Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fahmi Rizal Zainuri

NPM : 22041010087
Mata kuliah : Governansi Digital F

RESUME SINAGARA V

Budaya Digital di Era “Network Society” from Dr. Catur Suratnoaji, Msi
Budaya digital merupakan kebiasaan berinteraksi, berperilaku, dan berpikir serta
berkomunikasi dalam lingkungan dengan menggunakan teknologi internet yang nantinya
dapat berimplikasi pada berbagai bidang kehidupan seperti pendidikan, politik, sosial, dan
ekonomi. Digitalisasi juga menghadirkan adanya kompetensi/competency antara lain literasi
data dan informasi, yaitu seseorang di era digitallisasi harus memiliki kemampuan dalam
mencari, menyeleksi, mengevaluasi dan mengelola data dan informasi. Komunikasi dan
kolaborasi, seseorang dipacu memiliki keterampilan dalam berinteraksi, berbagi, dan terlibat
langsung secara bekerjasama, mengelola identitas dan memiliki etika digital. Produksi konten
digital, keterampilan untuk memproduksi konten digital untuk tujuan tertentu. Keamanan
digital (digital savety), mampu dalam menjamin keamanan perangkat eletronik, data dan
kerahasian data penting, kesehatan dan lingkungan. Riset digital, kemampuan dalam
memanfaatkan data-data digital untuk mendukung pengambilan keputusan secara tepat dan
dapat dipertanggungjawabkan. Sumber data yang diperoleh dapat bersumber dari website,
internet of things, databases, social media, dan cloud. Terdapat 3 karakteristik data digital
yaitu volume atau jumlah data besar, variety atau keragaman data baik yang berstruktur
maupun yang tidak berstruktur, velocity frekuensi dan perubahan data yang signifikan.
Tantangan yang perlu diatasi dalam melakukan riset berbasis data digital yaitu pertama
prosedur, reliabilitas, dan validitas. Kedua karakter data yang bersifat volume, variety,
velocity. Ketiga etika penelitian, harus mendapat izin jika menyangkut seseorang. Kemudian
jenis riset data digital dibagi 2 kualitatif dan kuantitatif. Alur riset digital mencakup antara
lain:
1. pengumpulan dan penyimpanan data, bisa melalui berbagai sumber media sosial
seperti ig, fb, twitter dll
2. ekstraksi dan pembersihan informasi, menyimpan dan membersihkan data redudensi
3. integrasi, agregasi dan representasi data, mengolah data sesuai format
4. interpretasi big data, menganalisis data dan mengambil keputusan mengenai masalah
utamanya dalam komplesitas data.
Tahapan dalam riset kuantitatif big data media sosial, yaitu:
1. tentukan isu media sosial yang hendak diteliti
2. membuat rancangan penelitian
3. melakukan crawling data dengan software
4. analisis dan visualisasi menggunakan software
5. memberikan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil riset.

Membangun Budaya Digital Dalam Sektor Publik di Indonesia from Aqsath Rasyid
Naradhipa
Sebelum tahun 2000 yang menjadikan sebuah tantangan adalah dengan sulitnya memperoleh
informasi, setelah tahun 2000 informasi menjadi overload dikarenakan tidak dapat menyaring
informasi dari sumber terpercaya. Kemudian mulai ada peralihan pengguna internet beralih
ke media sosial yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu:
1. pergeseran generasi, pelanggannya beralih ke generasi muda dan generasi remaja
2. pergeseran media, generasi sekarang lebih sering berinteraksi menggunakan media
sosial dan digunakan sebagai komunikasi utama mereka
3. Pergeseran pengaduan, tersedianya media sosial generasi sekarang dalam
menyampaikan keluhannya lebih memilih menggunakan media sosial karena praktis
Jika dianalogikan hadirnya media sosial apabila dimanfaatkan sebaik mungkin dapat
menghasilkan keuntungan seperti contoh business akan menjadikan profit, politic
menghasilkan vote, dan government jika memanfaatkan digitalisasi akan mendapatkan trust
atau kepercayaan publik. Dalam hal ini pemerintahan untuk dapat memperoleh kepercayaan
publik perlu adanya meningkatkan engagement serta mengelola reputasi. Adapun cara
meningkatkan engagement, yaitu pahami audiensi, mengolah konten dengan baik, merespon
setiap pertanyaan. Sementara untuk mengelola reputasi, yaitu memahami persepsi
masyarakat, memantau isu-isu terkait, menyelesaikan isu tersebut dengan bijak. Artinya apa
yang ingin anda katakan harus relevan dengan apa yang masyarakat minati.

Penerapan Digital Governance di Kabupaten Probolinggo from Sekretaris Balpelitbangda


Kabupaten Probolinggo
Kota/kabupaten diharuskan transformasi ke digital karena sejumlah peraturan perundang-
undangan dan gerakan menuju 100 smart city telah mengamanatkan dan mengatur ekosistem
digital, SPBE, masyarakat digital, ekonomi digital, transformasi digital, kelembagaan,
perlindungan digital, infrastruktur dan teknologi digital, data dan kerja sama digital. Jika
mengaca pada kondisi terdahulu terjadi pemborosan akibat pembangunan silo-silo tidak
terintegrasikan, dan tuntutan masyarakat pada pelayanan publik yang transparan, cepat, dan
efektif. Akibatnya terjadinya pembengkakan anggaran, disintegrasi sistem informasi
pemerintah, dan keamanan informasi yang rentan dan validasi kurang meyakinkan publik.
Maka, pemerintah mengeluarkan perpres no 95/2018 tentang SPBE. SPBE adalah
penyelenggaraan pemerintah yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
memberikan layanan kepada pengguna SPBE. Tujuan SPBE mewujudkan kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, transparan dan akuntabel.
Layanan SPBE bagi G2B e-Procurement dan e-Perjanjian. Bagi G2G e-Office, e-Planning, e-
Budgeting, e-Money. Bagi G2E e-Kepegawaian, e-Pensiunan. Bagi G2C e-Pengaduan, e-
Kesehatan, dan e-Pendidikan. Manfaat yang diperoleh dari adanya SPBE, yaitu efisiensi,
mudah dan fleksibel, data terintegrasi dan terukur, dan efektif untuk mengambil keputusan
dalam membentuk sistem dan budaya good government.

MATOR SAKALANGKONG
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai