Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

OPTIMALISASI PERAN PETUGAS POSKO BUKIT KABA


DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN P3K DI DESA SUMBER URIP
KEC. SELUPU REJANG KAB. REJANG LEBONG
TAHUN 2016

DISUSUN OLEH :
CHANDRA BUANA,MPH
HENDRI HERIYANTO,M.Kep
LELI MULYATI,M.Kep

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN BENGKULU
PRODI KEPERAWATAN CURUP
TAHUN 2016
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
RINGKASAN EKSEKUTIF v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 2
C. TUJUAN KEGIATAN 2
D. MANFAAT KEGIATAN 3
E. KHALAYAK SASARAN 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
A. PENGANTAR KEGAWATDARURATAN BAGI
PENDAKI GUNUNG
B. PRINSIP-PRINSIP DASAR PENANGANAN KORBAN
C. MACAM-MACAM GANGGUAN & PENANGANANNYA
BAB III METODE KEGIATAN 28
A. KETERKAITAN KEGIATAN 28
B. STRATEGI KEGIATAN 28
C. RANCANGAN EVALUASI 29
D. JADUAL PELAKSANAAN 29
BAB IV RENCANA ANGGARAN BELANJA 31
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 32
A. HASIL KEGIATAN 32
B. PEMBAHASAN 33
BAB VI PENUTUP 34
A. KESIMPULAN 34
B. SARAN 34
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Optimalisasi peran petugas posko Bukit Kaba dalam memberikan pelayanan
P3K di desa Sumber Urip kec. Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong tahun 2016.

2. Ketua Tim Pengusul


a. Nama : Chandra Buana,SST,MPH
b. NIP : 197101041991021001
c. Jabatan/Golongan : Penata Tk I / IIId
d. Jurusan/Program Studi : Keperawatan/Prodi Keperawatan Curup
3. Bidang Keahlian : Keperawatan Medikal Bedah
4. Anggota Tim Pengusul
a. Jumlah Anggota : 2 orang
b. Nama Anggota I / Bidang Keahlian : Leli Mulyati,M.Kep / Manajemen Keperawatan
c. Nama Anggota II/ Bidang Keahlian : Ns.Hendri Heriyanto,S,Kep.M.Kep / KMB
d. Mahasiswa yang Terlibat : Egi Wahyuda
: Yuda Prawira
: Gatot Pramono
: Deby Wulandari
: Memi Yulianti
5. Lokasi Kegiatan/Mitra
a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : PKM Sumber Urip Kec.Selupu Rejang
b. Kabupaten/Kota : Rejang Lebong / Curup
c. Propinsi : Bengkulu
d. Jarak PT kelokasi Mitra (km) : 25 KM
6. Jangka Waktu Pelaksanaan : 2 bulan
7. Biaya Total
a. Poltekkes Kemenkes Bengkulu : Rp. 4.000.000,-
b. Sumber Lain (sebutkan) : Rp. -

Mengetahui, Bengkulu, November 2016


Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Tim Pengusul,

Dahrizal, S.Kp,MPH Chandra Buana,SST,MPH


NIP. 197109262001121002 NIP. 197101041991021001

Tim Reviewer Tim Reviewer

DR.Betty Yosephin,SKM,MKM Mualim,SKM,M.Kes


NIP.197309261997022001 NIP.196204041988031007

Mengetahui ;
Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Darwis,S.Kp,M.Kes
NIP. 196301031983121002
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan laporan
kegiatan pengabdian masyarakat tahun 2016 dengan tema OPTIMALISASI
PERAN PETUGAS POSKO BUKT KABA DALAM MEMBERIKAN
PELAYANAN P3K DI DESA SUMBER URIP KECAMATAN SELUPU
REJANG KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2016.
Selanjutnya pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Darwis,S.Kp.,M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
2. Dahrizal,S.Kp,MPH, selaku Kajur Keperawatan Poltekkes Bengkulu.
3. Derison M Bakara,S.Kep.M.Kes, selaku Ketua Program Studi Keperawatan
Curup Poltekkes Kemenkes Bengkulu
4. Kapolsek Selupu Rejang
5. Babinsa Desa Sumber urip
6. Kepala BVMKG Bukit Kaba desa Sumber Urip
7. Kepala desa Sumber Urip kecamatan Selupu Rejang
8. Komandan POKDARWIS desa Sumber Urip
9. Komandan SIBAT desa Sumber Urip Kecamatan Selupu Rejang
10. Rekan-rekan dosen dan staf Prodi Keperawatan Curup Poltekkes Bengkulu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan penulisan laporan ini sangat kami harapkan.
Demikian, terima kasih.

Hormat kami,
Penyusun
RINGKASAN EKSLUSIF

Latar belakang : Puskesmas Curup Timur memiliki wilayah kerja 1 desa dan 3
kelurahan dengan jumlah penduduk 9.602 jiwa 18% (669) diantaranya tergolong lanjut
usia. Jumlah kader kesehatan yang aktif 54 orang. Prevalensi penyakit hipertensi
menempati urutan ke 3 setelah ispa dan diare. Rumusan masalah : Bagaimana
memberdayakan Kader kesehatan dalam upaya pengendalian penyakit hipertensi dan
strok di wilayah puskesmas Curup Timur.Tujuan Kegiatan : Untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat, khususnya kader kesehatan guna meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada kelompok usia lanjut. Metode : Pemaparan materi, diskusi, dan tanya
jawab tentang tekhnik pengukuran tekanan darah,dilanjutkan dengan praktek pengukuran
tekanan darah. Kesimpulan: Kegitan pelatihan mengukur tekanan darah pada kader
kesehatan dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Kegiatan ini telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan tentang
cara pengukuran tekanan darah. Saran : Diharapkan Kader kesehatan dapat memiliki alat
untuk mengukur tekanan darah serta mampu memberikan pelyanan kesehatan kepada
lnsia yang ada di tempat tinggal mereka.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO,

2002), mendefinisikan bencana sebagai : An occurrence disrupting the

normal conditions of existence and causing a level of suffering that exceeds

the capacity of adjustment of the affected community . Bencana merupakan

suatu kejadian yang menggangu keadaan dalam kondisi normal dan

mengakibatkan penderitaan yang melampaui kapasitas penyesuaian komunitas

yang mengalaminya.

Kabupaten Rejang Lebong adalah salah satu kabupaten yang ada di

propinsi Bengkulu dengan kerentanan risiko bencana gempa bumi, tanah

longsor dan letusan gunung berapi Bukit Kaba. Bukit Kaba banyak dikunjungi

oleh wisatawan baik yang berasal dari dalam ataupun dari luar propinsi

Bengkulu. Bukit Kaba merupakan gunung api kembar dengan Gunung Hitam

yang telah padam setinggi 1.937 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Palang Merah Indonesi (PMI) kabupaten Rejang Lebong pada tahun

2013 telah membentuk Petugas Posko Bukit Kaba di desa Sumber Urip. Dalam

perkembangannya petugas posko juga berperan sebagai Pramuwisata / tour

guide bagi pengunjung Buit Kaba. Agar dapat melaksanakan kegiatannya

dengan baik, maka seorang Pramuwisata harus membekali dirinya dengan

pengetahuan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas dalam kegiatan

tersebut. Secara umum pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang

Pramuwisata meliputi pengetahuan tentang objek wisata Bukit Kaba,


pengetahuan tentang wisatawan dan pengetahuan tentang kegiatan yang

dilakukan serta pengetahuan tentang kesehatan dasar dan pelayanan

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan / P3K.

Dalam evaluasi penyelenggaraan kegiatan sosialisasi pencegahan

kondisi kegawatdaruratan bagi petugas posko yang dilaksanakan pada bulan

Juli yang lalu, didapatkan bahwa petugas posko Bukit Kaba mengharapkan

dapat diberikan pelatihan keterampilan Penanganan Pertama / P3K dalam

penangnan kondisi kedaruratan bagi pendaki Bukit Kaba. Hal ini merupakan

suatu peluang bagi Prodi Keperawatan Curup untuk mendapatkan pintu masuk

(point of entry) pengembangan program kegiatan pengabdian masyarakat

dalam upaya meningkatkan keterampilan petugas Posko Bukit Kaba dalam

penanganan korban kecelakaan bagi pengunjung atau pendaki gunung Bukit

Kaba di desa Sumber Urip Tahun 2016.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

a. Gunung Bukit Kaba di des Sumber Urip sering dikunjungi oleh pendaki

gunung terutama pada saat hari libur.

b. Beberapa kecelakaan yang sering terjadi pada pendaki gunung adalah,

tersesat, pingsan, luka dan meninggal dunia karena tersambar petir.

c. Petugas Posko Bukit Kaba merupakan petugas yang berada pada garda

terdepan penanganan korban kecelakaan bagi pendakian Bukit Kaba.

d. Desa Sumber Urip memiliki 30 orang tenaga Posko Bukit Kaba yang

dibentuk oleh PMI Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2013.


e. Dalam evaluasi penyelenggaraan kegiatan sosialisasi pencegahan kondisi

kegawatdaruratan bagi petugas posko yang dilaksanakan pada bulan Juli

yang lalu, didapatkan bahwa petugas posko Bukit Kaba mengharapkan

dapat diberikan pelatihan keterampilan Penanganan Pertama / P3K dalam

penanganan kondisi kedaruratan bagi pendaki Bukit Kaba.

2. Rumusan masalah

Dari masalah yang teridentifikasi, maka dapat dirumuskan masalah yang

akan diselesaikan dalam pengabdian pada masyarakat ini adalah

bagaimanakah meningkatkan kemampuan pertolongan pertama bagi petugas

Posko Bukit Kaba di desa Sumber Urip Tahun 2016.

C. Tujuan Kegiatan

Secara umum tujuan dilaksanaknnya pelatihan ini adalah untuk meningkatkan

keterampilan pertolongan pertama bagi petugas Posko Bukit Kaba di desa

Sumber Urip Tahun 2016.

Tujuan khusus : Setelah pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini

diharapkan Peugas Posko Bukit Kaba mampu :

1. Memahami dasar-dasar pertolongan pertama, kedaruratan medis dasar,

cidera jaringan lunak dan cidera otot rangka.

2. Melakukan tehnik penilaian korban, penanganan korban luka dan

perdarahan, pembidaian dan pembalutan serta transportasi korban.

3. Melakukan rujukan sesuai SOP

D. Manfaat Kegiatan
1. Menginplementasikan visi prodi kep. Curup dalam bidang gawat darurat.

2. Memberikan pembekalan kepada petugas Posko Bukit Kaba tentang

pengetahuan dan keterampilan penanganan kegawatdaruratan bagi korban

pendakian Bukit Kaba.

E. Khalayak Sasaran : Petugas posko Bukit Kaba berjumlah 30 orang.

F. Sasaran Mitra :

1. PMI Rejang Lebong.

2. BPBD Rejang Lebong.

3. Badan SAR Rejang Lebong

4. Dinas Kesehatan Rejang Lebong

5. Camat Kecamatan Selupu Rejang

6. Kepala Desa, Toga-Toma desa Sumber Urip

BAB II
PENANGANAN KEGAWATDARURATAN

BAGI PENDAKI GUNUNG

A. Pengantar Kegawatdaruratan Bagi Pendaki Gunung

1. Pendahuluan.

Pada kegiatan alam bebas yang sering dilakukan, misalnya mendaki gunung,

panjat gunung, menjelajah hutan, arung jeram, jelajah goa dan lain-lain.

Kemungkinan timbulnya kecelakaan besar misal, hilang di hutan, jatuh dari

tebing, tengelam, dsb. Kemungkinan untuk sembuh atau selamat akan lebih

besar jika korban ditangani secepat mungkin, disinilah pentingnya

Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD). Pertolongan pertama yang

diberikan pada korban akan sangat membantu paramedis dalam penanganan

selanjutnya.Jadi dengan memakai dasar PPGD diharapkan dapat

menanggulangi kecelakaan yang terjadi pada orang ataupun diri sendiri

sehingga dapat menyelamatkan korban. PPGD merupakan pemberian

pertolongan dan perawatan yang pertama kali diberikan kepada

penderita/korban dengan cepat dan tepat. Pertolongan ini adalah langkah

awal penanganan penderita sebelum diteruskan ke pelayanan kesehatan.

2. Tujuan Penanganan Korban

Kejadian gawat darurat biasanya berlangsung cepat dan tiba-tiba sehingga

sulit memprediksi kapan terjadinya. Langkah terbaik untuk situasi ini adalah

waspada dan melakukan upaya kongkrit untuk mengantisipasinya. Harus

dipikirkan satu bentuk mekanisme bantuan kepada korban dari awal tempat
kejadian, selama perjalanan menuju sarana kesehatan, bantuan di fasilitas

kesehatan sampai pasca kejadian cedera. Tercapainya kualitas hidup

penderita pada akhir bantuan harus tetap menjadi tujuan dari seluruh rangkai

pertolongan yang diberikan.

B. Prinsip-Prinsip Dasar Penanganan Korban

1. Langkah-langkah dasar apabila timbul keadaan gawat darurat :

a. Jangan panik, kuasai keadaan, bertindak cekatan dan jangan lambat

b. Lindungi penderita dari keadaan yang memperberat luka

c. Memberikan pertolongan pertama sedini mungkin. Jika lokasi korban

atau kecelakaan sangat berbahaya dan sulit untuk melakukan

pertolongan, pindahkan korban dengan hati-hati, perhatikan pernafasan

dengan denyut jantung

d. Tenangkan penderita. Dalam melakukan perawatan gunakan peralatan

korban terlebih dahulu

e. Setelah keadaan darurat teratasi, periksa kemungkinan luka-luka

lain/penderita

f. Setelah pertolongan pertama dilakukan dan korban telah tenang dan

aman, seluruh luka diketahui, atau ditandu, jangan pindahkan korban

secara buru-buru.

g. Buat catatan lengkap mengenai penderita, lokasi kecelakaan dan

pengobatan atau yang telah dilakukan

2. Langkah Awal Penanganan Korban


Pemeriksaan ini betujuan untuk mengetahui cidera yang diderita korban dan

dapat ditangani dengan semestinya agar tidak bertambah parah. Contohnya,

patah tulang tertutup dapat menjadi patah tulang terbuka, apabila korban

bergerak. Pemeriksaan meliputi seluruh badan dari kepala sampai jari kaki.

Ada sepuluh tahapan yang dimulai dari pemeriksaan bagian kepala.

a. Periksa kulit kepala, mulai bagian dekat leher sampai kebagian atas

kepala. Tujuannya untuk memeriksa adanya luka memar atau gores

b. Periksa tengkorak apakah ada bagian yang terdesak kedalam

c. Periksa telinga dan hidung apakah ada luka

d. Periksa tulang leher apakah patah atau ada goresan

e. Periksa bagian data, apakah patah atau luka. Perhatikan dan periksa

f. Periksa perut apakah kejang lunak atau berubah warna

g. Periksa bagian panggul apakah patah

h. Periksa seluruh anggota badan apakah ada yang patah

i. Periksa apakah ada kelumpuhan

j. Periksa bagian pantat, apakah ada yang patah atau luka, berhati-hatilah

bila menduga ada kerusakan pada tulang belakang

C. Macam-macam Gangguan dan Penanganannya

1. Gangguan Umum

a. Gangguan Kesadaran

a) Shock, Merupakan keadaan darurat karena jumlah darah yang beredar

dalam pembuluh kurang.

Sebab-sebab :
1. Pendarahan

2. Luka bakar yang luas

3. Muntah berak

4. Tak tahan terhadap obat tertentu

Pertolongan:

1. Bila penderita mengeluarkan darah, dihentikan terlebih dahulu

2. Letakkan penderita ditempat aman, udara segar

3. Tidurkanlah

4. Longgarkan pakainnya dan selimuti

5. Perhatikan tanda-tanda umum (pernafasan, nadi)

6. Rawat luka-lukanya

7. Beri bau-bauan segar

8. Bawa ke rumah sakit

b) Pingsan, Adalah gangguan kerja otak sedemikian rupa sehingga

penderita tak sadar diri.

Tanda-tanda :

1. Muka pucat

2. Diam tak bergerak

3. Badan lemas

Sebab-sebab :

1. Tenggelam

2. Pendarahan otak

3. Keracunan
4. Kena listrik

5. Dll.

Pertolongan yang diberikan sama dengan yang diberikan pada

penderita shock

2. Gangguan Otot

a. Keseleo

Tanda-t anda :

1. Terasa sakit bila berjalan

2. Bengkak/dipegang sakit

Pertolongan :

Kompres dengan es Bebat luka kuat-kuat dari bagian luka yang sakit

sampai keatas, jika keseleo berat, sambil menunggu pertolongan,

tinggikan posisi kaki.

b. Cramps/kram

Tanda-tanda :

1. Otot kaku

2. Nyeri yang sangat amat

Pertolongan :

1. Pijat bagian yang sakit perlahan-lahan

2. Telapak kaki ditekan keatas

3. Diberi balsem

3. Pendarahan
Pendarahan adalah : keluarnya darah dari pembuluh darah yang rusak.

Pendarahan dibedakan :

a. Pendarahan kedalam darah tubuh

Disebabkan rusaknya pembuluh darah yang letaknya didalam tubuh.

Tanda-tanda : Tidak nampak nyata dari luar

Gejala-gejala :

1. Pucat, denyut nadi lemah dan keluar keringat dingin

2. Darah keluar berbuih adri mulut hingga hidung

Pengobatan :

1. Rebahkan dan tenangkan

2. Bawa kerumah sakit

b. Pendarahan Keluar Tubuh

a. Pendarahan pembuluh nadi atau arteri, ciri-ciri

1. Darah memancar

2. Warna merah

b. Pendarahan keluar tubuh, ciri-ciri :

1. Darah mengalir

2. warna merah kehitam-hitaman

c. Pendarahan pembuluh kapiler, ciri-ciri : darah keluar sedikit-sedikit,

tidak berbahaya

Pertolongan
1. Tekan bagian yang berdarah selama 5- 15 menit, beri pembalut tekan

pada tempat pendarahan. Bila belum berhasil dapat ditambah

pembalut lain tanpa membuka pembalut pertama

2. Usahakan agar tempat pendarahan berada diatas jantung

3. Bila pendarahan agak berat adan tidak dapat dihentikan dengan cara :

diatas dapat dipergunakan torniket. Tempat terbaik torniket/ ikatan :

pada kaki,5 jari dibawah lipat paha dan pada tangan, 5 jari dibawah

ketiak.

4. Bawa kerumah sakit terdekat

4. Luka

Luka adalah peristiwa dimana jaringan tubuh ada yang terputus, tersobek,

rusak oleh sesuatu sebab, missal karena kecelakaan, tertusuk, tertembak,

terpukul, jatuh, dsb. Sebagai akibatnya menimbulkan pendarahan, patah

tulang, inpeksi, dan lainnya. Jenis-jenis luka berdasarkan sebabnya,terdiri

dari :

a. Luka iris,

b. Luka gigitan binatang,

c. Luka gores\parut,

d. Luka bakar,

e. Luka tusuk,

f. Luka akibat zat kimia, atau penyakit, dsb.

Cara-cara umum pertolongan terhadap luka, yaitu :

a. Hentikan terjadinya pendarahan.


b. Siram\usap dengan obat merah (mercurochrome) atau yodium tinctuur

(antiseptic lain).

c. Berilah Sulfatilamide powder (jangan terkena air).

d. Tutuplah dengan kain kasa steril\kain yang bersih.

e. Jangan sekali-kali melekatkan kapas tanpa obat\salep.

5. Luka Gigitan

Gejala-gejala luka gigitan, yaitu :

a. Pada tempat terjadinya gigitan, timbul bengkak dan kulit membiru.

b. Terasa sakit,panas dan terasa kaku.

c. Penderita gelisah dan berkeringat.

d. Timbul pendarahan.

e. Pada luka gigitan ular, ada bekas berupa titik-titik (bekas taring) harus

diperhatikan letak gigitannya.

Pertolongan :

1. Antara luka gigitan dengan jantung harus dipasang bebat putar

(penasat/tornikuet).

2. Pada luka hewan biasa (bukan ular/binatang berbisa) luka dibersihkan

yodium/air yang mengalir.

3. Pada luka gigitan binatang berbisa, jangan banyak diganggu, dan jangan

dihisap sembarangan, korban juga jangan banyak bergerak karena dapat

mempercepat nadi, sehingga bisa (racun) dapat semakin cepat menyebar,

6. Hipotermi (SUHU RENDAH)


Biasanya terjadi pada keadaan basah dan berangin, ditandai dengan rasa

dingin dan lemah. Di Indonesia hal ini terjadi terutama di musiom

penghujan. Karena pada kondisi basah dan berangin tubuh kehilangan

hampir 90% kemampuan insulin (kemampuan untuk menahan panas tubuh)

Pertolongan:

a. Jangan penderita tertidur, karena itu dapat membuatnya kehilangan

sadaran sehingga tidak apu menghangatkan tubuhnya sendiri

b. Biarkan tubuhnya menggigil karena menggigil adalah usaha tubuh untuk

mempertahannkan suhu tubuh

c. Berikan minuman hangat dan manis kepada penderita

d. Gantilah pakaian yang basah dengan kering

e. Usahakan mencari tempat yang aman dari hembusan angin, misalnya

dengan mendirikan tenda

f. Jangan baringkan penderita ditanah, usahakan agar kantong tidur itu

dihangatkan dulu.dengan cara orang sehat masuk terlebih dulu untuk

menghangatkan kantong tidur

g. Masukkan botol penuh air hangat (bukan panas) kedalam kantong tidur

untuk membantu memanaskan kantong tidur

h. Kalau memungkinkan orang yang sehat dapat masuk kekantong tidur

untuk tidur bersama penderita

i. Kalau bisa buatkan api dikedua sisi penderita. Segera setelah penderita

sadar berikan makanan yang manis-manis.


D. Petugas Posko Bukit Kaba

1. Pengertian.

Petugas Posko Bukit Kaba menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat

untuk mengembangkan sektor pariwisata, petugas Posko juga secara tidak

langsung mengembangkan SDM masyarakat sekitar Kawasan Wisata Bukit

Kaba. Dalam perkembangannya, petugas Posko juga ada kalanya berperan

sebagai pemandu wisata (Pramuwisata / Tour Guide) bagi pengunjung Bukit

Kaba. Seperti di Wisata Wisata besar yang ada di Indonesia Tour Guide

sudah menjadi salah satu roh dari Wisata tersebut, dengan adanya Petugas

Posko di setiap Lokasi Wisata di Indonesia menjadi salah satu Orang yang

berperan penting dalam segi, Promosi, Layanan kesehatan, dan Fasilitasi dari

objek wisata tersebut (Irwanto,2016).

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pramuwisata adalah

petugas pariwisata yg berkewajiban memberi petunjuk dan informasi yg

diperlukan wisatawan. Menurut Peraturan Menparpostel RI, Pramuwisata

adalah seseorang yang bertugas memberikan bimbingan, penjelasan dan

petunjuk tentang objek wisata serta membantu keperluan wisatawan lainnya.

Petugas Posko Bukit Kaba kebanyakan hampir 90% adalah Warga Lokal

yang di kumpulkan dari elemen masyarakat seperti Pokdarwis (kelompok sadar

wisata) sebagai Jembatan dari Pemerintah sektor Pariwisata. Petugas Posko di

Bukit Kaba merupakan salah satu layanan yang menjadikan Wisata Bukit Kaba

populer Hingga saat ini. Petugas Posko Bukit Kaba otomatis akan selalu bisa

mempermudah setiap Wisatawan yang sedang berwisata di Alam Wisata Bukit


Kaba dalam memberikan informasi sejarah, petunjuk jalan, dam bisa

memberikan informasi keadaan situasi selama perjalanan, sampai dengan

memberikan pelayanan kegawatdaruratan bagi pengunjung yang membutuhkan

pertolongan.

2. Persyaratan Petugas Posko

Petugas Posko adalah seseorang yang memegang peranan penting

dalam kegiatan tur maupun transfer. Petugas posko menjadi tumpuan harapan

wisatawan yang berkunjung ke Bukit Kaba. Untuk itulah, ia harus memenuhi

persyaratan tertentu agar dapat mengemban amanat yang demikian berat secara

profesional. Persyaratan tersebut menyangkut hal-hal yang bersifat fisik

maupun psikis

a. Syarat fisik/Penampilan Petugas Posko: Pakaian dalam pengertian ini

mengandung makna yang luas, tidak sekedar baju, celana, rok, sendal, dan

sebagainya akan tetapi keseluruhan yang tampak dari luar diri seseorang

itu. Secara manusiawi kesan seseorang terhadap orang lain pertama-tama

biasanya dipengaruhi oleh penampilan orang yang dihadapi tersebut.

Sebagai petugas yang pertama kali berhubungan dengan wisatawan saat

penyelenggaraan tur, maka petugas Posko harus dapat berpenampilan

secara maksimal, karena apa yang ditampilkan pertama kali itu akan

berdampak terhadap kesan wisatawan selanjutnya

b. Syarat Psikis/Kepribadian Petugas Posko: Secara teori yang dimaksud

dengan kepribadian adalah integritas psiko-fisik sebagai resultan dari

hereditas, lingkungan dan kematangan yang bersifat unik dan dinamis


serta berbeda satu dengan yang lainnya. Jelasnya, kepribadian lahir karena

perpaduan tiga faktor, yakni keturunan, lingkungan atau pergaulan, dan

waktu atau kematangan. Ketiga unsur ini saling berkaitan dalam

membentuk satu wujud kepribadian. Karena sifatnya yang spesifik, maka

setiap orang memiliki kepribadiannya masing-masing.

1. Pengetahuan yang perlu dimiliki oleh Pramuwisata

Agar dapat melaksanakan kegiatannya dengan baik, maka seorang

Pramuwisata harus membekali dirinya dengan pengetahuan yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas dalam kegiatan tersebut. Secara umum pengetahuan

yang harus dimiliki oleh seorang Pramuwisata meliputi pengetahuan tentang

diri sendiri, pengetahuan tentang wisatawan dan pengetahuan tentang kegiatan

yang dilakukan serta pengetahuan tentang kesehatan dasar.

2. Penanganan Kecelakaan:

Apabila dalam perjalanan terjadi kecelakaan maka hal-hal yang perlu

dilakukan oleh Pramuwisata, antara lain:

a. Memberikan pertolongan pertama kepada wisatawan yang mengalami luka

ringan.

b. Mengantarkan wisatawan ke puskesmas atau ke rumah sakit terdekat untuk

mendapat penanganan.

c. Memberikan keterangan yang diperlukan oleh pihak kepolisian atas kejadian

kecalakaan tersebut.
3. Sakit atau Meninggal

Bagi wisatawan yang menderita penyakit tertentu maka sebelum tour

berlangsung diinformasikan untuk membawa obat pribadi yang diperlukan

selama tour. Akan tetapi Pramuwisata harus menyiapkan obat-obat tertentu

untuk memberikan pertolongan sementara jika wisatawan mengalami sakit di

perjalanan. Obat-obatan yang dapat dibawa antara lain: paracetamol, aspirin,

anti alergi dan lain-lain.

4. Seandainya wisatawan sakit di perjalanan maka:

a. Tanyakan apakah yang bersangkutan membawa atau harus minim obat

tertentu untuk meredakan sakitnya

b. Berikan pertolongan pertama semampunya

c. Jika perlu berikan obat-obatan yang dapat dikonsumsi secara umum untuk

sakit tertentu misalnya influensa, panas, alergi

d. Apabila sakitnya tidak dapat ditangani maka rujuk ke puskesmas atau

rumah sakit terdekat. Apabila sakitnya terjadi di hotel, maka pihak hotel

akan menanganinya dengan memberikan pertolongan pertama, memanggil

dokter atau apabila parah maka hotel akan merujuknya ke rumah sakit.

5. Wisatawan meninggal maka:

a. Buat peserta lain agar tidak panik

b. Panggil ambulance dan kirim ke rumah sakit. Jika memanggil ambulance

tidak mungkin maka gunakan kendaraan tur

c. Rundingkan dengan wisatawan atau tur leader untuk kegiatan berikutnya,

dilanjutkan atau tidak


BAB III

METODE KEGIATAN

A. Keterkaitan Kegiatan

Kegiatan ini tidak akan mungkin berhasil tanpa adanya keterkaitan dengan

beberapa pihak lain. Dalam hal ini pihak-pihak terkait dengan kegiatan

Pengabdian Pada Masyarakat yang akan dilakukan melalui perolehan

dukungan dan penyediaan tempat, sarana dan material sesuai kebutuhan. Selain

itu Dinas Kesehatan Rejang Lebong, PMI Rejang dan BPBD Rejang Lebong

diharapkan dapat memberikan dukungan melalui kebijakan izin dan

penyediaan alat dan bahan yang dibutuhkan oleh petugas Posko dalam

memberikan pelayanan P3K bagi wisatawan yang berkujung ke Bukit Kaba.

B. Output Kegiatan

1. Terlaksananya kegiatan Pengabdian masyarakat sesuai dengan jadual

proposal yang telah disusun.

2. Peserta pelatihan dapat melakukan tindakan penanganan kegawatdaruratan

bagi pendaki gunung Kaba di Desa Sumber Urip.

3. Terdapatnya sistim rujukan bagi korban pendakian gunung Kaba di desa

Sumber Urip.

C. Kerangka Pemecahan Masalah dan Rincian Kegiatan

Metode kegiatan dengan dua pendekatan. Pertama, pendekatan teoritis yang

terdiri dari pemaparan materi, diskusi, dan tanya jawab. Kedua, pendekatan

praktik terdiri dari penguasaan teknik penanganan kegawatdaruratan bagi


pendaki gunung Bukit Kaba dengan menggunakan bahan dan alat peraga yang

telah disiapkan. Kegiatan advokasi dan sosialisasi akan dilakukan kepada

kepada Dinas Kesehatan Rejang Lebong, Camat kecamatan Selupu Rejang,

BPBD Rejang Lebong, Badan SAR Propinsi Bengkulu, Kepala desa dan

jajarannya serta kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat di desa Sumber

Urip Kecamatan Selupu Rejang.

D. Metodelogi

1. Sosialisasi kegiatan kepada Kepala desa Sumber Urip, Komandan Posko

Bukit Kaba dan Puskesmas Sumber Urip.

2. Penyusunan jadwal dan rancangan kegiatan bersama Pramuwisata Bukit

Kaba.

3. Mempersiapkan lokasi, bahan dan alat-alat yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan kegiatan.

4. Pemaparan materi, diskusi, dan tanya jawab tentang materi P3K.

5. Praktek simulasi penanganan korban dengan menggunakan bahan dan alat

peraga yang telah disiapkan.

6. Praktek simulasi sistim rujukan korban pendakian Bukit Kaba.


E. Rancangan Biaya Kegiatan

1. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Biaya (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
Transpor peserta 30 org x1
kali 50,000 1,500,000
Transpor 9 org x1
undangan kali 50,000 450,000
pembukaan
Transport ke bkl 3 org x 2
kali 150,000 900,000
Survey awal 3 org x 1
penelitian kali 50,000 150,000
SUB TOTAL 1 (Rp)
3,000,000
2. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Harga Harga peralatan
Pemakaian Satuan (Rp) Penunjang (Rp)
Penjilitan Penjilitan 4
proposal 5,000 20,000
Jilid laporan I paket 6
hasil 35,000 210,000
SUB TOTAL 2 (Rp)
230,000
3. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi Kuantitas Harga Biaya (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
Tas plastik ATK 0 lusin
45,000 -
Blok note 0 lusin
38,000 -
Name tage 0 set
5,000 -
Kertas A4 0 rim
24,000 -
Pena 0 lusin
20,000 -
catrige Printer 0 set
240,000 -
Spanduk 0 set
125,000 -
Snak peserta dan 35 orang
tim 5,000 175,000
Makan peserta 35 orang
dan tim 17,000 595,000
SUB TOTAL 3 (Rp)
770,000

TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN ( 1 + 2 +


3 ) 4,000,000
F. Plan of Action

NO KEGIATAN TANGGAL PEN.JAWAB INSTRUMEN


KEGIATAN
1 Penyusunan Agustus Chandra B Proposal pengabmas
proposal 2016
2 Penyusunan September Chandra B a. Jadual
instrumen 2016 dan tim b. Tim pemateri
kegiatan c. Surat izin dan
undangan
d. Rancangan
anggaran
3 Pelaksanaan Oktober Chandra B a. Bahan dan alat
kegiatan 2016 dan tim bantu pengajaran
b. Modul dan bahan
ajar
c. Dokumentasi
kegiatan
3 Advokasi Oktober Tim Proposal
2016
4 Monitor dan Okotober Tim Proposal pengabmas
evaluasi 2016
5 Penyusunan November Tim Laporan pengabmas
laporan akhir 2016
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL KEGIATAN

Kegiatan pelatihan P3K bagi petugas Posko Bukit Kaba ini diawali dengan

pembukaan kegiatan yang dilakukan pada pukul 10.00 WIB di Balai Desa

Sumber Urip Kecamatan Selupu Rejang, pembukaan ini mundur 1 jam dari

jadual yang telah ditetapkan semula karena menunggu kehadiran undangan

yang datangnya tidak bersamaan. Pembukaan dihadiri oleh kepala PKM

Sumber Urip, Kapolsek Curup Simpang Nangka, Babinsa Desa Sumber Urip,

Kepala BVMKG Bukit Kaba, Komandan POKDARWIS desa Sumber Urip,

Komandan SIBAT Desa Sumber Urip, Imam Desa Sumber Urip, dan seluruh

peserta pelatohan.

Setelah pembukaan dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan P3K yang

dilaksanakan di Balai Desa Sumber Urip Kecamatan Selupu Rejang. Kegiatan

pelatihan ini didahului oleh penyampaian materi dan diskusi tentang kasus-

kasus kecelakaan yang sering terjadi bagi pendaki Bukit Kaba dan penanganan

P3K yang telah dilakukan selama ini. Dari diskusi didapatkan bahwa kasus

umum yang sering terjadi bagi pendaki bukit kaba antara lain kasus pingsan,

kasus luka, kasus keseleo, kasus kesurupan dan terakhir adalahkasus tersambar

petir.

Materi yang diberikan kepada peserta pelatihan adalah materi-materi

kegawat daruratan seperti initial assessment,


Setelah pemberian materi P3K dilanjutkan dengan praktek RJP,

pembidaian dan balutan, perawatan luka dan penghentian perdarahan serta

praktek transportasi dan evakuasi. Praktek P3K dilakukan dengan cara

membagi peserta menjadi 3mpat kelompok, setiap kelompok melakukan

praktek selama satu jam untuk setiap tindakan. Pemberian materi simulasi dan

praktek P3K ini dilakukan sampai waktunya istirahat siang. Setelah istirahat

dilanjutkan dengan kegiatan praktek sampai dengan pukul 15.00 WIB

Penutupan dilakukan pada pukul 15.30 WIB.

B. PEMBAHASAN

Kegitan pelatihan P3K bagi petugas Posko Bukit Kaba di Desa Sumber

Urip Kecamatan Selupu Rejang tahun 2016 ini dapat dilaksanakan dengan baik

dan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Hal ini berkat dukungan dan

kerjasama sesama panitia, peserta dan dukungan dari Petugas Posko Bukit

Kaba, PMI, PKM Sumber Urip serta Kepala Desa Sumber Urip Kecamatan

Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong.

Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh seluruh peserta simulasi dengan

antusias dan penuh semangat yang dapat dilihat dari keterlibatan semua peserta

dalam setiap sesi pelatihan yang diberikan. Pelatihan ini pula dapat

meningkatkan kemampuan petugas POSKO BUKIT KABA dalam

memberikan pertolongan P3K yang mungkin akan dapat terjadi pada pendaki

gunung Bukit Kaba di desa Sumber Urip.


Selama sesi praktek, beberapa peserta mengusulkan untuk dapat

melakukan pengukuran tekanan darah, walaupun pengukuran tekanan darah

tidak tercantum dalam tujuan awal pelatihan, namun karena permintaan dari

peserta pelatihan, maka prosedur tindakan pengukuran tekanan darah ini

diberikan kepada seluruh peserta pelatihan.

Kegiatan pelatihan P3K berlangsung tanpa adanya halangan yang berarti.

Dalam kegiatan ini juga peserta dibekali dengan modul P3K yang berisikan

pengetahuan dan pengantar praktek P3K. Dengan adanya modul ini diharapkan

menjadi bahan bacaan untuk lebih memahami materi P3K dan panduan dalam

memberikan pelayanan P3K bagi pendaki Bukit Kaba. Kendala yang dihadapi

adalah kehadiran undangan dan peserta yang belum tepat waktu, sehingga

berakibat mundurnya jadwal kegiatan yang telah direncanakan.

Dalam kegiatan pelatihan ini pula didapatkan kesepakan bahwa :

1. Pengadaan stok obat dan bahan yang dibutuhkan untuk pelayanan

P3K termasuk pelayanan mobil ambulan dapat di ajukan

permintaannya kepada PKM Sumber Urip dengan menyertakan

surat dari komandan Posko dan diketahui oleh kepala Desa Sumber

Urip.

2. Pada keadaan darurat, petugas Posko Bukit Kaba dabat

menggunakan peralatan kesehatan dan evakuasi yang dimiliki oleh

Posko Kader SIBAT Desa Sumber Urip.

3. Setelah penanganan korban di Posko, maka bila korban

memerlukan tindakan perawatan lanjutan maka dapat dilakukan


rujukan ke PKM Sumber Urip dengan diantar langsung oleh

petugas Posko yang sedang piket padasaat itu.

4. Bila memerlukan pelayanan keamanan maka petugas Posko dapat

menghubungi nomor telpon pihak Polsek Curup - Simpang Nangka

dan Babinsa yang sudah diberikan kepada petugas Posko.

5. Bila memerlukan tambahan materi pelatihan tambahan, maka

Komandan Posko dapat menghubungi pihak Prodi Keperawatan

Curup atau PMI Rejang Lebong.

6. Pembinaan keberadaan Posko Bukit Kaba selanjutnya dilakukan

secara bersama-sama oleh kepala Desa Sumber Urip dan stake

holder terkait.
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kegitan pelatihan P3K bagi petugas Posko Bukit Kaba di Desa Sumber

Urip Kecamatan Selupu Rejang tahun 2016 ini dapat dilaksanakan dengan baik

dan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Hal ini berkat dukungan dan

kerjasama sesama panitia, peserta dan dukungan dari Kepala desa , komandan

Posko, Polsek Curup Simpang Nagka serta Babinsa desa Sumber Urip.

Semua peserta pelatihan terlihat antusias selama mengikuti sesi

pemberian materi dan dapat melaksanakan praktek pelayanan P3K dengan

baik. Kegiatan sosialisi ini telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

petugas posko tentang pemberian pelayanan P3K bagi pendaki Bukit Kaba.

B. SARAN

1. Petugas Posko hendaknya dilengkapi dengan kartu identitas dan atribut /

pakaian seragam sebagai identitas petugas Posko Bukit Kaba.

2. Petugas Posko hendaknya terus berusahan meningkatkan kemampuanya

dalam memberikan pelyanan lepada wisatawan / tamu yang berkunjung ke

bukit Kaba.
3. Pada masa yang akan dating diharapkan petugas Posko dapat menambah

keterampilan dalam percakan bahasa Inggris untuk memberikan pelayanan

kepada wisatawan asing yang berkunjung ke Bukit Kaba.

4. Petugas Posko Bukit Kaba diharapkan terus bekerja sama dalam

memberikan pelayanan bagi pendaki Bukit Kaba.

5. Poltekkes Kemenkes Bengkulu Prodi Kepeawatan Curup bersama PMI

Rejang Lebong diharapkan dapat terus memberikan pendampingan

khususnya dalam bidang kesehatan dalam mengantisipasi kebutuhan

pelayanan kesehatan dasar bagi pendaki Bukit Kaba desa Sumber Urip.

C. RENCANA TINDAK LANJUT

1. Permintaan perlengkapan peralatan kesehatan dan obat-obatan di Posko

akan diajukan ke kepala PKM Sumber Urip.

2. Pada kondisi ramai pendaki (hari libur dan malam pergantian tahun)

diharapkan pihak posko akan bekerja sama dengan dinas kesehatan dan

SAR kabupaten Rejang Lebong dapat mensiagakan petugas kesehatan

beserta unit ambulan di Posko Bukit Kaba.

3. Posko Bukit Kaba akan bekerja sama dengan dinas kebersihan kota Rejang

Lebong dalam pengelolaan sampah yang dikumpulkan di Posko Bukit

Kaba.

4. Pembinaan keamanan posko dibawah kewenangan Polsek Curup Simpang

Nangka dan Babinsa desa Sumber Urip.

5. Poltekkes Kemenkes Bengkulu Prodi Kepeawatan Curup bersama PMI

Rejang Lebong akan terus memberikan pendampingan khususnya dalam


bidang kesehatan dalam mengantisipasi kebutuhan pelayanan kesehatan

dasar bagi pendaki Bukit Kaba desa Sumber Urip

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku pelatihan terbitan PMI Pusat: Pertolongan Pertama, Perawatan


Keluarga, Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat, Kesehatan
Remaja

Community Challenge (2010) Australian Red Cross.

Grant, Murray, Bergeon (2002) Emergency Care, Brady, USA.

Irwanto H (2016) http://dpdhpisulut.wordpress.com/pemanduan-wisata, disadur


tanggal 26 September 2016.

KJ Karren, BQ Hafen, D Limme (2002) First Responder, fifth edition, Brady,


New Jersey-USA.

National Association of Emergency Medical Tecnicians (2005) Pre-Hospital


Trauma Life Sopport, Mosby year book-USA.

Mancini, Mary E. (2010). Prosedur Keperawatan Darurat. Jakarta : EKG.

Mohamad, Kartono. (2001) Pertolongan Pertama. Jakarta : PT Gramedia Pustaka


Utama.

Muchtarudin Mt (2004) Ilmu Balut. Jakarta : PN Balai Pustaka

Anda mungkin juga menyukai