Anda di halaman 1dari 89

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

PENGUKURAN LINGKUNGAN KERJA DI BAGIAN


PRODUKSI PT. SOCFIN INDONESIA PERKEBUNAN
MATAPAO TAHUN 2022

EIRENE TAMPUBOLON
NIM.P00933119012

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D-III SANITASI
TAHUN 2022

1
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : PENGUKURAN LINGKUNGAN KERJA DI BAGIAN


PRODUKSI PT.SOCFIN INDONESIA PERKEBUNAN
MATAPAO TAHUN 2022
NAMA : EIRENE TAMPUBOLON
NIM : P00933119012

Telah Diterima Dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Penguji


Kabanjahe, 2022

Menyetujui
Pembimbing

TH.TEDDY BAMBANG, SKM, M.Kes


NIP. 196308281987031003

Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Erba Kalto Manik, SKM, MSc


NIP. 196203261985021001

2
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : PENGUKURAN LINGKUNGAN KERJA DI BAGIAN
PRODUKSI PT.SOCFIN INDONESIA PERKEBUNAN
MATAPAO TAHUN 2022
NAMA : EIRENE TAMPUBOLON
NIM : P00933119012
Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diuji pada Sidang Ujian Akhir Program Jurusan
Sanitasi Politekkes Kemenkes Medan
Kabanjahe, Juli 2022

Penguji I Penguji II

RISNAWATI TANJUNG,SKM,M.Kes Mustar Rusli,,SKM,M.Kes

NIP.197505042000122003 NIP.196906081991002

Pembimbing

TH.TEDDY BAMBANG, SKM, M.Kes


NIP. 196308281987031003

Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Erba Kalto Manik, SKM, MSc

NIP. 196203261985021001

3
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan berkat, rahmat dan anugerah-Nya yang tak terhitung maka,
Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Karya Tulis Ilmiah ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Diploma
III Akademi Politeknik Kesehatan Medan Jurusan Kesehatan Lingkungan
Kabanjahe. Adapun yang menjadi judul dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah:
“PENGUKURAN LINGKUNGAN KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. SOCFIN
INDONESIA PERKEBUNAN MATAPAO TAHUN 2022”
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari berbagai
kesulitan dan hambatan, namun dengan bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak maka penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagaimana
mestinya. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, telah banyak menerima
pengarahan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada
kesempurnaan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang baik kepada :
1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Medan Kementerian Kesehatan, yang telah berkenan menerima penulis
untuk belajar di Politeknik Kesehatan RI Medan Jurusan Kesehatan
Lingkungan.
2. Bapak Erba Kalto Manik, SKM, M.Sc selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Kabanjahe yang telah memberikan izin dan kesempatan
untuk melakukan penelitian.
3. Bapak Bobby Hercules S.P selaku Manajer PT.Socfindo
Perkebunan Mata Pao yang telah memberikan izin dan mendukung
penelitian ini.
4. Bapak TH Teddy Bambang SKM,M.Kes selaku dosen pembimbing Karya
Tulis Ilmiah yang telah banyak meluangkan banyak waktunya dengan
tulus membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu Risnawati Tanjung, SKM, M.Kes dan Bapak Mustar Rusli, SKM, MKM
selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Teristimewa buat Kedua Orang Tua Saya, Bapak A.Tampubolon dan Ibu
A.Nababan yang senantiasa memberikan doa, motivasi, dan dukugan
yang luar biasa kepada penulis.
7. Terkhusus buat Kekasih saya Fredrik Mahardika Situmeang yang selalu
membantu saya dan selalu memberi motivasi dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
8. Teman-teman “Budi, Restu, Stefy, Maslan dan Meita “yang selalu
membantu dan memberi dukungan dalam penyelesaian Karya Tulis
Ilmiah ini.
9. Kepada Kak Maghfira Putri Yasinta Bangun yang telah membantu saya
dan mengajari saya dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

4
Akir kata penulis ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
memberikan bantuan dan pengarahan, bimbingan, kritik dan saran dalam
penyelesaian Karya Tulis Ilmiah. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Kabanjahe, Juli 2022

Penulis

Eirene Tampubolon

P00933119012

5
BIODATA PENULIS

Nama : Eirene Tampubolon

NIM : P00933119012

Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 18 Februari 2001

Agama : Kristen Protestan

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak ke :1

Alamat : Jl.Cempaka Gaperta Ujung,Medan

Nama Ayah : Agusben Tampubolon

Nama Ibu : Andrita Nababan

Riwayat Pendidikan :
1. SD (2007 - 2013) : SD Swasta Methodist 6 Medan
2. SMP (2013 - 2016) : SMP Free Methodist 2 Medan
3. SMA (2016 - 2019) : SMAN 7 Medan
4. DIPLOMA III (2019 - 2022) : Politeknik Kesehatan Medan
Jurusan kesehatan Lingkungan

6
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN 3
KATA PENGANTAR 4
BIODATA PENULIS 6
BAB I 9
PENDAHULUAN 9
A. Latar Belakang 9
B. Rumusan Masalah 12
C. Tujuan Penelitian 12
C.1.Tujuan Umum 12
D. Manfaat Penelitan 13
BAB II 14
TINJAUAN PUSTAKA 14
A. Lingkungan Kerja 14
33
33
33
33
C. Defenisi Operalsionall 33
BAlB III 36
METODOLOGI PENELITIAlN 36
A. Metode Penelitialn 36
B. Lokalsi daln Walktu Penelitialn 36
C. Populalsi daln Salmpel 36
D. Teknik Pengumpulaln Daltal 37
E. Teknik Pengolalhaln Daltal 38
E.1. Coding 38
F. Teknik Pengukuraln 39
G. Teknik Alnallisis Daltal 40
BAB IV 43
HASIL DAN PEMBAHASAN 43

7
A. Sejarah PT.Socfindo 43
Gambar 4.1 PT.Socfindo Matapao 44
B. Visi Dan Misi PT. Socfindo Matapao 44
D. Uraian Jabatan dan Tanggung Jawab 47
1. Asisten Divisi/Afdeling 47
2. KTU 47
3. Kepala Gudang 48
4. Kepala Laboratorium 49
5. Mandor 1 Produksi 49
76
BAB IV 77
PENUTUP 77
A. Kesimpulan 77
LAlMPIRAlN 79
DAlFTAlR PUSTAlKAl 85

8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang banyak
dibudidayakan di Indonesia. Luas areal karet pada tahun 2015 menempati urutan
pertama dengan luas 3.621.100 Ha, disusul oleh, kakao, kopi, tebu, tembakau
dan teh (Badan Pusat Statistik, 2015). Produksi karet di Indonesia juga
menempati urutan kedua setelah kelapa sawit sebesar 3.145.400 ton pada tahun
2015, diikuti oleh kelapa, tebu, kopi, kakao, tembakau dan teh (Badan Pusat
Statistik, 2015). Oleh karena itu, karet merupakan komoditas penting untuk
dibudidayakan secara lebih luas. Tenaga kerja yang bekerja di sektor buruh
perkebunan disebut buruh perkebunan.
Di era baru persaingan global ini, pasar yang bervariasi dan kemajuan
teknologi yang pesat membutuhkan tenaga kerja yang lebih fleksibel dan
kompeten (Nikandrou et al., 2009). Bisnis hari ini berjalan global dan
membutuhkan lebih banyak berpendidikan dan pelatihan pekerja untuk
menghadapi tantangan baru (Werner dan DeSimone, 2009). Lingkungan kerja
yang kondusif diperlukan untuk berfungsinya organisasi secara sehat agar untuk
menghasilkan tenaga kerja berkualitas tinggi dan kompetitif di pasar global.
Banyak organisasi memberikan kelonggaran peraturan di tempat kerja dan
pengembangan kepada karyawannya dengan tujuan untuk menciptaan suasana
lingkungan kerja yang mendukung dan kemampuan untuk menghasilkan tenaga
kerja yang berkualitas dan unggul dan kompetitif dalam industri global.
Demikian pula di perusahaan perkebunan, karyawan adalah sumber daya
penting dari organisasi mereka yang memainkan peran utama dan berkontribusi
pada keberhasilan perkebunan. Untuk mempertahankan produktivitas yang tinggi
dan menjaga loyalitas karyawan terhadap organisasi, manajemen memberikan
aturan berbeda di lingkungan tempat kerja & pengembangan, penghargaan
dalam berupa bonus dan promosi hingga kinerja yang memuaskan untuk
memotivasi.
Faktor lingkungan tempat kerja memegang peranan penting terhadap kinerja
karyawan. Faktor-faktornya lingkungan tempat kerja memberikan dampak yang

9
sangat besar bagi karyawan baik terhadap hasil negatif atau hasil positif
(Chandrasekar, 2001). Selama beberapa dekade terakhir, faktor lingkungan kerja
pekerja kantoran telah berubah karena perubahan beberapa faktor seperti
lingkungan sosial, teknologi informasi dan cara yang fleksibel dalam mengatur
proses kerja (Hasun & Makhbul, 2005).
Menurut Boles et al. (2004), ketika karyawan secara fisik dan emosional
memiliki keinginan untuk bekerja, maka hasil kinerja mereka akan meningkat.
Selain itu, mereka juga menyatakan bahwa dengan memiliki lingkungan tempat
kerja yang tepat, ini membantu dalam mengurangi jumlah ketidakhadiran dan
dengan demikian dapat meningkatkan kinerja karyawan yang akan mengarah
pada peningkatan jumlah produktivitas di tempat kerja.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ada beberapa pengaruh
positif ketika menerapkan lingkungan tempat kerja yang tepat strategi seperti
desain mesin, desain pekerjaan, desain lingkungan dan fasilitas (Burri &
Halander, 1991). Faktor yang mempengaruhi kinerja ada 2 faktor internal dan
eksternal, faktor internal seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman kerja,
dan didukung oleh motivasi yang kuat dari karyawan, sedangkan faktor eksternal
banyak dipengaruhi oleh lingkungan (Khoir, 2012).
Kondisi tempat kerja memengaruhi kinerja karyawan terdiri dari mematuhi
dan mematuhi organisasi aturan, kualitas, bekerja sama dengan rekan kerja
untuk menyelesaikan tugas masalah, berkonsentrasi pada tugas, dan kreativitas
(Hernaus & Mikulic, 2013; Kahya, 2007). Tidak ada pekerjaan dilakukan dalam
ruang hampa, setiap pekerjaan dilakukan dalam tempat kerja dan dengan
demikian karakteristik tempat kerja itu adalah elemen penting untuk diidentifikasi
dalam mendefinisikan dan memahami pekerjaan itu (Prien et al., 2009). Menurut
Parasuraman dan Simmers (2001), karakteristik tempat kerja memiliki kapasitas
untuk mempengaruhi tingkat kontrol yang dapat digunakan karyawan dalam
konfrontasi dengan tekanan peran yang tidak konsisten. Demikian pula, Berg et
al. (2003) percaya bahwa karakteristik tempat kerja (apakah organisasi atau
pekerjaan) mampu mempengaruhi pemberdayaan karyawan. Juga, mereka
dapat secara efektif mengenali sumber daya untuk memberdayakan karyawan
untuk memutuskan, bertindak dan bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan
organisasi (Friedman dan Greenhaus, 2000). Karakteristik tempat kerja adalah
yang relatif karakteristik stabil tempat kerja yang berdampak-positif atau

10
negative-cara kerja dilakukan (Prien et al., 2009). Berdasarkan definisi ini Prien
and his rekan (Prien et al., 2009) menyarankan/mengembangkan dan
memperkenalkan profil karakteristik tempat kerja organisasi terdiri dari 12
dimensi
Efficiency, efisien kualitas dan kuantitas pengelolaan pekerjaan yang
semakin dinamis dan lingkungan yang kompleks, dan individu diharapkan untuk
beradaptasi dan mengatur kegiatan mereka untuk mempertahankan efisiensi.
Mengakomodasi penyandang disabilitas,penekanannya adalah pada membantu
individu untuk mengatasi keterbatasan, dan memfasilitasi upaya individu untuk
mengatasi hambatan di tempat kerja.
Komunikasi, berkomunikasi dengan orang lain dan mencari informasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Mengakomodasi orang-orang dari
berbagai latar belakang, beradaptasi dengan orang-orang yang tidak berasal dari
arus utama, melainkan dari yang berkembang heterogenitas tempat kerja.
Standarisasi peran, Ini menunjukkan bahwa individu tahu apa yang harus
mereka lakukan dan ketahui apa yang diharapkan dari mereka, dan dengan
demikian menghasilkan kelangsungan kegiatan. Mempromosikan kesetaraan
gender, memberikan perlakuan yang sama untuk pria dan wanita di tempat kerja,
termasuk pekerjaan tugas, peluang promosi, akses ke pelatihan, kesetaraan
dalam gaji dan tunjangan, dan semua lainnya aspek penting dari pekerjaan
Standarisasi tugas, standarisasi tugas dan standar kinerja tugas pekerjaan
ini. Mengelola perubahan, memberikan dukungan bagi karyawan dalam
memahami perlunya perubahan, dalam menghadapi perubahan, dan dalam
memulai banyak transisi dibutuhkan oleh perubahan kondisi di tempat kerja.
Mengelola pekerjaan untuk efektivitas, merespons efektif terhadap kekuatan
eksternal, merespons dengan segera terhadap perubahan pasar, termasuk
keinginan pelanggan dan kebutuhan, pergeseran pasar lainnya, persaingan,
perubahan teknologi, hukum dan peraturan. Mengontrol pelecehan,
keputusasaan aktif dari pelecehan di tempat kerja, disengaja atau tidak
disengaja, pelecehan berdasarkan ras, usia, jenis kelamin, fisik batasan, atau
agama
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah kompetensi atau
kemampuan yang dimiliki pegawai (Mangkunegara, 2010). Jenis kompetensi
meliputi keterampilan, pengetahuan, peran sosial, citra diri, sifat, dan motif (Rivai

11
dan Sagala, 2009). Faktor lain yang mempengaruhi kinerja adalah disiplin kerja
yang merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja. kinerja dan
kinerja karyawan karena disiplin kerja membuat karyawan melakukan sosial yang
baik penyesuaian diri, mematuhi semua aturan, melakukan tindakan korektif, dan
efektif dalam bekerja (Ginting, 2013).
Oleh karena itu, Chandrasekar (2011) telah menyatakan bahwa hubungan
atau hubungan antara karya, tempat kerja, alat-alat kerja telah menjadi aspek
terpenting dalam pekerjaan mereka itu sendiri. Dalam penelitian ini, beberapa
faktor lingkungan tempat kerja yang mempengaruhi kinerja karyawan akan
ditentukan, dan juga didiskusikan. Faktor lingkungan kerja yang telah ditentukan
adalah bantuan pekerjaan, dukungan atau hubungan supervisor, kesempatan
untuk dipromosikan, umpan balik kinerja, penetapan tujuan, insentif tempat kerja,
pendampingan, pembinaan dan juga lingkungan kerja fisik.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan peneliti di PT.Socfin Indonesia
Perkebunan Matapao, ditemukan potensi kebisingan tinggi, yang dihasilkan dari
suara mesin produksi kelapa sawit, intensitas pencahayaan yang kurang, suhu di
ruangan produksi terasa pengap.Maka berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan diatas,penulis tertarik mengetahui lebih dalam apakah kadar
pencahayaan, kebisingan, suhu, kelembaban di PT Socfin Indonesia Perkebunan
Matapao memenuhi standart atau tidak.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, maka dapat
ditentukan rumusan masalah nya adalah “Bagaimana Lingkungan kerja bagian
produksi di PT.Socfin Indonesia Perkebunan Matapao Tahun 2022”

C. Tujuan Penelitian
C.1.Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
“Untuk mengetahui Lingkungan kerja bagian produksi di PT.Socfin Indonesia
Perkebunan Matapao Tahun 2022”
C.2.Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pencahayaan,tingkat kebisingan,tingkat
suhu,dan tingkat kelembaban di PT.Socfin Indonesia Perkebunan

12
Matapao Tahun 2022.
b. Untuk mengetahui psikologis pekerja di PT.Socfin Indonesia
Perkebunan Matapao Tahun 2022

D. Manfaat Penelitan
D.1.Manfaat Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian informasi bagi yang
membutuhkan dan juga perkembangan khususnya pada program studi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja sebagai penambahan
wawasan.Diharapkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
dan informasi mengenai penelitian serupa pada masa yang akan datang
bagi yang membutuhkan.
D.2 Manfaat Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi dan
masukan kepada Perusahaan PT.Socfin Indonesia Perkebunan Matapao ,
dan peningkatan dalam suasana di lingkunga kerja .
D.3 Manfaat Bagi Institusi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya.

13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka ini membahas berbagai hal yang berhubungan dengan


faktor yang dapat mempengaruhi pekerjaan lingkungan . Penelitian kali ini juga
mengidentifikasi kesenjangan yang ditinggalkan oleh peneliti lain dari studi
serupa. Namun, penelitian ini mencoba untuk mengisi celah-celah itu sehingga
tulisan tersebut dapat berkontribusi pada kumpulan pengetahuan baru di dunia
akademik. Melalui tinjauan ini, literatur dikemas ulang dan dianalisis sebagai cara
membawa wawasan baru ke dalam masalah yang dipelajari.
A. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah tempat dimana karyawan bekerja atau tempat
dimana segala aktivitas kerja berlangsung tempat. Lingkungan kerja dipisahkan
oleh dua dimensi yaitu kondisi fisik di sekitar tempat kerja seperti: seperti
lingkungan dan kondisi sosial seperti perilaku karyawan terhadap satu sama lain.
Chandrasekar (2011) menyatakan bahwa lingkungan kerja berdampak pada
moral, produktivitas, dan keterlibatan karyawan baik secara positif maupun
negatif.
Jain & Kaur (2014) mengatakan bahwa produktivitas karyawan ditentukan
oleh tingkat yang berlebihan, pada lingkungan tempat mereka bekerja.
Lingkungan kerja melibatkan semua aspek yang bertindak dan bereaksi pada
tubuh dan pikiran seorang karyawan. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja
adalah kondisi fisik dan non fisik di sekitar pekerja yang dapat mempengaruhi
kinerja mereka tergantung padn seberapa baik kondisi kerja itu.
Lingkungan kerja Bentuk fisik lingkungan kerja adalah ruang, tata letak fisik,
kebisingan, alat, bahan, dan hubungan rekan kerja; kualitas dari semua aspek
tersebut memiliki dampak penting dan positif terhadap kualitas kinerja (Tyssen,
2005, hlm. 58). Lingkungan kerja merupakan tempat dimana karyawan
melakukan aktivitasnya, dimana hal tersebut dapat membawa dampak positif dan
negatif bagi karyawan untuk mencapai hasil kerjanya. Lingkungan kerja yang
kondusif akan memberikan dampak yang baik bagi kelangsungan pekerjaan,
sedangkan lingkungan kerja yang kurang kondusif akan berdampak negatif

14
terhadap kelangsungan pekerjaannya.
Barry dan Heizer (2001, p.239) menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah
lingkungan fisik yang mempengaruhi kinerja karyawan, keamanan dan kualitas.
Lingkungan kerja memberikan rasa aman dan memungkinkan karyawan bekerja
secara maksimal, hal tersebut dapat mempengaruhi emosi karyawan. Jika
karyawan menikmati lingkungan kerjanya, ia akan menikmati waktunya di tempat
kerja untuk melakukan kegiatan tersebut, ia akan menggunakan waktu kerjanya
secara efektif dan optimal dan prestasi kerjanya akan tinggi pula. Selain
lingkungan fisik tempat karyawan bekerja, lingkungan kerja mencakup hubungan
kerja antara sesama karyawan dan hubungan antara bawahan dengan
atasannya.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, lingkungan kerja merupakan tempat
untuk melakukan suatu pekerjaan, dan salah satu cara untuk meningkatkan
kualitas fisik lingkungan kerja adalah dengan menerapkan 5 Metode, yaitu: Seiri
(pemilahan); Seiton (penataan kerapian yang sistematis); Seiso (spicand span of
cleaning); Seiketsu (standarisasi); dan Shitsuke (disiplin diri). Menurut Nitisemito
(1992), dimensi lingkungan kerja dapat dilihat padaTabel 2.1

Dimensi Indikator
Suasana kerja a. Suasana kerja yang memuaskan
b. Suasana kerja yang mendukung
Hubungan dengan a. Hubungan yang harmonis
rekan kerja b. Tidak ada intrik timbal balik
Fasilitas kerja a. Peralatan lengkap
b. Peralatan modern

Lingkungan kerja yang menarik dan mendukung sangat penting terhadap


kepuasan kerja. Lingkungan kerja memiliki banyak sifat yang dapat
mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Tempat kerja yang berkualitas sangat
penting untuk menjaga pekerja pada berbagai tugas mereka dan bekerja secara
efektif. Tempat kerja yang baik diperiksa oleh karakteristik seperti upah yang
kompetitif, hubungan saling percaya antara karyawan dan manajemen,
kesetaraan dan keadilan bagi semua orang, dan beban kerja dengan tujuan yang
menantang namun dapat dicapai. Sebuah gabungan dari semua kondisi ini

15
menjadikan stasiun kerja sebagai kondisi kerja terbaik bagi karyawan untuk
bekerja dengan tingkat kepuasan yang tinggi. Sebagai organisasi yang
berorientasi pada keuntungan, menciptakan lingkungan yang memungkinkan
bagi karyawan yang puas adalah mengarah ke garis bawah yang
diperlukan.Lingkungan kerja dapat dikelompokkan menjadi tiga tetapi bentuk-
bentuk yang saling terkait. Ini adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja
psikologis dan lingkungan kerja sosial. Menurut [8], lingkungan kerja yang
mendukung membantu pekerja untuk melakukan tugas normal lebih efektif,
membuat menggunakan pengetahuan,keterampilan dan kompetensi mereka
sebaik baiknya dan sumber daya yang tersedia untuk memberikan layanan
berkualitas tinggi.program
A.1. Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan Kerja Fisik adalah lingkungan kerja yang berhubungan
dengan fisik atau benda-benda nyata di tempat di mana pekerjaan dilakukan.
Ini mencakup hal hal seperti mesin, tata letak kantor, suhu, ventilasi dan
pencahayaan. Ini juga termasuk tingkat kebisingan dan ruang. Aspek dari
pekerjaan seperti panas, kebisingan, dan pencahayaan telah terbukti
mempengaruhi sejumlah proses psikologis baik secara langsung maupun
cara-cara tidak langsung. Kebisingan, misalnya, dapat merusak kognitif
kinerja jenis tugas tertentu [9].
Pengaturan lingkungan kerja fisik dapat berdampak pada tingkat dan
sifat interaksi sosial antara rekan kerja. Desain kantor terbuka, misalnya, dan
lainnya aspek tata letak fisik dapat menentukan jenis interaksi yang dapat
terjadi [10]. fisik lingkungan mungkin menawarkan lebih atau kurang
keamanan fisik. Sebuah pelajaran oleh [11] menemukan bahwa setiap kali
ada peningkatan dalam desain fisik gedung perkantoran, produktivitas
melalui kinerja karyawan meningkat sekitar 5-10 persen.
Demikian pula [12] menyimpulkan bahwa jenis dan kualitas
pencahayaan sistem di tempat kerja mempromosikan pengalaman kerja
karyawan yang kemudian menghasilkan peningkatan produktivitas. Sekali
lagi, [13] temuan mengungkapkan bahwa pencahayaan, kebisingan, warna
dan kualitas udara berdampak pada produktivitas karyawan. Kekhawatiran
tentang kecelakaan atau cedera juga cenderung memiliki efek pada
kesejahteraan psikologis.

16
A.1.1 Pencahayaan
Fa ktor ya ng mempenga ruhi fisik seora ng pekerja sa la h sa tunya
l l l l l l l l l

a da la h fa ktor penca ha ya a n. Penca ha ya a n a ta u bisa juga disebut


l l l l l l l l l l l l l l l l

penera nga n, Menurut Menteri Keseha ta n No.1405 ta hun 2002 ,


l l l l l

penera nga n a da la h jumla h penyina ra n pa da sua tu bida ng kerja ya ng


l l l l l l l l l l l l l l

diperluka n untuk mela ksa na ka n kegia ta n seca ra efektif.


l l l l l l l l l

Intensita s ca ha ya a da la h ba nya knya ca ha ya a da pa da sua tu lua s


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

permuka a n,merupa ka n a spek lingkunga n fisik ya ng sa nga t penting


l l l l l l l l l

untuk kesela ma ta n da n kenya ma na n kerja .Bebera pa ma ca m sumber l l l l l l l l l l l l

sumber penca ha ya a n, a nta ra la in: l l l l l l l l

1. Penca ha ya a n a la mi l l l l l l

Penca ha ya a n a la mi a da la h sumber penca ha ya a n ya ng bera sa l


l l l l l l l l l l l l l l l l

da ri sina r ma ta ha ri. Untuk menda pa t penca ha ya a n a la mi pa da


l l l l l l l l l l l l l l l

rua nga n diperluka n jendela jendela ya ng mema da i, a ta u dinding


l l l l l l l l l l

ka ca kura ng lebih 1/6 da ri lua s la nta i


l l l l l l l

2. Penca ha ya a n bua ta n l l l l l l

Penca ha ya a n bua ta n a da la h penca ha ya a n ya ng bera sa l da ri


l l l l l l l l l l l l l l l l l

sumber ca ha ya bua ta n ma nusia ya ng dikena l denga n la mpu a ta u l l l l l l l l l l l l l

luminer.
A .1.1.1 A la t pengukur intensita s ca ha ya
l l l l l l l

Pengukura n intensita s ca ha ya mengguna ka n a la t ukur lux meter, l l l l l l l l l

ya ng da pa t menguba h bentuk a rus listrik diuba h menja di a ngka


l l l l l l l l l

ya ng bisa diba ca pa da la yer lux meter.


l l l l l l l

17
A .1.1.2Sta nda r Penca ha ya a n
l l l l l l l

A .1.2 Kebisinga n
l l

Menurut Pera tura n Menteri Tena ga Kerja da n Tra nsmigra si Nomor l l l l l l l l

PER.13/MEN/X/2011 Ta hun 2011 tenta ng nila i a mba ng ba ta s fa ctor l l l l l l l l

fisika da n fa ctor kimia ditempa t kerja menyebutka n kebisinga n a da la h


l l l l l l l l l l l

semua sua ra ya ng tida k dikehenda ki ya ng bersumber da ri a la t a la t


l l l l l l l l l l l l

proses produksida n a la t a la t kerja ya ng pa da tingka t tertentu da pa t l l l l l l l l l l l l

menimbulka n ga nggua n pendenga ra n l l l l l

Ha l ya ng da pa t menentuka n kua lita s bunyi, ya itu frekuensi da n


l l l l l l l l l

intensita s sua ra .Telinga ma nusia memiliki frekuensi mendenga r a nta ra


l l l l l l l l l l

16-20.000 Hz. A njura n


l l intensita s l kebisinga n l berda sa rka n l l l

Kep.Men.No.51 ta hun 1999 a da la h 85 dBa untuk 8 ja m kerja /ha ri a ta u l l l l l l l l l l

40 ja m seminggu.
l

A la t ukur ya ng bia sa diguna ka n untuk mengukur intensita s


l l l l l l l l

kebisinga n a da la h sound level meter. A la t ini bekerja seca ra ma nua l


l l l l l l l l l l l

18
ta npa memori penyimpa n da ta . Bisa juga mengguna ka n a la t ya ng
l l l l l l l l l l l l

ca nggih da n ma mpu menyimpa n da ta , ya itu noise logging dosimeter.


l l l l l l l

Na mun a la t ini menuntut kea hlia n khusus untuk mengguna ka nnya ,


l l l l l l l l

terma suk untuk menentuka n titik pengukura nnya


l l l l

A .1.2.1 Jenis Jenis Kebisinga n


l l

Da la m buku Funda menta ls of Industria l Hygiene 5th Edition,


l l l l l

pa ja na n kebisinga n di tempa t kerja da pa t dikelompoka n menja di 3


l l l l l l l l l l

jenis ya itu (Sta nda rd, 2002): l l l

1. Continuous Noise.
Continuous noise merupa ka n jenis kebisinga n ya ng l l l l

memiliki tingka t l da n l spektrum frekuensi konsta n. l

Kebisinga n jenis ini mema ja n pekerja denga n periode l l l l l

wa ktu 8 ja m per ha ri a ta u 40 ja m per minggu.


l l l l l l

2. Intermittent Noise.
Intermittent noise merupa ka n jenis kebisinga n ya ng l l l l

mema ja n pekerja ha nya pa da wa ktu-wa ktu tertentu sela ma


l l l l l l l l l l l

ja m kerja . Contoh pekerja ya ng menga la mi pa ja na n


l l l l l l l l l

kebisinga n jenis ini a da la h inspector a ta u pla nt supervisor l l l l l l l

ya ng seca ra periodik meningga lka n a rea kerja nya ya ng


l l l l l l l l l l

rela tif tena ng menuju a rea kerja ya ng bising.


l l l l l l

3. Impa ct Noise. l

Impa ct noise disebut juga denga n kebisinga n impulsif,


l l l l

ya itu kebisinga n denga n sua ra henta ka n ya ng kera s da n


l l l l l l l l l l

terputus-putus kura ng da ri 1 detik. Contoh kebisinga n l l l

jenis ini a da la h sua ra leda ka n da n pukula n pa lu. l l l l l l l l l l

Seda ngka n Menurut Suma ’mur (2009) menurut sifa tnya


l l l l l

kebisinga n da pa t dibeda ka n menja di bebera pa jenis ya itu: l l l l l l l l l

1. Kebisinga n kontinyu denga n spektrum frekuensi ya ng lua s l l l l

(stea dy l sta te, wide ba nd noise). Misa l: mesin-mesin,


l l l

kipa s a ngin, da pur pija r. l l l l

2. Kebisinga n kontinyu denga n spektrum frekuensi sempit l l

(stea dy sta te, na rrow ba nd noise). Misa l: gerga ji sirkuler,


l l l l l l

ka tup ga s.l l

3. Kebisinga n terputus-putus (intermittent). Misa l: la lu linta s, l l l l

19
sua ra ka pa l terba ng. l l l l l

4. Kebisinga n impulsive (impa ct impulsive noise). Misa l: l l l

temba ka n bedil, meria m, leda ka n. l l l l l

5. Kebisinga n impulsive berula ng. Misa l: mesin tempa , l l l l

pa nda i besi. l l

A .1.2.2 Sumber Kebisinga n


l l

Sumber kebisinga n a da la h sumber bunyi ya ng sa nga t l l l l l l l

menga nggu pendenga ra n ba ik da ri sumber ya ng bergera k ma upun


l l l l l l l l

dia m.Bia sa nya sumber kebisinga n diha silka n da ri kegia ta n industry


l l l l l l l l l l

ya ng bera sa l da ri a ktivita s mesin , Vibra si ya ng ditimbulka n a kiba t


l l l l l l l l l l l

geta ra n l l ya ng l bera sa l l l da ri l geseka n,bentura n,a ta u l l l l ketida k l

seimba nga n Gera ka n ba gia n mesin ya ng terja di pa da roda gigi,


l l l l l l l l l l l

roda gila ,bea ring, da n la in la in, da n terja di a kiba t pergera ka n


l l l l l l l l l l l l

uda ra ,ga s, da n ca ira n da la m proses kerja industry misa lnya pa da


l l l l l l l l l l l l l

pipa penya lur ga s, ga s bua ng, fla re boom, da n la in la in.


l l l l l l l l l

A .1.2.3 Sya ra t Kebisinga n


l l l l

Menurut Permena ker No.5 ta hun 2018 l l

1. Exposure 88 dBA = 3 ja m -> Diperbolehka n (ka rena ma ksima l l l l l l l l

4 ja m) l

2. Exposure 91 dBA = 1 ja m -> Diperbolehka n (ka rena ma ksima l l l l l l l l

2 ja m) l

3. Exposure 85 dBA = 4 ja m -> Diperbolehka n (ka rena ma ksima l l l l l l l l

8 ja m) l

20
A .1.2.4Pengenda lia n Kebisinga n
l l l l

Kebisinga n da pa t dikenda lika n denga n: l l l l l l

1. Pengura nga n kebisinga n pa da sumbernya ,da pa t dila kuka n l l l l l l l l l l

misa lnya l l denga n menempa tka n pereda m pa da l l l l l l sumber


geta ra n, teta pi umumnya ha l itu dila kuka n denga n mela kuka n
l l l l l l l l l l

sua tu perenca na a n mesin a ta u pera la ta n kerja ya ng ba ru.


l l l l l l l l l l l l

2. Penempa ta n pengha la ng pa da ja la n tra nsmisi, isola si tena ga l l l l l l l l l l l l

kerja a ta u mesin a ta u unit opera si a da la h upa ya segera da n


l l l l l l l l l l l l l

ba ik da la m upa ya mengura ngi kebisinga n


l l l l l l l

3. Proteksi denga n sumba t a ta u tutup telinga (ea r muff) bia sa nya l l l l l l l l l

lebih efektif da ripa da sumba t telinga (ea r plug) da n da pa t lebih l l l l l l l l l

besa r menurunka n intensita s kebisinga n ya ng sa mpa i ke sa ra f


l l l l l l l l l

pendenga r, da pa t mengura ngi intensita s kebisinga n sekita r 10- l l l l l l l

25 Db.
A .1.2.5 Da mpa k Kebisinga n ba gi Ka rya wa n
l l l l l l l l

Kebisinga n ya ng identik denga n bunyi ya ng mengga nggu l l l l l

tersebut da pa t menimbulka n da mpa k ya ng nega tif. Da mpa k l l l l l l l l l

kebisinga n seca ra umum da pa t dika tegorika n menja di dua


l l l l l l l l l

berda sa rka n tinggi renda hnya intensita s kebisinga n da n la ma nya


l l l l l l l l l l l

wa ktu pema pa ra n, a nta ra la in  seba ga i berikut :


l l l l l l l l l l

Da mpa k kebisinga n intensita s tinggi,


l l l l

1. Umumnya menyeba bka n terja dinya kerusa ka n pa da indera l l l l l l l l l l

pendenga ra n ya ng da pa t menyeba bka n penuruna n da ya l l l l l l l l l l

denga r l ba ik ya ng bersifa t sementa ra l l l l l ma upun l bersifa t l

perma nen a ta u ketulia n. l l l l

2. Seca ra fisiologi, kebisinga n denga n intensita s tinggi da pa t


l l l l l l l

menyeba bka n ga nggua n keseha ta n seperti : meningka tnya l l l l l l l l

teka na n da ra h da n teka na n ja ntung, resiko sera nga n ja ntung


l l l l l l l l l l l

meningka t, da n ga nggua n pencerna a n. l l l l l l

3. Rea ksi emosiona l ma sya ra ka t, a pa bila kebisinga n da ri sua tu


l l l l l l l l l l l l

proses produksi demikia n heba tnya sehingga ma sya ra ka t l l l l l l l l

sekita rnya menuntut a ga r kegia ta n tersebut dihentika n.


l l l l l l l

Da mpa k kebisinga n intensita s renda h


l l l l l

Tingka t intensita s kebisinga n renda h ba nya k ditemuka n di


l l l l l l l

21
lingkunga n l kerja l seperti perka ntora n, l l rua ng l a dministra si
l l

perusa ha a n, da n la in-la in. Kebisinga n intensita s renda h seca ra


l l l l l l l l l l l

fisiologi tida k menyeba bka n kerusa ka n pendenga ra n. Na mun l l l l l l l l

keha dira nnya sering da pa t menyeba bka n :


l l l l l l l

1. Penuruna n performa nsi kerja , ya ng da pa t menimbulka n l l l l l l l

kehila nga n efisiensi da n produktivita s kerja . l l l l l

2. Seba ga i sa la h sa tu penyeba b stres da n ga nggua n keseha ta n


l l l l l l l l l l l

la innya . Stres ya ng diseba bka n ka rena kebisinga n da pa t


l l l l l l l l l l

menyeba bka n kelela ha n dini, kegelisa ha n da n depresi. Da pa t l l l l l l l l l

pula menimbulka n kea da a n cepa t ma ra h, sa kit kepa la , da n


l l l l l l l l l l l l

ga nggua n tidur.
l l

3. Ga nggua n rea ksi psikomotorik da n kehila nga n konsentra si.


l l l l l l l

4. Tinnitus ya itu bunyi denging di telinga ya ng sering muncul tiba - l l l l

tiba . Meskipun denging itu a ka n hila ng da la m bebera pa ja m,


l l l l l l l l l

na mun l bisa l dija dika n l l seba ga i l l indika tor l rusa knya l l

pendenga ra n. l l

A .1.2.6 Progra m Konserva si


l l l

Progra m Konserva si pendenga ra n terdiri da ri tujuh komponen,


l l l l l

di a nta ra nya :
l l l l

Penila ia n pa pa ra n kebisinga n ini meliputi:


l l l l l l

a. Penila ia n a rea meliputi pema nta ua n kebisinga n lingkunga n


l l l l l l l l l

kerja , identifika si sumber kebisinga n di lingkunga n kerja ,


l l l l l

sumber kebisinga n melebihi NA B, penentua n kebutuha n l l l l

pengukura n lebih la njut, da n pembua ta n peta kebisinga n l l l l l l l

(noise ma p). l

b. A nta ra l l l la in, l penila ia n l l dosis pa pa ra n l l l ha ria n l l

mengidentifika si l kelompok kerja l ya ng l memerluka n l

pema nta ua n l l l dosis pa pa ra n l l l ha ria n, l l mengidentifika si l

pekerja l ya ng l membutuhka n l pema nta ua n l l l individu,


menga na lisis dosis pa pa ra n ha ria n, da n mengidentifika sil l l l l l l l l

pekerja ya ng membutuhka n penila ia n pendenga ra n. l l l l l l l

c. A nta ra la in, investiga si teknik a da la h mela kuka n a na lisis


l l l l l l l l l l l l

frekuensi kontrol, mema ha mi l l pola l kebisinga n l untuk


pemeliha ra a n, modifika si, merenca na ka n pembelia n mesin l l l l l l l l

22
berikutnya , mengidentifika si a rea pera la ta n ya ng perlu l l l l l l l l

dilindungi, da n mengusulka n kontrol ya ng diperluka n. l l l l

1. Pengenda lia n kebisinga n l l l

Pa da l l progra m l pencega ha n l l ga nggua n l l pendenga ra n l l

terda pa t l l tiga l ha l l ya ng l da pa t l l mengontrol ba ha ya l l l

kebisinga n, ya itu: l l

a. Reka ya sa l l l teknologi (engineering control) denga n l

pemiliha n l pera la ta n/mesin/proses l l l ya ng l lebih sedikit


menimbulka n l bising, isola si l sumber bising denga n l

pema sa nga n pereda m bunyi, mela kuka n pera wa ta n, da n


l l l l l l l l l l

menghinda ri kebisinga n. l l

b. Pengenda lia n a dministra tif, denga n mela kuka n shift kerja , l l l l l l l l

mengura ngi l wa ktu l kerja , l merota si l tempa t l kerja , l

penga tura n produksi denga n ca ra menghinda ri bising ya ng


l l l l l l l

konsta n,  da n mela kuka n pela tiha n da n sosia lisa si fungsi l l l l l l l l l

pendenga ra n da n perlindunga n. l l l l

c. A la t pelindung pendenga ra n. Pengguna a n a la t pelindung


l l l l l l l l

pendenga ra n merupa ka n piliha n tera khir ya ng ha rus l l l l l l l l

dila kuka n. A la t pelindung pendenga ra n ya ng diguna ka n


l l l l l l l l l

ha rus ma mpu mengura ngi kebisinga n hingga menca pa i 85


l l l l l l l

dB, ha rus nya ma n, sesua i denga n ba ha ya da n jenis l l l l l l l l l

pekerja a n, serta efisien. l l l

2. Tes a udiometri berka la l l l

A udiometri l a da la h l l l pemeriksa a n l l pendenga ra n l l

mengguna ka n a udiometer na da murni ka rena muda h l l l l l l l l

diukur, muda h ditera ngka n, da n muda h dikontrol. Terda pa t l l l l l l l

tiga sya ra t untuk keba sa ha n pemeriksa a n a udiometri,


l l l l l l l l l

ya itu a la t a udiometer ya ng ba ik, lingkunga n pemeriksa a n


l l l l l l l l l

ya ng tena ng, da n ketera mpila n pemeriksa ya ng cukup


l l l l l l l

a nda l.Pekerja ya ng diperiksa ha rus koopera tif, tida k sa kit,


l l l l l l l l l

mengerti instruksi, da pa t mendenga rka n bunyi di telinga , l l l l l

seba iknya beba s da ri pa pa ra n bising sebelumnya minima l


l l l l l l l l l

12-14 ja m, da n a la t a udiometer terka libra si. Tes a udiometri


l l l l l l l l

a ta u tes pendenga ra n terha da p pekerja ini setida knya


l l l l l l l l l

23
dila kuka n seca ra berka la seta hun seka li.
l l l l l l l l

Pemeriksa a n a udiometri ini sa nga t berma nfa a t untuk l l l l l l l l

pemeriksa a n screening pendenga ra n, da n merupa ka n l l l l l l l

penunja ng uta ma dia gnostik fungsi pendenga ra n. l l l l l l

3. A la t pelindung pendenga ra n
l l l l

Mengguna ka n pelindung pendenga ra n ketika l l l l l bekerja l

denga n pa pa ra n kebisinga n tinggi merupa ka n upa ya


l l l l l l l l l

pencega ha n l l ya ng l ta k l ka la h l l penting. A nda l l bisa l

mengguna ka n ea r plug a ta u ea r muff ya ng memiliki nila i l l l l l l l l

NRR (Noise Reduction Ra te) sesua i nila i kebisinga n di l l l l

a rea kerja a ta u denga n NRR terbesa r.Na mun pa stika n


l l l l l l l l l l

pelindung pendenga ra n l l ya ng l A nda l l guna ka n l l juga l

kompa tibel denga n a la t pelindung diri la innya , seperti


l l l l l l

helm da n ka ca ma ta . Juga nya ma n da n efisien sa a t dipa ka i


l l l l l l l l l l l l l

serta l sa a t l l A nda l l mema ka i l l pelindung pendenga ra n l l

pa stika n A nda ma sih bisa berkomunika si denga n pekerja


l l l l l l l l l

la in. l

4. Motiva si da n eduka si l l l

Motiva si da n eduka si seba iknya diberika n tida k ha nya


l l l l l l l l l

pa da pekerja sa ja teta pi juga pa da pimpina n perusa ha a n.


l l l l l l l l l l l l l

Tujua n motiva si da n eduka si a da la h untuk memberi


l l l l l l l

pengeta hua n da n memotiva si a ga r progra m pencega ha n l l l l l l l l l

ga nggua n l l pendenga ra n l l menja di l kebutuha n l buka n l

pa ksa a n, menya da ri ba hwa pera wa ta n da n pencega ha n


l l l l l l l l l l l l l

lebih penting da ripa da kompensa si. l l l l

Eduka si progra m ini meliputi: l l

a. Sta nda r pena nga na n da mpa k kebisinga n a kiba t kerja


l l l l l l l l l l l

b. Da mpa k kebisinga n terha da p pendenga ra n


l l l l l l l

c. Kebija ka n perusa ha a n denga n pengenda lia n ba ha ya l l l l l l l l l l l

kebisinga n, ba ik ya ng suda h berja la n ma upun renca na ke l l l l l l l l l

depa nnya l l

d. Pentingnya l a udiometri l da la m l l mencega h l hila ngnya l l

pendenga ra n l l a kiba t l l kebisinga n l da n l ba ga ima na l l l l

mela kuka n tes tersebut l l

24
e. Ta nggung ja wa b pekerja da n ma na jemen, denga n diskusi
l l l l l l l l

mengena i l sumber kebisinga n, l ba ga ima na l l l l

pengenda lia nnya , da n upa ya pencega ha nnya .  l l l l l l l l l

5. Penca ta ta n da n pela pora n da ta l l l l l l l l

Informa si ya ng ha rus tersimpa n da la m penca ta ta n da n l l l l l l l l l l

pela pora n , ya itu da ta ha sil pengukura n kebisinga n, da ta


l l l l l l l l l l

pengenda lia n l l kebisinga n l (reka ya sa l l l teknologi da n l

a dministra tif), da ta ha sil a udiometri, da ta a la t pelindung


l l l l l l l l l l

diri, da ta pendidika n da n pela tiha n, serta da ta eva lua si l l l l l l l l l l l

progra m. l

6. Eva lua si progra m l l l

Penting ba gi perusa ha a n untuk mela kuka n peninja ua n l l l l l l l l

a pa ka h progra m konserva si pendenga ra n di a ta s suda h


l l l l l l l l l l

dila kuka n seca ra menyeluruh da n kua lita s pela ksa na a n


l l l l l l l l l l l

ma sing-ma sing komponennya suda h efektif.


l l l l

La kuka n identifika si a pa ka h a da a rea kerja ya ng diha rus


l l l l l l l l l l l l l

dila kuka n pengenda lia n lebih la njut. Bua t da fta r ya ng spesifik


l l l l l l l l l

untuk ma sing-ma sing a rea kerja untuk meya kinka n a pa ka h l l l l l l l l l l

semua komponen progra m tela h ditinda k la njuti sesua i


l l l l l l

sta nda r berla ku.


l l l

A .1.2.7 Ca ra Pengukura n Kebisinga n


l l l l l

Ca ra Pengukura n Tingka t Kebisinga n


l l l l l

1. Tentuka n ba gia n unit ya ng henda k di ukur l l l l l

2. Sia pka n sound lever meter, ja m da n selemba ra n form untuk


l l l l l l

menca ta t ha sil pengukura n l l l l

3. Pa da unit ya ng a ka n diukur tentuka n titik sa mpel pa da rua ng


l l l l l l l l l l

kerja l

4. La kuka n pengukura n denga n menca ta t ha sil pengukura n pa da


l l l l l l l l l l

4 detik seka li da la m 15 menit pa da titik sa mpel l l l l l l

5. Ta bula sika n da ta ha sil pengukura n pa da setia p titik sa mpel


l l l l l l l l l l l

6. La lu setela h dita bula si hitung denga n rumus


l l l l l

1 10 ¿
7. Leq = 10 Log (
2
∑ ¿
10
¿

Dima na : l l

25
Leg = tingka t kebisinga n l l

N = Jumla h sa mpel pengukura n l l l

Fi = Persen wa ktu interva l ya ng bersa ngkuta n da ri seluruh l l l l l l

wa ktu pengukura n l l

Li = Tingka t sua ra ya ng sa ma denga n nila i kela s interva l l l l l l l l l l l

bersa ngkuta n l l

A .1.3 Kelemba ba n
l l l

Kelemba ba n a da la h ukura n ba nya knya ka da r a ir ya ng terka ndung


l l l l l l l l l l l l l l

da la m uda ra . Kelemba ba n bia sa nya dinya ta ka n denga n persenta se


l l l l l l l l l l l l l l

(%), denga n rumus: l

M+R+C-E=0
M=Pa na s ya ng diperoleh da ri proses meta bolism
l l l l l

R=Peruba ha n pa na s ka rena ra dia si l l l l l l l l

C=Peruba ha n pa na s ka rena konveksi l l l l l l

E=Hila ngnya tena ga a kiba t Pengua pa n


l l l l l l l l

Sema kin tinggi da n lemba p lingkunga n kerja , ma ka a ka n sema kin


l l l l l l l l l l

ba nya k juga oksigen ya ng diperluka n untuk meta bolisme da n a ka n


l l l l l l l l l

sema kin cepa t juga pereda ra n da ra h da la m tubuh kita , sehingga


l l l l l l l l l l l

denyut ja ntung a ka n sema kin cepa t. Ini bera kiba t pengura nga n energi
l l l l l l l l l

ya ng sa nga t besa r pa da tubuh ma nusia sehingga pekerja a ka n cepa t


l l l l l l l l l l l l l

lela h l

A .1.3.1 Fa ktor ya ng mempenga ruhi kelemba ba n uda ra


l l l l l l l l

1) Suhu
Fa ktor perta ma ya ng mempenga ruhi kelemba ba n uda ra
l l l l l l l l l

a da la h suhu. Suhu sendiri merupa ka n dera ja t pa na s da ri sebua h


l l l l l l l l l l l

benda . Sema kin tinggi suhu sebua h benda ma ka benda tersebut l l l l l l l

a ka n sema kin pa na s, begitu pula seba liknya .


l l l l l l l l

Kelemba ba n uda ra ini berhubunga n denga n ka ndunga n a ir, l l l l l l l l l

ma ka suhu tentu a ka n berpenga ruh pa da kelemba ba n uda ra .


l l l l l l l l l l l

Da la m ha l ini, sa a t suhu uda ra sema kin tinggi, ma ka kelemba ba n


l l l l l l l l l l l l

uda ra pa da uda ra tersebut. Begitu pula seba liknya .


l l l l l l l l l

2) Pergera ka n A ngin l l l

Fa ktor sela njutnya ya ng berpenga ruh pa da kelemba ba n uda ra


l l l l l l l l l l l

a da la h pergera ka n a ngin. Pergera ka n a ngin ini bisa sa nga t


l l l l l l l l l l l l

26
mempenga ruhi tingka t kelemba ba n uda ra ka rena pergera ka n l l l l l l l l l l

a ngin bisa berpenga ruh pa da proses pengua pa n di sumber a ir.


l l l l l l l l

Seperti ya ng suda h umum diketa hui ba hwa proses pengua pa n a ir l l l l l l l l

ini merupa ka n sa la h sa tu ta ha pa n da n fa ktor da la m proses l l l l l l l l l l l l

pembentuka n a wa n. l l l

3) Teka na n Uda ra l l l l

Fa ktor teka na n uda ra da la m mempenga ruhi kelemba ba n


l l l l l l l l l l

uda ra bersifa t berba nding lurus. A rtinya a pa bila sua tu tempa t


l l l l l l l l l l l

memiliki teka na n uda ra ya ng sema kin tinggi, ma ka kelemba ba n l l l l l l l l l l

uda ra nya pun a ka n sema kin tinggi. Ha l tersebut dika rena ka n pa da


l l l l l l l l l l l l

tempa t ya ng memiliki teka na n uda ra tinggi justru memiliki uda ra


l l l l l l l l

ya ng terba ta s.
l l l

4) Kua lita s da n Kua ntita s Penyina ra n Ma ta ha ri


l l l l l l l l l l

Berikutnya tingka t kelemba ba n uda ra juga dipenga ruhi oleh l l l l l l l l

fa ktor kua lita s da n kua ntita s a ta u jumla h penyina ra n ma ta ha ri.


l l l l l l l l l l l l l l

Sa a t intensita s penyina ra n ma ta ha ri seda ng tinggi, ma ka tingka t


l l l l l l l l l l l l

kelemba ba n uda ra a ka n rela tif turun. Begitu pula seba liknya , ketika
l l l l l l l l l l l

intensita s penyina ra n ma ta ha ri seda ng renda h a ka n berpenga ruh


l l l l l l l l l l l

pa da tingginya tingka t kelemba ba n pa da uda ra . Ha l ini diseba bka n


l l l l l l l l l l l l l

ka rena sina r ma ta ha ri a ka n menghila ngka n ua p a ir ya ng a ka n


l l l l l l l l l l l l l l l

menyeba bka n pa da menurunnya kelemba ba n uda ra . Ketika l l l l l l l l l l

intensita s penyina ra n sina r ma ta ha ri sema kin renda h, ma ka ua p


l l l l l l l l l l l l

a ir ya ng a da pa da uda ra a ka n teta p tinggi sehingga kelemba pa n


l l l l l l l l l l l l l l

uda ra pun a ka n teta p tinggi ka rena tida k a da nya proses


l l l l l l l l l l l

pengua pa n da ri ua p a ir tersebut. l l l l l

5) Ketersedia a n A ir l l l

Ketersedia a n a ir di sa tu tempa t juga menja di fa ktor ya ng l l l l l l l l l

mempenga ruhi kelemba ba n uda ra di tempa t tersebut. Kemba li la gi l l l l l l l l

pa da pengertia n da sa r da ri kelemba ba n uda ra , ya itu jumla h


l l l l l l l l l l l l

ka ndunga n ua p a ir pa da uda ra . Kelemba ba n uda ra ya ng diukur


l l l l l l l l l l l l l

berda sa rka n l l l ba nya knya l l l ua p l a ir l ya ng l terka ndung l tentu


berhubunga n denga n ketersedia a n a ir di sua tu wila ya h. l l l l l l l l

Tempa t ya ng ketersedia a n a irnya melimpa h a ta u da la m jumla h


l l l l l l l l l l l l

ya ng rela tif ba nya k, ma ka tingka t kelemba ba n uda ra di tempa t


l l l l l l l l l l l l

27
tersebut juga bisa dipa stika n tinggi. Begitu juga seba liknya pa da l l l l l l l l l

tempa t denga n ketersedia a n a ir ya ng renda h, ma ka tingka t


l l l l l l l l l l

kelemba ba n uda ra nya juga rela tif renda h. l l l l l l l l

6) Vegeta si l

Vegeta si merupa ka n va ria si tumbuha n ya ng a da di sua tu l l l l l l l l l l

wila ya h. l l Vegeta si l ini juga l menja di l fa ktor l penting ya ng l

mempenga ruhi tingka t kelemba ba n uda ra . Na mun, fa ktor spesifik l l l l l l l l

ya ng berpenga ruh pa da kelemba ba n uda ra a da la h kera pa ta n


l l l l l l l l l l l l l l

da ri vegeta si tersebut. Sua tu tempa t ya ng di da la mnya terda pa t


l l l l l l l l l l

vegeta si denga n kera pa ta n tinggi, ma ka tingka t kelemba ba nnya


l l l l l l l l l l l

cenderung tinggi.Kera pa ta n vegeta si ya ng mempenga ruhi tingka t l l l l l l l

kelemba ba n uda ra ini berga ntung pa da seresa h ya ng menutup l l l l l l l l l

a rea permuka a n ta na h denga n ra pa t. Ha l tersebut kemudia n


l l l l l l l l l l l

menyeba bka n ua p a ir terkunci di da la m seresa h tersebut.Ha l l l l l l l l l

berbeda l terja di pa da l l l tempa t denga n kera pa ta n vegeta si l l l l l l

rengga ng. Seresa h ya ng menutupi a rea permuka a n ta na h juga l l l l l l l l l l

a ka n rengga ng sehingga tingka t kelemba ba n uda ra nya juga ikut


l l l l l l l l l l l

renda h. l

7) Ketinggia n Tempa t l l

Fa ktor berikutnya ya ng berpenga ruh pa da tingka t kelemba pa n


l l l l l l l l l

uda ra a da la h ketinggia n tempa t. Sa a t bera da di tempa t ya ng lebih


l l l l l l l l l l l l l

tinggi, suhu uda ra bia sa nya a ka n lebih dingin. Ha l tersebut l l l l l l l l

diseba bka n ka rena ka ndunga n ua p a irnya pun lebih besa r


l l l l l l l l l l

diba ndingka n ka ndunga n ua p a ir pa da da era h ya ng lebih renda h.


l l l l l l l l l l l l

Ma ka da ri itu, ketika leta k sua tu tempa t sema kin tinggi, ma ka


l l l l l l l l l l

kelemba ba n uda ra nya pun a ka n terpenga ruh menja di tinggi. Begitu


l l l l l l l l l

juga seba liknya , ketika ketinggia n sua tu tempa t tida k terla lu tinggi,
l l l l l l l l l

ma ka tingka t kelemba ba n uda ra pa da tempa t tersebut juga tida k


l l l l l l l l l l l l

a ka n begitu tinggi.
l l

8) Kera pa ta n Uda ra l l l l l

Fa ktor ya ng Mempenga ruhi kelemba ba n uda ra tera khir a da la h


l l l l l l l l l l l

kera pa ta n uda ra . A pa bila kera pa ta n uda ra di sua tu tempa t


l l l l l l l l l l l l l l l

sema kin ra pa t, ma ka kelemba ba n uda ra nya juga a ka n sema kin


l l l l l l l l l l l l l l

tinggi. Begitu pula ketika kera pa ta n uda ra di sa tu da era h tersebut l l l l l l l l l l

28
tergolong rengga ng, ma ka kelemba ba n uda ra nya juga ikut renda h. l l l l l l l l l l

A .1.4 Suhu
l

Suhu a ta u tempera ture uda ra a da la h kondisi ya ng da pa t dira sa ka n


l l l l l l l l l l l l l l

dipermuka a n bumi ya ng ma na kita keta hui terdiri da ri 2 jenis suhu ya itu


l l l l l l l l l

pa na s,sejuk/dingin.Seperti
l l ya ng l kita l keta hui l permuka a n l l bumi
menerima pa na s ya ng diha silka n da ri penyina ra n ma ta ha ri da ri ha sil
l l l l l l l l l l l l l l

pembia sa n ca ha ya l l l l l ma ta ha ri (ra dia si) ya ng berupal l l l l l l gelomba ng l

elektroma gnetik, Pembia sa n ca ha ya ya ng dipa nca rka n tida k seca ra


l l l l l l l l l l l l l

penuh sa mpa i ke permuka a n bumi, da n bia sa nya diukur oleh a la t ukur


l l l l l l l l l l

ya ng berna ma thermometer .
l l l

A .1.4.1 Fa ktor ya ng Mempenga ruhi Suhu


l l l l

Ha ndoko da la m bukunya Penga nta r Unsur-Unsur Cua ca di


l l l l l l l l

Sta siun Klima tologi Perta nia n, fa ktor-fa ktor ya ng memepenga ruhi
l l l l l l l l

suhu dipermuka a n bumi di a nta ra nya : l l l l l l

1. Jumla h ra dia si ya ng diterima perta hun, perbula n, perha ri, da n


l l l l l l l l l

permusim.
2. Penga ruh da ra ta n a ta u la uta n l l l l l l l l

3. Penga ruh ketinggia n tempa t l l l

4. Penga ruh a ngin seca ra tida k la ngsung, misa lnya a ngin ya ng


l l l l l l l l l l

memba wa pa na s l l l l

5. Penga ruh pa na s la ten, ya itu pa na s ya ng disimpa n da la ml l l l l l l l l l l

a tmosfer l

6. Penutup ta na h, misa lnya ta na h ya ng ditutupi vegeta si ya ng l l l l l l l l l

memiliki tempera tur ya ng lebih renda h da ripa da ta na h ta npa l l l l l l l l l l

vegeta si. l

7. Tipe ta na h, ta na h gela p indeks suhunya lebih tinggi l l l l l l

8. Penga ruh sudut da ta ng sina r ma ta ha ri, sina r ya ng tega k lurus


l l l l l l l l l l

a ka n membua t suhu lebih pa na s da ripa da ya ng da ta ngnya


l l l l l l l l l l l l

miring.
Iklim kerja a da la h iklim kerja (pa na s) ha sil perpa dua n l l l l l l l l l l

a nta ra suhu,
l l l kelemba ba n, kecepa ta n gera ka n uda ra da n l l l l l l l l l

pa na s ra dia si (SNI 16-7061-2004). A da pun menurut Pera tura n


l l l l l l l l

menteri tena ga l l kerja l da n l tra nsmigra si l l Nomor


per.13/Men/X/2011 ta hun 2011Tenta ng Nila i a mba ng ba ta s l l l l l l l

29
fa ktor fisika da n fa ktor kimia di tempa t kerja , Iklim kerja a da la h
l l l l l l l l l l l

ha sil perpa dua n a nta ra suhu, kelembaban,kecepatan gerakan


l l l l l l

udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari


tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerja a nnya , l l l ya ng l

dima ksudka n da la m pera tura n ini a da la h iklim kerja pa na s.


l l l l l l l l l l l l

Seba ga i nega ra tropis ya ng menda pa tka n cura h menta ri


l l l l l l l l l l

la ma , potensi keja dia n ya ng terka it iklim kerja pa na s di


l l l l l l l l l

Indonesia l sering dijumpa i l da la m l l lingkunga n l industri.


Sehingga regula tor da la m ha l ini Kementeria n Keseha ta n l l l l l l l l

mengelua rka n pera tura n terka it iklim kerja da la m PERMENKES l l l l l l l l

No 70 Ta hun 2016 tenta ng Tenta ng Sta nda r da n Persya ra ta n


l l l l l l l l l

Keseha ta n l l Lingkunga n l Kerja l Industri. Pera tura n l l ini


menyesua ia ka n denga n perkemba nga n ilmu pengeta hua n , l l l l l l l l

teknologi da n industri serta kebutuha n hukum sehingga l l l l

mengga ntika n pera tura n l l l l la ma l l ya kni l Keputusa n Menteri l

keseha ta n l l Nomor 1405 /Menkes/SK/XI/2002 tenta ng l

Persya ra ta n Lingkunga n Kerja Perka ntora n da n Industri.


l l l l l l l l

A .1.4.2 Pendeka ta n Pengukura n Iklim


l l l l

Pendeka ta n untuk mengukur iklim kerja da pa t mela lui l l l l l l

berba ga i indek, a nta ra la in hea t index, Therma l work limit da n


l l l l l l l l l

WBGT (Wet Blube Globe Tempera tur) da n indeks la inya .Da ri l l l l l

berba ga i pola pengukura n ya ng sering diguna ka n oleh


l l l l l l l

industri, ya ng dija dika n rujuka n oleh NIOSH ( Na tiona l Institute l l l l l l

for Occupa tiona l Sa fety a nd Hea lth) A merika da n menja di l l l l l l l l l

pedoma n da la m pera tura n di Indonesia ba ik Kementeria n


l l l l l l l l

Tena ga Kerja ma upun Kemenkes Republik Indonesia , ya kni


l l l l l l

pendeka ta n denga n WBGT (Wet Blube Globe Tempera tur) a ta u


l l l l l l

Indeks Suhu Bola Ba sa h. Ya ng mena rik da ri pera tura n menteri l l l l l l l l

Keseha ta n 2016 ini a da la h detil da la m La ngka h pengukura n


l l l l l l l l l l

iklim kerja . Disebutka n ba hwa Nila i A mba ng Ba ta s (NA B) iklim l l l l l l l l l l

lingkunga n kerja merupa ka n ba ta s pa ja na n iklim lingkunga n l l l l l l l l l l

kerja a ta u pa ja na n pa na s (hea t stress) ya ng tida k boleh


l l l l l l l l l l l

dila mpa ui sela ma 8 ja m kerja perha ri seba ga ima na tercna tum


l l l l l l l l l l l l

30
pa da ta bel 1. NA B Iklim iklim Lingkunga n kerja dinya ta ka n
l l l l l l l l l

da la m dera ja t Celcius Indeks Suhu Ba sa h da n Bola (0C ISBB).


l l l l l l l l

A .1.4.3 Unsur ya ng mempenga ruhi Iklim


l l l

Unsur ya ng mempenga ruhi Iklim kerja diba ha s da n diberika n l l l l l l l

contoh penila ia nnya . Unsur lingkunga n denga n Indeks Suhu Bola l l l l l l

Ba sa h, Pengukura n Meta bolisme pekerja denga n ta bel kriteria


l l l l l l l l

beba n kerja sta nda r Bera t Ba da n pekerja 70 kg, da n nila i koreksi


l l l l l l l l l l

pa ka ia n.
l l l Da la m l l la mpira n
l l pera tura n l l tersbut seca ra l l detil
disa mpa ika n la ngka h pengukura n iklim kerja sehingga ha sil
l l l l l l l l l

pengukura n iklim kerja a ka n disesua ika n da la m ta bel NA B seperti


l l l l l l l l l l

dia ta s. Seca ra singka t la ngka hnya ya itu :


l l l l l l l l l

1. mela kuka n iklim kerja denga n pendeka ta n ISBB mengguna ka n


l l l l l l l l

a la t Hea t stress Monitor sesua i pedoma n ya ng berla ku, ya ng


l l l l l l l l

disesua ika n a nta ra kondisi da la m a ta ua lua r rua nga n.


l l l l l l l l l l l l l

2. Mela kuka n koreksi ha sil pengukura n iklimlingkunga n kerja


l l l l l l

den gan pa ka ia n kerja l l l l l

3. Menentuka n beba n kerja berda sa rka n la ju meta bolik sesua i l l l l l l l l l

denga n ta bel ya ng terla mpir, da n dikoreksi denga n bera t


l l l l l l l

ba da n pekerja 70 kg.
l l l

31
4. Menentuka n a loka si wa ktu kerja da n istira ha t da la m sa tu l l l l l l l l l l l

siklus kerja (work rest regimen) ya ng dinya ta ka n da la m persen l l l l l l l

5. Meneta pka n Nila i NA B sesua i denga n ta bel 1 l l l l l l l

6. Tera khir menyimpulka n kondisi da ri ha silpengukura n, a pa ka h


l l l l l l l l

sesua i, melebihi, a ta u diba wa h nila i a mba ng. Ha sil tesebut


l l l l l l l l l

da pa t menja di a cua n da la m pengenda lia n iklim kerja di


l l l l l l l l l l

perusa ha a n tersebut. l l l

Ha dirnya pera tura n Menteri Keseha ta n ini ya ng menga cu da ri


l l l l l l l l l

NIOSH 2016, cukup memba ntu ba gi petuga s sa nita si/higiene l l l l l

Industri da la m mengelola da n mengukur lingkunga n kerja terka it l l l l l l l

iklim kerja . Upa ya a khir da ri kegia ta n ini mema stika n lingkunga n l l l l l l l l l l

kerja da la m kondisi a ma n da n seha t ba gi perkerja nya demi


l l l l l l l l l l

mewujudka n ha k a sa si pekerja . l l l l l

A .1.5 Lingkunga n Kerja Psikologis


l l l

Lingkunga n kerja psikologis da pa t dipertimba ngka n khususnya l l l l l l l

seba ga i elemen tempa t kerja ya ng berka ita n denga n perila ku pekerja .


l l l l l l l l l l

Denga n perila ku, l l ketiga nya l l terka it jenis fenomena l l psikologis


dipertimba ngka n: l l penga ruh l (mis. emosi, sua sa na l l l ha ti, l geja la l l

psikologis, a fektif ga nggua n); kognisi (misa lnya sika p, persepsi, l l l l l l

penga mbila n l l keputusa n); l da n l perila ku l (misa lnya l l efektivita s, l

ketida kha dira n, motiva si).


l l l l

Lingkunga n l kerja l psikologis a da la h l l l kumpula n l ka ra kteristik l l

lingkunga n kerja tersebut ya ng mempenga ruhi pera sa a n pekerja .


l l l l l l l l

Lingkunga n kerja psikologis memberika n deskripsi a ktivita s menta l ya ng


l l l l l l l

dila kuka n seora ng pekerja sela ma ja m kerja a ta u di pos. Pekerja a n


l l l l l l l l l l l l

psikologis lingkunga n terma suk deskripsi ya ng ba ik da n referensi untuk l l l l l

sumber informa si la in tenta ng stres, intimida si, pekerja a n persya ra ta n, l l l l l l l l l

kerja sa ma da n konflik, dll. Stres da n keseja htera a n a da la h tema da la m


l l l l l l l l l l l l l l

lingkunga n kerja psikologis. Pekerja memikirka n ha l-ha l berikut teta pi


l l l l l l l

tida k terba ta s pa da , sifa t pekerja a n, upa h ya ng a ka n diperoleh,


l l l l l l l l l l l l

kesempa ta n untukpertumbuha n da n sejenisnya . Fa ktor-fa ktor ini


l l l l l l l

mempenga ruhi tingka t l l kepua sa n seora ng ka rya wa n l l l l l l da n l pa da l l

da sa rnya berda mpa k pa da kinerja nya . Sebua h studi oleh [14]


l l l l l l l l l l

menemuka n l ba hwa , l l ketika l a da l l peruba ha n l l signifika n l da la m l l

32
kompensa si, promosi da n tunja nga n, pekerja menja di pua s da n
l l l l l l l l

meningka tka n produktivita s.


l l l

B. Kera ngka Konsep l l

Lingkungan Kerja Fisik


 Pencahayaan
 Kebisingan
 Kelembaban
 Suhu
Pekerja

Lingkungan Kerja Psikologis

C. Defenisi Opera siona l l l

N Va ria bel
l l Defenisi A la t Ukur
l l Ha sil Ukur l Ska la l l

o
1 Lingkunga n l

Fisik
Penca ha ya l l l Penca ha ya a n/ l l l l Lux Meter -Memenuhi sya ra t l l Nomin
a n/
l penera nga n a da la h l l l l l denga n nila i minima l l l l al
l

Penera nga l l jumla h penyina ra n l l l ya ng diperoleh 200


l

n pa da sua tu bida ng
l l l l Lux
kerja ya ng diperluka n l l l -Tida k Memenuhi
l

untuk mela ksa na ka n l l l l sya ra t jika <200 Lux


l l l

kegia ta n seca ra l l l l
(Kepmenkes RI
No.1405/Menkes/SK/XI/200
efektif.
2)
Intensita s ca ha ya l l l l

a da la h ba nya knya
l l l l l l

ca ha ya a da pa da
l l l l l l l

sua tu lua s l l

permuka a n,merupa k l l l

33
N Va ria bel
l l Defenisi A la t Ukur
l l Ha sil Ukur
l Ska la
l l

o
a n a spek lingkunga n
l l l

fisik ya ng sa nga t l l l

penting untuk
kesela ma ta n da n l l l l

kenya ma na n l l l

kerja .Bebera pa l l l

ma ca m sumber
l l

sumber penca ha ya a n l l l l

Kebisinga n l kebisinga n a da la h l l l l Sound Jika <85 dBA bera rti


l l l Nomin
semua sua ra ya ng l l l l Level memenuhi sya ra t l l al
l

tida k dikehenda ki
l l Meter Jika >85 dBA bera rti
l l l

ya ng bersumber da ri
l l tida k memenuhi
l

a la t a la t proses
l l l l sya ra t
l l

produksida n a la t a la t l l l l l
(Kepmenkes RI
No.1405/Menkes/SK/XI/
kerja ya ng pa da l l l l

2002)
tingka t tertentu da pa t l l l

menimbulka n l

ga nggua n
l l

pendenga ra n l l

Suhu Suhu a ta u l l Thermome Jika suhu<300C l Nomin


tempera ture uda ra l l l ter bera rti memenuhi l al
l

a da la h kondisi ya ng
l l l l sya ra t
l l

da pa t dira sa ka n
l l l l l Jika suhu >300C l

dipermuka a n bumi l l bera rti tida k l l

ya ng ma na kita
l l l l memenuhi sya ra t l l

keta hui terdiri da ri 2 l l


(Kepmenkes RI
No.1405/Menkes/SK/XI/200
jenis suhu ya itu l

2)
pa na s,sejuk/dingin
l l

Kelemba ba l l Kelemba ba n a da la h l l l l l Hygromet Bila 40%-60% ma ka l l l Nomin


n konsentra si l er memenuhi sya ra t l l al
l

ka ndunga n da ri ua p
l l l l Bila >60% tida k
l l

a ir ya ng a da di
l l l l

34
N Va ria bel
l l Defenisi A la t Ukur
l l Ha sil Ukur
l Ska la
l l

o
uda ra . l l memenuhi sya ra t l l

(Kepmenkes RI
No.1405/MENKES/SK/XI
/2002)

2. Lingkunga n l Lingkunga n kerja l l Kuesioner Bila >50% ma ka


l l l Nomin
Psikologis psikologis a da la h l l l mempenga ruhi l al
l

kumpula n l Bila <50% ma ka


l l l

ka ra kteristik
l l tida k mempenga ruhi
l l

lingkunga n kerja l l

tersebut ya ng l

mempenga ruhi l

pera sa a n pekerja . l l l l

Lingkunga n kerja l l

psikologis
memberika n deskripsi l

a ktivita s menta l ya ng
l l l l

dila kuka n seora ng


l l l

pekerja sela ma ja m l l l l

kerja a ta u di pos. l l l

Keluha n ya ng l l Kuesioner Bila nila i >50%


l l Nomin
Keluha nl bia sa nya dia la mi
l l l l l bera rti menga la mi
l l l al
l

3. oleh pekerja produksi l keluha n l

meliputi
 kebisinga n ya ng l l Bila nila i <50%
l l

bisa membua t l l bera rti tida k


l l

pendenga ra n, da ya l l l l menga la mi keluha n l l l

konsentra si da n l l

stress pa da sa a t l l l l

bekerja . l

 Suhu ya ng l

membua t keringa t l l

ya ng berlebih,
l

35
N Va ria bel
l l Defenisi A la t Ukur
l l Ha sil Ukur
l Ska la
l l

o
ga nggua n
l l

perna fa sa n/penga p
l l l l

pa da sa a t bekerja .
l l l l l

 Penca ha ya a n l l l l

ya ng membua t ma ta
l l l l

pekerja menja di l l

cepa t lela h.
l l

36
BAB III l

METODOLOGI PENELITIA N l

A. Metode Penelitia n l

Penelita n ini mengguna ka n forma t deskriptif, untuk mendeskripsika n da n


l l l l l l

menga na lisis l l ha sil l perhitunga n l (distribusi frekuensi) da ri l Pengukuran


Lingkungan Kerja dibagian Produksi di PT. Socfin Indonesia Perkebuna n l l

Ma ta pa o Ta hun 2022. Da ta ya ng a ka n dida pa t berupa da ta sta tistik ya ng


l l l l l l l l l l l l l l l l

kemudia n di a na lisis mengguna ka n a na lisis deskriptif untuk menentuka n fa ktor


l l l l l l l l l

ya ng pa ling domina n ya ng mempenga ruhi lingkunga n kerja .


l l l l l l l

B. Loka si da n Wa ktu Penelitia n l l l l

Penelitia n ini dila ksa na ka n di PT.Socfin Indonesia Perkebuna n Ma ta pa o


l l l l l l l l l l

pa da bula n Mei Ta hun 2022


l l l l

C. Popula si da n Sa mpel l l l

C.1Popula si l

Popula si merupa ka n wila ya h genera lisa si ya ng terdiri da ri objek a ta u l l l l l l l l l l l

subjek ya ng mempunya i kua ntita s da n ka ra kteristik tertentu ya ng diteta pka n


l l l l l l l l l l

oleh peneliti untuk dipela ja ri, da n kemudia n dita rik sua tu kesimpula n. l l l l l l l

(Sugiyono, 2009: 80).


Menurut Ra khma t (1984: 78) popula si da pa t dia rtika n seba ga i l l l l l l l l l

kumpula n objek penelitia n. Popula si merupa ka n keseluruha n individu da la m


l l l l l l l l

rua ng lingkup ya ng diteliti. Popula si juga merupa ka n semua ba gia n a ta u


l l l l l l l l l l l

a nggota da ri objek ya ng dia ma ti; bisa berupa ora ng, benda , objek, serta
l l l l l l l l l l l

a pa pun ya ng menja di objek da ri survei. Ka rena pa da da sa rnya , popula si


l l l l l l l l l l l l l

ditentuka n oleh topik da n tujua n survei (A rdia nto, 2010: 170).A da pun
l l l l l l l

popula si da la m penelitia n ini a da la h 50 di PT. Socfin .


l l l l l l l

C.2 Sa mpel l

Sa mpel merupa ka n seba gia n da ri sekumpula n objek ya ng diteliti


l l l l l l l l

(Ra khma t, 1984:78). Pena rika n sa mpel da la m penelitia n ini mengguna ka n


l l l l l l l l l l

metode penga mbila n sa mpel a ca k sederha na dima na metode penga mbila n l l l l l l l l l l l

sa mpel dia mbil sedemikia n rupa sehingga setia p unit memiliki pelua ng ya ng
l l l l l l l l

37
sa ma untuk dipilih seba ga i sa mpel. Penga mbila n jumla h sa mpel denga n
l l l l l l l l l l

mengikuti teknik sa mpling. Teknik sa mpling a da la h teknik penga mbila n l l l l l l l

sa mpel (Sugiyono, 2013: 56).


l

Teknik penga mbila n sa mpel da la m penelitia n ini mengguna ka n teknik l l l l l l l l

non proba bility sa mpling, ya itu teknik penga mbila n sa mpel ya ng tida k l l l l l l l l

memberika n pelua ng ya ng sa ma untuk dipilih seba ga i a nggota sa mpel. l l l l l l l l l l

Sa la h sa tu teknik sa mpling non proba bility sa mpling a da la h a ccidenta l


l l l l l l l l l l l

sa mpling ya ng diguna ka n da la m penelitia n ini. Menurut Sa ntoso da n


l l l l l l l l l

Tjiptono (2001) metode ini merupa ka n prosedur sa mpling ya ng memilih l l l l

sa mpel da ri ora ng a ta u unit ya ng pa ling muda h dijumpa i a ta u dia kses.


l l l l l l l l l l l l

Denga n demikia n teknik ini diguna ka n ka rena kondisi sa a t ini ya ng tida k


l l l l l l l l l l

memungkinka n ba gi peneliti untuk turun seca ra la ngsung ke la pa nga n l l l l l l l l

ka rena pa ndemi Covid-19 ya ng belum selesa i hingga sa a t ini. Penga mbila n


l l l l l l l l l l

da ta dila kuka n seca ra online mela lui google form ya ng diseba rka n mela lui
l l l l l l l l l l l

media sosia l dima na ha l ini membua t peneliti tida k da pa t mengja ngka u


l l l l l l l l l l l

popula si ya ng mera ta . Oleh seba b itu, metode Non Proba bility Sa mpling
l l l l l l l

Teknik a ccidenta l sa mpling diguna ka n da la m penelitia n ini ka rena setia pl l l l l l l l l l l

ora ng tida k memiliki kesempa ta n ya ng sa ma untuk menja di sa mpel


l l l l l l l l l

penelitia n. l

Sya ra t da ri a ccidenta l sa mpling sendiri a da la h sa mpel ya ng diguna ka n


l l l l l l l l l l l l l

cocok seba ga i sumber da ta ya ng memenuhi kriteria seba ga i popula si l l l l l l l l l

da la m penelitia n ini.
l l l

D. Teknik Pengumpula n Da ta l l l

1) Kuisioner,
Merupa ka n instrumen penelitia n ya ng terdiri da ri sera ngka ia n perta nya a n
l l l l l l l l l l l

a ta u jenis konfirma si la innya ya ng bertujua n untuk mengumpulka n informa si


l l l l l l l l l

da ri responden. Kuesioner penelitia n bia sa nya merupa ka n ca mpura n da ri


l l l l l l l l l l

perta nya a n tertutup da n terbuka . Tujua nnya a da la h untuk mengumpulka n


l l l l l l l l l l l

da ta ya ng releva n da ri responden ya ng kemudia n da pa t diguna ka n untuk


l l l l l l l l l l l

berba ga i keperlua n. l l l

2) Studi Kepusta ka a n, ya itu menca ri da ta pelengka p da ri buku a ta u litera tur l l l l l l l l l l l l

referensi seba ga i penunja ng kebutuha n. Da ta tersebut diperoleh da ri l l l l l l l

dokumen-dokumen terka it l penelitia n. l Da la m l l penelitia n l ini, penulis

38
mengguna ka n berba ga i buku untuk menja di referensi penelitia n seka ligus l l l l l l l

ba ha n penelitia n.
l l l

3) Da ta Primer , da ta ya ng dida pa tka n merupa ka n da ta lingkunga n fisik , suhu


l l l l l l l l l l l l l

ya ng dila kuka n denga n mengguna ka n a la t ukur thermometer, kebisinga n


l l l l l l l l l

mengguna ka n sound level meter, penca ha ya a n mengguna ka n luxmeter. l l l l l l l l

4) Da ta Sekunder , da ta ya ng a ka n diperoleh da ri pimpina n perusa ha a n


l l l l l l l l l l l l

mengena i ga mba ra n perusa ha a n da n jumla h pa ra pekerja l l l l l l l l l l l l

E. Teknik Pengola ha n Da ta l l l l

E.1. Coding
Coding aldallalh sualtu proses pemberialn alngkal paldal setialp pertalnyalaln
yalng terdalpalt paldal kuesioner, yalkni sebalgali penggalnti substalnsi
pertalnyalaln. Pembualtaln kode dimalksudkaln untuk menyederhalnalkaln
judul kolom dallalm proses entry daltal (memalsukkaln altalu talbulalsi daltal
E.2.Editing
Editing daltal merupalkaln proses melengkalpi daln meralpikaln daltal yalng
telalh dikumpulkaln dallalm kuesioner. Editing kuesioner digunalkaln untuk
melengkalpi daltal-daltal yalng sudalh diperoleh tetalpi belum dituliskaln
paldal tempalt yalng telalh disedialkaln dallalm kuesioner. Kegialtaln editing
diperlukaln kalrenal paldal walktu pencaltaltaln halsil walwalncalral belum
dituliskaln paldal tempaltnyal altalu aldalnyal caltaltaln informalsi lalin yalng
diperlukaln.
E.3.Entry da ta l l

Entry da ta a da la h sua tu proses pengisia n da ta pa da ta bel da ta da sa r


l l l l l l l l l l l l l l l l

(ba sed da ta ); ba ik da ri ha sil penca ta ta n pa da wa ktu wa wa nca ra ma upun


l l l l l l l l l l l l l l l l l

da ta sekunder. Istila h entry da ta juga dikena l denga n ta bula si da ta ; ya kni


l l l l l l l l l l l l l

peminda ha n da ta da ri kuesioner ke ta bel. Kunci uta ma pa da kegia ta n ini


l l l l l l l l l l l l

a da la h ra nca nga n (design) ta bel da sa r khususnya da la m peneta pa n kolom.


l l l l l l l l l l l l l l

Pa da penelitia n ya ng menca kup ba nya k va ria bel da n perta nya a n ma upun


l l l l l l l l l l l l l l

pernya ta a n, l l l diperluka n l jumla h l kolom ya ng l mema da i l l denga n l

mempertimba ngka n kemuda ha n da la m proses entry ma upun da la m l l l l l l l l l

memba ca ha sil entry.  l l l

39
F. Teknik Pengukura n l

Teknik da n ta ta ca ra pengukura n merupa ka n a la t a la t ya ng a ka n l l l l l l l l l l l l l l l

diguna ka n untuk menda pa t da ta ya ng sesua i denga n tujua n penelitia n.Da la m


l l l l l l l l l l l l l

penelitia n ya ng dila ksa na ka n ini a la t ukur ya ng diguna ka n untuk penga mbila n


l l l l l l l l l l l l l

da ta beserta a la t a la t penunja ngnya .


l l l l l l l l l

1) Sound level meter untuk mengukur intensita s kebisinga n denga n sa tua DbA l l l l l l

Ca ra pengukura nnya
l l l l

a. l Tentuka n titik pengukura n bia sa nya a da 5 titik ya ng dia mbil meliputi titik l l l l l l l l l

tenga h, titik ba gia n timur, titik ba gia n ba ra t, titik ba gia n sela ta n, titik
l l l l l l l l l l l

ba gia n uta ra l l l l

b. A ktifka n a la t ukur sound level meter


l l l l

c. Pilih selektor pa da posisi fa st untuk jenis kebisinga n continue a ta u l l l l l l

berkela njuta n a ta u selektor pa da posisi slow untuk jenis kebisinga n l l l l l l l

impulsive a ta u ya ng terputus-putus l l l

d. Pilih selektor ra nge intensita s kebisinga n l l l

e. Tentuka n a rea ya ng a ka n diukur l l l l l l

f. La kuka n penga ma ta n sela ma 1-2 menit, kura ng lebih 6 ka li pemba ca a n


l l l l l l l l l l l l

pa da setia p a rea pengukura n.


l l l l l l

g. Ha sil pengukura n berupa a ngka ya ng ditunjukka n pa da monitor


l l l l l l l l l

h. Tulis ha sil pengukura n da n hitung ra ta -ra ta kebisinga nnya , ma ka a ka n l l l l l l l l l l l l l

diketa hui ha sil pengukura n da ri kebisinga n tersebut. l l l l l

2) Lux meter untuk mengukur intensita s ca ha ya denga n sa tua n Lux l l l l l l l

Ca ra Pengukura nnya
l l l l

a. Tentuka n titik pengukura n bia sa nya a da 5 titik ya ng dia mbil meliputi titik l l l l l l l l l

tenga h, titik ba gia n timur, titik ba gia n ba ra t, titik ba gia n sela ta n, titik
l l l l l l l l l l l

ba gia n uta ra l l l l

b. Perta ma , teka n tombol on a ta u tombol bula t denga n ga ris di tenga h


l l l l l l l l l

untuk menya la ka n a la t. l l l l l

c. Setela h itu, tentuka n kisa ra n ra nge ya ng a ka n dija dika n a cua n da la m


l l l l l l l l l l l l l l

proses pengukura n. Untuk pengukura n ca ha ya a la mi disa ra nka n l l l l l l l l l l

mengguna ka n ra nge 2.000 lux. l l l

d. A ra hka n sensor ca ha ya pa da tempa t ya ng ingin diliha t jumla h intensita s


l l l l l l l l l l l l l

ca ha ya nya . Pilih loka si ya ng stra tegis a ga r ha sil pengukura nnya


l l l l l l l l l l l l

a kura t. l l

40
e. Tunggu sebenta r untuk mengeta hui ha sil pengukura n, seba b a la t a ka n l l l l l l l l l

mena mpilka n ha sil bebera pa sa a t setela h pengukura n. l l l l l l l l l

f. Ha sil pengukura n terga ntung pa da ra nge ya ng sebelumnya dipilih, da n


l l l l l l l l l

ha silnya tingga l dika lika n 1 lux.


l l l l l

3) Thermometer untuk mengukur suhu da la m rua nga n denga n sa tua n 0C l l l l l l l

Ca ra Pengukura nnya
l l l l

a. l Tentuka n titik pengukura n bia sa nya a da 5 titik ya ng dia mbil meliputi titik l l l l l l l l l

tenga h, titik ba gia n timur, titik ba gia n ba ra t, titik ba gia n sela ta n,titik
l l l l l l l l l l l

ba gia n uta ra l l l l

b. Ba gia n ujung yhermometer dipega ng , ja nga n leta kka n thermometer


l l l l l l l

terla lu deka t denga n tubuh kita . l l l l

c. Posisika n wa ja h seja ja r denga n tinggi permuka a n a ir ra ksa ya ng a da l l l l l l l l l l l l l l

dida la m pipa ka piler thermometer l l l l

d. Ca ta tla h ha sil pengukura n l l l l l

4) Hygrometer untuk mengukur kelemba ba n uda ra da la m sua tu rua nga n l l l l l l l l l

denga n sa tua n (RH) l l l

a. l Leta kka n sa ja a la t ini ke tempa t ya ng ingin diukur kelemba pa nnya .


l l l l l l l l l l l

b. Kemudia n tunggu bebera pa sa a t sa mpa i bisa memba ca ska la ya ng l l l l l l l l l l l l l

ditunjukka n. Bia sa nya ska la ya ng terliha t da la m a la t ini a ka n menunjukka n l l l l l l l l l l l l l l l

ta nda persen (%) da n tentunya dilengka pi denga n dera ja t Celcius


l l l l l l l l

G. Teknik A na lisis Da ta l l l l

A na lisis sta tistik inferensia l dima ksudka n untuk menga na lisis da ta sa mpel
l l l l l l l l l l l

da n ha silnya diberla kuka n untuk popula si (Sugiyono, 2008:148). Pengukura n


l l l l l l l

ya ng dila kuka n da la m penelitia n ini a da la h teknik ska la likert. Ska la likert


l l l l l l l l l l l l l

merupa ka n sua tu ska la ya ng diguna ka n untuk mengungka p sika p pro a ta u


l l l l l l l l l l l l

kontra , positif a ta u nega tif, setuju a ta u tida k setuju terha da p sua tu objek sosia l.
l l l l l l l l l l l

Teknik perhitunga n da ta da ri kuesioner ya ng tela h diisi responden a da la h l l l l l l l l l

denga n memberika n bobot nila i 5, 4, 3, 2, 1 a ta u 1, 2, 3, 4, 5 untuk perta nya a n


l l l l l l l l

tutup ska la ordina l. Bobot ya ng diberika n untuk perta nya a n positif a ta u


l l l l l l l l l l

mendukung penelitia n a da la h 5, 4, 3, 2, 1. Seba liknya , untuk perta nya a n nega tif l l l l l l l l l l

a ta u tida k mendukung penelitia n, bobot ya ng diberika n a da la h 1, 2, 3, 4, 5.


l l l l l l l l l

Diga mba rka n seba ga i berikut:


l l l l l

41
Interval = skor tertinggi – skor terendah / jumlah alternatif jawaban

Da ta da ri responden dikumpulka n denga n memberika n skor untuk a lterna tif


l l l l l l l l

ja wa ba n. Penila ia n seluruh va ria bel mengguna ka n ska la Likert a ta u ya ng


l l l l l l l l l l l l l l

disebut ska la Ordina l ya itu ba nya knya a lterna tif ja wa ba n. Untuk itu peneliti l l l l l l l l l l l l

memberi lima bua h a lterna tif ja wa ba n da ri da ta ordina l denga n pembobota n l l l l l l l l l l l l l

skor ja wa ba n a ngket seba ga i berikut:


l l l l l l

SS (Sa nga t Setuju) l l =5


S (Setuju) =4
RR (Ra gu-ra gu) l l =3
TS (Tida k Setuju) l =2
STS (Sa nga t Tida k Setuju) l l l =1
Berda sa rka n da ta ya ng na ntinya terkumpul dila pa nga n ma ka ta ha p
l l l l l l l l l l l l l l l

sela njutnya a da la h menga na lisa ta ngga pa n da ri responden. Ta ha pa n ini diba gi


l l l l l l l l l l l l l l l l

keda la m bebera pa ba gia n dia nta ra nya pengkla sifika sia n ta ngga pa n responden
l l l l l l l l l l l l l l l l

da n pembobota nnya . Denga n demikia n, untuk mengeta hui ga mba ra n tenta ng


l l l l l l l l l l

va ria bel tersebut ma ka dila kuka n denga n perhitunga n berikut ini:


l l l l l l l l

Nila i Indeks Minimum


l : 1 x jumla h soa l x jumla h responden l l l

Nila i Indeks Ma ksimum


l l : 5 x jumla h soa l x jumla h respondek l l l

Ja ra k Interva l
l l l : Interva l / Jumla h Jenja ng = Interva l / S l l l l

Perhitunga n indeks minimum, interva l da n ja ra k interva lnya denga n jumla h l l l l l l l l l

perta nya a n ya ng a da pa da sub indika tor a da la h seba ga i berikut:


l l l l l l l l l l l l l l

Untuk jumla h perta nya a n sa tu: l l l l l

Nila i Indeks Minimum


l : 1 x 1 x 100 = 100
Nila i Indeks Ma ksimum
l l : 5 x 1 x 100 = 500
Interva l l : 500 – 100 = 400
Ja ra k Interva l
l l l : 400/5 = 80

42
Berda sa rka n pengukura n tersebut, ma ka ka tegorinya a da la h seba ga i
l l l l l l l l l l l l l

berikut:Ta bel 3.1 Ta bel Renta ng Kla sifika si Va ria bel


l l l l l l l

Interva l Kriteria l l

100 – 180 Sa nga t Renda h l l l

>180 – 260 Renda h l

>260 – 340 Seda ng l

>340 – 420 Tinggi


>420 – 500 Sa nga t Tinggi l l

Sumber: Ha sil Ola ha n Peneliti, 2021 l l l

Setela h da ta interva l dia ta s suda h diketa hui, kemudia n peneliti mela kuka n
l l l l l l l l l l l

a na lisis da ta terha da p da ta ya ng suda h dida pa tka n mela lui penelitia n la pa nga n


l l l l l l l l l l l l l l l l l l

ya nng tela h dila kuka n. Metode survey kua ntita tif da la m penelitia n ini berupa
l l l l l l l l l l

da ta sta tistik ya ng kemudia n diola h denga n ba ntua n softwa re Microsoft Excel


l l l l l l l l l l

da n softwa re IMB SPSS Sta tistics 21 untuk mengola h da ta tersebut sehingga


l l l l l l l

mengeta hui ja wa ba n da ri perta nya a n penelitia n.


l l l l l l l l l

43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah PT.Socfindo
Pada awal lahirnya PT.SOCFIN INDONESIA bernama PT.SOCFIN MEDAN
SA (Societe Financiere des Caoutchoucs Medan Societe Anonyme) yang
didirikan pada tahun 1930 berdasarkan akte notaris William Leo No.45 tanggal
07 Desember 1930 yang berkedudukan di Medan dan mengelola perkebunan di
daerah Sumatera Timur, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Timur
Perkembangan selanjutnya berdasarkan penetapan Presiden No.6 tahun
1965, Keputusan Kabinet Dwikora No.A/D/58/1965, No.SK.100/ Men. Perk/1965
menyatakan bahw•a perusahaan perkebunan yang dikelola oleh PT. SOCFIN
diletakan di bawah pengawasan Pemerintah, kemudian pada tahun 1966
diadakan serah terima hak milik perusahaan kepada Pemerintah Indonesia atas
dasar penjualan perkebunan dan harta Socfin SA.
Pada tahun 1968 tepatnya tanggal 29 April 1968 dicapai kesepakatan antara
pemerintah RI dengan pemilik saham SOCFIN SA diperkuat dengan Surat
Keputusan Presiden RI NO.B.68/PRES/6/1968 tanggal 13 Juni 1968 dan surat
keputusan Menteri Pertanian NO.94/Kpts/Op/6/1968 tanggal 17 Juni 1968 yang
berisikan patungan antara Pemerintah RI dengan pengusaha Belgia dengan
komposisi permodalan 40% Pemerintah Republik Indonesia dan 60% Pengusaha
Belgia.
Pengusaha Belgia kemudian memberi nama di Jakarta PT.Socfin Indonesia
(SOCFINDO) yang didirikan melalui Akte Notaris Charli Bahri di Jakarta pada
tanggal 21 Juni 1968 No.23 dan Akte perubahan No.64 tanggal 12 Mei
1968 .Disahkan oleh Menteri Kehakiman pada tanggal 3 September 1969 dan
diumumkan dalam tambahan berita negara RI No.68/69Tanggal 31 Oktober
1969.
Sesuai akta tanggal 3 Mei 2002 No. 5, PERNYATAAN KEPUTUSAN PARA
PEMEGANG SAHAM P.T. SOCFINDO, yang diterbitkan oleh Notaris Ny. R. Arie
Soetarjo SH, Pemerintah RI telah melepas 30 % sahamnya kepada SOCFIN SA,
sehingga saham pemerintah RI saat ini hanya 10% saja.
PT. SOCFIN INDONESIA berdasarkan akte pendiriannya berkedudukan di
Medan, JI.K.L. Yos Sudarso No.106 Po.Box. 1254 Medan 2001, bergerak dalam
bidang perkebunan kelapa sawit dan karet.

44
PT.Socfindo yang menghasilkan kelapa sawit. Status kepemilikan PT.
Socfindo Matapao dipegang oleh perusahaan swasta yang dikelola sejak tahun 7
Desember 1930. Areal perkebunan ini terletak pada tiga Kecamatan di
Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara yang terbagi atas tiga .Pembagian
Area Perkebunan di Kabupaten Serdang Bedagai Divisi Daerah Kecamatan Luas
(Ha) 1 Pelintahan Kecamatan Sei Rampah 791.51 11 Matapao Kecamatan Teluk
Mengkudu
Socfindo Matapao PT.Socfindo Indonesia Kebun Matapao hanva
mengolah buah kelapa sawit (Tandan Buah Sawit/TBS) untuk dijadikan (Curcle
Palm Oil)/CPO dan inti kelapa sawit (Palm Kemel dengan kapasitas pabrik 14 ton
TBS/Jarn. Adapun gambar PT. Socfindo Matapao dapat dilihat berikut ini:

Gambar 4.1 PT.Socfindo Matapao

B. Visi Dan Misi PT. Socfindo Matapao


PT.Socfindo Indonesia Perkebunan Matapao mempunyai Visi dan Misi
yang sangat dijunjung tinggi oleh Perusahaan,yaitu:
1. Visi PT. Socfındo Matapao
Untuk menjadi perusahaan industri perkebunan kelapa sawit dan karet kelas
dunia yang efisien dalam prodüksi dan memberikan keuntungan kepada
para stakeholder.
2. Misi PT. Socfindo Matapao
Adapun Misi dari PT. Socfindo Matapao adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan bisnis dan memberikarukeuntungan bagi pemegang
saham.
b. Memberlakukan sistem manajemen yang mengacu pada standar
intemasional dan acuan yang berlaku di bisnisnya
c. Menjalankan operasi dengan efisien dan hasil yang tertinggi (mutu dan
produktivitas) serta harga yang kompetitif.
d. Menjadi tempat kerja pilihan bagi karyawan nya, aman dan sehat.
e. Penggunaan sumber daya yang efisien dan minimalisasi limbah.

45
f. Membagi kesejahteraan bagi masyarakat dimana kami beroperasi.

C. Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab Pada PT. Socfindo Matapao


Setiap perusahaan pada dasar nya memiliki struktur organisasi yang jelas
dan tegas untuk menggambarkan tugas dan wewenang dari tiap-tiap bagian
yang ada di dalam perusahaan.
Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan
kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk
pencapaian suatu tujuan tertentu. Oleh sebab itu, struktur organisasi memiliki
peranan yang sangat penting terhadap suatu perusahaan. Struktur organisasi
yang baik adalah struktur organisasi yang menggambarkan dengan jelas dan
tegas mengenai tugas dan wewenang dari tiap-tiap bagian yang ada didalam
perusahaan serta mempunyai Ciri Ciri sebagai berikut ini:
1. Mempunyai tujuan yang jelas dan serinci mungkin.
2. Tujuan harus dipahami setiap orang.
3. Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh setiap individu dalam
organisasi.
4. Adanya kesatuan dalam organisasi.
Pada PT. Socfindo Matapao memiliki struktur organisasi untuk menjalankan
kegiatan dan memperlihatkan pemisahan tugas dan tanggung jawab antara satu
dengan yang Iainnya. Adapun struktur organisasi pada PT. Socfindo Matapao
yang dapat dilihat pada gambar berikut:

46
47
D. Uraian Jabatan dan Tanggung Jawab
PT.Socfindo Kebun Matapao dikepalai oleh seorang pengurus atau ADM
yang bertanggung jawab kepada Group Manager dan Direksi.Dalam
pelaksanaan tugas pengurus dibantu oleh asissten Divisi dilapangan dan
Tekniker I dipabrik serta KTU tugas dan tanggung jawab masing masing
karyawan yang terlibat dalam organisasi di PT.Socfindo Kebun Matapao adalah
sebagai berikut:
1. Asisten Divisi/Afdeling
a. Menyusun dan membuat anggran tahunan, bulanan dan harian.Dan
dokumen/laporan lainnya
b. Melaksanakan instruksi kerja harian(antrian pagi) kepada mandor,mantri
dan krani setiap pagi
c. Mengkoordinir,memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan dan aspek
di afdeling termasuk:
c.1. Biaya
c.2. Kedisiplinan (termasuk pekerja pihak ketiga)
c.3. Penggunaan alat kerja dan alat berat
c.4. Pelaksanaan kerja
c.5. Kemajuan dan hasil kerja(kualitas dan kuantitas)
c.6. Pembibitan
c.7. Transportasi hasil produksi ke pabrik
c.8. Dan kegiatan/aspek lainnya sesuai dengan rencana dan instruksi
kerja serta memberikan masukan untuk tujuan efisiensi dan
efektivitas pekerjaan di lapangan
d. Mengatur, memonitor dan memeriksa administrasi di afdeling terlaksana
sesuai ketentuan serta menelusuri/verifikasi jika ditemukan kejanggalan
e. Memonitor dan menjaga keamanan di afdelling dengan bekerjasama dengan
pihak ketiga
f. Membina dan menjaga hubungan social yang baik dengan masyarakat dan
instansi pihak ketiga.
g. Mendistribusikan gaji pekerja di afdeling masing masing
h. Melakukan investigasi kecelakaan kerja
i. Membuat pesanan barang dan alat alat kebutuhan afdeling
j. Secara bergantian memeriksa stok barang barang terkait teknis pertanian di
Gudang material
k. Melaporkan setiap masalah yang terjadi di afdeling kepada atasan serta
melakukan penyelesaian
l. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan oleh pihak ketiga sudah sesuain
kontrak/kesepakatan
m. Menerapkan,mengontrol dan memonitor pelaksanaan system manajemen
socfindo dilapangan
n. Melakukan pekerjaan lain terkait kepentingan perusahaan sesuai dengan
instruksi atasan.
2. KTU
 Mengatur, menangani dan mensupervisi bawahan dalam pelaksanaan
administrasi atau pembuatan laporan terkait keuangan kebun .

48
 Bertanggung jawab terhadap kebenaran/ kesesuaian laporan Neraca,
tata Buku, perkiraan transitoris, Compte capital, Cost Analysis dan Cost
center,
 Membuat laporan permintaan uang bulanan dan laporan cash flow
(penerimaan dan pengeluaran uang) kebun.
 Mereview laporan persentase lembur , Laporan Stock Gudang, Laporan
penerimaan pupuk, Debet Nota/Kredit Nota, Baki Kebun Sepupu,
Laporan pajak, daftar hutang pegawai/karyawan, Laporan Jamsostek.
 Bertanggung jawab terhadap Buku kas kebun berserta bukti-bukti
pendukung kas.
 Melayani/ menerima tamu/pihak-lll sesuai instruksi pengurus kebun.
 Mewakili pengurus kebun koordinasi/ komunikasi dengan pemerintah
daerah maupun swasta
 Mengumpulkan data-data untuk penyusunan anggaran biaya kebun
 Menerapkan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerjanya.
 Melakukan pekerjaan lain sesuai dengan instruksi atasan.
3. Kepala Gudang
 Memastikan truk barang diarahkan ke lokasi bongar muat yang tepat
dan proses bongkar muat barang telah sesuai dengan IK/ PSM.
 Bertanggung jawab atas kesesuaian fisik stok barang dengan
administrasi di gudang.
 Bersama-sama dengan Asisten/ Tekniker terkait menerima, mengawasi
dan memeriksa penerimaan barang sudah sesuai IK/ PSM.
 Memonitor pencatatan masuk keluarnya barang pada buku penerimaan
barang, buku pengeluaran barang dan Bin card telah dilakukan sesuai
IK/ PSM.
 Membuat bon penerimaan barang, surat pengantar barang, pesanan
barang (Material Request) dan nomor perkiraan untuk pembebanan.
 Memeriksa dan memastikan input data penerimaan dan pengeluaran
barang telah sesuai SIR (Stock Issued Requitition) dan GRN (Good
Receive Note).
 Memonitor penyimpanan dan penyusunan sudah sesuai dengan IK.
 Memastikan penanganan barang B3 baik penyimpanan dan administrasi
sudah sesuai dengan ketentuan.

49
 Membuat berita acara apabila terjadi ketidaksesuaian identitas dan
kuantitas barang pada saat penerimaan.
 Mengawasi dan memonitor pengeluaran barang sesuai dengan SIR
(Stock Issued Requisition) yang telah ditandatangani oleh Asisten/
Tekniker dan konfirmasi pengeluaran barang telah ditandatangani oleh
pengambil barang dan Asisten/Tekniker terkait.
 Menerapkan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerjanya.
 Melakukan pekerjaan lain sesuai dengan instruksi atasan.
4. Kepala Laboratorium
 Bersama-sama dengan Analis Laboratorium dan divisi Ekspedisi
melakukan proses pengukuran volume /lsoundingl CPO setiap pagi.
 Memastikan metode analisa produksi etlah dipahami dan mampu
dilaksanakan oleh Analis Laboratorium
 Mengarahkan, mengontrol dan memonitor aktivitas pemeriksaan/
analisa kualítas produksi sesuai dengan IK-
 Mengontrol dan memastikan bahwa alat ukur yang digunakan telah
dikalibrasi/ verifikasi.
 Memastikan areal laboratorium dan lingkungannya dalam keadaan
bersih, rapi dan aman untuk bekerja serta limbah dikelola sesuai dengan
IK yang ditetapkan.
 Memeriksa dan memaraf semua hasil analisa di laboratorium, apabila
ditemukan ketidaksesuaian pada hasil, menginstruksikan analisa ulang
dan melaporkan hasilnya ke Tekniker.
 Mengisi daftar lembur pekerja serta memeriksa dan memarafkan lembur
harian.
 Membuat jadwal shift dan memonitor absensi analis laboratorium serta
melaporkan ketidakhadiran.
 Memonitor dan mengontrol pemakaian bahan dan alat laboratorium agar
siap pakai serta membuat permintaan akan kebutuhan bahan dan alat
kerja di laboratorium.
 Menginput data laporan hasil kerja laba per shift ke bahagian terkait.
 Menerapkan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerjanya.
 Melakukan pekerjaan lain sesuai dengan instruksi atasan.
5. Mandor 1 Produksi

50
 Membantu Asisten dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengontrolan
kerja potong buah sesuai
 Menghadiri antrian pagi dan mendengarkan instruksi kerja harian dari
Asisten.
 Menginstruksi kembali pekerjaan harian ke Mandor Potong Buah secara
lebih terperinci khususnya dalam pembagian tenaga kerja.
 Menerima dan meneruskan laporan mengenai jumlah pemakaian
pekerja masing-masing mandor ke Asisten.
 Memastikan kelengkapan dan kondisi alat kerja siap pakai dan aman.
 Mengetahui secara persis lokasi aktifitas potong buah serta memonitor
dan mengontrol aktifitas potong buah di lapangan sesuai dengan
instruksi, mutu ancak dan mutu buah.
 Mengatur pusingan potong buah agar tetap 6-7 hari atau 4 kali sebulan.
 Mengatur kenek transpor dan rute transpor buah dari afdeling ke pabrik
dengan berkoordinasi dengan mandor transport.
 Turut menjaga keamaan di area kerjanya, yaitu afdeling dan bersama-
sama dengan centeng melakukan patroli keamanan.
 Menerima dan meneruskan laporan dari Mandor Potong Buah ke
Asisten .
 Menerapkan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerjanya.
 Melakukan pekerjaan-pekerjaan Iain untuk kepentingan perusahaan
sesuai instruksi atasan.
1. Krani Payroll/Keliling Afdeling
 Menghadîri antrian pagi dan mendengarkan instruksi kerja harjan.
 Mencatat kehadiran semua pekerja, jenis pekerjaan dan output kerja
harian di Afdeling kemudian memasukkan data-data tersebut ke sistem
Harvest,
 Mencatat pemakaian bahan untuk Iapangan.
 Melengkapi laporan kegiatan bulanan OP/ OPR.
 Membuat daftar penerima premi dan jumlah premi sesuai ketentuan,
menyerahkan ke Asisten untuk diverîfikasi dan memasukkan data premi
pekerja ke sistem Harvest.
 Melayani pekerja yang akan mengambil hak-hak normatif sesuai PKB.
 Memeriksa kebenaran perhitungan THR dan Bonus pekerja.

51
 Membuat daftar hutang pekerja.
 Mencetak slip gaji dan membantu Asisten mendistribusikan gaji ke
pekerja.
 Mengambil dan mendistribusikan catu beras ke pekerja.
 Membuat laporan mensuel afdeling.
 Membuat laporan prestasi kerja dan kartu stok harian di kantor afdeling.
 Membantu pekerjaan administrasi Asisten lainnya.
 Melakukan Patroli LK3.
 Menerapkan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerjanya.
 Melakukan pekerjaan lain sesuai dengan instruksi atasan.
2. Mandor Potong Buah
 Menghadiri antrian pagi dan mendengarkan instruksi kerja harian dari
Asisten.
 Memimpin antrian pagi untuk karyawan potong buah serta memberikan
instruksi kerja harian.
 Menyiapkan alat kerja serap untuk kegiatan potong buah.
 Memonitor kesiapan dan kondisi peralatan kerja serta APD karyawan
untuk keperluan potong buah.
 Mengawasi dan memeriksa aktivitas potong buah karyawan sesuai
ketentuan dan memenuhi target harian.
 Mengawasi dan memeriksa hasil pekerjaan potong buah/ disiplin potong
buah yaitu mutu buah dan mutu ancak (pengutipan berondolan dan
cabang sengkleh, susunan cabang dan menjaga songgo buah).
 Mengawasi aktivitas pengumpulan buah di TPH.
 Menanggapi jika terdapat laporan/ permintaan yang relevan dengan
kegiatan potong buah dari karyawan potong buah serta melaporkan ke
Mandor 1 dan Asisten.
 Mengawasi sarung/cover pada pisau egrek atau dodos telah terpasang
setiap pindah ancak dan selesai pekerjaan.
 Membuat laporan-laporan untuk diserahkan kepada Asisten kebun,
yaitu:
 Laporan persen panen dan mutu ancak
 Laporan gangguan
 Laporan penyimpangan kebun harian

52
 dan laporan lainnya yang ditetapkan oleh Atasan.
 Menerapkan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerjanya.
 Melakukan pekerjaan-pekerjaan- pekerjaan lain untuk kepentingan
perusahaan sesuai dengan instruksi atasan.
3. Tekniker I
 Menjamin, menyetujui, dan menginstruksi proses pengolahan dan IKS
 Menjamin dan menyetujui rencana pemeliharaan pabrik secara
keseluruhan.
 Menjamin bahwa kebijaksanaan mutu dimengerti,ditetapkan, dipelihara
diseluruh unit pengolahan.
 Membantu manajer untuk mengidentifikasikan persyaratakan-
persyaratan SDM dan meggunakan personil terlatih disetiap posisi.
 Meninjau persyaratan bahan kimia, peralatan dan pembuatan yang
diusulkan oleh Tekniker II, Mandor pengolahan dan Laboratorium.
 Meninjau rencana produksi danjadwal pemeliharaan peralatan di pablik.
 Mengidentifikasikan kebutuhan pemeliharaan untuk semua personil
yang langsung mempengaruhi mutu.
 Mengevaluasi kemajuan proses pengolahan dan peralatan mesin.

4. Tekniker II
 Menjamin bahwa kebijaksanaan mutu dimengerti, diterapkan dan
dipelihara oleh mandor-mandor dan pekerja pada proses pengolahan.
 Membuata rencana pemakaian TK, peralatan dan bahan-bahan kimia
yang digunakan pada proses pengolahan sesuai ketetuan yang ada.
 Mengawasi kondisi mesin agar proses produksi dilakukan secara efektif
dan efisien untuk mencapai produktivitas yang tinggi.
 Mengendalikan proses pengolahan dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
 Bertanggungjawab terhadap keberhasilan seluruh lingkungan
pengolahan rvxs dan xs.
5. Krani I Pabrik
 Menginput dan memproses hasil sounding prodüksi AKS dan İKS setiap
hari di sistem Harvest.

53
 Melaporkan data-data prodüksi ke sub Bhg. Tehologi dan Bhg terkait
lainnya.
 Membuat berita acara pemeriksaan persediaan N'KS dan İKS akhir
bulan.
 Membuat laporan prodüksi bulanan dan tahunan kemudian meneruskan
ke bahagian terkait.
 Memonitor biaya pengolahan dan melaporkan jika ada kejanggalan
 Mengetik dan menyimpan surat-surat pabrik.
 Memenksa dan memonitor hasil input data workshop.
 Membantu telmiker membuat budget.
 Menerapkan sistem managemen socfindo dilingkup kerjanya.
 Melakukan pekerjaan lain untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan
intruksi atasan.
6. Mandor Bengkel Umum
 Mengatur kerja dan mengawasi aktivitas para pekerja bengkel umum
sesuai dengan work order
 Mengisi laporan pekerjaan di work order dan melaporkan ke tekniker.
 Meminta spare part ke gudang sesuai keperluan perbaikan atau
perawatan.
 Mencatat kehadiran dan lembur pekerja bengkel umum.
 Berkonsultasi dengan telmiker jika dalam menyelesaikan permasalahan
saat perawatan dan perbaikan.
7. Mandor Bengkel Transport
 Mengatur kerja dan mengawasi aktivitas para pekerja bengkel umum
sesuai dengan work order
 Mengisi laporan pekerjaan di work order dan melaporkan ke tekniker.
Meminta spare part ke gudang sesuai keperluan perbaikan atau
perawatan.
 Mencatat kehadiran dan lembur pekerja bengkel umum.
 Berkonsultasi dengan tekniker jika dalam menyelesaikan permasalahan
saat perawatan dan perbaikan.
8. Analisa Laboratorium
 Menjamin bahwa kebijaksanaan mutu dipahami petugas lab dan
dipelihara di seluruh tingkat organisasi di laboratorium dan sortasi.

54
 Membuat rencana pemakaian bahan —bahan serta alat yang
berhubungan dengan analisa laboratorium dan sortasi untuk
disampaikan pada kepala pengolahan setelah disetujui adm.
 Menjamin bahwa pemeriksaan dan pengujian pada penerimaan TBS
dalam proses dan produk akhir telah dilaksanakan sesuai dengan
prosedur dan catatan waktuyang telah ditetapkan
 Menyetujui laporan hasil pemeriksaan dan pengujian pada penerimaan
bahan baku pada awal produk maupun akhir.
9. Kepala Keamanan
 Memberikan pengarahan/apel kepada Petugas Keamanan
 Mengkoordinir dan mengatur pekerjaan petugas keamanan termasuk
satpam dan centeng di areal kebun.
 Mengontrol dan memonitor (patroli) aktivitas petugas keamanan
 Memastikan prosedur pengendalian tamu dan penerimaan fruk barang
telah dilaksanakan sesuai IK/PSM.
 Memastikan pengawasan atas penerimaan TBS dan pengeluaran
barang dari areal jaganya telah dilakukan dengan baik.
 Memastikan penjagaan dan turut menjaga keamanan aset perusahaan
di Kantor, Pabrik dan Lapangan.
 Melaporkan segera apabila ada petugas keamanan yang tidak hadir.
 Mewakili pihak kebun PT Socfindo untuk berhubungan dengan
kepolisian terkait masalah keananan dan menghadiri sidang yang terkait
masalah keamanan.
 Memastikan areal posjaga Keamanan dalam keadaan bersih.
 Menerapkan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerjanya.
 Melakukan pekerjaan lain sesuai dengan instruksi atasan.
10. Satpam/Centeng
 Menghadiri apel pagi jika ada
 Membersihkan pos jaga termasuk kamar mandinya
 Melaksanakan prosedur pengendalian tamu.
 Mengkonfirmasikan kepada atasan sebelum menerima mempersilahkan
masuk Tamu.

55
 Meminta Tamu yang hadir telah mengisi buku tamu, menjelaskan
protokoler tamu, meninggalkan kartu identitas, memberikan kartu Visitor'
serta meminta kembali kartu tersebut.
 Memeriksa dan mencatat nomor kendaraan setiap truk angkutan
produksi dari kebun sepupu, truk angkutan barang ke gudang material
atau gudang pupuk dan truk angkutan produksi/TBS
 Mengawasi proses penimbangan dan pembongkaran TBS.
 Menjaga keamanan dan aset perusahaan di areal kantor
Pengurus ,Pabrik dan Lapangan.
 Melakukan patroli secara bergantian berdasarkan giliran.
 Melaporkan segera setiap kejadian gangguan keamanan yang terjadi
dilapangan ataupun di daerah pabrik kepada atasan.
 Menangkap dan menyerahkan pelaku gangguan keamanan ke pihak
yang berwajib.
11. Kepala Operator Boiler
 Mengawasi aktivitas pengoperasian boiler telah dilaksanakan IK/PSM.
 Memeriksa dan memastikan alat indicator, alat pengaman dan pipa
boiler dalam kondisi baik.
 Mengatur, mengkoordinir dan melakukan pekerjaan pengoperasian
boiler.
 Memastikan level air dalam boiler normal dan di feed water tank penuh
dengan temperature 60 derajat.
 Memonitor dan memastikan bahan bakar boiler selalu tersedia,
 Menjaga dan memonitor kestabilan tekanan steam sesuai dengan 1K.
 Mengisi dan memperbaharui jurnal pengoperasian boiler.
 Mencatat dan melaporkan ketidakhadiran dan lembur operator boiler.
 Melakukan tindakan pengamanan apabila keadaan boiler dalam bahaya.
 Koordinasi dengan mandor water treatment untuk pengontrolan kualitas
dan kuantitas air umpan boiler (konfirmasi dengan kebun lain). Adapun
tugas-tugas umum sebagai berikut:
 Membersihkan areal tempat kerja.
 Melaporkan apabila terjadi gangguan/kerusakan pada alat mesin ke
atasan.
 Menerapakan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerja.

56
 Melakukan pekerjaan-pekerjaan lainnya sesuai instruksi.
12. Operator Boiler
 Mengoperasikan boiler sesuai 1K.
 Mengawasi ketersediaan bahan bakar boiler (cangkang dan sampah).
 Menjaga kestabilan tekanan steam sesuai instruksi yang ditetapkan.
 Mengawasi agar alat-alat indicator, alat pengaman dan instalasi pipa
boiler dalam kondisi baik.
 Mengawasi level air dalam boiler normal dan di feed water tank penuh
dengan temperature 60 derajat.
 Mengeluarkan abu dari dapur boiler secara berkala. Adapun tugas tugas
umum sebagai berikut:
 Membersihkan areal tempat kerja.
 Melaporkan apabila terjadi gangguan/kerusakan pada alat/ mesin
ke atasan.
 Menerapakan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerjanya.
 Melakukan pekerjaan-pekerjaan lainnya sesuai instruksi atasan.
13. Operator Kamar Mesin
 Mengoperasikan mesin genset sesuai IK.
 Mencatat Jam Jalan (hour meter) di bukujam jalan pada saat PLN mati
dan penggunaan listrik KW/Jam di buku listrik.
 Menyalakan mesin pompa air dan mengontrol operasi mesin pompa air
dari sumur bor ke bak air agar tidak tumpah.
 Melaporkan ke atasan apabila mesin pompa tidak dapat berfungsi
dengan baik.
 Memastikan alat-alat indikator beroperasi dengan baik.
 Merawat mesin genset.
 Adapun tugas- tugas umum sebagai berikut:
 Membersihkan arcal tempat kerja.
 Melaporkan apabila terjadi gangguan/kerusakan pada alat/ mesin
ke atasan.
 Menerapkan Sistem Manajemen Socfindo dilingkup kerjanya.
 Melakukan pekerjaan-pekerjaan lainnya sesuai instruksi atasan.

57
E. Jaringan Usaha/Kegiatan
PT Socfindo bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan karet yang
berlokasi di Sumatera Utara dan Aceh. Perkebunan kelapa sawit di Sumatera
Utara terdiri dari 5 kebun yaitu Negeri Lama, Aek Loba, Tanah Gambus, Bangun
Bandar dan Matapao; sedangkan perkebunan kelapa sawit di Aceh terdiri dari 4
perkebun yaitu Sel Liput, Lae Butar, Seumanyam dan Seunagan.
Perkebunan karet yang dimiliki PT Socfindo yang semuanya berlokasi di
Sumatera Utara terdiri dari 2 kebun yaitu Aek Pamienke, Tanah Besih, Khusus
untuk kebun Lima Puluh dan Tanjung Maria, saat ini sedang dalam proses
konversi menjadi komoditi kelapa sawit yang direncanakan akan selesai sampai
dengan tahun 2022.
Hasil produksi perkebunan PT Socfindo baik kelapa sawit maupun karet
diolah di pabrik sendiri yang dimilikinya yang berjumlah 11 pabrik yaitu:
 9 pabrik kelapa sawit (Palm Oil Mill/ POM) yang mengolah tandan buah
segar (TBS) menjadi CPO (Crude Palm Oi) dan Palm Kernel/Inti Sawit.
 2 pabrik crumb rubber yang mengolah latex menjadi Crumb Rubber.
Disamping sebagai perusahaan perkebunan PT Socfindo juga mempunyai
usaha lain yaitu:
a. Produsen Kecambah Kelapa Sawit PT Socfindo merupakan salah satu
produsen kecambah kelapa sawit terbesar di Indonesia. Produksi
kecambah / bibit kelapa sawit dilakukan di BBSP (Bangun Bandar Seed
Production) yang berlokasi di Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten
Serdang Bedagai dan di ALSP (Aek Loba Seed Production) yang berlokasi
di Kecamatan Aek Kuasan, Kabupaten Asahan.
b. Laboratorium Analitik
Laboratorium ini melayani analisa tanah dan daun yang digunakan untuk
menentukan rekomendasi pemupukan. Laboratorium ini juga melayani
analisa pupuk untuk menentukan kandungan hara yang terkandung dalam
pupuk serta analisa air dan limbah cair untuk menentukan kualitas air
berdasarkan baku mutu peraturan perundangan.

58
F. Hasil Penelitian
Adapun ruangan bagian produksi yang diteliti oleh si ada 5 Area
yang akan diukur dan diteliti yakni :
 Area Loading Ramp

4. 5 Mesin Loading Ramp

Area Loading Ramp merupakan rangkaian proses awal dari


pengolahan kelapa sawit sebelum memasuki proses selanjutnya. Fungsi
dari Loading Ramp adalah sebagai tempat penampungan semenatra
Tandan Buah Segar sebelum dimasukkan ke dalam lori (Fruit
Cages).Adapun Luas area Loading Ramp yaitu
L = Panjang X Lebar
= 100m x 52m
= 5.200 m2
Adapun jumlah karyawan pada area ini per shift nya adalah 6 orang
dan lamanya waktu karyawan bekerja pershift nya adalah 5 jam dan hasil
Pengukuran :
a) Suhu
Adapun pengukuran suhu yang dilakukan si peneliti dengan
menggunakan alat termometer dan meteran,Adapun suhu yang
diperoleh :
1. Pengukuran suhu didekat mesin diperoleh 280C
2. Ketika pada jarak 2 meter diperoleh suhu 290C

59
Dari hasil pengukuran suhu di area Loading Ramp dinyatakan
telah memenuhi syarat.
Menurut Kepmenkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 Suhu pada
area Loading Ramp telah memenuhi syarat yang dimana
dinyatakan jika suhu <300C berarti telah memenuhi syarat,
Dan menurut Kepmenkes RI Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002
tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan Industri persyaratan suhu yaitu 180-280C

b) Kelembaban

Adapun pengukuran kelembaban dilakukan si peneliti dengan


menggunakan alat hygrometer dan meteran.Adapun kelembaban
yang diperoleh :

1. Pengukuran kelembaban didekat mesin diperoleh


64%Rh

2. Ketika pada jarak 2 meter diperoleh nilai 58%Rh.


Dan menurut Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002
kelembaban udara Ketika berada didekat mesin tidak memenuhi
syarat, tetapi Ketika pada jarak 2 meter kelembaban sudah
memenuhi syarat.

c) Pencahayaan

Pengukuran Pencahayaan
(Loading Ramp)
Titik I : 180 Lux
Titik II : 210 Lux B
Titik III : 123 Lux
S P U
Titik IV : 105 Lux
T
Titik V : 108 Lux +
726 Lux

Adapun pengukuran pencahayaan dilakukan si peneliti


menggunakan alat lux meter dan Kompas handphone.Adapun

60
pencahayaan yang diperoleh dari 5 titik yaitu 726 Lux.Dan
dinyatakan memenuhi syarat.
Menurut Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 ,jika
nilai minimal yang diperoleh 200 Lux, maka pencahayaan telah
memenuhi syarat, jika <200 Lux maka tidak memenuhi syarat.Dan
hasil pengukuran pencahayaan pada area Loading Ramp
dinyatakan telah memenuhi syarat.

d) Kebisingan
Adapun pengukuran kebisingan yang dilakukan oleh si peneliti
yaitu dengan menggunakan alat sound level meter, handphone
untuk merekam.Adapunpengukuran kebisingan yang diperoleh
sebagai berikut :

Pengukuran Kebisingan di Area Loading Ramp


Pengukuran 1 Selama 4 Detik 85,6
Pengukuran 2 Selama 4 Detik 81,6
Pengukuran 3 Selama 4 Detik 78,7
Pengukuran 4 Selama 4 Detik 82,8
Pengukuran 5 Selama 4 Detik 79,8
Pengukuran 6 Selama 4 Detik 78,2
Pengukuran 7 Selama 4 Detik 84,0
Pengukuran 8 Selama 4 Detik 84,3 1 Menit
Pengukuran 9 Selama 4 Detik 84,8 60 Detik
Pengukuran 10 Selama 4 Detik 80,2
Pengukuran 11 Selama 4 Detik 81,0
Pengukuran 12 Selama 4 Detik 80,4
Pengukuran 13 Selama 4 Detik 86,4
Pengukuran 14 Selama 4 Detik 85,3
Pengukuran 15 Selama 4 Detik 82,0
Rata Rata 82,34
Menurut Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 ,jika <85
Dba berarti kebisingan memenuhi syarat , dan jika >85 dba berarti
tidak memenuhi syarat dan hasil pengukuran kebisingan yaitu
82,34 dba , berarti kebisingan didaerah loading ramp memenuhi
syarat.

61
 Area Ripple Mill

4. 5 Ripple Mill

Area Ripple Mill merupakan area untuk pemecahan cangkang biji


kelapa sawit agar inti (kernel) dan cangkang dapat terpisah, sebelum inti
kelapa sawit diolah menjadi minyak jadi.Adapun Luas area Ripple Mill
yaitu
L =Panjang X Lebar
= 15m x 10m
=150 m2
Adapun jumlah karyawan dalm bidang ini 12, tetapi mereka masuknya
system shift yang dimana per shift 6 orang ,durasi waktu karyawan
bekerja 5 jam. dan hasil Pengukuran :

a) Suhu
Adapun pengukuran suhu dilakukan si peneliti dengan
menggunakan alat termometer dan meteran, suhu yang diperoleh :
3. Pengukuran suhu didekat mesin diperoleh 280C
4. Ketika pada jarak 2 meter diperoleh suhu 260C
Dari hasil pengukuran suhu di area ripple mill dinyatakan telah
memenuhi syarat.
Menurut Kepmenkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 Suhu pada
area Loading Ramp telah memenuhi syarat yang dimana
dinyatakan jika suhu <300C berarti telah memenuhi syarat,
Dan menurut Kepmenkes RI Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002

62
tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan Industri persyaratan suhu yaitu 180-280C

b) Kelembaban

Adapun pengukuran kelembaban dilakukan si peneliti dengan


menggunakan alat hygrometer dan meteran.Adapun kelembaban
yang diperoleh :
3. Pengukuran kelembaban didekat mesin diperoleh
65%Rh
4. Ketika pada jarak 2 meter diperoleh nilai 63%Rh.
Dan menurut Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002
kelembaban udara Ketika berada didekat mesin tidak memenuhi
syarat, tetapi Ketika pada jarak 2 meter kelembaban sudah
memenuhi syarat.

c)Pencahayaan

3.6.3 Pengukuran Pencahayaan


(Ripple Mill)
Titik I : 200 Lux B
Titik II : 205 Lux
Titik III : 108 Lux S P U
Titik IV : 102 Lux
Titik V : 110 Lux + T
725 Lux

Adapun pengukuran pencahayaan dilakukan si peneliti


menggunakan alat lux meter dan Kompas handphone.Adapun
pencahayaan yang diperoleh dari 5 titik yaitu 725 Lux, dan
dinyatakan memenuhi syarat.
Menurut Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 ,jika
nilai minimal yang diperoleh 200 Lux, maka pencahayaan telah
memenuhi syarat, jika <200 Lux maka tidak memenuhi syarat.Dan
hasil pengukuran pencahayaan pada area Ripple mill dinyatakan
telah memenuhi syarat.

e) Kebisingan

63
Adapun pengukuran kebisingan yang dilakukan oleh si peneliti
yaitu dengan menggunakan alat sound level meter, handphone
untuk merekam.Adapunpengukuran kebisingan yang diperoleh
sebagai berikut :

Pengukuran Kebisingan di Area Ripple Mill


Pengukuran 1 Selama 4 Detik 90,0
Pengukuran 2 Selama 4 Detik 90,9
Pengukuran 3 Selama 4 Detik 88,2
Pengukuran 4 Selama 4 Detik 88,7
Pengukuran 5 Selama 4 Detik 91,5
Pengukuran 6 Selama 4 Detik 91,4
Pengukuran 7 Selama 4 Detik 88,2 1 Menit
Pengukuran 8 Selama 4 Detik 88,3 60 Detik
Pengukuran 9 Selama 4 Detik 91,5
Pengukuran 10 Selama 4 Detik 90,1
Pengukuran 11 Selama 4 Detik 89,9
Pengukuran 12 Selama 4 Detik 91,0
Pengukuran 13 Selama 4 Detik 86,0
Pengukuran 14 Selama 4 Detik 91,2
Pengukuran 15 Selama 4 Detik 90,2
Rata-Rata 89,80
Menurut Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 ,jika <85 Dba
berarti kebisingan memenuhi syarat , dan jika >85 dba berarti tidak
memenuhi syarat dan hasil pengukuran kebisingan yaitu 89,80 dba ,
berarti kebisingan didaerah Ripple Mill tidak memenuhi syarat.

64
 Area Sterilizer

4. 5 Sterilizer

Sterilizer merupakan bejana uap yang bertekanan biasanya


digunakan untuk merebus kelapa sawit sehingga yang mempermudah
tahapan proses selanjutnya .Sterilizer menggunakan steam sebagai
media pemanas yang berasal dari sisa pembuangan turbin uap. Adapun
luas area sterilizeri yaitu
L =Panjang X Lebar
= 25m x 20m
=500 m2

Adapun jumlah karyawan dalam area ini 4 orang, tetapi mereka


masuknya system shift.. dengan durasi bekerja selama 6 jam dan hasil
Pengukuran :

d) Suhu
Adapun pengukuran suhu dilakukan si peneliti dengan
menggunakan alat termometer dan meteran, suhu yang diperoleh :
5. Pengukuran suhu didekat mesin diperoleh 300C
6. Ketika pada jarak 2 meter diperoleh suhu 280C
Menurut Kepmenkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 Suhu pada
area sterilizer telah memenuhi syarat yang dimana dinyatakan jika

65
suhu <300C berarti telah memenuhi syarat,
Dan menurut Kepmenkes RI Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002
tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan Industri persyaratan suhu yaitu 180-280C

e) Kelembaban

Adapun pengukuran kelembaban dilakukan si peneliti dengan


menggunakan alat hygrometer dan meteran.Adapun kelembaban
yang diperoleh :

5. Pengukuran kelembaban didekat mesin diperoleh


57%Rh

6. Ketika pada jarak 2 meter diperoleh nilai 55%Rh.


Dan menurut Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 yang
menyatakan bila 40-60% maka termasuk memenuhi syarat.Dan
kelembaban udara Ketika berada didekat mesin memenuhi syarat,
dan Ketika pada jarak 2 meter kelembaban tetap memenuhi syarat.

f) Pencahayaan

Pengukuran Pencahayaan
(Sterilizer)
Titik I : 200 Lux B
Titik II : 180 Lux
Titik III : 220 Lux S P U
Titik IV : 190 Lux
Titik V : 204 Lux + T

994 Lux

Adapun pengukuran pencahayaan dilakukan si peneliti


menggunakan alat lux meter dan Kompas handphone.Adapun
pencahayaan yang diperoleh dari 5 titik yaitu 994 Lux, dan
dinyatakan memenuhi syarat.
Menurut Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 ,jika
nilai minimal yang diperoleh 200 Lux, maka pencahayaan telah
memenuhi syarat, jika <200 Lux maka tidak memenuhi syarat.Dan
hasil pengukuran pencahayaan pada area sterilizer dinyatakan
telah memenuhi syarat.

66
67
f) Kebisingan
Adapun pengukuran kebisingan yang dilakukan oleh si peneliti
yaitu dengan menggunakan alat sound level meter, handphone
untuk merekam.Adapunpengukuran kebisingan yang diperoleh
sebagai berikut :
Pengukuran Kebisingan di Area Sterilizer
Pengukuran 1 Selama 4 Detik 80,0
Pengukuran 2 Selama 4 Detik 75,7
Pengukuran 3 Selama 4 Detik 75,2
Pengukuran 4 Selama 4 Detik 81,4
Pengukuran 5 Selama 4 Detik 80,2
Pengukuran 6 Selama 4 Detik 82,0
Pengukuran 7 Selama 4 Detik 83,2 1 Menit
Pengukuran 8 Selama 4 Detik 80,6 60 Detik
Pengukuran 9 Selama 4 Detik 76,5
Pengukuran 10 Selama 4 Detik 80,2
Pengukuran 11 Selama 4 Detik 82,0
Pengukuran 12 Selama 4 Detik 83,0
Pengukuran 13 Selama 4 Detik 75,0
Pengukuran 14 Selama 4 Detik 73,0
Pengukuran 15 Selama 4 Detik 77,8
Rata-Rata 79,05
Menurut Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 ,jika <85
Dba berarti kebisingan memenuhi syarat , dan jika >85 dba berarti
tidak memenuhi syarat dan hasil pengukuran kebisingan yaitu
79,05 dba , berarti kebisingan didaerah sterilizer memenuhi
syarat.

68
 Stasiun Press

4. 5 Stasiun Press

Station press yaitu untuk menyuling minyak pada daging buah kelapa
sawit. Adapun Luas area Stasiun Press yaitu
L =Panjang X Lebar
= 45m x 40 m
=1.800 m2
Adapun jumlah karyawan dalam area ini 8 orang, tetapi mereka
masuknya system shift.dengan durasi bekerja selama 6 jam. dan hasil
Pengukuran :

a) Suhu
Adapun pengukuran suhu dilakukan si peneliti dengan
menggunakan alat termometer dan meteran, suhu yang diperoleh :
1. Pengukuran suhu didekat mesin diperoleh 300C
2. Ketika pada jarak 2 meter diperoleh suhu 300C
Menurut Kepmenkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 Suhu pada
area stasiun press telah memenuhi syarat yang dimana
dinyatakan jika suhu <300C berarti telah memenuhi syarat,
Dan menurut Kepmenkes RI Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002
tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan Industri persyaratan suhu yaitu 180-280C

69
b)Kelembaban

Adapun pengukuran kelembaban dilakukan si peneliti


dengan menggunakan alat hygrometer dan meteran.Adapun
kelembaban yang diperoleh :

1. Pengukuran kelembaban didekat mesin diperoleh 55%Rh

2. Ketika pada jarak 2 meter diperoleh nilai 50%Rh.


Dan menurut Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 yang
menyatakan bila 40-60% maka termasuk memenuhi syarat.Dan
kelembaban udara Ketika berada didekat mesin memenuhi syarat,
dan Ketika pada jarak 2 meter kelembaban tetap memenuhi syarat.

c)Pencahayaan

Pengukuran Pencahayaan
(Stasiun Press)
Titik I : 180 Lux
B
Titik II : 115 Lux
Titik III : 113 Lux S P U

Titik IV : 102 Lux


Titik V : 100 Lux + T

610 Lux

Adapun pengukuran pencahayaan dilakukan si peneliti


menggunakan alat lux meter dan Kompas handphone.Adapun
pencahayaan yang diperoleh dari 5 titik yaitu 610 Lux, dan
dinyatakan memenuhi syarat.
Menurut Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 ,jika
nilai minimal yang diperoleh 200 Lux, maka pencahayaan telah
memenuhi syarat, jika <200 Lux maka tidak memenuhi syarat.Dan
hasil pengukuran pencahayaan pada area stasiun press
dinyatakan telah memenuhi syarat.

70
d)Kebisingan
Adapun pengukuran kebisingan yang dilakukan oleh si
peneliti yaitu dengan menggunakan alat sound level meter,
handphone untuk merekam.Adapun pengukuran kebisingan yang
diperoleh sebagai berikut :
Pengukuran Kebisingan di Area Stasiun press
Pengukuran 1 Selama 4 Detik 86,8
Pengukuran 2 Selama 4 Detik 82,9
Pengukuran 3 Selama 4 Detik 80,0
Pengukuran 4 Selama 4 Detik 83,8
Pengukuran 5 Selama 4 Detik 80,8
Pengukuran 6 Selama 4 Detik 79,7
Pengukuran 7 Selama 4 Detik 85,0 1 Menit
Pengukuran 8 Selama 4 Detik 85,5 60 Detik
Pengukuran 9 Selama 4 Detik 85,8
Pengukuran 10 Selama 4 Detik 81,2
Pengukuran 11 Selama 4 Detik 82,0
Pengukuran 12 Selama 4 Detik 81,5
Pengukuran 13 Selama 4 Detik 87,5
Pengukuran 14 Selama 4 Detik 88,0
Pengukuran 15 Selama 4 Detik 85,0
Rata-Rata 83,7
Menurut Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 ,jika <85
Dba berarti kebisingan memenuhi syarat , dan jika >85 dba berarti
tidak memenuhi syarat dan hasil pengukuran kebisingan yaitu
83,7 dba , berarti kebisingan didaerah stasiun press memenuhi
syarat.

71
 Area Boiler

4. 5 Boiler

Area Boiler adalah area untuk pemanasan air air sampai temperatur
tertentu dan menghasilkan uap/steam pada suatu wadah tertutup
sehingga uap/steam menghasilkan tekanan yang di gunakan untuk
menggerakkan sebuah mesin. Adapun Luas area Boiler yaitu
L = Panjang X Lebar
= 20,5 m x 10 m
= 205 m2
Adapun jumlah karyawan dalam area ini 8 orang,dengan durasi bekerja 6
jam tetapi mereka masuknya system shift.. dan hasil Pengukuran :

a)Suhu
Adapun pengukuran suhu dilakukan si peneliti dengan
menggunakan alat termometer dan meteran, suhu yang diperoleh :
1. Pengukuran suhu didekat mesin diperoleh 310C
2. Ketika pada jarak 2 meter diperoleh suhu 280C
Menurut Kepmenkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 Suhu pada
area stasiun press telah memenuhi syarat yang dimana
dinyatakan jika suhu <300C berarti telah memenuhi syarat,
Dan menurut Kepmenkes RI Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002
tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan Industri persyaratan suhu yaitu 180-280C

72
b)Kelembaban

Adapun pengukuran kelembaban dilakukan si peneliti dengan


menggunakan alat hygrometer dan meteran.Adapun kelembaban
yang diperoleh :

3. Pengukuran kelembaban didekat mesin diperoleh 56%Rh

4. Ketika pada jarak 2 meter diperoleh nilai 53%Rh.


Dan menurut Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 yang
menyatakan bila 40-60% maka termasuk memenuhi syarat.Dan
kelembaban udara Ketika berada didekat mesin memenuhi syarat,
dan Ketika pada jarak 2 meter kelembaban tetap memenuhi syarat.

c)Pencahayaan

Pengukuran Pencahayaan
(Boiler)
Titik I : 200 Lux
Titik II : 180 Lux B

Titik III : 220 Lux


S P U
Titik IV : 190 Lux
Titik V : 204 Lux +
T
994 Lux

Adapun pengukuran pencahayaan dilakukan si peneliti


menggunakan alat lux meter dan Kompas handphone.Adapun
pencahayaan yang diperoleh dari 5 titik yaitu 994 Lux, dan
dinyatakan memenuhi syarat.
Menurut Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 ,jika
nilai minimal yang diperoleh 200 Lux, maka pencahayaan telah
memenuhi syarat, jika <200 Lux maka tidak memenuhi syarat.Dan
hasil pengukuran pencahayaan pada area dinyatakan telah
memenuhi syarat.

73
d)Kebisingan
Adapun pengukuran kebisingan yang dilakukan oleh si peneliti
yaitu dengan menggunakan alat sound level meter, handphone
untuk merekam.Adapun pengukuran kebisingan yang diperoleh
sebagai berikut :
Pengukuran Kebisingan di Area Boiler
Pengukuran 1 Selama 4 Detik 82,1
Pengukuran 2 Selama 4 Detik 92,0
Pengukuran 3 Selama 4 Detik 89,0
Pengukuran 4 Selama 4 Detik 86,4
Pengukuran 5 Selama 4 Detik 87,2
Pengukuran 6 Selama 4 Detik 85,2
Pengukuran 7 Selama 4 Detik 81,3 1 Menit
Pengukuran 8 Selama 4 Detik 87,0 60 Detik
Pengukuran 9 Selama 4 Detik 83,1
Pengukuran 10 Selama 4 Detik 85,2
Pengukuran 11 Selama 4 Detik 87,9
Pengukuran 12 Selama 4 Detik 87,6
Pengukuran 13 Selama 4 Detik 87,8
Pengukuran 14 Selama 4 Detik 82,6
Pengukuran 15 Selama 4 Detik 82,5
Rata-Rata 85,79
Menurut Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 ,jika <85
Dba berarti kebisingan memenuhi syarat , dan jika >85 dba berarti
tidak memenuhi syarat dan hasil pengukuran kebisingan yaitu
85,79 dba , berarti kebisingan di area boiler tidak memenuhi
syarat.

74
Pengukuran Keseluruhan dari setiap titik:

3.6.1 Pengukuran Suhu


Titik I(Ripple Mill) : 280C
Titik II (Clarifikasi) : 310C
Titik III (Sterilizer) : 300C
Titik IV (Loading Ramp) : 280C
Titik V (Stasiun Press) : 300 C

3.6.2 Pengukuran Kelembaban


Titik I(Ripple Mill) : 65 %RH
Titik II (Clarifikasi) : 56%RH
Titik III (Sterilizer) : 57%RH
Titik IV (Loading Ramp) : 64%RH
Titik V (Stasiun Press) : 55%RH

3.6.4 Pengukuran Pencahayaan


(Ripple Mill)
Titik I : 200 Lux
1 3
Titik II : 205 Lux
Titik III : 108 Lux 5

Titik IV : 102 Lux 2 4


Titik V : 110 Lux +
725 Lux

75
Pengukuran Pencahayaan
(Clarifikasi)
Titik I : 340 Lux
Titik II : 240 Lux 1 3
Titik III : 150 Lux
5
Titik IV : 120 Lux
2 4
Titik V : 130 Lux +
980 Lux

Pengukuran Pencahayaan
(Sterilizer)
Titik I : 200 Lux
Titik II : 180 Lux 1 3
Titik III : 220 Lux
5
Titik IV : 190 Lux 2 4
Titik V : 204 Lux +
994 Lux

Pengukuran Pencahayaan
(Loading Ramp)
Titik I : 180 Lux
Titik II : 210 Lux 1 3
Titik III : 123 Lux 5
Titik IV : 105 Lux 2 4

Titik V : 108 Lux +


726 Lux

76
Pengukuran Pencahayaan
(Stasiun Press)
Titik I : 180 Lux
1 3
Titik II : 115 Lux
Titik III : 113 Lux 5
2 4
Titik IV : 102 Lux
Titik V : 100 Lux +
610 Lux

Total Pencahayaan di 5 area yakni area Ripple Mill, area Clarifikasi, area
Sterilizer, area Loading Ramp, area Stasiun Press
725 Lux +980 Lux+ 994 Lux+726 Lux +610 Lux 4035
= =807 Lux
5 5

F.1. Pengukuran Kebisingan


Pengukuran Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5
Ripple Clarifikasi Sterilizer Stasiun Boiler
Mill Press
1 90,0 85,6 80,0 86,8 82,1
2 90,9 81,6 75,7 82,9 92,0
3 88,2 78,7 75,2 80,0 89,0
4 88,7 82,8 81,4 83,8 86,4
5 91,5 79,8 80,2 80,8 87,2
6 91,4 78,2 82,0 79,7 85,2
7 88,2 84,0 83,2 85,0 81,3
8 88,3 84,3 80,6 85,5 87,0
9 91,5 84,8 76,5 85,8 83,1
10 90,1 80,2 80,2 81,2 85,2
11 89,9 81,0 82,0 82,0 87,9
12 91,0 80,4 83,0 81,5 87,6
13 86,0 86,4 75,0 87,5 87,8
14 91,2 85,3 73,0 88,0 82,6
15 90,2 82,0 77,8 85,0 82,5
Rata Rata 89,80 82,34 79,05 83,7 85,79

77
L Total=10 log ¿ 1089,80/10 + 1082,34/10 + 1079,05/10 + 1083,7/10 + 1085,79/10) db
L Total=10 log (108,98 + 108,234 + 107,905 + 108,37 +108,579 ) db
L Total=10 log (954.992.586 +171.395.730,7 +803.526.12,2+234.422.881,5 +
379.314.984.9)
L Total=10 log (182.047.8795,3) db
LTotal = 92,60 db

78
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang banyak
dibudidayakan di Indonesia. Luas areal karet pada tahun 2015 menempati urutan
pertama dengan luas 3.621.100 Ha, disusul oleh, kakao, kopi, tebu, tembakau
dan teh (Badan Pusat Statistik, 2015). Di era baru persaingan global ini, pasar
yang bervariasi dan kemajuan teknologi yang pesat membutuhkan tenaga kerja
yang lebih fleksibel dan kompeten (Nikandrou et al., 2009). Bisnis hari ini berjalan
global dan membutuhkan lebih banyak berpendidikan dan pelatihan pekerja
untuk menghadapi tantangan baru (Werner dan DeSimone, 2009).
Demikian pula di perusahaan perkebunan, karyawan adalah sumber
daya penting dari organisasi mereka yang memainkan peran utama dan
berkontribusi pada keberhasilan perkebunan. Faktor lingkungan tempat kerja
memegang peranan penting terhadap kinerja karyawan. Faktor-faktornya
lingkungan tempat kerja memberikan dampak yang sangat besar bagi karyawan
baik terhadap hasil negatif atau hasil positif (Chandrasekar, 2001). Menurut
Boles et al. (2004), ketika karyawan secara fisik dan emosional memiliki
keinginan untuk bekerja, maka hasil kinerja mereka akan meningkat.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ada beberapa pengaruh
positif ketika menerapkan lingkungan tempat kerja yang tepat strategi seperti
desain mesin, desain pekerjaan, desain lingkungan dan fasilitas (Burri &
Halander, 1991). Kondisi tempat kerja memengaruhi kinerja karyawan terdiri dari
mematuhi dan mematuhi organisasi aturan, kualitas, bekerja sama dengan rekan
kerja untuk menyelesaikan tugas masalah, berkonsentrasi pada tugas, dan
kreativitas (Hernaus & Mikulic, 2013; Kahya, 2007). Tidak ada pekerjaan
dilakukan dalam ruang hampa, setiap pekerjaan dilakukan dalam tempat kerja
dan dengan . demikian karakteristik tempat kerja itu adalah elemen penting untuk
diidentifikasi dalam mendefinisikan dan memahami pekerjaan itu (Prien et al.,
2009).
Berdasarkan definisi ini Prien and his rekan (Prien et al., 2009)
menyarankan/mengembangkan dan memperkenalkan profil karakteristik tempat
kerja organisasi terdiri dari 12 dimensi. Efficiency, efisien kualitas dan kuantitas
pengelolaan pekerjaan yang semakin dinamis dan lingkungan yang kompleks,
dan individu diharapkan untuk beradaptasi dan mengatur kegiatan mereka untuk
mempertahankan efisiensi.
Mengakomodasi penyandang disabilitas,penekanannya adalah pada
membantu individu untuk mengatasi keterbatasan, dan memfasilitasi upaya
individu untuk mengatasi hambatan di tempat kerja. Komunikasi, berkomunikasi
dengan orang lain dan mencari informasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas.
Mengakomodasi orang-orang dari berbagai latar belakang, beradaptasi
dengan orang-orang yang tidak berasal dari arus utama, melainkan dari yang
berkembang heterogenitas tempat kerja. Standarisasi peran, Ini menunjukkan
bahwa individu tahu apa yang harus mereka lakukan dan ketahui apa yang
diharapkan dari mereka, dan dengan demikian menghasilkan kelangsungan
kegiatan. Standarisasi tugas, standarisasi tugas dan standar kinerja tugas

79
pekerjaan ini.
Mengelola perubahan, memberikan dukungan bagi karyawan dalam
memahami perlunya perubahan, dalam menghadapi perubahan, dan dalam
memulai banyak transisi dibutuhkan oleh perubahan kondisi di tempat kerja.
Mengelola pekerjaan untuk efektivitas, merespons efektif terhadap kekuatan
eksternal, merespons dengan segera terhadap perubahan pasar, termasuk
keinginan pelanggan dan kebutuhan, pergeseran pasar lainnya, persaingan,
perubahan teknologi, hukum dan peraturan.
Mengontrol pelecehan, keputusasaan aktif dari pelecehan di tempat kerja,
disengaja atau tidak disengaja, pelecehan berdasarkan ras, usia, jenis kelamin,
fisik batasan, atau agama. Jenis kompetensi meliputi keterampilan, pengetahuan,
peran sosial, citra diri, sifat, dan motif (Rivai dan Sagala, 2009). kinerja dan
kinerja karyawan karena disiplin kerja membuat karyawan melakukan sosial yang
baik penyesuaian diri, mematuhi semua aturan, melakukan tindakan korektif, dan
efektif dalam bekerja (Ginting, 2013). Oleh karena itu, Chandrasekar (2011) telah
menyatakan bahwa hubungan atau hubungan antara karya, tempat kerja, alat-
alat kerja telah menjadi aspek terpenting dalam pekerjaan mereka itu sendiri.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran untuk pekerja di PT.Socfin
Indonesia Perkebunan Matapao dapat menambah penerangan buatan seperti
lampu , menambah alat pendingin seperti kipas pada ruang pemproduksian
sehingga pekerjaan yang dilakukan pekerja terasa lebih nyaman.

80
LA MPIRA N
l l

KUESIONER PENELITIA N l

PENGUKURA N TENTA NG FA KTOR FA KTOR YA NG l l l l l

MEMPENGA RUHI LINGKUNGA N KERJA PA DA PEKERJA BA GIA N l l l l l l l l

PRODUKSI PT. SOCFIN INDONESIA PERKEBUNA N MA TA PA O l l l l l

TA HUN 2022. l

II. Pengukura n l Lingkunga n


l Fisik PT.Socfin Indonesia l Perkebuna n l

Ma ta pa o
l l l

1. Kebisinga n(Sound Level Meter) l

Titik Tenga h : l

TitikTimur :
Titik Ba ra tl l :
Titik Sela ta n l l :
Titik Uta ra l l :
2. Penca ha ya a n (Lux Meter)
l l l l

Titik Tenga h : l

TitikTimur :
Titik Ba ra tl l :
Titik Sela ta n l l :
Titik Uta ra l l :
3. Suhu (Thermometer)
Titik Tenga h : l

TitikTimur :
Titik Ba ra tl l :
Titik Sela ta n l l :
Titik Uta ra l l :
4. Kelemba ba n(hygrometer) l l

Titik Tenga h : l

TitikTimur :
Titik Ba ra tl l :
Titik Sela ta n l l :
Titik Uta ra l l :

81
KUESIONER PENELITIA N l

TENTA NG FA KTOR FA KTOR YA NG MEMPENGA RUHI LINGKUNGA N


l l l l l l

KERJA PA DA PEKERJA BA GIA N PRODUKSI PT. SOCFIN l l l l l l

INDONESIA PERKEBUNA N MA TA PA O l l l l l

TA HUN 2022. l

III. Da ta Responden l l

Na ma l l :
Umur :
Jenis Kela min l : *Contreng Salah Satu* l l l

 La ki-La ki l l

 Perempua n l

Ma sa Kerja l l l :
Sta tus Pendidika n
l l : *Contreng Salah Satu* l l l

 SD
 SMP
 SMA l

 DLL
IV. Ketera nga n Ja wa ba n l l l l l

 TS :Tida k Setuju l

 SS : Sa nga t Setuju l l

 RR : Ra gu-Ra gu l l

 S : Setuju
 STS : Sa nga t Tida k Setuju l l l

Berika n penila ia n terha da p a spek a spek ya ng dieva lua si ya ng sesua i denga n


l l l l l l l l l l l l l

ya ng a nda ra sa ka n kemudia n berika n ta nda checklist () pa da kolom ya ng


l l l l l l l l l l l l l

tersedia . l

82
1. Lingkunga n Kerja l l

SS S RR TS STS
No Pernya ta a n l l l

5 4 3 2 1
1. Penera nga n dida la m rua nga n produksi tela h l l l l l l l

sesua i denga n kebutuha n ,sa ma seka li tida k


l l l l l l l

mengga nggu pengliha ta n. l l l

2. Uda ra dida la m rua nga n produksi membua t


l l l l l l l

sa ya nya ma n, tida k membua t sa ya


l l l l l l l l

penga p/sesa k sa a t bekerja . l l l l l

3. Lingkunga n kerja ba gia n produksi tena ng da n l l l l l l

tida k menimbulka n kebisinga n a kiba t sua ra


l l l l l l l

mesin
4. Perusa ha a n menyedia ka n a la t K3 ya ng l l l l l l l l

lengka p untuk dipa ka i sela ma produksi. l l l l l

5. La nta i di rua nga n produksi tida k licin ya ng bisa


l l l l l l l

menga kiba tka n tergelincir l l l

6. Perlengka pa n K3 sela lu sa ya pa ka i pa da sa a t l l l l l l l l l l l

kegia ta n produksi. l l

7. Rua nga n produksi tida k a da ba u ba ua n ya ng


l l l l l l l l l

tida k seda p ya ng mengga nggu kegia ta n


l l l l l l

produksi
8. Ventila si di rua nga n produksi suda h cukup l l l l

untuk sirkula si uda ra l l l

9. Perusa ha a n menyedia ka n a la t penga tur l l l l l l l l

suhu uda ra di lingkunga n kerja berupa (A C, l l l l l l

Kipa s A ngin da n l l l

dll) untuk menunja ng a ktivita s kerja sa ya l l l l l l

10. Ketersedia a n toilet ya ng bersih da n tempa t l l l l l

istira ha t suda h menunja ng kenya ma na n sa ya


l l l l l l l l l

sela ma bekerja .
l l l

11. Sela ma bekerja sa ya menga la mi ma sa la h pa da


l l l l l l l l l l l l

83
SS S RR TS STS
No Pernya ta a n l l l

5 4 3 2 1
indra pendenga ra n sa ya .
l l l l l

12. Sa ya mera sa terga nggu konsentra si sa a t


l l l l l l l l

bekerja l

13. Ma ta sa ya sering bera ir.


l l l l l

14. Ba gia n tubuh sa ya sering terluka Ketika


l l l l l l

mela kuka n kegia ta n produksi.


l l l l

15. Perna fa sa n sa ya a khir a khir ini terga nggu


l l l l l l l l

ka rna menghirup za t za t ya ng diha silka n


l l l l l l l

da ri kegia ta n produksi
l l l

84
II. Psikologis

No Pernyataan SS S RR TS STS

1. Saya merasa terganggu saat


mengerjakan pekerjaan saya, jika
lingkungan sekitar saya ramai/gaduh

2. Ada jaminan keamanan yang diberikan


dari perusahaan membuat saya merasa
aman.

3. Fasilitas keamanan kantor sudah


memenuhi syarat.

4. Saya tidak merasa khawatir dengan


keamanan di sekitar kantor karna
sudah dilengkapi CCTV disetiap sudut.

5. Saya merasa takut jika terjadi


kesalahpahaman sesama karyawan
produksi .

6. Diperusahaan selalu ditekankan kerja


harus sesuai target, jika tidak saya
akan ditekan oleh atasan.

85
Lampiran

86
DA FTA R PUSTA KA l l l l

A li, M., Suka rna n, M., & Ra khma t, C. (1984). Bimbinga n bela ja r:(penuntun
l l l l l l l l

sukses di pergurua n tinggi denga n sistem SKS). Sina r Ba ru. l l l l

A rdia nto, E. (2010). Metodologi penelitia n kua ntita tif da n kua lita tif. Ba ndung:
l l l l l l l l l

Simbiosa Reka ta ma Media . l l l l l

Behrens, T. E. J., Woolrich, M. W., Jenkinson, M., Joha nsen‐Berg, H., Nunes, R. l

G., Cla re, S., Ma tthews, P. M., Bra dy, J. M., & Smith, S. M.l l l

(2003). Cha ra cteriza tion a nd propa ga tion of uncerta inty in l l l l l l l

diffusion‐weighted MR ima ging. Ma gnetic Resona nce in Medicine: l l l

A n Officia l Journa l of the Interna tiona l Society for Ma gnetic


l l l l l l

Resona nce in Medicine, 50(5), 1077–1088. l

Boles, M., Pelletier, B., & Lynch, W. (2004). The rela tionship between hea lth l l

risks a nd work productivity. Journa l of Occupa tiona l a nd l l l l l

Environmenta l Medicine, 737–745. l

BPS. (2015). Lua s Ta na ma n Perkebuna n Menurut Provinsi (Ribu Hekta r).


l l l l l l

https://www.bps.go.id/indica tor/54/131/4/lua s-ta na ma n- l l l l l

perkebuna n-menurut-provinsi.html l

Bringi, V. N., & Cha ndra seka r, V. (2001). Pola rimetric Doppler wea ther ra da r:
l l l l l l l

principles a nd a pplica tions. Ca mbridge university press. l l l l

Burri Jr, G. J., & Hela nder, M. G. (1991). A field study of productivity l l

improvements in the ma nufa cturing of circuit boa rds. Interna tiona l l l l l l

Journa l of Industria l Ergonomics, 7(3), 207–215. l l

Cha ndra seka r, K. (2011). Workpla ce environment a nd its impa ct on


l l l l l l

orga nisa tiona l performa nce in public sector orga nisa tions.
l l l l l l

Interna tiona l Journa l of Enterprise Computing a nd Business


l l l l

Systems, 1(1), 1–19.

Fa chriza l, E., & Ginting, A . (2013). Penila ia n Kinerja Ka rya wa n Denga n


l l l l l l l l l l

Mengguna ka n Metode 360 Degree Feedba ck Pa da Hotel XYZ l l l l l

Meda n. Jurna l Teknik Industri USU, 3(1), 219355.


l l

Friedma n, S. D., & Greenha us, J. H. (2000). Work a nd fa mily--a llies or


l l l l l

enemies?: wha t ha ppens when business professiona ls confront l l l

life choices. Oxford University Press, USA . l

Herna us, T., & Mikulić, J. (2013). Work Cha ra cteristics a nd Work Performa nce of
l l l l l

Knowledge Workers: Wha t Goes Ha nd in Ha nd? EFZG Working l l l

Pa per Series, 09, 3. l

Ka hya , E. (2007). The effects of job cha ra cteristics a nd working conditions on job
l l l l l

performa nce. Interna tiona l Journa l of Industria l Ergonomics, l l l l l

87
37(6), 515–523.

Ka ur, H., Ja in, S., & Ka ur, A . (2014). Compa ra tive eva lua tion of the a ntipla que
l l l l l l l l l l

effectiveness of green tea ca techin mouthwa sh with chlorhexidine l l l

glucona te. Journa l of India n Society of Periodontology, 18(2), 178. l l l

Khoir, D. H. (2012). Fa ktor-Fa ktor Ya ng Mempenga ruhi Kinerja Pega wa i Pa da l l l l l l l l l

Direktora t Pembina a n Sekola h Da sa r Ditjen Pendidika n Da sa r l l l l l l l l l

Kemdikbud. Unpublished Thesis. Universita s Indonesia . l l

Ma khbul, Z. M., Osma n, L. H., & Ha sun, F. M. (2005). Ergonomics worksta tion
l l l l

a nd work stress in multina tiona l orga niza tions in Ma la ysia .


l l l l l l l l

Ma ngkunega ra , A . A . A . P. (2010). Eva lua si Kinerja SDM. Refika A dita ma .


l l l l l l l l l l l l l

Nika ndrou, I., Brinia , V., & Bereri, E. (2009). Tra inee perceptions of tra ining
l l l l

tra nsfer: a n empirica l a na lysis. Journa l of Europea n Industria l


l l l l l l l l

Tra ining. l

Nitisemito, A . (1992). Ma na jemen Persona lia : Ma na jemen SDM. Ja ka rta : Gha lia
l l l l l l l l l l l l

Indonesia . l

Pa ra sura ma n, S., & Simmers, C. A . (2001). Type of employment, work–fa mily


l l l l l l

conflict a nd well‐being: a compa ra tive study. Journa l of l l l l l

Orga niza tiona l Beha vior: The Interna tiona l Journa l of Industria l, l l l l l l l l

Occupa tiona l a nd Orga niza tiona l Psychology a nd Beha vior, l l l l l l l l

22(5), 551–568.

Plog, B. A ., Nila nd, J., & Quinla n, P. (1996). Funda menta ls of industria l hygiene.
l l l l l l

Na tiona l Sa fety Council Ita sca , IL. l l l l l

Prien, E. P., Goodstein, L. D., Goodstein, J., & Ga mble Jr, L. G. (2009). A l l

pra ctica l guide to job a na lysis. John Wiley & Sons. l l l l

Render, B., & Heizer, J. (2001). Prinsip-prinsip ma na jemen opera si. l l l

Riva i, V., & Sa ga la , E. J. (2009). Ma na jemen Sumber Da ya Ma nusia Da ri Teori


l l l l l l l l l l l

ke Pra ktik. Ja ka rta : PT Ra ja ra findo Persa da . l l l l l l l l l

Sa ntoso, S., & Tjiptono, F. (2001). Riset Pema sa ra n: konsep da n a plika si


l l l l l l l

denga n SPSS. PT. Elex Media Komputindo, Ja ka rta . l l l l l

Sugiyono. (2008). Sta tistika Nonpa ra metris Untuk Penelitia n. A LFA BETA , l l l l l l l l

Ba ndung. l

Sugiyono, S. (2012). Metode Penelitia n Kua ntita tif da n Kua lita tif da n R&D. l l l l l l l

A lfa beta . l l l

Suma ’mur, P. K. (2009). Corpora te Hygiene a nd Occupa tiona l Hea lth. Ja ka rta :
l l l l l l l l l

CV Sa gung Seto. l

88
Tyssen, R., Va glum, P., Grønvold, N. T., & Ekeberg, Ø. (2005). The rela tive
l l

importa nce of individua l a nd orga niza tiona l fa ctors for the


l l l l l l l

prevention of job stress during internship: a na tionwide a ndl l l

prospective study. Medica l Tea cher, 27(8), 726–731.


l l

Werner, J. M., & DeSimone, R. L. (2009). Eva lua ting HRD progra ms. Huma n
l l l l

Resource Development, 5.

89

Anda mungkin juga menyukai