Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK. AKUNTANSI INTERNASIONAL

PRODI S1 AKT - FE

Skor Nilai :

CRITICAL JOURNAL REVIEW (CJR)

Struktur Meta Teori Akuntansi Keuangan (Sebuah Telaah dan


Perbandingan antara FASB dan IASC)

OLEH :

CUTSERLY UTARI (7173520015)

NAZLY AULIANI (7173520039)

NEYSA AGUSTINA SIAGIAN (7173220027)

KELAS : KONSENTRASI AKUNTANSI KEUANGAN

MATA KULIAH : AKUNTANSI INTERNASIONAL

DOSEN PENGAMPU : TAPI RUMONDANG SARI SIREGAR, SE., M.Acc

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

NOPEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat
dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.
Adapun yang menjadi judul tugas saya adalah “Critical Journal Review”.Tujuan
kami menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing kami
yaitu Ibu Tapi Rumondang Sari Siregar, SE., M.Acc dalam mata kuliah “Akuntansi
Internasional”.
Jika dalam penulisan makalah kami terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan
dalam penulisannya, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-besarnya
atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar menjadi suatu
evaluasi dalam pembuatan tugas ini.
Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan manfaat
berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.

Medan, 07 Nopember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Rasionalisasi Pentingngnya CJR ................................................................... 1


B. Tujuan CJR .................................................................................................. 2
C. Manfaat CJR................................................................................................. 2

BAB II. RINGKASAN JURNAL ............................................................................. 3

A. Identitas Jurnal ............................................................................................. 3


B. Ringkasan Jurnal .......................................................................................... 3

BAB III. PEMBAHASAN ......................................................................................10

A. Keunggulan Jurnal .......................................................................................10


B. Kelemahan Jurnal ........................................................................................10

BAB IV PENUTUP ................................................................................................11

A. Kesimpulan .................................................................................................11
B. Saran ...........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya Critical JournaL Review


Dewasa ini, pendidikan Indonesia mengalami transformasi yang luar biasa. Hal ini
dapat dilihat pergeseran paradigma pendidikan yang didominasi oleh aspek kognitif saja
menuju pendidikan yang lebih menekankan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
berdasarkan proses dan pengalaman belajar. Selain itu, aspek kognitif yang dilatih bukan
hanya pada level mengingat, memahami, dan menerapkan saja, namun telah meningkat pada
kemampuan analisis, sintesis, evaluasi, dan kemampuan mencipta.
Pendidikan di abad ini penting untuk menjamin peserta didik siswa maupun
mahasiswa memiliki keterampilan belajar dan berinovasi serta terampil menggunakannya
sebagai life skill. Keterampilan belajar dan berinovasi meliputi kemampuan berpikir kritis
dan pemecahan masalah, kreativitas dan inovasi, serta kemampuan berkomunikasi dan
berkolaborasi. Kemampuan mengomunikasikan hasil pemikiran dapat dilakukan secara lisan
maupun tulisan.
Salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan bagi mahasiswa pada jenjang
pascasarjana adalah Critical Journal Review.Secara harfiah, Critical Journal Review adalah
kegiatan mengkritisi sebuah jurnal penelitian. Namun Critical Journal Review bukan sekedar
membuat laporan atau tulisan tentang isi sebuah penelitian atau artikel, tetapi lebih
menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai keunggulan
dan kelemahan sebuah penelitian, menyoroti hal yang menarik dari penelitian tersebut, serta
menganalisis pengaruh gagasan tersebut terhadap cara berpikir kita dan menambah
pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian tertentu.
Dengan kata lain, melalui Critical Journal Review kita menguji kemampuan pikiran tingkat
tinggi seseorang untuk kemudian menuliskannya kembali berdasarkan sudut pandang,
pengetahuan, dan pengalaman yang kita miliki.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengembangkan budaya membaca, berpikir
sistematis dan kritis, dan mengekspresikan pendapat (Rosen, 2006: 325) yang sebelumnya
harus diawali dengan proses berpikir kritis. Dengan berpikir kritis berarti kita mengontrol

1
proses berpikir secara sadar (Troyka, 2006:115). Critical Journal Review menggunakan
langkah-langkah dalam proses berpikir kritis terdiri dari beberapa tahap, yaitu: merangkum
(menyatakan kembali), menganalisis (menggali informasi tersirat), mensistesiskan
(menghubungkan apa yang telah dirangkum dan dianalisis dengan pengetahuan dan
pengalaman kita), dan mengevaluasi (membuat penilaian).
Berdasarkan uraian di atas, maka Critical Journal Review menjadi kegiatan
pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar yang komprehensif. Critical
Journal Review pula sangat bermanfaat ketika membahas isu-isu atau permasalahan yang
sentral. Dalam laporan ini, penulis mereview sebuah penelitian yang membahas tentang
komunikasi interpersonal.

B. Tujuan Penulisan Critical Journal Report (CJR)

Mengkritik Jurnal (critical journal review) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu
yang bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu jurnal, menjadi bahan pertimbangan, dan juga
menyelesaikan salah satu tugas individu mata kuliah Akuntansi Internasional di Universitas
Negeri Medan.

C. Manfaat Penulisan Critical Journal Report (CJR)

1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dan sebuah jumal atau hasil
karya tulis ilmiah lainnya secara ringkas.
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang dikritik.
3. Mengetahui latar belakang dan alasan jurnal tersebut dibuat. Mengetahui kualitas jumal
dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
4. Memberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi,
dan substansi jurnal.

2
BAB II

RINGKASAN JURNAL

A. Identitas Jurnal

Judul Jurnal : Struktur Meta Teori Akuntansi Keuangan (Sebuah Telaah dan
Perbandingan antara FASB dan IASC)
Penulis : I Made Narsa
Tahun Terbit : 2018
Kota Terbit : Surabaya, Jawa Timur
Vol/No : VOL. 09, NO. 02

B. Ringkasan Jurnal
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membahas struktur meta teori yang dipergunakan oleh FASB
dan IASC dalam mengembangkan rerangka konseptual, menelaah perbedaan-perbedaan
mendasar, menganalisis hambatan-hambatan yang dialami serta mengidentifikasi upaya-
upaya yang harus dilakukan agar IFRS diterapkan oleh negara-negara anggota. Penelitian ini
dilakukan dengan cara membandingkan rerangka dasar yang diatur dalam FASB dan IASC
dan kemudian menganalisa hambatan yang timbul dengan adanya penerapan IFRS dan
mengidentifikasi bagaimana hambatan tersebut dapat diselesaikan.

PENDAHULUAN

Linda Keslar (Zeff dan Dharan1994: 28) mengatakan,”U.S. standards are not only too
cumbersome and too costly, but downright unfair compared to those their foreign competitors
have to follow. That is U.S. companies face an uneven playing field…” Linda melihat betapa
berbedanya aturan akuntansi yang berlaku di banyak Negara sehingga menimbulkan masalah
keterbandingan laporan keuangan. Kondisi ini tentu dapat dipahami, karena dalam proses
penyusunan standar akuntansi di suatu negara tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lokal
suatu negara. Wolk et al. (2001: 4) mengatakan, ”Economic conditions have an impact upon
both political factors and accounting theory”. Proses ini yang menyebabkan standard dan
praktik akuntansi di tiap-tiap Negara terdapat perbedaan. Masalah dirasakan mulai muncul,
ketika perkembangan teknologi mengubah dunia internasional ini menjadi sebuah global
village, negaranegara seolah tanpa batas (borderless). Era ini populer dengan nama
globalisasi. Dalam konteks akuntansi maka munculah akuntansi internasional yang mencoba
menguraikan teori dan praktikpraktik akuntansi yang berlaku secara internasional.
Harmonisasi standar akuntansi keuangan dalam wujud International Financial Reporting
Standard (IFRS) berlaku secara internasional, dan dalam proses penyusunannya faktor politik
dan kondisi ekonomi menjadi tidak relevan.

3
Sangat diharapkan ada sebuah standar yang dapat diterima oleh semua Negara di dunia.
Dengan adanya standar yang diterima secara internasional, diharapkan laporan keuangan
memiliki daya keterbandingan yang lebih tinggi antar negara. Tentu saja upaya-upaya kearah
harmonisasi internasional ini bukanlah pekerjaan mudah. Faktanya dalam dunia akuntansi
saat ini standar akuntansi yang berlaku di Amerika Serikat yang disusun oleh Financial
Accounting Standards Board (FASB), diikuti oleh beberapa negara, baik secara langsung
maupun modifikasi. Sementara International Accounting Standards (IASs) yang dikeluarkan
oleh International Accounting Standards Committee (IASC), belum diikuti oleh semua
negara, bahkan oleh negara-negara anggota yang tergabung dalam IASC tersebut. Artikel ini
bertujuan untuk membahas struktur meta teori yang dipergunakan oleh FASB dan IASC
dalam mengembangkan rerangka konseptual, menelaah perbedaan-perbedaan mendasar,
menganalisis hambatan-hambatan yang dialami serta mengidentifikasi upaya-upaya yang
harus dilakukan agar IFRS diterapkan oleh negaranegara anggota. Bagian berikut dari artikel
ini akan menjelaskan pergeseran orientasi pemikiran dari Postulat ke objektif, pembuatan
kebijakan akuntansi, struktur meta teori akuntansi keuangan, rerangka konseptual FASB,
rerangka konseptual IASC, telaah dan perbandingan struktur meta teori FASB dengan IASC,
hambatan-hambatan dan upaya penerapan IFRS dan ditutup dengan simpulan.

PERGESERAN ORIENTASI DARI POTSULAT KE OBJEKTIF

Dalam akuntansi kita sering kali membedakan antara teori dan praktik. Kita sering
mendengar dua orang akuntan berdebat mengenai sebuah proposal, ”ini hanya teori, tidak
dapat dipraktikkan”, atau pada diskusi lainnya ”ini adalah teori depresiasi” atau yang lainnya
lagi mengatakan ”teori capital budgeting”, atau ”teori akuntansi” dan lain sebagainya. Lalu,
apa sebenarnya yang dimaksud dengan teori akuntansi? Paton dan Littleton (1940: ix)
mendefinisikan teori akuntansi, “…is a coherent, coordinated, consistent body of doctrines
which may be compactly expressed in the form of standards it desired” Keberadaan teori
akuntansi yang mapan sangat penting dan diharapkan mampu menjelaskan fakta atau
fenomena akuntansi dengan akurat dan memiliki konsistensi logik. Banyak sekali ahli teori
akuntansi mencoba menjelaskan praktikpraktik akuntansi yang sedang berlaku, dan berupaya
untuk menemukan dasar teorinya. Pada umumnya mereka berfokus pada postulat, konsep
dasar, maupun asumsi yang mendasari praktik. Ternyata pendapat mengenai postulat itu
sendiri sangat beragam, tidak ada kesepakatan, sehingga usaha-usaha untuk merumuskan
teori akuntansi sangat lambat bahkan cenderung membingungkan. Perdebatan terus berlanjut,
setiap orang selalu melihat hal yang sama dari sudut pandang yang berbeda-beda, sehingga
yang ada adalah kumulan pendapat.

PEMBUATAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

Praktik akuntansi dalam suatu negara sebenarnya didasarkan pada sebuah aturan yang dengan
sengaja dikembangkan untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Dalam proses perancangan dan
pengembangan aturan akuntansi tersebut banyak mempertimbangkan faktor seperti kondisi
ekonomi, sistem politik dan teori akuntansi itu sendiri. Wolk et al. (2001) menggambarkan
proses ini seperti pada gambar 1. Teori Akuntansi Teori akuntansi sebagaimana tampak pada
gambar 1 menempati posisi sangat penting dalam proses pembuatan kebijakan. Pemahaman

4
akan pentingnya teori, baik oleh praktisi maupun para penyusun standar sangat penting,
supaya rancangan standar akuntansi dapat menjadi pedoman yang stabil, dan sekaligus
adaptif, karena praktik akuntansi bersifat dinamik dan selalu menghadapi masalah-masalah
praktis dan professional.

Kondisi Ekonomi

Sistem perekonomian biasanya diklasifikasikan menjadi sistem kapitalis, sistem sosialis, atau
kombinasi keduanya. Dalam setiap sistem perekonomian masalah central yang dihadapi
adalah alokasi sumberdaya yang tersedia untuk produksi barang dan jasa. Proses alokasi ini
berpengaruh terhadap kondisi perekonomian. Karena kondisi ekonomi berdasarkan sifatnya
adalah dinamis, maka kondisi perekonomain suatu negara menjadi faktor yang relevan dalam
perumusan kebijakan akuntansi. Kompleksitas ekonomi akan berkaitan langsung dengan
kompleksitas akuntansi. Negara dengan subsistem perekonomian agraria misalnya kebutuhan
akuntansinya akan sangat berbeda dengan negara yang subsistem perekonomian
perindustrian. Kebijakan akuntansi harus konsisten dengan tujuan ekonomi makro dan
perencanaan berbagai program ekonomi suatu negara. Demikian pula sebaliknya, kebijakan
akuntansi yang ditetapkan akan dapat memberikan implikasi ekonomi yang sangat luas,
berpengaruh terhadap perilaku para pengambil keputusan ekonomik, perpajakan, sistem
bonus, harga pasar saham, dan lain sebagainya. Banyak penulis dan peneliti yang membahas
tentang konsekuensi ekonomi yang timbul (lihat dalam Wolk et al. 2001, Zeff 1994, Sunder
1988, FASB, dalam statement 2, 1980, dan Statement 5, 1984, Brown 1987). Konsekuensi
ekonomi ini, sebagaimana diunkapkan oleh Zeff (1994) adalah dampak laporan akuntansi
terhadap perilaku para pengambil keputusan bisnis, pemerintah, investor dan kreditor, dan
masyarakat bisnis lainya.

Faktor Politik

Apakah pembuatan kebijakan akuntansi harus dipengaruhi proses politik? Jawaban atas
pertanyaan ini tidak jelas batasannya. Kebijakan akuntansi sebenarnya diputuskan melalui
suatu konsensus, sehingga proses pembuatannya dianggap bersifat politik. Gerboth (1973)
menyatakan, suatu politisasi pembuatan peraturan akuntansi tidak dapat dielakkan, dan hal ini
merupakan suatu keharusan. Selanjutnya, Gerboth menyatakan, jika suatu keputusan
kebijakan akuntansi keberhasilannya tergantung pada keberterimaan oleh masyarakat, maka
masalah-masalah penting yang timbul tidak bersifat teknis melainkan poltis. Horngren (1973)
berpendapat senada, bahwa sandar akuntansi merupakan hasil tindakan politik dan sosial
yang akan mempengaruhi masyarakat. Tetapi Solomons (1978) menyatakan perlu suatu
kehati-hatian dan diperhatikan pula bahwa faktor politik tidak harus selalu dikedepankan
dalam penetapan standard. Jika faktor politik dikedepankan, kredibilitas akuntansi benar-
benar dipertaruhkan. Jika badan-badan penyusun standar sering melakukan kesalahan, maka
kepercayaan masyarakat dan kalangan bisnis akan hilang. Sandaran utama penetapan
kebijakan akuntansi adalah teori yang sehat. Wright (Suwardjono, 2005: 38) mengatakan,
”Theory, without practice to test it, to verify it, to correct it, is idle speculations; but practice,
without theory to animate it, is mere mechanism. In everi art and business, theory is the soul
and practice is the body” Dengan demikian diperlukan adanya struktur meta teori yang valid.

5
STRUKTUR META TEORI

Meta teori akuntansi keuangan menggunakan pendekatan deduksi dalam proses


penalarannya. Pada tingkatan pertama adalah postulates, definisi dan tujuan pelaporan
keuangan. Postulates yang biasa dipakai adalah Going concern, time period, accouning entity,
dan monetary unit (Wolk, et al. 2001: 139). Dan tujuan umum pelaporan keuangan adalah
menyediakan informasi keuangan untuk dasar pengambilan keputusan ekonomik dan sosial.
Pada tingkatan kedua para perancang kebijakan akuntansi harus memilih berbagai konsep
dasar yang relevan, menentukan subjek pelaporan, target pemakai, jenis informasi yang
dilaporkan, simbol atau elemen-elemen yang dipakai, dasar pengukuran, kriteria pengakuan,
dan medium pelaporan, dan cara melaporkan (Suwardjono, 2005: 102). Pada tingkatan ketiga
dibuat suatu rerangka konseptual yang dijabarkan dalam bentuk standar akuntansi dan acuan
lainnya sehingga membentuk generally accepted accounting principles. Tingkatan terakhir
adalah media pelaporan yang menentukan bentuk, isi dan jenis laporan. Karena berbagai
faktor lokal yang terjadi dalam suatu negara, maka ketika kebijakan akuntansi disusun, maka
sebagaimana telah diuraikan dimuka model generik pada gambar 2, akan menjadi spesifik
untuk negara bersangkutan. Kebijakan akuntansi antar negara akan dapat berbeda satu sama
lainnya, dan harus diikuti dalam praktik akuntansi.

RERANGKA KONSEPTUAL FASB

Dewan penyusun standar akuntansi di Amerika Serikat untuk pertama kalinya dibentuk pada
tahun 1936 dengan nama Committee on Accounting Procedure (CAP). Dewan ini bekerja
sampai tahun 1959 dan berganti nama menjadi Accounting Princilpes Booard (APB). Hasil
karya APB yang terkenal adalah ARS nomor 7 dan yang paling terkenal adalah APB
Statemen no 4 yang diterbitkan tahun 1970. APB bekerja sampai dengan tahun 1973,
kemudian digantikan oleh Financial Accounting Standards Board (FASB) sampai sekarang
ini. FASB berbeda dengan dewan-dewan sebelumnya, karena didukung oleh enam organisasi
profesi, yaitu, AAA, AICPA, Financial Analysts Federation, Financial Executive Institute,
Institute of Management Accountants, dan Securities Industry Association. Setelah
mengalami beberapa titik waktu (Juncture) dalam merumuskan prinsip-prinsip akuntansi
(Zeff 1984), FASB akhirnya berhasil membuat sebuah model rerangka konseptual yang
mapan disebut, Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC). SFAC ini dianggap
lengkap dan terdiri dari 6 statements, yaitu SFAC No 1 (1978), SFAC No 2 (1980), SFAC No
3 (1980), SFAC No 4 (1980), SFAC No 5 (1984), dan SFAC No 6 tahun 1985. SFAC No 6
menggantikan SFAC no 3 dan mengamandemen SFAC no 2. Sedangkan draft SFAC 7
sampai saat ini belum pernah definitif. Model rerangka konseptual FASB ini mencakup
empat kompnen dasar, yaitu (1) tujuan pelaporan keuangan yang dituangkan pada SFAC no 1
dan SFAC no 4. (2) Kriteria kualitas informasi yang dituangkan pada SFAC no 2, (3)
Elemenelemen laporan keuangan yang dituangkan pada SFCA no 6 (pengganti SFAC no 3)
(4) Pengukuran dan Pengakuan yang dituangkan pada SFAC no. 5. Model ini (lihat gambar
3) dirancang dengan cukup luas dan mencakup perusahaan bisnis dan nonbisnis. Rerangka ini
merupakan dasar teoritis bagi FASB dalam mengembangkan standard akuntansi keuangan
(Statement of Financial Accounting Standard) di Amerirka Serikat. Standar-standar tersebut
berkenaan dengan pengukuran aktivitas ekonomi, penentuan waktu kapan pengukuran dan

6
pencatatan harus dilakukan, ketentuan pengungkapan mengenai aktivitas tersebut, penyiapan
dan penyajian ringkasan aktivitas ekonomi tersebut dalam bentuk laporan keuangan.

RERANGKA KONSEPTUAL IASC

Globalisasi dunia menuntut adanya standar akuntansi yang seragam. Namun untuk mencapai
sebuah keseragaman tidaklah mudah. Kondisi ini memerlukan adanya sebuah badan
penyusun standar internasional. Salah satunya adalah International Accounting Standards
Committee (IASC). Kesepakatan pembentukan IASC terjadi pada tanggal 23 Juni 1973 di
Inggris yang diwakili oleh organisasi profesi akuntansi dari sembilan negara, yaitu Australia,
Canada, Prancis, Jerman Barat, Jepang, Mexico, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat
(Nobes dan Parker 1995: 9; dan Solomons, 1986: 60). Tujuan pembentukan IASC adalah, “to
formulate and publish in the public interests, basic standards to be observed in the
presentation of audited accounts and financial statements and to promote their worldwide
acceptance and observance” Jadi tujuan dibentuknya IASC adalah memformulasi standar dan
mendorong keberterimaan dan ditaatinya IFRS secara luas di dunia. (Solomons 1986: 60).

TELAAH DAN PERBANDINGAN

Kedua struktur meta teori versi FASB dan versi IASC, memiliki unsur-unsur yang mirip.
Tetapi ada beberapa perbedaan prinsip dalam kedua model tersebut. Pertama, pernyataan
tujuan di FASB adalah tujuan pelaporan keuangan, tetapi di IASC tujuan laporan keuangan.
Meskipun IASC pada paragraf 07 menyatakan bahwa, ”Financial statements form part of the
process of financial reporting”, tetapi sebenarnya ada hal mendasar yang menyebabkan kedua
pernyataan tujuan tersebut berbeda, yaitu lingkup penerapannya. Lingkup penerapan FASB
adalah di Amerika Serikat yang tentu saja mempertimbangkan karakteristik lingkungan,
sebagaimana dinyatakan dalam SFAC No 1 paragraf 9 sebagai berikut: Thus, the objectives
set.....depend significantly on the nature of the economic activities and decisions with which
the users are involved. Accordingly, the objectives in this Statements are affected by the
economics, legal, political, and social environment in the United States. Sedangkan lingkup
penerapan IASC adalah internasional, sehingga karaktristik lingkungan local/Negara menjadi
tidak relevan. Ketiadaan konteks karakteristik lingkungan inilah yang barangkali
menyebabkan IASC menggunakan pernyataan tujuan laporan keuangan, karena pelaporan
keuangan mengandung konteks lingkungan. Kedua, fokus utama tujuan pelaporan keuangan.
Dalam FASB dengan jelas dungkapkan pada paragraf 34, bahwa ”Financial reporting should
provide information that is useful to present and potential investors and creditors and other
users in making rational investment, credit, and similar decisions”. Mengapa fokus utama
adalah investr dan kreditor? Hal ini disebabkan investor dan kreditor adalah pengguna
mayoritas dan pelaku utama di pasar modal Amerika yang sangat berkembang pesat.
Sementara di IASC target pemakai dinyatakan secara umum tidak fokus pada kelompok
tertentu. Misalnya pada paragraf 13, dinyatakan, ”Financial statements prepared for these
purpose meet the common needs of most users”. Hal ini disebabkan karena harus
mempertimbangkan karakteristik pelaku utama di berbagai negara, dengan tingkatan
pertumbuhan ekonomi yang berbeda, tingkatan kecanggihan pasar keuangan yang juga
berbeda, sehingga dinyatakan secara umum.

7
Alasan teoritis yang melatar belakangi mengapa FASB memfokuskan investor dan kreditor
sebagai tujuan pelaporan keuangan dapat dijelaskan sebagai berikut. Peran sosial akuntansi
dapat dilihat dari sejauh mana akuntansi dapat mengendalikan perilaku para pengambil
keputusan ekonomik untuk bertindak menuju ke suatu pencapaian tujuan ekonomi dan sosial
suatu negara. Salah satu tujuan ekonomik negara adalah adanya alokasi sumberdaya
ekonomik yang efisien. Proses alokasi sumberdaya ini dapat terjadi melalui mekanisme di
pasar modal, karena pasar modal merupakan tempat bertemunya peminta dan penyedia dana
(investor dan kreditor). Informasi akuntansi diharapkan berperanan dalam membantu mereka
dalam proses pengambilan keputusan ekonomik. Ketiga, Asumsi yang mendasari penyusunan
laporan keuangan (underlying assumption) paragraf 22-23, dan konsep modal dan konsep
mempertahankan modal paragraf 102-110, secara ekspisit dinyatakan dalam IASC. Tetapi
FASB tidak menyajikan kedua komponen tersebut sebagai komponen konsep yang terpisah,
karena kedua hal tersebut merupakan konsep dasar yang digunakan oleh FASB dalam
penjelasan, argumen dan penalaran yang menyertai setiap komponen konsep. Misalnya pada
SFAC no. 5 paragraf 45 dinyatakan, ”The full set of articulated financial statements discussed
in this Statement is based on the concept financial capital maintenance” Konsep ini juga
digunakan untuk penjelasan pada paragraf 46-48. Demikian pula pada SFAC No 6 paragraf
71, “A concept of maintenance of capital or recovery of cost is a prerequisite for separating
return of capital…..” Demikian pula paragraf 72, “The financial capital concept is the
traditional view and is generally the capital maintenance concept in present primary financial
statements.” Konsep accrual basis, juga demikian. FASB menggunakannya sebagai
penjelasan dan argumen pada SFAC No. 6 pada sub topik Accrual Accounting and Related
Concepts mulai paragraf 134 sampai paragraf 145. Dengan memperhatikan beberapa
perbedaan yang ada, tampaknya struktur meta teori yang digunakan oleh FASB lebih
sempurna dibandingkan dengan struktur meta teori IASC. FASB dalam membangun model
menggunakan argumen dan penalaran yang lebih kuat serta penjelasan yang lebih lengkap
untuk setiap konsep yang dipakai, sehingga membentuk sebuah knowledge. Dengan demikian
FASB lebih memiliki aspek pendidikan. Hal ini secara explisit dinyatakan pada bagian
pengantar SFAC No.2.

HAMBATAN-HAMBATAN DAN UPAYA DALAM PENERAPAN IFRS

Pembuatan standar akuntansi di IASC tidaklah melibatkan seluruh anggota yang jumlahnya
sangat banyak, melainkan oleh beberapa negara yang disebut dengan nama G4+1 yang terdiri
dari perwakilan badan-badan standar nasional dari Negara Australia, Kanada, Selandia Baru,
Inggris dan Amerika Serikat. Alasan dibentuknya G4+1 ini adalah anggota IASC terlalu
banyak, terdiri dari anggota tetap dan tidak tetap, serta sangat beragam. Keberagaman wakil
yang duduk dalam IASC ini juga mencerminkan keberagaman tingkatan ekonomi negara-
negara yang diwakilinya, hal ini terkadang memerlukan kompromikompromi guna
menyetujui sebuah standar. Meskipun sebagian besar anggota IASC telah menyetujui IFRS,
tetapi tidak semua anggota IASC menerapkan dinegaranya masing-masing. Berbeda dengan
anggota yang tergabung dalam G4+1. Mereka berkumpul secara intensif dan bekerja penuh
waktu. Dalam setiap proyek pengembangan yang dikerjakan, mereka mengembangkannya
kedalam lingkup Negara mereka masing-masing. Oleh karena anggota G4+1 ini adalah

8
negaranegara maju yang memiliki pasar keuangan yang canggih, maka kompromi-kompromi
sangat sedikit terjadi. Negara-negara maju akan mendominasi pengembangan pasar
keuangan. Kebutuhan informasi para investor tampaknya lebih terkait dengan Amerika
Serikat, Eropa Daratan, Inggris, dan Australia. Jika standar akuntansi internasional
dimaksudkan berlaku untuk semua anggota IASC, yang memiliki banyak perbedaan, maka
hal ini merupakan hambatan yang barangkali sulit dipecahkan. Radebaugh (1975:41)
mengemukakan bahwa banyak sekali faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pengembangan tujuan, standar, dan praktik akuntansi. Rerangka ini mencakup delapan faktor,
yang secara umum kedelapan faktor tersebut ada di setiap negara, tentu dengan tingkatan dan
karakteristik yang sangat berbeda. Karakteristik dan tingkatan yang berbeda antar negara
merupakan hambatan mendasar yang dihadapi dalam proses harmonisasi standar akuntansi
keuangan.

Hambatan lain yang muncul adalah adanya perbedaan kebutuhan dan keinginan antara
Negara maju dengan yang belum maju dan antara Negara yang tingkat pertumbuhan
ekonominya sangat tinggi dan Negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi lebih rendah
bahkan sangat rendah. Apa yang tepat diterapkan di Amerika Serikat, belum tentu cocok
diterapkan di Negara lain dengan karakteristik lingkungan dan perkembangan ekonomi yang
berbeda. Demikian pula apa yang dirancang oleh G4+1 belum tentu cocok diterapkan untuk
seluruh anggota IASC.

Tidak ada enforcement yang bisa diterapkan bagi Negara yang tidak menerapkan IFRS. Yang
harus dilakukan oleh IASC sebagai badan penyusun standar akuntansi interasional adalah
membuat para anggota merasa butuh menerapkan IFRS. Upaya yang bisa ditempuh adalah
pertama, mengajukan pengakuan melalui International Organization of Securities
Commissions, supaya perusahaan (Negara) yang akan melakukan crossborder listing
menggunakan IFRS dalam pelaporan keuangan mereka. Tindakan ini selanjutnya diikuti
dengan pengakuan oleh komisi-komisi efek atau peraturan yang ada. Jika hal ini terjadi, maka
akan mendorong perusahaan-perusahaan multinasional untuk listing di bursa efek
mancanegara. Kedua, IASC harus membentuk badan penyusun standar yang terpisah dari
badan-badan akuntansi. Untuk itu, IASC harus melakukan restrukturisasi. Saat ini IASC
didominasi oleh badan-badan profesi akuntansi sebanag penyusun standar. Restrukturisasi ini
diharapkan dapat mendorong kemandirian baik dari segi dana maupun operasional.

9
BAB III

PEMBAHASAN

A. Keunggulan Jurnal

Penulisan nama penulis sudah benar, nama penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar,
tidak boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital, tanpa diawali dengan kata "oleh", urutan
penulis adalah penulis pertama diikuti oleh penulis kedua, ketiga dan seterusnya. Nama
perguruan tinggi penulis ditulis di bawah nama penulis.

Abstrak dalam jurnal sudah tergambarkan dengan spesifik dan benar, sebab abstrak
dalam junal sudah brisikan tujuan, metode, hasil dan kesimpulan dari seuah jurnal. Dalam
penulisan jumal jenis huruf yang digunakan sama, penggunaan sistem penomoran
(numbering) juga tersusun dengan baik.

Referensi yang digunakan peneliti sudah cukup baik. Ditambah lagi peneliti dalam
membuat item pada instrumen penelitiannya mengacu pada teori di sebuah buku. Seluruh
kutipan pustaka sudah sesuai dengan daftar pustaka.

B. Kelemahan Jurnal
Penulisan judul tidak benar, sebab tidak dicetak dengan huruf besar/kapital, tidak
dicetak tebal (bold).

10
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

FASB dan IASC dalam menyusun standar sama-sama berbasis pada meta teori akuntansi
keuangan, yang menempatkan tujuan pelaporan pada tingkat paling tinggi. Rerangka
konseptual FASB merupakan dasar teoritis pengembangan standar akuntansi di Amerika
Serikat, sehingga memasukkan konteks lingkungan. Tetapi rerangka konseptual IASC yang
menjadi landasan teoritis pengembangan standar akuntansi keuangan internasional, konteks
lingkungan menjadi tidak relevan. Terdapat beberapa perbedaan antara kedua rerangka
konseptual tersebut, yaitu pertama pernyataan tujuan, dimana FASB menyatakan tujuan
pelaporan keuangan, sementara IASC menyatakan tujuan laporan keuangan.

Kedua, fokus utama pelaporan menurut FASB adalah investor dan kreditor, sementara IASC
tidak fokus pada salah satu kelompok tertentu. Ketiga, Asumsi dasar dan konsep modal dan
konsep pemeliharaan modal, secara eksplisit dinyatakan terpisah oleh IASC, sementara
FASB menggunakan konsepkonsep tersebut pada setiap konsep yang diajukan sebagai
penjelasan, argumen, dan penalaran. Penerapan IFRS ternyata mengalami hambatan yang
sangat serius, karena banyak sekali terdapat perbedaan antar negara-negara anggota, baik
dalam konteks sosial budaya, hukum, ekonomi, politik, pendidikan, sistem pemerintahan,
sistem pajak, dan lain sebagainya.

IASC harus mengupayakan pengakuan dari International Organization of Securities


Commissions, supaya perusahaan-perusahaan yang melakukan cross-border listing
menggunakan IFRS. Hal ini dapat mendorong perusahaan-perusahaan multinasional untuk
melakukan listing di mancanegara. Hal lain yang dapat dilakukan IASC adalah melakukan
restrukturisasi badan penyusun standar untuk mendorong kemandirian baik dari segi dana
maupun operasinal.

B. Saran
Dalam penulisan artikel jurnal sebaiknya penulis meulis secara jelas, lengkap, sesuai aturan
penulisan dan lebih baik lagi kedepannya

11
DAFTAR PUSTAKA

https://doi.org/10.9744/jak.9.2.pp.%2043-51

12
Struktur Meta Teori Akuntansi Keuangan
(Sebuah Telaah dan Perbandingan antara FASB dan IASC)

I Made Narsa
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Surabaya

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membahas struktur meta teori yang dipergunakan oleh FASB dan
IASC dalam mengembangkan rerangka konseptual, menelaah perbedaan-perbedaan mendasar,
menganalisis hambatan-hambatan yang dialami serta mengidentifikasi upaya-upaya yang harus
dilakukan agar IFRS diterapkan oleh negara-negara anggota. Penelitian ini dilakukan dengan cara
membandingkan rerangka dasar yang diatur dalam FASB dan IASC dan kemudian menganalisa
hambatan yang timbul dengan adanya penerapan IFRS dan mengidentifikasi bagaimana hambatan
tersebut dapat diselesaikan.

Kata kunci: globalisasi, harmonisasi, meta teori, FASB dan IASC, kerangka dasar, akuntansi keuangan

ABSTRACT
The objectives of this paper is to analyses the structure of meta-theoretical of financial accounting that
was used by FASB and IASC to develop the conceptual framework for financial accounting reporting. The
discussion of conceptual framework conducted by comparison of the basic different between the FASB and
IASC framework, then analyses the constraints to implement IFRS and identify the way out of the
constraints faced by the body.

Keywords: globalization, harmonization, meta-theoretical, FASB Dan IASC, Conceptual framework,


financial accounting
.

PENDAHULUAN nal. Harmonisasi standar akuntansi keuangan


dalam wujud International Financial Reporting
Linda Keslar (Zeff dan Dharan1994: 28) me- Standard (IFRS) berlaku secara internasional, dan
ngatakan,”U.S. standards are not only too cum- dalam proses penyusunannya faktor politik dan
bersome and too costly, but downright unfair kondisi ekonomi menjadi tidak relevan.
compared to those their foreign competitors have to Kita tidak dapat memungkiri bahwa pengaruh
follow. That is U.S. companies face an uneven Amerika dalam kancah internasional sangat kuat
playing field…” Linda melihat betapa berbedanya hampir dalam segala aspek kehidupan. Acapkali
aturan akuntansi yang berlaku di banyak Negara kita sulit membedakan mana yang internasional
sehingga menimbulkan masalah keterbandingan dan mana yang Amerika.
laporan keuangan. Kondisi ini tentu dapat dipa- Tetapi lingkungan bisnis yang ada di Amerika
hami, karena dalam proses penyusunan standar Serikat tidaklah universal. Ada tujuh faktor yang
akuntansi di suatu negara tidak terlepas dari menyebabkan perbedaan dalam pelaporan keuang-
pengaruh faktor-faktor lokal suatu negara. Wolk et an sebagaimana dikatakan oleh Nobes dan Parker
al. (2001: 4) mengatakan, ”Economic conditions (1995:11), “the following seven factors may constitute
have an impact upon both political factors and an explanation for financial reporting differences:
accounting theory”. Proses ini yang menyebabkan legal system, providers of finance, taxation, the
standard dan praktik akuntansi di tiap-tiap Negara accounting profession, inflation, theory, and the
terdapat perbedaan. accidents of history”
Masalah dirasakan mulai muncul, ketika Dengan demikian apakah standard akuntansi
perkembangan teknologi mengubah dunia inter- keuangan Amerika Serikat fit untuk lingkungan
nasional ini menjadi sebuah global village, negara- bisnis global? Inilah sumber dari masalah keter-
negara seolah tanpa batas (borderless). Era ini bandingan laporan keuangan. Nobes dan Parker
populer dengan nama globalisasi. Dalam konteks (1995: 3) mengatakan, ”If corporate financial repor-
akuntansi maka munculah akuntansi internasio- ting and accounting were identical in all countries of
nal yang mencoba menguraikan teori dan praktik-
praktik akuntansi yang berlaku secara internasio-
Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting
43
44 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 9, NO. 2, NOPEMBER 2007: 43-51

the word, there would be no point in studying proposal, ”ini hanya teori, tidak dapat dipraktik-
comparative international accounting” kan”, atau pada diskusi lainnya ”ini adalah teori
Pada lingkup global, sebenarnya ada dua depresiasi” atau yang lainnya lagi mengatakan
badan penyusun standar yang berkaitan dengan ”teori capital budgeting”, atau ”teori akuntansi” dan
praktik akuntansi secara internasional. Badan- lain sebagainya. Lalu, apa sebenarnya yang
badan itu adalah The International Federation of dimaksud dengan teori akuntansi?
Accountant (IFAC), dan The International Accoun- Paton dan Littleton (1940: ix) mendefinisikan
ting Standards Committee (IASC). IASC lebih teori akuntansi, “…is a coherent, coordinated,
berkonsentrasi untuk membuat International consistent body of doctrines which may be compactly
Accounting Standards (IASs). Sedangkan IFAC expressed in the form of standards it desired”
lebih memfokuskan pada upaya pengembangan Keberadaan teori akuntansi yang mapan
International Standard Audits (ISAs), kode etik, sangat penting dan diharapkan mampu menjelas-
kurikulum pendidikan, standar akuntansi sektor kan fakta atau fenomena akuntansi dengan akurat
swasta, dan kaidah-kaidah bagi akuntan dalam dan memiliki konsistensi logik. Banyak sekali ahli
berbisnis atau mereka yang terlibat dalam teori akuntansi mencoba menjelaskan praktik-
teknologi. praktik akuntansi yang sedang berlaku, dan
Sangat diharapkan ada sebuah standar yang berupaya untuk menemukan dasar teorinya. Pada
dapat diterima oleh semua Negara di dunia. umumnya mereka berfokus pada postulat, konsep
Dengan adanya standar yang diterima secara dasar, maupun asumsi yang mendasari praktik.
internasional, diharapkan laporan keuangan Ternyata pendapat mengenai postulat itu sendiri
memiliki daya keterbandingan yang lebih tinggi sangat beragam, tidak ada kesepakatan, sehingga
antar negara. Tentu saja upaya-upaya kearah usaha-usaha untuk merumuskan teori akuntansi
harmonisasi internasional ini bukanlah pekerjaan sangat lambat bahkan cenderung membingung-
mudah. kan. Perdebatan terus berlanjut, setiap orang
Faktanya dalam dunia akuntansi saat ini selalu melihat hal yang sama dari sudut pandang
standar akuntansi yang berlaku di Amerika yang berbeda-beda, sehingga yang ada adalah
Serikat yang disusun oleh Financial Accounting kumulan pendapat.
Standards Board (FASB), diikuti oleh beberapa Tetapi bukan berarti tidak ada satu teoripun
negara, baik secara langsung maupun modifikasi. yang berhasil dirumuskan. Justeru sebaliknya,
Sementara International Accounting Standards bahwa banyak teori yang sudah berhasil dirumus-
(IASs) yang dikeluarkan oleh International Accoun- kan namun hanya menjelaskan akuntansi dari
ting Standards Committee (IASC), belum diikuti bagian tertentu saja dan dari sudut pandang yang
oleh semua negara, bahkan oleh negara-negara berbeda. Chamber (1965) secara optimis mengata-
anggota yang tergabung dalam IASC tersebut. kan, bahwa, ”The history of accounting thought is
Artikel ini bertujuan untuk membahas struk- not a history of development, but a series of
tur meta teori yang dipergunakan oleh FASB dan disconnected episodes”
IASC dalam mengembangkan rerangka konsep- Akhirnya setelah menyadari bahwa tidak ada
tual, menelaah perbedaan-perbedaan mendasar, kemajuan berarti yang dicapai, terjadilah perge-
menganalisis hambatan-hambatan yang dialami seran orientasi dari postulat ke tujuan (objectives)
serta mengidentifikasi upaya-upaya yang harus pelaporan akuntansi. Pergeseran orientasi ini
dilakukan agar IFRS diterapkan oleh negara- diawali dengan dikeluarkannya ASOBAT oleh
negara anggota. AAA pada tahun 1964. Perkembangan ini diikuti
Bagian berikut dari artikel ini akan menjelas- oleh APB dengan mengeluarkan Statement no 4
kan pergeseran orientasi pemikiran dari Postulat (1970), kemudian diteruskan oleh laporan komite
ke objektif, pembuatan kebijakan akuntansi, Trueblood (AICPA, 1973). Setelah APB digantikan
struktur meta teori akuntansi keuangan, rerangka oleh FASB, pada tahun 1978, FASB mengerluar-
konseptual FASB, rerangka konseptual IASC, kan SFAC No 1 dengan judul, Objectives of
telaah dan perbandingan struktur meta teori FASB Financial Reporting by Business Enterprises.
dengan IASC, hambatan-hambatan dan upaya Struktur teori akuntansi keuangan yang me-
penerapan IFRS dan ditutup dengan simpulan. nempatkan tujuan pada posisi paling atas tersebut
disebut dengan Meta Teori Akuntansi Keuangan
PERGESERAN ORIENTASI DARI (Wolk et al. 2001: 173). Atas dasar meta teori ini,
POTSULAT KE OBJEKTIF masalah yang timbul dalam mencari postulat yang
dapat disetujui bersama sudah teratasi. Dengan
Dalam akuntansi kita sering kali membedakan arah tujuan pelaporan akuntansi, penelitian dapat
antara teori dan praktik. Kita sering mendengar dilakukan dengan lebih menekankan pada pe-
dua orang akuntan berdebat mengenai sebuah ngembangan teori akuntansi yang berguna untuk

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting
Narsa: Struktur Meta Teori Akuntansi Keuangan 45

menerangkan dan meramalkan praktik akuntansi Teori akuntansi sebagaimana tampak pada
(Baridwan 1991: 3). gambar 1 menempati posisi sangat penting dalam
Kam (1986:34) menggambarkan bahwa proses pembuatan kebijakan. Pemahaman akan
postulat, objektif dan definisi merupakan sumber pentingnya teori, baik oleh praktisi maupun para
tertinggi untuk bisa melakukan deduksi dalam penyusun standar sangat penting, supaya ran-
mengembangkan rerangka konseptual akuntansi. cangan standar akuntansi dapat menjadi pedoman
Dalam sistem deduksi, pada tingkatan pertama yang stabil, dan sekaligus adaptif, karena praktik
(Top level) terdiri dari pernyataan yang sangat akuntansi bersifat dinamik dan selalu menghadapi
umum, yaitu postulat atau asumsi dasar akun- masalah-masalah praktis dan professional.
tansi, definisi, dan termasuk tujuan pelaporan
keuangan. Pada tingkatan kedua mencakup
prinsip-prinsip atau standar akuntansi yang
Accounting Political Factors Economic
skopenya tidak seluas atau seumum postulat. Pada Theory Conditions
tingkatan ketiga mencakup prosedur-prosedur
akuntansi atau metode-metode akuntansi yang
dapat diterapkan langsung dalam praktik (Kam Accounting Policy Making
1986: 34-35). Audit Function:
Jika diperhatikan, penjelasan teori secara Accounting Practices
Compliance of
deduksi menurut Kam tersebut khususnya pada practice with
accounting rules
tingkatan pertama (berisi postulates, definitions, (control function)
dan Objectives of Financial Reporting), sebenarnya Users

sudah mencakup pergeseran orientasi dari Sumber: Wolk, Tearney, dan Dodd (2001: 5)
pendekatan yang berorientasi postulat-prinsip ke
Gambar 1. The Financial Accounting Environment
pendekatan yang berorientasi tujuan-standar. Kam
memkombinasikan kedua orientasi tersebut Masalah praktis memang dapat diatasi atau
dengan sangat elegan, seolah-olah mengisyaratkan dipecahkan dengan berdasarkan pengalaman
perlunya mengakhiri perdebatan mengenai pos- praktis, tetapi pengalaman praktis saja tidaklah
tulat (dan istilah lainnya yang berbeda-beda) dan cukup, melainkan harus dilandasi oleh pema-
menyepakati apa sebenarnya orientasi yang ingin haman yang kuat terhadap teori akuntansi. Kam
dijadikan acuan. (1986: 38 ) mengatakan,
Ketika meta teori ini dipergunakan sebagai
Behind every practice is a rationale…Good
landasan menyusun kebijakan akuntansi di suatu
practice is based on good theory whether we are
negara, tampaknya kondisi lingkungan dimana
aware of the theory or not. If we can formulate
akuntansi itu akan dioperasikan juga sangat
“good” theory, then we will have “good”
mempengaruhi. Dalam APBS 4 (1970: par. 17)
dikatakan, ”...depents ont only on delinetion of practices if the theory is followed.
accounting, but olso on an understanding of the
Praktik akuntansi yang baik dan maju tidak
environent within which financial accounting
akan pernah tercapai jika teori yang melandasinya
operates and which it is intended to reflect” Hal ini
tidak baik. Teori yang baik tidak akan pernah
menyebabkan kebijakan akuntansi yang diterap-
menjiwai praktik jika teori yang baik tersebut tidak
kan antar negara ada kecenderungan berbeda satu
dipahami.
sama lainnya. Dengan demikian, bagaimana
sebaiknya kebijakan akuntansi itu dibuat? Kondisi Ekonomi

PEMBUATAN KEBIJAKAN AKUNTANSI Sistem perekonomian biasanya diklasifikasi-


kan menjadi sistem kapitalis, sistem sosialis, atau
Praktik akuntansi dalam suatu negara kombinasi keduanya. Dalam setiap sistem per-
sebenarnya didasarkan pada sebuah aturan yang ekonomian masalah central yang dihadapi adalah
dengan sengaja dikembangkan untuk mencapai alokasi sumberdaya yang tersedia untuk produksi
tujuan sosial tertentu. Dalam proses perancangan barang dan jasa. Proses alokasi ini berpengaruh
dan pengembangan aturan akuntansi tersebut terhadap kondisi perekonomian.
banyak mempertimbangkan faktor seperti kondisi Karena kondisi ekonomi berdasarkan sifatnya
ekonomi, sistem politik dan teori akuntansi itu adalah dinamis, maka kondisi perekonomain suatu
sendiri. Wolk et al. (2001) menggambarkan proses negara menjadi faktor yang relevan dalam peru-
ini seperti pada gambar 1. musan kebijakan akuntansi. Kompleksitas ekono-
mi akan berkaitan langsung dengan kompleksitas
Teori Akuntansi akuntansi. Negara dengan subsistem perekonomi-
an agraria misalnya kebutuhan akuntansinya

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting
46 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 9, NO. 2, NOPEMBER 2007: 43-51

akan sangat berbeda dengan negara yang sub- Sebagaimana tampak pada gambar 2, struktur
sistem perekonomian perindustrian. Kebijakan meta teori akuntansi keuangan menempatkan
akuntansi harus konsisten dengan tujuan ekonomi tujuan sebagai tingkatan paling tinggi. Tetapi jika
makro dan perencanaan berbagai program ekono- suatu kebijakan ditetapkan untuk suatu negara
mi suatu negara. tertentu, mungkin tujuan pelaporan keuangan
Demikian pula sebaliknya, kebijakan akun- harus mendukung tujuan ekonomik suatu negara.
tansi yang ditetapkan akan dapat memberikan
implikasi ekonomi yang sangat luas, berpengaruh
Postulat, definisi dan Tujuan
terhadap perilaku para pengambil keputusan
Pelaporan Keuangan
ekonomik, perpajakan, sistem bonus, harga pasar
saham, dan lain sebagainya. Banyak penulis dan
peneliti yang membahas tentang konsekuensi Pemilihan Berbagai aspek Relevan
ekonomi yang timbul (lihat dalam Wolk et al. 2001,
Zeff 1994, Sunder 1988, FASB, dalam statement
2, 1980, dan Statement 5, 1984, Brown 1987).
Rerangka Konseptual
Konsekuensi ekonomi ini, sebagaimana diun-
kapkan oleh Zeff (1994) adalah dampak laporan
akuntansi terhadap perilaku para pengambil
keputusan bisnis, pemerintah, investor dan kredi- Media Pelaporan
tor, dan masyarakat bisnis lainya.
Informasi Akuntansi
Faktor Politik
Sumber: Suwardjono (2005) yang dimodifikasi dengan Kam
Apakah pembuatan kebijakan akuntansi (1986)
harus dipengaruhi proses politik? Jawaban atas Gambar 2. Struktur Meta Teori Akuntansi Ke-
pertanyaan ini tidak jelas batasannya. Kebijakan uangan
akuntansi sebenarnya diputuskan melalui suatu
konsensus, sehingga proses pembuatannya diang- Suwardjono (2005) menggunakan istilah pere-
gap bersifat politik. Gerboth (1973) menyatakan,
kayasaan pelaporan keuangan untuk menggam-
suatu politisasi pembuatan peraturan akuntansi
barkan struktur meta teori akuntansi keuangan.
tidak dapat dielakkan, dan hal ini merupakan
suatu keharusan. Selanjutnya, Gerboth menyata- Perekayasaan akuntansi berkepentingan dengan
kan, jika suatu keputusan kebijakan akuntansi pertimbangan untuk memilih dan mengaplikasi-
keberhasilannya tergantung pada keberterimaan kan ideologi, teori, konsep dasar, dan teknologi
oleh masyarakat, maka masalah-masalah penting yang tersedia secara teoritis dan praktis untuk
yang timbul tidak bersifat teknis melainkan poltis. mencapai tujuan ekonomik dan sosial negara
Horngren (1973) berpendapat senada, bahwa dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekono-
sandar akuntansi merupakan hasil tindakan mik, politik, dan budaya negara (hal 102). Jika
politik dan sosial yang akan mempengaruhi digambarkan secara generik tanpa dikaitkan
masyarakat. Tetapi Solomons (1978) menyatakan dengan satu negara tertentu, maka struktur meta
perlu suatu kehati-hatian dan diperhatikan pula teori akuntansi keuangan tampak pada gambar 3.
bahwa faktor politik tidak harus selalu dikedepan- Pada tingkatan pertama adalah postulates,
kan dalam penetapan standard. Jika faktor politik definisi dan tujuan pelaporan keuangan. Postulates
dikedepankan, kredibilitas akuntansi benar-benar yang biasa dipakai adalah Going concern, time
dipertaruhkan. Jika badan-badan penyusun stan- period, accouning entity, dan monetary unit (Wolk,
dar sering melakukan kesalahan, maka kepercaya- et al. 2001: 139). Dan tujuan umum pelaporan
an masyarakat dan kalangan bisnis akan hilang. keuangan adalah menyediakan informasi ke-
Sandaran utama penetapan kebijakan akun-
uangan untuk dasar pengambilan keputusan
tansi adalah teori yang sehat. Wright (Suwardjono,
ekonomik dan sosial.
2005: 38) mengatakan, ”Theory, without practice to
Pada tingkatan kedua para perancang kebi-
test it, to verify it, to correct it, is idle speculations;
but practice, without theory to animate it, is mere jakan akuntansi harus memilih berbagai konsep
mechanism. In everi art and business, theory is the dasar yang relevan, menentukan subjek pelaporan,
soul and practice is the body” Dengan demikian target pemakai, jenis informasi yang dilaporkan,
diperlukan adanya struktur meta teori yang valid. simbol atau elemen-elemen yang dipakai, dasar
pengukuran, kriteria pengakuan, dan medium
STRUKTUR META TEORI pelaporan, dan cara melaporkan (Suwardjono,
2005: 102). Pada tingkatan ketiga dibuat suatu
Meta teori akuntansi keuangan menggunakan rerangka konseptual yang dijabarkan dalam
pendekatan deduksi dalam proses penalarannya. bentuk standar akuntansi dan acuan lainnya

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting
Narsa: Struktur Meta Teori Akuntansi Keuangan 47

sehingga membentuk generally accepted accounting akuntansi keuangan (Statement of Financial


principles. Tingkatan terakhir adalah media Accounting Standard) di Amerirka Serikat.
pelaporan yang menentukan bentuk, isi dan jenis SFAC No. 1 dan SFAC No 4:
laporan. Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises

Karena berbagai faktor lokal yang terjadi


dalam suatu negara, maka ketika kebijakan
SFAC No. 2:
akuntansi disusun, maka sebagaimana telah Qualitative Characteristics of Accounting Information
diuraikan dimuka model generik pada gambar 2,
akan menjadi spesifik untuk negara bersangkutan.
Kebijakan akuntansi antar negara akan dapat SFAC No. 5:
Recognition and Measureent in
berbeda satu sama lainnya, dan harus diikuti Financial Statements of Business Enterprises
dalam praktik akuntansi.

Scope of
RERANGKA KONSEPTUAL FASB No Recognition and No
financial measurement nonfinancial
Dewan penyusun standar akuntansi di Ame-
rika Serikat untuk pertama kalinya dibentuk pada
tahun 1936 dengan nama Committee on Accounting SFAC No. 6:
Procedure (CAP). Dewan ini bekerja sampai tahun Elements of Financial Statements
1959 dan berganti nama menjadi Accounting
Princilpes Booard (APB). Hasil karya APB yang Supplementary Information

Other Means of
terkenal adalah ARS nomor 7 dan yang paling

Reporting
Financial
Reporting
Financial
Notes to

Financial Statements
terkenal adalah APB Statemen no 4 yang (a central feature)
diterbitkan tahun 1970. APB bekerja sampai Other Information
dengan tahun 1973, kemudian digantikan oleh
Financial Accounting Standards Board (FASB) Sumber: FASB, SFAC No 1-6 dan Suwardjono (2005)
sampai sekarang ini. FASB berbeda dengan
Gambar 3. Struktur Meta Teori Akuntansi Ke-
dewan-dewan sebelumnya, karena didukung oleh uangan FASB
enam organisasi profesi, yaitu, AAA, AICPA,
Financial Analysts Federation, Financial Executive Standar-standar tersebut berkenaan dengan
Institute, Institute of Management Accountants, dan pengukuran aktivitas ekonomi, penentuan waktu
Securities Industry Association. kapan pengukuran dan pencatatan harus dilaku-
Setelah mengalami beberapa titik waktu kan, ketentuan pengungkapan mengenai aktivitas
(Juncture) dalam merumuskan prinsip-prinsip tersebut, penyiapan dan penyajian ringkasan
akuntansi (Zeff 1984), FASB akhirnya berhasil aktivitas ekonomi tersebut dalam bentuk laporan
membuat sebuah model rerangka konseptual yang keuangan.
mapan disebut, Statement of Financial Accounting
Concepts (SFAC). SFAC ini dianggap lengkap dan
RERANGKA KONSEPTUAL IASC
terdiri dari 6 statements, yaitu SFAC No 1 (1978),
SFAC No 2 (1980), SFAC No 3 (1980), SFAC No 4 Globalisasi dunia menuntut adanya standar
(1980), SFAC No 5 (1984), dan SFAC No 6 tahun akuntansi yang seragam. Namun untuk mencapai
1985. SFAC No 6 menggantikan SFAC no 3 dan sebuah keseragaman tidaklah mudah. Kondisi ini
mengamandemen SFAC no 2. Sedangkan draft memerlukan adanya sebuah badan penyusun
SFAC 7 sampai saat ini belum pernah definitif. standar internasional. Salah satunya adalah
Model rerangka konseptual FASB ini men- International Accounting Standards Committee
cakup empat kompnen dasar, yaitu (1) tujuan (IASC).
pelaporan keuangan yang dituangkan pada SFAC Kesepakatan pembentukan IASC terjadi pada
no 1 dan SFAC no 4. (2) Kriteria kualitas informasi tanggal 23 Juni 1973 di Inggris yang diwakili oleh
yang dituangkan pada SFAC no 2, (3) Elemen- organisasi profesi akuntansi dari sembilan negara,
elemen laporan keuangan yang dituangkan pada yaitu Australia, Canada, Prancis, Jerman Barat,
SFCA no 6 (pengganti SFAC no 3) (4) Pengukuran Jepang, Mexico, Belanda, Inggris, dan Amerika
Serikat (Nobes dan Parker 1995: 9; dan Solomons,
dan Pengakuan yang dituangkan pada SFAC no. 5.
1986: 60).
Model ini (lihat gambar 3) dirancang dengan cukup
Tujuan pembentukan IASC adalah, “to formu-
luas dan mencakup perusahaan bisnis dan
late and publish in the public interests, basic
nonbisnis. Rerangka ini merupakan dasar teoritis standards to be observed in the presentation of
bagi FASB dalam mengembangkan standard audited accounts and financial statements and to

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting
48 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 9, NO. 2, NOPEMBER 2007: 43-51

promote their worldwide acceptance and obser- are affected by the economics, legal, political,
vance” Jadi tujuan dibentuknya IASC adalah and social environment in the United States.
memformulasi standar dan mendorong keberteri- Sedangkan lingkup penerapan IASC adalah
maan dan ditaatinya IFRS secara luas di dunia. internasional, sehingga karaktristik lingkungan
(Solomons 1986: 60). local/Negara menjadi tidak relevan. Ketiadaan
Sampai saat ini IASC beranggotakan sekitar konteks karakteristik lingkungan inilah yang
150 organisasi atau badan penyusun standard barangkali menyebabkan IASC menggunakan
akuntansi dari 113 negara (media akuntansi, pernyataan tujuan laporan keuangan, karena
2000), dan telah berhasil merumuskan model pelaporan keuangan mengandung konteks ling-
teoritis yang juga mengadopsi meta teori dengan kungan.
menempatkan tujuan sebagai top level. Model ini Kedua, fokus utama tujuan pelaporan ke-
disebut Framework for the Preparation and uangan. Dalam FASB dengan jelas dungkapkan
Presentation of Financial Statements (FPPFS) pada paragraf 34, bahwa ”Financial reporting
(naskah asli terdapat di IAI, SAK, Oktober 2004). should provide information that is useful to present
Secara diagramatis, dengan mengacu gambar 2 and potential investors and creditors and other
struktur meta teori akuntansi keuangan, Model users in making rational investment, credit, and
FPPFS ini tampak pada gambar 4. similar decisions”.
Kerangka dasar ini pada hakikatnya memuat Mengapa fokus utama adalah investr dan
lima unsur utama, yaitu (1) tujuan laporan kreditor? Hal ini disebabkan investor dan kreditor
keuangan yang dituangkan dalam paragraf 12-21, adalah pengguna mayoritas dan pelaku utama di
(2) asumsi dasar dituangkan pada paragraf 22-23, pasar modal Amerika yang sangat berkembang
dan konsep modal dan pemeliharaan modal yang pesat. Sementara di IASC target pemakai dinyata-
dituangkan pada paragraf 102-110, (3) karakteris- kan secara umum tidak fokus pada kelompok
tik kualitatif yang menentukan manfaat informasi tertentu. Misalnya pada paragraf 13, dinyatakan,
dalam laporan keuangan yang dituangkan pada ”Financial statements prepared for these purpose
paragraf 24-46, (4) elemen-elemen laporan keuang- meet the common needs of most users”. Hal ini
an yang dituangkan pada paragraf 47-81, (5) disebabkan karena harus mempertimbangkan
definisi, pengakuan dituangkan pada paragraf 82- karakteristik pelaku utama di berbagai negara,
98, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk dengan tingkatan pertumbuhan ekonomi yang
laporan keuangan dituangkan pada paragraf 99- berbeda, tingkatan kecanggihan pasar keuangan
101. yang juga berbeda, sehingga dinyatakan secara
Kerangka dasar ini dimaksudkan sebagai umum.
acuan bagi komite penyusun standar akuntansi ke-
uangan dalam pengembangan standar akuntansi The Objectives of Financial Statements (para. 12-21)
keuangan dimasa depan dan dalam peninjaun
kembali terhadap standar akuntansi keuangan
yang berlaku. Underlying Assumptions
(para. 22-23
Concepts of Capital and Capital
Maintenance (para. 102-110)

TELAAH DAN PERBANDINGAN


Qualitative Characteristics of Financial Statements (para. 24-46)
Kedua struktur meta teori versi FASB dan
versi IASC, memiliki unsur-unsur yang mirip. Elements of Financial Statements (para 47-81)
Tetapi ada beberapa perbedaan prinsip dalam
kedua model tersebut. Pertama, pernyataan tujuan
di FASB adalah tujuan pelaporan keuangan, tetapi No Recognition of The Element of Financial Statements (para. 82-98) No
di IASC tujuan laporan keuangan. Meskipun IASC Measurement of The Element of Financial Statements (para. 99-101)
pada paragraf 07 menyatakan bahwa, ”Financial
Yes
statements form part of the process of financial
reporting”, tetapi sebenarnya ada hal mendasar Financial Statements: Financial Positions;
Performance; and Change in Financial Position
yang menyebabkan kedua pernyataan tujuan
tersebut berbeda, yaitu lingkup penerapannya. Notes and Supplementary Schedule
Lingkup penerapan FASB adalah di Amerika
Serikat yang tentu saja mempertimbangkan Gambar 4. Struktur Meta Teori IASC
karakteristik lingkungan, sebagaimana dinyatakan
dalam SFAC No 1 paragraf 9 sebagai berikut: Alasan teoritis yang melatar belakangi me-
Thus, the objectives set.....depend significantly ngapa FASB memfokuskan investor dan kreditor
on the nature of the economic activities and sebagai tujuan pelaporan keuangan dapat dijelas-
decisions with which the users are involved. kan sebagai berikut. Peran sosial akuntansi dapat
Accordingly, the objectives in this Statements dilihat dari sejauh mana akuntansi dapat mengen-

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting
Narsa: Struktur Meta Teori Akuntansi Keuangan 49

dalikan perilaku para pengambil keputusan eko- content, and characteristic of information
nomik untuk bertindak menuju ke suatu pen- provided by financial accounting and reporting.
capaian tujuan ekonomi dan sosial suatu negara.
Salah satu tujuan ekonomik negara adalah adanya HAMBATAN-HAMBATAN DAN UPAYA
alokasi sumberdaya ekonomik yang efisien. Proses DALAM PENERAPAN IFRS
alokasi sumberdaya ini dapat terjadi melalui
Pembuatan standar akuntansi di IASC tidak-
mekanisme di pasar modal, karena pasar modal lah melibatkan seluruh anggota yang jumlahnya
merupakan tempat bertemunya peminta dan sangat banyak, melainkan oleh beberapa negara
penyedia dana (investor dan kreditor). Informasi yang disebut dengan nama G4+1 yang terdiri dari
akuntansi diharapkan berperanan dalam mem- perwakilan badan-badan standar nasional dari
bantu mereka dalam proses pengambilan keputus- Negara Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris
an ekonomik. dan Amerika Serikat. Alasan dibentuknya G4+1 ini
Ketiga, Asumsi yang mendasari penyusunan adalah anggota IASC terlalu banyak, terdiri dari
laporan keuangan (underlying assumption) para- anggota tetap dan tidak tetap, serta sangat
graf 22-23, dan konsep modal dan konsep mem- beragam. Keberagaman wakil yang duduk dalam
pertahankan modal paragraf 102-110, secara IASC ini juga mencerminkan keberagaman ting-
ekspisit dinyatakan dalam IASC. Tetapi FASB katan ekonomi negara-negara yang diwakilinya,
tidak menyajikan kedua komponen tersebut hal ini terkadang memerlukan kompromi-
kompromi guna menyetujui sebuah standar.
sebagai komponen konsep yang terpisah, karena
Meskipun sebagian besar anggota IASC telah
kedua hal tersebut merupakan konsep dasar yang
menyetujui IFRS, tetapi tidak semua anggota IASC
digunakan oleh FASB dalam penjelasan, argumen menerapkan dinegaranya masing-masing. Berbeda
dan penalaran yang menyertai setiap komponen dengan anggota yang tergabung dalam G4+1.
konsep. Mereka berkumpul secara intensif dan bekerja
Misalnya pada SFAC no. 5 paragraf 45 di- penuh waktu. Dalam setiap proyek pengembangan
nyatakan, ”The full set of articulated financial yang dikerjakan, mereka mengembangkannya
statements discussed in this Statement is based on kedalam lingkup Negara mereka masing-masing.
the concept financial capital maintenance” Konsep Oleh karena anggota G4+1 ini adalah negara-
ini juga digunakan untuk penjelasan pada paragraf negara maju yang memiliki pasar keuangan yang
46-48. Demikian pula pada SFAC No 6 paragraf 71, canggih, maka kompromi-kompromi sangat sedikit
“A concept of maintenance of capital or recovery of terjadi.
cost is a prerequisite for separating return of Negara-negara maju akan mendominasi pe-
ngembangan pasar keuangan. Kebutuhan infor-
capital…..” Demikian pula paragraf 72, “The finan-
masi para investor tampaknya lebih terkait dengan
cial capital concept is the traditional view and is
Amerika Serikat, Eropa Daratan, Inggris, dan Aus-
generally the capital maintenance concept in present tralia. Jika standar akuntansi internasional
primary financial statements.” dimaksudkan berlaku untuk semua anggota IASC,
Konsep accrual basis, juga demikian. FASB yang memiliki banyak perbedaan, maka hal ini
menggunakannya sebagai penjelasan dan argumen merupakan hambatan yang barangkali sulit
pada SFAC No. 6 pada sub topik Accrual dipecahkan.
Accounting and Related Concepts mulai paragraf Radebaugh (1975:41) mengemukakan bahwa
134 sampai paragraf 145. banyak sekali faktor lingkungan yang berpengaruh
Dengan memperhatikan beberapa perbedaan terhadap pengembangan tujuan, standar, dan
yang ada, tampaknya struktur meta teori yang praktik akuntansi. Rerangka ini mencakup dela-
digunakan oleh FASB lebih sempurna dibanding- pan faktor, yang secara umum kedelapan faktor
kan dengan struktur meta teori IASC. FASB dalam tersebut ada di setiap negara, tentu dengan
membangun model menggunakan argumen dan tingkatan dan karakteristik yang sangat berbeda.
Karakteristik dan tingkatan yang berbeda
penalaran yang lebih kuat serta penjelasan yang
antar negara merupakan hambatan mendasar
lebih lengkap untuk setiap konsep yang dipakai, yang dihadapi dalam proses harmonisasi standar
sehingga membentuk sebuah knowledge. Dengan akuntansi keuangan. Lebih lanjut, Solomons (1986:
demikian FASB lebih memiliki aspek pendidikan. 63) mengatakan:
Hal ini secara explisit dinyatakan pada bagian Just as accounting standards within a single
pengantar SFAC No. 2, yaitu: country attempt to eliminate arbitrary and
However, knowledge of the objectives and unnecessary differences in the accounting
concepts the Board will use in developing methods used by different companies, so in the
standards should also enable those who are international field, efforts are being made to
affected by or interested in financial accounting eliminate or reduce accounting differences
across national boundaries. Because some of
standards to understand better the purposes, those differences reflect differences in legal

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting
50 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 9, NO. 2, NOPEMBER 2007: 43-51

systems, in political systems and in stage of sun standar akuntansi interasional adalah mem-
economic development, the progress of harmo- buat para anggota merasa butuh menerapkan

Local environtment
characteristics
4. Rate of economic growth
Accounting Profession: 5. Inflation Enterprise Users:
1. Nature & extent of a 6. Public vs private ownership 1. Management
profession and control of the economy 2. Employee
2. Professional associations 7. Cultural attitudes 3. Supervisory council
3. Auditing 4. Board of Directors

The
Development of
Accounting Government:
Nature of The enterprises 1. Users: tax, planners
1. Form of business organizations Objectives,
Standards and 2. Regulators
2. Operating charactristics
Practices

Academic Influences: Others external users


1. Educational infrastructure 1. Creditors
2. Basic of applied research 2. Institutional investors
International Influences: 3. Noninstitutional investors
3. Academic association
1. Colonial history 4. Securities Exchange
2. Foreign investors
3. International committees
4. Regional cooperation
5. Regional capital markets

Sumber: Radebaugh (1975: 41)


Gambar 5. The Evolution of Accounting and Reporting Practices

nization is slow and difficult. IFRS. Upaya yang bisa ditempuh adalah pertama,
Hambatan lain yang muncul adalah adanya mengajukan pengakuan melalui International
perbedaan kebutuhan dan keinginan antara Organization of Securities Commissions, supaya
Negara maju dengan yang belum maju dan antara perusahaan (Negara) yang akan melakukan cross-
Negara yang tingkat pertumbuhan ekonominya border listing menggunakan IFRS dalam pelaporan
sangat tinggi dan Negara dengan tingkat pertum- keuangan mereka. Tindakan ini selanjutnya diikuti
buhan ekonomi lebih rendah bahkan sangat dengan pengakuan oleh komisi-komisi efek atau
rendah. Apa yang tepat diterapkan di Amerika peraturan yang ada. Jika hal ini terjadi, maka akan
Serikat, belum tentu cocok diterapkan di Negara mendorong perusahaan-perusahaan multinasional
lain dengan karakteristik lingkungan dan perkem- untuk listing di bursa efek mancanegara.
bangan ekonomi yang berbeda. Demikian pula apa Kedua, IASC harus membentuk badan
yang dirancang oleh G4+1 belum tentu cocok penyusun standar yang terpisah dari badan-badan
diterapkan untuk seluruh anggota IASC. Solomons akuntansi. Untuk itu, IASC harus melakukan
(1986: 63) mengatakan, restrukturisasi. Saat ini IASC didominasi oleh
Their needs are different in important respect, badan-badan profesi akuntansi sebanag penyusun
and one should not assume that accounting standar. Restrukturisasi ini diharapkan dapat
policies that appropriate for the United States mendorong kemandirian baik dari segi dana
are necessarily appropriate for, say, India or maupun operasional.
Indonesia. This is because the objectives to be
served by financial reporting may be different. KESIMPULAN
Tidak ada enforcement yang bisa diterapkan FASB dan IASC dalam menyusun standar
bagi Negara yang tidak menerapkan IFRS. Yang sama-sama berbasis pada meta teori akuntansi
harus dilakukan oleh IASC sebagai badan penyu- keuangan, yang menempatkan tujuan pelaporan

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting
Narsa: Struktur Meta Teori Akuntansi Keuangan 51

pada tingkat paling tinggi. Rerangka konseptual Financial Accounting Standards Board (FASB).
FASB merupakan dasar teoritis pengembangan 1978, 1980, 1984, 1985 Statement of Finan-
standar akuntansi di Amerika Serikat, sehingga cial Accounting Concept, No 1 – 6.
memasukkan konteks lingkungan. Tetapi rerangka Gerboth, Dale L., July 1973. “Research, Institution,
konseptual IASC yang menjadi landasan teoritis and Politics in Accounting Inquiry”, The
pengembangan standar akuntansi keuangan Accounting Review, pp. 481.
internasional, konteks lingkungan menjadi tidak
relevan. Horngren, Charles T. 1973 “The Marketing of
Terdapat beberapa perbedaan antara kedua Accounting Standards”, Journal of Accoun-
rerangka konseptual tersebut, yaitu pertama tancy, October, pp. 61-66.
pernyataan tujuan, dimana FASB menyatakan
Ikatan Akuntan Indonesia. Oktober 2004 Standar
tujuan pelaporan keuangan, sementara IASC
Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba
menyatakan tujuan laporan keuangan. Kedua,
Empat.
fokus utama pelaporan menurut FASB adalah
investor dan kreditor, sementara IASC tidak fokus Kam, Vernon. 1986. Accounting Theory, New York:
pada salah satu kelompok tertentu. Ketiga, Asumsi John Wiley & Sons.
dasar dan konsep modal dan konsep pemeliharaan
modal, secara eksplisit dinyatakan terpisah oleh Keslar, Linda. 1994, “U.S. Accounting: Creating an
IASC, sementara FASB menggunakan konsep- Uneven Playing Field”?. Dalam Stephen A.
konsep tersebut pada setiap konsep yang diajukan Zeff dan Bala G. Dharan, Readings and
sebagai penjelasan, argumen, dan penalaran. Notes on Financial Accounting: Issues and
Penerapan IFRS ternyata mengalami hambat- Controversies, 4th. New York: McGraw-Hill,
an yang sangat serius, karena banyak sekali Inc.
terdapat perbedaan antar negara-negara anggota, Nobes, Christopher dan Parker, Robert. 1995,
baik dalam konteks sosial budaya, hukum, Comparative International Accounting, 4th.
ekonomi, politik, pendidikan, sistem pemerintahan, Hemel Hempstead: Prentice-Hall Internatio-
sistem pajak, dan lain sebagainya. nal (UK).
IASC harus mengupayakan pengakuan dari
International Organization of Securities Commis- Paton, William A. dan A.C. Littleton. 1940. “An
sions, supaya perusahaan-perusahaan yang me- Introduction to Corporate Accounting Stan-
lakukan cross-border listing menggunakan IFRS. dards”. American Accounting Association.
Hal ini dapat mendorong perusahaan-perusahaan
multinasional untuk melakukan listing di manca- Radebaugh, Lee H. Fall 1975 “Environmental Fac-
negara. Hal lain yang dapat dilakukan IASC tors influencing the Development of Accoun-
adalah melakukan restrukturisasi badan penyusun ting Objectives, Standards, and Practices in
standar untuk mendorong kemandirian baik dari Peru”, The International Journal of Accou-
segi dana maupun operasinal ting Education and Research.
Solomons, David. 1986 “Making Accounting Policy:
DAFTAR PUSTAKA The Quest for Credibility in Financial Repor-
ting”. New York: Oxford University Press.
Accounting Principles Board (APB) 1970. Basic
Concepts and Accounting Principles Under- --------- November 1978 “The Politization of Accoun-
lying Financial Statements of Business ting”, Journal of Accountancy, , pp. 65-75.
Enterprises, APB Statement No 4. New York:
AICPA. Sunder, Shyam. 1988, “Political Economy of
Accounting Standards”. Journal of Accoun-
Baridwan, Zaki. Maret 1991. “Teori Akuntansi: ting Literature, Vol. 7. pp. 31-41.
Perkembangan dan Implikasinya terhadap
Praktik Akuntansi”, Jurnal Akuntansi dan Suwardjono. 2005 Teori Akuntansi: Perekayasaan
Manajemen STIE-YKPN. Pelaporan Keuangan, Edisi ketiga, Yogja-
karta: BPFE.
Brown, Victor H. 1987. “Accounting Standards:
Their Economic and Social Consequences”. Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, dan James L.
Dalam Robert Bloom dan Pieter T. Elgers. Dodd. 2001 Accounting Theory: A Conceptual
Issues in Accounting Policy: A Reader. New and Institutional Approach, Cincinnati, Ohio:
York: The Dryden Press, South-Westrn College Publishing.
Chamber, Raymond J. July 1965 “Measurement in Zeff, Stephen A. 1994, The Rise of “Economic
Current Accounting Practices”, The Accoun- Consequences”. Dalam Stephen A. Zeff dan
ting Review Bala G. Dharan, Readings and Notes on

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting
52 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 9, NO. 2, NOPEMBER 2007: 43-51

Financial Accounting: Issues and Controver-


sies, 4th. New York: McGraw-Hill, Inc.
--------- 1987 “Some Junctures in the Evolution of the
Process of Establishing Accounting Principles
in the U.S.A: 1917-1972”, Dalam Robert
Bloom dan Pieter T. Elgers. Issues in
Accounting Policy: A Reader. New York: The
Dryden Press.

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting

Anda mungkin juga menyukai