Anda di halaman 1dari 11

MODUL 1

PERKULIAHAN DALAM JARINGAN MK: ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

OLEH TIM PENGAJAR

Dr. Neila Sulung. S.Pd, M.Kes


Dr. Tri Djoko Hadianto, DTM &H, M.Kes

PROGRAM MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2018
Selamat datang di Modul 1: Konsep dan prinsif Ilmu Kesehatan Masyarakat
Salam Pedagogia,
Salam sejahtera bagi Mahasiswa magister Kesehatan Fort De Kock. Sebagai magister
kesehatan masyarakat seharusnya memahami sejarah kesehatan masyarakat dan
menjelaskan dan menjelaskan perkembangan kesehatan masyarakat. Berkaitan dengan
tujuan tersebut, bacalah uraian berikut dengan cermat, kerjakan latihan setelah membaca
rambu-rambu pengerjaan latihan, sebagai seorang yang professional menjadi teladan untuk
terus mempertahankan profesinya dengan terus belajar. Semoga modul ini bermanfaat.
Amin

Setelah mempelajari kegiatan belajar ini diharapkan ibu/bapak memiliki pemahaman


kompetensi Tenaga kesehatan masyarakat secara utuh, membedakan kompetensi Sarjana
kesehatan masyarakat, professional dan indikatornya, serta mampu menjelaskan kompetensi
Kesehatan masyarakakat sesuai dengan KKNI. Selain itu ibu/bapak dapat mengembangkan
strategi pengembangan profesionalisme berkelanjutan.

1. Penjelasan konsep ilmu kesehatan masyarakat


2. Memaparkan prinsif dan konsep IKM
3. Sejarah Kesehatan Masyarakat

1. Konsep ilmu kesehatan masyarakat


2. Prinsif dan konsep IKM
3. Sejarah kesehatan masyarakat

Peta konsep Modul 1: Ilmu Kesehatan Masyarakat.


 Kegiatan pembelajaran Modul 1: Ilmu kesehatan masyakat ini dilakukan
secara daring dengan konsep Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Dosen dan peserta magister
kesehatan masyarakat kerja sama dengan pemerintah daerah kabupaten Pesisir Selatan
dengan metoda perkuliahan 60% pertemuan di kelas atau dengan metode konvensional dan
40% tidak bertemu secara tatap muka langsung (face to face) atau didalam jaringan

Media pembelajaran yang disediakan pada setiap Kegiatan Belajar ada di bagian MATERI,
yang terdiri dari:

1. Modul digital
2. Video pembelajaran atau animasi
3. Media presentasi
4. Sumber bacaan lain
5. Menganalisis Jurnal baik nasional dan internasional
Pertama-tama, Ibu/Bapak harus mempelajari semua media pembelajaran secara mandiri.
Apabila ada materi yang belum dipahami, silakan bertanya melalui FORUM.
Setiap Kegiatan Belajar diakhiri dengan evaluasi, yang terdiri dari TUGAS dan TES.
Apabila nilai tes mencapai hasil minimal B , Anda bisa melanjutkan ke Kegiatan Belajar
berikutnya. Jika nilai tes belum mencapai B, silakan Anda pelajari lagi MATERI Kegiatan
Belajar tersebut dan kerjakan lagi TES tersebut, sampai nilai minimal tercapai.

FORUM disediakan di bagian terbawah dari setiap Kegiatan Belajar. Anda dapat


menggunakan forum untuk:

1. Menanyakan materi yang belum dipahami. Pertanyaan ditujukan kepada semua


peserta dan/atau dosen.
2. Menjawab pertanyaan peserta lain.
3. Berkomunikasi dengan dosen.

 DAFTAR ISTILAH Glossary

 DAFTAR PUSTAKA Page

 PENGUMUMAN Forum

KEGIATAN BELAJAR 1: KONSEP ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Salam Pedagogia,
Ibu/Bapak peserta Program Magister kesehatan masyarakat kerja sama dengan Dinas
kesehatamn Pesisir Selatan semoga senantiasa tetap semangat dan bahagia. Menjadi
seorang tenaga professional harus memiliki kompetensi yang utuh, bukan hanya
kemampuan akademik tapi ada kompetensi-kompetensi lainnya. Berikut akan dipelajari
materi tentang Konsep awal prinsif dari Ilmu Kesehatan masyarakat
Sebelum Ibu/Bapak mempelajari Kegiatan belajar 1 ini, bacalah terlebih dahulu capaian
pembelajaran dan pokok-pokok materi. Pada kegiatan ini disajikan materi dalam
bentuk teks pdf, ilustrasi video, dan media presentasi. Selain itu juga dilengkapi
dengan tugas dan rangkuman. diakhir ibu/bapak diminta untuk mencoba mengerjakan
soal tes formatif. 
Selamat Belajar.

Setelah mempelajari kegiatan belajar ini diharapkan Ibu/Bapak memahami kompetensi guru
dan indikator serta kompetensi pedagogik guru abad 21.
SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN

- Menjelaskan Defenisi kesehatan masyarakat


- Memahami sejarah kesehatan masyarakat secara umum dan di Indonesia
- Membedakan prinsip dan konsep kesehatan masyarakat
- Membedakan peranan dan manfaat disiplin ilmu dalam kesmas : Epidemiologi,
Biostatistik, Kesling kesker, Gizi, Kespro, Promkes, Administrasi Kebijakan Kesehatan

POKOK-POKOK MATERI

- Defenisi Kesehatan masyarakat


- Sejarah kesehatan masyarakat secara umum dan di Indonesia
- Prinsip dan konsep kesehatan masyarakat
- Peranan dan manfaat disiplin ilmu dalam kesmas : Epidemiologi, Biostatistik, Kesling
kesker, Gizi, Kespro, Promkes, Administrasi Kebijakan Kesehatan

Untuk dapat menguasai capaian pembelajaran pada Kegiatan Belajar 1, silakan Ibu/Bapak


pelajari beberapa materi berikut ini.
Materi 1: Konsep dan prinsif Ilmu kesehatan Masyarakat
Materi pada Kegiatan Belajar (KB) 1 ini membahas tentang Konsep Ilmu Kesehatan
Masyarakat secara utuh berdasar pada undang-undang dan peraturan, selanjutnya akan
saudara konsep dan prinsif dari pembelajaran ilmu kesehatan masyarakat
Untuk dapat menguasai KB 1 dan 2 ini bacalah materi berikut!

Kegiatan belajar 1: Konsep Kesehatan Masyarakat

Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah Ilmu dan Seni :
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui “Usaha-usaha
Pengorganisasian masyarakat “ untuk :

a. Perbaikan sanitasi lingkungan


b. Pemberantasan penyakit-penyakit menular
c. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
d. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini
dan pengobatan.
e. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan
hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.

Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara,
melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat. Dari batasan kedua di atas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas
dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan
sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.

Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat (Notoatmodjo, 2003)

Disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain, mencakup :
1. Ilmu biologi
2. Ilmu kedokteran
3. Ilmu kimia
4. Fisika
5. Ilmu Lingkungan
6. Sosiologi
7. Antropologi (ilmu yang mempelajari budaya pada masyarakat)
8. Psikologi
9. Ilmu pendidikan

Oleh karena itu ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multidisiplin.
Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering disebut
sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat ini antara lain sbb :
 Epidemiologi.
 Biostatistik/Statistik Kesehatan.
 Kesehatan Lingkungan.
 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
 Administrasi Kesehatan Masyarakat.
 Gizi Masyarakat.
 Kesehatan Kerja.

Upaya-upaya Kesehatan Masyarakat (Notoatmodjo, 2003)

Masalah Kesehatan Masyarakat adalah multikausal, maka pemecahanya harus secara


multidisiplin. Oleh karena itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai
bentangan yang luas. Semua kegiatan baik langsung maupun tidak untuk mencegah penyakit
(preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) atau kuratif,
maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan
masyarakat.
Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu
kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut :
 Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.
 Perbaikan sanitasi lingkungan
 Perbaikan lingkungan pemukiman
 Pemberantasan Vektor
 Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat
 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
 Pembinaan gizi masyarakat
 Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
 Pengawasan Obat dan Minuman
 Pembinaan Peran Serta Masyarakat

Kegiatan Belajar 2: Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia (Notoatmodjo, 2003)

Abad Ke-16 Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan kolera
yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Sehingga berawal dari
wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan
upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Tahun 1807 Pemerintahan Jendral Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun bayi dalam
praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka upaya penurunan
angka kematian bayi pada waktu itu, tetapi tidak berlangsung lama, karena
langkanya tenaga pelatih.
Tahun 1888 Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, yang kemudian
berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, surabaya,
dan Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit
seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.
Tahun 1925 Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan
daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan)
penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka
kematian dan kesakitan.
Tahun 1927 STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah menjadi sekolah
kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947 berubah menjadi
FKUI. Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam menghasilkan tenaga-
tenaga (dokter-dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat
Indonesia
Tahun 1930 Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan
Tahun 1935 Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi, dengan
penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
Tahun 1951 Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y. Leimena dan dr
Patah (yang kemudian dikenal dengan Patah-Leimena), yang intinya bahwa
dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak
dapat dipisahkan. konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa
gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep pengembangan
sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit
organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di tiap kecamatan yang
mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian disebut
Puskesmas.
Tahun 1952 Pelatihan intensif dukun bayi dilaksanakan
Tahun 1956 Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek percontohan/model
pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan pusat pelatihan,
sebuah model keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan
pelayanan medis.
Tahun 1967 Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat
terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia. Kesimpulan seminar ini adalah
disepakatinya sistem Puskesmas yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B,
dan C.
Tahun 1968 Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas adalah
merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian
dikembangkan oleh pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit
pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif
secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja
kecamatan atau sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten.
Tahun 1969 Sistem Puskesmas disepakati 2 saja, yaitu tipe A (dikepalai dokter) dan tipe B
(dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang dikenal dengan masa Pelita
1, dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah kecamatan dari
sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi.
Tahun 1979 Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe Puskesmas
saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas ada 3
(sangat baik, rata-rata dan standard). Selanjutnya Puskesmas dilengkapi
dengan piranti manajerial yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan,
dan Lokakarya Mini (LokMin) untuk pengorganisasian kegiatan dan
pengembangan kerjasama tim.
Tahun 1984 Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana di
Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare, Immunisasi)
awal tahun 1990-an Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
memberdayakan peran serta masyarakat, selain memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok.

Prinsif – prinsif ilmu Kesehatan Masyarakat

Agar usaha kesehatan masyarakat dapat terlaksana dengan baik maka ada beberapa prinsip pokok yang
harus terpenuhi, yaitu : 1. Usaha kesehatan masyarakat lebih mengutamakan tindakan pencegahan
(preventif) daripada pengobatan (kuratif). 2. Dalam melaksanakan tindakan pencegahan selalu
menggunakan cara-cara yang ringan biaya dan berhasil baik. 3. Dalam melaksanakan kegiatannya lebih
menitik beratkan pada masyarakat, baik sebagai pelaku (subyek) dan sasaran (obyek) atau dengan kata
lain “suatu usaha dari, oleh dan untuk masyarakat. 4. Dalam melibatkan masyarakat sebagai pelaku
maka sasaran yang diutamakan adalah masyarakat yang terorganisir. 5. Ruang lingkup usaha lebih
mengutamakan masalah-masalah kesehatan kemasyarakatan dari pada kesehatan perorangan karena
bila tidak ditanggulangi dengan segera dapat mengancam kesehatan dan keselamatan masyarakat luas.

REFERENCE

 Rothstain, W, 2003, Public Health and The Risk Factor


 Notoadmojo, Promosi Kesehatan dan Perilaku Rothstain, W, 2003, Public Health and
The Risk Factor
 Evolutionary public health: introducing the concept
 Perspectives on the strategic uses of concept mapping to address public health challenges
 Concept mapping as a method to enhance evidence-based public health
 History of Public Health in the Ancient World
 Uses of oral history and digital storytelling in public health research and practice

 Konsep dan prinsif Kesehatan masyarakat


 Materi 1 : Video Future Kesehatan Indonesia

https://www.youtube.com/watch?v=_CeWiz4kdyU
Menganalisis Jurnal

 Framing health policy in the context of Saudi Arabia


 Effectof Caloric Restrictionor Aerobic ExerciseTraining on Peak Oxygen
Consumptionand Qualityo fLifein Obese Older Patients With Heart Failure With
 Preserved Ejection Fraction ARan domized Clinical Trial
Dengan metoda PICO , ANALISIS JURNAL;
 TENTUKAN PROBLEM yang diangkat pada jurnal yang didapatkan.
 DIMENSIN SUBSTANSI DAN TEORI; abstrak, Pendahuluan, kerangka teori.
 DIMENSI DESAIN METODOLOGI; Penelitian, sampel, instrument penelitian, analisis
statistik.
 DIMENSI INTEPRETASI; Pembahasan, subjek penelitian, dilema etik dan hukum ,
pelanggaran prinsip etik.
Analisis intervensi yang dilakukan pada artikel tersebut (jika penelitiannya eksperimen

Video ini menjelaskan tentang kesehatan di Indonesia itu sangat mahal dan perlu perhatian
khusus bagi pemerintah dan masyarakat.
Setelah melihat tayangan video ini, berikan pendapat anda atas tayangan video tesebut dan
bagaimana peran saudara sebagai tenaga kesehatan masyarakat meyelarasan perkembangan
tersebut dengan perkembangan teknologi dan informasi yang sangat membahaya untuk
masyarakat

 Materi 2 : Konsep prinsif dan Sejarah Kesehatan Masyarakat


Setelah membaca KB 2 modul 1 di atas, silahkan anda buka materi presentasi ppt berikut
untuk memperkaya pengatahuan anda tentang perkembangan atau sejarah kesehatan
masyarakat.

 Presentasi: Sejarah Kesehatan Masyarakat

Setelah mempelajari materi di atas, bacalah  rangkuman berikut agar pemahaman kita lebih
mantap.

Ibu/Bapak telah mempelajari materi pada Kegiatan Belajar 2. Apakah Ibu/Bapaksudah


benar-benar menguasai materi tersebut? Tunjukkan kemampuan Ibu/Bapak dengan
mengerjakan tugas berikut ini!

 Tugas M2 KB.1 dan 2: Analisis Video Assignment

 Tugas M2 KB 1 dan .2 Analisis Jurnal


 Analisis Video dan jurnal silakan bapak dan ibu masukan pada system ini
dalam jaringan.

Selamat Belajar Semoga Sukses

Anda mungkin juga menyukai