Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PERILAKU ABNORMAL

DALAM BEROBAT GIGI

Dosen Pembimbing: Drg. Rani Anggraeni, M.Kes


Mata Kuliah: Psikologi Terapi Gigi

Disusun oleh :
1. Irma P07125221007J
2. Lissa Fatmawati P07125221009J
3. Mardiana P07125221011J
4. Mila Astuti P07125221012J

DIV ALIH JENJANG KEPERAWATAN GIGI


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunia- Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan Makalah yang berjudul Perlaku
Abnormal Dalam Berobat Gigi

Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah “ Praktik
Psikologi Dalam Terapi Gigi“. Disamping itu makalah ini diharapkan dapat menjadikan sarana
pembelajaran serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

Kelompok kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
mohon maaf yang setulus-tulusnya dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangannya. Sehingga kelompok kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca pada
umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Banjarbaru, September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan.................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pembahasan............................................................................... 4
B. Analisa....................................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………….... 9
B. Saran……..………………………………………………….... 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perlaku Abnormal bagian dari kenyataan yang kita hadapi dalam kehidupan ini.
Baik disadari ataupun tidak, perilaku abnormal banyak terjadi disekitar kita. Ia dapat
berbentuk perilaku–perilaku yang jarang dilakukan, tidak sesuai dengan norma,
menyebabkan stress pribadi, tidak diharapkan dan disfungsi perilaku (Davison, Neale, dan
Kring, 2004). Sayangnya masyarakat masih kurang memahami perilaku abnormal tersebut,
sehingga perlaku-perilaku abnormal yang ada sering dipahami secara keliru.
Salah satu perilaku abnormal dalam berobat gigi adalah kecemasan. Kecemasan
adalah suatu keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang dialami individu ketika berfikir
mengenai suatu factor yang tidak menyenangkan akan terjadi ,sehingga menimbulkan
perasaan takut,kehati-hatian dan kewaspadaan .namun kecemasan merupakan keadaan normal
yang dialami secara tetap sebagai bagian perkembangan normal manusia yang sudah tampak
sejak anak-anak.
Cemas adalah respon tubuh terhadap ancaman dari lingkungan luar. Individu yang

merasa terancam oleh kondisi bahaya, menyebabkan otak akan mengirimkan perintah

kepada tubuh untuk mengeluarkan sebuah senyawa bernama adrenalin. Senyawa adrenalin

menimbulkan rasa waspada dan juga memberikan suatu bentuk kekuatan dari tubuh untuk

melakukan respon fight (serang) atau flight (lari). Gangguan kecemasan tidak bisa dianggap

sebagai bentuk rasa cemas biasa, karena hal ini tergolong dalam bentuk gangguan mental

(Levitt, 2016).

Beberapa faktor penyebab timbulnya kecemasan dental bagi seseorang dapat berupa

pengaruh dari dalam dirinya maupun dari persepsi yang diterima dari orang lain.
1

Faktor pengaruh dari dalam diri dapat karena adanya trauma yang dirasakan saat

masa kecil menjalani proses perawatan gigi saat melihat jarum suntik. Faktor luar dari

seseorang dapat terjadi akibat salah mempersepsikan kejadian sebenarnya dalam perawatan

gigi karena salah dalam meinterpretasikan informasi yang diperoleh (Yahya, 2016).

Masyarakat awam pada umumnya cenderung memberi kesan bahwa praktek dokter

gigi memiliki suasana dan peralatan yang asing, dan terlebih lagi berhubungan dengan rasa

nyeri (Varley, 1997 dan Cohen, 2004). Hal ini menyebabkan pasien menjadi cemas,

sehingga mempengaruhi kunjungan rutin pasien untuk berobat ke dokter gigi (Bergenholtz,

2003)

Menurut Girdler (2009), faktor penyebab lain terkait dengan timbulnya kecemasan

dental dapat berhubungan dengan beberapa hal yaitu kecemasan umum dan perkembangan

psikologi, jenis kelamin, pengaruh keluarga dan kelompok sebaya dan faktor perawatan gigi.

Faktor perawatan gigi merupakan penyebab langsung dari kecemasan dental.

Kecemasan yang timbul pada diri seseorang terkait dengan pelayanan kesehatan

khususnya pada pelayanan di poli gigi diantaranya dapat berupa lama antrian pelayanan

(waktu tunggu), takut bertemu dokter gigi, tidak tahu jawaban apa yang akan disampaikan

bila ada petugas yang bertanya, takut akan perawatan yang akan dijalani dan sebagainya.

Menyangkut dengan waktu tunggu, terdapat penelitian yang menyimpulkan bahwa terdapat

hubungan antara timbulnya kecemasan dengan waktu tunggu pelayanan (Tambengi, 2017).

Kecemasan yang dirasakan oleh seseorang juga dapat menimbulkan pengalaman

yang buruk, sehingga jadwal kunjungan balik yang seharusnya dilakukan oleh pasien
2

ternyata tidak dilaksanakan. Oleh karena itu maka perilaku abnormal pada pasien yang

bermacam-macam merupakan salah satu masalah dari dokter gigi maupun tenaga perawat

gigi di tempat pelayanan kesehatan Puskesmas, RS Negeri, Swasta maupun tempat praktik

mandiri dalam melayani pasiennya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan suatu masalah

sebagai berikut, Bagaimana pengertian dari perilaku abnormal dan gambaran faktor-faktor

yang menyebabkan perilaku abnormal dalam berobat gigi.

C. Penyebab Masalah
Salah satu perilaku abnormal dalam berobat gigi adalah faktor kecemasan, faktor

pengalaman dan faktor individu/personal.

D. Tujuan Penulisan Makalah

Pembaca dapat mengetahui dan mengatasi faktor kecemasan, faktor pengalaman dan faktor

individual pada perilaku abnormal dalam berobat gigi.

E. Manfaat Penulisan Makalah

1. Agar dapat memahami dan mengetahui apa yang dimaksud dengan perilaku abnormal
dan faktor-faktor perilaku abnormal dalam berobat gigi.
2. Agar dapat mengetahui dan mengatasi faktor-faktor perilaku abnormal dalam berobat
gigi.
3

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pembahasan
1. Pengertian Abnormal
Menurut Sutardjo (2005) perilaku abnormal atau abnormal behavior adalah
penampilan perilaku luar atau kedua-duanya. Ramli (2010) mengemukakan (perilaku
abnormal adalah suatu bentuk sikap hidup yang tidak diharapkan terjadi, pada umumnya
perilaku yang abnormal dihinggapi oleh gangguan metal dan juga kekakuan mental get
mental breakdown)
Definisi perilaku ABNORMAL adalah segala perilaku yang dapat dilihat melalui
indikator.
Orang-orang yang berperilaku abnormal, biasanya selalu diliputi oleh konflik-konflik
batin.jiwa yang miskin,labil, dan tidak ada perhatian dari lingkungannya,tersisihkan dari
masyarakat, selalu menunjukkan kecemasan, takut, dan gelisah dan sering mengalami
gangguan dari aspek jasmani.
2. Faktor Kecemasan
Cemas adalah respon tubuh terhadap ancaman dari lingkungan luar. Individu yang
merasa terancam oleh kondisi bahaya, menyebabkan otak akan mengirimkan perintah
kepada tubuh untuk mengeluarkan sebuah senyawa bernama adrenalin. Senyawa adrenalin
menimbulkan rasa waspada dan juga memberikan suatu bentuk kekuatan dari tubuh untuk
melakukan respon fight (serang) atau flight (lari). Gangguan kecemasan tidak bisa dianggap
sebagai bentuk rasa cemas biasa, karena hal ini tergolong dalam bentuk gangguan mental
(Levitt, 2016). Beberapa faktor penyebab timbulnya kecemasan dental bagi seseorang dapat
berupa pengaruh dari dalam dirinya maupun dari persepsi yang diterima dari orang lain.
Faktor pengaruh dari dalam diri dapat
keluarga dan kelompok sebaya dan faktor perawatan gigi. Faktor perawatan gigi merupakan
penyebab langsung dari kecemasan dental.

4
Pelayanan kesehatan di poli gigi pada fasilitas kesehatan tingkat 1 yakni Puskesmas
menitik beratkan pada upaya kegiatan promotif dan preventif yang sedini mungkin
dilakukan untuk mengurangi angka kesakitan dan menciptakan kondisi masyarakat yang
sehat dan turut pula diupayakan kegiatan kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan tugas
tambahan tertentu yang dibebankan kepada suatu instansi Puskesmas (Permenkes, 2014).
3. Faktor Pengalaman
Kecemasan yang timbul pada diri seseorang terkait dengan pelayanan kesehatan
khususnya pada pelayanan di poli gigi diantaranya dapat berupa lama antrian pelayanan
(waktu tunggu), takut bertemu dokter gigi, tidak tahu jawaban apa yang akan disampaikan
bila ada petugas yang bertanya, takut akan perawatan yang akan dijalani dan sebagainya.
Menyangkut dengan waktu tunggu, terdapat penelitian yang menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara timbulnya kecemasan dengan waktu tunggu pelayanan (Tambengi, 2017).
Para peneliti memperkirakan bahwa antara 50% hingga 80% dari seluruh kasus
penyakit yang terjadi berkaitan secara langsung dengan kecemasan sebagai etiologi (Varley,
1997 dan Alexander, 2001). Karena kecemasan memiliki peranan yang sangat penting dalam
persepsi pasien tentang rasa nyeri, maka diperlukan usaha untuk mengurangi kecemasan dan
membuat pasien menjadi rileks. Kecemasan adalah hal yang wajar dialami semua orang,
yang dapat memberi pengaruh besar dalam perubahan perilaku. Rasa cemas merupakan
respon normal terhadap peristiwa yang dianggap mengancam, atau terhadap tekanan yang
dapat menyebabkan seseorang menjadi gelisah. Kadang kala kecemasan menjadi berlebihan
sehingga menimbulkan ketakutan yang tidak rasional terhadap suatu hal tertentu. Contohnya
cemas terhadap sesuatu hal yang belum pernah dialami sebelumnya, karena banyak
mendengar cerita dari orang lain dapat menimbulkan pemikiran yang negative (Raghad at al,
2009). 2
4. Faktor Individu/Perorangan
Beberapa faktor penyebab timbulnya kecemasan dental bagi seseorang dapat berupa
pengaruh dari dalam dirinya maupun dari persepsi yang diterima dari orang lain. Faktor
pengaruh dari dalam diri dapat keluarga dan kelompok sebaya dan faktor perawatan gigi.
Faktor perawatan gigi merupakan penyebab langsung dari kecemasan dental.

Kecemasan dental yang timbul mulai dari masa anak-anak merupakan hambatan terbesar
bagi dokter gigi dalam melakukan perawatan yang optimal. Kecemasan pada anak-anak
telah diakui sebagai masalah selama bertahun-tahun yang menyebabkan anak sering
menunda dan menolak untuk melakukan perawatan (Buchannan, 2002). Kecemasan dalam
praktek dokter gigi merupakan halangan yang sering mempengaruhi perilaku pasien dalam
perawatan (Winter, 1994). Kecemasan perawatan gigi biasanya berawal dari masa anak-anak
(51%) dan remaja (22%). Salah satu aspek terpenting dalam mengatur tingkah laku anak
dalam perawatan gigi adalah dengan mengontrol rasa cemas, karena pengalaman yang tidak
menyenangkan akan berdampak terhadap perawatan gigi dimasa yang akan datang.
Penundaan terhadap perawatan dapat mengakibatkan bertambah parahnya tingkat kesehatan
mulut dan menambah kecemasan pasien anak untuk berkunjung ke dokter gigi (Nicolas,
2010
B. ANALISA
Cara atau Tips dalam mengatasi perilaku abnormal dalam berobat gigi. Berikut adalah beberapa
persiapan yang dapat dilakukan :
1. Temukan dokter gigi /perawat gigi yang dapat anda percaya.
Anda mungkin takut terhadap rasa sakit, bau, atau suara alat di ruang pemeriksaan.
Namun, semua kekhawatiran itu bisa reda ketika Anda tahu sedang ditangani dokter gigi
yang Anda percayai. Jadi, cobalah untuk mencari tahu referensi dokter terpercaya di
sekitar Anda dari kerabat, teman, atau sesama pasien di forum-forum kesehatan di
internet. Dengan begitu, ketakutan Anda untuk ke dokter gigi bisa mereda.
2. Cari tahu teknologi perawatan gigi terkini
Sudah tahukah Anda bahwa sekarang ada obat bius yang tidak perlu dimasukkan lewat
jarum suntik? Dokter gigi kepercayaan Anda mungkin saja sudah menggunakan obat bius
yang berbentuk gel, semprotan, atau obat kumur.Demikian juga dengan teknologi
perawatan gigi, seperti alat pengebor gigi yang menggunakan laser untuk membersihkan
dan merapihkan gigi berlubang. Ini dapat mengurangi risiko sakit yang dirasakan pasien.

6
Bila Anda mengetahui dokter gigi Anda sudah menggunakan teknologi perawatan gigi
terkini seperti di atas, Anda bisa berangkat ke dokter gigi dengan tenang dan menjalani
perawatan gigi rutin tanpa harus cemas atau takut.
3. Kenali jenis obat bius dan pereda rasa sakit
Perkembangan pengobatan terbaru juga memungkinkan dokter gigi untuk mengurangi
rasa sakit secara signifikan. Dengan mengetahui perkembangan ini, rasa takut dan
khawatir Anda mungkin bisa berkurang. Berikut adalah beberapa jenis obat bius yang
mungkin digunakan oleh dokter gigi Anda:
- Obat bius oles untuk gusi, yang bisa dioleskan sebelum suntikan bius yang lebih luas
diberikan, sehingga Anda tidak merasa sakit ketika disuntik
- Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), yaitu teknik pembiusan dengan
arus listrik bertegangan rendah untuk mengubah persepsi rasa nyeri pada sel saraf
menjadi minimal
- Nitrous oxide atau gas tawa, yaitu gas yang diberikan dengan cara dihirup, guna
membuat Anda merasa rileks saat prosedur perawatan gigi dilakukan
- Suntikan obat penenang ke pembuluh darah tangan atau lengan, yang tingkat nyerinya
lebih rendah dan bisa menenangkan pasien yang sangat gelisah atau yang harus
melalui prosedur yang lebih kompleks
- Obat bius total yang diberikan agar pasien “tertidur” selama menjalani operasi
4. Temukan dokter gigi yang memiliki fasilitas lengkap
Kini makin banyak dokter gigi yang melengkapi ruang praktiknya dengan perlengkapan
yang bertujuan untuk memberikan rasa nyaman dan menghilangkan rasa takut, seperti
TV, iPod, iPad, atau mainan anak.Sebagian dokter gigi juga mempercantik ruangan
mereka dengan interior yang menenangkan, seperti dinding berwarna cerah, bunga segar,
dan sentuhan alunan musik. Cobalah cari dokter gigi yang tempat praktik yang bisa
membuat Anda nyaman, sehingga Anda bisa lebih rileks saat menjalani perawatan gigi.
Kesehatan gigi adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Oleh sebab itu,
daripada menghindari perawatan ke dokter gigi, lebih baik cobalah beberapa tips di atas
agar Anda tidak lagi takut ke dokter gigi.

7
Bila rasa takut ke dokter gigi terasa sangat berlebihan, hingga membuat Anda sulit tidur,
menangis, keluar keringat dingin, atau merasa sangat cemas setiap mau berkunjung ke
dokter gigi atau membayangkan dokter gigi, Anda mungkin mengalami fobia. Hal ini bisa
sangat merugikan, terlebih bila ada masalah gigi yang harus segera ditangani. Jadi, ada
baiknya Anda berkonsultasi ke psikolog atau psikiater untuk mengatasi fobia Anda
terhadap dokter gigi.
8

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa perilaku abnormal
dalam berobat gigi oleh berbagai faktor antara lain faktor kecemasan,faktor pengalaman dan
faktor individu/personal. Namun dapat di atasi dengan tips/cara- cara dalam mengatasi
perilaku abnormal dalam berobat gigi antara lain diantara uraian di atas yaitu dengan cara
temukan dokter gigi /perawat gigi yang dapat anda percaya., cari tahu teknologi perawatan gigi
terkini, kenali jenis obat bius dan pereda rasa sakit dan temukan dokter gigi yang memiliki
fasilitas lengkap.
2. SARAN
Sebaiknya kita dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan
perilaku abnormal rasa cemas dalam berobat gigi dan cara mengatasinya.
9

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/376578182/Perilaku-Abnormal/1.2 klp.12-scribd
https://simdos.unud.ac.id/file//Bahan Ajar Psikologi Abnormal
https://scholar.unan.ac.id/file//Psikologi Abnormal/download
https:/www.alodokter.com/Lakukan Cara Ini Agar Tidak Takut ke Dokter Gigi-Alodokter.
Said, Fahmi, 2021, Psikologi Tergi, Banjarbaru: Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
10

Anda mungkin juga menyukai