Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PENGANTIN PAES AGENG KANIGARAN

Dosen pengampu:
Maria Krisnawati, S.Pd, M.Sn

Disusun oleh :
Kamilatul Khafidloh (5402416026)

Prodi Pendidikan Tata Kecantikan


Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Fakultas Teknik
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan praktek
pengeritingan rambut dari mata kuliah Rias Pengantin Jawa dan menyelesaikannya
dengan baik hingga menjadi sebuah laporan resmi praktikum. Laporan yang saya susun
dengan sistematis dan sebaik mungkin ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Rias Pengantin Jawa. Dengan terselesainya laporan resmi praktikum ini, maka tidak
lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran kegiatan praktek ini, khususnya :

1. Kepada Ibu Maria Krisnawati, S.Pd, M.Sn selaku dosen pengampu kami.

2. Kepada orang tua yang selalu mendoakan kelancaran kuliah saya.


3. Dan semua pihak yang telah membantu jalannya kegiatan praktek Rias Pengantin
Jawa.
Demikian laporan yang kami buat, mohon kritik dan sarannya atas kekurangan
dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
dan bagi saya selaku penulis.

Semarang, Mei 2019

Penulis
FORMULIR NAMA : Kamilatul
Khafidloh
Laporan
Pengantin paes ageng NIM : 5402416026
kanigaran
Halaman

LAPORAN

I. JENIS KEGIATAN
 Tata Rias Pengantin Paes Ageng Kanigaran.

II. PENGANTIN PAES AGENG KANIGARAN

Paes ageng adalah riasan pengantin khas kraton Yogykarta yang dulunya hanya boleh
dipakai kerabat raja. Baru pada masa pemerintahan Sri Sultan HB IX boleh dipakai oleh
masyarakat umum.

makna filosofi yang terkandung dalam Paes Ageng Kanigaran kraton Yogyakarta seperti
yang gue pakai waktu resepsi, mulai dari detail tata rias hingga pernak pernik
busananya:
1. Halup-halupan adalah proses dimana rambut dicukur untuk dasar riasan agar
kelihatan bersih mukanya. Makna filosofinya bagus, untuk menghilangkan sifat-sifat
buruk pada pengantin putri. Sayangnya proses tersebut menyisakan pitak bekas cukuran,
sampe postingan ini dibuat bini gue belum tumbuh lagi rambut bekas cukurnya haha..

2. Cengkorongan membentuk wajah dengan pola teratai. Teratai melambangkan


kesucian dan menandakan pengantin masih suci. Cengkorongan dibagi menjadi 4 bagian
simetris yaitu;

a) Pangunggul adalah harapan agar pengantin ditinggikan atau dihormati


Pangapit simbol pengawal pangunggul
b) Panitis memiliki makna agar orang harus teliti tidak mengambil segala sesuatu
begitu saja dan bisa membedakan yang baik dan yang buruk.
Godheg merupakan pelengkap dibuat disisi kanan kiri wajah simetris dengan
panunggul
kinjengan bubuk emas di tengah pangunggul disebut. Dalam bahasa Jawa
kinjeng itu capung bermakna harapan yang dibawa adalah pengantin selalu ulet
menjalani hidup laksana capung yang bergerak tanpa lelah.
c) Citak adalah pola berbentuk belah ketupat yang terletak di dahi di antara dua alis
berasal dari daun sirih. Digunakan untuk menolak bala.

3. Alis menjangan ranggah yang bentuknya khas seperti tanduk rusa agar pengantin gesit
dan cekatan dalam menghadapi masalah hidup.

4. Jahitan berupa dua garis hitam yang digambar dari ujung mata bersatu di ujung
kepala. Pertanda pusat pemikiran menjadi satu ke arah kepala sehingga diharapkan
kedua pemikiran pengantin bisa menjadi satu.

5. Sanggul bokor mengkurep yaitu sanggul yang diisi irisan daun pandan kemudian
ditutup dengan rangkaian melati. Perpaduan pandan dan melati membawa bau harum
yang religius. Dimaksudkan agar pengantin membawa nama harum bagi masyarakat.

6. Jebehan sritaman berupa rangkaian tiga bunga di kanan kiri sanggul berwarna merah
kuning hijau.

7. Ceplok adalah hiasan bunga di tengah sanggul yang diapit oleh dua bros
Gajah ngoling merupakan rangkaian melati yang dipasang di bawang sanggul agak
menjorok ke kanan. Panjangnya sekitar 40cm. Rangkaian ini melambangkan kesucian,
baik suci sebagai perempuan maupun suci dalam niat untuk menjalani kehidupan
pernikahan yang sakral.

8. Raja keputren adalah nama perhiasan paes ageng. Terdiri dari :

a. Pethat yang dipasang di depan sanggul. Hiasan ini berupa sisir emas dengan
bentuk seperti gunung. Gunung melambangkan kesakralan. Juga merupakan
tempat bersemayangnya leluhur
Centhung berupa sisir kecil di kanan kiri pertemuan rambut dan wajah.
Melambangkan gerbang, maksudnya pengantin telah siap memasuki gerbang
kehidupan yang sebenarnya
b. Cunduk menthul sebanyak lima rangkaian dipasang disanggul. Melambangkan
empat arah mata angin dan satu tujuan yaitu Tuhan yang maha Esa.
c. Sumping di telinga dimaksudkan agar pengantin peka dan sensitif terhadap
keadaan di sekitarnya.

KAIN DODOT PENGANTIN PAES AGENG KANIGARAN

a. Kain dodot atau kampuh yang lumayan berat. Ukurannya kira-kira 4-5 m x 2-3 m.
Motifnya semen raja membawa harapan berlangsungnya kehidupan rumah tangga
yang saling berbagi dan penuh cinta kasih serta diberikan kehidupan yang
sejahtera seperti raja. Kain ini dipasang dengan aturan khusus. Hanya perias ahli
yang bisa memasang langsung.
b. Udhet adalah selendang kecil dipakaikan di pinggang. Selendang ini bermotif
cinde melambangkan sisik naga simbol kekuatan. Cinde juga merupakan
penghargaan ke Dewi Sri, dewi kesuburan Jawa. Harapan penggunaan atribut ini
adalah pengantin selalu diberikan kemakmuran dalam kehidupan.
c. Rangkaian bunga pelengkap terdiri dari daun-daun puring, bunga patramenggala
dan bunga kamboja putih.

PERHIASAN RAJA KEPUTREN UNTUK BADAN TERDIRI DARI :


a. Kalung susun sebanyak 3 melambangkan siklus kehidupan lahir, hidup dan
meninggal
b. Gelang binggel kana yang melingkar tanpa ujung dan pangkal melambangkan
kesetiaan tanpa batas
c. Kelat bahu yang dipasang di lengan berupa naga dengan kepala membelit satu
sama lain. Naga ini merupakan perlambang bersatunya rasa dan pikiran sebagai
sumber kekuatan dalam hidup.
III. PERSIAPAN PRAKTEK
LANGKAH KERJA

No Urutan Kerja Waktu


1. Persiapan prapraktik 15 menit
a.Persiapan pribadi
 Melepas perhiasan yang mengganggu
 Kuku beautician harus pendek
 Mencuci tangan sebelum melakukan pekerjaan
 Memakai jas lab dan masker mulut
 Memakai sepatu berhak rendah

b.Persiapan area kerja, alat dan lenan


 Membersihkan area kerja
 Menyiapkan alat dan lenan yang akan digunakan
 Menata alat dan lenan pada trolly

d.Persiapan klien
 Mempersilahkan klien duduk
 Melepas aksesoris pada kepala klien
2. Praktik 60 menit
Sebelum merias wajah , rambut disisir dan diambil
lebih kurang satu jari bagian tengah ubun-ubun, untuk
membuat lungsen. Rambut diikat setinggi lebih kurang
satu telapak tangan dari batas pertumbuhan rambut bagian
tengkuk. Rambut dibuat sanggul onthel. Langkah
selanjutnya :
• Membersihkan wajah dengan cream pembersih / susu
pembersih yang sesuai dengan jenis kulit
• Memberi penyegar pada wajah sesuai dengan jenis
kulit
• Memberi pelembab pada wajah
• Membuat riasan mata, yaitu :
• Jahitan mata

• Jahitan alis (dalam tata rias kali ini jahitan mata dan
jahitan alis diganti dengan riasan eyeshadow)
• Memakaikan celak dan maskara untuk memperindah
mata
• Memberi alas bedak dan bedak pada wajah, leher,
tengkuk,tangan dan kaki. Warna alas bedak dan bedak
kuning kejihau-hijauan
• Memberi bedak padat sebagai sentuhan terakhir .
pemakaian dengan saput atau spons bedak.
• Membentuk alis berbentuk tanduk rusa atau istilahnya
menjangan ranggah dengan pensil alis warna hitam,
ujung alis bagian atas / ranggah mengarah keujung
penitis kurang lebih satu ibu jari dari ujung penitis.
Alis bagian bawah mengarah ke sogokan pangkal
penitis dan godheg.
• Pemerah bibir, membentuk bibir dengan pensil bibir,
mengoleskan atau meratakan pemerah bibir berwarna
merah sirih dengan kuas bibir. Mengoleskan lips gloss.
Mengukur, membagi dan membuat cengkorongan
paes
• Mengukur dan membagi
• Penunggul, pangkal penunggul dengan ukururan tiga
jari
• Pengapit dengan ukuran tiga jari dikurangi untuk
sogokan pada pangkalnya
• Penitis, pangkal penitis dengan ukuran dua setengah
jari
• Godhek, pangkal godheg dengan ukuran lebih kurang
dua jari. Ujung godheg dengan ukuran satu jari dari
daun telinga bagian bawah, kedepan lebih kurang satu
setengah sampai dua jari.
• MEMBUAT CENGKORONGAN PAES :

• Penunggul berbentuk pucuk daun sirih, atau mucuk


sedah.
• Pengapit berbentuk kudhup bunga kanthil atau
ngudup kanthil.
• Penitis berbentuk pucuk daun sirih/ mucuk sedah.
• Godheg berbentuk pangot/mangot. Cengkorongan
paes ini perbandingannya 3: 3 : 2,5. Semua ujung paes
mengarah ke ujung hidung, istilahnya wondo luruh.
• Paes di hitamkan dengan pidih hitam yang pekat/
kental, pidih dioleskan agak tebal supaya prodo mudah
menempel dan tidak pecah. Cara mengoleskan pidih
dengan welat.
• Memasang prodo. Prodo telah digunting lebih kurang
3mm , kemudian ditempelkan pada tepi paes
mengikuti bentuk paes.

• Mengisi paes dengan kinjengan. Kinjengan ini terbuat


dari prodo yang berbentuk kinjengan.
• Penunggul diisi kinjengan bersayap
• Pengapit diisi kinjengan tak bersayap
• Penitis diisi kinjengan bersayap
• Godheg diisi kinjengan tak bersayap
• Memasang sepasang subang romyok/ bumbungan
• Memasang sepasang centhung, jarak centhung lebih
kurang tiga jari satu dengan yang lainya berarak.
Ujung centhung agak masuk sedikit pada pangkal
penunggul.
Memakaikan sumping dari daun kates muda/ pupus yang
dibentuk seperti daun sirih dengan diberi pidih dan prodo.

MEMBUAT SANGGUL
• Rambut disisir rapi ke belakang secara hati-hati agar tidak
mengenai Cengkorongan paes yang sudah diprada.
• Rambut disisir rapi ke belakang , kemudian diikat dengan
feter . tinggi ikatan kurang lebih satu geblok ( telapak
tangan) dari pangkal pertumbuhan rambut bagian
bawah/ tengkuk.
• Memasang rajut pandan . Rajut Pandan merupakan rajut
panjang yang diisi irisan daun pandan sepanjang kurang
lebih dua jengkal ditambah empat jari. Rajut pandan
dipasang melingkari ikatan rambut. Ujung dan pangkal
rajut pandan sebaiknya bertemu/diletakkan di bawah
ikatan rambut, kemudian ditusuk dengan harnal agar
kuat.
• Rajut pandan tersebut ditutup dengan rambut pengantin
sampai rata dan rapi. Caranya , rambut asli dibagi
empat, kemudian ditutupkan bagian atas lebih dahulu
dan dibantu dengan harnal agar kuat dan bentuk sanggul
tidak berubah. Kemudian ditutupkan bagian kanan , kiri
dan bawah sambil diratakan dan dirapikan, sehingga
rajut pandan tertutup seluruhnya dengan rambut .
• Setelah rapi kemudian ditutup dengan rajut hitam.
Selanjutnya lungsen dibuka dan ditarik ke bawah
membelah sanggul menjadi dua bagian. Tepat di bawah
sanggul lungsen dikuatkan dengan harnal agar posisi
belahan sanggul tidak berubah. Kemudian sisa lungsen
diputar searah jarum jam sampai habis . jarak sanggul
bagian bawah dengan pangkal rambut bawah/tengkuk
kurang lebih dua jari. Atau melihat keadaan leher calon
pengantin, apabila lehernya pendek ukurannya dapat
ditambah.

Memasang teplok (rajut melati) . bentuknya bujur


sangkar berukuran 25cm2. Bagian tepi teplok diberi tali
melingkar agar bila di pasang menjadi lebih kuat.
Caranya teplok ditutupkan pada sanggul pandan dan
kedua ujung tali jatuh di bagian atas. Tali tersebut
kemudian ditarik ke atas dan diikat menjadi satu,
selanjutnya ditarik ke bawah melalui tengah-tengah
sanggul sampai ke bawah,lalu dimatikan dengan
harnal . sisa tali tersebut dililitkan ke kiri dan ke kanan
sanggul, kemudian diikat di bagian atas . maka
terbentuklah Sanggul Bokor.

Pasangkan bunga gajah ngoling di bagian belakang


bawah sanggul letaknya 2 jari dari batas benang yang
ditengah sanggul.

Pasang bunga jebehan sritaman dikanan kiri sanggul dan


ceplok ditengah sanggul.

3. Pasca praktik 15 menit


 Merapikan alat dan bahan yang telah selesai
digunakan
 Membersihkan area kerja
 Membuang sampah sisa pekerjaan
Jumlah waktu menit

Anda mungkin juga menyukai