PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat bekerja di rumah sakit, dokter dan perawat diharapkan mampu melakukan
triase, resusitasi dengan atau tanpa alat, mengetahui prinsip stabilitasi dan terapi definitif,
mampu bekerja dalam tim, melakukan komunikasi dengan tim, pasien beserta keluarganya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan, prosedur dan segala proses di bidang
pelayanan kegawatdaruratan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam Kota.
2. Tujuan Khusus
a. Didapatkan kesamaan pola pikir tentang sistem penanggulangan gawat darurat
b. Didapatkan kesamaan pola tindakan dalam penanggulangan kasus- kasus gawat
darurat
c. Mencegah kematian dan cacat pada penderita gawat darurat hingga dapat hidup
dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya
d. Merujuk penderita gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang lebih memadai
e. Menanggulangi korban bencana
C. Ruang Lingkup Pelayanan
1. Ruang lingkup pelayanan Unit Gawat Darurat meliputi:
a. Pasien dengan kasus True Emergency
Yaitu pasien yang tiba-tiba verada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan
terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat
pertolongan secepatnya.
b. Pasien dengan kasus False Emergency
1) Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
2) Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya
3) Keadaan tidak gawat dan tidak darurat.
2. Bidang kerja
Bidang kerja UGD meliputi administrasi unit, pendidikan dan pelatihan. Kebutuhan
dari masing-masing bidang akan tergantung dari tingkat pelayanan unit.
a. Administrasi unit
Pelayanan gawat darurat dimaksud untuk memastikan suatu lingkungan yang
menjamin pelayanan yang aman, tepat waktu dan efektif. Untuk tercapainya tugas ini
diperlukan partisipasi dokter jaga pada aktivitas managemen.
b. Pendidikan dan Pelatihan
UGD melakukan pendidikan dan pelatihan pada tenaga medis maupun non medis
mengenai hal-hal yang terkait dengan pelayanan UGD.
D. Batasan Operasional
Pelayanan kegawatdaruratan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Kota harus berdasarkan asuhan gawat darurat diarahkan oleh
kebijakan dan prosedur yang sesuai
a. Unit Gawat Darurat
Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama pada
pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan
berbagai multidisiplin.
b. Triase
Adalah pengelompokan pasien yang berdasarkan atas berat ringannya
trauma/penyakit serta kecepatan penanganan/pemindahannya.
c. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
d. Pasien Gawat Darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan
terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak
mendapat pertolongan secepatnya.
e. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
misalnya kanker stadium lanjut.
f. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang dtang tiba-tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan
anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
g. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium, TBC kulit, dan sebagainya.
E. Landasan Hukum
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahunn 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
b. Undang- undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara REpublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/PER/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
d. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 856/Menkes/SK/IX/2009
tentang Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit.
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 290/MENKES/PER/III/2008
tentang Persetujusn Tindakan Kedokteran.
f. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Pelayanan profesional yang efektif dan efisien merupakan penjavaran misi rumah
sakit di Bagian Pelayanan dan Penunjang Medik. Untuk merealisasikan hal tersebut
diperlukan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) agar dapat memberikan pelayanan
yang bermutu dan berorientasi pada keselamatan pasien. Salah satu upaya yang dilakukan
adalah adanya standar kualifikasi, distribusi ketenagaan, dan pangaturan jaga staf di
Instalasi Gawat Darurat yang sesuai dengan standar kuantitas dan kualitas unit pelayanan.
N
Nama Jabatan Kualifikasi Formal Sertifikasi
o
BTCLS/ACLS/PPGD
Management Bangsal
3 Ka Ruangan IGD DIII Keperawatan
PPI Dasar
Patient Safety
BTCLS/ACLS/PPGD
Management Bangsal
4 Clinical Instructur DIII Keperawatan
Patient Safety
Clinical Instructur
Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
perawar pelaksana IGD setiap satu bulan.
Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku
permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada
(apabila tenaga cukup dan berimbang serta tidak menganggu pelayanan, maka
permintaan disetujui).setiap tugas jaga/shift harus ada perawat
penanggungjawan shift ( PJ Shift)
Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas siang, dinas malam, tidur malam,
libur dan cuti.
Pengaturan dinas dilakukan secara berurutan dari dinas pagi ke dinas sore, ke
dinas malam libur dan kembali ke dinas pagi.
Apabila ada tenga perawat jaga karena suatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana), maka perawat yang
bersangkutan harus memberitahu Ka.Ru IGD 1 hari sebelumnya, dan
diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari perawat pengganti.
Apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti,
maka Ka.Ru IGD akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu perawat yang
hari itu libur. Apabila ada tenaga perawat tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai
jadwal yang ditetapkan (tidak terencana), maka Ka.Ru IGD akan mencari
perawat pengganti yang hari itu libur. Apabila perawat pengganti tidak di
dapatkan, maka perawat yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk
menggantikan.
2. Pengaturan Jaga Dokter IGD
Jadwal dokter jaga IGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah
diedarkan ke unit terkait
Apabila dokter jaga IGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai
dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
Apabila dokter konsulen jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai dengan jawal yang telah ditetapkan maka :
D. Uraian Tugas
1. Memberikan pelayanan gawat darurat yang cepat, tepat dan cermat dan
terjangkau sesuai kebutuhan masyarakat
STANDAR FASILITAS
2. Peralatan Kerja
1 Alat-alat kesehatan
Suction 1 2
Termometer Digital 2 2
Oksigen sentral 10 5
Illuminator 1 1
Trolly GV 2 1
Troli Infus 1 1
Tiang infuse 8
Extra Lamp 1 1
Kursi roda 3 2
Stetoskop Dewasa 3 1
Stetoskop Anak 1 1
Reflex Hummer 1 1
Bengkok Sedang 4
NGT +
Neck colar + +
Gunting Verban 2 -
Set GV 4 1
Set Hecting 8 2
Set THT 1 2
ECG 1 1
Nebulizer 2 1
Senter Pupil 2 1
Lampu Sorot 1 1
Infant Warmer 1 +/-
Kulkas Obat 1 1
Oksigen Mini 3 1
Tourniquet 2 2
Defibrilator 1 1
Pulse Oxymetri 1 -
Lumpang 1 1
Infusion Set + +
Pispot 2 1
Urinal 1 1
Mandrain 1 1
Laringoskope Bayi 1 1
Laringoskope Anak 1 1
Gluco Stik 1 1
Urine Bag + +
ETT + +
OPA + +
Suction Chateter + +
Aminopilin + +
Amiodaron + +
Ca Gluconas + +
Dopamin
Dobuject
NGT
Adrenalin
Sulfas Atropin
Furosemid
Stesolid inj/sup
Dexamethason
Phitomenadon
Pethidine
Morphin
Phenobarbital
Phenytoin
Propopol
Midazolam
MgSO4
Dextrose 40%
Dextrose 5%
HES 2%
Manitol 20%
Dextrose 10%
Salin 3%
Nacl 0,9%
Ringer Laktat
KCL
Meylon
2 Peralatan Kantor
Meja Dokter 1
Meja Perawat 2
Kursi 8
Lemari File 1
Komputer 2
Printer 1
Tape Holder 1
Perporator 2
White Board 1
Hecter 2
3 Sarana Penunjang
Washtafel 2
Telepon 3
APAR
4 APD
Handscoon + +
Sepatu Boot - +
Kaca Mata - +
Masker + +
Clemek + +
5 Jumlah Tempat Tidur
6 Ambulance
Ambulance Pasien 1 +
Ambulance jebazah 2 +
B. DENAH RUANGAN IGD
RUANG OBSERVASI
ISOLASI BED 5 BED 4 BED 3
GERBANG
MASUK RS
KAMAR
BED Infant DOKTER
BED 1 BED 2
obgyn Warmer
LIFT
BAB IV
PASIEN
Triage Visual
Triage
Poliklinik
DARURAT
TIDAK GAWAT
Rresusitasi &
Tindakan Stabilisasi
Kamar Poliklinik
Jenazah Dirujuk
Meninggal
A. Pendaftaran Pasien
a) Pendaftaran pasien IGD dilakukan oleh salah satu keluarga atau pengantar pasien yang
dirawat di IGD.
b) Jika pasien datang seorang diri maka petugas pendaftaran yang datang ke bagian IGD
untuk mendaftar pasien tersebut sebagai pasien di rumah sakit atau petugas IGD
mendaftarkan ke informasi via telepon.
c) Jika pasien IGD dalam keadaan tak sadarkan diri dan tidak ada pihak yang mengantar
pasien, maka petugas IGD memanggil petugas keamanan untuk mencari identitas yang
dibawa oleh pasien dan menyerahkan ke bagian pendaftaran untuk dilakukan proses
pendaftaran oleh bagian pendaftaran pasien.
d) Jika pasien IGD dalam keadaan tidak sadar dan tidak ditemukan identitas yang dibawa,
maka petugas mendaftar pasien sebagai Mr. X atau Mrs. X
e) Untuk pasien rawat inap dengan penjamin Umum, Perusahaan, BPJS Ketenagakerjaan
dan Asuransi petugas IGD memberikan pengantar rawat inap. yang berwarna putih.
Sedangkan untuk pasien BPJS Kesehatan menggunakan Surat perintah rawat inap
( SPRI ) dan Surat Bukti Pelayanan BPJS (SBPK).
B. Sistem Komunikasi dan Komunikasi
a. Antara IGD dengan unit lain dalam RS Santa Elisabeth Batam Kota adalah dengan
nomor exstension masing-masing unit.
b. Antar IGD dengan dokter konsulen/ rumah sakit lain/ yang terkait dengan pelayanan
diluar rumah sakit adalah menggunakan pesawat telepon langsung dari IGD.
c. Antara IGD dengan petugas ambulan yang berada dilapangan menggunakan pesawat
telepon dan handphone
d. Dari luar RS Santa Elisabeth dapat langsung melalui operator dan langsung kebagian
IGD
e. Nomot Telepon yang biasa dihubungi
0778-4803191 : Extension 110 dan 111
081387007082 : Nomor tang langsung ke atau dari luar Rumah Sakit
C. Pelayanan Triage
Adalah pengelompokan pasien yang berdasarkan atau berat ringannya trauma/penyakit
serta kecepatan penanganan/pemindahannya.
Triage yaitu sistem seleksi pasien yang menjamin supaya tidak ada pasien yang tidak
mendapat perawatan medis.
Klasifikasi pasien yaitu :
Gawat darurat dilakukan resusitasi dan stabilitasi dan ditempatkan di tempat tidur
resusitasi. Apabila pasien sudah sstabil maka pasien dipindahkan ke RUang ICU atau
ke Ruang OK bila ada tindakan operasi. Bila pasien meninggal maka pasien diantar
ke kamar jenazah dan kemudian dipulangkan.
Gawat tidak darurat dan darurat tidak gawat dilakukan tindakan baik bedah maupun
non bedah dan kemudian ditempatkan di ruangan observasi untuk selanjutnya di
rawat inap atau pun ( rawat jalan ) ataupun di rujuk ke rumah sakit lain.
False emergancy / ringan dilakukan di IGD pada saat Polikinik tutup dan bila
Poliklinik buka maka pasien di arah kan ke Poliklinik.
Death On Arrival (DOA) ke kamar Jenazah
H. Sistem Rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari atas masalah
kesehatan dan kasus-kasus penyakit yang dilakukan secara timbal balik vertikal maupun
horisontal maupun struktural dan fungsional terhadap kasus penyakit, masalah penyakit atau
permasalahan kesehatan.
Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab secara timbal-balik atas suatu
kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal maupun horisontal dalam arti dari
unit yang kemampuannya kurang ke unit yang lebih mampu.
Rujukan kesehatan perorangan adalah rujukan kasus yang berkaitan dengan diagnosis,
terapi, tindakan medis.Oleh karena itulah maka rumah sakit mempunyai komunikasi atau
data atau kontak telepon rumah sakit rujukan dengan kelas lebih tinggi yang terdekat untuk
melakukan fungsi rujukan apabila diperlukan.
a. Alih rawat
Internal Rumah Sakit :
Setelah mengalami fase triage dan tindakan penanganan kegawatdaruratan maka
petugas dapat menentukan apakah pasien dipulangkan, dialih rawat di bangsal rawat
inap atau di ruang intensif atau dirujuk ke PPK dengan kemampuan lebih tinggi yang
dibutuhkan oleh pasien.
Jika pasien dialih rawat di ruang rawat inap maka petugas IGD manganjurkan
keluarga pasien untuk melakukan pendaftaran kamar sesuai kebutuhan dan kelas
perawatan yang diinginkan pasien. Apabila tersedia, pasien dapat langsung rawat
inap, namun bila kamar penuh atau kelas perawatan yang diinginkan pasien tidak
tersedia maka petugas merujuk pasien ke PPK lain yang sesuai dengan kebutuhan
pasien.
Jika pasien membutuhkan PPK lain yang lebih tinggi levelnya, maka petugas
wajib mencarikan PPK yang sesuai dengan kebutuhan pasien dan mengantarkan
pasien ke PPK tersebut.
Kriteria pasien yang dirujuk :
Kamar penuh
Tidak mempunyai spesialisasi pelayanan yang dibutuhkan pasien meliputi dokter
yang sesuai, fasilitas yang sesuai, dan lain-lain
Permintaan pasien, biasanya berkaitan dengan asuransi atau pembiayaan
I. Observasi Pasien
Pasien yang sudah diberikan tindakan medis akan di observasi sebelum pasien dipulangkan,
dirujuk ataupun dirawat inap.
1. Pasien diobservasi di IGD maksimal 2 jam untuk pasien gawat darurat
2. Pasien yang mendapatkan terapi fibrinolitik di IGD langsung segera diantar ke ICU
setelah selesai pemberian terapi fibrinolitik
J. Pelayanan Ambulance
1. Ambulance Pasien tersedia 24 jam. Ambulance dapat digunakan mengantar dan menjemput
pasien. Pasien yang akan dijemput ke rumah pasien atau ke pelabuhan harus didampingi
oleh perawat. Bila ketenagaan di IGD tidak memadai untuk menjemput pasien maka
menganjurkan keluarga pasien untuk menghubungi rumah sakit lain
2. Ambulance pasien dapat digunakan untuk transportasi pasien :
a. Dari rumah ke RS Santa Elisabeth Batam Kota dan sebaliknya
b. Dari RS ke RS Lain bila pasien dirujuk dan didampingi oleh perawat
c. Dari RS ke Pelabuhan atau ke Bandara
3. Pelayanan Ambulance jenazah 24 jam
BAB V
PENGELOLAAN LIMBAH
Pembuangan dan penanganan limbah IGD tergantung dari jenis limbahnya. Limbah
dibuang setelah 2/3 dari tempatnya atau sehari 2 atau 3 kali. Limbah infeksius akan diambil
oleh petugas Kesehatan Lingkungan setiap pagi.
Limbah benda tajam di tempatkan pada Safety Box berwarna kuning yang tahan air dan
tahan tusukan
Limbah non infeksius ( yang tidak terkontaminasi dengan cairan tubuh pasien yang
beresiko ) ditempatkan pada tempat tertutup ( Plastik berwarna hitam ) dan diberi label
limbah non infeksius.
Limbah infeksius (limbah yang terkontaminasi dengan cairan tubuh pasien yang
beresiko) ditempatkan pada tempat terutup (Plastic berwarna kuning) dan diberikan
label infeksius
BAB VI
LOGISTIK
Logistik di IGD adalah semua bahan habis pakai yang digunakan dalam pelayanan
langsung kepada pasien maupun dalam tata kelola IGD.
Tujuan dari pengadaan logistrik sendiri adalah untuk menunjang operasional harian
agar dapat berjalan dengan lancar demi keamanan dan keselamatan pasien dan tugas.
Ketersediaan logistik di IGD menjadi tanggung jawab dari seluruh staff yang
bertugas. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh setiap staf adalah pergerakan dari setiap
barang yang ada dengan cara melakukan inventarisasi setiap hari. Pengawasan dilakukan
oleh kepala unit, dan jika terjadi ketidakseimbangan antar barang masuk dan yang dipakai
maka dilakukan penelusuran terhadap hal tersebut.
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih
aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
B. Tujuan
Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
Menurunnya KTD di Rumah Sakit
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD
4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada
pasien yang benar.
i. Pemberian tanda
ditempat dilakukan operasi atau prosedur invasif
Melibatkan pasien dan dilakukan dengan tanda yang tepat dan dapat dikenali.
Tanda yang dipakai adalah tanda check list ( √ ), silang ( x ) dan lingkaran (0)
Penandaan dilakukan oleh dokter yang melakukan prosedur operasi,
Pada saat melakukan penandaan pasien sadar dan terjaga jika mungkin, dan
harus masih terlihat jelas setelah pasien sadar.
Pada semua kasus, lokasi tempat operasi harus diberi tanda, termasuk pada sisi
lateral (laterality), daerah struktur multipel (multiple structure), jari tangan, jari
kaki, lesi, atau tulang belakang.
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian akibat kerja
baik yang mengakibatkan kerugian secara langsung maupun tidak langsung.Kesehatan dan
keselamatan kerja di kamar operasi penting diterapkan untuk meningkatkan derajad
kesehatan setinggi-tingginya meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial.
B. Tujuan
Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dan kesehatan kerjanya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas di IGD
Menjamin keselamatan dan kesehatan kerja setiap orang lain yang berada di IGD
Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman
C. Target Keselamatan Kerja di IGD
Pasien
Dibahas lebih lanjut seperti pada daftar panduan diatas
Tenaga Medis
Meliputi dokter, perawat dan tenaga kesehatan ain yang bekerja di IGD
Keselamatan dan keamanan petugas dilakukan dengan :
Melakukan pemeriksaan secara periodik sesuai ketentuan
Beban kerja sesuai dengan kemampuan dan kondisi kerja
Melakukan pembinaan secara terus menerus dalam upaya
mempertahankan hasil kerja
Membina hubungan kerja sama baik internmaupun antar profesi dalam
mencapai tindakan pembedahan
Tenaga non Medis
Cleaning Service/CS, Administrasi
D. Prinsip keselamatan kerja di IGD :
Petugas IGD harus selalu berusaha memutus mata rantai infeksi dengan hygiene
practices (pencucian dan pengeringan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien)
Petugas IGD harus memproteksi diri dari darah/ cairan tubuh pasien, tusukan benda
tajam dan bahaya risiko medis lainnya dengan peralatan perlindungan diri
Proteksi harus dilaksanakan secara konsisten dengan baik tanpa pandang bulu
kepada semua pasien
PENGENDALIAN MUTU
Mutu pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan pelayanan rumah sakit untuk
memenuhi kebutuhan pasien akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan
standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit secara
wajar, efisien, dan efektif yang diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma,
etika, hukum dan social budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan
pemerintah dan masyarakat.
Indikator mutu pelayanan di rumah sakit merupakan salah satu instrumen untuk menilai
mutu pelayanan. Indikator mutu berisi pencapaian mutu yang sudah ada dan target pencapaian
mutu yang seharusnya dapat dijalankan untuk menjamin pelayanan rumah sakit yang baik dan
mendukung keselamatan pasien, serta kepuasan pasien.
Definisi Life saving adalah upaya penyelamatan jiwa manusia engan urutan
operasional Airway, Breath, Circulation
Numerator Jumlah kumulatif pasien yang mendapat pertolongan life saving di gawat
darurat
Denominator Jumlah seluruh pasien yang membutuhkan life saving di unit gawat darurat
Tujuan Tersedianya pelayanan gawat darurat oleh tenaga kompeten dalam bidang
kegawatdaruratan
Definisi Tenaga kompetensi pada gawat darurat adalah tenaga yang sudah
Operasional memiliki sertifikat pelatihan BLS/PPGD/GELS/ALS
Standar 100%
Definisi operasional Tim penanggulangan bencana adalah tim yang dibentuk di rumah sakit
dengan tujuan untuk penanggulangan akibat bencana yang mungkin
terjadi sewaktu-waktu
Standar 1 tim
Numerator Jumlah kumulatif waktu yang di perlukan pasien yang di samping untuk
menunggu pelayanan oleh dokter
Standar ≤5menit
Definisi operasional Kematian ≤ 24 jam adalah kematian yang terjadi dalam periode 24 jam
sejal pasien datang
Numerator Jumlah pasien yang meninggal dalam periode 24 jam sejak pasien datang
Standar ≤ 2 perseribu
Definisi operasional Uang muka adalah uang yang diserahkan kepada pihak rumah sakit
sebagai jaminan terhadap pertolongan medis yang akan diberikan
Numerator Jumlah pasien gawat darurat yang tidak membayar uang muka
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit Gawat Darurat
pengumpulan data
Untuk mengetahui kepatuhan staff terhadap ketiga indikator mutu pelayanan di UGD maka
dilakukan tahap-tahap sebagai berikut :
4. Audit oleh representatif untuk memantau kepatuhan staff dalam melakukan identifikasi
pasien dengan benar
7. Breafing oleh kepala unit/representatif setiap bulan mengenai indikator mutu unit
A. Pengertian
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala bentuk
kegiatan yang ada terkait dengan pemberian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap.
B. Jenis Laporan
Laporan dibuat oleh kepala ruang IGD. Adapun jenis laporan yang dilakukan terdiri dari
1. Laporan harian
laporan harian dibuat setiap hari atau setiap shift terkait dengan kunjungan pasien ke IGD yang
dibuat di buku laporan dan digunakan sebagai laporan serah terima (handover) antar perawat di
setiap shift.
2. Laporan bulanan
Laporan yang dibuat oleh kepala ruangan dalam bentuk tertulis setiap bulannya diserahkan
kepada Wadir Keperawatan dan Wadir Medis setiap bulan tanggal 5
1. Kuantitas SDM
2. Kualitas SDM
3. Jumlah tindakan
2. Indikator Klinik
3. Laporan Tahunan
Laporan yang dibuat oleh karu dalam bentuk tertulis setiap tahun dan diserahkan kepada Ka
Instalasi Rawat Inap tiap tanggal 5. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :
b. Laporan fasilitas dan sarana IGD dan evaluasi dalam satu tahun
d. Laporan Kinerja Mutu Pelayanan IGD dan evaluasi dalam satu tahun
BAB XI
PENUTUP
Instalasi gawat darurat merupakan pintu gerbang rumah sakit, yaitu berfungsi sebagai
awal dari pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit termasuk
tenaga keperawatan.
Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara
optimal sebagai pedoman kerja bagi seluruh staf yang terlibat didalamnya untuk meningkatkan
mutu pelayanan kegawatdaruratan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam
Penyusunan Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat ini adalah langkah awal suatu
proses sehingga memerlukan dukungan, kerja sama, masukan dan saran yang membangun dari
berbagai pihak dalam penerapannya untuk mencapai tujuan yaitu pelayanan kesehatan etis dan
profesional secara cepat, tepat, aman, nyaman dan tejangkau oleh semua lapisan masyarakat.