Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan kehumasan di sebuah perusahaan menjadi sebuah keharusan untuk membangun citra perusahaan. Kehumasan dipahami menjadi sebuah senjata ampuh untuk mempengaruhi opini publik kepada perusahaan, tetapi kendala terbesar dalam perkembangan Kehumasan di Indonesia adalah kesalah pahaman para pembuat keputusan di perusahaan dalam menanggapi kegiatan kehumasan. Banyak yang berpikir bahwa kehumasan hanyalah memajang wanita cantik sebagai pegawai humas yang pandai berbicara mewakili perusahaan. Padahal fungsi humas jauh lebih berarti dari sekedar jual tampang dan pandai berbicara. Istilah E-public relations mungkin masih sulit dicerna bagi para praktisi Kehumasan Indonesia. E-public relations adalah kegiatan kehumasan yang dilakukan di dunia Internet. Seluruh kegiatan kehumasan dapat dilakukan didalam internet dari mulai melakukan kegiatan publikasi sampai melakukan customer relations management juga dapat dilakukan di Internet. Justru kegiatan kehumasan bisa lebih fleksibel dari yang dilakukan di dunia nyata, ketika program kehumasan konvensional mengeluarkan budget hampir ratusan juta dalam sebuah perusahan besar, jika program tersebut dilakukan melalui Internet akan jauh lebih murah. Apa saja yang bisa dilakukan Humas dalam melakukan kegiatan kehumasan di Internet selanjutnya akan dibahas dalam Bab II. 1.2. Tujuan dan Manfaat Penulisan Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini diantaranya : 11 Memberikan informasi mengenai manfaat internet bagi humas 11 Menambah pengetahuan pembaca mengenai internet dan humas 11 Menambah pengetahuan pembaca mengenai E-Public Relation 11 Menunjukkan bagaimana dan sudah sejauh mana implementasi dari E-Public relation 1.3. Teori dan Konsep Dalam kemajuan IPTEK yang semakin canggih, membuat seorang Public Relation atau humas dituntut handal dalam berselancar di berbagai media. Dengan adanya media internet yang merupakan salah satu wujud adanya kemajuan teknologi yang semakin canggih menjadikan seorang Publik relation harus melakukan kegiatan kehumasan secara efektif dan relative cepat melalui internet. Kegiatan ini sering disebut juga dengan Cyber Public

Relationv atau E-Public Relation. Dengan sarana Media elektronik internet dalam membangun merek (brand) dan memelihara kepercayaan (trust), pemahaman, citra perusahaan atau organisasi kepada public atau khalayak diperlukan adanya strategy citra merek (Brand image strategy) guna menanamkan kesadaran merek (brand awarness) pada konsumen.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Internet Internet (kependekan dari interconnection-networking) secara harfiah ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia.*1) Internet dikatakan sebagai media baru yang mendorong banyak perubahan di dunia sejak tahun 1990an. Kemunculan internet telah banyak merubah cara orang berkomunikasi, berbisnis, bahkan berkampanye politik. Intenet menghubungkan lebih banyak orang, usaha, bahkan organisasi melawati batas-batas ruang dan waktu. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking. Internet menghubungkan komputer-komputer di seluruh dunia dalam suatu sistem global yang menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP). Standar protocol tersebut memungkinkan setiap komputer saling bertukar informasi. Kemajuan inovasi perangkat mobile phone (handphone) dan layanan penyedia jasa (provider) komunikasu juga membuat jangkauan internet menjadi semakin luas. Mengirim email (surel), chatting, mengomentari status atau foto di Facebook saat ini sudah sangat lazim dilakukan melalui perangkat mobile phone. Jumlah pengguna internet dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan pesat. Pada akhir tahun 2011, Jumlah penduduk dunia diperkirakan 6,930,055,154 orang. Dari jumlah tersebut 2,267,233,742 orang atau sekitar 32,7% tercatat sebagai pengguna internet. Tumbuh sebesar 528,1% sejak tahun 2000. Dan benua Asia tercatat memiliki pengguna internet terbanyak dibandingkan belahan dunia lain.*2)

*1) Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Internet *2) Sumber : http://www.internetworldstats.com/stats.htm diposting pada tanggal Dec 11, 2012.

Sumber : http://www.internetworldstats.com/stats.htm Untuk di Indonesia, dai hasil survei yang dilakukan MarkPlus Insight pada tahun 2011 tercatat jumlah pengguna internet mencapai 55 juta orang. Dibanding penduduk Indonesia yang diperkirakan sekitar 240 juta jiwa, 23% sudah terkoneksi Internet yang kebanyakan berpusat di kota-kota besar hanya 4.1% yang berada rural area. Pada tahun 2010, MarkPlus Insight mencatat pengguna Internet di Indonesia sudah mencapai 42 juta.*3)

Sumber: http://the-marketeers.com/wp-content/uploads/2011/10/populasi-pengguna-internet1024611.jpg Disebutkan pula dalam survei bahwa yang mengakses menggunakan perangkat mobile phone mencapai 29 juta orang. Itu berarti lebih dari 50% pengguna Internet di Indonesia memanfaatkan perangkat mobile phone untuk aktivitasnya di Internet. Dengan kondisi gografis negara kepulauan dan tidak rata, adalah wajar jika mobile Internet menjadi pelopor dan sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan penyebaran pengguna internet di Indonesia.

2.2

Komunikasi di Era Internet Perkembangan internet dan perangkat mobile phone yang sangat pesat telah mendorong perubahan pola komunikasi masyarakat khususnya pengguna internet. Secara

*3) Sumber : http://dailysocial.net/post/survei-markplus-insight-pengguna-internet-di-indonesia-55-juta oleh Amir Karimuddin Diposting pada tanggal 28 Oktober 2011.

umum, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi menggunakan aturan tertentu melalui media dari sumber kepada target audien. Internet merupakan salah satu bentuk komunikasi antar mesin (komputer/mobile). Internet sebagai sebuah sitem global juga menjadi media komunikasi antar pengguna internet.*4) Pola komunikasi di era internet yang didukung oleh kemajuan perangkat dan penyedia jasa internet Internet Service Provider (ISP) telah berhasil mengikis hambatan ruang (geografis) dalam berkomunikasi. Sebagai contoh, mengirimkan kartu ucapan kepada keluarga atau teman yang tinggal diluar negeri dapat dilakukan dengan cepat dan mudah melalui internet. Bandingkan dengan menggunakan pola lama yang harus mengirim melalui kantor post atau jasa pengiriman konvensional tentu hambatan ruang (geografis) menjadi faktor penentu berapa lama sampainya kartu ucapan tersebut keluar negeri. Dengan internet, jangkauan target komunikasi juga bisa diperluas dan diperbanyak. Internet memungkinkan kita becakap-cakap melalui media teks/tulis kepada banyak orang sekaligus. Ada forum online, mailing list, atau chatting group yang memungkinkan kita berkomunikasi dengan banyak orang sekaligus secara bersamaan. Konfrensi jarak jauh (teleconference) juga sangat lumrah belakangan ini. Kemajuan internet juga memungkinkan penyampaian informasi dengan beragam bentuk. Di awal era internet, pertukaran informasi hanya sebatas teks. Dengan perkembangan teknologi dan infrastruktur internet, format pertukaran informasi dalam komunikasi melalui internet juga mengalami kemajuan. Selain teks, komunikasi menggunakan media visual (gambar atau foto), audio bahkan video sudah sangat umum. Namun untuk dapat menggunakan format video secara real time memang mebutuhkan sumberdaya/bandwith (koneksi internet) yang lebih besar dan stabil. Jika komunikasi media massa konvensional seperti TV, koran, dan majalah bersifat satu arah sangat berbeda dengan sifat alamiah internet. Komunikasi melalui media internet memungkinkan alur informasi menjadi multi arah. Partisipasi dan interaksi dengan audiens (pengguna internet) menjadi syarat mutlak komunikasi di era internet. Audien bisa langsung memberi tanggapan dengan terhadap informasi yang diterimanya. Audiens juga bisa dengan mudah menyebarkan informasi yang diperolehnya kepada pengguna internet lainnya. Kemunculan media sosial juga merupakan pendorong partisipasi pengguna internet dalam menciptakan dan menyebarluaskan informasi di internet. Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi/informasi. Media sosial di internet meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, public web storage. Beberapa layanan sosial media yang terkenal seperti Facebook, Youtube, Slideshare, Flickr, dan WordPress.
*4) Sumber : http://kotakotak.net/pemanfaatan-internet-bagi-humas/ oleh Gus Tulang Diposting pada tanggal May 29, 2012

Facebook saat ini merupakan situs jejaring sosial dengan pengguna terbanyak di seluruh dunia yaitu mencapai 842.401.040 pengguna. Pengguna facebook di Indonesia tercatat 42.272.040 yang merupakan peringkat keempat setelah Amerika Serikat, brazil, dan India. Facebook memberikan fitur jejaring sosial di internet dengan akses informasi meliputi update status, foto, pesan, notes (catatan), group diskusi, lokasi dan page. Melalaui Facebook penyebaran informasi menjadi cepat dan mudah dalam jaringan pertemanan.

Sumber: http://www.socialbakers.com/facebook-statistics/ Minggu ke-2 Mei 2012 Youtube merupakan publik web storage (situs media peyimpanan) milik Google yang mengkhususkan pada konten berupa video. Pengguna dapat mengunggah (upload), menonton, dan mempromosikan video-video yang ada di Youtube. Statistik youtube mencatat 4 milyar video ditonton per hari dan dikunjungi 800 juta pengunjung dalam sehari. Slideshare juga merupakan publik web storage (situs media peyimpanan) yang mengkhususkan pada konten dokumen seperti portabel document format (pdf), Microsoft word, Microsoft excel, dan lain-lain. Slideshare memungkinkan penggunannya untuk mengunggah, mengomentari, menyebarkan dan mengunduh (download) dokumen-dokumen yang diada di Slideshare dengan ketentuan penggunaan yang sudah diatur. Situs lain yang sejenis misalnya issu.com, docstoc.com, dan scribd.com. Flickr merupakan media sosial milik Yahoo yang mengkhususkan pada konten foto. Namun belakangan menambahkan fitur video untuk menyaingi Youtube. Pengguna bisa menjalin pertemanan dengan pengguna lainnya. Pengguna dapat menggungah, memberi rating, mempromosikan foto-foto yang mereka sukai. Dengan perkembangan teknologi mobile, flikr mendapat pesaing baru dari aplikasi foto mobile seperti instagram dan streamzoo. Bentuk Sosial media lain adalah blog. Penyedia layanan blog yang terkenal dan

memiliki banyak pengguna adalah blogspot.com dan wordpress.com. wordpress lebih mendominasi karena juga merupakan CMS (conten Management System) yang dapat diinstal pada layanan domain dan hosting pribadi. CMS memberikan kemudahan penguna untuk lebih fokus pada konten dan bukan kode-kode yang menggunakan bahasa pemograman web. Misalnya: www.balebengong.net dan www.balisign.com merupakan situs yang menggunakan CMS wordpress.

2.3

Internet Humas/Public Relation Public relation atau hubungan masyarakat (humas) merupakan salah satu bidang fungsi manajemen untuk membangun citra organisasi. Bila merujuk kepada konsep PR yang disampaikan oleh Scott M. Cutlip dan Allen Center dalam bukunya Effective Public Relations: Hubungan masyarakat merupakan fungsi manajemen yang membentuk dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan masyarakat, yang menjadi sandaran keberhasilan atau kegagalannya. *5) Konsep Fungsi Manajemen PR menurut Cutlip dan Center: 1 Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi 1 Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik intern maupun publik ekstern. 1 Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. 1 Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum. Konsep fungsi di atas, memberikan gambaran utuh mengenai fungsi PR sebagai fungsi manajemen yang tidak lepas dari pencapaian tujuan organisasi. Selain itu, juga ruang lingkup tugas PR meliputi publik organisasi baik yang ada di dalam maupun di luar organisasi. Hal terpenting adalah bagaimana PR mampu menangkap aspirasi publik untuk kemudian disampaikan kepada manajemen atau pimpinan puncak , sehingga organisasi mampu memenuhi harapan dan kebutuhan masing- masing publiknya. Di sisi lain, PR juga mampu mengkomunikasikan keterbatasan atau pun kelebihan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan publik. Beberapa tugas yang umum dilaksanakan oleh humas antara lain; layanan informasi, dokumentasi dan komunikasi masyarakat. Layanan informasi dapat berupa penyajian data organisasi, publikasi dan sosialisasi program organisasi kepada masyarakat/publik. Tugas lai yang sering dilekatkan pada humas adalah dokumentasi kegiatan organisasi untuk nantinya digunakan sebagai bahan publikasi organisasi. Disamping itu komunikasi masyarakat juga

*5) Sumber : http://kotakotak.net/pemanfaatan-internet-bagi-humas/ oleh Gus Tulang Diposting pada tanggal May 29, 2012

menjadi tugas humas, karena untuk memelihara hubungan dengan masyarakat. Untuk menjalankan fungsi-fungsi Humas seperti yang digambarkan oleh Cutlip dan Center, internet sebagai sebuah media komunikasi akan sangat efektif dan efisien. Belakangan muncul istilah e-public relation (ePR) yang diartikan sebagai usaha melaksanan fungsi dan tugas kehumasan melalui media internet. Huruf e meupakan singkatan dari elektronik seperti mengacu pada e-mail atau e-commerce yang mengacu pada media elektronik internet. Menurut penulis, untuk mulai melaksanakan e-public relation ada dua syarat mutlak yang harus dimiliki oleh bagian humas organisasi. Syarat pertama adalah email/surel (surat elektronik), tentunya email resmi dan aktif. Email selain berfungsi untuk mengirimkan pesan dalam format data elektronik juga berfungsi sebagai sebuah identitas wajib pengguna internet. Untuk membuat akun dalam layanan internet salah satu syarat wajibnya adalah mencantumkan alamat email. Aktivitas-aktivitas lain di internet seperti berbelanja online dan meninggalkan komentar juga membutuhkan alamat email. Jadi alamat email merupakan syarat mutlak untuk beraktivitas di internet. Syarat kedua untuk melaksanakan e-public relation adalah organisasi harus memiliki blog. Blog berasal dari kata web yang berarti website/situs atau bisa juga jejaring di dunia maya (internet) dan log yang berarti catatan harian (jurnal). Jadi secara umum, blog adalah jurnal di internet dalam bentuk website yang diperbaharui secara berkala. Meski demikian materi di blog tidak hanya tulisan tapi juga bisa foto, video, dan audio. Penulis atau pengelolanya biasa disebut sebagai blogger atau narablog.

2.4

E-Public Relation/ Cyber Public Relation E-PR adalah inisiatif PR yang menggunakan media internet sebagai sarana publisitasnya. Jika dengan E-PR, seorang PR dapat melewati batas penghalang yang ada di dunia fisik. Dengan E-PR seorang PR bisa langsung menyampaikan pesan-pesan tersebut kepada target publik, membangun digital brand images, membina hubungan yang baik dengan berbagai media, melalui media center online, E-PR dapat digunakan sebagai sarana komunikasi pasar global maupun mitra bisnis internasional dengan biaya yang sangat minim, dan mendukung departemen pemasaran melalui 3 R, yaitu relations dengan berbagai target audiens, reputations melalui penggunaan teknologi modern, relevantions memberi informasi yang relevan dengan keinginan target audiens. PR juga dapat memanfaatkan potensi-potensi besar lainnya, seperti: *6) 1. Komunikasi konstan Internet bagaikan satpam yang tidak pernah tidur selama 24/7 (24 jam x 7 hari) dengan

*6) Sumber : http://jubilateedeo.blogspot.com/ oleh Noni khara nenohay Diposting pada tanggal November 9, 2009

potensi target publik seluruh dunia. 2. Respons yang cepat Internet memungkinkan PR merespons secara cepat dan serta-merta semua permasalahan dan pertanyaan dari para prospek dan pelanggan. 3. Pasar Global Internet telah menutup jurang pemisah geografis (kecuali psikologis) setelah seorang PR terhubung ke dunia online. PR dapat langsung berkomunikasi dengan pasar di Arab Saudi, investor di Swedia, dan mitra bisnis di California dengan biaya yang sangat minim. 4. Interaktif Internet membuat PR dapat memperoleh feedback dari pelanggan atau pengunjung situs web seorang PR. Dengan demikian, seorang PR bisa tahu keinginan mereka sehingga tidak perlu lagi menebak-nebak. 5. Komunikasi Dua Arah Komunikasi antara organisasi PR dan publik merupakan tujuan utama aktivitas E-PR karena aktivitas ini akan membantu PR dalam membangun hubungan yang kuat dan saling bermanfaat yang tidak dapat dilakukan langsung oleh media offline. 6. Hemat E-PR dapat membuat organisasi menjadi lebih hemat, mengingat E-PR tidak membutuhkan biaya cetak. Semakin murahnya biaya internet akan membuat biaya E-PR menjadi semakin terjangkau. 2.4.1. Kegiatan PR yang dilakukan di internet Kegiatan PR yang dilakukan di internet, meliputi: 1.4.1.1. Publikasi Yang dimaksud publikasi disini adalah dengan tulisan yang berupa arikel, press release tetang sebuah organisasi maupun perusahaan-perusahaan. Kegiatan publikasi yang dilakukan PR dalam internet dapat dilakukan dengan jalan mengikuti mailing list yang sesuai dengan target market perusahaan/organsisasi. Dalam kegiatan E-PR millis ada dua jenis yaitu millis yang moderated dan millis yang non moderated. Kegiatan publikasi E-PR lain yang dapat dilakukan adalah melalui enewsletter/ezine. Sesuai dengan manfaat E-PR maka ezine dapat menciptakan keharuman reputasi perusahaan/organisasi. Namun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam publikasi online menggunakan ezine adalah jangan sekali-kali melakukan spamming terhadap pengguna internet, karena dengan melakukan spamming maka

10

kredibilitas perusahaan/organisasi akan hancur. Spamming adalah kegiatan berkonotasi negatif bagi pengguna internet, spamming bisa dikatakan sebagai kegiatan yang memaksakan kehendak dalam memberikan informasi. Jalan yang paling aman adalah mengirimkan newsletter pada anggota website yang secara sukarela mendaftarkan alamat emailnya untuk dikirimkan informasi tentang perusahaan/organisasi. 1.4.1.2. Menciptakan Berita (Media Relations) Untuk menjaga hubungan baik dengan wartawan dapat dilakukan melalui email, jika seorang PR mempunyai database alamat email seorang wartawan akan lebih sangat mudah dalam mengirimkan siaran pers. Jika suatu perusahaan/organisasi mempunyai siaran pers yang butuh disampaikan dengan segera, kita tinggal sekali click maka siaran pers akan langsung sampai di meja wartawan. Untuk tetap menjaga hubungan baik, kita bisa menyapa wartawan tersebut lewat email menanyakan kabar wartawan tersebut dan kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan. Bahkan jika sudah sangat akrab dengan wartawan tersebut, kita dapat melakukan wawancara/konferensi dengan menggunakan Instant Messenger seperti Yahoo Messenger, ICQ, atau yang lainnya. Keuntungan melakukan kegiatan media relations dengan Internet adalah kita sebagai seorang PR sangat memudahkan para kuli tinta tersebut melakukan pekerjaannya. Bayangkan jika mereka harus melakukan wawancara dengan mendatangi kantor suatu perusahaan/organisasi, akan membuang waktu perjalanan yang cukup lama. Tetapi jika melakukan wawancara dengan melalui Instant Messenger, kerja para wartawan akan lebih mudah, hanya duduk di meja mereka, login, dan langsung dapat wawancara. Hasil wawancara langsung dapat dirangkum dalam bentu teks yang dapat diformat dalam MS word. Praktisi e-PR harus seorang yang handal dalam berselancar di dunia maya dan tahu kemana saja mereka harus berselancar untuk membangun brand image. Selain itu praktisi e-PR juga harus mampu mengembangkan content untuk format distribusi apa saja (media cetak, radio, TV, situs web, e-mail, iTV, PDA, WAP, Usenet, dan sebagainya) agar dapat dengan tepat menjangkau berbagai macam audiens. Serta mengetahui kapan PR harus mempromosikan dan kapan PR harus bereaksi dan memberi tanggapan. Sifat dari e-PR adalah one to one secara cepat dan interaktif. 2.4.2. PR Konvensional

11

Menurut kamus bahasa Indonesia, arti kata konvensional itu sendiri adalah monoton, klasik, umumnya. Dapat diartikan bahwa PR konvensional adalah cara kerja PR yang klasik, seperti selayaknya kegiatan PR umumnya. Jadi, PR konvensional bukanlah sebuah terobosan baru setelah e-PR, melainkan sebuah kegiatan yang biasanya dilakukan PR secara tatap muka, tidak menggunakan media internet.PR konvensional publiknya dan waktunya terbatas, tidak sepanjang hari, berbeda sekali dengan e-PR yang publiknya luas bahkan bisa keseluruh dunia dan dilakukan sepanjang hari. Hanya saja adanya ancaman hacking karena dapat merusak bahkan mencemarkan nama baik perusahaan yang menggunakan jasa internet. Memang semua ada kekurangan dan kelebihannya, seperti yang sudah dibicarakan sebelumya, bahwa semua saling melengkapi. PR konvensional juga tidak begitu saja kita tinggalkan, karena masih banyak publik yang belum paham dengan adanya e-PR. Kegiatan PR yang dilakukan secara konvensional dapat dilakukan secara internal dan eksternal, yaitu: 1.4.2.1.Internal Segenap kegiatan PR yang konvensional yang secara khusus diarahkan pada pihakpihak dalam lingkungan perusahaan atau organisasi. Komunikasi internal seperti komunikasi ke atas (komunikasi dari karyawan pada pimpinan), komunikasi ke bawah (komunikasi sejajar yaitu komunikasi antar karyawan). 1.4.2.2.Eksternal Segenap kegiatan PR yang konvensional yang diarahkan pada khalayak di luar perusahaan atau organisasi seperti masyarakat luas, agen, konsumen, dan pemerintah. 2.4.3. E-PR vs PR Konvensional Dilihat dari dari kosakatanya saja, antara e-PR dan PR konvensional berbeda. Namun, sesungguhya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Public Relations sama, hanya yang membedakan adalah media yang digunakan. E-PR menggunakan internet dalam pelaksanaannya, sedangkan PR konvensional tidak menggunakan internet. Jika ingin ditelusuri mana yang lebih memudahkan, mungkin bagi sebagian publik yang mengerti tentang internet dan e-PR akan lebih memilih menggunakan e-PR, tetapi bagi sebagian orang yang tidak tahu atau belum mengetahui bagaimana cara mengoperasikan internet dan masih sedikit pengetahuannya tentang e-PR, akan lebih memilih PR konvensional dalam pelaksanaan kegiatan kehumasannya.Fokus utama

12

dari e-PR adalah membidik media on-linenya dengan menyampaikan pesan koorporat elektronik secara mandiri atau menitipkannya pada situs lain dan penyebutan produk dan jasa perusahaan/organisasi melalui artikel yang ada disitus web. Fokus dari PR konvensional tidak secara khusus, seperti halnya pelaksanaan kegiatan PR pada umumnya, secara langsung tanpa menggunakan media internet seperti e-PR. Jika semua perusahaan/organisasi menggunakan atau mengaplikasikan e-PR, berarti sedikit, terbatas atau bahkan tidak ada lagi lowongan pekerjaan untuk posisi PR. Untuk itu, tidak bisa selamanya kita meinggalkan cara kerja PR konvensional. 2.5 Implementasi E-Public Relation Untuk melaksanakan e-public relation yaitu pelaksanaan fungsi kehumasan dengn media internet khususnya humas instansi pemerintahan, diperlukan kemauan dan kemampuan dari pemangku kebijakan (stoke holder). Kemauan dapat ditunjukan dari adanya dasar hukum dan pengalokasian anggaran untuk pelaksanaanya. Misalnya, Perda atau SK Kepala Dinas terkait serta diasukan dalam anggaran kehumasan organisasi. Kemauan tersebut akan dapat menunjang kemampuan bagian humas organisasi. Dari segi infrastruktur seperti komputer dan koneksi internet untuk humas. Faktor sumber daya manusia (SDM) bagian humas juga sangat berpengaruh besar. Selain kemampuan teknis pengoperasian komputer dan internet juga diperlukan peningkatan kapasitas dalam bidang menulis sperti menulis laporan narasi, dan rilis media. Lalu informasi apa saja yang perlu disampaikan kepada publik/audien untuk menjalankan fungsi humas dengan baik? Syukurnya Indonesia telah memiliki Undangundang yang mengatur tentang informasi publik, yaitu Undang-undang No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP). UU KIP secara khusu mengatur kewajiban dan hak publik dalam mengakses informasi publik. Sesuai dengan pasal 3 UU KIP, Undangundang ini bertujuan untuk : Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana, proses dan alasan pengambilan suatu keputusan publik; Mendorong partisipasi masyarakat; Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik Secara teori tujuan UU KIP selaras dengan konsep fungsi manajemen PR menurut Cutlip dan Center. Informasi publik berdasar pada UU KIP adalah informasi yang dihasilkan, disimpan,
*8) Sumber : http://kotakotak.net/pemanfaatan-internet-bagi-humas/ oleh Gus Tulang diposting 29 Mei 2012

dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan

13

penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang-undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik. Asas UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan informasi publik (Pasal 2) 11 11 11 11 Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap Pengguna Informasi Publik yang dikecualikan bersifat ketat dan terbatas. Setiap Informasi Publik harus dapat diperoleh setiap Pemohon Informasi Publik Informasi Publik yang dikecualikan bersifat rahasia sesuai dengan UndangUndang,

Informasi Publik.

dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana. kepatutan, dan kepentingan umum didasarkan pada pengujian tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu informasi diberikan kepada masyarakat serta setelah dipertimbangkan dengan saksama bahwa menutup Informasi Publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya. Dengan menggunakan internet dan blog asas dalam UU KIP dapat dipenuhi denganl lebih baik. Melingkupi asas keterbukaan, biaya ringan, cepat dan cara yang sederhana.

Sumber: Presentasi Komisi Informasi Pusat tentang Implementasi UU KIP Lebih lanjut dengan dasar hukum keterbukaan informasi publik, Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.61 Tahun 2010 tentang pelaksanaan Undang-Undang No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Untuk melaksanakan UU KIP dan PP No. 61 tahun 2010, Kementrian Dalam Negeri mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 35 Tahun 2010 Pedoman Pengelolaan Pelayanan Informasi Dan Dokumentasi Di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri Dan Pemerintahan Daerah. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 35 Tahun 2010 pasal 1 ayat 9 menjelaskan

14

bahwa: Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi yang selanjutnya disingkat PPID adalah pejabat yang bertanggung jawab dalam pengumpulan, pendokumentasian, penyimpanan, pemeliharaan, penyediaan, distribusi, dan pelayanan informasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah. Lebih tegas dalam BAB V, pasal 7 tentang Pejabat Pengelolad Informasi dan Dokumentasi, ayat 2 PPID sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melekat pada pejabat struktural yang membidangi tugas dan fungsi pelayanan informasi. Lalu apakah fungsi dan peran PPID secara otomatis melekat pada humas? Hal ini masih menjadi perdebatan dan menunggu kejelasan dasar hukum ditingkat Pemerintah Daerah dan Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD). Bagaimana badan publik mengelola informasi publik yang dikuasainya?

Sumber: Presentasi Komisi Informasi Pusat tentang Implementasi UU KIP Proses yang dilakukan humas organisasi badan publik untuk menjalankan praktik epublic relation setelah memiliki email dan blog adalah mendata informasi publik yang berada dalam lingkup penguasaannya. Kemudian informasi tersebut dikelompokan apakah masuk dalam kategori informasi terbuka atau informasi yang dikecualikan. Informasi publik yang terbuka selanjutnya dikelompokan sesuai prosedur yang telah diatur dalam UU KIP.

15

BAB III PENUTUP 1111 Kesimpulan Fungsi Public Relations dasarnya adalah sebagai penghubung komunikasi antara publik dengan perusahaan/organisasi, serta membangun relasi kepada khalayaknya dengan tujuan terbangunnya citra yang baik terhadap suatu perusahaan/organisasi dengan menggunakan segala media yang dianggap sesuai dengan khalayaknya dalam menyampaikan informasi atau pesan yang akan dituju. Dalam hal ini e-pr adalah satu terobosan dari dunia teknologi yang membuat media baru dalam penyebaran dan melakukan informasi secara efektif dan efisien menggunakan internet. PR harus dapat melihat karakteristik perusahaan dan karakteristik khalayak, juga pesan dan hasil yang ingin dicapai, setelah itu barulah dapat memilih yang mana yang lebih cocok dalam pelaksanaan programprogram tersebut. Public Relations Konvensional atau Cyber Public Relations (e-PR). Kegiatan yang dilakukan oleh E-PR dan PR Konvensional adalah sama yaitu sama-sama mengkomunikasikan dan menyebarluaskan informasi dari suatu perusahaan kepada public, hanya saja yang membedakannya adalah sarana yang dipakai oleh E-PR dan PR konvensional. 1111 Saran Jadi dengan dasar hukum yang sudah ada, serta infrastruktur yang telah dimiliki instansi pemerintah dapat melaksanakan e-publik relation dengan perangkat humas yang telah dimilikinya. Kemauan pemangku kebijakan dan pelaksana fungsi dan tugas humas merupakan faktor utama untuk merealisasikannya. Harapannya e-publik relation akan mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan yang negara yang lebih baik.

16

Daftar Isi
1 http://jubilateedeo.blogspot.com/ oleh Noni khara nenohay Diposting pada tanggal November 9, 2009 1 http://id.wikipedia.org/wiki/Internet 1 http://www.internetworldstats.com/stats.htm diposting pada tanggal Dec 11, 2012 1 http://dailysocial.net/post/survei-markplus-insight-pengguna-internet-di-indonesia-55-juta oleh Amir Karimuddin diposting pada tanggal 28 Oktober 2011. 1 http://kotakotak.net/pemanfaatan-internet-bagi-humas/ oleh Gus Tulang Diposting pada tanggal May 29, 2012

Anda mungkin juga menyukai