Anda di halaman 1dari 28

TRIASE

Bagus Ananta Tanujiarso

Jl. Puri Anjasmoro / Jl. Yos Sudarso Semarang


Telp. (024) 76632823 | Fax. (024) 76632939 www.stikestelogorejo.ac.id
Email : humas@stikestelogorejo.ac.id
Triase

Triase adalah tindakan melakukan seleksi atau


memilah-milah korban sesuai dengan tingkat
kegawatdaruratannya untuk memberikan
prioritas pelayanan/tindakan.

www.stikestelogorejo.ac.id
SISTEM PELAYANAN GAWAT DARURAT

I. Pengertian
Gawat Darurat adalah s/ keadaan yang
memerlukan pertolongan segera dengan cepat,
tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan
kecacatan.

Gawat : Keadaan mengancam jiwa


Darurat : Tindakan yg segera dilakukan.

www.stikestelogorejo.ac.id
Lanjutan

Dalam penanganan pasien di UGD dibedakan :

1. Pasien Gawat Darurat


Pasien tiba-tiba dlm keadaan gawat atau akan
menjadi gawat dan terancam kelangsungan hidupnya
→ cacat bila tidak dapat pertolongan secepatnya.
 Ps sumbatan jalan nafas / ps dehidrasi berat

www.stikestelogorejo.ac.id
Lanjutan

2. Pasien Gawat Tidak Darurat


Pasien dalam keadaan gawat tetapi tidak
memerlukan tindakan darurat.
Contoh :Kanker stadium lanjut
3. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang tiba-tiba tetapi tidak
mengancam nyawa.
Contoh : Luka sayat dangkal
4. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Contoh : batuk pilek

www.stikestelogorejo.ac.id
PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT (PPGD)

1. Tujuan :
a. Mencegah kematian dan cacat
b. Merujuk pasien gawat darurat ke tempat pelayanan
kesehatan yang memadai
c. Menanggulangi bencana

2. Prinsip PPGD
Mencegah kegagalan sistem susunan saraf pusat
kardiovaskuler, pernafasan, hipoglikemi → sebabkan
kematian dalam waktu singkat

www.stikestelogorejo.ac.id
Lanjutan
Keberhasialan PPGD ditentukan oleh :
a. Kecepatan menemukan penderita gawat
darurat
b. Kecepatan meminta pertolongan
c. Kecepatan dan kualitas pertolongan di tempat
kejadian, perjalanan ke RS dan di Puskesmas /
Rumah Sakit.

III . SISTEM PPGD


Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal
 bagi setiap orang yang berada dalam keadaan
gawat darurat

www.stikestelogorejo.ac.id
PENTINGNYA PELATIHAN PPGD

Kecelakaan mendadak  panik ( Korban / kelg/ penolong )

Tidak tahu apa yg a/ dilakukan ?

Menolong penderita tak benar !

Korban menjadi > parah  mati/cacat


Perbedaan mati kilnis dan biologis
Klinis  henti nafas & jantung 6 – 8 mnt
Biologis  kerusakan otak dimulai 6 – 8 mnt sth henti
nafas & henti jantung
BHD dilakukan ditempat kejadian

www.stikestelogorejo.ac.id
Klasifikasi Mati
Mati dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan kerusakan
otak, yaitu:
1. Mati Klinis
• Otak kekurangan oksigen dalam waktu 6-8 menit
• Terjadi gangguan fungsi sel
• Sifat reversible
2. Mati biologis
• Otak kekurangan oksigen lebih dari 8-10 menit
• Terjadi kerusakan sel otak
• Sifat irreversible

www.stikestelogorejo.ac.id
Cara membedakan mati klinis
dan mati biologis

Keduanya dapat dibedakan dengan melakukan


pemeriksaan refleks cahaya pada pupil mata. Pada mati
klinis karena otak masih berfungsi, maka ketika mendapat
rangsang cahaya maka pupil akan mengecil atau rangsang
cahaya positif. Sementara pada mati biologis karena
sudah terjadi kerusakan otak permanen, maka ketika
mendapat rangsang cahaya, pupil tidak akan mengecil
atau pupil mengalami dilatasi maksimal atau refleks
cahaya negatif.

www.stikestelogorejo.ac.id
Triase menjadi komponen yang sangat penting di unit
gawat darurat terutama karena terjadi peningkatan
drastis jumlah kunjungan pasien ke rumah sakit melalui
unit ini. Berbagai laporan dari UGD menyatakan adanya
kepadatan (overcrowding) menyebabkan perlu ada
metode menentukan siapa pasien yang lebih prioritas
sejak awal kedatangan. Ketepatan dalam menentukan
kriteria triase dapat memperbaiki aliran pasien yang
datang ke unit gawat darurat, menjaga sumber daya
unit agar dapat fokus menangani kasus yang benar-
benar gawat, dan mengalihkan kasus tidak gawat
darurat ke fasilitas kesehatan yang sesuai.

www.stikestelogorejo.ac.id
Untuk membantu mengambil keputusan,
dikembangkan suatu sistim penilaian kondisi medis
dan klasifikasi keparahan dan kesegeraan pelayanan
berdasarkan keputusan yang diambil dalam proses
triase. Penilaian kondisi medis triase tidak hanya
melibatkan komponen topangan hidup dasar yaitu
jalan nafas (airway), pernafasan (breathing) dan
sirkulasi (circulation) atau disebut juga ABC
approach, tapi juga melibatkan berbagai keluhan
pasien dan tanda-tanda fisik. Penilaian kondisi ini
disebut dengan penilaian berdasarkan kumpulan
tanda dan gejala (syndromic approach). Contoh
sindrom yang lazim dijumpai di unit gawat darurat
adalah nyeri perut, nyeri dada, sesak nafas, dan
penurunan kesadaran.
www.stikestelogorejo.ac.id
Triase konvensional yang dikembangkan di
medan perang dan medan bencana menetapkan
sistim pengambilan keputusan berdasarkan
keadaan hidup dasar yaitu ABC approach dan
fokus pada kasus-kasus trauma. Setelah kriteria
triase ditentukan, maka tingkat kegawatan
dibagi dengan istilah warna, yaitu warna merah,
warna kuning, warna hijau dan warna hitam.
Penyebutan warna ini kemudian diikuti dengan
pengembangan ruang penanganan medis
menjadi zona merah, zona kuning, dan zona
hijau
www.stikestelogorejo.ac.id
Tujuan Triase
Tujuan utama triage adalah untuk mengidentifikasi
kondisi mengancam nyawa. Tujuan triage
selanjutnya adalah untuk menetapkan tingkat atau
drajat kegawatan yang memerlukan pertolongan
kedaruratan (Wijaya, 2010).Dengan triage tenaga
kesehatan akan mampu :
– Menginisiasi atau melakukan intervensi yang cepat dan tepat kepada pasien
– Menetapkan area yang paling tepat untuk dapat melaksanakan pengobatan
lanjutan
– Memfasilitasi alur pasien melalui unit gawat darurat dalam proses
penanggulangan/pengobatan gawat darurat

www.stikestelogorejo.ac.id
Fungsi triase
• Fungsi dari triage antara lain (Wijaya, 2010):
– Menilai tanda-tanda dan kondisi vital dari korban.
– Menetukan kebutuhan media
– Menilai kemungkinan keselamatan terhadap
korban.
– Menentukan prioritas penanganan korban.
– Memberikan pasien label warna sesuai dengan
skala prioritas

www.stikestelogorejo.ac.id
Prinsip triase
Prinsip triage menurut Oman (2010) “Time Saving is Life
Saving (respon time diusahakan sependek mungkin), The
Right Patient, to The Right Place at The Right Time serta
melakukan yang terbaik untuk jumlah terbanyak”. Menurut
Brooker (2008) dalam prinsip triage diberlakukan sistem
prioritas, prioritas adalah penentuan/penyeleksian mana yang
harus didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada
tingkat ancaman jiwa yang timbul dengan seleksi pasien
berdasarkan :
• Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit
• Dapat mati dalam hitungan jam
• Trauma ringan
• Sudah meninggal

www.stikestelogorejo.ac.id
Triase bencana

www.stikestelogorejo.ac.id
Klasifikasi prioritas

www.stikestelogorejo.ac.id
Lanjutan

www.stikestelogorejo.ac.id
Triase modern
Triase modern yang diterapkan di rumah sakit saat ini terbagi
atas lima kelompok dengan berbagai macam penyebutan, dalam
artikel ini akan diseragamkan dengan sebutan kategori:

www.stikestelogorejo.ac.id
Metode triase rumah sakit yang saat ini
berkembang dan banyak diteliti reliabilitas,
validitas, dan efektivitasnya adalah triase Australia
(Australia Triage System/ATS), triase Kanada
(Canadian Triage Acquity System/CTAS), triase
Amerika Serikat (Emergency Severity Index/ESI) dan
triase Inggris dan sebagian besar Eropa
(Manchester Triage Scale). Metode terstruktur
disertai pelatihan khusus ini dikembangkan
sehingga proses pengambilan keputusan triase
dapat dilaksanakan secara metodis baik oleh dokter
maupun perawat terlatih, tidak berdasarkan
pengalaman dan wawasan pribadi (educational
guess) atau dugaan (best guess)

www.stikestelogorejo.ac.id
www.stikestelogorejo.ac.id
www.stikestelogorejo.ac.id
www.stikestelogorejo.ac.id
www.stikestelogorejo.ac.id
Triase CTAS

www.stikestelogorejo.ac.id
www.stikestelogorejo.ac.id
Terima Kasih

www.stikestelogorejo.ac.id

Anda mungkin juga menyukai