Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya kepada penulis sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan buku ini
sebagai salah satu sarana pembelajaran pada mata kuliah Tata Rias Pengantin Indonesia.
Adapun Judul Bahan ajar ini yaitu, “Tata Rias Pengantin Indonesia”. Dalam bahan ajar ini
penulis mencoba membahas tentang Tata Rias Pengantin Indonesia Pakem dan Modifikasi.
Buku ini disusun dengan harapan agar dapat membantu mempermudah dan memahami berbagai
hal yang diperlukan, mulai teori dasar, persiapan samapai cara aplikasihnya. Sehingga siapa
saja yang ingin memulai belajar tentang pewarnaan dan pelurusan rambut dasar dapat lebih
mudah dalam belajar dan dapat menerapkan materi yang telah dipelajari sendiri.
Dengan terbitnya buku ini sebagai bahan bacaan dapat menjadi petunjuk/atau pedoman
bagi seseorang mendapatkan ilmu dan hasanah. Pengetahuan, selain itu maka diharapkan
seseorang dapat belajar kapan saja dan dimana saja tanpa harus belajar khusus kepusat kursus
atau salon-salon.
Regular C
PRAKARTA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan buku bahan ajar pada mata kuliah Tata Rias
Pengantin Indonesia dengan baik. Dengan selesainya buku bahan ajar ini tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu penyelesaian buku ini, yakni:
1. Ibu Irmiah Nurul Rangkuti,S.Pd,M.Pd dan Ibu Astrid Sitompul, S.Pd. M.Pd selaku dosen
pengampu pada mata kuliah Tata Rias Pengantin Indonesia yang telah memberikan serta
membantu penulis dalam penyelesaian buku bahan ajar ini.
2. Orang tua yang telah mendorong dalam melakukan penyelesaian buku bahan ajar ini.
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang membantu dalam
penyelesaian bahan ajar ini.
Dalam bahan ajar ini, penulis menyadari bahwa buku ini masih memiliki banyak
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan buku bahan ajar ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Reguler C
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
PRAKARTA
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
PETA KONSEP .
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PENGANTIN BATAK KARO PAKEM DAN MODIFIKASI
BAB III PENGANTIN NIAS PAKEM DAN MODIFIKASI.
BAB IV PENGANTIN BATAK SIMALUNGUN PAKEM DAM MODIFIKASI.
BAB V PENGANTIN BATAK TOBA PAKEM DAN MODIFIKASI
BAB VI PENGANTIN MANDAILING PAKEM DAN MODIFIKASI
BAB VII PENGANTIN TAPSEL PAKEM DAN MODIFIKASI
BAB VIII PENGANTIN MELAYU PAKEM DAN MODIFIKASI
BAB IX PENGANTIN ACEH BESAR PAKEM DAN MODIFIKASI.
BAB X PENGANTIN SUNDA PAKEM DAN MODIFIKASI
BAB XI PENGANTIN SOLO PUTRI PAKEM DAN MODIFIKASI.
BAB XII PENGANTIN JOGJA PUTRI PAKEM DAN MODIFIKASI.
DAFTAR PUSTAKA
PETA KONSEP
Tapsel Pakem
PAKEM DAN Modifikasi
Jogja Putri
Modifikasi
BAB I
PENDAHULUAN
Pernikahan adalah sesuatu yang sakral yang dibangun dari sebuah ikatan yang suci,
bahkan pada beberapa agama terdapat kepercayaan bahwa pernikahan hanya terjadi untuk
sekali seumur hidup dan hanya maut yang dapat memisahkan mereka. Pernikahan tidak hanya
sekedar menyatukan sepasang kekasih, tetapi juga menyatukan dua keluarga yang berbeda
budaya dan latar belakang. Sekalipun pernikahan terdiri dari dua pribadi yang banyak memiliki
perbedaan, tetapi perbedaan yang ada akan menjadi bekal mereka dalam mengarungi bahtera
rumah tangga sebagai hal yang mampu melengkapi satu dengan lainnya. Perbedaan yang ada
tidak menjadi penghambat untuk melakukan sebuah pernikahan, sebaliknya perbedaan yang ada
mampu menjadi perekat bagi mereka untuk saling mengisi dan melengkapi satu sama lain.
Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dilakukan oleh dua orang untuk
meresmikan ikatan perkawinan. Pengikatan janji nikah dapat dilakukan pada saat dilakukan
upacara yang resmi secara agama dan hukum. Setelah dilakukan upacara pernikahan maka
mereka akan menjadi suami dan istri yang sah dalam sebuah ikatan perkawinan.
Pernikahan merupakan salah satu hal yang menjadi impian besar bagi banyak orang.
Sebagian besar pasangan pasti memimpikan sebuah pernikahan 2 sebagai akhir bahagia dari
perjalanan cinta mereka. Pernikahan merupakan penyatuan komitmen dari setiap pasangan yang
pada akhirnya akan berujung pada sebuah pernikahan sakral, bahkan tidak jarang orang yang
sudah berangan-angan sejak kecil akan pernikahannya kelak. Ketika mereka sudah menemukan
pasangan yang dirasa cocok, maka angan-angan akan sebuah pernikahan pasti akan semakin
besar sehingga biasanya angan-angan yang mereka miliki tidak hanya sebuah
bayangan belaka, tetapi akan mereka realisasikan menjadi sebuah acara
pernikahan.
A. DESKRIPSI
Buku ini merupakan bahan ajar yang membahas tentang mata pelajaran Tata Rias Pengantin
indonesia dengan ruang lingkup pembahasan sebagai berikut.
1. Tata Rias Pengantin Pakem dan Modifikasi
2. Prosedur Tata Rias Pengantin Pakem dan Modifikasi
3. Penataan Tata Rias Pengantin Pakem dan Modifikasi
3. Persiapan Pribadi
a. Menggunakan pakaian kerja
b. Melepas semua perhiasan
c. Menggunakan sepatu tertutup yang terbuat dari bahan karet dan tidak bertumit
tinggi
d. Sanitasi tangan
e. Mengikat rambut
f. Menggunakan masker mulut
g. Memendekkan kuku bagi kuku yang panjang.
Persiapan Lenan
No Nama Lenan Gambar Jumlah Spesifikasi
Persiapan Kosmetik
No Nama Kosmetik Gambar Jumlah Kegunaan
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan buku mengenai Tata Rias Pengantin Indonesia ini, yaitu :
1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Tata Rias Pengantin Indonesia.
2. Untuk mengetahui mengenai Tata Rias Pengantin Nias pakem dan modifikasi.
3. Untuk mengetahui mengenai Tata Rias Pengantin Karo pakem dan modifikasi.
4. Untuk mengetahui mengenai Tata Rias Pengantin Batak Toba pakem dan modifikasi.
5. Untuk mengetahui mengenai Tata Rias Pengantin Simalungun pakem dan modifikasi.
6. Untuk mengetahui mengenai Tata Rias Pengantin Mandailing pakem dan modifikasi.
7. Untuk mengetahui mengenai Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan pakem dan modifikasi.
8. Untuk mengetahui mengenai Tata Rias Pengantin Melayu pakem dan modifikasi.
9. Untuk mengetahui mengenai Tata Rias Pengantin Aceh Besar pakem dan modifikasi.
10. Untuk mengetahui mengenai Tata Rias Pengantin Sunda Putri pakem dan modifikasi.
11. Untuk mengetahui mengenai Tata Rias Pengantin Sunda Siger pakem dan modifikasi.
12. Untuk mengetahui mengenai Tata Rias Pengantin Jogja Corak Puteri pakem dan modifikasi.
13. Untuk mengetahui mengenai Tata Rias Pengantin Solo Puteri pakem dan modifikasi.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan buku ini, yaitu :
1. Untuk memberikan informasi bagi pembaca mengenai Tata Rias Pengantin Indonesia baik pada
pakem serta modifikasi dalam Tata Riasnya.
2. Untuk mengetahui adat istiadat dalam pernikahan terkhusunya pada wilayah Indonesia.
3. Untuk mengetahui persiapan yang dilakukan dalam Tata Rias Pengantin Indonesia.
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai macam suku termasuk salah satunya yaitu suku Nias.
Pada dasarnya, Suku Nias merupakan kelompok masyarakat yang hidup di pulau Nias. Tetapi
saat inisukuNias sudahbanyakmenyebarkeberbagaidaerah.TidaksedikitmasyarakatsukuNias
yang tinggal dan bahkan menetap di kota atau daerah yang bukan Nias. Meskipun mereka
tinggaldikotaataudaerahlain,tetapimerekatidakmeninggalkanadatistiadatnya,karenasuku
Nias merupakan masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang
masih tinggi. Bahkan dari mulai kelahiran sampai kematian memiliki hukum adat. Maka dari
itu meskipun suku Nias tinggal di tempat atau daerah lain, ia masih tetap menjunjung tinggi
adat atautradisinya.Tulisan ini akan membahas salah satu adat istiadat suku Nias yaitu pada
tata rias pengantinnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah asal usul sukuNias?
2. Bagaimanakah upacara adat pernikahan sukuNias?
3. Bagaimanakah pakaian pernikahan sukuNias?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui tentang suku Nias, adat
pernikahan. Dan untuk mengetahui bagaimana tata rias pengantin adat Nias.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang kita dapat dari makalah ini ialah kita mengetahui tentang suku
adat Nias dan pernikahan adat Nias serta tata rias pengantinnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tujuan
Tujuan dari kegiatan wawancara yang saya lakukan adalah untuk mengetahui seputar tata rias
pengantin adat Nias. Baik secara perkembangan dari zaman ke zaman maupun tentang riasan,
aksesoris, sanggul serta busana pengantin adat Nias.
B. Topik Wawancara
C. Waktu danTempat
D. Laporan HasilWawancara
P : Menurut ibu bagaimana tentang sejarah rias pengantin suku Nias dari masa ke masa ?
N : Yang ibu tau, kami dari harpi melati diperintah untuk melestarikan budaya tata rias
pengantinIndonesia.UntuktatariaspengantinNiasitubelumdibakukan,jadiyangkitatauitu tata rias
pengantin itu dari pertama kali dipakai dimasyarakat yaitu pakaian pengantin itu digunakan
oleh para bangsawan didaerah Nias. Jadi dulu itu pakaian tetap sama hanya berbedanya itu,
jika dulu pakaiannya belum begitu mewah. Akan tetapi tetap sama dalam
bentukornamennya,aksesorisnyakemudianjugawarnanya.Yangmembedakanitudiaadadua
kategori ya, kalau Nias Utara itu warna dasarnya lebih banyak ke merah. Kalau dari Nias
Selatan yaitu Teluk dalam itu lebih dominan warna kuning, ada putihnya juga, akan tetapi dia
lebih banyak dominankuning.
P : Untuk tata rias wajahnya bagaimana ya bu ?
N:Kalauuntuktatariaswajahdarizamandahulusampaisekarangyapastibanyakperubahan. Artinya
kalau zaman dahulu tata rias lebih sederhana ya, dan sangat inovatif sesuai perkembangan
zaman. Karena pakaian pengantin adat Nias ini belum dibakukan jadi belum
adaketentuantatariaswajahnyaitubelumadaketetapanuntukwarna-warnanya.Masihmerias wajah
seindah mungkin saja sesuai dengan bentuk wajah.
P : Untuk warna eyeshadow tidak berpatokan dengan warna merah tadi bu ?
N : Karna gini, pakaian Nias ini belum dibakukan artinya, belum ada ketetapan dari lembaga
sertifikasiuntuktatariaspengantin.Jadibelumadaketetapantentangwarna-warnadaririasan
pengantinnya.
P : Kalau untuk sanggulnya sendiri, apakah ada nama khususnya bu ?
N : Belum ada ketetapan maupun ketentuan jadi masih sanggul tengkuk atau sanggul saja gitu
dan belum ada ketetapan.
P : Untuk aksesoris sendiri, apakah sudah ditetapkan bu ?
N:Kalauaksesorisitusudahada,jadiuntukaksesorisatauperhiasanitusudahadaditetapkan dari
zaman dahulu sampai sekarang budayanya tetap dipertahankan. Terdiri darihiasan kepala yang
dipakai dikening, itu namanya bala hogo yaitu hias kepala yang dipakaikan itu di dahi. Terus
ada anting dalinga, kemudian memakai kalung yang namanya lipato. Lalu gelang itu
dinamakan dala danga kemudian cincin namanya lai duru. Itu merupakan perhiasan wanita.
RiasansanggulnyajugaadaDea,ituduluterbuatdarigabuskecilyangdiikatadawarnakuning. Tapi
untuk sekarang karna perkembangan zaman kemudian disesuaikan dengan ketentuan
pengantin di masyarakat diganti dengan melati. Kalau dulu ada warna khusus untuk bunga
hiasan kepala Dea, yang berwarna putih merah dankuning.
P : Untuk sekarang ketiga warna tersebut tetap ada atau tidak bu ?
N:Tetapada,tetapdipakaiakantetapisudahdigantikandenganbungamawarya,mawarputih, mawar
merah begitu. Jadi yang tiga warna itu, warna merah putih dan kuning tetap ada dipakaikan
akan tetapidigantikan.
P : Kalau untuk lelaki aksesorisnya apa saja bu ?
N:Lelakidiamenggunakanklatbahuyangnamanyagalanage.Kemudianmenggunakantopi, topi ini
dia seperti mahkota bentuknya bertingkat-tingkat. Bentuk kalungnya sama dengan
bentukkalungyangdipakaiwanita.Kemudianmemakaisepatu,sepatuhitamitunamanyabada gahe.
Kalau baju lelaki namanya baru dinggo. Kemudian menggunakan kemeja putih biasa. Untuk
perempuan memakai kebaya kemudian memakai selendang yang disebut Salendra. Kemudian
bahannya ini semua terbuat dari baldru dengan ornamen yang bentuknya runcing- runcing dan
diberi hiasanemas.
P : Jadi dalam pengantin Nias ini secara keseluruhan ada dua adat yang dipakai ya bu ?
N:Iyaadadua,sebenarnyaituadaduadaerahyangberbedayaituNiasUtaradanNiasSelatan. Kalau
Nias Utara itu termasuklah gunung sitori itu sudah lebih dikota ya untuk warna lebih dominan
merah ya. Nias selatan yaitu Teluk dalam itu lebih dominan warnakuning.
P : Untuk acara pernikahannya apakah ibu mengerti bu ?
N : Adat pernikahannya kami belum begitu memahami karena adat Nias ini belum dibakukan
jadi belum begitu dipahami ya tentang adat Nias ini sendiri.
BAB IV
PEMBAHASAN
Kalau mempelai pria tidak memberi pesta dalam desanya, dia tetap dianggap sebagai anak-
anak[iraono],sekalipuniasudahtuasecaraumur,dantidakpunyahaksuaradalamdesa.Biaya
utamadaripestapernikahanwaktuitudanmasihsampaihariiniadalahpembayaransebanyak babi
yang dibutuhkan untuk pesta. Sampai hari ini, biaya pesta pernikahan merupakan beban
besar pada pasangan muda yang berencana untuk menikah.
Pernikahanadatniasterbagimenjadidua,laragadanlafau.Laragaadalahadatpernikahanyang
berasal dari nias selatan yang dimana kedua mempelai menggunakan busana yang dominan
berwarna kuning yang melambangkan kejayaan, kekuasaan, kemakmuran, dan kebesaran.
Lafau adalah adat pernikahan yang berasal dari Nias utara tepatnya di daerah gunung sitoli
yangdimanakeduamempelaimenggunakanbusanayangdominanberwarnahitam,merahdan
kuning yang melambangkan keberanian, ketabahan, dan kejayaan. Busana pengantin nias
memiliki pola pola dan symbol yang memiliki maknatertentu.
Busana wanita memiliki motif bintang (GNI’ONDROFI) yang berarti kekayaan dan karakter
yang baik. Pada selempang memiliki pola berbentuk berlian (NI’OKINDRO) yang
melambangkan emas dan kejayaan. Kemudian pada busana pria biasanya memiliki desain
segitiga yang menyerupai tombak (NI’OHULAYO) yang berarti semangat kepahlawanan
orang Nias.
Kami akan membahas adat pernikahan lafau. Pada adat lafau pengantin wanita maupun pria
memakai busana yang identik dengan warna merah, hitam dan kuning. Di mana merah
melambangkan keberanian, hitam melambangkan kesuburan dan kuning melambangkan
kemuliaan kekayaan dan kemakmuran.
Pada acara famotu ono nihalo moment sangat berharga dan penting ini dilakukan agar
seseorang gadis bisa siap menjadi seorang istri dan menantu, hutang keluargapun bisa
dikatakan lunas karna fotu ini berupa nasehat kepada pengenten bahwa keluarga telah
mengatakan hal yang baik kepadanya dan itu disaksikan juga oleh penganten laki-laki dan
perempuandaripihaklaki-laki.Selanjutnyadiacarafame’einimenandakanbahwaperpisahan
begitu menyakitkan, beda halnya jika sudah menjadi seorangistri.
Selanjutnya setelah selesai pemberian nasehat, maka diteruskan dengan acara mempelai
perempuandibuatmenangis,maksuddantujuanacaraini,ialahuntukmenghayatilebihdalam
pesan-pesan ibu yang dituakan tersebut. Dalam rangkaian pesta kawin di pulau Nias ada
satu acara yang disebut “ Fanika era’era mbowo” dari segi ilmu bahasa maka istilah ini
adalah sebaagai berikut, “Fanika” kata dasarnnya ialah “tika” artinya robek (k.kerja) “fanika”
artinya hal merobek “era-era” artinya pikiran atau pendapat.” Bowo=mbowo” artinya budi atau
jujuran.
Jadi terjemahannya ialah “ penyingkapan inti budi” atau “penyingkapan inti kewajiban” acara
inidilaksanakanpadasaatberakhirnyapestaperkawinanbilasempatataubeberapaharisetelah
pestaperkawinandantetapdilaksanakandirumahmempelaiperempuan.Dalamacaratersebut ada
pesan-pesan moral yang disampaikan oleh keluarga mempelai perempuan kepada mempelai
laki-laki. Yang menyampaikan pesan-pesan ini ialah bapak-bapak yang dituakan. Pesan-
pesan ini diungkapkan dalam bentuksyair.
Pada acara fanika era’era mbowo pada acara ini sangat sakral dimana hanya orangtua yang
mengerti bagaimana adat istiadat dinias, silsilah keluaraga dan mempunyai hubungan
kerabat dengan kedua belah pihak lalu sudah diambil kesepakatan sebelumnya yang
melakukan acara adatiniadalahlaki-
lakiyangsudahtua,tidakbisasembaranganorangmelakukanadatini,jika persetujuan belum ada
maka sesuatu akan terjadi kepada orang tersebut karena para leluhur marah.
Jadi dalam melaksanakan adat istiadat dalam pernikahan suku Nias tidak bisa sembarangan,
harus di lakukan dengan orang yang sudah ahli, atau orang yang benar-benar memahami
cara pelaksanaan adat tersebut, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan jika
melakukannya dengan sembarangan.
RambutpengantinwanitaNiasdisanggul.Bagiandepanrambutdisasakhinggasasakanbagian kiri
dan kanan sama rata. Sanggul yang digunakan adalah sanggul bulat. kemudian dihiasi
dengan mahkota emas ( raini woli – woli ). Bunga sanggul disebut fangei we we dan selipkan
sebanyak tiga jenis warna, yaitu putih kuning danmerah.
1). Bersihkan wajah dengan micellar water, pastikan wajah telah bersih dari debu yang
menempel.
2). Aplikasikan bedak tabur menggunakan brush agar hasilnya lebih natural.
3). Yang terakhir aplikasikan liptint agar pengantin pria terlihat lebihfresh.
Baru Niohulayo, ( Baju panjang ) dengan motif segitiga menyerupai kiat tombak dan pola ini
melambangkan semangat kepahlawanan dari orang Nias. dan identik dengan perpaduan 3
warna yaitu merah, kuning emas dan hitam.
UI Nibira ( Kain/sarung ), terbuat dari bahan tekstil umumnya, warna yang digunakan adalah
merah, hitam dan kuning. Pinggiran kain dihias motif dengan motif segitiga menyerupai kiat
tombak dan pola ini melambangkan semangat kepahlawanan dari orang Nias.
☆
Baru, adalah sebutan untuk nama busana yang dikenakan oleh masyarakat Nias. Pengantin
wanita mengenakan baju stelan ( satu pasang kain baju dan selendang ).
☆
Seledra ( Selendang ), bahan selendang yang dipakai lebih ringan dari bahan kain.
Warnadan motif sama dengan motif kain dan baju.
Busana Pengantin Wanita Nias
☆
UI Nibira ( Kain/sarung ), terbuat dari bahan tekstil umumnya, warna yang digunakan adalah
merah, hitam dan kuning. Pinggiran kain dihias motif dengan motif segitiga menyerupai kiat
tombak dan pola ini melambangkan semangat kepahlawanan dari orang Nias.
☆
Baru, adalah sebutan untuk nama busana yang dikenakan oleh masyarakat Nias. Pengantin
wanita mengenakan baju stelan ( satu pasang kain baju dan selendang ).
☆
Seledra ( Selendang ), bahan selendang yang dipakai lebih ringan dari bahan kain.
Warnadan motif sama dengan motif kain dan baju.
Perhiasan Pengantin Wanita Nias
☆
Bala hogo yang terbuat dari emas berbentuk seperti ikat kepala. Dengan ornamen perhiasan
koin emas memanjang horizontal.
☆
☆
Gala danga tola gasa ( gelang tangan ).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pernikahan adat nias terbagi menjadi dua, laraga dan lafau. Laraga adalah adat pernikahan
yang berasal dari nias selatan yang dimana kedua mempelai menggunakan busana yang
dominan berwarna kuning yang melambangkan kejayaan, kekuasaan, kemakmuran, dan
kebesaran.Lafauadalahadatpernikahanyangberasaldariniasutaratepatnyadidaerahgunung sitoli
yang dimana kedua mempelai menggunakan busana yang dominan berwarna hitam, merah
dan kuning yang melambangkan keberanian, ketabahan, dan kejayaan. Busana pengantin
nias memiliki pola pola dan symbol yang memiliki makna tertentu. Busana wanita memiliki
motif bintang (GNI’ONDROFI) yang berarti kekayaan dan karakter yang baik.Pada selempang
memiliki pola berbentuk berlian (NI’OKINDRO) yang melambangkan emas dan kejayaan.
Kemudian pada busana pria biasanya memiliki desain segitiga yang menyerupai tombak
(NI’OHULAYO) yang berarti semangat kepahlawanan orang nias. Riasan serta makeup yang
digunakan pengantin wanita nias tidak memiliki ciri khas tersendiri, perias merias pengantin
denganmenyesuaikanbentukwajahsertamenyelaraskanriasandenganbusanayangdikenakan
pengantin. Sanggul yang digunakan berbentuk bulat dan terletak di belakang tengah kepala di
bagian bawahpusaran.
A. Saran
Makalahinidapatdijadikansebagaireferensiolehpembacauntukmembantupengerjaantugas.
Serta dapat menambah wawasan tentang tata rias pengantin pernikahan adat Nias. Kritik dan
saran sangat kami butuh kan untuk memperbaiki diri di kemudian hari, agar tercipta lah
makalah yang lebihbaik.
NIAS MODIFIKASI
SEJARAH NIAS
Sejarah Awal
Tidak diketahui persis ketika orang pertama kali datang ke Nias. Tetapi diketahui bahwa ada satu
atau beberapa suku lain yang menghuni Nias sebelum kelompok etnis yang ada saat ini (Ono
Niha) menetap di pulau sekitar 700 tahun yang lalu. Ini disebutkan dalam tradisi lisan dan
didukung oleh bukti-bukti arkeologi.
Pada bulan Agustus 1999 ekskavasi pertama dimulai oleh Museum Pusaka Nias yang
bekerjasama dengan Universitas Airlangga di Gua Tögi Ndrawa (Gua Orang Asing), sebuah gua
besar yang berjarak 4 km dari Gunungsitoli dan 130 m di atas permukaan laut. Sisa-sisa dan alat-
alat yang ditemukan, menunjukkan bahwa itu dihuni lebih dari 12.000 tahun yang lalu.
Ekskavasi berikutnya oleh Balai Arkeologi Medan (Lihat: Ketut Wiradnyana dkk. 2002. Gua
Tögi Ndrawa, Hunian Mesolitik di Pulau Nias) menyimpulkan bahwa gua itu berpenghuni oleh
manusia sampai 700 tahun yang lalu..
150 M ke 700 M
sejarah_nias_museum_pusaka_nias_3
Ptolemy, penulis Yunani adalah salah satu orang pertama yang menulis tentang Nias.
Pulau Nias berada dekat salah satu jalan lintas utama Asia Tenggara dan memiliki sejarah
panjang berinteraksi dan perdagangan dengan budaya lain. Dalam tulisan awal Cina, Yunani dan
Arab, Sumatera dan daerah sekitarnya terkenal. Seawal tahun 150 M, Ptolemy penulis Yunani
menyebutkan lima pulau di sebelah barat Sumatera. Mereka dinamakan sebagai "Pulau-pulau
Barus" dan Nias adalah pulau yang terbesar. (Kapur barus adalah zat padat berupa lilin yang
ditemukan dalam pohon laurel kamper di Sumatera). Dari abad ke-7 dan seterusnya pulau-pulau
barat Sumatera dikenal baik oleh pedagang dan pelaut Cina dan Arab. Orang Nias menjual hasil
mereka kepada kapal yang melewati sebagai pertukaran ke logam dan tekstil.
800 M ke 1100 M
Penulisan pertama tentang Nias berasal dari Sulayman, seorang pedagang Persia, yang pada
tahun 851 M mengunjungi Pulau Nias. Dia melihat bahwa para bangsawan lokal mengenakan
banyak perhiasan emas yang indah dan memiliki kegemaran untuk pengayauan. Seorang pemuda
yang ingin menikah, harus terlebih dahulu memenggal seorang musuh. Juga dicatat bahwa Pulau
Nias memiliki struktur sosial yang kompleks. Pada tahun 1154, Edrisi menulis: "Pulau ini dihuni
oleh sejumlah besar suku-suku." Tradisi lisan Nias menyebutkan enam suku yang berbeda dari
masa ini, dan yang salah satunya adalah suku Bela, yang keturunannya tinggal di pohon-pohon.
1100 M - 1250 M
Orang India dari Kerajaan Aru mendirikan tambang emas di Padanglawas di Sumatera. Tambang
ini menghasilkan banyak emas, dan sejumlah emas itu masuk ke Nias
C. 1350 M
Gelombang imigrasi membawa suku 'Ono Niha' ke Nias sekitar tahun 1350 M. Sebagian besar
orang Nias saat ini adalah keturunan dari kelompok etnis ini. Diyakini bahwa mereka tiba
melalui Singkuang, sebuah pelabuhan di Sumatera yang menghadapi Pulau Nias. Pemukiman
pertama didirikan di Sifalagö Gomo di Nias Selatan. Orang-orang Ono Niha memiliki
pengetahuan unggul untuk teknik bangunan dan penggunaan dan pembuatan alat besi. Secara
cepat mereka menjadi kelompok yang berpengaruh di daerah ini. Dari Gomo mereka tersebar ke
seluruh pulau sampai semua orang Nias menyebut diri mereka sebagai Ono Niha. Seiring dengan
permulaan dan masuknya imigran “Niha”, maka berakhir pula penghunian gua Tögi Ndrawa.
Tidak diketahui kalau suku tua yang lain di Nias menjadi punah atau berasimilasi dengan Ono
Niha.
sejarah_nias_museum_pusaka_nias_4
Gips wajah orang Nias dipamerkan di Museum Rijks, Amsterdam. Mereka dibuat oleh
penjelajah Belanda Kleiweg de Zwaan pada tahun 1910 sebagai bagian dari penelitian asal-usul
orang Nias.
Tidak jelas dari mana suku Ono Niha berasal. Tapi banyak dari kedatangan pertama di Nias
memiliki nama seperti Hia atau Ho, yang juga merupakan nama umum di Cina. Penelitian DNA
menemukan, bahwa keturunan mereka ini (”niha“ atau suku ”manusia“) yang sekarang disebut
“Ono Niha” (orang Nias) paling dekat dengan Taiwan dan Filipina.
sejarah_nias_museum_pusaka_nias_5
Armada Zheng He di Sumatra.
Pada tahun 1416, tentara Dinasti Ming Cina di bawah komando Laksamana Zheng Ho (Haji Sam
Po Bo) merebut wilayah di Sumatera yang berhadapan dengan Pulau Nias. Disitu mereka
mendirikan penggergajian kayu dan mendirikan pelabuhan Singkuang yang berarti "Tanah Baru".
Pelabuhan Singkuang terletak di sebelah selatan dari lokasi Sibolga(saat sekarang). Koloni Cina
di Singkuang menjadi sangat berpengaruh ke Pulau Nias, dan banyak pedagang dari Singkuang
akhirnya menetap di Nias.
Pada tahun 1513, atas perintah dari Sultan Ali Mughayat Syah, Kesultanan Aceh merebut dan
menduduki beberapa pelabuhan di pantai barat Sumatera. Kapal dari Aceh juga sering
menggerebek Nias, khususnya di utara. Sampai hari ini masih ada beberapa pantai yang dikenal
sebagai Pantai Aceh dan dikenang sebagai pantai-pantai di mana perampok mendarat dan
menculik orang Nias untuk menggunakannya sebagai budak.
Pada tahun 1642 tujuh buah biduk (perahu layar besar) dari Aceh mendarat di pantai timur Nias.
Sejak itu keturunan Polem berada di Nias, antara lain di Desa Mudik, Gunungsitoli
Koin yang dibuat oleh perusahaan VOC untuk digunakan di timur jauh (Indonesia).
Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) sampai di Indonesia pada tahun 1603. Hanya dalam
beberapa tahun mereka mendominasi perdagangan di tempat yang sekarang adalah Indonesia.
Pada tahun 1668 VOC membuat kontrak dengan bangsawan dan desa-desa di Nias dekat daerah
yang sekarang adalah Gunungsitoli dan Kepulauan Hinako di sebelah barat. VOC mendirikan
pusat pertamanya di Nias di Gunungsitoli, di mana mereka membangun sebuah pelabuhan dan
gudang-gudang. Pada tahun 1740 VOC meninggalkan Nias untuk selama-lamanya karena
pengaruh perusahaannya di Asia Tenggara mulai memudar.
Budak selalu telah diambil dan ditahan oleh suku-suku Nias. Ketika desa berperang satu sama
lain, musuh tawanan disimpan sebagai budak oleh para pemenang. Perampok Aceh juga datang
ke Nias untuk menangkap orang yang mereka menjual sebagai budak di tempat lain. Tapi hanya
mulai pada tahun 1750, orang-orang Nias sendiri terlibat aktif dalam perdagangan budak. Orang
bangsawan Nias mulai menjual musuh-musuh yang telah ditangkap dalam pertukaran untuk
emas. Pada waktu itu banyak orang muda Nias dijual ke seberang laut, ke Aceh, Padang, Batavia
(Jakarta), Malaysia, Seychelles, Reunion dll. Yang berperan disitu ialah para bangsawan di Nias.
Melalui perdagangan budak mereka mengumpulkan kekayaan besar. Kekayaan ini yang
digunakan untuk membangun beberapa arsitektur terbaik, patung-patung dan persenjataan di
wilayah. Seratus tahun kemudian tercatat bahwa budaya Nias adalah salah satu masyarakat suku
yang paling maju di Asia. Pada saat ini, budaya di Nias berputar di sekitar perang-perang, dan
sebagian besar upaya dan sumber daya diarahkan ke pertempuran lain atau pembelaan terhadap
serangan.
Selama waktu yang singkat setelah VOC meninggalkan Nias pada tahun 1776, orang Inggris
mengambil alih pos perdagangan di Gunungsitoli. Tetapi segera ditinggalkan karena tidak cukup
menguntungkan. Selama beberapa dekade tidak ada orang Eropa di Nias sampai 1821 ketika
orang Inggris kembali mencoba untuk membangun diri di Nias. Namun Inggris hanya tinggal
sampai 1825 ketika Belanda kembali untuk secara resmi mengambil kendali Nias. Pada saat ini
Indonesia dijajah oleh Belanda dan dikenal sebagai Hindia Timur Belanda.
Pastor Vallon dan Pastor Bérard adalah misionaris Gereja Katolik pertama yang datang ke Nias.
Vallon meninggal setelah 3 bulan tiba di Nias (1832). Kemudian menyusul Bérard, dan sesudah
beberapa hari dia meninggal juga.
Selama puluhan tahun Belanda hanya menguasai ”Rapatgebied,“ wilayah kecil di sekitar kota
Gunungsitoli. Meninggalkan daerah ini untuk orang Eropa sangat berbahaya karena sering
peperangan antar suku dan pihak pengayau. Pada tahun 1840 Belanda memutuskan untuk
mencoba mengambil kendali seluruh pulau. Sejumlah pangkalan didirikan di sekitar pulau untuk
peningkatan perdagangan serta kontrol militer di seluruh Nias. Namun kontrol itu terbatas pada
benteng pertahanan dan daerah sekitar mereka. Pertempuran sporadis dan perang terus selama
beberapa dekade, terutama di selatan. Di selatan juga adalah tempat tinggal beberapa kepala suku
yang paling ganas dan paling kuat. Pertempuran besar dengan ribuan prajurit yang bertempur di
bukit di belakang Lagundri. Desa Orahili terutama ganas, dan mereka melawan Belanda selama
beberapa dekade. Kadang-kadang, benteng pertahanan dan pos perdagangan ditinggalkan saat
mereka menjadi terlalu berbahaya dan mahal untuk dijaga. Orang Belanda sering membakar
desa-desa sebagai pembalasan atas serangan yang dilakukan.
Prajurit sengit Nias Selatan berulang kali berjuang dari tentara Belanda.
Sebuah tsunami menghantam pantai timur Nias terutama mempengaruhi Gunungsitoli dan garis
pantai di sebelah selatan kota. Banyak bangunan hancur oleh gempa dan tsunami yang
berikutnya. Banyak bangunan Belanda termasuk benteng pertahanannya rusak.
Desa Lagundri dan pelabuhannya hancur, termasuk benteng Belanda di mana 16 tentara tewas.
Sesudah bencana ini, prajurit dari desa Orahili menyerang benteng Belanda. Karena sebagian
besar serbuk mesiu terusak oleh air laut, tentara Belanda tidak bisa melawan dan harus
mengungsi, meninggalkan senjata dan perlengkapan di belakang.
1865: Kekristenan
Misionaris Protestan pertama dari Jerman yang bernama E.L. Denninger tiba di Nias pada tahun
1865. Dia secara luas dikreditkan untuk membawa agama Kristen ke Nias. Di tahun-tahun
pertama, kemajuannya sangat perlahan karena hampir mustahil untuk bepergian dengan aman
dari Gunungsitoli. Butuh sembilan tahun sebelum Ono Niha yang pertama dibaptiskan. Setelah
25 tahun hanya ada 706 mualaf, tetapi agama Kristen telah mendapat kedudukan di pulau.
Karena Nias utara adalah daerah pertama yang di bawah perintah jajahan, misionaris mendapat
lebih sukses di sana daripada di selatan yang bergolak.
Pada tahun 1900 Belanda mengirim kontingen pasukan besar ke Nias untuk mengamankan
wilayah luar dari Gunungsitoli. Kontrol penuh untuk seluruh pulau hanya ditetapkan pada tahun
1914. Salah satu daerah terakhir yang 'ditenangkan' oleh Belanda di seluruh Indonesia.
nias-historical-images-11
In 1914 the warriors of South Nias agreed to stop fighting the Dutch. This was the first time all
of Nias Island was under full Dutch control.
Salah satu dampak abadi kolonialisme Belanda adalah pembubaran struktur tradisional desa.
Secara tradisional, desa-desa Nias dibangun di puncak-puncak bukit untuk tujuan pertahanan.
Penjajah Belanda lalu membangun jaringan jalan di pulau dan memutuskan bahwa masyarakat
setempat harus hidup di samping jalan tersebut. Ini memiliki dua tujuan: barang dari daerah-
daerah terpencil bisa secara efektif diangkut kembali ke ibukota Gunungsitoli dan tentara
Belanda bisa mudah menjangkau desa-desa kalau ada pemberontakan.
Pulau Wunga di pantai barat laut Nias dilanda oleh tsunami yang sangat kuat. Semua bangunan
di situ hancur dan sekitar 100 orang meninggal di pulau itu.
Setelah Belanda menenangkan situasi seluruh Pulau Nias dan akses jalan ditingkatkan,
misionaris bisa mencapai semua wilayah pulau. Jumlah orang yang mualaf ke kekristenan mulai
perlahan-lahan meningkat. 1916 melihat lompatan besar dalam mualaf karena suatu peristiwa
yang tidak biasa dikenal sebagai “Pertobatan Besar” (Fangesa sebua). Pertobatan Besar itu
adalah gerakan konversi massal yang dimulai di desa Helefanikha, Idanoi, dekat Gunungsitoli
dan kemudian tersebar secara cepat ke seluruh pulau. Penggerak utama di balik gerakan ini
bukan orang misionaris tetapi mualaf lokal. Selama awalnya semangat keagamaan banyak
praktek-praktek tradisional dilarang. Cukup dimengerti, pengayauan dan perbudakan dilarang.
Tetapi aspek lain dari budaya Nias seperti pengibaran megalith dan ukiran patung kayu juga
dilarang.
sejarah_nias_museum_pusaka_nias_8
Kebaktian di gereja 'Rijnsche Zending' di Gunungsitoli.
1942 – 1945: Pendudukan Jepang di Indonesia
Selama Perang Dunia II, Jepang menduduki Indonesia yang pada saat itu dikenal sebagai Hindia
Belanda. Pada bulan April 1942 Belanda menyerah dan tidak lama setelah itu, Jepang tiba di
Nias. Sebelum pendudukan itu, terjadi kejadian tragis di Nias. Pada perjangkitan perang,
Belanda telah menginternir semua orang Jerman yang ada di Indonesia. Ketika Jepang
mendekati, Belanda mencoba untuk mengirim tawanan ke India di atas kapal kapal dagang "Van
Imhoff". Dekat ke Nias Selatan, kapal itu diserang oleh pesawat Jepang. 412 warga sipil Jerman
tewas dalam tragedi ini.
"Gua Jepang" - salah satu dari beberapa bunker di Toyolawa, Nias Utara.
Awalnya, sebagian orang-orang Nias menyambut Jepang sebagai pembebas dari penguasa
penjajah Belanda mereka. Perasaan ini berubah ketika orang-orang di Nias dipaksa bertahan
banyak kesulitan untuk mendukung upaya perang Jepang. Dalam persiapan untuk invasi sekutu,
Bunker dan benteng dibangun di sekitar pulau. Hari ini beberapa bunker ini masih dapat dilihat;
di sekitar Gunungsitoli dan juga di Nias Utara dan Selatan. Pada bulan Agustus 1945 Jepang
menyerah, tetapi butuh beberapa minggu sebelum berita, bahwa perang telah berakhir, mencapai
pulau..
1975: Kepariwisataan
Sejak tahun 1930-an kapal-kapal pesiar kecil telah secara teratur mengunjungi Nias. Mereka
biasanya berhenti di selatan dan mengunjungi desa-desa tradisional. Desa-desa setempat kadang-
kadang juga melakukan pertunjukan untuk pengunjung yang datang. Ini adalah pariwisata
pertama di Nias, tetapi itu terbatas pada beberapa kunjungan per tahun. Di tahun 1970-an, Kapal
Prinsendam dari "Holland America Line" dari bulan Oktober sampai bulan Maret setiap tahun
datang ke Telukdalam, setiap sabtu kedua, membawa banyak wisatawan. Tetapi kunjungan
datang hanya beberapa jam saja.
10 November 1995
Diletakkan Batu Pertama Pembangunan Museum Pusaka Nias di Gunungsitoli.
Peletakan batu pertama oleh Pastor Johannes.
2004: Tsunami di Aceh dan Nias
Tsunami melanda Pulau Nias pada 26 Desember 2004. Pantai barat menanggung beban
kehancuran dengan 118 korban jiwa, dan semua masyarakat pesisir terkena dampak. Banyak
perahu di sepanjang pantai dihanyutkan ke laut dan rumah dibanjiri oleh air laut.
Pada tanggal 28 Maret 2005, sebuah gempa bumi dengan kekuatan 8,5 melanda di Pulau Nias.
Banyak bangunan runtuh yang mengakibatkan lebih dari 900 orang tewas dan ribuan terluka.
Infrastruktur di pulau rusak parah dan banyak masyarakat menghadapi keterpencilan.
Terlepas dari hilangnya nyawa dan kehancuran, gempa juga mengubah lanskap pulau. Karena
tanahnya terangkat akibat gempa, seluruh pulau miring pada sisinya. Ada catatan bahwa tanah
terangkat hingga 2,9 meter di sudut barat laut pulau. Hal ini menyebabkan perubahan dramatis
ke garis pantai; pulau-pulau meningkat hingga sepuluh kali dalam ukuran dan pulau-pulau baru
muncul di mana sebelumnya tidak ada.
During a natSelama gerakkan nasional otonomi daerah yang lebih besar di Indonesia, diputuskan
untuk membagi administrasi Pulau Nias menjadi empat kabupaten dan satu kota. Kabupaten-
kabupaten baru diresmikan antara tahun 2008 dan 2009. Ini berarti bahwa banyak keputusan
akan dibuat oleh pemerintah daerah dan tidak lagi dari pemerintah pusat di Jakarta.
Nias
Sebagai hasil dari upaya besar untuk membangun kembali Nias, infrastruktur pada hari ini lebih
baik daripada yang pernah ada sebelum gempa. Salah satu sudut yang paling terpencil di
Indonesia sekarang sudah terhubung dengan seluruh negara. Sementara masih dianggap terpencil,
sekarang mudah untuk melakukan perjalanan ke Nias. Dan sebagian besar pulau dapat ditempuh
secara relatif mudah. Banyak aspek kehidupan seperti kesehatan dan pendidikan secara perlahan
bertambah baik. Kegiatan ekonomi seperti pariwisata sedang mengalami peningkatan.
Di antara masyarakat ada peningkatan minat dalam warisan budaya Pulau Nias dan pentingnya
melindungi itu untuk generasi ke masa depan.
Istiadat Nias
Dibandingkan dengan pulau-pulau tetangga lain di Sumatera, budaya Pulau Nias telah
mengembangkan dengan jelas tradisi dan adat istiadat unik. Beberapa tradisi ini berhubungan
dengan pemujaan leluhur sebelum kekristenan dan sebagian besar ini telah lenyap. Adat-adat
lainnya seperti perbudakan dan pengayauan juga telah dihapuskan ketika Pulau Nias bergabung
dengan dunia modern. Tetapi banyak adat istiadat Nias masih dipraktekkan, seperti lompat batu,
upacara pernikahan dan terutama sekali, tarian tradisional dan musik.
Lompat batu
museum_pusaka_nias_istiadat_lompat_batu
Lompat batu (Hombo Batu) adalah praktek budaya Nias yang unik. Ini juga terkenal oleh orang
Indonesia karena, upacara lompat batu Nias digambarkan pada uang lama seribu rupiah.
Awalnya upacara lompat batu adalah sebagian dari ritual inisiasi pria muda untuk diterima
sebagai orang dewasa dan prajurit. Ketinggian piramida batu lompat itu adalah di antara 1,8
meter sampai 2,2 meter. Lompat ini dilakukan tanpa alas kaki dan latihan berulang-ulang
diperlukan sebelum mencoba lompat ini. Keterampilan untuk melompat benda yang tinggi
dikembangkan sebagai teknik pertempuran. Dalam serangan mendadak, prajurit bisa melompati
tembok pertahanan di desa musuh. Banyak desa di selatan masih memiliki susunan batu untuk
upacara ini.
museum_pusaka_nias_istiadat_adu_zatua
Kiri: foto sejarah dari 1917 patung leluhur di rumah Nias. Kanan: patung Adu Zatua di Museum
Pusaka Nias di Gunungsitoli.
Mengayau
Seorang laki-laki baru boleh nikah, kalau sudah memenggal kepala orang. Pada tahun 851
Sulayman sudah mencatat tradisi ini. Kebutuhan Binu (kepala manusia), menurut kepercayaan
orang Nias dibutuhkan Binu pada berbagai kesempatan:
Kalau ayah sudah meninggal harus ada beberapa Binu sebagai pelayan baginya.
Kalau mendirikan rumah adat besar tengkorak seorang laki-laki ditanam di sebelah bawah tiang
rumah di ujung kanan, dan tengkorak seorang perempuan ditanam di sebelah bawah tiang rumah
di ujung kiri.
Kalau hendak mendirikan satu megalit di depan rumah, harus ditanam satu Binu di sebelah
bawah.
Untuk mengesahkan hukum adat (fondrakö) harus ada Binu, seorang budak dibunuh.
museum_pusaka_nias_istiadat_mengayau
Ruang pertemuan desa di Nias Selatan dihiasi dengan kepala manusia
Museum_pusaka_nias_istiadat_makam
Kursi bambu untuk mayat.
Pemakaman
Pada tahun 1908 pemerintah Belanda perintahkan, bahwa mayat-mayat harus dikubur.
Sebelumnya diletakkan di atas satu bagan atau para-para yang tinggi. Sesudah dua atau tiga
minggu kepala dari mayat itu diambil, dibersihkan dan diletakkan di dalam satu peti tengkorak
dekat rumah. Mayat-mayat orang biasa kadang juga digantung pada pohon dengan memakai
kursi bambu sederhana.
museum_pusaka_nias_istiadat_fondrako
Batu ini digunakan untuk dipancung orang-orang yang telah melanggar hukum adat. Kec. Ma'u,
Kab. Nias.
Hukum adat dirumuskan dan disyahkan dalam upacara yang disebut Fondrakö. Pesta hukum itu
secara periodis dibaharui. Hukum adat (fondrakö) tersebut disahkan dan ditetapkan dengan
sumpah kutuk. Orang yang melanggar hukum itu dikutuki (larakö). Kerasnya hukuman
tergantung dari apa pelanggaran yang dilakukan. Untuk setiap pelanggaran ada hukuman khusus.
Hukuman bisa berkisar dari membayar denda ke penghukuman mati. Denda bisa dibayar dengan
beras, daging babi atau emas. Hukuman mati bisa dilakukan oleh penembakan, tenggelam atau
dengan pedang. Hukuman mati bisa diubah untuk kehidupan dalam perbudakan jika denda yang
besar dibayar, atau jika terpidana diampuni oleh bangsawan.
Pesta-pesta Adat
Adat dalam bahasa Nias disebut Hada atau Böwö, yaitu adat istiadat. Hidup manusia seluruhnya
diatur menurut böwö orang Nias. Dan salah satu böwö yang sudah diatur yaitu Böwö
Wangowalu (adat perkawinan).
Pesta Perkawinan
Perkawinan di Nias adalah eksogami. Mempelai pria harus melunasi emas kawin kepada semua
pihak yang punya hubungan famili dengan mempelai wanita itu, terutama kepada pihak ibunya
(uwu). Kemudian di dalam desa sendiri masih diharapkan supaya mempelai pria mengadakan
satu pesta untuk seluruh warga. Pesta itu merupakan syarat kalau di kemudian hari hendak
diadakan pesta jasa (owasa). Kalau mempelai pria tidak memberi pesta dalam desanya, dia tetap
dianggap sebagai anak-anak [iraono], sekalipun ia sudah tua secara umur, dan tidak punya hak
suara dalam desa. Biaya utama dari pesta pernikahan waktu itu dan masih sampai hari ini adalah
pembayaran sebanyak babi yang dibutuhkan untuk pesta. Sampai hari ini, biaya pesta pernikahan
merupakan beban besar pada pasangan muda yang berencana untuk menikah.
museum_pusaka_nias_istiadat_pernikaan
Kiri: prosesi pernikahan di desa Hiliwöria. Kanan: pasangan muda menikah di desa Onowaembo
Idanoi. Foto oleh Alain Viaro, tahun 1982.
Alasan-alasan untuk mengadakan pesta adat atau pesta jasa (owasa) adalah: perkawinan,
mendirikan rumah baru, mendirikan salah satu megalit, mengadakan perhiasan emas, sudah
berumur atau sebelum menghadap ajal. Seluruh warga desa dijamu pada pesta owasa. Siapa pun
di desa yang mampu biayai untuk membeli babi yang diperlukan untuk upacara itu, bisa
menyelenggarakan owasa. Orang yang menyelenggarakan owasa diusung dalam desa dan
kepadanya diberi nama yang mulia. Kemudian osa-osa batu atau tugu batu lainnya didirikan di
depan rumahnya.
Museum_pusaka_nias_istiadat_harimao
Perarakan Harimau.
Pada zaman dulu di wilayah Maenamölö, Nias Selatan ada sebuah upacara di mana patung
harimau diusung dan diarak keliling. Karena tidak ada harimau di Nias, patung itu (Adu Harimao)
tampak lebih seperti anjing berkepala kucing. Upacara sakral ini digelar sekali setiap tujuh atau
empat belas tahun. Usungan patung harimau itu kemudian dipatahkan dan patung harimau
dibuang di sungai. Upacara tersebut dinamakan ‘Famatö Harimao’. Masyarakat lokal percaya
bahwa semua dosa yang mereka lakukan selama tahun-tahun sebelumnya akan hanyut bersama
dengan patung. Karena sebagian besar dari Orang Nias menjadi Kristen, upacara Famatö
Harimao tidak lagi dirayakan. Dalam upaya untuk melestarikan dan merevitalisasi budaya lokal,
upacara perarakan ini kadang-kadang dilakukan di Nias Selatan di acara-acara tertentu. Hari ini,
upacara telah berubah nama menjadi 'Famadaya Harimao' (perarakan patung harimau).
Babi
Orang Nias tidak punya kerbau atau lembu. Mereka juga tak punya sapi. Binatang peliharaan
yang paling penting ialah babi. Pada segala peristiwa dibutuhkan babi, segala pesta adat, setiap
perkara dan perdamaian, pesta hukum [fondrakö], setiap tahap dalam pembangunan satu rumah
adat, setiap peristiwa pribadi dalam suatu keluarga, kelahiran anak dan pemberian nama,
berbagai jenis persembahan, u.p. sebelum pergi memburu, pada penyakit dan kalau imam berdoa,
lagi pada kematian seseorang, juga dalam peristiwa mengayau. Tak ada sesuatu pun yang dapat
diselesaikan dan disyahkan tanpa menyembelih babi. Tiada peristiwa dan pesta tanpa babi.
museum_pusaka_nias_istiadat_babi
Kiri: Babi yang diperlukan untuk pesta owasa diletakkan di desa Bawömataluo, tahun 1917.
Kanan: Hari ini saat makan dan berbagi daging babi berikut protokol tradisional. Bawah: rahang
babi dari pesta tradisional menghiasi dinding di sebuah rumah bangsawan.
Museum_pusaka_nias_istiadat_warna
Kiri: warna dan pola dari Nias Selatan. Tengah: warna dan pola dari Nias Utara. Kanan: pola-
pola yang menunjukan budaya Nias.
Pakaian
museum_pusaka_nias_istiadat_pakaian_3
Sanggar Museum memakai pakaian kulit kayo.
Pakaian tradisional Nias dinamakan "Baru Oholu" untuk pakaian pria dan "Baru Ladari" atau
"Baru Isitö" untuk pakaian wanita. Pakaian tradisional biasanya merah atau kuning dan
dikombinasikan dengan warna hitam dan emas. Pada zaman dulu orang-orang di Nias tidak
memiliki akses ke tekstil seperti kapas. Mereka membuat pakaian dari kulit pohon atau dengan
menenun serat-serat dari kulit pohon atau rumput. Pakaian laki-laki terdiri dari rompi yang pada
dasarnya cokelat atau hitam dan dihiasi ornamen kuning, merah dan hitam. Pakaian wanita
hanya terdiri dari selembar kain yang melilit pinggang dan tanpa baju atas, tapi dihiasi dengan
gulungan gelang kuningan dan anting besar.
Kulit kayu dari pohon oholu untuk membuat cawat (saombö) dan rompi (baru oholu) untuk laki-
laki. Rompi juga bisa dibuat dari serat kulit pohon disebut isitö. Itu dipercaya bahwa siapa pun
mengenakan pakaian tenun dengan serat isitö menjadi sangat kuasa. Jaket dan rompi yang
berkualitas lebih rendah terbuat dari serat rumput disebut ladari. Serat isitö juga digunakan untuk
menenun rok (U'i) dan kain untuk wanita. Katun lembut (afasi niha) yang jarang digunakan bisa
dipintal dan ditenun untuk menutupi bagian-bagian tertentu.
Museum_pusaka_nias_istiadat_pakaian2
Ibu dari Nias Selatan; pakaiannya dihiasi dengan lambang Nias.
Pakaian kain kapas yang dibuat di Nias (afasi niha) sangat langka dan hanya bisa diperoleh oleh
bangsawan. Akhirnya tekstil dari dunia luar sampai di Nias dan banyak orang mulai
menggunakan bahan-bahan baru. Para wanita tidak lagi tanpa baju atas dan memiliki pakaian
yang terbuat dari katun dan kain belacu atau bahkan sutra untuk wanita bangsawan. Lebih
warna-warni mulai digunakan; terutama merah dan kuning dengan warna hitam dan emas
sebagai rincian desain overlay.
Museum_pusaka_nias_istiadat_pehiasan_2
Kiri: Perhiasan tradisional dari dulu. Tengah: Perhiasan Nias modern. Kanan: Perhiasan dari
Kepulauan Batu (Tello)
BUSANA
Baju Adat Pernikahan Nias. Baju bodo yang berbentuk segi empat dan berlengan pendek ini
merupakan salah satu busana tertua di dunia, tentu kita wajib melestarikannya. Adat
niaspengantin nias ditandu saat nikah tanda bermartabat tinggi dan istimewa.
Kain oles bisa digunakan oleh kaum pria maupun wanita. Tari moyo juga sering disebut dengan
tari. Setiap pengantin tentu menginginkan baju pernikahan yang indah dan megah. Hukum adat
nias secara umum disebutfondrakö yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran
sampai kematian.
Mahar pernikahan bagi pengantin perempuan konon ditentukan sama jarak kediaman mereka loh.
Untuk memenuhi tuntutan naluri manusia yang asasi pernikahan adalah fitrah manusia, maka
jalan yang sah untuk memenuhi kebutuhan ini adalah dengan 'aqad nikah (melalui jenjang
pernikahan), bukan.
Mahar pernikahan bagi pengantin perempuan konon ditentukan sama jarak kediaman mereka loh.
Ketika seseorang, baik saudara, sahabat, ataupun rekan kerja anda melangsungkan pernikahan,
tentunya anda juga turut merasakan kebahagiaan tersebut.
PERHIASAN/AKSESORIS
Perhiasan dari Nias
Secara tradisional laki-laki dan perempuan memakai banyak perhiasan terutamanya bangsawan.
Akun sejarah tertulis pertama dari Nias menyebutkan bahwa masyarakat setempat memakai
banyak perhiasan emas.
Hiasan yang paling penting bagi pria adalah kalung yang terbuat dari tempurung kelapa atau
tempurung kura-kura, yang disebut 'Kalabubu'. Ini hanya bisa dipakai oleh pendekar yang telah
membuktikan diri dalam pertempuran. Bangsawan dan kepala suku memakai hiasan kepala
yang besar. Pria memakai anting-anting hanya di telinga kanan. Di bagian utara, anting-anting
ini besar sekali dan hampir sebesar kepala pria. Sebuah penghiasan yang sangat unik di Nias
adalah kumis logam yang dipakai oleh pendekar.
Kiri: Kalung 'Kalabubu'. Tengah: Anting-anting besar: Kiri: Kumis logam.
Wanita memakai perhiasan emas, kuningan, tembaga, kerang dan manik-manik. Seringkali
anting-anting dan gelang berukuran besar sekali. Terutama kalau dibandingkan dengan yang
dipakai saat ini, seperti anting Saru Dalinga. Versi yang lebih kecil dari desain yang sama adalah
yang dipakai hari ini, terutama di pesta pernikahan. Penghiasan wanita memiliki perbedaan dari
daerah ke daerah. Karena itu, dari melihat foto-foto sejarah bisa dikatakan di mana foto tersebut
diambil dari melihat perhiasan perempuan.
Untuk aksesoris yang modif di terlihat lebih mewah dan sangat elegan dengan warna yang khas
keemasan dan motif yang sudah di modfi dengan penambahan mutiara dibagian tengahnya dan
bentuk kalung yang di ubah di ukir lebih menarik lagi
Langkah-langkah
1. Spons Foundation 1
2. Powder puff 1
3. Sponge puff 1
4. Kuas Makeup 1 set
5. Penjepit bulu 1
mata
A. LENAN YANG DIGUNAKAN
Tissue
1. 1
2. Kapas 1
3. Hair Bando 1
4. Baju Kerja 1
B. KOSMETIK
2.
3. Primer Secukupnya
4. Foundation Secukupnya
8. Eyeshadow Secukupnya
9. Eyeliner
10. Mascara
11. Concealer
12. Counter
13. Lipstick
14. Blush on
15. Highlighter
16. Bulu mata
C. Langkah kerja
https://medanbisnisdaily.com/news/read/?id=46838
https://bp-guide.id/AXysC6jW
https://museum-nias.org/istiadat-nias/
https://greatnesia.id/baju-adat-pengantin-nias/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pakaian_adat_suku_Nias
https://greatnesia.id/baju-adat-pengantin-nias/
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
1.2.RUMUSAN MASALAH
1.3.TUJUAN
BAB II ISI
A. BUSANA,RIAS,AKSESORIS
A.Pendahuluan
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentangdariSabangsampai
Merauke yang terdiri dari lima pulau besar yaitu Pulau
Sumatera,Jawa,Kalimantan dan Papua.Memilikiiklimtropiskarenaterletak di
daerahKhatulistiwadengankeanekaragamanbudaya,sepertidalamhaladatistiadat,B
ahasamaupunsistemkekeluargaan.
Masyarakat Karo
secaraumummendiamidaerahdatarantinggipegunungandiantarahamparan Bukit
Barisan, yang memilikibentukstruktursosial,budaya dan kesenian yang
beranekaragam yang menjaditandapengenal(Icon) daerahtersebut agar
bisadikenal oleh masyarakatluas. Terdapatbeberapapeninggalan“ Artefak”
sepertiArtefaksepertipeninggalanrumahadat,bendabendapakai,Busanaadat/KAIN
(UIS)sertaAksesoriesEMAS SERTALI . Salah satuhasilkebudayaan Karo
terusdilakukandalamkehidupanmasyarakatsaatmelangsungkanUpacaraadatbaikb
ersifatSukacitamaupunDukacitaseperti pada upacara Pesta
Perkawinan,Anaklahir,UpacaraPenguburanbaikdalambentukKategoriKerjasingu
da,sintengahmaupunsintua,Cawirmetua dan lain lainnya. Tata busana (ROSE
ADAT )tidakpernahketinggalan .
PembatasanMasalah
Dari
beberapaidentifikasimasalahdiataspenulismembuatbatasanataufokusmasalahhany
a pada masalahmakna yang terdapat di setiapbagian Busana dan
perhiasanPengantin dan Orangtuamempelai di daerahKabanjahe dan Berastagi.
Batasan masalahiniuntukmenghindari agar penelitianjangansampaimelebar.
PerumusanMsalah
Untuklebihmemfokuskan dan
memusatkanmasalahdalampenelitianmakapenulismerumuskanmasalahsebagaiber
ikut:
Dalam
melaksanakanupacaraadattertentusepertiperkawinan,kematian,memasukirumahb
aru,dan lain-lain sangkepnggeluhakanberfungsisesuaitugas masing
masing.Denganmengetahuimarga orang Karo,makadapatditentukan dan
mengetahuiketigakelompoksistemsosial pada masyarakatKaro. Orang Karo
menarik garis keturunan (lineage) baikdariketurunan ayah
(patrilineal )maupundari garis keturunanibu(materilineal) yang melekat pada
setiapindividusukuKaro,yangdalambahasasehari-haridikenaldengan garis
keturunanoarattutur (terombo). Adapun caramenarik garis
keturunanataututurmeliputi: merga /
beruadalahnamakeluargabagiseseorangdari(merga ) ayah.
Untukanakpeempuandisebutberu.Bagianaklaki-
lakimergainiakandiwariskansecaraturuntemurun.
Secarasingkatsistemkekeluargaan/kekerabatandalamkehidupansosialbermasyara
katdikenaldengan”Mergasilima,Tutursiwaluh,Rakutsitelu,Perkade-
kadeensepuluduatambahsada”
B. Pembahasan
Mengenal Nama-nama Kain Adat Karo (Uis Adat Karo)
Yang termasukUis KapalSeperti;
a. Uis Gara
b. Uis Julu
c. UisGatipMbiring
d. UisArinteneng(Teba)
e. Uis Kelam-Kelam
UisNipes (Selendang)
Yang termasukUisNipesSeperti;
a. UisNipes Ragi Barat
b. UisNipes Ragi Mbacang
c. UisNipes Ragi Ireng
d. UisNipesKurung Tendi
e. UisNipes Beka Buluh
f. UisJujung-jujungen
KAMPILRAWANG SANDAL
KELENGKAPAN BUSANA PENGANTIN PRIA KARO
a. Kemeja
b. Celanapanjang
c. Dasi
d. Jas
e. Gatip (Gonje)
f. UisNipesBekabuluh (Bulang)
g. UisNipes Beka Buluh(Cengkok-cengkok)
h. Sarung/Selendangsarung(Kadangen)
i. EmasSertali
j. Sepatu
2. AKSESORIS PENGANTIN LAKI-LAKI
\
Adapun pengelompokan TATABUSANA pada masyarakat KARO baik
pada acara acaraadat, baik Suka maupundukamisalnyaseperti
Pesta PerkawinanbaikKerjasinguda,KerjaSintengah dan KerjaSintua.
Pesta Kematianbaik acara Cawirmetua la Rose maupun acara
Cawirmetua Rose.
a. Rose Ertanda-tanda
b. Rose Lengkap
c. Rose LengkapEremas-emas
Dalamhalinikeseluruhanbahanakandiperkenalkanberkaitandenganseni
pemakaiannya, apasajakah yang harusdipersiapkan dan
dipakaikanseseorang yang mengenakannya.
Rose Ertanda-tanda
Laki-laki;
* .KEMEJA(Batik)
* CELANA PANJANG
* SARUNG(Sampan)
* CENGKOK-CENGKOK
Wanita;
• .KEBAYA
• SARUNG
• TUDUNG LIMPEK/LOLO
• .UIS NIPES
Rose LengkapLAKI-LAKI:
* .KEMEJA+ DASI
* .CELANA PANJANG + JAS
* .GONJE(GATIP 20/UIS MBIRING)
* .BULANG/TENGKULUK
* .CENGKOK-CENGKOK
* .KADANGENWANITA :
* .KEBAYA+LONGTORSO/KAMISOL
* .SARUNG
* .GONJE(JULU)
* .LANGGE-LANGGE(UIS NIPES)
LAKI-LAKI:
* KEMEJA+ DASI
* CELANA PANJANG + JAS
* GONJE(GATIP 20/UIS MBIRING)
* .BULANG/TENGKULUK
* .CENGKOK-CENGKOK
* .KADANGEN
* .EMAS SERTALI
WANITA :
* .KEBAYA+LONGTORSO/KAMISOL
* .SARUNG
* .GONJE(JULU)
* .LANGGE-LANGGE(UIS NIPES)
* TUDUNG KELAM KELAM(Teger limpek)
* .EMAS SERTALI + KAMPIL
ADAT
MEMASANG JUJUNGEN
Memasang Aksesories
memakaitudung lolo/tudung
limpek,kemudianharusmemakaiuisnipesKadangkadangen(diselempangkan?disel
endangkan).
PengantinKaroadalahbilangan 3
melambangkanRakutsitelu;Sukut/sembuyak,Kalimbubu dan Anakberu,Bilangan
5 melambangkanlambang 5 cabangbesarmerga Karo (Mergasi lima);Karo-
karo,Sembiring,Tarigan,Ginting,Perangin-angin.,bilangan 8
melambangkanTutursiwaluh; PuangKalimbubu,Kalimbubu,Sembuyak,
seninasipemeren,SeninaSepengalon/Sendalanen,Anakberu,Anakberumenteri dan
bilangan 12
dimanabilangantersebutmemilikilambangtentangmenjunjungtinggisistemkekerab
atan ,sistemsosial,silsilahmarga dan aturanaturanadat yang
masihterjagasampaisekarang dan tetapmenjalankanperaturanadat yang berlaku.
6.Emas Sertali =
PerlambangsukaMenabungsehinggakumpulankumpulanemasdirajutdengantalidi
manasimbolini juga merupakangambaransistemkekerabatan KARO
dengansebutan “Mergasilima,TutursiwaluhRakutsitelu
Perkade-kadensisepuluhduatambahsada”
2.Sarung,GonjeLangge-
Langge=Merupakanperlambangkeibuansertaetikasopansantun(PantangMereha/
Mehamat).
ALAT :
-Sponge foundation
-Sponge bedak
-Kuas make up
-Penjepitbulumata
KOSMETIK MAKE-UP
-Pelembab( pons )
-BedakTabur( Ultimall )
-Pensilalis( VivaCoklat )
-Eyeshadow berwarnamerah, cokelat, hitam dan emas( Focallure )
-Eyeliner ( Ranne )
-Mascara ( maybelline )
-Concealer ( La Tulipe )
-Lem bulumata
- Highlighter ( Lt Pro )
Tudung
- Kelam-Kelam
- SertaliLayang
- Kondang- Kondang
- Bura diberu
HASIL OBSERVASI :
KAROLINA SALON
2 TAHUN (14 FEBRUARI 2019)
JL. Jamin Ginting Simpang Selayang Medan
Dari yang kami dapat bahwa pada jaman dulu untuk make up pengantin nya tidak ada aturan
seperti warna eyeshadow , lipstik , dan blush-on , namun dengan perkembangan zaman make up
pengantin Karo pun di tentukan atau di pakem kan dengan warna warna tertentu, seperti
eyeshadow bercirikhas warna Merah dan Lipstik merah , untuk eyeshadow tersebut bisa
diblend/dibaur dengan warna coklat, hitam, biru dan juga emas mengikuti warna yg ada di
pakaian adat tersebut Untuk blush-on nya sendiri jg menggunakan warna merah jambu
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian,Analisis data dan Observasi
lapangan,maka dapat dibuat kesimpulan perhiasan pengantin Karo berdasarkan
jumlah yang dipakai oleh pengantin Laki-laki sebanyak 8 motif yang terdiri dari
4 jenis perhiasan yang berbahan Kuningan disepuh emas.Perhiasan tersebut
adalah Rudang emas,Sertali Layang layang Kitik,Uis bekabuluh yang dikenakan
pada Kepala.Kemudian 1 jenis perhiasan dikalungkan yaitu Sertali Layang-
layang Galang dan ada 2 jenis kain uis bekabuluh sebagai Cengkok-cengkok
atau diletakkan pada bahu dengan dilipat membentuk segitiga,Uis Gara
gara(Kampuh sebagai Kadangen) sebagai Selempang yang terletak dibahu kanan
dan terbentang ke sisi pinggul kiri serta ada 1 gelang yang dipakai di tangan
yaitu Gelangsarung/Gelang Pijer. Jumlah perlengkapan yang dikenakan oleh
pengantin lakilaki yaitu ada 4 jenis perhiasan yang terbuat dari kuningan
sepuhan emas dan ada 4 jenis kain yang dikenakan di kepala,di bahu dan di
pinggang.
3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan ini maka diharapkan kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten Karo untuk lebih memperhatikan hasil kebudayaan daerah agar nilai- nilai
yang terdapat di setiap benda peninggalan sejarah tetap terpelihara dan wajib
dilestarikan agar tidak memudar seiring perkembangan Zaman dimana budaya luar
masuk dan berkembang ditengah-tengah kehidupan generasimuda.
Kepada Generasi muda Karo agar tetap memelihara,menjaga,dan menjunjung
tinggi serta melestarikan hasil budaya sendiri dengan jalan mempelajari serta
mengenali lebih dalam entang Busana dan Aksesories perhiasan adat Karo secara
umum dan khususnya Pengantin Karo serta mempelajari nama- nama dan makna
simbolis dari setiap bagian busana dan perhiasan yang masih ada.
Kepada seluruh masyarakat Karo agar berperan serta dalam menanamkan
kembali nilai-nilai budaya kepada generasi muda dimulai dari lingkungan
keluarga,lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat agar tetap terjaga nilai- nilai
yang sudah menghilang karena pengaruh budaya luar dan kurang pedulinya lapisan
masyarakat terhadap budaya sendiri.
Kepada Pemerintah Daerah setempat agar membuat program sosialisasi tentang
kekayaan lokal kepada generasi muda sehingga tradisi budaya Karo tetap dikenal oleh
masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Perintis.
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SAW karena dengan rahmat,karunia serta
taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan keterbatasan kemampuan
yang kami miliki. Kami ucapakan terimakasih kepada selaku dosen mata kuliah ini yang telah
berkenan memberikan tugas ini kepada kami. kami berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. kami juga menyadari sepenuhnya didalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.Semoga makalah sedehana ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Dan saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan ketidak sempurnaa ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Rumusan masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah
B. Adat pernikahan Batak Karo
C. Tatarias Pengantin Modifikasi
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki kebiasaan dan tradisi yang
berbeda. Kebiasaan dan tradisi tersebut dipengaruhi oleh pola pikir masyarakatnya. Serta
dipengaruhi juga oleh berbagai macam aspek-aspek dalam kehidupan, antara lain
kepercayaan, adat istiadat, pengaruh politik dan keadaan bumi. Karena faktor tersebut,
lahir dan terbentuklah berbagai suku bangsa di Indonesia. Menurut Aswar (1999: 1)
Masing-masing memiliki aneka ragam bentuk kebudayaan,bahkan tidak jarang diantara
mereka terdapat perbedaan rasam (tradisi, kebiasaan) yang mencolok. Adat istiadat
merupakan peninggalan fatwa dan ajaran berumah tangga serta bernagari, Bentuk adat
istiadat terungkap pada petatah-petitih yang merupakan susunan tata nilai dan sastra lisan
yang tetap hidup sampai saat ini. Peranan petatah-petitih ini sangat penting dalam
menafsirkan kebesaran adat Minangkabau. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk
kebudayaan dan keseniannya, termasuk bentuk ragam hiasnya (Aswar, 1999: 64). Suku
karo adalah suku asli yang mendiami dataran Tinggi Karo, Kabupaten deli serdang, Kota
Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kota Medan, dan Kabupaten Aceh
Tenggara. Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah yang
mercka diami (dataran tinggi Karo) yaitu Kabupaten Karo.Suku ini memiliki bahasa
sendiri yang disebut Bahasa Karo. Suku Karo mempunyai sebutan sendiri untuk orang
Batak yaitu Kalak Teba umumnya untuk Batak Tapanuli. Pakaian adat suku Karo
didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas.Didalam
makalah ini akan membahas pernikahan adat batak karo.
B. Tujuan
1. Mengetahui tata rias pernikahan batak karo?
2. Mengetahui busana pernikahan batak karo?
3. Mengetahui arti setiap busana dan aksesoris yang digunakan dalam pernikahan batak
karo?
4. Mengetahui tatanan rambut pernikahan bata karo?
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tata rias pernikahan batak karo?
2. Bagaimana busana pernikahan batak karo?
3. Apa arti setiap busana dan aksesoris yang digunakan dalam pernikahan batak karo?
4. Bagaimana tatanan rambut pernikahan batak karo?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Suku Karo adalah suku yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Deli Serdang,
Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kota Medan, dan Kabupaten Aceh
Tenggara. Suku ini memiliki bahasa yang disebut Bahasa Karo dan memiliki salam khas
yaitu Mejuah-juah. Adapun Rumah adat Suku Karo atau yang dikenal dengan nama Rumah
Siwaluh Jabu yang berarti rumah untuk delapan keluarga, yaitu Rumah yang terdiri dari
delapan bilik yang masing-masing bilik dihuni oleh satu keluarga. Tiap keluarga yang
menghuni rumah itu memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan pola
kekerabatan masing-masing. Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Tanah Karo. Kota
yang terkenal dengan di wilayah ini adalah Berastagi dan Kabanjahe. Berastagi merupakan
salah satu kota turis di Sumatera Utara yang sangat terkenal dengan produk pertaniannya
yang unggul. Salah satunya adalah buah jeruk dan produk minuman yang terkenal yaitu
sebagai penghasil Markisa Jus yang terkenal hingga seluruh nusantara. Mayoritas suku Karo
bermukim di daerah pegunungan ini, tepatnya di daerah Gunung Sinabung dan Gunung
Sibayak yang sering disebut sebagai atau "Taneh Karo Simalem". Banyak keunikan-
keunikan terdapat pada masyarakat Karo, baik dari geografis, alam, maupun bentuk masakan.
Masakan Karo, salah satu yang unik adalah trites. Trites ini disajikan pada saat pesta budaya,
seperti pesta pernikahan, pesta memasuki rumah baru, dan pesta tahunan yang dinamakan -
kerja tahun-. Trites ini bahannya diambil dari isi lambung sapi/kerbau, yang belum
dikeluarkan sebagai kotoran. Bahan inilah yang diolah sedemikian rupa dicampur dengan
bahan rempah-rempah sehingga aroma tajam pada isi lambung berkurang dan dapat
dinikmati. Masakan ini merupakan makanan istimewa yang di suguhkan kepada yang
dihormati. Suku Karo memiliki sistem kemasyarakatan atau adat yang dikenal dengan nama
merga silima, tutur siwaluh, dan rakut sitelu. Merga disebut untuk laki-laki, sedangkan untuk
perempuan disebut beru. Merga atau beru ini disandang di belakang nama seseorang. Bahasa
Karo merupakan bahasa Austronesia dan digolongkan dalam Rumpun Bahasa Batak Utara[6]
yang utamanya dituturkan oleh masyarakat Karo di wilayah Kabupaten Karo, Langkat, Deli
Serdang, Dairi, dan Kota Medan. Aksara yang digunakan oleh Suku Karo adalah Aksara
Karo yang merupakan varian dari Aksara Batak. Aksara ini adalah aksara kuno yang
dipergunakan oleh masyarakat Karo, akan tetapi pada saat ini penggunaannya sangat terbatas
bahkan hampir tidak pernah digunakan lagi.
B. Adat pernikahan
Persiapan kerja norma buda
Sitandan Ras Keluarga Pekepar
Tahapan ini adalah tahapan perkenalan selang keluarga kedua belah pihak yang akan
melangsungkan pernikahan. Tahapan ini juga waktu untuk keluarga melaksanakan tahap
mbaba belo selambar dengan anak beru.
Mbaba Belo Selambar
Dalam tahapan ini, keluarga dan yang dipersiapkan menjadi pengantin laki-laki datang
melamar yang dipersiapkan menjadi pengantin perempuan. Di waktu ini pula, keluarga,
yang dipersiapkan menjadi pengantin, dan kalimbubu menentukan tanggal ngantin
manuk.
Nganting Manuk
Dalam tahapan ini, para pelaksana pernikahan akan membicarakan tentang hutang
norma budaya pada pesta pernikahan dan merencanakan hari yang patut untuk
melangsungkan pernikahan.Namun, hari pernikahan tidak boleh semakin 1 bulan
sesudah melaksanakan tahapan ini.
https://www.weddingku.com/blog/tata-rias-pengantin-batak-karo
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/740/jbptunikompp-gdl-yosafatadi-36967-9-10.yosa-2.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Karo https://p2k.itbu.ac.id/ind/1-3064-2950/Pernikahan-
Adat-Karo_132318_itbu_p2k-itbu.html
https://www.google.com/search?sxsrf=AOaemvLxLvyl0PnCMAvvz7_4Hd6obsmA8A%3A1636
5488
16205&lei=0MCLYcPC8WH8QOni6uQAQ&q=kain%20khas%20karo&ved=2ahUKEwjDpuO
26430AhXFQ3wKHafFChI QsKwBKAR6BAg0EAU&biw=1366&bih=657&dpr=1
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132306623/pendidikan/PPT+PENGANTIN+MUSLIM_0.pdf
BAB
BAB I
PENDAHULUAN
Orang Batak adalah penutur bahasa Austronesia dimana bahasa dan bukti-bukti arkeologi
menunjukkan bahwa orang yang berbahasa Austronesia berasal dari Taiwan yang telah
berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu pada zaman batu muda
(Neolitikum). Belum diketahui kapan nenek moyang orang Batak pertama kali berada di
Tapanuli dan Sumatera Timur.Karena hingga sekarang belum ada artefak Neolitikum yang
ditemukan di wilayah Batak maka dapat diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke
Sumatera Utara pada zaman logam.
Identitas Batak
Ada tiga pendapat yang mengungkapkan mengenai identitas suku batak yaitu;
1. R.W Liddle mengatakan, bahwa sebelum abad ke-20 di Sumatra bagian utara tidak terdapat
kelompok etnis sebagai satuan sosial yang koheren.Menurutnya sampai abad ke-19, interaksi
sosial di daerah itu hanya terbatas pada hubungan antar individu, antar kelompok kekerabatan,
atau antar kampung.Dan hampir tidak ada kesadaran untuk menjadi bagian dari satuan-satuan
sosial dan politik yang lebih besar.
2. Munculnya kesadaran mengenai sebuah keluarga besar Batak baru terjadi pada zaman kolonial.
Dalam disertasinya J. Pardede mengemukakan bahwa istilah "Tanah Batak" dan "rakyat Batak"
diciptakan oleh pihak asing.
3. Siti Omas Manurung, istri dari putra pendeta Batak Toba menyatakan, bahwa sebelum
kedatangan Belanda, semua orang baik Karo maupun Simalungun mengakui dirinya sebagai
Batak, dan Belandalah yang telah membuat terpisahnya kelompok-kelompok tersebut.
Sebuah mitos yang memiliki berbagai macam versi tentang asal usul suku batak
menyatakan, bahwa Pusuk Buhit, salah satu puncak di barat Danau Toba, adalah tempat
"kelahiran" bangsa Batak. Selain itu mitos-mitos tersebut juga menyatakan bahwa nenek moyang
orang Batak berasal dari Samosir. Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari berbagai
macam marga, sebagian disebabkan karena adanya migrasi keluarga-keluarga dari wilayah lain
di Sumatra. Penelitian penting tentang tradisi Karo dilakukan oleh J.H Neumann, berdasarkan
sastra lisan dan transkripsi dua naskah setempat, yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting.
Menurut Pustaka Kembaren, daerah asal marga Kembaren dari Pagaruyung di Minangkabau.
Orang Tamil diperkirakan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo. Hal ini terlihat dari
banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dari Bahasa Tamil. Orangorang Tamil yang
menjadi pedagang di pantai barat, lari ke pedalaman Sumatera akibat serangan pasukan
Minangkabau yang datang pada abad ke-14 untuk menguasai Barus.
Bahasa yang digunakan oleh orang Batak adalah bahasa Batak dan sebagian juga ada yang
menggunakan bahasa Melayu.Setiap puak memiliki logat yang berbeda-beda. Orang Karo
menggunakan Logat Karo, sementara logat Pakpak dipakai oleh Batak Pakpak, logat Simalungun
dipakai oleh Batak Simalungun, dan logat Toba dipakai oleh orang Batak Toba, Angkola dan
Mandailing.
Kesenian
Tari Tor-tor merupakan kesenian yang dimiliki suku Batak.Tarian ini bersifat magis.Ada
lagi Tari serampang dua belas yang hanya bersifat hiburan.Sementara alat musik tradisionalnya
adalah Gong dan Saga-saga.Adapun warisan kebudayaan berbentuk kain adalah kain ulos.Kain
hasil kerajinan tenun suku batak ini selalu ditampilkan dalam upacara perkawinan, mendirikan
rumah, upacara kematian, penyerahan harta warisan, menyambut tamu yang dihormati dan
upacara menari Tor-tor.
Sebelum suku Batak Toba mengenal agama, mereka menganut sistem kepercayaan religi
tentang Mulajadi na Bolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaan-Nya
terwujud dalam Debata Natolu.
Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak Toba mengenal tiga konsep, yaitu:
Tondi : adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi
nyawa kepada manusia. Tondi di dapat sejak seseorang di dalam kandungan.Bila tondi
meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan sakit atau meninggal, maka diadakan
upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.
Sahala : adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi,
tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang
dimiliki para raja atau hula-hula.
Begu : adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan tingkah laku
manusia, hanya muncul pada waktu malam.
Salam Horas merupakan salam Suku Batak yang terkenal, namun masih ada dua salam lagi yang
kurang populer di masyarakat yakni Mejuah juah dan Njuah juah. Horas sendiri masih memiliki
penyebutan masing masing berdasarkan puak yang menggunakannya
5. Mandailing dan Angkola “Horas Tondi Madingin Pir Ma Tondi Matogu, Sayur Matua
Bulung!”
Kekerabatan
Ada dua bentuk kekerabatan bagi suku Batak, yakni berdasarkan garis keturunan
(genealogi) dan berdasarkan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial tidak ada.
Bentuk kekerabatan berdasarkan garis keturunan (genealogi) terlihat dari silsilah marga mulai
dari Si Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga.Sedangkan kekerabatan
berdasarkan sosiologis terjadi melalui perjanjian (padan antar marga tertentu) maupun karena
perkawinan.Dalam tradisi Batak, yang menjadi kesatuan Adat adalah ikatan sedarah dalam
marga, kemudian Marga.Artinya misalnya Harahap, kesatuan adatnya adalah Marga Harahap vs
Marga lainnya.Berhubung bahwa Adat Batak/Tradisi Batak sifatnya dinamis yang seringkali
disesuaikan dengan waktu dan tempat berpengaruh terhadap perbedaan corak tradisi antar daerah.
Adanya falsafah dalam perumpamaan dalam bahasa Batak Toba yang berbunyi: Jonok
dongan partubu jonokan do dongan parhundul. merupakan suatu filosofi agar kita senantiasa
menjaga hubungan baik dengan tetangga, karena merekalah teman terdekat. Namun dalam
pelaksanaan adat, yang pertama dicari adalah yang satu marga, walaupun pada dasarnya tetangga
tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan Adat.
Dalam persoalan perkawinan, dalam tradisi suku Batak seseorang hanya bisa menikah
dengan orang Batak yang berbeda klan. Maka dari itu, jika ada yang menikah harus mencari
pasangan hidup dari marga lain. Apabila yang menikah adalah seseorang yang bukan dari suku
Batak, maka dia harus diadopsi oleh salah satu marga Batak (berbeda klan). Acara tersebut
dilanjutkan dengan prosesi perkawinan yang dilakukan di gereja bila agama yang dianutnya
adalah Kristen.
Masyarakat Batak memiliki falsafah, azas sekaligus sebagai struktur dan sistem dalam
kemasyarakatannya yakni yang dalam Bahasa Batak Toba disebut Dalihan na Tolu. Berikut
penyebutan Dalihan Natolu menurut kelima puak Batak
1. Dalihan Na Tolu (Toba) • Somba Marhula-hula • Manat Mardongan Tubu • Elek
Marboru
2. Dalian Na Tolu (Mandailing dan Angkola) • Hormat Marmora • Manat Markahanggi •
Elek Maranak Boru
3. Tolu Sahundulan (Simalungun) • Martondong Ningon Hormat, Sombah • Marsanina
Ningon Pakkei, Manat • Marboru Ningon Elek, Pakkei
4. Rakut Sitelu (Karo) • Nembah Man Kalimbubu • Mehamat Man Sembuyak • Nami-
nami Man Anak Beru
5. Daliken Sitelu (Pakpak) • Sembah Merkula-kula • Manat Merdengan Tubuh • Elek
Marberru
Hulahula/Mora adalah pihak keluarga dari isteri.Hula-hula ini menempati posisi yang
paling dihormati dalam pergaulan dan adat-istiadat Batak (semua sub-suku Batak.
Dongan Tubu/Hahanggi disebut juga Dongan Sabutuha adalah saudara laki-laki satu
marga. Arti harfiahnya lahir dari perut yang sama.
Boru/Anak Boru adalah pihak keluarga yang mengambil isteri dari suatu marga (keluarga
lain). Boru ini menempati posisi paling rendah sebagai 'parhobas' atau pelayan, baik dalam
pergaulan sehari-hari maupun (terutama) dalam setiap upacara adat.Namun walaupun berfungsi
sebagai pelayan bukan berarti bisa diperlakukan dengan semena-mena. Melainkan pihak boru
harus diambil hatinya, dibujuk, diistilahkan: Elek marboru.
Dari silsilah diatas, bukan berarti ada kasta dalam sistem kekerabatan Batak. Sistem
kekerabatan Dalihan na Tolu adalah bersifat kontekstual. Sesuai konteksnya, semua masyarakat
Batak pasti pernah menjadi Hulahula, juga sebagai Dongan Tubu, juga sebagai Boru.Jadi setiap
orang harus menempatkan posisinya secara kontekstual.
Sehingga dalam tata kekerabatan, semua orang Batak harus berperilaku 'raja'.Raja dalam
tata kekerabatan Batak bukan berarti orang yang berkuasa, tetapi orang yang berperilaku baik
sesuai dengan tata krama dalam sistem kekerabatan Batak. Maka dalam setiap pembicaraan adat
selalu disebut Raja ni Hulahula, Raja no Dongan Tubu dan Raja ni Boru.
Pernikahan adat batak toba adalah salah satu upacara ritual batak toba.Dalam adat batak
toba, penyatuan dua orang dari anggota masyarkat melalui perkawinan tak bisa dilepaskan dari
kepentingan kelompok masyarakat bersangkutan. Demikianlah keseluruhan rangkaian situs
perkawinan adat batak-Toba mengiyakan pentingnya peran masyarakat, bahkan ia tak dapat di
pisahkan dari peran masyarakat. Zaman dahulu,pernikahan batak toba bisa memakan enam
sampai tujuh perayaan, di karenakan banyaknya sanak saudara yang diundang dan ritual yang
dijalankan .pernikahan adat batak ini memang syarat dengan budaya dan peraturan dari norma-
norma social yang berlaku. Sebab itu ritual pernikahan batak ini tidak pernah lepas dari tradisi
nya hinggah sekarang.
Adapun tata cara adat Batak dalam pernikahan yang disebut dengan adat nagok , yaitu
pernikahan orang Batak secara normal berdasarkan ketentuan adat terdahulu seperti tahap-tahap
berikut ini:
1. Mangaririt
Sekarang ini ada yang melaksanakan acara paulak une dan maningkir tangga langsung setelah
acara adat ditempat acara adat dilakukan, yang mereka namakan “ Ulaon Sadari ”.
2. Mangalehon Tanda
Mangalehontanda maknanya mengasih tanda apabila laki-laki telah menemukan perempuan
sebagai calon istrinya, kemudian keduanya saling memberikan tanda.Laki-laki biasanya
mengasih uang kepada perempuan sedangkan perempuan menyerahkan kain sarung kepada laki-
laki, setelah itu maka laki-laki dan perempuan tersebut telah terikat satu sama lain.
Laki-laki lalu memberitahukan hal tersebut kepada orang tuanya, orang tua laki-laki akan
menyuruh prantara atau domu - domu yang telah mengikat janji dengan putrinya.
5. Marhata Sinamot
Marhatasinamot biasanya diselenggarakan setelah selesai membagikan jambar . Marhatasinamot
adalah membicarakan berapa jumlah sinamot dari pihak laki-laki, hewan apa yang di sembelih,
berapa banyak ulos , berapa banyak undangan dan dimana dilaksanakan upacara pernikahan
tersebut.
Adat marhatasinamot bisa juga dianggap sebagai perkenalan resmi antara orang tua laki-laki
dengan orang tua perempuan.Mas kawin yang diserahkan pihak laki-laki biasanya berupa uang
sesuai jumlah mas kawin tersebut di tentukan lewat tawar-menawar.
uang yaitu:
Jambar yang dibagi-bagikan untuk pihak perempuan adalah jambar j u h u t (daging) dan jambar
tuhorni boru (uang) dibagi sesuai peraturan. Jambar yang dibagi-bagikan untuk pihak pria adalah
dengke (baca : dekke/ ikan mas arsik) dan ulos yang dibagi sesuai peraturan. Pesta Adat Unjuk
ini diakhiri dengan membawa pulang pengantin ke rumah paranak.
Adat ini dimasukkan sebagai langkah untuk kedua belah pihak bebas saling kunjung
mengunjungi setelah beberapa hari berselang upacara pernikahan yang biasanya dilaksanakan
seminggu setelah upacara pernikahan.Pihak pengantin laki-laki dan kerabatnya, bersama
pengantin mengunjungi rumah pihak orang tua pengantin perempuan.Kesempatan inilah pihak
perempuan mengetahui bahwa putrinnya betah tinggal di rumah mertuanya.
12. Manjae
Setelah beberapa lama pengantin laki-laki dan perempuan menjalani hidup berumah tangga
(kalau laki-laki tersebut bukan anak bungsu), maka ia akan dipajae , yaitu dipisah rumah (tempat
tinggal) dan mata pencarian. Biasanya kalau anak paling bungsu mewarisi rumah orang tuanya.
13. Maningkir Tangga (baca: manikkir tangga)
Setelah pengantin manjae atau tinggal di rumah mereka.Orang tua beserta keluarga pengantin
datang untuk mengunjungi rumah mereka dan diadakan makan bersama.
Demikian tata cara upacara pernikahan adat Batak Toba, namun akhir-akhir ini tidak semua lagi
urutan ini dilaksanakan seperti semula, terutama orang-orang Batak yang berada diperantauan.
Beberapa telah dibuat menjadi lebih sederhana.
Marhata Sinamot
Marhata sinamot adalah adat suku Batak Toba yang membicarakan perihal tentang biaya
perkawinan, serta biasanya di hadirin para keluarga baik pihak laki-laki (pihak paranak)
maupun pihak perempuan (pihak parboru) dan dipimpin oleh raja parhata.
Martumpol bagi orang Batak Toba bisa disebut juga sebagai acara pertunangan tetapi secara
harafiah martupol merupakan acara kedua pengantin di hadapan pengurus jemaat gereja diikat
dalam janji untuk melangsungkan pernikahan.
adalah puncak dari prosesi Marunjuk. Kegiatan Mangulosi ini pasti dilakukan.Ulos sendiri
dijadikan simbol sebagai hadiah pernikahan yang memiliki arti berkat bagi kedua pengantin.
Dalam Mangulosi pun ada urutannya
Orang tua pengantin wanita memberikan Ulos hela kepada kedua pengantin. Sebelum
memberikan Ulos, biasanya ayah/ibu akan mandok hata atau memberi nasihat kepada kedua
pengantin agar bahagia dan pernikahannya diberkati Tuhan.
Hula-hula Paranak dan hula-hula Parboru juga akan Mangulosi pengantin. Salah satu boru (anak
perempuan) dari hula-hula Paranak memberikan amplop yang berisi uang kepada
pengantin. Hula-hula membawa 3 jenis yaitu Ulos, dekke, dan tandok.Sebelum memberikannya,
salah satu dari pihak hula-hula juga memberikan nasihat atau mandok hata.
2.3 Nama Nama Ulos Yang Digunkan Pada Adat Pernikahan Batak Toba
Ulos yang digunakan dalam acara adat masyarakat Batak Toba ini sangat berbeda dengan
ulos yang digunakan dalam acara adat perkawinan masyarakat Batak lainnya. Ulos yang
digunakan dalam acara Adat Perkawinan (dalam buku Raja Parhata dohot Jambar Hata
Drs.Manahan Radjagukguk) yaitu :
1. Ulos Panssamot atau Ragidup
adalah Ulos yang diberikan oleh orang tua pengantin perempuan kepada orang tua pengantin
laki-laki (hela).
2. Ulos Pengantin atau disebut juga Ragihotang
adalah ulos yang diberikan oleh Orang Tua pengantin perempuan kepada kedua pengantin.
3. Ulos Holong
adalah Ulos yang diterima atau diberikan oleh semua undangan yang hadir pada upacara
perkawinan. Ulos ini dapat diterima dari para undangan sampai ratusan.
4. Ulos Sadum
adalah ulos yang akan diberikan kepada Namboru (adik perempuan dari ayah) dari kedua
mempelai yang akan diuloskan oleh Hula-hula (adik atau abang laki-laki dari ibu.
5. Ulos Ragihotang
adalah ulos yang digunakan atau dipakai oleh semua laki-laki yang akan menghadiri pesta
perkawinan termaksud Orang Tua laki-laki dari kedua pengantin.
Didalam adat Batak Toba ada istilah Filosofi Adat yang disebut Dalihan Natolu yaitu tiga
tungku didalam adat Batak Toba yang merupakan suatu sistem kemasyarakatan pada
masyarakat Batak Toba tersebut.Dalihan Natolu ini mempunyai peran yang sangat penting
didalam setiap acara adat pada masyarakat Batak Toba dimanapun mereka berada.Dalihan
Natolu adalah somaba Marhula-hula, Manat Mardongan Tubu, Elek Marboru. Yang dimaksud
dengan Somba Marhula-Hula yaitu setiap insan suku Batak harus Hormat kepada Hula-
hulanya, kelompok kerabatan Hula-hula yaitu Tulang, Bona Tulang dan Bona Niari.Somba
artinya sembah, dimana masyarakat Batak Toba bersikap kepada Hula-hulanya Tangan harus
turut menyembah, tutur kata, caraduduk, dan semua tingkah laku harus turut menyembah
yang dilaksanakan dengan penuh hormat dan kesopanan.
Manat Mardongan Tubu maksudnya adalah agar suatu hubungan didalam kehidupan
sehar - hari maupun dalam upacara adat, setiap yang mempunyai saudara laki-laki harus
bersikap was-was atau hati-hati pada sikap tingkah laku satu sama lain. Agar hubungan
kekeluargaan tetap utuh didalam kelompok kekerabatan.
Elek Marboru artinya dimana seseorang harus bersikap lemah lembut terhadap borunya
didalam kehidupan sehari-hari, kerena borulah yang menjadi tiang beban didalam kehidupan
sehari-hari.Didalam acara adat masyarakat Batak Toba peran Dalihan Natolu ini sangatlah
penting, baik didalam acara tujuh bulanan, memasuki jabu, kelahiran termaksud upacara adat
perkawinan Masyarakat Batak Toba.
Ulos dalam acara Pernikahan
pemberian ulos kepada keluarga terdekat pihak keluarga mempelai laki-laki oleh keluarga
pihak mempelai perempuan, pemberian ulos ini haruslah yang sudah menikah dan penerimanya
pun yang sudah menikah, dan ulos yang diberikan adalah sebagai berikut:
Ulos paramai untuk saudara laki-laki dari ayah mempelai laki-laki. Apabila tidak
mempunyai kakak atau adik, bisa juga digantikan anak dari kakak atau adik kakek si
mempelai yang sudah menikah.
Ulos simandokkon untuk saudara lakilaki dari mempelai laki-laki. Apabila belum
menikah akan digantikan oleh anak dari kakak atau adik ayah si mempelai yang sudah
menikah dan bisa juga saudara dekat dari pihak semarga keluarga laki-laki yang sudah
menikah.
Ulos sihuti ampang untuk saudara perempuan pengantin laki-laki yang sudah menikah.
Apabila belum akan digantikan oleh saudara perempuan ayah si mempelai yang sudah
menikah.
Ulos pansamot adalah ulos yang akan diberikan orangtua si mempelai perempuan kepada
orang tua si laki-laki. Ulos ini tanda kasih sayang yang antar kedua pihak keluarga sudah
mempunyai hubungan yang sangat dekat. Pada saat memberikan ulos orang tua si
perempuan akan memberikan sepatah dua kata yang baik kepada orang tua si laki-laki.
Ulos hela adalah ulos yang akan diberikan kepada si mempelai, yang akan dibarengi oleh
sebuah mandar hela (sebuah sarung). Ulos ini menandakan si mempelai laki-laki sudah
menjadi menantu yang sah dan untuk kain sarung agar si mempelai laki-laki pada saat
kegiatan di keluarga mempelai perempuan akan menjadi parhobas.
Kegiatan prosesi pemberian ulos ini semua pihak yang telah terlibat sudah menjadi keluarga
juga, terutama antar kedua belah pihak, masing-masing sanak keluarga kedua mempelai
pun sudah seperti keluarga nantinya. Penjelasan lebih lanjut siapakah yang menempati
posisi tersebut. Dalam posisi duduk setiap keluarga memiliki fungsi dan perannya
masing-masing:
(1) Hula-Hula Posisi pertama; Hula-hula yaitu pihak pemberi istri, saudara laki-laki dari ibu
si mempelai.
(2) Tulang Posisi kedua; Tulang yaitu pihak pemberi istri, saudara laki-laki dari ibu si ayah
mempelai.
(3) Bona Tulang Posisi ketiga Bona Tulang yaitu pihak pemberi istri, saudara laki-laki nenek
si ayah mempelai.
(4) Tulang Rorobot Posisi keempat Tulang Rorobot pihak pemberi istri, saudara laki-laki
ibunya si ibu mempelai.
(5) Hula-Hula Marhahamaranggi Posisi kelima Hula-Hula Marhaharanggi yaitu pihak
pemberi istri, saudara laki-laki istri, dari kakak dan adik dari ayah si mempelai (paman si
mempelai).
(6) Hula-Hula Anak Manjae Posisi ke enam Hula-Hula Anak Manjae yaitu pihak pemberi
istri, saudara laki-laki istri dari anaknya
Pengantin wanita
Dahi
Mengenakan sortali boru (wanita)
Lengan
Dihiasi dengan gelang leang
Tangan
Memegang tampu(tempat sirih)yang terbiat dari manik-manik dan berisikan daun siri beserta
ramuanya.
Jari
Diberi cincinyaitu tintin rumbung,tintin permata, titin bunnga gundur atau tintin
tumbuk(pijor).
Pengantin pria
Perhiasan atau aksesoris kepala
Pengantian pria memakai penutup kepala dari ulos (ulos tali-tali ragi sakkar) yang
dibentuk mirip topi.Sourtali laki-laki diletakkan pada ulos penutup kepala di bagian
dahi.Pengnti pria menyandang tempat air dan tempat obat dipinggang sebelah kanan.
Suku batak toba merupakan sub atau bagian dari suku bangsa batak yang cukup banyak.
Suku batak toba tinggal dikabupaten toba samosir kini wilaya meliputi
balige ,lagubotik,parsoburan, dan sekitarnya. Orang batak selalu memi;liki marga/keluarga.
Marga di peroleh dari garis keturunan ayah (patruilineal) yang seterus nya dilanjutkan
keturunan nya secara terus menerus.
Penataan rambut
Pengantin wanita memakai sanggul yang dinamakan sanggul timpus. Bagian tengah
depan dibelah dua, diberi sedikit sasakan, dan ditarik keatas sehingga membentuk sanggul
timpus. Pengantin juga memakai hiasan gondang-gondang yang terbuat dari emas, menyediakan
daun sirih sebagai simbol Dalihan Natolu.
Pengantin wanita
Busana
Baju kurung (billulu nabirong)
Busana dari bahan beludru warna hitam dipercaya mempunyai mempunyai kekuatan
magis,dijahit menjadi baju kurung atau kebaya brokat.
Kain
Pengantin mengenakan tenunan ulos atau songket sebagai kain, dengan cara dililitkan
pada pinggang secara serong.
Ulos ragi hotang
Dahulu masyarakat toba hanya menggunakan ulos sebagai penghangat tubuh, kain ini
hanya dililitkan pada bagian tubuh tanpa dijahit.
Pada ulos hapinusanaan terdapat ragam hias geometri, seperti ipon-ipon (tumpal),sebagai
hiasanpenambah keindahan. Motif pisoran yang terdapat paa bagian tengah.Ragam hias fauna,
seperti biawak yang terdapat pada bagian ujung ulos, berfungsi sebagai penangkal roh jahat.
Pengantin menyampirkan selendang ulos bintang meratur pada bahu kanan. Pada kedua
ujung tengah ulos bintang maratur teragam haisan flora dengan motif hotang-hotang (garis-
garis)melambangkan keteraturan dan keharmonisan. Tapi kini selendang digunakan adalah
tenun songket yang sama dengan kain.
Alas kaki
Pengantin mengenakan sandal bertumit sesuai buasana.
Pengantin pria
Busana
Ulos
Busana yang dikena
kan hanya berupa selembar ulos napinunsaan/ulos ragiidup yang dillitkan seperti
memakai kain sarung dengan rambu-rambu (bulu-bulu benang ) dibagian depan. Pada
ujungny aterdapat hiasa geometri yaitu silitong, yang melambangkan kekuasaan, hotang-
hotang biawak, dan lain lain. Ulos ragi hotang di selempengkan pada bahu kanan. Saat ini
kebanyakan masyarakat menggubnakan busana yang lebi praktis dan modren berupa jas
kemeja,dan dasi.
Celana
Pengantin pria memakai celana pendek tanpa baju.Saat ini kebanyakan masyarakat
mengenakan busana yang lebih praktis dan modren berupa celana panjang.
Alas kaki
Pengantin pria mengenakan selop atau sepatu.
Perkembanngan saat ini
Perkembang adat batak sat ini sudah ada bebearapa proses yang dilewatkan ataun proses
yang telah diubah atau bahkan dilangkar dalam adat batak , diantaranya yaitu:
pakaian atau kebaya pada sejarah batak penganti wanita duluh itu memakai kebaya yang
berwarna putih akan tetapi dizaman sekarag ini zaman modern ini sudah banyak pengantin
yang mengenakan bebagai bentuk dan warna kebaya meraka daalam acara pernikahan begitu
pula dengan pengantin pria duluh itu memakai sarung akan tetapi pada zaman sekarang
pengantin pria sudah tidak memakai sarung lagi akan tetapi sudah mengenakan jas atau
celana.
Selamat malam ibu dan teman-teman semua. Kami dari kelompok Batak Toba ingin
memberitahukan peralatan dan kosmetik apa saja yg akan digunakan.
Proses Make up
Memakaikan klien kamisol dan rambut juga dirapikan dengan pemberian
hairbando kemudian lakukan pembersihan pada wajah dengan susu pembersih,
mulai pembersihan dari keseluruhan wajah hingga leher.
Bersihkan dengan tissue, dan berikan face tonic atau toner.
Selesai melakukan pembersihan wajah. Tahap selanjutnya wajah diberikan
pelembab
Lalu aplikasikan alas bedak atau foundation merata keseluruhan wajah dan leher.
Ratakan menggunakan kuas foundation tau dengan beauty blender. Selanjutnya
dalah melakukang pembentukan shading pada hidung.
Setelah hidung kelihatan mancung dan rapi selanjutnya adalah pengaplikasian
blush on dalam dan dilanjutkan dengan contur pada rahang wajah.
Pemberian concelear pada bagian wajah yg ingin ditutupi, misalnya di bawah
mata atau juga pada bekas bekas jerawat. Kemudian diberikan bedak tabur.
Pembentukan alis. Bentuk alis klien sesuai dengan bentuk wajah dan warna
rambutnya. Setelah dibentuk menggunakan pensil alis rapikan menggunakan
concelar.
Selanjutnya merias kelopak mata warna yang digunakan adalah pada kelopak
matabergerak warna yg di gunakan merah,pada bagian luar sudut mata coklat
kehitaman. dan pada bagian high light berwarna kuning keemasan. Kemudian
Pemberian eyeliner dan bulu mata.
Pemberian blush on luar untuk mempertegas blush on yang sebelumnya kita
aplikasikan.
Pengaplikasian lispstik. Membingkai bibir terlebih dahulu sebelum pemberian
lipstick dan selanjutnya berilah lipstick berwarna merah cabe.
Pemberian bedak tabur dan highlighter pada bagian wajah yg ingin ditonjolkan,
seperti tulang hidung, pipi dahi dibawah bibir dll.
BAB I
PENDAHULUAN
Suku Batak merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku
bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera
Utara.Agama yang dianut suku ini adalah agama Kristen Protestan, Kristen Katolik dan Islam
Sunni.Adapula yang menganut kepercayaan tradisional seperti tradisi Malim dan juga menganut
kepercayaan animisme (Sipelebegu atau Parbegu) walaupun penganutnya sudah berkurang.
Dalam sensus penduduk tahun 1930 dan 2000, pemerintah mengklasifikasikan
Simalungun, Karo, Toba, Mandailing, Pakpak dan Angkola sebagai etnis Batak.Suku batak
memiliki beberapa sub-sub suku lain yang dikategorikan sebagai:
1. Batak Toba
2. Batak Karo
3. Batak Pakpak
4. Batak Simalungun
5. Batak Angkola
6. Batak Mandailing.
Pada abad ke-6, pedagang-pedagang Tamil asal India mendirikan kota dagang Barus, di
pesisir barat Sumatera Utara. Mereka berdagang kapur Barus yang diusahakan oleh petani-petani
di pedalaman.Kapur Barus dari tanah Batak bermutu tinggi sehingga menjadi salah satu
komoditas ekspor di samping kemenyan.Pada abad ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya.Hal ini
menyebabkan terusirnya pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatera.Pada masa-masa
berikutnya, perdagangan kapur Barus mulai banyak dikuasai oleh pedagang Minangkabau yang
mendirikan koloni di pesisir barat dan timur Sumatera Utara.Koloni-koloni mereka terbentang
dari Barus, Sorkam, hingga Natal.
PEMBAHASAN
Orang Batak adalah penutur bahasa Austronesia dimana bahasa dan bukti-bukti arkeologi
menunjukkan bahwa orang yang berbahasa Austronesia berasal dari Taiwan yang telah
berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu pada zaman batu muda
(Neolitikum). Belum diketahui kapan nenek moyang orang Batak pertama kali berada di
Tapanuli dan Sumatera Timur.Karena hingga sekarang belum ada artefak Neolitikum yang
ditemukan di wilayah Batak maka dapat diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke
Sumatera Utara pada zaman logam.
Identitas Batak
Ada tiga pendapat yang mengungkapkan mengenai identitas suku batak yaitu;
1. R.W Liddle mengatakan, bahwa sebelum abad ke-20 di Sumatra bagian utara tidak terdapat
kelompok etnis sebagai satuan sosial yang koheren.Menurutnya sampai abad ke-19, interaksi
sosial di daerah itu hanya terbatas pada hubungan antar individu, antar kelompok kekerabatan,
atau antar kampung.Dan hampir tidak ada kesadaran untuk menjadi bagian dari satuan-satuan
sosial dan politik yang lebih besar.
2. Munculnya kesadaran mengenai sebuah keluarga besar Batak baru terjadi pada zaman kolonial.
Dalam disertasinya J. Pardede mengemukakan bahwa istilah "Tanah Batak" dan "rakyat Batak"
diciptakan oleh pihak asing.
3. Siti Omas Manurung, istri dari putra pendeta Batak Toba menyatakan, bahwa sebelum
kedatangan Belanda, semua orang baik Karo maupun Simalungun mengakui dirinya sebagai
Batak, dan Belandalah yang telah membuat terpisahnya kelompok-kelompok tersebut.
Sebuah mitos yang memiliki berbagai macam versi tentang asal usul suku batak
menyatakan, bahwa Pusuk Buhit, salah satu puncak di barat Danau Toba, adalah tempat
"kelahiran" bangsa Batak. Selain itu mitos-mitos tersebut juga menyatakan bahwa nenek moyang
orang Batak berasal dari Samosir. Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari berbagai
macam marga, sebagian disebabkan karena adanya migrasi keluarga-keluarga dari wilayah lain
di Sumatra. Penelitian penting tentang tradisi Karo dilakukan oleh J.H Neumann, berdasarkan
sastra lisan dan transkripsi dua naskah setempat, yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting.
Menurut Pustaka Kembaren, daerah asal marga Kembaren dari Pagaruyung di Minangkabau.
Orang Tamil diperkirakan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo. Hal ini terlihat dari
banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dari Bahasa Tamil. Orangorang Tamil yang
menjadi pedagang di pantai barat, lari ke pedalaman Sumatera akibat serangan pasukan
Minangkabau yang datang pada abad ke-14 untuk menguasai Barus.
Bahasa yang digunakan oleh orang Batak adalah bahasa Batak dan sebagian juga ada yang
menggunakan bahasa Melayu.Setiap puak memiliki logat yang berbeda-beda. Orang Karo
menggunakan Logat Karo, sementara logat Pakpak dipakai oleh Batak Pakpak, logat Simalungun
dipakai oleh Batak Simalungun, dan logat Toba dipakai oleh orang Batak Toba, Angkola dan
Mandailing.
Kesenian
Tari Tor-tor merupakan kesenian yang dimiliki suku Batak.Tarian ini bersifat magis.Ada
lagi Tari serampang dua belas yang hanya bersifat hiburan.Sementara alat musik tradisionalnya
adalah Gong dan Saga-saga.Adapun warisan kebudayaan berbentuk kain adalah kain ulos.Kain
hasil kerajinan tenun suku batak ini selalu ditampilkan dalam upacara perkawinan, mendirikan
rumah, upacara kematian, penyerahan harta warisan, menyambut tamu yang dihormati dan
upacara menari Tor-tor.
Tor-Tor Batak Toba
Kepercayaan
Sebelum suku Batak Toba mengenal agama, mereka menganut sistem kepercayaan religi
tentang Mulajadi na Bolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaan-Nya
terwujud dalam Debata Natolu.
Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak Toba mengenal tiga konsep, yaitu:
Tondi : adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi
nyawa kepada manusia. Tondi di dapat sejak seseorang di dalam kandungan.Bila tondi
meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan sakit atau meninggal, maka diadakan
upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.
Sahala : adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi,
tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang
dimiliki para raja atau hula-hula.
Begu : adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan tingkah laku
manusia, hanya muncul pada waktu malam.
Salam Horas merupakan salam Suku Batak yang terkenal, namun masih ada dua salam lagi yang
kurang populer di masyarakat yakni Mejuah juah dan Njuah juah. Horas sendiri masih memiliki
penyebutan masing masing berdasarkan puak yang menggunakannya
5. Mandailing dan Angkola “Horas Tondi Madingin Pir Ma Tondi Matogu, Sayur Matua
Bulung!”
Kekerabatan
Ada dua bentuk kekerabatan bagi suku Batak, yakni berdasarkan garis keturunan
(genealogi) dan berdasarkan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial tidak ada.
Bentuk kekerabatan berdasarkan garis keturunan (genealogi) terlihat dari silsilah marga mulai
dari Si Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga.Sedangkan kekerabatan
berdasarkan sosiologis terjadi melalui perjanjian (padan antar marga tertentu) maupun karena
perkawinan.Dalam tradisi Batak, yang menjadi kesatuan Adat adalah ikatan sedarah dalam
marga, kemudian Marga.Artinya misalnya Harahap, kesatuan adatnya adalah Marga Harahap vs
Marga lainnya.Berhubung bahwa Adat Batak/Tradisi Batak sifatnya dinamis yang seringkali
disesuaikan dengan waktu dan tempat berpengaruh terhadap perbedaan corak tradisi antar daerah.
Adanya falsafah dalam perumpamaan dalam bahasa Batak Toba yang berbunyi: Jonok
dongan partubu jonokan do dongan parhundul. merupakan suatu filosofi agar kita senantiasa
menjaga hubungan baik dengan tetangga, karena merekalah teman terdekat. Namun dalam
pelaksanaan adat, yang pertama dicari adalah yang satu marga, walaupun pada dasarnya tetangga
tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan Adat.
Dalam persoalan perkawinan, dalam tradisi suku Batak seseorang hanya bisa menikah
dengan orang Batak yang berbeda klan. Maka dari itu, jika ada yang menikah harus mencari
pasangan hidup dari marga lain. Apabila yang menikah adalah seseorang yang bukan dari suku
Batak, maka dia harus diadopsi oleh salah satu marga Batak (berbeda klan). Acara tersebut
dilanjutkan dengan prosesi perkawinan yang dilakukan di gereja bila agama yang dianutnya
adalah Kristen.
Pernikahan adat batak toba adalah salah satu upacara ritual batak toba.Dalam adat batak
toba, penyatuan dua orang dari anggota masyarkat melalui perkawinan tak bisa dilepaskan dari
kepentingan kelompok masyarakat bersangkutan. Demikianlah keseluruhan rangkaian situs
perkawinan adat batak-Toba mengiyakan pentingnya peran masyarakat, bahkan ia tak dapat di
pisahkan dari peran masyarakat. Zaman dahulu,pernikahan batak toba bisa memakan enam
sampai tujuh perayaan, di karenakan banyaknya sanak saudara yang diundang dan ritual yang
dijalankan .pernikahan adat batak ini memang syarat dengan budaya dan peraturan dari norma-
norma social yang berlaku. Sebab itu ritual pernikahan batak ini tidak pernah lepas dari tradisi
nya hinggah sekarang.
Adapun tata cara adat Batak dalam pernikahan yang disebut dengan adat nagok , yaitu
pernikahan orang Batak secara normal berdasarkan ketentuan adat terdahulu seperti tahap-tahap
berikut ini:
14. Mangaririt
Sekarang ini ada yang melaksanakan acara paulak une dan maningkir tangga langsung setelah
acara adat ditempat acara adat dilakukan, yang mereka namakan “ Ulaon Sadari ”.
uang yaitu:
Jambar yang dibagi-bagikan untuk pihak perempuan adalah jambar j u h u t (daging) dan jambar
tuhorni boru (uang) dibagi sesuai peraturan. Jambar yang dibagi-bagikan untuk pihak pria adalah
dengke (baca : dekke/ ikan mas arsik) dan ulos yang dibagi sesuai peraturan. Pesta Adat Unjuk
ini diakhiri dengan membawa pulang pengantin ke rumah paranak.
Adat ini dimasukkan sebagai langkah untuk kedua belah pihak bebas saling kunjung
mengunjungi setelah beberapa hari berselang upacara pernikahan yang biasanya dilaksanakan
seminggu setelah upacara pernikahan.Pihak pengantin laki-laki dan kerabatnya, bersama
pengantin mengunjungi rumah pihak orang tua pengantin perempuan.Kesempatan inilah pihak
perempuan mengetahui bahwa putrinnya betah tinggal di rumah mertuanya.
25. Manjae
Setelah beberapa lama pengantin laki-laki dan perempuan menjalani hidup berumah tangga
(kalau laki-laki tersebut bukan anak bungsu), maka ia akan dipajae , yaitu dipisah rumah (tempat
tinggal) dan mata pencarian. Biasanya kalau anak paling bungsu mewarisi rumah orang tuanya.
Marhata Sinamot
Marhata sinamot adalah adat suku Batak Toba yang membicarakan perihal tentang biaya
perkawinan, serta biasanya di hadirin para keluarga baik pihak laki-laki (pihak paranak)
maupun pihak perempuan (pihak parboru) dan dipimpin oleh raja parhata.
Martumpol bagi orang Batak Toba bisa disebut juga sebagai acara pertunangan tetapi secara
harafiah martupol merupakan acara kedua pengantin di hadapan pengurus jemaat gereja diikat
dalam janji untuk melangsungkan pernikahan.
Mangulosi
adalah puncak dari prosesi Marunjuk. Kegiatan Mangulosi ini pasti dilakukan. Ulos sendiri
dijadikan simbol sebagai hadiah pernikahan yang memiliki arti berkat bagi kedua pengantin.
Dalam Mangulosi pun ada urutannya
Orang tua pengantin wanita memberikan Ulos hela kepada kedua pengantin. Sebelum
memberikan Ulos, biasanya ayah/ibu akan mandok hata atau memberi nasihat kepada kedua
pengantin agar bahagia dan pernikahannya diberkati Tuhan.
Hula-hula Paranak dan hula-hula Parboru juga akan Mangulosi pengantin. Salah satu boru (anak
perempuan) dari hula-hula Paranak memberikan amplop yang berisi uang kepada
pengantin. Hula-hula membawa 3 jenis yaitu Ulos, dekke, dan tandok. Sebelum memberikannya,
salah satu dari pihak hula-hula juga memberikan nasihat atau mandok hata.
2.3 Nama Nama Ulos Yang Digunkan Pada Adat Pernikahan Batak Toba
Ulos yang digunakan dalam acara adat masyarakat Batak Toba ini sangat berbeda dengan
ulos yang digunakan dalam acara adat perkawinan masyarakat Batak lainnya. Ulos yang
digunakan dalam acara Adat Perkawinan (dalam buku Raja Parhata dohot Jambar Hata
Drs.Manahan Radjagukguk) yaitu :
pemberian ulos kepada keluarga terdekat pihak keluarga mempelai laki-laki oleh keluarga
pihak mempelai perempuan, pemberian ulos ini haruslah yang sudah menikah dan penerimanya
pun yang sudah menikah, dan ulos yang diberikan adalah sebagai berikut:
Ulos paramai untuk saudara laki-laki dari ayah mempelai laki-laki. Apabila tidak
mempunyai kakak atau adik, bisa juga digantikan anak dari kakak atau adik kakek si
mempelai yang sudah menikah.
Ulos simandokkon untuk saudara lakilaki dari mempelai laki-laki. Apabila belum
menikah akan digantikan oleh anak dari kakak atau adik ayah si mempelai yang sudah
menikah dan bisa juga saudara dekat dari pihak semarga keluarga laki-laki yang sudah
menikah.
Ulos sihuti ampang untuk saudara perempuan pengantin laki-laki yang sudah menikah.
Apabila belum akan digantikan oleh saudara perempuan ayah si mempelai yang sudah
menikah.
Ulos pansamot adalah ulos yang akan diberikan orangtua si mempelai perempuan kepada
orang tua si laki-laki. Ulos ini tanda kasih sayang yang antar kedua pihak keluarga sudah
mempunyai hubungan yang sangat dekat. Pada saat memberikan ulos orang tua si
perempuan akan memberikan sepatah dua kata yang baik kepada orang tua si laki-laki.
Ulos hela adalah ulos yang akan diberikan kepada si mempelai, yang akan dibarengi oleh
sebuah mandar hela (sebuah sarung). Ulos ini menandakan si mempelai laki-laki sudah
menjadi menantu yang sah dan untuk kain sarung agar si mempelai laki-laki pada saat
kegiatan di keluarga mempelai perempuan akan menjadi parhobas.
Kegiatan prosesi pemberian ulos ini semua pihak yang telah terlibat sudah menjadi keluarga
juga, terutama antar kedua belah pihak, masing-masing sanak keluarga kedua mempelai
pun sudah seperti keluarga nantinya. Penjelasan lebih lanjut siapakah yang menempati
posisi tersebut. Dalam posisi duduk setiap keluarga memiliki fungsi dan perannya
masing-masing:
(7) Hula-Hula Posisi pertama; Hula-hula yaitu pihak pemberi istri, saudara laki-laki dari ibu
si mempelai.
(8) Tulang Posisi kedua; Tulang yaitu pihak pemberi istri, saudara laki-laki dari ibu si ayah
mempelai.
(9) Bona Tulang Posisi ketiga Bona Tulang yaitu pihak pemberi istri, saudara laki-laki nenek
si ayah mempelai.
(10) Tulang Rorobot Posisi keempat Tulang Rorobot pihak pemberi istri, saudara laki-laki
ibunya si ibu mempelai.
(11) Hula-Hula Marhahamaranggi Posisi kelima Hula-Hula Marhaharanggi yaitu pihak
pemberi istri, saudara laki-laki istri, dari kakak dan adik dari ayah si mempelai (paman si
mempelai).
(12) Hula-Hula Anak Manjae Posisi ke enam Hula-Hula Anak Manjae yaitu pihak pemberi
istri, saudara laki-laki istri dari anaknya
Fungsi Ulos dalam Hari-hari Besar
halak Batak atau namarpesta on halak Batak, Jala ulos on fungsi na dipake halak Batak
gabe sabe-sabe na dos tu Artinya: mengadakan pesta tersebut adalah orang Batak, juga
ulos ini fungsinya sebagai selendang yang dipakai masyarakat Batak sesuai dengan jenis
acara adatnya.
Artinya:
sebagai yang mengadakan pesta tersebut adalah orang Batak, juga ulos ini fungsinya
sebagai selendang yang dipakai masyarakat Batak sesuai dengan jenis acara adatnya.
Pengantin wanita
Dahi
Mengenakan sortali boru (wanita)
Lengan
Dihiasi dengan gelang leang
Tangan
Memegang tampu(tempat sirih)yang terbiat dari manik-manik dan berisikan daun siri beserta
ramuanya.
Jari
Diberi cincinyaitu tintin rumbung,tintin permata, titin bunnga gundur atau tintin
tumbuk(pijor).
Pengantin pria
Perhiasan atau aksesoris kepala
Pengantian pria memakai penutup kepala dari ulos (ulos tali-tali ragi sakkar) yang
dibentuk mirip topi. Sourtali laki-laki diletakkan pada ulos penutup kepala di bagian dahi.
Pengnti pria menyandang tempat air dan tempat obat dipinggang sebelah kanan.
2.5 Tata Rias Pengantin Batak Toba
Suku batak toba merupakan sub atau bagian dari suku bangsa batak yang cukup banyak.
Suku batak toba tinggal dikabupaten toba samosir kini wilaya meliputi
balige ,lagubotik,parsoburan, dan sekitarnya. Orang batak selalu memi;liki marga/keluarga.
Marga di peroleh dari garis keturunan ayah (patruilineal) yang seterus nya dilanjutkan
keturunan nya secara terus menerus.
Penataan rambut
Pengantin wanita memakai sanggul yang dinamakan sanggul timpus. Bagian tengah
depan dibelah dua, diberi sedikit sasakan, dan ditarik keatas sehingga membentuk sanggul
timpus. Pengantin juga memakai hiasan gondang-gondang yang terbuat dari emas, menyediakan
daun sirih sebagai simbol Dalihan Natolu.
Pengantin wanita
Busana
Baju kurung (billulu nabirong)
Busana dari bahan beludru warna hitam dipercaya mempunyai mempunyai kekuatan
magis,dijahit menjadi baju kurung atau kebaya brokat.
Kain
Pengantin mengenakan tenunan ulos atau songket sebagai kain, dengan cara dililitkan
pada pinggang secara serong.
Ulos ragi hotang
Dahulu masyarakat toba hanya menggunakan ulos sebagai penghangat tubuh, kain ini
hanya dililitkan pada bagian tubuh tanpa dijahit.
Pada ulos hapinusanaan terdapat ragam hias geometri, seperti ipon-ipon (tumpal),sebagai
hiasanpenambah keindahan. Motif pisoran yang terdapat paa bagian tengah. Ragam hias fauna,
seperti biawak yang terdapat pada bagian ujung ulos, berfungsi sebagai penangkal roh jahat.
Pengantin menyampirkan selendang ulos bintang meratur pada bahu kanan. Pada kedua
ujung tengah ulos bintang maratur teragam haisan flora dengan motif hotang-hotang (garis-
garis)melambangkan keteraturan dan keharmonisan. Tapi kini selendang digunakan adalah
tenun songket yang sama dengan kain.
Alas kaki
Pengantin mengenakan sandal bertumit sesuai buasana.
Pengantin pria
Busana
Ulos
Busana yang dikena
kan hanya berupa selembar ulos napinunsaan/ulos ragiidup yang dillitkan seperti
memakai kain sarung dengan rambu-rambu (bulu-bulu benang ) dibagian depan. Pada
ujungny aterdapat hiasa geometri yaitu silitong, yang melambangkan kekuasaan, hotang-
hotang biawak, dan lain lain. Ulos ragi hotang di selempengkan pada bahu kanan. Saat ini
kebanyakan masyarakat menggubnakan busana yang lebi praktis dan modren berupa jas
kemeja,dan dasi.
Celana
Pengantin pria memakai celana pendek tanpa baju. Saat ini kebanyakan masyarakat
mengenakan busana yang lebih praktis dan modren berupa celana panjang.
Alas kaki
Pengantin pria mengenakan selop atau sepatu.
Perkembanngan saat ini
Perkembang adat batak sat ini sudah ada bebearapa proses yang dilewatkan ataun proses
yang telah diubah atau bahkan dilangkar dalam adat batak , diantaranya yaitu:
pakaian atau kebaya pada sejarah batak penganti wanita duluh itu memakai kebaya yang
berwarna putih akan tetapi dizaman sekarag ini zaman modern ini sudah banyak pengantin
yang mengenakan bebagai bentuk dan warna kebaya meraka daalam acara pernikahan begitu
pula dengan pengantin pria duluh itu memakai sarung akan tetapi pada zaman sekarang
pengantin pria sudah tidak memakai sarung lagi akan tetapi sudah mengenakan jas atau
celana.
Selamat malam ibu dan teman-teman semua. Kami dari kelompok Batak Toba ingin
memberitahukan peralatan dan kosmetik apa saja yg akan digunakan.
ALAT :
+ Sponge foundation
+ Sponge bedak
+ Kuas make up
+ Penjepit bulu mata
+ Bulu Mata Atas & Bawah
KOSMETIK MAKE-UP
+ Pelembab
+ Primer
+ Foundation
+ Contour Cream
+ Contour Powder
+ Blush On Cream
+ Blush On Powder
+ Highlighter
+ Bedak Tabur
+ Bedak padat
+ Pensil alis
+ Pensil bibir
+ Eyeshadow (orange,coklat tua)
+ Eyeliner
+ Mascara
+ Lipstik
+ Concealer
+ Setting spray
+ Lem bulu mata
BAB III
PENELITIAN
A. metode penelitian
Salah satu hal yang terpenting dalam penelitian adalah strategi umum yang bersifat teknis
tentang bagaimana pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab masalah
yang diajukan atau dirumuskan atau sering kali disebut dengan metode penelitian.47 Memilih
pendekatan tertentu merupakan suatu penelitian merupakan konsekuensi tersendiri sebagai
proses yang harus diikuti secara konsisten dari awal hingga akhir agar memperoleh hasil yang
maksimal dari penelitian tersebut.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor,
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu ucapan
atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang itu sendiri.48 Sedangkan menurut
David Williams, penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dan
dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.49 Pada penelitian ini peneliti
bertindak sebagai instrumen kunci (utama) karena peneliti sendiri yang menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukanpengumpulan data, menilai
kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Riaswajahbukanmerupakansuatuhalbaru,karenasejakribuantahunyanglalusudahdikenalda
nditerapkankhususnyaolehkaumwanita,dimanasetiapbangsamemilikistandartertentuakanarticanti
k.Tatariasadalahsenimenggunakanbahankosmetikauntukmenciptakanwajahperansesuaidengantun
tutanlakon.Selainitutatariasadalahsuatuilmuyangmempelajaritentangsenimempercantikdirisendiri
atauoranglaindenganmenggunakankosmetika.Pemakaiankosmetikauntuktatariassendiritelahdiken
alsejakjamandahulu,dimanakatakosmetika beartiketerampilanberhias.
Tatariaspengantinadalahtatariasyangharusmemilikikekuatanuntukmerubahwajahlebih
berseri,dantampakistimewa,dengantetapmempertahankankecantikanalamiyang besrsifat
personal
4.2 Saran
Kami sadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari katasempurna, dan masih
terdapat banyak kesalahan.Maka dari itu kami mohon kritik dan sarannya kepada para
pembaca gunauntuk meningkatkan pengetahuan kami untuk memperbaiki makalah kami
dimasa mendatang.
BAB
A. LatarBelakang
BAB I
PENDAHULUAN
Tradisi atau tata cara perkawinan di setiap daerah di Indonesia memiliki karakter
yang berbeda, yang dipengaruhi oleh budaya, adat istiadat, legenda, juga kondisi sosial
masyarakatnya. Salah satu karakter tersebut dapat dilihat melalui busana, aksesories, dan
tata rias pengantinnya yang merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Busana dan aksesoris, tata rias pengantin memiliki lambang dan makna khusus
yang intinya adalah harapan agar kedua mempelai dapat menjalani kehidupan
perkawinan yang bahagia, sejahtera, dan langgeng. Tata rias dan busana pengantin
Indonesia tidak terlepas dari pernak-pernik dan aksesoris mulai dari ujung rambut
hingga ujung kaki yang menunjukkan ciri khas setiap suku.Setiap tata rias dan busana
pengantin yang ada merupakan bentuk baku atau standar kompetensi. Namun pada
perkembangan masyarakat sekarang ini, tata rias pengantin di Indonesia mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Tata rias pengantin merupakan karya seni budaya yang
berkembang di dalam sebuah kelompok masyarakat dan keberadaannya selalu dicoba
untuk dilestarikan sebagai sebuah karya seni.
1.2 RumusanMasalah
1. Bagaimana Tata Rias PengantinSimalungun?
2. Apa pakaian yang digunakan pengantinsimalungun?
3. Apa saja Tata Cara make Up pengantinSimalungun?
4. Apa saja aksesoris yang digunakan pengantinsimalungun?
5. Apakah arti dari Riasan dan pakaian serta riasan pengantinsimalungun?
1.3 Tujuan
Memahami Tata Rias PenantinSimalungun.
Mengetahui pakaian yang digunakan pengantinSimalungun.
Memahami Tata Cara Make Up pengantinSimalungun.
Mengetahui Aksesoris yang digunakan pengantinSimalungun.
Memahami arti Riasan dan Pakaian serta aksesoris pengantinSimalungun.
1.4 Manfaat
Dapat mempraktikan Tata Rias PengantinSimalungun
Dapat mengaplikasikan Make Up pengantinSimalungun
Dapat memakaikan aksesoris dan pakaian pengantinSimalungun.
Mampu menjelaskan arti riasan dan pakaian serta aksesoris pengantinSimalungun.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
a. Suku Simalungun
Suku Simalungun adalah salah satu dari suku Batak yang terdapat di
wilayah Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatra Utara. Suku Simalungun ini
berada di antara dua kebudayaan, yaitu suku Batak Toba dan suku Batak Karo.
Karena wilayah kediaman suku Batak Simalungun ini berada di antara wilayah
kedua suku Batak tersebut, maka bahasa Simalungun hampir mirip dengan bahasa
Toba dan Karo. Suku ini memiliki garis keturunan patrilineal. (Erond Damanik,
2007:54)
Penduduk asli yang mendiami Kabupaten Simalungun adalah suku Batak
Simalungun yang kehidupan masyarakatnya masih sangat kental dengan adat istiadat.
Pada masyarakat Simalungun, tari disebut dengan Tortor. Tortor mempunyai
peranan penting dalam aktivitas kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan
kehidupan spritual dan sosial kemasyarakatannya. Selain Tortor masyarakat
Simalungun juga mempunyai kesenian dibidang musik, yang sering disebut
gonrang/margonrang (memainkan alat musik tradisional Batak simalungun). Suku
ini memiliki macam-macam kesenian, kesenian tersebut adalah seni tari (Tortor),
seni lukis, seni musik, dan seni teater. Kesenian tersebut sering hadir dalam upacara
adat ataupun kegiatan masyarakat, tetapi dalam pelaksanaanya beberapa cabang
kesenian tersebut diikat oleh sistem kekerabatan yang ada sepertiTortor.
Simalungun mempunyai kebudayaan yang beraneka ragam dan patut
untuk di lestarikan, contohnya salah seorang pecinta budaya Simalungun yaitu
Sultan Saragih salah seorang Seniman Muda Simalungun yang masih aktif dalam
kegiatan budaya Simalungun, beliau juga sampai saat ini masih melakukan riset
penelitian terhadap budaya Simalungun. Dalam tulisan Sultan Saragih di dalam
penelitiannya menyatakan bahwa, salah seorang putera Guru Raya yaituBorahim
Purba Dasuha, Borahim Purba adalah salah seorang penasehat spiritual kerajaan
Raya yang terlihat pada rekaman foto masa kolonial belanda (KITLV) dengan
menggunakan ikat kepala Simalungun, hiou (ulos), pustaha lak-lak bersanding di
badannya, serta Tukkot Malehat yang tertancap di belakangnya. Dalam tulisan ini
Tukkot Malehat disebut sebagai peninggalan nenek moyang terdahulu dan dipercaya
memiliki kesaktian dan tidak sembarangan di sentuh oleh orang lain. Hanya dapat
digunakan oleh tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki kekuatan spiritual seperti
penasehat spiritual raja Raya dan pangulubaling.
Sistem kepemimpinan di suatu kampung dipimpin oleh seorang kepala
desa atau kepala suku, sebutan untuk kepala desa di Simalungun ialah pangulu
balang. Setiap pangulu balang di setiap desa adalah keturunan raja, tugas utama dari
pangulu balang adalah untuk menjaga rakyatnya dan keturunannya dari bahaya dan
ancaman yang dapat menyerang kampung tersebut, yaitu dengan cara melakukan
ritual ataupun perang. Salah satu upacara yang dilakukan adalah upacara mamagari
huta (menolak bala).
Upacara adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh orang–orang
tertentu, khusus, umum, yang memiliki tata aturan tertentu dan tidak dapat diganggu
gugat, yang menjadi paham dasar manusia sejak masa purba sebagai bentuk
dualisme keberadaan hidup hingga masa kini.(Sumardjo 2002:107) Upacara atau
ritual tidak terlepas dari namanya Tortor atau manortor. Tortor pada Masyarakat
Simalungun adalah wujud budaya yang sangat jelas disaat berjalannya setiap adat
yang dilaksanakan. Karena Tortor merupakan salah satu identitas budaya batak yang
dipercaya memiliki nilai dan marwah yang tinggi dalam berlangsungnya suatu
upacara adat, salah satunya adalah upacara mamagari huta dengan ikut
berlangsungnya Tortor Tukkot Malehat pada upacaratersebut.
Selain ketiga jenis adat perkawinan ini, maka yang lainnya bukanlah
perkawinan adat (marhajabuan na so adat) sebab tidak memenuhi kriteria atau
ketentuan adat tentang perkawinan di Simalungun, yaitu:
(i) perkawinan incest (mardawan begu) baik incest keluarga inti
maupun incestklan,
(ii) perkawinan kumpul kebo (marjabu uhuruhur),dan
(iii) perkawinan yang direbut atau dipaksa(nanirobut)
HASIL OBSERVASI
A. PengantinSimalungun
Walaupun saat ini zaman sudah semakin modern, akan tetapi dari kehidupan
sehari hari adat dan istiadat tidak bisa dilepaskan begitu saja. Terlebih lagi bagi yang
berasal dari daerah yang mempunyai tradisi kental seperti salah satunya suku Batak
Simalungun . Dalam berbagai hal tradisi ini dapat terlihat termasuk untuk baju dan
aksesoris pengantin Batak Siamalungun.
Banyak rangkaian yang harus dilaksanakan dalam menyelenggarakan pernikahan
adat Batak Siamalungun . Walaupun terlihat rumit, akan tetapi tidak sedikit pengantin
yang memilih menggunakannya karena pernikahan diinginkan berlangsung sekali
seumur hidup. Para pengantin juga disamping harus melalui rangkaian acara yang cukup
panjang, tentu juga harus mengenakan pakaian adat. Acara pernikahan akan semakin
kental dengan mengenakan pakaian tradisional dan membuat suasana menjadihangat.
Sebagai ciri khas dari adat batak Simalungun adalah penggunaan aksesoris
dikepala dan kain. Pada pengantin pria menggunakan penutup kepala yang disebut
Gotong, sedangkan pada pengantin wanita digunakan penutup kepala yang disebut
Bulang. Kedua pengantin menggunakan kain adat Simalungun yang disebut suri-suri
yaitu kain yang disandang dimana menambah ketalnya adat batak. Penggunaan Gotong
dan Bulang pada pengantin Batak Simalungun ini tentu memiliki arti yang bermakna adat.
Lebih detail tentang makna-makna tersebut bisa didapat dari pemuka-pemuka adat
simalungun.
Dari sisi tat arias makeup Pengantin , baik Gotong-Bulang dalam adat batak
Simalungun, maupun sortali dalam adat batak Toba, dapat kita liaht bahwa
Penggunaannya lebih cenderung menyempurnakan makeup Pengantin, dan menambah
keagungan penampilan dari pengantin.
B. Pakaian pengantinSimalungun
Pakaian adat yaitu semua kelengkapan yang dipakai oleh seseorang yang
menunjukkan ciri khas kebudayaan suatu masyarakat.dengan melihat pakaian seseorang,
kita akan mengatakan bahwa orang tersebut dari daerah tertentu dan ini akan lebih jelas
bila ada pawai bhinneka tunggal ika. Jadi, pakaian adat mewakili masyarakat dan adat
suatu daerah, membedakannya dengan adat daerah lain.pakaian adat biasanya dikenakan
pada upacara-upacara adat, pesta, maupun dukacita.Ada beberapa macam pesta yang
dilaksanakan menurut adat simalungun. Pesta adat yang paling berharga adalah pesta adat
perkawinan anak (paompohon/paunjuk anak) maupun perkawinan anak perempuan
(palaho boru), dan acara adat sayur matua. Pada ketiga macam pesta adat ini, warga
simalungun memakai pakaian adat yang berbeda.
1. PengantinWanita
Semakin berkembangnya Zaman Maka semakin berkembang baik dari segi
pakaian dan aksesoris, baju penganantin simalungun berwarana dasar Merah dan
Hitam yang telah dipakemkan . dulunya baju pengantin wanita simalungun berbahan
dasar bludru dan dan Renda, namun sekarang ini hanya digunakan satu bahan saja
yaitu Bludru.
a. Baju soja, sejenis baju tradisional simalungun, khusus untuk wanita. Bahanya dari kain
berwarna hitam dan merah ,lengan panjang, leher rendah. Bagian belakang diberikan
hiasan pohon enau. Pada bagian belakang dibuat hiasan, pada lengan bagian ujung
disulam menggunakan benang warna merah juga sebagaihiasan.
f. Kerudung
Pada tahun 2020 telah dibakukukan pemakaian kerudung pada pengantin Simalungun
2. PengantinPria
a. Baju Toluk Balanga: Pakaian laki – laki dibuat dari kain berwarna hitam, pada bagian
leher modelnya teluk belanga, seperti lajim dipakai bangsawan melayu, pada bagian
celana juga berwarna hitam yang bentuknya sepertipiyama.
b. Gotong : terbuat dari kain batik buatan jawa yang sering disebut “gotong soribaya”
pemakaian gotong ini adalah peningalan hubungan historis yang pernah terjalin
diantara kerajaan nagur ( cikal bakala simalungun) dahulu dengan kerajaan singosaridi
pulaujawasekitarabatXIII.Sebelumbatikdikenalorangsimalungunpenutupkepala
biasanya adalah terbuat dari kain tenun asli yang disebut “ Hiou Padang Rusak”. Tetapi
sejak dahulu raja – raja simalungun selalu memakai kain batik sebagai tutup kepala
atau gotong dan tidak pernah memakai kain lain. Bentuk gotong pada pengantin disebut
“ Gotong Pontik” yang bentuknya menyerupai bentuk “tengkulok” sultan – sultan
melayu dan diberi hiasan ( aksesoris adat). Gotong pelambang kepemimpinan dan
wibawa serta tanggung jawab sebagai seorangayah.
c. Rantei Gotong: terbuat dari emas atau suasa berbentuk rantai yang dililitkan di gotong
sedemikian rupa dengan “sait ni begu” (taring harimau) tergantung jatuh disebelah
kanan didekat telinga sipemakai.
d. Dormani: jenis hiasan terbuat dari emas atau suasa, disangkutkan pada gotong pada
bagian sebelah kiri si pemakai dekattelinga.
e. Hiou: laki – laki tidak memakai hiou berwana cerah, yang dapat dipakai adalah hiou
berwarna gelap sebagai penutup tubuh mulai dari pinggang hingga mata kaki. Hiou ini
bermakna perlindungan dan kesehatan dari Tuhan Yang MahaEsa.
f. Hadang – Hadang: terdiri dari kain adat (hiou), yaitu suri – suri nanggar suasah atau
simakkat – akkat. Maknanya yaitu tanggu jawab terhadap tugas yangdiemban.
g. Ponding Ulu Ni Begu : yaitu ikat pinggan yang pada kepala pinggang teresbut terdapat
ukiran kepala harimau terbuat dari emas atau perak, biasanya dipakai pada raja tau
kaum bangsawan. Maknanya melambangkan kesiapan mengemban tugas dan
menghadapintantangan.
h. Suhul Gading: pisau kiebesaran tradisional yang bhulun pisaunya terbuat dari gading
gajah dan disaput perak. Bermakna sikap kesatria dan keberanian membela keadilan,
kebenaran, dan harga diri sebagaipemimpin.
i. Hassing: sejenis rantai terkait dengan koin emas atau perak disangkutkan pada kantung
tolok balanga ke sebelah kanan.
j. Tintin Telapak Gajah:yaitu cincin berkepala gajah terbuat dari emas atau perak
dimasukkan di jari manis sebelahkiri.
k. Golang hasissungan atau “golang banggal” terbuat dari emas atau perak dipakai
dipergelangan tangankanan.
l. Rudang Hapias, perhiasan berbentuk bunga matahari terbuat dari emas atau perak
diselipkan digotong sebelah kanan atastelinga.
m. Sepatu hitam sebagi alaskaki.
C. Aksesoris PengantinSimalungun
Rudang Hapias, sejenis hiasan yang terbuat dari emas berbentuk daun, disusun
miripbunga matahari, diselipkan pada sanggul rambut kaumibu.
b. EyeShadow
Eyeshadow yang digunakan pada pengantin Simalungun dulunya adalah
warna merah darah pada bagian kelopak mata, sudut mata menggunakan warna
hitam dan bagian atas mata tepatnya dibawah alis bewarna kuning. Namun , karena
dianggap kurang menarik pada tahun 2009 telah pakemkan bahwasannya pada
kelopak mata bergerak warna merah darah diganti menjadi emas tembaga, bagian
sudut mata diubah mejadi warna cokelat kehitaman dan kuning pada highlight.
Untuk arti dari warna-warna Eyeshadow sendiri, Merah melambangkan
keberanian dari Boru-Boru batak sendiri, warna Hitam Kecoklatan untuk
menangkal hal- hal mistik yang mungkin terjadi pada saat proses pernikahan.
Maka dari itu baik dekorasi maupun riasan menggunakan banyak warna hitam
karena masyakarat simalungun percaya bahwasannya warna hitam dapat
menangkal hal-hal mistik. Dan untuk Warna Keemasan sendiri menggambarkan
kemegahan dankeagungan.
c. BlushOn
Blush On yang digunakan pengantin Simalungun yaitu merah samar, sama
seperti Eyeshadow memiliki makna keberanian boru-boru batak.
d. Eyeliner danAlis
Pengantin Simalungun sendiri tetap menggunakan Eyeliner seperti
pengantin lainnya, dan untuk penggunaan Warna Alis menggunakan warna hitam
kecoklatan.
e. Lipstik
Untuk lipstick sendiri pada pengantin Simalungun menggunakan warna
merah sirih.
E. Sanggul PengantinSimalungun.
Sanggul yang digunakan pada Pengantin Simalungun yaitu sanggul bulat, yang
terbuat atau dibentuk menggunakan cemara bertulang. Dengan panjang 1,25 m. Letak
sanggul sendiri tidak boleh melebihi puncak kepala dan tidak boleh sampai menyentuh
kerah baju, dan sanggul melewati batas telinga. Makna sanggul sendiri memperindah
sang pengantin dan bentuknya bulat karena umumnya sanggul batak di Sumatera Utara
adalahbulat.
Sedangkan untuk bagian penyasakan, rambut pada bagian poni disasak tinggi ke
samping kanan seperti keong. Sisa rambut bagian kiri disasak dan ditarik kebelakang saja,
tidak perludibentuk.
b. Kosmetik
- Micerallwater
- Primer
- Foundation
- Concealer
- Bedaktabur
- Bedakpadat
- Pensil alis creamcontour
- Contourpowder
- Creamblush
- Blush onpowder
- Eye Shadow
- mascara
- Higlighter
- EyeLiner
- LipLiner
- Lipstik
- Settingspray
7. Liquid Fondation Setelah itu jepit bulang dengan Setelah rapi kemudian
dilanjutkan dengan pemasangan aksesorislainnya.
B. SARAN
A. LatarBelakang
Tradisi atau tata cara perkawinan di setiap daerah di Indonesia memiliki karakter
yang berbeda, yang dipengaruhi oleh budaya, adat istiadat, legenda, juga kondisi
sosial masyarakatnya. Salah satu karakter tersebut dapat dilihat melalui busana,
aksesories, dan tata rias pengantinnya yang merupakan suatu kesatuan yang tidak
terpisahkan.
Busana dan aksesoris, tata rias pengantin memiliki lambang dan makna khusus
yang intinya adalah harapan agar kedua mempelai dapat menjalani kehidupan
perkawinan yang bahagia, sejahtera, dan langgeng. Tata rias dan busana pengantin
Indonesia tidak terlepas dari pernak-pernik dan aksesoris mulai dari ujung rambut
hingga ujung kaki yang menunjukkan ciri khas setiap suku.Setiap tata rias dan busana
pengantin yang ada merupakan bentuk baku atau standar kompetensi. Namun pada
perkembangan masyarakat sekarang ini, tata rias pengantin di Indonesia mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Tata rias pengantin merupakan karya seni budaya
yang berkembang di dalam sebuah kelompok masyarakat dan keberadaannya selalu
dicoba untuk dilestarikan sebagai sebuah karya seni. Sebuah karya seni tata rias
pengantin juga mulai mengalami perkembangan, sesuai dengan perkembangan
lingkungan dan hidup manusia itu sendiri.
Tata Rias Wajah Pengantin Tata rias atau make up dapat dilakukan semua orang,
tetapi untuk menghasilkan riasan yang baik dan memuaskan seseorang tersebut harus
mengerti dan memahami teknik-teknik dalam riasan. Tata rias adalah menonjolkan
bagian wajah yang indah dan menutupi bagian wajah yang kurang sempurna
Kusantati, 2008:430, maksudnya tata rias merupakan menonjolkan bagian wajah dari
seseorang yang sudah sempurna dan mengoreksi bagian wajah yang kurang sempurna.
Berdasarkan pengertian dan uraian tersebut bahwa tata rias merupakan seni
mempercantik diri agar terlihat cantik dimata orang lain yang melihatnya. Jadi
dalammelakukantatariasharusmenggunakanteknik-teknikagarriasanyang
dihasilkan memuaskan. Tata rias wajah pengantin merupakan hal yang penting dalam
melaksanakan upacara pernikahan, karena dalam upacara pernikahan pusat perhatian
tamu yang datang kepada sepasang pengantin.
B. Tujuan
1. Terampil memodifikasi Tata Rias Penantin Simalungun.
2. Mengetahui pakaian yang digunakan pengantinSimalungun.
3. Terampil memodifikasi Tata Cara Make Up pengantinSimalungun.
4. Mengetahui Aksesoris yang digunakan pengantinSimalungun.
5. Memahami arti Riasan dan Pakaian serta aksesoris pengantinSimalungun.
C. Manfaat
1. Dapat mempraktikan modifikasi Tata Rias PengantinSimalungun
2. Dapat mengaplikasikan modifidikasi Make Up pengantinSimalungun
3. Dapat memakaikan aksesoris dan pakaian pengantinSimalungun.
4. Mampu menjelaskan arti riasan dan pakaian serta aksesoris pengantin
Simalungun.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
a. SukuSimalungun
Suku Simalungun adalah salah satu dari suku Batak yang terdapat di wilayah
Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatra Utara. Suku Simalungun ini berada di
antara dua kebudayaan, yaitu suku Batak Toba dan suku Batak Karo. Karena
wilayah kediaman suku Batak Simalungun ini berada di antara wilayah kedua
suku Batak tersebut, maka bahasa Simalungun hampir mirip dengan bahasa Toba
dan Karo. Suku ini memiliki garis keturunan patrilineal. (Erond Damanik, 2007:
54)
Penduduk asli yang mendiami Kabupaten Simalungun adalah suku Batak
Simalungun yang kehidupan masyarakatnya masih sangat kental dengan adat
istiadat. Pada masyarakat Simalungun, tari disebut dengan Tortor. Tortor
mempunyai peranan penting dalam aktivitas kehidupan masyarakat yang
berkaitan dengan kehidupan spritual dan sosial kemasyarakatannya. Selain Tortor
masyarakat Simalungun juga mempunyai kesenian dibidang musik, yang sering
disebut gonrang/margonrang (memainkan alat musik tradisional Batak
simalungun). Suku ini memiliki macam-macam kesenian, kesenian tersebut
adalah seni tari (Tortor), seni lukis, seni musik, dan seni teater. Kesenian tersebut
sering hadir dalam upacara adat ataupun kegiatan masyarakat, tetapi dalam
pelaksanaanya beberapa cabang kesenian tersebut diikat oleh sistem kekerabatan
yang ada seperti Tortor.
Simalungun mempunyai kebudayaan yang beraneka ragam dan patut untuk di
lestarikan, contohnya salah seorang pecinta budaya Simalungun yaitu Sultan
Saragih salah seorang Seniman Muda Simalungun yang masih aktif dalam
kegiatan budaya Simalungun, beliau juga sampai saat ini masih melakukan riset
penelitian terhadap budaya Simalungun. Dalam tulisan Sultan Saragih di dalam
penelitiannya menyatakan bahwa, salah seorang putera Guru Raya yaitu Borah
b. Adat PenikahanSimalungun
Pernikahan merupakan peristiwa yang indah dan unik. Karena
rangkaian upacara pernikahan, busana, dan tata riasnya memiliki nilai budaya
yang diwariskan dari nenek moyang.Salah satu tata rias pengantin (TRP) yang
menarik ada di Sumatera Utara. Provinsi yang memiliki suku Batak ini memiliki
11 macam TRP Batak, Dairi, Deli, Karo, Madina, Mandailing, Nias, Sibolga,
Simalungun, Tapanuli Selatan, Tarutung, dan Toba.
Adat perkawinan Simalungun seperti dijelaskan memiliki mekanisme
tersendiri dalam mengatur perkawinan itu untuk terwujudnya keteraturan sosial
(social order). Misalnya, ketentuan hukum adat Simalungun mengharuskan
bahwa perkawinan itu dilaksanakan secara ideal yakni ‘adat pinaikkat’
(diberangkatkan dengan baik) bagi ‘palahou boru’ (mengawinkan perempuan)
serta ‘adat parunjukon’ (meresmikan seorang perempuan menjadi istri) bagi
‘paunjuk anak’ (mengawinkan seorang laki-laki). Baik keluarga pihak parboru
dan paranak telah mufakat untuk melaksanakan partongahjabuan dari putra putri
mereka sesuai dengan ketentuan pinaikkat yakni melaksanakan kewajiban adat
yang lengkap (adat nagok).
Apabila ketentuan hukum adat ‘yang ideal’ tentang perkawinan ini
tidak dapat dilakukan, maka mekanisme adat berikutnya adalah ‘adat
naniasokan’. Pada ketentuan adat ini, keluarga pihak paranak dan parboru telah
mufakat untuk menikahkan putra putrinya. Namun, karena sesuatu dan lain hal,
maka ketentuan dan kewajiban adat belum dapat dilaksanakan secara tuntas.
Peresmian perempuan sebagai istri (sinrumah) dilakukan di kediaman laki-laki
dengan melaksanakan ‘parunjukon’. Akan tetapi, ‘keluarga baru’ dan orangtua
dari pihak paranak harus menggenapi kewajiban adatnya pasca-perkawinan yang
disebut dengan ‘menggenapi kewajiban adat’ atau mangadati (ngunduh mantu) di
kediaman keluarga pihak perempuan. Pada adat naniasokan, keluarga pihak
parboru hadir di parunjukon di kediaman pihak paranak.
Apabila ketentuan adat yang kedua ini juga tidak dapat dilaksanakan,
maka mekanisme adat yang ketiga adalah marlualua atau kawin lari. Faktornya
c. Adat PenikahanSimalungun
Pernikahan merupakan peristiwa yang indah dan unik. Karena
rangkaian upacara pernikahan, busana, dan tata riasnya memiliki nilai budaya
yang diwariskan dari nenek moyang.Salah satu tata rias pengantin (TRP) yang
menarik ada di Sumatera Utara. Provinsi yang memiliki suku Batak ini memiliki
11 macam TRP Batak, Dairi, Deli, Karo, Madina, Mandailing, Nias, Sibolga,
Simalungun, Tapanuli Selatan, Tarutung, dan Toba.
Adat perkawinan Simalungun seperti dijelaskan memiliki mekanisme
tersendiri dalam mengatur perkawinan itu untuk terwujudnya keteraturan sosial
(social order). Misalnya, ketentuan hukum adat Simalungun mengharuskan
bahwa perkawinan itu dilaksanakan secara ideal yakni ‘adat pinaikkat’
(diberangkatkan dengan baik) bagi ‘palahou boru’ (mengawinkan perempuan)
serta ‘adat parunjukon’ (meresmikan seorang perempuan menjadi istri) bagi
‘paunjuk anak’ (mengawinkan seorang laki-laki). Baik keluarga pihak parboru
dan paranak telah mufakat untuk melaksanakan partongahjabuan dari putra putri
mereka sesuai dengan ketentuan pinaikkat yakni melaksanakan kewajiban adat
yang lengkap (adat nagok).
Apabila ketentuan hukum adat ‘yang ideal’ tentang perkawinan ini
tidak dapat dilakukan, maka mekanisme adat berikutnya adalah ‘adat
naniasokan’. Pada ketentuan adat ini, keluarga pihak paranak dan parboru telah
mufakat untuk menikahkan putra putrinya. Namun, karena sesuatu dan lain hal,
maka ketentuan dan kewajiban adat belum dapat dilaksanakan secara tuntas.
Peresmian perempuan sebagai istri (sinrumah) dilakukan di kediaman laki-laki
dengan melaksanakan ‘parunjukon’. Akan tetapi, ‘keluarga baru’ dan orangtua
dari pihak paranak harus menggenapi kewajiban adatnya pasca-perkawinan yang
disebut dengan ‘menggenapi kewajiban adat’ atau mangadati (ngunduh mantu) di
kediaman keluarga pihak perempuan. Pada adat naniasokan, keluarga pihak
parboru hadir di parunjukon di kediaman pihak paranak.
Apabila ketentuan adat yang kedua ini juga tidak dapat dilaksanakan,
maka mekanisme adat yang ketiga adalah marlualua atau kawin lari. Faktornya
d. Adat PenikahanSimalungun
Pernikahan merupakan peristiwa yang indah dan unik. Karena
rangkaian upacara pernikahan, busana, dan tata riasnya memiliki nilai budaya
yang diwariskan dari nenek moyang.Salah satu tata rias pengantin (TRP) yang
menarik ada di Sumatera Utara. Provinsi yang memiliki suku Batak ini memiliki
11 macam TRP Batak, Dairi, Deli, Karo, Madina, Mandailing, Nias, Sibolga,
Simalungun, Tapanuli Selatan, Tarutung, dan Toba.
Adat perkawinan Simalungun seperti dijelaskan memiliki mekanisme
tersendiri dalam mengatur perkawinan itu untuk terwujudnya keteraturan sosial
(social order). Misalnya, ketentuan hukum adat Simalungun mengharuskan
bahwa perkawinan itu dilaksanakan secara ideal yakni ‘adat pinaikkat’
(diberangkatkan dengan baik) bagi ‘palahou boru’ (mengawinkan perempuan)
serta ‘adat parunjukon’ (meresmikan seorang perempuan menjadi istri) bagi
‘paunjuk anak’ (mengawinkan seorang laki-laki). Baik keluarga pihak parboru
dan paranak telah mufakat untuk melaksanakan partongahjabuan dari putra putri
mereka sesuai dengan ketentuan pinaikkat yakni melaksanakan kewajiban adat
yang lengkap (adat nagok).
Apabila ketentuan hukum adat ‘yang ideal’ tentang perkawinan ini
tidak dapat dilakukan, maka mekanisme adat berikutnya adalah ‘adat
naniasokan’. Pada ketentuan adat ini, keluarga pihak paranak dan parboru telah
mufakat untuk menikahkan putra putrinya. Namun, karena sesuatu dan lain hal,
maka ketentuan dan kewajiban adat belum dapat dilaksanakan secara tuntas.
Peresmian perempuan sebagai istri (sinrumah) dilakukan di kediaman laki-laki
dengan melaksanakan ‘parunjukon’. Akan tetapi, ‘keluarga baru’ dan orangtua
dari pihak paranak harus menggenapi kewajiban adatnya pasca-perkawinan yang
disebut dengan ‘menggenapi kewajiban adat’ atau mangadati (ngunduh mantu) di
kediaman keluarga pihak perempuan. Pada adat naniasokan, keluarga pihak
parboru hadir di parunjukon di kediaman pihak paranak.
Apabila ketentuan adat yang kedua ini juga tidak dapat dilaksanakan,
maka mekanisme adat yang ketiga adalah marlualua atau kawin lari. Faktornya
e. Adat PenikahanSimalungun
Pernikahan merupakan peristiwa yang indah dan unik. Karena
rangkaian upacara pernikahan, busana, dan tata riasnya memiliki nilai budaya
yang diwariskan dari nenek moyang.Salah satu tata rias pengantin (TRP) yang
menarik ada di Sumatera Utara. Provinsi yang memiliki suku Batak ini memiliki
11 macam TRP Batak, Dairi, Deli, Karo, Madina, Mandailing, Nias, Sibolga,
Simalungun, Tapanuli Selatan, Tarutung, dan Toba.
Adat perkawinan Simalungun seperti dijelaskan memiliki mekanisme
tersendiri dalam mengatur perkawinan itu untuk terwujudnya keteraturan sosial
(social order). Misalnya, ketentuan hukum adat Simalungun mengharuskan
bahwa perkawinan itu dilaksanakan secara ideal yakni ‘adat pinaikkat’
(diberangkatkan dengan baik) bagi ‘palahou boru’ (mengawinkan perempuan)
serta ‘adat parunjukon’ (meresmikan seorang perempuan menjadi istri) bagi
‘paunjuk anak’ (mengawinkan seorang laki-laki). Baik keluarga pihak parboru
dan paranak telah mufakat untuk melaksanakan partongahjabuan dari putra putri
mereka sesuai dengan ketentuan pinaikkat yakni melaksanakan kewajiban adat
yang lengkap (adat nagok).
Apabila ketentuan hukum adat ‘yang ideal’ tentang perkawinan ini
tidak dapat dilakukan, maka mekanisme adat berikutnya adalah ‘adat
naniasokan’. Pada ketentuan adat ini, keluarga pihak paranak dan parboru telah
mufakat untuk menikahkan putra putrinya. Namun, karena sesuatu dan lain hal,
maka ketentuan dan kewajiban adat belum dapat dilaksanakan secara tuntas.
Peresmian perempuan sebagai istri (sinrumah) dilakukan di kediaman laki-laki
dengan melaksanakan ‘parunjukon’. Akan tetapi, ‘keluarga baru’ dan orangtua
dari pihak paranak harus menggenapi kewajiban adatnya pasca-perkawinan yang
disebut dengan ‘menggenapi kewajiban adat’ atau mangadati (ngunduh mantu) di
kediaman keluarga pihak perempuan. Pada adat naniasokan, keluarga pihak
parboru hadir di parunjukon di kediaman pihak paranak.
Apabila ketentuan adat yang kedua ini juga tidak dapat dilaksanakan,
maka mekanisme adat yang ketiga adalah marlualua atau kawin lari. Faktornya
mungkin beragam. Dalam mekanisme ini, salah satu pihak keluarga kurang
menyetujui rencana perkawinan padahal putra dan putrinya sudah sepakat
berumahtangga. Dampak penolakan ini maka seorang perempuan berangkat
menemui (mangayaki) calon suaminya (pargotongni) dengan meninggalkan
partadingan di tempat yang mudah terjangkau seperti Parborasan (tempat beras).
Kemudian, pihak paranak melakukan parunjukon di kediamannya tanpa atau
dengan dihadiri oleh keluarga pihak parboru. Kelak, keluarga baru ini harus
melakukan penggenapan terhadap kewajiban adat kepada keluarga pihak parboru
jika seandainya telah umbuk riah (telah mufakat). Jadi, perkawinan
(partongahjabuan) pada orang Simalungun dilakukan melalui tiga ketentuan adat,
yakni:
1. Pinaikkat atau kemufakatan perkawinan dimana perempuan diberangkatkan
orangtuanya dengan baik ke rumah calon suaminya dan kewajiban adat
digenapi dengan tuntas (adat na gok),
2. aniasokan yakni kemufakatan perkawinan dimana perempuan diberangkatkan
orangtuanya secara hatihati ke rumah calon suaminya dan kewajiban adat
digenapi melalui mekanisme mangadati (ngunduh mantu), dan
3. Marlualua atau kawin lari, yakni kurangnya kemufakatan perkawinan dimana
perempuan tidak diberangkatkan oleh orangtuanya dengan baik menuju rumah
calon suaminya. Kewajiban adat melalui mekanisme mangadati dapat
digenapi pada waktu ketika kemufakatan dicapai kedua belahpihak.
Selain ketiga jenis adat perkawinan ini, maka yang lainnya bukanlah
perkawinan adat (marhajabuan na so adat) sebab tidak memenuhi kriteria atau
ketentuan adat tentang perkawinan di Simalungun, yaitu:
1. perkawinan incest (mardawan begu) baik incest keluarga inti maupun incest
klan,
2. perkawinan kumpul kebo (marjabu uhuruhur),dan
3. perkawinan yang direbut atau dipaksa(nanirobut)
Selain itu, perkawinan adat Simalungun tidak mengenal adanya konsepsi atau
istilah perkawinan yakni:
1. Alob dear (dijemput dengan baik) yakni keluarga paranak menjemput dengan
baik perempuan ke rumahparboru.
2. Taruhon jual (antar dan jual) yakni perempuan di antar orangtuanya untuk
‘dijual’ kepada keluarga pihak lakilaki,dan
3. Marlualua dear (kawin lari dengan baik) yakni perkawinan yang ‘kurang
direstui keluarga’ tetapi dianggap baik sebagai solusi untuk mengawinkan
pasangan yang berencana membentuk rumahtanggabaru.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan yang digunakan dalam pembuatan laporan rekayasa ide ini
adalah metode menghimpun data dari sumber materi dan masalah yang digunakan
berasal dari laporan mini riset. Sumber lainnya di dapat melalui jurnal dan studi kasus.
TahapPersiapan
1. Persiapan AreaKerja
Area kerja dalam keadaan bersih dan memenuhi syaratkesehatan
Ruangan cukup udara dan penerangan ygterang
Lantai bersih, tidak licin, rata dan mudah dibersihkan
Memiliki persediaan air yg cukup
Tersedia tempatsampah
Tersedia kotakP3K
2. Persipan alat dan bahan sertaperlengkapannya
Meja dankursi
Cermin
Nampan ataubaki
Cape
Hairbando
Kuasset
Gunting
Sponslatex
Sponsbedak
Bulu matapalsu
Sisirsasak
Sikatrambut
Pincurl
Jepit lidi
Harnal
Harnet
Cemara tanpa tulang 1 buah atau 3 buah lungsen ygdisatukan
Bunga ros 2tangkai
Kapas dantisu
Handuk kecildll
3. Persiapankosmetik
Pembersih dan penyegar wajah
Foundation, bedak tabur,dan bedakpadat
Eye shadow, baseshadow
Pensilalis
Eyeliner
Maskara
Pemerah pipi atau blushon
Lipstick
Finishingtouch
4. Persiapan busana danperhiasaan
Baju soja
Bulang
Hiou(abit)
Gondit
Keturudung berwarnahitam
Golang
Tintin pitat pitat
5. Persiapan model/ calonpengantin
Model atau pengantin dipersialahkan duduk di tempat yg telahdipersiapkan
Model atau pengantin mengenakan busana yg mudah dilepas(kancing depan/
belakang yg dapat di lepas lewat bawah)
Mengenakancape
Menggunakan penutupkepala
Merapikan alis
Membersihkanwajah
Merapikanrambut
6. Persiapanpribadi
Menjaga kebersihan diri dengan mandi dan memaaki deodorant agar tidak
baubadan
Tangan dan kuku dalam keadaan bersih dan kuku tidak boleh panjang
Menjaga bau mulut sebaiknya menggunakanmasker
Menggunakan busana yg bersih rapi dansopan
Mengunakan riasan wajah yg sederhana danserasi
Tepatwaktu
Ramah dansopan
Percaya diri, terampil, dan cekatan dalampekerjaan
B. Tahapan merias wajah danrambut
1. Pembersihan
Tuangkan susu pembersih/ cream pada wajan kecil lalu pembersihan
keseluruh wajah dan leher dengan gerakan lembut
Setelah itu diangkat dengan tisu diberikan penyegar face tonic atau astringent
sesuai dengan jenis kulit lalu ditepuk tepuk keseluruhwajah
2. Meriaswajah
Setelah dilakukan pembersihan berikan pelembab atau moisturizer terutama
bagi kulitkering
Memberikanprimer
Mengaplikasikan foundation sesuai dengan warna kulit klien dengan bantuan
beautyblender
Melakukan countour pada bagian tulang pipi danhidung
Aplikasikan concelear pada bawah mata ,dahi dan bawahhidung
Aplikasikan creamblush berwarnapink
Mengaplikasikan bedaktabur
Lalu gambar alis menggunakan pensil alis kemudian bagian dalam alis diisi
dengan pomadealis
Mengaplikasikan eyeshadow berwarna cream terlebih dahulu lalu dilanjutkan
berwarna orange,dan warna coklat kehitaman untk mempertegas kurungan
mata dan pada sudut mata bergerak eyeshadow berwarna cokattua
Lalu aplikasikan bulu mata palsu dan berikan maskara agar bulu mata terlihat
lebih lentik lalu aplikasikaneyeliner
Lalu aplikasikan bluson powder berwarnapink
Lalu aplikasikanhighliter
Lalu aplikasikan lipstick dengan teknik ombre ,warna pertama adalah warna
peach lalu warna kedua berwarna merahmaron
Lalu langkah selanjutnya mengenakan busana danaksesoris
3. Tahapan meriasrambut
Bentuk jilbab sesuai dengan bentuk wajah klien kemudian bagian depan jilbab
dibentuk kebelakang agar terlihat lebihrapi
Setelah itu masukkan sisa ikatan jilbab ke dalambaju
Lalu pasangkan sinekok dan kalungrupiah
Memasangbulang
Lalu pasangkan golang dan tintin pitatpitat
A. KESIMPULAN
Untuk Riasan wajah pengantin Simalungun pakem untuk Eyeshadow pada kelopak
mata bewarna merah kecoklatan, diujung mata bewarna hitam kecoklatan dan dibawah alis
bewarna keemasan. Blush on pengantin Simalungun Bewarna merah dan lipstick Pengantin
Simalungun juga bewarna merah. Warna merah sendiri memiliki arti keberanian boru-boru
batak, warna hitam mimiliki arti penangkal hal- hal mistik. Sedangkan warna keemasan
memiliki arti kemewahan dan kemegahan.
Rias pengantin Simalungun dimodifikasi tanpa meninggalkan ciri khas Simalungun
sendiri, adapun alasan mengapa dimodifikasi adalah permintaan pasar yang kini semakin
mengikuti trend tataan rambut yang sesuai dengan bentuk wajah dan bahkan makeup sesuai
koreksi bentuk wajah. Namun dengan adanya kemajuan- kemajuan tersebut pemakaian ulos
suri-suri dan bulang sebagai ciri khas Simalungun tetapdijaga.
B. SARAN
Generasi muda merupakan pejuang dan penyelamat tradisi. Dengan itu jangan sampai lupa
dengan tradisi. Jika belum bisa mengembangkan, setidaknya bisa menyelamatkan. Karena
semuanya merupakan aset yang berharga bagi negeri. Baik aset benda maupun aset tak
benda. Semoga dengan adanya penelitian ini bisa membantu kembali mengingat sedikit
tentang pakaian adat tradisional yang ada di satu daerah seperti adat pernikahan Simalungun.
Jika ingim memodikasi tata rias pengantin sebaiknya dimodifikasi tanpa meninggalkan ciri
khas dari simalungun sendiri.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
Latar belakang Masalah Suku Mandailing sebagai salah satu suku asli yang mendiami
Provinsi Sumatera Utara.Suku Batak merupakan bagian dari enam subsuku yakni: Batak Toba,
BatakKaro,BatakSimalungun,Batakpakpak,BatakAngkoladanMandailing.Keenamsukuini
menempati daerah induk masing- masing di daratan provinsi Sumtera Utara. suku ini tersebar
dibeberapawilayah.baikdiwilayahKabupatenLabuhanbatuSelatan,KabupatenTapanuliSelatan
danKabupaten Angkola maupun wilayah lainnya. suku ini memiliki kesenian yang khas dan
berbeda-beda dari sub suku Batak lainnya. salah satu cabang keseniandari adat perkawinan
Mandailing ialahTortor.
B. RUMUSANMASALAH
1. Bagaimana riasan pengantinmandailing?
2. Bagaimana adat istiadat batakmandailing?
3. Bagaimana sejarah batakmandailing?
C. BATASANMASALAH
D. TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan mini riset ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Tata Rias Pengantin Indonesia dan untuk menambah pengetahuan tentang tata rias, untuk
mengembangkan kreativitas mahasiswaselanjutnya.
E. MANFAAT
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai beriku :
1. Hasil Inventarisasi tersebut akan merupakan data-data yang bisa dijadikan bahan untuk
pengembangantradisitatariaspengantindaerah.HasilInventarisasidanDokumentasiini akan
sangat berguna bagi para juru rias maupun bagi mereka yang ingin menambah
pengetahuan tentang tata rias, untuk mengembangkan kreativitas merekaselanjutnya.
2. Inventarisasi dan Dokumentasi yang selengkap mungkin sangat bermanfaat bagi
kebutuhan masyarakat, mengingat pengetahuan tentang tata rias pengantin daerah belum
ada yang dibukukan sedangkan mereka yang memiliki pengetahuan tentang itu telah
beranjak pada usia lanjut.Dengan demikian bila tata rias pengantin telah berhasil
dibukukan dapat menjadi pengungkapan sistim nilai yang berlaku di setiap kelompok
etnis. Lebih jauh dari itu akan dapat menunjang masyarakat dalam menanamkan sating
pengertian dalam kehidupan sosial serta dapat mencegah timbulnya prasangka yang
negatif terhadap golonganlain.
3. Dapat mengungkapkan arti lambang atau makna simbolis dari unsur-unsur tata rias
pengantin dari tiap kelompok etnis. Untuk itu akan sangat berguna bagi pengenalan sifat
dan kepribadian dari masyarakat pendukungnya.Alam pikiran dan pandangan sertanilai-
nilai yang merupakan pedoman tingkah laku akan dapat terungkapkan juga dari hasil
penelaahanini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta,karsa,dan rasa.
Katabudayasebenarnyaberasaldaribahasasanskertabudhayahyaitubentukjamakkatabudidan akal.
Dalam bahasa inggris, kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa belanda diistilahkan
dengan kata cultuur, dalam bahasa latin, berasal dari kata colera. Colera berarti
mengolah,mengerjakan,menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian
ini dikembangkan dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk
mengolah atau mengubahalam.
Perkawinan menurut hukum Islam adalah suatu akad atau perikatan lakilaki dan
perempuandalamrangkamewujudkankebahagianhidupkeluarga,yangdiliputirasaketentraman
serta kasih sayang dengan cara yang diridhai Allah SWT. Sedangkan dalam Pasal 1 Undang-
undangPerkawinanNo.1/1974ialah:ikatanlahirbatinantaraseorangpriadenganseorangwanita
sebagai istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkanketuhananyangmahaesa.Upacaraperkawinan(walimah)adalahperayaanpestayang
diadakandalamkesempatanpernikahan.DikarenakanmenurutIslamadalahsebuahkontrakyang
serius dan juga momen yang sangat membahagiakan dalam kehidupan seseorang maka
dianjurkan untuk mengadakan sebuah pesta perayaan pernikahan dan membagi kebahagiaan itu
dengan orang lain seperti dengan parakerabat, teman-teman ataupun bagi mereka yang kurang
mampu. Pesta perayaan pernikahanitu juga sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas segala
nikmat yang telah dia berikan kepadakita.
Batak Mandailing adalah suku bangsa yang menghuni kabupaten Tapanuli Selatan dan
kabupatenMandailingNatalSumateraUtara.HampirseluruhmasyarakatsukuBatakMandailing
menganut agama Islam. Suku Mandailing juga mengenal paham kekerabatan patrilineal maupun
matrilineal.Di dalam Suku Mandailing terdapat marga Batak, beberapa marga tersebut antara
lain; Babiat, Dabuar, Baumi, Dalimunthe, Dasopang, Daulay, Dongoran, Harahap, Hasibuan,
Hutasuhut, Lubis, Nasution, Pane, dan Parindurii. Bagi etnis Batak Mandailing, pernikahan
bukanlah hanya sekedar membangun rumah tangga. Keluarga mereka meyakini bahwa sebuah
pernikahan selalu dipenuhi dengan kesucian yang membuat kehidupan antara lelaki dan
perempuan menjadi satu Berikut ini berbagai rangakaian adat pernikahan Batak Mandailing:
Manyapai boru merupakan momen penting dalam prosesi pernikahan adat Mandailing.
Saat memulai sebuah hubungan dibutuhkan masa pendekatan untuk melanjutkan hubungan ke
jenjangyanglebihserius.BagietnisBataksukuMandailing,masapendekataninidisebutdengan
manyapai boru. Dalam tahap ini pria akan menyatakan perasaannya terhadap wanita yang
dicintainyakemudian,jikawanitatersebutmenerimapernyataancintadaripriatersebutmakaakan
dilanjutkanke jenjang selanjutnya yaitu jenjangpernikahan.
2. MangairiritBoru
Dalam pernikahan adat Mandailing, mangairirit boru merupakan tradisi yang tidak bisa
terlewatkan karena hal ini menyangkut masa depan pernikahan setiap pasangan. Mangairirit
borumemilikitujuanuntukmencaritahuselukbeluktentangcalonmempelaiwanitayangsudah
dipiliholehcalonmempelaipria.Halinibiasanyaakandilakukanolehorang tuacalon mempelai pria.
3. PadamosHata
Dalam prosesi pernikahan adat Mandailing yang disebut dengan padamos hata ini,
keluarga mempelai pria akan mendatangi kediaman wanita untukmendapatkan jawaban. Setelah
itu,keduabelahpihakkeluargacalonmempelaiwanitadanpriaakanmendiskusikantentangkapan
waktu yang tepat untuk melamar.Kemudian, pihak keluarga mempelai wanita akan memberikan
persyaratan apa saja yang harus dipenuhi oleh keluarga calon mempelaipria.
4. PatobangHata
Setelah prosesi padamos hata sudah terlaksanakan, prosesi pernikahan adatMandailing
selanjutnyaadalahpatobanghata.Patobanghatabermaksuduntukmenguatkanperjanjianantara
pihak keluarga laki-laki dan juga pihak keluarga perempuan. Dalam prosesi ini, keluarga dari
pihak laki-laki akan memberikan sejumlah mas kawin untuk calon mempelai wanita . Dengan
pemberian mas kawin tersebut, maka calon mempelai pria dan wanita secara otomatis sudah
memiliki ikatan satu sama lain. Setelah itu, status calon mempelai wanita berubah menjadi
kahanggi dan calon mempelai pria berstatus sebagai manopot kahanggi.
5. ManulakSere
Manulak sere dilakukan berdasarkan hasil kesepakatan yang telah disepakatikedua belah
pihakkeluargapadasaatpatobanghata.Halyangdisepakatitersebutberupabesaranmaskawin.
Setelah itu, akan dilaksanakan penyerahan hantaran untuk mempelai wanita. Dalam acara
manulak sere biasanya pihak keluarga pria juga akan membawakan “silua” (oleh-oleh) dan
“indahan tungkus” (makanan) yangdi tempatkan di dalam rantang agar tidak tumpah danmudah
dibawa.
Anak gadis yang akan melangkah menuju ke jenjang pernikahan diharuskan untuk ikut
bersamasuami.Haliniberartibahwaperempuanyangakandinikahitersebutakanmeninggalkan
rumahorangtuanyadanmenjalanihidupbarubersamakeluargadaricalonmempelaipria. Dalam
pernikahan adat Mandailing, mempelai wanita akan membuat acara makan bersama keluarga
yang disebut dengan manganpamunan. acara makan bersama ini diadakan dalam rangka untuk
makanmalamperpisahan.Biasanya,mempelaiwanitaakanmengundangkeluargabesardanjuga
sahabat-sahabat sedarikecil.
2. Horja haroanboru
Setelah acara mangan pamunan selesai, prosesi pernikahan adat Mandailingdilanjutkan
denganacarahorjaharoanboru.Acarainimerupakansebuahpestaadatyangakandiselenggarakan
dikediamanbayopangoli.Didalamacara iniborunanioliakanmempersembahkansebuahtarian yang
disebut tari tor-tor. Tari ini melambangkan sebuah ungkapan perpisahan terhadap keluarga besar
dan kerabat mempelaiwanita.
3. Marpokat haroanboru
Sebelum pernikahan adat Mandailing berlangsung, para keluarga besar dari pihak
mempelaipriaataupunwanitaakanterlebihdahuluberdiskusiuntukmembahaspembagiantugas
yangsesuaidenganprinsipdalihannatoluyangterdiridarikahanggi,anakboru,danmora.
4. Mangalo-alo boru dan manjagitboru
Selanjutnya dalam prosesi pernikahan adat Mandailing, akan dilaksanakan mangalo-alo
boru dan manjagit boru. Kedua mempelai pengantin akan diarak oleh dua orang pencak silat,
pembawa tombak, pembawa payung, serta diiringi barisan keluarga mempelai pria dan wanita.
Dalam acara arak-arakan ini kedua mempelai diarahkan untuk berjalan menuju rumah. Setelah
itu, mempelai pria dan wanita beserta keluarga besar akan menyantap hidangan yang sudah
disiapkan. Acara dilanjutkan dengan pemberian petuah dari para tetua kepada kedua mempelai.
Setelah pemberian petuah selesai, mempelai pria dan wanita dituntun oleh keluargabesar untuk
menuju ke tempat pesta.
5. Panaekgondang
PernikahanadatMandailingmasihberlanjutdenganacarayangdisebutpanaekgondang.
Acara ini akan menghadirkan permainan gordang sambilan. Gordang sambilan merupakan alat
musikyangsangatdihormatiolehmasyarakatMandailing.Makadariitu,sebelummembunyikan
gordang sambilan setiap masyarakat harus meminta izin terlebih dahulu kepada tetua. Ketika
sudah berhasilmendapatkan izin, gordang sambilan ditabuh saat pembicaraan dimulai. Dalam
acarapanaekgondangjugaakandiselingiolehtaritor-toryangiramanyasesuaidanselarasdengan
ketukan gordangsambilan.
6. Mata nihorja
Setelah melaksanakan berbagai prosesi pernikahan adat Mandailing, acara adat
selanjutnya yaitu menuju acara puncak yang disebut mata ni horja. Acara ini diadakan di rumah
suhut dengan membawakan kembali tari tor-tor yang ditarikan oleh para raja. Tidak lupa segera
disusul oleh suhut, kahanggi, anak boru, raja-raja Mandailing dan raja panusunan.
7. Membawa pengantin ke tapian rayabangunan
Suku Batak Mandailing memiliki kepercayaan bahwa setiap calon pengantin yang akan
menikah pasti memiliki sifat-sifat yang kurang baik pada saat masih melajang. Maka dari itu,
untuk menghilangkan sifat kurang baik tersebut di dalam prosesi pernikahan adat Mandailing
akan digelar acara yang disebut dengan membawa pengantin ke tapian raya bangunan. Prosesi
acara ini akan dilaksanakandengan cara memberikan jeruk purut yang sudah dicampur air
kemudian, kedua mempelai akan dipercikan dengan air tersebut menggunakan daun silinjuang
(seikatdaun-daunan berwarna hijau).
8. Mangalehen gorar (menabalkan gelaradat)
Upacara pernikahan adat Mandailing yang disebut dengan mangalehen gorarini adalah
untuk menabalkan gelar adat kepada bayo pangoli. Pertama-tama untuk menemukan gelar yang
cocok akan dilakukan diskusi terlebih dahulu. Biasanya, gelar adat yang akan ditentukan
berdasarkan gelar yang berasal dari kakeknya dan bukanmengambil gelar dari orang tuanya.
9. Mangupa
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENISPENELITIAN
Peneltianinimenggunakanmetodepeneltiansurvey.Metodepeneitiansurveiadalahcara
melakukan pengumpulan data berdasarkan survei.Pengertian Survei (survey) adalah sebuah
teknik riset atau penelitian yang bertuyuan untuk mendapatkan data yang valid dengan memberi
batas yang jelas atas data Kepada suatu obyek tertentu. Orang yang melakukan survei disebut
penyurvei. Melakukan Survei berarti melakikan penyelidikan, pemeriksaan atau peninjauan
terhadap obyek tertentu untuk mendapatkan data bagi keperluan tujuan penelitian. Dalam halini
dilakukansurveykeLKPIFOJl.LetdaSujonoNo.73B, BandarSelamat,Kec.MedanTembung, Kota
Medan, Sumatera Utara20223.
B. SUBJEKPENELITIAN
D. TEKNIK PENGAMBILANDATA
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah melakuan observasi dan
dokumentasi. Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan
langsungdanpencatatansecarasistematisterhadapobyekyangakanditeliti.Observasidilakukan oleh
peneliti dengan cara megamati Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan foto busana adat
aceh besartradisional.
BAB IV
A. SEJARAH BATAKMANDAILING
Secara garis besar, Mandailing adalah salah satu suku yang banyak ditemui diutara Pulau
Sumatera atau lebih spesifik berada di selatan Provinsi Sumut. Sukuini memiliki ikatan darah,
nasab, bahasa, aksara, sistem sosial, kesenian, adat, dan kebiasaan tersendiri yang berbeda
denganBatakdanMelayu.GeneralisasikataBatakterhadapetnisMandailingumumnyatakdapat
diterima oleh keturunan asli wilayah itu. Meski sebagian masih mengakui dirinya bagian dari
sukuBatak.
Akibatnya Suku Mandailing melebur menjadi satu yang dinamai Suku Batak Mandailing
diIndonesiadanSukuMelayuMandailingdiMalaysia.MengenaisejarahMandailing,MDolok Lubis
dalam Bukunya “Mandailing; Sejarah, Adat dan Arsitektur Mandailing” menjelaskan bahwa
keberadaan Mandailing sudah diperhitungkan sejak abad ke-14 dengan dicantumkannya nama
Mandailing dalam sumpah Palapa Gajah Mada pada syair ke-13 Kakawin Negarakertagama
hasil karya Prapanca sebagai daerah ekspansi Majapahit sekitar tahun 1287 Caka (1365) ke
beberapa wilayah di luarJawa.
Berabad sebelum Prapanca, di Mandailing telah tumbuh masyarakat berbudaya tinggi
(berdasarkan catatan sejarah serangan Rajendra Cola dari Indiapada tahun 1023 M ke Kerajaan
Panai) di hulu sungai Barumun atau di sepanjangaliran sungai Batang Pane mulai dari Binanga,
PortibidiGunungTuahinggalembahpegununganSibualbualidiSipirok.Haliniditandaidengan
adanya masyarakat bermarga pane di Sipirok, Angkola danMandailing.
Wajah adalah unsur yang penting yang terlihat di dalam penampilan seseorang. Dalam
menangani tata rias pengantin sangat berbeda antara pengantin laki-laki dengan pengantin
perempuan. Biasanya tata rias wajah pengantin laki- laki dikerjakan dengan sederhana tanpa
memerlukan bahan-bahan dan alat-alat yang banyak macamnya. Sedangkan bagi pengantin
wanita, merias wajah dikerjakan secara sungguh-sungguh dan rumit Ada pun tahapan-tahapan
dalam merias wajahpengantin mandailing sebagai berikut:
1. Lakukan pembersihan pada wajah dengan susu pembersih, mulai pembersihan dari
keseluruhan wajah hinggaleher
2. bersihkandengantissue,danberikanfacetonicatauastrigent
3. Selesai lakukannya pembersihan wajah. Tahap selanjutnya wajah diberikanpelembab
4. Laluaplikasikanalasbedakmeratakeseluruhanwajahdanleher,setelahituberikanbedak
taburdengancaramenekan-nekanpadawajahdanleher.Untukmeratakanbedakgunakan face
brush dengan kearah bawah dan kesamping.
5. Membentukalisyangdisesuaikandenganbentukwajahpengantin
6. Setelahitumeriaskelopakmatawarnayangdigunakanadalahpadakelopakmatabergerak
warnaygdigunakanmerah,padabagianluarsudutmatacoklatkehitaman.danpadabagian high
light berwarna kuningkeemasan
7. Lalu memakai kan eyeliner untuk memberi kesan mata lebih indah danmengenakan
mascara agar bulu mata terlihat lentik dantebal
8. Memakaikan shading padahidung
9. Memberikanpemerahpipiataublushon
10. Terakhirmengenakanlipstickberwarnamerahcabe
Mahkota menyerupai tanduk kerbau, yang biasa disebut bulang, tinggi menjulang berpadu
indah dengan baju godang atau baju kurung merah bersulam ragam hias keemasan. Tinggi
rendahnya bulang menunjukkan tingkat sosial pemakainya. Bila pengantin mengenakan bulang
bertingkat lima atau tujuh, artinya keluarga mengadakan pesta besar-besaran dengan memotong
kerbau.
Kemegahan yang sarat dengan keindahan. Sepertinya ungkapan yang tepat untuk
menggambarkan keseluruhan tampilan pengantin wanita Batak Mandailing. Mahkota yang tinggi
menjulang begitu cantik menghias kepala pengantin wanita.
2. parting rambut menjadi 4 bagian lalu ambil bagian depan mulai dari ujung telinga kanan
hingga ujung telinga kiri,ambil bagian tengah puncak kepala,sisakan partingan kiri dan
kananpartingan.
3. lalusasakpartinganyangditegahpuncakkepaladansampingkirikanan
4. rambutbagianbelakangdiikat menjadisatu,lalupasangkancemarabertulang
5. rapikan sasakan bagian tengah puncak kepala tadi hingga menutupi cemara bagian ujung
dekat ikatanrambu
6. pasangkanpenyanggahbulangpadabagianjidatatasagarpengantintidakmerasakansakit
8. lalubentukcemarabertulangtadimenjadisanggulbulat
9. sasak bagian samping kiri dan kanan dirapikan ke belakang agar menutupi tali pengikat
bulang
10. lalu berikan hisan kepala pada bulang dan sanggul seperti Jagat jagat, jarunjung, suri, dan
beberapa paku dengan jumlahganjil.
C. TATA RIAS PENGANTIN PRIA BATAKMANDAILING
Serupa dengan pengantin wanita, pengantin pria Mandailing pun memiliki tutup kepala
yang khas, yang disebut ampu/hampu. Terbuat dari bahan beludru dengan ornamen emas, ampu
merupakan mahkota yang dikenakan oleh raja-raja Mandailing di masa lampau. Warnanya yang
hitam dengan ornament keemasan selaras dengan busana yang juga berwarna merah.
1. WANITA
BULANG
GOLANG-GOLANG
KALUNG
BOBAT/PENDING
PAKU
KERABU
ULOS
KAINSONGKET
BUSANA
2. PRIA
APPU
KORIS
KAINSONGKET
ULOS
PUNTU GELANG
BUSANA
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Daerah Sumatra Utara memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalambentuk adat
istiadat, seni tradisional, dan bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri atasbeberapa suku, seperti
Melayu, Nias, Batak Toba, Pakpak, Karo, Simalungun, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan
(meliputi Sipirok, Angkola, Padang Bolak, dan Mandailing); serta penduduk pendatang seperti
Minang,JawadanAcehyangmembawabudayasertaadat-istiadatnyasendiri-sendiri.Daerahini
memiliki potensiyang cukup baik dalam sektor pariwisata, baik wisata alam, budaya, maupun
sejarah
Semua etnis memiliki nilai budaya masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari daerah, jenis
makanan, budaya dan pakaian adat juga memiliki bahasa daerah masing-masing. Keragaman
budayainisangatmendukungdalampasarpariwisatadiSumaterUtara.Walaupunbegitubanyak etnis
budaya di Sumatera Utara tidak membuat perbedaan antar etnis dalam bermasyarakat
karenatiapetnisdapatberbaursatusamalaindenganmemupukkebersamaanyangbaik.kalaudi
lihatdariberbagaidaerahbahwahanyaSumateraUtarayangmemilikipendudukdenganberbagai
etnisyang berbedadaninitentunyasangatmemilikinilaipositifterhadapdaerahsumaterautara.
B. SARAN
Diharapkan kepada masyarakat mandailing agar dapat mempertahankan adatdan budaya
sukumandailing
diharapkan pemerintah agar lebih peduli dalam tatarias pengantinmandailing
penulis berharap hasil penelitian ini bermanfaat dan dapat menjadi pedoman untuk
penelitiberikutnya
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pernikahan pencampuran dua budaya
Untuk mengetahui terjadinya percampuran pernikan dua budaya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkawina
a. Pengertian Perkawinan
Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang
membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya
setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang biasanya intim dan seksual.
Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan. Umumnya
perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Tergantung budaya
setempat bentuk perkawinan bisa berbeda-beda dan tujuannya bisa berbeda-beda juga.
Tapi umumnya perkawinan itu ekslusif dan mengenal konsep perselingkuhan sebagai
pelanggaran terhadap perkawinan. Perkawinan umumnya dijalani dengan maksud untuk
membentuk keluarga. Umumnya perkawinan harus diresmikan dengan pernikahan.
b. Pengertian Perkawinan Campuran
Perkawinan campuran yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
berbeda dengan perkawinan campuran yang terdapat dalam S. 1898/158. Menurut Pasal
57 UUP pengertian perkawinan campuran adalah: “Perkawinan antara dua orang yang
ada di Indonesia tunduk pada hokum yang berlainan karena perbedaan
kewarganegaraan dan salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia.”
Perbedaan hukum yang ada telah menyebabkan beberapa macam perkawinan
campuran, yaitu13:
a. Perkawinan Campuran Antar Golongan (intergentiel) Menerangkan hukum mana
atau hukum apa yang berlaku, kalau timbul perkawinan antara 2 orang, yang
masing-masing sama atau berbeda kewarganegaraannya, yang tunduk kepada
peraturan hukum yang berlainan. Misalnya WNI asal Eropa kawin dengan orang
Indonesia.
b. Perkawinan Campuran Antar Tempat (Interlocaal) Mengatur hubungan hukum
(perkawinan) antara orang-orang Indonesia asli dari masing-masing lingkungan adat.
Misalnya, orang Minang kawin dengan orang Jawa.
c. Perkawinan Campuran Antar Tempat (Interlocaal) Mengatur hubungan hukum
(perkawinan) antara 2 orang yang masing-masing tunduk kepada peraturan hukum
agama yang berlainan. Misal Orang Islam dengan orang Kristiani.
2.2 Percampuran dua budaya pernikahan
Perkawinan Etnis Mandailing dan Minangkabau Di NagariSontang
Akulturasi budaya dapat terjadi pada setiap lapisan masyarakat, termasuk pada
masyarakat campuran. Akulturasi dapat terjadi karena adanya komunikasi antar budaya
yang terjadi dalam masyarakatMandailing dan Minangkabau di nagari Sontang Cubadak
Kabupaten Pasaman.
Nagari Sontang Cubadak merupakan salah satu daerah yang terdapat di Kabupaten
Pasaman. Sebanyak 99% masyarakat nagari Sontang Cubadak beragama Islam, sebagian
besar penduduknya merupakan masyarakat Mandailing. Selain itu terdapat juga suku-suku
lain seperti Suku Minangkabau, Suku Jawa dan Suku Batak. Banyaknya suku yang ada di
daerah tersebut membuat daerah ini berpotensi mengalami akulturasi budaya.
Masyarakat Mandailing di nagari Sontang Cubadak saat ini lebih dominan
menggunakan adat danlamaran sampai pada tahap menetap setelah menikah. Penelitian
lainnya yang dilakukan oleh Nurjannah (2016) menjelaskan bahwa perkawinan antar etnis
yang dilakukan merupakan faktor migrasi, interaksi sosial dan perkawinan campuran.
Dalam perkawinan masyarakat di Desa Jeget Ayu Kabupaten Aceh Tengah terdapat
akulturasi budaya pada perkawinan antara masyarakat Jawa dan Gayo, akulturasi terlihat
dalam perkawinan yang memakai adat Jawa namun tetap dipandu menggunakan bahasa
Gayo. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis telah melakukan penelitian
dengan judul “Akulturasi budaya pada Perkawinan Masyarakat Mandailing Dengan
Masyarakat Minangkabau Di Nagari Sontang Cubadak”.
Akulturasi yang terjadi antara masyarakat Mandailing dan Minangkabau terjadi
karena adanya perkawinan antar etnis di nagari Sontang cubadak. Proses ini sudah
berlangsung lama yaitu sejak kerajaan Sontang Cubadak berdiri pada tahun 1570 M.
Membutuhkan waktu yang lama bagi masyarakat untuk sampai pada tahap akulturasi,
karena mereka harus melakukan penyesuaian dengan budaya baru, sehinga lambat laun
tanpa disadari mereka telah menggabungkan budaya masingmasing. Akulturasi yang
terlihat dari masyarakat Mandailing dan Minangkabau terlihat dari proses perkawinan
dimana penggunaan adat Minangkabau tampak dalam beberapa acara seperti dalam
penggunaan pakaian adat serta beberapa unsur Minangkabau dalam dekorasi saat
pernikahan. Terkait akulturasi budaya pada perkawinan antar etnis di Indonesia, terdapat
beberapa literatur yang dapat dijadikan sebagai literasi seperti pada penelitian yang
dilakukan oleh Marestiana (2013) terdapat akulturasi budaya pada perkawinan anatar Etnis
Sunda dan etnis Jawa.
2.3 Prosesi Perkawinan Masyarakat di Nagari Sontang Cubadak.
Akulturasi terjadi setelah melewati proses yang panjang. Akulturasi budaya
menunjuk pada perilaku individu atau kelompok individu yang berinteraksi dengan budaya
tertentu. Dalam hal ini budaya Mandailing berinteraksi dengan budaya Minangkabau dan
terjadinya perkawinan antara etnis Mandailing dan Minangkabau yang mejadi titik tolak
terjadinya akulturasi sampai saat ini.
a. Lamaran dan Batimbang Tando
Lamaran atau istilah dalam bahasa Mandailing manyapai boru adalah prosesi
keluarga dari calon mempelai laki-laki yaitu anggota keluarga yang di tuakan melakukan
lamaran ke rumah calon mempelai perempuan dengan membawa sirih, pinang, rokok dan
tembakau. Keluarga laki-laki yang datang disambut oleh keluarga perempuan. Batimbang
tando merupakan bentuk akulturasi budaya antara masyarakat Mandailing dan
Minangkabau di nagari Sontang Cubadak, karena masyarakat Mandailing di Sumatra Utara
tidak melakukan prosesi batimbang tando. Masyarakat Mandailing di nagari Sontang
Cubadak melakukan prosesi ini sebelum melakukan perkawinan, hal ini merupakan hal
yang penting bagi masyarakat Mandailing dalam acara ini pihak keluarga laki-laki datang
kerumah calon mempelai perempuan dengan membawa barang yang akan saling ditukar.
Barang yang akan ditukar seperti keris atau kain sarung dan baju.
b. Duduk Sarumah
Duduak sarumah merupakan acara yang dilakukan untuk membahas perkawinan
yang akan berlangsung dengan mengumpulkankeluarga, lalu setelah itu mengumpulkan
orang yang dituakan seperti ninik mamak, hatobangon dan urang sakampung untuk
memahas waktu pernikahan.
c. Malam Bainai
Malam berinai, merupakan salah satu bentuk akulturasi budaya yang terjadi antara
masyarakat Mandailing dan Minangkabau. Berianai dilakukan pada malam hari sebelum
pernikahan dilangsungkan. Pada malam ini calon mempelai perempuan akan di inai di kuku,
telapak tangan dan jarinya, hal ini dilakukan bersama teman-temannya anak gadis dari
keluarga atau temanteman dekatnya. Acara ini merupakan acara yang di adopsi dari budaya
masyarakat Minangkabau, adat Melayu dan India. Jadi akulturasi tidak hanya dari unsur
Minangkabau tapi juga unsur budaya lain. Berikut gambar dari acara bainai dalam acara
adat di nagari Sontang Cubadak:
Gambar 2 Bainai
d. Akad Nikah
Proses paling penting dan merupakan acara inti dari semua proses yang dilakukan.
Pada umumnya acara akad nikah di nagari Sontang Cubadak sama dengan akad nikah pada
umumnya dilaksanakan di Rumah mempelai wanita atau dilaksanakan di Kantor Urusan
Agama setempat. Sebelum acara ini dilakukan maka maraplai akan dijempt untuk dibawa
ke tempat akad nikah dilakukan. Yang menjemputnya ialah pihak kelurga mempelai
perempuan seperti bibi, kakak atau saudara yang lainnya. Berikut contoh acara akad nikah
di nagari Sontang Cubadak.
Gambar. 3 Akad
e. Bersanding Di Pelaminan
Prosesi bersanding di pelaminan dilakukan setelah acara akad nikah. Acara ini
merupakan acara yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau. Masyarakat Mandailing di
nagari Sontang Cubadak menggunakan dekorasi dan adat Minangkabau dalam acara resepsi
pernikahan. Pakaian adat yang digunakan masyarakat Mandailing saat prosesi resepsi
pernikahan ialah pakaian adat Minangkabau. Hal ini memang sudah lama terjadi akibat
adanya perkawinan campuran. Dalam prosesi ini pengantin biasanya memakai tiga atau
empat stel baju. Dua baju yang digunakan ialah baju khas Minangkabau seperti baju sunting
warna merah dan baju Minangkabau motif dan warna lainnya. Selain itu ada juga beberapa
pengantin Mandailing yang memakai baju khas Tapanuli Selatan. Dan baju lain ialah baju
modern sesuai pilihan pengantin. Dekorasi dalam pernikahan ialah dekorasi modern dan
memasukkan beberapa unsur Minangkabau. Berikut gambar dalam acara bersanding di
pelaminan:
Gambar. 5 Maradat
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkawinan masyarakat Mandailing sejalan
dengan eksistensi teori akulturasi. Akulturasi budaya yang terlihat dari prosesi diatas
dimana masyarakat Mandailing di nagari Sontang Cubadak mengadopsi beberapa budaya
luar salah satunya ialah Minangkabau, namun dalam setiap prosesi yang digunakan bahasa
yang digunakan ialah bahasa Mandailing.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian melalui analisis data secara deskriftif, maka dapat
disimpulkan bahwa proses akulturasi budaya antara masyarakat Mandailing dan
Minangkabau di nagari Sontang Cubadak terlihat dari proses perkawinan masyarakat
Mandailing yang mengadopsi beberapa budaya adat Minangkabau.Akulturasi budaya
disebabkan adanya interaksi antar budaya, migrasi dan perkawinan antar etnis di masa lalu.
Dalam prosesi perkawinan masyarakat Mandailing tidak memeliki konsistensi yang
jelas dalam adat perkawinannya, namun terlihat cenderung menggunakan adat
Minangkabau seperti tradisi batimbang tando,malam bainai, dan bersanding di pelaminan,
namun dalam setiap prosesi bahasa Mandailing adalah bahasa yang digunakan dan beberapa
unsur Mandailing masih digunakan.
3.2 Saran
kami sadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari katasempurna, dan
masih terdapat banyak kesalahan.Maka dari itu kami mohon kritik dan sarannya kepada
para pembaca gunauntuk meningkatkan pengetahuan kami untuk memperbaiki makalah
kami dimasa mendatang.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas
makalah kelompok ini mengenai Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan. Tugas ini dibuat guna
memenuhi tugas mata kuliah “Tata Rias Pengantin Indonesia”. Terimakasih penulis hanturkan
kepada Ibu dosen Irmiah Nurul Rangkuti,M.Pd dan Ibu dosen Astrid Sitompul,M.Pd, selaku
dosen pengampu mata kuliah Tata Rias Pengantin Indonesia yang telahmemberikan banyak
bimbingan dan member arahan kepada penulis dalam penyusunan tugas makalah ini.
Dalam penyusunan makalah mengenai Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan ini kiranya
dapat memberikan kontribusi postif bagi pembaca setelah membaca makalah ini dapat
menambah wawasan pembaca untuk lebih memperdalam mata kuliah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini. Demikianlah penulis perbuat, jika ada kekurangan kiranya pembaca
dapat memakluminya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tapanuli selatan
2.2 Busana dan Perlengakapan Pengantin Wanita Tapanuli Selatan
2.3 Sanggul dan Ornamen Kepala Pengantin Wanita Tapanuli Selatan
2.4 Make Up Pengantin Wanita Tapanuli Selatan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini mengenai Tata Rias Pengantin Tapanuli
Selatan, yaitu :
1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Tata Rias Pengantin Indonesia.
2. Dapat mengetahui informasi mengenai kebudayaan dari Tapanuli Selatan khususnya
pada Tata Rias Pengantin Tapanuli Selatan.
3. Dapat mempraktekkan bagaimana proses kerja pelaksanaan tata rias pengantin
Tapanuli Selatan.
4. Menyalurkan informasi kepada para pembaca mengenai kebudayaan serta tat arias
pengantin Tapanuli Selatan.
5. Dapat sebagai acuan untuk pembaca yang ingin mendalami mengenai kebudayaan
serta tat arias pengantin Tapanuli Selatan.
1.3 Manfaat
Dalam pembuatan makalah ini juga memiliki beberapa manfaat, yaitu :
1. Untuk menambah wawasan mengenai tat arias pengantin Tapanuli Selatan.
2. Untuk mengetahui banyak hal dalam kebudayaan Tapanuli Selatan.
3. Untuk mengetahui bagaimana proses kerja tat arias pengantin Tapanuli Selatan serta
dapat mengetahui mengenai acccesoris serta pakaian pengantin adat Tapanuli Selatan.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Mangairit Boru dan Manulak Sere. Adat ini wajib dilakukan dalam memilih pasangan
hidup sebelum dilakukan acara pernikahan. Pihak keluarga lelaki menyelidi asal usul
gadis yang akan dilamar agar tidak keliru memilih pasangan hidup. Setelah dipastikan
belum ada yang melamar kemudian dilakukan pertemuan dan musyawarah. Dalam
musyawarah itu dibahas waktu melamar, jumlah mas kawin dan hantaran lamaran.
b. Mangalehan Mangan. Sebelum menuju ke acara pernikahan, maka orang tua dari pihak
perempuan wajib menggelar acara untuk melepas putrinya dengan memberikan suapan.
Tradisi ini sebagai symbol pengasuhan terakhir dari orang tua kepada putrinya yang
akan menjadi mempelai pengantin. Acara ini hanya dilakukan oleh pihak mempelai
perempuan saja.
c. Mangalap Boru. Pihak mempelai lelaki beserta keluarganya datang ke kediaman
mempelai perempuan yang dipimpin oleh ketua adat. Mas kawin beserta hantaran
lamaran dibawa untuk diserahkan kepada pihak mempelai perempuan. Rombongan
mempelai laki-laki melakukan acara ketuk pintu dengan mengucapkan salam. Setelah
diterima barulah dilakukan acara yang sacral, yaitu ijab Kabul. Pakaian adat baru dipakai
setelah acara ijab Kabul selesai dan kedua pasangan sah menjadi suami istri.
Tidak hanya acara perkawinan saja yang masih sampai saat ini. Masih ada acara-acara adat
Tapanuli Selatan yang masih lestari hingga kini. Umumnya upacara adat ini Tapanuli Selatan
dimulai sejak mengandung, melahirkan,menyapih,pengobatan penyakit,mencegah malapetaka
dan upacara kematian. Masyarakat Tapanuli Selatan setia menjaga adat istiadat yang menjadi
kekayaan budaya Nusantara ini, mesi sudah berada di zaman yang serba modern ini.
a. Baju Wanita
Baju yang digunakan oleh pengantin wanita Tapsel terbuat dari bahan beludru bewarna
hitam, memakai hiasan tabor tabor berbentuk segitiga yang terbuat dari lempengan warna emas,
model baju bentuk kurung longgar tanpa kupnat, untuk bagian depan leher atau kerah memiliki
sedikit belahan, sedangkan bagian belakang dapat memakai resleting atau boleh memakai
kancing sampai bawah, panjang baju lebih kurang 10cm dibawah lutut termasuk hiasan dari
simata-mata bewarna merah, putih, dan hitam dengan motif hiasa raga-raga,ruang-ruang dan
bindu (motif khas Tapanuli Selatan) diatas simata-mata diberi bis bewarna emas sebanyak 2
baris sedangkan diujung lengan baju dibuat seperti akan bawa baju.
b. Kain
Kain yang dipakai pengantin wanita untuk bawahan adalah kain sarung bewarna merah
yang ditenun didaerah Tapanuli Selatan. Cara memakaikan kainnya yaitu kepala kain persis
berada ditengah tengah bagian depan kain dililitkan dari kiri kekanan dengan ketinggian
menutupi mata kaki kemudian dirapikan dan diberi konset.
c. Selempang
Selempang terbuat dari tenunan sipirok sebanyak 2 lembar cara memakaikan nya
diletakkan dibahu kiri dan kanan kemudian disilangkan di dada dan punggung sehingga ujung
selempang bertemu pada sisi pinggul kiri dan kanan.
Bentuk sandal yang dipakai adalah model pansus yang tertutup dibagian depan
dan terbuka pada bagian belakang, sandal memiliki tumit yang rendah dan bewarna hitam.
e. Kalung
Selanjutnya perhiasan-perhiasan yang dipakai adalah gonjong atau kalung yang
terbuat dari kain beludru bewarna hitam yang ditaburi dengan lempengan emas berbentuk
pucuk rebung dan bulat-bulat melambangkan homat dan ramah tamah kepada setiap
manusia. Dibagian depan dan belakang berbentuk kepala gajah dan ekor tergulung kepala
melambangkan kekuatan dan dibawah gajah meong kembali dilambangkan cahaya sinar
bulan.
f. Bobat atau Tali Pinggang
Bobat atau tali pinggang terbuat dari lempengan perak yang disambung-sambung
dilapisi dengan warna emas berbentuk lonjong sedang kepalanya juga berbentuk lonjong
tapi dengan ukuran lebih besar ini melambangkan keagungan.
g. Horis
Horis atau keris paruh onggang dipakaikan 2 buah setelah memakai tali pinggang,
yaitu horis yang bentuknya melengkung diselipkan disebelah kiri pusat sedang harus
dahulu berbentuk cabang diselibkan disebelah kanan pusat sehingga gagang horis
bertemu saling berpotongan melambangkan kebranian dan ketegaran untuk
mempertahankan martabat dan kehormatan keluarga .
h. Puttu
Puttu atau gelang yang terbuat dari lempengan bewarna emas. Gelang ini dipakai
kan diatas digunakan sebanyak dua, masing masing satu disetiap siku gelang pertama
tersebut puttu daboru dipakai di lengan kanan sedangkan yang satu lagi tidak terlalu
polos disebut puttu dalahi yang dipakai dengan kiri melambangkan keut uhan rumah
tangga.
i. Gelang
Gelang terbuat dari lempengan bewarna emas dipakai dipergelangan tangan kanan
dan kiri sebagai hiasan. Gelang ini dipakaikan disebelah kanan dan sebelah kiri pada
pengantin perempuan maupun laki-laki. Tetapi gelang tersebut memiliki 2 macam bentuk
yaitu yang berukir dan yang tidak berukir atau polos, biasanya untuk pemakaian gelang
berukir pada pengantin perempuan letaknya disebelah kanan pada lengan dan untuk yang
gelang tidak berukir atau polos dipakaikan disebelah kiri. Sedangkan pada laki-laki
gelang yang memiliki ukiran diletakkan disebelah kiri agar bertemu dengan pengantin
perempuan dan yang gelang tidak berukir atau polos itu diletakkan disebelah kanan.
j. Sasilon sere
Sasilon sere atau kuku yang terbuat dari lempengan bewarna emas dan berbentuk
kuku panjang, dipakai dijari manis dan jari tengah melambangkan agar pengantin
mendapat harta kekayaan yang melimpah.
k. Bulang
Bulang terbuat dari bahan dasar emas sepuhan atau bahkan logam. Bulang sendiri
memiliki makna lambang kemuliaan dan merupakan simbol struktur kemasyarakatan.
Berbeda dengan perempuan, laki-laki Mandailing menggunakan penutup kepala yang
bentuknya khas. Penutup kepala pakaian adat Sumatera Utara ini disebutHiasan kepala
yang menyerupai tanduk kerbau ini terdiri dari beberapa tingkat. Konon, tinggi
rendahnya bulang menunjukkan jumlah hewan yang disembelih saat upacara adat.
l. Haronduk
Sanggul khas untuk pengantin wanita Tapsel memakai bulang.Bulang tersebut dari
lempengan yang dilapisi dengan warna emas terdiri dari tingkat 1,2, dan 3.
Tingkat 3 disebut bulang horbo dipakaikan oleh orang yang berketurunan bangsawan.
Tingkat 2 disebut bulang hembeng dipakai oleh orang kebanyakan yaitu rakyat yang
masih ada hubungan keturunan dari orang bangsawan.
Tingkat 1 bulang ini dipakai oleh kebanyakan orang yang tidak mempunyai hubungan
dan sangkut paut dengan orang bangsawan .
Namun pada masa sekarang ini sudah ada bulang tingkat 5,7 dan 9 orang yang
memakainya pun tidak dibeda-bedakan lagi dengan melambangkan kebesaran dan
kebangsawanan bulang ini mempunyai rantai yang tergantung pada bulang melambangkan
pernyataan maupun pesan bahwa apabila seseorang sudah memakai bulang berarti sudah
dituakan adat. Oleh sebab itu penglihatan sudah terbatas harus menjaga martabat dan wibawa
dalam berkeluarga, motif-motif daun melambangkan kesuburan atau masyarakat. Banyak pada
zaman dahulu kala yang memakai adalah orang bangsawan dan dipakai pada saat mengadakan
pesta adat atau horja godang tetapi pada saat sekarang ini sudah di pakai walau hanya
melaksanakan pesta kecil tanpa melalui upacara adat.
Adapun dalam pemasangan sanggul pada pengantin wanita Tapanuli Selatan yaitu
dengan memperhatikan ukuran besar sanggul dengan bentuk kepala model/klient yang
dijadikan pengantin Tapanuli Selatan serta memiliki lebar sanggul yang seimbang atau
harus kelihatan sedikit dari tampak depan . Ketinggian dari pembuatan sanggul juga harus
diperhatikan dengan tidak lewat dari 2-3 ukuran jari tangan dari batas pertumbuhan rambut
di kepala belakang.
Adapun Langkah pembuatan sanggul pengantin wanita Tapanuli Selatan, yaitu :
1. Pertama-tama menyisir rambut disisir ke arah belakang untuk menghilangkan
kekusutan rambut selanjutnya membagi rambut bagian depan dibagi dari ujung
telinga bagian kiri ke ujung telinga bagian kanan turun dari top crown lebih
kurang 5 jari rambut bagian belakang diikat atau di konde kemudian diikatkan
cemara sepanjang lebih kurang 100 cm.
2. Rambut bagian depan dibagi menjadi 3 bagian 2 bagian disamping kiri dan kanan
dan 1 bagian tengah rambut, bagian tengah disisir kebelakang disatukan dengan
ikatan konde.
3. Pembentukan Sanggul :
Cemara yang diikatkan pada konde sisir dengan rapi agar serat rambut kelihatan
searah lalu cemara sedikit agak dipilin supaya kelihatan sanggul senyawa.
Tangan kiri berada di bawah ikatan cemara lalu rambut ditekuk ke arah atas sisa
rambut dililitkan ke ikatan konde ditarik ke tengah dan bentuknya agak menonjol
sedikit ke atas kemudian sanggul dirapikan bentuk bulat pada tengahnya dan agak
lonjong sedikit ke atas besar sanggul disesuaikan dengan bentuk wajah.
Mengetatkan sanggul setelah sanggul dirapikan kemudian diberi hairspray lalu
diketatkan dengan jepit harnal atau jepit lidi setelah sanggul rapi dan ketat lalu
dipasang ornamen selengkapnya.
Ornamen sanggul yang berada ditengah-tengah dipakaikan paku palu sebanyak 5,7,
dan 9 buah kemudian diberi harnet Batak, harnet yang lubangnya agak kecil
gunanya untuk menjaga agar paku-paku tidak jatuh tangkai jarunjung dipasang
diatas sanggul anatara sanggul dengan kepala suri-suri dibelakang tangkai jarunjung
lalu diperkuat dengan harnal pada keduanya , jagar jagar diselipkan sisi kanan kiri
bulang.
4. Pemakaian Bulang
Cara pemakaian bulang adalah bulang diukur persis ditengah kening posisi bulang
simetris diatas alis pertemuan rantai yang terdapat pada bulang berada pada
tengah-tengah antara kedua alis mata tali bulang diikat kearah belakang dibawah
ikatan rambut kemudian diikat kencang-kencangnya gunanya agar bulang tidak
oleng atau longgar kemudian rambut diatas kiri kanan telinga di sasak dan
dirapikan dibawa kearah belakang sehingga tali bulang tertutup lalu dijepit.
Terakhir, pakaikan baju dan aksesoris pengantin Tapanuli Selatan.
2. Blush on
Blush on yang digunakan pengantin tapsel yaitu merah samar (pink kemerahan /
dominan warna merah ).
4. Eyeshadow
Pada kelopak mata berwarna merah dengan bauran warna emas [dominan warna merah] ,
sudut mata bewarna cokelat kehitaman.
5. Lipstik
baju godang (baju kebesaran) atau baju teluk belanga berbentuk jas tutup dari bahan beludru
warna hitam, sebagai simbol keagungan.dipadankan dengan celana panjang hitam.
B. Kain
D. Ulos gondang
Ulos gondang tersampir di bahu kanan, menambah gagah sang raja sehari.
E. Ampu
Ampu digunakan oleh para raja Mandailing dan Angkola. Warna hitam yang terdapat pada
Ampu memiliki fungsi magis sedangkan warna emas menunjukkan simbol kebesaran.
2.6 Make Up Pengantin Pria Tapanuli Selatan
Setelah wajah lembab, berikan sentuhan bedak tabur, aplikasikan secara tipis-tipis dan
merata dengan menggunakan spons wajah atau kuas aplikator.
3. Pewarna Bibir (Liptint/Lipstick)
Kemudian berikan sentuhan liptin atau pewarna bibir agar tampak lebih segar dan tidak
pucat, gunakan warna liptin sesuai dengan warna bibir klient atau 1 tingkat diatas warna
bibir (warna nude).Aplikasikan secara tipis dan merata.
2.7 Hasil Wawancara atau Observasi
Bersama Harpiyaitu Pimpinan Ibu Juraida , LKP NOVA TUP NOVA (point yang
didapatkan )
Jawab : 1. Ada nya merisik ( perkenalan antara pihak laki-laki bertemu dengan pihak perempuan)
2. Upa-upa ( dimana seorang wanita yang diurus dengan orang tua nya setelah
mencapai pernikahan)
2. Perbedaan antara pengantin Tapsel dengan pengantin Mandailing ?
Jawab : Perbedaan yeng pertama Tata rias pengantin Tapsel , kain tenunan sipirok, selendang
atau selempang menggunakan ulos sipirok yang kecil, tetapi kalau tata rias pengantin
mandailing tenunan sipirok boleh digunakan, stel selendang selempangnya boleh menggunakan
songket batu bara tetapi kalau tapsel tidak diperbolehkan, dan dibajunya untuk pakaian adat
mandailing bajunya berwarna merah seperti adat padang, tetapi kalau tapsel tidak boleh berubah
warna harus tetap menggunakan warna hitam memakai lempengan emas-emasan berbentuk
segitiga, sedangkan mandailing lempengan emas-eamasn berbentuk bulat memakai semata mata.
Perbedaan ke dua itu untuk sanggulnya hampir sama kalau tapsel pakunya ditengah cepolan
yang ditusuk palling banyak 5 buah, sedangkan mandailing pakunya dikelilingin dibagian
luarnya sebanyak 11 buah. Sendalnya tertutup bagian depannya dan terbuat dari baldu warna
hitam dan diberi hiasan semata mata. Keterampilan itu membuat burangir untuk satu pinggang
atau piring disusun berisi sirih bertemu uran ditutup dengan pinggan kaca yang ditutup berwarna
kuning yang tengkurap disusun 5 lembar disusun 3 yang telungkup sisusun 4 lembar. Dan
ditengah disusun seperti takir untuk perlengkapan sirih ditambah lagi hiasan daun tembakau
diikat dengan bernang yang berwarna merah, hitam, kuning (seperti tangkal anak bayi) ditambah
pinang bulat untuk burangir laki-laki untuk adat tapsel.
1. Foundation
Foundation yang digunakan pengantin tapsel mengikuti warna kulit, dinaikan 1 tingkat
dari warna kulit.
2. Blush on
Blush on yang digunakan pengantin tapsel yaitu merah samar.
3. Eye liner & alis
Eyeliner seperti pengantin lainnya, dan untuk penggunaan warna alis menggunakan
warna coklat kehitaman.
4. Eyeshadow
Pada kelopak mata bergerak berwarna merah dan putih keemasan, pada sudut mata
berwarna kehitaman.
5. Lipstik
Jawab : Perkembangan pengantin tata rias pengantin tapsel dari masa ke masa sudah banyak
mengalami perubahan, apalagi pada pelaminan nya. Majunya zaman membuat pengantin
tapanuli selatan termodifikasi tetapi tidak lepas pakemnya tetap 70% yang modifikasi hanya 30%.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemakaian adat Tapsel
yaitu bagaimanakah bentuksimbol-simbol yang terdapat dalam tekspangupapada upacara pernikahan
masyarakat Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan, apafungsi simbolik yang terdapat dalam teks
pangupa, dan apasaja makna-makna simbol yang terdapat dalam teks pangupa
pada upacara pernikahan adat masyarakat etnis Angkola. Tata rias dan tata busa pakem yang digunakan
sampai sekrang adalah memberikan hal positif dalam kehidupan, yang artinya untuk warna eyeshadow
yang berwarna merah ynag melambangkan keberanian mencari boru-boru batak, warna coklat kehitaman
untuk merangkai hal-hal mistik yang mungkin terjadi pasca saat proses pernikahan, warna emas
menggambarkan kemegahan dan keagungan.
3.2 Saran
Adapun yang dapat kami ambil sebagai saran dalam pembuatan makalah tata rias pengantin
Tapanuli Selatan ini adalah masih ada acara-acara adat Tapanuli Selatan yang masih lestari
hingga kini. Umumnya upacara adat ini Tapanuli Selatan dimulai sejak mengandung,
melahirkan,menyapih,pengobatan penyakit,mencegah malapetaka dan upacara kematian.
Masyarakat Tapanuli Selatan setia menjaga adat istiadat yang menjadi kekayaan budaya
Nusantara ini, mesi sudah berada di zaman yang serba modern ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://sumut.indozone.id/life/M7s0Qy/mengenal-budaya-pernikahan-daerah-tapanuli-selatan
https://www.popbela.com/beauty/make-up/gracekelly/makeup-pengantin-adat-batak
https://heikamu.com/rias-pengantin-mua-tapanuli-terbaik/
https://lifestyle.kompas.com/read/2011/11/25/18144086/busana.pengantin.aliya.megah.taat.pake
m.adat?page=all
https://www.weddingku.com/blog/busana-pengantin-batak-mandailing
https://lifestyle.okezone.com/read/2017/09/10/194/1773126/okezone-week-end-megah-dan-
sarat-akan-keindahan-ciri-khas-busana-pengantin-batak
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah
Dalik mendirikan Kesultanan Deli yang masih di bawah Kesultanan Aceh pada
tahun 1632. Setelah Dalik meninggal pada tahun 1653, putranya Tuanku Panglima
Perunggit mengambil alih kekuasaan dan pada tahun 1669 mengumumkan memisahkan
kerajaannya dari Aceh. Ibu kotanya berada di Labuhan, kira-kira 20 km dari Medan.
Masyarkat Melayu Deli memiliki 27 rangkaian tata cara perkawinan adat yang terdiri dari:
Merintis
Risik kecil
Jamu sukat
Risik besar
Meminang
Naik emas
Ikat janji
Akad nikah
Malam berhinai curi
Malam berhinai kecil
Malam berhinai besar
Mengantar pengantin laki-laki
Hempang pintu
Bersanding
Tepung tawar
Tepung tawar
Cemetuk
Makan nasi hadap-hadapan
Serah terima pengantin laki-laki kepada keluarga pengantin perempuan
Mandi berdimbar
Sembah keliling
Malam bersatu
Naik halangan (naik lepas pantang)
Meminjam kedua pengantin oleh pihak keluarga laki-laki kepada pihak keluarga perempuan
Memulangkan kedua pengantin kembali oleh pihak keluarga laki-laki kepada pihak keluarga
pengantin perempuan
Naik sembah besar
Pengantin pindah ke rumah sendiri
BUSANA
Baju kurung adalah salah satu pakaian adat masyarakat Melayu di Brunei
Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand bagian selatan. Baju kurung sering diasosiasi dengan
kaum perempuan. Ciri khas baju kurung adalah rancangan yang longgar pada lubang lengan, perut, dan dada. Pada
saat dikenakan, bagian paling bawah baju kurung sejajar dengan pangkal paha, tetapi untuk kasus yang jarang ada
pula yang memanjang hingga sejajar dengan lutut. Baju kurung tidak dipasangikancing, melainkan hampir serupa
dengan t-shirt. Baju kurung tidak pula berkerah, tiap ujungnya direnda. Beberapa bagiannya sering dihiasi sulaman
berwarna keemasan.
Ada beberapa jenis pakaian lain yang lazim dipakai bersamaan dengan baju kurung.
Kelengkapan
1. Sarung
Baju kurung biasanya dipasangkan dengan sarung, dan sarung itu sendiri dikenakan dengan ikatan "ombak
mengalun" yaitu lipatan kain yang berlipit-lipit (berombak-ombak). Lipatan ini ada di bagian kiri atau kanan badan.
2. Kain Dagang
Kain dagang adalah kain sarung yang digunakan sebagai kerudung di saat bepergian. Ini dimaksudkan untuk
melindungi diri dari terik matahari. Apabila berada di dalam ruangan, maka kain dagang diikatkan pada pinggang
atau disangkutkan di lengan.
3. Selendang
Selendang biasanya disampirkan di bahu. Jika sedang memakai kain dagang, alih-alih memakai selendang panjang
biasanya yang dipakai adalah kain mantul. Kain mantul adalah semacam selendang pendek bersulam, disampirkan
di bahu apabila sedang memakai kain dagang sebagai kelengkapan baju kurung.
1. Celana
Bagi lelaki, baju kurung biasa dipasangkan dengan celana panjang yang disebut seluar.
2. Kain Samping
Kain samping adalah kain sampingan yang dipakai bersama-sama dengan baju dan celana.
a. Ikatan Pancung
Cara memakai kain samping yang menggunakan kain lepas. Kain dililitkan di pinggang dan sebelum sampai ke
ujung kain, kain ini "dipancung", yaitu kain disemat sambil membiarkan ujung kain terkulai ke bawah.
b. Ikatan Kembung
Ini adalah cara memakai kain samping yang biasa dipakai oleh mempelai laki-laki dalam acara pernikahan adat
Melayu. Kata "kembung" berasal dari kesan menggembung saat memakai ikatan ini. Kain sarung ditarik ke bagian
tengah atau tepi badan untuk kemudian diikat dan disimpul dalam berbagai macam cara agar melekat di pinggang.
c. Ikatan Lingkup
Ini adalah cara memakai kain samping yang paling sering dipakai orang. Kain sarung digulung ke atas dan dilingkup
ke bagian depan atau bagian samping. Mirip dengan cara memakai sarung untuk keperluan sehari-hari.
PERHIASAN / ASKSESORIS
Sebagai atribut untuk melengkapi pakaian adat Melayu pada bagian leher dan dada biasanya
tergantung kalung bercorak rantai mentimun, sekar sukun, rantai serati, mastura, gogok rantai
lilit, rantai panjang dan tanggang, walaupun dewasa ini sudah sangat jarang dijumpai. Gelang
juga dipakai pada kaki. Pengantin wanita juga memakai gelang kerukut yang beraneka
jenis,seperti gelang tepang, gelang kana, gelang ikal dan keroncong. Pada jari terpasang aneka
ragam cincin, seperti cincin genta, cincin bermata, cincin patah biram, dan cincin pancaragam.
Sebagai alas kaki dipakai selop bertekad yaitu sejenis sandal bersulam corak-corak keemasan.
Bagian pinggang dihiasi dengan bengkong dan pending.
Kaum pria adat Melayu memakai pakaian adat dengan atribut pelengkapnya yang terdiri dari,
penutup kepala, yaitu tengkulok yang terbuat dari kain songket, kain bertabur atau
destar. Tengkulok adalah lambang kebesaran dan kegagahan seorang pria Melayu. Penutup
kepala yang sejak dahulu dipakai disebut destar. Destar terbuat dari rotan yang berbentuk
parabola, berlapis tiga dan dibalut dengan beludru atau kain berwarna kuning. Baju adat yang
dipakai kaum pria Melayu Sumatera Utara adalah teluk belanga yang terdiri atas baju berkrah
kocak musang, berseluar (celana panjang) bersamping. Teluk belanga terbuat dari kain yang
bermutu seperti satin dan sutra.
Untuk melengkapi baju adatnya masyarakat Melayu Sumatera Utara menggunakan alas kaki
berupa selop sewarna dengan baju. Pada leher pria digantungkan beberapa hiasan rantai. Lengan
atasnya mengenakan kilat bahu dan sidat sebagai lambang keteguhan hati. Pada bagian pinggang
dipakai bengkong dan pending. Pada pinggang depan sebelah kanan disisipkan sebilah keris
yang bergagang emas. Keris dianggap sebagai lambang kegagahan dan kemampuan menghadapi
masadepan yang penuh tantangan.
LANGKAH-LANGKAH
Bagi yang penasaran dengan makeup tradisional Melayu atau akan menggunakannya di hari pernikahan, penerapan
beberapa elemen makeup wajib hukumnya. Kamu bisa menggunakan primer, foundation, concealer, dan baru
Pada bagian mata, di samping menggunakan eyeshadow, Kamu bisa semakin menegaskannya dengan bulu mata
palsu dan maskara serta eyeliner. Memilih bulu mata yang tebal disertai maskara untuk mempertegas makeup mata
Saat ini tren membuat alis bukan lagi menipis atau melengkung, namun cenderung lurus atau agak rata dengan
tampilan alis rapi. Kamu bisa memilih pensil alis yang senada dengan warna alis asli. Jangan lupa untuk merapikan
hasil polesan pensil alis dengan sikat agar lebih memberikan kesan rapi.
Terakhir, makeup tradisional Melayu pada area bibir bisa memoleskan warna bibir sesuai dengan selera dan
kesesuaian dengan gaun. Jika gaun bernuansa kalem maka polesan lipstik pada bibir cukup menggunakan warna
nude. Sementara warna pakaian merah merona akan lebih cocok dengan lipstik merona juga.
D. Langkahkerja
1. Melakukanpersiapanareakerja 15menit
d. Ruangandalamkeadaanbersihdansteril
e. Menempatkanalatsesuaidenganungsidan
kegunaannya.
f. Menyusunalat,bahandanlenansertakosmetikd
enganrapi
2. Persiapanpribadi 10menit
f. Melepaskanperhiasan
g. Memakaipakaiankerjayangbersihdanrapi
h. Mengikatrambut
i. Menggunakansepatutumitrendah
j. Lakukansanitasitangan
3. Persiapanmodel 10menit
c. Melepaskanperhiasan
d. Mempersiapkanklienmenggantibusanadengan
Kamisol
4. Aplikasiproseskerjamakeupantaralain:
±50menit
n. Bersihkanwajahterlebihdahulumenggunakanmi
lkcleanser
o. Aplikasikanprimerpadawajahklien
p. Aplikasikanfoundationyangsudahdimixpadawaja
hklien, dan foundationnya satu tingkat lebih cerah
dariataulebihgelapdariwarnakulitklien
q. Aplikasikanconcelearpadawajah
r. Aplikasikancounterpadawajahklienyangingindi
shading
s. Aplikasikanbedaktaburpadawajahklien
t. Gambaralisklienmenggunakanpensilalislaluisial
is, untuk membuat bentuk alis lebih tegas
dapatmembuatnyamenggunakanconcealer
u. Aplikasikaneyeshadowsesuaidenganwarnayan
gakan digunakan (adat karo warna merah,
kuningkeemasan,dancoklatataubirukegelapan)
v. Bingkaimatamenggunkaneyeliner
y. Aplikasikanpensilbibiruntukmempertegasbentu
kbibir, lalu isi menggunakan lipstick dengan
warnayangsesuai.
z. Laluaplikasikansettingsprayuntukmengsetmakeup
yangdigunakan.
HASIL
BAB I
PENDAHULUAN
TATA RIAS PENGANTIN ADAT MELAYU MODIFIKASI
Suku Deli atau Melayu Deli adalah salah satu Suku Melayu resmi mayoritas kebanyakan
terdahsyat kehebatan terbesar secara resmi dari mereka tinggal membasiskan berdomisili berasal
dari Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan. Suku Melayu Deli dapat ditemui di daerah pesisir
timur Sumatera Utara, pinggiran Sungai Deli, Deli Tua, Deli Serdang dan Labuhan Deli, Deli
Serdang. Di Medan, mereka banyak menempati daerah pinggiran kota. Populasi mereka
diperkirakan lebih dari 600 ribu orang. Masyarakatnya terkenal dengan seni berpantun Suku
Melayu yang terkenal sampai saat ini. Suku Melayu Deli berada tempat tinggal saat ini berasal
dari Istana Maimun. Perkawinan merupakan salah satu tahap inimasi dalam daur kehidupan
manusia yang sangat penting. Melalui perkawinan seseorang akan mengalami peruabahan status,
yakni dari status bujangan menjadi berkeluarga, dan dengan demikian pasangan tersebut akan
diakui dan diperlukan sebagai anggota penuh dalam masyarakat.
2. Merias wajah
Setelah dilakukan pembersihan berikan pelembab atau moisturizer terutama bagi
kulit kering
Memberikan primer
Mengaplikasikan foundation sesuai dengan warna kulit klien dengan bantuan
cushion spons
Melakukan countour pada bagian tulang pipi dan hidung
Aplikasikan concelear pada bawah mata ,dahi dan bawah hidung
Aplikasikan creamblush berwarna pink
Mengaplikasikan bedak tabur
Lalu gambar alis menggunakan pensil alis kemudian bagian dalam alis diisi dengan
pomade alis
Mengaplikasikan eyeshadow berwarna merah bata dan pada sudut mata bergerak
eyeshadow berwarna cokat tua, lalu aplikasiakn sedikit concealer dan set
menggunakan bedak tabur untuk menciptakan cut crease, lalu berikan eyeshadow
glitter warna putih
Lalu aplikasikan bulu mata palsu dan berikan maskara agar bulu mata terlihat lebih
lentik lalu aplikasikan eyeliner
Lalu aplikasikan bluson powder berwarna pink
Lalu aplikasikan highliter
Lalu aplikasikan lipstick dengan teknik ombre ,warna pertama adalah warna oink
nude lalu warna kedua berwarna merah maron dari modofikasi yang telah dibuat
kita bebas mengaplikasihkan warna lipstik yang kita inginkan.
Lalu langkah selanjutnya mengenakan busana dan aksesoris
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Untuk riasan wajah pengantin melayudeli paken untuk bagian merias kelopak pada
kelopak mata bergerak diberikan warna terang,dan pada sudut mata bagian luar
diberiakan warna gelap, higlight atau di bawah alis diberikan warna terang. Riasan mata
pada kelopak berwarna orange, sudut mata dibaurkan warna cokelat dan hijau tua,dan
highlight berwarna kuning keemasan.. dan pada bagian high light berwarna kuning
keemasan. Dan blush on menggunakan warna orangr.
Masyarakat Aceh sebagai salah satu masyarakat yang kental dengan budaya Sejarah
islami.Menunjukkan bagaimana rakyat Aceh menjadikan Islam sebagai pedoman hidup dan
ulama mendapat tempat yang terhomat. Salah satu penghargaan atas keistimewaan Aceh pada
bidang syariat Islam, yang diperjelas dengan Undang-undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang
penyelenggaraan Keistimewaan Aceh. Selanjutnya dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2006
tentang Pemerintahan Aceh, tercantum bahwa bidang al-syakhsiyah (masalah kekeluargaan,
seperti perkawinan, percermian, warisan, perwalian, nafkah, pengasuh anak dan harta
bersama),mu'amalah (masalah tatacara hidup sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari,
seperti jual-beli, sewa-menyewa, dan pinjam-meminjam), dan jinayah (kriminalitas) yang
didasarkan atas syariat Islam diatur dalam qanun/peraturan daerah (perda).
F. Bentuk Perkawinan
Pada dasarnya hanya ada satu bentuk perkawinan yang terpuji menurut adat yaitu
perkawinan dengan peminangan, terutama bagi para gadis dan jejaka. Pihak keluarga pria
mengirim utusan sebagai wakil orang tuanya untuk meminang anak gadis dari keluarga lain.
Pinangan dilakukan secara adat.Jika sudah ada kata sepakat, maka ditentukan oleh kedua belah
pihak hari pelaksanaan perkawinan bertempat di rumah orang tua gadis, yang dipimpin oleh
keuchik atau pemangku adat.Setelah perkawinan selesai, untuk sementara pengantin bertempatan
tinggal di rumah orang tua dara baro (pengantin perempuan).
Bentuk perkawinan yang lain jarang terjadi. Bentuk perkawinan yang lain antaranya, kawin
lari. Perkawinan ini terjadi karena apabila orang tua kedua belah pihak tidak setuju atas
percintaan anak-anak mereka.Misalnya, karena tidak seagama, bertabiat buruk atau tidak sopan,
baik pria maupun gadis, sedangkan keduanya sudah saling mencintai dan sudah memutuskan
untuk kawin. Secara diam-diam keduanya melarikan diri ketempat lain untuk menghadapi
pegawai KUA agar mau menikahkan mereka. Sesuai dengan perintah agama, kedua harus
dinikahkan, agar tidak berbuat zina.Masyarakat tidak mempermasalahkan orang yang kawin lari
karena tidak melanggar ketentuan agama.Hanya saja, untuk sementara waktu keduanya belum
direstui oleh orang tua kedua belah pihak. Apabila mereka sudah mempunyai anak, hidup
bahagia, dan datang kepada orang tua masing-masing untuk minta maaf, mereka akan direstui
sebagai suami istri. Perkawinan ini jarang terjadi dan tidak dilazimi oleh adat.
G. Syarat-Syarat Perkawinan
Sebelum melakukan perkawinan, seseorang terlebih dahulu harus memenuhi syarat-syarat
yang telah ditentukan. Syarat-syarat kawin dalam agama islam, diantaranya harus ada wali, ada
yang menerima nikah, ada saksi dan mahar. Dengan kata lain, perkawinan islam yaitu perjanjian
antara pengantin laki-laki dan wali pengantin perempuan, disaksikan oleh sedikit-dikitnya dua
orang di mana ijab-qabul disebutkan dan mas kawin ditentukan.
Pada masyarakat Aceh Besar syarat-syarat perkawinan dapat digolongkan ke dalam bentuk
mas kawin atau mahar. Syarat-syarat lain yang menetukan seorang boleh melakukan perkawinan
yaitu orang tersebut harus sudah dewasa. Di daerah Aceh Besar, pemuda dianggap dewasa, jika
sudah berumur 18-22 tahun atau akil baliq. Biasanya, dalam umur ini, pemuda-pemuda Aceh
Besar melakukan perkawinan untuk pertama kalinya, sedangkan gadis dianggap sudah dewasa
jika sudah berumur 16-20 tahun atau sudah mendapat haid pertama. Inisiatif untuk melakukan
perkawinan datangnya dari pihak pemuda, sedangkan wanita hanya menerima saya. Dalam hal
ini timbul istilah “kon mon mita tima” yang artinya bukanlah sumur mencari timba, tetapi
sebaliknya. Menurut masyarakat Aceh pada umumnya, sebelum melakukan perkawinan, orang
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Sudah dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan lancar, karena akan mendapat
mendapat malu nanti, bilamana ia di malam-malam bulan Ramadhan (puasa) tidak dapat
turut bersama-sama dengan kawan-kawannya sekampung untuk melakukan pengajian Al-
qur`an (tadarus) yang disebut “meudaruih” oleh orang aceh.Meudaruih ini dipentingkan
dikampung-kampung.pemuda yang bersangkutan merasa dirinya tersendiri. Bilamana
tidak dapat turut meudaruih istimewa bukan dikampungnya sendiri
2. Dapat mengerjakan sembahyang lima waktu, sembahyang jum’at, sembahyang Hari
Raya Idul Fitri dan Idul Adha. begitu juga perintah-perintah agama isalam
lainnya,seterusnya ia harus pula mengetahui kewajiban-kewajiban ini diwajibkan juga
supaya wanita-wanita yang akan kawin mengetahuinya.Pria dan wanita diadatkan agar
menunjukkan muka-manis,lemah -lembut dan sebagainya dalam pergaulan hidup mereka
selaku suami-istri .Sifat sabar harus juga dimiliki sang suami dan sang istri.
3. Mengetahui adat sopan-santun dalam pergaulan sehari-hari dengan masyarakat seperti:
Bilamana berbicara dengan orang yang lebih tua umurnya/terhormat diharuskan
mempergunakan kata-kata yang wajar dengan sikap lembah lembut.
Menghormati orang yang dilawannya bercakap itu;
Dalam pembicaraan-pembicaraan dirapat-rapat tidaklah menghina orang lain, tidak
memotong pembicaraan atau menentangnya dengan perkataan-perkataan yang kasar.
Berbicara,jikalau sudah dapat kesempatan yang diberikan oleh rapat.
Berjalan dengan membungkuk sedikit dan meminta ma`af kepada orang-orang lain
yang telah lebih dahulu duduk dari padanya,bilamana ia melalui hadapan mereka
itu,sambil mengisyaratkan dengan lengan kanannya.
Berusaha mengambil tempat yang tidak akan dipindahkan orang.
Tetap memberikan salam kepda orang-orang yang telah lebih dahulu berkumpul
disesuatu rapat/pertemuan atau kenduri.
Berusaha untuk tidak kentut dalam sesuatu majelis.
Tidak mengeluarkan angin via mulut (geureu ob) dikala makan bersama-sama dengan
orang lain.
Tidak bercakap-cakap terkecuali karena perlu,dalam waktu makan bersama/kenduri
Seorang penata rias pengantin, sebelum bekerja harus sudah mempersiapkan seluruh
perlengkapan merias sebaik mungkin.Hal ini dilakukan untuk mencapai hasil yang memuaskan,
khususnya ketika sedang menempuh ujian praktek. Pada waktu mempersiapkan
perlengkapan/sarana merias yang perlu diperhatikan adalah kebersihan, cara mengatur alat
kosmetik, busana dan lain-lain, sehingga terlihat rapi dan efisien ketika pelaksanaan merias
dilakukan untuk itu diperlukan nampan yang beralaskan kain putih yang diletakkan di atas meja
yang dialasi kain putih pula.
5. Proses Make up
Memakaikan klien kamisol dan rambut juga dirapikan dengan pemberian
hairbando kemudian lakukan pembersihan pada wajah dengan susu pembersih,
mulai pembersihan dari keseluruhan wajah hingga leher.
Pembentukan alis. Bentuk alis klien sesuai dengan bentuk wajah dan warna
rambutnya. Setelah dibentuk menggunakan pensil alis rapikan menggunakan
concelar.
Selanjutnya merias kelopak mata warna yang digunakan adalah pada kelopak
matabergerak warna yg di gunakan merah,pada bagian luar sudut mata coklat
kehitaman. dan pada bagian high light berwarna kuning keemasan. Kemudian
Pemberian eyeliner dan bulu mata.
6. Penataan Rambut Sebelum menata rambut kita harus terlebih tahu cara membuat
gedebok pisang untuk sanggul cakceng ini, berikut adalaha langkah kerjanya :
Potong tangkai daun pisang kira kira sejengkal tangan kita, disini kita
menggunakan tangkai daun pisang agar lebih pas dan tidak kebesaran.
Gunakan 2 tangkai daun p[isang dan kemudian gabungkan menjadi satu diikat
dengan tali.
Setelah kedua tangkai menyatu bungkus tangkai dengan irisan daun pandang
dengan bantuan hairnet.
Menata rambut dikerjakan segera setelah riasan selesai. Rambut disisir rapi ke
arah puncak kepala tanpa sasakan dan diikat dengan karet gelang Setelah itu
ikatkan cemara Sanggul Cakceng dengan tali hitam pada ikatan rambut tadi:
Sanggul ini dibuat dengan meletakkan tangkai daun pisang di bagian atas, lalu
cemara dan rambut model dililitkan membentuk angka delapan. Ujung cemara
harus berakhir di sebuah kanan bagian atas.Kanan melambangkan bahwa tujuan
hidup adalah menuju pada kebaikan dan kebenaran, sedangkan atas bermakna,
baltwa kebaikan itu harus berada di atas segalanya, juga memberi makna
keberhasilan dan peningkatan, Sanggul ini disebut sanggul cak ceng yang berarti
sanggul tarik (ketat). Pada masa lalu sanggul seperti itulah yang sering dipakai,
tetapi untuk smat ini orang lebih suka memakai sanggul meukipah yang
bentuknya menyerupai kipah (kipas) dan disasak agar lebih rapi.. Ciri-ciri sanggul
cak ceng
Rambut tidak disasak
Sanggal melintang di puncak kepala
Sanggal berbentuk angka delapan memanjang ke samping dan pelepah pisangnya
kelihatan di bagian kiri dan kanan
Besar sanggul disesuaikan dengan bentuk kepala dan tubuh. Setelah sanggul
terbentuk, dirapikan dan diberi harnet dan hair spray.
Sanggul cakceng bagian kanan lebih besar. Satu langkah selanjutnya adalah
memasang bunga jeunpa meususon (cempaka bersusun dua lapis) yang
disuntingkan di bagian depan sanggul, bungong tajok menutupi pelepah pisang
yang menonjol di kiri kanan sanggul. Rampoe teusok dililitkan pada sekeliling
sanggul, membentuk angka delapan. Satu untai melati juga dipasang mengikuti
bentuk sanggul, mengelilingi bungong tajok. Kemudian untaian rampoe yang
panjangnya (0 cm dipasang di depan sanggul yang ujung-ujungnya dibiarkan
berjuntai sampai ke kanan kiri kuping. Setelah itu, preuk-preuk yang panjangnya
kurang lebih 25 cm dipasang di belakang bagian bawah sanggul untuk menutupi
pertumbuhan anak rambut dan tengkuk sebanyak lima atau enam untai.
Sedangkan tiga untai preuk-preuk dipasangkan di atas sanggul berjuntai ke
belakang. Yang terakhir adalah memasang jeumpa meususon mengelilingi sanggu!
sampai bertemu dengan jumpa meususon yang dipasang di atas sanggul.
Pertama patam dhoe diikat ke belakang kepala dengan tali hitan yang dialasi
melati. Patam dhoe ini dipasang sebelum memasang bunga bungalpreuk-
preuk
Bungong Ok 1-3 tangkai yang bentuknya menyerupai bungong jeumpa
(bunga cempaka), bungong kepula (bunga tanjung) dapat dipakai 1-3 tangkai
bunga tanjung 5 atau 7 bunga pada bagian belakangnya. Bunga cempaka lebih
ditonjolkan karena dapat memberi kesan khas Aceh.
Aynum gumbak dipasang di kiri kanan sanggul pada ujung pelepah pisang
dalam jumlah satu-satu, dua-dua atau tiga-tiga untai.
Rungong tajak meuh dipasang sebagai penutup tangkai ayeum gumbak, 1-3
kiri dan kanan.
Bungong got-got atau kembang goyang dipasang di belakang bungong
sebanyak 7 tangkai pada baris pertama, yang 5 tangkai menghadap lurus ke
depan sedangkan yang sebelah kiri dan 1 sebelah kanan menghadap ke depan
ke samping.
Barisan kedua 5 tangkai, menghadap lurus ke belakang 3 tangkai sedangkan
kiri kanan satu tangkai menghadap ke samping barisan ketiga 3 tangkai
menghadap ke belakang lurus tangkai yang dipasang seperti di atas.
Semua ini melambangkan luhur dalam menuju cita-cita tidak pernah
melupakan apa yang ada di sekeliling kita dan usul kita.
7. Busana
Dalam kebudayaan Aceh sesuatu yang selalu berkaitan dengan ajaran Agama
Islam, misalnya untuk memulai sesuatu yang dimulai dengan membaca
Basmallah.Demikian pula halnya ketika memakai busana dan perhiasan, diawali dengan
membaca Basmallah dan pemakaiannya dimulai dari kanan.
Calon dara baro memakai busana pengantin adat Aceh, dimulai dengan memakai
celana, kemudian selep/sandal, baju dan sarung dipakai berakhir di kanan dan dapat
kurang lebih 3 jari dari sebelah kanan dan tepmya dibuat lipit-lipit selebar ± 4 jari; tinggi
kain kurang 15 atau jari 10 cm di bawah lutut Memakai celana dan kain harus lebih tali
agar kuat, kemudian pakai tali pinggang di atas kain, kemudian pakai klah takulceukok,
ganceng pun cak tudong/bak dokma, talo sususon lhee, jeureumo, tab gule, simplah meuli
ikai, ajimat meuraket, sawek, gleung puta gadong, gleung pucok reubong, (semua gelang
tersebut dapat dipakai salah satu atau lebih)
PENDAHULUAN
Masyarakat Aceh sebagai salah satu masyarakat yang kental dengan budaya Sejarah
islami. Menunjukkan bagaimana rakyat Aceh menjadikan Islam sebagai pedoman hidup
dan ulama mendapat tempat yang terhomat. Salah satu penghargaan atas keistimewaan
Aceh pada bidang syariat Islam, yang diperjelas dengan Undang-undang Nomor 44
Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Keistimewaan Aceh. Selanjutnya dalam Undang-
Undang No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, tercantum bahwa bidang al-
syakhsiyah (masalah kekeluargaan, seperti perkawinan, percermian, warisan, perwalian,
nafkah, pengasuh anak dan harta bersama),mu'amalah (masalah tatacara hidup sesama
manusia dalam kehidupan sehari-hari, seperti jual-beli, sewa-menyewa, dan pinjam-
meminjam), dan jinayah (kriminalitas) yang didasarkan atas syariat Islam diatur dalam
qanun/peraturan daerah (perda).
Peranpemerintahdalammensosialisasikandanmelestarikanbudayalokal Aceh
memangcukupstrategisdandiharapkanterusdigencarkankampanyenyadalamrangkanmenjagabuda
ya Indonesia darigempuranbudayaasing yang kianmasif.
2. CelanaSileuweu
CelanaSileuweu
via cacunnes.com
Samasepertibajuadat Aceh, celanapanjang yang dikenakanpadapakaianadat Aceh untuklaki-laki
juga berwarnahitam.Akan tetapi, celanaataudalam Bahasa Aceh
disebutSileuweuinidibuatdaribahankainkatun.BeberapasumbermenyebutnamacelanainiadalahCel
anaCekakMusang. CelanakhasdariadatMelayu.
Sebagaipenambahkewibawaan,
celanacekakmusangdilengkapidenganpenggunaansarungdarikainsongketberbahan
sutra.KainsarungsepertiIjaLamgugap,
IjasangketatauIjakronginiakandiikatkankebagianpinggangdenganbataspanjanglututatausekitar 10
cm di ataslutut.
3. TutupKepalauntukBajuAdat Aceh
M
eukotop via rumahulin.com
Pengaruhbudaya Islam dalamadat Aceh juga
terasadenganadanyakopiahsebagaipenutupkepalapelengkappakaianadat
Aceh.KopiahinibernamaMeukeutop.
Meukotopmerupakankopiahberbentuklonjongkeatas,
kopiahinidilengkapiolehlilitanTangkulok.Lilitaniniterbuatdaritenunan sutra berbahanemas yang
berbentukbintangsegi 8.AndabisamelihatbagaimanabentukMeukotoppadagambar di bawahini.
4. SenjataTradisionaldalamPakaianAdat Aceh
Samasepertikebanyakanpakaianadatdariprovinsilainnya, pakaianadat Aceh juga
dilengkapidenganpenggunaannsenjatatradisionalsebagaipelengkap.
5. BajuKurung
BajuKurung via Blogger
Bajuatasanuntukwanitaadalahbajukurunglenganpanjang.Bajuinimemilikikerahdan motif
sulamanbenangemas yang khassepertibaju China.Adapundaribentuknya,
bajuiniterbilanggomborpanjanghinggapingguluntukmenutupseluruhlekukdanaurattubuhdarisipe
makainya.Dari bentukdanmotifnyatersebut,
menunjukanbahwabajuiniadalahhasilperpaduanbudayaMelayu, Arab, danTionghoa.
6. CelanaCekakMusang
CelanaMusang via WordPress
Secaraumum, celana yang dikenakanpadapakaianadat Aceh untukpriadanwanitasamasaja.
CelanaCekakmusangdilengkapidenganlilitansarungsepanjanglututsebagaipenghiasnya. Kita
akandenganmudahmelihatwanita Aceh
menggunakancelanainiterutamasaatadapertunjukantarisaman.
AKSESORSIS/PERHIASAN
TusukSanggul
Anting
Gelang
Kalung
Songket
Langkah-langkah
No. NamaAlat Jumlah Gambar
1. SponsFoundation 1
2. Powderpuff 1
3. Spongepuff 1
4. KuasMakeup 1set
5. Penjepitbulumata 1
E. LENANYANGDIGUNAKAN
Tissue
1. 1
2. Kapas 1
3. HairBando 1
4. BajuKerja 1
F. KOSMETIK
1. EyeLipMake– Secukupnya
upRemover
2.
CleansingMilk Secukupnya
3. Primer Secukupnya
4. Foundation Secukupnya
5. BedakTabur Secukupnya
6. BedakPadat Secukupnya
7. Pensilalis Secukupnya
8. Eyeshadow Secukupnya
9. Eyeliner
10. Mascara
11. Concealer
12. Counter
13. Lipstick
14. Blushon
15. Highlighter
16. Bulumata
17. Settingspray
G. Langkahkerja
1. Melakukanpersiapanareakerja 15menit
g. Ruangandalamkeadaanbersihdansteril
h. Menempatkanalatsesuaidenganungsidan
kegunaannya.
i. Menyusunalat,bahandanlenansertakosmetikd
enganrapi
2. Persiapanpribadi 10menit
k. Melepaskanperhiasan
l. Memakaipakaiankerjayangbersihdanrapi
m. Mengikatrambut
n. Menggunakansepatutumitrendah
o. Lakukansanitasitangan
3. Persiapanmodel 10menit
e. Melepaskanperhiasan
f. Mempersiapkanklienmenggantibusanadengan
Kamisol
4. Aplikasiproseskerjamakeupantaralain:
±50menit
aa. Bersihkanwajahterlebihdahulumenggunakanmilk
cleanser
ab. Aplikasikanprimerpadawajahklien
ac. Aplikasikanfoundationyangsudahdimixpadawajahk
lien,
danfoundationnyasatutingkatlebihcerahdariataulebi
hgelapdariwarnakulitklien
ad. Aplikasikanconcelearpadawajah
ae. Aplikasikancounterpadawajahklienyangingindis
hading
af. Aplikasikanbedaktaburpadawajahklien
ag. Gambaralisklienmenggunakanpensilalislaluisialis
,
untukmembuatbentukalislebihtegasdapatmemb
uatnyamenggunakanconcealer
ah. Aplikasikaneyeshadowsesuaidenganwarnayanga
kandigunakan (adatkarowarnamerah,
kuningkeemasan,dancoklatataubirukegelapan)
ai. Bingkaimatamenggunkaneyeliner
aj. Untukmembuatbulumatalentik,
jepitbulumatadangunakanmascara.Lalutambahkan
menggunakanbulumatapalsu.
am. Laluaplikasikansettingsprayuntukmengsetmakeup
yangdigunakan.
HASIL
DAFTAR PUSTAKA
https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr9Illuzpdh1k4A8AhXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zA
zEEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1637367535/RO=10/RU=https%3a%2f%2fid.wikiped
ia.org%2fwiki%2fSejarah_Aceh/RK=2/RS=.8V9fRaq10y0veIW0mZ7Boo_.f8-
https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr4xJyjzpdhaIAA_RhXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9z
AzEEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1637367587/RO=10/RU=https%3a%2f%2fbajuadat
radisional.blogspot.com%2f2019%2f08%2fpakaian-adat-aceh-
modifikasi.html/RK=2/RS=He2Son_UfnZhJXFUxnd7OlcH1_E-
https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr4xJyjzpdhaIAA_xhXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9z
AzIEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1637367587/RO=10/RU=https%3a%2f%2fborneoch
annel.com%2fpakaian-adat-aceh%2f/RK=2/RS=L00M5QAZd61W.ktAbQRTKOPuJI0-
BAB I
PENDAHULUAN
LatarBelakang
Pernikahan adat Sunda merupakan salah satu tradisi upacara perkawinan yang bersifat
ritualistik sebagaimana halnya aspek-aspek kehidupan lain dalam sistem kebudayaan tersebut.
Prosesi yang dilakukan sebagai rangkaian upacara perkawinan tersebut menghadirkan
sejumlah makna melalui simbol budaya yang mewakili norma-norma budaya dan oleh karena
itulah sering pula disebut dengan perkawinan adat. Pada prosesi pernikahan adat Sunda
misalnya terdapat berbagai rangkaian aktivitas komunikasai yang melibatkan banyak simbol
baik berupa tindakan atau komunikasi nonverbal yang digunakan pada saat prosesi pernikahan,
maupun bahasa verbal melalui kata-kata dalam bentuk syair atau tembang. Semua simbol ini
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam keseluruhan prosesi pernikahan adat Sunda,
sebagaimana pula pada pernikahan adat yang dapat ditemui pada sistem
budaya yang lain. “Pernikahan adat Sunda ini lebih disederhanakan, sebagai berikut akibat
percampuran dengan ketentuan syariat islam dan nilai-nilai “kepraktisan” dimana “sang
penganten” ingin lebih sederhana dan tidak bertele-tele. Adat yang biasanya dilakukan meliputi :
acara pengajian, siraman
(sehari sebelumnya acara “seren sumeren”) calon pengantin. Kemudian acara sungkeman,
“nincak endog” (menginjak telur), “meuleum harupat” (membakar lidi tujuh buah).
“meupeuskeun kendi” (memecahkan kendi dan sawer)”.
TAHAP PERSIAPAN
1. Persiapan AreaKerja
Meja dankursi
Cermin
Nampan ataubaki
Cape
Hairbando
Kuasset
Gunting
Sponslatex
Sponsbedak
Bulu matapalsu
Sisirsasak
Sikatrambut
Pincurl
Jepit lidi
Harnal
Harnet
Cemara tanpa tulang 1 buah Cemaracawing
3. Persiapankosmetik
Kalung lakilaki
Kerabu
Tibododo
PenutupSanggul
Gelang
BrosBaju
Selop
5. Persiapan model/ calonpengantin
6. Persiapanpribadi
Menjaga kebersihan diri dengan mandi dan memaaki deodorant agar tidak baubadan.
Tangan dan kuku dalam keadaan bersih dan kuku tidak bolehpanjang.
Menjaga bau mulut sebaiknya menggunakanmasker.
Menggunakan busana yg bersih rapi dan sopan.
Mengunakan riasan wajah yg sederhana danserasi.
Tepatwaktu.
Ramah dansopan.
Percaya diri, terampil, dan cekatan dalampekerjaan.
a. Pembersihan
Tuangkan susu pembersih/ cream pada wajan kecil lalu pembersihan keseluruh wajah
danleher dengan gerakanlembut.
Setelah itu diangkat dengan tisu diberikan penyegar face tonic atau astringent sesuai
dengan jenis kulit lalu ditepuk tepuk keseluruhwajah.
b. Meriaswajah
Setelah dilakukan pembersihan berikan pelembab atau moisturizer terutama bagi kulitkering
Pengaplikasianprimer
Aplikasikan concealer dibawah mata kanan dan kiri, pertengahan mata dan kening dan
ditulang hidung
Lalu ratakan dengan beautyblender.
Kemudian berikan bedak tabur atau loose powder secara perlahan diwajahmodel.
Memberi eyeshadow pada mata. Baurkan Warna hijau di daerah mata bergerak
kemudianpada ekor mata ditimpa lagi mengunakan eyeshadow berwarnacoklat.
Pembuatan cut crease hanya dibagian kelopak mata dengan menggunakan consealer.
Lalu,ditimpa lagi menggunakan eyeshadow berwarnashimmer.
2. Tahapan pembuatanbusana
KESIMPULAN
Perkawinan adalah ikatan yang sangat penting, karena mengatur dan menata pergaulan
antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim, dengan ijab kabul supaya pergaulannya
syah. Dari perkawinan ini akan mendapatkan anak keturunan yang menjadi harapan setiap
pasangan suami istri, sebab anak merupakan kelanjutan keturunan yang akan memberi
pengaruh terhadap kehidupan umat di masa yang akan datang.
Saran
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembac
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah
Pernikahan adat Sunda merupakan salah satu tradisi upacara perkawinan yang bersifat
ritualistik sebagaimana halnya aspek-aspek kehidupan lain dalam sistem kebudayaan tersebut.
Prosesi yang dilakukan sebagai rangkaian upacara perkawinan tersebut menghadirkan
sejumlah makna melalui simbol budaya yang mewakili norma-norma budaya dan oleh karena
itulah sering pula disebut dengan perkawinan adat.
Tata rias pengantin di setiap daerah memiliki pakem dan tata cara adat istiadat yang
berbeda, seiring berkembangnya zaman, busana pengantin telah mengalami banyak
perkembangan dari pakemnya. Model busana selalu berubah setiap waktu, termasuk model
berbusana pengantin muslim. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap tata riasnya yang juga
harus mengacu pada syariat islam, khususnya pada tata rias
yang dilengkapi dengan kerudung atau jilbab. Pada tata rias pengantin muslim seluruh tubuh
tertutup kecuali wajah dan telapak tangan. Menurut Riefky (2012:15), tata rias pengantin
merupakan karya seni budaya yang berkembang di dalam sebuah kelompok masyarakat dan
keberadaanya selalu dicoba untuk dilestarikan. Sebagai sebuah karya seni, tata rias pengantin
juga mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan lingkungan dan hidup manusia
itu sendiri.
Tata rias pengantin modifikasi adalah mengubah atau mengadakan perubahan pada
tata rias pakem namun masih mengandung unsur tradisional, sedangkan tata rias pakem
adalah tata rias yang digunakan dengan gaya dan tradisi masing-masing, disetiap daerah
berbeda-beda. Contohnya bisa menggunakan hijab pada pengantin modifikasi.
Busana dan Perhiasan
1. Busana Pengantin Wanita Modren Berhijab, Selayar, Kain Penutup Kepala, Tali
Pinggang
2. Tibododo, Lalaran
3. Kembang Goyang
4.Gelang
Make Up
- Setelah dilakukan pembersihan berikan pelembab atau moisturizer terutama bagikulit kering
- Pengaplikasian eyeshadow berwarna peach sebagai dasar setelah itu membuat cut crease ,
isi cut crease menggunakan warna keemasan, pada ujung mata beri warna coklat tua
- Pengaplikasian highlitter
- Pertama sisir rambut model dengan rapi lalu ikat menjadi satu
- Setelah rambut diikat satu kemudian rambut dikepang dan digulung dijepit menggunakan
kep lidi
- Pasang sanggul ukel tekuk dan dipasang dengan menggunakan harnal besar
- Letakkan Lalaran diatas sanggul kemudian jepit ujungnya agar tidak lepas.
- Setelah itu, pasangkan siger dikepala model kemudian dikaitkan agar kencang dan
Tidak lepas.
-Pemasangan kembang goyang 7 buah.
- Pasangkan penutup sanggul dari roncean melati kemudian rapikan dan jepit agar
Tidak lepas.
- Bentuk daun sirih agar membentuk bangun datar laying-layang kemudian tempelkan
ditengah kening.
-Lakukan pemasangan tibododo.
- Pasangkan gelang yang berada di lengan
Di Yogyakarta terdapat 6 jenis tata rias dan busana yaitu Yogya Paes Ageng, Yogya Paes
Ageng Jangan Menir, Yogya Paes Ageng Kanigaran, Yogya Puteri, Yogya Puteri Kasatriyan
Ageng Malem Selikuran, dan Yogya Puteri Kasatriyan. Sementara di Solo terdapat Solo
Basahan dan Solo Puteri.
Di samping itu pula, di antara Paes Solo Basahan dan Paes Solo Putri terdapat
perbedaan padapidih yang dipakai.Jika umumnya pidih yang dipakai berwarna hitam, lain
halnya dengancengkorongan Paes Solo Basahan yang menggunakan pidih berwarna hijau.
Pada Paes Solo Putri,cengkorong diisi dengan pidih/lotho berwarna hitam.
B. Perbedaa rias Yogyakarta dengan yang lain
Paes Solo memiliki ujung yang tumpul dan cenderung membentuk huruf U.
Sedangkan paes ageng Jogya memiliki ujung yang cenderung runcing; seperti perpaduan
antara huruf U dan V.Perbedaan kedua dalam paes Solo dan paes Ageng itu adalah bentuk
sanggul.Sederhananya, sanggul pernikahan adat Solo terlihat lebih lebar.Salah satu artis
Indonesia yang menikah denga menggunakan paes Solo ini adalah Dian Sastrowardoyo.
Sedangkan untuk sanggul untuk paes ageng, semua rambut diikat kebelakang untuk di
cepol.Anisa Pohan dan Siti Ruby Aliya Rajasa adalah dua public figure yang menikah dengan
menggunakan paes ageng.
Disisi lain, ada beberapa pihak yang menyebutkan bahwa perbedaan kedua paes
ternyata tidak hanya sesederhana itu, Ladies, Situs krisnawedding.blogspot.com, contohnya,
menyebutkan bahwa kedua corak juga dibedakan berdasarkan fungsinya.Dua riasan ini wajar
terlihat mirip karena memiliki akar kebudayaan yang sama. Namun, sebenarnya perbedaan
inibisa dilihat dari bentuk cengkorongan paes, mulai
daribentuk penunggul atau gajahan, pengapit, penitis, dan godheg.Pertama yang membuat
kedua paes ini beda adalah bagian tengahnya. Pada pengantin Yogyakarta pola riasan di
tengah dahi memiliki bentuk yang mirip dengan daun sirih, titik tengahnya runcing.
Sedangkan pada pengantin Solo, bentuknya setengah bulatan telur bebek, biasanya disebut
dengan gajahan.
Pengapit pada pola rias baik ala Solo maupun Yogya berbentuk sama yaitu ngundup kanthil,
namun penitis dua tradisi ini ternyata berbeda. Di Yogyakarta, penitis memiliki bentuk seperti
potongan daun sirih, namun volumenya lebih kecil daripada penunggul, ujungnya juga
runcing layaknya pada bagian tengah. Sedangkan di Solo bentuknya mirip dengan setengah
bulatan telur ayam.
Godheg pada pengantin Yogyakarta memiliki bentuk seperti pada ujung mata pisau
sedangkan pada pengantin Solo bentuknya layaknya kuncup turi atau ngundup turi. Hal lain
yang sebenarnya paling menyolok adalah penggunaan serbuk emas atau biasa disebut dengan
prada yang ditaburkan di tepian paes. Hal ini bisa ditemui di beberapa riasan Yogyakarta
seperti Paes Ageng Jangan Menir dan Paes Ageng Kanigaran.
PENGANTIN YOGYAKARTA PUTERI
Sanggul ukel tekuk dengan sunggar dan lungsen (sambungan) dari rambut depan untuk
mengikat sanggul. Bunga untaian melati (roncen usus), ceplok (bunga mawar bahan beludru
warna merah) di sanggul dan sepasang jebehan (3 rangkaian mawar bahan beludru warna
merah) di kanan kiri yang tampak dari depan, dan sebaran pelik (guntingan kertas putih
dengan kelopak empat, yang ditusukkan dengan jarum pentul ke sanggul) menyebar di
sanggul.
1. Ratusan
Pemberian wewangian tradisional pada rambut dan kadang bagian intim kewanitaan agar
harum.
3. Cengkorongan
Pembuatan pola wajah Paes Ageng gaya Yogyakarta. Penentuan bentuk dan
pembuatan cengkorong ini dikerjakan dengan pensil yang hasil akhirnya berupa gambar
samar-samar / tipis.
Cengkorong meliputi:
Citak pada dahi, yaitu bentuk belah ketupat kecil dari daun sirih pada pangkal hidung
di antara dua alis yang memiliki makna bahwa citak sebagai reflesi mata Dewa Syiwa yang
merupakan pusat panca indra sehingga menjadi pusat keseluruhan ide atau
pikiran. Panunggul, pangapit, panitis, godeg.
Alis dibuat berbentuk menjangan ranggah (tanduk rusa). Rusa merupakan simbol
kegesitan, dengan demikian kedua pengantin diharapkan dapat bertindak cekatan, trampil,
dan ulet dalam menghadapi persoalan rumah tangga
Daerah sekeliling mata dibiarkan tidak terjamah oleh boreh, diberi gambaran yang
disebut jahitan. Untuk membentuk mata lebih tajam dan anggun sehingga orang-orang akan
mengaguminya.
4. Kandelan
Setelah cengkorongan selesai dibuat sesuai pola dasar dan tampak pantas (layak), baru
kemudian paes wajah diselesaikan dengan menebalkan garis-garis yang samar menjadi
paesan dadi (paes jadi)
5. Dandos
a. Hiasan Sanggul.
Tata rambut pengantin dibuat seperti bokor tengkurap sehingga dinamakan bokor
mengkurep.Sanggul rambut diisi dengan irisan daun pandan dan ditutup rajut bunga melati.
Perpaduan daun pandan dan bunga melati memancarkan keharuman yang berkesan religius,
sehingga pengantin diharapkan dapat membawa nama harum yang berguna bagi masyarakat.
Gelung bokor mengkurep disempurnakan lagi dengan jebehan, yaitu 3 bunga korsase
warna merah-kuning-biru (hijau) yang dirangkai menjadi satu dan dipasang di sisi kiri -
kanan gelung.Tiga warna bunga itu melambangkan Trimurti (dewa Syiwa-Brahma-Wisnu).
Ditengah sanggul dihias dengan bunga merah disebut ceplok, dan di kiri – kanan
ceplok itu disematkan masing-masing satu bros emas permata
Pada bagian bawah agak ke arah kanan sanggul dipasang untaian melati berbentuk
belalai gajah sepanjang 40 cm, diberi nama gajah ngoling. Hiasan ini bermakna bahwa
pemakainya menunjukkan kesucian/kesakralan baik sebagai putri maupun kesucian niat
dalam menjalani hidup yang sakral.
Perhiasan yang dipergunakan pengantin putri disebut pula dengan nama raja keputren.
Semua terbuat dari emas bertahtakan berlian yang dirancang dengan seni tinggi dan sangat
halus. Satu set perhiasan ini berupa :
Cunduk Menthul
Hiasan berupa sisir terbuat dari emas diletakkan di atas sanggul berbentuk seperti
gunung, sebagai simbol kesakralan.Sehingga Pengantin diharapkan dapat menunjukkan
kesakralan/ kesucian.Dalam mitologi Hindu, gunung adalah tempat bersemayam nenek
moyang dan tempat tinggal para dewa serta pertapa.
Berbentuk melingkar tanpa ujung pangkal yang melambangkan kesetiaan tanpa batas
Perhiasan berupa sisir kecil bertahtakan berlian di letakkan diatas dahi pada sisi kiri
dan kanan. Melambangkan bahwa pengantin putri telah siap memasuki pintu gerbang
kehidupan rumah tangga
Cincin
Menurut beberapa serat yang ditulis sejak jaman Sultan Agung seperti serat Centhini,
serat Wara Iswara (Sunan PB IX) ditulis bahwa para putri tidak diperkenankan memakai
cincin di jari tengah. Karena sebagai simbol satu perintah untuk diunggulkan, yaitu milik
Tuhan. Cincin di jari manis sebagai simbol untuk senantiasa bertutur kata manis. Cincin di
jari kelingking simbol untuk selalu trampil dan giat dalam mengerjakan pekerajaan rumah
tangga. Cincin di ibu jari sebagai simbol untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan
ikhlas dan terbaik
Kain Dodot/Kampuh berukuran 4 – 5 meter dengan lebar 2-3 meter.Motif batik yang
sering digunakan adalah Sido Mukti, Sido Asih, Semen Rama, Truntum. Motif -motif
tersebut mempunyai makna filosofi yang sangat bagus berupa harapan akan berlangsungnya
kehidupan rumah tangga yang kekal, saling berbagi dan mengisi dengan cinta kasih dan
harapan akan dikaruniai hidup sejahtera.
Selain kain panjang, pengantin putri memakai pakaian dalam dan selendang kecil
(udet) berupa kain sutra motif cinde.Konon motif ini merupakan lambang sisik naga, yaitu
simbol kekuatan. Sumber lain mengatakan bahwa motif cinde sebagai penghormatan kepada
Dewi Sri, dewi kesuburan dan kemakmuran (dewi padi).
4. Aplikasikan eyeliner membentuk segi tiga di sudut mata, lalu teruskan hingga garis
kelopak mata
5. Baurkan dengan menggunakan kuas agar terlihat lebih natural
8. Dengan menggunakan spons, berikan perona mata warna ungu di bagian bawah mata
10. Aplikasikan perona mata coklat tua, lalu baurkan warna di ujung mata. Setelah, itu,
aplikasikan lem bulu mata pada kelopak mata warna perona mata lebih menempel
11. Aplikasikan perona mata warna coklat tua pada kelopak mata
13. Baurkan warna dari sudut dalam ke arah bawah hidung untuk membentuk bayangan
hidung
15. Aplikasikan lem bulu mata di atas garis bulu mata atas
16. Pasang bulu mata imitasi
17. Aplikasikan eye liner cair di atas garis bulu mata imitasi. Setelah itu, aplikasikan
perona pipi pada tulang pipi.
18. Membentuk segi tiga, aplikasikan perona mata warna perak di sudut dalam mata
19. Aplikasikan eye liner warna hijau di garis bulu mata atas dan bawah dan eye liner cair
di sudut dalam atas mata
22. Sapukan lipstick warna merah sirihdi bagian dalam atas dan bawah bibir. Gunakan
kuas bibir agar terlihat rapi.
1. Tarik garis lurus dari ujung hidung ke tengah-tengah dahi sampai pertumbuhan
rambut. Beri tanda.
2. Letakkan 3 jari membujur di atas tanda tersebut, lalu beri tanda di batas kiri dan
kanannya
3. Ukur 3 jari melintang di atas pangkal alis, lalu beri tanda di tengahnya
4. Hubungkan garis tengah tersebut dengan tanda di kiri dan kanan pertumbuhan rambut
yang telah dibuat sebelumnya
Membuat penitis.Penitis terletak di sebelah luar pengapit dan tepat di atas
godheg.Bentuknya seperti potongan daun sirih, lebih kecil dari pada penunggul, dengan
ujung yang runcing dan sedikit melengkung. Cara membuatnya :
1. Sebelum membuat penitis, ukur 3 jari membujur ke kiri dan kanan penunggul. Beri
tanda.
2. Dari titik tersebu, ukur masing-masing 2,5 jari membujur untuk menentukan lebar
penitis. Beri tanda
3. Dari ujung hidung, tarik garis ke atas menuju ke titik tengah ukuran 2,5 jari. Beri
tanda
4. Untuk menentukan ujung penitis ukur 1 ibu jari di atas lengkungan alis. Beri tanda.
Hubungkan ujung penitis dengan tanda di kiri dan kanan pada pertumbuhan rambut
yang telah dibuat sebelumnya
Membuat pengapit.Pengapit bentuknya seperti kudup kantil.Bagian ujungnya sedikit runcing.
Cara membuatnya :
1. Dari ujungnya hidun, tarik garis ke atas menuju ke tengah-tengah bagian kosong
antara penunggul dan penitis. Beri tanda
2. Letakkan 1 jari membujur di antara tanda tersebu. Beri tanda di kiri dan kanannya
3. Untuk menentukan ujung pengapit, beri titik di tengah-tengah ujung penunggul dan
penitis, lalu tarik sedikit ke dalam
4. Hubungkan ujung pengapit dengan tanda di kiri dan kanan pertumbuhan rambut yang
telah di buat sebelumnya
Membuat godheg.Godheg berbentuk mangot (ujung pisau dapur), semakin ke bawah semakin
mengecil. Cara membuatnya:
1. Dari titik pangkal penitis, letakkan 1 jari membujur, lalu beri tanda di sisi kirinya
2. Dari tanda tersebut, ukur 1,5-2 jari untuk lebar pangkal godheg. Beri tanda
3. Dari depan telinga, ukur 2 jari. Beri tanda. Untuk menentukan ujung godheg, ukur 1-2
jari dari depan telinga, lalu beri tanda. Dari tanda ini, ukur 1 jari ke bawah, lalu beri
tanda
4. Hubungkan ujung godheg ke tanda-tanda di garis pertumbuhan rambut yang telah di
buat sebelumnya
5. Pasang jebehan. Cara pemasangan :
Pasang jebehan sritaman di kiri dan kanan sanggul
Letak jebehan kiri dan kanan harus seirama dengan bentuk sanggul sehingga
terlihat sepi
Pangkal bunga bagian atas diletakkan di bawah sunggar dan diusahakan hanya
terlihat sedikit dari depan
6. Pasang sisir gunungan. Cara pemasangan :
Pasang sisir gunungan tegak lurus, tepat berada di tengah-tengah antara kepala
dari sanggul
Sisir gunungan dipasang menghadap ke arah belakang
Letaknya berada di atas sanggul. Jarak antara pangkal sisir gunungan dengan
pangkal jebehan lebih kurang 2 jari.
7. Pasang sebuah mentul. Cara pemasangan :
Pasang mentul (1 buah) di atas sanggul, tepat di depan sisir gunungan
Mentul dipasang menghadap ke arah belakang
Letak mentul di depan sisir gunungan
Karena hanya berjumlah satu buah, ukuran mentul harus besar
8. Setelah memasang subang, pasang roncen usus-usus di bagian samping kiri dan kanan
sanggul. Cara pemasangan :
Pangkal roncen usus-usus berada di bagian atas
Dipasang membujur ke bawah secara simetris kiri dan kanan
9. Pasang jala rambut pada sanggul menutupi rancen usus-usus, agar sanggul rapi
10. Pasang sebuah ceplok. Cara pemasangan :
Pasang ceplik di tengah-tengah sanggul, agak ke atas sedikit
Ceplok dipasang di atas jala rambut
11. Pasang pelik. Cara pemasangan :
Awali dengan pemasangan pelik di kanan kiri lungsen dan lekukan ukel
Pemasangan pelik dilakukan dengan cara menyebar rata mengikuti irama
sanggul, tidak simetris, dan acak
Arah mekar pelik ke belakang sanggul
Step Membuat Sanggul, Pemasangan Bunga, dan Aksesori
1. Bagi rambut dibagi 3 bagian, yaitu bagian depan kiri, bagian depan kanan, dari bagian
belakang. Tahan rambut bagian depan kiri dan kanan dengan jepit bebek. Ikat rambut
bagian belakang
2. Sasak rambut bagian depan kiri dan kanan. Ambil sejumpur rambut di ubun-ubun
sebagai lungsen
3. Rapikan rambut yang telah di sasak dengan menyisirnya ke arah belakang kemudian
tahan ke belakang menggunakan jepit bebek
4. Pasang sanggul di belakang kepala. Arahkan lungsen tepat di tengah sanggul. Semat
kuat-kuat agar bisa menahan sanggul
5. Setelah sunggar terbentuk dari sanggul terpasang isi cengkorongan paes dengan pidih.
Pengantin putri. Perlengkapan busana untuk Pengantin Putri Corak Yogya Puteri :
a. Kain pradan
b. Kebaya
c. Selop atau alas kaki
Motif kain yang dapat dipakai untuk corak Yogya Puteri :
Kain Sidamukti
Kain Sidaasih
Kain Sidaluhur
Kain Nitik Simbar Lintang
Kain Parang Kusuma
Kain Semen Rama
Kain Gandasuli
Kain Semen Raja
Kain Nitik Cakar Ayam
Warna baju yang dapat dipakai untuk corak Yogya Puteri :
Merah tua
Biru tua
Hijau tua
Perhiasan yang harus disediakan untuk pengantin putri corak puteri :
a. Kalung panjang atau korset (rantai jam) dan satu buah bros (hiasan yang dipasang di
kalung korset)
b. Satu buah cincin
c. Satu pasang sumping
d. Satu buah keris bronggoh
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah
Asaltatacaraperkawinanadatjawaadalahdarikeraton. Pada
mulanyahanyakeluargakeratonlah yang mempunyaihakuntukmelaksanakan
upacarapernikahandengantatacaraadattersebut. Namunsejakadanyaakulturasi
budayadengan agama islam, khususnya di KeratonYogyadan Solo, tatacara
penikahanadatmulaiberbaurantarabudayahindudanislam. Mulaisaatitulahtata
carapernikahanadatdikenalolehmasyarakatluas di luarkeraton. Hinggasaatini,
secaraturuntemuruntatacaraupacarapernikahanterus di lestarikan, tentunya
denganpertimbanganwaktu, kesempatandan dana acara-acara adattersebutdiadakan
penyesuaian-penyesuaian.
Meskihampirsetiapharikitasaksikanupacaradanpestapernikahan, namun
ternyatatidakmudahuntukmenyelenggarakannya. Tahap demi tahap yang harus
dilaluisertamempersiapkanpernak-pernikalatupacaraadat yang mengandungnilai-
nilai ritual tersendirimerupakan"tugas" yang tidakbisadianggapremehuntuk
menyambuthajatkeluargaini. Sebagaisuatuperistiwa yang diharapkanhanyaterjadi
sekaliseumurhidup, semuacalonpengantintentumengharapkan agar semua
rangkaianupacaraitubisaberlangsungsukses. Keterbatasantempatdanpengetahuan
tentangupacaraadatseringkalimenjadialasanutamakeluargauntuk
menyelenggarakanpernikahan di sebuahgedungpertemuandenganmelibatkan
wedding organizer.
TAHAP-TAHAP PERNIKAHAN JAWA
yangpertamaadalahKeluargacalonmempelaipriamendatangi (ataumengirimutusan)
kekeluargacalonmempelaiperempuanuntukmelamarputrikeluargatersebutmenjadiistrip
utramereka. Biasanyakeluargadaricalonmempelaiperempuan yang
mempunyaihakmenentukanlebihbanyak, karenamerekalah yang
biasanyamenentukanjenispernikahannya. Setelahdicapai kata
sepakatolehkeduabelahpihak orang tuatentangperjodohanputra-putrinya,
makadilakukanlah ‘serah-serahan’ ataudisebutjuga ‘pasojtukon’.
HiasanPernikahan (PasangBlektepeAtauTarup)
: Tahapanlengkap pernikahanadatjawa yang keduaadalah, Seharisebelumpernikahan,
biasanyagerbangrumahpengantinperempuanakandihiasijanurkuningsebagai Persiapan
pernikahan yang terdiridariberbagaimacamtumbuhandandaun-daunan:
– 2 pohonpisangdengansetandanpisangmasakpadamasing-masingpohon,
melambangkansuami yang akanmenjadikepalarumahtangga yang baik.
– TebuWulungatautebumerah, yang berartikeluarga yang mengutamakanpikiransehat.
– CengkirGadingataubuahkelapamuda, yang
berartipasangansuamiistriakansalingmencintaidansalingmenjagaidanmerawatsatusama
lain.
– Berbagaimacamdaunsepertidaunberingin, daun mojo-koro, daunalang-alang,
dadapserep,
sebagaisimbolkeduapengantinakanhidupamandankeluargamerekaterlindungdarimarab
ahaya.
UpacaraSiraman
Tahapanlengkap pernikahanadatjawa yangketigaadalahmaknaupacarasiramanini,
secarasimbolismerupakan Persiapanpernikahan danpembersihandirilahirbatinkeduacal
onmempelai yang dilakukandirumahmasing-masing. Jugamerupakan media
permohonandoarestudari para pinisepuh
Banyakhal yang harusdipersiapkansebelum acara dimulai:
– Tempat air dariperungguatautembaga yang berisi air daritujuhmata air.
– Kembangsetamanyaitubunga-bungasepertimawar, melati, cempaka, kenanga, yang
ditaruh di air.
– Aroma limawarna yang digunakansebagaisabun.
– Sabuncucirambuttradisionaldariabudarimerang, santan, dan air asamJawa.
– Gayung yang berasaldarikulitkelapasebagaiciduk air.
– Kursi yang dilapisitikar, kainputih, dedaunan, kainlurikuntuktempat duduk
pengantinselamaprosesiberlangsung.
– Kainputihuntukdipakaiselamaupacarasiraman.
– Baju batik untukdipakaisetelahuparacasiraman.
– Kendi.
– Sesajian.
Siramandilakukanpertama kali olehorangtuacalonpengantin, dilanjutkanoleh para
pinihsepuh, danterakhirolehibucalonmempelaimempelaiputri, menggunakankendi
yang kemudiandipecahkankelantaisembarimengucapkan, “Saiki wispecahpamore”
(“Sekarangsudahpecahpamornya”).
DodolDawet
Tahapanlengkap pernikahanadatjawa yangkelima, Prosesiinimelambangkan agar
dalamupacara pernikahan yang akandilangsungkan, dikunjungi para tamu yang
melimpahbagaicendoldawet yang laristerjual. dalamupacaraini,
ibucalonmempelaiputribertindaksebagaipenjualdawet,
didampingidandipayungiolehbapakcalonmempelaiputri, sambilmengucapkan :
“Laris…laris”. ‘Jualdawet’ inidilakukandihalamanrumah.
UpacaraMidodareni
Tahapanlengkap pernikahanadatjawa yang keenam, Acara
inidilakukanpadamalamharisesudahsiraman. Midodarenberartimenjadikan sang
pengantinperempuansecantikdewiWidodari. Pengantinperempuanakantinggal di
kamarnyamulaidari jam enam sore sampaitengahmalamdanditemaniolehkerabat-
kerabatnya yang perempuan.
Tahapanlengkap pernikahanadatjawa yangketujuh, Pernikahan,
merupakanupacarapuncak yang dilakukanmenurutkeyakinan agama sicalonmempelai.
Bagipemeluk Islam, pernikahanbisadilangsungkan di masjid atau di
kediamancalonmempelaiputri. Bagipemeluk Kristen
danKatolik, persiapanpernikahan bisadilangsungkan di gereja.
Ketikapernikahanberlangsung, mempelaiputratidakdiperkenankanmemakaikeris.
Setelahupacarapernikahanselesai, barulahdilangsungkanupacaraadat, yakniupacara
‘panggih’ atau ‘temu’.
PERHIASAN
MAKEUP.
Makeup yang digunakanpengatinputrimodif
samasepertidenganpengantinlainnyadalamhalpemberiankosmetiknamunhal di
kikeningdiberipaes.
1. Faundation 2. Bllushon
-Membersihkanwajahmenggunakanmicelarwater
-Setelahdilakukanpembersihanberikanpelembabataumoisturizerterutamabagikulitkering
-Mengaplikasikanfoundationkemudiandiratakanmenggunakanspons
-Menggunakanconcealer,contour
-Membentukalis
-Merapikanalismenggunakannaturactor
-Pengaplikasianbedakpadatdanbedakfinishing
-
Pengaplikasianeyeshadowberwarnapeachsebagaidasarsetelahitumembuatcutcrease,isicutcrea
semenggunakanwarnakeemasan,padaujungmataberiwarnacoklattua
-Padabagianbawahmataaplikasikanjugaeyeshadowberwarnacoklat
-Menggunakaneyelinerpadamataklien
-Pemasanganbulumatasebanyak2lapis
-Pengaplikasianblushonberwarnapeachataupinkkemerahan
-Mengaplikasikancelakpadabawahmataberwarnasilver
-Pasangbulumatapadabagianbawahmata
-Membentukbibirmenggunakanliplinerkemudianmenggunakanlipglos
-Pengaplikasianlipstikberwarnanude
-Pengaplikasianhighlitter
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengantin atau aslinya penganten berasal dari kata pinanganten. Pinaganten berasal dai dua
suku kata yaitu pinang dan ganten Pinang dan ganten merupakan pepatah Jawa yang artinga
sama dengan "asam di gunung garam di laut. akhimya bertemu di belana". Pinang atau
jambe adalah sebuah pohon yang tinggi. Ganten ter diri atas sirih atau kapur sirih. Sirih
merupakan tanaman yang merambat ke, tanah, di tempat yang rendah. Akhirnya pinang
dan ganten ini bertemu dalam suatu pengunyahan sehagai ganten atau makan sirih. Pada
awalnya hanya para keluarga bangsawan yang diperkenankan memakai busana pengantin
ini, terutama jenis tata rias pengantin Solo basahan. Namun saat ini masyarakat umum
sudah dapat ikut mengenakannya. Meskipun demikian tetap ada beberapa bagian busana
dan adat yang tidak boleh disamakan dengan masyarakat umum dan kalangan bangsawan.
Salah satunya untuk busana tata rias Solo basahan hagi putra putri kerajaan berwama biru
sedangkan untuk umum berwama hijau.
1. Cunduk Mentul
2. Bros
4. Sintingan
5. Cunduk Jungkat
6. Centung
8. Tiba Dada/Tibo Dodo
9. Gelang
10. KalungProses Tata Rias Pengantin “Solo Putri”
1.Wiru/Wiron : memakai wiru/wiron dengan posisi kaki rapat dan 1kaki maju kedepan.
Kemudian pakaikan wiru/wiron dilitlit hingga menjadi rok dan yang bagian depan yang
berwiron posisinya ditengah,jika sudah rapi dan tidak ada lagi kain yg menonjol pada
bagian perut,ikat bagian pinggang pengantin agar wiru/wiron tidak jatuh.
2. Stagen : Memakaikan stagen yaitu pada bagian pinggang dililit hingga sampai perut
dengan ketat kemudian kancing dengan peniti.
3. Lontorso/Kamisol : Memakaikan pengantin lontorso (kamisol) agar bentuk badan
pengantin lebih terlihat langsing.
4. Kebaya Bludru & Beff : Memakaikan kebaya bludru pada pengantin dan bagian
tengahnya memakai beff dengan mengaitkan beffnya menggunkan peniti.
5. Selop : Memakai selop tertutup dan berbahan bludru seperti kebaya yang dipakai oleh
pengantin.
Proses Pemakain Aksesoris.
1. Memasangkan cunduk menthul pada sanggul klien sebanyak 7 buah.
2. Memasangkan bros pada bef yang berbentuk seperti kebaya kutu baru, pemasangan
bros sebanyak tiga buah dengan jarak masing-masing 3 jari.
3. Memasangkan gelang, kalung, cincin dan anting-anting.
4. Memasangkan cunduk jungkat ditengah paes gajahan tepat pada ubun-ubun.
5. Memasangkan centung, letaknya diantara paes pengapit dan penitis.
6. Pasangkan simyok berada ditengah anatar melati bangun tulak.
7. Tanjungan atau sokan masing-masing disebelah kanan dan kiri sanggul bangun tulak
8. Tibo dodo Bawang Sebungkul dipasang pada sebelah kanan.
9. Sintingan atau Pengasih dipasang sebelah kiri namun panjangnya atau peletakkannya
tidak boleh lebih dari bahu.
BAB I
PENDAHULUAN
Firman Allah dalam surat Al Israa’ ayat 45 “Dan apabila kamu membaca Al-Qur’anniscaya
kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan
akhirat,suatu dinding yang tertutup”(QS.Al-Isra: 45)Firman Allah swt, dalam surat Al-Ahzab
53.“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi),maka
mintalah dari belakang tabir.Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dari hatimereka”.
(QS.Al-Ahzab:53) Firman Allah SWT dalam surat Shaad ayat 31-32.(Ingatlah)ketika di
pertunjukkan kepadanya kuda kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepatwaktu berlari
pada waktu sore. Maka ia berkata” sesungguhnya aku menyukai terhadapkesenangan
terhadap barang yang baik (kuda), sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu
hilang dari pandangan.”(QS.Shaad: 31-32). Firman Allah SWT dalam surat Fushilat ayat 5.
Mereka reka berkata: “hati kami berada dalam ketutupan (yangmenutupi) apa yang kami
seru kami kepadanya, dan ditelinga kami ada sumbatan dan diantara kami dan kamu ada
dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja pula)”.(QS Fushilat:5) Firman
Allah swt dalam surat Asy-Syura ayat 51 Dan tidak ada bagi seorang manusia bahwa Allah
berkata- kata dengan perantara wahyu ataupun di belakang tabir atau mengutus seorang
utusan (malaikat) lalu di wahyukan kepadanyadengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dia maha tinggi lagi maha bijaksana.” (QS.Asy-Syura:51)Indonesia saat ini
adalah Negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia dan juga termasuk kiblat fashion
muslimah dunia. Dalam tata rias pengantin solo putriawalnya tidak terdapat unsur
muslimah sama sekali sehinggan pada awalnya wanitamuslimah yang akan memakai busana
pengantin adat solo putri harus berfikir kembali,tetapi saat ini sudah banyak sekali inovasi
yang dilakukan para penata rias pengantin solo putri ini dengan menutup sanggul
menggunakan bahan-bahan tertentu tanpa mengubah bentuknya.
Tata Rias Pengantin Solo PutriTata rias pengantin wanita Solo Putri laksana putri raja dengan
paes hitam pekat menghiasi dahi. Rias rambut dengan ukel besar laksana bokor mengkureh
(bokortengkurep), berhias ronce melati tibo dodo, diperindah perhiasan cundhuk sisir
dancundhuk mentul di bagian atas konde. Sentuhan modifikasi pengantin Solo Putri dapat
dilihat dari gaya berbusana yang menggunakan kebaya panjang lace. Mulanya hanyakebaya
panjang lace warna putih, namun sekarang banyak pengantin Solo Putrimenggunakan
kebaya lace aneka warna. Riasan Solo Putri sering dikenakan oleh warga Solo dan Jawa
Tengah. Untuk pengantin perempuan mengenakan kebaya yangdipasangkan dengan kain
batik sebagai bawahannya. Kebaya tersebut memiliki model befatau kutu baru, serta
berpotongan panjang hingga selutut pengantin. Kebaya yangdigunakan lazimnya terbuat
dari beludru warna hitam, hijau, biru, merah, ungu, ataucoklat. Material beludru yang
digunakan bisa menambah kesan glamor dan elegan bagi pengantin yang mengenakannya.
Sementara, untuk kain bawahan batik yang digunakan biasanya merupakan motif khusus,
yaitu Sido Mukti, Sido Mulyo, dan Sido Asih, sertadiwiru atau terdapat lipatan pada bagian
depan kain, berkisar 9, 11, atau 13 lipatan.Sehingga saat pengantin wanita berjalan, wiru
akan melambai laiknya ekor burungmerak.Untuk riasan Solo Putri, memiliki ciri khas
tertentu antara lain paes hitam pekatdan cundhuk metul yang jumlahnya sekira 7-9 buah
yang menadakan pertolongan dariYang Maha Kuasa. Jumlah cundhuk metul tersebut juga
memiliki makna tersendiri.Misalnya, jumlah tujuh diartikan sebagai pertolongan,
sementara,jumlah sembilan melambahkan jumlah wali songo. Selain itu, riasan Solo Putri
juga disertai cundhuk sisirdan ronce melati tibo dodo atau untaian bunga melati yang
panjang menjuntai hingga ke bagian dada wanita. Bentuk sanggulnya adalah konde bokor
tengkurep yang ditutup dengan racik melati miji timun atau rajutan daun pandan dan melati.
C.Aksesories kepala
1.Cunduk Mentul
Gunungan juga diletakkan di kepala dan berbentuk seperti gunung. Bentuk gunung ini memiliki
makna bahwa gunung dipercaya oleh masyarakat terdahulu sebagai tempat yang sakral dan tempat
bernaungnya para dewa. Simbol ini diletakkan di kepala perempuan menandakan bahwa perempuan
harus juga dihormati oleh suaminya.
D.Busana
Busana pengantin adat Solo Putri untuk pengantin perempuan terdiri dari kebaya yang digunakan
sebagai baju atasan dan kain batik sebagai samping atau rok. Kebaya yang dikenakan oleh pengantin
wanita adalah kebaya panjang hingga lutut yang terbuat dari bahan beludru hitam. Penggunaan
bahan beludru untuk kebaya menambah kesan glamour dan elegan bagi pengantin, sedangkan
samping atau rok yang dipakai pengantin wanita menggunakan kain batik dengan motif Sido Mukti,
Sido Mulyo, atau Sido Asih yang diwiron (dilipat). Busana pengantin adat Solo Putri pada pengantin
pria mengenakan Beskap Langen Harjan, berupa kemeja berkerah dan bermanset yang dipadu
dengan batik bermotif sama dengan busana pengantin wanita yaitu Sido Mukti, Sido Mulyo, dan Sido
Asih. Perhiasan yang dikenakan pengantin pria berupa bros yang dipakai pada kerah dada sebelah
kiri dan memakai kalung karset atau kalung ulur dengan bros kecil di bagian tengah yang disebut
singetan. Ujung karset ditarik ke kiri dan diselipkan pada saku beskap sebelah kiri. Di bagian
pinggang, terdapat sabuk dan boro yang terbuat dari bahan cinde. Sebagai lambang kegagahan,
pengantin pria mengenakan keris berbentuk Ladrang dan diberi bunga kolong keris. Keris Ladrang
memiliki ukiran di tangkai yang disebut pendok dan diberi perhiasan berbentuk lingkaran bulat
seperti cincin disebut selut dan mendak. Keris ini diselipkan di bagian belakang sabuk. Proses
modifikasi dalam pembuatan busana pengantin adat Solo Putri dilakukan dengan mengadaptasi
beberapa bagian busana pengantin wanita adat Solo Putri dan mengubahnya menjadi tampilan yang
lebih praktis. Identifikasi masalah yang didapat yaitu bagaimana upaya panggung.
BAB
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemakaian adat
pengantin di wilayah Indonesia yaitu bagaimanakah bentuk simbol-simbol yang terdapat dalam
upacara adat pernikahan disetiap suku yang berbeda di wilayah Indonesia.,serta memiliki fungsi
simbolik, dan makna-makna simbol yang terdapat pada upacara pernikahan adat di wilayah Indonesia.
Tata rias dan tata busa pakem dan modifikasi yang digunakan sampai sekarang adalah
memberikan hal positif dalam kehidupan, melalui simbol pakaian, make up serta upacara adatnya
dimana semua memiliki simbol , makna, filosofi yang berbeda di setiap suku bangsa di Indonesia.
B. Saran
Adapun yang dapat diambil sebagai saran dalam pembuatan makalah tata rias
pengantin Indonesia ini adalah masih ada acara-acara adat yang masih lestari hingga
kini. Umumnya upacara adat ini Indonesia dimulai sejak mengandung,
melahirkan,menyapih,pengobatan penyakit,mencegah malapetaka dan upacara
kematian.
Masyarakat Indonesia setia menjaga adat istiadat yang menjadi kekayaan
budaya Nusantara ini, meski sudah berada di zaman yang serba modern ini.Untuk itu,
marilah kita lestarikan budaya kita agar tidak tertinggal oleh zaman.
DAFTAR PUSTAKA