Anda di halaman 1dari 113

Tujuan Pembelajaran

 Trauma sistem
 Trauma Epidemiology
 Mechanism of injury
 Primary Survey
 Secondary Survey
 Reevaluation/monitoring
 Pediatric and geriatric patients
 Documentation
Trauma Systems
Sistem trauma
Tujuan pembelajaran
 Menjelaskan komponen system trauma
 Menjelaskan tujuan dari system trauma
Pokok Bahasan

 Konsepkematian yang bisa dicegah/ Concept of


Preventable Death
 Sejarah system trauma

Page 5
Riset tentang kematian yang bisa dicegah
 Konsep kematian yang bisa dicegah
 “bicara dan meninggal”
 “Trimodal Distribution”/ “Disribusi 3 model”
 Immediate/segera (50%), Early/awal (30%), Late/terlambat (20%) –
1970-80s
 Riset terbaru  bergeser ke kiri  bimodal bukan trimodal
 Immediate/segera (61%), Early/awal (29%), Late/terlambat (9%)

Page 6
Riset tentang kematian yang bisa dicegah - II
 Keberlangsungan hidup korban, namun ada injuri yang progresif dan jika tidak
dilakukan tindakan akan menyebabkan kematian, tapi bisa dilakukan tindakan di
layanan kesehatan yang tepat.
 Komponen pra rumah sakit
 Kontrol Airway/jalan nafas
 Ventilasi yang tidak adekuat
 Perdarahan yang tidak terkontrol

Page 7
Kematian yang bisa dicegah setelah system
trauma
 Orange County – 35% sampai 15%
 San Diego – 14% sampai 3%: 18% sampai 2%
 Quebec – menurun pada trauma sedang
 South Australia – 54% 
 Victoria – ≈ 35% penurunan pada kematian yang bisa dicegah
 Angka pra rumah sakit terus meningkat  system menurun
 Secara umum – terjadi 50% penurunan angka kematian yang
bisa dicegah
dengan diperkenalkannya Sistem Trauma di wilayah tersebut
Sejarah Sistem
Trauma
 U.S.A.
 Cook County, Chicago – pertengahan 1960
 Southeast Nebraska – akhir 1970
 Orange County, California – 1970 sampai 1980
 Rumah sakit dengan beban kerja yang tinggi  pusat trauma level 1
 Pasien trauma yang berat  pusat trauma (dewasa & anak)
 Pendidikan tatalaksana trauma

Page 9
Sejarah system trauma - II
 Australia
 NSW
 1991 – rencana pusat trauma level negara bagian/State
 2008 – protocol triage trauma pra rumah sakit yang baru, 1 jam transportasi ke
pusat trauma L1
 2009 – terbentuknya registrasi trauma seluruh negara bagian/state-wide

 South Australia
 1995 – mengkaji pelayanan trauma di rumah sakit di Adelaide
 1997 – terbentuknya registrasi dan system trauma

Page 10
Sejarah system trauma - III

 Queensland
 2008 – melaksanakan system trauma
 2012 – pemerintah menghentikan bantuan dana untuk registrasi trauma

 Western Australia
 2008 – kesepakatan staf untuk melaksanakan system trauma
 2008 – pendidikan trauma secara terus menerus

 Victoria
 2000 – dilaksanakannya trauma system di negara bagian
 2000 – dikenalkannya ALS kepada paramedic
 2002 – trauma system dilaksanakan secara penuh di tingkat negara bagian

Page 11
Komponen trauma system di negara bagian
 Struktrur trauma system (yang terintegrasi) Triage
 Tim Trauma (rumah sakit)
 Direktur/koordiantor palayanan trauma
 Komunikasi
 Pengbilan dan rujukan
 Audit dan control kualitas (quality control)
 Pendidikan dan pelatihan
 Pelayanan riset dan pengembangan teknologi
Sistem trauma tingkat negara bagian - Triage
 Triage dan Transfer
 Tujuan: trauma berat ke pusat trauma tingkat 1 dalam kurang dari
1 jam
 Alasan  akan menghasilkan hasil yang lebih baik
 Petunjuk triage pra rumahs akit pada pasien trauma Air transport
 Pengambilan oleh tim medis

 WW1: terapi pasien dalam 1 jam setelah injuri mempunyai angka


kematian 10%, 8 jam setelah injuri akan mempunyai angka kematian
75%
Triage trauma pra rumah sakit
Prehospital Trauma Triage
 Terdapat 8 jenis triage pra hospital
 Kebanyakan mengikuti American College of Surgeons (ACS) Field
Triage Decision Scheme
 Kenapa kita perlu menjelaskan? “Time Criticality” (Waktu kritis)?,
or “Time Consciousness” (sadar akan waktu)?

Page 14
Current Trauma Triage Guidelines
Status
Fisiologis Tidak

Pola injuri
tidak
ya
ya Mekanisme
ya trauma saja tidak Mekanisme
& injuri saja
komorbiditas
Jika ada
ya

Pusat Jika tidak ada satupun diatas Fasil kesehatan terdekat


trauma
tertinggi Page 15
Petunjuk TC– Resiko trauma hebat
 Prinsip dasar masing2 kriteria:
 Tanda fisiologis
 GCS < 13
 Tekanan darah < 90mmHg
 RR < 10 atau > 30/min

 Pola injuri yang nyata


 Tusuk
 Trauma tumpul
 Trauma khusus

 Mekanisme injuri
 Usia, kehamilan, komorbiditas (COPD, unstable angina)
The Prehospital
Incidence of
Traumatic
Injuries
Indonesia
(Insiden kejadian trauma pra
rumah sakit di
Indonesia)
Tujuan pembelajaran
 Memahami tren global kematian akibat kecelakaan
Definisi injuri
(Trauma)
 Injuri merupakan segala sesuatu yang bisa menyebabkan bahaya secara fisik
atau kerusakan pada seseorang

Page 19
Page 20
Data WHO
 Kebanyakan angka kejadian injuri pada kecelakaan lalu lintas
 Lebih akurat di negara maju
 Kecelakaan lalu lintas (RTAs – Road Traffic Accidents) merupakan
penyebab utama kematian– 1,3 juta per tahun  3.500/hari
 Penyebab kematian yang utama pada usia 15-29 tahun
 20-50 juta – injuri tidak fatal
 90% terjadi di negara berkembang
 Menjadi penyebab kematian terbesar ke 9 sampai ke 5 pada tahun
2030
 Kematian akibat lalu lintas meningkat sebesar 67% di tahun 2020

Page 21
Page 22
Data injuri di Indonesia

 ?? Terkait dengan kendaraan bermotor saja


 Data lalu lintas Indonesia (WHO 2014)
 19,68/100.000 kematian (3.2% dari semua kematian – 5 besar penyebab
kematian)
 Perbandingan dengan angka kematian karena kecelakaan lalu lintas
 Thailand – 33,57/100.000
 Laos – 21,84/100.000
 India – 20,74/100.000
 U.S.A. – 9,99/100.000
 Australia – 5,67/100.000
Faktor resiko

 Kecepatan, alcohol, kelelahan, obat-obatan


 Pengguna jalan lainnya
 Kurangnya perlindungan
 Tidak memakai sabuk pengaman, helm
 Benda yang tidak bisa bergerak
 Pohon, bangunan, dinding
 Rantai pelayanan kesehatan
 Pra rumah sakit ke rumah sakit ke
rehabilitasi

Page 24
Waktu kritis - Dewasa

RR
< 10 >30

Nadi > 124

Tensi sistolik < 90mmHg

GCS<13

25
Saturasi Oxygen <90%
 Jika pasien dimungkinkan terlibat dalam trauma mayor
 Abnormal VSS = distress fisiologis yang nyata

 Jika VSS normal, kita perlu memperhatikan:


 Pola injuri/trauma
 Mekanisme injuri/trauma

26
Kejadian traumatic – Pola injuri/trauma

Pola injuri/trauma terbagi menjadi tiga kategori:


1. Penetrating Injuries/ trauma tembus
2. Blunt Injuries/trauma tumpul
3. Specific Injuries/ trauma khusus

27
Pola injuri: luka tembus

Luka tembus;

 Kepala

 Leher

 Dada

 Perut

 Pelvis

 Axilla
 Selangkangan

28
Pola injuri: trauma tumpul

Trauma tumpul
 Trauma
serius pada satu
area:

Kepala

Dada

Perut

 Trauma
Axilla yang melibatkan dua atau
lebih
 area di atas
Selangkanga
n
29
Pola injuri: Trauma tumpul

 Akibat pada organ:


 Robekan – dua kekuatan yang berlawanan secara parallel – dapat menyebabkan organ
dalam seperti liver dan jantung tertarik atau terlipat di sekitar otot atau ligament
yang sebenarnya untuk menjaga posisi mereka – bisa terjadi perdarahan internal yang
hebat

 Organ terisi udara bebas – paru, usus bisa mengalami over ekspansi dan kerusakan

 Organ padat – dapat menyebabkan tekanan, memar dan munculnya gejala minimal
terjadinya robekan

 Misalnya . Robekan limpa/liver.

30
Pola injuri: trauma khusus
 Amputasi ekstremitas/trauma ekstremitas yang mengancam nyawa
 Dugaan trauma tulang belakang/spinal
 Luka bakar >20% atau yang mengenai saluran pernafasan
 Trauma remuk yang parah / Serious crush injury
 Patah tulang pada beberapa tulang utama atau dislokasi terbuka
 Patah tulang pada dua atau lebih tulang panjang:
 Tibia – sampai 1000mls
 Femur – sampai 2000mls
 Humerus – sampai 800mls

 Fraktur pelvis – sampai 5000mls


31
Pola injuri

VSS normal

Meets POI
 Luka temus dan/ atau
 Trauma tumpul dan / atau
 Trauma khusus

1. Jika ada pola injuri memenuhi kriteria di atas, maka pasien masuk kriteria
gawat darurat yang kritis dan dilakukan triage ke fasilitas pelayanan
kesehatan tertinggi dalam kurun waktu 45 menit.
2. Perlu dipertimbangkan MICA/ dukungan Aeromedical
32
Mekanisme Injuri

Pada saat VSS, pasien tidak dalam kondisi distress fisiologis


dan tidak ada “pola injuri nyata” yang signifikan
tapi
Terdapat Mechanisms Of Injury (MOI) / Mekanisme injuri

Perlu dikaji untuk kemungkinan munculnya penurunan kondisi dan distress


fisiologis yang nyata.

33
Kemungkinan waktu kritis
Mekanisme injuri:
 Terlempar dari kendaraan
 Motor / sepeda dengan kecepatan
>30km/jam
 Jatuh >3m
 Kepala terkena benda yang jatuh > 3m
 Ledakan
 MCA dengan kecepatan tinggi >
60km/jam
 Terkena pejalan kaki
 Ekstrikasi yang lama >30 menit

34
Kemungkinan waktu kritis

Komorbiditas
 Usia > 55 years
 Kehamilan
 Ada penyakit penyerta yang serius
 Hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik
 Kegemukan
 Gagal jantung kongestif
 COPD/PPOM dengan gejala nyata
 Penyakit jantung iskemik
 Gagal ginjal kronik atau penyakit liver.

35
Kemungkinan waktu kritis

Mekanisme injuri
ditambah
 Kaji komorbiditas

 Jika ditemukan komorboditas dan pasien mempunyai mekanisme injuri yang


positif, maka pasien ini potensial mempunyai waktu yang kritis dan harus di
triage ke fasilitas layanan kesehatan tertinggi dalam rentang 45 menit.
 Jika pasien hanya mempunyai mekanisme injuri yang positif maka dilakukan
triage ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

36
 Ini semua berfokus pada hasil/Payoff!
Waktu kritis dan pasien anak-anak

 Anak-anak bisa mengalami respon syok yang lambat. Ketika batas kompensasi
tercapai, maka kondisi anak bisa berubah menurun dengan cepat.
 Perbedaan anatomi:
 Kepala yang besar dengan leher yang masih lemah – resiko tinggi terjadi
fraktur pada
servikal (C1, C2)
 Kepala yang relative lebih besar dari badan – mudah injuri
 Jalan nafas lebih kecil – mudah tersumbat
 Tulang rawan laring leboh lunak – mudah injuri
 Tulang iga lebih mudah mengembang sehingga resiko tinggi terjadi kerusakan
pada organ
di bawahnya – trauma tumpul tanpa fraktur
 Fraktur iga mengindikasikan trauma yang
serius
37
 Perut relative lebih besar, resiko tinggi injuri
abdominal/ intrathoraks
Trauma
Epidemiology
Trauma Epidemiology
Trauma Epidemiology
Trauma Epidemiology

 Trauma didefinisikan sebagai injury atau


luka yang dihasilkan dari berpindahnya
energi dari lingkungan ke jaringan tubuh
manusia (Galvin, 2005)
 Trauma bisa diklasifikasikan sebagai:
Trauma intensional (disengaja)
Trauma unintensional (tidak disengaja)
Trauma Epidemiology

 Amerika Serikat
 Lebih dari 150.000 meninggal akibat trauma per
tahunnya
 Injury unintensional merupakan penyebab
kematian kelima terbesar pada semua
usia
 Injury unintensional merupakan penyebab
kematian nomor satu pada usia 1 sampai 34 tahun
 Setiap perawat harus mempersiapkan diri untuk
merawat pasien trauma
Mechanism of injury

 Mengacu pada energi yang dipindahkan dari


lingkungan kepada klien yang mengalami trauma
 Energi merupakan penyebab kerusakan fisik, bisa
berupa:
 Mekanis  yang tersering
 Elektrik
 Thermal/panas
 Chemical/kimia
 Radiasi
Mechanism of injury
 Energi mekanis bisa ditimbulkan dari:
 Kecelakaan kendaraan bermotor
 Terjatuh
 Terkena benda tumpul
 Tikaman
 Luka tembak
 Injury yang disebabkan karena faktor mekanis, bisa di sub
kategorikan menjadi :
 Blunt/tumpul
Mis. Kecelakan kendaraan bermotor, terjatuh
 Penetration/tembus
Mis. Luka tembak, luka tusuk
Mechanism of injury

Energi kinetik dipengaruhi oleh masa


dan kecepatan
Energi = Masa X kecepatan²
2
kinetik
Kecepatan rendah VS Kecepatan tinggi
Mechanism of injury – Pola Injury

Mekanisme trauma Kemungkinan trauma yang terjadi

Frontal impact / tabrakan depan


• “Spider-web atau bull’s eye • Fraktur servikal, trauma muka
pattern“ di kaca depan mobil • Flail chest, trauma tumpul
• Setir mobil yang bengkok jantung, pneumothorax, injuri
• Jejak/bekas lutut pada dashboard hepar atau limpa
• Fraktur/dislokasi lulut, femur
dan
panggul

Lateral impact / tabrakan


samping
• Adanya kontak antara kepala • Cedera servikal, trauma kepala
dengan jendela samping mobil • Lateral fail chest
• Pintu mobil masuk ke bagian • Ruptur hepar atau limpa
kursi
penumpang
Spider web
Setir yang bengkok
Perubahan bentuk dashboard
Perubahan bentuk pedal
Akibat frontal impact
Akibat frontal impact
Akibat frontal impact
Akibat frontal impact
Tabrakan samping
Patient Examination
Pemeriksaan pasien
Tujuan pembelajaran
 Menyebutkan komponen pengkajian primer
 Menyebutkan komponen pengkajian sekunder
 Menyebutkan bagiaman melakukan pengkajian sekunder
 Mendemonstrasikan pengkajian primer
 Mendemonstrasikan pengkajian sekunder
Pemeriksaan awal
(Pengkajian primer)
 Bahaya
 <C> perdarahan katastropik
 Kontrol ? tourniquet
 Respon
 Airway/jalan nafas
 Breathing/pernafasan
 Volume tidal yang
adekuat/ventilasi
 Sirkulasi
 Periksa Haemorrhage/kontrol
 Disability/kesadaran – AVPU
 (Alert, Verbal, Pain,
Unconscious)
 Exposure/Environment/Evacuation
Page 59
Status Fisiologis
(pengkajian sekunder)
 Status Perfusi
 Nadi
 Tekanan darah
 Kulit
 Warna, suhu. Kelembapan
 SpO2
 Status Respirasi
 - usaha bernafas
Frekuensi
- suara dada/paru
 Irama
 Volume
 Tingkat kesadaran
 GCS

Page 60
Pemeriksaan fisik
 Pengkajian dasar (buka bagian tubuh yang terkena)
 Lihat
 Tampilan normal/abnormal
 Warna normal/abnormal
 Laserasi (robekan) /abrasions (babras) /other (lainnya)

 Asimetris
 Rasakan
 Pergerakan Normal/abnormal
 Suara Abnormal (crepitus)
 Benjolan Normal/abnormal

 Nyeri
 Menetap atau menyebar?

Page 61
Pemeriksaan fisik – Khusus

 Kepala
 Perdarahan
 Telinga, hidung, mulut, mata, kulit kepala

 Cairan lain
 Telinga, hidung, mulut

 “tanda halus/samar” - “soft spots”


 Sentuh dan rasakan area bertulang
 Rahang, tulang pipi

 Leher
 Nyeri tulang belakang

Page 62
Pemeriksaan fisik – Khusus II

 Dada
 Klavikula
 Sternum
 Bagian depan, samping dan belakang
(scapula)
 Jangan terlalu keras
 Abdomen
 Periksa semua kuadran dengan lembut
 Guarding/berhati2 terhadap area tertentu
 Rigidity/ kekakuan
 Tenderness/ nyeri tekan
Page 63
Pemeriksaan fisik – Khusus III

 Pelvis
 Tekan dengan lembut
 JANGAN DITEKAN BERULANG DENGAN KERAS/ DO NOT SPRING
 Ekstremitas
 Rasakan sepanjang tulang
 Pastikan pasien dapat menggerakkan semua persendian dengan
sempurna
 Uji kekuatan otot

Page 64
Pasien
• Pemeriksaa
n fifik
• Riwayat
pasein
• Keluhan
utama
• Pemeriksaa
n
diagnostic
Konteks
Implementation
• Pengkajia
n lokasi
kejadian Planning
• Mekanisme
injuri

Pihak lain Problem


• Saksi
• Oarng yang
tahu ttg
Assessment
pasien
Primary
Survey
Primary Survey

 Galvin, 2005:
Airway with cervical spine precautions
Breathing
Circulation
Disability
Exposure and environment control
Airway with cervical spine precautions

 Buka jalan nafas (Chin lift atau jaw thrust)


 Inspeksi adanya sumbatan jalan nafas baik aktual maupun
potensial:
 benda asing, darah, muntah, lidah, pembengkakan,
cairan
 Jika jalan nafas tidak paten, harus segera diberikan
tindakan
untuk membuka jalan nafas
 Jika pasien mampu berbicara, berarti jalan nafasnya
paten
 Setiap trauma yang terjadi di atas garis puting susu,
servikal
HARUS diimobilisasikan  selalu curiga ada cedera
servikal
 Pasang alat bantu airway jika dibutuhkan
Masalah di
Airway Masalah Tanda dan gejala Intervensi

Sumbatan jalan nafas • sesak nafas, • Manuver membuka


(komplet atau parsial) • penurunan atau jalan nafas  jaw
tidak ada thrust, chin lift,
pergerakan suction
nafas • Alat bantuan
• cyanosis membuka jalan
• adanya benda asing nafas  nasal
di jalan nafas airway, oral airway,
endotrakheal tube
• trauma muka atau
• Pembedahan 
leher
cricothyrotomy,
• edema
trakheostomy
Masalah di
Airway Masalah Tanda dan gejala Intervensi

Cedera inhalasi • Riwayat terpajan • Berikan oksigen


panas dalam ruang aliran tinggi (100%)
tertutup, tidak melalui masker
sadar non rebreathing
• Sesak atau Bag valve
• Wheezing, ronkhi , device
suara serak • Lakukan intubasi
• Muka atau rambut endotrakheal
hidung terbakar sesegera mungkin
• Sputum kehitaman
(campur karbon)
• Luka bakar di muka
atau leher
Finger sweep
Jaw Thrust
Modified Jaw Thrust
Nasofaringeal tube
Orofaringeal tube/Mayo/Guedel
Penghisapan cairan/suction
Endotrakheal tube/ETT
Intubasi

Laryngoscope
Laryngoscope
Krikotirotomi
Breathing

 Inspeksi naik dan turunnya dada


 Asimetri  pneumothorax, hemothorax
 Paradoks  flail chest
 Inspeksi adanya trauma dada terbuka
 Inspeksi keadekuatan pernafasan
 Inspeksi dan palpasi posisi trakhea
 Deviasi trakhea  pneumothorax
 Auskultasi lapang paru
 Palpasi ketidakstabilan dada dan adanya udara sub cutan
 Krepitasi  fraktur
 Udara sub cutan  pneumothorax
Breathing – Intervensi

 Berikan bantuan ventilasi


 Berikan oksigen
 Jika ada indikasi, berikan oksigen aliran tinggi (100%) melalui Non rebreathing
mask
 Lakukan dekompresi pada pneumothorrax
 Lakukan intubasi jika diperlukan
Mouth to mouth
Mouth to mask

Pocket Face
Mask
Bag Valve Mask/BVM/Ambu bag

Bisa disambungkan
ke tabung oksigen
Ventilasi mekanik/ventilator
Nasal Canulla
Simple Mask/Face Mask
Non-Rebreathing Mask
Circulation

 Inspeksi adanya perdarahan eksternal


 Periksa warna kulit, temperatur, dan kelembapan kulit
 Palpasi nadi apikal dan perifer
Perkiraan tekanan darah dilihat dari nadi

Jika nadi bisa


dipalpasi pada Perkiraan sistolik
area
Radial 80 mmHg
Femoral 70 mmHg
Carotis 60 mmHg
Circulation – Intervensi

 Penekanan langsung pada perdarahan eksternal


 Naikkan posisi yang mengalami perdarahan
 Berikan oksigen aliran tinggi melalui NRB mask
 Berikan cairan infus di 2 jalur dengan katheter IV besar
 Siapkan transfusi darah
 CPR
 Siapkan pembedahan jika ada perdarahan internal
Direct pressure + Elevasi
Direct Pressure
RJP/CPR
Disability

 Periksa respon membuka mata


 Periksa respon motorik
 Periksa respon vebal
 Mudah dan cepat memakai AVPU

 Alert /Awake
Verbal
Pain
Unresponsive
 Periksa ukuran pupil dan reaksinya terhadap cahaya
Disability – Intervensi

 Pastikan pasien tidak mengalami hipoksia atau hipotensi


 Pastikan spinal terjaga
 Pertimbangkan pemberian Mannitol untuk memperbaiki aliran darah serebral
Exposure and environmental control

 Exposure:
 Buka semua pakaian klien
 Kaji adanya injury, perdarahan atau kelainan
yang lain
 Environmental control
 Lindungi klien dari hipothermia
 Beri kain penghangat
Secondar
y Survey
Secondary Survey

 Galvin, 2005:

Full set of vital signs, Five interventions, and Facilitation of family presence
Give comfort measure
History and Head-to-toe examination
Inspect the posterior surfaces
Full set of vital signs, Five interventions,
and facilitation of family presence
 TTV: Tensi, nadi, suhu, RR, saturasi oksigen
 Lima intervensi:
 Continuous cardiac monitoring
 Pemasangan nasogastrik atau orogastrik (jika ada indikasi dan tidak ada
kontraindikasi)
 Pemasangan katheter urin (jika ada indikasi dan tidak ada
kontraindikasi)
 Ambil sampel darah dan kirim ke lab
 Continuous monitoring saturasi oksigen
 Fasilitasi keluarga
 Mengijinkan orang terdekat klien untuk mendampingi klien
Common laboratory tests

 Golongan darah dan rhesus


 Darah lengkap
 Kimia darah dasar (elektrolit, glukosa, fungsi ginjal)
 Urinalisis
 Clotting studies
Give comfort measure

 Terapi farmakologis atau non parmakologis diperlukan untuk mengurangi nyeri


dan kecemasan
History and Head-to-toe examination

 History (diambil dari petugas pre hospital)

Mechanism
Injuries suspected
Vital signs on scene
Treatment received
 Head-to-toe examination
 Inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi

 DCAP BTLS  Deformities, Contusions, Abrasions, Punctures/Penetrations, Burns,


Tenderness, Lacerations, Swelling
Inspect the posterior surface

 Kaji dengan log roll  butuh beberapa orang


 Kaji adanya memar, perubahan warna atau adanya luka terbuka , deformitas
Log Roll
Reevaluation
/
monitorin
g
Reevaluation/monitoring

 Evaluasi ulang injuri yang ditemukan


 Monitor urine output
 Monitor tindakan yang telah dilakukan
 Monitor tingkat kesadaran
Pediatric and
geriatric
patients
Pediatric and geriatric patients

Harus memperhatikan perbedaan


anatomi, fisiologis, perkembangan,
pengkajian
Namun, prioritas perawatan TIDAK
BERBEDA
Lakukan primary survey dan secondary
survey sesuai urutan
Documentatio
n
Documentation

 Dokumentasi yang bagus merupakan hal yang penting


 Pencatatan/dokumentasi pada pasien trauma yang membutuhkan tindakan
cepat adalah krusial
 Harus dikembangkan metode pencatatan khusus:
 Sistematis
 Based on working team
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai