l l l l l l l
lela h l
1) Suhu
Fa ktor perta ma ya ng mempenga ruhi kelemba ba n uda ra
l l l l l l l l l
2) Pergera ka n A ngin l l l
26
mempenga ruhi tingka t kelemba ba n uda ra ka rena pergera ka n l l l l l l l l l l
pembentuka n a wa n. l l l
3) Teka na n Uda ra l l l l
ya ng terba ta s.
l l l
kelemba ba n uda ra a ka n rela tif turun. Begitu pula seba liknya , ketika
l l l l l l l l l l l
pengua pa n da ri ua p a ir tersebut. l l l l l
5) Ketersedia a n A ir l l l
27
tersebut juga bisa dipa stika n tinggi. Begitu juga seba liknya pa da l l l l l l l l l
6) Vegeta si l
renda h. l
7) Ketinggia n Tempa t l l
juga seba liknya , ketika ketinggia n sua tu tempa t tida k terla lu tinggi,
l l l l l l l l l
a ka n begitu tinggi.
l l
8) Kera pa ta n Uda ra l l l l l
28
tergolong rengga ng, ma ka kelemba ba n uda ra nya juga ikut renda h. l l l l l l l l l l
A .1.4 Suhu
l
pa na s,sejuk/dingin.Seperti
l l ya ng l kita l keta hui l permuka a n l l bumi
menerima pa na s ya ng diha silka n da ri penyina ra n ma ta ha ri da ri ha sil
l l l l l l l l l l l l l l
ya ng berna ma thermometer .
l l l
Sta siun Klima tologi Perta nia n, fa ktor-fa ktor ya ng memepenga ruhi
l l l l l l l l
permusim.
2. Penga ruh da ra ta n a ta u la uta n l l l l l l l l
memba wa pa na s l l l l
a tmosfer l
vegeta si. l
miring.
Iklim kerja a da la h iklim kerja (pa na s) ha sil perpa dua n l l l l l l l l l l
a nta ra suhu,
l l l kelemba ba n, kecepa ta n gera ka n uda ra da n l l l l l l l l l
29
fa ktor fisika da n fa ktor kimia di tempa t kerja , Iklim kerja a da la h
l l l l l l l l l l l
30
pa da ta bel 1. NA B Iklim iklim Lingkunga n kerja dinya ta ka n
l l l l l l l l l
pa ka ia n.
l l l Da la m l l la mpira n
l l pera tura n l l tersbut seca ra l l detil
disa mpa ika n la ngka h pengukura n iklim kerja sehingga ha sil
l l l l l l l l l
ba da n pekerja 70 kg.
l l l
31
4. Menentuka n a loka si wa ktu kerja da n istira ha t da la m sa tu l l l l l l l l l l l
perusa ha a n tersebut. l l l
mewujudka n ha k a sa si pekerja . l l l l l
32
kompensa si, promosi da n tunja nga n, pekerja menja di pua s da n
l l l l l l l l
N Va ria bel
l l Defenisi A la t Ukur
l l Ha sil Ukur l Ska la l l
o
1 Lingkunga n l
Fisik
Penca ha ya l l l Penca ha ya a n/ l l l l Lux Meter -Memenuhi sya ra t l l Nomin
a n/
l penera nga n a da la h l l l l l denga n nila i minima l l l l al
l
n pa da sua tu bida ng
l l l l Lux
kerja ya ng diperluka n l l l -Tida k Memenuhi
l
kegia ta n seca ra l l l l
(Kepmenkes RI
No.1405/Menkes/SK/XI/200
efektif.
2)
Intensita s ca ha ya l l l l
a da la h ba nya knya
l l l l l l
ca ha ya a da pa da
l l l l l l l
sua tu lua s l l
permuka a n,merupa k l l l
33
N Va ria bel
l l Defenisi A la t Ukur
l l Ha sil Ukur
l Ska la
l l
o
a n a spek lingkunga n
l l l
fisik ya ng sa nga t l l l
penting untuk
kesela ma ta n da n l l l l
kenya ma na n l l l
kerja .Bebera pa l l l
ma ca m sumber
l l
sumber penca ha ya a n l l l l
tida k dikehenda ki
l l Meter Jika >85 dBA bera rti
l l l
ya ng bersumber da ri
l l tida k memenuhi
l
a la t a la t proses
l l l l sya ra t
l l
produksida n a la t a la t l l l l l
(Kepmenkes RI
No.1405/Menkes/SK/XI/
kerja ya ng pa da l l l l
2002)
tingka t tertentu da pa t l l l
menimbulka n l
ga nggua n
l l
pendenga ra n l l
a da la h kondisi ya ng
l l l l sya ra t
l l
da pa t dira sa ka n
l l l l l Jika suhu >300C l
ya ng ma na kita
l l l l memenuhi sya ra t l l
2)
pa na s,sejuk/dingin
l l
ka ndunga n da ri ua p
l l l l Bila >60% tida k
l l
a ir ya ng a da di
l l l l
34
N Va ria bel
l l Defenisi A la t Ukur
l l Ha sil Ukur
l Ska la
l l
o
uda ra . l l memenuhi sya ra t l l
(Kepmenkes RI
No.1405/MENKES/SK/XI
/2002)
ka ra kteristik
l l tida k mempenga ruhi
l l
lingkunga n kerja l l
tersebut ya ng l
mempenga ruhi l
pera sa a n pekerja . l l l l
Lingkunga n kerja l l
psikologis
memberika n deskripsi l
a ktivita s menta l ya ng
l l l l
pekerja sela ma ja m l l l l
kerja a ta u di pos. l l l
meliputi
kebisinga n ya ng l l Bila nila i <50%
l l
konsentra si da n l l
stress pa da sa a t l l l l
bekerja . l
Suhu ya ng l
membua t keringa t l l
ya ng berlebih,
l
35
N Va ria bel
l l Defenisi A la t Ukur
l l Ha sil Ukur
l Ska la
l l
o
ga nggua n
l l
perna fa sa n/penga p
l l l l
pa da sa a t bekerja .
l l l l l
Penca ha ya a n l l l l
ya ng membua t ma ta
l l l l
pekerja menja di l l
cepa t lela h.
l l
36
BAB III l
METODOLOGI PENELITIA N l
A. Metode Penelitia n l
C. Popula si da n Sa mpel l l l
C.1Popula si l
oleh peneliti untuk dipela ja ri, da n kemudia n dita rik sua tu kesimpula n. l l l l l l l
a nggota da ri objek ya ng dia ma ti; bisa berupa ora ng, benda , objek, serta
l l l l l l l l l l l
ditentuka n oleh topik da n tujua n survei (A rdia nto, 2010: 170).A da pun
l l l l l l l
C.2 Sa mpel l
sa mpel dia mbil sedemikia n rupa sehingga setia p unit memiliki pelua ng ya ng
l l l l l l l l
37
sa ma untuk dipilih seba ga i sa mpel. Penga mbila n jumla h sa mpel denga n
l l l l l l l l l l
non proba bility sa mpling, ya itu teknik penga mbila n sa mpel ya ng tida k l l l l l l l l
da ta dila kuka n seca ra online mela lui google form ya ng diseba rka n mela lui
l l l l l l l l l l l
popula si ya ng mera ta . Oleh seba b itu, metode Non Proba bility Sa mpling
l l l l l l l
penelitia n. l
da la m penelitia n ini.
l l l
D. Teknik Pengumpula n Da ta l l l
1) Kuisioner,
Merupa ka n instrumen penelitia n ya ng terdiri da ri sera ngka ia n perta nya a n
l l l l l l l l l l l
berba ga i keperlua n. l l l
38
mengguna ka n berba ga i buku untuk menja di referensi penelitia n seka ligus l l l l l l l
ba ha n penelitia n.
l l l
E. Teknik Pengola ha n Da ta l l l l
E.1. Coding
Coding aldallalh sualtu proses pemberialn alngkal paldal setialp pertalnyalaln
yalng terdalpalt paldal kuesioner, yalkni sebalgali penggalnti substalnsi
pertalnyalaln. Pembualtaln kode dimalksudkaln untuk menyederhalnalkaln
judul kolom dallalm proses entry daltal (memalsukkaln altalu talbulalsi daltal
E.2.Editing
Editing daltal merupalkaln proses melengkalpi daln meralpikaln daltal yalng
telalh dikumpulkaln dallalm kuesioner. Editing kuesioner digunalkaln untuk
melengkalpi daltal-daltal yalng sudalh diperoleh tetalpi belum dituliskaln
paldal tempalt yalng telalh disedialkaln dallalm kuesioner. Kegialtaln editing
diperlukaln kalrenal paldal walktu pencaltaltaln halsil walwalncalral belum
dituliskaln paldal tempaltnyal altalu aldalnyal caltaltaln informalsi lalin yalng
diperlukaln.
E.3.Entry da ta l l
39
F. Teknik Pengukura n l
1) Sound level meter untuk mengukur intensita s kebisinga n denga n sa tua DbA l l l l l l
Ca ra pengukura nnya
l l l l
a. l Tentuka n titik pengukura n bia sa nya a da 5 titik ya ng dia mbil meliputi titik l l l l l l l l l
tenga h, titik ba gia n timur, titik ba gia n ba ra t, titik ba gia n sela ta n, titik
l l l l l l l l l l l
ba gia n uta ra l l l l
impulsive a ta u ya ng terputus-putus l l l
Ca ra Pengukura nnya
l l l l
a. Tentuka n titik pengukura n bia sa nya a da 5 titik ya ng dia mbil meliputi titik l l l l l l l l l
tenga h, titik ba gia n timur, titik ba gia n ba ra t, titik ba gia n sela ta n, titik
l l l l l l l l l l l
ba gia n uta ra l l l l
untuk menya la ka n a la t. l l l l l
a kura t. l l
40
e. Tunggu sebenta r untuk mengeta hui ha sil pengukura n, seba b a la t a ka n l l l l l l l l l
Ca ra Pengukura nnya
l l l l
a. l Tentuka n titik pengukura n bia sa nya a da 5 titik ya ng dia mbil meliputi titik l l l l l l l l l
tenga h, titik ba gia n timur, titik ba gia n ba ra t, titik ba gia n sela ta n,titik
l l l l l l l l l l l
ba gia n uta ra l l l l
G. Teknik A na lisis Da ta l l l l
A na lisis sta tistik inferensia l dima ksudka n untuk menga na lisis da ta sa mpel
l l l l l l l l l l l
kontra , positif a ta u nega tif, setuju a ta u tida k setuju terha da p sua tu objek sosia l.
l l l l l l l l l l l
41
Interval = skor tertinggi – skor terendah / jumlah alternatif jawaban
disebut ska la Ordina l ya itu ba nya knya a lterna tif ja wa ba n. Untuk itu peneliti l l l l l l l l l l l l
keda la m bebera pa ba gia n dia nta ra nya pengkla sifika sia n ta ngga pa n responden
l l l l l l l l l l l l l l l l
Ja ra k Interva l
l l l : Interva l / Jumla h Jenja ng = Interva l / S l l l l
42
Berda sa rka n pengukura n tersebut, ma ka ka tegorinya a da la h seba ga i
l l l l l l l l l l l l l
Interva l Kriteria l l
Setela h da ta interva l dia ta s suda h diketa hui, kemudia n peneliti mela kuka n
l l l l l l l l l l l
ya nng tela h dila kuka n. Metode survey kua ntita tif da la m penelitia n ini berupa
l l l l l l l l l l
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah PT.Socfindo
Pada awal lahirnya PT.SOCFIN INDONESIA bernama PT.SOCFIN MEDAN
SA (Societe Financiere des Caoutchoucs Medan Societe Anonyme) yang
didirikan pada tahun 1930 berdasarkan akte notaris William Leo No.45 tanggal
07 Desember 1930 yang berkedudukan di Medan dan mengelola perkebunan di
daerah Sumatera Timur, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Timur
Perkembangan selanjutnya berdasarkan penetapan Presiden No.6 tahun
1965, Keputusan Kabinet Dwikora No.A/D/58/1965, No.SK.100/ Men. Perk/1965
menyatakan bahw•a perusahaan perkebunan yang dikelola oleh PT. SOCFIN
diletakan di bawah pengawasan Pemerintah, kemudian pada tahun 1966
diadakan serah terima hak milik perusahaan kepada Pemerintah Indonesia atas
dasar penjualan perkebunan dan harta Socfin SA.
Pada tahun 1968 tepatnya tanggal 29 April 1968 dicapai kesepakatan antara
pemerintah RI dengan pemilik saham SOCFIN SA diperkuat dengan Surat
Keputusan Presiden RI NO.B.68/PRES/6/1968 tanggal 13 Juni 1968 dan surat
keputusan Menteri Pertanian NO.94/Kpts/Op/6/1968 tanggal 17 Juni 1968 yang
berisikan patungan antara Pemerintah RI dengan pengusaha Belgia dengan
komposisi permodalan 40% Pemerintah Republik Indonesia dan 60% Pengusaha
Belgia.
Pengusaha Belgia kemudian memberi nama di Jakarta PT.Socfin Indonesia
(SOCFINDO) yang didirikan melalui Akte Notaris Charli Bahri di Jakarta pada
tanggal 21 Juni 1968 No.23 dan Akte perubahan No.64 tanggal 12 Mei
1968 .Disahkan oleh Menteri Kehakiman pada tanggal 3 September 1969 dan
diumumkan dalam tambahan berita negara RI No.68/69Tanggal 31 Oktober
1969.
Sesuai akta tanggal 3 Mei 2002 No. 5, PERNYATAAN KEPUTUSAN PARA
PEMEGANG SAHAM P.T. SOCFINDO, yang diterbitkan oleh Notaris Ny. R. Arie
Soetarjo SH, Pemerintah RI telah melepas 30 % sahamnya kepada SOCFIN SA,
sehingga saham pemerintah RI saat ini hanya 10% saja.
PT. SOCFIN INDONESIA berdasarkan akte pendiriannya berkedudukan di
Medan, JI.K.L. Yos Sudarso No.106 Po.Box. 1254 Medan 2001, bergerak dalam
bidang perkebunan kelapa sawit dan karet.
44
PT.Socfindo yang menghasilkan kelapa sawit. Status kepemilikan PT.
Socfindo Matapao dipegang oleh perusahaan swasta yang dikelola sejak tahun 7
Desember 1930. Areal perkebunan ini terletak pada tiga Kecamatan di
Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara yang terbagi atas tiga .Pembagian
Area Perkebunan di Kabupaten Serdang Bedagai Divisi Daerah Kecamatan Luas
(Ha) 1 Pelintahan Kecamatan Sei Rampah 791.51 11 Matapao Kecamatan Teluk
Mengkudu
Socfindo Matapao PT.Socfindo Indonesia Kebun Matapao hanva
mengolah buah kelapa sawit (Tandan Buah Sawit/TBS) untuk dijadikan (Curcle
Palm Oil)/CPO dan inti kelapa sawit (Palm Kemel dengan kapasitas pabrik 14 ton
TBS/Jarn. Adapun gambar PT. Socfindo Matapao dapat dilihat berikut ini:
45
f. Membagi kesejahteraan bagi masyarakat dimana kami beroperasi.
46
47
D. Uraian Jabatan dan Tanggung Jawab
PT.Socfindo Kebun Matapao dikepalai oleh seorang pengurus atau ADM
yang bertanggung jawab kepada Group Manager dan Direksi.Dalam
pelaksanaan tugas pengurus dibantu oleh asissten Divisi dilapangan dan
Tekniker I dipabrik serta KTU tugas dan tanggung jawab masing masing
karyawan yang terlibat dalam organisasi di PT.Socfindo Kebun Matapao adalah
sebagai berikut:
1. Asisten Divisi/Afdeling
a. Menyusun dan membuat anggran tahunan, bulanan dan harian.Dan
dokumen/laporan lainnya
b. Melaksanakan instruksi kerja harian(antrian pagi) kepada mandor,mantri
dan krani setiap pagi
c. Mengkoordinir,memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan dan aspek
di afdeling termasuk:
c.1. Biaya
c.2. Kedisiplinan (termasuk pekerja pihak ketiga)
c.3. Penggunaan alat kerja dan alat berat
c.4. Pelaksanaan kerja
c.5. Kemajuan dan hasil kerja(kualitas dan kuantitas)
c.6. Pembibitan
c.7. Transportasi hasil produksi ke pabrik
c.8. Dan kegiatan/aspek lainnya sesuai dengan rencana dan instruksi
kerja serta memberikan masukan untuk tujuan efisiensi dan
efektivitas pekerjaan di lapangan
d. Mengatur, memonitor dan memeriksa administrasi di afdeling terlaksana
sesuai ketentuan serta menelusuri/verifikasi jika ditemukan kejanggalan
e. Memonitor dan menjaga keamanan di afdelling dengan bekerjasama dengan
pihak ketiga
f. Membina dan menjaga hubungan social yang baik dengan masyarakat dan
instansi pihak ketiga.
g. Mendistribusikan gaji pekerja di afdeling masing masing
h. Melakukan investigasi kecelakaan kerja
i. Membuat pesanan barang dan alat alat kebutuhan afdeling
j. Secara bergantian memeriksa stok barang barang terkait teknis pertanian di
Gudang material
k. Melaporkan setiap masalah yang terjadi di afdeling kepada atasan serta
melakukan penyelesaian
l. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan oleh pihak ketiga sudah sesuain
kontrak/kesepakatan
m. Menerapkan,mengontrol dan memonitor pelaksanaan system manajemen
socfindo dilapangan
n. Melakukan pekerjaan lain terkait kepentingan perusahaan sesuai dengan
instruksi atasan.
2. KTU
Mengatur, menangani dan mensupervisi bawahan dalam pelaksanaan
administrasi atau pembuatan laporan terkait keuangan kebun .
48
Bertanggung jawab terhadap kebenaran/ kesesuaian laporan Neraca,
tata Buku, perkiraan transitoris, Compte capital, Cost Analysis dan Cost
center,
Membuat laporan permintaan uang bulanan dan laporan cash flow
(penerimaan dan pengeluaran uang) kebun.
Mereview laporan persentase lembur , Laporan Stock Gudang, Laporan
penerimaan pupuk, Debet Nota/Kredit Nota, Baki Kebun Sepupu,
Laporan pajak, daftar hutang pegawai/karyawan, Laporan Jamsostek.
Bertanggung jawab terhadap Buku kas kebun berserta bukti-bukti
pendukung kas.
Melayani/ menerima tamu/pihak-lll sesuai instruksi pengurus kebun.
Mewakili pengurus kebun koordinasi/ komunikasi dengan pemerintah
daerah maupun swasta
Mengumpulkan data-data untuk penyusunan anggaran biaya kebun
Menerapkan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerjanya.
Melakukan pekerjaan lain sesuai dengan instruksi atasan.
3. Kepala Gudang
Memastikan truk barang diarahkan ke lokasi bongar muat yang tepat
dan proses bongkar muat barang telah sesuai dengan IK/ PSM.
Bertanggung jawab atas kesesuaian fisik stok barang dengan
administrasi di gudang.
Bersama-sama dengan Asisten/ Tekniker terkait menerima, mengawasi
dan memeriksa penerimaan barang sudah sesuai IK/ PSM.
Memonitor pencatatan masuk keluarnya barang pada buku penerimaan
barang, buku pengeluaran barang dan Bin card telah dilakukan sesuai
IK/ PSM.
Membuat bon penerimaan barang, surat pengantar barang, pesanan
barang (Material Request) dan nomor perkiraan untuk pembebanan.
Memeriksa dan memastikan input data penerimaan dan pengeluaran
barang telah sesuai SIR (Stock Issued Requitition) dan GRN (Good
Receive Note).
Memonitor penyimpanan dan penyusunan sudah sesuai dengan IK.
Memastikan penanganan barang B3 baik penyimpanan dan administrasi
sudah sesuai dengan ketentuan.
49
Membuat berita acara apabila terjadi ketidaksesuaian identitas dan
kuantitas barang pada saat penerimaan.
Mengawasi dan memonitor pengeluaran barang sesuai dengan SIR
(Stock Issued Requisition) yang telah ditandatangani oleh Asisten/
Tekniker dan konfirmasi pengeluaran barang telah ditandatangani oleh
pengambil barang dan Asisten/Tekniker terkait.
Menerapkan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerjanya.
Melakukan pekerjaan lain sesuai dengan instruksi atasan.
4. Kepala Laboratorium
Bersama-sama dengan Analis Laboratorium dan divisi Ekspedisi
melakukan proses pengukuran volume /lsoundingl CPO setiap pagi.
Memastikan metode analisa produksi etlah dipahami dan mampu
dilaksanakan oleh Analis Laboratorium
Mengarahkan, mengontrol dan memonitor aktivitas pemeriksaan/
analisa kualítas produksi sesuai dengan IK-
Mengontrol dan memastikan bahwa alat ukur yang digunakan telah
dikalibrasi/ verifikasi.
Memastikan areal laboratorium dan lingkungannya dalam keadaan
bersih, rapi dan aman untuk bekerja serta limbah dikelola sesuai dengan
IK yang ditetapkan.
Memeriksa dan memaraf semua hasil analisa di laboratorium, apabila
ditemukan ketidaksesuaian pada hasil, menginstruksikan analisa ulang
dan melaporkan hasilnya ke Tekniker.
Mengisi daftar lembur pekerja serta memeriksa dan memarafkan lembur
harian.
Membuat jadwal shift dan memonitor absensi analis laboratorium serta
melaporkan ketidakhadiran.
Memonitor dan mengontrol pemakaian bahan dan alat laboratorium agar
siap pakai serta membuat permintaan akan kebutuhan bahan dan alat
kerja di laboratorium.
Menginput data laporan hasil kerja laba per shift ke bahagian terkait.
Menerapkan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerjanya.
Melakukan pekerjaan lain sesuai dengan instruksi atasan.
5. Mandor 1 Produksi
50
Membantu Asisten dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengontrolan
kerja potong buah sesuai
Menghadiri antrian pagi dan mendengarkan instruksi kerja harian dari
Asisten.
Menginstruksi kembali pekerjaan harian ke Mandor Potong Buah secara
lebih terperinci khususnya dalam pembagian tenaga kerja.
Menerima dan meneruskan laporan mengenai jumlah pemakaian
pekerja masing-masing mandor ke Asisten.
Memastikan kelengkapan dan kondisi alat kerja siap pakai dan aman.
Mengetahui secara persis lokasi aktifitas potong buah serta memonitor
dan mengontrol aktifitas potong buah di lapangan sesuai dengan
instruksi, mutu ancak dan mutu buah.
Mengatur pusingan potong buah agar tetap 6-7 hari atau 4 kali sebulan.
Mengatur kenek transpor dan rute transpor buah dari afdeling ke pabrik
dengan berkoordinasi dengan mandor transport.
Turut menjaga keamaan di area kerjanya, yaitu afdeling dan bersama-
sama dengan centeng melakukan patroli keamanan.
Menerima dan meneruskan laporan dari Mandor Potong Buah ke
Asisten .
Menerapkan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerjanya.
Melakukan pekerjaan-pekerjaan Iain untuk kepentingan perusahaan
sesuai instruksi atasan.
1. Krani Payroll/Keliling Afdeling
Menghadîri antrian pagi dan mendengarkan instruksi kerja harjan.
Mencatat kehadiran semua pekerja, jenis pekerjaan dan output kerja
harian di Afdeling kemudian memasukkan data-data tersebut ke sistem
Harvest,
Mencatat pemakaian bahan untuk Iapangan.
Melengkapi laporan kegiatan bulanan OP/ OPR.
Membuat daftar penerima premi dan jumlah premi sesuai ketentuan,
menyerahkan ke Asisten untuk diverîfikasi dan memasukkan data premi
pekerja ke sistem Harvest.
Melayani pekerja yang akan mengambil hak-hak normatif sesuai PKB.
Memeriksa kebenaran perhitungan THR dan Bonus pekerja.
51
Membuat daftar hutang pekerja.
Mencetak slip gaji dan membantu Asisten mendistribusikan gaji ke
pekerja.
Mengambil dan mendistribusikan catu beras ke pekerja.
Membuat laporan mensuel afdeling.
Membuat laporan prestasi kerja dan kartu stok harian di kantor afdeling.
Membantu pekerjaan administrasi Asisten lainnya.
Melakukan Patroli LK3.
Menerapkan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerjanya.
Melakukan pekerjaan lain sesuai dengan instruksi atasan.
2. Mandor Potong Buah
Menghadiri antrian pagi dan mendengarkan instruksi kerja harian dari
Asisten.
Memimpin antrian pagi untuk karyawan potong buah serta memberikan
instruksi kerja harian.
Menyiapkan alat kerja serap untuk kegiatan potong buah.
Memonitor kesiapan dan kondisi peralatan kerja serta APD karyawan
untuk keperluan potong buah.
Mengawasi dan memeriksa aktivitas potong buah karyawan sesuai
ketentuan dan memenuhi target harian.
Mengawasi dan memeriksa hasil pekerjaan potong buah/ disiplin potong
buah yaitu mutu buah dan mutu ancak (pengutipan berondolan dan
cabang sengkleh, susunan cabang dan menjaga songgo buah).
Mengawasi aktivitas pengumpulan buah di TPH.
Menanggapi jika terdapat laporan/ permintaan yang relevan dengan
kegiatan potong buah dari karyawan potong buah serta melaporkan ke
Mandor 1 dan Asisten.
Mengawasi sarung/cover pada pisau egrek atau dodos telah terpasang
setiap pindah ancak dan selesai pekerjaan.
Membuat laporan-laporan untuk diserahkan kepada Asisten kebun,
yaitu:
Laporan persen panen dan mutu ancak
Laporan gangguan
Laporan penyimpangan kebun harian
52
dan laporan lainnya yang ditetapkan oleh Atasan.
Menerapkan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerjanya.
Melakukan pekerjaan-pekerjaan- pekerjaan lain untuk kepentingan
perusahaan sesuai dengan instruksi atasan.
3. Tekniker I
Menjamin, menyetujui, dan menginstruksi proses pengolahan dan IKS
Menjamin dan menyetujui rencana pemeliharaan pabrik secara
keseluruhan.
Menjamin bahwa kebijaksanaan mutu dimengerti,ditetapkan, dipelihara
diseluruh unit pengolahan.
Membantu manajer untuk mengidentifikasikan persyaratakan-
persyaratan SDM dan meggunakan personil terlatih disetiap posisi.
Meninjau persyaratan bahan kimia, peralatan dan pembuatan yang
diusulkan oleh Tekniker II, Mandor pengolahan dan Laboratorium.
Meninjau rencana produksi danjadwal pemeliharaan peralatan di pablik.
Mengidentifikasikan kebutuhan pemeliharaan untuk semua personil
yang langsung mempengaruhi mutu.
Mengevaluasi kemajuan proses pengolahan dan peralatan mesin.
4. Tekniker II
Menjamin bahwa kebijaksanaan mutu dimengerti, diterapkan dan
dipelihara oleh mandor-mandor dan pekerja pada proses pengolahan.
Membuata rencana pemakaian TK, peralatan dan bahan-bahan kimia
yang digunakan pada proses pengolahan sesuai ketetuan yang ada.
Mengawasi kondisi mesin agar proses produksi dilakukan secara efektif
dan efisien untuk mencapai produktivitas yang tinggi.
Mengendalikan proses pengolahan dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
Bertanggungjawab terhadap keberhasilan seluruh lingkungan
pengolahan rvxs dan xs.
5. Krani I Pabrik
Menginput dan memproses hasil sounding prodüksi AKS dan İKS setiap
hari di sistem Harvest.
53
Melaporkan data-data prodüksi ke sub Bhg. Tehologi dan Bhg terkait
lainnya.
Membuat berita acara pemeriksaan persediaan N'KS dan İKS akhir
bulan.
Membuat laporan prodüksi bulanan dan tahunan kemudian meneruskan
ke bahagian terkait.
Memonitor biaya pengolahan dan melaporkan jika ada kejanggalan
Mengetik dan menyimpan surat-surat pabrik.
Memenksa dan memonitor hasil input data workshop.
Membantu telmiker membuat budget.
Menerapkan sistem managemen socfindo dilingkup kerjanya.
Melakukan pekerjaan lain untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan
intruksi atasan.
6. Mandor Bengkel Umum
Mengatur kerja dan mengawasi aktivitas para pekerja bengkel umum
sesuai dengan work order
Mengisi laporan pekerjaan di work order dan melaporkan ke tekniker.
Meminta spare part ke gudang sesuai keperluan perbaikan atau
perawatan.
Mencatat kehadiran dan lembur pekerja bengkel umum.
Berkonsultasi dengan telmiker jika dalam menyelesaikan permasalahan
saat perawatan dan perbaikan.
7. Mandor Bengkel Transport
Mengatur kerja dan mengawasi aktivitas para pekerja bengkel umum
sesuai dengan work order
Mengisi laporan pekerjaan di work order dan melaporkan ke tekniker.
Meminta spare part ke gudang sesuai keperluan perbaikan atau
perawatan.
Mencatat kehadiran dan lembur pekerja bengkel umum.
Berkonsultasi dengan tekniker jika dalam menyelesaikan permasalahan
saat perawatan dan perbaikan.
8. Analisa Laboratorium
Menjamin bahwa kebijaksanaan mutu dipahami petugas lab dan
dipelihara di seluruh tingkat organisasi di laboratorium dan sortasi.
54
Membuat rencana pemakaian bahan —bahan serta alat yang
berhubungan dengan analisa laboratorium dan sortasi untuk
disampaikan pada kepala pengolahan setelah disetujui adm.
Menjamin bahwa pemeriksaan dan pengujian pada penerimaan TBS
dalam proses dan produk akhir telah dilaksanakan sesuai dengan
prosedur dan catatan waktuyang telah ditetapkan
Menyetujui laporan hasil pemeriksaan dan pengujian pada penerimaan
bahan baku pada awal produk maupun akhir.
9. Kepala Keamanan
Memberikan pengarahan/apel kepada Petugas Keamanan
Mengkoordinir dan mengatur pekerjaan petugas keamanan termasuk
satpam dan centeng di areal kebun.
Mengontrol dan memonitor (patroli) aktivitas petugas keamanan
Memastikan prosedur pengendalian tamu dan penerimaan fruk barang
telah dilaksanakan sesuai IK/PSM.
Memastikan pengawasan atas penerimaan TBS dan pengeluaran
barang dari areal jaganya telah dilakukan dengan baik.
Memastikan penjagaan dan turut menjaga keamanan aset perusahaan
di Kantor, Pabrik dan Lapangan.
Melaporkan segera apabila ada petugas keamanan yang tidak hadir.
Mewakili pihak kebun PT Socfindo untuk berhubungan dengan
kepolisian terkait masalah keananan dan menghadiri sidang yang terkait
masalah keamanan.
Memastikan areal posjaga Keamanan dalam keadaan bersih.
Menerapkan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerjanya.
Melakukan pekerjaan lain sesuai dengan instruksi atasan.
10. Satpam/Centeng
Menghadiri apel pagi jika ada
Membersihkan pos jaga termasuk kamar mandinya
Melaksanakan prosedur pengendalian tamu.
Mengkonfirmasikan kepada atasan sebelum menerima mempersilahkan
masuk Tamu.
55
Meminta Tamu yang hadir telah mengisi buku tamu, menjelaskan
protokoler tamu, meninggalkan kartu identitas, memberikan kartu Visitor'
serta meminta kembali kartu tersebut.
Memeriksa dan mencatat nomor kendaraan setiap truk angkutan
produksi dari kebun sepupu, truk angkutan barang ke gudang material
atau gudang pupuk dan truk angkutan produksi/TBS
Mengawasi proses penimbangan dan pembongkaran TBS.
Menjaga keamanan dan aset perusahaan di areal kantor
Pengurus ,Pabrik dan Lapangan.
Melakukan patroli secara bergantian berdasarkan giliran.
Melaporkan segera setiap kejadian gangguan keamanan yang terjadi
dilapangan ataupun di daerah pabrik kepada atasan.
Menangkap dan menyerahkan pelaku gangguan keamanan ke pihak
yang berwajib.
11. Kepala Operator Boiler
Mengawasi aktivitas pengoperasian boiler telah dilaksanakan IK/PSM.
Memeriksa dan memastikan alat indicator, alat pengaman dan pipa
boiler dalam kondisi baik.
Mengatur, mengkoordinir dan melakukan pekerjaan pengoperasian
boiler.
Memastikan level air dalam boiler normal dan di feed water tank penuh
dengan temperature 60 derajat.
Memonitor dan memastikan bahan bakar boiler selalu tersedia,
Menjaga dan memonitor kestabilan tekanan steam sesuai dengan 1K.
Mengisi dan memperbaharui jurnal pengoperasian boiler.
Mencatat dan melaporkan ketidakhadiran dan lembur operator boiler.
Melakukan tindakan pengamanan apabila keadaan boiler dalam bahaya.
Koordinasi dengan mandor water treatment untuk pengontrolan kualitas
dan kuantitas air umpan boiler (konfirmasi dengan kebun lain). Adapun
tugas-tugas umum sebagai berikut:
Membersihkan areal tempat kerja.
Melaporkan apabila terjadi gangguan/kerusakan pada alat mesin ke
atasan.
Menerapakan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerja.
56
Melakukan pekerjaan-pekerjaan lainnya sesuai instruksi.
12. Operator Boiler
Mengoperasikan boiler sesuai 1K.
Mengawasi ketersediaan bahan bakar boiler (cangkang dan sampah).
Menjaga kestabilan tekanan steam sesuai instruksi yang ditetapkan.
Mengawasi agar alat-alat indicator, alat pengaman dan instalasi pipa
boiler dalam kondisi baik.
Mengawasi level air dalam boiler normal dan di feed water tank penuh
dengan temperature 60 derajat.
Mengeluarkan abu dari dapur boiler secara berkala. Adapun tugas tugas
umum sebagai berikut:
Membersihkan areal tempat kerja.
Melaporkan apabila terjadi gangguan/kerusakan pada alat/ mesin
ke atasan.
Menerapakan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerjanya.
Melakukan pekerjaan-pekerjaan lainnya sesuai instruksi atasan.
13. Operator Kamar Mesin
Mengoperasikan mesin genset sesuai IK.
Mencatat Jam Jalan (hour meter) di bukujam jalan pada saat PLN mati
dan penggunaan listrik KW/Jam di buku listrik.
Menyalakan mesin pompa air dan mengontrol operasi mesin pompa air
dari sumur bor ke bak air agar tidak tumpah.
Melaporkan ke atasan apabila mesin pompa tidak dapat berfungsi
dengan baik.
Memastikan alat-alat indikator beroperasi dengan baik.
Merawat mesin genset.
Adapun tugas- tugas umum sebagai berikut:
Membersihkan arcal tempat kerja.
Melaporkan apabila terjadi gangguan/kerusakan pada alat/ mesin
ke atasan.
Menerapkan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerjanya.
Melakukan pekerjaan-pekerjaan lainnya sesuai instruksi atasan.
57
E. Jaringan Usaha/Kegiatan
PT Socfindo bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan karet yang
berlokasi di Sumatera Utara dan Aceh. Perkebunan kelapa sawit di Sumatera
Utara terdiri dari 5 kebun yaitu Negeri Lama, Aek Loba, Tanah Gambus, Bangun
Bandar dan Matapao; sedangkan perkebunan kelapa sawit di Aceh terdiri dari 4
perkebun yaitu Sel Liput, Lae Butar, Seumanyam dan Seunagan.
Perkebunan karet yang dimiliki PT Socfindo yang semuanya berlokasi di
Sumatera Utara terdiri dari 2 kebun yaitu Aek Pamienke, Tanah Besih, Khusus
untuk kebun Lima Puluh dan Tanjung Maria, saat ini sedang dalam proses
konversi menjadi komoditi kelapa sawit yang direncanakan akan selesai sampai
dengan tahun 2022.
Hasil produksi perkebunan PT Socfindo baik kelapa sawit maupun karet
diolah di pabrik sendiri yang dimilikinya yang berjumlah 11 pabrik yaitu:
9 pabrik kelapa sawit (Palm Oil Mill/ POM) yang mengolah tandan buah
segar (TBS) menjadi CPO (Crude Palm Oi) dan Palm Kernel/Inti Sawit.
2 pabrik crumb rubber yang mengolah latex menjadi Crumb Rubber.
Disamping sebagai perusahaan perkebunan PT Socfindo juga mempunyai
usaha lain yaitu:
a. Produsen Kecambah Kelapa Sawit PT Socfindo merupakan salah satu
produsen kecambah kelapa sawit terbesar di Indonesia. Produksi
kecambah / bibit kelapa sawit dilakukan di BBSP (Bangun Bandar Seed
Production) yang berlokasi di Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten
Serdang Bedagai dan di ALSP (Aek Loba Seed Production) yang berlokasi
di Kecamatan Aek Kuasan, Kabupaten Asahan.
b. Laboratorium Analitik
Laboratorium ini melayani analisa tanah dan daun yang digunakan untuk
menentukan rekomendasi pemupukan. Laboratorium ini juga melayani
analisa pupuk untuk menentukan kandungan hara yang terkandung dalam
pupuk serta analisa air dan limbah cair untuk menentukan kualitas air
berdasarkan baku mutu peraturan perundangan.
58
F. Hasil Penelitian
Adapun ruangan bagian produksi yang diteliti oleh si ada 5 Area
yang akan diukur dan diteliti yakni :
Area Loading Ramp
59
Dari hasil pengukuran suhu di area Loading Ramp dinyatakan
telah memenuhi syarat.
Menurut Kepmenkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 Suhu pada
area Loading Ramp telah memenuhi syarat yang dimana
dinyatakan jika suhu <300C berarti telah memenuhi syarat,
Dan menurut Kepmenkes RI Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002
tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan Industri persyaratan suhu yaitu 180-280C
b) Kelembaban
c) Pencahayaan
Pengukuran Pencahayaan
(Loading Ramp)
Titik I : 180 Lux
Titik II : 210 Lux B
Titik III : 123 Lux
S P U
Titik IV : 105 Lux
T
Titik V : 108 Lux +
726 Lux
60
pencahayaan yang diperoleh dari 5 titik yaitu 726 Lux.Dan
dinyatakan memenuhi syarat.
Menurut Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 ,jika
nilai minimal yang diperoleh 200 Lux, maka pencahayaan telah
memenuhi syarat, jika <200 Lux maka tidak memenuhi syarat.Dan
hasil pengukuran pencahayaan pada area Loading Ramp
dinyatakan telah memenuhi syarat.
d) Kebisingan
Adapun pengukuran kebisingan yang dilakukan oleh si peneliti
yaitu dengan menggunakan alat sound level meter, handphone
untuk merekam.Adapunpengukuran kebisingan yang diperoleh
sebagai berikut :
61
Area Ripple Mill
4. 5 Ripple Mill
a) Suhu
Adapun pengukuran suhu dilakukan si peneliti dengan
menggunakan alat termometer dan meteran, suhu yang diperoleh :
3. Pengukuran suhu didekat mesin diperoleh 280C
4. Ketika pada jarak 2 meter diperoleh suhu 260C
Dari hasil pengukuran suhu di area ripple mill dinyatakan telah
memenuhi syarat.
Menurut Kepmenkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 Suhu pada
area Loading Ramp telah memenuhi syarat yang dimana
dinyatakan jika suhu <300C berarti telah memenuhi syarat,
Dan menurut Kepmenkes RI Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002
62
tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan Industri persyaratan suhu yaitu 180-280C
b) Kelembaban
c)Pencahayaan
e) Kebisingan
63
Adapun pengukuran kebisingan yang dilakukan oleh si peneliti
yaitu dengan menggunakan alat sound level meter, handphone
untuk merekam.Adapunpengukuran kebisingan yang diperoleh
sebagai berikut :
64
Area Sterilizer
4. 5 Sterilizer
d) Suhu
Adapun pengukuran suhu dilakukan si peneliti dengan
menggunakan alat termometer dan meteran, suhu yang diperoleh :
5. Pengukuran suhu didekat mesin diperoleh 300C
6. Ketika pada jarak 2 meter diperoleh suhu 280C
Menurut Kepmenkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 Suhu pada
area sterilizer telah memenuhi syarat yang dimana dinyatakan jika
65
suhu <300C berarti telah memenuhi syarat,
Dan menurut Kepmenkes RI Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002
tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan Industri persyaratan suhu yaitu 180-280C
e) Kelembaban
f) Pencahayaan
Pengukuran Pencahayaan
(Sterilizer)
Titik I : 200 Lux B
Titik II : 180 Lux
Titik III : 220 Lux S P U
Titik IV : 190 Lux
Titik V : 204 Lux + T
994 Lux
66
67
f) Kebisingan
Adapun pengukuran kebisingan yang dilakukan oleh si peneliti
yaitu dengan menggunakan alat sound level meter, handphone
untuk merekam.Adapunpengukuran kebisingan yang diperoleh
sebagai berikut :
Pengukuran Kebisingan di Area Sterilizer
Pengukuran 1 Selama 4 Detik 80,0
Pengukuran 2 Selama 4 Detik 75,7
Pengukuran 3 Selama 4 Detik 75,2
Pengukuran 4 Selama 4 Detik 81,4
Pengukuran 5 Selama 4 Detik 80,2
Pengukuran 6 Selama 4 Detik 82,0
Pengukuran 7 Selama 4 Detik 83,2 1 Menit
Pengukuran 8 Selama 4 Detik 80,6 60 Detik
Pengukuran 9 Selama 4 Detik 76,5
Pengukuran 10 Selama 4 Detik 80,2
Pengukuran 11 Selama 4 Detik 82,0
Pengukuran 12 Selama 4 Detik 83,0
Pengukuran 13 Selama 4 Detik 75,0
Pengukuran 14 Selama 4 Detik 73,0
Pengukuran 15 Selama 4 Detik 77,8
Rata-Rata 79,05
Menurut Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 ,jika <85
Dba berarti kebisingan memenuhi syarat , dan jika >85 dba berarti
tidak memenuhi syarat dan hasil pengukuran kebisingan yaitu
79,05 dba , berarti kebisingan didaerah sterilizer memenuhi
syarat.
68
Stasiun Press
4. 5 Stasiun Press
Station press yaitu untuk menyuling minyak pada daging buah kelapa
sawit. Adapun Luas area Stasiun Press yaitu
L =Panjang X Lebar
= 45m x 40 m
=1.800 m2
Adapun jumlah karyawan dalam area ini 8 orang, tetapi mereka
masuknya system shift.dengan durasi bekerja selama 6 jam. dan hasil
Pengukuran :
a) Suhu
Adapun pengukuran suhu dilakukan si peneliti dengan
menggunakan alat termometer dan meteran, suhu yang diperoleh :
1. Pengukuran suhu didekat mesin diperoleh 300C
2. Ketika pada jarak 2 meter diperoleh suhu 300C
Menurut Kepmenkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 Suhu pada
area stasiun press telah memenuhi syarat yang dimana
dinyatakan jika suhu <300C berarti telah memenuhi syarat,
Dan menurut Kepmenkes RI Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002
tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan Industri persyaratan suhu yaitu 180-280C
69
b)Kelembaban
c)Pencahayaan
Pengukuran Pencahayaan
(Stasiun Press)
Titik I : 180 Lux
B
Titik II : 115 Lux
Titik III : 113 Lux S P U
610 Lux
70
d)Kebisingan
Adapun pengukuran kebisingan yang dilakukan oleh si
peneliti yaitu dengan menggunakan alat sound level meter,
handphone untuk merekam.Adapun pengukuran kebisingan yang
diperoleh sebagai berikut :
Pengukuran Kebisingan di Area Stasiun press
Pengukuran 1 Selama 4 Detik 86,8
Pengukuran 2 Selama 4 Detik 82,9
Pengukuran 3 Selama 4 Detik 80,0
Pengukuran 4 Selama 4 Detik 83,8
Pengukuran 5 Selama 4 Detik 80,8
Pengukuran 6 Selama 4 Detik 79,7
Pengukuran 7 Selama 4 Detik 85,0 1 Menit
Pengukuran 8 Selama 4 Detik 85,5 60 Detik
Pengukuran 9 Selama 4 Detik 85,8
Pengukuran 10 Selama 4 Detik 81,2
Pengukuran 11 Selama 4 Detik 82,0
Pengukuran 12 Selama 4 Detik 81,5
Pengukuran 13 Selama 4 Detik 87,5
Pengukuran 14 Selama 4 Detik 88,0
Pengukuran 15 Selama 4 Detik 85,0
Rata-Rata 83,7
Menurut Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 ,jika <85
Dba berarti kebisingan memenuhi syarat , dan jika >85 dba berarti
tidak memenuhi syarat dan hasil pengukuran kebisingan yaitu
83,7 dba , berarti kebisingan didaerah stasiun press memenuhi
syarat.
71
Area Boiler
4. 5 Boiler
Area Boiler adalah area untuk pemanasan air air sampai temperatur
tertentu dan menghasilkan uap/steam pada suatu wadah tertutup
sehingga uap/steam menghasilkan tekanan yang di gunakan untuk
menggerakkan sebuah mesin. Adapun Luas area Boiler yaitu
L = Panjang X Lebar
= 20,5 m x 10 m
= 205 m2
Adapun jumlah karyawan dalam area ini 8 orang,dengan durasi bekerja 6
jam tetapi mereka masuknya system shift.. dan hasil Pengukuran :
a)Suhu
Adapun pengukuran suhu dilakukan si peneliti dengan
menggunakan alat termometer dan meteran, suhu yang diperoleh :
1. Pengukuran suhu didekat mesin diperoleh 310C
2. Ketika pada jarak 2 meter diperoleh suhu 280C
Menurut Kepmenkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 Suhu pada
area stasiun press telah memenuhi syarat yang dimana
dinyatakan jika suhu <300C berarti telah memenuhi syarat,
Dan menurut Kepmenkes RI Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002
tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan Industri persyaratan suhu yaitu 180-280C
72
b)Kelembaban
c)Pencahayaan
Pengukuran Pencahayaan
(Boiler)
Titik I : 200 Lux
Titik II : 180 Lux B
73
d)Kebisingan
Adapun pengukuran kebisingan yang dilakukan oleh si peneliti
yaitu dengan menggunakan alat sound level meter, handphone
untuk merekam.Adapun pengukuran kebisingan yang diperoleh
sebagai berikut :
Pengukuran Kebisingan di Area Boiler
Pengukuran 1 Selama 4 Detik 82,1
Pengukuran 2 Selama 4 Detik 92,0
Pengukuran 3 Selama 4 Detik 89,0
Pengukuran 4 Selama 4 Detik 86,4
Pengukuran 5 Selama 4 Detik 87,2
Pengukuran 6 Selama 4 Detik 85,2
Pengukuran 7 Selama 4 Detik 81,3 1 Menit
Pengukuran 8 Selama 4 Detik 87,0 60 Detik
Pengukuran 9 Selama 4 Detik 83,1
Pengukuran 10 Selama 4 Detik 85,2
Pengukuran 11 Selama 4 Detik 87,9
Pengukuran 12 Selama 4 Detik 87,6
Pengukuran 13 Selama 4 Detik 87,8
Pengukuran 14 Selama 4 Detik 82,6
Pengukuran 15 Selama 4 Detik 82,5
Rata-Rata 85,79
Menurut Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 ,jika <85
Dba berarti kebisingan memenuhi syarat , dan jika >85 dba berarti
tidak memenuhi syarat dan hasil pengukuran kebisingan yaitu
85,79 dba , berarti kebisingan di area boiler tidak memenuhi
syarat.
74
Pengukuran Keseluruhan dari setiap titik:
75
Pengukuran Pencahayaan
(Clarifikasi)
Titik I : 340 Lux
Titik II : 240 Lux 1 3
Titik III : 150 Lux
5
Titik IV : 120 Lux
2 4
Titik V : 130 Lux +
980 Lux
Pengukuran Pencahayaan
(Sterilizer)
Titik I : 200 Lux
Titik II : 180 Lux 1 3
Titik III : 220 Lux
5
Titik IV : 190 Lux 2 4
Titik V : 204 Lux +
994 Lux
Pengukuran Pencahayaan
(Loading Ramp)
Titik I : 180 Lux
Titik II : 210 Lux 1 3
Titik III : 123 Lux 5
Titik IV : 105 Lux 2 4
76
Pengukuran Pencahayaan
(Stasiun Press)
Titik I : 180 Lux
1 3
Titik II : 115 Lux
Titik III : 113 Lux 5
2 4
Titik IV : 102 Lux
Titik V : 100 Lux +
610 Lux
Total Pencahayaan di 5 area yakni area Ripple Mill, area Clarifikasi, area
Sterilizer, area Loading Ramp, area Stasiun Press
725 Lux +980 Lux+ 994 Lux+726 Lux +610 Lux 4035
= =807 Lux
5 5
77
L Total=10 log ¿ 1089,80/10 + 1082,34/10 + 1079,05/10 + 1083,7/10 + 1085,79/10) db
L Total=10 log (108,98 + 108,234 + 107,905 + 108,37 +108,579 ) db
L Total=10 log (954.992.586 +171.395.730,7 +803.526.12,2+234.422.881,5 +
379.314.984.9)
L Total=10 log (182.047.8795,3) db
LTotal = 92,60 db
78
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang banyak
dibudidayakan di Indonesia. Luas areal karet pada tahun 2015 menempati urutan
pertama dengan luas 3.621.100 Ha, disusul oleh, kakao, kopi, tebu, tembakau
dan teh (Badan Pusat Statistik, 2015). Di era baru persaingan global ini, pasar
yang bervariasi dan kemajuan teknologi yang pesat membutuhkan tenaga kerja
yang lebih fleksibel dan kompeten (Nikandrou et al., 2009). Bisnis hari ini berjalan
global dan membutuhkan lebih banyak berpendidikan dan pelatihan pekerja
untuk menghadapi tantangan baru (Werner dan DeSimone, 2009).
Demikian pula di perusahaan perkebunan, karyawan adalah sumber
daya penting dari organisasi mereka yang memainkan peran utama dan
berkontribusi pada keberhasilan perkebunan. Faktor lingkungan tempat kerja
memegang peranan penting terhadap kinerja karyawan. Faktor-faktornya
lingkungan tempat kerja memberikan dampak yang sangat besar bagi karyawan
baik terhadap hasil negatif atau hasil positif (Chandrasekar, 2001). Menurut
Boles et al. (2004), ketika karyawan secara fisik dan emosional memiliki
keinginan untuk bekerja, maka hasil kinerja mereka akan meningkat.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ada beberapa pengaruh
positif ketika menerapkan lingkungan tempat kerja yang tepat strategi seperti
desain mesin, desain pekerjaan, desain lingkungan dan fasilitas (Burri &
Halander, 1991). Kondisi tempat kerja memengaruhi kinerja karyawan terdiri dari
mematuhi dan mematuhi organisasi aturan, kualitas, bekerja sama dengan rekan
kerja untuk menyelesaikan tugas masalah, berkonsentrasi pada tugas, dan
kreativitas (Hernaus & Mikulic, 2013; Kahya, 2007). Tidak ada pekerjaan
dilakukan dalam ruang hampa, setiap pekerjaan dilakukan dalam tempat kerja
dan dengan . demikian karakteristik tempat kerja itu adalah elemen penting untuk
diidentifikasi dalam mendefinisikan dan memahami pekerjaan itu (Prien et al.,
2009).
Berdasarkan definisi ini Prien and his rekan (Prien et al., 2009)
menyarankan/mengembangkan dan memperkenalkan profil karakteristik tempat
kerja organisasi terdiri dari 12 dimensi. Efficiency, efisien kualitas dan kuantitas
pengelolaan pekerjaan yang semakin dinamis dan lingkungan yang kompleks,
dan individu diharapkan untuk beradaptasi dan mengatur kegiatan mereka untuk
mempertahankan efisiensi.
Mengakomodasi penyandang disabilitas,penekanannya adalah pada
membantu individu untuk mengatasi keterbatasan, dan memfasilitasi upaya
individu untuk mengatasi hambatan di tempat kerja. Komunikasi, berkomunikasi
dengan orang lain dan mencari informasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas.
Mengakomodasi orang-orang dari berbagai latar belakang, beradaptasi
dengan orang-orang yang tidak berasal dari arus utama, melainkan dari yang
berkembang heterogenitas tempat kerja. Standarisasi peran, Ini menunjukkan
bahwa individu tahu apa yang harus mereka lakukan dan ketahui apa yang
diharapkan dari mereka, dan dengan demikian menghasilkan kelangsungan
kegiatan. Standarisasi tugas, standarisasi tugas dan standar kinerja tugas
79
pekerjaan ini.
Mengelola perubahan, memberikan dukungan bagi karyawan dalam
memahami perlunya perubahan, dalam menghadapi perubahan, dan dalam
memulai banyak transisi dibutuhkan oleh perubahan kondisi di tempat kerja.
Mengelola pekerjaan untuk efektivitas, merespons efektif terhadap kekuatan
eksternal, merespons dengan segera terhadap perubahan pasar, termasuk
keinginan pelanggan dan kebutuhan, pergeseran pasar lainnya, persaingan,
perubahan teknologi, hukum dan peraturan.
Mengontrol pelecehan, keputusasaan aktif dari pelecehan di tempat kerja,
disengaja atau tidak disengaja, pelecehan berdasarkan ras, usia, jenis kelamin,
fisik batasan, atau agama. Jenis kompetensi meliputi keterampilan, pengetahuan,
peran sosial, citra diri, sifat, dan motif (Rivai dan Sagala, 2009). kinerja dan
kinerja karyawan karena disiplin kerja membuat karyawan melakukan sosial yang
baik penyesuaian diri, mematuhi semua aturan, melakukan tindakan korektif, dan
efektif dalam bekerja (Ginting, 2013). Oleh karena itu, Chandrasekar (2011) telah
menyatakan bahwa hubungan atau hubungan antara karya, tempat kerja, alat-
alat kerja telah menjadi aspek terpenting dalam pekerjaan mereka itu sendiri.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran untuk pekerja di PT.Socfin
Indonesia Perkebunan Matapao dapat menambah penerangan buatan seperti
lampu , menambah alat pendingin seperti kipas pada ruang pemproduksian
sehingga pekerjaan yang dilakukan pekerja terasa lebih nyaman.
80
LA MPIRA N
l l
KUESIONER PENELITIA N l
TA HUN 2022. l
Ma ta pa o
l l l
Titik Tenga h : l
TitikTimur :
Titik Ba ra tl l :
Titik Sela ta n l l :
Titik Uta ra l l :
2. Penca ha ya a n (Lux Meter)
l l l l
Titik Tenga h : l
TitikTimur :
Titik Ba ra tl l :
Titik Sela ta n l l :
Titik Uta ra l l :
3. Suhu (Thermometer)
Titik Tenga h : l
TitikTimur :
Titik Ba ra tl l :
Titik Sela ta n l l :
Titik Uta ra l l :
4. Kelemba ba n(hygrometer) l l
Titik Tenga h : l
TitikTimur :
Titik Ba ra tl l :
Titik Sela ta n l l :
Titik Uta ra l l :
81
KUESIONER PENELITIA N l
INDONESIA PERKEBUNA N MA TA PA O l l l l l
TA HUN 2022. l
III. Da ta Responden l l
Na ma l l :
Umur :
Jenis Kela min l : *Contreng Salah Satu* l l l
La ki-La ki l l
Perempua n l
Ma sa Kerja l l l :
Sta tus Pendidika n
l l : *Contreng Salah Satu* l l l
SD
SMP
SMA l
DLL
IV. Ketera nga n Ja wa ba n l l l l l
TS :Tida k Setuju l
SS : Sa nga t Setuju l l
RR : Ra gu-Ra gu l l
S : Setuju
STS : Sa nga t Tida k Setuju l l l
tersedia . l
82
1. Lingkunga n Kerja l l
SS S RR TS STS
No Pernya ta a n l l l
5 4 3 2 1
1. Penera nga n dida la m rua nga n produksi tela h l l l l l l l
mesin
4. Perusa ha a n menyedia ka n a la t K3 ya ng l l l l l l l l
6. Perlengka pa n K3 sela lu sa ya pa ka i pa da sa a t l l l l l l l l l l l
kegia ta n produksi. l l
produksi
8. Ventila si di rua nga n produksi suda h cukup l l l l
Kipa s A ngin da n l l l
sela ma bekerja .
l l l
83
SS S RR TS STS
No Pernya ta a n l l l
5 4 3 2 1
indra pendenga ra n sa ya .
l l l l l
bekerja l
da ri kegia ta n produksi
l l l
84
II. Psikologis
No Pernyataan SS S RR TS STS
85
Lampiran
86
DA FTA R PUSTA KA l l l l
A li, M., Suka rna n, M., & Ra khma t, C. (1984). Bimbinga n bela ja r:(penuntun
l l l l l l l l
A rdia nto, E. (2010). Metodologi penelitia n kua ntita tif da n kua lita tif. Ba ndung:
l l l l l l l l l
Behrens, T. E. J., Woolrich, M. W., Jenkinson, M., Joha nsen‐Berg, H., Nunes, R. l
G., Cla re, S., Ma tthews, P. M., Bra dy, J. M., & Smith, S. M.l l l
Boles, M., Pelletier, B., & Lynch, W. (2004). The rela tionship between hea lth l l
perkebuna n-menurut-provinsi.html l
Bringi, V. N., & Cha ndra seka r, V. (2001). Pola rimetric Doppler wea ther ra da r:
l l l l l l l
Burri Jr, G. J., & Hela nder, M. G. (1991). A field study of productivity l l
orga nisa tiona l performa nce in public sector orga nisa tions.
l l l l l l
Herna us, T., & Mikulić, J. (2013). Work Cha ra cteristics a nd Work Performa nce of
l l l l l
Ka hya , E. (2007). The effects of job cha ra cteristics a nd working conditions on job
l l l l l
87
37(6), 515–523.
Ka ur, H., Ja in, S., & Ka ur, A . (2014). Compa ra tive eva lua tion of the a ntipla que
l l l l l l l l l l
Ma khbul, Z. M., Osma n, L. H., & Ha sun, F. M. (2005). Ergonomics worksta tion
l l l l
Nika ndrou, I., Brinia , V., & Bereri, E. (2009). Tra inee perceptions of tra ining
l l l l
Tra ining. l
Nitisemito, A . (1992). Ma na jemen Persona lia : Ma na jemen SDM. Ja ka rta : Gha lia
l l l l l l l l l l l l
Indonesia . l
Orga niza tiona l Beha vior: The Interna tiona l Journa l of Industria l, l l l l l l l l
22(5), 551–568.
Plog, B. A ., Nila nd, J., & Quinla n, P. (1996). Funda menta ls of industria l hygiene.
l l l l l l
Prien, E. P., Goodstein, L. D., Goodstein, J., & Ga mble Jr, L. G. (2009). A l l
Sugiyono. (2008). Sta tistika Nonpa ra metris Untuk Penelitia n. A LFA BETA , l l l l l l l l
Ba ndung. l
Sugiyono, S. (2012). Metode Penelitia n Kua ntita tif da n Kua lita tif da n R&D. l l l l l l l
A lfa beta . l l l
Suma ’mur, P. K. (2009). Corpora te Hygiene a nd Occupa tiona l Hea lth. Ja ka rta :
l l l l l l l l l
CV Sa gung Seto. l
88
Tyssen, R., Va glum, P., Grønvold, N. T., & Ekeberg, Ø. (2005). The rela tive
l l
Werner, J. M., & DeSimone, R. L. (2009). Eva lua ting HRD progra ms. Huma n
l l l l
Resource Development, 5.
89