Abstrak - Cyberloafing adalah perilaku karyawan menggunakan internet milik perusahaan atau pribadi untuk
tujuan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan dan dilakukan selama jam kantor. Menilai perilaku
cyberloafing di perusahaan, institusi atau organisasi adalah penting untuk meminimalkan atau bahkan
menghilangkan faktor-faktor yang menyebabkan perilaku cyberloafing. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
dan menganalisis secara empiris pengaruh modal psikologis dan kecerdasan adversitas terhadap perilaku
cyberloafing. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara dan kuesioner, sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah 150 karyawan di Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Data dianalisis menggunakan regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis, temuan berikut diperoleh: (1) secara simultan modal psikologis dan quotient adversity
quotient dampak negatif dan signifikan terhadap perilaku cyberloafing, (2) sebagian modal psikologis negatif
dan dampak signifikan pada perilaku cyberloafing, (3) sebagian kesulitan hasil bagi dampak negatif dan
signifikan pada perilaku cyberloafing.
Abstract- Cyberloafing is the behavior of employees who use corporate or private internet for purposes that
have nothing to do with work and are carried out during office hours. Assessing cyberloafing behavior in
companies, institutions or organizations is important to minimize or even eliminate the factors that cause
cyberloafing behavior. This study aims to examine and analyze empirically the influence of psychological capital
and adversity quotient on cyberloafing behavior. The research method uses quantitative methods while the data
collection technique is done through interviews and questionnaires, while the sampling technique used in this
study uses purposive sampling technique. The subjects in this study were 150 employees in the Ministry of
Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia. Data were analyzed using multiple linear
regression. Based on the results of the analysis, the following findings were obtained: (1) simultaneously
psychological capital and adversity quotient negative and significant impact on cyberloafing behavior, (2)
partially psychological capital negative and significant impact on cyberloafing behavior, (3) partially adversity
quotient negative and significant impact on cyberloafing behavior.
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta 186
Widya Cipta: Jurnal Sekretari dan Manajemen, Volume 3 No. 2 September 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791
mengumumkan sebuah berita, dan lain sebagainya. berdampak buruk pada citra institusi. Sejalan dengan
(Sari, 2017) hal tersebut, peneliti merasa topik perilaku
Didalam organisasi atau perusahaan sehari- cyberloafing penting untuk diteliti. Penelitian ini
hari karyawan menggunakan komputer yang bertujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh
terkoneksi dengan internet untuk mengerjakan tugas psychological capital dan kecerdasan adversitas
dengan aplikasi atau sistem informasi, demikan pula terhadap perilaku cyberloafing. Adapun hipotesis
dengan pimpinan organisasi atau perusahaan. yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) Ada
Teknologi informasi, khususnya jaringan computer pengaruh psychological capital dengan perilaku
dan internet, dapat digunakan untuk meningkatkan cyberloafing, (2) Ada pengaruh kecerdasan
dan memperlancar aliran informasi yang merupakan adversitas dengan perilaku cyberloafing, (3) Ada
darah nadi kehidupan perusahaan. Tanpa informasi, pengaruh psychological capital dan kecerdasan
pimpinan tidak dapat mengetahui kondisi obyektif adversitas dengan perilaku cyberloafing. Dengan
perusahaannya. Jadi, ia tidak dapat menjalankan asumsi semakin tinggi psychological capital dan
siklus manajerial yang meliputi perencanaan, semakin tinggi kecerdasan adversitas maka semakin
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian rendah perilaku cyberloafing. Begitu juga
secara sehat. Ia pun tidak dapat membuat keputusan sebaliknya, semakin rendah psychological capital
dengan cepat dan menyusun strategi jitu untuk dan semakin rendah kecerdasan adversitas ital maka
meningkatkan kemampuan perusahaan dalam akan semakin tinggi perilaku cyberloafing.
menghasilkan laba. (Oetomo, 2007) Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Disaat internet telah menjadi hal yang biasa, memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu
maka tidak menutup kemungkinan karyawan pengetahuan, khususnya Psikologi Industri dan
memanfaatkannya untuk kegiatan atau hal-hal yang Organisasi dan Manajemen SDM mengenai
tidak ada kaitannya dengan pekerjaan, misalnya psychological capital, kecerdasan adversitas dan
sebagai tujuan hiburan. Perilaku tersebut lazim perilaku cyberloafing. Hasil penelitian ini juga
dikenal dengan istilah perilaku cyberloafing, (Lim, dapat sebagai bahan informasi dan referensi bagi
V.K.G & Chen, 2009). Berdasarkan hasil penelitian lebih lanjut, disamping itu hasil penelitian
wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti ini dapat menjadi informasi dan bahan pertimbangan
terhadap beberapa orang pegawai di Kementrian bagi organisasi dalam meminimalisasi bahkan
Energi dan Sumber Daya Mineral, dapat diketahui meniadakan perilaku cyberloafing.
motif pegawai melakukan perilaku cyberloafing
antara lain: Untuk mencari hiburan, informasi, Cyberloafing adalah tindakan karyawan yang
membeli barang, mencari referensi tugas kuliah, menggunakan akses internet organisasi mereka
merasa jenuh dengan pekerjaan dan rutinitas kantor, selama jam kerja untuk tujuan pribadi. Ketika
mengisi waktu luang, mengalami stres kerja atau karyawan menjelajahi web untuk kesenangan,
masalah pribadi. melakukan perdagangan saham secara online,
Yang menjadi permasalahan adalah apakah berbelanja secara online, atau terlibat dalam
perilaku cyberloafing disebabkan oleh minimnya aktivitas-aktivitas internet lainnya yang tidak
psychological capital yang dimiliki pegawai, berhubungan dengan pekerjaan disaat sedang berada
ketidakmampuan organisasi untuk mendeteksi, ditempat kerja, mereka melakukan Cyberloafing.
mengakomodir, mengembangkan psychological (Robbins, 2008)
capital pada diri karyawan secara optimal dapat juga Menurut Lim & Chen (2009) Cyberloafing
menjadi salah satu faktor pencetus terjadinya dibagi menjadi 2 (dua) aktivitas, yaitu: (1) Activities
perilaku cyberloafing, melalui kurang variatifnya (Aktivitas Email). Tipe cyberloafing ini mencakup
suatu pekerjaan, peran kepemimpinan yang kurang semua aktivitas penggunaan email yang tidak
asertif dalam pengawasan atau mendisiplinkan berkaitan dengan pekerjaan (tujuan pribadi) saat jam
karyawan, lemahnya sanksi, beban kerja yang kerja. Contoh perilaku dari tipe cyberloafing ini
berlebihan, konflik dengan pimpinan atau rekan adalah memeriksa, membaca, maupun menerima
kerja, masalah-masalah pribadi atau keluarga yang email pribadi. (2) Browsing Activities (Aktivitas
menyebabkan karyawan mengalami stres kerja dan Browsing) mencakup semua aktivitas penggunaan
mencari pelarian dengan berselancar di dunia maya. akses internet perusahaan untuk browsing situs yang
Hal ini sejalan dengan pendapat (Liberman, 2015) tidak berkaitan dengan pekerjaan saat jam kerja.
yang menyatakan bahwa berbagai perilaku Contoh perilaku dari tipe cyberloafing ini adalah
menyimpang ditempat kerja seperti cyberloafing browsing situs olahraga, situs berita, maupun situs
dianggap sebagai respon emosional terhadap khusus dewasa. Menurut Ozler & Polat (2012)
pengalaman kerja yang membuat frustasi, sehingga terdapat 3 (tiga) penyebab individu melakukan
sikap kerja mungkin saja mempengaruhi cyberloafing, yaitu : (1) factor individu, seperti:
cyberloafing. sikap individu terhadap penggunaan internet, trait
Perilaku cyberloafing dikategorikan sebagai pribadi, kebiasaan, factor demografis, intensi, norma
perilaku indisipliner, terbaginya konsentrasi pegawai social dan nilai pribadi. (2) factor situasional, factor
antara pekerjaan dengan perilaku cyberloafing ini menjelaskan ada tidaknya kondisi yang
berimbas pada menumpuknya pekerjaan, mendukung adanya cyberloafing. (3) factor
produktivitas kerja yang rendah, kualitas kerja yang organisasi, menjelaskan bahwa pembatasan dalam
buruk, dapat mengganggu kelancaran proses kerja penggunaan internet, konsekuensi yang diharapkan,
dan lambatnya pelayanan publik sehingga akan dukungan manajerial, modelling, sikap kerja
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta 187
Widya Cipta: Jurnal Sekretari dan Manajemen, Volume 3 No. 2 September 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta 188
Widya Cipta: Jurnal Sekretari dan Manajemen, Volume 3 No. 2 September 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791
Proses analisis data dalam penelitian ini Pada sebaran data tersebut, responden dengan
menggunakan metode analisis regresi linier kategori tingkat pendidikan sarjana paling banyak
berganda. Regresi linier berganda adalah suatu jumlahnya.
metode untuk mempelajari suatu kejadian yang
dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel.
Persamaan regresi linier berganda dalam penelitian Tabel 3
ini adalah sebagai berikut: Profil Responden Berdasarkan Usia
Y^ = α + β1X1 + β2X2 + e
Usia Jumlah (%)
Keterangan: Responden
Y^ = Variabel Perilaku Cyberloafing 5 3
α = Konstanta 18 - 25 tahun
X1 = Variabel Psychological Capital
75 50
β1 = Koefisien Regresi Variabel
Psychological Capital 26 - 33 tahun
X2 = Variabel Adversity Quotient 70 47
β2 =Koefisien Regresi Variabel Adversity 34 - 40 tahun
Quotient 150 100
e = Residual (variabel lain yang tidak diteliti Total
dalam penelitian)
Dari keterangan diatas diketahui bahwa sebagian
besar responden berusia produktif.
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta 189
Widya Cipta: Jurnal Sekretari dan Manajemen, Volume 3 No. 2 September 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta 190
Widya Cipta: Jurnal Sekretari dan Manajemen, Volume 3 No. 2 September 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta 191
Widya Cipta: Jurnal Sekretari dan Manajemen, Volume 3 No. 2 September 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta 192
Widya Cipta: Jurnal Sekretari dan Manajemen, Volume 3 No. 2 September 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta 193
Widya Cipta: Jurnal Sekretari dan Manajemen, Volume 3 No. 2 September 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791
Milik Daerah (BUMD), perusahaan swasta maupun Lim, V.K.G & Chen, D.J.Q. (2009). Impact of
asing, karyawan dengan Cyberloafing on Affect, Work Depletion,
status kontrak atau karyawan out source. Peneliti Facilitation, and Enggagement. 1-20.
selanjutnya juga dapat menggunakan teknik analisis Luthans. (2011). Organizational Behavior : An
data yang berbeda dan menambah jumlah sampel Evidence Based Approach (12 thed). New
yang digunakan sehingga dapat memperkaya hasil York : MC Graw Hill.
penelitian. Sedangkan untuk penelitian selanjutnya Marluga, H. (2017). Mengasuh Kekuatan Mental .
juga dapat menambahkan variabel lain predictor Jakarta : Jala Permana Aksara.
munculnya perilaku cyberloafing, seperti : locus of Oetomo, B. S. (2007). Pengantar Teknologi
control, konformitas, iklim organisasi, kepuasan
Informasi Internet, Konsep dan Aplikasi .
kerja, gaya kepemimpinan, motivasi kerja, etos
kerja, komitmen organisasi, keterikatan kerja, Yogyakarta : Andi .
sehingga dapat mengungkap banyak wacana dengan Ozler, D.R. & Polat, G. (2012). Cyberloafing
sudut pandang yang lebih luas. Phenomenon In Organizations:
Determinants and Impact . International
Journal of E Business and E Goverment
REFERENSI Studies, 1-15.
Rahayuningsih, T. (2017). Perilaku Cyberloafing
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Ditinjau dari Kecerdasan Adversitas dan
dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Komitmen Kerja. Psychopolytan, 49-53.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Robbins, S. & Timothy A Judge. (2008). Perilaku
La Rose, R. (2010). Social Networking: Addictive, Organisasi. Jakarta : Salemba 4.
Compulsive, Problematic, or Just another Sari, A. A. (2017). Dasar-Dasar Public Relations
Media Habit In Z Papacharissi (Ed). 59-81. Teori dan Praktek. Yogyakarta:
Latan, H. (2014). Aplikasi Statistik Untuk Ilmu Deepublish.
Sosial Sains Dengan Stata. Bandung : Sujarweni, V. (2014). SPSS untuk Penelitian .
Alfabeta. Yogyakarta: Pustaka Baru Pers.
Liberman. (2015). Penggunaan Internet di Kalangan Sutrisno, H. (2015). Statistik . Yogyakarta : Pustaka
Perusahaan . Jakarta: Pusat Kajian Belajar.
Komunikasi Universitas Indonesia .
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta 194