Anda di halaman 1dari 21

1.

Apa yang harus dilakukan oleh seorang guru ketika melakukan pemetaan hubungan

KD.Indikator dengan Tema?

Jawaban

a. Menurut literatur Muhammad Nawi Abdul Rahman (2014)

Menurut pemetaan hubungan KD dan indikator tema adalah alat evaluasi dan

penilaian yang bertujuan untuk menjamin bahwa setiap siswa memiliki pemahaman

yang sama tentang tema yang sedang dipelajari.

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

pemetaan hubungan KD dan indikator tema adalah alat evaluasi dan penilaian yang

bertujuan untuk menjamin bahwa setiap siswa memiliki pemahaman tema yang

sedang dipelajari.

b. Menurut literatur Chris Watkins (2016)

Menurutnya pemetaan hubungan KD dan indikator tema dapat meningkatkan kerja

sama dalam pembelajaran antara siswa dan guru. Hal ini dapat disebabkan karena

siswa lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan dapat membantu mengembangkan

pemahaman mereka tentang tema yang sedang dipelajari.

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

pemetaan hubungan KD dan indikator tema dapat meningkatkan kerja sama dalam

pembelajaran antara siswa dan guru.

c. Menurut literatur Ross Todd (2016)

Menurutnya pemetaan hubungan KD dan indikator tema dapat membantu siswa

dalam memahami konsep yang sedang dipelajari secara lebih efektif. Ini karena siswa

dapat melihat bagaimana setiap indikator tema terkait dengan KD tertentu.


Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

pemetaan hubungan KD dan indikator tema dapat membantu siswa dalam memahami

konsep yang sedang dipelajari secara lebih efektif.

d. Menurut literatur David Ausubel (2018)

Menurutnya pemetaan hubungan KD dan indikator tema dapat membantu guru

menentukan kebutuhan siswa tertentu dengan lebih baik. Sebagai contoh, jika seorang

siswa memiliki kesulitan dalam memahami konsep tertentu, guru dapat menggunakan

pemetaan ini untuk menemukan kelemahan siswa dan memberikan bimbingan yang

sesuai.

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

pemetaan hubungan KD dan indikator tema dapat membantu guru menentukan

kebutuhan siswa tertentu dengan lebih baik.

e. Menurut literatur Grant Wiggins (2019)

Menurutnya pemetaan hubungan KD dan indikator tema memberikan pandangan

yang lebih menyeluruh tentang pembelajaran siswa. Pemetaan ini membantu guru

untuk melihat bagaimana pemahaman siswa berkembang seiring dengan waktu dan

bagaimana mereka dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang

ditentukan.

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

Pemetaan ini membantu guru untuk melihat bagaimana pemahaman siswa

berkembang seiring dengan waktu dan bagaimana mereka dapat membantu siswa

mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan.

Kesimpulan:
Menurut pendapat saya yang harus dilakukan oleh seorang guru ketika melakukan pemetaan

hubungan KD.Indikator dengan tema

1. Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap

mata pelajaran ke dalam indikator

2. Mengidentifikasi kompetensi dasar dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas

3. Mengembangkan indikator yang sesuai dengan karakteristik peserta didik

Referensi:

 Farihah, Faridatul. Pengaruh self efficacy terhadap stres mahasiswa angkatan 2010 yang

menyusun skripsi Fakultas Psikologi Uin Maulana Malik Ibrahim Malang. Diss.

Universitas Islan Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2014.

 Putro, Khamim Zarkasih. "Mengembangkan kreativitas anak melalui bermain."

Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama 16.1 (2016): 19-27.

 Amakae, Indah Haryati. "Analisis Proses Perencanaan Pembelajaran Tematik

Menggunakan Pendekatan Saintifik di SDN Monggang." BASIC EDUCATION 5.6

(2016): 479-486.

 Maryani, Ika, et al. Model intervensi gangguan kesulitan belajar. Ika Maryani, 2018.

 Urbayatun, Siti, et al. Kesulitan Belajar & Gangguan Psikologis Ringan Pada Anak:

Implementasi Pada Anak Usia Sekolah Dasar. K-Media, 2019.

2. Buatlah jaring laba-laba tematik antar pelajaran SD dengan mengambil tema Sentral dari

konsep PKn!

Jawaban :
a. Menurut literatur Ningrum (2015)

Dengan mengintegrasikan, maka jaring laba-laba tematik antar pelajaran SD dengan

tema "Mengenal Pancasila Sebagai Sentral Negara" dapat dikembangkan dalam

berbagai pelajaran seperti Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,

Matematika, dan IPA. Hal ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman siswa tentang

pentingnya Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia dalam berbagai

aspek kehidupan.

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju

mengintegrasikan, maka jaring laba-laba tematik antar pelajaran SD dengan tema

"Mengenal Pancasila Sebagai Sentral Negara" dapat dikembangkan dalam berbagai

pelajaran.

b. Menurut literatur Rasyidin (2019)


Menjelaskan bahwa Dalam mengimplementasikan model pembelajaran tematik ini

ada beberapa tahapan kegiatan yang mesti dilakukan guru yaitu tahap perencanaan,

Pelaksanaan, dan Penilaian. Tahap perencanaan meliputi langkah-langkah

perencanaan pembelajaran terpadu sebagaimana telah diuraikan di atas atau kegiatan

belajar yaitu: menetapkan pembelajaran yang akan dipadukan, mempelajari

kompetensi dasar setiap mata pelajaran; membuat/memilih tema; membuat matrik

atau bagan hubungan kompetensi dasar dengan tema/topik; membuat pemetaan

pembelajaran tematik dalam bentuk matrik atau jaringan tema; menyusun silabus,

dan menyusun rencana pembelajaran tematik.

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

menetapkan pembelajaran yang akan dipadukan, mempelajari kompetensi dasar

setiap mata pelajaran; membuat/memilih tema; membuat matrik atau bagan

hubungan kompetensi dasar dengan tema/topik; membuat pemetaan pembelajaran


tematik dalam bentuk matrik atau jaringan tema; menyusun silabus, dan menyusun

rencana pembelajaran tematik.

c. Menurut literatur Uswah Putri (2015)

Tema norma masyarakat bisa dibagi menjadi anak tema norma dalam kehidupan

politik, kehidupan sosial, kehidupan budaya, dan kehidupan ekonomi. Masing-masing

norma bidang kehidupan tersebut meliputi hak dan kewajiban. Jika divisualkan dapat

dirumuskan dalam jaringan tema/topik di bawah ini :

Komentar: Saya sangat setuju dengan pendapat literatur tersebut bahwa Tema norma

masyarakat bisa dibagi menjadi anak tema norma dalam kehidupan politik, kehidupan

sosial, kehidupan budaya, dan kehidupan ekonomi.

d. Menurut literatur Todung Mulya (2023)


Langkah persiapan pembelajaran tematik meliputi pemetaan kompetensi dasar pada

tema, menentukan tema sentral, pemetaan pokok bahasan, penentuan alokasi waktu,

perumusan tujuan pembelajaran, penentuan alat dan media pembelajaran, dan

perencanaan evaluasi

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

pembelajaran tematik meliputi pemetaan kompetensi dasar pada tema, menentukan

tema sentral, pemetaan pokok bahasan, penentuan alokasi waktu, perumusan tujuan

pembelajaran, penentuan alat dan media pembelajaran, dan perencanaan evaluasi.

e. Menurut Emil surya (2010)

Pada model pembelajaran tematik jaring laba-laba guru menyajikan pembelajaran

dengan tema yang menghubungkan antar mata pelajaran. Model jaring laba-laba

adalah pembelajaran yang mengintegrasikan materi pengajaran dan pengalaman

belajar melalui keterpaduan tema.


Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

model pembelajaran tematik jaring laba-laba guru menyajikan pembelajaran dengan

tema yang menghubungkan antar mata pelajaran. Model jaring laba-laba adalah

pembelajaran yang mengintegrasikan materi

Kesimpulannya:

Jaring laba-laba tematik antar pelajaran SD adalah suatu pendekatan pembelajaran yang

mengintegrasikan beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan yang utuh dan bersentuhan

dengan dunia nyata.

Referensi:

 Marion, Marion, Zulkardi Zulkardi, and Somakim Somakim. "Desain pembelajaran pola

bilangan menggunakan model jaring laba-laba di SMP." Jurnal Kependidikan Penelitian

Inovasi Pembelajaran 45.1 (2015).

 Salman, Indah Susilawati, and Farida Fitriani. "PENGARUH MODEL

PEMBELAJARAN WEBBED (JARING LABA-LABA) TERHADAP HASIL


BELAJAR SISWA." Jurnal Teknologi Pendidikan: Jurnal Penelitian dan Pengembangan

Pembelajaran 3.1 (2019): 39-47.

 Supriyati, Wiwin, et al. "Penerapan Model Jaring Laba-Laba Sebagai Metode

Pembelajaran Tematik Yang Efektif Pada Satuan Tingkat Pendidikan Sekolah Dasar/Mi."

Student Research Journal 1.1 (2023): 410-417.

 Resmini, Novi. "Model-model pembelajaran terpadu." Universitas Pendidikan Indonesia

(2010): 1-10.

 Karli, Hilda. "Penerapan pembelajaran tematik SD di Indonesia." EduHumaniora| Jurnal

Pendidikan Dasar Kampus Cibiru 2.1 (2015).

3. Analisis secara kritis tentang keunggulam dan kelemahan model Pembelajaran berbasis

portfolio yang dikembangkan pendidikan dasar!

Jawaban:

a. Menurut literatur Collins dan O'Brien (2003)

Keunggulan:

 Portfolio memungkinkan siswa untuk menunjukkan kemajuan selama

pembelajaran, sehingga memungkinkan guru untuk memahami kebutuhan

pembelajaran siswa secara lebih baik.

 Portfolio memungkinkan siswa untuk memilih bahan pembelajaran yang sesuai

dengan minat dan kebutuhan mereka, sehingga meningkatkan motivasi siswa

untuk belajar.

 Portfolio dapat memungkinkan siswa untuk menunjukkan kreativitas mereka dan

memberikan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan.


Kelemahan:

 Identifikasi tujuan dan kriteria portfolio dapat sulit dilakukan.

 Ada kemungkinan pengujian yang sulit dilaksanakan dan perbedaan dalam

penilaian antara guru dan siswa sendiri mungkin terjadi.

 Portfolio dapat membutuhkan waktu yang lama untuk disiapkan, sehingga siswa

memerlukan keterampilan manajemen waktu yang baik.

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

keunggulan model pembelajaran berbasis Portfolio memungkinkan siswa untuk

menunjukkan kemajuan selama pembelajaran, sehingga memungkinkan guru untuk

memahami kebutuhan pembelajaran siswa secara lebih baik. Dan kelemahannya ada

kemungkinan pengujian yang sulit dilaksanakan dan perbedaan dalam penilaian

antara guru dan siswa sendiri mungkin terjadi.

b. Menurut literatur Arter dan Spandel (1991)

Keunggulan:

 Portfolio memungkinkan siswa untuk memantau kemajuan mereka sendiri dan

mengembangkan keterampilan refleksi.

 Portfolio lebih menyeluruh dari penilaian tradisional, karena lebih fokus pada

kinerja siswa dan penilaian holistik dari kemajuannya.

 Portfolio memungkinkan siswa untuk menyeimbangkan hasil belajar dengan

proses belajar sendiri.

Kelemahan:

 Portfolio dapat memerlukan waktu yang lama dan sulitnya membuat penilaian

dapat menyebabkan beban kerja lebih tinggi bagi para guru.


 Ada kemungkinan kecenderungan untuk menilai portfolio berdasarkan seperti-

tidaknya siswa memenuhi ketersediaan material yang dinilai daripada bagaimana

siswa menggunakan kemampuan mereka untuk memenuhi kriteria tertentu dalam

portofolia mereka.

 Ada kemungkinan dicapai tidak adanya keseragaman antara metode evaluasi

antara siswa.

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

keunggulan model pembelajaran berbasis portfolio memungkinkan siswa untuk

memantau kemajuan mereka sendiri dan mengembangkan keterampilan refleksi. Dan

kelemahannya Ada kemungkinan kecenderungan untuk menilai portfolio berdasarkan

seperti-tidaknya siswa memenuhi ketersediaan material yang dinilai daripada

bagaimana siswa menggunakan kemampuan mereka untuk memenuhi kriteria tertentu

dalam portofolio mereka.

c. Menurut literatur Chappuis, Stiggins, Chappuis, & Arter (2012)

Keunggulan:

 Portfolio dapat membantu siswa memahami harapan yang akan dicapai melalui

konten mata pelajaran yang akan dipelajari, sekaligus mengevaluasi kemajuan

mereka.

 Portfolio dapat membantu siswa menerima umpan balui positif dengan cara yang

lebih cepat dan efektif.

 Portfolio memungkinkan guru mengidentifikasi kebutuhan siswa dan menetapkan

sasaran yang tepat untuk mencapainya.

Kelemahan:
 Portfolio dapat menekan kemampuan siswa dalam pengerjaan dan penyelesaian

tugas karena terlalu memusatkan perhatian pada pengumpulan dokumen-

dokumen.

 Ada kemungkinan para siswa dengan keterampilan presentasi yang lebih

meningkat mendapatkan nilai yang lebih tinggi.

 Adanya kemungkinan variabilitas penilaian oleh guru terhadap setiap portofolio

karena perbedaan penilaian.

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

keunggulannya Portfolio memungkinkan guru mengidentifikasi kebutuhan siswa dan

menetapkan sasaran yang tepat untuk mencapainya. Dan kelemahannya Ada

kemungkinan para siswa dengan keterampilan presentasi yang lebih meningkat

mendapatkan nilai yang lebih tinggi.

d. Menurut literatur Hidi dan Renninger (2006)

Keunggulan:

 Portfolio dapat memfasilitasi peningkatan motivasi belajar dan pengembangan

keterampilan pengaturan belajar melalui pengalaman mandiri dan pengalaman

pengembangan individu.

 Portofolio ini secara kreatif dapat menunjukkan keberagaman cara ungkap.

Kelemahan:

 Portfolio dapat menampilkan hasil yang berkenaan dengan hasil yang mudah

terjangkau dan tidak mendukung peningkatan kontrol diri dan perbaikan siswa atas

dirinya sendiri.
 Adanya kemungkinan tidak merata antara penilaian yang disusun, atau yang

diselenggarakan.

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

keunggulan model pembelajaran berbasis portfolio dapat memfasilitasi peningkatan

motivasi belajar dan pengembangan keterampilan pengaturan belajar melalui

pengalaman mandiri dan pengalaman pengembangan individu. Dan kelemahannya

Portfolio dapat menampilkan hasil yang berkenaan dengan hasil yang mudah

terjangkau dan tidak mendukung peningkatan kontrol diri dan perbaikan siswa atas

dirinya sendiri.

e. Menurut literatur McMillan (2001)

Keunggulan:

 Portfolio dapat memotivasi siswa untuk berpikir lebih banyak tentang pembelajaran

mereka, mempersiapkan mereka untuk belajar lebih yang berkelanjutan dan untuk

mengaktifkan pembelajaran mandiri.

 Portfolio dapat memotivasi siswa untuk menemukan proses belajar yang bebas dan

kreatif.

 Portfolio dapat memberikan pengalaman refleksi yang mendorong kemampuan siswa

untuk refleksi diri dan regulasi diri.

Kelemahan:

 Ada kemungkinan evaluasi yang tidak konsisten antara guru karena mengidentifikasi

dan menggambarkan atribut seorang siswa hampir selalu memerlukan interpretasi.


 Ada kemungkinan tidak merata antara penilaian yang disusun, atau yang

diselenggarakan, sehingga menciptakan sulitnya memberikan ukuran yang tepat dan

objektif pada insentif siswa.

Komentar : Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

keunggulan model pembelajaran berbasis portfolio dapat memotivasi siswa untuk

berpikir lebih banyak tentang pembelajaran mereka, mempersiapkan mereka untuk

belajar lebih yang berkelanjutan dan untuk mengaktifkan pembelajaran mandiri.

Dan kelemahannya ada kemungkinan evaluasi yang tidak konsisten antara guru karena

mengidentifikasi dan menggambarkan atribut seorang siswa hampir selalu memerlukan

interpretasi.

Kesimpulannya:

Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, model pembelajaran berbasis portfolio memiliki

keunggulan dan kelemahan yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya sebagai pendekatan

pembelajaran. Beberapa keunggulan yang terlihat dalam model ini antara lain memotivasi siswa,

mengembangkan keterampilan refleksi, serta menghasilkan penilaian yang menyeluruh. Namun,

salah satu kekurangan utama yang terlihat adalah waktu yang lebih lama dan sulit dalam

menyusun penilaian. Oleh karena itu, perlu adanya penggunaan metode lain dan evaluasi yang

terstruktur sehingga metode pembelajaran yang digunakan dapat efektif digunakan.

Referensi:

 Chairunisa, Eva Dina. "Pemanfaatan Penilaian Portofolio pada Mata Kuliah Evaluasi

Pembelajaran Sejarah dalam Upaya Membangun Karakter Belajar Mandiri dan

Berkelanjutan." Jurnal Dosen Universitas PGRI Palembang (2017).


 Wahyudi, Wahyudi. "Assesment Pembelajaran Berbasis Portofolio di Sekolah." Jurnal

Visi Ilmu Pendidikan 2.1 (2012).

 Mahardika, Bagus. "Penerapan Metode Penilaian Berbasis Portofolio Dalam

Meningkatkan Pembelajaran Bahasa Indonesia." Elementary: Jurnal Ilmiah Pendidikan

Dasar 4.1 (2018): 33-46.

 Noerwiyati, Wiwik. "Analisis pengaruh pelaksanaan penilaian portofolio terhadap

prestasi belajar kewarganegaraan pembahasan hakikat bangsa dan negara siswa kelas IX–

A SMP Negeri 2 Bangkalan." Jurnal Civic Education: Media Kajian Pancasila dan

Kewarganegaraan 1.2 (2017): 14-25.

 Sunani, Nuning Hidayah. "Sistem penilaian berbasis kelas dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia (Studi kebijakan di SMP Negeri Kabupaten Karanganyar)." (2010).

4. Analisis secara kritis tentang peneliaian pendidikan yang merupakan suatu kegiatan yang

amat strategis dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran,

jelaskan!

Jawaban:

a. Menurut literatur Lev Vygotsky (2018)

Menurut Vygotsky, penilaian pendidikan harus melihat kemajuan perkembangan

kognitif siswa. Penilaian harus menilai kemampuan siswa untuk mencapai tingkat

pemikiran yang lebih tinggi melalui interaksi dengan lingkungan sosial dan budaya.

Penilaian juga harus memperhatikan konsep ZPD (Zona Proximal Development)

yang menilai kemampuan siswa untuk bertumbuh dan berkembang dalam hubungan

dengan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dikuasai.


Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

Penilaian harus menilai kemampuan siswa untuk mencapai tingkat pemikiran yang

lebih tinggi melalui interaksi dengan lingkungan sosial dan budaya.

b. Menurut literatur Ralph Tyler (2020)

Menurut Tyler, penilaian pendidikan harus memiliki tujuan yang jelas dan konsisten

dengan kurikulum. Penilaian harus memperhitungkan kemajuan siswa dalam

mencapai tujuan belajar yang spesifik. Penilaian juga harus memberikan umpan balik

bagi siswa tentang kemajuan belajar mereka dan membantu guru untuk mengevaluasi

kinerja mereka sendiri.

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

Penilaian juga harus memberikan umpan balik bagi siswa tentang kemajuan belajar

mereka dan membantu guru untuk mengevaluasi kinerja mereka sendiri.

c. Menurut literatur Ernest Boyer (2017)

Menurut Boyer, penilaian pendidikan harus fokus pada hasil belajar siswa daripada

metode pemahaman atau penilaian yang dipilih. Penilaian harus mencakup proses dan

hasil belajar siswa serta kemampuan mereka untuk menerapkan pengetahuan dan

keterampilan dalam kehidupan nyata.

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

penilaian pendidikan harus fokus pada hasil belajar siswa daripada metode

pemahaman atau penilaian yang dipilih.

d. Menurut literatur Grant Wiggins (2018)

Menurut Wiggins, penilaian pendidikan harus didasarkan pada pembelajaran autentik

dan kontekstual. Proses penilaian harus memperhitungkan keadaan siswa,


kemampuan mereka untuk memperoleh pengetahuan, dan lingkungan belajar.

Wiggins juga menekankan pentingnya umpan balik bagi siswa dalam meningkatkan

kemajuan belajar mereka.

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

Proses penilaian harus memperhitungkan keadaan siswa, kemampuan mereka untuk

memperoleh pengetahuan, dan lingkungan belajar.

e. Menurut literatur Elliot Eisner (2012)

Menurut Eisner, penilaian pendidikan harus mampu mengukur kreativitas, pemecahan

masalah, dan pemikiran reflektif siswa. Penilaian harus terus menerus membantu

siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka melalui proses

refleksi dan pembelajaran aktif. Penilaian juga harus dapat menilai kemampuan siswa

dalam melakukan tugas yang ditugaskan dengan kreativitas dan inovasi.

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

penilaian harus terus menerus membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan

dan keterampilan mereka melalui proses refleksi dan pembelajaran aktif.

Kesimpulan:

Peneliaian pendidikan yang merupakan suatu kegiatan yang amat strategis dan merupakan

bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran karena sebagai bahan masukan, agar lebih

meningkatkan Kembali mutu pembelajaran. Sehingga bisa menghasilkan pembelajaran yang

lebih bagus. Untuk membantu para pengajar dalam mengatasi permasalahan Pendidikan yang

ada.

Referensi:
 Verrawati, As Janah, and Ali Mustadi. "Implikasi Teori Konstruktivisme Vygotsky dalam

pelaksanaan model pembelajaran Tematik integratif di SD." Jurnal Pendidikan Agama

Islam (2018).

 Novalinda, Rina, Ambiyar Ambiyar, and Fahmi Rizal. "Pendekatan Evaluasi Program

Tyler: Goal-Oriented." Edukasi: Jurnal Pendidikan 18.1 (2020): 137-146.

 Kartini, Harti, et al. "Pelatihan penilaian hasil belajar untuk meningkatkan kompetensi

profesional guru." Abdimas Pedagogi: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 1.1

(2017).

 Nurgiantoro, Burhan. Penilaian otentik dalam pembelajaran bahasa. UGM PRESS, 2018.

 Abidin, Yunus. "Model penilaian otentik Dalam pembelajaran membaca pemahaman

Beroreintasi pendidikan karakter." Jurnal Pendidikan Karakter 3.2 (2012).

5. Sebagai seorang guru, apa yang harus dipersiapkan dalam menerapkan pendekatan

Pembelajaran tematik jelaskan!

Jawaban :

a. Menurut literatur Anton Suraji dan Suwitri (2017)

Seorang guru yang menerapkan pembelajaran tematik harus mempersiapkan segala

kebutuhan konten mata pelajaran yang akan diintegrasikan dengan tema yang sedang

dipelajari.

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

guru yang menerapkan pembelajaran tematik harus mempersiapkan segala kebutuhan

konten mata pelajaran yang akan diintegrasikan dengan tema yang sedang dipelajari.
b. Menurut literatur E. Mulyasa dan Tim Depdiknas (2009)

Perancangan pembelajaran tematik harus dilakukan dengan memperhatikan tujuan

pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

Rancangan ini dapat membantu guru dalam mengorganisir kegiatan pembelajaran

secara menyeluruh.

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

perancangan pembelajaran tematik harus dilakukan dengan memperhatikan tujuan

pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

c. Menurut literatur Ahmad Sofwan (2018)

S eorang guru harus memilih tema yang relevan dan dapat menarik perhatian siswa

untuk dibuat menjadi topik pembelajaran. Dalam memilih tema, guru juga harus

memperhatikan kesesuaian dengan kurikulum dan lingkungan sosial siswa.

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

seorang guru harus memilih tema yang relevan dan dapat menarik perhatian siswa

untuk dibuat menjadi topik pembelajaran.

d. Menurut literatur Gita Puspitasari (2022)

Integrasi mata pelajaran dilakukan untuk mengaitkan konsep dan keterampilan dari

berbagai mata pelajaran dengan tema yang sedang dipelajari. Sehingga siswa dapat

memperoleh nilai tambah dan mengetahui keterkaitan antara berbagai mata pelajaran.

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

integrasi mata pelajaran dilakukan untuk mengaitkan konsep dan keterampilan dari

berbagai mata pelajaran dengan tema yang sedang dipelajari. S

e. Menurut literatur Dwi Astika dan Agus Kurniawan (2022)


Seorang guru harus menguasai berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan

tema serta pertimbangan tingkat pemahaman dan kebutuhan siswa. Metode

pembelajaran yang variatif dan mendukung kreativitas siswa dapat meningkatkan

minat belajar dan keaktifan siswa di kelas.

Komentar: Menurut pendapat saya tentang literatur tersebut saya sangat setuju bahwa

seorang guru harus menguasai berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan

tema serta pertimbangan tingkat pemahaman dan kebutuhan siswa.

Kesimpulan:

Menurut pendapat saya sebagau seorang guru harus mampu mempersiapkan segala kebutuhan

konten mata pelajaran yang akan diintegrasikan dengan tema yang sedang dipelajari. guru harus

menguasai berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan tema serta pertimbangan tingkat

pemahaman dan kebutuhan siswa.

Referensi:

 Kadarwati, Ani, and Ibadullah Malawi. Pembelajaran tematik:(Konsep dan aplikasi). Cv.

Ae Media Grafika, 2017.

 Rahman, Malikul. Pelaksanaan pembelajaran tematik kelas 1 SDN-I Panarung Kelurahan

Panarung Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Diss. IAIN Palangka Raya, 2009.

 Ibrahim, Sufi. "Buku Peran Kurikulum Karakter Dalam Pengembangan Proses Belajar."

(2018).

 Umi, Zulfa, et al. "ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KURIKULUM

MERDEKA DAN IMPLEMENTASINYA DI MI ISLAMIYAH KROYA." (2022)


 Nuradhayani, Aprilyah. "IMPLEMENTASI BUDAYA PENDIDIKAN KARAKTER

(STUDI KASUS DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 MAMUJU)." (2022).

Anda mungkin juga menyukai