Anda di halaman 1dari 252

LAPORAN PRATIKUM MANAJEMEN PUSKESMAS

Kelompok 7

Dosen Pengampu:
Dr. Adilla Kasni Astiena MARS

Disusun Oleh:
1. Fauziah M Arman 1411211004
2. Berlianti Ivana 1411211005
3. Indah Dini Rezkia 1411211028
4. Rika Marta 1411212004
5. Dina Uswatul Khairat 1411212009

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
2017

i
BAB 1 : Struktur Organisasi, Uraian Tugas, Pembagian Tugas SDM

1.1 Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah Organisasi
fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran
serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan
kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.

Puskesmas menurut menurut Pedoman Kerja Puskesmas DEPKES-RI


adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak dari


peranan pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat luas. Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan
tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga
pembagian wilayah kerja Puskesmas ditentukan oleh Bupati/Walikota, dengan
saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Wilayah kerja
Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor
kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik, dan keadaan infrastruktur
lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja
Puskesmas.

1
1.2 Peran Puskesmas
Peran Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan
rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit

1.3 Fungsi Puskesmas


Ada 3 fungsi puskesmas, yaitu :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas selalu
berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembanguan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar
perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber
pembiayaan, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau
pelaksanaan program kesehatan.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh , terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas adalah :
a. Pelayananan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan
yang bersifat pribadi dengan tujuan umum menyembuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan penegahan penyakit.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan
yang bersifat public dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2
1.4 Data umum
1.4.1 Geografi
Wilayah kerja Puskesmas Belimbing terletak di Kecamatan Kuranji
dengan wilayah kerja sebanyak 3 Kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Kuranji
2. Kelurahan Gn. Sarik
3. Kelurahan Sei. Sapih
Luas wilayah kerjanya lebih kurang 27, 21km2 batas – batas
wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Koto Tangah
- Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kuranji
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pauh
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Nanggalo

3
Gambar 2.1.

PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIMBING

U Kec.Koto Tangah

Kp.Tangah

Kec.Pauh

Kec. G.SARIK

Nanggalo
S.SAPIH KURANJI

Keterangan :
Tui
Puskesmas
Posyandu
Kantor Lurah
Batas
Wilayah .......

Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji

4
1.4.2 Demografi
Berdasarkan data BPS jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas
Belimbing tahun 2016 adalah 61.949jiwa yang terdiri dari 30.948 jiwa laki-laki dan
31.001 jiwa perempuan, dimana penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan
penduduk laki-laki. Dari 61.949 jiwa penduduk wilayah kerja Puskesmas
Belimbing baru 21.275 jiwa yang memiliki kartu BPJS atau lebih kurang 34,34 %.

1. Penduduk Belimbing Kec. Kuranji sebagian besar Bertani dan Buruh,


sebagian kecil terdiri dari pedagang, swasta dan pegawai negeri.
2. Pada umumnya penduduk disini memeluk agama Islam sebagian kecil
agama Kristen dan agama Budha
3. Peran serta masyarakat disini cukup tinggi terbukti dengan banyaknya
organisasi masyarakat, jumlah kader kesehatan banyak yang aktif dan
sebagainya.

1.4.3 Visi Dan Misi


Visi
“ Tercapainya Kecamatan Kuranji Sehat Menuju Terwujudnya Indonesia
Sehat”.
Misi
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja
puskesmas Belimbing
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerja puskesmas Belimbing
3. Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga,
masyarakat beserta lingkungannya.

1.4.4 Motto
“Gerakan memberdayakan masyarakat sehat melalui kelurahan siaga (Siap, Antar,
Jaga)”.

5
1.5 Stuktur Organisasi, Tugas dan Fungsi
Struktur Organisasi Puskesmas Belimbing

6
BADAN PIMPINAN CAMAT KURANJI

PENYANTUN PUSKESMAS

DR. WENI FITRIA


KEPALA TATA

PERENCANAAN KEUANGAN PERLENGKAPAN

BPUMC : Betmawati

BOK : Yosi

KOORDINATOR KOORDINATOR

YANMEDIK YANKESMA

PROMKES USILA KESLING GIZI


KB PENGOBATAN KES. GIGI & LABOR
Drg. MURNIATI NURYETTI, ELYUNETRI
YANTRI EKI. UMUM MULUT Emma

ERLINDA AFRINA Drg. Edy Wiyarti


UKS PUSKEL SURVAILENS

SURI SUSFINENI ASMARA


APOTEK KESH. IBU:

Yenny ELWIYAS, S.SiT

KESH.ANAK:

POSKESKEL KP. POSKESKEL GN. SARIK PUSTU GN. SARIK POSKESKEL TUI 1 SEI.
POSKESKEL

TANGAH Dewi Arfanita, Amd Keb ZURMAYETI VANDA LUBIS, Amd. SAPIH

Syofia Nilsia, LINA ARIANI Keb YUNI KD, Amd.Keb


2. Tugas dan Fungsi
Tabel 2.1

TUGAS DAN FUNGSI PNS DI PUSKESMAS BELIMBING

TAHUN 2016

N Nama Tugas Fungsi

1 DR.WENI FITRIA Pimp .Pusk  Melaksanakan fungsi-fungsi


manajemen, bimbingan dan
NAZULIS supervisi.
 Mengadakan koordinasi di
tingkat kecamatan.
 Sebagai penggerak
pembangunan kesehatan di
tingkat kecamatan.
 Sebagai tenaga ahli
pendamping Camat.
 Mengkoordinir dan
bertanggung jawab terhadap
semua kegiatan di puskesmas.
2 NURMIATI Kepala Tata 1. Kepala Tata Usaha
 Merencanakan dan
Usaha,Umum, mengevaluasi kegiatan di
unit TU
Kepegawaian  Mengkoordinir dan berperan
aktif terhadap kegiatan di
unit TU
 Menggantikan tugas Kepala
Puskesmas bila Kepala
Puskesmas berhalangan hadir

2. Umum
 Registrasi Surat Masuk dan
Keluar
 Melanjutkan disposisi
Pimpinan
 Mengarsipkan surat.
3. Kepegawaian
 Membuat laporan
kepegawaian (Absensi)
1
 Mendata dan mengarsipkan
file pegawai.
 Mengusulkan cuti
 Merekap Absensi ( Ijin, Cuti,
Sakit )
3 DINA HAYATI Fungsional 1. BPUMC
 Melakukan perencanaan
MADYA,SKM Adminkes, Keuangan
 Merealisasikan Keuangan
BPUMC,  Membuat
pembukuan/penutupan kas.
Koordinator  Mengambil dana
operasional
SP2TP  Pencatatan dan Pelaporan
2. Koordinator SP2TP
 Sebagai pusat data dan
informasi puskesmas.
 Mengumpulkan dan
mengecek laporan
puskesmas sebelum dikirim
ke dinas kesehatan
 Menyajikan laporan dalam
bentuk visualisasi data
(tabel,grafik,dll)
 Mengidentifikasi masalah
program dari hasil
visualisasi data dan
menyerahkan hasilnya
kepada
koordinatorperencanaan
dan penilaian
 Bersama-sama team data
dan informasi menyusun
semua laporan puskesmas
(Minilok, Lap. Tahunan,)
 Pencatatan dan pelaporan.
3. Fungsional Adminkes (TU)
 Registrasi Surat Keluar
 Membuat konsep dan
mengetik surat
 Mengetik DP 3 yang sudah
di isi nilai oleh Atasan
Langsung
 Mengetik rekap absen,data
personil

2
4 YENNY, Apoteker 1. Bendahara JKN
 Melakukan perencanaan
S.FARM,APT (Apotik) Keuangan
 Merealisasikan Keuangan
 Membuat
pembukuan/penutupan kas.
 Mengambil dana
operasional
 Pencatatan dan Pelaporan
2. Apoteker
 Mengambilkan obat sesuai
resep yang diberikan dokter
 Menjelaskan cara minum
atau pemakaian obat kepada
pasien
 Konfirmasi obat yang
kurang jelas kepada dokter
5 YUSNIDA,SE Bendahara Juru 1. Bendahara Juru ungut
 Memberikan karcis
Pungut, Loket (SKK,Catin) kepada pasien
yang membutuhkan sesuai
Perda
 Membuat laporan setoran
mingguan
 Menyetorkan pendapatan
Puskesmas dari penjualan
karcis (SKK, Catin) sesuai
Perda ke DKK
2. Loket
 Mempersiapkan bahan-
bahan untuk pendaftaran
pasien
 Mencatat identitas pasien
yang mendaftar dan
menyiapkan status untuk di
bawa kebagian pelayanan
kesehatan
 Pencatatan dan pelaporan
serta registrasi pasien
(BPJS,umum)
6 DRG.ERLINA WATI Dokter Gigi, 1. Koordinator Upaya Kesehatan
Masyarakat
Koordinator  Mengkoordinir dan
bertanggung jawab dalam
Upaya penyusunan perencanaan
dan evaluasi Kegiatan di
3
Kesehatan unit P2M,PROM.KES,
KIA/KB, GIZI dan
Masyarakat KESLING
 Mengkoordinir dan berperan
aktif terhadap kegiatan di
unitnya
2. Dokter Gigi
 Menyusun perencanaan
 Melaksakan UKGS dan
UKGMD
 Pelayanan berupa
pemeriksaan, perawatan,
pengobatan, penambalan,
pencabutan, pembersihan
karang gigi sertarujukan
gigi dan mulut .
 Pencatatan dan pelaporan
7 DRG.EDY AZHAR Dokter Gigi  Menyusun perencanaan
 Melaksakan UKGS dan
UKGMD
 Pelayanan berupa
pemeriksaan, perawatan,
pengobatan,penambalan,
pencabutan, pembersihan
karang gigi sertarujukan
gigi dan mulut .
 Pencatatan dan pelaporan
8 DRG.MASRIDA RE Dokter Gigi  Menyusun perencanaan
 Melaksakan UKGS dan
UKGMD
 Pelayanan berupa
pemeriksaan, perawatan,
pengobatan,penambalan,
pencabutan, pembersihan
karang gigi sertarujukan
gigi dan mulut .
 Pencatatan dan pelaporan

9 TRIKUMRIATI, S.SiT Bidan 1. KIA Ibu


 Membuat Rencana Kerja
(Bikor,KIA  Melakukan pelayanan
kepada Ibu Hamil, bu Nifas
Ibu) dan Ibu menyusui
 Melakukan Deteksi Resti
Ibu Hamil
4
 Memberikan Imunisasi TT
2 kali pada bumil
 Pemasangan stiker P4K
 Mendistribusikan Fe kepada
Ibu Hamil dan Ibu Nifas
 Mendistribusikan Vitamin A
kepada Ibu Nifas
 Melakukan penyuluhan dan
konsultasi kepada Ibu
Hamil dan Ibu Nifas
 Melakukan Kelas Ibu Hamil
di Puskesmas dan kelurahan
 Melakukan Kunjungan
Rumah kepada Ibu Hamil
Resiko Tinggi, KN2. KF2
 Pelacakan Kematian Ibu
2. Bikor
 Pembinaan BPS
 Pencatatan dan pelaporan
10 NURYETI A. MD.KEP Perawat 1. Perawat (BP)
 Menyiapkan Perlengkapan
(BP,Haji,TB) yang dibutuhkan untuk
pelayanan setiap hari dan
menyimpannya kembali
setelah pelayanan selesai.
 Membantu dokter dalam
memberikan pelayanan
pengobatan.
 Memberikan pelayanan
kesehatan minimal untuk
setiap pasien rawat jalan
sesuai standar pengobatan
rasional.
 Mengkonsultasikan kepada
dokter tentang kasus-kasus
yang kurang dipahami.
 Membuat surat rujukan
kepada pasien yang
memerlukan.
2. P3K
 Mengkoordinir kegiatan
P3K
 Mempersiapkan semua
kebutuhan, jadwal acara
dan petugas P3K
 Pencatatan dan pelaporan
5
3. TBC/Kusta
 Penyuluhan tentang
TBC/Kusta serta kunjungan
dan follow up ke rumah
pasien
 Pencatatan dan Pelaporan
kasus Penemuan secara dini
penderita TBC/Kusta
 Pengobatan penderita secara
lengkap
 Koordinasi dengan petugas
laboratorium terhadap
penderita/tersangka TBC
untuk mencari BTA (+)
11 NURYETI, S.SiT Kesling (DBD) 1. Kesling
 Mencatat dan melaporkan
kegiatan yang berhubungan
dengan PAB/PLP dan
TTU/TPM
 Melakukan pembinaan
terhadap kelompok pemakai
air
 Melakukan penyuluhan
kesling
 Menjalin kerjasama lintas
program dan lintak sektoral
 Mengambil sampel
makanan dan minuman
dalam rangka perlindungan
terhadap konsumen
 Mengawasi kualitas air
dengan cara pengambilan
dan pemeriksaan sampel
 Melakukan pemantauan
KLB keracunan makanan
dan minuman
 Melakukan konseling
kesehatan lingkungan di
klinik sanitasi
 Pencatatan dan pelaporan
2. DBD
 Memantau kasus DBD
melalui kunjungan rawat
jalan Puskesmas dan
laporan kader
 Meninjau ke lapangan
6
laporan kasus DBD dari
kelurahan atau Rumah
Sakit.
 Membuat catatan identitas
pasien tersangka DBD
 Membuat laporan setiap
didapatkan pasien tersangka
yang telah dikonfirmasi RS
dengan pemeriksaan
laboratorium.
 Pemantauan/monitoring
jumantik kelurahan
endemis
12 SUSFIRENI Farmasi 1. Gudang Obat
 Permintaan dan penerimaan
(Gudang obat
 Penyimpanan Obat-obat
Obat,Apotik)  Pelayanan dan penggunaan
obat
 Perencanaan dan pengadaan
obat
 Pencatatan dan pelaporan
2. Apotik
 Mengambilkan obat sesuai
resep yang diberikan dokter
 Menjelaskan cara minum
atau pemakaian obat kepada
pasien
 Konfirmasi obat yang
kurang jelas kepada dokter
13 ADETYOZA,S.Kep Perawat 1. Perawat (BP)
 Menyiapkan Perlengkapan
(BP,Perkesmas, yang dibutuhkan untuk
pelayanan setiap hari dan
malaria) menyimpannya kembali
setelah pelayanan selesai.
 Membantu dokter dalam
memberikan pelayanan
pengobatan.
 Memberikan pelayanan
kesehatan minimal untuk
setiap pasien rawat jalan
sesuai standar pengobatan
rasional.
 Mengkonsultasikan kepada
dokter tentang kasus-kasus
7
yang kurang dipahami.
 Membuat surat rujukan
kepada pasien yang
memerlukan.
2. Perkesmas
 Koordinator Perawat dalam
Pelaksanaan KK Binaan
 Kunjungan rumah ke
keluarga rawan
 Membuat renstra masing-
masing kasus keluarga
rawan,resti, penyakit
kronis, dan penyuluhan
 Pencatatan dan pelaporan
3. Penanggung Jawab Program P2
Malaria
 Memantau kasus malaria
melalui kunjungan rawat
jalan Puskesmas dan
laporan kader
 Meninjau ke lapangan
laporan kasus Malaria dari
kelurahan atau Rumah
Sakit.
 Membuat catatan identitas
pasien tersangka Malaria
 Membuat laporan setiap
didapatkan pasien tersangka
yang telah dikonfirmasi RS
dengan pemeriksaan
laboratorium.
 Pencatatan dan pelaporan
14 SITI DEWI KASIH,SKM PROMKES  Melakukan penyuluhan
kesehatan di dalam dan luar
gedung dalam rangka
meningkatkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
pada Masyarakat.
 Menyebarluaskan informasi
kesehatan melalui poster,
radio, televisi, billboard,
leaflet da media lainnya.
 Menyediakan data-data
yang berhubungan dengan
seksi Promosi Kesehatan.
 Mengumpulkan bahan
8
laporan dan evaluasi
pelaksanaan bimbingan
penyuluhan dengan instansi
terkait.
 Melakukan koordinasi
pelaksanaan bimbingan
penyuluhan dengan instansi
terkait.
 Menjalin kerjasama Lintas
Program dan Lintas
Sektoral.
 Menggerakkan partisipasi
masyarakat melalui
organisasi kemasyarakatan,
generasi muda, Pramuka
dan LSM.
 Membina kelompok-
kelompok potensial yang
ada di masyarakat.
 Membina kader-kader
kesehatan dan posyandu.
 Membina kader-kader
Poskestren
 Membina kader-kader SBH
 Membina kader-kader UKK
 Membina kader-kader Batra
 Membina kader-kader
PHBS pada RT, Sekolah-
sekolah, TTU, RS dan lain-
lain.
 Membuat dan menganalisa
data yang berkaitan denga
kegiatan seksi Promosi
Kesehatan.
 Melakukan Pencatatan da
Pelaporan.

15 MURNIATI Bidan 1. Bidan (BP)


 Menyiapkan Perlengkapan
(BP,Lansia) yang dibutuhkan untuk
pelayanan setiap hari dan

9
menyimpannya kembali
setelah pelayanan selesai.
 Membantu dokter dalam
memberikan pelayanan
pengobatan.
 Memberikan pelayanan
kesehatan minimal untuk
setiap pasien rawat jalan
sesuai standar pengobatan
rasional.
 Mengkonsultasikan kepada
dokter tentang kasus-kasus
yang kurang dipahami.
 Membuat surat rujukan
kepada pasien yang
memerlukan.
2. Pemegang Program Lansia
 Pendataan usila
 Membuat Jadwal Posyandu
Lansia
 Melakukan pembinaan
Kelompok Lansia
3. Bidan
 Membuat Rencana Kerja
 Melakukan pelayanan
kepada Ibu Hamil, bu Nifas
dan Ibu menyusui
 Melakukan Deteksi Resti
Ibu Hamil
 Memberikan Imunisasi TT
2 kali pada bumil
 Pemasangan stiker P4K
 Mendistribusikan Fe kepada
Ibu Hamil dan Ibu Nifas
 Mendistribusikan Vitamin A
kepada Ibu Nifas
 Melakukan penyuluhan dan
konsultasi kepada Ibu
Hamil dan Ibu Nifas
 Melakukan Kelas Ibu Hamil
di Puskesmas dan kelurahan
 Melakukan Kunjungan
Rumah kepada Ibu Hamil
Resiko Tinggi, KN2. KF2
16 ELWIYAS, S.SiT Bidan (KIA  Membuat Rencana Kerja
 Melakukan pelayanan
10
Ibu) kepada Ibu Hamil, bu Nifas
dan Ibu menyusui
 Melakukan Deteksi Resti
Ibu Hamil
 Memberikan Imunisasi TT
2 kali pada bumil
 Pemasangan stiker P4K
 Mendistribusikan Fe kepada
Ibu Hamil dan Ibu Nifas
 Mendistribusikan Vitamin A
kepada Ibu Nifas
 Melakukan penyuluhan dan
konsultasi kepada Ibu
Hamil dan Ibu Nifas
 Melakukan Kelas Ibu Hamil
di Puskesmas dan kelurahan
 Melakukan Kunjungan
Rumah kepada Ibu Hamil
Resiko Tinggi, KN2. KF2
 Pelacakan Kematian Ibu
17 DR.DEAR FLOWERY D Dokter Umum  Melakukan pemeriksaan dan
pengobatan serta konsultasi
medis pada pasien di
Puskesmas
 Memberikan pelayanan
rujukan medis serta surat-
surat yang berhubungan
dengan hasil pemeriksaan
kesehatan
 Bertanggung jawab dan
melaporkan kegiatan
pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan kepada
Kepala Puskesmas.
 Bersama dengan Kepala
Puskesmas melaksanakan
fungsi manajemen
Puskesmas
 Berkoordinasi lintas
program dan lintas
sektor serta menghadiri
pertemuan-pertemuan
kedinasan yang
diperintahkan atasan
 Mengikuti seminar profesi

11
atau kursus atau pelatihan
dalam rangka peningkatan
mutu SDM.
 Melaksanakan tugas lainnya
yang diberikan atasan
sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku.
18 Hj. KASNIYENTI, Bidan (KIA  Pengawasan dan
bimbingan kepada
A.MD.KEB Anak) Taman Kanak-
Kanak/PAUD
 Pengobatan bagi bayi,
anak balita dan anak pra
sekolah untuk jenis
penyakit ringan.
 Pemantauan/pelaksanaa
n DDTK pada bayi,
anak balita dan anak pra
sekolah
 Melakukan MTBS
 Pencatatan dan
pelaporan
19 ERLINDA Perawat  Menyiapkan Perlengkapan
yang dibutuhkan untuk
AFRINA,A.MD.KEP (BP,LB1) pelayanan setiap hari dan
menyimpannya kembali
setelah pelayanan selesai.
 Membantu dokter dalam
memberikan pelayanan
pengobatan.
 Memberikan pelayanan
kesehatan minimal untuk
setiap pasien rawat jalan
sesuai standar pengobatan
rasional.
 Mengkonsultasikan kepada
dokter tentang kasus-kasus
yang kurang dipahami.
 Membuat surat rujukan
kepada pasien yang
memerlukan.
 Membuat rekapan jumlah
setiap jenis penyakit setiap
bulan.
 Membuat laporan 10
Penyakit Terbanyak
12
 Pencatatan dan pelaporan.
20 MAIYARLIS Perawat Gigi  Perawat gigi bertugas
sebagai pelayanan asuhan
kesehatan sekolah dan
masyarakat.
 Melakukan tindakan dengan
dasar pendelegasian dari
dokter gigi penanggung
jawab
21 ASMARA JUWITA Sanitarian, 1. Sanitarian
 Mencatat dan
Surveilans, melaporkan kegiatan
yang berhubungan
Olah dengan PAB/PLP dan
TTU/TPM
raga,Campak/  Melakukan pembinaan
terhadap kelompok
diare pemakai air
 Melakukan penyuluhan
kesling
 Menjalin kerjasama
lintas program dan
lintak sektoral
 Mengambil sampel
makanan dan minuman
dalam rangka
perlindungan terhadap
konsumen
 Mengawasi kualitas air
dengan cara
pengambilan dan
pemeriksaan sampel
 Melakukan pemantauan
KLB keracunan
makanan dan minuman
 Melakukan konseling
kesehatan lingkungan di
klinik sanitasi
 Pencatatan dan
pelaporan
2. Surveilans
 Berperan aktif secara
dini melakukan
pengamatan
terhadappenderita,
kesling, perilaku

13
masyarakat dan
perubahankondisi.
 Analisis tentang KLB
 Penyuluhan kesehatan
secara intensif
 Pencatatan dan
pelaporan
3. Diare/Campak
 Penyuluhan tentang
Diare/Campak
 Penemuan Penderita
Diare/Campak dengan
pemeriksaan
kontak,pemeriksaan
anak sekolah dan case
survei
 Memberikan pengobatan
yang tepat sesuai
diagnosa
danklasifikasinya.
4. Kesehatan Olah Raga
 Inventaris jumlah
kelompok-kelompok
kesehatan olah raga
yang ada pada wilayah
kerja puskesmas
 Membentuk dan
membina kelompok-
kelompok kesehatan
olah raga yang ada pada
wilayah kerja puskesmas
 Melakukan kegiatan
Kesehatan Olah Raga
 Pencatatan dan
pelaporan
22 BETMAWATI Farmasi  Mengambilkan obat
sesuai resep yang
(Apotik) diberikan dokter
 Menjelaskan cara
minum atau pemakaian
obat kepada pasien
 Konfirmasi obat yang
kurang jelas kepada
dokter
23 NURHASRIWATI,A.MD. Perawat 1. Perawat (BP)
 Menyiapkan
14
KEP (BP,Rabies,Mat Perlengkapan yang
dibutuhkan untuk
a) pelayanan setiap hari
dan menyimpannya
kembali setelah
pelayanan selesai.
 Membantu dokter dalam
memberikan pelayanan
pengobatan.
 Memberikan pelayanan
kesehatan minimal untuk
setiap pasien rawat jalan
sesuai standar
pengobatan rasional.
 Mengkonsultasikan
kepada dokter tentang
kasus-kasus yang kurang
dipahami.
 Membuat surat rujukan
kepada pasien yang
memerlukan.

2. Rabies
 Memberikan keterangan
kepada penderita gigitan
hewan penular penyakit
rabies tentang tindakan
yang harus dilakukan
 Mengambil vaksin
rabies ke DKK bagi
setiap pasien yang
membutuhkan
 Membuat surat
persetujuan pemberian
VAR kepada setiap
penderita/wali yang
akan diberi suntikan
 Melaksanakan
penyuntikan VAR
kepada pasien yag
membutuhkan
 Memantau penderita
yang tidak memenuhi
jadwal suntikan ulang
 Membuat catatan

15
indentitas setiap
penderita gigitan hewan
tersangka rabies dalam
buku khusus
 Membuat laporan setiap
bulan tentang kasus
gigitan hewan tersangka
rabies dan laporan
pemakaian VAR
3. Mata & Jiwa
 Mencatat kasus penyakit
mata & jiwa melalui
kunjungan rawat jalan
Puskesmas
 Membuat laporan setiap
bulan
24 ZURMAYETI Perawat (Pustu  Melaksanakan pelayanan
kesehatan
Rita)  Menggerakkan,
mengembangkan dan
membina kesehatan
masyarakat di wilayahnya
 Membantu upaya
masyarakat dalam
meningkatkan derajat
kesehatan
 Pencatatan dan pelaporan
 Perpanjangan tangan
seluruh program di
Puskesmas
25 ASNAWATI, Bidan(Pustu  Melaksanakan pelayanan
kesehatan
A.MD.KEB Rita)  Menggerakkan,
mengembangkan dan
membina kesehatan
masyarakat di wilayahnya
 Membantu upaya
masyarakat dalam
meningkatkan derajat
kesehatan
 Pencatatan dan pelaporan
 Perpanjangan tangan
seluruh program di
Puskesmas
26 EMNA WIYARTI,AM.AK Labor  Melakukan pemeriksaan
darah/urine atas rujukan
16
dokter
 Mempersiapkan dan
memeriksa sediaan serta
menegakkan diagnosa
(darah, urine, tinja, sputum
dan lepra)
 Mengirimkan sediaan untuk
diperiksa di tingkat
pelayanan yang lebih tinggi
sesuai dengan sistem
rujukan pelaya kesehatan.
 Membuat catatan medik
untuk setiap pemeriksaan
yang dilakukan
 Merencanakan kebutuhan
bahan dalam setahun
 Pemeriksaan khusus
TB/cross check

27 ENI AFRIATI, KIA Anak, 1. KIA Anak


 Pengawasan dan bimbingan
A.Md.Keb Imunisasi kepada Taman Kanak-
Kanak/PAUD
 Pengobatan bagi bayi, anak
balita dan anak pra sekolah
untuk jenis penyakit ringan.
 Pemantauan/pelaksanaan
DDTK pada bayi, anak
balita dan anak pra sekolah
 Melakukan MTBS
 Pencatatan dan pelaporan
2. Imunisasi
 Membuat Rencana Kerja
 Merencanakan kebutuhan
vaksin dan peralatan
imunisasi
 Menjemput vaksin secara
berkala ke DKK
 Memantau keadaan suhu
vaksin setiap hari
 Mempersiapkan kebutuhan
vaksindan buku catatan bagi
pelayanan di posyandu.
 Melaksanakan pelayanan
imunisasi di dalam dan luar
17
gedung
 Mengembalikan sisa vaksin
yang masih bisa dipakai ke
dalam cold chain
 Mencatat pelayanan harian
imunisasi dengan lintas
program dan lintas sektoral
 Membuat laporan hasil
pelayanan dan pemakaian
vaksin setiap bulan
 Membuat PWS imunisasi
setiap bulan dan rekap
tahunan
28 ELYUNETRI, AMG Gizi  Melakukan pemantauan
status gizi anak balita, ibu
hamil dan ibu nifas
 Melakuka penimbanga
massal
 Meninjau langsung ke
lapangan kasus gizi buruk
di kelurahan
 Melaksanakan pemberian
makanan tambahan pada
kasus KEP sesuai daa yang
tersedia
 Melakukan pemantauan
kasus GAKY dan
kekurangan vitamin A
 Melakukan pemeriksaan
garam beryodium pada
masyarakat dengan
menggunakan Iodinatest 2
kali dalam satu tahun.
 Mendistribusikan dan
melaporkan Vitamin A
pada bayi dan balita setiap
bulan Februari dan Agustus
 Pengembangan Pojok Gizi
(POZI)
 Pencatatan dan pelaporan
29 YOSI SEPRIANI,AMG Gizi, Inventaris 1. Gizi
 Melakukan pemantauan
status gizi anak balita, ibu
hamil dan ibu nifas
 Melakuka penimbanga
massal
18
 Meninjau langsung ke
lapangan kasus gizi buruk
di kelurahan
 Melaksanakan pemberian
makanan tambahan pada
kasus KEP sesuai daa yang
tersedia
 Melakukan pemantauan
kasus GAKY dan
kekurangan vitamin A
 Melakukan pemeriksaan
garam beryodium pada
masyarakat dengan
menggunakan Iodinatest 2
kali dalam satu tahun.
 Mendistribusikan dan
melaporkan Vitamin A
pada bayi dan balita setiap
bulan Februari dan Agustus
 Pengembangan Pojok Gizi
(POZI)
 Pencatatan dan pelaporan
2. Inventaris
 Mencatat sarana dan
prasarana yang masuk ke
Puskesmas secara terperinci
dan jelas.
 Menyusun daftar inventaris
puskesmas secara terperinci
dan jelas
 Ikut merencanakan
kebutuhan sarana dan
prasarana Puskesmas
 Membuat KIR masing-
masing ruangan
 Mengambil sarana dan
prasarana puskesmas yang
disediakan oleh DKK
 Pencatatan dan pelaporan
30 YUNI KARTIKA Poskeskel 1. Melaksanakan pelayanan
kesehatan
DEWI,A.Md.Keb Sungai Sapih 2. Menggerakkan,
mengembangkan dan membina
kesehatan masyarakat di
wilayahnya
3. Membantu upaya masyarakat

19
dalam meningkatkan derajat
kesehatan
4. Pencatatan dan pelaporan
5. Perpanjangan tangan seluruh
program di Puskesmas
31 MIKE Perawat (BP), 1. Perawat (BP)
 Menyiapkan Perlengkapan
VEFRIYESI,A.MD.KEP P3K yang dibutuhkan untuk
pelayanan setiap hari dan
menyimpannya kembali
setelah pelayanan selesai.
 Membantu dokter dalam
memberikan pelayanan
pengobatan.
 Memberikan pelayanan
kesehatan minimal untuk
setiap pasien rawat jalan
sesuai standar pengobatan
rasional.
 Mengkonsultasikan kepada
dokter tentang kasus-kasus
yang kurang dipahami.
 Membuat surat rujukan
kepada pasien yang
memerlukan.
 Membuat rekapan jumlah
setiap jenis penyakit setiap
bulan.
2. P3K
 Mengkoordinir kegiatan
P3K
 Mempersiapkan semua
kebutuhan, jadwal acara
dan petugas P3K
 Pencatatan dan pelaporan
32 SURI FADILAH, Perawat 1. Perawat (BP)
 Menyiapkan
A. Md. Kep (BP,UKS) Perlengkapan yang
dibutuhkan untuk
pelayanan setiap hari dan
menyimpannya kembali
setelah pelayanan
selesai.
 Membantu dokter dalam
memberikan pelayanan
pengobatan.

20
 Memberikan pelayanan
kesehatan minimal untuk
setiap pasien rawat jalan
sesuai standar
pengobatan rasional.
 Mengkonsultasikan
kepada dokter tentang
kasus-kasus yang kurang
dipahami.
 Membuat surat rujukan
kepada pasien yang
memerlukan.
 Pencatatan dan
pelaporan.
2. UKS
 Membuat Rencana Kerja
 Inventaris jumlah
sekolah, jumlah murid
dan sarana UKS
 Mengkoordinasikan
kegiatan UKS
 Melakukan pembinaan
UKS
 Melakukan screening
kesehatan anak sekolah
 Melakukan pelatiha
dokter kecil
 Melakukan penyuluhan
ke sekolah-sekolah
 Melakukan PKPR
33 YANTRI EKI Bidan (KIA 1. Bidan
 Membuat Rencana Kerja
DIOVANI,A.MD.KEB Ibu,KB)  Melakukan pelayanan kepada
Ibu Hamil, bu Nifas dan Ibu
menyusui
 Melakukan Deteksi Resti Ibu
Hamil
 Memberikan Imunisasi TT 2
kali pada bumil
 Pemasangan stiker P4K
 Mendistribusikan Fe kepada Ibu
Hamil dan Ibu Nifas
 Mendistribusikan Vitamin A
kepada Ibu Nifas
 Melakukan penyuluhan dan
konsultasi kepada Ibu Hamil
21
dan Ibu Nifas
 Melakukan Kelas Ibu Hamil di
Puskesmas dan kelurahan
 Melakukan Kunjungan Rumah
kepada Ibu Hamil Resiko
Tinggi, KN2. KF2
 Pelacakan Kematian Ibu
 Pencatatan dan pelaporan
2. KB
 Melakukan pelayanan
kontrasepsi
 Melakukan pembinaan dan
mengayomi medis kontrasepsi
medios peserta KB
 Melakukan pelayanan rujukan
 KIE KB
 Pencatatan dan pelaporan
34 MAIFA SURYATI, Bidan (KIA 1. Bidan
 Pengawasan dan bimbingan
A.MD.KEB Anak,ISPA, kepada Taman Kanak-
Kanak/PAUD
PTM)  Pengobatan bagi bayi, anak
balita dan anak pra sekolah
untuk jenis penyakit ringan.
 Pemantauan/pelaksanaan
DDTK pada bayi, anak balita
dan anak pra sekolah
 Melakukan MTBS
 Pencatatan dan pelaporan
2. P2 ISPA
 Penyuluhan tentang ISPA
 Penemuan secara dini penderita
ISPA
 Pengobatan penderita secara
lengkap
 Pencatatan dan Pelaporan kasus
3. PTM
 Melaksanakan skrining
kesehatan penyakit tidak
menular pada masyarakat yang
berumur > 15 tahun.
 Melaksanakan Posbindu di
wilayah kerja Puskesmas
 Membuat rencana kegiatan
PTM
 Pencatatan dan pelaporan
22
35 LINA ARIANI Bidan KIA Ibu, 1. Bidan
 Membuat Rencana Kerja
Bendahara  Melakukan pelayanan kepada
Ibu Hamil, bu Nifas dan Ibu
BOK menyusui
 Melakukan Deteksi Resti Ibu
Hamil
 Memberikan Imunisasi TT 2
kali pada bumil
 Pemasangan stiker P4K
 Mendistribusikan Fe kepada Ibu
Hamil dan Ibu Nifas
 Mendistribusikan Vitamin A
kepada Ibu Nifas
 Melakukan penyuluhan dan
konsultasi kepada Ibu Hamil
dan Ibu Nifas
 Melakukan Kelas Ibu Hamil di
Puskesmas dan kelurahan
 Melakukan Kunjungan Rumah
kepada Ibu Hamil Resiko
Tinggi, KN2. KF2
 Pelacakan Kematian Ibu
 Pencatatan dan pelaporan
2. Bendahara BOK
 Menyusun Plan Of Action
(POA) kegiatan yang
menggunakan dana BOK
 Membuat semua pertanggung
jawaban keuangan puskesmas
dan melaporkan kepada
pimpinan Puskesmas.
 Mencatat pemasukan dana
puskesmas dan
mendistribusikannya kepada
pelaksana program sesuai POA
Puskesmas

36 SYOFIA Bidan  Melaksanakan pelayanan


kesehatan
NILSIA,A.Md.Keb (Poskeskel  Menggerakkan,
mengembangkan dan membina
Kp.Tangah) kesehatan masyarakat di
wilayahnya
 Membantu upaya masyarakat
23
dalam meningkatkan derajat
kesehatan
 Pencatatan dan pelaporan
 Perpanjangan tangan seluruh
program di Puskesmas
37 DEWI ARFANITA, Bidan  Melaksanakan pelayanan
kesehatan
A.Md.Keb (PoskeskelTui)  Menggerakkan,
mengembangkan dan
membina kesehatan
masyarakat di wilayahnya
 Membantu upaya
masyarakat dalam
meningkatkan derajat
kesehatan
 Pencatatan dan pelaporan
 Perpanjangan tangan
seluruh program di
Puskesmas

38 LAURA,SKM Fungsional Pendidikan

Adminkes

39 OKA YELVIA, Perawat Pendidikan

A. Md. Kep

40 NOVERTA MUHARNI Farmasi Pendidikan

Sumber : Data Kepegawaian Puskesmas Belimbing Tahun 2016

1.6 Data Perlatan Puskesmas Belimbing


Tabel 2.2

Peralatan Kesehatan Di Puskesmas Belimbing


NO JENIS ALAT JUMLAH

1 Tensi meter 16

2 Stetoskop 15

24
3 Doppler 13

4 Tabung oksigen 1

5 Sterillisator 6

6 Timbangan dacin 4

7 Timbangan bayi 10

8 Timbangan dewasa 14

9 Hb meter 1

10 Diagnostic set 2

11 Mikroskop 1

12 Oxygen regulator (O2) 2

13 Reflex hammer

BAB 2 : Data Peralatan Yang ada di Puskesmas

2.1 Data Khusus


2.1.1 Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan
Tabel 2.3

SARANA FISIK DI PUSKESMAS BELIMBING TAHUN 2016

NO SARANA FISIK JUMLAH KETERANGAN


1 Puskesmas Induk 1

2 Puskesmas Pembantu 1 Pustu Tarok


Indah
3 Poskeskel 4 Kp.Tangah, Tui,
Gunung Sarik dan
Sungai Sapih
25
4 Mobil Puskesmas 1
Keliling
5 Posyandu Balita 35

6 Posyandu Lansia 7

7 TK 21

8 Sekolah Dasar 26

9 Sekolah Lanjutan 7
Tingkat Pertama
10 Sekolah Lanjutan 6
Tingkat Atas

NO JENIS SARANA/PRASARANA JUMLAH

II Sarana penunjang

1. Computer 8

2. Laptop 7

3. Pinter 8

4. Radio komunikasi 2

11 RSUD 1

Sumber : Data Dasar Puskesmas Belimbing Tahun 2016

2.1.2 Analisis Peralatan Puskesmas Sesuai Permenkes No.75 Tahun 2014

A. Ruangan Pemeriksaan Umum

NO JENIS PERALATAN JUMLAH ADA TIDAK KET

MINIMUM ADA

PERALATAN

26
I Set Pemeriksaan Umum

1 Anuskop 3 buah - √

2 Baki Logam tempat atal steril 2 buah - √

bertutup

3 Bingkai Uji-coba untuk pemeriksaan 1 buah √ -

refraksi

4 Buku Ishihara Tes 1 buah √ -

5 Corong telinga / Speculum telingan 1 set √ -

ukuran kecil, besar, sedang

6 Emesis basin / nierbeken besar 1 buah √ -

7 Garputala 512 Hz, 1024 Hz, 2084 Hz 1 set - √

8 Handle kaca laring 1 buah - √

9 Handle kaca nasopharing 1 buah - √

10 Kaca Laring ukuran 2,4,5,6 1 set - √

11 Kaca nasopharing ukuran 2,4,5,6 1 set - √

12 Kaca pembesar untuk diagnostik 1 buah - √

13 Lampu kepala / head lampu + 1 buah √ -

adaptor AC/DC

14 Lampu senter untuk periksa / pen 1 buah √ -

light

15 Lensa uji-coba untuk pemeriksaan 1 set - √

refraksi

16 Lup binokuler (lensa pembesar) 3-5 1 buah - √

27
Dioptri

17 Metline (pengukur lingkar 1 buah - √

pinggang)

18 Opthalmoscope 1 buah - √

19 Otoscope 1 buah √ -

20 Palu reflex 1 buah

21 Pelilit kapas/cotton applicator Sesuai kebutuhan - √

22 Skinfold calliper 1 buah - √

23 Snellen chart 2 jenis (E chart+ 1 buah - √

Alphabet Chart)

24 Spekulum vagina (cocor bebek) 3 buah - √

sedang

25 Spekulum hidung dewasa 1 buah - √

26 Sphygmonometer untuk dewasa 1 buah - √

27 Stetoskop untuk dewasa 1 buah √ -

28 Sudip lidah logam / spatula lidah 4 buah - √

logam panjang 12 cm

29 Sudip Lidah logam / spatula lidah 4 buah - √

logam panjang 16,5 cm

30 Tempat tidur periksa dan 1 buah √ -

perlengkapannya

31 Termometer untuk dewasa 1 buah √ -

32 Timbangan dewasa 1 buah √ -

28
33 Tonometer Schiotz 1 buah - √

II Bahan Habis Pakai

1 Alkohol Sesuai kebutuham √ -

2 Povidone Iodine Sesuai kebutuhan √ -

3 Podofilin Tinctura 25 % Sesuai kebutuhan √ -

4 Kapas Sesuai kebutuhan √ -

5 Kasa non steril Sesuai kebutuhan √ -

6 Kasa steril Sesuai kebutuhan √ -

7 Masker Wajah Sesuai kebutuhan √ -

8 Sabun tangan atau antiseptic Sesuai kebutuhan √ -

9 Sarung Tangan steril Sesuai kebutuhan √ -

10 Sarung tangan non steril Sesuai kebutuhan √ -

III Perlengkapan

1 Bantal 1 buah - √

2 Baskom cuci tangan 1 buah - √

3 Kasur 1 buah √ -

4 Lampu spiritus 1 buah - √

5 Lemari alat 1 buah - √

6 Meja Instrumen 1 buah - √

7 Meteran tinggi badan 1 buah √ -

8 Perlak 2 buah - √

29
9 Pispot 1 buah - √

10 Sarung bantal 2 buah - √

11 Seprai 2 buah - √

12 Sikat untuk membersihkan peralatan 1 buah - √

13 Stop Watch 1 buah - √

14 Tempat sampah tertutup yang 2 buah - √

dilengkapi dengan injakan pembuka

penutup

IV Meubelair

1 Kursi kerja 3 √ -

2 Lemari Arsip 1 √ -

3 Meja tulis biro 1 √ -

V Pencatatan dan Pelaporan

1 Buku register pelayanan Sesuai kebutuhan √ -

2 Formulir dan surat keterangan lain Sesuai kebutuhan √ -

sesuai kebutuhan pelayanan yang

diberikan

3 Formulir informed consent Sesuai kebutuhan √ -

4 Formulir rujukan Sesuai kebutuhan √ -

30
5 Kertas resep Sesuai kebutuhan √ -

6 Surat keterangan sakit Sesuai kebutuhan √ -

7 Surat keterangan sehat Sesuai kebutuhan √ -

B. Ruangan Tindakan dan Ruangan Gawat Darurat

NO JENIS PERALATAN JUMLAH ADA TIDAK KET

MINIMUM ADA

PERALATAN

I Set Tindakan Medis / Gawat Darurat

1 Baki logam tempat alat steril 3 buah - √

tertutup

2 Collar Brace / neck collar anak 1 buah - √

3 Collar Brace / neck collar dewasa 1 buah - √

4 Corong telinga / speculum telinga 1 set - √

ukuran kecil, besar, sedang

5 Doppler 1 buah - √

6 Dressing Forceps 1 buah - √

7 EKG* 1 buah √ -

8 Emesis Basin / nierbeken besar 2 buah √ -

9 Forceps Aligator 3 buah - √

10 Forceps Bayonet 3 buah - √

11 Guedel Airway (Oropharingeal 2 buah - √

Airway)

31
12 Gunting bedah standar,lengkung, 3 buah

13 Gunting bedah standar, lengkung, 3 buah - √

ujung tajam / tajam

14 Gunting bedah standar, lengkung, 3 buah √ - 1 buah

ujung tajam / tajam

15 Gunting bedah standar, lengkung, 3 buah √ - 1 buah

ujung tumpul/ tumpul

16 Gunting bedah standar, lengkung, 3 buah √ - 1 buah

ujung tumpul/ tumpul

17 Gunting bedah standar, lurus, ujung 3 buah √ - 1 buah

tajam / tajam

18 Gunting bedah standar, lurus, ujung 3 buah - √

tajam / tumpul

19 Gunting pembalut 1 buah √ -

20 Gunting pembuka jahitan lurus 3 buah √ -

21 Handle kaca laring 1 buah - √

22 Handle kaca nasopharing 1 buah - √

23 Hooked Probes 1 buah - √

24 Kaca laring ukuran 2,4,5,6 1 set - √

25 Kaca nasopharing ukuran 2,4,5,6 1 set - √

26 Kait dan kuret serumen 1 buah - √

27 Kanula hidung anak 1 buah - √

28 Kanula hidung dewasa 1 buah - √

32
29 Klem arteri 14 cm (Kocher) 3 buah √ -

30 Klem arteri, 12 cm lengkung,dengan 3 buah - √

gigi 1x2 (Halstead-Mosquito)

31 Klem arteri, 12 cm lengkung,tanpa 3 buah - √

gigi (Halstead-Mosquito)

32 Klem arteri, 12 cm lurus,dengan gigi 3 buah - √

1x2 (Halstead-Mosquito)

33 Klem arteri, 12 cm lurus,lurus gigi 3 buah √ -

(Halstead-Mosquito)

34 Klem arteri, lurus (Kelly) 3 buah

35 Klem / pemegang jarum jahit, 18 cm 3 buah

(Mayo-Hegar)

36 Korentang, lengkung, penjepit alat 2 buah √ -

steril (23cm)

37 Korentang, penjepit sponge 2 buah - √

38 Kursi roda 2 buah - √

39 Lampu Kepala 1 buah - √

40 Laringoskop anak 1 buah - √

41 Laringoskop dewasa 1 buah - √

42 Laringoskop neonates bilah lurus 1 buah - √

43 Magill Forceps 3 buah - √

44 Nebulizer 1 buah √ -

45 Otoskop 1 buah - √

33
46 Palu reflex 1 buah - √

C. Ruangan Farmasi

JUMLAH

NO JENIS PERALATAN MINIMUM ADA TIDAK

PERALATAN ADA

I. Set Farmasi

1 Analitical Balance (timbangan mikro) 1 buah - √

2 Batang Pengaduk 1 buah - √

3 Corong 1buah - √

4 Cawan penguap porselen (d.5-15cm) 1 buah - √

5 Gelas pengukur 10ml, 100ml, dan 250ml 1 buah - √

6. Gelas Piala 100ml, 500ml, dan IL 1 buah - √

7 Higrometer 1 buah - √

8 Mortir (d.5-10cm dan d.10-15cm) + 1 buah √ -

stamper

9 Pipet Berskala 1 buah - √

10 Spatel logam 1 buah - √

11 Shaker 1 buah - √

12 Termometer skala 100 1 buah - √

II Bahan Habis Pakai

34
1 Etiket 1 buah √ -

2 Kertas Perkamen 1 buah √ -

3 Wadah Pengemas dan pembungkus 1 buah √ -

untuk penyerahan obat

III Perlengkapan

1 Alat Pemanas yang sesuai 1 buah - √

2 Botol Obat dan labelnya 1 buah - √

3 Lemari pendingin 1 buah - √

4 Lemari dan rak untuk menyimpan obat 1 buah √ -

5 Lemari untuk penyimpanan narkotika, 1 buah - √

psikotropika dan bahan obat berbahaya

lainnya.

6 Rak Tempat pengeringan alat 1 buah - √

IV Meubelair

1 Kursi Kerja 2 buah √ -

2 Lemari Arsip 1 buah √ -

3 Meja Tulis biro 1 buah √ -

V Pencatatan & Pelaporan

1 Blanko LPLPO 1 buah √ -

35
2 Blanko kartu stok obat 1 buah √ -

3 Blanko copy resep 1 buah - √

4 Buku penerimaan 1 buah √ -

5 Buku Pengiriman 1 buah √ -

6 Buku Pengeluaran obat bebas , bebas 1 buah √ -

terbatas dan keras

7 Buku Pencatatan Narkotika dan 1 buah √ -

Psikoterapika

8 Form laporan Narkotika dan 1 buah √ -

Psikotropika

9 Formulir dan surat keterangan lain 1 buah √ -

sesuai kebutuhan pelayanan yang

diberikan

D. Kit Imunisasi

JUMLAH

NO JENIS PERALATAN MINIMUM ADA TIDAK KET

PERALATAN ADA

I Kit Imunisasi

1 Vaksin Carrier 1 unit √ -

II Bahan Habis Pakai

36
1 Alat Suntik Sekali Pakai 1 ml Sesuai Kebutuhan √ -

2 Alat Suntik Sekali Pakai 3 ml Sesuai kebutuhan √ -

3 Alkohol Swab kemasan box isi 100 1 box - √

Lembar

4 Vaksin Sesuai Kebutuhan √ -

III Perlengkapan

1 Kotak Penyimpanan Jarum bekas 1 buah √ -

2 Tas Kanvas tempat kit 1 buah - √

Keterangan : Jumlah minimal Kit Imunisasi adalah 2 (dua) Kit untuk setiap Puskesmas.

E. Ruangan ASI

JUMLAH

NO JENIS PERALATAN MINIMUM ADA TIDAK KET

PERALATAN ADA

I. Set ASI
1 Breast pump 1 buah - √

II.Bahan Habis Pakai


1 Cairan Desinfektan Tangan Sesuai Kebutuhan - √

2 Cairan Desinfektan Ruangan Sesuai kebutuhan - √

37
III Perlengkapan

NO JENIS PERALATAN JUMLAH ADA TIDAK KET

MINIMUM ADA

PERALATAN

I.Kit UKS

1 Garpu Tala 512 HZ / 1024 HZ / 2084 1 buah - √

HZ

2 Palu pengukur refleks 1 buah - 

3 Pengait serumen 1 buah - 

4 Pengukur tinggi badan 1 buah  - 2 buah

1 Tempat Sampah Tertutup 2 buah - √

2 Waskom 1 buah - √

3 Waslap 2 buah √ - 1

buah

IV Meubelair

1 Kursi 3 buah √ - 2

buah

2 Meja Untuk Ganti popok bayi 1 buah - √

3 Meja Perlengkapan 1 buah - √

F. KIT UKS

38
5 Pinhole 1 buah - 

6 Senllen, alat untuk pemeriksaan visus 1 buah  - 10 buah

7 Speculum hidung (Lempert) 1 buah - 

8 Speculum telinga dengan ukuran 1 set - 

kecil, sedang, besar

9 Stetoskop 1 buah  - 9 buah

10 Sudip lidah, logam panjang 12 cm 1 buah - 

11 Sphygmomanometer dengan manset

anak dan dewasa

Manset anak 1 set - 

Manset dewasa  - 8 buah

12 Thermometer klinis 1 buah  - 9 buah

13 Tes buta warn (ISHIHARA) 1 buah  - 10 buah

14 Timbangan dewasa 1 buah  - 10 buah

15 Torniket Karet 1 buah - 

II. Bahan Habis Pakai

1 Alkohol Sesuai - 

kebutuhan

2 Cairan desinfektan atau Povidon Iodin Sesuai - 

kebutuhan

3 Sabun tangan atau antiseptik Sesuai - 

39
kebutuhan

4 Kasa Sesuai - 

kebutuhan

5 Kapas Sesuai - 

kebutuhan

6 Masker Sesuai - 

kebutuhan

7 Sarung tangan Sesuai - √

kebutuhan

III Perlengkapan

1 Pen light 1 buah √ - 7 buah

2 Tempat Alkohol 1 buah - √

3 Toples Kapas Logam dengan Pegas 1 buah - √

dan Tutup (50x75mm)

4 Toples Kapas / Kasa Steril 1 buah - √

5 Toples Pembuangan Kapas 1 buah - √

(50x75mm)

6 Baki logam Tempat Alat Steril 1 buah - √

Berturup

Kesimpulannya: persyaratan peralatan yang ada di puskesmas Belimbing sebagian besar

sudah sesuai dengan persyaratan yang ada di Permenkes No 75 tahun 2014, bahkan ada

beberapa peralatan yang jumlahnya melebihi dari yang ditetapkan oleh peremnekes tersebut
40
seperti: alat pen light. Di permenkes dikatakan sekurang-kurangnya puskesmas memiliki 1

alat penlight di ruangan Kit UKS, namun puskesmas belimbing memilki 7 buah penlight, dan

jumlah itu lebih cukup dari yang sudah ditatapkan oleh permenkes tersebut, begitupun dengan

alat thermometer klinis, timbanagan dewasa dan lain-lain. Tetapi di samping dari itu ada juga

beberapa peralatan yang belum sesuai dengan peremenkes no 75 tahun 2014 itu, bahkan

belum ada di puskesmas tersebut serta ada juga beberapa peralatan yang sudah ada, tetapi

belum mencapai jumlah yang ditetapkan oleh permenkes tersebut.

2.1.3 Tenaga Kesehatan


Tabel 2.4

TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS BELIMBING TAHUN 2016

NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN

1 Dokter Umum 2

2 Dokter Gigi 3

3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 3 1 orang pendidikan

4 Sarjana Keperawatan 1

5 Apoteker 1

6 Sarjana Ekonomi 1

7 D-IV Bidan Pendidik 2

8 D-IV Kesling 1

41
9 Bidan ( Akbid ) 9 2 orang Bidan PTT

10 Bidan ( D1 ) 1

11 Perawat ( Akper ) 6 1 orang pendidikan

12 Perawat ( SPK ) 1

13 Perawat Gigi 1

13 Kesling ( SPPH ) 1

14 TPG 2

15 Analis 1

16 Asisten Apoteker 3 1 orang pendidikan

17 TU 2 1 Honorer

18 Sopir 1

19 Dokter praktek swasta 10

20 Dokter gigi praktek swasta 9

21 Bidan praktek swasta 16

22 Kader Posyandu Balita 162

23 Kader Posyandu Lansia 30

Sumber : Data Kepegawaian dan Data Dasar Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Kesesuaian tenaga kesehatan dengan pendidikan

Saat Ini Seharusnya


No Jabatan Pendapat
Pendidikan Fungsi Pendidikan Fungsi
1 Kepala Dokter umum Tenaga medis Kesmas Managerial kapus lebih
Puskesmas cocok SKM
karena ada
latar belakang
pendidikan
managerial
dibandingkan
dokter umum
42
2 Kepala TU SLTA Mengkoordinir Administrasi Mengkoordinir Cukup sesuai
kepegawaian, SKM pegawai
menggantikan menggantikan
kapus jika kapus jika
berhalangan hadir berhalangan
hadir
3 Fungsional SKM Sebagai pusat SKM Sebagai sudah sesuai
Adminkes, data & informasi pengolah data dengan
Koordinator puskesmas dan & informasi pendidikan
SP2TP mengecek data puskesmas
sebelum
diserahkaan ke
DKK
4 Apoteker S.FARM,APT Mengambilkan Farmasi Mengambilkan Sudah sesuai
obatr sesuai resep obatr sesuai
dokter & resep dokter &
menjelaskan menjelaskan
pemakaian obat pemakaian obat
5 Bendahara SE Memberikan SE Membuat Sudah sesuai
juru pungut, karcis kepada laporan
loket pasien yang keuangan
membutuhkan,
membuat laporan
setoran mingguan
6 Koordinator Dokter Gigi Penyusunan SKM Melakukan Lebih sesuai
Upaya perencanaan & kegiatan SKM yang
Kesehatan evaluasi di unit2 manajemen melakukan
Masyarakat P2M,PROM.KES, spt:perencanaan kegiatan
KIA/KB, GIZI penyususunan penyususnan
dan KESLING hingga evaluasi perencanan
hingga
evaluasi oleh
SKM
7 Bidan Bidan Pembinaan BPS. Bidan Melakukan Telah sesuai
koordinasi pendidik Pencatatan & tugas sebagai seorang bidan
pelaporan bidan menjadi bidan
koordinasi
membina BPS
8 Kesling Sanitasi Melakukan Sanitasi, Mengawasi Telah sesuai
penyuluhan SKM kualitas air, dll namun sanitasi
kesling, bisa juga di
mengawasi awasi oleh
kualaitas air SKM bidang
kesling
9 Perawat D III Perawat, Membantu dokter Perawat Membantu Telah sesuai
S1 Perawat dalam dokter dalam
memberikan memberikan
43
perawatan kepada perawatan
pasien kepada pasien
10 Farmasi Farmasi
( gudang
obat,
apotek )
11 Perkesmas Perawat Melakukan Perawat Telah sesuai
12 Promkes SKM Melakukan SKM Melakukan Telah sesuai
promosi promosi
kesehatan kepada kesehatan
masyarakat kepada
masyarakat
13 KIA Ibu Bidan S.SiT Melakukan Bidan Melakukan Telah sesuai
pelayanan kepada pelayanan
ibu hamil, ibu kepada ibu
nifas, dan ibu hamil, ibu
menyusui nifas, dan ibu
menyusui
14 Dokter S1 profesi Melakukan Dokter Telaah sesuai
umum Dokter
15 KIA Anak Amd Keb Melakukan Bidan Melakukan Telah sesuaai
pengawasan bagi pengawasan
TK / Paud, bagi TK /
memberikan Paud,
pengobatan bagi memberikan
bayi, balita, pra pengobatan
sekolah untuk bagi bayi,
jenis penyakit balita, pra
ringan sekolah untuk
jenis penyakit
ringan
16 Perawat gigi Perawat gigi sebagai pelayanan Perawat gigi sebagai Telah sesuai
asuhan kesehatan pelayanan
sekolah dan asuhan
masyarakat. kesehatan
Melakukan sekolah dan
tindakan dengan masyarakat.
dasar Melakukan
pendelegasian tindakan
dari dokter gigi dengan dasar
penanggung pendelegasian
jawab dari dokter gigi
penanggung
jawab
17 Labor D III labor Melakukan Labor S.Si Melakukan Telah sesuai
pemeriksaan Biologi pemeriksaan dan jika
darah/urine atas darah/urine atas berasal dari
44
rujukan dokter rujukan dokter biologi lebih
baik
18 Gizi AMG Melakukan AMG, S.Gz Melakukan Telah sesuai
pemantauan status pemantauan lebih baik lagi
gizi anak balita, status gizi anak apabila S.Gz
ibu hamil dan ibu balita, ibu
nifas hamil dan ibu
nifas

19 Poskeskel Bidan Perpanjangan Bidan atau Perpanjangan Telah sesuai


tangan seluruh dokter tangan seluruh
program di umum program di
Puskesmas Puskesmas

DAFTAR PUSTAKA

1. Laporan Tahunan Puskesmas Belimbing 2016

45
46
BAB 3 : Data perencanaan Puskesmas, Lokakarya Mini Bulanan dan Tribulan

Puskesmas

3.1 Perencanaan Puskesmas


Perencanaan adalah: suatu proses kegiatan secara urut yang harus dilakukan untuk

mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan

memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna.

Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) diartikan sebagai proses penyusunan rencana

kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan datang, dilakukan secara sistematis untuk

mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.

Perencanaan Puskesmas mencakup semua kegiatan program/ upaya Puskesmas yang

dilakukan di Puskesmas baik wajib, pengembangan maupun upaya khusus spesifik wilayah/

Puskesmas sebagai rencana Tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh pemerintah, baik

pemerintah pusat maupun daerah serta sumber dana lainnya.

1. Mekanisme Perencanan Tingkat Puskesmas.

Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas adalah

menyusun usulan kegiatan yang meliputi usulan mencakup semua kegiatan upaya

Puskesmas yang dilakukan di Puskesmas baik wajib, pengembangan maupun upaya khusus

spesifik wilayah/ Puskesmas mencakup semua kegiatan program/ upaya Puskesmas yang

dilakukan di Puskesmas baik wajib, pengembangan maupun upaya khusus spesifik wilayah/

Puskesmas.

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) memperhatikan berbagai kebijakan

yang berlaku, baik secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian data dan

informasi yang tersedia di Puskesmas. Puskesmas perlu mempertimbangkan masukan dari

masyarakat melalui kajian maupun asupan dari lintas sektoral Puskesmas. Rencana Usulan

47
Kegiatan harus dilengkapi usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan

operasional Puskesmas. RUK yang disusun merupakan RUK tahun mendatang (H+1). RUK

dibahas di Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota selanjutnya terangkum dalam usulan Dinas

Kesehatan Kabupaten/ Kota akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh persetujuan

pembiayaan dan dukungan politis. Secara rinci RUK dijabarkan kedalam rencana pelaksanaan

kegiatan (RPK).

Setelah menapatkan persetujuan, selanjutnya diserahkan ke Puskesmas melalui Dinas

Kesehatan Kabupaten/ Kota maka disusun secara rinci rencana pelaksanaan kegiatan dengan

menyesesuaikan anggaran yang telah turun.

2. Tahap penyusunan RUK.

a. Tahap persiapan.

Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan RUK agar

memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk melaksanakan tahap- tahap

perencanaan.

b. Tahap analisis situasi.

Tahap ini dimkasudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan permasalahan

yang dihadapi Puskesmas melalui proses analisis terhadap data yang dikumpulkan tim yang

telah ditunjuk oleh Kepala Puskesmas. Data- data tersebut mencakup data umum, data khusun

(hasil penilaian kinerja Puskesmas.

3. Tahap penyusunan RUK.

Penyusunan RUK memperhatikan hal- hal untuk mempertahankan kegiatan yang sudah

dicapai pada periode sebelmnya dan memperhatikan program/ upaya yang masih bermasalah,

menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan diwilayan

tersebut dan kemampuan Puskesmas.


48
Penyusunan RUK terdiri dua tahap, yaitu:

a. Analisis Masalah.

Analisis masalah dilakukan melalui kesepakatan tim penyusun dan lintas sektoral Puskesmas

melalui:

1) Identifikasi masalah,

2) Menetapkan urutan prioritas masalah,

3) Merumuskan masalah,

4) Mencari akar penyebab, dapat mepergunakan diagaran sebab akibat, pohon

masalah, curah pendapat, dan alat lain yang dapat digunakan.

b. Penyusunan RUK.

Penyusunan RUK meliputi upaya kesehatan upaya wajib, pengembangan dan upaya khusus

setempat yang meliputi:

1) Kegiatan tahun yang akan datang,

2) Kebutuhan sumber daya,

3) Rekapitulasi rencana usulan kegiatan.

4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.

Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik upaya kesehatan wajib, pengembangan maupun

khusus setempat dan rencana inovasi secara bersama- sama, terpadu dan terintegrasi, dengan

langkah- langkah:

a. Mempelajari alokasi kegiatan,

b. Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan RUK,

c. Menyusun rancangan awal secara rinci,

d. Mengadakan lokakarya mini,


49
e. Membuat RPK.

Proses penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dengan menggunakan format-

format sesuai dengan Pedomanan Perencanaan Tingkat Puskesmas yang dikeluarkan

Kementrian Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Adapun format-

format untuk dilihat didalam lampiran buku panduan penyusunan dokumen akreditasi

Puskesmas ini.

3.2 Lokakarya Mini Puskesmas


a. Lokakarya Mini Bulanan
Lokakarya Mini bulanan bertujuan untuk menilai sampai seberapa jauh pencapaian dan
hambatan-hambatan yang dijumpai oleh para pelaksana program/kegiatan pada bulan atau
periode yang lalu sekaligus pemantauan terhadap pelaksanaan rencana kegiatan Puskesmas
yang akan datang; sehingga dapat dibuat perencanaan ulang yang lebih baik dan sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Disamping itu, kita ketahui bersama bahwa keberhasilan
pelaksanaan kegiatan Puskesmas memerlukan keterpaduan baik lintas program maupun lintas
sektor.
Lokakarya mini bulanan dilaksanakan pada setiap awal bulan. Keterpaduan lintas
program adalah keterpaduan internal Puskesmas yang bertujuan agar seluruh petugas
mempunyai rasa memiliki dan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan seluruh kegiatan
yang diselenggarakan oleh Puskesmas secara terintegrasi. Seluruh komponen Puskesmas
harus memiliki kesadaran bahwa Puskesmas merupakan satu sistem dan mereka adalah
subsistemnya. Pengorganisasian internal Puskesmas sekaligus pemantauan kegiatan
dilaksanakan melalui Lokakarya mini Bulanan Puskesmas yang menghasilkan perencanaan
ulang. Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas diselenggarakan dalam 2 (dua) tahap yaitu:
1. Lokakarya Mini Bulanan yang pertama
Lokakarya Mini Bulanan yang pertama merupakan lokakarya penggalangan tim,
diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya RPK Puskesmas.
Pengorganisasian dilaksanakan dalam rangka penentuan penanggungjawab dan pelaksana
setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja. Seluruh program kerja dan wilayah kerja

50
Puskesmas dilakukan pembagian habis kepada seluruh pegawai Puskesmas, dengan
mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya.
2. Lokakarya Mini Bulanan Rutin
Lokakarya mini bulanan rutin diselenggarakan sebagai tindaklanjut dari lokakarya mini
bulanan yang pertama. Lokakarya mini bulanan rutin ini dilaksanakan untuk memantau
pelaksanaan kegiatan Puskesmas, yang dilakukan setiap bulan secara teratur. Pada forum
Lokakarya mini bulanan rutin, dapat sekaligus dilaksanakan pertemuan tinjauan manajemen,
sesuai jadwal yang telah ditetapkan tim audit internal.
Penanggungjawab penyelenggaraan lokakarya mini bulanan rutin adalah kepala
Puskesmas, yang dalam pelaksanaannya dibantu staf Puskesmas dengan mengadakan rapat
kerja seperti biasanya. Fokus utama lokakarya mini bulanan rutin adalah ditekankan kepada
masalah pentingnya kesinambungan arah dan kegiatan antara hal-hal yang direncanakan,
integrasi antar program dalam menyelesaikan masalah prioritas Puskesmas yang telah
ditetapkan pada tiap tahunnya, pelaksanaannya serta hasilnya, agar kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan tersebut dapat berhasil guna dan berdaya guna.

b. Lokakarya Mini Tribulanan


Masalah kesehatan (termasuk kejadian kesakitan dan kematian) yang terjadi dimasyarakat
disebabkan oleh banyak faktor, dimana sebagai penyebab utamanya diluar faktor kesehatan.
Penyebab masalah kesehatan dapat disebabkan antara lain oleh factor lingkungan (termasuk
sosial-ekonomi-budaya), perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan, keadaan demografi dan
faktor keturunan. Oleh karena itu untuk memecahkan masalah kesehatan dibutuhkan
kerjasama antara sektor kesehatan dengan sektor-sektor lain yang terkait dengan penyebab
terjadinya masalah kesehatan. Untuk menumbuhkan semangat kerjasama antar sektor yang
terkait dalam pembangunan kesehatan diperlukan upaya pengggalangan dan peningkatan
kerjasama lintas sektoral, agar diperoleh hasil yang optimal. Untuk memelihara kerjasama
lintas sektor perlu dilakukan upaya penggalangan dan pemantauan pelaksanaan kerjasama
melalui suatu forum lokakarya mini yang diselenggarakan setiap tribulan yang disebut
Lokakarya Mini Tribulanan.
Lokakarya mini tribulanan bertujuan untuk menginformasikan dan mengidentifikasikan
capaian hasil kegiatan tribulan sebelumnya, membahas dan memecahkan masalah dan
hambatan yang dihadapi oleh lintas sektor pada kegiatan tribulan sebelumnya, dan
51
menganalisa serta memutuskan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dengan memasukkan aspek
umpan balik dari masyarakat dan sasaran program. Lokakarya mini bulanan tetap
dilaksanakan jika pada bulan yang bersamaan ada lokakarya mini tribulanan, dimana
lokakarya mini bulanan mempersiapkan bahan untuk pelaksanaan lokakarya mini tribulanan.
1. Lokakarya Mini Tribulanan yang pertama
Lokakarya Mini Tribulanan yang Pertama merupakan lokakarya penggalangan tim
yang diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya rencana
kegiatan sektoral yang terkait dengan pembangunan kesehatan. Pada tahapan ini, Puskesmas
mendiskusikan usulan yang akan disampaikan didalam Musrenbang kecamatan yang
memerlukan dukungan dari lintas sektor terkait, sehingga pada saat dilaksanakan Musrenbang
kecamatan semua pihak sudah tersosialisasi dan dapat mendukung program kesehatan di
tingkat kecamatan. Pengorganisasian dilaksanakan untuk penentuan penanggungjawab dan
pelaksana setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja. Seluruh program kerja dan
wilayah kerja kecamatan dilakukan pembagian habis kepada seluruh sektor terkait, dengan
mempertimbangkan kewenangan dan bidang yang dimilikinya.
2. Lokakarya Mini Tribulanan Rutin
Sebagaimana lokakarya bulanan Puskesmas, maka lokakarya mini tribulanan rutin merupakan
tindaklanjut dari penggalangan kerjasama lintas sektoral yang telah dilakukan dan selanjutnya
dilakukan tiap tribulan secara tetap. Penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan rutin
dilakukan oleh camat dan Puskesmas dibantu sektor terkait dikecamatan.
3.3 Alur pelayanan Puskesmas
Prosedur alur pelayanan standar rawat jalan, seperti paparan ringkas berikut ini:
1. Mendaftarkan Identitas Pasien Di Ruang Loket/Kartu
Pengunjung harus mendaftarkan diri di loket/kartu agar tercatat dalam kartu kunjungan pasien,
dengan menunjukkan kartu identitas (KTP, askes, jamkesmas) yang masih berlaku
2. Menunggu Giliran Panggilan Di Ruang Tunggu
Silakan menuju ruang tunggu puskesmas, menanti giliran panggilan pelayanan yang
diperlukan
3. Menuju Ruang Periksa Pelayanan Rawat Jalan
Setelah mendapatkan giliran dipanggil oleh petugas, pasien diarahkan langsung menuju
tempat pemeriksaan dokter (poli umum atau poli gigi) sesuai keluhan yang dialaminya.
4. Mengambil Resep Obat Di Ruang Apotek
52
Pengunjung yang mendapatkan resep obat, setelah diperiksa dokter, dimohon menunggu
dengan sabar, pelayanan obat yang bisa ditebus langsung di ruangan apotek puskesmas.
5. Meninggalkan Ruangan Puskesmas
Para pengunjung mengecek kembali perlengkapan yang dibawa dan diwajibkan selalu
berpartisipasi aktif menjaga kebersihan dan keasrian ruangan pelayanan dan halaman
puskesmas
Jangkauan Pelayanan puskesmas rawat jalan terbatas kepada pelayanan medis
sederhana, atau pelayanan kesehatan dasar (yankesdas). Tahap penanganan kasus selanjutnya
melalui mekanisme pelayanan rujukan menuju pusat layanan lanjutan di Rumah Sakit Umum
Daerah. Biasanya alur pelayanan pasien terdapat dan terpasang juga di setiap unit ruangan
puskesmas. Para pengunjung bisa membaca dan menanyakan lebih lanjut kepada petugas
puskesmas yang dikunjungi. Pola alur pelayanan standar puskesmas rawat jalan ini, biasanya
dikembangkan sesuai dengan kondisi pelayanan setiap puskesmas, agar para pengunjung bisa
mendapatkan pelayanan yang terbaik.

53
3.4 Data Perencanaan Puskesmas
Proses perencanaan Puskesmas akan mengikuti siklus perencanaan pembangunan
daerah, dimulai dari tingkat desa/kelurahan, selanjutnya disusun pada tingkat kecamatan dan
kemudian diusulkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Perencanaan Puskesmas yang
diperlukan terintegrasi dengan lintas sektor kecamatan, akan diusulkan melalui kecamatan ke
pemerintah daerah kabupaten/kota.

Standar Perencanaan
Perencanaan di Puskesmas
Menurut PMK No 44 Tahun Keterangan
Belimbing
2016

Langkah-langkah Ada Sudah sesuai

Penyusunan

a. Persiapan

b. Analisis situasi: Ada Sudah sesuai

- Mengumpulkan data

kinerja puskesmas

- Analisis data

- Analisis masalah dari

segi pandang

masyarakat

c. Perumusan Masalah Ada Sudah sesuai

- Identifikasi masalah

- Menetapkan prioritas

masalah

54
- Mencari akar

penyebab masalah

- Menetapkan cara

pemecahan masalah

d. Penyusunan Ada Sudah sesuai

perencanaan:

- RUK

- RPK

Format Rencana Usulan Kegiatan RUK PERMENKES RI No.44 Tahun 2016

Format RPK pada Permenkes RI No. 44 Tahun 2016

55
a. PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)
Penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas harus dilengkapi dengan usulan
pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional
Puskesmas. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk tahun mendatang
(N+1) disusun pada bulan Januari tahun berjalan (N) berdasarkan hasil kajian
pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (N-1), dan diharapkan proses penyusunan
RUK telah selesai dilaksanakan di Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun
berjalan.

b. PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK)

Tahap penyusunan RPK dilaksanakan melalui pendekatan keterpaduan lintas program


dan lintas sektor dalam lingkup siklus kehidupan. Keterpaduan penting untuk
dilaksanakan mengingat adanya keterbatasan sumber daya di Puskesmas. Dengan
keterpaduan tidak akan terjadi missed opportunity, kegiatan Puskesmas dapat
terselenggara secara efisien, efektif, bermutu, dan target prioritas yang ditetapkan
pada perencanaan lima tahunan dapat tercapai.

Penyusunan RPK terintegrasi kedalam sistem perencanaan didaerah, dengan tahapan:


a. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui.

b. Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan RUK yang


diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK.
c. Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan
56
dilaksanakan serta sumber daya pendukung menurut bulan dan lokasi
pelaksanaan.
d. Mengadakan Lokakarya Mini Bulanan Pertama untuk membahas
kesepakatan RPK.
e. Membuat RPK tahunan yang telah disusun dalam bentuk matriks. Rencana
Pelaksanaan Kegiatan tahunan dibuat sesuai contoh pada formulir 5
terlampir.
f. RPK dirinci menjadi RPK bulanan bersama dengan target pencapaiannya,
dan direncanakan kegiatan pengawasan dan pengendaliannya. Rencana
Pelaksanaan Kegiatan bulanan dibuat sesuai contoh format 6 terlampir.
g. RPK dimungkinkan untuk dirubah/disesuaikan dengan kebutuhan saat itu
apabila dalam hasil analisis pengawasan dan pengendalian kegiatan bulanan
dijumpai kondisi tertentu (bencana alam, konflik, Kejadian Luar Biasa,
perubahan kebijakan mendesak, dll) yang harus dituangkan kedalam RPK.
Perubahan RPK dilakukan dengan pendampingan dinas kesehatan kab/kota,
dan tidak mengubah pagu anggaran yang ada.
h. Untuk semua kegiatan yang akan dilaksanakan, agar dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik, perlu didukung dokumen yang relevan.
Dengan tuntunan dokumen yang dibuat, dipastikan bahwa kegiatan yang
dimaksud dapat diselesaikan, sehingga sasaran dan tujuan akan tercapai.
Dokumen tersebut antara lain berupa:
1) Peraturan/Keputusan Kepala Puskesmas;
2) Kerangka Acuan Kegiatan;
3) Standar Operasional Prosedur; dan
4) Dokumen lain yang dibutuhkan.

Pada Puskesmas yang telah melaksanakan pola pengelolaan keuangan BLUD,


format untuk formulir perencanaan lima tahunan Puskesmas dan perencanaan tahunan
Puskesmas, disesuaikan dengan peraturan pola pengelolaan BLUD yang berlaku.
Perencanaan Puskesmas di Puskesmas Belimbing dituangkan dalam Rencana Usulan
Kegiatan (RUK) dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) yang berada di dalam
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP). RUK dan RPK Puskesmas Belimbing dapat dilihat

57
pada lampiran. RUK dan RPK yang dimiliki oleh Puskesmas Belimbing sudah
menyesuaikan dengan Permenkes RI No. 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas.

3.5 Pelaksanaan Lokakarya Mini


3.5.1.1 Lokakarya Mini Bulanan
a.Lingkup Kegiatan
Mempersiapkan data-data baik data dasar UPTD Kesehatan, hasil cakupan bulan sebelumnya,
pencatatan dan pelaporan Pustu dan Poskesdes.
b.Peserta
Peserta lokakarya mini UPTD Kesehatan adalah seluruh staf induk, pustu, dan poskesdes,
sebanyak 48 orang, dengan rincian sebagai berikut :
a. Puskesmas induk : 40 orang
b. Puskesmas pembantu : 2 orang
c. Poskesdes / Bides : 6 orang
c.Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan : 09.30 WIB s/d selesai


Tempat pelaksanaan : Ruang rapat UPTD Kesehatan

d.Keluaran (Output)
Terlaksananya kegiatan rapat untuk evaluasi pelaksanaan program bulan ini dan rencana
tindak-lanjut program bulan akan datang.

e. Hasil (Outcome)
Tersedianya data RUK bulan berikutnya.

f. Pembiayaan
Biaya kegiatan rapat lokakarya mini puskesmas di UPTD Kesehatan Perawatan
Sungai Buluh berasal dari dana bantuan operasional kesehatan ( BOK ) puskesmas sebesar Rp
950.000,- (Sembilan ratus lima puluh ribu rupiah).

58
3.5.1.2 Lokakarya mini tribulan
Persiapan:
Sebelum Lokakarya mini diadakan, dilakukan beberapa persiapan antara lain :
a. Pemberitahuan hari, tanggal dan jam
b. Pengaturan tempat
c. Laptop dan infocus
d. Rencana Kerja harian bulan lalu
e. Membuat visualisasi hasil pelaksanaan kegiatan bulan lalu dibandingkan dengan target
bulanan per kelurahan antara lain menggunakan PWS
f. Buku catatan/notulen
g. Formulir Rencana Kerja Bulanan

Pelaksanaan Lokakarya Mini


Lokakarya mini Puskesmas Belimbing Tahun 2016 telah dilaksanakan dengan
penyelenggaraannya sebagai berikut :
a. Pengarahan : - Sekretaris DKK Padang
b. Peserta : Seluruh petugas Puskesmas, termasuk petugas Pustu dan Bidan
PTT
c. Waktu :- Hari : Selasa
- Tanggal : 12 Februari 2016
- Jam : 11.00 sampai selesai
d. Acara : - Pembukaan
- Pengarahan
- Pemaparan hasil pelaksanaan kegiatan
- Tanya jawab dengan Tim DKK Padang
- Kesepakatan untuk melaksanakan rencana kerja baru
e. Tempat : Aula pertemuan Puskesmas Belimbing

Tabel Perbandingan Lokakarya Mini pada PMK No 44 Tahun 2016 dengan Pelaksanaan

Lokakarya Mini di Puskesmas Belimbing

59
LokaryaMini Kindisi dilapangan Seharusnya Keterangan

Lokakarya Mini Mempersiapkan data- Persiapan dilakukan Pada lokarkarya


Bulanan data baik data dasar oleh kepala mini bulanan
UPTD Kesehatan, hasil puskesmas, Pelaksana puskesmas
cakupan bulan dan penanggungjawab belimbing telah
sebelumnya, pencatatan program/kegiatan dan melaksanakan
dan pelaporan Pustu Kepala subbag tata lokmin sesuai
dan Poskesdes. usaha dengan PMK no
44 tahun 2016,
Peserta dan waktu tetapi ada
pelaksanaan sudah beberapa yang
sesuai belum sesuai.
--

Lokakarya Mini pada lokakarya


Tribulan mini tribulan
a. Persiapan: tidak di Pada Persiapan ada puskesmas telah
adakannya Pembuatan surat melaksanakan
pembuatan surat undangan lokakarya lokmin sesuai
undangan lokakarya mini untuk dengan PMK no
mini untuk ditandatangani Camat. 44 tahun 2016,
ditandatangani a. peserta: tetapi ada
camat. - Dinas beberapa yang
b. Peserta: Seluruh kesehatan belum sesuai
petugas Puskesmas, kabupaten/
termasuk petugas kota
Pustu dan Bidan PTT - Tim
c. Waktu: terjadwal Penggerak
d. Tempat: PKK

60
disesuaikan kecamatan
e. Acara: -Pembukaan /distrik
- Pengarah - Staf
an kecamatan
- Pemapar antara
an hasil lain:
pelaksan sekretaris
aan camat,
kegiatan unit lain
- Tanya yang
jawab terkait.
dengan - Lintas
Tim sektor
DKK dikecamat
Padang an, antara
- Kesepaka lain:
tan untuk pertanian,
melaksan agama,
akan pendidika
rencana n,
kerja BKKBN,
baru sosial
(sesuai
dengan
lintas
sektor
yang ada
di
kecamatan
/distrik)
- Lembaga/

61
organisasi
kemasyara
katan,
antara
lain: Tim
Penggerak
PKK
kecamatan
/distrik

62
BAB 4 : Pembagian Pelayanan, Ruangan dan alur Pelayanan Puskesmas Belimbing

4.1 Pembagian Pelayanan Kesehatan Puskesmas Belimbing


Puskesmas belimbing termasuk kepada Puskesmas Kawasan Perkotaan dimana Pola struktur
organisasi Puskesmas yang dapat dijadikan acuan di Puskesmas kawasan perkotaan adalah
sebagai berikut:

1. Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat


yang membawahi:
a. pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
b. pelayanan kesehatan lingkungan
c. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
d. pelayanan gizi yang bersifat UKM
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f. pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat

4.2 Alur Pelayan Puskesmas Belimbing

Saat berkunjung ke puskesmas apabila pasien yang datang bersifat darurat seperti

serangan penyakit akut atau kecelakaan lalu lintas maka lansung menuju ruang gawat darurat

atau UGD, apabila di UGD sudah mendapatkan perawatan maka dapat lansung menuju ke
63
apotek sedangkan apabila keadaan pasien tidak dapat ditangani oleh pihak puskesmas maka

pasien lansung dirujuk ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawattan lebih lanjut.

Bila pasien yang datang dalam keadaan tidak darurat, maka harus mendaftarkan identitas

pasien pada ruang loket agar tercatat dalam kartu kunjungan pasien dengan menunjukkan

kartu berobat pasien diman pasien tersebut sudah pernah mendapatkan pelayanan di

puskesmas sebelumnya atau menunjukan KTP apabila pasien tersebut belum pernah berobat

pada sebelumnya. Lalu setelah itu pasien menunggu giliran panggilan di ruang tunggu untuk

menanti giliran panggilan pelayanan yang diperlukan. Setelah dipanggil oleh petugas, maka

pasien diarahkan ke tempat pemeriksaan sesuai keluhan yang dialaminya. Setelah

mendapatkan pemeriksaan, apabila pasien bisa ditangani oleh pihak puskesmas dan

mendapatkan resep obat, maka pasien dapat lansung menuju apotek untuk menebus obat, tapi

apabila keadaan pasien membutuihkan penanganan lebih lanjut maka pasien dapat dirujuk ke

rumah sakit.

2. Penanggungjawab UKM Pengembangan


Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas, antara lain:
a. pelayanan kesehatan jiwa
b. pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c. pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d. pelayanan kesehatan olahraga
e. pelayanan kesehatan indera
f. pelayanan kesehatan lansia
g. pelayanan kesehatan kerja
h. pelayanan kesehatan lainnya

3. Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium Membawahi


beberapa kegiatan, yaitu:
a. pelayanan pemeriksaan umum
64
b. pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d. pelayanan gawat darurat
e. pelayanan gizi yang bersifatUKP
f. pelayanan persalinan
g. pelayanan rawat inap untuk
Puskesmas yang menyediakan
pelayanan rawat inap
h. pelayanan kefarmasia
i. pelayanan laboratorium

4. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas


pelayanan kesehatan, yang membawahi:
a. Puskesmas Pembantu
b. Puskesmas Keliling
c. Bidan Desa
d. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

Analisis dengan Permenkes No 75 Tahun 2014 :


Pelayanan Pelayanan menurut PMK Pelayanan di

puskesmas

pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS Ada

pelayanan kesehatan lingkungan Ada

pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM Ada


UKM esensial
pelayanan gizi yang bersifat UKM Ada

pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit Ada

pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat Ada

UKM pelayanan kesehatan jiwa Tidak ada

65
Pengembangan pelayanan kesehatan gigi masyarakat Ada

pelayanan kesehatan tradisional komplementer Tidak ada

pelayanan kesehatan olahraga Tidak ada

pelayanan kesehatan indera Tidak ada

pelayanan kesehatan lansia Ada

pelayanan kesehatan kerja Tidak ada

pelayanan kesehatan lainnya Ada (UKS)

pelayanan pemeriksaan umum Ada

pelayanan kesehatan gigi dan mulut Ada

UKP, pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP Ada

kefarmasian, pelayanan gawat darurat Ada

dan pelayanan gizi yang bersifat UKP Ada

laboratorium pelayanan persalinan Ada

Pelayanan kefarmasian Ada

pelayanan laboratorium Ada

jaringan Puskesmas Pembantu Ada

pelayanan Puskesmas Keliling Tidak ada

Puskesmas Bidan Desa Ada

dan jejaring Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan


fasilitas

pelayanan

kesehatan

66
4.3 Ruangan puskesmas Belimbing non rawat inap

No. Nama Ruang Keterangan Ruangan

Ruang Kantor puskesmas


Ruangan administrasi Ada
1.
kantor
Ruangan Kepala Ada
2.
Puskesmas
Dapat digunakan untuk Ada
kegiatan lain dalam
3. Ruangan rapat mendukung pelayanan
kesehatan (ruang
multifungsi).
Ruang Pelayanan
Ruangan pendaftaran Ada
4.
dan rekam medik
5. Ruangan tunggu Ada
Ruangan pemeriksaan Ada
6.
Umum
Ruang tindakan juga Ada
digunakan untuk
7. Ruangan tindakan
pelayanan gawat
darurat.
Ruangan KIA, KB dan Ada
8.
imunisasi
Ruangan kesehatan gigi Ada
9.
dan mulut
10. Ruangan ASI Tidak ada
Dapat dipergunakan Ada
Ruangan promosi
11. untuk konsultasi dan
kesehatan
konseling.

67
⁻ Sesuai dengan Ada
Standar Pelayanan
Kefarmasian di
Puskesmas.
⁻ Ruang penerimaan
resep dapat
12. Ruang farmasi digabungkan dengan ruang
penyerahan obat dan
dirancang agar
tenaga
kefarmasian dapat
bertatap muka dengan
pasien.
13. Ruangan persalinan Tidak ada
Ruangan rawat pasca Hanya 1 tempat tidur Tidak ada
14.
persalinan
Sesuai dengan Standar Ada
15. Laboratorium Pelayanan Laboratorium di
Puskesmas.
16. Ruangan sterilisasi Tidak ada
Ruangan Dapat memiliki fungsi
17. Penyelenggaraan hanya sebagai tempat
Makanan penyajian makanan.
18 Kamar mandi/WC Dikondisikan untuk Ada tetapi tidak
pasien (laki-laki dan dapat digunakan oleh terpisah
perempuan terpisah) penyandang disabilitas.
19 Dikondisikan untuk dapat Tidak ada
KM/WC untuk persalinan digunakan oleh penyandang
disabilitas
20 Dikondisikan untuk dapat Ada
digunakan oleh penyandang
KM/WC petugas disabilitas
21. Gudang umum Ada

Pendukung

68
Merupakan rumah Rumah dinas ada
jabatan tenaga kesehatan dan tetapi dijadikan
Rumah dinas tenaga untuk kantor
22. berjumlah paling sedikit 2
kesehatan
(dua) unit.

Parkir kendaraan roda 2 Ada tetapi tidak


dan 4 serta garasi untuk
23. ada garasi
ambulans dan Puskesmas
keliling

69
Dokumentasi ruangan puskesmas Belimbing

1. Ruang TU & Imunisasi

2. Ruang Konseling

70
3. Ruang KIA & KB

4. Ruang RR

5. Ruang Karcis

71
6. Ruang Pertemuan

7. Ruang Gizi

72
8. Ruang Apotek

9. Ruang Kantor TU, Imunisasi & Kepala Puskesmas

73
10. Ruang Labor

74
11. Ruang IGD

12. Ruang BP Gigi

13. Ruang Kesling

75
76
DAFTAR PUSTAKA

1. Laporan Perencanaan Puskesmas Belimibing

2. Laporan Lokakarya Mini Puskesmas Belimbing

3. PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas

77
BAB 5 : Mekanisme Penyelenggaraan Pelayanan Dalam dan Luar Gedung

5.1 Mekanisme Penyelenggaraan Pelayanan Dalam dan Luar Gedung Puskesmas


Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan

pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat

disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di

wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Departemen Kesehatan RI:1991)

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah

mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di

wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Ada 3 fungsi puskesmas, yaitu :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas selalu berupaya

menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembanguan lintas sektor termasuk

oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan

terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha

memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat

untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan

termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan

memantau pelaksanaan program kesehatan.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung jawab

menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh , terpadu

dan berkesinambungan.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas adalah :

78
a. Pelayananan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pribadi

dengan tujuan umum menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,

tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan penegahan penyakit.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang bersifat public

dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah

penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan

juga keluar gedung.

Pelayanan Puskesmas di dalam gedung:

1. Poli Umum

Melayani pasien dengan keluhan penyakit umum setiap hari kerja Senin s/d Jumat yang

dilayani oleh Dokter dan Perawat yang profesional dan handal dalam pelayanan.

2. Poli Gigi

Melayani pasien dengan keluhan penyakit yang berhubungan dengan penyakit Gigi dan

Jaringan Penyangga lainnya dibuka setiap hari kerja Senin s/d Jumat yang dilayani oleh

Dokter Gigi yang Profesional dan berpengalaman.

3. Poli Balita ( MTBS )

Melayani pasien dengan usia dibawah 5 tahun ( Balita ) dengan keluhan umum maupun

khusus. Pelayanan setiap hari kerja Senin s/d Jumat dan dilayani oleh Dokter dan Perawat

yang terlatih, handal dan profesional.

4. Poli Lansia

Melayani pasien khusus Lansia dengan keluhan penyakit umum setiap hari kerja Senin s/d

Jumat yang dilayani oleh Dokter dan Perawat yang profesional dan handal dalam pelayanan.
79
5. Poli Kesehatan Jiwa

Melayani pasien dengan keluhan gangguan mental / Jiwa,Pelayanan setiap hari Selasa atau

dengan perjanjian sebelumnya.

6. Klinik Konsultasi Gizi ( Semi Spesialis )

Melayani pasien yang ingin berkonsultasi dengan masalah seputar gizi atau pola makan yang

berhubungan dengan keluhan atau penyakit yang diderita oleh pasien.Pelayanan setiap hari

kerja.

7. Poli Kesehatan Ibu dan Anak

Melayani pemeriksaan seputar kandungan, kehamilan, maupun imunisasi pada orang dewasa,

anak - anak, maupun bayi baru lahir.

8. Poli Pemeriksaan Haji

Melayani pemeriksaan Calon Jemaah Haji. Pelayanan setiap hari kerja Senin s/d Jumat atau

dengan perjanjian.

80
9. Rumah Bersalin

Melayani pertolongan persalinan normal dan rawat inap pasca melahirkan dengan ditangani

oleh tenaga bidan yang profesional.

10. Poli Tindakan 24 Jam

Melayani tindakan atau pasien gawat darurat / emergency dengan kasus dan tingkat kesulitan

tertentu.

Pelayanan Puskesmas di luar gedung :

1. Posyandu Balita : pendaftaran, penimbangan, imunisasi, pengobatan

2. Posyandu Lansia : penyuluhan, pemeriksaan kesehatan sederhana

3. Penyuluhan Kesehatan : penyuluhan individu dan kelompok

4. Pelacakan Kasus : sweeping kasus berpotensi menular/wabah

5. Survey PHBS : penelitian rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat

6. Rapat Koordinasi : evaluasi kerjasama lintas sektoral didalam dan diluar wilayah kerja

puskesmas

7. Bhakti Sosial : tim medis P3K dalam momen khusus seperti saat HUT Kota Kendari,

Hari Kesehatan Nasional, Manunggal TNI KB Kesehatan dll.

8. Kunjungan Rumah : melakukan kunjungan langsung ke lokasi tempat tinggal pasien

yang mengalami masalah kesehatan

9. Puskesmas Keliling : melaksanakan pelayanan kesehatan ke daerah khusus yang sulit

terjangkau akses pelayanan masyarakat

81
5.2 Penilaian Kinerja SDM
Penilaian kinerja dalam rangka pengembangan sumber daya manusia adalah sangat

penting artinya. Hal ini mengingat bahwa dalam kehidupan organisasi setiap orang/pegawai

ingin mendapatkan penghargaan dan perlakuan yang adil dari pemimpin organisasi yang

bersangkutan. Menurut Sondang P. Siagian (2003:41) menekankan bahwa “Penilaian

merupakan upaya pembanding antara hasil yang nyata dicapai setelah satu tahap tertentu

selesai dikerjakan dengan hasil yang seharusnya dicapai untuk tahap tersebut”. Definisi

tersebut menunjuk kepada lima hal yaitu :

1. Penilaian berbeda dengan pengawasan yang sorotan perhatiannya ditujukkan pada

kegiatan operasional yang sedang diselenggarakan, sedangkan penilaian dilakukan

setelah satu tahap tertentu dilalui

2. Penilaian menghasilkan informasi tentang tepat tidaknya semua komponen dalam

proses manajerial, mulai dari tepat tidaknya tujuan hingga pelaksanaan kegiatan

pengawasan.

3. Hasil penilaian menggambarkan apakah hasil yang dicapai sama dengan sasaran yang

telah ditentukan, melebihi sasaran atau malah kurang dari sasaran

4. Informasi yang diperoleh dari kegiatan penilaian diperlukan untuk mengkaji ulang

semua komponen proses manajerial sehingga perumusan kembali berbagai komponen

tersebut dapat dilakukan dengan tepat.

5. Orientasi penilaian adalah masa depan yang pada gilirannya memungkinkan

organisasi meningkatkan kinerjanya. (Menurut Sondang P. Siagian, 2003:41)

Sedangkan menurut Suyadi Prawirosentono (1999:217) penilaian kinerja adalah “Suatu

proses penilaian formal atas hasil kerja seseorang yang dilakukan oleh seorang penilai, hasil

82
penilaian harus disampaikan direksi, atasannya dan kepada karyawan bersangkutan lalu

dimasukkan dalam file dokumen kepegawaian karyawan bersangkutan”.

Menurut B. Siswanto Sastrohadiwiryo (2003:231), Penilaian kinerja adalah “suatu kegiatan

yang dilakukan manajemen/penyedia penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara

membandingkan kinerja dengan kinerja atas uraian/deskripsi pekerjaan dalam suatu periode

tertentu biasanya setiap akhir tahun” .

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian kerja merupakan suatu penilaian

tentang kondisi kerja karyawan yang dilaksanakan secara formal dan dikaitkan dengan

standar kerja yang telah ditentukan suatu instansi tertentu.

Penilaian kinerja atau penilaian prestasi kerja dilakukan untuk memperoleh informasi

yang berguna dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan manajer Sumber

Daya Manusia (SDM) yang lain, seperti perencanaan SDM, penarikan dan seleksi,

pengembangan SDM, perencanaan dan pengembangan karier, program-program kompensasi,

promosi, demosi, pensiun, dan pemecatan.

Dalam uraian pekerjaan inilah ditetapkan tugas dan tanggung jawab yang akan dilakukan

oleh setiap karyawan. Penilai menilai pelaksanaan uraian pekerjaan tersebut, apakah baik atau

buruk, selesai atau tidak, dan apakah dikerjakan secara efektif atau tidak efektif. Tolok ukur

yang akan dipergunakan untuk mengukur kinerja karyawan adalah standar.

5.3 Sistem Penggajian SDM


Bagi suatu organisasi atau instalasi kesehatan, gaji merupakan salah satu pengeluaran

atau biaya untuk penggunaan tenaga kerja. Oleh karena itu, sistem balas jasa dapat dilihat

sebagai suatu sistem yang berada pada hubungan timbal balik antara organisasi dengan

pegawai. Selain itu, organisasi selalu mengaitkan antara balas jasa dengan kuantitas, kualitas

dan manfaat balas jasa / gaji yang dipersembahkan pegawai kepada organisasi yang akan

83
mempengaruhi pencapaian organisasi, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kelangsungan

organisasi. Dari sisi pegawai, balas jasa dilihat sebagai sarana pemenuhan berbagai kebutuhan

hidupnya, terutama hidup sehari-hari.

Sistem penggajian merupakan bagian dari sistem remunerasi dan merupakan salah satu

implementasi atau penerapan hasil dari manajemen kinerja. Remunerasi sendiri memiliki

pengertian sebagai setiap bentuk imbalan (reward) yang diterima pegawai sebagai akibat dari

kinerja-kinerja tugas dalam organisasi, termasuk diantaranya hadiah, penghargaan atau

promosi jabatan. Kinerja sendiri tidak dapat dicapai secara optimal apabila remunerasi

diberikan tidak secara proposional (Ivancevich:2001, h.286-287). Pendekatan melalui

pengembangan remunerasi ini dikenal sebagai cara yang efektif untuk mengurangi biaya dan

menambah produktifitas pegawai.

Kenaikan gaji hanya akan efektif jika dilaksanakan bersamaan dengan penerapan

manajemen kepegawaian yang berorientasi pada kinerja, sehingga ada kejelasan tentang apa

yang menjadi tugas dan tanggung jawab masing-masing pegawai, serta ukuran/target kinerja

yang bagaimana yang harus dicapai, dengan demikian setiap pegawai memahami bahwa

untuk mendapatkan imbalan tertentu harus mencapai kinerja tertentu pula.

5.3.1 Kompensasi
Menurut DR. B. Siswanto Sastrohadiwiryo(), kompensasi adalah imbalan jasa atau

balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada para tenaga kerja, karena tenaga kerja

tersebut telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan perusahaan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kompensasi selain terdiri atas upah, dapat berupa

tunjangan innatura, fasilitas perumahan, fasilitas kendaraan, tunjangan keluarga, tunjangan

kesehatan, pakaian seragam, dan sebagainya yang dapat dinilai dengan uang dan cenderung

diberikan tetap.

84
Sedangkan menurut William B. Wether dan Keith Davis yang dikutip Malayu Hasibuan

(2000:119) mengemukakan bahwa :

Compensation is what employee receive in exchange of their work wether hourly wages
as periodic salaries, the personal department usually and administer employee
compensastion. (kompensasi adalah apa yang diterima seorang pekerja sebagai balasan dari
pekerjaan yang diberikan kepadanya, baik upah per jam ataupun gaji periodic yang didesain
dan dikelola oleh bagian personalia.)
5.3.2 Remunerasi
Remunerasi merupakan sebuah istilah yang sering dikaitkan dengan dunia

ketenagakerjaan, terutama dalam konteks sistim pengupahan atau penggajian. Namun dalam

perkembangannya, istilah ini juga kerap kali digunakan secara kontekstual, sehingga memiliki

keragaman arti.

Dalam konteks birokrasi pemerintah, remunerasi dikaitkan dengan penataan kembali

sistim penggajian oegawai yang didasarkan pada penilaian kinerja, dengan tujuan terciptanya

sistim tata kelola pemerintah yang baik dan bersih. Sementara dalam konteks perusahaan,

remunerasi diartikan sebagai sebuah bentuk tindakan balas jasa atau imbalan yang diterima

pekerja atas prestasi kinerjanya.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi keempat Departemen

Pendidikan Nasional, remunerasi diartikan sebagai uang yang diberikan sebagai balas jasa

untuk pekerjaan yang dilakukan. Secara harfiah remunerasi juga diartikan sebagai substitusi

dari uang yang ditetapkan dengan peraturan tertentu sebagai imbal balik suatu pekerjaan yang

dilakukan oleh pekerja.

Pada prinsipnya, sistem remunerasi yang berbasis kompetensi harus

mempertimbangkan secara seimbang imbalan yang diberikan kepada input dan output. Input

dalam hal ini adalah bagaimana seseorang melakukan sesuatu pekerjaan untuk dapat

85
mencapai tujuan kinerja. Hal ini berkaitan dengan kompetensi apa yang perlu dikuasai oleh

orang tersebut. Untuk itulah, perlu diberikan imbalan untuk kompetensi apa yang telah

dikuasai oleh orang tersebut sesuai dengan yang dipersyaratkan.

Begitu juga dengan output, adalah apa hasil kerja yang dicapai oleh orang tersebut

dalam pekerjaannya. Output ini adalah target kinerja yang dihasilkan oleh orang tersebut,

sehingga perlu diberikan imbalan apabila orang tersebut mampu untuk mencapainya.

86
5.4 Data Mekanisme Penyelenggaraan Pelayanan Dalam dan Luar Gedung Puskesmas
Belimbing

1. Pelayanan dalam gedung

a. Pengobatan umum
b. Pemeriksaan dan pengobatan Ibu dan anak
c. Pengobatan gigi
d. Pengobatan lansia
e. Pelayanan gawat darurat
f. Pelayanan imunisasi
g. Klinik sanitasi
h. Klinik gizi
i. Pemeriksaan kesehatan
j. Pemeriksaan kesehatan haji
k. Pemeriksaan laboratorium
l. apotik
2. Promosi Kesehatan
Tujuan dari promosi kesehatan lebih menitik beratkan pada usaha promotif dan
preventif. Bentuk kegiatan Promkes ini adalah UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat ) diantaranya adalah kegiatan Posyandu dan pembentukkan kelurahan
siaga (membentuk pos kesehatan kelurahan). Kegiatan Promosi Kesehatan yang telah
dilakukan adalah :
1. Penyuluhan dalam gedung
Kegiatan penyuluhan dalam gedung yang telah dilakukan selama tahun2016adalah 160
kali dengan jumlah orang yang disuluh sebanyak 4.117 orang, kegiatan ini sudah melebihi
target seharusnya yaitu 96 kali. Topik penyuluhan, frekuensi penyuluhan dan jumlah yang
disuluh dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1. Penyuluhan Dalam Gedung

87
Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Frekwensi Jumlah masyarakat


No Judul / Program Puskesmas
Penyuluhan yang disuluh

1 Nafza 0 0

2 PHBS 10 362

3 HIV/AIDS 1 45

4 Hipertensi 11 379

5 Flu burung / Flu Babi 0 0

6 DBD 5 125

7 DM 13 290

8 Stroke 2 32

9 TB Paru 8 168

10 Filariasis 4 96

11 Kusta 0 0

12 Infeksi Menular Seksual (IMS ) 1 45

13 Imunisasi 12 296

14 Diare 10 156

15 Gizi Keluarga 10 325

Sambungan ......................

Frekwensi Jumlah masyarakat


No Judul / Program Puskesmas
Penyuluhan yang disuluh

16 Kekurangan Yodium 2 38

17 Penyakit Mata / Vit A 8 104

88
18 Pemanfaatan TOGA 2 73

19 Kesehatan Ibu 12 384

20 Kesehatan Anak dan DDTK 9 279

21 keluarga Berencana 3 42

22 Diabetes Melitus 13 290

23 Campak 4 85

24 ISPA 10 215

25 ASI Eklusif 6 96

26 Materi lainnya 6 192

Jumlah 160 4,117

2. Penyuluhan luar gedung


Kegiatan penyuluhan luargedung dilakukan di Posyandu, Sekolah,
Mushalla/Masjidpada tahun 2016 adalah :
 Posyandu = 384 kali
 Mushalla/Masjid = 60 Kali
 Kantor Lurah = 72 kali
 Tempat Lain = 322 kali
Topik penyuluhan, frekuensi penyuluhan dan jumlah yang disuluh dapat dilihat
pada tabel 4.2

Tabel 4.2. Penyuluhan Luar Gedung

Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Judul / program Frekwensi Jumlah masyarakat


No
Puskesmas Penyuluhan yang disuluh

89
1 PHBS Sekolah 6 200

2 PHBS Rumah Tangga 96 2592

3 HIV AIDS / Nafza 3 150

4 Bahaya rokok 2 56

5 Hipertensi 48 720

6 DBD 8 285

7 Rabies 3 192

8 Malaria 3 121

9 TB Paru 3 88

10 Filariasis 73 5791

11 Kusta 0 0

12 Infeksi Menular Seksual 3 150

13 Imunisasi 102 4124

14 Diare 17 408

15 Gizi Keluarga 36 972

16 Kekurangan Yodium 2 38

17 Penyakit mata / VIT A 68 1904

18 Pemanfaatan TOGA 7 140

19 Kesehatan Ibu 29 1223

Kesehatan Anak dan


20
DDTK 21 798

21 Keluarga Berencana 3 128

22 Diabetes melitus 11 394

23 Campak 35 1266

90
24 ISPA 15 345

25 ASI Eksklusif 5 175

26 Materi lainnya 239 7301

TOTAL 838 29561

91
BAB 6 : Penilaian Kinerja, dan Sistem Penggajian SDM Puskesmas

6.1 Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas Belimbing


6.1.1 Upaya Kesehatan Wajib
PMK No 44 Tahun
Dilapangan
2016

Komponen Berdasarka
Upaya Hasil Tingkat
Keterangan n rata-rata kinerja
Kesehatan Cakupan Kinerja
upaya kesehatan
Wajib
Upaya Promosi 98.4 Baik wajib, tingkat
Kesehatan
kinerja upaya
Upaya 85.5 Cukup
kesehatan wajib
Kesehatan
Lingkungan termasuk cukup,
Upaya 82.4 Cukup dimana tingkat
Kesehatan Ibu
kinerja cukup
dan Anak
termasuk KB menurut PMK No
Upaya 83.6 Cukup 44 tahun 2016
Perbaikan Gizi
termasuk kedalam
Masyarakat
Upaya 73.8 Kurang kelompok II
Pencegahan dan kriterianya yaitu:
Pemberantasan
1) Cakupan hasil
Penyakit Baik ≥ 91%
Menular Cukup ≥ 81- pelayanan
Upaya 101.7 Baik 90%
kesehatan dengan
Pengobatan Kurang ≤ 80%
tingkat pencapaian
Rata-rata 87.57 Cukup
Kinerja hasil 81 - 90%.

92
2) Cakupan hasil

manajemen dengan

tingkat pencapaian

hasil 5,5 – 8,4.

6.1.2 Upaya Kesehatan Pengembangan


PMK No 44 Tahun
Dilapangan
2016

Komponen upaya Berdasarkan


Hasil Tingkat
kesehatan Keterangan
Cakupan Kinerja rata-rata kinerja
pengembangan
upaya kesehatan
Upaya Kesehatan 91.6 Baik
Usia Lanjut pengembangan,
Upaya Kesehatan 100 Baik tingkat kinerja
Mata
upaya kesehatan
Upaya Kesehatan 100 Baik
Jiwa pengembangan
Pencegahan dan 100 Baik Baik ≥ 91% termasuk baik,
Penanggulangan Cukup ≥ 81-
dimana tingkat
Penyakit Gigi 90%
Rata-rata Kinerja 97.9 Baik kinerja baik,
Kurang ≤ 80%
menurut PMK No

44 tahun 2016

termasuk kedalam

kelompok I,

kriterianya yaitu:

93
1) Cakupan hasil

pelayanan

kesehatan dengan

tingkat pencapaian

hasil > 91%.

2) Cakupan hasil

manajemen dengan

tingkat pencapaian

hasil ≥ 8,5.

6.1.3 Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen Puskesmas Belimbing


PMK No 44 Tahun
Dilapangan
2016

Komponen Berdasarkan rata-


Cakupan
Manajemen Tingkat Kinerja Keterangan
Kegiatan (%) rata kinerja
Puskesmas
komponen
Manajemen 10 Baik
Operasional manajemen
Puskesmas
puskesmas, tingkat
Manajemen Alat 10 Baik
Baik ≥ 8,5 kinerja manajemen
dan Obat
Cukup ≥ 5,5- 8,4
Manajemen 10 Baik puskesmas
Kurang < 5,5
Keuangan termasuk baik ,
Manajemen 7.4 Cukup
dimana tingkat
Ketenagaan
Rata-rata 9.35 Baik kinerja baik

94
menurut PMK No

44 tahun 2016

termasuk kedalam

kelompok I

kriterianya yaitu:

1) Cakupan hasil

pelayanan

kesehatan dengan

tingkat pencapaian

hasil > 91%.

2) Cakupan hasil

manajemen dengan

tingkat pencapaian

hasil ≥ 8,5.

6.1.4 Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Puskesmas Belimbing


PMK No 44
Dilapangan
Tahun 2016

Komponen Mutu Cakupan Berdasarkan


Tingkat Kinerja Keterangan
Pelayanan Kegiatan (%)
rata-rata mutu
Upaya Promosi 10 Baik
pelayanan,
Kesehatan
Upaya 10 Cukup Baik ≥ 8,5 tingkat kinerja
Kesehatan KIA Cukup ≥ 5,5-8,4
mutu pelayanan
dan KB Kurang ≤ 5,5

95
Upaya 10 Baik termasuk baik ,
Kesehatan
dimana tingkat
Lingkungan
kinerja baik
Upaya Perbaikan 10 Baik
Gizi menurut PMK
Upaya P2P 8.8 Baik No 44 tahun 2016
Upaya 10 Baik
termasuk
Pengobatan
Rata-rata 9.55 Baik kedalam
Kinerja kelompok I

kriterianya yaitu:

1)Cakupan hasil

pelayanan

kesehatan

dengan tingkat

pencapaian hasil

> 91%.

2) Cakupan hasil

manajemen

dengan tingkat

pencapaian hasil

≥ 8,5.

96
6.1.5 Hasil Total Kinerja Kegiatan di Puskesmas Belimbing Tahun 2016
PMK No 44
Dilapangan
Tahun 2016

Komponen Berdasarkan
Pencapaian Tingkat Kinerja Keterangan
Kegiatan
rata-rata Hasil
Pelayanan 92,73 Baik
total kegiatan
Kesehatan
Manajemen 93,5 Baik Puskesmas,

Mutu Pelayanan 95,5 Baik tingkat kinerja

Rata-rata 93,91 Baik kegiatan


Kinerja puskesmas

termasuk baik ,

dimana tingkat

kinerja baik

menurut PMK

No 44 tahun

2016 termasuk

kedalam

kelompok I

kriterianya yaitu:

1)Cakupan hasil

pelayanan

kesehatan

dengan tingkat

pencapaian hasil

97
> 91%.

2) Cakupan hasil

manajemen

dengan tingkat

pencapaian hasil

≥ 8,5.

Kesimpulan:

Puskesmas Belimbing telah melaksanakan penilaian kinerja tahun 2016 dengan hasil sebagai

berikut:

1. Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dengan nilai 92,73% termasuk kategori kinerja
Baik

2. Kinerja kegiatan manajemen puskesmas dengan nilai 9,35 termasuk kategori kinerja
Baik

3. Kinerja mutu pelayanan kesehatan dnegan nilai 9,55 termasuk kategori kinerja Baik.

6.2 Sistem Penggajian SDM Kesehatan Puskesmas Belimbing


Sistem penggajian yang ditetapkan di Puskesmas belimbing sesuai dengan penetapan

system penggajian PNS di Indonesia ialah gabungan antara sistem skala tunggal dan skala

ganda. Sistem penggajian skala tunggak yaitu pegawai yang berpangkat sama diberikan gaji

yang sama dengan tidak memperhatikan sifat dan tanggungjawab pekerjaan itu. Sistem

penggajian ganda yaitu gaji diberikan berdasarkan sifat pekerjaan, prestasi yang dicapai, berat

dan ringan tanggungjawab pekerjaan yang harus dipikul. Jadi gaji pokok bagi pegawai yang

berpangkat sama diberikan gaji yang sama, disamping itu diberikan tunjangan pegawai yang

berdasarkan penilaian pelaksanaan beban kerja yang lebih besar dan memikul tanggung jawab

yang lebih besar daripada pegawai yang memikul tanggung jawab yang lebih kecil.

98
DAFTAR PUSTAKA

1. Laporan Perencanaan Puskesmas Belimibing

2. Laporan Tahunan Puskesmas Belimbing

3. PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas

99
DAFTAR PUSTAKA

1. Laporan Perencanaan Puskesmas Belimibing

2. Laporan Tahunan Puskesmas Belimbing

3. PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas

100
BAB 7 : System Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas

7.1 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas


Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas merupakan instrumen vital dalam sistem
kesehatan. Informasi tentang kesakitan, penggunaan pelayanan kesehatan di puskesmas,
kematian, dan berbagai informasi kesehatan lainnya berguna untuk pengambilan keputusan
dan pembuatan kebijakan di tingkat kabupaten atau kota maupun kecamatan (Santoso, 2008).
Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa ada
pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan
terlihat wujudnya.Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data daninformasi
yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar. Jadi, data dan
informasi merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi, karena data dan
informasilah yang berbicara tentang keberhasilan atau perkembangan organisasi tersebut
(Tiara, 2011).
Frekuensi pelaporan sebagai berikut: (1) bulanan; (2) tribulan; (3) tahunan. Laporan
bulanan mencakup data kesakitan, gizi, KIA, imunisasi, KB, dan penggunaan obat-obat.
Laporan tribulanan meliputi kegiatan puskesmas antara lain kunjungan puskesmas, rawat
tinggal, kegiatan rujukan puskesmas pelayanan medik kesehatan gigi. Laporan tahunan terdiri
dari data dasar yang meliputi fasilitas pendidikan, kesehatan lingkungan, peran serta
masyarakat dan lingkungan kedinasan, data ketenagaan puskesmas dan puskesmas pembantu.
Pengambilan keputusan di tingkat kabupaten dan kecamatan memerlukan data yang
dilaporkan dalam SP3 yang bernilai, yaitu data atau informasi harus lengkap dan data tersebut
harus diterima tepat waktu oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, sehingga dapat dianalisis dan
diinformasikan (Santoso, 2008).
Puskesmas merupakan ujung tombak sumber data kesehatan khususnya bagi dinas
kesehatan kota dan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadi Puskesmas juga merupakan
fondasi dari datakesehatan. Sehingga diharapakan terciptanya sebuah informasi yang akurat,
representatif dan reliable yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan
kesehatan. Setiap program akan menghasilkan data. Data yang dihasilkan perlu dicatat,
dianalisis dan dibuat laporan. Data yang disajikan adalah informasi tentang pelaksanaan
progam dan perkembangan masalah kesehatan masyarakat. Informasi yang ada perlu dibahas,
dikoordinasikan, diintegrasikan agar menjadi pengetahuan bagi semua staf puskesmas.

101
Pencatatan harian masing-masing progam Puskesmas dikombinasi menjadi laporan terpadu
puskesmas atau yang disbut dengan system pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas
(SP2TP) (Tiara, 2011).
Penyelenggaraan layanan kesehatan masyarakat melalui puskesmas yang
membutuhkan proses pencatatan dan pengolahan data yang cukup kompleks, maka
dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat menangani berbagai macam kegiatan
operasional Puskesmas mulai dari pengolaha data registrasi pasien, data rekam medis pasien,
farmasi, keuangan, hingga berbagai laporan bulanan, tribulan, dan tahunan.(Ahyar.2011)
Sebagai bahan evaluasi tentunya sistem yang berjalan perlu adanya perubahan sistem
yang diharapkan bisa menyelesaikan masalah tersebut, salah satunya membangun sistem
informasi manajemen puskesmas (SIMPUS) secara terpadu dan handal. Simpus adalah
program aplikasi komputer yang merupakan perangkat yang berfungsi untuk mencatat(input),
mengolah(proses), dan melaporkan(output) seluruh data-data di puskesmas. Pengertian lain
SIMPUS adalah suatu perangkat lunak yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan puskesmas
dalam mengelola data-data yang dimiliki.
Pada saat ini era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sedang digalakkan oleh Badan
Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebuat system yang disebut dengan Bridging,
merupakan proses penjembatanan antar sistem dan database melalui web service, untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan di tingkat Puskesmas. Sistem informasi Puskesmas
(Simpus) di-bridging-kan dengan Primary Care (PCare) BPJS Kesehatan, sistem informasi
pelayanan pasien BPJS yang berbasis komputer, untuk memudahkan pasien dalam melakukan
pendaftaran dan memangkas waktu tunggu antrian pasien untuk mendapatakan pelayanan
kesehatan. Dalam pelaksanaan sistem ini, petugas peng-entry data dapat merasakan manfaat
akan efisiensi serta efektifitas pelayanan secara langsung. Petugas hanya cukup
melakukan entry data ke satu sistem, yang otomatis akan ter-input ke sistem simpus dan
sistem pcare bpjs kesehatan dalam waktu bersamaan.
7.1.1 Simpus
SIMPUS adalah program sistem informasi kesehatan daerah yang memberikan
informasi tentang segala keadaan kesehatan masyarakat di tingkat Puskesmas mulai dari data
diri orang sakit, ketersediaan obat sampai data penyuluhan kesehatan masyarakat .
Latar Belakang penggunaan SIMPUS adalah:

102
1. Belum adanya ke-validan data mengenai orang sakit, penyakit, bumil,dll dalam
wilayah suatu puskesmas

2. Memperbaiki pengumpulan data di Puskesmas, guna laporan ke Dinas


Kesehatan Kabupaten

3. Memasuki Era Otonomi Daerah mutlak diperlukan Informasi yang tepat,


akurat dan up to date berkenaan dengan data orang sakit, ketersediaan obat,
jumlah ibu hamil, masalah imunisasi dll.

4. Maksud dan Tujuan SIMPUS adalah:

1. Mengumpulkan data dari tiap Puskesmas baik data orang sakit, bayi lahir, ibu
hamil, ketersediaan obat, penyuluhan kesehatan masyarakat, dll

2. Menghasilkan Informasi up to date tentang kondisi kesehatan di suatu Puskesmas


dari jumlah orang sakit sampai ketersediaan obat sehingga dapat digunakan
sebagai data awal dalam pengambilan kebijaksanaan bagi pimpinan

3. Membantu kelancaran administrasi dan Manajemen Puskesmas dalam penyusunan


laporan mengenai kondisi kesehatan di Puskesmas masing - masing

4. Memudahkan pekerjaan administrasi Puskesmas dalam membuat laporan harian


maupun bulanan.

Keunggulan Komparatif SIMPUS adalah:


1. Program didesain under Windows sehingga lebih mudah dalam operasional dan
menarik dalam laporan - laporan yang dihasilkan

2. Dengan data-data yang up to date akan dapat dibuat analisa-analisa yang


mendukung kebijakan Pemda

3. Pelayanan terintegrasi dari bagian Pendaftaran hingga bagian Obat, sehingga


meminimalisasi pemakaian kertas.

4. Pengelolaan database yang dapat diakses bersama ( terbentuk Bank Data


Kesehatan Daerah )

103
5. Dapat menampilkan sekaligus mencetak per-kategori yang dikehendaki ataupun
rekap keseluruhan berkenaan dengan masalah kesehatan

6. SIMPUS dapat bekerja secara multi user maupun stand alone 7. SIMPUS dapat
dipakai dalam jaringan Terpusat maupun Terdistribusi

7.1.2 Primary Care (P.care)


Pcare adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi fasilitas kesehatan tingkat
pertama (FKTP) yang bekerjasama dengan BPJS. Sistem ini digunakan untuk mencatat data
pelayanan yang diberikan kepada pasien peserta BPJS sehingga BPJS dapat memantau jumlah
pasien yang dilayani serta diagnosis dan jenis layanan yang diberikan.
Setiap FKTP yang bekerjasama dengan BPJS wajib menggunakan sistem ini termasuk
puskesmas. Kendala yang dihadapi saat kebijakan ini pertama kali diterapkan adalah
adanya double entry yang harus dilakukan oleh petugas puskesmas sehingga menambah
beban kerja. Petugas harus menginput data pelayanan pasien pada SIMPUS (sistem informasi
manajemen pusksesmas) kemudian juga harus menginputkan data yang sama pada pcare
untuk pasien peserta BPJS.
Menanggapi permasalahan tersebut, BPJS kemudian menyediakan sebuah
infrastruktur teknologi berupa web service yang dapat digunakan untuk menjembatani
komunikasi antara SIMPUS dengan pcare, atau yang lebih familiar kita dengar dengan
istilah bridging. Konsep implementasi teknologi web service adalah adanya interaksi
antara service provider dan service requester (Kreger, 2003). Dalam hal ini service
provider adalah BPJS dan service requester adalah puskesmas yang difasilitasi melalui
SIMPUS.
7.2 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas Belimbing (E – Puskesmas)
Puskesmas belimbing sudah menggunakan E-Puskesmas sejak september 2016
7.2.1 Langkah- langkah penggunaan e-puskesmas adalah:
1. Buka aplikasi e- puskesmas setelah itu login dengan memasukkan puskesmas,
username, dan password.

104
2. Klik menu pendaftaran pasien Isikan data pasien kedalam kolom dan layanan poli
yang di tuju
3. Untuk nomer CM/MR dapat secara otomatis maupun manual
4. Untuk nomer otomatis, dapat langsung menggunakan tab, maka akan terisi
langsung nomer CM/MR.
5. Tanggal lahir akan terisi otomatis, bila kita mengisi kolom usia.
6. Untuk kolom Status harus diisi, karena hubungannya dengan tarif

105
7. Untuk mengisi kunjungan maka klik pada kolom jenis pasien
8. Setiap pasien yang belum pernah berkunjung ke Puskesmas, maka kolom jenis
kunjungannya adalah baru. Sedangkan yang sudah pernah mendaftar berstatus
lama.
9. Lalu isi pelayanan yang dituju, setelah itu isi dokter yang bertugas. Setelah
mengisikan biodata pasien maka jangan lupa untuk menyimpan data pasien dengan
me-klik tombol SIMPAN.
10. Jika telah di poli maka tenaga kesehatan membuka pelayanan poli mereka.

11. Maka akan keluar antrian maka klik di nama pasien tersebut.

106
12. Setelah itu isikan data anamnesa, dan data yang dibutuhkan.

107
BAB 8 : Sumber Pembiayaan Puskesmas

8.1 Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas


Definisi pembiayaan pelayanan kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan
oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menyediakan dan memanfaatkan berbagai upaya
kesehatan yang diperlukan perseorangan, keluarga maupun kelompok dan masyarakat. Di
negara berkembang seperti Indonesia beaya pelayanan kesehatan masih belum bisa lepas dari
campur tangan pemerintah baik dalam penyelenggaraan maupun pemanfaatannya.
Biaya pelayanan kesehatan ditinjau dari segi penyedia pelayanan kesehatan dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu biaya bagi penyedia jasa pelayanan kesehatan dalam
menyediakan berbagai upaya kesehatan dan biaya bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan
dalam memanfaatkan pelayanan tersebut. Dari segi jenis pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan maka biaya pelayanan kesehatan dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu biaya
pelayanan kedokteran yang bertujuan mengobati penyakit dan pemulihan kesehatan penderita
serta biaya pelayanan kesehatan masyarakat yang bertujuan mencegah penyakit dan
memelihara serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Syarat pokok dalam
pembiayaan kesehatan adalah:
1. Jumlah biaya yang cukup dalam arti membiayai semua kegiatan upaya pelayanan
kesehatan dan tidak menyulitkan kemudian hari

2. Penyebaran dana yang sesuai menurut alokasi kebutuhan

3. Pemanfaatan yang efektif dan efisien .

Sumber pembiayaan upaya pelayanaan kesehatan antara lain:


1. Sepenuhnya bersumber dari Pemerintah

2. Sebagian ditanggung masyarakat

3. Sepenuhnya ditanggung pihak ketiga baik itu swasta maupun bantuan luar negeri

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan


masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu ditunjang dengan tersedianya
pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber pembiayaan puskesmas yaitu:
1. Pemerintah

108
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah
terutama adalah pemerintah kab/kota. Disamping itu puskesmas masih menerima dana yang
berasal dari pemerintah provinsi dean pemerintah pusat. Dana yang disediakan oleh
pemerintah dibedakan atas dua macam yaitu: Dana anggaran pembangunan yang mencakup
dana pembangunan gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan obat Dana anggaran rutin
yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan, pembelian barang habis
pakai serta biaya operasional Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas
Kesehatan Kab/Kota untuk seterusnya dibahas bersama DPRD Kab/Kota. Puskesmas
diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran tersebut melalui Dinas
kesehatan Kab/Kota. Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima oleh puskesmas
adalah kepala puskesmas, sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh pemegang
keuangan puskesmas yakni staf yang ditetapkan oleh Dinas KesehatanKab/Kota atas usulan
kepala puskesmas. Penggunaan dana sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui
dengan memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pendapatan Puskesmas
Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan kewajiban membiayai
upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, yang besarnya ditentukan oleh Peraturan
Daerah masing-masing (retribusi). Pada saat ini ada beberapa kebujakan yang terkait dengan
pemnfaatan dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan ini yakni:
Seluruhnya disetor ke kas daerah Untuk ini secara berkala puskesmas menyetor seluruh dana
retribusi yang diterima ke kas daerah melalui Dinas Kesehatan Kab/Kota Sebagian
dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas.
Beberapa daerah tertentu membenarkan puskesmas menggunakan sebagian dari dana
yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan, yang lazimnya berkisar
antara 25 – 50% dari total dana retribusi yang diterima. Penggunaan dana hanya dibenarkan
untuk membiayai kegiatan operasional puskesmas. Penggunaan dana tersebut secara berkala
dipertanggungjawabkan oleh puskesmas cke pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan
Kab/Kota Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas
Beberapa daerah tertentu lainnya membenarkan puskesmas menggunakan seluruh
dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan untuk membiayai
kegiatan operasional puskesmas. Dahulu puskesmas yang menerapkan model pemanfaatan
dana seperti ini disebut puskesmas swadana. Pada saat ini sesuai dengan kebijakan dasar
109
puskesmas yang juga harus menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat yang dananya
ditanggung oleh pemerintah diubah menjadi puskesmas swakelola. Dengan perkataan lain
puskesmas tidak mungkin sepenuhnya menjadi swadana. Pemerintah tetap berkewajiban
menyediakan dana yakni untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat yang memang
menjadi tanggungjawab pemerintah.
3. Sumber Lain
Pada saat ini puskesmas juga menerima dana dari beberapa sumber lain seperti: PT
ASKES yang peruntukannya sebagai imbal jasa pelayanan yang diberikan kepada para
peserta ASKES. Dana tersebut dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. PT Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal jasa pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada peserta jamsostek. Dana tersebut juga dibagikan kepada para
pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jamkesmas/Jamkesda Untuk membantu
masyarakat miskin, pemerintah menyalurkan dana secara langsung ke puskesmas.
Pengelolaan dana ini mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan.
Selanjutnya sumber lainnya melalui sistem Jaminan Kesehatan Nasional yang telah
berlaku akan menjadi perubahan pada sistem pembiayaan kesehatan. Sesuai dengan konsep
yang telah disusun direncanakan pada masa yang akan datang pemerintah hanya
bertanggungjawab untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat, sedangkan untuk upaya
kesehatan perorangan dibiayai melalui Sistem Jaminan Kesehatan Nasional, kecuali untuk
penduduk miskin yang tetap ditanggung oleh pemerintah dalam bentuk pembayaran premi.
Dalam keadaan seperti ini apabila puskesmas tetap diberikan kesempatan menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan, maka puskesmas akan menerima pembayaran dalam bentuk
kapitasi dari Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional.
Untuk itu puskesmas harus dapat mengelola dana kapitasi tersebut dengan sebaik-
baiknya sehingga disatu pihak dapat memenuhi kebutuhan peserta Jaminan Kesehatan
Nasional dan pihak lain tetap memberikan keuntungan bagi puskesmas. Tetapi apabila
puskesmas hanya bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka
puskesmas hanya akan menerima dan mengelola dana yang berasal dari pemerintah.
8.2 Sumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Belimbing
Berdasarkan PMK No 75 Tahun 2014 Pendanaan di Puskesmas bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);
110
c. sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Tabel
Sumber Dana di Puskesmas Belimbing Tahun 2016 dan Perbandingan dengan
PMK No 75 Tahun 2014
Dilapangan PMK No 75 Tahun
Keterangan
Sumber Dana Alokasi Anggaran 2014

Telah sesuai dengan


PMK No 75 Tahun
APBD 25.776.811 Ada 2014 yaitu Puskesmas
meneriman dana
APBD

Telah sesuai dengan


PMK No 75 Tahun
BOK/DAK 216.370.000 Ada 2014 yaitu Puskesmas
menerima dana
APBN

Telah sesuai dengan


PMK No 75 Tahun
2014 yaitu Puskesmas
JKN 1.488.000.000 Ada menerima dana
sumber-sumber lain
yang sah dan tidak
mengikat.

Sesuai dengan kebijakan pemeritah, masyarakat dikenakan kewajiban membiayai


upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, dan besar biaya (retribusi) ditentukan
oleh masing-masing pemerintah daerah. Seluruh pendapatan Puskesmas disetor secara berkala

111
ke kas negara melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Total dana retribusi dari Puskesmas ini
kemudian menjadi bagian dari sejumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Upaya kesehatan wajib yang dapat dibiayai dari dana BOK mencakup upaya-upaya
kesehatan promotif dan preventif yang meliputi: Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan
Keluarga Berencana (KB), Imunisasi, Gizi, Promosi kesehatan,Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan. Pemanfaatan dana BOK ini sebesar 10 persen (maksimal) untuk
manajemen kabupaten atau kota, sedangkan 90 persennya untuk dana BOK Puskesmas yang
digunakan untuk operasional Puskesmas (85 persen) dan pemeliharaan ringan Puskesmas (5
persen).
Penggunaan Dana BOK dapat dimanfaatkan untuk : transport petugas kesehatan/kader
kesehatan, bahan penyuluhan/bahan kontak, penggandaan materi rapat dalam rangka
Lokakarya Mini, konsumsi rapat dalam rangka Lokakarya Mini, Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) Penyuluhan dan PMT pemulihan dengan bahan lokal, uang penginapan
(untuk desa terpencil/sulit dijangkau), uang harian (untuk desa terpencil/sulit dijangkau).
Pengecualian dana BOK tidak boleh digunakan untuk: upaya pengobatan dan rehabilitasi,
penanganan gawat darurat, rawat inap, pertolongan persalinan, gaji/honor, investasi/belanja
modal, pemeliharaan gedung atau kendaraan, operasional kantor (misal: listrik, air, Alat Tulis
Kantor (ATK), fotokopi), serta pengadaan obat, vaksin dan alat kesehatan. Dana BOK
merupakan dukungan Pemerintah, bukan merupakan dana utama operasional Puskesmas.
Oleh karena itu Pemerintah Daerah tetap berkewajiban menyediakan dana operasional yang
tidak terbiayai melalui BOK melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Melalui SJSN pemerintah hanya akan bertanggungjawab untuk pemenuhan
pembiayaan upaya kesehatan masyarakat (UKM) sementara upaya kesehatan perorangan
(UKP) dibiayai oleh SJSN sebagai trust fund. Dalam konteks tersebut maka pembiayaan
Puskesmas untuk UKP akan didukung oleh dana kapitasi dari Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan (BPJS-K). Artinya, Puskesmas harus siap dan mampu mengelola dana
kapitasi tersebut demi pemenuhan SJSN sekaligus sebagai masukan manfaat bagi Puskesmas.

112
DAFTAR PUSTAKA
1. PMK No.44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
2. Laporan tahunan Puskesmas Belimbing

113
LAMPIRAN

LAPORAN TAHUNAN PUSKESMAS BELIMBING TAHUN 2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sehat merupakan hak dasar manusia, yang sekaligus menjadi salah satu faktor selain
pendidikan dan ekonomi, dalam menentukan Indeks (pengembangan) sumber daya manusia.
Bahkan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya masyarakat.
Pembangunan kesehatan juga ditujukan untuk pencapaian indikator SPM (Standar
Pelayanan Minimal) Bidang Kesehatan yang telah ditetapkan Kabupaten/Kota. Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan intervensi perilaku dan lingkungan tanpa mengabaikan
faktor keturunan dan pelayanan kesehatan.
Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan, Puskesmas diharapkan ke depan
kinerjanya menjadi lebih baik sehingga Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
di Kabupaten/Kota yang merupakan indikator kinerja pemerintah daerah dapat tercapai,
terutama dalam upaya pencapaian MDGs tahun 2016 seperti tersebut di atas. Puskesmas
sebagai kesatuan organisasi kesehatan fungsional merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
dalam bentuk program pokok dan program kesehatan pengembangan serta membina peran
serta masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas Belimbing sebagai unit terdepan yang
bertanggung jawab dalam bidang kesehatan di wilayah kerjanya dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan dan pembinaan kepada masyarakat melalui program pokok dan
program pengembangannya.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
114
Untuk meningkatkan kemampuan manajemen Puskesmas Belimbing dalam
melaksanakan program pokok dan program kesehatan pengembangan di Puskesmas
Belimbing.

2. Tujuan Khusus
1. Mampu melaksanakan program pokok dan program kesehatan pengembangan di
Puskesmas Belimbing.
2. Mampu mengevaluasi hasil kegiatanpokok dan program kesehatan pengembangan
di Puskesmas Belimbing tahun 2016.
3. Meningkatkan kemampuan staf dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan
program pokok dan program kesehatan pengembangan di Puskesmas Belimbing
sehingga seluruh program dapat berjalan dengan lancar sesuai rencana.

C. SASARAN
Sasaran Kesehatan Puskesmas Belimbing Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 1.1 di
bawah ini :
Tabel 1.1.
Sasaran Kesehatan Puskesmas Belimbing Tahun 2016
N URAIAN KELURAHAN
O KURANJI GN . S.SAPIH JUMLAH
SARIK
1 JLH. PENDUDUK 33.036
33.036 16.225 12688 61.9
61.949
2 BAYI 610 303
303 237 1.150
1.150
3 BALITA 2979 1448 1125 5.551
5.551
4 ANAK BALITA 2428 1.145
1.145 888 4.46
4.461
5 BUMIL 665 327 256 1.248
1.248
6 BUFAS 635 312
312 244 1.192
1.192
7 BULIN 635 312
312 244 1.192
1.192
8 BUTEKI 635 312
312 244 1.192
1.192
9 LANSIA 2.156 1.068 833 4.056
Sumber : Data Sasaran Puskesmas Belimbing Tahun 2016

115
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. GEOGRAFI
Wilayah kerja Puskesmas Belimbing terletak di Kecamatan Kuranji dengan
wilayah kerja sebanyak 3 Kelurahan yaitu :
4. Kelurahan Kuranji
5. Kelurahan Gn. Sarik
6. Kelurahan Sei. Sapih
Luas wilayah kerjanya lebih kurang 27, 21km2 batas – batas wilayah sebagai
berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Koto Tangah
- Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kuranji
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pauh
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Nanggalo

116
Gambar 2.1.

PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIMBING

U Kec.Koto Tangah

Kp.Tangah

Kec.Pauh

Kec. G.SARIK

Nanggalo
S.SAPIH KURANJI

Tui Keterangan :

Puskesmas
Posyandu
Kantor Lurah
Batas Wilayah .......
Puskesmas Pembantu

Poskeskel
Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji

117
B.DEMOGRAFI
Berdasarkan data BPS jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Belimbing
tahun 2016 adalah 61.949jiwa yang terdiri dari 30.948 jiwa laki-laki dan 31.001 jiwa
perempuan, dimana penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-
laki. Dari 61.949 jiwa penduduk wilayah kerja Puskesmas Belimbing baru 21.275 jiwa
yang memiliki kartu BPJS atau lebih kurang 34,34 %.

4. Penduduk Belimbing Kec. Kuranji sebagian besar Bertani dan Buruh, sebagian
kecil terdiri dari pedagang, swasta dan pegawai negeri.
5. Pada umumnya penduduk disini memeluk agama Islam sebagian kecil agama
Kristen dan agama Budha
6. Peran serta masyarakat disini cukup tinggi terbukti dengan banyaknya organisasi
masyarakat, jumlah kader kesehatan banyak yang aktif dan sebagainya.

C. STRUKTUR ORGANISASI,TUGAS DAN FUNGSI


1. Struktur Organisasi Puskesmas Belimbing
Dapat dilihat pada lampiran 1
2. Tugas dan Fungsi
Tabel 2.1

TUGAS DAN FUNGSIPNS DI PUSKESMAS BELIMBING

TAHUN 2016

N Nama Tugas Fungsi

1 DR.WENI FITRIA Pimp .Pusk  Melaksanakan fungsi-fungsi


manajemen, bimbingan dan
supervisi.
118
NAZULIS  Mengadakan koordinasi di
tingkat kecamatan.
 Sebagai penggerak
pembangunan kesehatan di
tingkat kecamatan.
 Sebagai tenaga ahli
pendamping Camat.
 Mengkoordinir dan
bertanggung jawab terhadap
semua kegiatan di puskesmas.
2 NURMIATI Kepala Tata 4. Kepala Tata Usaha
 Merencanakan dan
Usaha,Umum, mengevaluasi kegiatan di
unit TU
Kepegawaian  Mengkoordinir dan berperan
aktif terhadap kegiatan di
unit TU
 Menggantikan tugas Kepala
Puskesmas bila Kepala
Puskesmas berhalangan hadir

5. Umum
 Registrasi Surat Masuk dan
Keluar
 Melanjutkan disposisi
Pimpinan
 Mengarsipkan surat.
6. Kepegawaian
 Membuat laporan
kepegawaian (Absensi)
 Mendata dan mengarsipkan
file pegawai.
 Mengusulkan cuti
 Merekap Absensi ( Ijin, Cuti,
Sakit )
3 DINA HAYATI Fungsional 4. BPUMC
 Melakukan perencanaan
MADYA,SKM Adminkes, Keuangan
 Merealisasikan Keuangan
BPUMC,  Membuat
pembukuan/penutupan kas.
Koordinator  Mengambil dana
operasional
SP2TP  Pencatatan dan Pelaporan
5. Koordinator SP2TP
 Sebagai pusat data dan
119
informasi puskesmas.
 Mengumpulkan dan
mengecek laporan
puskesmas sebelum dikirim
ke dinas kesehatan
 Menyajikan laporan dalam
bentuk visualisasi data
(tabel,grafik,dll)
 Mengidentifikasi masalah
program dari hasil
visualisasi data dan
menyerahkan hasilnya
kepada
koordinatorperencanaan
dan penilaian
 Bersama-sama team data
dan informasi menyusun
semua laporan puskesmas
(Minilok, Lap. Tahunan,)
 Pencatatan dan pelaporan.
6. Fungsional Adminkes (TU)
 Registrasi Surat Keluar
 Membuat konsep dan
mengetik surat
 Mengetik DP 3 yang sudah
di isi nilai oleh Atasan
Langsung
 Mengetik rekap absen,data
personil
4 YENNY, Apoteker 3. Bendahara JKN
 Melakukan perencanaan
S.FARM,APT (Apotik) Keuangan
 Merealisasikan Keuangan
 Membuat
pembukuan/penutupan kas.
 Mengambil dana
operasional
 Pencatatan dan Pelaporan
4. Apoteker
 Mengambilkan obat sesuai
resep yang diberikan dokter
 Menjelaskan cara minum
atau pemakaian obat kepada
pasien
 Konfirmasi obat yang
kurang jelas kepada dokter
120
5 YUSNIDA,SE Bendahara Juru 3. Bendahara Juru ungut
 Memberikan karcis
Pungut, Loket (SKK,Catin) kepada pasien
yang membutuhkan sesuai
Perda
 Membuat laporan setoran
mingguan
 Menyetorkan pendapatan
Puskesmas dari penjualan
karcis (SKK, Catin) sesuai
Perda ke DKK
4. Loket
 Mempersiapkan bahan-
bahan untuk pendaftaran
pasien
 Mencatat identitas pasien
yang mendaftar dan
menyiapkan status untuk di
bawa kebagian pelayanan
kesehatan
 Pencatatan dan pelaporan
serta registrasi pasien
(BPJS,umum)
6 DRG.ERLINA WATI Dokter Gigi, 3. Koordinator Upaya Kesehatan
Masyarakat
Koordinator  Mengkoordinir dan
bertanggung jawab dalam
Upaya penyusunan perencanaan
dan evaluasi Kegiatan di
Kesehatan unit P2M,PROM.KES,
KIA/KB, GIZI dan
Masyarakat KESLING
 Mengkoordinir dan berperan
aktif terhadap kegiatan di
unitnya
4. Dokter Gigi
 Menyusun perencanaan
 Melaksakan UKGS dan
UKGMD
 Pelayanan berupa
pemeriksaan, perawatan,
pengobatan, penambalan,
pencabutan, pembersihan
karang gigi sertarujukan
gigi dan mulut .
 Pencatatan dan pelaporan

121
7 DRG.EDY AZHAR Dokter Gigi  Menyusun perencanaan
 Melaksakan UKGS dan
UKGMD
 Pelayanan berupa
pemeriksaan, perawatan,
pengobatan,penambalan,
pencabutan, pembersihan
karang gigi sertarujukan
gigi dan mulut .
 Pencatatan dan pelaporan
8 DRG.MASRIDA RE Dokter Gigi  Menyusun perencanaan
 Melaksakan UKGS dan
UKGMD
 Pelayanan berupa
pemeriksaan, perawatan,
pengobatan,penambalan,
pencabutan, pembersihan
karang gigi sertarujukan
gigi dan mulut .
 Pencatatan dan pelaporan

9 TRIKUMRIATI, S.SiT Bidan 3. KIA Ibu


 Membuat Rencana Kerja
(Bikor,KIA  Melakukan pelayanan
kepada Ibu Hamil, bu Nifas
Ibu) dan Ibu menyusui
 Melakukan Deteksi Resti
Ibu Hamil
 Memberikan Imunisasi TT
2 kali pada bumil
 Pemasangan stiker P4K
 Mendistribusikan Fe kepada
Ibu Hamil dan Ibu Nifas
 Mendistribusikan Vitamin A
kepada Ibu Nifas
 Melakukan penyuluhan dan
konsultasi kepada Ibu
Hamil dan Ibu Nifas
 Melakukan Kelas Ibu Hamil
di Puskesmas dan kelurahan
 Melakukan Kunjungan
Rumah kepada Ibu Hamil
Resiko Tinggi, KN2. KF2
 Pelacakan Kematian Ibu
4. Bikor
122
 Pembinaan BPS
 Pencatatan dan pelaporan
10 NURYETI A. MD.KEP Perawat 4. Perawat (BP)
 Menyiapkan Perlengkapan
(BP,Haji,TB) yang dibutuhkan untuk
pelayanan setiap hari dan
menyimpannya kembali
setelah pelayanan selesai.
 Membantu dokter dalam
memberikan pelayanan
pengobatan.
 Memberikan pelayanan
kesehatan minimal untuk
setiap pasien rawat jalan
sesuai standar pengobatan
rasional.
 Mengkonsultasikan kepada
dokter tentang kasus-kasus
yang kurang dipahami.
 Membuat surat rujukan
kepada pasien yang
memerlukan.
5. P3K
 Mengkoordinir kegiatan
P3K
 Mempersiapkan semua
kebutuhan, jadwal acara
dan petugas P3K
 Pencatatan dan pelaporan
6. TBC/Kusta
 Penyuluhan tentang
TBC/Kusta serta kunjungan
dan follow up ke rumah
pasien
 Pencatatan dan Pelaporan
kasus Penemuan secara dini
penderita TBC/Kusta
 Pengobatan penderita secara
lengkap
 Koordinasi dengan petugas
laboratorium terhadap
penderita/tersangka TBC
untuk mencari BTA (+)
11 NURYETI, S.SiT Kesling (DBD) 3. Kesling
 Mencatat dan melaporkan
kegiatan yang berhubungan
123
dengan PAB/PLP dan
TTU/TPM
 Melakukan pembinaan
terhadap kelompok pemakai
air
 Melakukan penyuluhan
kesling
 Menjalin kerjasama lintas
program dan lintak sektoral
 Mengambil sampel
makanan dan minuman
dalam rangka perlindungan
terhadap konsumen
 Mengawasi kualitas air
dengan cara pengambilan
dan pemeriksaan sampel
 Melakukan pemantauan
KLB keracunan makanan
dan minuman
 Melakukan konseling
kesehatan lingkungan di
klinik sanitasi
 Pencatatan dan pelaporan
4. DBD
 Memantau kasus DBD
melalui kunjungan rawat
jalan Puskesmas dan
laporan kader
 Meninjau ke lapangan
laporan kasus DBD dari
kelurahan atau Rumah
Sakit.
 Membuat catatan identitas
pasien tersangka DBD
 Membuat laporan setiap
didapatkan pasien tersangka
yang telah dikonfirmasi RS
dengan pemeriksaan
laboratorium.
 Pemantauan/monitoring
jumantik kelurahan
endemis
12 SUSFIRENI Farmasi 3. Gudang Obat
 Permintaan dan penerimaan
(Gudang obat
 Penyimpanan Obat-obat
124
Obat,Apotik)  Pelayanan dan penggunaan
obat
 Perencanaan dan pengadaan
obat
 Pencatatan dan pelaporan
4. Apotik
 Mengambilkan obat sesuai
resep yang diberikan dokter
 Menjelaskan cara minum
atau pemakaian obat kepada
pasien
 Konfirmasi obat yang
kurang jelas kepada dokter
13 ADETYOZA,S.Kep Perawat 4. Perawat (BP)
 Menyiapkan Perlengkapan
(BP,Perkesmas, yang dibutuhkan untuk
pelayanan setiap hari dan
malaria) menyimpannya kembali
setelah pelayanan selesai.
 Membantu dokter dalam
memberikan pelayanan
pengobatan.
 Memberikan pelayanan
kesehatan minimal untuk
setiap pasien rawat jalan
sesuai standar pengobatan
rasional.
 Mengkonsultasikan kepada
dokter tentang kasus-kasus
yang kurang dipahami.
 Membuat surat rujukan
kepada pasien yang
memerlukan.
5. Perkesmas
 Koordinator Perawat dalam
Pelaksanaan KK Binaan
 Kunjungan rumah ke
keluarga rawan
 Membuat renstra masing-
masing kasus keluarga
rawan,resti, penyakit
kronis, dan penyuluhan
 Pencatatan dan pelaporan
6. Penanggung Jawab Program P2
Malaria
 Memantau kasus malaria
125
melalui kunjungan rawat
jalan Puskesmas dan
laporan kader
 Meninjau ke lapangan
laporan kasus Malaria dari
kelurahan atau Rumah
Sakit.
 Membuat catatan identitas
pasien tersangka Malaria
 Membuat laporan setiap
didapatkan pasien tersangka
yang telah dikonfirmasi RS
dengan pemeriksaan
laboratorium.
 Pencatatan dan pelaporan
14 SITI DEWI KASIH,SKM PROMKES  Melakukan penyuluhan
kesehatan di dalam dan luar
gedung dalam rangka
meningkatkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
pada Masyarakat.
 Menyebarluaskan informasi
kesehatan melalui poster,
radio, televisi, billboard,
leaflet da media lainnya.
 Menyediakan data-data
yang berhubungan dengan
seksi Promosi Kesehatan.
 Mengumpulkan bahan
laporan dan evaluasi
pelaksanaan bimbingan
penyuluhan dengan instansi
terkait.
 Melakukan koordinasi
pelaksanaan bimbingan
penyuluhan dengan instansi
terkait.
 Menjalin kerjasama Lintas
Program dan Lintas
Sektoral.
 Menggerakkan partisipasi
masyarakat melalui
organisasi kemasyarakatan,
generasi muda, Pramuka
dan LSM.
 Membina kelompok-

126
kelompok potensial yang
ada di masyarakat.
 Membina kader-kader
kesehatan dan posyandu.
 Membina kader-kader
Poskestren
 Membina kader-kader SBH
 Membina kader-kader UKK
 Membina kader-kader Batra
 Membina kader-kader
PHBS pada RT, Sekolah-
sekolah, uanganTTU, RS
dan lain-lain.
 Membuat dan menganalisa
data yang berkaitan denga
kegiatan seksi Promosi
Kesehatan.
 Melakukan Pencatatan da
Pelaporan.

15 MURNIATI Bidan 4. Bidan (BP)



Menyiapkan Perlengkapan
(BP,Lansia) yang dibutuhkan untuk
pelayanan setiap hari dan
menyimpannya kembali
setelah pelayanan selesai.
 Membantu dokter dalam
memberikan pelayanan
pengobatan.
 Memberikan pelayanan
kesehatan minimal untuk
setiap pasien rawat jalan
sesuai standar pengobatan
rasional.
 Mengkonsultasikan kepada
dokter tentang kasus-kasus
yang kurang dipahami.
 Membuat surat rujukan
kepada pasien yang
memerlukan.
5. Pemegang Program Lansia

127
 Pendataan usila
 Membuat Jadwal Posyandu
Lansia
 Melakukan pembinaan
Kelompok Lansia
6. Bidan
 Membuat Rencana Kerja
 Melakukan pelayanan
kepada Ibu Hamil, bu Nifas
dan Ibu menyusui
 Melakukan Deteksi Resti
Ibu Hamil
 Memberikan Imunisasi TT
2 kali pada bumil
 Pemasangan stiker P4K
 Mendistribusikan Fe kepada
Ibu Hamil dan Ibu Nifas
 Mendistribusikan Vitamin A
kepada Ibu Nifas
 Melakukan penyuluhan dan
konsultasi kepada Ibu
Hamil dan Ibu Nifas
 Melakukan Kelas Ibu Hamil
di Puskesmas dan kelurahan
 Melakukan Kunjungan
Rumah kepada Ibu Hamil
Resiko Tinggi, KN2. KF2
16 ELWIYAS, S.SiT Bidan (KIA  Membuat Rencana Kerja
 Melakukan pelayanan
Ibu) kepada Ibu Hamil, bu Nifas
dan Ibu menyusui
 Melakukan Deteksi Resti
Ibu Hamil
 Memberikan Imunisasi TT
2 kali pada bumil
 Pemasangan stiker P4K
 Mendistribusikan Fe kepada
Ibu Hamil dan Ibu Nifas
 Mendistribusikan Vitamin A
kepada Ibu Nifas
 Melakukan penyuluhan dan
konsultasi kepada Ibu
Hamil dan Ibu Nifas
 Melakukan Kelas Ibu Hamil
di Puskesmas dan kelurahan
 Melakukan Kunjungan
128
Rumah kepada Ibu Hamil
Resiko Tinggi, KN2. KF2
 Pelacakan Kematian Ibu
17 DR.DEAR FLOWERY D Dokter Umum  Melakukan pemeriksaan dan
pengobatan serta konsultasi
medis pada pasien di
Puskesmas
 Memberikan pelayanan
rujukan medis serta surat-
surat yang berhubungan
dengan hasil pemeriksaan
kesehatan
 Bertanggung jawab dan
melaporkan kegiatan
pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan kepada
Kepala Puskesmas.
 Bersama dengan Kepala
Puskesmas melaksanakan
fungsi manajemen
Puskesmas
 Berkoordinasi lintas
program dan lintas
sektor serta menghadiri
pertemuan-pertemuan
kedinasan yang
diperintahkan atasan
 Mengikuti seminar profesi
atau kursus atau pelatihan
dalam rangka peningkatan
mutu SDM.
 Melaksanakan tugas lainnya
yang diberikan atasan
sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku.
18 Hj. KASNIYENTI, Bidan (KIA  Pengawasan dan
bimbingan kepada
A.MD.KEB Anak) Taman Kanak-
Kanak/PAUD
 Pengobatan bagi bayi,
anak balita dan anak pra
sekolah untuk jenis
penyakit ringan.
 Pemantauan/pelaksanaa
n DDTK pada bayi,
anak balita dan anak pra
129
sekolah
 Melakukan MTBS
 Pencatatan dan
pelaporan
19 ERLINDA Perawat  Menyiapkan Perlengkapan
yang dibutuhkan untuk
AFRINA,A.MD.KEP (BP,LB1) pelayanan setiap hari dan
menyimpannya kembali
setelah pelayanan selesai.
 Membantu dokter dalam
memberikan pelayanan
pengobatan.
 Memberikan pelayanan
kesehatan minimal untuk
setiap pasien rawat jalan
sesuai standar pengobatan
rasional.
 Mengkonsultasikan kepada
dokter tentang kasus-kasus
yang kurang dipahami.
 Membuat surat rujukan
kepada pasien yang
memerlukan.
 Membuat rekapan jumlah
setiap jenis penyakit setiap
bulan.
 Membuat laporan 10
Penyakit Terbanyak
 Pencatatan dan pelaporan.
20 MAIYARLIS Perawat Gigi  Perawat gigi bertugas
sebagai pelayanan asuhan
kesehatan sekolah dan
masyarakat.
 Melakukan tindakan dengan
dasar pendelegasian dari
dokter gigi penanggung
jawab
21 ASMARA JUWITA Sanitarian, 5. Sanitarian
 Mencatat dan
Surveilans, melaporkan kegiatan
yang berhubungan
Olah dengan PAB/PLP dan
TTU/TPM
raga,Campak/  Melakukan pembinaan
terhadap kelompok
pemakai air
130
diare  Melakukan penyuluhan
kesling
 Menjalin kerjasama
lintas program dan
lintak sektoral
 Mengambil sampel
makanan dan minuman
dalam rangka
perlindungan terhadap
konsumen
 Mengawasi kualitas air
dengan cara
pengambilan dan
pemeriksaan sampel
 Melakukan pemantauan
KLB keracunan
makanan dan minuman
 Melakukan konseling
kesehatan lingkungan di
klinik sanitasi
 Pencatatan dan
pelaporan
6. Surveilans
 Berperan aktif secara
dini melakukan
pengamatan
terhadappenderita,
kesling, perilaku
masyarakat dan
perubahankondisi.
 Analisis tentang KLB
 Penyuluhan kesehatan
secara intensif
 Pencatatan dan
pelaporan
7. Diare/Campak
 Penyuluhan tentang
Diare/Campak
 Penemuan Penderita
Diare/Campak dengan
pemeriksaan
kontak,pemeriksaan
anak sekolah dan case
survei
 Memberikan pengobatan
yang tepat sesuai
131
diagnosa
danklasifikasinya.
8. Kesehatan Olah Raga
 Inventaris jumlah
kelompok-kelompok
kesehatan olah raga
yang ada pada wilayah
kerja puskesmas
 Membentuk dan
membina kelompok-
kelompok kesehatan
olah raga yang ada pada
wilayah kerja puskesmas
 Melakukan kegiatan
Kesehatan Olah Raga
 Pencatatan dan
pelaporan
22 BETMAWATI Farmasi  Mengambilkan obat
sesuai resep yang
(Apotik) diberikan dokter
 Menjelaskan cara
minum atau pemakaian
obat kepada pasien
 Konfirmasi obat yang
kurang jelas kepada
dokter
23 NURHASRIWATI,A.MD. Perawat 4. Perawat (BP)
 Menyiapkan
KEP (BP,Rabies,Mat Perlengkapan yang
dibutuhkan untuk
a) pelayanan setiap hari
dan menyimpannya
kembali setelah
pelayanan selesai.
 Membantu dokter dalam
memberikan pelayanan
pengobatan.
 Memberikan pelayanan
kesehatan minimal untuk
setiap pasien rawat jalan
sesuai standar
pengobatan rasional.
 Mengkonsultasikan
kepada dokter tentang
kasus-kasus yang kurang
dipahami.

132
 Membuat surat rujukan
kepada pasien yang
memerlukan.

5. Rabies
 Memberikan keterangan
kepada penderita gigitan
hewan penular penyakit
rabies tentang tindakan
yang harus dilakukan
 Mengambil vaksin
rabies ke DKK bagi
setiap pasien yang
membutuhkan
 Membuat surat
persetujuan pemberian
VAR kepada setiap
penderita/wali yang
akan diberi suntikan
 Melaksanakan
penyuntikan VAR
kepada pasien yag
membutuhkan
 Memantau penderita
yang tidak memenuhi
jadwal suntikan ulang
 Membuat catatan
indentitas setiap
penderita gigitan hewan
tersangka rabies dalam
buku khusus
 Membuat laporan setiap
bulan tentang kasus
gigitan hewan tersangka
rabies dan laporan
pemakaian VAR
6. Mata & Jiwa
 Mencatat kasus penyakit
mata & jiwa melalui
kunjungan rawat jalan
Puskesmas
 Membuat laporan setiap
bulan
24 ZURMAYETI Perawat (Pustu  Melaksanakan pelayanan
kesehatan

133
Rita)  Menggerakkan,
mengembangkan dan
membina kesehatan
masyarakat di wilayahnya
 Membantu upaya
masyarakat dalam
meningkatkan derajat
kesehatan
 Pencatatan dan pelaporan
 Perpanjangan tangan
seluruh program di
Puskesmas
25 ASNAWATI, Bidan(Pustu  Melaksanakan pelayanan
kesehatan
A.MD.KEB Rita)  Menggerakkan,
mengembangkan dan
membina kesehatan
masyarakat di wilayahnya
 Membantu upaya
masyarakat dalam
meningkatkan derajat
kesehatan
 Pencatatan dan pelaporan
 Perpanjangan tangan
seluruh program di
Puskesmas
26 EMNA WIYARTI,AM.AK Labor  Melakukan pemeriksaan
darah/urine atas rujukan
dokter
 Mempersiapkan dan
memeriksa sediaan serta
menegakkan diagnosa
(darah, urine, tinja, sputum
dan lepra)
 Mengirimkan sediaan untuk
diperiksa di tingkat
pelayanan yang lebih tinggi
sesuai dengan sistem
rujukan pelaya kesehatan.
 Membuat catatan medik
untuk setiap pemeriksaan
yang dilakukan
 Merencanakan kebutuhan
bahan dalam setahun
 Pemeriksaan khusus
TB/cross check
134
27 ENI AFRIATI, KIA Anak, 3. KIA Anak
 Pengawasan dan bimbingan
A.Md.Keb Imunisasi kepada Taman Kanak-
Kanak/PAUD
 Pengobatan bagi bayi, anak
balita dan anak pra sekolah
untuk jenis penyakit ringan.
 Pemantauan/pelaksanaan
DDTK pada bayi, anak
balita dan anak pra sekolah
 Melakukan MTBS
 Pencatatan dan pelaporan
4. Imunisasi
 Membuat Rencana Kerja
 Merencanakan kebutuhan
vaksin dan peralatan
imunisasi
 Menjemput vaksin secara
berkala ke DKK
 Memantau keadaan suhu
vaksin setiap hari
 Mempersiapkan kebutuhan
vaksindan buku catatan bagi
pelayanan di posyandu.
 Melaksanakan pelayanan
imunisasi di dalam dan luar
gedung
 Mengembalikan sisa vaksin
yang masih bisa dipakai ke
dalam cold chain
 Mencatat pelayanan harian
imunisasi dengan lintas
program dan lintas sektoral
 Membuat laporan hasil
pelayanan dan pemakaian
vaksin setiap bulan
 Membuat PWS imunisasi
setiap bulan dan rekap
tahunan
28 ELYUNETRI, AMG Gizi  Melakukan pemantauan
status gizi anak balita, ibu
hamil dan ibu nifas
 Melakuka penimbanga
massal
135
 Meninjau langsung ke
lapangan kasus gizi buruk
di kelurahan
 Melaksanakan pemberian
makanan tambahan pada
kasus KEP sesuai daa yang
tersedia
 Melakukan pemantauan
kasus GAKY dan
kekurangan vitamin A
 Melakukan pemeriksaan
garam beryodium pada
masyarakat dengan
menggunakan Iodinatest 2
kali dalam satu tahun.
 Mendistribusikan dan
melaporkan Vitamin A
pada bayi dan balita setiap
bulan Februari dan Agustus
 Pengembangan Pojok Gizi
(POZI)
 Pencatatan dan pelaporan
29 YOSI SEPRIANI,AMG Gizi, Inventaris 3. Gizi
 Melakukan pemantauan
status gizi anak balita, ibu
hamil dan ibu nifas
 Melakuka penimbanga
massal
 Meninjau langsung ke
lapangan kasus gizi buruk
di kelurahan
 Melaksanakan pemberian
makanan tambahan pada
kasus KEP sesuai daa yang
tersedia
 Melakukan pemantauan
kasus GAKY dan
kekurangan vitamin A
 Melakukan pemeriksaan
garam beryodium pada
masyarakat dengan
menggunakan Iodinatest 2
kali dalam satu tahun.
 Mendistribusikan dan
melaporkan Vitamin A
pada bayi dan balita setiap
136
bulan Februari dan Agustus
 Pengembangan Pojok Gizi
(POZI)
 Pencatatan dan pelaporan
4. Inventaris
 Mencatat sarana dan
prasarana yang masuk ke
Puskesmas secara terperinci
dan jelas.
 Menyusun daftar inventaris
puskesmas secara terperinci
dan jelas
 Ikut merencanakan
kebutuhan sarana dan
prasarana Puskesmas
 Membuat KIR masing-
masing ruangan
 Mengambil sarana dan
prasarana puskesmas yang
disediakan oleh DKK
 Pencatatan dan pelaporan
30 YUNI KARTIKA Poskeskel 6. Melaksanakan pelayanan
kesehatan
DEWI,A.Md.Keb Sungai Sapih 7. Menggerakkan,
mengembangkan dan membina
kesehatan masyarakat di
wilayahnya
8. Membantu upaya masyarakat
dalam meningkatkan derajat
kesehatan
9. Pencatatan dan pelaporan
10.Perpanjangan tangan seluruh
program di Puskesmas
31 MIKE Perawat (BP), 3. Perawat (BP)
 Menyiapkan Perlengkapan
VEFRIYESI,A.MD.KEP P3K yang dibutuhkan untuk
pelayanan setiap hari dan
menyimpannya kembali
setelah pelayanan selesai.
 Membantu dokter dalam
memberikan pelayanan
pengobatan.
 Memberikan pelayanan
kesehatan minimal untuk
setiap pasien rawat jalan
sesuai standar pengobatan

137
rasional.
 Mengkonsultasikan kepada
dokter tentang kasus-kasus
yang kurang dipahami.
 Membuat surat rujukan
kepada pasien yang
memerlukan.
 Membuat rekapan jumlah
setiap jenis penyakit setiap
bulan.
4. P3K
 Mengkoordinir kegiatan
P3K
 Mempersiapkan semua
kebutuhan, jadwal acara
dan petugas P3K
 Pencatatan dan pelaporan
32 SURI FADILAH, Perawat 3. Perawat (BP)
 Menyiapkan
A. Md. Kep (BP,UKS) Perlengkapan yang
dibutuhkan untuk
pelayanan setiap hari dan
menyimpannya kembali
setelah pelayanan
selesai.
 Membantu dokter dalam
memberikan pelayanan
pengobatan.
 Memberikan pelayanan
kesehatan minimal untuk
setiap pasien rawat jalan
sesuai standar
pengobatan rasional.
 Mengkonsultasikan
kepada dokter tentang
kasus-kasus yang kurang
dipahami.
 Membuat surat rujukan
kepada pasien yang
memerlukan.
 Pencatatan dan
pelaporan.
4. UKS
 Membuat Rencana Kerja
 Inventaris jumlah
sekolah, jumlah murid
138
dan sarana UKS
 Mengkoordinasikan
kegiatan UKS
 Melakukan pembinaan
UKS
 Melakukan screening
kesehatan anak sekolah
 Melakukan pelatiha
dokter kecil
 Melakukan penyuluhan
ke sekolah-sekolah
 Melakukan PKPR
33 YANTRI EKI Bidan (KIA 3. Bidan
 Membuat Rencana Kerja
DIOVANI,A.MD.KEB Ibu,KB)  Melakukan pelayanan kepada
Ibu Hamil, bu Nifas dan Ibu
menyusui
 Melakukan Deteksi Resti Ibu
Hamil
 Memberikan Imunisasi TT 2
kali pada bumil
 Pemasangan stiker P4K
 Mendistribusikan Fe kepada Ibu
Hamil dan Ibu Nifas
 Mendistribusikan Vitamin A
kepada Ibu Nifas
 Melakukan penyuluhan dan
konsultasi kepada Ibu Hamil
dan Ibu Nifas
 Melakukan Kelas Ibu Hamil di
Puskesmas dan kelurahan
 Melakukan Kunjungan Rumah
kepada Ibu Hamil Resiko
Tinggi, KN2. KF2
 Pelacakan Kematian Ibu
 Pencatatan dan pelaporan
4. KB
 Melakukan pelayanan
kontrasepsi
 Melakukan pembinaan dan
mengayomi medis kontrasepsi
medios peserta KB
 Melakukan pelayanan rujukan
 KIE KB
 Pencatatan dan pelaporan

139
34 MAIFA SURYATI, Bidan (KIA 4. Bidan
 Pengawasan dan bimbingan
A.MD.KEB Anak,ISPA, kepada Taman Kanak-
Kanak/PAUD
PTM)  Pengobatan bagi bayi, anak
balita dan anak pra sekolah
untuk jenis penyakit ringan.
 Pemantauan/pelaksanaan
DDTK pada bayi, anak balita
dan anak pra sekolah
 Melakukan MTBS
 Pencatatan dan pelaporan
5. P2 ISPA
 Penyuluhan tentang ISPA
 Penemuan secara dini penderita
ISPA
 Pengobatan penderita secara
lengkap
 Pencatatan dan Pelaporan kasus
6. PTM
 Melaksanakan skrining
kesehatan penyakit tidak
menular pada masyarakat yang
berumur > 15 tahun.
 Melaksanakan Posbindu di
wilayah kerja Puskesmas
 Membuat rencana kegiatan
PTM
 Pencatatan dan pelaporan
35 LINA ARIANI Bidan KIA Ibu, 3. Bidan
 Membuat Rencana Kerja
Bendahara  Melakukan pelayanan kepada
Ibu Hamil, bu Nifas dan Ibu
BOK menyusui
 Melakukan Deteksi Resti Ibu
Hamil
 Memberikan Imunisasi TT 2
kali pada bumil
 Pemasangan stiker P4K
 Mendistribusikan Fe kepada Ibu
Hamil dan Ibu Nifas
 Mendistribusikan Vitamin A
kepada Ibu Nifas
 Melakukan penyuluhan dan
konsultasi kepada Ibu Hamil
dan Ibu Nifas
140
 Melakukan Kelas Ibu Hamil di
Puskesmas dan kelurahan
 Melakukan Kunjungan Rumah
kepada Ibu Hamil Resiko
Tinggi, KN2. KF2
 Pelacakan Kematian Ibu
 Pencatatan dan pelaporan
4. Bendahara BOK
 Menyusun Plan Of Action
(POA) kegiatan yang
menggunakan dana BOK
 Membuat semua pertanggung
jawaban keuangan puskesmas
dan melaporkan kepada
pimpinan Puskesmas.
 Mencatat pemasukan dana
puskesmas dan
mendistribusikannya kepada
pelaksana program sesuai POA
Puskesmas

36 SYOFIA Bidan  Melaksanakan pelayanan


kesehatan
NILSIA,A.Md.Keb (Poskeskel  Menggerakkan,
mengembangkan dan membina
Kp.Tangah) kesehatan masyarakat di
wilayahnya
 Membantu upaya masyarakat
dalam meningkatkan derajat
kesehatan
 Pencatatan dan pelaporan
 Perpanjangan tangan seluruh
program di Puskesmas
37 DEWI ARFANITA, Bidan  Melaksanakan pelayanan
kesehatan
A.Md.Keb (PoskeskelTui)  Menggerakkan,
mengembangkan dan
membina kesehatan
masyarakat di wilayahnya
 Membantu upaya
masyarakat dalam
meningkatkan derajat
kesehatan
 Pencatatan dan pelaporan
 Perpanjangan tangan
141
seluruh program di
Puskesmas

38 LAURA,SKM Fungsional Pendidikan

Adminkes

39 OKA YELVIA, Perawat Pendidikan

A. Md. Kep

40 NOVERTA MUHARNI Farmasi Pendidikan

Sumber : Data Kepegawaian Puskesmas Belimbing Tahun 2016

D. Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan


1. Sarana Fisik
Tabel 2.2

SARANA FISIK DI PUSKESMAS BELIMBING TAHUN 2016

NO SARANA FISIK JUMLAH KETERANGAN


1 Puskesmas Induk 1

2 Puskesmas Pembantu 1 Pustu Tarok Indah

3 Poskeskel 4 Kp.Tangah, Tui,

Gunung Sarik dan

Sungai Sapih

4 Mobil Puskesmas Keliling 1

5 Posyandu Balita 35

6 Posyandu Lansia 7

7 TK 21

8 Sekolah Dasar 26

142
9 Sekolah Lanjutan Tingkat 7
Pertama
10 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 6

11 RSUD 1

Sumber : Data Dasar Puskesmas Belimbing Tahun 2016


2. Tenaga Kesehatan
Tabel 2.3

TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS BELIMBING TAHUN 2016

NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN

1 Dokter Umum 2

2 Dokter Gigi 3

3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 3 1 orang pendidikan

4 Sarjana Keperawatan 1

5 Apoteker 1

6 Sarjana Ekonomi 1

7 D-IV Bidan Pendidik 2

8 D-IV Kesling 1

9 Bidan ( Akbid ) 9 2 orang Bidan PTT

10 Bidan ( D1 ) 1

11 Perawat ( Akper ) 6 1 orang pendidikan

12 Perawat ( SPK ) 1

13 Perawat Gigi 1

13 Kesling ( SPPH ) 1

14 TPG 2

143
15 Analis 1

16 Asisten Apoteker 3 1 orang pendidikan

17 TU 2 1 Honorer

18 Sopir 1

19 Dokter praktek swasta 10

20 Dokter gigi praktek swasta 9

21 Bidan praktek swasta 16

22 Kader Posyandu Balita 162

23 Kader Posyandu Lansia 30

Sumber : Data Kepegawaian dan Data Dasar Puskesmas Belimbing Tahun 2016
3. Dana
Tabel 2.4

SUMBER DANA DI PUSKESMAS BELIMBING TAHUN 2016

NO SUMBER DANA ALOKASI ANGGARAN

1 APBD 25.776.811

2 BOK/DAK 216.370.000

3 JKN 1.488.000.000

Sumber : Data Bendahara Puskesmas Belimbing Tahun 2016

BAB III
KEGIATAN DAN INDIKATOR

A. Program Kesehatan Wajib


Tabel 3.1

144
Kegiatan Dan Indikator Program Kesehatan Wajib

NO PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR TARGET 2016


(%)
I PROMOSI KESEHATAN
1 % Posyandu aktif 85
2 % Cakupan 80
kelurahan siaga aktif
3 % D/S 85
4 % N/D 80
II KESEHATAN LINGKUNGAN
1 % Cakupan 100
penduduk dengan
akses air minum
berkualitas
2 % Cakupan jamban 80
sehat
3 % Tempat Tempat 86
Umum memenuhi
syarat kesehatan
4 % Rumah sehat 90
5 % Tempat 70
Pengelolaan
Makanan yang
memenuhi syarat
kesehatan

III KESEHATAN IBU


1 % K1 100
2 % K4 95
3 % Deteksi resiko tinggi oleh 100
145
tenaga kesehatan
4 % Neonatus 90
5 % Persalinan oleh tenaga 95
kesehatan
6 % KF 1 90
7 % KF 2 90
8 % KF 3 90
KESEHATAN ANAK
1 % Kunjungan neonatal 91
pertama (KN1)
2 % Kunjungan neonatal 90
lengkap (KN lengkap)
3 % Kunjungan bayi 95
4 % Kunjungan anak balita 90
5 % Kunjungan anak 90
prasekolah

IV GIZI
1 % Ibu hamil KEK <10
2 % Ibu hamil yang mendapat 100
Tablet Tambah Darah
(FE 1)
3 % Ibu hamil yang mendapat 95
Tablet Tambah Darah
(FE 3)
4 % Pemberian vitamin A pada 100
Ibu Nifas

5 % Pemberian Vitamin A 85
pada Balita
6 % Bayi usia kurang dari 6 80
bulan yang mendapat ASI
eksklusif
7 % Penanggulangan balita gizi 100
buruk yang
8 % D/S 85
9 % N/D 80
10 % Kejadian BB/TB <5
11 % Kejadian Gizi <5
Buruk
12 % Kejadian Balita 34
pendek

146
13 % Kejadian BGM < 15
14 % Penggunaan 85
garam beryodium
15 % Kadarazi 85
IV PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

% Cakupan imunisasi dasar 91


lengkap
% Cakupan penemuan kasus 82
baru kusta tanpa cacat
% angka kasus HIV yang 45
diobati
V PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT Persentase ketersediaan obat 75
KESEHATAN dan vaksin di Puskesmas

Sumber : Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2016-2019


B. Program Kesehatan Pengembangan
Tabel 3.2

Kegiatan Dan Indikator Program Kesehatan Pengembangan


NO PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR TARGET 2016
(%)
I PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR
% Perempuan usia 30 sampai 10
50 tahun yang dideteksi dini
kanker serviks dan payudara
% Cakupan penemuan kasus 82
baru kusta tanpa cacat
% angka kasus HIV yang 45
diobati
II LANSIA % Pralansia yang dilayani 40
% Lansia lanjut yang 70
dilayani
III UKS

% Penjaringan di TK 100

% Penjaringan

Kesehatan di SD / 100

MI

147
% Penjaringan

Kesehatan Di SMP/ 100

MTSN

% Penjaringan di
100
SMU / MA

% Pembinaan UKS/
80
UKGS di SD / MI

% Pembinaan UKS/

UKGS 80

Di SLTP/ MTSN

% Pembinaan UKS/

UKGS 80

Di SMU / MA

% Pembinaan TK 80

Sumber : Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2016-2019

BAB IV
PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN

A. Program Kesehatan Wajib


1. Promosi Kesehatan
Tujuan dari promosi kesehatan lebih menitik beratkan pada usaha promotif dan
preventif. Bentuk kegiatan Promkes ini adalah UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat ) diantaranya adalah kegiatan Posyandu dan pembentukkan kelurahan
siaga (membentuk pos kesehatan kelurahan).
Kegiatan Promosi Kesehatan yang telah dilakukan adalah :

148
4. Penyuluhan dalam gedung
Kegiatan penyuluhan dalam gedung yang telah dilakukan selama
tahun2016adalah 160 kali dengan jumlah orang yang disuluh sebanyak 4.117 orang,
kegiatan ini sudah melebihi target seharusnya yaitu 96 kali. Topik penyuluhan,
frekuensi penyuluhan dan jumlah yang disuluh dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1. Penyuluhan Dalam Gedung

Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Frekwensi Jumlah masyarakat


No Judul / Program Puskesmas
Penyuluhan yang disuluh

1 Nafza 0 0

2 PHBS 10 362

3 HIV/AIDS 1 45

4 Hipertensi 11 379

5 Flu burung / Flu Babi 0 0

6 DBD 5 125

7 DM 13 290

8 Stroke 2 32

9 TB Paru 8 168

10 Filariasis 4 96

11 Kusta 0 0

12 Infeksi Menular Seksual (IMS ) 1 45

13 Imunisasi 12 296

14 Diare 10 156

15 Gizi Keluarga 10 325

Sambungan ......................

149
Frekwensi Jumlah masyarakat
No Judul / Program Puskesmas
Penyuluhan yang disuluh

16 Kekurangan Yodium 2 38

17 Penyakit Mata / Vit A 8 104

18 Pemanfaatan TOGA 2 73

19 Kesehatan Ibu 12 384

20 Kesehatan Anak dan DDTK 9 279

21 keluarga Berencana 3 42

22 Diabetes Melitus 13 290

23 Campak 4 85

24 ISPA 10 215

25 ASI Eklusif 6 96

26 Materi lainnya 6 192

Jumlah 160 4,117

5. Penyuluhanluar gedung
Kegiatan penyuluhan luargedung dilakukan di Posyandu, Sekolah,
Mushalla/Masjidpada tahun 2016 adalah :
 Posyandu = 384 kali
 Mushalla/Masjid = 60 Kali
 Kantor Lurah = 72 kali
 Tempat Lain = 322 kali
Topik penyuluhan, frekuensi penyuluhan dan jumlah yang disuluh dapat dilihat
pada tabel 4.2

150
Tabel 4.2. Penyuluhan Luar Gedung

Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Judul / program Frekwensi Jumlah masyarakat


No
Puskesmas Penyuluhan yang disuluh

1 PHBS Sekolah 6 200

2 PHBS Rumah Tangga 96 2592

3 HIV AIDS / Nafza 3 150

4 Bahaya rokok 2 56

5 Hipertensi 48 720

6 DBD 8 285

7 Rabies 3 192

8 Malaria 3 121

9 TB Paru 3 88

10 Filariasis 73 5791

11 Kusta 0 0

12 Infeksi Menular Seksual 3 150

13 Imunisasi 102 4124

14 Diare 17 408

15 Gizi Keluarga 36 972

16 Kekurangan Yodium 2 38

17 Penyakit mata / VIT A 68 1904

18 Pemanfaatan TOGA 7 140

19 Kesehatan Ibu 29 1223

151
Kesehatan Anak dan
20
DDTK 21 798

21 Keluarga Berencana 3 128

22 Diabetes melitus 11 394

23 Campak 35 1266

24 ISPA 15 345

25 ASI Eksklusif 5 175

26 Materi lainnya 239 7301

TOTAL 838 29561

6. Penyuluhan individu
Kegiatan Penyuluhan individu berupa konsultasi gizi atau dikenal dengan
Pojok Gizi (Pozi). Pada tahun 2016 hasil pencapaian kegiatan Pozi adalah 132kali

7. UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat )


Pada tahun 2016 kegiatan UKBM yang telah dilakukan di Puskesmas
Belimbing adalah:
a. Kegiatan Posyandu Balita
Posyandu Balita di wilayah Puskesmas Belimbing ini cukup aktif
begitu juga kader yang hadir tiap bulan, pada tahun 2016 jumlah kader
seluruhnya adalah162 dan rata-rata yang aktif hadir setiap bulannya 129,
sedangkan tingkat perkembangan posyandu dapat dilihat pada grafik 4.1.

Grafik 4.1.
Tingkat Perkembangan Posyandudi Wilayah Puskesmas Belimbingtahun 2016

152
Untuk tingkat partispasi masyarakat (D/S) dan N/Ddapat dilihat
padatabel4.3.
Tabel 4.3.
Pencapaian D/S dan N/D’ di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

INDIKATOR KELURAHAN PUSKESMAS

KURANJI GN. SEI.


SARIK SAPIH

D/S 63.84 61.87 61.24 62.82

N/D’ 91.96 94.23 88.93 91.95

153
Sumber : Data Promkes Puskesmas Belimbing Tahun 2016

h. Kelurahan Siaga
Di wilayah kerja Puskesmas Belimbing sudah terbentuk 4 pos
kesehatan kelurahan (Poskeskel ) yang terletak di kelurahan Kuranji
sebanyak 2 Poskeskel, Gunung Sarik terdapat 1 Poskeskeldan Sungai Sapih
terdapat 1 Poskeskel . Poskeskel yang ada merupakan bagian dalam
pembentukan kelurahan siaga.Sampai tahun 2016 sudah 2 orang Bidan dan 2
orang Kader Kelurahan siaga yang telah dilatih. Dari 3 kelurahan siaga yang
ada berdasarkan tingkat perkembangannya 2 kelurahanberstatus Madya
yaitu Kelurahan Kuranji dan Sungai Sapih sedangkankelurahanGunung
Sarik berstatus purnama. Bangunan Poskeskel Kp.
Tangah,PoskeskelTui,dan Poskeskel Sungai Sapih sudah milik sendiri
sedangkanbangunan Poskeskel yang belum milik sendiri adalahdi kelurahan
Gunung Sarik masih menumpang di Kantor Lurah.

2. Pembinaan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)


Kegiatan pembinaan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) meliputi penyuluhan
tentang pemanfaatan TOGA sebanyak 7 kali. Di wilayah Puskesmas Belimbing
ada 860 TOGA. Data TOGA berdasarkan jenis atau macam TOGA yang ada di 3
Kelurahan dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4.

Data TOGA Berdasarkan Jenis TOGA

di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

JLH KK JENIS TOGA YANG ADA


NO KELURAHAN YANG DI KELURAHAN
ADA (MACAM)

154
TOGA
<50 50-100 >100
1 KURANJI 256 256 0 0
2 GN.SARIK 524 524 0 0
3 SEI.SAPIH 90 90 0 0
JUMLAH 870 870 0 0
Sumber : Data Promkes Puskesmas Belimbing Tahun 2016

3. Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Pada Tahun 2016 telah dilakukan survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di rumah tangga, dengan jumlah sampel sebanyak 1.367 rumah tangga.
Dari hasil survei diketahui sebanyak 825 rumah tangga (60,33 %) sudah ber-
PHBS.Adapun hasil survei dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5.

Hasil Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

JLH RT RT BER-
NAMA JLH RT/KK % RT
NO DISURVEI PHBS (RT
KELURAHAN SELURUHNYA SEHAT
(SAMPEL) SEHAT)
1 KURANJI 10.097 707 405 63,64
2 GN.SARIK 5.456 380 207 54,47
3 SEI.SAPIH 4.026 280 168 60
JUMLAH 19.579 1.367 825 60,33
Sumber : Data Promkes Puskesmas Belimbing Tahun 2016

4. Pengobatan trradisional (BATTRA)

155
Pada tahun 2016 telah dilakukan pemeriksaan kesehatan lingkungan BATTRA
38 kali, pembinaan tentang kebersihan alat-alat serta ramuan yang digunakan.
Sebanyak 10 kali,Sedangkan jenis BATTRA yang dibina adalah pijat urut sebanyak
16 kali,jamu gendong sebanyak 3 kali, pijat refleksi sebanyak 1 kali dan
paranormalsebanyak 6 kali.

5. Saka Bakti Husada


Berdasarkan jumlah dan tingkat perkembangan Saka Bakti Husada di
Puskesmas Belimbing pada Tahun 2016 ada 1 buah sanggar yaitu di SMU 5 Balai
Baru dengan strata madya.

6. Poskestren
Berdasarkan jumlah dan tingkat perkembangan Poskestrendi Puskesmas
Belimbing pada Tahun 2016 belum ada,karena memang pesantren tidak ada di
wilayah kerja Puskesmas Belimbing.
.
2. Kesehatan Lingkungan
Pada tahun 2016 pencapaian hasil kegiatan yang dilakukan oleh Program Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas Belimbingdapat dinilai dari beberapa indikator, yaitu persentase
rumah sehat, persentase keluarga yang memiliki akses air bersih dan air minum, jamban sehat,
saluran pembuangan air limbah, tempat pembuangan sampah serta Tempat-Tempat Umum
dan Pengolahan Makanan .Berikut ini pencapaian hasil kegiatan yang telah dilakukan oleh
program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Belimbing
1 . Rumah Sehat
Kegiatan pemeriksaan perumahan dilaksanakan dengan tujuan agar masyarakat
mampu untuk hidup serasi dengan lingkungan dan dapat mewujudkan kualitas lingkungan
perumahan yang bebas dari risiko yang membahayakan kesehatan, rumah sehat pada tahun
2016 dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Rumah Sehat Di Puskesmas Belimbing Tahun 2016
MS TMS
KELURAHAN SARANA
JML % JML %

156
KURANJI 9.444 8.618 91 889 9
GN.SARIK 4.478 4.098 92 447 8
S.SAPIH 3.382 3.218 95 234 5
JUMLAH 17.304 15.934 92 1.570 8
Sumber : Data Kesling Puskesmas Belimbing Tahun 2016

2. Sumber Air Bersih


Sumber air bersih pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7.
Pemeriksaan Sumber Air Bersih Di Puskesmas Belimbing Tahun 2016
PDDK DG
JML AKSES AIR
PDDK MINUM YG
NO SUMBER AIR MINUM DIPERIKSA
PENGGU LAYAK
NA
JML %
1 SUMUR GALI 1.668 3.038 3.038 42
TERLINDUNG
2 SGL DENGAN POMPA 5.680 17.646 17.646 28
3 BOR DENGAN POMPA 2.445 9.021 9.021 14
4 PERPIPAAN 6.919 29.439 29.439 46
( PDAM,BPSPAM)

157
5 JUMLAH 16.712 59.144 59.144 93
Sumber : Data Kesling Puskesmas Belimbing Tahun 2016

3. Jamban Sehat
Jambansehat pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8.
JambanSehat Di Puskesmas Belimbing Tahun 2016
JENIS JAMBAN` PDDK DG

AKSES
JML
PDDK SANITASI YG
NO DIPERIKSA
PENG LAYAK
GUNA

JML %
1 LEHER ANGSA DG ST 15.962 1063 57.577 91

2 CEMPLUNG 10 0 - -

3 JUMLAH 15.972 0 57.577 91

Sumber : Data Kesling Puskesmas Belimbing Tahun 2016

4. Pemeriksaan Sanitasi Tempat-Tempat Umum


Program Penyehatan Tempat Tempat Umum (TTU) bertujuan untuk meningkatkan
kualitas lingkungan tempat-tempat umum dan sarana kemasyarakatan lainnya yang memenuhi
persyaratan kesehatan, sehingga dapat melindungi masyarakat dari penularan penyakit,
keracunan, kecelakaan, pencemaran lingkungan serta gangguan kesehatan lainnya.
Hasil pemeriksaanSanitasi Tempat-Tempat Umum pada tahun 2016 dapat dilihat pada
tabel 4.9.

Tabel 4.9
Pemeriksaan Sanitasi Tempat-Tempat Umum Di Puskesmas Belimbing
Tahun 2016
NO URAIAN JML MS TMS
158
SARANA JML % JML %
1 SARANA KESEHATAN 2 2 100 0 0
2 SEKOLAH 39 25 64 14 36

Sumber : Data Kesling Puskesmas Belimbing Tahun 2016

5. Pemeriksaan Sanitasi Pengelolaan Makanan


Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan
pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan & minuman, kesiapsiagaan dan
penanggulangan KLB keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan.
Hasil pemeriksaanSanitasi Pengelolaan Makanan pada tahun 2016 dapat dilihat pada
tabel 4.10.

Tabel 4.10
Pemeriksaan Sanitasi Pengelolaan Makanan Di Puskesmas Belimbing
Tahun 2016
MS TMS
JML
NO URAIAN % JM %
SARANA JML
L
1 RUMAH MAKAN 7 5 71 2 29
2 MAKANAN JAJANAN 45 45 100 0 0
3 DAMIU 48 46 96 2 4
4 JASA BOGA 1 1 100 0 0
Sumber : Data Kesling Puskesmas Belimbing Tahun 2016

159
160
3.1.3. Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana
Kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan pada program Kesehatan Ibu dan Anak dan
Keluarga Berencana adalah :
1. Kelas Ibu Hamil
Pada tahun 2016 ini telah dilaksanakan kelas ibu hamil di 3 kelurahan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Belimbing. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan,
pelaksanaan kelas ibu hamil dapat dilihat pada tabel 4.11,sedangkan materi yang
diberikan selama berlangsungnya kelas ibu adalah
i. Pertemuan Pertama
1. Penjelasan umum kelas ibu
2. Perubahan pada tubuh ibu selama hamil
3. Pengenalan buku KIA
4. Senam hamil
ii. Pertemuan Kedua
1.Mengenal tanda-tanda persalinan
2.Proses persalinan
3.Penjelasan buku KIA
4.Senam hamil
iii.Pertemuan Ketiga
1. Perawatan bayi
2. Perawatan payudara
3. Penjelasan buku KIA
4. Senam hamil

2. Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi


Pada kegiatan ini ditingkatkan pemberian penyuluhan untuk mencegah terjadinya 3T
(terlambat mengenali bahaya, terlambat merujuk dan terlambat mendapat pertolongan).
Dalam kegiatan ini dilakukan pemasangan stiker ibu hamil di tiga kelurahan yaitu
kelurahan Kuranji,Gunung Sarik dan Sungai Sapih, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.12.

45
Tabel 4.11

Pelaksanaan Kegiatan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

% BUMIL YG % BUMIL DG % BUMIL DG % BUMIL YG


JML JML ANGKATAN JML JML JML BUMIL
KELAS IBU MENGIKUTI BUKU KIA PERENCANAAN MEMUTUSKAN
NO SASARAN YG TLH FASILITATOR KADER YG YG IKUT
HAMIL KLS BUMIL KEHAMILAN BERSALIN DG
BUMIL DILAKSANAKAN YG AKTIF TERLIBAT KLS IBU
NAKES

KURANJI 665 3 1 9 45

IBPM DEWI
1 45 1 1 3 15 33% 100 % 100 % 100 %
ARFANITA
BPM
2 40 1 1 3 15 37,5% 100 % 100 % 100 %
KASNIYENTI

3 GUO 45 1 1 3 15 33,3% 100 % 100 % 100 %

GN.SARIK 333 1 1 3 15

4 BPM EMI 40 1 1 4 15 37,5% 100 % 100 % 100 %

S.SAPIH 240 2 1 7 30

PAUD KASIH
5 30 1 2 4 15 50% 100 % 100 % 100 %
IBU

46
6 POSKESKEL 35 1 2 3 15 42,8% 100 % 100 % 100 %

Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

47
Tabel 4.12

Kegiatan P4k di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

N DESA YG BUMIL BUMIL BUMIL BUMIL BUMIL BULIN DI


O MELAKSANA MENDAPAT BERSTIKER BERSTIKER BERSALIN & MENGGUNA NAKES
KAN P4K DG STIKER MENDAPAT BERSALIN NIFAS KAN KB MENDAPAT
STIKER PELAYANAN DI NAKES BERSTIKER PASCA PELAYANAN
KELURAHAN
ANTENATAL YG SALIN NIFAS
SESUAI MENGALAMI
STANDAR KOMPLIKASI
TERTANGANI

1 KURANJI 1 665 665 606 104 577

2 GN.SARIK 1 327 327 300 28 284

3 S.SAPIH 1 256 256 232 25 223

JUMLAH 3 1248 1248 1138 157 1084

Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

47
48
3. Bidan Koordinator
Bidan koordinator (Bikor) berperan melakukan pembinaanterhadap bidan-bidan
yang berpraktek diwilayah kerja Puskesmas Belimbing, adapun materi pembinaan
berupa pencatatan dan pelaporan, manajemen kebidanan dan kompetensi bidan dari
daftar tilik yang sudah disediakan. Kegiatan yang dilakukan adalah pembinaan
terhadap Bidan Praktek Mandiri (BPM) , PUSTU, POSKESKELdapat dilihat pada tabel
4.13, pembinaan terhadap Bidan Poskeskel dapat dilihat pada tabel 4.14. Untuk data
umum kegiatan Bikor di wilayah kerja Puskesmas Belimbing dapat dilihat pada tabel
4.15. Masalah yang ditemui oleh Bikor adalah pertemuan dengan BPM sulit terlaksana
karena bidan yang bersangkutan tidak ada di tempat.

Tabel 4.13

Kegiatan Pembinaan BPM, PUSTU, POSKESKEL di Puskesmas Belimbing Tahun 2016


JML
JML JML BPM BIDAN YG
BIDAN
NO KELURAHAN BPM YG MEMPUNYAI KET
YG
DIKUNJUNGI IZIN
DIBINA

1 KURANJI 9 9 9 7
2 ORG TDK DI
2 GN.SARIK 6 6 4 2 TEMPAT
2 ORG TDK DI
3 S.SAPIH 5 5 3 2 TEMPAT
4 ORG TDK DI
JUMLAH 20 20 16 11 TEMPAT

Sumber : Data Bikor Puskesmas Belimbing Tahun 2016

48
Tabel 4.14

Kegiatan PembinaanPOSKESKEL di Puskesmas Belimbing Tahun 2016


JML BIDAN YG JADWAL
NO KELURAHAN
POSKESKEL DIBINA KEGIATAN
1 KURANJI 2 2 1 x/bln
2 GN.SARIK 1 1 1 x/bln
3 S.SAPIH 1 1 1 x/bln
JUMLAH 4 4
Sumber : Data Bikor Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Tabel 4.15

Data Umum kegiatan Bikor di Wilayah Kerja di Puskesmas Belimbing

Tahun 2016

NO DATA JUMLAH
1 BIDAN DI DESA 4
2 BIDAN PRAKTEK SWASTA 16
3 BIDAN BEKERJA DI RB 6
4 BIDAN DI PUSKESMAS 8
5 TOTAL JUMLAH BIDAN 29
6 KELURAHAN 3
7 POSKESKEL 3
8 PUSTU 1
9 PUSKESMAS 1
10 PENDUDUK 61.949
Sumber : Data Bikor Puskesmas Belimbing Tahun 2016

49
4. LB3 KIA
Laporan LB3 KIA di Puskesmas Belimbing pada Tahun 2016 dapat dilihat pada
tabel 4.16 di bawah ini : :
Tabel 4.16

Laporan LB3 KIA di Wilayah Kerja di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

WILAYAH KERJA
NO VARIABEL TOTAL
KURANJI GN.SARIK S.SAPIH

A KESEHATAN IBU

1 JUMLAH KUNJUNGAN PERTAMA BUMIL

TRIWULAN I 665 327 256 1248

2 JUMLAH BUMIL USIA < 19 TAHUN 14 3 1 18

3 JUMLAH KUNJUNGAN BUMIL BULAN 1934 892 544 3370

INI

JUMLAH BUMIL YG MENDPT - - - -

PELAYANAN ANC 7 T

JUMLAH BUMIL YG MENDPT

PELAYANAN ANC 10 T 665 327 256 1248

4 JUMLAH KUNJUNGAN BUMIL K4 BULAN 587 288 226 1101

INI

5 JUMLAH BUMIL DENGAN LILA < 23,5 CM 108 59 41 208

6 JUMLAH BUMIL YANG DIPERIKSA HB

665 327 256 1248

7 JUMLAH BUMIL ANEMIA (HB<11 GR%) 76 30 34 140

8 JUMLAH BUMIL YANG DIPERIKSA

PROTEIN URINE 665 327 256 1248

9 JUMLAH BUMIL DENGAN PROTEIN 4 3 1 8

50
POSITIF

10 JUMLAH BUMIL YANG DIPERIKSA 0 0 0 0

LABOR MALARIA

11 JUMLAH BUMIL YANG POSITIF MALARIA 0 0 0 0

12 JUMLAH BUMIL YANG DIPERIKSA BTA 0 0 0 0

a.Jumlah bumil dengan BTA positif 0 0 0 0

b.Jumlah bumil dengan BTA positif dan 0 0 0 0

mendapat pengobatan secara teratur

13 JUMLAH KASUS BUMIL DENGAN 90 31 25 146

KOMPLIKASI YANG ADA

14 JUMLAH KASUS BUMIL DENGAN 89 26 22 137

KOMPLIKASI YANG DITANGANI SCR

DEFENITIF

15 JUMLAH KASUS BUMIL DENGAN 90 31 25 146

KOMPLIKASI YANG DIRUJUK

16 JUMLAH KASUS BUMIL DENGAN 0 0 0 0

KOMPLIKASI YANG LANGSUNG KE RS

17 JUMLAH KASUS PERSALINAN DENGAN 20 6 8 34

KOMPLIKASI YANG ADA

18 JUMLAH KASUS PERSALINAN DENGAN 19 5 6 30

KOMPLIKASI YANG DITANGANI SCR

DEFENITIF

19 JUMLAH KASUS PERSALINAN DENGAN 20 6 8 34

KOMPLIKASI YANG DIRUJUK

20 JUMLAH KASUS PERSALINAN DENGAN 0 0 0 0

KOMPLIKASI YANG LANGSUNG KE RS

21 JUMLAH KASUS IBU NIFAS DENGAN 0 0 0 0

51
KOMPLIKASI YANG ADA

22 JUMLAH KASUS IBU NIFAS DENGAN 0 0 0 0

KOMPLIKASI YANG DITANGANI SCR

DEFENITIF

23 JUMLAH KASUS IBU NIFAS DENGAN 0 0 0 0

KOMPLIKASI YANG DIRUJUK

24 JUMLAH KASUS IBU NIFAS DENGAN 0 0 0 0

KOMPLIKASI YANG LANGSUNG KE RS

25 JUMLAH TOTAL IBU 108 31 28 167

(HAMIL,BERSALIN,NIFAS) DENGAN

KOMPLIKASI YANG DITANGANI SCR

DEFENITIF (PK)

a.Ditangani di Rumah sakit secara Defenitif 0 0 0 0

(tidak termasuk rujukan puskesmas )

b.Ditangani di Puskesmas dan jaringannya 0 0 0 0

secara defenitif

c.Dirujuk ke Rumah sakit dan ditangani secara 108 31 28 167

defenitif

26 JUMLAH DUKUN AKTIF 0 0 0 0

27 JUMLAH DUKUN YANG BERMITRA 0 0 0 0

27 JUMLAH ABORTUS 3 1 2 6

27 JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL 2 1 0 3

PENYEBAB

a. Perdarahan 0 0 0 0

b. Eklamsi 1 0 0 1

52
c. Infeksi 1 1 0 2

d. Partus macet 0 0 0 0

e. Keguguran 0 0 0 0

f. Lain – lain (sebutkan)

Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

5. Pencapaian kegiatan Kesehatan Ibu di Puskesmas Belimbing


a. Cakupan K1
Pada tahun 2016 diketahui bahwa cakupan K1 di Puskesmas Belimbing
sebesar 100 % inisudah mencapai target 100 % .dan semua kelurahan sudah
Kuranji,gn. Sarik dan sungai sapih sudah mencapai target. Untuk lebih rinci
dapat dilihat pada grafik 4.2 di bawah ini.

Grafik4.2

Cakupan K1 di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

53
b. Cakupan K4
Pada tahun 2016 diketahui bahwa cakupan K4 di Puskesmas Belimbing
sebesar 95,6 % inisudah melebihi target 95 % . Cakupan yang tertinggi di
Kuranji sebesar 95,7 % dan yang terendah di Gn. Sarik sebesar 95,5 %. Untuk
lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.3 di bawah ini

Grafik4.3

Cakupan K4 di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

54
c. Cakupan Persalinan Dengan Tenaga Kesehatan
Pada tahun 2016 diketahui bahwa cakupan persalinan di Puskesmas
Belimbing sebesar 95,5 %, ini sudah melebihi target 95 % . Cakupan yang
tertinggi di Kuranji sebesar 96,2 % dan yang terendah di Sungai Sapih sebesar
95,1 %. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.4 di bawah ini.

Grafik4.4
Cakupan Persalinan di Puskesmas Belimbing Tahun 2015

Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

55
d. Cakupan Pelayanan Nifas (KF1)
Pada tahun 2016 diketahui bahwa cakupan Pelayanan Nifas (KF1) di
Puskesmas Belimbing sebesar 95,5 %, ini sudah lebih tinggi dari target90
%.Cakupan yang tertinggi diKuranji sebesar 96,2 % dan yang terendah di
Sungai sapihsebesar 95,1 %. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.5 di
bawah ini.

Grafik4.5

Cakupan Pelayanan Nifas (KF1)di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

e. Cakupan Pelayanan Nifas (KF2)

56
Pada tahun 2016 diketahui bahwa cakupan Pelayanan Nifas (KF2) di
Puskesmas Belimbing sebesar 95,1 %, ini sudah melebihi dari target 90 % .
Cakupan yang tertinggi di Kuranjisebesar 95,8 % dan yang terendah di Gn
sariksebesar 94,7 %. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.6 di bawah ini.
Grafik4.6

Cakupan Pelayanan Nifas (KF2) di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

f. Cakupan Pelayanan Nifas (KF3)


Pada tahun 2016 diketahui bahwa cakupan Pelayanan Nifas (KF3) di
Puskesmas Belimbing sebesar 90,9 %, ini melebihi sedikit dari target 90 % .
Cakupan yang tertinggi di Sungai Sapih sebesar 91,4% dan yang terendah di Gn.
Sarik sebesar 90,7 %. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.7

Grafik4.7

Cakupan Pelayanan Nifas (KF3) di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

57
Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

g. Cakupan Deteksi Resiko Tinggi Oleh Tenaga Kesehatan


Pada tahun 2016 diketahui bahwa Cakupan Deteksi Resiko Tinggi Oleh
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Belimbing sebesar 100,8 %, ini melebihi sedikit
daritarget 100 % (dari seluruh ibu hamil resti). Cakupan yang tertinggi diGn.
sariksebesar 100,8% dan yang terendah di Sungai sapih sebesar 100 %. Untuk
lebih rinci dapat dilihat pada grafik4.8 di bawah ini.

Grafik4.8

Cakupan Deteksi Resiko Tinggi Oleh Tenaga Kesehatan

di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

58
Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

h. Cakupan Ibu hamil,bersalin dan nifas komplikasi.


Pada tahun 2016 diketahui bahwa Cakupan Ibu hamil,bersalin dan nifas
komplikasi.di Puskesmas Belimbing sebesar 64 %, ini kurangsedikit dari target 75
% (75%dari seluruh ibu hamil resti). Cakupan yang tertinggi di Kuranjisebesar 81
%yang melebihi target dan yang terendah di Gn.sarik sebesar 48 %. Untuk lebih rinci
dapat dilihat pada grafik 4.9 di bawah ini.

59
Grafik4.9

Cakupan Ibu hamil,bersalin dan nifas komplikasi

di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

6.Kegiatan Program Kesehatan Anak


a. Cakupan Kunjungan Neonatus (KN1)
Pada tahun 2016 diketahui bahwa Cakupan KN1 di Puskesmas Belimbing
sebesar 98%, ini lebih tinggi dari target 90 % . Cakupan yang tertinggi
dikuranjidanGunung Sarik dan kuranjisebesar 99 % dan yang terendah di Sungai
Sapih sebesar 97 %. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.10 di bawah ini.

60
Grafik4.10

Cakupan KN1 di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

b. Cakupan Kunjungan Neonatus(KN Lengkap)


Pada tahun 2016 diketahui bahwa Cakupan KN Lengkap di Puskesmas
Belimbing sebesar 90%, ini sudah mencapai target 90 % . Cakupan yang tertinggi
di Sungai Sapih sebesar 93 % dan yang terendah di Kuranji sebesar 91 %. Untuk
lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.11di bawah ini.

Grafik 4.11

Cakupan KN Lengkap di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

61
Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

c. Cakupan Kunjungan Bayi Sesuai Standar


Cakupan Kunjungan Bayi Sesuai Standar selama tahun 2016 di wilayah
kerja Puskesmas Belimbing, dapat dilihat pada grafik 4.12 berikut ini.

Grafik4.12

Cakupan Kunjungan Bayi Sesuai Standar di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

62
Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

d. Cakupan Kunjungan Anak Balita


Pada tahun 2016 diketahui bahwa Cakupan Kunjungan Anak Balita di
Puskesmas Belimbing sebesar 84%, ini masih di bawah target 90 % . Cakupan
yang tertinggi di Gn Sariksebesar 88 % dan yang terendah di Kuranjisebesar 82 %.
Untuk lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.13 di bawah ini.

Grafik4.13

63
Cakupan Kunjungan Anak Balitadi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

e. Cakupan Kunjungan Anak Prasekolah


Pada tahun 2016 diketahui bahwa Cakupan Kunjungan Anak Prasekolah di
Puskesmas Belimbing sebesar 74%, ini masih di bawah target 80 % . Cakupan
yang tertinggi di Gn Sariksebesar 79 % dan yang terendah di Sei. sapihsebesar 60
%. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.14 di bawah ini.

Grafik4.14

Cakupan Kunjungan Anak Balitadi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

64
Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

f. Cakupan Neonatusdengan komplikasi


Pada tahun 2016 diketahui bahwa Cakupan Neonatusdengan komplikasi di
Puskesmas Belimbing sebesar 74%, ini belum mencapai target 82 % . Cakupan
yang tertinggi di Gn. Sarik sebesar 82 % dan yang terendah di Sungai Sapih
sebesar 65 %. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.15 di bawah in

Grafik4.15

Cakupan Neonatusdengan komplikasi di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

65
Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

g. Laporan kematian bayi, neonataldan balita


Pada tahun 2016 diketahui bahwa kematian bayi dan neonatal di
Puskesmas Belimbing sebanyak 11 orang. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel
4.17 di bawah ini
Tabel 4.17

Laporan kematian bayi dan neonatal di wilayah kerja

di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

KEL NEONATUS BAYI BALITA JUMLAH

KURANJI 7 2 0 9

GN.SARIK 2 0 0 2

S.SAPIH 0 0 0 0

66
HC BLK 9 2 0 11

Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

h. Laporan kegiatan kelas Ibu Balita


Pada tahun 2016 dilaksanakan kegitan kelas Ibu balita sebanyak 6 kelas Ibu
balita di 3 kelurahan. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.18 di bawah ini.
Tabel 4.18

Laporan kegitan kelas ibu balita di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

∑ KLS YG ∑ KLS IB YG
KELURAHAN SASARAN JUMLAH TERLAKSANA TAMAT TH 2016
BALITA FASILITA 0- 1-2 2-5 0- 1-2 2-5
TOR 1TH TH TH 1TH TH TH

KURANJI 2979 3 3 3 3 3 3 3
GN.SARIK 1448 3 2 2 2 2 2 2
SEI.SAPIH 1125 3 1 1 1 1 1 1
Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

i. Data penyimpangan tumbuh kembang Balita.


Pada tahun 2016 diketahui adanya penyimpangan tumbuh kembang Balita
diwilayah kerja puskesmas Belimbing sebanyak 54 balita. Untuk lebih rinci dapat
dilihat pada tabel 4.19 di bawah ini.
Tabel 4.19
Data penyimpangan tumbuh kembang Balita di Wilayah Puskesmas BelimbinTahun 2016
JML ANAK GANGGUAN
TUMBANG / KELOMPOK GANGGUAN
KELURAHAN UMUR
Bayi (3- Anak Apras Total Sindrom GPPH Pertumbuhan
67
12 BL) Balita (61- Down
72 bl)
KURANJI 3 11 17 31 1 4 26
GN. SARIK 2 5 5 12 0 6 6
SEI. SAPIH 3 6 2 11 0 2 9
Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

j. 10 Penyakit terbanyak balita


Pada tahun 2016 diketahui bahwa 10 Penyakit terbanyak balita di
Puskesmas Belimbing yang terbanyak adalah Coman cold yaitu 1364 orang dan
yang terkecil adalah varisela yaitu 22 orang. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada
grafik 4.16 di bawah ini.

Grafik4.16

10 Penyakit terbanyak balitadi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

68
Sumber : Data KIA Puskesmas Belimbing Tahun 2016

7 .Pelayanan Keluarga Berencana


Pelayanan Keluarga Berencana secara rutin dilaksanakan di Puskesmas
Belimbing Program ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Adapun hasil
kegiatan pelayanan Keluarga Berencanaadalahsebagai berikuti.

a. Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi


Jumlah peserta KB Baru menurut kontrasepsi perkelurahan di Puskesmas
Belimbing Tahun 2016 dapat dilihat pada grafik 4.17, dimana peserta KB Baru
paling banyak memakai alat kontrasepsi berupa suntiksebesar 13,6%, sedangkan
kontrasepsi yang paling sedikit yang dipakai peserta KB Baru adalah kondom
sebesar 0,7% .

69
Grafik 4.17.

Cakupan Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Perkelurahan

Di Puskesmas Belimbing Pada Tahun 2016

Sumber : Data KB Puskesmas Belimbing Tahun 2016

b. Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi


Jumlah peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi perkelurahan di
Puskesmas Belimbing Tahun 2016 dapat dilihat pada grafik 4.18, dimana paling
banyak memakai alat kontrasepsi berupa suntiksebesar 50,7%, sedangkan
kontrasepsi yang paling sedikit yang dipakai peserta KB Aktif adalah MOP sebesar
0,5%.

70
Grafik 4.18

Cakupan Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Perkelurahan

Di Puskesmas Belimbing Pada Tahun 2016

Sumber : Data KB Puskesmas Belimbing Tahun 2016

71
4.1.4. Perbaikan Gizi Masyarakat
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
adalah
a. Pembinaan posyandu di daerah wilayah binaan setiap bulan
Pelaksanaan Posyandu di Puskesmas Belimbing Tahun 2016 dijadwalkan setiap hari
Senin sampai dengan Hari Kamis pada Minggu keduadan ketiga setiap bulannya. Adapun
cakupan penimbangan di Puskesmas Belimbing dapat dilihat pada gambar4.1., dimana D/S
pada Balita tahun 2016yang tertinggidi kelurahan Kuranji dan Gunung Sariksebesar50 %

72
dan yang terendah di Kelurahan Sungai Sapih sebesar49,98 %, angka ini masih di bawah
target seharusnya yaitu 85 %.
Sementara itu N/D Balita Tahun 2016yang tertinggi di kelurahan Gunung Sarik
sebesar 94,226 % dan yang terendah di Kelurahan Sungai Sapih sebesar 88,927
%.Persentase N/D ini sudah melebihi target seharusnya yaitu 80 %, untuk lebih rinci dapat
dilihat pada gambar4.2.
Gambar4.1.

Cakupan D/S Per-kelurahan Di Puskesmas Belimbing Pada Tahun 2016

Sumber : Data Gizi Puskesmas Belimbing Tahun 2016


Gambar4.2.

CakupanN/D Per-kelurahan Di Puskesmas Belimbing Pada Tahun 2016

73
Sumber : Data Gizi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

b. Pendistribusian vitamin A pada bulan Februari dan Agustus untuk balita dan setiap bulan
untuk ibu nifas
Untuk mencegah penyakit Kekurangan Vitamin A (KVA), maka Puskesmas
Belimbing di Tahun 2016 telah melakukan Pendistibusian Vitamin A pada bulan Februari
dan Agustus untuk bayi 6-11 bulan diberikan Vitamin A berwarna biru dan 12- 60 bulan
diberikan Vitamin A berwarna merah. Selain bayi 6-11 bulan dan anak balita vitamin A
juga diberikan kepada Ibu nifas sekali 1 kapsul diberikan paling lambat 30 hari setelah
melahirkan.
Adapun Pencapaian Cakupan Vitamin A pada Bayi di Puskesmas Belimbing Tahun
2016 dapat dilihat pada grafik 4.19., dimana pencapaian cakupan vitamin A pada bayi
laki-laki sebesar 95 % dan bayi perempuan sebesar95,6 %, angka ini sudah di atas target
seharusnya (83%).
Grafik 4.19.

74
Pencapaian Cakupan Vitamin A Pada Bayi

Di Puskesmas Belimbing Pada Tahun 2016

Sumber : Data Gizi Puskesmas Belimbin

Sumber : Data Gizi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Untukcakupan vitamin A pada Anak Balita dapat dilihat pada grafik 4.20, dimana
cakupan vitamin A pada Anak Balitalaki-lakisebesar 96,5 % dan Anak Balita
perempuansebesar85,53 %, angka inisudah di atas target seharusnya (82,44%).

75
Grafik 4.20.

Pencapaian Cakupan Vitamin A Pada Anak Balita

Di Puskesmas Belimbing Pada Tahun2016

Sumber : Data Gizi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Cakupan Vitamin A pada ibu nifas tahun 2016 sebesar 95,5 % masih di bawah
target seharusnya yaitu 100 %, untuk lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.21.

76
Grafik 4.21.

Pencapaian Cakupan Vitamin A Pada Ibu Nifas

Di Puskesmas Belimbing Pada Tahun 2016

Sumber : Data Gizi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

c. Pendistribusian tablet Fe pada ibu hamil dan ibu nifas setiap bulan
Untuk mencegah anemia pada ibu hamil maka Puskesmas Belimbing telah
mendistribusikan tablet Fe baik di Puskesmas, di Poskeskel, di Pustu maupun di
Posyandu, hasil pencapaian cakupan distribusi Tablet Fe Pada ibu hamil dapat dilihat
pada grafik4.22. dan 4.23.,sedangkan cakupan distribusi Tablet Fe Pada ibu nifas dapat
dilihat pada grafik4.24.
Grafik4.22.

Pencapaian Cakupan Distribusi Tablet Fe1 Pada Bumil

Di Puskesmas Belimbing Pada Tahun 2016

77
Sumber : Data Gizi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Pada tahun 2016 diketahui bahwa cakupan distr di Puskesmas Belimbing


sebesar 100 % inisudah mencapai target 100 % .dan semua kelurahan sudah
Kuranji,gn. Sarik dan sungai sapih sudah mencapai target.

Grafik4.23

Pencapaian Cakupan Distribusi Tablet Fe3 Pada Bumil di Puskesmas Belimbing

Tahun 2016

78
Sumber : Data Gizi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Grafik 4.24.

Pencapaian Cakupan Distribusi Tablet Fe Pada Bufas

Di Puskesmas Belimbing Pada Tahun 2016

79
Sumber : Data Gizi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

d. Pemantauan Balita di Bawah Garis Merah ( BGM)


Pada tahun 2016 dari hasil penimbangan di posyandu diketahui indikator BGM/D
di puskesmas Belimbing sebesar 0,32 % ini sudah sesuai dengan target bahwa BGM/D
harus < 5 %, dapat dilihat pada grafik4.25. di bawah ini :

Grafik 4.25.

Pencapaian BGM/D Di Puskesmas Belimbing Pada Tahun 2016

80
Sumber : Data Gizi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

e. Hasil Kunjungan Balita Gizi Buruk Ke Puskesmas Belimbing


Pada tahun 2016 Balita Gizi Buruk yang berkunjung ke Puskesmas Belimbing
sebesar 0,13 %, Data selengkapnya dapat dilihat pada grafik4.26

Grafik 4.26

Hasil Kunjungan Balita Gizi Burukdi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Sumber : Data Gizi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Sumber : Data Gizi Puskesmas Belimbing Tahun 2016


81
f. Pemberian obat cacing pada 4 buah SD yang ada program PMT-AS
Kegiatan pemberian obat cacing pada siswa SD yang mendapatkan PMT-AS
diberikan di SD 32 , SD 34, SD 35 dan SD 38 di Kelurahan Kuranji.

g. Hasil PemantauanStatus Gizi (Kadarzi)


Di Puskesmas Belimbing Tahun 2016 telah dilaksanakan PSG Kadarzi dengan
hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.20di bawah ini :

Tabel 4.20

Hasil PemantauanStatus Gizi (Kadarzi)di Puskesmas Belimbing Tahun 2016


KELURAHAN STATUS GIZI

BB/U TB/U BB/TB

B KR BAIK G. S.PDK P N T S.KRS KRS N GMK

R G LBH D

K K

KURANJI 5 15 25 0 12 5 23 0 1 3 36 0

GN SARIK 2 2 26 0 1 2 27 0 0 3 27 0

S SAPIH 0 2 28 0 0 4 26 0 2 4 26 0

HC BLB 7 19 79 0 13 11 76 0 3 10 89 0

Sumber : Data Gizi Puskesmas Belimbing Tahun 2016


82
h. Hasil pemeriksaan garam ke SD
Tabel 4.21

Hasil Pemeriksaan Garam di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Tahun 2016


BENTUK MEREK DAGANG TEMPAT MEMBELI HASIL UJI

GARAM GARAM

HA CU TANI RE DOL PA WA TK. ADA TDK


KELURAHAN
LUS RAH MAK VI PIN SAR RUNG SA YO ADA

MUR NA YUR DIUM YO

DIUM

KURANJI 123 140 140 0 123 132 143 78 480 0

GN SARIK 123 102 102 95 123 87 119 114 320 0

S SAPIH 66 32 39 0 66 37 70 63 160 0

HC BLB 312 148 281 95 312 256 332 255 810 0

Sumber : Data Gizi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

i. Pelaksanaan konsultasi gizi pada pojok gizi


Salah kegiatan promotif yang dilakukan bagian gizi adalah pelaksanaan konsultasi
gizi pada pojok gizi setiap hari Senen dan Rabu, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.25.

Tabel 4.22

PelaksanaanKonsultasi Gizidi Puskesmas Belimbing Tahun 2016


83
KEL JENIS DIET

KEP HIPERTENSI DM ASAM URAT KOLES


TEROL

KURANJI
16 10 27 29 47

GN SARIK
3 22 27 32 34

SEI SAPIH
2 0 14 14 23

HC BLB
21 32 68 75 104

Sumber : Data Gizi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

j. Pencapaian ASI Eklusif


Pada Tahun 2016 diketahui pencapaian ASI Eklusif di Puskesmas Belimbing 81,92
% angka ini sudah di atas target,untuk lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 4.23 di
bawah ini :

Tabel 4.23

84
Pencapaian ASI Eklusifdi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

KELURAHAN SASARAN TARGET PENCAPAIAN %

KURANJI 244 80 % 195 79.92

GN. SARIK 120 80 % 105 87.50

S.SAPIH 95 80 % 176 80.00

HC BLK 459 80 % 376 81.92

Sumber : Data Gizi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

k. Kunjungan Ibu Hamil KEKYang Mendapat PMT


Pada Tahun 2016 diketahui kunjungan Bumil KEK (Kurang Energi Kalori) yang
mendapat PMT di Puskesmas Belimbing sebesar 10,3 % angka ini masih di bawah target
13 %,untuk lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 4.24 di bawah ini :
Tabel 4.24

Kunjungan Ibu Hamil KEKYang Mendapat PMT

di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

KELURAHAN SASARAN TARGET PENCAPAIAN %

KURANJI 13 % 88 13.2
665

GN. SARIK 327 13 % 35 10,7

S.SAPIH 256 13 % 6 2,3

HC BLK 1248 13 % 129 10,3

Sumber : Data Gizi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

85
5. Pemberantasan Penyakit Menular
Puskesmas Belimbing melakukan kegiatan yang bersifat preventif dan kuratif di
bidang penyakit menular seperti imunisasi,penanggulangan kasus penyakit,pemantauan kasus
penyakit dan pelacakan kasus ke lapangan, kegiatan-kegiatan tersebut adalah :
a. Imunisasi
Pelayanan imunisasi terdiri dari :
i. Pelayanan imunisasi dalam gedung
ii. Pelayanan imunisasi luar gedung di posyandu balita
iii. Pelayanan imunisasi calon pengantin
iv. Bulan imunisasi anak sekolah
Adapun pencapaian kegiatan imunisasi dapat dilihat pada grafik4.27,4.28, 4.29,
4.30, 4.32dan4.32 dan gambar 4.9di halaman berikut :

Grafik4.27.

Pencapaian Cakupan Imunisasi HB 0 di Puskesmas BelimbingTahun 2016

86
Sumber : Data Imunisasi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Grafik4.28.

Pencapaian Imunisasi Kontak I

di Puskesmas BelimbingTahun 2016

87
Sumber : Data Imunisasi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Grafik4.29.

Pencapaian Imunisasi Kontak Lengkap

di Puskesmas BelimbingTahun 2016

88
Sumber : Data Imunisasi Puskesmas Belimbing Tahun 2016
Grafik4.30.

Pencapaian Cakupan BIAS Campak dan Dt/Tddi Puskesmas Belimbing

Tahun 2016

89
Sumber : Data Imunisasi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Grafik4.31.

Pencapaian Cakupan PIN POLIOdi Puskesmas BelimbingTahun 2016

Sumber : Data Imunisasi Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Dari 3 Kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Belimbing 2 Kelurahan


sudah UCI, untuk lebih lengkap dapat dilihat pada gambar4.3.
Gambar 4.3.

90
PETA UCI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIMBING TAHUN 2016

b. TB Paru
Puskesmas Belimbing telah melakukan pemeriksaan sputum untuk TB Paru,
dimana Puskesmas Rujukan Mikroskopisnya adalah Puskesmas Kuranji. Di samping itu
Puskesmas Belimbing juga menerima pasien rujukan dari BP4 Lubuk Alung, RSUP dr.
M. Jamil Padang,RSUD , Rumah Sakit Swasta dan Dokter praktek swasta.
Adapun hasil kegiatan P2TB dapat dilihat pada tabel 4.25, 4.26 dan 4.27 di halaman
berikut :

91
Tabel 4.25.

Hasil Pendataan Penderita TB BTA (+) di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

TRIWU- TAR- PENEMU- % KON- % SEM-


LAN GET AN BTA CDR VERSI BUH
BTA (+) (+) BARU

I 23 5 2 4 4

II 23 11 0 2 0

III 23 8 1 0 0

IV 23 5 1 1 0

TOTAL 92 29 4 7 0

Sumber : Data Program TB Puskesmas Belimbing Tahun 2016

92
Tabel 4.26.

Kolaborasi TB-HIV di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

TAHUN
NO URAIAN
2015 2016

1 JUMLAH PASIEN TB YG TERCATAT 48 40

2 JUMLAH PASIEN TB YG POSITIF HIV 0 0


SEBELUM PENGOBATAN

3 JUMLAH PASIEN TB TERCATAT 48 40


DIANJURKAN TES HIV

4 JUMLAH PASIEN KOINFEKSI TB HIV 0 0

5 JUMLAH PASIEN KOINFEKSI TB HIV 0 0


MENDAPAT AKT

Sumber : Data Program TB Puskesmas Belimbing Tahun 2014

93
Tabel 4.27.

Pencapaian ProgramTB di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

PENCAPAIAN
NO URAIAN
2015 2016

1 PROPORSI SUSPEK DIPERIKSA 35.4 9.3

2 PROPORSI PENDERITA TB PARU BTA POSITIF DIANTARA 14.7 16.1


SUSPEK YG DIPERIKSA

3 PROPORSI PENDERITA TB PARU BTA POSITIF DIANTARA 90 83


SELURUH PENDERITA TB PARU

4 ANGKA KONVERSI 76 75

94
5 ANGKA KESEMBUHAN 72 %

6 TB ANAK 6 7

7 CDR 6 7
Sumber : Data Program TB Puskesmas Belimbing Tahun 2016

95
c. ISPA ( pneumonia)
Pada Tahun 2016 terdapat kasus ISPA (penderita pneumonia) sebanyak 42 orang,
kasus ISPA(penderita pneumonia) tahun 2016.

d. Diare
Pemantauan kasus diare dilakukan setiap minggu dan dilaporkan ke DKK dalam
bentuk laporan W2 (mingguan) dan laporan bulanan. Pada grafik4.32. dapat dilihat
jumlah kasus diare per kelurahan selama tahun 2016.
Grafik 4.32.

Jumlah Kasus Diare di Puskesmas Belimbing

Pada Tahun 2016

Sumber : Data P2P Puskesmas Belimbing Tahun 2016

e. DBD
Jumlah kasus DBD di Puskesmas Belimbing pada Tahun 2016dapat dilihat pada
grafik 4.33. Untuk pencegahan telah dilakukan Fogging focus dan kegiatan abatisasi di 3
kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Belimbing. Di samping itu dilakukan
pula penyuluhan kepada penduduk yang berada di wilayah yang terdapat kasus pada saat
dilakukan Penyelidikan Epidemiologi,untuk menggalakan 3 M Plus serta gotong royong
warga melalui koordinasi dengan pihak kelurahan.

91
Grafik4.33.

Jumlah Kasus DBD di Puskesmas Belimbingtahun 2016

Sumber : Data P2P Puskesmas Belimbing Tahun 2016

f. Campak
Pemantauan kasus campak dilakukan setiap bulan dan dilaporkan ke DKK dalam
bentuk laporan bulanan surveylans. Pada tahun 2016 di Puskesmas Belimbing
ditemukan 14kasus campak .

g. Rabies
Puskesmas Belimbing pada tahun 2016 telah melakukan pemberian vaksin anti
Rabies kepada 23 pasien dari 47 orang yang digigit oleh hewan penyebab rabies baik
anjing, kucing maupun kera ( Tabel 4.26 ).

92
Tabel 4.26

Jumlah Kasus Rabies di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

HEWAN PENYEBAB

KELURAHAN RABIES VAR OBS

ANJING KUCING KERA

KURANJI 14 23 1 11 29

GUNUNG SARIK 2 2 1 2 3

SUNGAI SAPIH 2 2 0 0 4

HC BELIMBING 18 27 2 23 36

Sumber : Data P2P Puskesmas Belimbing Tahun 2016

h. Malaria
Pemeriksaan malaria pada tahun 2016 sebanyak24 orang pasien,dari hasil
pemeriksaan yang positif menderita malaria sebanyak 1 orang dengan jenisP. Vivax.
Jumlah penderita malaria berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel4.27.

Tabel 4.27

Jumlah Kasus Malaria Di Puskesmas Belimbing Pada Tahun 2016

93
METODA
POSITIF
DIAGNOSA JENIS PARASIT
MALARIA
KEL R
KLINIS MIKROS
D
KOPIS L P PF PV
T

KURANJI 35 37 - 1 1 2 -

GN SARIK 7 7 - - - - -

SEI SAPIH 7 7 - - - - -

Sumber : Data P2P Puskesmas Belimbing Tahun 2016

4.1.6. Pengobatan
Kegiatan program BP di Puskesmas Belimbing adalah memberikan pelayanan
kesehatan kepada setiap pasien rawat jalan sesuai dengan standar pengobatan yang rasional.
Untuk kasus tertentu dilakukan rujukan ke rumah sakit.
Program pengobatan merupakan suatu kegiatan untuk melakukan diagnosa
penyakit sedini mungkin, melakukan tindakan pengobatan, melakukan rujukan penderita,
pemeriksaan kesehatan umum termasuk kesehatan gigi dan kesehatan haji, juga
mengeluarkan Surat Keterangan Kesehatan ( SKK).
Kegiatan pengobatan ini terdiri dari pasien rawat jalan dengan status pasien umum,
Askes, Gakin dengan Jamkesmas dan Jamkesda dan pasien gratis (Umum). Disamping
pengobatan juga dilakukan Pemeriksaan Laboratorium untuk menunjang diagnosa, selain itu
juga ada pelayanan apotik.

a. Sepuluh Penyakit Terbanyak


Dari hasil rekapitulasi LB1 selama tahun 2016didapatkan Sepuluh Penyakit
Terbanyak seperti yang dapat dilihat pada grafik 4.34

94
Grafik4.34.

Sepuluh Penyakit Terbanyak Di Puskesmas Belimbing

Pada Tahun 2016

Sumber : Data BP Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Pada grafik4.34dapat dilihat bahwa pada tahun 2016Demam Yang Tidak Diketahui
masih merupakan penyakit terbanyak yaitu diurutan pertama sebanyak 1.809 kasus .

b. Sepuluh Obat Terbanyak


Grafik 4.35.

Sepuluh Obat Terbanyak Di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

95
Sumber : Data Apotik Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Pada grafik4.35dapat dilihat bahwa pada tahun 2016paracetamol masih merupakan


obat terbanyak yaitu diurutan pertama sebanyak 99.709 buah.
c. Sepuluh Antibiotik Terbanyak
Grafik 4.36.

Sepuluh Antibiotik Terbanyak Di Puskesmas Belimbing Tahun 2016

96
Sumber : Data Apotik Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Pada grafik4.36dapat dilihat bahwa pada tahun 2016amoxicillin masih merupakan


antibiotik terbanyak yaitu diurutan pertama sebanyak 47.602 buah.

a. Kunjungan pasien
Loket pendaftaran adalah tempat yang pertama kali didatangi oleh pasien pada saat
berobat ke Puskesmas.Puskesmas Belimbing tidak hanya melakukan pelayanan di
dalam gedung tapi juga pelayanan di luar gedung,jumlah kunjungan pasien berdasarkan
jenis bayar pada grafik4.37

Grafik4.37.

Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Jenis Bayar Tahun 2016

Sumber : Data Sensus Harian Dalam dan Luar Gedung Puskesmas Belimbing
Tahun 2016

Dari grafik 4.37.dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan pasien yang terbanyak
adalah dari pasien umum (gratis) sebesar61.114 pasien.

97
b. Pemeriksaan laboratorium
Untuk menunjang diagnosa penyakit pasien perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium selama tahun 2016 dapat dilihat pada tabel
4.28 terlihat bahwa pemeriksaan laboratorium terbanyak adalah pemeriksaanHIVsebanyak
291 kali dan yang paling sedikit adalah pemeriksaan parasitolog sebanyak 42 kali.

Tabel 4.28

Hasil Pemeriksaan Labor Tahun 2016

TOTAL
PEMERIKSAAN
NO
LABORATORIUM
POSITIF NEGATIVE JUMLAH

L P L P L P

1 BTA 10 9 122 136 132 145

2 PARASITOLOGI 1 0 19 22 20 22

3 HEMATOLOGI - - - - - -

4 PEM. URINE - - - - - -

98
5 HIV 2 0 20 269 22 269

Sumber : Data Labor Puskesmas Belimbing Tahun 2016

99
6.1.7 Perkesmas
Tabel 4.29

Hasil kegiatan Perkesmas tahun 2016

NO VARIABEL JUMLAH

I INDIKATOR PENILAIAN PROSES

A PEMBINAAN INDIVIDU

1 JML PASIEN RAWAT JALAN 244

B PEMBINAAN KELUARGA

1 JML KELUARGA BINAAN 134

2 JML KUNJUNGAN KE KELUARGA BINAAN 266

3 JML KASUS DLM KELUARGA BINAAN

A. JML KASUS PENY. MENULAR 8

B. JML KASUS JIWA 24

C. JML KASUS MASALAH GIZI 1

D. JML KASUS PENY. TIDAK MENULAR 126

II INDIKATOR PENILAIAN OUTPUT


KEGIATAN

1 TK.KEMANDIRIAN KELUARGA

a. Jumlah KM-I 58

b. Jumlah KM-II 76

c. Jumlah KM-III 56

1
d. Jumlah KM-IV 78

3.2. Program Kesehatan Pengembangan


3.2.1. Kesehatan Lansia
Di Puskesmas Belimbing ada 7 posyandu lansia yang terdapat
di kelurahan Kuranji dan Gn.Sarik. Kegiatan posyandu lansia
dilaksanakan di tiap – tiap posyandu lansia 12 kali dalam satu tahun.
Kegiatan posyandu lansia berupa : Senam/ Aerobik/ Latihan
kesehatan jasmani, Penyuluhan Kesehatan/Gizi dan Pemeriksaan
Berkala. Dari hasil pemeriksaan kesehatan selama tahun 2016 didapat
sepuluh penyakit terbanyak pada Posyandu Lansia grafik 3.38.
Grafik 3.38.

Sepuluh Penyakit Terbanyak Posyandu Lansia Puskesmas Belimbing

Pada Tahun 2016

Sumber : Data Posyandu Lansia Puskesmas Belimbing Tahun 2016

2
Dari grafik 3.38 dapat dilihat bahwa pada tahun 2016 Sistem Oto
Imun merupakan penyakit terbanyak ( 954 kasus) yang ditemukan di
Posyandu Lansia Puskesmas Belimbing

3.2.2. Kesehatan Olah Raga


Selama tahun 2016 telah diadakan pertemuan pemegang
program kesehatan Olah Raga, instruktur senam dan kader lansia, dan
setiap bulannya diadakan pertemuan rutin di Dinas Kesehatan Kota
Padang. Adapun kegiatan yang telah dilakukan program kesehatan
Olah Raga adalah pendataan kelompok/club olah raga, pemeriksaan
kesehatan dan penyuluhan kesehatan Olah Raga.Kelompok senam
lansia sebanyak 7 kelompok, sejak bulan September 2014 telah
diadakan Senam Prolanis di Tui, Polda dan Kantor Lurah.

3.2.3. Kesehatan Gigi dan mulut


Program Kesehatan Gigi dan mulut merupakan suatu
kegiatan untuk melakukan kunjungan rawat jalan gigi, perawatan
kesehatan gigi pada murid Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah,
melakukan tindakan pencabutan gigi tetap dan penambalan permanen
gigi tetap, sertamelakukan rujukan penderita. Penyakit Gigi Dan
Mulut Terbanyak selama tahun 2016 dapat dilihat pada grafik 4.39.

Grafik 4.39

Penyakit Gigi Dan Mulut Terbanyak Pada Puskesmas Belimbing

Tahun 2016

3
Sumber : data BP Gigi Tahun 2016

Dari grafik 4.39 Penyakit terbanyak gigi dan mulut selama tahun
2016 adalah penyakit penjaringan pulpa III sebanyak 1229 kasus.

3.2.4. Kesehatan Jiwa


Dari hasil rekapitulasi LB1 selama tahun 2016 didapatkan
beberapa kasus jiwa seperti yang dapat dilihat pada grafik 4.41

Grafik 4.40..

Kasus Jiwa Puskesmas Belimbing Pada tahun 2016

4
Sumber : data LB1 Tahun 2014

Dari grafik 4.40 dapat dilihat bahwa pada tahun 2016 kasus
jiwa yang terbanyak adalah neurotik sebanyak 45 kasus.
3.2.5. Kesehatan Mata dan THT
Dari hasil rekapitulasi LB1 selama tahun 2016 didapatkan
beberapa kasus penyakit mata dan THT seperti yang dapat dilihat pada
Tabel 4.30.

Tabel 4.30

Penyakit Mata dan THT Puskesmas Belimbing Pada Tahun 2016

NO KATARAK KELREFRAKSI RUJUKAN

SKREENING RUJUKAN SKREENING RUJUKAN GLUKOMA

5
L P L P L P L P L P

2 - 35 51 41 68 132 214 5 9

Sumber : data LB1 Tahun 2016

Dari tabel 4.30 penyakit mata dan THT Puskesmas Belimbing Pada
tahun 2016 dapat dilihat penyakit katarak yang di skreening sebanyak 2
orang laki-laki dan rujukan sebanyak 51 orang perempuan. Pada bagian
skreening di penyakit kelainan refraksi sebanyak 68 orang perempuan dan
rujukan sebanyak 214 orang perempuan. Sedangkan pada rujukan glukoma
sebanyak 9 orang perempuan

3.2.6. Usaha Kesehatan Sekolah


Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama tahun 2016 adalah
sebagai berikut:
A. Pendataan mulai dari SD sampai dengan SMU / SMK
Di Puskesmas Belimbing terdapat 26 SD, 7 SLTP/MTSN dan
6 SMU
B. Screning
Screning ini dilaksanakan pada bulan Juli untuk murid kelas I
SD dan bulan September dilakukan pada murid TK, murid kelas I
SLTPdan kelas I SMU.
C. BIAS
Campak dilaksanakan untuk murid kelas I SD.
D. Dokter Kecil/ Kader remaja
Pembinaan Dokter kecil di SD 48, SD 36, dan SD 41
E. Pembinaan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
Pembinaan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
dilaksanakan pada bulan November berupa pemberian penyuluhan
tentang DBD, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Reproduksi, Penyakit

6
Menular Seksual, NAPZA, DBD, TB Paru dan Kesehatan
Reproduksi Remaja.
F. Penyuluhan kesehatan umum
Penyuluhan kesehatan untuk SD dan TK dilaksanakan
setiap bulan
G. Rakor Kecamatan
Rakor di Kecamatan dilaksanakan setiap bulan yaitu
minggu I yang menghadiri adalah Pimpinan Puskesmas Belimbing

Adapun hasil pencapaian kinerja program UKS dapat dilihat pada


tabel 4.31
Tabel 4.31.

Hasil Pencapaian Kinerja Program UKS Pada Tahun 2016

KINERJA PROGRAM % TARGET PENCAPAIAN % PENCAPAIAN

PENJARINGAN KES DI SD/MI 100 1.114 93,7

PENJARINGAN KES DI 100 955 99,3

SMP/MTSN

PENJARINGAN KES DI 100 609 100

SMU/MA

PEMBINAAN UKS/UKGS DI 80 26 100

SD/MI

PEMBINAAN UKS/UKGS DI 80 7 100

SMP/MTSN

PEMBINAAN UKS/UKGS DI 80 6 100

7
SMU/MA

Sumber : data UKS Puskesmas Belimbing Tahun 2016

Dari Tabel 4.31 diketahui bahwa pencapaian tahun 2016 ada yang
belum mencapai target yaitu penjaringan kesehatan di SD/MI dan
SMP/MTsN

BAB V

MASALAH DAN UPAYA YANG DILAKUKAN

A. Masalah Yang Ditemukan Pada Program Kesehatan Wajib dan


Upaya Yang Dilakukan
1. Masalah Yang Ditemukan Pada Program Kesehatan Wajib
1. Program Promkes
 D/S masih rendah
 Masih rendah kerja sama dengan lintas sektor yang
terkait
 Poskeskel sudah terbentuk, tetapi kader belum aktif
dan Poskeskel di Kelurahan Gunung Sarik tidak aktif.
2. Program Kesling

8
 Masih ada rumah, jamban, SAB, TPM dan TTU yang
belum memenuhi syarat
 Masih ada depot yg belum memeriksakan bakteriologi
& kimiawi secara rutin
3. Program KIA dan KB
 Penanganan komplikasi neonatus masih belum
mencapai target
 Kunjungan anak balita sesuati standar masih belum
mencapai target
 Kunjungan anak sekolah masih belum mencapai
target
4. Program Gizi
 Pencapaian program gizi masih belum mencapai
target yaitu D/S balita, Vit. A bufas
5. Program Pemberantasan Penyakit Menular
 Masih ada ortu yang tidak mau anaknya diimunisasi
 Kesadaran pasien untuk mengantar sputum pada
bulan ke-5 sampai sembuh masih rendah
 Masih ada masyarakat yang tidak mau menerima obat
filariasis

2. Upaya Yang Dilakukan


1. Program Promkes
 Meningkatkan kerja sama dengan lintas sector
 Memberi usulan melalui Musrenbang Kelurahan agar
membangun Poskeskel
 Melakukan pelatihan untuk kader
2. Program Kesling

9
 Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang
rumah, jamban, SAB, TPM dan TTU yang memenuhi
syarat
 Himbauan oleh DKK agar pegusaha depot memeriksa
bakteriologi & kimiawi secara rutin
 Kepadatenaga kesehatan agar menginformasikan kepada
masyarakat untuk cermat dalam membeli air isi ulang
3. Program KIA dan KB
 Meningkatkan kerja sama dengan lintas program & lintas
sektor terkait
4. Program Gizi
 Memberi usulan melalui Musrenbang Kelurahan agar
memberikan perhatian kepada kader terutama tentang
honor kader dan PMT untuk anak balita di Posyandu
serta kerja sama dengan lintas sektor yang terkait
5. Pemberantasan Penyakit menular
 Meningkatkan kerja sama dengan lintas program &
lintas sektor terkait
 Melaksanakan jemput sputum ke rumah pasien
 Menggiatkan kembali promosi pengobatan massal
filariasis di media massa

B. Masalah Yang Ditemukan Pada Program Kesehatan Pengembangan


dan Upaya Yang Dilakukan
1. Masalah Yang Ditemukan Pada Program Kesehatan
Pengembangan
a. Kader lansia belum terlatih secara maksimal, Masih rendahnya
partisipasi Lansia untuk datang ke Posyandu, Pemeriksaan secara
berkala oleh dokter belum terlaksana dan Pemeriksaan labor belum
terlaksana dengan baik

10
b. Masih rendah kesadaran masyarakat untuk melakukan senam
secara rutin

2. Upaya Yang Dilakukan


a. Segera dibentuk Posyandu Lansia di Kelurahan Sungai Sapih, perlu
dilakukan pelatihan Kader Lansia dan ditambah tenaga Kader,
Meningkatkan penyuluhan kepada Lansia, Pembuatan jadwal
Dokter dan tenaga Labor untuk turun ke Posyandu Lansia.
b. Kerja sama dengan lintas sektor yang terkait

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara umum Pelaksanaan (P2) di Puskesmas Belimbing telah
berjalan dengan baik, walaupun masih ada beberapa program yang belum
mencapai target sesuai dengan yang telah ditetapkan dan program yang
belum mencapai target ini akan dijadikan pedoman bagi perencanaan dan
pelaksanaan di tahun 2016

B. Saran
1. Agar Pimpinan beserta petugas Puskesmas meningkatkan
tanggungjawab dan disiplin agar tercapai hasil yang maksimal

11
2. Agar DKK dapat meningkatkan pembinaan terhadap program pokok
dan program lainnya dengan pemantauan dan pelatihan terhadap
petugas pemegang program
3. Agar dilengkapi dan diperbaiki sarana dan prasarana yang
menunjang kelancaran program
4. Agar dapat membentuk badan yang peduli dengan kesehatan
masyarakat sehingga dapat secara bersama melakukan pembangunan
kesehatan diwilayah kerja Puskesmas

12
LAPORAN LOKMIN PUSKESMAS BELIMBING

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Milenium Development Goals (MDG’s) merupakan kesepakatan yang


lahir pada tahun 2000 dan diprakarsai oleh 189 negara PBB, termasuk Indonesia.
Tujuan dari MDG’s adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia dan
merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia. Dari delapan
target MDG’s, empat diantaranya merupakan target dibidang kesehatan. Yaitu
menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan Ibu, mengendalikan
HIV dan AIDS, malaria dan penyakit lain serta menjamin kelestarian lingkungan
hidup. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur
kesejahteraan. Untuk mewujudkan keberhasilan MDG’s disektor kesehatan
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan menyeluruh, berjenjang dan terpadu.
Kesehatan sebagai salah satu pilar penting dalam Indek Pembangunan
Manusia (IPM/HDI) yang dapat diukur melalui indikator-indikator dalam
pembangunan kesehatan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyatakan bahwa tujuan pembangunan
kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Puskesmas adalah pusat pengembangan pembinaan dan pelayanan
kesehatan dalam pembangunan kesehatan masyarakat dan merupakan satu
kesatuan organisasi yang diberi kewenangan, kemandirian oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk melaksanaan tugas-tugas operasional pembangunan
kesehatan wilayah kecamatan .

13
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesehatan
Kabupaten/Kota, Puskesmas berperan dalam menyelenggarakan sebagian dari
tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit
pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia.
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional
yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup bagi setiap
orang yang berada di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Puskesmas memiliki tiga fungsi utama yaitu : a) Pusat Penggerak
Pembangunan Berwawasan Kesehatan, dimana Puskesmas selalu berupaya
menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor
termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu Puskemas
aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap
program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan
kesehatan, upaya yang dilakukan Puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan. b) Pusat Pemberdayaan Masyarakat, dimana Puskesmas
selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan
mayarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam
memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan
kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat. c) Pusat

14
Pelayanan Kesehatan Strata Pertama, dimana Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi : 1) Pelayanan Kesehatan
Perorangan ( private goods ) adalah pelayanan bersifat pribadi dengan tujuan
utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
kesehatan perorangan mencakup rawat jalan dan rawat inap. 2) Pelayanan
Kesehatan Masyarakat ( public goods ) yaitu pelayanan yang bersifat publik
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai
program kesehatan masyarakat lainnya.
Puskesmas mempunyai kewenangan untuk melakukan pengelolaan
program kegiatannya, untuk itu perlu didukung kemampuan manajemen yang baik.
Manajemen Puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bekerja secara
sinergik yang meliputi perencanaan, penggerakan pelaksanaan serta pengendalian,
pengawasan dan penilaian.
Penerapan manajemen penggerakkan pelaksanaan dalam bentuk forum
pertemuan yang dikenal dengan Lokakarya Mini.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Terselenggaranya Lokakarya bulanan intern Puskesmas dalam
rangka pemantauan hasil kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan
hasil kegiatannya dan membandingkan cakupan kegiatan dari daerah
binaan dengan targetnya serta tersusunnya rencana kerja bulan
berikutnya.

1.2.2 Tujuan Khusus

15
4. Diketahuinya hasil kegiatan Puskesams bulan lalu.
5. Disampaikannya hasil rapat dari Kota, Kecamatan dan berbagai
kebijakan serta program
6. Diketahuinya masalah dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan
Puskesmas bulan lalu.
7. Dirumuskannya cara pemecahan masalah
8. Disusunnya rencana kerja untuk periode selanjutnya.

1.3 RUANG LINGKUP


a. Lintas Program
Memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan
perencanaan dan memecahkan masalah yang dihadapi serta dihadapi
seta tersusunnya rencana kerja baru
b. Lintas Sektor
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan
dukungan sector-sektor yang bersangkutan dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan.

1.4 VISI DAN MISI PUSKESMAS BELIMBING


1.4.1 Visi Puskesmas Belimbing
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas Belimbing adalah “ Tercapainya Kecamatan Kuranji Sehat
Menuju Terwujudnya Indonesia Sehat “. Kecamatan sehat adalah
masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya

16
1.4.2 Misi Puskesmas Belimbing
Misi pembangunan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan Nasional.
Misi tersebut ialah :
7. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Belimbing
8. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Belimbing
9. Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
10. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat beserta lingkungannya

17
BAB II
PELAKSANAAN LOKAKARYA MINI
PUSKESMAS BELIMBING

B. PERSIAPAN
Sebelum Lokakarya mini diadakan, dilakukan beberapa persiapan antara
lain :
a. Pemberitahuan hari, tanggal dan jam
b. Pengaturan tempat
c. Laptop dan infocus
d. Rencana Kerja harian bulan lalu
e. Membuat visualisasi hasil pelaksanaan kegiatan bulan lalu dibandingkan
dengan target bulanan per kelurahan antara lain menggunakan PWS
f. Buku catatan/notulen
g. Formulir Rencana Kerja Bulanan

C. PELAKSANAAN LOKAKARYA MINI


Lokakarya mini Puskesmas Belimbing Tahun 2013 telah dilaksanakan
dengan penyelenggaraannya sebagai berikut :
f. Pengarahan : - Sekretaris DKK Padang
g. Peserta : Seluruh petugas Puskesmas, termasuk petugas Pustu dan
Bidan
PTT
h. Waktu :- Hari : Selasa
- Tanggal : 12 Februari 2013
- Jam : 11.00 sampai selesai
i. Acara :- Pembukaan
- Pengarahan
- Pemaparan hasil pelaksanaan kegiatan
- Tanya jawab dengan Tim DKK Padang
- Kesepakatan untuk melaksanakan rencana kerja baru
j. Tempat : Aula pertemuan Puskesmas Belimbing

18
D. MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH PROGRAM
PUSKESMAS
Dari hasil pemaparan hasil pelaksanaan kegiatan setiap program
diketahui berbagai permasalahan dan dari diskusi dicari cara pemecahan
masalah setiap program.
2.3.1 Masalah Yang Ditemukan Pada Program Kesehatan Wajib
1. Program Promkes
- D/S masih rendah
- Masih rendah kerja sama dengan lintas sektor yang terkait
- Poskeskel sudah terbentuk, tetapi kader belum aktif dan
tempat belum permanen di Kelurahan Gunung Sarik.
6. Program Kesling
- Masih ada rumah, jamban, SAB, TPM dan TTU yang
belum
memenuhi syarat
- Masih ada depot yg belum memeriksakan bakteriologi &
kimiawi secara rutin
7. Program KIA dan KB
- Pencapaian program yaitu K1,K4, KN lengkap,
- Kunjungan anak balita masih belum mencapai target
8. Program Gizi
- Pencapaian program gizi masih belum mencapai target
yaitu D/S balita, N/D’ balita, Vit.a balita , Fe 1 & Fe 3
bumil
9. Program Pemberantasan Penyakit Menular
- Masih ada ortu yang tidak mau anaknya diimunisasi
- Kesadaran pasien untuk mengantar sputum pada bulan ke-5
sampai sembuh masih rendah
- Masih ada masyarakat yang tidak mau menerima obat
filariasis
10. Program Pengobatan

19
- Ukuran ruangan BP kurang mencukupi, tidak adanya
wastavel khusus di ruangan BP

2.3.2 Pemecahan Masalah Pada Program Kesehatan Wajib


1. Program Promkes
- Meningkatkan kerja sama dengan lintas sector
- Memberi usulan melalui Musrenbang Kelurahan agar
membangun Poskeskel
- Melakukan pelatihan untuk kader

2. Program Kesling
- Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang rumah,
jamban, SAB, TPM dan TTU yang memenuhi syarat
- Himbauan oleh DKK agar pegusaha depot memeriksa
bakteriologi & kimiawi secara rutin
- Kepada tenaga kesehatan agar menginformasikan kepada
masyarakat untuk cermat dalam membeli air isi ulang
4. Program KIA dan KB
- Meningkatkan kerja sama dengan lintas program & lintas
sektor terkait
6. Program Gizi
- Memberi usulan melalui Musrenbang Kelurahan agar
memberikan perhatian kepada kader terutama tentang
honor kader dan PMT untuk anak balita di Posyandu
serta kerja sama dengan lintas sektor yang terkait
7. Pemberantasan Penyakit menular
- Meningkatkan kerja sama dengan lintas program &
lintas sektor terkait
- Melaksanakan jemput sputum ke rumah pasien

20
- Menggiatkan kembali promosi pengobatan massal
filariasis di media massa
8. Pengobatan
- Mengajukan permintaan sarana dan pra sarana kepada DKK
Padang.

2.3.3 Masalah Yang Ditemukan Pada Program Kesehatan


Pengembangan
3. Masih ada satu Kelurahan yang belum punya Posyandu Lansia,
Kader lansia belum terlatih secara maksimal, Masih rendahnya
partisipasi Lansia untuk datang ke Posyandu, Pemeriksaan secara
berkala oleh dokter belum terlaksana dan Pemeriksaan labor
belum terlaksana dengan baik
4. Masih rendah kesadaran masyarakat untuk melakukan senam
secara rutin
2.3.4 Pemecahan Masalah Pada Program Kesehatan Pengembangan
c. Segera dibentuk Posyandu Lansia di Kelurahan Sungai Sapih,
perlu dilakukan pelatihan Kader Lansia dan ditambah tenaga
Kader, Meningkatkan penyuluhan kepada Lansia, Pembuatan
jadwal Dokter dan tenaga Labor untuk turun ke Posyandu Lansia.
d. Kerja sama dengan lintas sektor yang terkait

BAB III
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Manajemen Puskesmas meliputi Perencanaan, Lokakarya Mini
dan Penilaian Kinerja. Dari proses Lokakarya Mini diharapkan dapat
dilakukan pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan di
Puskesmas Belimbing berdasarkan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Puskesmas, identifikasi permasalahan yang dihadapai selanjutnya

21
dilakukan rumusan pemecahannya sehingga dapat dilakukan perbaiakan
rencana kegiatan untuk periode berikutnya secara berkesinambungan.

5.2 Saran
5. Agar Pimpinan beserta petugas Puskesmas dapat melaksanakan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) dengan penuh rasa
tanggungjawab dan disiplin agar tercapai hasil yang maksimal
6. Agar DKK dapat meningkatkan pembinaan terhadap program pokok
dan program lainnya dengan pemantauan dan pelatihan terhadap
petugas pemegang program

22

Anda mungkin juga menyukai