OLEH:
KELOMPOK 6
1. NI PUTU ADEN SARASITA 15.321.2412
2. AGUSTINHA DE ALMEIDA 17.321.2711
3. FIRA YASINTA 17.321.2714
4. I GEDE WAHYU SEPTIANA 17.321.2720
5. NI KADEK PON WIDIASTUTI 17.321.2729
6. NI KADEK YUNI PURNAMAYANTI 17.321.2730
7. NI KOMING ANGGI RATNA SARI 17.321.2743
8. NI WAYAN PARMINI 17.321.2756
9. SUPUTRA SIDARTA 17.321.2763
A11-B
Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat koefisien korelasi antara
kecerdasan dengan prestasi belajar (r) adalah 0,766. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi hubungan yang kuat antara kecerdasan dengan prestasi belajar. Sedangkan
arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi
kecerdasan maka semakin meningkatkan prestasi belajar.
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Sederhana
Uji signifikansi koefisien korelasi digunakan untuk menguji apakah
hubungan yang terjadi itu berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi) atau nyata
secara statistik. Misalnya dari kasus di atas populasinya adalah siswa SMU Negeri
1 Yogyakarta dan sampel yang diambil dari kasus di atas adalah 12 siswa SMU
Negeri 1 Yogyakarta, jadi apakah hubungan yang terjadi atau kesimpulan yang
diambil dapat berlaku untuk populasi yaitu seluruh siswa SMU Negeri 1
Yogyakarta.
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi = 5%
atau 0.05. (uji dilakukan 2 sisi karena untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan yang signifikan, jika 1 sisi digunakan untuk mengetahui hubungan lebih
kecil atau lebih besar).
Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil risiko salah dalam
mengambil keputusan untuk menolak hipotesa yang benar sebanyak-banyaknya
5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan
dalam penelitian)
Kriteria pengujian dan kesimpulan
Oleh karena nilai Signifikansi (0.004 < 0.05), artinya bahwa ada hubungan secara
signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar. Karena koefisien korelasi
nilainya positif, maka berarti kecerdasan berhubungan positif dan signifikan
terhadap pretasi belajar pada siswa SMA Negeri 1 Yogyakarta.
KOEFISIEN DETERMINASI
Langkah-langkah SPSS:
Klik Analyze - Regression – Linear
Klik variabel prestasi belajar dan masukkan ke kotak Dependent,
kemudian klik variabel kecerdasan masukkan ke kotak Independent.
OK
Hasil output yang didapat adalah sebagai berikut:
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .766 .586 .545 2.570
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan
Dari hasil output di atas diketahui nilai r (koefisien korelasi) sebesar 0.766 hal
tersebut dapat diartikan bahwa variabel dependen (prestasi belajar) dapat
dijelaskan oleh variabel independen (kecerdasan) sebesar 76.6% dan sisanya
dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian.
2) Regresi
Analisis regresi digunakan terutama untuk tujuan peramalan, di mana dalam
model tersebut ada sebuah variabel dependen (terikat) dan satu atau lebih variabel
independen (bebas). Dalam analisis regresi Ini, akan dikembangkan sebuah
estimating equation (persamaan regresi) yaitu suatu formula matematika yang
mencari nilai variabel dependen dari nilai variabel independen yang diketahui.
Pada regresi ada beberapa uji yang harus dilakukan di samping uji koefisien dan
uji kelinearan. Uji tersebut adalah uji kolinieritas dan uji multikolinieritas.
a) Kolinieritas adalah keadaan dimana variabel-variabel independen dalam
persamaan regresi memiliki hubungan kuat satu sama lain. Uji kolinieritas
dapat dilakukan dengan Cooliniearity Diagnostic. Hasilnya sebagai berikut:
Skor VIF (Variabel Inflation Factor) < 0.5 tidak ada koliniearitas.
Skor VIF ·(V ariabel Inflation Factor) > 0.5 ada koliniearitas.
Skor VIF (Variabel Inflation Factor) > 10 ada multikoliniearitas yang
serius.
b) Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar lebih dari tiga variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variable
DAFTAR PUSTAKA