Anda di halaman 1dari 21

OM SWASTYAST

U
NAMA ANGGOTA

1 NI KADEK PON WIDIASTUTI

2 NI KADEK YUNI PURNAMAYANTI

3 NI WAYAN PARMINI

4
ASUHAN KEPERAWA
TAN HIRSCHPRUNG
KELOMPOK13
DEFINISI HIRSCHPRUNG

Hirschprung merupakan suatu kelainan bawaan


berupa aganglionosis usus yang dimulai dari
sfingter ani internal ke arah proksimal dengan
panjang bervariasi dan termasuk anus sampai
rektum. Juga dikatakan sebagai kelainan
kongenital dimana tidak terdapatnya
selganglion parasimpatis dari pleksus auerbact
di kolon (A. Aziz Alimul Hidayat,2006).
KLASIFIKASI

PENYAKIT HIRSCHPRUNG SEGMMEN PENDEK


01 Segmen aganglionosis mulai dari anus
02
sampai sigmoid; ini merupakan 70% dari
kasus penyakit hirschsprung dan lebih
sering ditemukan pada anak laki- laki
dibanding anak perempuan.

PENYAKIT HIRSCHPRUNG SEGMEN PANJANG

02 Kelainan dapat melebihi sigmoid, bahkan


dapat mengenai seluruh kolon atau usus
halus. Ditemukan sama banyak baik laki –
laki maupun perempuan.
ETIOLOGI
Adapun yang menjadi penyebab hirschsprung a
tau mega kolon kongenital adalah diduga karena t
erjadi faktor genetik dan lingkungan sering terjadi
pada anak dengan Down syndrome, kegagalan sel
neural pada masa embrio dalam dinding usus,
gagal eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan
submukosa pada dinding plexus.
MANIFESTASI KLINIS

1. Konstipasi
1. Gagal mengeluarkan 2. Diare berulan
mekonium dalam 48 jam
setelah lahir.
3. Tinja seperti pita,
2. Muntah berisi empedu. berbau busuk
3. Enggan minum 4. Distensi abdomen
4. Distensi abdomen. 5. Gagal tumbuh

BAYI DAN
NEONATAL ANAK
KOMPLIKASI
Enterokolitis nekrotiokans

02
Pneumatosis usus
01

03 Abses peri kolon

Septikemia 05
04
Perforasi
Aganglionik
saluran cerna

Peristaltik menurun

Perubahan pola
eliminasi (konstipasi) konstipasi

Akumulasi isi usus

Proliferasi bakteri Dilatasi usus

Pengeluaran endotoksin Feses membusuk produks gas meningkat

inflamasi diare
Mual & muntah Distensi abdomen

Enterokolitis Penurunan berat Penekanan pada diafragma


badan
Ekspansi paru
Prosedur Anoreksia menurun
operasi

Defisit Nutrisi Pola nafas tidak efektif


Nyeri akut

Resiko infeksi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan dengan barium enema


2. Biopsi isap rektum
3. Biopsi rectum
4. Biopsi otot rektum
5. Manometri anorektal
6. Pemeriksaan colok anus
7. Foto rontgen abdomen
MANIFESTASI KLINIS
1. Membantu orang tua untuk
mengetahui adanya kelainan
kongenital pada anak secara dini
2. Membantu perkembangan ikatan
1. Prosedur Duhamel antara orang tua dan anak
2. Prosedur Swenson 3. Mempersiapkan orang tua akan
3. Prosedur soave adanya intervensi medis
( pembedahan )
4. Mendampingi orang tua pada
perawatan colostomy setelah
rencana pulang
MEDIS
PERAWATAN
LogoType

KONSEP ASUHAN KE
PERAWATAN HIRSCH
PRUNG
PENGKAJIAN
1. Informasi identitas/data dasar meliputi, nama, umur, jenis kelamin, agama,
alamat, tanggal pengkajian, pemberi informasi.
2. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Riwayat kesehatan masa lalu
5. Riwayat kesehatan keluarga

Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi :Tanda khas didapatkan adanya distensi abnormal.
Pemeriksaan rectum dan feses akan didapatkan adanya perubahan
feses seperti pita dan berbau busuk.
2. Auskultasi : Pada fase awal didapatkan penurunan bising usus, dan
berlanjut dengan hilangnya bising usus.
3. Perkusi : Timpani akibat abdominal mengalami kembung.
4. Palpasi: Teraba dilatasi kolon abdominal.
Fokus pengkajian
1. Pemeriksaan antopometri
2. Sistem kardiovaskuler
3. System pernapasan
4. Monitor bowel elimination pattern
5. Ukur lingkar abdomen untuk mengkaji distensi abdomen,
lingkar abdomen semakin besar seiring dengan
pertambahan besarnya distensi abdomen.
6. Lakukan pemeriksaan TTV
7. Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian
Radiasi
Biopsi
Manometri anorectal
DIAGNOSA
Pola napas tidak efektif b/d penurunan ekspansi
1 paru d.d pasien mengeluh sesak

Nyeri akut b.d prosedur operasi d.d pasien tampak


2 meringis, pasien mengeluh nyeri, pasien tampak gelisah.

Defisit nutrisi b.d masukan makanan tak adekuat


3 dan rangsangan muntah d.d nafsu makan menurun.

Konstipasi b.d aganglionik d.d peristaltik usus menurun,


4 defekasi kurang dari 2 kali seminggu, distensi abdomen,
teraba massa pada rektal

5
4 Resiko infeksi b.d peningkatan paparan organisme
patogen lingkungan
Pola napas tidak efektif b/d penurunan ekspansi
paru d.d pasien mengeluh sesak

Setelah dilakukan asuhan


keperawatan diharapkan 1. Monitor status oksigenasi sebelum
masalah keperawatan pasien dan sesudah mengubah posisi
dapat teratasi dengan kriteria 2. Atur posisi untuk mengurangi sesak
hasil : (mis. Semi-fowler)
Dispnea menurun 3. Atur posisi yang meningkatkan
Frekuensi napas membaik drainage
Kedalaman napas membaik 4. Tinggikan tempat tidur bagian
kepala
5. Kolaborasi pemberian premedikasi
sebelum mengubah posisi
Nyeri akut b.d prosedur operasi d.d pasien tampak
meringis, pasien mengeluh nyeri, pasien tampak gelisah.

Setelah dilakukan asuhan


keperawatan diharapkan 1. Identifikasi karakteriksik nyeri (misal :
masalah keperawatan pasien pencetus, pereda, kualitas, lokasi,
dapat teratasi dengan intensitas, frekuensi, durasi)
kriteria hasil : 2. Identidikasi riwayat alergi obat
1. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi kesesuaian analgesik dengan
2. Gelisah menurun tingkat keparahan nyeri
3. Pola napas membaik 4. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
4. Tekanan darah membaik : sesudah pemberian analgesik
• bayi baru lahir (300 gr) = 40 5. Monitor efektfitas analgesik
mmHg 6. Diskusikan jenis analgesik yang disukai
• 1 bln = 80/54 mmHg untuk mencapai analgesik optimal, jika
• 1 th = 90/65 mmHg perlu
• Anak 6 th = 105/65 mmHg 7. Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
• Anak 10- 13 th = 110/65 8. Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
mmHg analgesik
Defisit nutrisi b.d masukan makanan tak adekuat dan
rangsangan muntah d.d nafsu makan menurun

Setelah dilakukan asuhan 1.Identifikasi kebutuhan kalori dan


keperawatan diharapkan jenis nutrien
masalah keperawatan pasien 2.Monitor asupan makanan
dapat teratasi dengan kriteria 3.Monitor berat badan
hasil : 4.Berikan makanan tinggi serat untuk
Nafsu makan membaik mencegah konstipasi
Bising usus membaik
5.Ajarkan diet yang diprogramkan
6.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori yang
diberikan
Konstipasi b.d aganglionik d.d peristaltik usus menurun, defekasi kurang
dari 2 kali seminggu, distensi abdomen, teraba massa pada rektal

Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor buang air besar (mis. Warna,


keperawatan diharapkan frekuensi, konsistensi, volume)
masalah keperawatan pasien 2. Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi,
dapat teratasi dengan atau impaksi
kriteria hasil : 3. Sediakan makanan tinggi serat
• Distensi abdomen menuru 4. Jelaskan jenis makanan yang membantu
meningkatkan keteraturan peristaltik usus
• Nyeri abdomen menurun
5. Anjurkan mengonsumsi makanan tinggi
• Peristaltik usus membaik serat
( n = 5-30 kali/ menit) 6. Kolaborasi pemberian obat supositoria anal
jika perlu
Resiko infeksi b.d peningkatan paparan organisme
patogen lingkungan

Setelah dilakukan asuhan


keperawatan diharapkan
masalah keperawatan pasien 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
dapat teratasi dengan kriteria 2. Batasi jumlah pengunjung
hasil : 3. Pertahankan teknik aseptik pada
Nyeri yang dirasakan pasien pasien berisiko tinggi
menurun 4. cuci tangan sebelum dan sesudah
Bengkak menurun kontak dengan pasien dan lingkungan
Kemerahan menurun pasien
5. jelaskan tanda dan gejala infeksi
Thank you

Anda mungkin juga menyukai