PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemajuan dan pola pikir manusia kerap menaikkan tuntutan pelayanan yang
harus disediakan oleh organisasi kepada para penikmat pelayanan yang tak
perusahaan . Saat ini adalah abad postmodern, abad ini ditandai semakin
1
meningkat, terutama dibandingkan dengan hasil riset APJII mengenai hal
sepanjang 2017 itu menemukan bahwa 143.26% juta orang Indonesia telah
Indonesia. Adapun total penduduk Indonesia sendiri sebanyak 262 juta orang.
Pengguna internet terbanyak ada di pulau Jawa dengan total pengguna sekitar
58.08% dari total pengguna internet. Sedangkan di urutan ke dua ada di pulau
Sumatra dengan total pengguna sekitar 19% dari total pengguna internet.
paling banyak diakses adalah aplikasi chatting mencapai 89,35 persen, disusul
oleh sosial media yang mencapai 87,13 persen dan sisanya diikuti oleh search
engine seperti google dan wikipedia, melihat berbagai gambar dan foto,
2
wiraswasta sebesar atau 62 % dari total pengguna internet di Indonesia
(APJII, 2017).
tahun 2013, cyberloafing, menjadi hal yang paling umum dilakukan karyawan
Berdasarkan hasil laporan social media agency ,we are social dalam J
Seno aditya utama dkk 2016, saat ini pengguna internet di indonesia
mencapai lebih dari 88 juta orang dari 259 juta penduduk indonesia .Beberapa
file (berkas) yang tidak berhubungan dengan pekerjaan (Greenfield & Davis,
hari untuk akses internet yang tidak berkaitan dengan pekerjaan. Aktivitas
yang dilakukan ini seperti browsing facebook atau Kaskus. Hal ini berarti
hingga 20 jam lebih (1 jam x 20 hari kerja), atau sama dengan 2,5 hari kerja
3
Cyberloafing dianggap sebagai suatu perilaku kerja yang
produktivitas, yang mana dapat berimbas pada hasil kerja. Suatu penelitian
kehidupan individu seluruh dunia. Saat ini internet sudah menjadi bagian dari
4
berbagai sektor, seperti sektor pelayanan atau sektor ekonomi dalam
lebih mudah, mendapatkan banyak informasi, dan juga bisa menjadi gaya
Hal ini tidak terlepas dari fungsi internet itu sendiri yang memberikan
kerja yang terkait dengan database tersebut. Dengan kata lain internet mampu
5
pegawai yang hanya menggunakan internet lebih kepada kepentingan pribadi
mereka. Dari mulai belanja online, membuka media sosial baik twitter,
foto liburan di facebook dan ternyata ada istilah khusus untuk aktivitas online
cyberloafing.
istirahat yang sudah ditentukan, pergi ke toilet dengan waktu yang lama.
terjadi apabila individu memiliki akses internet di tempat kerja, hal inilah
pegawainya untuk mengakses internet dan media sosial selama jam kerja
cyberloafing. Menurut Ozler & Polat 2012) salah satunya yaitu faktor
6
individual, faktor yang mencakup banyak hal yaitu persepsi dan sikap
isolation (isolasi), self control (kontrol diri), harga diri, dan locus of control.
berpikir, dan berperilaku yang akan menghasilkan perbaikan diri yang disebut
kontrol diri.
untuk membimbing tingkah laku sendiri. Salah satu faktor individual berupa
Harapan ini dapat dikenakan oleh masyarakat atau oleh diri sendiri, dan
7
termasuk hukum, norma, cita-cita, tujuan, dan standar lainnya. Kontrol diri
Whitty & McLaughlin dalam (Rahardjo, Furida Citra, & Damariyanti, 2017)
Dengan cara yang berhubungan dengan internet, hal ini tentunya akan
sendiri.
jadi tidak ada salahnya memanfaatkan fasilitas yang sudah ada untuk di
subjek sering membuka situs youtube saat sedang bekerja karena subjek ingin
mencari yang sedang “booming” atau melihat tutorial memasak dan merasa
8
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
cyberloafing
2. Manfaat Praktis
cyberloafing.
selanjutnya.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Karyawan
yang memiliki jabatan dalam perusahaan, termasuk CEO dan eksekutif tingkat
atas, manajer dan pengawas, pakar dan spesialis administratif, pegawai lini,
permintaan yang sama yaitu gaji dan tunjangan, kualitas kehidupan kerja, dan
jaminan pekerjaan.
karyawan dapat diartikan setiap orang yang bekerja dengan menerima imbalan
dari tempat ia bekerja dan memiliki hubungan kerja dengan adanya perjanjian
(dalam Tiara Ha 2016) karyawan adalah penduduk dalam usia kerja (berusia
15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang
memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka,
bekerja dan memiliki tanggung jawab atas pekerjaannya dan imbalannya ialah
10
B. Pengertian Cyberloafing
1. Pengertian Cyberloafing
browsing situs yang tidak berkaitan dengan pekerjaan untuk tujuan pribadi
11
karyawan untuk menggunakan akses internet perusahaan selama jam kerja
jam kerja untuk tujuan personal. Teknologi yang dimaksud bisa teknologi
karyawan adalah :
12
g) Berbelanja untuk kepentingan pribadi
pekerjaan
yang tidak berkaitan dengan pekerjaan (tujuan pribadi) saat jam kerja .
c) Minor Cyberloafing
13
mengunjungi situs berita, keuangan, dan olahraga. Dengan demikian
d) Serius Cyberloafing
4. Faktor-Faktor Cyberloafing
Menurut Ozler & Polat (2012), terdapat tiga faktor munculnya perilaku
cyberloafing yaitu:
14
a) Faktor Individual
Berbagai atribut dalam diri individu tersebut antara lain persepsi dan
control, harga diri dan locus of control, kebiasaan dan adiksi internet,
faktor demografis, keinginan untuk terlibat, norma sosial dan kode etik
personal.
(Liberman,2015).
2) Sifat Pribadi
15
khusus di lingkungan . Lebih dari 50% perilaku media diperkirakan
cyberloafing .
perilaku cyberloafing .
b. Faktor Organisasi
tersebut yaitu :
16
2) Hasil yang Diharapkan
konsekuensi negatif .
3) Dukungan Manajerial
cyberloafing
17
mungkin terlibat dalam perilaku menyimpang ketika memiliki
pekerjaan.
c. Faktor Situasional
5. Dampak Cyberloafing
dampak, yakni:
18
harus terlihat keluar masuk ruangan, dan terlihat aktif sepanjang jam
internet.
C. Kontrol Diri
dengan yang diterima secara sosial tanpa dibimbing atau diarahkan oleh
19
dengan kata lain sebagai serangkaian proses yang membentuk dirinya
godaan tertentu.
20
2. Aspek – aspek Kontrol Diri
terdapat tiga jenis kontrol diri, yaitu behaviour control (kontrol perilaku),
21
1) Memperoleh informasi (information gain). Dengan informasi yang
1) Self-Discipline
22
2) Deliberate/Non-Impulsive
bertindak.
3) Healthy Habits
4) Work Ethic Menilai tentang regulasi diri dari etika individu dalam
23
3. Faktor- faktor yang mempengruhi kontrol diri
yang mempengaruhi kontrol diri terdiri dari faktor internal yaitu dalam diri
a) Faktor internal Faktor internal yang ikut berperan terhadap kontrol diri
24
D. Hubungan Kontrol Diri dengan Cyberloafing pada Karyawan
yang menggunakan akses internet instansi maupun pribadi untuk tujuan yang
sifat personal, salah satunya adalah kontrol diri. Kontrol diri adalah
25
Menurut penelitian terdahulu Jika dikaitkan melalui kontrol diri,
diri rendah (Restubog dkk, dalam Liliyana Sari 2013). Menurut Goldfried &
positif. Kontrol diri antara satu individu dengan individu yang lain berbeda-
beda. Ada individu yang memiliki kontrol diri tinggi, sedang, atau bahkan
rendah.
dengan kontrol diri rendah adalah individu yang merasa memiliki keperluan
lebih kuat terhadap perilaku terlarang karena akan mendapat reward (hadiah)
niat individu untuk melakukan berbagai perilaku terlarang saat bekerja (Nagin
& Paternoster, dalam Liliyana Sari 2013). Setiap individu memiliki suatu
individu. Dalam teori low self control yang mereka kembangkan, mereka
26
dikarakteristikkan dengan enam elemen yaitu impulsiveness, prefernce for
elemen low self control dari Gottfredson dan Hirschi (1990) menyatakan
bahwa pegawai yang memiliki kontrol diri yang rendah cenderung implusif,
lebih suka melakukan aktivitas fisik yang tidak membutuhkan skill tertentu,
suka melakukan aktivitas beresiko, hanya fokus pada kebutuhan diri sendiri,
hati dalam bekerja, lebih suka melakukan aktivitas mental, peka terhadap
kebutuhan orang lain, mampu mengatur emosinya, serta gigih dan tekun
dalam bekerja. Oleh sebab itu, karyawan yang memiliki kontrol diri tinggi
dalam mengontrol diri cenderung akan terbawa hanyut ke dalam situasi yang
sulit, artinya kebanyakan orang yang memiliki kontrol diri rendah tidak bisa
mereka dalam jam kerja sedangkan orang yang tinggi kemampuan dalam
27
mengutamakan ataupun memanfaatkan jam kerja dan menyelesaikan
pekerjaanya dengan baik dari pada mengakses internet yang bukan untuk
keperluan pekerjaan.
rendah self control maka semakin tinggi cyberloafing . Hal ini berarti bahwa
karyawan .
E. Kerangka Konseptual
Karyawan
28
F. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah adanya hubungan antara self control dengan
perilaku cyberloafing pada karyawan. Hal ini berarti bahwa semakin rendah
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yang berbentukapa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas. Variabel
variabel lain atau yang menjadi sebab perubahan nya atau timbulnya variabl
terikat.
diamati. Suatu konsep mengenai variabel yang sama dapat saja memiliki
definisi operasional yang lebih dari satu dan berbeda-beda antara penelitian
yang satu dan yang lainnya (Azwar, 2014). Definisi operasional yang
30
1. Cyberloafing
jam kerja untuk tujuan personal. Teknologi yang dimaksud bisa teknologi
31
dengan yang diterima secara sosial tanpa dibimbing atau diarahkan oleh
1. Populasi Penelitian
(Sugiyono, 2014).
2. Sampel Penelitian
32
dalam penelitian ini adalah purposive sampling yakni teknik pengambilan
kontrol diri dan skala kenakalan remaja. Menurut Azwar (2012), skala
(Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Peneliti tidak
33
akan cenderung memilih jawaban tengah, sehingga data mengenai
skor untuk skala kontrol diri dan skala kenakakan remaja dilakukan
Tabel 3.1
Kriteria Pemberian Skor
Pernyataan SS S TS STS
Baik 4 3 2 1
Kurang Baik 1 2 3 4
a) Kontrol Diri
penelitian ini adalah skala kontrol diri yang dikonstruksi oleh penulis
Risnawita, 2012). Skala ini terdiri dari 36 item yang terbagi menjadi 18
item favorable dan 18 item unfavorable. Blue print skala kontrol diri
Tabel 3.2
Blue Print Skala Kontrol Diri
Averill (dalam Ghufron dan Risnawita, 2012)
34
b) Cyberloafing
Tabel 3.3
Blue Print Skala Cyberloafing
Aitem
Variabel Indikator Baik Kurang Jumlah
Baik
Aktivitas sosial 1,2,3,4 5 5
Aktifitas Informasi 6,7,8,9 10 5
Cyberloafing Aktifitas Kenikmatan 11,12,13,1 16 5
4
Aktifitas Emosi Virtual 5
Total 23 9 20
a) Uji Validitas
35
menggunakan korelasi produk moment didapatkan hasil yang berbeda-
b) Uji Reliabilitas
36
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
atau tidak. Uji normalitas sebaran pada penelitian ini dilakukan untuk
diperoleh dari hasil penelitian tersebar sesuai dengan kaidah normal. Uji
2. Uji Liniearitas
menggunakan test for linearity dengan bantuan program IBM SPSS 21.0
3. Uji Hipotesis
a) Koefisien Determinan
37
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variable
dependen (Ghozali,2013).
1) Apabila t hitung > table atau profitabilitas < tingkat signifikansi sig
Purwantoro,2009)
38