Oleh :
1. Erizoni ( 1913201088 )
2. Ferdinal ( 1913201070 )
3. Muhamad Effendi ( 1913201073 )
4. Mutia Devega Busli ( 1913201074 )
5. Samda Elfita ( 1913201078 )
Pembimbing I Pembimbing II
I
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetui,
Moderator
Penguji I
………………………………
Penguji II
………………………………
II
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT, Tuhan Semesta alam yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Hasil pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja lapangan (PKL)
manajemen pelayanan kesehatan di Puskesmas Kebun Sikolos Kecamatan Padang Panjang
Barat Kota Padang Panjang dari tanggal 22 Februari – 20 Maret 2021.
Laporan hasil ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan hasil ini. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan laporan ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada yang terhormat
1. Ibu Hj. Ns. Evi Hasnita, S. Pd,M.Kes Rektor Universitas Fort De Kock Bukittinggi.
2. Ibu Cici Apriza Yanti, SKM, M. H. Sc,Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Fort De Kock Bukittinggi.
3. Ibu Rita Sukrina, S. Tr. Keb. selaku Kepala Puskesmas Kebun Sikolos Kecamatan
Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang
4. Bapak Rudi Sabrillah, SKM selaku Pembimbing di Puskesmas Kebun Sikolos
Kecamatan Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang
5. Bapak / Ibu Staf Puskesmas Kebun SikolosKecamatan Padang Panjang Barat Kota
Padang Panjang
6. Bapak, Ibu, Saudara/i yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah
membantu terlaksananya praktek kerja lapangan.
7. Bapak / ibu pembimbing yang telah membimbing dalam penyusunan laporan ini.
8. Bapak / ibu penguji yang telah memberi masukan untuk kesempurnaan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dari penulisan laporan hasil ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
III
Akhir kata kami berharap semoga laporan hasil pelaksanaan praktek kerja lapangan
manajemen pelayanan kesehatan di Puskesmas Kebun Sikolos Kecamatan Padang Panjang
Barat Kota Padang Panjang ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca serta tim penulis sendiri.
Kelompok
IV
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas....................................................................................................5
B. Persyaratan Lokasi Puskesmas.....................................................................7
C. Organisasi dan Tata Hubungan Kerja..........................................................8
D. Kedudukan Puskesmas................................................................................8
E. Fungsi Puskesmas........................................................................................9
F. Kegiatan Pokok Puskesmas..........................................................................10
G. Penyelenggaraan..........................................................................................16
H. Sistem Informasi Puskesmas.......................................................................18
I. Manajemen Puskesmas..................................................................................18
J. Alat / Perangkat Manajemen Puskesmas, Simpus, dll..................................29
K. Sarana dan Prasarana Puskesmas.................................................................34
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PKL
A. Geografis......................................................................................................36
B. Demografi.....................................................................................................38
C. Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi...........................................................38
D. Sarana dan Prasarana....................................................................................38
E. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Puskesmas Kebun Sikolos..........................39
F. Ketenagaan....................................................................................................41
G. Struktur Organisasi, tugas Pokok dan Fungsi..............................................41
BAB IVPELAKSANAAN KEGIATAN
A. Waktu dan Tempat 43
B. Kegiatan 43
C. Sasaran dan Jenis Kegiatan 43
V
D. Analisis Situasi Puskesmas Kebun Sikolos dengan Analisa SWOT 44
E. Pengumpulan Data 45
F. Identifikasi Masalah 61
G. Prioritas Masalah 62
H. Analisi Sebab Akibat 65
I. Alternatif Pemecahan Masalah 66
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Langkah-langkah pelaksanaan Kegiatan Terpilih.........................................71
B. Latar Belakang dilaksanakan Kegiatan Intervensi........................................72
C. Tujuan Kegiatan............................................................................................72
D. Tahap-Tahap Pelaksanaan.............................................................................73
E. Hasil Kegiatan Tindakan Terpilih.................................................................73
F. Hasil Berdasarkan Hipopoc Tabel.................................................................73
G. Faktor Pendorong dan Penghambat Kegiatan...............................................74
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................75
B. Saran...............................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA
VI
DAFTAR TABEL
VI
I
DAFTAR GAMBAR
VI
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan tinggi di Universitas Fort de Kock Bukittinggi mengarah
pada pendidikan profesional, yaitu menghasilkan tenaga kesehatan yang memiliki
kemampuan akademik dan keterampilan profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan, dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang kesehatan yang mencakup kesehatan masyarakat.
Melalui PKL akan membentuk kemitraan antara program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Fort de Kock Bukittinggi dengan industri kesehatan
1
(Puskesmas) pada khususnya dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sehingga akan
tercipta suatu pendekatan akademik dengan pendekatan operasional. Proses praktek ini
diyakini akan melahirkan pemahaman yang lebih utuh dan akhirnya pengetahuan serta
keterampilan yang lebih relevan dengan isu-isu perkembangan kesehatan masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pada mata kuliah PKL ini, diharapkan mahasiswa mampu menganalisis
menajemen pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas dengan menerapkan
ilmu yang telah dipelajari. Serta mampu membandingkan mutu pelayanan
kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Tujuan/kompetensi khusus yang diharapkan pada mata kuliah PKL ini adalah
mahasiswa mampu:
a. Melaksanakan analisis situasi Puskesmas.
b. Mengidentifikasi masalah manajemen pelayananPuskesmas.
c. Merumuskan masalah manajemen pelayanan.
d. Menentukan pemecahan masalah manajemen pelayanan kesehatan di
Puskesmas.
e. Mencari solusi pemecahan masalah pelayanan kesehatan masyarakat.
f. Menyusun rencana operasional.
g. Melaksanakan kegiatan pemecahan masalah/intervensi berupa: video,
booklet, modul, buku saku, dan lain-lain.
h. Melakukan evaluasi kegiatan pemecahan masalah.
C. Manfaat PKL
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengetahui dan memahami informasi tentang gambaran masalah
kesehatan masyarakat di Puskesmas tempat PKL.
b. Dapat mengetahui dan memahami Program Pokok dan Program Manajemen
Puskesmas.
c. Mendapatkan pengalaman dalam kegiatan-kegiatan manajemen pelayanan
kesehatan masyarakat di Puskesmas (meliputi Perencanaan, Pelaksanaan,
Monitoring dan Evaluasi kegiatan).
2
d. Mengetahui dan memahami Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS).
2. Bagi Puskesmas
a. Dapat menambah masukan Ilmu Manajemen Pelayanan Kesehatan.
b. Dapat menerapkan Manajemen Pelayanan Kesehatan sesuai standar dan
peraturan perundang-undangan.
3. Bagi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
a. Terjadinya kerja sama yang baik antara lembaga pendidikan dengan
Puskesmas sebagai stake holder.
b. Sebagai tempat praktek mahasiswa dalam bidang keilmuannya.
c. Membuka peluang kerja bagi lulusan untuk memasuki dunia kerja.
d. Sebagai salah satu upaya memperkenalkan Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Fort De Kock.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya.Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh
Puskesmas kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem.Sistem Informasi
Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses
pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskesmas dalam mencapai
sasaran kegiatannya.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang,
1. Memilikiperilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3. Hidup dalam lingkungan sehat
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit
3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut :
1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non
agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa
2. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2
km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel
3. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik;
dan/atau
4. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan
4
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perkotaan
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Memprioritaskan pelayanan UKM
2. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat
3. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat
4. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
5. Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit
3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut:
1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor agraris
2. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan
perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak
memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel
3. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (Sembilan puluh persen; dan
4. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan pedesaan memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat
2. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan oleh masyarakat
3. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan
masyarakat perdesaan.
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik sebagai
berikut:
1. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus
pulau, atau pesisir
5
2. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang
pergi dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan
transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca
3. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil dan
sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi tenaga
kesehatan
2. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan
kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan
3. Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan local
4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan
masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil;
5. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
6. Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus pulau/cluster
dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan aksesibilitas.
Untuk melaksanakan upaya kesehatanPuskesmas harus menyelenggarakan:
1. Manajemen Puskesmas
2. Pelayanan kefarmasian
3. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
4. Pelayanan laboratorium
B. Persyaratan Lokasi Puskesmas
Geografis Puskesmas tidak didirikan di lokasi berbahaya, yaitu:
1. Tidak di tepi lereng;
2. Tidak dekat kaki gunung yang rawan terhadap tanah longsor;
3. Tidak dekat anak sungai, sungai atau badan air yang dapat mengikis pondasi
4. Tidak di atas atau dekat dengan jalur patahan aktif;
5. Tidak di daerah rawan tsunami;
6. Tidak di daerah rawan banjir;
7. Tidak dalam zona topan;
8. Tidak di daerah rawan badai, dan lain-lain
6
Aksesibilitas untuk jalur transportasi Puskesmas didirikan di lokasi yang mudah
dijangkau oleh masyarakat dan dapat diakses dengan mudah menggunakan
transportasi umum. Tersedia jalur untuk pejalan kaki dan jalurjalur yang aksesibel
untuk penyandang disabilitas.Puskesmas harus menyediakan fasilitas khusus untuk
pengelolaan kesehatan lingkungan antara lain air bersih, pengelolaan limbah B3
seperti limbah padat dan cair yang bersifat infeksius dan non infeksius serta
pemantauan limbah gas/udara dari emisi incinerator dan genset.
a. KepalaPuskesmas
c. PenanggungJawab.
7
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan
Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah
(Kep.Menkes No : 128/Menkes/SK/I/2014) :
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai
sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah
sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit
struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat
kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan
kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta
seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai
kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan
kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas
terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya
masyarakat seperti posyandu, polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan
puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan
bersumberdaya masyarakat adalah sebagai pembina.
5. Sebagai Pembinaan pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat.
E. Fungsi Puskesmas
Ada 3 fungsi pokok puskesmas, yaitu :
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya.
8
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilakukan dengan cara:
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program puskesmas.
F. Kegiatan Pokok Puskesmas
Berdasarkan Buku Pedoman Kerja Puskesmas yang terbaru ada beberapa usaha
pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas, itupun sangat tergantung
kepada faktor tenaga, sarana dan prasarana serta biaya yang tersedia. Pelaksanaan
kegiatan pokok diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Oleh
karena itu kegiatan pokok puskesmas ditujukan untuk kepentingan keluarga sebagai
bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
oleh petugas dan kegiatan pokok di atas adalah :
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
a) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak
balita dan anak prasekolah
b) Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena
kekurangan protein dan kalori dan lain-lain kekurangan, serta bila ada
pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral
c) Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya
d) Immunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3X, polio
3X, dan campak 1X pada bayi
9
e) Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan
program KIA
f) Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian
khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak
berkali-kali dan golongan ibu berisiko tinggi
g) Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak prasekolah untuk macam-
macam penyakit ringan
h) Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan
pemeliharaan, memberikan penerangan dan pendidikan tentang kesehatan,
dan untuk mengadakan pemantauan pada mereka yang lalai mengunjungi
puskesmas dan meminta agar mereka datang ke puskesmas lagi.
i) Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi
2. Upaya Keluarga Berencana
a) Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para ibu dan caton ibu yang
mengunjungi KIA
b) Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akan
bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga berencana
c) Mengadakan pembicaraan-pembicaraan tentang keluarga berencana kapan
saja ada kesempatan, baik di puskesmas maupun sewaktu mengadakan
kunjungan rumah
d) Memasang IUD, cara-cara penggunaan pit, kondom dan cara-cara lain dengan
memberi sarananya
e) Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana pencegahan
kehamilan.
3. Upaya Perbaikan Gizi
a) Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka
b) Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program
perbaikan gizi
c) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat dan secara perseorangan
kepada mereka yang membutuhkan, terutama dalam rangka program KIA
d) Melaksanakan program-program:
10
1. Program perbaikan gizi keluarga (suatu program menyeluruh yang
mencakup pembangunan masyarakat) melalui kelompok-kelompok
penimbangan pos pelayanan terpadu
2. Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori
yang cukup kepada anak-anak di bawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang
menyusui
3. Memberikan vitamin A kepada anak-anak di bawah umur 5 tahun
4. Upaya Kesehatan Lingkungan
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan Iingkungan yang dilakukan staf puskesmas
adalah :
a) Penyehatan air bersih
b) Penyehatan pembuangan kotoran
c) Penyehatan lingkungan perumahan
d) Penyehatan air buangan/limbah
e) Pengawasan sanitasi tempat umum
f) Penyehatan makanan dan minuman
g) Pelaksanaan peraturan perundangan
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
a) Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
b) Melaporkan kasus penyakit menular
c) Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang
masuk, untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahuyi sumber
penularan
d) Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit
e) Menyembuhkan penderita hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi
f) Pemberian immunisasi
g) Pemberantasan vektor
h) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
6. Upaya Pengobatan
a) Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui:
1. Mendapatkan riwayat penyakit
2. Mengadaan pemeriksaan fisik
11
3. Mengadaan pemeriksaan laboratorium
4. Membuat diagnosa
b) Melaksanakan tindakan pengobatan
c) Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat
berupa:
1. Rujukan diagnostik
2. Rujukan pengobatan/rehabilitasi
3. Rujukan lain
7. Upaya Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
a) Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari tiap-tiap program puskesmas. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan
pada setiap kesempatan oleh petugas, apakah di klinik, rumah dan kelompok-
kelompok masyarakat.
b) Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi di
tingkat kabupaten diadakan tenaga-tenaga koordinator penyuluhan kesehatan.
Koordinator membantu para petugas puskesmas dalam mengembangkan
teknik dan materi penyuluhan di Puskesmas.
8. Upaya Kesehatan Sekolah
a) Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan gizi
berupa kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan
b) Membina kebersihan perseorangan peserta didik
c) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan secara aktif dalam
pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil
d) Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I
e) Pemeriksaan kesehatan periodik sekali setahun untuk kelas II sampai VI dan
guru berupa pemeriksaan kesehatan sederhana
f) Immunisasi peserta didik kelas I dan VI
g) Pengawasan terhadap keadaan air
h) Pengobatan ringan pertolongan pertama
i) Rujukan medik
j) Penanganan kasus anemia gizi
k) Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah
12
l) Pencatatan dan pelaporan.
9. Upaya Kesehatan Olahraga :
a) Permeriksaan kesehatan berkala
b) Penentuan takaran latihan
c) Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi
d) Pengobatan akibat cedera latihan
e) Pengawasan selama pemusatan latihan
10. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
a) Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah dengan
berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan jenis kelamin
b) Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat (keluarga binaan)
c) Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya: ibu hamil, anak
balita, usia lanjut dan sebagainya
d) Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat
11. Upaya Peningkatan Kesehatan Kerja
Identifikasi. masalah, meliputi:
1. Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala untuk para pekerja
2. Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang datang berobat ke puskesmas
Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja
3. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi
pekerja, Iingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan.
4. Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi:
a) Penyuluhan kesehatan
b) Kegiatan ergonomoik, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian antara
alat kerja agar tidak terjadi stres fisik terhadap pekerja
c) Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja
d) Pemakaian alat pelindung
e) Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja
f) Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit
g) Kegiatan rujukan medik dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit
12. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
13
a) Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam upaya
pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM
b) Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi:
1) Anak sekolah
2) Kelompok ibu hamil, menyusui dan anak pra sekolah
c) Pelayanan medik gigi dasar, meliputi :
1) Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk.
2) Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi kesasaran yang Iebih
mampu.
3) Memberikan penyuluhan secara individu atau kelompok.
4) Memelihara kebersihan (higiene klinik).
5) Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan
d) Pencatatan dan pelaporan
13. Upaya Kesehatan Jiwa
a) Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas.
b) Penanganan pasien dengan gangguan jiwa
c) Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta masyarakat.
d) Pengembangan upaya kesehatan jiwa di puskesmas melalui pengembangan
peran serta masyarakat dan pelayanan melalui kesehatan jiwa.
e) Pencatatan dan pelaporan
14. Upaya Kesehatan Mata
a) Upaya kesehatan mata, pencegahan kesehatan dasar yang terpadu dengan
kegiatan pokok Iainnya.
b) Upaya kesehatan mata;
1) Anamnesa
2) Pemeriksaan visus dan mata luar, tes buta warna, tes tekanan bola mata, tes
saluran air mata, tes lapangan pandang, funduskopi, dan pemeriksaan
laboratorium
3) Pengobatan dan pemberiaan kacamata
15. Upaya Pembinaan Peran Serta Masyarakat
Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui :
14
a) Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, limas
sektoral dan berbagai organisasi kesehatan. yang dilaksanakan melalui dialog.
seminar dan lokakarya , dalam rangka komunikasi, informasi, dan motivasi
dengan memanfaatkan media massa dan sistem informasi kesehatan
b) Persiapan petugas penyelenggara melalui latihan, orientasi atau sarasehan
kepemimpinan di bidang kesehatan
c) Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah
kesehatan, dengan menggali dan menggerakkan sumber daya yang
dimilikinya, melalui rangkaian kegiatan:
1) Pendekatan kepada tokoh masyarakat
2) Survei mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah kesehatannya
3) Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana
pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
d) Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui kader
yang telah dilatih
e) Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat
16. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
a) Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan
tradisional
b) Melakukan pembinaan terhadap cara-cara pengobatan tradisional.
G. Penyelenggaraan
b. Pertanggungjawaban wilayah;
c. Kemandirian masyarakat;
15
Prinsip pertanggungjawaban wilayah menjadi salah satu prinsip yang
harus dilaksanakan oleh Puskesmas, yaitu Puskesmasmenggerakkan dan
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
UKM tingkat pertama meliputi UKM esensial dan UKM pengembangan UKM
esensial meliputi :
UKP tingkat pertama dilaksanakan oleh dokter, dokter gigi, dan dokter layanan
primer, serta Tenaga Kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
16
d. Perawatan di rumah (home care) dan atau
a. Manajemen Puskesmas
b. Pelayanan Kefarmasian
d. Pelayanan laboratorium
e. Kunjungan keluarga
3. Surveilapangan
I. Manajemen Puskesmas
Untuk dapat mencapai visi puskesmas melalui fungsi dan mengelola berbagai
sumber daya pada input dan memprosesnya dalam bentuk implementasi fungsi
puskesmas maka semua itu terletak dari model manajemen yang cocok untuk
puskesmas yang bersangkutan.Teori manajemen banyak ragamnya, demikian pula
17
penjabaran fungsi-fungsinya, ada yang sederhana tetapi ada pula yang rumit. Unsur-
unsur dalam manajemen adalah Man, Money, Methode, Material’s,Machine dan
manajemen dibutuhkan untuk mampu menjawab 6 pertanyaan, yaitu : 5W+1H.
1. Man, berarti sumber daya manusia, yaitu SDM yang akan terlibat dalam
pengelolaan.
2. Money, meliputi pendanaan/anggaran yang akan digunakan untuk pengelolaan
program puskesmas.
3. Methode/Metode adalah semua acuan dan aturan yang akan digunakan dalam
pengelolaan tersebut, perencanaan juga merupakan salah satu metode.
4. Material adalah semua bahan yang terkait (tidak menggunakan mesin/motor
penggerak) dengan pengelolaan puskesmas, meliputi : gedung, peralatan medis
dan no medis, meubeler, alat tulis kantor dll.
5. Mechine adalah semua bahan yang terkait dengan pengelolaan puskesmas,
meliputi: gedung, peralatan medis dan no medis, meubeler, alat tulis kantor,
menggunakan mesin/motor penggerak.
Penyelenggaraan berbagai pelayanan kesehatan baik perorangan maupun
kesehatan masyarakat perlu ditunjang oleh manajemen yang baik. Manajemen
Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk
menghasilkan keluarga yang efektif dan efisien. Manajemen Puskesmas meliputi :
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian, Pengawasan-pertanggungjawaban, yang
terkait an berkesinambungan.
Perencanaan yang dimaksud adalah kegiatan perencanaaan tingkat
Puskesmas, pelaksanaan-pengendalian adalah rangkaian kegiataan mulai dari
pengorganisasian, penyelenggaraan, pemantauan, (a.l pemantauan wilayah
setempat/PWS dengan data dari SP2TP dalam forum lokakarya mini Puskesmas).
Adapun pengawasan-pertanggungjawaban adalah kegiatan pengawasan internal dan
eksternal serta akuntibilitas petugas.
Seluruh rangkaian kegiatan manajemen tersebut harus dilaksanakan secara
terpadu dan berkesinambungan.
Kepemimpinan pelaksanaan 4 fungsi Puskesmas yaitu :
a. Pusat Pembangunan Wilayah berwawasan kesehatan
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
18
c. Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer
d. Pusat Pelayanan Kesehatan perorangan Primer
Memerlukan pola kepemimpinan yang holistik, strategis, manajerial, dan
kemampuan pimpinan Puskesmas yang menjadi “agent of change” ditengah
dinamika sosial masyarakat yang dilayaninya. Pimpinan Puskesmas perlu memiliki
ilmu dan keterampilan dalam bidang “community development” (pembangunan
masyarkat), termasuk menggerakkan semua elemen potensi masyarakat (modal
sosial) dalam pembangunan kesehatan. Pemimpin Puskesmas perlu memiliki
kemampuan melakukan advokasi kepada aparat pemerintah kecamatan, desa,
organisasi sosial dan keagamaan, sektor usaha swasta, dll tentang perlunya
wawasan kesehatan dalam kegiatan pembangunan sosial-ekonomi di wilayah kerja
Puskesmas bersangkutan.
Kepemimpinan strategis berarti kemampuan memberikan respons yang
tepat dan cepat terhadap turbulensi perubahan lingkungan yang terjadi di wilayah
kerja Puskesmas, termasuk perubahan sosial, ekonomi, demografi, ekologi, dll.
Kepemimpinan Puskesmas perlu memiliki kemampuan mengidentifikasi resiko-
resiko kesehatan serta dampak kebijakan pembangunan terhadap kesehatan
penduduk serta merumuskan intervensi strategis untuk mengatasi resiko dan
dampak tersebut.
Kepemimpinan manajerial berarti kemampuan menggerakkan manajemen
program kesehatan sesuai dengan standar program yang ada, serta menggerakkan
SDM Puskesmas melaksanakan standar program tersebut dengan tekhnik motivasi,
komunikasi dan supervisi yang efektif.
Kepemimpinan berkelanjutan berarti adanya kesempatan pemimpin
Puskesmas menjalin hubungan pribadi dan sosial dengan staf puskesmas, aparat
pemerintahan di kecamatan serta dengan masyarakat yang dilayaninya. Menurut
pengalaman empiris (penugasan di Puskesmas selama 5 tahun dala kebijakan masa
lalu), masa lima tahun adalah minimal yang diperlukan untuk menjamin
kepemimpinan bekelanjutan tersebut.
1. Manajemen Program
1) Perencanaan
19
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana Puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana Puskesmas
dibedakan atas dua macam yaitu Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk
kegiatan pada setahun mendatang dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan tahun
(RPK) pada tahun berjalan. Perencanaan Puskesmas disusun meliputi upaya
kesehatan wajib, upaya kesehatan pilihan dan upaya inovatif baik terkait dengan
pencapaian target maupun mutu Puskesmas. Istilah RUK dan RPK merupakan
istilah umum, adapun istilah / terminologi yang dipergunakan dalam
perencanaan disesuaikan dengan pedoman pengangguran di daerah.
Proses perencanaan Puskesmas harus disesuaikan dengan mekanisme
perencanaan yang ada baik perencanaan sektoral maupun lintas sektoral melalui
Musrembang di setiap tingkatan administrasi.
a. Rencana Usulan Kegiatan
Rencana Usulan Kegiatan adalah perencanaan kegiatan Puskesmas untuk
tahun mendatang, sering disebut dengan istilah H+1. Perencanaan disusun
dengan mengacu pencapaian indikator Kecamatan Sehat dalam mewujudkan
pencapaian indikator SPM.
b. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)/ Plan Of Action (POA)
Rencana Pelaksaan Kegiatan disusun setelah Puskesmas mendapatkan alokasi
anggaran. Penyusunan RPK berdasarkan RUK tahun yang lalu dengan
dilakukan penyesuaian (adjusment) terhadap target, sasaran dan sumberdaya.
RPK disusun dalam bentuk matik Ghantt Chart dan dilengkapi dengan
pemetaan wilayah (mapping).
2) Pergerakan dan Pelaksanaan
Pergerakan dan pelaksanaan adalah proses penyelenggaraan, pemantauan
serta penilaian terhadap kinerja penyelenggaraan rencana tahunan Puskesmas,
baik rencana tahunan upaya kesehatan wajib maupun rencana tahunan upaya
kesehatan pilihan, dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
Langkah – langkah pelaksanaan pengendalian adalah sebagai berikut :
a. Pengorganisasian
20
Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas perlu dilakukan
penggorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian berupa penentuan
program kerja dan para penanggungjawab dan para pelaksana untuk setiap
kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja. Dengan perkataan lain,
dilakukan pembagian tugas seluruh program kerja dan seluruh wilayah kerja
kepada seluruh petugas Puskesmas dengan mempertimbangkan kemampuan
yang dimilikinya. Pertama, penentuan para penanggungjawab ini dilakukan
melalui penggalangan tim pada awal tahun kegiatan.Kedua, pengorganisasian
berupa penggalangan kerjasama tim secara lintas sektoral.
Ada dua bentuk pelanggaran kerjasama yang dapat dilakukan :
1) Penggalangan kerjasama dua pihak yakni antara dua sektor terkait
misalnya antara Puskesmas dengan sektor Sosial / Kesra pada waktu
penyelenggaraan upaya Kesehatan usia lanjut (USILA)
2) Penggalangan kerja sama banyakpihak yakni antar berbagai sektor
terkait, misalnya antara puskesmas dengan sektor Pendidikan, sektor
agama, pada penyelenggaraan upaya kesehatan sekolah (UKS)
Penggalangan kerjasama lintas sektor ini dapat dilakukan :
1) Secara langsung yakni antar sektor terkait
2) Secara tidak langsung yakni dengan memanfaatkan pertemuan
koordinasi kecamatan
b. Penyelenggaraan
Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya
adalah menyelenggarakan rencana kegiatan Puskesmas, dalam arti para
penanggung-jawab dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada
pengorganisasian. Untuk dapat terselenggarakannya rencana tersebut perlu
dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun terutama yang
menyangkut jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah kerja
dan rician tugas para penaggungjawab dan pelaksana.
2) Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan
rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disusun. Beban kegiatan
Puskesmas harus terbagi habis dan merata kepada seluruh petugas.
21
3) Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Dalam penyelenggaraannya harus memperhatikan, azas
Penyelenggaraan Puskesmas dan pertanggungjawaban dilakukan kegiatan :
a. Pengawasan
Pengawasan dibedakan menjadi internal dan eksternal. Pengawasan
internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung, adapun
pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dians kesehatan
Kabupaten/Kota serta berbagai institusi pemerintah terkait. Pengawasan
mencakup aspek administratif, keuangan dan teknis pelayanan. Apabila
ditemukan adanya penyimpangan baik terhadap rencana, standar,
peraturan perundangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku perlu
dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Pertanggungjawaban
Pada setiap akhir tahun anggaran, kepala Puskesmas harus membuat
laporan pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksaan kegiatan,
serta perolehan dan penggunaan berbagai sumber daya termasuk keuangan
dan laporan akuntibilitas (LAKIP). Laporan tersebut disampaikan kepada
Dinas Kesehatan kabupaten / kota serta pihak terkait lainnya, termasuk
masyarakat melalui forum masyarakat. Apabila terjadi penggantian Kepala
Puskesmas ataupun penanggungjawab program, maka Kepala Puskesmas
dan penanggungjawab program yang lama diwajibkan membuat laporan
pertanggungjawaban masa jabatannya.
c. Manajemen Kefarmasian
Manajemen kefarmasian bertujuan untuk menjamin kelangsungan
ketersediaan obat daan perbekalan kesehatan dalam pelayanan kesehatan
di puskesmas. Ruang lingkupnya mencakup perencanaan, pengadaan/
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian persedian,
penggunaan, pencatatan laporan.
d. Manajemen sarana, prasarana dan peralatan
Manajemen sarana, prasarana dan peralatan bertujuan untuk
menjamin pelayanan terselenggara secara optimal. Ruang lingkup
22
manajemen tersebut meliputi pemeliharaan secara periodik termasuk
dilkakukannya kalibrasi.
e. Sistem Informasi
Sistem Informasi meliputi pencatan, pelaporan dan analisa data
sebagai pendukung perencanaan puskesmas. Adapun sistem informasi
yang digunakan adalah Sistem Informasi manajemen Puskesmas
(SIMPUS), yang terintegrasi dan terpadu dalam sistem informasi
kesehatan daerah dan nasional.
f. Mutu pelayanan
Mutu pelayanan Puskesmas merupakan salah satu aspek yang sangat
penting meliputi manajemen kasus dan manajemen mutu.
1) Manajemen kasus
Dalam arti pelayanan yang diberikan berdasarkan standar yang
telah ditetapkan dan dilaksanakan oleh tenaga profesional.
Standar yang dimaksud meliputi antara lain :
1. Pengobatan secara rasional
2. Standar pelayanan medik di puskesmas
Bagi puskesmas yang dilengkapi sarana pelayanan rawat inap
kesehatan ibu dan anak, aspek keamanan harus diajaga, baik untuk
keamanan ibu, bayi maupun petugas.
2) Manajemen Mutu
Mekanisme atau metode untuk manajemen mutu Puskesmas
harus berkesinambungan. Untuk itu perlu adanya standar pelayanan
maupun prosedur pelayanan. Berbagai metode manajemen mutu telah
berkembang sangat pesat.Untuk penerapan di Puskesmas digunakan
bentuk yang sederhana dan mudah dilaksanakan oleh Puskesmas.
Metode manajemen mutu, antara lain :
1) Quality Assurance (QA)
2) Sistem pengembangan manajemen kinerja klinik (SPMKK)
Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan. Dalam penyelenggaraan harus memperhatikan :
1. Azas Penyelenggaraan Puskesmas
23
Penyelenggaraan kegiatan Puskesmas harus menerapkan
keempat azas penyelenggaraan Puskesmas yaitu
pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyrakat,
keterpaduan dan rujukan.
2. Standar dan pedoman Puskesmas
Dalam melaksanakan kegiatan Puskesmas harus mengacu
pada standar dan pedoman Puskesmas, baik yang besifat teknis
program, manajemen maupun administratif.
3. Kendali Mutu
Penyelenggaraan kegiatan Puskesmas harus menerapkan
kendali mutu, yaitu kepatuhan terhadap standar dan pedoman
pelayanan serta etika profesi.
4. Kendali biaya
Penyelenggaraan kegiatan Puskesmas harus menerapkan
kendali mutu, yaitu kepatuhan terhadap standar dan pedoman
pelayanan serta etika profesi dan terjangkau oleh pemakai jasa
pelayanan.
5. Pemantauan
Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan
pemantauan yang dialkuakan secara berkala.
Kegiatan pemantauan mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan internal yaitu telaahan
dan hasil yang dicapai baik secara internal maupun eksternal
a. Telaahan internal yaitu telaahan bulanan terhadap penyelenggaraan
kegiatan dan hasil yang dicapai oleh puskesmas, dibandingkan
dengan rencana dan standar pelayanan. Data yang dipergunakan
diambil dari SIMPUS. Kesimpulan dirumuskan dalam bentuk
kinerja (cakupan, mutu, dan biaya) puskesmas dan masalah /
hambatan. Telaahan bulanan ii dilakukan dalam forum lokakarya
mini Tribulan Puskesmas.
b. Telaahan eksternal yaitu telaahan tribulan terhadap hasil yang
dicapai oleh sarana pelayanan ksehatan primer serta sektor lainnya
24
yang terkait diwilayah kerja Puskesmas. Telaahan eksternal ini
dilakukan dalam forum lokakarya Mini Tribulan Puskesmas.
2) Menyusun saran peningkatan kegiatan sesuai dengan pencapaian kinerja
Puskesmas serta masalah dan hambatan yang ditemukan dari hasil
telaaahan bulanan dan triwulan.
3) Penilaian
Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggran dengan cara
penilaian Kinerja Puskesmas yang diukur menggunakan indikator kinerja
Puskesmas. Kegiatan tersebut mencakup :
1) Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang
dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan.
Sumber data yang dipergunakan dalam penilaian yaitu sumber data primer
SIMPUS dan sumber data sekunder yaitu hasil pemantauan bulanan dan
tribulan, serta berbagai kewajiban yang berlaku.
2) Menyusun saran peningkatan penyelenggraan kegiatan sesuai dengan
pencapaian seta masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencana tahun
berikutnya.
3) Melaporkan hasil kegiatan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota pada
akhir tahun berjalan.
4) Pengawasan pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh kepastian
atas kesesuaian penyelenggaran dan pencapaian tujuan Puskesmas terhadap
rencana dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang
berlaku. Untuk terselenggaranya pengawasan dan pertanggungjawaban
dilakukan kegiatan :
a. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung,
b. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan
kabupaten/ kota serta berbagai institusi pemerintah terkait.
Pengawasan mencakup aspek administratif, keuangan dan teknis
pelayanan. Apabila ditemukan adanya penyimpangan baik terhadap
rencana, standar peraturan perundangan maupun berbagai kewajiban yang
berlaku perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
25
J. Alat/Perangkat Manajemen Puskesmas
1. Pengertian Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) pada prinsipnya adalah
alat bantu untuk mengolah data yang ada di puskesmas. Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah komponen upaya tersebut dalam bidang
Pembangunan Sistem Informasi Kesehatan (Developing Health Information
System) dengan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) diharapkan
kecepatan dan ketepatan pelayanan dapat ditingkatkan.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) merupakan sebuah
sistem yang berfungsi menyediakan informasi kesehatan yang diharapkan
memberikan gambaran hasil upaya kesehatan, masalah kesehatan potensial dan
ketersediaan sumber daya di puskesmas dan daerah tingkat II melalui proses
pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data. Pengambilan keputusan
yang baik didukung oleh informasi yang baik. Dengan kata lain, data yang
terkumpul melalui SIMPUS diharapkan berperan sebagai health intelligence.
2. Sejarah Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
Konsep Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) sebenarnya
telah digulirkan oleh Depkes RI awal tahun 1990-an yang dikenal dengan Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas . Untuk menyederhanakan SP2TP
maka kebijakan depkes mengarah kepada sebuah sistem yang berbasis peranti
lunak yang dituangkan melalui kepdirjen Pembinaan Kesmas, nomor :
590/BM/DJ/INFO/V/96 tentang Penyederhanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas (SP2TP). Namun pengembangan dan penerapan system
berbasis peranti lunak tersebut masih menemui banyak hambatan, terutama output
data yang tidak akurat dan seringkali berbeda dengan kondisi rill di lapangan.
Dampaknya data kurang bermanfaat bagi pengambilan keputusan sehingga
kebijakan yang diambil tidak tepat sasaran. Tentunya ini akan semakin menjauh
dari tujuan penerapan SIMPUS yaitu terciptanya system informasi kesehatan yang
evidence based di seluruh Indonesia seperti yang telah digariskan dalam
Kepmenkes No.837 Tahun 2007.
3. Tujuan SIMPUS
26
a. Terbangunnya suatu perangkat lunak yang dapat digunakan dengan mudah oleh
Puskesmas dengan persyaratan yang seminimal mungkin dari segi perangkat
keras maupun sumber daya manusia yang akan menggunakan perangkat lunak
tersebut.
b. Membantu dalam pengolahan data Puskesmas dan dalam pembuatan berbagai
pelaporan yang diperlukan.
c. Terbangunnya suatu sistem database untuk tingkat Kabupaten/Kota dengan
memanfaatkan data-data kiriman dari Puskesmas.
d. Terjaganya data informasi dari puskesmas dan Dinas Kesehatan sehingga dapat
dilakukan analisa dan evaluasi untuk berbagai macam penelitian.
e. Terwujudnya unit informatika di Dinas Kesehatan kabupaten/Kota yang
mendukung terselenggaranya proses administrasi yang dapat meningkatkan
kualitas pelayanan dan mendukung pengeluaran kebijakan yang lebih
bermanfaat bagi masyarakat.
4. Manfaat SIMPUS
a. Mempermudah dan Mempercepat Pelayanan
Untuk pasien lama yang berkunjung kembali ke puskemas, data pasien
dengan cepat bisa dimunculkan di layar komputer. Jika pasien lama lupa
membawa kartu berobat atau lupa nomor registrasi yang sudah pernah diberikan,
maka dengan menyebutkan nama atau alamat rumahnya maka bisa dicari dan
dimunculkan datanya di komputer dengan cepat. Untuk pasien yang baru
pertama berkunjung ke puskesmas, bagi pasien baru bisa langsung diprintkan
atau dibuatkan kartu berobat secara langsung dengan mendapat nomor registrasi
pasien.
b. Membakukan Prosedure dan Standar Pelayanan
Simpus untuk puskesmas dibuat dengan tata prosedur yang seragam untuk
semua puskesmas disuatu kota, sehingga dengan simpus pelayanan pasien
menjadi seragam/standart, setiap pasien sebelum kepoli periksa harus ke loket
pendaftran terlebih dahulu atau setelah ke poli baru bisa ke apotik ambil obat.
c. Mendapatkan Data dan Informasi yang Valid
Pada saat masih menggunakan sistem manual ditulis dibuku/lembar form
untuk merangkum data penyakit pasien, data obat, atau data-data lain baik
27
harian, mingguan atau bulanan harus dilakukan dengan menjumlahkan satu
persatu sehingga diperlukan waktu yang lama dan tanaga yang cukup banyak.
Selain hal itu jika data cukup banyak maka tingkat keselahan juga semakin
banyak. Begitu pula dari segi waktu, rekap biasanya dilakukan setelah data
terkumpul beberapa hari, seminggu atau sebulan sehingga rangkuman tidak bisa
diketahui seketika pada saat diperlukan.
d. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Pembukuan Puskesmas
Sebelum simpus diterapkan di puskesmas, banyak diketahui bahwa sering
terjadi kesalahan atau ketidak cocokan antara jumlah retribusi kesehatan dengan
data kunjungan pasien karena masih dilakukan secara manual dan rekap bulanan.
Penggunaan simpus di puskesmas secara online dan seketika, saling terhubung
antar poli dan bagian termasuk bagian administrasi sehingga rekap kunjungan
pasien dan retribusi bisa dilakukan secara harian oleh bagian administrasi
sehingga menghindari keselahan yang bertumpuk.
e. Mengurangi Beban Kerja Petugas Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Penerapan simpus yang berjalan lancar akan banyak mengurangi beban
kerja karena petugas/perawat tidak perlu menulis data pasien secara berulang-
ulang untuk pendaftaran, rekam medis di poli-poli pemeriksaan, resep obat dll.
Data pasien cukup sekali dimasukkan/diketik pada saat di loket pendaftaran.
Rekapitulasi data tidak dilakukan secara manual lagi.
5. Alur SIMPUS
Secara umum, alur pelayanan pasien (sebagai target data Simpus) di
puskesmas adalah sebagai berikut :
a. Pasien datang ke puskesmas
Beberapa puskesmas menyediakan nomor antrian, baik berupa kertas bertulisan
nomor urut antri, atau bahkan yang sudah digital, dengan memijit no antrian.
Tapi ada juga puskesmas yang percaya pada kesadaran pasien sendiri untuk
antri sehingga tidak perlu menyerobot urutan kedatangan orang lain.
b. Pasien akan dipanggil sesuai urutan untuk didaftar di loket pendaftaran.
Pada proses ini, dicatat nomor rekam medis pasien, atau dibuatkan nomor
rekam medis kalau pasien baru pertama kali datang berkunjung.
28
c. Pasien menunggu, sementara petugas akan mencari rekam medis pasien yang
bersangkutan di ruang catatan medis, untuk diberikan ke unit pelayanan tempat
pasien ingin berobat.
d. Pasien dipanggil oleh dokter atau bisa juga oleh perawat
e. Pasien diperiksa, dicatat anamnesis dll, termasuk diagnosis obat yang diberikan
dan tindakan medis kalau ada.
f. Pasien keluar, sementara dari unit pelayanan membuat resep untuk diberikan
keruang obat.
g. Pasien dipanggil untuk membayar (gratis bila mempunyai BPJS) kemudian
dipanggil lagi untuk menerima obat.
29
Tabel 1
Jumlah kebutuhan peralatan berdasarkan ruangan dan jenis kegiatan
No Ruangan Dan Jenis Kegiatan Jumlah
30
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PKL
A. Geografis
UPTD Puskesmas Kebun Sikolos terletak di Kecamatan Padang Panjang Barat
yang merupakansalah satu kecamatan yang ada di Kota Padang Panjang yang terletak
di kaki gunung merapi dan deretan bukit barisan yang mempunyai kemiringan utara ke
selatan dan topografinya di penuhi lembah-lembah yang curam. Luas wilayah
kecamatan Padang Panjang Barat 9,9 Km yang berada pada posisi ketinggian yaitu
rata-rata 293 hari / tahun.
Kecamatan Padang Panjang Barat mempunyai batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Padang Panjang Timur.
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar.
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar.
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan 2x11 Enam Lingkung
Kabupaten Tanah Datar.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Tahun 1982 terbentuklah 2 kecamatan di Kota
Padang Panjang, yaitu Kecamatan Padang Panjang Barat dan Padang Panjang Timur.
Di Kecamatan Padang Panjang Barat terdapat 8 Keluahan, dan wilayah kerja UPTD
Puskesmas Kebun Sikolos terdiri dari 4 Kelurahan, yaitu:
a. Kelurahan Kampung Manggis
b. Kelurahan Balai-Balai
c. Kelurahan Tanah Hitam
d. Kelurahan Pasar Baru
31
Gambar. 1
Peta wilayah kerja Puskesmas Kebun Sikolos
Secara geografis UPTD Puskesmas Kebun Sikolos terletak antara 100 020’-100027’
Bujur Timur serta 0027’-0030’ Lintang Selatan, merupakan dataran tinggi (daerah
pengunungan) dengan ketinggian 550-900 meter diatas permukaan laut dengan lebih
dari 40% lahannya berada pada kemiringan >40%. Sedangan suhu udara rata-rata
adalah 21,880c dengan kelembaban udara adalah 88,03%. Kondisi ini menyebabkan
banyak ditemukan kasus penyakit yang dipengaruhi oleh udara dingin diantaranya:
Bronkitis, Sinusitis, Asma Bronchial dan lain-lain. Hasil kajian penilaian resiko
bencana gempa bumi dan bahaya gunung berapi di Kota Padang Panjang tahun 2006
(Pusat Survei Geologi dan Bappeda Kota Padang Panjang), maka secara umum formasi
Geologi Kota Padang Panjang terdiri dari batuan malihan, batuan tufaan aliran
piroklastik, batuan tufaan dan lahar II. Kemudian dari struktur geologinya terdapat satu
sesar aktif yang melewati Kota Padang panjang yaitu sesar Bukit Jalat dan satu lagi
berdekatan dengan Kota Padang Panjang (pada bagian timur) yaitu sesar Sumatera.
32
B. Demografi
Penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebun Sikolos pada Tahun 2019
berjumlah 15.782 orang, terdiri dari penduduk asli dan pendatang.
33
d) Sarana pelayanan kesehatan terdiri dari saranan kesehatan milik pemerintah, UKBM dan
swasta. Sarana kesehatan pemerintah selain UPTD Puskesmas Kebun Sikolos juga terdapat
4 pos kesehatan kelurahan. Sedangkan UKBM beripa Posyandu berjumlah 43. untuk
sarana pelayanan kesehatan pemerintah / swasta antara lain adalah :
1. Dokter Praktek Umum : 3 Orang
2. Dokter Spesialis : 2 Orang
3. Praktek Dokter Gigi : 4 Orang
4. Bidan Praktek Swasta : 5 Orang
5. Kader aktif : 191 Orang
6. Posyandu Balita : 27
7. Posyandu Lansia :8
8. Posyandu PTM :8
Tabel 2.2 Data Sarana Umum dan Lingkungan UPTD Puskesmas Kebun Sikolos tahun
2019
NO. Sarana Umum dan Lingkungan Jumlah
1 Mesjid dan Mushalla 14
2 Gereja 1
3 Restoran dan Rumah Makan (TPM) 9
4 Rumah Penduduk 3891
5 Tempat-Tempat Umum (TTU) 61
6 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 1
7 Sarana Air Bersih (PAM, SGL, SPT) 3841
8 Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) 3891
34
Adapun misi UPTD Puskesmas Kebun Sikolos Kota Padang Panjang adalah
:
1. Menyelenggarakan upaya kesehatan sesuai standar dan prosedur
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan profesional.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan berwawasan
kesehatan.
4. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor.
5. Masyarakat Pola Hidup Bersih dan Sehat di Wilayah kerja Puskesmas
Kebun Sikolos.
c) Strategi
Strategi dan misi UPTD Puskesmas Kebun Sikolos akan dicapai dengan
beberapa strategi yang diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan yang terencana, terarah,
dan berkesinambungan. Beberapa strategi tersebut antara lain :
1. Meningkatkan upaya promosi kesehatan
2. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang lebih baik dengan
lintas sektor
3. Meningkatkan kualitas SDM Puskesmas
4. Meningkatkan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan.
d) Tujuan
Sebagai tujuan akhir yang akan dicapai dari penjabaran visi misi dan
strategi UPTD Puskesmas Kebun Sikolos adalah meningkatnya kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap oarang yang bertempat tinggal di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebun Sikolos sehingga mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
F. Ketenagaan
Tenaga kesehatan yang bertugas di UPTD Puskesmas Kebun Sikolos pada
tahun 2019 berjumlah 48 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 38 orang PNS, 10
orang Tenaga Harian Lepas. Latar belakang pendidikan umumnya Diploma III
bidang kesehatan. Distribusi tenaga sebagian besar berada di Puskesmas induk,
sedangkan sebanyak 5 orang bertugas di Poskeskel.
35
Tabel 2.3 Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kebun Sikolos
Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2019
Jumlah yang ada
No. Jenis Ketenagaan
1. Dokter Umum 2
2. Dokter Gigi 1
3. Sarjana Kesehatan Masyarakat ( SKM ) 3
4. SAA / DIII / S1 Farmasi / Apoteker 3
5. SPK / DIII / S1Keperawatan 8
6. SPRG / DIII Gigi 3
7. DIII Gizi / DIV / S1 Gizi 1
8. Bidan DI / DIII / DIV 13
9. Sanitarian 1
10. Analis Labor 2
11. Rekam Medis 1
12. Tenaga Harian Lepas 10
TOTAL 48
Sumber : Data Sistem Informasi Puskesmas Kebun Sikolos
Sebagai satu bentuk organisasi, UPTD Puskesmas Kebun Sikolos memiliki struktur
organisasi yang jelas dan mengacu pada struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) Dinas
Kesehatan Kota Padang Panjang. Struktur organisasi tersebut terdiri dari :
Jumlah unit tergantung pada kegiatan, jumlah tenaga dan fasilitas yang ada.
Untuk memudahkan koordinasi semua unit dikelompokkan dalam dua kelompok
besar, yaitu Unit Pelayanan Medik dan Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Masing-masing kelompok di atur oleh seorang koordinator.
36
prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dalam lingkungan Puskesmas maupun
dengan satuan organisasi di luar lingkungan Puskesmas.
37
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
38
D. Analisa Situasi Puskesmas Kebun Sikolos dengan Analisa SWOT
1. Strenght (kekuatan) internal
1. Sumber daya
Memiliki jumlah tenaga kesehatan cukup banyak yaitu sebanyak 48 orang.
2. Sarana
Banyak peralatan baru yang diperoleh dari pemerintah kota.
3. Prasarana
Lokasi demografi Puskesmas Kebun Sikolos yang berada dipusat kota dekat
sehingga masyarakat mudah menjangkau.
4. Dana
Memiliki sumber dana operasional yang kontinyu.
5. Manajemen puskesmas
Memiliki program kerja dan struktur organisasi
2. Weakness (kelemahan) internal
a) Sumber Daya
Perencanaan dan penempatan tenaga belum sesuai dengan kebutuhan dan
analisa.
b) Sarana
Adanya beberapa sarana yang belum tercukupi sesuai dengan kebutuhan
masing-masing program.
c) Prasarana
Belum adanya tempat pelaksanaan Posyandu, PTM, Lansia yang tetap
d) Dana
Pengelolaan dana belum secara bersama masih berdasarkan kebutuhan masing-
masing program.
e) Manajemen Puskesmas
Masih adaterdapat petugas yang rangkap jabatan dengan kompetensi yang
berbeda.
3. Opportunity (peluang) eksternal
a) Semua masyarakat sudah mendapat Jaminan Kesehatan Masyarakat (JKM PP)
dari Pemerintah Kota Padang panjang.
39
b) Berada di dekat pusat keramaian sehingga bisa menjadi pusat pelayanan gawat
darurat.
c) Dengan tenaga SDM yang mencukupi mengoptimalkan program.
d) Dengan dana operasional dapat menambah kesejahteraan personil.
4. Threat (ancaman) eksternal/ hambatan
a. Banyak berdiri praktek perorangan / mandiri yang belum bermitra dengan
puskesmas untuk memberikan pelayanan.
E. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan data Primer dan Sekunder
serta data dari informasi manajemen puskesmas. Data primer didapatkan dari metode
observasi langsung, wawancara dan perbandingan program kerja dengan pencapaian
Puskesmas secara umum. Sementara data sekunder diperoleh dari laporan pencapaian
Puskesmas untuk tahun 2019.
Data yang didapatkan akan di cross check ulang dan dicocokan dengan observasi
dan laporan tahunan Puskesmas, kemudian di tabulasi guna kemudahan dalam
mengidentifikasi permasalahan yang kemungkinan timbul.
Tabel 3.1
Cakupan Kegiatan Penilaian Kinerja Puskesmas Tahun 2019
TARGET SUB
NO JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN VARIABEL
(T) (H) (SV)
UPAYA KESEHATAN WAJIB
I PROMOSI KESEHATAN
CAKUPAN KELURAHAN
A SIAGA (100%) 4 4 4
CAKUPAN UPAYA PROMOSI
B KESEHATAN LAINNYA
1. PHBS
a. Akses Jamban Sehat 1190 862 72
b. Tidak Merokok 1190 367 31
c. ASI Ekslusif 321 148
2. PENYULUHAN
a. Dalam Gedung 48 46 96
b. Luar Gedung 276 237 86
c. Keliling 12 10 83
40
3. TOGA dan BATRA
a. TOGA (RT) 3525 2334 66
b. BATRA
(KLPK) 22 13 59
KESEHATAN IBU ANAK
II DAN KB PUSKESMAS
A KESEHATAN IBU
1. Ibu bersalin ditolong tenaga
kesehatan (PN) 100 100 100
2. Ibu hamil mendapatkan
pelayanan Antenatal Care
(K1) 99 99,7 101
3. Ibu hamil mendapatkan
pelayanan antenatal (K4) 95 94,8 100
4. Ibu Nifas yang mendapatkan
pelayanan KF1 100 100,3 100
5. Ibu nifas mendapatkan
pelayanan KF3 100 98,1 98
6. Ibu hamil, bersalin, nifas,
yang mendapatkan
penanganan komplikasi 100 100 100
B KESEHATAN ANAK
1. KN1 337 319 95
2. KN3 337 312 93
3. Cakupan neonatus komplikasi 51 54 106
4. Cakupan kunjungan bayi 337 277 82
5. Cakupan kunjungan anak
balita 1545 1109 72
C KB 15 13 86,7
1. KB
Aktif 67 75,19 112
KESEHATAN IBU ANAK
DAN KB KAMPUNG
II MANGGIS
A KESEHATAN IBU
1. Ibu bersalin ditolong tenaga
kesehatan (PN) 100 100 100
2. Ibu hamil mendapatkan 99 100 101
pelayanan Antenatal Care
41
(K1)
3. Ibu hamil mendapatkan
pelayanan antenatal (K4) 95 90,5 95
4. Ibu Nifas yang mendapatkan
pelayanan KF1 100 99,1 99
5. Ibu nifas mendapatkan
pelayanan KF3 100 93,9 94
6. Ibu hamil, bersalin, nifas,
yang mendapatkan
penanganan komplikasi 100 100 100
B KESEHATAN ANAK
1. KN1 95 115 121
2. KN3 95 113 119
3. Cakupan neonatus
komplikasi 100 21 21
4. Cakupan kunjungan bayi 90 113 126
6. Cakupan kunjungan anak
balita 90 400 444
C KB
1. KB Aktif 67 74 74
KESEHATAN IBU ANAK
II DAN KB PASAR BARU
A KESEHATAN IBU
1. Ibu bersalin ditolong
tenaga kesehatan (PN) 100 100 100
2. Ibu hamil mendapatkan
pelayanan Antenatal Care
(K1) 99 100 101
3. Ibu hamil mendapatkan
pelayanan antenatal (K4) 95 103,4 109
4. bu Nifas yang
mendapatkan pelayanan
KF1 100 103,7 104
5. Ibu nifas mendapatkan
pelayanan KF3 100 0 -
6. Ibu hamil, bersalin, nifas,
yang mendapatkan
penanganan komplikasi 100 100 100
B KESEHATAN ANAK
42
a) KN1 95 28 29
a. KN3 95 27 28
b. Cakupan neonatus
komplikasi 100 3 3
c. Cakupan kunjungan bayi 90 21 23
b) Cakupan kunjungan
anak balita 90 126 140
C KB
1. KB Aktif 67 74 110
KESEHATAN IBU ANAK
II DAN KB BALAI-BALAI
A KESEHATAN IBU
1. Ibu bersalin ditolong
tenaga kesehatan (PN) 100 100 100
2. Ibu hamil mendapatkan
pelayanan Antenatal Care
(K1) 99 99,2 100
3. Ibu hamil mendapatkan
pelayanan antenatal (K4) 95 95 100
4. Ibu Nifas yang
mendapatkan pelayanan
KF1 100 100 100
5. Ibu nifas mendapatkan
pelayanan KF3 100 100 100
6. Ibu hamil, bersalin, nifas,
yang mendapatkan
penanganan komplikasi 100 100 100
B KESEHATAN ANAK
1. KN1 95 28 29
2. KN3 95 27 28
3. Cakupan neonatus komplikasi 100 3 3
4. Cakupan kunjungan bayi 90 21 23
5. Cakupan kunjungan anak
balita 90 126 140
C KB
1. KB Aktif 67 74 110
KESEHATAN IBU ANAK
II DAN KB TANAH HITAM
A KESEHATAN IBU
1. Ibu bersalin ditolong tenaga 100 100 100
43
kesehatan (PN)
2. Ibu hamil mendapatkan
pelayanan Antenatal Care
(K1) 99 100 101
3. Ibu hamil mendapatkan
pelayanan antenatal (K4) 95 98,6 104
4. Ibu Nifas yang mendapatkan
pelayanan KF1 100 101,5 102
5. Ibu nifas mendapatkan
pelayanan KF3 100 100 100
6. Ibu hamil, bersalin, nifas,
yang mendapatkan
penanganan komplikasi 100 0 -
B KESEHATAN ANAK
1. KN1 95 68 72
2. KN3 95 68 72
3. Cakupan neonatus komplikasi 100 19 19
4. Cakupan kunjungan bayi 90 62 69
5. Cakupan kunjungan anak
balita 90 264 293
C KESEHATAN ANAK
1. KB Aktif 67 110
KESEHATAN LINGKUNGAN
III PUSKESMAS
1. Inspeksi kesling sarana air
bersih 75 90 120
2. Pemeriksaan kualitas air
minum DAM (Depot Air
Minum) yang memenuhi
syarat 100 100 100
3. % penduduk menggunakan
jamban sehat 85 76 89
4. % penduduk stop BABS 100 76 76
5. Inspeksi kesling TTU yang
memenuhi syarat 95 88 93
6. Inspeksi kesling rumah yang
memenuhi syarat 95 71 75
7. Inspeksi kesling TPM yang 85 74 87
44
memenuhi syarat
KESEHATAN LINGKUNGAN
BALAI-BALAI
1. Inspeksi kesling sarana air
bersih 75 95 127
2. Pemeriksaan kualitas air
minum DAM (Depot Air
Minum) yang memenuhi
syarat 100 100 100
3. % penduduk menggunakan
jamban sehat 85 78 92
4. % penduduk stop BABS 100 78 78
5. Inspeksi kesling TTU yang
memenuhi syarat 95 90 95
6. Inspeksi kesling rumah yang
memenuhi syarat 95 68 72
7. Inspeksi kesling TPM yang
memenuhi syarat 85 77 91
KESEHATAN LINGKUNGAN
KAMPUNG MANGGIS
1. Inspeksi kesling sarana air
bersih 75 87 116
2. Pemeriksaan kualitas air
minum DAM (Depot Air
Minum) yang memenuhi
syarat 100 100 100
3. % penduduk menggunakan
jamban sehat 85 81 95
4. % penduduk stop BABS 100 81 81
5. Inspeksi kesling TTU yang
memenuhi syarat 95 89 94
6. Inspeksi kesling rumah yang
memenuhi syarat 95 84 88
7. Inspeksi kesling TPM yang
memenuhi syarat 85 74 87
KESEHATAN LINGKUNGAN
PASAR BARU
1. Inspeksi kesling sarana air 75 90 120
45
bersih
2. Pemeriksaan kualitas air
minum DAM (Depot Air
Minum) yang memenuhi
syarat 100 100 100
3. % penduduk menggunakan
jamban sehat 85 34 40
4. % penduduk stop BABS 100 34 34
5. Inspeksi kesling TTU yang
memenuhi syarat 95 84 88
6. Inspeksi kesling rumah yang
memenuhi syarat 95 25 26
7. Inspeksi kesling TPM yang
memenuhi syarat 85 79 93
KESEHATAN LINGKUNGAN
TANAH HITAM
1. Inspeksi kesling sarana air
bersih 75 86 115
2. Pemeriksaan kualitas air
minum DAM (Depot Air
Minum) yang memenuhi
syarat 100 100 100
3. % penduduk menggunakan
jamban sehat 85 80 94
4. % penduduk stop BABS 100 8 80
5. Inspeksi kesling TTU yang
memenuhi syarat 95 87 92
6. Inspeksi kesling rumah yang
memenuhi syarat 95 77 81
7. Inspeksi kesling TPM yang
memenuhi syarat 85 67 79
PENCEGAHAN PENYAKIT
IV MENULAR (P2M)
P2M
1. Diare 500 500 100
2. DBD 17 17 100
3. Pneumonia 3 3 100
4. Disentria 5 5 100
5. Thypoid 27 27 100
46
6. Campak 2 2 100
7. Rabies (gigitan) 25 25 100
8. TBC Paru 368 310 84
9. Hepatitis 8 8 100
10. ISPA 4146 4146 100
11. HIV/AIDS 2 2 100
12. Imunisasi Puskesmas
a. HB 0 320 325 102
b. BCG / Polio 1 320 310 97
c. DPT HB-H1b1 / Polio 2 320 318 99
d. DPT HB-H1b2 / Polio 3 320 310 97
e. DPT HB-H1b3 / Polio 4 320 305 95
f. IPV 320 298 93
g. Campak 320 312 98
h. BOOSTER DPT / HB-H1b 671 143 21
i. BOOSTER Campak 671 125 19
47
g. Campak 119 88 74
h. BOOSTER DPT / HB-Hib 122 13 10
i. BOOSTER Campak 122 5 4
48
11. Presentase remaja putri
mendapat TTD 550 500 91
12. Presentase ibu nifas mendapat
kapsul Vitamin A 315 310 98
13. Presentase bayi yang baru
lahir mendapat IMD 336 257 76
14. Presentase bayi dengan BBLR 336 4 1
15. Presentase balita yang
mempunyai KMS / Buku KIA 1272 1272 100
16. Presentase balita yang
ditimbang yang naik BB nya
(N) 1204 666 55
17. Presentase balita yang
ditimbang yang tidak naik BB
nya (T) 1204 535 44
18. Presentase balita yang
ditimbang yang tidak naik BB
nya dua kali berturut-turut
(2T) 1204 188 16
19. Presentase balita dibawah
garis merah (BGM) 1204 8 1
20. Presentase ibu hamil Anemia 346 65 19
21. Presentase ibu hamil KEK
sasaran 346 25 7
PROGRAM KESEHATAN
V GIZI KAMPUNG MANGGIS
1. Prevanlesi Balita kurus /
sangat kurus 540 14,5 3
2. Prevalensi baduta pendek /
sangat pendek (stunting) 417 57 14
3. Presentase kasus balita gizi
buruk yang mendapat
perawatan 0 100 100
4. Presentase balita yang
ditimbang berat badannya
(D/S) 540 500 93
5. Presentase bayi usia 6 bln 122 63 52
49
mendapat ASI Ekslusif
6. Presentase rumah tangga yang
konsumsi garam beryodium 115 15 13
7. Presentase balita 6-59 bln
mendapat kapsul vitamin A 1030 911 88
8. Presentase ibu hamil yang
mendapat tablet tambah darah
(TTD) minimal 90 tablet
selama masa kehamilan 126 114 90
9. Presentase bumil KEK yang
mendapat makanan tambahan 8 8 100
10. Presentase balita kurus yang
mendapat makanan tambahan 17 14 82
11. Presentase ibu nifas mendapat
kapsul Vitamin A 115 105 91
12. Presentase bayi yang baru
lahir mendapat IMD 122 95 78
13. Presentase bayi dengan BBLR 336 4 1
14. Presentase balita yang
mempunyai KMS / Buku KIA 1272 1272 100
15. Presentase balita yang
ditimbang yang naik BB nya
(N) 469 254 54
16. Presentase balita yang
ditimbang yang tidak naik BB
nya (T) 469 210,5 45
17. Presentase balita yang
ditimbang yang tidak naik BB
nya dua kali berturut-turut
(2T) 469 72,83 16
18. Presentase balita dibawah
garis merah (BGM) 469 3,3 1
19. Presentase ibu hamil Anemia 126 27 21
20. Presentase ibu hamil KEK
sasaran 126 8 6
V PROGRAM KESEHATAN GIZI TANAH HITAM
1. Prevanlesi Balita kurus / 249 14,5 5
50
sangat kurus
2. Prevalensi baduta pendek /
sangat pendek (stunting) 213 57 27
3. Presentase kasus balita gizi
buruk yang mendapat
perawatan 0 100 100
4. Presentase balita yang
ditimbang berat badannya
(D/S) 319 500 157
5. Presentase bayi usia 6 bln
mendapat ASI Ekslusif 70 63 90
6. Presentase rumah tangga yang
konsumsi garam beryodium 50 15 30
7. Presentase balita 6-59 bln
mendapat kapsul vitamin A 584 911 156
8. Presentase ibu hamil yang
mendapat tablet tambah darah
(TTD) minimal 90 tablet
selama masa kehamilan 72 114 158
9. Presentase bumil KEK yang
mendapat makanan tambahan 5 5 100
10. Presentase balita kurus yang
mendapat makanan tambahan 6 5 83
11. Presentase ibu nifas mendapat
kapsul Vitamin A 65 105 162
12. Presentase bayi yang baru
lahir mendapat IMD 70 95 136
13. Presentase bayi dengan BBLR 70 0 -
14. Presentase balita yang
mempunyai KMS / Buku KIA 100 0 -
15. Presentase balita yang
ditimbang yang naik BB nya
(N) 284 254 89
16. Presentase balita yang
ditimbang yang tidak naik BB
nya (T) 284 210,5 74
17. Presentase balita yang 284 72,83 26
51
ditimbang yang tidak naik BB
nya dua kali berturut-turut
(2T)
18. Presentase balita dibawah
garis merah (BGM) 284 3,3 1
19. Presentase ibu hamil Anemia 72 27 38
20. Presentase ibu hamil KEK
sasaran 72 8 11
PROGRAM KESEHATAN
V GIZI PASAR BARU
1. Prevanlesi Balita kurus /
sangat kurus 88 14,5 16
2. Prevalensi baduta pendek /
sangat pendek (stunting) 63 57 90
3. Presentase kasus balita gizi
buruk yang mendapat
perawatan 0 100 100
4. Presentase balita yang
ditimbang berat badannya
(D/S) 89 500 562
5. Presentase bayi usia 6 bln
mendapat ASI Ekslusif 28 63 225
6. Presentase rumah tangga yang
konsumsi garam beryodium 30 15 50
7. Presentase balita 6-59 bln
mendapat kapsul vitamin A 236 911 386
8. Presentase ibu hamil yang
mendapat tablet tambah darah
(TTD) minimal 90 tablet
selama masa kehamilan 29 114 393
9. Presentase bumil KEK yang
mendapat makanan tambahan 1 1 100
10. Presentase balita kurus yang
mendapat makanan tambahan 3 2 67
11. Presentase ibu nifas mendapat
kapsul Vitamin A 27 105 389
12. Presentase bayi yang baru 28 95 339
52
lahir mendapat IMD
13. Presentase bayi dengan BBLR 28 0 -
14. Presentase balita yang
mempunyai KMS / Buku KIA 100 0 -
15. Presentase balita yang
ditimbang yang naik BB nya
(N) 83 254 306
16. Presentase balita yang
ditimbang yang tidak naik BB
nya (T) 83 210,5 254
17. Presentase balita yang
ditimbang yang tidak naik BB
nya dua kali berturut-turut
(2T) 83 72,83 88
18. Presentase balita dibawah
garis merah (BGM) 83 3,3 4
19. Presentase ibu hamil Anemia 29 27 93
20. Presentase ibu hamil KEK
sasaran 29 8 28
PROGRAM KESEHATAN
V GIZI BALAI-BALAI
1. Prevanlesi Balita kurus /
sangat kurus 430 14,5 3
2. Prevalensi baduta pendek /
sangat pendek (stunting) 322 57 18
3. Presentase kasus balita gizi
buruk yang mendapat
perawatan 0 100 100
4. Presentase balita yang
ditimbang berat badannya
(D/S) 430 500 116
5. Presentase bayi usia 6 bln
mendapat ASI Ekslusif 116 63 54
6. Presentase rumah tangga yang
konsumsi garam beryodium 105 15 14
7. Presentase balita 6-59 bln 789 911 115
mendapat kapsul vitamin A
53
8. Presentase ibu hamil yang
mendapat tablet tambah darah
(TTD) minimal 90 tablet
selama masa kehamilan 119 114 96
9. Presentase bumil KEK yang
mendapat makanan tambahan 11 10 91
10. Presentase balita kurus yang
mendapat makanan tambahan 11 9 82
11. Presentase ibu nifas mendapat
kapsul Vitamin A 108 105 97
12. Presentase bayi yang baru
lahir mendapat IMD 116 95 82
13. Presentase bayi dengan BBLR 116 0 -
14. Presentase balita yang
mempunyai KMS / Buku KIA 100 0 -
15. Presentase balita yang
ditimbang yang naik BB nya
(N) 368 254 69
16. Presentase balita yang
ditimbang yang tidak naik BB
nya (T) 368 210,5 57
17. Presentase balita yang
ditimbang yang tidak naik BB
nya dua kali berturut-turut
(2T) 368 72,83 20
18. Presentase balita dibawah
garis merah (BGM) 368 3,3 1
19. Presentase ibu hamil Anemia 119 27 23
20. Presentase ibu hamil KEK
sasaran 119 8 7
54
b) Pemeriksaan Kesehatan
Berkala
SD 13 13 100
SMP 3 3 100
SMA 1 1 100
c) Penjaringan Kesehatan Siswa
Baru
SD 13 13 100
SMP 3 3 100
SMA 1 1 100
d) Sikat gigi, cuci tangan,
danpotong kuku masal
SD 13 13 100
II POSYANDU LANSIA
Puskesmas 2065 1886
Kampung Manggis 752 688 91
Tanah Hitam 428 467 109
Pasar Baru 175 171 98
Balai-Balai 710 560 79
IV UKGS
1. Pemeriksaan Kesgilut anak SD
21. Gigi berlubang 164 164 100
22. Morbility dan Persistensi 144 144 100
23. Calculus dan Stain 91 91 100
55
3. Calculus dan Stain 79 79 100
V KESEHATAN JIWA
Pasien jiwa yang berobat teratur 15 15 100
Sweping penemuan kasus jiwa 38 24 63
Deteksi dini kasus jiwa 38 24 63
Pendampingan dan pemberian
obat pada pasien jiwa 38 24 63
Kunjungan rumah 38 24 63
VI PERKEMAS
Pendataan 50 50 100
Melakukan Kunjungan Rumah 50 37 74
VII KUNJUNGAN
Jamkesmas 7000 6427 92
Jamkesda 8000 7982 100
Askes 7000 6082 87
JKN 6000 4451 74
56
Umum 6000 3047 51
Sumber : Cakupan Kegiatan Penilaian Kinerja Puskesmas Tahun 2019
57
II MANAJEMEN ALAT DAN OBAT 10
Membuat kartu
inventaris dan
menempatkan di
masing-masing < 60 % 61-80 % 81- 100 %
1. ruangan ruang ruang ruang 10
Melaksanakan up
dating daftar < 3 kali / 4-6
2. inventaris alat tahun kali/tahun Tiap bulan 10
Mencatat penerimaan
dan pengeluaran obat Ya, Ya, Ya,
3. disetiap unit pelayanan beberapa sebagian seluruhnya 10
Unit besar
Membuat Kartu stok
untuk setiap jenis
obat/bahan digudang Ya, Ya,
4. obat/ beberapa sebagian Ya, seluruh 10
bahan digudang obat besar item
secara rutin item obat obat item obat
Menerapkan FIFO dan Ya, Ya,
5. FEFO beberapa sebagian Ya, seluruh 10
besar item
item obat obat item obat
III MANAJEMEN KEUANGAN 10
Membuat catatan Ya,
bulanan uang masuk- Ya, tidak setiaptiga Ya,setiap
1. keluar dalam buku kas tentu bulan bulan 10
Kepala Puskesmas
melakukan Ya,
pemeriksaan keuangan Ya,tidak setiaptiga Ya, setiap
2. secara berkala tentu bulan bulan 10
58
IV MANAJEMEN KETENAGAAN 10
Membuat Ada, Ada, Ada,
daftar/catatan beberapap sebagianbe semuapega
1. kepegawaian petugas egawai sar petugas wai 10
Membuat uraian tugas Ada, Ada, Ada,
dan tanggung jawab beberapap sebagianbe seluruhpetu
2. setiap petugas etugas sar petugas gas 10
Membuat rencana
kerja bulanan bagi
setiap petugas sesuai
dengan tugas, Ada, Ada, Ada,
wewenang dan beberapap sebagianbe seluruhpetu
3. tanggung jawab etugas sar petugas gas 10
Membuat penilaian Ada, Ada, Ada,
DP3 / SKP tepat beberapa sebagianbe seluruhpetu
4. waktu petugas sar petugas gas 10
Sumber : Kegiatan Manajemen Puskesmas
F. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil analisis dan pengumpulan data yang dilakukan oleh kelompok
pada Minggu II PKL pada masing-masing program layanan Puskesmas, maka dipilih
beberapa masalah yang akan ditinjau dan diidentifikasi, antara lain :
59
Tabel 3.3 Identifikasi Masalah
60
keseriusan masalah yang dihadapi (seriousness), serta kemungkinan berkembangnya
masalah tersebut semakin besar (growth). Isu / masalah dengan skor tertinggi
merupakan isu / masalah prioritas.
Untuk lebih jelasnya, pengertian Urgency, Seriousness, dan Growthdapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah tersebut yang menyebabkan isu tadi. Urgencydilihat dari tersedianya
waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat
yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu
masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila
dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri. Seriousness
dilihat dari dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh
terhadap keberhasilan, dan membahayakan sistem atau tidak.
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin menburuk kalau
dibiarkan dan akan sulit dicegah.
Data atau informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan metode USG, yakni
sebagai berikut :
1. Hasil analisa situasi
2. Informasi tentang sumber daya yang dimiliki
3. Dokumen tentang perundang-undangan, peraturan, serta kebijakan
pemerintah yang berlaku
Masalah pada kegiatan UKM yang diprioritaskan adalah :
1. Pada program Promkes, Tidak merokok dengan gap 69,2 %
2. Pada program KIA dan KB, KB Aktif dengan Gap 39,6%
61
3. Pada program Kesehatan gizi, Presentase Balita yang ditimbang naik
berat badannya (N/D) dengan Gap 44,5%
4. Pada Program Imunisasi, dengan Booster Campak dengan Gap 81%
Dari tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prioritas utama masalah
kesehatan yang didapatkan adalah masalah Presentase Balita yang ditimbang naik
BB (N/D). Maka untuk tahap selanjutnya akan dianalisis apa saja penyebab dari
masalah tersebut menggunakan metode fishbone.
62
Analisa penyebab masalah
MONEY LINGKUNGAN
MATERIAL
63
C. Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah penyebab masalah ditemukan selanjutnya diberikan alternatif
pemecahan masalah dari setiap indikator dan terdiri dari metode, manusia,
sarana dan prasarana, dan lingkungan.. Berikut dirumuskan alternatif
pemecahan masalah mengenai rendahnya cakupan balita yang ditimbang berat
badannya di lingkungan kerja Puskesmas kebun sikolos padang panjang
sebagai berikut :
Pemacahan Masalah
Penyebab Alternatif Masalah
No. Masalah Terpilih
MAN
1. Balita yang Kurangnya 1) Mengadakan pelatihan 1) Mengadakan
ditimbang naik
sosialisasi/ edukasi kader posyandu pelatihan kader
BB (N/D)
2) Mengadakan lokal karya posyandu
44,5%
3) Memberikan buku panduan 2) Memberikan buku
panduan
Kurangnya Advokasi Melakukan Melakukan
pendekatan/advokasi pendekatan/advokasi
Petugas punya Membuat uraian tugas Membuat uraian tugas
tanggung jawab pelaksanaan program pelaksanaan program
tambahan Membuat roadmap petugas Membuat roadmap
untuk semua kegiatan petugas untuk semua
kegiatan
Kurangnya tenaga/ Usulan penambahan tenaga/ Usulan penambahan
petugas kesehatan petugas melalui analisis tenaga/ petugas melalui
jabatan dan analisis beban analisis jabatan dan
kerja analisis beban kerja
METODE
Kurangnya metode Melaksanakan pelatihan dan Melaksanakan pelatihan
petugas untuk evaluasi serta evaluasi program
memberikan
pelayanan
64
MONEY
Kurangnya anggaran Usulan penambahan anggaran 1. Usulan penmbahan
sarana dan prasarana untuk sarana dan prasarana dana posyandu
posyandu posyandu melalui RUK
Kurangnya anggaran Usulan anggaran untuk
puskesmas
untuk pelatihan kader pelatihan kader
2. Usulan penambahan
Kurangnya dana Usulan penmbahan dana untuk
dana posyandu
sehat pelaksanaan posyandu
melalui bebrapa
kelompok masyarakat
MATERIAL
Kurangnya alat Usulan penambahan alat Usulan penmbahan alat
penimbangan balita penimbangan balita penimbangan balita
Peralatan belum Melakukan kalibrasi alat Melakukan kalibrasi
dikalibrasi penimbangan alat penimbangan secara
berkala
LINGKUNGAN
Dukungan keluarga Memberikan edukasi dan Penyuluhan dan
sosialisasi kepada keluarga sosialsiasi
dan lingkungan sekitar
masyarakat
65
Tabel 3.7
Planning Of Action (POA)
66
panduan panduan
3. Melakuk Mendapat toma 3x Pelaksana Nakes TU Januari Rp.
an kan pihak setahuan promkes 2021 2.000.000,-
advokasi dukungan swasta Mei 2021
advokasi LSM September
melalui 2021
lintas
sektor/
stakeholde
r
ATK Rp. BOK
Snack 1.000.000,- APBD
Transport
Makan
4. Membuat Tercapain TU 1X Pelaksana Nakes TU 1 April 2021
uraian ya setahun promkes
tugas program
5. Melaksan Tercapain Petugas 12x Pelaksana Nakes Pelaksan Sesuai jadwal
akan ya starata Kader setahun Promkes a posyandu
sistem 5 posyandu program
67
meja di mandiri
seluruh
posyandu
sesuai
dengan
SOP
6. Usulan Tersedian Petugas 1x 5 Pelaksana Nakes TU 1x 5 tahun Rp. DAK
penamba ya alat Kader setahun Promkes Pengurus 2.500.000,-
han alat penimban barang
penimban gan
gan balita posyandu
yang
memenuhi
syarat
8. Melakuk Tersedian Petugas 2x Promkes Nakes TU Juni 2021 Rp. DAK
an ya alat Kader setahun Pengurus Desember 1.000.000,-
kalibrasi penimban barang 2021
alat gan alat
penimban yang
gan sudah
68
terkalibras
i
9. Melaksan Terlaksana Seluruh 12 kali Pelaksan Nakes TU Sesuai jadwal - APBD
akan nya pengunj promkes posyandu DAK
posyandu posyandu ung
dengan dengan posyand
menerapk protokol u
an covid -19
protokol
covid -19
69
BAB V
A. Langkah-LangkahPelaksanaanKegiatan Terpilih
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan
terpilih yaitu :
1. Melakukan Pendataan
Pendataan dilakukan oleh kelompok di Puskesmas Kebun Sikolos.
2. Pengolahan data
Setelah dilakukan pendataan di Puskesmas Kebun sikolos, maka
kelompok melakukan pengolahan data yang bertujuan untuk
mendapatkan gambaran permasalahan kesehatan yang ada di Puskesmas
Kebun sikolos.
Kelompok melakukan musyawarah dan konsultasi dengan
pimpinan puksesmas dan pembimbing lapangan untuk menyampaikan
hasil pengolahan dan merumusakan kegiatan intervensi yang akan
dilakukan oleh kelompok tentunya dengan dukungan dan kesepakatan
dari pimpinan puskesmas dan pembimbing lapangan. Berdasarkan hasil
kesepakatan musyawarah dengan pimpinan masyarakat dan pembimbing
lapangan pada hari Sabtu 13 Maret 2021di Puskesmas Kebun sikolos
maka disepakati tindakan terpilih sebagai berikut:
a. Mempresentasikan hasil pengumpulan dan pengolahan data masalah
kesehatan di Puskesmas Kebun sikolos tahun 2019 dengam
pembimbing akademik dan pembimbing lapangan.
b. Mengadakan diskusi dan tanya jawab dengan pimpinan dan
pembimbing lapangan untuk mencari kesepakatan pemecahan
masalah kesehatan yang ditemui antara lain :
1) Membuat buku panduan kader posyandu
70
Pertimbangan dalam memilih tindakan intervensi adalah:
1. Waktu yang tersedia (selama PKL).
2. Kemudahan dalam pelaksanaan.
3. Kesesuaian dengan profesi mahasiswa
4. Sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.
5. Sebagai pedoman / petunjuk bagi petugas posyandu
B. Latar Belakang dilaksanakan kegiatan intervensi
Kegiatan intervensi ini dilaksanakan sebagai tindakan tahap lanjut
setelah ditemukan masalah dan dibuat sebuah kegiatan penanggulangan
masalah yang ditemukan itu. Berdasarkan hasil pengumpulan dan
pengolahan data di Puskesmas kebun sikolos didapatkan permasalahan
antara lain:
1. Pelaksanaan penimbangan berat badan balita yang tidak mencapai
target
C. Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan tumbuh kembang balita dengan cara pelaksanaan
penimbangan berat badan balita secara rutin.
b. Tujuan Khusus
Tujuan buku panduan kader posyandu:
1) Menjelaskan pengertian posyandu
2) Menjelaskan proses pelaksanaan posyandu
3) Menjelaskan sistem 5 meja
4) Menjelaskan tugas kader posyandu
5) Menjelaskan tumbuh kembang balita
6) Menjelaskan gangguan tumbuh kembang balita
7) Menjelaskan proses penimbangan balita
D. Tahap-tahap Pelaksanaan
1. Persiapkan buku panduan
2. Mencetak buku panduan (30 rangkap)
3. Menjelaskan isi buku panduan
4. Pelaksanaan kegiatan tambahan
71
a. Melakukan penyuluhan tentang stunting pada balita
E. Hasil Kegiatan Tindakan Terpilih
1. Membuat buku panduan untuk kader posyandu
Buku panduang dibuat sebagai pedoman petunjuk bagi kader dalam
melaksanakan posyandu, dimana didalam buku panduan berisi tugas
kader, petunjuk/ tata cara penimbangan balita dengan menggunakan dacin,
tata cara pengukuran panjang dan tingi bayi dan balita, gizi balita, tumbuh
kembang anak, serta cara pengisian KMS.
72
Bidan desa ikut berpartisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat
yang akan dilaksanakan.
c) Kader
Kader-kader sangat berperan serta dalam membantu kegiatan
kesehatan yang dilaksanakan.
d) Masyarakat
Sambutan masyarakat atas kedatangan mahasiswa PKL sangat baik,
terbuka dan ramah.
2. Faktor Penghambat
a) Sarana dan Prasarana
Masih kurangnya sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan
program kesehatan yang dilaksanakan.
b) Masyarakat
Keluarga bayi dan balita tidak berperan aktif dalam pemberian
penyuluhan karena tidak fokus untuk mendengarkan penyuluhan
disebabkan oleh bayi dan balita yang banyak menangis saat
diposyandu.
c) Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat seperti pemangku agama yang beranggapan bahwa
imunisasi itu haram untuk digunakan.
73
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2019 tentang
Puskesmas, disebutkan bahwa Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
diwilayah kerjanya dan berfungsi menyelenggarakan UKM dan UKP tingkat
pertama diwilayah kerjanya. Puskesmas Kebun sikolos merupakan salah satu
sarana Kesehatan yang ada di Kecamatan Kebun sikolos melingkupi beberapa
kelurahan. Puskesmas Kebun sikolos memiliki program-program yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan. Dalam pelaksanaan PKL, kelompok
mendapatkan beberapa permasalahan terkait program dan ketercapaian yang
ada di Puskesmas Kebun sikolos tahun 2019.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh kelompok dari data
laporan kinerja program Puskesmas kebun sikolos tahun 2019 di dapatkan
beberapa masalah yang ada di Puskesmas Kebun sikolos diantaranya :
1. KB Aktif
2. Presentase Balita yang ditimbang naik BB (N/D)
3. Tidak Merokok
4. Booster Campak
Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa dilaksanakan diwilayah
kerja Puskesmas Kebun sikolos, Kecamatan Kebun sikolos. Permasalah-an
kesehatan masyarakat dilihat dari data penilaian kinerja Puskesmas Kebun
sikolos Tahun 2019 yang didapat mashasiswa dari ruang tata usaha.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan kepada pusksmas Kebun sikolos
berdasarkan masalah yang kami temukan antara lain sebagai berikut :
a. Diharapkan agar Puskesmas bisa meningkatkan pelaksanaan
penimbangan balita
74
b. Diharapkan pemegang program Promkes dan Gizi melakukan
penyuluhan secara merata.
c. Diharapkan pemegang program Promkes dan Gizi dapat meningkatkan
pengetahuan tentang penimbangan balita
d. Diharapkan agar Puskesmas bisa meningkatkan pelaksanaan imunisasi
campak pada bayi
e. Diharapkan pemegang program Imunisasi dapat meningkatkan
pengetahuan tentang imunisasi campak
f. Diharapkan pemegang program Imunisasimeningkatkan pemanfataan
media inormasi tentang imunisasi campak sebaik dan semenarik
mungkin.
75
DAFTAR PUSTAKA
76