TRIAGE
UNIT GAWAT DARURAT
RUMAH SAKIT
MITRA ANUGRAH LESTARI
2022
KATA PENGANTAN
Assalamualaikum. Wr.Wb.
Puji Syukur kami Panjatkan Kepada Allah. SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan Anugerah-Nya yang telah di berikan kepada penyusun sehingga
tersusunlah buku panduan Triage Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari.
Panduan triage pasien adalah proses pemilahan dan penilaian pasien selama
perawatan di UGD dimana pasien di triage berdasarkan kebutuhan medis.
Panduan triage bertujuan untuk memastikan pasien yang akan mendapatkan
perawatan emergensi akan mendapatkan perawatan yang tepat, di lokasi yang tepat, sesuai
derajat kegawatdaruratanya agar pelayanan pasien yang mengancam jjiwa segera
mendapatkan intervensi yang tepat waktu.
Semoga dengan adanya panduan ini dapat meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit
Mitra Anugrah Lestari dan sebagai bahan panduan untuk pasien yang akan melakukan triage.
Wassalamu’alaikum. Wr.Wb.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Surat Keputusan Direktur
ii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi ................................................................................................................. v
BAB I DEFISINI
A. Definisi ........................................................................................................ 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP
KEPUSTAKAAN
iii
BAB I
DEFINISI
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah Institusi tempat memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dengan tujuan penyembuhan penyakit serta terhindar dari
kematian atau kecacatan. Dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit harus pula
mengendalikan atau meminimalkan risiko baik klinis maupun non klinis yang
mungkin terjadi selama proses pelayanan kesehatan berlangsung, sehingga
terlaksana pelayanan yang aman bagi pasien.
Triage merupakan proses formal dalam penilaian dan pemilahan pasien
yang sifatnya segera dari seluruh pasien yang datang ke Unit Gawat Darurat
(UGD). Triage berasal dari bahasa Perancis 'otrier" yang berarti memilah,
mengidentifikasi, mengklasifikasi atau memilih. Awalnya diterapkan dalam
perang Napoleon, dimana para korban ditriage berdasar pada kebutuhan medis
bukan pada pangkat atau kelas sosial (Dong dan Bullard,2009).
Sistem triage bertujuan untuk memastikan pasien yang ingin mendapatkan
perawatan emergensi akan menerima perhatian yang tepat, di lokasi yang
tepat, yang sesuai dengan derajat kegawatannya. Suatu sistem triage yang efektif
mengklasifikasikan pasien ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan keluhan
atau cedera akutnya dan bertujuan untuk memastikan bahwa pasien dengan
keluhan atau cedera yang mengancam jiwa segera mendapatkan intervensi dan
alokasi sumberdayayangterbesar serta tepat waktu. Suatu sistem triage UGD
yang ideal secara akurat memprioritaskan pasien berdasarkan intervensi
kegawatannya untuk menghindari underlriage atau overliage (mengkategorikan
pasien lebih rendah atau lebih tinggi dari temuan klinis sebenarnya) (Wulp, 1982).
Konsep kegawatan merupakan hal pokok dalam triage di kedokteran
emergensi. Kegawatan berhubungan dengan konsep waktu dan dibedakan dengan
keparahan. Kondisi urgent bisa saja tidak parah (misalnya: dislokasi sendi),
sementara penyakit yang parah bisa saja bukan kegawatan (Fitzgerald, 2010).
Beberapa sistem Triage telah di kembangakan, dalam literatur Seringkali di
sebut The Australian Triage Scale, The Manchester Triage System, The
Canadia Triage and Acuity Scale, dan The Emergency Severity Index. RS Mitra
Anugrah Lestari Menerapkan Pelabelan Warna Sesuai dengan Mettag Triase
1
pelabelan Korban Massal. Dengan Kategori sebagai berikut. Pasien dengan label
merah berarti membutuhkan pertolongan darurat dan cepat (Resusitasi dan Pasien
Klinis) , Pasien dengan label kuning berarti membutuhkan pelayanan yang dapat
ditunda,(Emergency Mayor), pasien Pasien dengan label hijau berarti tidak dalam
kondisi gawat darurat dan dapat ditunda (Bukan Emergensi). Pasien dengan label
hitam berarti pasien sudah tidak dapat ditolong dan usia harapan hidup sangat tipis
atau DOA ( Death On Arivval).
Pasien-pasien yang datang ke UGD akan menjalani penilaian awal oleh
petugas UGD/petugas triase untuk memastikan kebutuhan klinis kegawatanya.
Pada penilaian awal ini, pasien akan memberikan riwayat singkat tentang
penyakitnya dan kemudian suatu kategori di terapkan kepada pasien tersebut.
Banyak sistem skoring dikembangkan untuk memprediksi kategori triage
apa yang harus diberikan kepada pasien yang datang ke UGD, namun dari banyak
sistem tersebut menggunakan beberapa parameter fisiologis klinis dan
laboratoris yang tidak tersedia pada proses triase awal di UGD. Penggunaan skor
fisiologis yang simpel dalam identifikasi dini pasien-pasien yang berrisiko
mengalami deteriorisasi, dapat memberikan kategori triage yang tepat kepada
pasien-pasien yang datang ke UGD. Skor fisiologis tersebut juga dapat menjadi
dasar bilamana terjadi tumpang tindih dalam memutuskan prioritas penanganan
pasien-pasien yang menjalani triage.
Mengartikan keluhan utama saja tidak akan berhubungan dengan situasi
yang dilihat dari diagnosis klinis saja, tetapi dapat pula dilihat dari perubahan
fisiologis. Pasien dengan keluhan sederhana namun dengan risiko memburuk
akan ditunjukkan oleh perubahan-perubahan fisiologis yang bisa diukur melalui
tanda- tanda vital (Labaf, dkk., 2010). The worthing Psycological scoring system
(WPSS) adalah suatu sistem skoring prognostik sederhana yang mengindentifikasi
penanda fisiologik pada tahap awal untuk melakukan tindakan secepatnya, yang
dituangkan dalam bentuk interuention-calling score. Pengukuran tanda vital pada
WPSS mencakup tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernapasan,
temperature, saturasi oksigen, dan tingkat kesadaran berdasar AVPU (alert, verbal,
pain, unresponsive) (Duckitt, dkk., 2007).
Triage adalah suatu proses yang dinamik, status atau keadaan pasien dapat
berubah meniadi tebih baik maupun menjadi lebih buruk karena cederanya
maupun sebagai dampak dan tindakan yang dilakukan. Triage harus diulang-ulang
2
selama masih dalam penanggulangan cederanya. Dapat dilakukan di tempat
kejadian, di daerah triage sebelum dilakukan evakuasi, tiba di UGD, selama
resusitasi maupun sesudahnya, sebelum maupun sesudah operasi, dan setelah
tiba di ruangan. Triage dilakukan hanya dalam waktu 60 detik tanpa interverensi
tindakan apapun.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Tujuan dari triage dimanapun di lakukan, bukan saja supaya The Right
Patien To The Right Hospital By The Right Ambulance At The Right Time
Tetapi Juga To Do Most For The Most.
Jadi Tujuan triage adalah memilah dan menilai pasien agar mendapatkan
pertolongan medik secara cepat dan tepat sesuai dengan kategori
kegawatdaruratan dan sesuai dengan penyakitnya.
3
BAB II
RUANG LINGKUP
5
BAB III
TATA LAKSANA
Sumber daya manusia sangat memegang peran penting untuk tercapainya kepuasan
para pasien di UGD. Dokter dan paramedis yang bertugas di UGD dituntut untuk dapat
melakukan triage secepat dan setepat mungkin, agar tidak terjadi kesalahan dalam
melakukan pemilahan saat triage.
Triage dikelompokan dalam beberapa macam dengan tanda sebagai berikut :
A. Pasien Dengan Label Merah
Pasien dengan label merah berarti membutuhkan pertolongan darurat dan cepat
B. Pasien Dengan Label Kuning
Pasien dengan label kuning berarti membutuhkan pelayanan yang dapat ditunda
C. Pasien Dengan label Hijau
Pasien dengan label hijau berarti tidak dalam kondisi gawat darurat dan dapat ditunda.
Suatu keadaan yang tidak memerluka pertolongan segera.
D. Pasien Dengan Label Hitam
Pasien dengan label hitam berarti pasien sudah tidak dapat ditolong dan usia harapan
hidup sangat tipis. Atau Penderita yang Sudah Meninggal ( Death On Arivval/ DOA).
Tidak ada respon pada semua rangsangan, tidak ada respirasi spontan, tidak ada bukti
aktivitas jantung, tidak ada repon pupil terhadap cahaya.
Setiap pasien masuk UGD Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari dilakukan
pemeriksaan dan terencana tindakan sesuai dengan kasusnya. Pasien yang tidak gawat
darurat di bagi dua yaitu pasien poliklinik atau pasien yang perlu rawat inap.
Sedangkan prosedur yang harus dilakukan saat pasien datang antara lain sbb :
1. Pasien datang ke UGD Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari , baik yang
datang sendiri ataupun rujukan, akan langsung di terima oleh perawat atau
dokter Jaga di triase.
2. Dokter/perawat melakukan Triage secara cepat dan tepat, kemudian pasien
diberi label warna yang sesuai (pada korban masal/ Mettag Triase).
3. Keluarga atau perujuk di arahkan untuk mendaftar di loket pendaftaran.
4. Dalam keadaan tertentu langsung dilakukan resusitasi di tempat resusitasi.
5. Pasien ditempatkan di ruangan sesuai dengan kasusnya
a. Apabila terdapat tanda-tanda gangguan Airway Breathing Circulation
(ABC) berat atau penurunan kesadaran, maka perawat triage langsung
mengantar pasien ke ruang resusitasi atau P-l ( Merah ) dan melakukan
6
triage di ruangan tersebut.
b. Apabila tidak terdapat tanda ancaman jiwa, maka perawat menerima dan
melakukan pemeriksaan terhadap pasien di ruang triage untuk menentukan
prioritas terhadap pasien tersebut. Setelah perawat triage menentukan
tingkat kegawatan pasien, maka perawat triage mengirim pasien beserta
lembaran statusnya ke bilik prioritas sesuai kegawatan pasien. Pasien akan
dimasukkan kebilik P-2 (Kuning)
c. bila terdapat gangguan ABC ringan dan nilai Glasgow Coma Scale
(GCS) 15, pasien terasa nyeri hebat atau mengalami fraktur terbuka. Apabila
ABC pasien tidak terganggu, dan mempunyai keluhan simptomatis atau
luka ringan, GCS 15, maka akan dimasukkan ke bilik P-3 (Hijau).
d. Penentuan prioritas oleh perawat triage adalah berdasarkan keluhan
utama dan diagnosis awal yang sesuai dengan pelabelan Triase Mettag dan
tingkat gangguan ABC.dan di validasi menggunakan WPSS untuk
pengambilan Keputusan.
6. Pelayanan di ruang kritis (critical care) mencakup pelayananan prioritas
1 (P- 1/merah) dan prioritas 2 (P-2/ kuning ). Semua kasus di ruang ini
harus sepengetahuan dokter spesialis on site maupun on call.
7
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Hasil triage pasien didokumentasikan tertulis dalam dari rekam medis pasien.
2. Hasil re-triage pasien didokumentasikan tertulis dalam lembar status rekam
medis pasien UGD yang merupakan bagian dari rekam medis pasien.
8
DAFTAR PUSTAKA
Advanced Trauma Life Support for Doctors, Student Course Manual, Eighth Edition,
American College of Surgeons Committee on Trauma, Diterjemahkan & dicetak oleh
komisi trauma .'IKABI", tahun 2008.
Buku Panduan BT&CLS (Basic Trauma Life Support And Basic Cardiac Life Support) Edisi
Keempat, Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118, tahun 2011.
Emergency Severity Index (ESI : A Triage Tool For Emergency Departmnt, www.ahrq-
gov/pr:oI'essionals/systems/hospitaliesi/c'si.html; Emergency Care Singapore General
Hospital. www.sgh.sorn.sg;
Materi Pelatihan GELS (General Emergency Life Support), Departemen Kesehatan RI - - Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik, Edisi ke-7, September 2006.
Dong SL., Bullard M., 2009. Emergency Department Triage dalam Rowe BH. (Ed), Evidence-
based Emergency Medicine,Blacltwell Publishing Ltd. uK. p. 58-65
Duckitt RW., et al. Worthing Physiological Scoring System: derivation and validation of a
physiological early-warning system for medical admissions. An observational, population-
based single-centre study. British Journal of Anaesthesia 98 (6): 769- 774. 2007
Fttzgerald D, et al.Emergency department triage revisited. Emerg Med J, 27:86- 92.2010
Labaf A, et al. Evaluation of the modified acute physiology and chronic health evaluation
scoring system for prediction of mortality in patients admitted to an emergency
department. Hong Kong J Emerg Med, l7(5). 2010
Wulp I, et al. Association of the Emergency Severity Index triage categories with patient's vital
signs attriage: a prospective observational study. Emerg Med J.2010