Triase Bencana
Dr Muhammad Isya Firmansyah
SpEm
Latar Belakang
Triase adalah penilaian, pemilihan dan
pengelompokan penderita yang mendapat
penanganan medis dan evakusasi pada kondisi
kejadian masal atau kejadian bencana.
Tujuan Triage adalah untuk memudahkan
penolong untuk memberikan petolongan dalam
kondisi korban masalah atau bencan dan
diharapkan banyak penderita yang memiliki
kesempatan untuk bertahan hidup.
Saat ini kemampuan berpikir kritis sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari, karena
untuk mengembangkan kemampuan berpikir
lainnya, seperti kemampuan untuk membuat
keputusan dan menyelesaian masalah.
Kemampuan berpikir kritis merupakan
kemampuan yang sangat esensial untuk
kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif
dalam semua aspek kehidupan lainnya.
Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok
dalam pendidikan sejak lama
Konsep dan Model-Model Tri
ase Bencana
Triage secara umum dibagi menjadi dua yakni
Triage di UGD/IGD Rumah Sakit dan Triage di
Bencana.
Triase adalah proses khusus memilah pasien
berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk
menentukan jenis perawatan gawat darurat serta
transportasi.
Tindakan ini merupakan proses yang
berkesinambungan sepanjang pengelolaan musibah
massal.
Saat ini tidak ada standard nasional baku untuk
triase. Metode triase yang dianjurkan bisa
secara METTAG (Triage tagging system) atau
sistim triase Penuntun Lapangan START
(Simple Triage And Rapid Transportation).
Pendekatan yang dianjurkan untuk memprioritisasikan
tindakan atas korban adalah yang dijumpai pada sistim
METTAG. Prioritas tindakan dijelaskan sebagai berikut :
a. Prioritas Nol (Hitam) : Pasien mati atau cedera
fatal yang jelas dan tidak mungkin diresusitasi.
b. Prioritas Pertama (Merah) : Pasien cedera berat
yang memerlukan tindakan dan transport segera (gagal
nafas, cedera torako-abdominal, cedera kepala atau
maksilo-fasial berat, shok atau perdarahan berat, luka
bakar berat).
c. Prioritas Kedua (Kuning) : Pasien dengan cedera
yang dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa
dalam waktu dekat (cedera abdomen tanpa shok, cedera
dada tanpa gangguan ----
respirasi, fraktura mayor tanpa shok, cedera
kepala atau tulang belakang leher, serta luka
bakar ringan).
d. Prioritas Ketiga (Hijau) : Pasien degan
cedera minor yang tidak membutuhkan
stabilisasi segera (cedera jaringan lunak,
fraktura dan dislokasi ekstremitas, cedera
maksilo-fasial tanpa gangguan jalan nafas serta
gawat darurat psikologis).
Penuntun Lapangan START berupa penilaian
pasien 60 detik yang mengamati ventilasi,
perfusi, dan status mental untuk memastikan
kelompok korban seperti yang memerlukan
transport segera atau tidak, atau yang tidak
mungkin diselamatkan, atau mati.
Ini memungkinkan penolong secara cepat
mengidentifikasikan korban yang dengan
risiko besar akan kematian segera atau apakah
tidak memerlukan transport segera.
Sistim METTAG atau pengkodean dengan warna
tagging system yang sejenis bisa digunakan sebagai
bagian dari Penuntun Lapangan START.
Sistem triase terdiri dari Disaster dan Non Disaster.
Disaster digunakan untuk menyediakan perawatan
yang lebih efektif untuk pasien dalam jumlah
banyak.
Sedangkan Non Disaster digunakan untuk
menyediakan perawatan sebaik mungkin bagi
setiap individu pasien.
Konsep dan Klasifikasi Triase
1) Konsep Triase antara lain :
a) Tujuan utama adalah untuk
mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa.
b) Tujuan kedua adalah untuk
memprioritaskan pasien menurut ke akutannya
c) Pengkatagorian mungkin ditentukan
sewaktu-waktu.
d) Jika ragu, pilih prioritas yang lebih tinggi
untuk menghindari penurunan triage
2) Triase diklasifikasi berdasarkan pada :
a) Tingkat pengetahuan
b) Data yang tersedia
c) Situasi yang berlangsung
Sistem klasifikasi menggunakan nomor, huruf atau tanda. Adapun
klasifikasinya sebagai berikut :
adalah:
Status Buka jalan napas, bebaskan benda
asing atau darah
Berikan perintah ·Berikan nafas buatan segara jika
sederhana kepada korban tidak bernafas
Balut tekan dan tinggikan jika ada luka
penderita, jika dapat terbuka/perdarahan
mengikuti perintah: Setelah memberikan tindakan tersebut,
penolong memberikan tag/kartu sesuai
TAG KUNING penilaian triase (hijau, kuning, merah,
Bila tidak dapat hitam), setelah itu menuju korban lainya
yang belum dilakukan triase.Triase
mengikuti perintah: wajib dilakukan dengan kondisi ketika
penderita/korban melampaui jumlah
TAG MERAH tenaga kesehatan.
Berfikir Kritis dan Sistematis
Dr Muhammad Isya Firmansyah
SpEm
Berfikir Kritis dan Sistematis
Ada beberapa istilah yang sering kita jumpai yang memiliki kemiripan
dengan berpikir sistemik (systemic thinking), yaitu Systematic thinking
(berpikir sistematik), Systemic thinking (berpikir sistemik), dan Systems
thinking (berpikir serba-sistem).