LAPORAN KEMAJUAN
PEMBERDAYAAN KADER
DALAM PENDAMPINGAN ASI EKSKLUSIF DI DESA JAMBEWANGI
Oleh:
WAHYU PUJIASTUTI, S.SiT, M.Kes NIDN. 4008088003
HERLINA TRI DAMAILIA, S.KM, M.Kes NIDN. 4025028201
SRI WINARSIH, S.Pd, S.SiT, M.Kes NIDN. 4018116702
SOVIA NURUL FADHILA NIM. P1337424520026
ENDAH KRIDHA PURBAYANTI NIM. P1337424520027
MELIANI NIM. P1337424520028
DINDA BRILIANI PUTRI NIM. P1337424520029
SINTA NUR ROHMAH NIM. P1337424520030
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Ketua
Perwakilan Jurusan Kebidanan Magelang
Peran kader dalam keberhasilan ASI Eksklusif sangat besar karena selain sebagai
pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk
melaksanakan tehnik menyusui sehingga dapat mencapai kategori ASI eksklusif dan
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Kader merupakan ujung tombak tenaga
kesehatan yang dapat membantu meningkatkan cakupan ASI ekslusif melalui pendampingan
selama ibu menyusui. Untuk dapat memberikan pendampingan yang efektif maka kader
memerlukan penguasaan materi dan tehnik konseling mengenai permasalahan yang dihadapi
ibu dalam pemberian ASI. Untuk memperkuat kualitas pendampingan kader dapat
mempergunakan media yang mengandung materi lengkap, mudah dipahami dan komunikatif.
Pada kegiatan pengabdian masyarakat bertujuan untuk memberikan pendampingan dalam
bentuk pemberian dukungan kepada ibu untuk dapat memilih dan menggunakan metode
kontrasepsi pasca salin.
Sasaran dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah ibu nifas yang bertempat
tinggal diwilayah Desa Jambewangi Kecamatan Secang Kabupaten Magelang. Kegiatan
pengabdian ini dilaksanakan selama 50 jam , yang terbagi dalam tiga tahap yaitu: (1) tahap
perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi.
.
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena hanya dengan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan proposal pengabdian masyarakat yang berjudul “ Pemberdayaan
kader dalam pendampingan ASI Eksklusif”.
Peneliti menyadari bahwa penulisan proposal pengabdian masyarakat ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan
terimakasih kepada :
Penulis
4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
A. Pendahuluan 7
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan 8
8
D. Manfaat
9
E. Tinjauan Pustaka 39
F. Metode Pengabdian 39
G. Khalayak Sasaran 39
H. Jadwal Pelaksanaan 39
I. Rencana Anggaran Belanja 39
J. Keterkaitan Program 40
44
K. Rancangan Evaluasi
44
L. Proses pelaksanaan 46
M. Kendala yang dihadapi 47
N. Antisipasi yang dilakukan 47
5
LAMPIRAN
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Neonatus ( AKN ) merupakan salah satu indikator derajat
kesehatan masyarakat. Pada tahun 2019, sebanyak 69% dari seluruh jumlah kematian
bayi terjadi pada neonatal artinya kasus kematian pada neonatus masih menjadi
penyumbang besar angka kematian bayi di Indonesia. Penyebab kematian neonatal
terbanyak di Indonesia disebabkan karena diare, pneumonia, asfiksia, kelainan bawaan,
kelainan cerna, sepsis, dan tetanus. ASI ekslusif dapat menurunkan angka kematian bayi
yang diakibatkan diare dan pneumonia dan penyakit lainnya. Sedangkan secara nasional
cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi usia kurang dari enam bulan yaitu 67,74% ini
artinya masih jauh dari target 80%. Akan tetapi, sudah meningkat jika dibandingkan
dengan cakupan pemberian ASI ekslusif pada tahun 2018 yaitu 65,16 %. (Profil
Kesehatan Indonesia, 2019)
Riset Kesehatan Dasar Jawa Tengah memaparkan penyebab kematian bayi di Jawa
Tengah pada tahun 2019 antara lain karena diare, pneumonia, asfiksia, dan juga kelainan
syaraf. Kabupaten atau kota dengan kasus kematian bayi tertinggi yaitu Rembang
sebanyak 17,7%, Grobogan 13,2 %, Temanggung 12,5%. Kabupaten Purworejo
menduduki peringkat ke delapan untuk kasus kematian bayi yaitu sebanyak 10,8% .
Berbagai upaya yang dilakukan untuk mengurangi angka kematian bayi salah satunya ASI
eksklusif. Namun, cakupan ASI ekslusif Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2019 yaitu
69,46 % mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2018 yaitu sebesar
64,19 %. Tetapi angka tersebut masih tergolong dalam kategori rendah atau belum sesuai
dengan target yang ditetapkan yaitu 80%. (Profil Kesehatan Indonesia, 2019).
Saat ini penerapan pola pemberian makan terbaik untuk bayi sejak lahir sampai anak
berumur 2 tahun tersebut belum dilaksanakan dengan baik khususnya dalam hal
pemberian ASI eksklusif. Beberapa kendala dalam hal pemberian ASI eksklusif karena
ibu tidak percaya diri bahwa dirinya mampu menyusui dengan baik yang disebabkan
Cakupan ASI eksklusif di Jawa Tengah berada pada peringkat 12 dari 33 provinsi
di Indonesia dengan angka 69,46% (Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019, 2020).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, cakupan
dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap ibu, kepercayaan, tradisi dalam keluarga, dan
melaksanakan perilaku gizi yang baik dan benar dengan memanfaatkan potensi yang
dimiliki oleh keluarga atau yang berada dilingkungannya, maka program kadarzi dapat
dilakukan dengan cara kegiatan konseling kadarzi yang melibatkan kader posyandu
dasawisma dengan keluarga untuk membantu memecahkan masalah perilaku gizi yang
Peran kader dalam keberhasilan ASI Eksklusif sangat besar karena selain sebagai
untuk melaksanakan tehnik menyusui sehingga dapat mencapai kategori ASI eksklusif
dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Kader merupakan ujung tombak
tenaga kesehatan yang dapat membantu meningkatkan cakupan ASI ekslusif melalui
penguasaan materi dan tehnik konseling mengenai permasalahan yang dihadapi ibu dalam
8
media yang mengandung materi lengkap, mudah dipahami dan komunikatif. Media yang
B. Perumusan Masalah
Cakupan ASI eksklusif di Jawa Tengah berada pada peringkat 12 dari 33 provinsi
di Indonesia dengan angka 69,46% (Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019, 2020).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, cakupan
Peran kader dalam keberhasilan ASI Eksklusif sangat besar karena selain sebagai
untuk melaksanakan tehnik menyusui sehingga dapat mencapai kategori ASI eksklusif
dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Kader merupakan ujung tombak
tenaga kesehatan yang dapat membantu meningkatkan cakupan ASI ekslusif melalui
penguasaan materi dan tehnik konseling mengenai permasalahan yang dihadapi ibu dalam
media yang mengandung materi lengkap, mudah dipahami dan komunikatif. Media yang
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader dalam upaya pendampingan
peningkatan cakupan ASI Eksklusif
2. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan pelaksanaan ASI Eksklusif
D. MANFAAT KEGIATAN
1. Manfaat bagi Mahasiswa
9
Mendapatkan pengalaman yang berharga dalam kegiatan pengabdian masyarakat
terutama dalam kegiatan Pelatihan Kader dan Pendampingan ASI Eksklusif
2. Manfaat bagi Dosen
Memberikan kontribusi positif dalam pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi sebagai
upaya berperan serta dalam Pelatihan Kader dan Pendampingan ASI Eksklusif
3. Manfaat bagi Masyarakat
Guna meningkatkan pengetahuan, sikap masyarakat dalam upaya peningkatan status
kesehatan masyarakat melalui upaya promotif pelaksanaan ASI Eksklusif
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air susu ibu (ASI) adalah cairan hidup yang mengandung sel-sel darah putih,
imunoglobulin, enzim dan hormon, serta protein spesifik, dan zat-zat gizi lainnya yang
Air susu ibu eksklusif yang selanjutnya disebut ASI eksklusif, adalah air susu ibu
yang diberikan kepada bayi tanpa menambahkan, dan/atau mengganti dengan makanan
atau minuman lain yang dilakukan selama 6 bulan sejak bayi dilahirkan.Susu formula
bayi adalah susu yang secara khusus diformulasikan sebagai pengganti air susu ibu untuk
ASI memiliki unsur-unsur yang memenuhi semua kebutuhan bayi akan nutrien selama
periode sekitar 6 bulan, kecuali jika ibu mengalami keadaan gizi kurang yang berat.
Keberadaan antibodi dan sel-sel makrofag dalam kolustrum dan ASI memberikan
perlindungan terhadap jenis-jenis infeksi tertentu. Oleh karena itu bayi-bayi yang
mendapat ASI secara penuh jarang terjangkit oleh penyakit diare yang menular atau
necrotizing enetrocolitis, infeksi pernapasan dan telinga juga lebih jarang terjadi pada
Insidens alergi pada bayi-bayi yang mendapat ASI ternyata lebih rendah jika
dibandingkan dengan bayi-bayi yang memperoleh susu sapi. Pengenalan terhadap protein
asing lebih lambat mungkin pula bermanfaat dalam mengurangi kemungkinan timbulnya
reaksi autoimun.
11
Salah satu penelitian menemukan bahwa secara signifikan skor perkembangan
kognitif lebih tinggi pada anak-anak yang disusui ibunya jika dibandingkan dengan
anak-anak yang mendapatkan susu formula. Efek ini terus berlanjut sampai usia 15
tahun dan anak-anak yang saat bayinya mendapatkan ASI dalam waktu yang paling
ibu dan anak, pembentukan ikatan ini sangat penting dalam pembentukan kepribadian
Ovulasi akan ditekan selama masa pemberian ASI pada bayi. Penurunan fertilitas
akibat amenore laktasi, yang berkaitan praktik menyusui (breastfeeding) yang teratur
dan berkelanjutan, berbeda antara masing-masing ibu. Akan tetapi penurunan fertilitas
ini dapat berlanjut selama 12 bulan atau lebih lama lagi. Dan kejadian kanker
payudara dan ovarium lebih jarang terjadi pada para wanita yang menyusui bayinya.
didaerah pedesaan. Berbagai penyebab diperkirakan turut berperan terhadap situasi ini.
Pemberian susu formula dianggap sebagai simbol status oleh banyak orang. Hal ini
terjadi sebagian karena pemasaran formula pengganti ASI dan sebagian lagi karena
kebiasaan menyusui sendiri diantara ibu-ibu dari keluarga yang kaya umum sudah
feeding). Ibu-ibu yang bekerja seringkali harus meninggalkan bayi-bayi mereka untuk
diasuh oleh orang lain dan menghentikan pemberian ASI dalam waktu yang sangat
dini. Keadaan ini sering terjadi karena kurangnya fasilitas ditempat kerja mereka, yang
jika tersedia, akan memungkinkan para ibu untuk terus memberikan ASI kepada bayi-
12
bayi mereka. Banyak diantara ibu-ibu ini yang tidak mengetahui bagaimana
Banyak kepercayaan dan sikap yang tidak berdasar terhadap makna pemberian
ASI yang membuat para ibu tidak melakukan pemberian ASI eksklusif kepada bayi-
bayi mereka dalam 6 bulan pertama. Alasan umum mengapa mereka tidak
a. Rasa takut yang tidak berdasar jika ASI yang mereka hasilkan tidak cukup dan/
pertama (foremilk) yang terlihat encer dan menyerupai air. Ibu harus memahami
bahwa perubahan pada komposisi ASI akan terjadi ketika bayinya mulai
menghisap puting mereka. Kolostrum memang tampak encer serta menyerupai air
tetapi sesungguhnya susu ini kaya akan protein dan antibodi. Kolostrum akan
memuaskan rasa haus bayi, sementara ASI atau susu kemudian (hindmilk) yang
kaya akan lemak akan memuaskan rasa lapar pada bayi tersebut.
tradisional yang tertanam sangat kuat dans alah satu diantaranya adalah
kepercayaan bahwa bencana atau guna-guna dapat terjadi melalui air susu ibu.
Kepercayaan tradisional semacam ini harus diatasi secara bijaksana dan dengan
secara dini lebih cenderung untuk melaksanakan pemberian ASI eksklusif dan
13
c. Tehnik pemberian ASI yang salah
Pemberian ASI merupakan kiat yang harus dipelajari. Baik ibu maupun bayi
perlu belajar bagaimana cara pemberian ASI yang berhasil. Jika bayi tidak
digendong atau dipeluk dengan tepat, kemungkinan ibu akan mengalami nyeri,
serta mastitis karena bayi tidak mampu meminum ASI secara efektif dari dalam
Riset menunjukkan bahwa pemberian cairan tambahan seperti air dan teh
disamping ASI lepada bayi yang masíh kecil berkaitan dengan resiko penyakit
diare yang signifikan. Bayi yang masih kecil dan mendapat cairan tambahan akan
memiliki asupan ASI yang lebih rendah daripada jika bayi itu memperoleh ASI
secara eksklusif. Disamping itu, bayi tersebut juga cenderung menyusu dalam
Kebutuhan cairan rata-rata per hari bagi bayi yang sehat berkisar dari 80 – 100
ml/ kg dalam satu minggu pertama ingá 140 – 160 ml/ kg selama 6 bulan pertama
Dengan kandungan natrium, florida, kalium dan nitrogen yang lebih rendah
didalam ASI maka asupan cairan yang diperlukan untuk mengekskresikan feses
relatif hanya sedikit. Nilai osmolaritas akan dipertahankan dengan baik didalam
konsentrasi normal kapasitas ginjal bahkan dalam keadaan yang sangat panas dan
kering.
14
Pemberian makanan tambahan dalam bentuk air dan teh pada usia kanak-
kanak dini merupakan praktik yang biasa dilakukan karena menganggap bayi
6 bulan dan mendapat ASI secara eksklusif. Oleh karena itu kita harus secara aktif
pemberian makanan yang ideal bagi bayi dalam usia 6 bulan pertama.
Friendly Hospital Initiative yang berasal dari UNICEF, praktik pemberian ASI
bahwa PASI lebih unggul daripada ASI sehingga menghalangi praktik pemberian
ASI. Untuk mengatasi permasalahan ini, WHO Assembly pada tahun 1981 telah
15
Kondisi fisik Nyaman Nyeri, tegang
Obat-obatan Metoklopramid Estrogen
Oksitosin (sublingual) Testosteron
Bromokriptin
Sedatif (dosis tinggi)
Ibu dapat menghadapi kesulitan selama pemberian ASI, tanpa pertolongan dan
nyeri dan lecet, saluran susu dalam payudara (duktus laktiferus) yang tersumbat, mastitis
Tabel 2.3. Penyebab dan gambaran klinis kesulitan fisik yang dihadapi ibu dalam proses
menyusui
Penyebab Gambaran klinis
Pembengkakan Keterlambatan Kedua payudara yang
payudara (breast memulai pemberian penuh dan nyeri
engorgement), ASI setelah bersalin
Pengeluaran ASI yang Payudara tampak tegang
tidak memadai dan mengkilap karena
edema jaringan
16
Tabel 2.3 Penyebab dan gambaran klinis kesulitan fisik yang dihadapi ibu dalam proses
menyusui (lanjutan)
Penyebab Gambaran klinis
Penyumbatan duktus Pengeluaran ASI yang Benjolan yang nyeri pada
laktiferus tidak adekuat salah satu area payudara
Tekanan pada salah Ibu tidak merasa apa-apa
satu sisi payudara
(seperti pakaian yang
ketat)
Mastitis atau abses Pengeluaran ASI yang Biasanya hanya satu
payudara tidak adekuat payudara yang terkena
Infeksi payudara Daerah payuadra yang
terkena menjadi merah,
panas, membengkak dan
sangat nyeri
Ibu merasa demam dan
umumnya tidak enak
badan
Infeksi candida Lebih sering terjadi Neyri persisten sekalipun
albicans jika kulit terluka pada saat-saat tidak
menyusui
Umumnya terjadi Rasa gatal atau menusuk
pada iklim yang panas seperti jarum yang
dan lembab ditusukkan pada
payudara
Ibu dapat terinfeksi Pada areola dapat terlihat
oleh bayinya atau bercak-bercak putih
sebaliknya
Retraksi puting Areola dapat terlihat
merah, mengkilap dan
bersisik
Puting susu mungkin
tampak pendek, datar
pada kulit atau tertarik
kedalam
Tabel 2.4 Penanganan/ manajemen dan pencegahan kesulitan fisik yang dihadapi ibu dalam
proses menyusui
Penanganan/ manajemen Pencegahan
pembengkakan Bayi harus menyusu Mulai menyusui bayi
payudara (breast menurut keinginannya dalam waktu setengah
engorgement), jam setelah dilahirkan
Posisi dan penempelan Bantu ibu mengatur
yang benar jika perlu penempelan dan posisi
bayi pada hari pertama
17
Tabel 2.4 Penanganan/ manajemen dan pencegahan kesulitan fisik yang dihadapi ibu dalam
proses menyusui
Penanganan/ manajemen Pencegahan
Jika bayi tidak dapat Biarkan bayi menyusu
menempel dengan benar tanpa dibatasi; pemberian
karena payudara terlalu ASI menurut keinginan
penuh, peraslah ASI bayi
dalam jumlah yang cukup
Jika bayi tidak dapat
menghisap sama sekali,
berikan ASI perahan
Sebelum menyusui,
letakkan dahulu handuk
hangat pada payudara
untuk membantu aliran
ASI
Sesudah menyusui,
letakkan handuk dingin
pada payudara untuk
mengurangi nyeri dan
pembengkakkan
puting yang nyeri Pengaturan posisi dan Bantu ibu mengatur
dan lecet penempelan yang benar penempelan dan posisi
bayi pada hari pertama
Melanjutkan pemberian Puting susu tidak boleh
ASI jika memungkinkan dicuci dengan sabun dan
hanya perlu dibasuh
sekali sehari
Memerah ASI jika puting Biarkan bayi selesai
susu terlalu nyeri jika menyusu dan melepaskan
digunakan untuk payudara, jangan menarik
menyusui bayi dan payudara dari dalam
berikan ASI dengan mulut bayi
cangkir kepada bayi
Oleskan ASI yang tersisa
sehabis menyusui
(hindmilk) pada payudara
dan biarkan sisa ASI itu
mengering
Biarkan payudara terkena
cahaya matahari dan
udara
Penyumbatan Bayi harus menyusu Bantu ibu mengatur
duktus laktiferus menurut keinginannya penempelan dan posisi
bayi pada hari pertama
Posisi dan penempelan Biarkan bayi menyusu
yang benar jika perlu tanpa dibatas
18
Tabel 2.4 Penanganan/ manajemen dan pencegahan kesulitan fisik yang dihadapi ibu dalam
proses menyusui (lanjutan)
Penanganan/ manajemen Pencegahan
Sebelum menyusui, Anjurkan kepada ibu
letakkan dahulu handuk untuk mengenakan
hangat pada payudara pakaian yang longgar
untuk membantu aliran dengan bagian atas yang
ASI mudah dibuka agar bayi
Susui bayi pada sisi dapat menjangkau
payudara yang payudara dengan mudah
salurannya tersumbat
terlebih dahulu
Lakukan pemijatan
benjolan kearah puting
susu untuk memudahkan
bayi mengisap ASI
Mastitis atau abses Bayi harus menyusu Bantu ibu mengatur
payudara sesering mungkin, ASI penempelan dan posisi
pada keadaan tersebut bayi pada hari pertama
tidak berbahaya bagi bayi
19
Tabel 2.4 Penanganan/ manajemen dan pencegahan kesulitan fisik yang dihadapi ibu dalam
proses menyusui (lanjutan)
Penanganan/ manajemen Pencegahan
Retraksi puting Kepada ibu harus diberi Biarkan puting susu
dorongan bahwa ia akan terkena cahaya matahari
dapat menyusui bayinya dan udara
dengan berhasil
Ibu akan memerlukan
dorongan ekstra karena
mungkin ia sudah
mendapat informasi
bahwa pemberian ASI
tidak dapat dilakukan
dengan puting yang
mengalami retraksi
Bayi harus menempel
pada payudara, bukan
pada puting sehingga
penempelan (attachment)
tidak menjadi masalah
Pemberian ASI tak lepas dari tatanan budaya. Didalam buku kehamilan, kelahiran,
perawatan ibu dan bayi dalam konteks budaya (Meutia F. Swasono, editor, 1997)
Perilaku dibentuk oleh kebiasaan, yang bisa diwarnai oleh adat (budaya), tatanan
umumnya tidak terjadi secara tiba-tiba. Perilaku adalah hasil dari proses yang
20
berlangsung selama masa perkembangan. Setiap orang selalu terpapar dan tersentuh
oleh kebiasaan dilingkungannya serta mendapat pengaruh dari masyarakat, baik secara
langsung maupun tak langsung. Pemahaman terhadap latar belakang sosial, budaya,
agama dan pendidikan seseorang akan lebih memudahkan upaya mengenal perilaku
pemahaman tentang perilaku ibu, keluarga dan lingkungan sosial budayanya dalam hal
menyusui. Apa yang mereka mengerti tentang ASI? Apa pendapat suami istri yang
baru dikaruniai anak itu tentang menyusui? Apa kata keluarganya (orang tua, mertua,
ipar) tentang ASI? Apa pula kata tetua adat tentang ASI? Bagaimana pula pendapat
peduli atau justru menghalangi pemberian ASI. Pemahaman ini perlu agar lebih bisa
Menyusui dikhawatirkan akan membuat tubuh ibu sukar kembali ke berat aslinya
yang langsing, padahal timbunan lemak yang terjadi selama masa kehamilan justru
akan lebih mudah lenyap karena digunakan dalam proses menyusui. Timbunan lemak
ASI diproduksi sesuai permintaan. Makin sering bayi menyusu, makin banyak
produksi yang dihasilkan. Kalau bayi bisa menghisap dengan benar yang
dimungkinkan oleh posisi menyusui yang benar maka produksi ASI bisa dihasilkan
sebanyak kebutuhan bayi. Jadi kalau bayi pandai menghisap berapapun yang
21
dibutuhkannya akan terpenuhi. ASI memang mudah dicerna dan diserap sehingga bayi
menjadi cepat lapar, karena itu menyusui harus sesuai kemauan bayi.
c. Ukuran payudara
pemberian ASI, padahal besar kecilnya payudara tidak berkaitan dengan kemampuan
memberian ASI. ASI dibentuk oleh jaringan kelenjar alveoli (pembentuk ASI).
Payudara besar mengandung lebih banyak jaringan lemak. Besar atau kecilnya
d. Susu pertama
ASI yang keluar pada hari-hari pertama memang jernih dan berwarna kekuningan,
cairan ini mengandung zat putih telur atau protein yang kadarnya tinggi dan zat anti
infeksi atau kekebalan. Kolostrum sangat sesuai dengan kondisi bayi di hari-hari
pertama karena sesuai dengan kemampuan kerja organ terutama ginjal. Kolostrum
juga mengandung laktosa dan lemak dalam kadar rendah sehingga mudah dicerna.
Ibu dan suaminya perlu tahu bahwa yang mengubah penampilan payudara
lebih besar dari ukuran biasanya karena mengalami proses persiapan untuk menyusui.
Dengan menyusui, ibu bisa memberikannya kapan saja dan dimana saja. Tidak
perlu membersihkan botol dan perangkatnya, tidak perlu menakar, tidak perlu repot
membawa semua perlengkapan dan tidak membutuhkan waktu lama untuk persiapan.
ASI justru sangat praktis, kapan saja anak membutuhkan, ibu tinggal membuka
payudara dan menyodorkan puting ke mulutnya, suhunya pasti pas, takarannya pas.
22
Kalau ibu merasa kurang nyaman menyusui ditempat umum, dapat membuat model
baju yang memungkinkan ibu bisa menyusui tanpa harus mempertontonkan payudara.
Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum
persalinan (periode Ante Natal), pada masa pasca persalinan dini, dan masa pasca
persalinan lanjut. Masalah pada bayi umumnya berkaitan dengan manajemen laktasi,
sehingga bayi sering menjadi “bingung puting” atau sering menangis, dimana sering
diinterpretasi oleh ibu dan keluarga bahwa ASI tidak tepat untuk bayinya.
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau
malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila
merasa bahwa ASI kurang. Petugas kesehatanpun masih banyak yang tidak
2. ASI belum keluar pada hari pertama sehingga bayi dianggap perlu
diberikan minuman lain, padahal bayi yang lahir cukup bulan dan
23
pengeluaran ASI oleh karena bayi menjadi kenyang dan malas
menyusui.
masalah, ibu masih tetap bisa menyusui dan upaya selama Ante Natal
isapan langsung bayi yang kuat. Segera setelah bayi lahir, maka bisa
oleh bayi.
puting susu (nipple puller) atau yang paling sederhana dengan sedotan
24
d. Jika tetap mengalami kesulitan, usahakan agar bayi tetap disusui
e. Bila terlalu penuh, ASI dapat diperas terlebih dahulu dan diberikan
Pada masa ini, kelainan yang sering terjadi antara lain : puting datar atau
terbenam, puting lecet, payudara bengkak, saluran tersumbat dan mastitis/ abses.
bagaimana posisi perlekatan ibu dan bayi, dan apakah terdapat infeksi
candida pada mulut bayi dengan tanda kulit merah, berkilat, kadang gatal
a. Ibu dapat terus memberikan ASI nya pada keadaan luka tidak begitu
sakit.
24 jam.
25
e. Menjaga kebersihan payudara dan tidak dianjurkan mempergunakan
sabun.
pada payudara penuh disertai dengan rasa berat pada payudara, panas dan
diperiksa ASI tidak keluar dan dapat terjadi demam setelah 24 jam.
yang baik, menyusui secara “on demand”. Apabila payudara terlalu tegang,
atau bayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan terlebih dahulu,
dapat dilakukan :
tengah
bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat.
26
Didalam terasa ada massa (lump) dan diluarnya kulit menjadi merah. Kejadian
ini terjadi pada masa panas 1 sampai 3 minggu setelah persalinan diakibatkan
oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini disebabkan kurangnya
ASI dihisap/ dikeluarkan atau penghisapan yang tidak efektif. Dapat juga
menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju/ breast hold (BH),
pengeluaran ASI yang kurang baik pada payudara yang besar, terutama pada
b. Rangsang oksitosin
c. Pemberian antibiotika
e. Kalau sudah terjadi abses, payudara yang sakit tidak boleh disusukan
Yang termasuk dalam masa pasca persalinan lanjut adalah sindrom ASI kurang
27
c. tinja bayi keras, kering atau berwarna hijau
g. Bayi buang air kecil rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam, cairan
kelompok penyebab :
lain-lain.
b. Faktor psikologis
dan lain-lain.
Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada ibu menyusui yang
bekerja :
28
d. ASI dapat disimpan di lemari pendingin dan dapat diberikan pada bayi saat
e. Pada saat ibu dirumah, sesering mungkin bayi disusui dan g anti jadwal
Menyusui merupakan hak setiap ibu, termasuk ibu bekerja. Dalam Konvensi
minggu dan penyediaan sarana pendukung ibu menyusui ditempat kerja wajib
diadakan.
susu ibu eksklusif 6 (enam) bulan diteruskan sampai anak berusia 2 (dua) tahun.
selama 3 (tiga) bulan, maka pekerja perempuan setelah melahirkan anak harus
diberi kesempatan sepatutnya untuk memberikan air susu ibu kepada anaknya atau
bukan hanya bagi bayi dan ibu saja namun juga bagi tempat kerja sang ibu,
dimana angka absensi ibu akan lebih rendah karena anak lebih jarang sakit.
Dengan memberikan ASI maka kedekatan ibu dengan bayi tetap dipertahankan,
serta menghemat pendapatan ibu karena tidak perlu membeli susu formula.37
29
Ibu yang mengalami bedah sesar dengan pembiusan umum akan mengalami
sadar dapat segera dilakukan penyusuan dini dengan bantuan tenaga kesehatan,
bayi yang dilahirkan melalui bedah sesar dengan pembiusan umum juga
mengalami gangguan kesadaran pada awalnya. Apabila bayi dan ibu telah sama-
Posisi menyusui yang dianjurkan untuk ibu dengan bedah sesar adalah
sebagai berikut :
a. Ibu dapat dalam posisi berbaring miring dengan bahu dan kepala yang
b. Apabila ibu sudah dapat duduk, bayi dapat ditidurkan dibantal diatas
dan bayi berada di ketiak ibu dengan kaki kearah atas dan tangan ibu
e. Ibu sakit
karena bayi telah dihadapkan pada penyakit ibu sebelum gejala timbul dan
dirasakan oleh ibu. Kecuali itu, ASI justru akan melindungi bayi dari penyakit.
Ibu memerlukan bantuan orang lain untuk mengurus bayi dan keperluan rumah
Ibu yang dengan Hepatitis (HbsAg +) atau AIDS (HIV +), Untuk kedua
penyakit ini ditemukan berbagai pendapat, yang pertama, bahwa ibu yang
30
dapat menularkan virus kepada bayinya melalui ASI. Namun demikian,pada
lingkungan yang buruk, keadaan pemberian makanan pengganti ASI justru lebih
memberikan PASI yang adekuat dalam jumlah dan kualitasnya, maka menyusui
31
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN PENGABDIAN
A. METODE PENGABDIAN
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama 50 jam , yang terbagi dalam tiga tahap
yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi.
1. Tahap perencanaan
a. Lokasi yang dipilih adalah wilayah desa Jambewangi kecamatan Secang
Magelang dengan pertimbangan masih diperlukannya dukungan untuk
peningkatan cakupan ASI Eksklusif
b. Melaksanakan perijinan kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Dinas Kesehatan
Kabupaten Magelang
c. Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan yang bertanggung jawab pada wilayah
tersebut dan data perkiraan jumlah ibu nifas
2. Tahap pelaksanaan
a. Melakukan pelatihan pemberdayaan kader untuk pendampingan ASI Eksklusif
3. Tahap evaluasi
a. Mengevaluasi pengetahuan dan ketrampilan kader
b. Mengevaluasi pemberdayaan kader dalam pendampingan
c. Mengevaluasi peningkatan cakupan ASI Eksklusif
B. KHALAYAK SASARAN
Sasaran dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai berikut :
1). Sasaran primer : kader di wilayah desa Jambewangi Kecamatan Secang Kabupaten
Magelang
2). Sasaran sekunder : Ibu menyusui bayi umur 0 sampai 6 bulan desa Jambewangi
Kecamatan Secang Kabupaten Magelang
C. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan pengabdian masyarakat berupa Pelatihan pemberdayaan kader dalam
pendampingan ASI Eksklusif di Desa Jambewangi Wilayah Kerja Puskesmas Secang
Kabupaten Magelang Tahun 2023 dilaksanakan bulan Juli 2023 hingga bulan September
32
tahun 2023. Pelaksanaan seminggu 1 kali selama 5 jam Pukul 09..00 hingga Pukul 14.00
WIB. Tempat pelaksanaan di posyandu desa Jambewangi. Tim pengabdi sesuai
kepakaran memberikan kontribusi dalam kegiatan pelatihan kader dalam ASI Eksklusif.
Adapun jadwal kegiatan pada hari pelaksanaan tercantum pada tabel berikut :
Tabel. 1. Tim Pengabmas Prodi Kebidanan Magelang
Pemberdayaan Kader Dalam Pendampingan ASI Eksklusif
Tempat Pertemuan :
Lokasi (A)
33
Agustus 2023 mengunnakan google formulir M.Kes
Lokasi : (A)
Lokasi: (A)
Lokasi (F), (G), (H)
35
Lokasi (I), (J), (K)
D. KETERKAITAN PROGRAM
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat membantu peningkatan motivasi
ibu untuk memberikan ASI Eksklusif.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat memberikan kesempatan bagi Program Studi
D IV Kebidanan Magelang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang untuk
melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mahasiswa yang terlibat mempunyai
kesempatan untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam proses pemberdayaan kader dalam
pendampingan ASI Eksklusig
E. RANCANGAN EVALUASI
1. Evaluasi Proses
a. Kader memahami tentang ASI Eksklusif
b. Kader mampu melakukan pendampingan ibu nifas dalam ASI Eksklusif
c. Ibu nifas mengalami peningkatan pengetahuan dan sikap tentang ASI Eksklusif
2. Evaluasi Hasil
a. Terjadi peningkatan cakupan ASI Eksklusif
F. JADWAL PELAKSANAAN
Semester Pertama Semester Kedua
No Kegiatan Ju Sep
Jan Feb Mar Apr Mei Jul Ags Okt Nov Des
n t
36
1. Penyusunan
Proposal
2. Seminar
x x
Proposal
3. Pelaksanaan
x x x X X
Pengabdian
4. Penyusunan
X
Laporan
5. Seminar
X
Hasil
6. Penyerahan
X
Laporan
RENCANA ANGGARAN
Total dana yang dianggarkan : Rp . 9.500.000,-
Dana di SPJ kan : Rp. 9.500.000,-
N Satu
Komponen
O an Biaya Jumlah Rp Total (Rp.)
Pembiyaan
(Ob)
1. BAHAN HABIS PAKAI DAN PENERAPAN IPTEK
Foto Copy lemb 600 lbr x Rp. 175 105.000,- 590.000
ar
Kertas A4 uk. 80 gr rim 3 rim x Rp. 75.000 225.000,-
Kertas F4 uk. 80 gr : rim 2 rim x Rp. 65.000 130.000,-
2 rim x Rp. 65.000 =
Rp. 130.000,-
Flashdisk buah 1 x 16 GB = Rp. 85.000,-
85.000,-
Materai lemb (3x Rp.3000) + (6 45.000
ar x Rp.6000
Peralatan dan Bahan Penerapan Iptek
Modul bdl 50 x Rp.20.000 5.00.000 1.500.000
Banner buah 1 X 150.000 150.000
Standing banner buah 1 X 280.000 280.000
Alat Stimulasi buah 10xRp.50.000 500.000
37
Perkembangan
SUB. TOTAL 2.020.000
2. BELANJA PERJALANAN DAN KOSUMSI
O 2 kali x 9 org x Rp.
Konsumsi Rapat 180.000
H 10.000,-
O 15 org x 4 kl x
Transport kader 1.500.000
H 25.000
Transport ibu O 15 org x 2klx
750.000
H 25.000
Transport pelaksana 4 org x 4 kl x 800.000
(pelaksanaan 50.000
pelatihan)
Transport mahasiswa OH 5 org x 6 x 50.000 1.500.000
Kosumsi kader & OH 15 x 6 kl x 10.000 900.000
pelatih kegiatan
Kosumsi ibu nifas OH 10 x 2 kl x 10.000 200.000
38
BAB IV
A. Proses Pelaksanaan
Tahapan yang pertama pada pertemuan pertama hari Senin, 07 Agustus 2023 adalah
pelaksanaan apresepsi materi dengan dilakukan pre test teori materi ASI Eksklusif dan
ketrampilan tehnik menyusui. Hasil menunjukkan semua kader sudah mengetahui ASI
Eksklusif dan mengetahui praktek pada tehnik menyusui, namun masih ada ibu yang
Tahap keduan, pada pertemuan yang kedua pada hari Selasa Tanggal 08 Agustus 2023
dilajutkan dengan pemberian materi secara langsung mengenai Pendidikan tentang ASI
Eksklusif dan Tehnik Menyusui pada 10 peserta yaitu perwakilan kader disetiap dusun
39
Hasil menunjukkan semua kader sudah mengetahui ASI Eksklusif dan mampu untuk
melakukan demontrasi praktek pada tehnik menyusui, namun masih ada ibu dengan
Teknik yang masih salah dalam menyusui dan langsung dilakukan koreksi dan
Kemudian pada pertemuan selanjutnya pada hari rabu tanggal 9 Agutsu 2023
dilakukan tahap ketiga yaitu post test, dimana hasil dalam post tes tersebut sudah ada
perkembangan yang lebih baik mengenai pengetahuan setiap kader setelah pemaparan
pemaparan materi dengan diikutsertakan ibu ibu menyusui disetiap dusun. Pelaksaanaan
ini, dosen dan mahasiwa dibagi menjadi 3 team untuk pelaksanaan yang efektif dan
efisien. Peserta dari pemaparan materi pada pertemuan ini adalah ibu ibu yang menyusui
di desa Jambewangi dengan didikuti seluruah kader disetiap dusunnya. Berikut daftar
Ibu Suyati
Ibu Mariska
Ibu Rosita
Ibu Getti
40
5. Jlodran Ibu Kharisyah
Ibu Nadia
Pada pertemuan ini, ibu ibu diberikan penyuluhan mengenai ASI Eksklusif dan juga
praktek demontrasi mengenai Teknik menyusui yang benar oleh kader dan juga dibantu
oleh para mahasiswadan dosen. Kemudian dilakukan screening mengenai keluhan dan
masalah ibu saat menyusui. Dari hasil screeaning diperoleh beberapa ibu yang mengalami
masalah seperti puting lecet, Teknik menyusui yang salah dan ibu merasa kurang
istirahat. Dari hasil screaaning ini akan dibahas dan diselesaikan pada pertemuan
selanjutnya. Pelaksanna pemaparan materi pada pertemuan ini dibagai menjadi 3 team,
dimana setiap team terdiri dari 1 Dosen dan 1- 2 Mahasiwa yang dibagi untuk beberapa
Pada pertemuan selanjutnya Rabu 16 Agustus 2023, Dilakukan pertemuan lagi dengan
ibu menyusui bersama team dan juga lokasi pemaparan sama. Pada pertemuan ini
dilakukan review, apakah masih ada kendala masalah dan juga suatu hal yang tidak jelas.
Kemudian, hasil skrining kemarin ditindaklanjut dan diselesaikan agar tidak ada masalah
saat ibu menyusui. Hasilnya ibu sudah bisa menyusui dengan Teknik yang benar dan
juga dapat mengurangi masalah yang muncul sebelumnya seperti putting lecet. Untuk
permasalahan kurang istirahat ibu mengatakan belum bisa istirahat dengan maksimal
karena ada tugas sebagai ibu rumah tangga yang tugasnnya mengurus anaknya, suami,
Pada pertemuan selanjutnya dilakukan secara online yang dilakukan oleh kader dan
ibu menyusui saja. Alurnya ibu kader menghubungi ibu ibu menyusui melalui whatshaap
kemudian melakukan diskusi atau apresepsi mengenai tekniik menyusui yang sudah
41
diberikan. Kemudian melakukan sreeaning kembali apakah masih ada kendala waktu ibu
menyusui. Hasillnya dari diskusi, ibu menyusui sudah paham mengenai Teknik menyusui
yang benar dan sudah tidak ada kendala atau masalah yang muncul. Kegiatan ini
dilakukan pada Jumat 18 Agsutus 2023. Hasilnya pada ibu menyusui sudah paham
mengenai Teknik menysui yang benar dan tidak ada ibu yang mengalami masalah yang
ada. Kegiatan ini dilanjutkan pada pertemuan yang terhakir yaitu pada tanggal 25
Agustus 2023 pertemuan online dengan diskusi, apresepsi, dan juga menyelesaikan
1. Basic setiap kader dalam memahami materi itu bervariasi sehingga penangkapan
1. Maka dalam penyampaian materi tersebut dilakukan komunikasi secara intensif (one
by one). Artinya dalam 1 team ada 3 kader, ada 1 dosen, ada 1-2 mahasiswa sehingga
kader memahami materi yang diberikan yaitu ASI Eksklusif dan juga Teknik
menyusui yang benar. Sehingga para kader bisa menyampaikan materi dan demontrasi
42
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, Hanafi. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Hidayati, Ratna. 2012. Metode dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi. Jakarta: Salemba
Medika.
Kemenkes RI, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan, 2013
Notoatmodjo, S. 2014. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
43
LAMPIRAN. BIODATA PENGABDI
I. KETUA PENGABDI
A. Identitas Diri
1). Identitas Diri
6 Jurusan Kebidanan
D IV S-2 S-3
44
3). Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun terakhir
5. 2015 Efektivitas Jahe dan Madu dalam DIPA 2015 Rp. 10.000.000
mengurangi mual muntah dalam
kehamilan pada ibu hamil trimester I
6. 2016 Efektivitas Air Jeruk Nipis dan Madu DIPA 2016 Rp. 10.000.000
dalam meningkatkan kadar
haemoglobin postpartum
7. 2017 Efektivitas Senam Nifas Dan Latihan DIPA 2017 Rp. 7.500.000
Kegel Dalam Mencegah Inkontinensia
Urin Masa Nifas
45
meningkatkan pengetahuan ibu tentang
tanda bahaya masa nifas
10. 2020 Efektivitas Media Berbasis Aplikasi DIPA 2020 Rp. 16.000.00
Android dan Modul Terhadap Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Pertumbuhan
dan Perkembangan Balita
6 2016 Pelatihan Tehnik Menyusui Bagi Kader DIPA 2016 Rp. 8.000.000, -
KIA di wilayah desa Payaman
Kecamatan Secang Kabupaten
Magelang
46
Kecamatan Secang Kabupaten
Magelang
10. 2020 Pemberdayaan Kader Remaja di Masa DIPA 2020 Rp. 11.000.000,-
Covid 19
47
4. Faktor-faktor yang BHAMADA Jurnal Ilmu dan Volume 7
mempengaruhi kejadian Teknologi Kesehatan Nomer 2
BBLR Tahun 2016 Oktober 2016
11. Efektivitas senam nifas dan BHAMADA Jurnal Ilmu dan Vol 12/ No.1/
latihan kegel dalam mencegah Teknologi Kesehatan April 2021
inkontinensia urin masa nifas
48
II. ANGGOTA PENGABDI II
. Identitas Diri
4 NIP 198202252005012002
5 NIDN
7 E-mail herlinadamai@gmail.com
49
kelamin dengan terjadinya sibling
rivalry pada anak usia 1-10 tahun di
desa Dlimoyo, kec.Ngadirejo,
kab.Temanggung
5 2015 Efektivitas Jahe dan Madu dalam DIPA 2015 Rp. 10.000.000
mengurangi mual muntah dalam
kehamilan pada ibu hamil trimester I
6 2016 Efektivitas Air Jeruk Nipis dan Madu DIPA 2016 Rp. 10.000.000
dalam meningkatkan kadar
haemoglobin postpartum
50
desa Jambe Wangi Kecamatan Secang
Kabupaten Magelang
4 2016 Pelatihan Tehnik Menyusui Bagi Kader DIPA 2016 Rp. 8000.000, -
KIA di wilayah desa Payaman
Kecamatan Secang Kabupaten
Magelang
52
53
54
- Tanggal: 18 Agustus 2023
55
56
57
- Tanggal: 25 Agustus 2023
58
59
60
LAMPIRAN : GAMBARAN PENERAPAN PENGABMAS
Kegiatan Pengabmas ini dilakukan berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan dan
penelitian yang pernah dilakukan tentang pengetahuan perawatan bayi baru lahir. Tahapan
pengabmas ini adalah :
1. Kegiatan Pengabmas ini diawali dengan penyususnan laporan kemajuandan diajukan ke
pihak UPPM Poltekkes Kemenkes Semarang.
2. Melakukan koordiansi dengan pihak lahan dalam hal ini kepala desa dan bidan wilayah
Desa Jambe Wangi Kecamatan Secang Kab Magelang.
3. Mengajukan ijin Kesbanglinmas Kab magelang
4. Menyerahkan surat dari Kesbanglimas pada pihak desa Bateh dan penjelasan maksud dan
tujuan pengabmas
5. Membuat undangan untuk pelaksanaan Pengabmas
6. Awal pertemuan melakukan pre test
7. Menyusun laporan
8. Mengirimkan laporan akhir ke UPPM Poltekkes kemenkes Semarang
Adapun jadwal kegiatan pada hari pelaksanaan tercantum pada tabel berikut :
Tabel. 1. Tim Pengabmas Prodi Kebidanan Magelang
Pendampingan Ibu Nifas oleh Kader dalam Penerapan ASI Eksklusif dengan Teknik
Menyusui yangbenar
61
LAMPIRAN. LOKASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT
Puskesmas Secang secara geografis terletak di sisi utara wilayah kabupaten Magelang
dengan batas wilayah :
Utara : Kabupaten Temanggung
Timur : Wilayah kerja Puskesmas Secang II
Selatan : Kotamadya Magelang
Barat : Kecamatan Windusari
Jarak dari kota Magelang menuju kecamatan secang sekitar 4 KM yang dapat ditempuh dalam
waktu sekitar 20 menit.
62
LAMPIRAN. SURAT PERNYATAAN KETUA PENGABMAS
Ketua
63
LAMPIRAN. INSTRUMEN PENGABMAS
Jawaban Saudara akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan sebagai penelitian,
sehingga tidak akan mempengaruhi karir atau hambatan lain yang berkaitan dengan pekerjaan
Saudara.
64
LAMPIARAN. SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya telah diberitahu ketua pengabmas, bahwa jawaban ini bersifat sukarela dan hanya
digunakan untuk keperluan pengabdian masyarakat. Oleh karena itu dengan cara sukarela
saya bersedia ikut berperan serta dalam penelitian ini.
............................
65
66