Anda di halaman 1dari 20

 

“PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KINERJA SMK NEGERI 1


PERBAUNGAN KAB SEDANG BEDAGAI”

Dosen pengapu:
Prof. Dr.Abd. Hasan Saragih, M.Pd.

Oleh :
Ilman Nazari
5173321026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Sang pencipta langit dan bumi serta
segala isinya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta kasih sayang-Nya sehingga saya
dapat diberikan kelancaran dalam menyelesaikan penyusunan proposal penelitian ini. Tak lupa
pula shalawat dan salam penulis panjatkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah
diutus ke bumi sebagai lentara bagi hati manusia, Nabi yang telah membawa manusia dari zaman
kebodohan menuju zaman yang penuh dengan pengetahuan yang luar biasa seperti saat ini.
Proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Sertifikasi Terhadap Kinerja di SMK N1
PERBAUNGAN” disusun sebagai salah satu persyaratan dalam mata kuliah penelitian
pendidikan.

                                                                                                            Mataram, 26 NOV 2019

                                                                                                            ILMAN NAZARI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii   
BAB I  PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A.    Latar Belakang.................................................................................................... 1
B.     Identifikasi Masalah........................................................................................... 2
C.     Batasan Masalah................................................................................................. 2
D.    Rumusan Masalah............................................................................................... 2
E.     Tujuan Penelitian................................................................................................ 3
F.      Manfaat Penelitian.............................................................................................. 3
BAB II  KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS ….5
A.      HAKIKAT ( VARIABEL TERKAIT)................................................................ 5
1.      Kinerja Guru........................................................................................................ 5  
B. HAKIKAT ( VARIABEL BEBAS)……………………………………………..6
1.         Hubungan dengan masyarakat…………………………………………………6.
2.      Kedisiplinan……………………………………………………………………..6
3.      Kesejahteraan……………………………………………………………………7….
4.        Iklim kerja ………………………………………………………………………7….
5.        Dorongan untuk bekerja……………………………………………………………7.
C. PENELITIAN YANG RELEVAN……………………………………………………8.
1.       Tanggung jawab terhadap tugas……………………………………………………….8.
2.        Minat terhadap tugas………………………………………………………………..8
3.        Penghargaan atas tugas………………………………………………………….8
4.        Peluang untuk berkembang……………………………………………………….9.
5.        Perhatian dari Kepala Sekolah………………………………………………………9..
6.     Hubungan Interpersonal  sesama guru………………………………………………..9
7.        Adanya Pelatihan (MGMP, KKG)………………………………………………10…
8.        Kelompok diskusi terbimbing…………………………………………………….10
9..    Layanan perpustakaan………………………………………………………………10
D. HIPOTESIS PENELITIAN………………………………………………….11
1.   Penilaian Kinerja Guru……………………………………………………………..11
BAB III  METODOLOGI PENELITIAN................................................................. 12
1. Tempat Dan Waktu Penelitian……………………………………………….13
a. Lokasi penelitian…………………………………………………………13
b. Waktu penelitian………………………………………………………….13
2. Metode Penelitian……………………………………………………………14
3. Populasi Dan Sampel………………………………………………………..14
4. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………………14..
5. Teknik Analisis Data…………………………………………………………..15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 16
BAB I

PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Pendidikan membutuhkan sumber daya yang mendukung dan menunjang pelaksanaannya
agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Guru adalah sosok yang menempati posisi dan memegang
peran penting dalam pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya
mutu hasil pendidikan. Sehingga, guru dituntut untuk meningkatkan kualitas dalam
melaksanakan tugasnya agar memiliki kinerja yang tinggi.
Kinerja adalah prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk
kerja (Mulyasa, 2004:136). Kinerja dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
internal yaitu dorongan untuk bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas.
Sedangkan faktor eksternal yaitu penghargaan atas tugas, peluang untuk berkembang, perhatian
dari kepala sekolah, hubungan interpersonal sesama guru, adanya pelatihan, kelompok diskusi
terbimbing, dan layanan perpustakaan (Mulyasa, 2007:227). Kinerja guru adalah kegiatan guru
dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan
kegiatan pembelajaran, dan menilai serta mengevaluasi pembelajaran.
Guru harus memiliki penguasaan tehadap materi pelajaran, penguasaan profesional
keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk
melaksanakan tugasnya, disamping itu guru harus merupakan pribadi yang berkembang
dan bersifat dinamis. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidik dan tenaga kependidikan
berkewajiban (1) menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis, (2) mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan (3) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Pada kenyataannya masih banyak dari sebagian guru yang belum memiliki kinerja tinggi.
Contohnya saja di salah satu sekolah dasar diperoleh informasi bahwa guru yang telah mendapat
serifikasi, dalam menjalankan tugasnya ada yang memiliki kinerja tinggi, namun ada juga yang
belum memiliki kinerja tinggi. Peningkatan kinerja guru yang sudah lolos sertifikasi masih
belum memuaskan. Motivasi kerja yang tinggi justru ditunjukkan oleh guru-guru yangbelum
mengikuti sertifikasi dengan harapan segera dapat disertifikasi. Demikian temuan sementara dari
hasil survei yang dilakukan Persatuan Guru Republik.
Upaya untuk meningkatkan kinerja guru adalah dengan program sertifikasi guru. Menurut
Mulyasa (2007), sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi bagi calon guru atau guru
yang ingin memperoleh pengakuan dan atau meningkatkan kompetensi sesuai profesi yang
dipilihnya. Sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu guru yang
dikutii dengan peningkatan kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji sertifikasi guru akan
diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai upaya pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan guru. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus
pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus non-pegawai negeri sipil (non
PNS/swasta). Dengan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru maka diharapkan dapat
meningkatkan kinerja guru.

B.            Identifikasi Masalah
Bertolak dari apa yang telah dijelaskan di latar belakang dapat diidentifikasi masalah
yaitu :
1.      Guru belum menunjukan tingkat profesionalitas yang memadai
2.      Guru yang bersertifikat belum menunjukan peningkatan kinerja yang memuaskan.

C.           Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah seperti yang telah diuraikan di atas, tampaklah bahwa
masalah yang ada kaitannya dengan tema penelitian. Oleh karena itu, ini dibatasi pada
keterkaitan antara sertifikasi guru dan kinerja guru.

D.           Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka permasalahan yang
menjadi bahan pengkajian dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.        Adakah pengaruh sertifikasi guru dan kempemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru
baik secara parsial maupun simultan?
2.        Seberapa besar pengaruh sertifikasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja
guru baik secara parsial maupun simultan?

E.            Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah sehingga rumusan masalah seperti diatas, dapat
dirumuskan tujuannya yaitu:
1.        Untuk mengetahui adakah pengaruh sertifikasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja guru baik secara parsial maupun simultan.
2.        Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sertifikasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja guru baik secara parsial maupun simultan.

F.            Manfaat Penelitian

1.        Manfaat Teoritis
a.    Penelitian ini sebagai sarana mengembangkan ilmu pengetahuan yang secara teoritis dipelajari
dan secara khusus pengetahuan tentang peningkatan kinerja guru.
b.    Bagi dunia pendidikan, penelitian ini bermanfaat sebagai sarana untuk pertimbangan dalam
penelitian-penelitian yang serupa dimasa yang akan datang berkaitan dengan pengetahuan untuk
meningkatkan kinerja sumber daya pendidikan yaitu guru.
c.    Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini dapat dikembangkan lebih baik lagi dengan meneliti
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru.
2.        Manfaat Praktis
a.    Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapakan dapat menambah pengetahuan nanti dalam melaksanakan tugas
keseharian sebagai guru untuk bekerja dengan sungguh-sungguh dan dengan kinerja yang tinggi,
sehingga akan mencapai hasil yang optimal
b.    Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar
yang lebih efisien dan kondusif agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, serta membantu
guru untuk meningkatkan kinerjanya lebih professional sebagai staf pendidik.

c.    Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu sendiri
dalam rangka memperbaiki kualitas siswa pada khususnya dan kualitas sekolah.
d.   Bagi Penyelenggara Sertifikasi
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian mengenai sertifikasi serta evaluasi dan
identifikasi kekurangan selama pelaksanaan sertifikasi.
BAB II

KAJIAN TEORERIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTENSIS

A.      HAKIKAT ( VARIABEL TERKAIT)

1.       Kinerja Guru

a.    Pengertian Kinerja Guru


Setiap individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada suatu organisasi
tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan dan memberikan konstribusi
yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Kinerja atau (performance) menurut LAN yang dikutip oleh Mulyasa (2004:136) adalah
prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau unjuk kerja, hasil yang dicapai oleh guru
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan serta waktu dengan output yang dihasilkan tercermin baik untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Menurut Mangkunegaran (2000:67), Istilah kinerja
guru berasal dari kata job performance/actual permance (prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Jadi menurut bahasa kinerja bisa diartikan sebagai
prestasi yang nampak sebagai bentuk keberhasilan kerja pada diri seseorang. Keberhasilan
kinerja juga ditentukan dengan pekerjaan serta kemampuan seseorang pada bidang tersebut.
Keberhasilan kerja juga berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang.
Ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggungjawabnya menjalankan amanah, profesi
yang diembann, rasa tanggungjawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada
kepatuhan dan loyalitas di dalam menjalankan tugas keguruan di dalam kelas dan tugas
kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggungjawab dalam
mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran.
Selain itu, guru juga sudah mempertimbangkan akan metodologi yang akan digunakan, termasuk
alat media pendidikan yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam
pelaksanaan evaluasi.
Dari beberapa pengertian kinerja menurut para ahli tersebut dapat dipahami bahwa
kinerja Guru merupakan kemampuan kerja yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan
tugas sebagai seorang pengajar yang profesional. Kinerja yang dimaksud adalah kinerja dalam
proses pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.

b.   Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Guru


Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan dan dianggap sebagai orang
yang berperanan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan yang merupakan percerminan
mutu pendidikan. Keberadaan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak lepas dari
pengaruh faktor-faktor yang membawa dampak pada kinerja guru. Muhlisin (2009) mengatakan
bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru adalah :
1.        Kepribadian dan dedikasi
Kepribadian adalah suatu cerminan dari citra seorang guru dan akan mempengaruhi
interaksi antara guru dan anak didik. Oleh karena itu kepribadian merupakan faktor yang
menentukan tinggi rendahnya martabat guru. Kepribadian guru akan tercermin dalam sikap dan
perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik. Semakin baik kepribadian guru,
semakin baik dedikasinya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru,
ini berarti tercermin suatu dedikasi yang tinggi dari guru dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya sebagai pendidik.
Kepribadian dan dedikasi yang tinggi dapat meningkatkan kesadaran akan pekerjaan dan
mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi.
Guru yang memiliki kepribadian yang baik dapat membangkitkan kemauan untuk giat
memajukan profesinya dan meningkatkan dedikasi dalam melakukan pekerjaan mendidik
sehingga dapat dikatakan guru tersebut memiliki akuntabilitas yang baik.
2.        Pengembangan profesi
Pengembangan profesi guru merupakan hal penting untuk diperhatikan guna
mengantisipasi perubahan dan beratnya tuntutan terhadap profesi guru. Pengembangan
profesionalisme guru menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan
manajemen beserta strategi penerapannya.
Pembinaan dan pengembangan profesi guru bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan
dilakukan secara terus menerus sehingga mampu menciptakan kinerja sesuai dengan persyaratan
yang diinginkan.
3.        Kemampuan mengajar
Kemampuan mengajar guru menjadi sangat penting dan menjadi keharusan bagi guru
untuk dimiliki dalam menjalankan tugas dan fungsinya, tanpa kemampuan mengajar yang baik
sangat tidak mungkin guru mampu melakukan inovasi atau kreasi dari materi yang ada dalam
kurikulum yang pada gilirannya memberikan rasa bosan bagi guru maupun siswa untuk
menjalankan tugas dan fungsi masing-masing.
4.        Hubungan dan komunikasi
Komunikasi memegang pera penting dalam organisasi, adanya komunikasi yang baik
suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya. Misalnya
Kepala Sekolah tidak menginformasikan kepada guru-guru mengenai kapan sekolah dimulai
sesudah libur maka besar kemungkinan guru tidak akan datang mengajar.
Guru dalam proses pelaksanaan tugasnya perlu memperhatikan hubungan dan
komunikasi baik antara guru dengan Kepala Sekolah, guru dengan guru, guru dengan siswa, dan
guru dengan personalia lainnya di sekolah. Hubungan dan komunikasi yang baik membawa
konsekuensi terjalinnya interaksi seluruh komponen yang ada dalam sistem sekolah. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru akan berhasil jika ada hubungan dan komunikasi yang baik
dengan siswa sebagai komponen yang diajar. Kinerja guru akan meningkat seiring adanya
kondisi hubungan dan komunikasi yang sehat di antara komponen sekolah sebab dengan pola
hubungan dan komunikasi yang lancar dan baik mendorong pribadi seseorang untuk melakukan
tugas dengan baik.

B. HAKIKAT ( VARIABEL BEBAS)

1.         Hubungan dengan masyarakat


Sekolah merupakan lembaga sosial yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
lingkungannya, sebaliknya masyarakat pun tidak dapat dipisahkan dari sekolah sebab keduanya
memiliki kepentingan, sekolah merupakan lembaga formal yang diserahi mandat untuk
mendidik, melatih, dan membimbing generasi muda bagi peranannya di masa depan, sementara
masyarakat merupakan pengguna jasa pendidikan itu.
Hubungan dengan masyarakat harus terjamin baik dan berlangsung kontinu, maka
diperlukan peningkatan profesi guru dalam hal berhubungan dengan masyarakat. Guru
disamping mampu melakukan tugasnya masing-masing di sekolah, mereka juga diharapkan
dapat dan mampu melakukan tugas-tugas hubungan dengan masyarakat. Mereka bisa
mengetahui aktivitas-aktivitas masyarakatnya, paham akan adat istiadat, mengerti aspirasinya,
mampu membawa diri di tengah-tengah masyarakat, bisa berkomunikasi dengan mereka dan
mewujudkan cita-cita mereka. Untuk mencapai hal itu diperlukan kompetensi dan perilaku dari
guru yang cocok dengan struktur sosial masyarakat setempat, sebab ketika kompetensi dan
perilaku guru tidak cocok dengan struktur sosial dalam masyarakat maka akan terjadi benturan
pemahaman dan salah pengertian terhadap program yang dilaksanakan sekolah dan berakibat
tidak adanya dukungan masyarakat terhadap sekolah, padahal sekolah dan masyarakat memiliki
kepentingan yang sama dan peran yang strategis dalam mendidik dan menghasilkan peserta didik
yang berkualitas.
2.      Kedisiplinan
Kedisiplinan sangat perlu dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai pengajar,
pendidik dan pembimbing siswa. Disiplin yang tinggi akan mampu membangun kinerja yang
profesional sebab pemahaman disiplin yang baik guru mampu mencermati aturan-aturan dan
langkah strategis dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. Kemampuan guru
dalam memahami aturan dan melaksanakan aturan yang tepat, baik dalam hubungan dengan
personalia lain di sekolah maupun dalam proses belajar mengajar di kelas sangat membantu
upaya membelajarkan siswa ke arah yang lebih baik. Kedisiplinan bagi para guru merupakan
bagian yang tak terpisahkan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Kedisiplinan seorang guru menjadi tuntutan yang sangat penting untuk dimiliki dalam
upaya menunjang dan meningkatkan kinerja dan disisi lain akan memberikan tauladan bagi siswa
bahwa disiplin sangat penting bagi siapapun apabila ingin sukses.
3.      Kesejahteraan
Faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap kinerja guru di dalam
meningkatkan kualitasnya sebab semakin sejahteranya seseorang makin tinggi kemungkinan
untuk meningkatkan kerjanya. Mulyasa (2004) menegaskan bahwa terpenuhinya berbagai
macam kebutuhan manusia, akan menimbulkan kepuasan dalam melaksanakan apapun tugasnya.
Program peningkatan mutu pendidikan apapun yang akan diterapkan pemerintah, jika
kesejahteraan guru masih rendah maka besar kemungkinan program tersebut tidak akan
mencapai hasil yang maksimal. Jadi tidak heran kalau guru di negara maju memiliki kualitas
tinggi dan profesional, karena penghargaan terhadap jasa guru sangat tinggi. Adanya jaminan
kehidupan yang layak bagi guru dapat memotivasi untuk selalu bekerja dan meningkatkan
kreativitas sehingga kinerja selalu meningkat tiap waktu.
4.        Iklim kerja
Iklim yang kondusif pada tempat kerja dapat menjadi faktor penunjang bagi peningkatan
kinerja sebab kenyamanan dalam bekerja membuat guru berpikir dengan tenang dan
terkosentrasi hanya pada tugas yang sedang dilaksanakan.

Sedangkan menurut Mulyasa (2007:227) terdapat 10 faktor yang mempengaruhi kinerja


guru yang dapat diungkap antara lain:
5.        Dorongan untuk bekerja
Kecenderungan dan intensitas perbuatan seseorang dalam bekerja kemungkinan besar
dipengaruhi oleh jenis kebutuhan yang ada pada diri orang yang bersengkutan. Demikian halnya
guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran tentu dipengaruhi oleh
keinginan tugastugas yang berkaitan dengan upaya penyusunan RPP secara optimal.

C. PENELITIAN YANG RELEVAN


1.       Tanggung jawab terhadap tugas
Setiap guru memiliki tanggung jawab terhadap sejumlah tugas yang harus dilakukan
sesuai dengan jabatannya. Tanggung jawab guru merupakan tuntutan dalam melaksanakan tugas
dan kewajibannya sebagai seorang guru, sehingga guru yang bertanggung jawab akan berusaha
melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik dan sungguh-sungguh.
2.        Minat terhadap tugas
Tugas-tugas yang dikerjakan oleh seorang guru mencerminkan kegiatankegiatan yang
berkaitan dengan minat terhadap tugas yang dibebankannya. Dalam kaitannya dengan minat guru
terhadap pengembangan RPP berarti dalam diri guru terdapat perasaan suka atau tidak suka
untuk mengembangkan atau tidak Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Setiap akan melakukan
kegiatan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

3.        Penghargaan atas tugas


Penghargaan atas keberhasilan yang dicapai guru dalam bekerja merupakan salah satu
motivasi yang mengacu dan mendorong seorang guru untuk bekerja dan berprestasi lebih baik.
Penghargaan dapat menumbuhkan rasa cinta, bangga dan tanggung jawab terhadap tugas-tugas
yang diberikan sehingga dapat meningkatkan produktivitas kinerja seorang guru.
4.        Peluang untuk berkembang
Motivasi kerja yang tinggi antara lain ditandai oleh suatu kondisi ketika seseorang
memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta mempunai
kesempatan untuk berkembang, oleh karena itu motivasi seseorang dapat dilihat dari kesempatan
atau peluang yang bersangkutan untuk mengembangkan diri dalam rangka meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan dalam bekerja.
5.        Perhatian dari Kepala Sekolah
Perhatian Kepala Sekolah terhadap guru penting untk meningkatkan profesionalisme
serta kinerja guru dan tenaga kependidikan dan di Sekolah perhatian Kepala Sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme guru dapat dilakukan melalui diskusi kelompok dan kunjungan
kelas atau supervisi.
6.        Hubungan Interpersonal  sesama guru
Hubungan Interpersonal karena motivasi kerja dapat mempengaruhi kualitas kinerja
guru. Hal tersebut dikarenakan motivasi kerja dapat terbentuk dari interaksi dengan lingkungan
sosial disekitarnya seperti terciptanya suasana kerja yang kondusif.  
7.        Adanya Pelatihan (MGMP, KKG)
Melalui pelatihan yang berupa kegiatan MGMP dan KKG diharapkan semua kesulitan
dan permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran dapat dipecahkan dan
diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan disekolah melalui peningkatan mutu
pembelajaran (effective teaching)
8.        Kelompok diskusi terbimbing
Untuk menunjang pengembangan guru dalam mengembangkan kompetensi guru perlu
dibentuk kelompok diskusi terbimbing untuk mengatasi guru yang kurang semangat dalam
melaksanakan tugas-tugas pembelajaran. Diskusi terbimbing dapat meningkatkan motivasi dan
semangat kinerja guru, dengan demikian upaya ini perlu dikembangkan dengan cara mencari
model-model pembinaan yang efektif dan efisien untuk meningkatkan profesionalisme dan
kinerja guru.
9..    Layanan perpustakaan
Salah satu sarana peningkatan profesionalisme guru adalah tersedianya buku dan sumber
yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran dan pembentukan guru. Pengadaaan buku
perpustakaan perlu diarahkan untuk mendukung kegiatan pembelajaran.

D. HIPOTESIS PENELITIAN
1.   Penilaian Kinerja Guru
Penilaian kinerja guru sebagai salah satu komponen sekolah menjadi penting karena
penilaian bermanfaat untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dan sekaligus
memperbaiki keslahan-kesalahan sehingga karir dan kemampuab guru akan berkembang kearah
lebih baik. Mulyasa (2003), mengemukakan manfaat penilaian kinerja guru adalah: (1) sumber
data untuk perencanaan tenaga kependidikan dan kegiatan pengembangan jangka panjang bagi
pendidikan nasional (2) nasehat yang perlu disampaikan kepada tenaga kependidikan dalam
suatu lembaga pendidikan (3) alat untuk memberikan umpan balik yang mendorong arah
kemajuan dan kemungkinan meningkatkan kualitas kerja bagi para tenaga kependidikan (4)
bahan informasi dalam pengambilan keputusan yang beerkaitan dengan tenaga kependidikan,
baik perencanaan, promosi, mutasi maupun kegiatan lainnya.
Tes kinerja merupakan gambaran dari kemampuan guru dalam proses pembelajaran mulai
dari penilaian persiapan pembelajaran, penilaian dalam melaksanakan pembelajaran, penilaian
dalam menutup pembelajaran beserta aspek-aspeknya. Peranan tes kinerja guru akan dapat
maksimal apabila dalam uji sertifikasi dilakukan pada latar kelas yang sesungguhnya. Dalam
konteks pelaksanaan sertifikasi, penilaian kinerja guru dapat dikelompokkan menjadi dua bagian,
yaitu: 1) penilaian yang terkait dengan persiapan guru dalam mengelola pembelajaran, dan 2)
penilaian guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Penilaian yang terkait dengan
persiapan guru dalam mengelola pembelajaran dimaksudkan sebagai penilaian terhadap guru
dalam merencanakan dan mempersiapkan pembelajaran di kelas. Sedangkan penilaian kinerja
guru dalam melaksanakan pembelajaran dimaksudkan untuk menilai kinerja guru ketika
mengelola pembelajaran di dalam kelas.
Penilaian kinerja guru adalah suatu proses menentukan tingkat keberhasilan guru dalam
melaksanakan tugas-tugas pokok mengajar dengan menggunakan patokan-patokan tertentu.
Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui seberapa baik kompetensi guru dalam profesinya
sebagai guru karena jabatan guru dikenal sebagai suatu pekejaan irri tor al, artinya jabatan ini
memerlukan keahlian khusus, seperti irri tor al lainnya.
Untuk mengetahui keberhasilan kinerja perlu dilakukan evaluasi atau penilaian kinerja
dengan berpedoman pada parameter dan irri tor yang ditetapkan, kemudian diukur secara
efektif dan efisien seperti produktivitasnya, efektivitas menggunakan waktu, dana yang dipakai
serta bahan yang tidak terpakai. Sedangkan evaluasi kerja melalui perilaku dilakukan dengan
cara membandingkan dan mengukur perilaku seseorang dengan teman sekerja atau mengamati
tindakan seseorang dalam menjalankan perintah atau tugas yang diberikan, cara
mengkomunikasikan tugas dan pekerjaan dengan orang lain. Evaluasi perilaku dapat dilakukan
dengan cara membandingkan perilakunya dengan rekan kerja yang lain dan evaluasi irri
individu adalah mengamati karaktistik individu dalam berprilaku maupun berkerja, cara
berkomunikasi dengan orang lain sehingga dapat dikategorikan cirinya dengan irri orang lain.
Evaluasi perilaku dapat dilakukan dengan cara membandingkan perilakunya dengan rekan kerja
yang lain dan evaluasi irri individu adalah mengamati karaktistik individu dalam berprilaku
maupun berkerja, cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga dapat dikategorikan cirinya
dengan irri orang lain. Evaluasi atau Penilaian kinerja menjadi penting sebagai feed
back sekaligus sebagai follow up bagi perbaikan kinerja selanjutnya.
Standar kinerja perlu dirumuskan untuk dijadikan acuan dalam mengadakan penilaian,
yaitu membandingkan apa yang dicapai dengan apa yang diharapkan. Standar kinerja dapat
dijadikan patokan dalam mengadakan pertanggungjawaban terhadap apa yang telah
dilaksanakan.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Dan Waktu Penelitian
1.         Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 PERBAUNGAN KAB SERDANG BEDAGAI.
Negeri 1 PERBAUNGAN terletak di pinggir jalan raya dan berada di desa Tualang kecamatan
perbaungan. Memiliki wilatah yang cukup luas. Dan juga 17 ruang kelas dimana ruang praktek
untuk anak TKR dan TSM 2 ruangan. Memiliki musolah yang dapat menampung banyak siswa ,
ruang kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, dan toilet. Di depan ruang kelas ada taman
sekolah dan dibelakang gedung sekolah terdapat lapangan yang sangat luas, digunakan sebagai
tempat upacara dan sebagai tempat olahraga.

2.         Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 nov 2019 sampai dengan selesai.

2. Metode Penelitian

Penelitian pendidikan adalah suatu kegiatan yang sistematis untuk menemukan jawaban yang
mendekati kebenaran mengenai permasalahan pendidikan atas dasar penalaran yang rasional dan
logis.

3. Populasi Dan Sampel

Populasi

Menurut Sugiyono (2013:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek
atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Guru
SD Negeri 06 Sape Kabupaten Bima.
Sampel

Menurut Sugiyono (2013:118) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang di miliki oleh populasi, apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalna karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel.
Jumlah sampel keseluruhan yang diambil pada penelitian ini didasarkan Nomogram
Harry king (Sugiyono, 2013:129) dengan tingkat kesalahan 5% atau tingkat kepercayaan 95%.
Dalam penelitian ini jumlah populasinya 23 Guru. Jadi jumlah sampel yang diambil adalah
sekitar 17 Guru. Tehnik sampling yang digunakan adalah disproprtional purposive random
sampling.

4.    Teknik Pengumpulan Data


a. Metode kuesioner
Menurut Sugiyono (2013:199) kuesioner merupakan teknik pengumpulandata yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada
responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini, digunakan kuesioner tertutup yaitu
kuesioner yang jawabannya sudah disediakan oleh peneliti sehingga responden tinggal
memilih. Metode kuesioner digunakan untuk memperoleh data tentang kesejahteraan
guru dan keterlibatan guru dalam kegiatan MGMP.

b.       Metode dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 274) metode dokumentasi adalah mencari data
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, lengger, agenda, dan
sebagainya. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data
tentang sertifikasi dan kinerja guru.
5. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan analisis jalur. Analisis jalur
merupakan pengembanga dari analisis regresi, sehingga analisis regresi dapat dikatakan sebagai
bentuk khusus dari analisis jalur. Oleh sebab itu , sebelum mempelajari analisis jalur, maka
terlebih dahulu harus dipahami konsep dari analisis regresi dan korelasi (sugiyono, 2010 :297).
Analisis jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang
berbentuk hubungan sebab akibat (bukan bentuk hubungan interaktif atau reciprocal). Melalui
analisis jalur ini akan dapat ditemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat atau suatu
variabel independen atau bebas menuju variabel independen atau terikat yang terakhir.
DAFTAR PUSTAKA

http://lib.unnes.ac.id/2687/1/3456.pdf
http://digilib.uin-suka.ac.id/4351/1/BAB%20I,IV.pdf
eprints.uny.ac.id/27743/1/Skripsi_Nur%20Baeti_11404244032.pdf
www.academia.edu/5893968/PROPOSAL_SKRIP

Anda mungkin juga menyukai