Trauma sistem
Trauma Epidemiology
Mechanism of injury
Primary Survey
Secondary Survey
Reevaluation/monitoring
Pediatric and geriatric patients
Documentation
Trauma Systems
Sistem trauma
Tujuan pembelajaran
Menjelaskan komponen system trauma
Menjelaskan tujuan dari system trauma
Pokok Bahasan
Page 5
Riset tentang kematian yang bisa dicegah
Konsep kematian yang bisa dicegah
“bicara dan meninggal”
“Trimodal Distribution”/ “Disribusi 3 model”
Immediate/segera (50%), Early/awal (30%), Late/terlambat (20%) –
1970-80s
Riset terbaru bergeser ke kiri bimodal bukan trimodal
Immediate/segera (61%), Early/awal (29%), Late/terlambat (9%)
Page 6
Riset tentang kematian yang bisa dicegah - II
Keberlangsungan hidup korban, namun ada injuri yang progresif dan jika tidak
dilakukan tindakan akan menyebabkan kematian, tapi bisa dilakukan tindakan di
layanan kesehatan yang tepat.
Komponen pra rumah sakit
Kontrol Airway/jalan nafas
Ventilasi yang tidak adekuat
Perdarahan yang tidak terkontrol
Page 7
Kematian yang bisa dicegah setelah system
trauma
Orange County – 35% sampai 15%
San Diego – 14% sampai 3%: 18% sampai 2%
Quebec – menurun pada trauma sedang
South Australia – 54%
Victoria – ≈ 35% penurunan pada kematian yang bisa dicegah
Angka pra rumah sakit terus meningkat system menurun
Secara umum – terjadi 50% penurunan angka kematian yang
bisa dicegah
dengan diperkenalkannya Sistem Trauma di wilayah tersebut
Sejarah Sistem
Trauma
U.S.A.
Cook County, Chicago – pertengahan 1960
Southeast Nebraska – akhir 1970
Orange County, California – 1970 sampai 1980
Rumah sakit dengan beban kerja yang tinggi pusat trauma level 1
Pasien trauma yang berat pusat trauma (dewasa & anak)
Pendidikan tatalaksana trauma
Page 9
Sejarah system trauma - II
Australia
NSW
1991 – rencana pusat trauma level negara bagian/State
2008 – protocol triage trauma pra rumah sakit yang baru, 1 jam transportasi ke
pusat trauma L1
2009 – terbentuknya registrasi trauma seluruh negara bagian/state-wide
South Australia
1995 – mengkaji pelayanan trauma di rumah sakit di Adelaide
1997 – terbentuknya registrasi dan system trauma
Page 10
Sejarah system trauma - III
Queensland
2008 – melaksanakan system trauma
2012 – pemerintah menghentikan bantuan dana untuk registrasi trauma
Western Australia
2008 – kesepakatan staf untuk melaksanakan system trauma
2008 – pendidikan trauma secara terus menerus
Victoria
2000 – dilaksanakannya trauma system di negara bagian
2000 – dikenalkannya ALS kepada paramedic
2002 – trauma system dilaksanakan secara penuh di tingkat negara bagian
Page 11
Komponen trauma system di negara bagian
Struktrur trauma system (yang terintegrasi) Triage
Tim Trauma (rumah sakit)
Direktur/koordiantor palayanan trauma
Komunikasi
Pengbilan dan rujukan
Audit dan control kualitas (quality control)
Pendidikan dan pelatihan
Pelayanan riset dan pengembangan teknologi
Sistem trauma tingkat negara bagian - Triage
Triage dan Transfer
Tujuan: trauma berat ke pusat trauma tingkat 1 dalam kurang dari
1 jam
Alasan akan menghasilkan hasil yang lebih baik
Petunjuk triage pra rumahs akit pada pasien trauma Air transport
Pengambilan oleh tim medis
Page 14
Current Trauma Triage Guidelines
Status
Fisiologis Tidak
Pola injuri
tidak
ya
ya Mekanisme
ya trauma saja tidak Mekanisme
& injuri saja
komorbiditas
Jika ada
ya
Mekanisme injuri
Usia, kehamilan, komorbiditas (COPD, unstable angina)
The Prehospital
Incidence of
Traumatic
Injuries
Indonesia
(Insiden kejadian trauma pra
rumah sakit di
Indonesia)
Tujuan pembelajaran
Memahami tren global kematian akibat kecelakaan
Definisi injuri
(Trauma)
Injuri merupakan segala sesuatu yang bisa menyebabkan bahaya secara fisik
atau kerusakan pada seseorang
Page 19
Page 20
Data WHO
Kebanyakan angka kejadian injuri pada kecelakaan lalu lintas
Lebih akurat di negara maju
Kecelakaan lalu lintas (RTAs – Road Traffic Accidents) merupakan
penyebab utama kematian– 1,3 juta per tahun 3.500/hari
Penyebab kematian yang utama pada usia 15-29 tahun
20-50 juta – injuri tidak fatal
90% terjadi di negara berkembang
Menjadi penyebab kematian terbesar ke 9 sampai ke 5 pada tahun
2030
Kematian akibat lalu lintas meningkat sebesar 67% di tahun 2020
Page 21
Page 22
Data injuri di Indonesia
Page 24
Waktu kritis - Dewasa
RR
< 10 >30
GCS<13
25
Saturasi Oxygen <90%
Jika pasien dimungkinkan terlibat dalam trauma mayor
Abnormal VSS = distress fisiologis yang nyata
26
Kejadian traumatic – Pola injuri/trauma
27
Pola injuri: luka tembus
Luka tembus;
Kepala
Leher
Dada
Perut
Pelvis
Axilla
Selangkangan
28
Pola injuri: trauma tumpul
Trauma tumpul
Trauma
serius pada satu
area:
Kepala
Dada
Perut
Trauma
Axilla yang melibatkan dua atau
lebih
area di atas
Selangkanga
n
29
Pola injuri: Trauma tumpul
Organ terisi udara bebas – paru, usus bisa mengalami over ekspansi dan kerusakan
Organ padat – dapat menyebabkan tekanan, memar dan munculnya gejala minimal
terjadinya robekan
30
Pola injuri: trauma khusus
Amputasi ekstremitas/trauma ekstremitas yang mengancam nyawa
Dugaan trauma tulang belakang/spinal
Luka bakar >20% atau yang mengenai saluran pernafasan
Trauma remuk yang parah / Serious crush injury
Patah tulang pada beberapa tulang utama atau dislokasi terbuka
Patah tulang pada dua atau lebih tulang panjang:
Tibia – sampai 1000mls
Femur – sampai 2000mls
Humerus – sampai 800mls
VSS normal
Meets POI
Luka temus dan/ atau
Trauma tumpul dan / atau
Trauma khusus
1. Jika ada pola injuri memenuhi kriteria di atas, maka pasien masuk kriteria
gawat darurat yang kritis dan dilakukan triage ke fasilitas pelayanan
kesehatan tertinggi dalam kurun waktu 45 menit.
2. Perlu dipertimbangkan MICA/ dukungan Aeromedical
32
Mekanisme Injuri
33
Kemungkinan waktu kritis
Mekanisme injuri:
Terlempar dari kendaraan
Motor / sepeda dengan kecepatan
>30km/jam
Jatuh >3m
Kepala terkena benda yang jatuh > 3m
Ledakan
MCA dengan kecepatan tinggi >
60km/jam
Terkena pejalan kaki
Ekstrikasi yang lama >30 menit
34
Kemungkinan waktu kritis
Komorbiditas
Usia > 55 years
Kehamilan
Ada penyakit penyerta yang serius
Hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik
Kegemukan
Gagal jantung kongestif
COPD/PPOM dengan gejala nyata
Penyakit jantung iskemik
Gagal ginjal kronik atau penyakit liver.
35
Kemungkinan waktu kritis
Mekanisme injuri
ditambah
Kaji komorbiditas
36
Ini semua berfokus pada hasil/Payoff!
Waktu kritis dan pasien anak-anak
Anak-anak bisa mengalami respon syok yang lambat. Ketika batas kompensasi
tercapai, maka kondisi anak bisa berubah menurun dengan cepat.
Perbedaan anatomi:
Kepala yang besar dengan leher yang masih lemah – resiko tinggi terjadi
fraktur pada
servikal (C1, C2)
Kepala yang relative lebih besar dari badan – mudah injuri
Jalan nafas lebih kecil – mudah tersumbat
Tulang rawan laring leboh lunak – mudah injuri
Tulang iga lebih mudah mengembang sehingga resiko tinggi terjadi kerusakan
pada organ
di bawahnya – trauma tumpul tanpa fraktur
Fraktur iga mengindikasikan trauma yang
serius
37
Perut relative lebih besar, resiko tinggi injuri
abdominal/ intrathoraks
Trauma
Epidemiology
Trauma Epidemiology
Trauma Epidemiology
Trauma Epidemiology
Amerika Serikat
Lebih dari 150.000 meninggal akibat trauma per
tahunnya
Injury unintensional merupakan penyebab
kematian kelima terbesar pada semua
usia
Injury unintensional merupakan penyebab
kematian nomor satu pada usia 1 sampai 34 tahun
Setiap perawat harus mempersiapkan diri untuk
merawat pasien trauma
Mechanism of injury
Page 60
Pemeriksaan fisik
Pengkajian dasar (buka bagian tubuh yang terkena)
Lihat
Tampilan normal/abnormal
Warna normal/abnormal
Laserasi (robekan) /abrasions (babras) /other (lainnya)
Asimetris
Rasakan
Pergerakan Normal/abnormal
Suara Abnormal (crepitus)
Benjolan Normal/abnormal
Nyeri
Menetap atau menyebar?
Page 61
Pemeriksaan fisik – Khusus
Kepala
Perdarahan
Telinga, hidung, mulut, mata, kulit kepala
Cairan lain
Telinga, hidung, mulut
Leher
Nyeri tulang belakang
Page 62
Pemeriksaan fisik – Khusus II
Dada
Klavikula
Sternum
Bagian depan, samping dan belakang
(scapula)
Jangan terlalu keras
Abdomen
Periksa semua kuadran dengan lembut
Guarding/berhati2 terhadap area tertentu
Rigidity/ kekakuan
Tenderness/ nyeri tekan
Page 63
Pemeriksaan fisik – Khusus III
Pelvis
Tekan dengan lembut
JANGAN DITEKAN BERULANG DENGAN KERAS/ DO NOT SPRING
Ekstremitas
Rasakan sepanjang tulang
Pastikan pasien dapat menggerakkan semua persendian dengan
sempurna
Uji kekuatan otot
Page 64
Pasien
• Pemeriksaa
n fifik
• Riwayat
pasein
• Keluhan
utama
• Pemeriksaa
n
diagnostic
Konteks
Implementation
• Pengkajia
n lokasi
kejadian Planning
• Mekanisme
injuri
Galvin, 2005:
Airway with cervical spine precautions
Breathing
Circulation
Disability
Exposure and environment control
Airway with cervical spine precautions
Laryngoscope
Laryngoscope
Krikotirotomi
Breathing
Pocket Face
Mask
Bag Valve Mask/BVM/Ambu bag
Bisa disambungkan
ke tabung oksigen
Ventilasi mekanik/ventilator
Nasal Canulla
Simple Mask/Face Mask
Non-Rebreathing Mask
Circulation
Alert /Awake
Verbal
Pain
Unresponsive
Periksa ukuran pupil dan reaksinya terhadap cahaya
Disability – Intervensi
Exposure:
Buka semua pakaian klien
Kaji adanya injury, perdarahan atau kelainan
yang lain
Environmental control
Lindungi klien dari hipothermia
Beri kain penghangat
Secondar
y Survey
Secondary Survey
Galvin, 2005:
Full set of vital signs, Five interventions, and Facilitation of family presence
Give comfort measure
History and Head-to-toe examination
Inspect the posterior surfaces
Full set of vital signs, Five interventions,
and facilitation of family presence
TTV: Tensi, nadi, suhu, RR, saturasi oksigen
Lima intervensi:
Continuous cardiac monitoring
Pemasangan nasogastrik atau orogastrik (jika ada indikasi dan tidak ada
kontraindikasi)
Pemasangan katheter urin (jika ada indikasi dan tidak ada
kontraindikasi)
Ambil sampel darah dan kirim ke lab
Continuous monitoring saturasi oksigen
Fasilitasi keluarga
Mengijinkan orang terdekat klien untuk mendampingi klien
Common laboratory tests
Mechanism
Injuries suspected
Vital signs on scene
Treatment received
Head-to-toe examination
Inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi