Anda di halaman 1dari 66

KODE : PENGABMAS – 3 – 3 - 236

LAPORAN KEMAJUAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PEMBERDAYAAN KADER
DALAM PENDAMPINGAN ASI EKSKLUSIF DI DESA JAMBEWANGI

Oleh:
WAHYU PUJIASTUTI, S.SiT, M.Kes NIDN. 4008088003
HERLINA TRI DAMAILIA, S.KM, M.Kes NIDN. 4025028201
SRI WINARSIH, S.Pd, S.SiT, M.Kes NIDN. 4018116702
SOVIA NURUL FADHILA NIM. P1337424520026
ENDAH KRIDHA PURBAYANTI NIM. P1337424520027
MELIANI NIM. P1337424520028
DINDA BRILIANI PUTRI NIM. P1337424520029
SINTA NUR ROHMAH NIM. P1337424520030

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MAGELANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2023

1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

1. Judul : Pemberdayaan Kader Dalam Pendampingan


ASI Eksklusif
2. Bidang Pengabdian : Kebidanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
3. Ketua Tim Pengusul (Pengabdi) :
a. Nama Lengkap dan Gelar : Wahyu Pujiastuti, S.SiT, M.Kes
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIDN : 4008088003
d. Disiplin ilmu : Kebidanan
e. Pangkat/ Golongan : Penata Tk. I/ IIId
f. Jabatan : Asisten Ahli
g. Jurusan/ Prodi : Kebidanan/ D IV Kebidanan Magelang
h. Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan no. 143, Magelang
i. Telp/ Faks/ E-mail : (0293) 363054/ (0293) 363054,
D4kebidanan-mgl@poltekkes.smg.ac.id
J. Alamat rumah : Jl. Perintis Kemerdekaan Magelang
4. Jumlah Anggota : 7 orang
a. Nama Anggota 1 : Herlina Tri Damailia, S.KM, M.Kes
b. Nama Anggota 2 : Sri Winarsih, S.Pd, S.SiT, M.Kes
c. Nama Anggota 3 : Sovia Nurul Fadhila
d. Nama Anggota 4 : Endah Kridha Purbayanti
e. Nama Anggota 5 : Meliani
f. Nama Anggota 6 : Dinda Briliani Putri
g. Nama Anggota 7 : Sinta Nur Rohmah
5. Lokasi Kegiatan
a. Lokasi Kegiatan/ Mitra (1)
Wilayah Mitra (Desa/ Kecamatan) : Desa Jambewangi, Kecamatan Secang
b. Kabupaten/ Kota : Kabupaten Magelang
Provinsi : Jawa Tengah
c. Jarak PT ke lokasi Mitra : 6 Kilometer
6. Jumlah dana yang diusulkan : Rp. 13.000.000,-

Magelang, Januari 2023


Mengetahui ; Ketua Pengabdi,
Sub. UPPM

Mundati, S.Pd, S.SiT, M.Kes Wahyu Pujiastuti, S.SiT, M.Kes


NIP. 196510161989032002 NIP. 19800808 200501 2 004

Ketua
Perwakilan Jurusan Kebidanan Magelang

Arfiana, S. Kep., Ns. S. Tr Keb. M. Kes


NIP. 19730317 199803 2 001
2
RINGKASAN

PEMBERDAYAAN KADER DALAM PENDAMPINGAN ASI EKSLUSIF

Peran kader dalam keberhasilan ASI Eksklusif sangat besar karena selain sebagai
pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk
melaksanakan tehnik menyusui sehingga dapat mencapai kategori ASI eksklusif dan
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Kader merupakan ujung tombak tenaga
kesehatan yang dapat membantu meningkatkan cakupan ASI ekslusif melalui pendampingan
selama ibu menyusui. Untuk dapat memberikan pendampingan yang efektif maka kader
memerlukan penguasaan materi dan tehnik konseling mengenai permasalahan yang dihadapi
ibu dalam pemberian ASI. Untuk memperkuat kualitas pendampingan kader dapat
mempergunakan media yang mengandung materi lengkap, mudah dipahami dan komunikatif.
Pada kegiatan pengabdian masyarakat bertujuan untuk memberikan pendampingan dalam
bentuk pemberian dukungan kepada ibu untuk dapat memilih dan menggunakan metode
kontrasepsi pasca salin.
Sasaran dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah ibu nifas yang bertempat
tinggal diwilayah Desa Jambewangi Kecamatan Secang Kabupaten Magelang. Kegiatan
pengabdian ini dilaksanakan selama 50 jam , yang terbagi dalam tiga tahap yaitu: (1) tahap
perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi.
.

Kata kunci : Peran Kader, Teknik Menyusui, ASI Eksklusif

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena hanya dengan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan proposal pengabdian masyarakat yang berjudul “ Pemberdayaan
kader dalam pendampingan ASI Eksklusif”.

Peneliti menyadari bahwa penulisan proposal pengabdian masyarakat ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan
terimakasih kepada :

1. Jefri Ardiyanto, M.App.Sc selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang.


2. Sri Rahayu, S.Kp, Ners, S.Tr.Keb, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Semarang yang telah mendukung penelitian ini.
3. Arfiana, S. Kep., Ns. S. Tr Keb. M. Kes, selaku Perwakilan Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Semarang yang telah mendukung penelitian ini.
4. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu
Peneliti menyadari bahwa proposal pengabdian masyarakat ini masih jauh dari
sempurna. Kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Magelang, Agustus 2023

Penulis

4
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

A. Pendahuluan 7
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan 8
8
D. Manfaat
9
E. Tinjauan Pustaka 39
F. Metode Pengabdian 39
G. Khalayak Sasaran 39
H. Jadwal Pelaksanaan 39
I. Rencana Anggaran Belanja 39
J. Keterkaitan Program 40
44
K. Rancangan Evaluasi
44
L. Proses pelaksanaan 46
M. Kendala yang dihadapi 47
N. Antisipasi yang dilakukan 47

5
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Banner Pengabdian Masyarakat

Lampiran 2. Riwayat HidupKetua dan Anggota Tim

Lampiran 3. Biodata Mahasiswa

Lampiran 4. Gambaran PenerapanPengabdiankepada Masyarakat

Lampiran 5. Lokasi PelaksanaanKegiatan

Lampiran 6. Surat PernyataanKetuaPengabmas

Lampiran 7. Lembar PermohonanMenjadiResponden

Lampiran 8. Surat PersetujuanResponden

6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Neonatus ( AKN ) merupakan salah satu indikator derajat
kesehatan masyarakat. Pada tahun 2019, sebanyak 69% dari seluruh jumlah kematian
bayi terjadi pada neonatal artinya kasus kematian pada neonatus masih menjadi
penyumbang besar angka kematian bayi di Indonesia. Penyebab kematian neonatal
terbanyak di Indonesia disebabkan karena diare, pneumonia, asfiksia, kelainan bawaan,
kelainan cerna, sepsis, dan tetanus. ASI ekslusif dapat menurunkan angka kematian bayi
yang diakibatkan diare dan pneumonia dan penyakit lainnya. Sedangkan secara nasional
cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi usia kurang dari enam bulan yaitu 67,74% ini
artinya masih jauh dari target 80%. Akan tetapi, sudah meningkat jika dibandingkan
dengan cakupan pemberian ASI ekslusif pada tahun 2018 yaitu 65,16 %. (Profil
Kesehatan Indonesia, 2019)
Riset Kesehatan Dasar Jawa Tengah memaparkan penyebab kematian bayi di Jawa
Tengah pada tahun 2019 antara lain karena diare, pneumonia, asfiksia, dan juga kelainan
syaraf. Kabupaten atau kota dengan kasus kematian bayi tertinggi yaitu Rembang
sebanyak 17,7%, Grobogan 13,2 %, Temanggung 12,5%. Kabupaten Purworejo
menduduki peringkat ke delapan untuk kasus kematian bayi yaitu sebanyak 10,8% .
Berbagai upaya yang dilakukan untuk mengurangi angka kematian bayi salah satunya ASI
eksklusif. Namun, cakupan ASI ekslusif Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2019 yaitu
69,46 % mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2018 yaitu sebesar
64,19 %. Tetapi angka tersebut masih tergolong dalam kategori rendah atau belum sesuai
dengan target yang ditetapkan yaitu 80%. (Profil Kesehatan Indonesia, 2019).
Saat ini penerapan pola pemberian makan terbaik untuk bayi sejak lahir sampai anak

berumur 2 tahun tersebut belum dilaksanakan dengan baik khususnya dalam hal

pemberian ASI eksklusif. Beberapa kendala dalam hal pemberian ASI eksklusif karena

ibu tidak percaya diri bahwa dirinya mampu menyusui dengan baik yang disebabkan

karena kurangnya pengetahuan ibu, kurangnya dukungan keluarga serta rendahnya

kesadaran masyarakat tentang manfaat pemberian ASI eksklusif, kurangnya dukungan


7
tenaga kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan produsen makanan bayi untuk

keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya. 3

Cakupan ASI eksklusif di Jawa Tengah berada pada peringkat 12 dari 33 provinsi

di Indonesia dengan angka 69,46% (Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019, 2020).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, cakupan

ASI eksklusif di Kabupaten Magelang pada tahun 2019 69,9%.

Menurut Depkes RI (2007) hambatan ketercapaian perilaku keluarga sadar gizi

dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap ibu, kepercayaan, tradisi dalam keluarga, dan

peran tokoh masyarakat serta keterpaparan inrormasi.

Dalam upaya memantapkan kemauan dan kemampuan keluarga untuk

melaksanakan perilaku gizi yang baik dan benar dengan memanfaatkan potensi yang

dimiliki oleh keluarga atau yang berada dilingkungannya, maka program kadarzi dapat

dilakukan dengan cara kegiatan konseling kadarzi yang melibatkan kader posyandu

dasawisma dengan keluarga untuk membantu memecahkan masalah perilaku gizi yang

belum dapat dilakukan oleh keluarga. (Depkes RI, 2007).

Peran kader dalam keberhasilan ASI Eksklusif sangat besar karena selain sebagai

pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat

untuk melaksanakan tehnik menyusui sehingga dapat mencapai kategori ASI eksklusif

dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Kader merupakan ujung tombak

tenaga kesehatan yang dapat membantu meningkatkan cakupan ASI ekslusif melalui

pendampingan selama ibu menyusui.

Untuk dapat memberikan pendampingan yang efektif maka kader memerlukan

penguasaan materi dan tehnik konseling mengenai permasalahan yang dihadapi ibu dalam

pemberian ASI. Untuk memperkuat kualitas pendampingan kader dapat mempergunakan

8
media yang mengandung materi lengkap, mudah dipahami dan komunikatif. Media yang

dapat dipilih adalah e- lembar balik.

B. Perumusan Masalah

Cakupan ASI eksklusif di Jawa Tengah berada pada peringkat 12 dari 33 provinsi

di Indonesia dengan angka 69,46% (Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019, 2020).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, cakupan

ASI eksklusif di Kabupaten Magelang pada tahun 2019 69,9%.

Peran kader dalam keberhasilan ASI Eksklusif sangat besar karena selain sebagai

pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat

untuk melaksanakan tehnik menyusui sehingga dapat mencapai kategori ASI eksklusif

dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Kader merupakan ujung tombak

tenaga kesehatan yang dapat membantu meningkatkan cakupan ASI ekslusif melalui

pendampingan selama ibu menyusui.

Untuk dapat memberikan pendampingan yang efektif maka kader memerlukan

penguasaan materi dan tehnik konseling mengenai permasalahan yang dihadapi ibu dalam

pemberian ASI. Untuk memperkuat kualitas pendampingan kader dapat mempergunakan

media yang mengandung materi lengkap, mudah dipahami dan komunikatif. Media yang

dapat dipilih adalah e- lembar balik.

C. TUJUAN KEGIATAN
1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader dalam upaya pendampingan
peningkatan cakupan ASI Eksklusif
2. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan pelaksanaan ASI Eksklusif

D. MANFAAT KEGIATAN
1. Manfaat bagi Mahasiswa

9
Mendapatkan pengalaman yang berharga dalam kegiatan pengabdian masyarakat
terutama dalam kegiatan Pelatihan Kader dan Pendampingan ASI Eksklusif
2. Manfaat bagi Dosen
Memberikan kontribusi positif dalam pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi sebagai
upaya berperan serta dalam Pelatihan Kader dan Pendampingan ASI Eksklusif
3. Manfaat bagi Masyarakat
Guna meningkatkan pengetahuan, sikap masyarakat dalam upaya peningkatan status
kesehatan masyarakat melalui upaya promotif pelaksanaan ASI Eksklusif

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI dan ASI Eksklusif

Air susu ibu (ASI) adalah cairan hidup yang mengandung sel-sel darah putih,

imunoglobulin, enzim dan hormon, serta protein spesifik, dan zat-zat gizi lainnya yang

diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. 6

Air susu ibu eksklusif yang selanjutnya disebut ASI eksklusif, adalah air susu ibu

yang diberikan kepada bayi tanpa menambahkan, dan/atau mengganti dengan makanan

atau minuman lain yang dilakukan selama 6 bulan sejak bayi dilahirkan.Susu formula

bayi adalah susu yang secara khusus diformulasikan sebagai pengganti air susu ibu untuk

bayi sampai umur 6 bulan. 6

1. Keuntungan pemberian ASI 1

ASI memiliki unsur-unsur yang memenuhi semua kebutuhan bayi akan nutrien selama

periode sekitar 6 bulan, kecuali jika ibu mengalami keadaan gizi kurang yang berat.

Komposisi ASI akan berubah sejalan dengan kebutuhan bayi.

Keberadaan antibodi dan sel-sel makrofag dalam kolustrum dan ASI memberikan

perlindungan terhadap jenis-jenis infeksi tertentu. Oleh karena itu bayi-bayi yang

mendapat ASI secara penuh jarang terjangkit oleh penyakit diare yang menular atau

necrotizing enetrocolitis, infeksi pernapasan dan telinga juga lebih jarang terjadi pada

bayi-bayi yang disusui sendiri oleh ibunya.

Insidens alergi pada bayi-bayi yang mendapat ASI ternyata lebih rendah jika

dibandingkan dengan bayi-bayi yang memperoleh susu sapi. Pengenalan terhadap protein

asing lebih lambat mungkin pula bermanfaat dalam mengurangi kemungkinan timbulnya

reaksi autoimun.

11
Salah satu penelitian menemukan bahwa secara signifikan skor perkembangan

kognitif lebih tinggi pada anak-anak yang disusui ibunya jika dibandingkan dengan

anak-anak yang mendapatkan susu formula. Efek ini terus berlanjut sampai usia 15

tahun dan anak-anak yang saat bayinya mendapatkan ASI dalam waktu yang paling

lama akan memperlihatkan perbedaan yang paling besar.

Pemberian ASI akan menguatkan proses pembentukan ikatan psikologis antara

ibu dan anak, pembentukan ikatan ini sangat penting dalam pembentukan kepribadian

anak dalam proses sosialisasi anak itu dikemudian hari.

Ovulasi akan ditekan selama masa pemberian ASI pada bayi. Penurunan fertilitas

akibat amenore laktasi, yang berkaitan praktik menyusui (breastfeeding) yang teratur

dan berkelanjutan, berbeda antara masing-masing ibu. Akan tetapi penurunan fertilitas

ini dapat berlanjut selama 12 bulan atau lebih lama lagi. Dan kejadian kanker

payudara dan ovarium lebih jarang terjadi pada para wanita yang menyusui bayinya.

Meskipun angka pemberian ASI terus meningkat di negara-negara maju,

penurunan angka masih terlihat dengan jelas di negara berkembang, khususnya

didaerah pedesaan. Berbagai penyebab diperkirakan turut berperan terhadap situasi ini.

Pemberian susu formula dianggap sebagai simbol status oleh banyak orang. Hal ini

terjadi sebagian karena pemasaran formula pengganti ASI dan sebagian lagi karena

kebiasaan menyusui sendiri diantara ibu-ibu dari keluarga yang kaya umum sudah

digantikan dengan praktik pemberian makan bayi dengan susu formula(replacement

feeding). Ibu-ibu yang bekerja seringkali harus meninggalkan bayi-bayi mereka untuk

diasuh oleh orang lain dan menghentikan pemberian ASI dalam waktu yang sangat

dini. Keadaan ini sering terjadi karena kurangnya fasilitas ditempat kerja mereka, yang

jika tersedia, akan memungkinkan para ibu untuk terus memberikan ASI kepada bayi-

12
bayi mereka. Banyak diantara ibu-ibu ini yang tidak mengetahui bagaimana

mempertahankan pemberian ASI.7

3. Kendala yang menghalangi keberhasilan pemberian ASI7

Banyak kepercayaan dan sikap yang tidak berdasar terhadap makna pemberian

ASI yang membuat para ibu tidak melakukan pemberian ASI eksklusif kepada bayi-

bayi mereka dalam 6 bulan pertama. Alasan umum mengapa mereka tidak

memberikan ASI eksklusif, meliputi :

a. Rasa takut yang tidak berdasar jika ASI yang mereka hasilkan tidak cukup dan/

atau memiliki mutu yang jelek.

Kepercayaan dapat dikaitkan dengan pengeluaran kolustrum atau susu

pertama (foremilk) yang terlihat encer dan menyerupai air. Ibu harus memahami

bahwa perubahan pada komposisi ASI akan terjadi ketika bayinya mulai

menghisap puting mereka. Kolostrum memang tampak encer serta menyerupai air

tetapi sesungguhnya susu ini kaya akan protein dan antibodi. Kolostrum akan

memuaskan rasa haus bayi, sementara ASI atau susu kemudian (hindmilk) yang

kaya akan lemak akan memuaskan rasa lapar pada bayi tersebut.

b. Keterlambatan dalam memulai pemberian ASI dan praktik membuang kolostrum.

Pada banyak masyarakat di negara-negara berkembang terdapat kepercayaan

tradisional yang tertanam sangat kuat dans alah satu diantaranya adalah

kepercayaan yang menganggap bahwa kolostrum merupakan zat beracun, atau

kepercayaan bahwa bencana atau guna-guna dapat terjadi melalui air susu ibu.

Kepercayaan tradisional semacam ini harus diatasi secara bijaksana dan dengan

mempertimbangkan situasinya. Para ibu yang memulai pemberian ASI mereka

secara dini lebih cenderung untuk melaksanakan pemberian ASI eksklusif dan

menyusui bayi mereka dalam periode yang lebih lama.

13
c. Tehnik pemberian ASI yang salah

Pemberian ASI merupakan kiat yang harus dipelajari. Baik ibu maupun bayi

perlu belajar bagaimana cara pemberian ASI yang berhasil. Jika bayi tidak

digendong atau dipeluk dengan tepat, kemungkinan ibu akan mengalami nyeri,

lecet pada puting susunya, dan pembengkakan payudara (breast engorgement),

serta mastitis karena bayi tidak mampu meminum ASI secara efektif dari dalam

payudara tersebut. Keadaan ini dapat membuat pemberian ASI dihentikan.

d. Kepercayaan yang keliru bahwa bayi memerlukan cairan tambahan.

Riset menunjukkan bahwa pemberian cairan tambahan seperti air dan teh

disamping ASI lepada bayi yang masíh kecil berkaitan dengan resiko penyakit

diare yang signifikan. Bayi yang masih kecil dan mendapat cairan tambahan akan

memiliki asupan ASI yang lebih rendah daripada jika bayi itu memperoleh ASI

secara eksklusif. Disamping itu, bayi tersebut juga cenderung menyusu dalam

periode waktu yang lebih singkat.

Kebutuhan cairan rata-rata per hari bagi bayi yang sehat berkisar dari 80 – 100

ml/ kg dalam satu minggu pertama ingá 140 – 160 ml/ kg selama 6 bulan pertama

menurut konsentrasi makanan, konsumsi energi, kelembaban dan suhu lingkungan.

Konsumsi dibawah tingkat yang diperlukan akan menimbulkan dehidrasi dengan

peningkatan osmolaritas serum dan urine.

Dengan kandungan natrium, florida, kalium dan nitrogen yang lebih rendah

didalam ASI maka asupan cairan yang diperlukan untuk mengekskresikan feses

relatif hanya sedikit. Nilai osmolaritas akan dipertahankan dengan baik didalam

konsentrasi normal kapasitas ginjal bahkan dalam keadaan yang sangat panas dan

kering.

14
Pemberian makanan tambahan dalam bentuk air dan teh pada usia kanak-

kanak dini merupakan praktik yang biasa dilakukan karena menganggap bayi

tersebut haus. Namun, berdasarkan landasan teoritis maupun empiris dapat

disimpulkan bahwa pemberian cairan tambahan ini tidak diperlukan untuk

mempertahankan keseimbangan cairan pada bayi-bayi sehat yang berusia dibawah

6 bulan dan mendapat ASI secara eksklusif. Oleh karena itu kita harus secara aktif

melarang pemberian cairan tambahan karena perbuatan ini akan mengakibatkan

peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas penyakit diare yang

signifikan.dengan demikian, pemberian ASI eksklusif harus dipromosikan sebagai

pemberian makanan yang ideal bagi bayi dalam usia 6 bulan pertama.

e. Dukungan yang kurang dari pelayanan kesehatan

Bukti memperlihatkan bahwa pada tempat dilaksanakannya program Baby

Friendly Hospital Initiative yang berasal dari UNICEF, praktik pemberian ASI

eksklusif menjadi lebih baik.

f. Pemasaran susu formula pengganti ASI

Pemasaran formula pengganti ASI (PASI) telah menimbulkan anggapan

bahwa PASI lebih unggul daripada ASI sehingga menghalangi praktik pemberian

ASI. Untuk mengatasi permasalahan ini, WHO Assembly pada tahun 1981 telah

menyusun aturan pemasaran PASI (Code Of Marketing of Breastmilk Substitute)

yang bertujuan untuk mengontrol promosi makanan buatan tersebut.

4. Kesulitan fisik yang dialami ibu3

Tabel 2.2. faktor-faktor yang mempengaruhi laktasi


Faktor yang Faktor yang
menguntungkan merugikan
Lingkungan Tenang, relaks Berisik, penuh stres
Frekuensi pemberian Sering Jarang
makan
Isi payudara Pembengkakan
Kondisi emosional Relaks Cemas

15
Kondisi fisik Nyaman Nyeri, tegang
Obat-obatan Metoklopramid Estrogen
Oksitosin (sublingual) Testosteron
Bromokriptin
Sedatif (dosis tinggi)

Ibu dapat menghadapi kesulitan selama pemberian ASI, tanpa pertolongan dan

dukungan yang tepat, umumnya akan mengakibatkan penghentian pemberian ASI.

Kesulitan ini, meliputi : pembengkakan payudara (breast engorgement), puting yang

nyeri dan lecet, saluran susu dalam payudara (duktus laktiferus) yang tersumbat, mastitis

atau abses payudara, infeksi candida albikans¸ retraksi puting.

Tabel 2.3. Penyebab dan gambaran klinis kesulitan fisik yang dihadapi ibu dalam proses
menyusui
Penyebab Gambaran klinis
Pembengkakan Keterlambatan Kedua payudara yang
payudara (breast memulai pemberian penuh dan nyeri
engorgement), ASI setelah bersalin
Pengeluaran ASI yang Payudara tampak tegang
tidak memadai dan mengkilap karena
edema jaringan

ASI berhenti mengalir


Ibu dapat mengalami
demam selama 24 jam
Puting yang nyeri dan Penempelan bayi Salah satu atau kedua
lecet (attachment) yang payudara menjadi merah
buruk dan nyeri
Posisi menyusu yang Tampak lecet pada atau
buruk disekitar puting susu
Infeksi candida
albicans

16
Tabel 2.3 Penyebab dan gambaran klinis kesulitan fisik yang dihadapi ibu dalam proses
menyusui (lanjutan)
Penyebab Gambaran klinis
Penyumbatan duktus Pengeluaran ASI yang Benjolan yang nyeri pada
laktiferus tidak adekuat salah satu area payudara
Tekanan pada salah Ibu tidak merasa apa-apa
satu sisi payudara
(seperti pakaian yang
ketat)
Mastitis atau abses Pengeluaran ASI yang Biasanya hanya satu
payudara tidak adekuat payudara yang terkena
Infeksi payudara Daerah payuadra yang
terkena menjadi merah,
panas, membengkak dan
sangat nyeri
Ibu merasa demam dan
umumnya tidak enak
badan
Infeksi candida Lebih sering terjadi Neyri persisten sekalipun
albicans jika kulit terluka pada saat-saat tidak
menyusui
Umumnya terjadi Rasa gatal atau menusuk
pada iklim yang panas seperti jarum yang
dan lembab ditusukkan pada
payudara
Ibu dapat terinfeksi Pada areola dapat terlihat
oleh bayinya atau bercak-bercak putih
sebaliknya
Retraksi puting Areola dapat terlihat
merah, mengkilap dan
bersisik
Puting susu mungkin
tampak pendek, datar
pada kulit atau tertarik
kedalam

Tabel 2.4 Penanganan/ manajemen dan pencegahan kesulitan fisik yang dihadapi ibu dalam
proses menyusui
Penanganan/ manajemen Pencegahan
pembengkakan Bayi harus menyusu Mulai menyusui bayi
payudara (breast menurut keinginannya dalam waktu setengah
engorgement), jam setelah dilahirkan
Posisi dan penempelan Bantu ibu mengatur
yang benar jika perlu penempelan dan posisi
bayi pada hari pertama

17
Tabel 2.4 Penanganan/ manajemen dan pencegahan kesulitan fisik yang dihadapi ibu dalam
proses menyusui
Penanganan/ manajemen Pencegahan
Jika bayi tidak dapat Biarkan bayi menyusu
menempel dengan benar tanpa dibatasi; pemberian
karena payudara terlalu ASI menurut keinginan
penuh, peraslah ASI bayi
dalam jumlah yang cukup
Jika bayi tidak dapat
menghisap sama sekali,
berikan ASI perahan
Sebelum menyusui,
letakkan dahulu handuk
hangat pada payudara
untuk membantu aliran
ASI
Sesudah menyusui,
letakkan handuk dingin
pada payudara untuk
mengurangi nyeri dan
pembengkakkan
puting yang nyeri Pengaturan posisi dan Bantu ibu mengatur
dan lecet penempelan yang benar penempelan dan posisi
bayi pada hari pertama
Melanjutkan pemberian Puting susu tidak boleh
ASI jika memungkinkan dicuci dengan sabun dan
hanya perlu dibasuh
sekali sehari
Memerah ASI jika puting Biarkan bayi selesai
susu terlalu nyeri jika menyusu dan melepaskan
digunakan untuk payudara, jangan menarik
menyusui bayi dan payudara dari dalam
berikan ASI dengan mulut bayi
cangkir kepada bayi
Oleskan ASI yang tersisa
sehabis menyusui
(hindmilk) pada payudara
dan biarkan sisa ASI itu
mengering
Biarkan payudara terkena
cahaya matahari dan
udara
Penyumbatan Bayi harus menyusu Bantu ibu mengatur
duktus laktiferus menurut keinginannya penempelan dan posisi
bayi pada hari pertama
Posisi dan penempelan Biarkan bayi menyusu
yang benar jika perlu tanpa dibatas

18
Tabel 2.4 Penanganan/ manajemen dan pencegahan kesulitan fisik yang dihadapi ibu dalam
proses menyusui (lanjutan)
Penanganan/ manajemen Pencegahan
Sebelum menyusui, Anjurkan kepada ibu
letakkan dahulu handuk untuk mengenakan
hangat pada payudara pakaian yang longgar
untuk membantu aliran dengan bagian atas yang
ASI mudah dibuka agar bayi
Susui bayi pada sisi dapat menjangkau
payudara yang payudara dengan mudah
salurannya tersumbat
terlebih dahulu
Lakukan pemijatan
benjolan kearah puting
susu untuk memudahkan
bayi mengisap ASI
Mastitis atau abses Bayi harus menyusu Bantu ibu mengatur
payudara sesering mungkin, ASI penempelan dan posisi
pada keadaan tersebut bayi pada hari pertama
tidak berbahaya bagi bayi

Ibu HIV-positif harus Biarkan bayi menyusu


memerah dan membuang tanpa dibatasi; pemberian
ASI dari daerah yang ASI menurut keinginan
sakit, bayi tidak boleh bayi
menyusu pada payudara
yang sakit
Sebelum menyusui,
letakkan dahulu handuk
hangat pada payudara
untuk membantu aliran
Jika terlalu nyeri untuk
digunakan menyusui
bayi, ASI harus diperah
secara teratur
Antibiotik dan obat
pereda nyeri harus
diberikan sesuai dengan
resep dokter
Ibu harus beristirahat
Abses harus dialirkan
Infeksi candida Krim nistatin Biarkan puting susu
albicans Ibu dan bayinya harus terkena cahaya matahari
diobati jira tenderita oral dan udara
trush

19
Tabel 2.4 Penanganan/ manajemen dan pencegahan kesulitan fisik yang dihadapi ibu dalam
proses menyusui (lanjutan)
Penanganan/ manajemen Pencegahan
Retraksi puting Kepada ibu harus diberi Biarkan puting susu
dorongan bahwa ia akan terkena cahaya matahari
dapat menyusui bayinya dan udara
dengan berhasil
Ibu akan memerlukan
dorongan ekstra karena
mungkin ia sudah
mendapat informasi
bahwa pemberian ASI
tidak dapat dilakukan
dengan puting yang
mengalami retraksi
Bayi harus menempel
pada payudara, bukan
pada puting sehingga
penempelan (attachment)
tidak menjadi masalah

Bayi tidak boleh


diberikan dot untuk
membantu karena ini
akan menimbulkan
kebingungan yang
membuat bayi itu
menolak payudara ibunya
Perisai puting (nipple
shield) tidak dianjukan
dipakai
Mempersiapkan puting
selama kehamilan
ternyata tidak bermanfaat
dan harus dihindari

5. Berbagai Perilaku Seputar Menyusui 5

Pemberian ASI tak lepas dari tatanan budaya. Didalam buku kehamilan, kelahiran,

perawatan ibu dan bayi dalam konteks budaya (Meutia F. Swasono, editor, 1997)

dituturkan berbagai gambaran perilaku menyusui pada masyarakat yang diteliti.

Perilaku dibentuk oleh kebiasaan, yang bisa diwarnai oleh adat (budaya), tatanan

norma yang berlaku dimasyarakat (sosial) dan kepercayaan (agama). Perilaku

umumnya tidak terjadi secara tiba-tiba. Perilaku adalah hasil dari proses yang

20
berlangsung selama masa perkembangan. Setiap orang selalu terpapar dan tersentuh

oleh kebiasaan dilingkungannya serta mendapat pengaruh dari masyarakat, baik secara

langsung maupun tak langsung. Pemahaman terhadap latar belakang sosial, budaya,

agama dan pendidikan seseorang akan lebih memudahkan upaya mengenal perilaku

dan alasan yang mendasarinya.

Membantu ibu agar bisa menyusui bayinya dengan benar memerlukan

pemahaman tentang perilaku ibu, keluarga dan lingkungan sosial budayanya dalam hal

menyusui. Apa yang mereka mengerti tentang ASI? Apa pendapat suami istri yang

baru dikaruniai anak itu tentang menyusui? Apa kata keluarganya (orang tua, mertua,

ipar) tentang ASI? Apa pula kata tetua adat tentang ASI? Bagaimana pula pendapat

orang-orang disekitarnya tentang menyusui? Apakah mereka mendukung ASI, tidak

peduli atau justru menghalangi pemberian ASI. Pemahaman ini perlu agar lebih bisa

mengetahui alasan ibu untuk menyusui atau tidak menyusui.

6. Mitos Dalam Menyusui 6

a. Menyusui dan berat badan ibu

Menyusui dikhawatirkan akan membuat tubuh ibu sukar kembali ke berat aslinya

yang langsing, padahal timbunan lemak yang terjadi selama masa kehamilan justru

akan lebih mudah lenyap karena digunakan dalam proses menyusui. Timbunan lemak

itu memang disiapkan agar ibu bisa menyusui.

b. ASI tidak cukup

ASI diproduksi sesuai permintaan. Makin sering bayi menyusu, makin banyak

produksi yang dihasilkan. Kalau bayi bisa menghisap dengan benar yang

dimungkinkan oleh posisi menyusui yang benar maka produksi ASI bisa dihasilkan

sebanyak kebutuhan bayi. Jadi kalau bayi pandai menghisap berapapun yang

21
dibutuhkannya akan terpenuhi. ASI memang mudah dicerna dan diserap sehingga bayi

menjadi cepat lapar, karena itu menyusui harus sesuai kemauan bayi.

c. Ukuran payudara

Ukuran payudara yang kecil sering dicemaskan sebagai penyebab kegagalan

pemberian ASI, padahal besar kecilnya payudara tidak berkaitan dengan kemampuan

memberian ASI. ASI dibentuk oleh jaringan kelenjar alveoli (pembentuk ASI).

Payudara besar mengandung lebih banyak jaringan lemak. Besar atau kecilnya

payudara tidak menjadi ukuran keberhasilan menyusui.

d. Susu pertama

ASI yang keluar pada hari-hari pertama memang jernih dan berwarna kekuningan,

cairan ini mengandung zat putih telur atau protein yang kadarnya tinggi dan zat anti

infeksi atau kekebalan. Kolostrum sangat sesuai dengan kondisi bayi di hari-hari

pertama karena sesuai dengan kemampuan kerja organ terutama ginjal. Kolostrum

juga mengandung laktosa dan lemak dalam kadar rendah sehingga mudah dicerna.

e. ASI dan payudara ibu

Ibu dan suaminya perlu tahu bahwa yang mengubah penampilan payudara

bukanlah menyusui akan tetapi kehamilan. Selama kehamilan, payudarapun menjadi

lebih besar dari ukuran biasanya karena mengalami proses persiapan untuk menyusui.

f. Menyusui itu repot

Dengan menyusui, ibu bisa memberikannya kapan saja dan dimana saja. Tidak

perlu membersihkan botol dan perangkatnya, tidak perlu menakar, tidak perlu repot

membawa semua perlengkapan dan tidak membutuhkan waktu lama untuk persiapan.

ASI justru sangat praktis, kapan saja anak membutuhkan, ibu tinggal membuka

payudara dan menyodorkan puting ke mulutnya, suhunya pasti pas, takarannya pas.

22
Kalau ibu merasa kurang nyaman menyusui ditempat umum, dapat membuat model

baju yang memungkinkan ibu bisa menyusui tanpa harus mempertontonkan payudara.

7. Masalah-masalah dalam menyusui20

Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum

persalinan (periode Ante Natal), pada masa pasca persalinan dini, dan masa pasca

persalinan lanjut. Masalah pada bayi umumnya berkaitan dengan manajemen laktasi,

sehingga bayi sering menjadi “bingung puting” atau sering menangis, dimana sering

diinterpretasi oleh ibu dan keluarga bahwa ASI tidak tepat untuk bayinya.

a. Masalah menyusui pada masa Ante Natal

i. Kurang/ salah informasi

Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau

malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila

merasa bahwa ASI kurang. Petugas kesehatanpun masih banyak yang tidak

memberikan informasi pada saat memeriksakan kehamilan atau saat

memulangkan bayi. Sebagai contoh, banyak ibu/ petugas kesehatan yang

tidak mengetahui bahwa :

1. Bayi pada minggu-minggu pertama defekasinya encer dan sering,

sehingga dikatakan bayi menderita diare dan seringkali petugas

kesehatan menyuruh menghentikan menyusui. Padahal kolostrum

bersifat sebagai laksans.

2. ASI belum keluar pada hari pertama sehingga bayi dianggap perlu

diberikan minuman lain, padahal bayi yang lahir cukup bulan dan

sehat mempunyai persediaan kalori dan cairan yang dapat

mempertahankannya tanpa minuman selama beberapa hari,

disamping itu pemberian minuman lain akan memperlambat

23
pengeluaran ASI oleh karena bayi menjadi kenyang dan malas

menyusui.

3. Karena payudara berukuran kecil dianggap kurang menghasilkan

ASI padahal ukuran payudara tidak menentukan apakah produksi

ASI cukup atau kurang karena ukuran payudara ditentukan oleh

banyaknya lemak pada payudara sedangkan kelenjar penghasil

ASI sama banyaknya walaupun ukuran payudara kecil dan

produksi ASI tetap mencukupi apabila manajemen laktasi

dilaksanakan dengan baik dan benar.

ii. Puting susu datar atau terbenam

Puting yang kurang menguntungkan sebenarnya tidak selalu menjadi

masalah, ibu masih tetap bisa menyusui dan upaya selama Ante Natal

seperti halnya dengan manipulasi Hofman, menarik-narik puting susu atau

penggunaan breast shield, yang paling efisien untuk memperbaiki adalah

isapan langsung bayi yang kuat. Segera setelah bayi lahir, maka bisa

dilakukan hal berikut :

a. Skin-to-skin kontak dan biarkan bayi menghisap sedini mungkin

b. Biarkan bayi “mencari” puting kemudian menghisapnya dan bila perlu

coba berbagai posisi untuk mendapat keadaan yang paling

menguntungkan. Rangsang puting agar bisa keluar sebelum dihisap

oleh bayi.

c. Apabila puting benar-benar menonjol, dapat ditarik dengan pompa

puting susu (nipple puller) atau yang paling sederhana dengan sedotan

spuit yang dipakai terbalik.

24
d. Jika tetap mengalami kesulitan, usahakan agar bayi tetap disusui

dengan sedikit penekanan pada areola mammae dengan jari sehingga

terbentuk dot ketika memasukkan puting susu ke mulut bayi

e. Bila terlalu penuh, ASI dapat diperas terlebih dahulu dan diberikan

dengan sendok atau cangkir atau diteteskan langsung ke mulut bayi.

b. Masalah menyusui pada masa pasca persalinan dini

Pada masa ini, kelainan yang sering terjadi antara lain : puting datar atau

terbenam, puting lecet, payudara bengkak, saluran tersumbat dan mastitis/ abses.

i. Puting susu lecet

Pada keadaan ini seringkali seorang ibu menghentikan menyusui

karena putingnya sakit. Yang perlu dilakukan adalah memeriksa

bagaimana posisi perlekatan ibu dan bayi, dan apakah terdapat infeksi

candida pada mulut bayi dengan tanda kulit merah, berkilat, kadang gatal

terasa sakit yang menetap dan kulit kering bersisik (flaky).

Pada puting susu lecet, dapat dilakukan cara-cara:

a. Ibu dapat terus memberikan ASI nya pada keadaan luka tidak begitu

sakit.

b. Olesi puting susu dengan ASI akhir (hindmilk), jangan sekali-kali

memberikan obat lain

c. Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu 1

x 24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2 x

24 jam.

d. Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan

secara manual dan tidak dianjurkan menggunakan pompa karena

dapat menyebabkan nyeri

25
e. Menjaga kebersihan payudara dan tidak dianjurkan mempergunakan

sabun.

ii. Payudara bengkak

Harus dibedakan antara payudara penuh dengan payudara bengkak,

pada payudara penuh disertai dengan rasa berat pada payudara, panas dan

keras namun pada payudara bengkak mempunyai gejala payudara

membengkak, puting kencang, kulit mengkilat dan dapat kemerahan, bila

diperiksa ASI tidak keluar dan dapat terjadi demam setelah 24 jam.

Payudara bengkak dapat terjadi karena produksi ASI meningkat, terlambat

menyusui dini, perlekatan kurang baik, hal ini dimungkinkan frekuensi

pengeluaran yang kurang dan waktu menyusui kurang lama.

Untuk mencegah maka diperlukan untuk menyusui dini, perlekatan

yang baik, menyusui secara “on demand”. Apabila payudara terlalu tegang,

atau bayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan terlebih dahulu,

agar ketegangan menurun. Dan untuk merangsang reflek oksitosin maka

dapat dilakukan :

a. Kompres panas untuk merangsang rasa sakit

b. Ibu harus rileks

c. Pijat leher dan punggung belakang (sejajar payudara)

d. Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan kearah

tengah

e. Stimulasi payudara dan puting

iii. Mastitis/ abses payudara

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah,

bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat.

26
Didalam terasa ada massa (lump) dan diluarnya kulit menjadi merah. Kejadian

ini terjadi pada masa panas 1 sampai 3 minggu setelah persalinan diakibatkan

oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini disebabkan kurangnya

ASI dihisap/ dikeluarkan atau penghisapan yang tidak efektif. Dapat juga

karena kebiasaan menekan payudara dengan jari atau karena kebiasaan

menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju/ breast hold (BH),

pengeluaran ASI yang kurang baik pada payudara yang besar, terutama pada

bagian bawah payudara yang menggantung.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani mastitis/ abses

payudara antara lain :

a. Kompres hangat/ panas dan pemijatan

b. Rangsang oksitosin

c. Pemberian antibiotika

d. Bila perlu, istirahat total atau obat penghilang rasa nyeri

e. Kalau sudah terjadi abses, payudara yang sakit tidak boleh disusukan

karena mungkin memerlukan tindakan bedah

c. Masalah menyusui pada masa pasca persalinan lanjut

Yang termasuk dalam masa pasca persalinan lanjut adalah sindrom ASI kurang

dan ibu yang bekerja.

i. Sindrom ASI kurang

Sering kenyataannya bahwa ASI tidak benar-benar kurang.

Adapun tanda bila ASI benar-benar kurang antara lain :

a. bayi tidak puas setiap setelah menyusu, frekuensi menyusu terlalu

sering, menyusu yang terlalu lama

b. bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu

27
c. tinja bayi keras, kering atau berwarna hijau

d. payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang jarang),

atau ASI tidak keluar setelah melahirkan

e. Berat badan bayi meningkat kurang dari 500 gram/ bulan

f. Berat badan bayi dalam waktu 2 minggu belum kembali

g. Bayi buang air kecil rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam, cairan

urin pekat, berbau dan kuning

Cara mengatasinya disesuaikan dengan penyebabnya, terutama dicari pada 4

kelompok penyebab :

a. Faktor tehnik menyusui, keadaan ini yang paling sering dijumpai,

antara lain : masalah frekuensi, perlekatan, penggunaan botol/ dot dan

lain-lain.

b. Faktor psikologis

c. Faktor fisik ibu, antara lain penggunaan kontrasepsi hormonal, diuretik,

hamil, merokok, kurang gizi dan lain-lain.

d. Faktor kondisi bayi, antara lain : penyakit, abnormalitas kondisi fisik

dan lain-lain.

ii. Ibu yang bekerja

Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu berhenti menyusui.

Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada ibu menyusui yang

bekerja :

a. Susuilah bayi sebelum ibu berangkat bekerja

b. ASI dikeluarkan untuk persediaan dirumah sebelum bekerja

c. Pengosongan payudara ditempat kerja, setiap 3 sampai 4 jam

28
d. ASI dapat disimpan di lemari pendingin dan dapat diberikan pada bayi saat

ibu bekerja dengan cangkir/ sendok

e. Pada saat ibu dirumah, sesering mungkin bayi disusui dan g anti jadwal

menyusui, banyak menyusui di malam hari.

f. Keterampilan mengeluarkan ASI dan merubah jadwal menyusui sebaiknya

telah mulai dipraktekkan sejak satu bulan sebelum kembali bekerja

g. Minum dan makanan yang bergizi dan cukup

Menyusui merupakan hak setiap ibu, termasuk ibu bekerja. Dalam Konvensi

Organisasi Pekerja Internasional tercantum bahwa cuti melahirkan selama 14

minggu dan penyediaan sarana pendukung ibu menyusui ditempat kerja wajib

diadakan.

Sekitar 80% perkembangan anak dimulai sejak dalam kandungan

sampaiBusia 3 (tiga) tahun (periode emas), sehingga diperlukan pemberian air

susu ibu eksklusif 6 (enam) bulan diteruskan sampai anak berusia 2 (dua) tahun.

Karena masa istirahat sebelum dan sesudah melahirkan hanya ditentukan

selama 3 (tiga) bulan, maka pekerja perempuan setelah melahirkan anak harus

diberi kesempatan sepatutnya untuk memberikan air susu ibu kepada anaknya atau

memerah air susu ibu selama waktu kerja di tempat kerja.21

Telah dibuktikan bahwa ibu menyusui memberikan berbagai keuntungan

bukan hanya bagi bayi dan ibu saja namun juga bagi tempat kerja sang ibu,

dimana angka absensi ibu akan lebih rendah karena anak lebih jarang sakit.

Dengan memberikan ASI maka kedekatan ibu dengan bayi tetap dipertahankan,

serta menghemat pendapatan ibu karena tidak perlu membeli susu formula.37

d. Ibu melahirkan dengan bedah sesar

29
Ibu yang mengalami bedah sesar dengan pembiusan umum akan mengalami

keterlambatan dalam memulai menyusui bayinya, sehingga apabila ibu telah

sadar dapat segera dilakukan penyusuan dini dengan bantuan tenaga kesehatan,

bayi yang dilahirkan melalui bedah sesar dengan pembiusan umum juga

mengalami gangguan kesadaran pada awalnya. Apabila bayi dan ibu telah sama-

sama sadar dapat segera dilaksanakan rawat gabung.

Posisi menyusui yang dianjurkan untuk ibu dengan bedah sesar adalah

sebagai berikut :

a. Ibu dapat dalam posisi berbaring miring dengan bahu dan kepala yang

ditopang bantal, sementara bayi disusukan dengan kakinya kearah ib

b. Apabila ibu sudah dapat duduk, bayi dapat ditidurkan dibantal diatas

pangkuan ibu dengan posisi kaki bayi mengarah kebelakang ibu

dibawah lengan ibu

c. Dengan posisi memegang bola (football position) yaitu ibu terlentang

dan bayi berada di ketiak ibu dengan kaki kearah atas dan tangan ibu

memegang kepala bayi

e. Ibu sakit

Pada umumnya ibu sakit bukan alasan untuk menghentikan menyusui,

karena bayi telah dihadapkan pada penyakit ibu sebelum gejala timbul dan

dirasakan oleh ibu. Kecuali itu, ASI justru akan melindungi bayi dari penyakit.

Ibu memerlukan bantuan orang lain untuk mengurus bayi dan keperluan rumah

tangga, karena memerlukan waktu istirahat yang cukup.

Ibu yang dengan Hepatitis (HbsAg +) atau AIDS (HIV +), Untuk kedua

penyakit ini ditemukan berbagai pendapat, yang pertama, bahwa ibu yang

menderita Hepatitis atau AIDS tidak diperkenankan menyusui bayinya, karena

30
dapat menularkan virus kepada bayinya melalui ASI. Namun demikian,pada

kondisi negara-negara berkembang dimana kondisi ekonomi masyarakat dan

lingkungan yang buruk, keadaan pemberian makanan pengganti ASI justru lebih

membahayakan kesehatan dan kehidupan bayi. Karenanya WHO tetap

menganjurkan bagi kondisi masyarakat yang mungkin tidak akan sanggup

memberikan PASI yang adekuat dalam jumlah dan kualitasnya, maka menyusui

lebih dianjurkan daripada dilarang.

31
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN PENGABDIAN

A. METODE PENGABDIAN
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama 50 jam , yang terbagi dalam tiga tahap
yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi.

1. Tahap perencanaan
a. Lokasi yang dipilih adalah wilayah desa Jambewangi kecamatan Secang
Magelang dengan pertimbangan masih diperlukannya dukungan untuk
peningkatan cakupan ASI Eksklusif
b. Melaksanakan perijinan kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Dinas Kesehatan
Kabupaten Magelang
c. Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan yang bertanggung jawab pada wilayah
tersebut dan data perkiraan jumlah ibu nifas
2. Tahap pelaksanaan
a. Melakukan pelatihan pemberdayaan kader untuk pendampingan ASI Eksklusif
3. Tahap evaluasi
a. Mengevaluasi pengetahuan dan ketrampilan kader
b. Mengevaluasi pemberdayaan kader dalam pendampingan
c. Mengevaluasi peningkatan cakupan ASI Eksklusif

B. KHALAYAK SASARAN
Sasaran dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai berikut :
1). Sasaran primer : kader di wilayah desa Jambewangi Kecamatan Secang Kabupaten
Magelang
2). Sasaran sekunder : Ibu menyusui bayi umur 0 sampai 6 bulan desa Jambewangi
Kecamatan Secang Kabupaten Magelang

C. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan pengabdian masyarakat berupa Pelatihan pemberdayaan kader dalam
pendampingan ASI Eksklusif di Desa Jambewangi Wilayah Kerja Puskesmas Secang
Kabupaten Magelang Tahun 2023 dilaksanakan bulan Juli 2023 hingga bulan September

32
tahun 2023. Pelaksanaan seminggu 1 kali selama 5 jam Pukul 09..00 hingga Pukul 14.00
WIB. Tempat pelaksanaan di posyandu desa Jambewangi. Tim pengabdi sesuai
kepakaran memberikan kontribusi dalam kegiatan pelatihan kader dalam ASI Eksklusif.
Adapun jadwal kegiatan pada hari pelaksanaan tercantum pada tabel berikut :
Tabel. 1. Tim Pengabmas Prodi Kebidanan Magelang
Pemberdayaan Kader Dalam Pendampingan ASI Eksklusif

Tempat Pertemuan :

(A) Online via whatshap grub dan Google From


(B) Pos Kesehatan Desa Desa Jambewangi
(C) Dusun Sambung Lor
(D) Dusun Gintung
(E) Dususn Klontong
(F) Dusun Jambewangi
(G) Dusun Pagiren
(H) Dusun Sabung Jetis
(I) Dusun Rejoso
(J) Dusun Tegalsari
(K) Dusun Jlodran
No Hari/Tanggal Kegiatan Tim Tugas

1. Senin/7 Agustus Pengerjaan Pre test online 1) Wahyu Pujiastuti, S.SiT,


2023 dengan menggunakan Google M.Kes
formulir
Jam 09.00 – 2) Sovia Nurul Fadhila
18.00 WIB

Lokasi (A)

2. Selasa/8 a. Pemaparan Materi mengenai 1) Wahyu Pujiastuti, S.SiT,


Agustus 2023 pentingnya ASI Eksklusif
M.Kes
b. Pemaparan Materi mengenai
Jam 09.00 - Teknik menyusuii yang 2) Herlina Tri Damailia,
12.00 WIB benar
S.Km, M.Kes
c. Praktek atau redemontrasi
Lokasi: (B) ibu kader dengan 3) Sri Winarsih, S.Pd,
perwakilan ibu kader
S.SiT, M.Kes
mengenai Teknik menyusui
yang benar 4) Endah Kridha
d. Pembagaian dan
Ppurbayanti
penyusunan jadwal
penyuluhan disetiap dusun 5) Meliani
di desa Jambewangi untuk
penyuluhan langsung pada
ibu menyusui
3. Rabu / 09 Posttest online dengan 1) Wahyu Pujiastuti, S.SiT,

33
Agustus 2023 mengunnakan google formulir M.Kes

Jam 09.00- 2) Sovia Nurul Fadhila


18.00 WIB

Lokasi : (A)

4. Kamis/10 Pendampingan offline ibu Lokasi (C), (D), (E)


Agustus 2023 menyusui tahap 1
1. Wahyu Pujiastuti, S.SiT,
Jam 09.00- a. Penyuluhan dengan M. Kes
12.00 WIB redemontrasi mengenai 2. Sovia Nurul Fadhila
Teknik menyusui yang
Lokasi : (C), benar
b. Praktek langsung Lokasi (F), (G), (H)
(D), (E), (F),
(G), (H), (I), (J), dengan ibu menyusui
dibantu dengan kader 1. Sri Winarsih, S.Pd,
(K)
c. Skrening kendlaa S.SiT, M.Kes
menyusui
2. Dinda Brilianti Putri
3. Sinta Nur Rohmah

Lokasi (I), (J), (K)

1. Herlina Tri Damailia,


S.Km, M.Kes
2. Endah Kridha Purbayanti
3. Meliani

5. Rabu / 16 Pendampiangan Offline ibu Lokasi (C), (D), (E)


Agustus 2023 menyusui Tahap 2 , meliputi:
1. Wahyu Pujiastuti,
Jam 08.30 s.d a. Skrining kendala S.SiT, M. Kes
11.00 WIB menyusui 2. Sovia Nurul Fadhila
b. Intervensi 2
Lokasi : (C),
Lokasi (F), (G), (H)
(D), (E), (F),
(G), (H), (I), (J), 1. Sri Winarsih, S.Pd,
(K)
S.SiT, M.Kes
2. Dinda Brilianti Putri
3. Sinta Nur Rohmah

Lokasi (I), (J), (K)

1. Herlina Tri Damailia,


34
S.Km, M.Kes
2. Endah Kridha
Purbayanti
3. Meliani

6. Jum at/ 18 Pendampiangan Online ibu Lokasi (C), (D), (E)


Agustus menyusui Tahap 3 , meliputi:
1. Wahyu Pujiastuti,
Jam 09.00 s.d a. Skrining kendala S.SiT, M. Kes
12.00 WIB menyusui 2. Sovia Nurul Fadhila
b. Intervensi 3
Lokasi : (A)
Lokasi (F), (G), (H)

1. Sri Winarsih, S.Pd,


S.SiT, M.Kes
2. Dinda Brilianti Putri
3. Sinta Nur Rohmah

Lokasi (I), (J), (K)

1. Herlina Tri Damailia,


S.Km, M.Kes
2. Endah Kridha
Purbayanti
3. Meliani
7. Jum at 25 Pendampingan online ibu Lokasi (C), (D), (E)
Agustus 2023 menyusi tahap 4
1. Wahyu Pujiastuti,
Jam 10.00 s.d S.SiT, M. Kes
12.00 WIB 2. Sovia Nurul Fadhila

Lokasi: (A)
Lokasi (F), (G), (H)

1. Sri Winarsih, S.Pd,


S.SiT, M.Kes
2. Dinda Brilianti Putri
3. Sinta Nur Rohmah

35
Lokasi (I), (J), (K)

1. Herlina Tri Damailia,


S.Km, M.Kes
2. Endah Kridha
Purbayanti
3. Meliani

D. KETERKAITAN PROGRAM
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat membantu peningkatan motivasi
ibu untuk memberikan ASI Eksklusif.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat memberikan kesempatan bagi Program Studi
D IV Kebidanan Magelang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang untuk
melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mahasiswa yang terlibat mempunyai
kesempatan untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam proses pemberdayaan kader dalam
pendampingan ASI Eksklusig

E. RANCANGAN EVALUASI
1. Evaluasi Proses
a. Kader memahami tentang ASI Eksklusif
b. Kader mampu melakukan pendampingan ibu nifas dalam ASI Eksklusif
c. Ibu nifas mengalami peningkatan pengetahuan dan sikap tentang ASI Eksklusif
2. Evaluasi Hasil
a. Terjadi peningkatan cakupan ASI Eksklusif

F. JADWAL PELAKSANAAN
Semester Pertama Semester Kedua

No Kegiatan Ju Sep
Jan Feb Mar Apr Mei Jul Ags Okt Nov Des
n t

36
1. Penyusunan
Proposal

2. Seminar
x x
Proposal

3. Pelaksanaan
x x x X X
Pengabdian

4. Penyusunan
X
Laporan

5. Seminar
X
Hasil

6. Penyerahan
X
Laporan

RENCANA ANGGARAN BELANJA

RENCANA ANGGARAN
Total dana yang dianggarkan : Rp . 9.500.000,-
Dana di SPJ kan : Rp. 9.500.000,-

N Satu
Komponen
O an Biaya Jumlah Rp Total (Rp.)
Pembiyaan
(Ob)
1. BAHAN HABIS PAKAI DAN PENERAPAN IPTEK
Foto Copy lemb 600 lbr x Rp. 175 105.000,- 590.000
ar
Kertas A4 uk. 80 gr rim 3 rim x Rp. 75.000 225.000,-
Kertas F4 uk. 80 gr : rim 2 rim x Rp. 65.000 130.000,-
2 rim x Rp. 65.000 =
Rp. 130.000,-
Flashdisk buah 1 x 16 GB = Rp. 85.000,-
85.000,-
Materai lemb (3x Rp.3000) + (6 45.000
ar x Rp.6000
Peralatan dan Bahan Penerapan Iptek
Modul bdl 50 x Rp.20.000 5.00.000 1.500.000
Banner buah 1 X 150.000 150.000
Standing banner buah 1 X 280.000 280.000
Alat Stimulasi buah 10xRp.50.000 500.000

37
Perkembangan
SUB. TOTAL 2.020.000
2. BELANJA PERJALANAN DAN KOSUMSI
O 2 kali x 9 org x Rp.
Konsumsi Rapat 180.000
H 10.000,-
O 15 org x 4 kl x
Transport kader 1.500.000
H 25.000
Transport ibu O 15 org x 2klx
750.000
H 25.000
Transport pelaksana 4 org x 4 kl x 800.000
(pelaksanaan 50.000
pelatihan)
Transport mahasiswa OH 5 org x 6 x 50.000 1.500.000
Kosumsi kader & OH 15 x 6 kl x 10.000 900.000
pelatih kegiatan
Kosumsi ibu nifas OH 10 x 2 kl x 10.000 200.000

Transport Survey dan OK 2 org x 3 kl x 300.000


pengurusan ijin 50.000
SUB. TOTAL 6.130.000
Lain-lain : Penggandaan dan Penjilidan
Proposal Bendel 5 bendel x 150.000
Rp.30.000
Protokol Bendel 5 bendel x 150.000
Rp.30.000
Laporan hasil Bendel 4 bendel x 120.000
Rp.30.000
Logbook Bendel 2 bendel x 40.000
Rp.20.000
Laporan Keuangan Bendel 2 bendel x 40.000
Rp.20.000
Naskah Publikasi Bendel 2 bendel x 40.000
Rp.20.000
Banner 1 buah 1 x Rp. 110.000 100.000

Publikasi 1 1 x Rp. 400.000 400.000

HKI 1 1 x Rp. 300.000 300.000

SUB. TOTAL 1.350.000


TOTAL 9.500.000

38
BAB IV

HASIL YANG DICAPAI

A. Proses Pelaksanaan

Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan dengan melalui beberapa tahapan.

Tahapan yang pertama pada pertemuan pertama hari Senin, 07 Agustus 2023 adalah

pelaksanaan apresepsi materi dengan dilakukan pre test teori materi ASI Eksklusif dan

ketrampilan tehnik menyusui. Hasil menunjukkan semua kader sudah mengetahui ASI

Eksklusif dan mengetahui praktek pada tehnik menyusui, namun masih ada ibu yang

salah dalam Teknik menyusui.

Tahap keduan, pada pertemuan yang kedua pada hari Selasa Tanggal 08 Agustus 2023

dilajutkan dengan pemberian materi secara langsung mengenai Pendidikan tentang ASI

Eksklusif dan Tehnik Menyusui pada 10 peserta yaitu perwakilan kader disetiap dusun

dengan daftar sebagai berikut :

1. Ibu Dwi Lutfhiani Dusun Sambung Lor

2. Ibu Yoga Prihatiningtyass Dusun Gintung

3. Ibu Heni Rinawati Dusun Klontong

4. Ibu Parmi Dusun Jambewangi2

5. Ibu Rukiah Dusun Pagiren

6. Ibu Tri Martiningsih Dusun Sambung Jetis

7. Sri Budi Legowati Dusun Rejoso

8. Ibu Solechah Dusun Tegalsari

9. Ibu Jumiah Dusun Jlodran

10. Ibu Suprihatin Dusun Jlodan

39
Hasil menunjukkan semua kader sudah mengetahui ASI Eksklusif dan mampu untuk

melakukan demontrasi praktek pada tehnik menyusui, namun masih ada ibu dengan

Teknik yang masih salah dalam menyusui dan langsung dilakukan koreksi dan

pembetulan oleh mahasiswa

Kemudian pada pertemuan selanjutnya pada hari rabu tanggal 9 Agutsu 2023

dilakukan tahap ketiga yaitu post test, dimana hasil dalam post tes tersebut sudah ada

perkembangan yang lebih baik mengenai pengetahuan setiap kader setelah pemaparan

materi pada hari kedua.

Kemudian pada pertemuan selanjutnya pada Tanggal 10 Agustus 2023, dilakukna

pemaparan materi dengan diikutsertakan ibu ibu menyusui disetiap dusun. Pelaksaanaan

ini, dosen dan mahasiwa dibagi menjadi 3 team untuk pelaksanaan yang efektif dan

efisien. Peserta dari pemaparan materi pada pertemuan ini adalah ibu ibu yang menyusui

di desa Jambewangi dengan didikuti seluruah kader disetiap dusunnya. Berikut daftar

nama ibu menyusui di 6 dusun di desa Jambewangi :

1. Dusun Gintung Ibu Dwi Puji

Ibu Siti Isma

2. Dusun klontong Ibu Ika Restu Wulandari

3. Pagiren Ibu Sulis

4. Tegalsari Ibu Reni Oktaviani

Ibu Suyati

Ibu Mariska

Ibu Yeni Siskawati

Ibu Rosita

Ibu Usmawatun Nurul

Ibu Getti

40
5. Jlodran Ibu Kharisyah

Ibu Nadia

6. Rejoso Ibu Munfarida

Pada pertemuan ini, ibu ibu diberikan penyuluhan mengenai ASI Eksklusif dan juga

praktek demontrasi mengenai Teknik menyusui yang benar oleh kader dan juga dibantu

oleh para mahasiswadan dosen. Kemudian dilakukan screening mengenai keluhan dan

masalah ibu saat menyusui. Dari hasil screeaning diperoleh beberapa ibu yang mengalami

masalah seperti puting lecet, Teknik menyusui yang salah dan ibu merasa kurang

istirahat. Dari hasil screaaning ini akan dibahas dan diselesaikan pada pertemuan

selanjutnya. Pelaksanna pemaparan materi pada pertemuan ini dibagai menjadi 3 team,

dimana setiap team terdiri dari 1 Dosen dan 1- 2 Mahasiwa yang dibagi untuk beberapa

dusun yang terdapat ibu menyusui.

Pada pertemuan selanjutnya Rabu 16 Agustus 2023, Dilakukan pertemuan lagi dengan

ibu menyusui bersama team dan juga lokasi pemaparan sama. Pada pertemuan ini

dilakukan review, apakah masih ada kendala masalah dan juga suatu hal yang tidak jelas.

Kemudian, hasil skrining kemarin ditindaklanjut dan diselesaikan agar tidak ada masalah

saat ibu menyusui. Hasilnya ibu sudah bisa menyusui dengan Teknik yang benar dan

juga dapat mengurangi masalah yang muncul sebelumnya seperti putting lecet. Untuk

permasalahan kurang istirahat ibu mengatakan belum bisa istirahat dengan maksimal

karena ada tugas sebagai ibu rumah tangga yang tugasnnya mengurus anaknya, suami,

dan keperluan Rumah tangga lainnya.

Pada pertemuan selanjutnya dilakukan secara online yang dilakukan oleh kader dan

ibu menyusui saja. Alurnya ibu kader menghubungi ibu ibu menyusui melalui whatshaap

kemudian melakukan diskusi atau apresepsi mengenai tekniik menyusui yang sudah

41
diberikan. Kemudian melakukan sreeaning kembali apakah masih ada kendala waktu ibu

menyusui. Hasillnya dari diskusi, ibu menyusui sudah paham mengenai Teknik menyusui

yang benar dan sudah tidak ada kendala atau masalah yang muncul. Kegiatan ini

dilakukan pada Jumat 18 Agsutus 2023. Hasilnya pada ibu menyusui sudah paham

mengenai Teknik menysui yang benar dan tidak ada ibu yang mengalami masalah yang

ada. Kegiatan ini dilanjutkan pada pertemuan yang terhakir yaitu pada tanggal 25

Agustus 2023 pertemuan online dengan diskusi, apresepsi, dan juga menyelesaikan

masalah apabila ada masalah.

B. Kendala yang dihadapi

1. Basic setiap kader dalam memahami materi itu bervariasi sehingga penangkapan

materi ibu ibu kader bervariasi juga

C. Antisipasi yang Dilakukan

1. Maka dalam penyampaian materi tersebut dilakukan komunikasi secara intensif (one

by one). Artinya dalam 1 team ada 3 kader, ada 1 dosen, ada 1-2 mahasiswa sehingga

kader memahami materi yang diberikan yaitu ASI Eksklusif dan juga Teknik

menyusui yang benar. Sehingga para kader bisa menyampaikan materi dan demontrasi

Teknik menyusui yang benar pada ibu menyusi

42
DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Hanafi. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.

Hidayati, Ratna. 2012. Metode dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi. Jakarta: Salemba
Medika.

Kemenkes RI, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan, 2013

Kemenkes RI, Situasi Keluarga Berencana Republik Indonesia, 2013


Kementerian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Pusat Data dan
Informasi.

Notoatmodjo, S. 2014. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

43
LAMPIRAN. BIODATA PENGABDI

I. KETUA PENGABDI
A. Identitas Diri
1). Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Wahyu Pujiastuti, S.SiT, M.Kes

2 Golongan, Pangkat dan NIP Penata, IIId, 19800808 200501 2 004

3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

4 Jabatan Struktural Pelaksana Perencana PBM D IV


Kebidanan Magelang

5 Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Magelang

6 Jurusan Kebidanan

7 Bidang Keahlian Kebidanan

9 Alamat Kantor Jl. Perintis Kemerdekaan No. 143

10 Nomor Telepon/ Faks (0293) 363054

11 Mata kuliah yang diampu 1. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui


2. Metode Penelitian
3. Biostatistik
4. Obstetri
5. Ilmu Kesehatan Anak
6. Bahasa Inggris

2). . Riwayat Pendidikan

D IV S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi UNDIP UNDIP

Bidang ilmu Kebidanan Promosi kesehatan

Tahun Masuk-Lulus 2002 – 2003 2009 – 2014

44
3). Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun terakhir

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml ( Juta Rp)

1 2012 Faktor-faktor yang berhubungan dengan Swadana Rp. 5.000.000,-


pemasangan stiker P4-K di wilayah
Puskesmas Baturaden, Banyumas.

2 2013 Pengaruh tehnik massage punggung Swadana Rp. 5.000.000,-


terhadap nyeri persalinan kala I di
wilayah Kabupaten Temanggung.

3 2013 Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu Swadana Rp. 5.000.000,-


dalam praktik ASI eksklusif di wilayah
Kabupaten Magelang.

4 2014 Pengaruh kadar Hb terhadap waktu Mandiri Rp. 5.000.000, -


penyembuhan luka perineum di wilayah
Puskesmas Mungkid, Magelang

5. 2014 Hubungan pemberian eksklusif terhadap Mandiri Rp. 5.000.000


status gizi bayi usia 7 -8 bulan di
wilayah puskesmas Tlogomulyo,
kabupaten, Temanggung Tahun 2014

5. 2015 Efektivitas Jahe dan Madu dalam DIPA 2015 Rp. 10.000.000
mengurangi mual muntah dalam
kehamilan pada ibu hamil trimester I

6. 2016 Efektivitas Air Jeruk Nipis dan Madu DIPA 2016 Rp. 10.000.000
dalam meningkatkan kadar
haemoglobin postpartum

7. 2017 Efektivitas Senam Nifas Dan Latihan DIPA 2017 Rp. 7.500.000
Kegel Dalam Mencegah Inkontinensia
Urin Masa Nifas

8. 2018 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi DIPA 2018 Rp. 7.500.000


Kecepatan Penyembuhan Luka
Perineum

9. 2019 Evektivitas Media Video untuk DIPA 2019 Rp. 18.000.000

45
meningkatkan pengetahuan ibu tentang
tanda bahaya masa nifas

10. 2020 Efektivitas Media Berbasis Aplikasi DIPA 2020 Rp. 16.000.00
Android dan Modul Terhadap Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Pertumbuhan
dan Perkembangan Balita

4). Pengalaman Pengabdian Masyarakat dalam 5 Tahun terakhir

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml ( Juta Rp)

1 2013 Pelayanan safari KB pemasangan dan Swadana Rp. 5.000.000,-


pencabutan IUD dan implant di
Kecamatan Candimulyo Kabupaten
Magelang

2 2014 Pelayanan safari KB pemasangan dan Swadana Rp. 5.000.000,-


pencabutan IUD dan implant di
Kecamatan Wonoboyo Kabupaten
Temanggung

3 2015 Kelas Ibu hamil di kecamatan Magelang Swadana Rp. 5.000.000,-


Utara Kabupaten Magelang

4 2015 Posyandu Balita dan Lansia di Swadana Rp. 5.000.000,-


kecamatan Magelang Utara Kabupaten
Magelang

5 2016 Pelatihan Kompres Kubis untuk DIPA 2016 Rp. 3.500.000,-


mengatasi Payudara Bengkak Pada Ibu
Menyusui pada Kader KIA diwilayah
desa Jambe Wangi Kecamatan Secang
Kabupaten Magelang

6 2016 Pelatihan Tehnik Menyusui Bagi Kader DIPA 2016 Rp. 8.000.000, -
KIA di wilayah desa Payaman
Kecamatan Secang Kabupaten
Magelang

7 2017 Pelatihan Deteksi Dini Kanker DIPA 2017 Rp. 7.000.000, -


Payudara Dengan Tehnik Sadari Bagi
Kader KIA Di Wilayah Desa Payaman

46
Kecamatan Secang Kabupaten
Magelang

8 2018 Pendampingan Senam Nifas DIPA 2018 Rp. 7.000.000, -

Untuk Mencegah Inkontinensia Urin


Ibu Nifas Di Wilayah Desa Payaman
Kecamatan Secang I Kabupaten
Magelang

9. 2019 Pelatihan Kader dalam DIPA 2019 Rp. 11.000.000,-


Mengidentifikasi Resiko Tinggi dan
Tanda Bahaya Kehamilan dalam
Menghadapi Persalinan

10. 2020 Pemberdayaan Kader Remaja di Masa DIPA 2020 Rp. 11.000.000,-
Covid 19

5). Publikasi Artikel Ilmiah dalam 5 tahun terakhir

No Judul artikel ilmiah Nama Jurnal Vol/ Nomor/


Tahun

1 Kadar Haemoglobin rendah BHAMADA Jurnal Ilmu dan Volume 5


menghambat penyembuhan Teknologi Kesehatan Nomor 2
luka perineum di wilayah November 2014
kabupaten Magelang Tahun
2014

2. Hubungan pemberian Jurnal kebidanan Volume 4


eksklusif terhadap status gizi Nomer 8
bayi usia 7 -8 bulan di wilayah
puskesmas Tlogomulyo, April 2015
kabupaten, Temanggung
Tahun 2014

3. Usia kehamilan tidak aterm BHAMADA Jurnal Ilmu dan Volume 6


menyebabkan asfiksia BBL Teknologi Kesehatan Nomer 1 April
Tahun 2015 2015

47
4. Faktor-faktor yang BHAMADA Jurnal Ilmu dan Volume 7
mempengaruhi kejadian Teknologi Kesehatan Nomer 2
BBLR Tahun 2016 Oktober 2016

5 Pengaruh abdominal stretching Jurnal Kebidanan Volume 6


terhadap intensitas nyeri Nomer 12
dismenore April 2017

6. Perbedaan Kecepatan Penilaian Proceeding Pertemuan Ilmiah Tahun 2018


Status Gizi Balita Dengan Tahunan IBI
Menggunakan Aplikasi Android
Dan Grafik Kms

7. Proceeding 1st International Tahun 2019


Effectivennes Combination of
Conference On Handling Non
Finger Grip and Deep Breathing
Communicable Diseases
Relaxation Technique to Reduce
(ICHNDs) Poltekkes
Postpartum Perineal Wound Pain
Kemenkes Semarang

9. Proceeding 2nd International Tahun 2020


Factors Affectong Chronis Conference On Handling Non
Energy Deficiency (CED) of Communicable Diseases
Pregnant Women (ICHNDs) Poltekkes
Kemenkes Semarang

10. Psychosocial, International Vol 24/ Issue 4/


Effectivennes of Dates and
Journal of Psychozozial 2020
Honey of the First Stage of
Rehabilitation, ISSN 1475-
Prolonged Labor
7192

11. Efektivitas senam nifas dan BHAMADA Jurnal Ilmu dan Vol 12/ No.1/
latihan kegel dalam mencegah Teknologi Kesehatan April 2021
inkontinensia urin masa nifas

6). Karya Buku dalam 5 tahun terakhir

No Judul buku Tahun Jumlah Penertbit


Halaman

1 Asuhan Holistik 2016 182 halaman Trans Medika


Masa Nifas dan Jogjakarta, ISBN : 978
Menyusui – 602 – 60065 – 3 - 0

48
II. ANGGOTA PENGABDI II
. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Herlina Tri Damailia, S.KM, M.Kes

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Jabatan Fungsional Dosen (Gol. IIIb/ Penata Muda Tk. I)

4 NIP 198202252005012002

5 NIDN

6 Tempat Tanggal Lahir Sragen, 25 Februari 1982

7 E-mail herlinadamai@gmail.com

8 Nomor Telpon/ HP 08121511809

9 Alamat Kantor Jl. Perintis Kemerdekaan No. 143

10 Nomor Telepon/ Faks (0293) 363054

11 Mata kuliah yang diampu 1. Asuhan Kebidanan Komunitas


2. Kesehatan Masyarakat
3. Promosi Kesehatan
4. Ilmu Sosial Budaya Dasar
5. Metode Penelitian
6. Sistem Informasi Kesehatan

2). Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi UNDIP UNDIP

Bidang ilmu Kesehatan Masyarakat Promosi kesehatan

Tahun Masuk-Lulus 2004 - 2006 2010 - 2014

3). Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun terakhir

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml ( Juta Rp)

1 2012 Hubungan jumlah saudara dan jenis Swadana Rp. 5.000.000,-

49
kelamin dengan terjadinya sibling
rivalry pada anak usia 1-10 tahun di
desa Dlimoyo, kec.Ngadirejo,
kab.Temanggung

2 2013 Pengaruh antara breastcare pada ibu Swadana Rp. 5.000.000,-


nifas dengan kejadian bendungan ASI
Di BPM Yeti Sukarsih, Secang

3 2013 Faktor-faktor yang mempengaruhi Swadana Rp. 5.000.000,-


Peserta Jampersal Dalam Praktik
Menjadi Akseptor KB Pasca Bersalin
di wilayah Kabupaten Magelang.

4 2014 Faktor-Faktor Determinan Deteksi Mandiri Rp. 5.000.000, -


Dini Kanker Serviks Melalui Metode
Pap Smear pada Pasangan Usia Subur
(PUS) di Kelurahan Potrobangsan
Wilayah Kerja Puskesmas Magelang
Utara Kota Magelang Tahun 2014

5 2015 Efektivitas Jahe dan Madu dalam DIPA 2015 Rp. 10.000.000
mengurangi mual muntah dalam
kehamilan pada ibu hamil trimester I

6 2016 Efektivitas Air Jeruk Nipis dan Madu DIPA 2016 Rp. 10.000.000
dalam meningkatkan kadar
haemoglobin postpartum

4). Pengalaman Pengabdian Masyarakat dalam 5 Tahun terakhir

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml ( Juta Rp)

1 2015 Kelas Ibu hamil di kecamatan Magelang Swadana Rp. 5.000.000,-


Utara Kabupaten Magelang

2 2015 Posyandu Balita dan Lansia di Swadana Rp. 5.000.000,-


kecamatan Magelang Utara Kabupaten
Magelang

3 2016 Pelatihan Kompres Kubis untuk DIPA 2016 Rp. 3.500.000,-


mengatasi Payudara Bengkak Pada Ibu
Menyusui pada Kader KIA diwilayah

50
desa Jambe Wangi Kecamatan Secang
Kabupaten Magelang

4 2016 Pelatihan Tehnik Menyusui Bagi Kader DIPA 2016 Rp. 8000.000, -
KIA di wilayah desa Payaman
Kecamatan Secang Kabupaten
Magelang

5). Publikasi Artikel Ilmiah dalam 5 tahun terakhir

No Judul artikel ilmiah Nama Jurnal Vol/ Nomor/


Tahun

1 Faktor Determinan Deteksi Dini Maternity Vol.II, Februari,


Kanker Serviks melalui Metode Tahun 2015
Pap Smear pada Pasangan Usia
Subur

2 Hubungan Sikap tentang Bhamada Vol.6, No. 2,


Penundaan Kehamilan Usia Muda Tahun 2015
dengan Perilaku Penundaan
Kehamilan Usia Muda

6). Karya Buku dalam 5 tahun terakhir

No Judul buku Tahun Jumlah Halaman Penertbit

1 Kesehatan Masyarakat 2016 104 halaman Trans Medika


Jogjakarta, ISBN :
978 – 602 – 60065
–2-

III. Anggota Pengabdi II


LAMPIRAN
51
Daftar Hadir Kader dan Ibu Menyusui
- Tanggal: 10 Agustus 2023

52
53
54
- Tanggal: 18 Agustus 2023

55
56
57
- Tanggal: 25 Agustus 2023

58
59
60
LAMPIRAN : GAMBARAN PENERAPAN PENGABMAS

Kegiatan Pengabmas ini dilakukan berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan dan
penelitian yang pernah dilakukan tentang pengetahuan perawatan bayi baru lahir. Tahapan
pengabmas ini adalah :
1. Kegiatan Pengabmas ini diawali dengan penyususnan laporan kemajuandan diajukan ke
pihak UPPM Poltekkes Kemenkes Semarang.
2. Melakukan koordiansi dengan pihak lahan dalam hal ini kepala desa dan bidan wilayah
Desa Jambe Wangi Kecamatan Secang Kab Magelang.
3. Mengajukan ijin Kesbanglinmas Kab magelang
4. Menyerahkan surat dari Kesbanglimas pada pihak desa Bateh dan penjelasan maksud dan
tujuan pengabmas
5. Membuat undangan untuk pelaksanaan Pengabmas
6. Awal pertemuan melakukan pre test
7. Menyusun laporan
8. Mengirimkan laporan akhir ke UPPM Poltekkes kemenkes Semarang

Adapun jadwal kegiatan pada hari pelaksanaan tercantum pada tabel berikut :
Tabel. 1. Tim Pengabmas Prodi Kebidanan Magelang
Pendampingan Ibu Nifas oleh Kader dalam Penerapan ASI Eksklusif dengan Teknik
Menyusui yangbenar

61
LAMPIRAN. LOKASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

Puskesmas Secang secara geografis terletak di sisi utara wilayah kabupaten Magelang
dengan batas wilayah :
Utara : Kabupaten Temanggung
Timur : Wilayah kerja Puskesmas Secang II
Selatan : Kotamadya Magelang
Barat : Kecamatan Windusari

Jarak dari kota Magelang menuju kecamatan secang sekitar 4 KM yang dapat ditempuh dalam
waktu sekitar 20 menit.

Peta Kabupaten Magelang

62
LAMPIRAN. SURAT PERNYATAAN KETUA PENGABMAS

SURAT PERNYATAAN KETUA PENGABMAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Wahyu Pujiastuti, S.SiT, M.Kes
NIP/ NIDN : 19800808 200501 2 004
Pangkat/ Golongan : Penata Tk. I/ IIID
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
Dengan ini menyatakan bahwa laporan kemajuan pengabmas saya dengan judul :
“Optimalisasi praktik ASI eksklusif di masa New Normal Pandemi Covid 19” Yang diusulkan
dalam skema Pengabdian Masyarakat untuk tahun anggaran 2022 bersifat original dan belum
pernah dibiayai oleh lembaga/ sumber dana lain.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh
biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.


Magelang, 2023

Ketua

Wahyu Pujiastuti, S.SiT, M.Kes


NIP. 19800808 200501 2 004

63
LAMPIRAN. INSTRUMEN PENGABMAS

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Informan yang saya hormati,


Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Wahyu Pujiastuti, S.SiT, M.Kes
NIP : 19800808 200501 2 004

Adalah Dosen Prodi D IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang sebagai Ketua


Pengabmas akan melakukan pengabdian Masyarakat tentang Optimalisasi praktik ASI
eksklusif di masa New Normal Pandemi Covid 19. Bersama ini saya mohon kesediaan
Saudara untuk menandatangani lembar persetujuan dan mengisi kuesioner yang telah
disediakan.

Jawaban Saudara akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan sebagai penelitian,
sehingga tidak akan mempengaruhi karir atau hambatan lain yang berkaitan dengan pekerjaan
Saudara.

Atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Magelang, .......................... 2023


Informan Ketua Pengabmas

.......................................... Wahyu Pujiastuti, S.SiT, M.Kes

64
LAMPIARAN. SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN PENGABMAS

Dengan menandatangani lembar ini, saya :


Nama : ..............................................................
Umur/ Jenis kelamin : ............................, ................................
Alamat : ..............................................................
Pekerjaan/ Jabatan : ..............................................................

Memberikan persetujuan untuk menjadi responden pengabmas. Saya mengerti bahwa


saya menjadi bagian dari pengabdian masyarakat ini yang bertujuan untuk meningkatkan
praktik ASI eksklusif di masa New Normal Pandemi Covid 19

Saya telah diberitahu ketua pengabmas, bahwa jawaban ini bersifat sukarela dan hanya
digunakan untuk keperluan pengabdian masyarakat. Oleh karena itu dengan cara sukarela
saya bersedia ikut berperan serta dalam penelitian ini.

Magelang, ..... ..................... 2023


Responden

............................

65
66

Anda mungkin juga menyukai