Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah Rambut sebagai pelindung kepala manusia pada umumnya bagi wanita rambut juga
mempunyai peranan penting lainnya, yaitu sebagai alat untuk mempercantik penampilan diri.
Rambut disebut juga mahkota, untuk menjaga dan mempercantik mahkotanya manusia mencari
cara untuk merawat dan menata rambutnya sesuai dengan keinginannya. Seni tata rias rambut dari
berbagai daerah Indonesia, telah ada sejak zaman dahulu, model dan bentuknya pun sangat
dipengaruhi oleh kondisi daerah dan masyarakat pada zamannya yang hingga kini masih terpelihara
secara turun temurun dari generasi ke generasi. Tata rambut, khususnya sanggul daerah
mempunyai ciri dan bentuk yang berbeda-beda, bahkan di beberapa daerah atau wilayah, tingkat
kedudukan atau status seseorang dalam masyarakat dapat dilambangkan atau diketahui melalui
penataan rambutnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah siswa
mengalami kesulitan membentuk sanggul sesuai dengan desain sanggul dendeng yaitu bentuk pita
atau angka delapan horizontal dan letaknya berada di puncak kepala dengan jarak 5 jari dari garis
pertumbuhan rambut bagian depan, menyesuaikan keseimbangan sanggul bagian kiri dan kanan,
posisi sanggul tidak tegak atau rebah, menentukan letak ornamen yang digunakan untuk sanggul
dendeng seperti 7 rangkaian bunga melati yang diletakkan di tengah sanggul bagian belakang, 4
mogam yang diletakkan di bagian lubang sanggul bagian 5 depan dan belakang, dan 5 bunga teratai
bertingkat tiga yang diletakkan di bagian puncak sanggul, persiapan diri siswa dalam melakukan
praktek sanggul dendeng masih kurang.
C. Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah :“Untuk mengetahui hasil praktek sanggul dendeng pada siswa
BAB II
PEMBAHASAN

Salah satu sanggul dari daerah Kalimantan Barat, khsusunya di Kabupaten Ketapang adalah sanggul
dendeng atau biasa juga disebut sanggul lipat pondan. Kata dendeng berarti ‘terpampang’.
Sanggul Dendeng yang berasal dari Ketapang, Kalimantan Barat ini biasa digunakan oleh wanita
anggota kerajaan pada upacara pengantin haid yaitu saat dimana seorang remaja menginjak ke
dewasa. Bentuk sanggul ini menyerupai angka delapan yang diletakkan horizontal tegak.
Asal-usul sanggul ini hingga sekarangbelum jelas. Bentuknya mirip dengan
bentuk sanggul yang dikenakan oleh wanita Dayak yang beragama Islam. Menurut cerita para
tetua, dahulu kala di daerah Kabupaten Ketapang ada keturunan raja-raja yang cukup disegani dan
terkenal, yaitu keturunan Panembahan Muhammad Saunan. Sekitar tahun 1930-an keturunan
terakhir
panembahan ini masih menggunakan sanggul dendeng. Pada masa itu sanggul

dendeng hanya dipakai pada upacara-upacara tertentu, misalnya upacara pengantin haid, yaitu
upacara bagi seorang gadis keturunan raja atau pan
yang baru pertama kali mendapat haid yang kemudian langsung dijodohkan atau dinikahkan. Akan
tetapi, upacara adat seperti ini sudah sangat sulit ditemukan di daerah Kabupaten Ketapang
sekarang ini.
SEJARAH SANGGUL DENDENG

Bentuk sanggul dendeng banyak dipengaruhi suku dayak islam yang pada masa lalu merupakan
sanggul sehari-hari para wanita yang umumnya berambut
panjang, dan dikenakan oleh mereka yang berdarah bangsawan saja, tetapi pada masa sekarang
sanggul dendeng hanya dikenakan oleh pengantin pada hari
perkawinannya. Dendeng berarti terpampang, yang dibentuk dengan cara melipat. keadaan
rambut yang panjang dan lebat dapat membuat sanggul melintang an
panjang melewati batas tepi kiri dan kanan atas kepala. untuk mengharumkan sanggul digunakan
daun pandan yang wangi yang dibelah-belah memanjang dililitkan bersama rambut pada saat
pembentukan sanggul. Dari bentuk dan letaknya, sanggul dendeng dapat dipengaruhi oleh gelung
malang dari Palembang
Untuk membentuk sanggul dendeng diperlukan rambut panjang. Bagi wanita yang
berambut pendek sanggul dendeng dapat dibentuk dengan mempergunakan cemara, yang
panjangnya kurang lebih 80 cm.
ALAT DAN BAHAN
1.SISIR SASAK

2.SISIR PENGHALUS
3.JEPIT BEBEK BESI

4.JEPIT HITAM

5.HARNAL BAJA
6.HARNAL HALUS

7.KARET GELANG

8.HAIR NET
9.HAIR SPRAY

10.CEMARA RAMBUT 90-100 CM

CARA MEMBENTUK CEMARA

1. Rambut asli disisir rapi ke belakang, lalu diikat menjadi datu yang tempatnya kira-kira di atas
pusat kepala.
2. Cemara disatukan dengan rambut asli, lalu dibuat tekukan yang agak lonjong ke atas kiri,
kemudian ditekukkan lagi ke arah kanan hingga
berbentuk pita.
3. Sisa ujung cemara dilipat ke arah tengah dengan cara memasukkannya ke kiri dan ke kanan,
kemudian diikat dengan kuat.
4. Akhirnya, rambut itu akan berbentuk pita dan sekaligus akan terbentuk lubang di bagian kanan
dan kirinya; letak sanggul tegak,
tidak rebah atau tidur.
HIASAN SANGGUL
1. Pada lubang sanggul kanandan kiri diletakkan mogam, yaitu sejenis daun pandan yang dipotong
secukupnya dan
bagian tengahnya dilipat memanjang, lalu dijahitkan (ditempel)
bunga melati di sekeliling pinggir daun pandan itu. Mogam itu sebanyak empat buah dan diletakkan
di bagian depan, belakang, dan kiri kanan lubang sanggul.
2. Di tengah sanggul bagian belakang diletakkan rangkaian bunga melati sebanyak tujuh tangkai.
3. Pada sanggul disematkan bunga goyang Kalimantan, yang terdiri dari tiga buah bunga teratai
bertingkat tiga atau lima buha bunga goyang
Aksesoris 1. Mogam, yaitu roncean melati pada daun pandan yang diselipkan
pada lubang-lubang sanggul sebanyak 4 rangkai. Mogam 2. Rangkaian Melati
berbentuk usus-ususan sebanyak tujuh (7) untai yang dipasangkan ada sanggul
bagian belakang menjuntai hingga bahu. Usus-ususan melati 3. Kembang Goyang Kalimantan
sebanyak 3 atau 5 buah, berupa bunga teratai bertingkat tiga.
Kembang Goyang Kalimantan Alat dan Bahan 1. Aneka Sisir 2. Aneka Jepit 3. Harnal 4. Hair Net 5.
Karet/ tali sepatu 6. Cemara 80 - 100 cm 7. Hair Spray Cara
Membuat
Sisirkan seluruh rambut kepuncak kepala, ikat denga kuat
Pasangkan Cemara 80 atau 100 cm pada ikatan rambut, satukan dan rapikan. Pilin dengan kuat dan
rapi, bentuk rambut menyerupai angka delapan atau pita.
Kemudian dirikan sanggul tersebut dengan lubang menghadap ke depan, kencangkan dengan jepit
dan harnet.
Pasangkan Aksesoris pada tempatnya.
CONTOH SANGGUL DENDENG
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sanggul
dendeng merupakan salah satu budaya Indonesia yang harus dijaga dan di lestarikan

Anda mungkin juga menyukai