Anda di halaman 1dari 12

C.

ANALISA SWOT RUANG RAFLESIA RUMAH SAKIT BUDI KEMULIAAN BATAM

 N STRENGTH  THREATENED
 WEAKNESS (KELEMAHAN) OPPORTUNITY (PELUANG) 
O (KEKUATAN)  (ANCAMAN)
- Makin tingginya
Planning (perencanaan)  kesadaran
- Rumah Sakit Budi Kemuliaan
-Visi dan misi Rumah sakit masyarakat akan
akan menjadi rumah sakit
sebagai acuan visi dan pentingnya
rujukan untuk kepulauan riau
misi ruangan kesehatan
dan sekitarnya
-Sistem manajemen berjalan - Adanya tuntutan
- Rumah sakit memiliki fasilitas
dengan baik, alurnya jelas tinggi dari
yang cukup lengkap dengan
-Mempunyai ruang rawat yang -Visi dan misi ruangan mengacu masyarakat untuk
spesialisasi yang memandai
memadai dan terus pelayanan
pada visi misi rumah sakit - Adanya dukungan dari
dilakukan pengembangan professional
pimpinan untuk meningkatkan
-Adanya pelayanan dokter -Tidak ada motto ruangan - Makin tingginya
pelayanan rawat inap
spesialis kesadaran
-Kebijakan rumah sakit terkait - Adanya standar pelayanan
-Mempunyai format masyarakat akan
 1 minimal rumah sakit yang
pendokumentasian kepentingan keperawatan pentingnya
dikeluarkan oleh Kementiran
keperawatan yang sudah kesehatan
seperti jenjang karir, motivasi Kesehatan
disahkan - Adanya rumah
- Tarif layanan terjangkau
-Ada SOP dan SAK di ruang masih kurang sakit-rumah sakit
- Adanya kerjasama dengan
perawatan lain dengan
stikes di luar batam dalam
-Mempunyai ruangan dan peralatan yang
menyediakan tenaga
fasilitas yang cukup lengkap.
keperawatan.
memadai dengan - Adanya rumah
- Adanya mahasiswa yang
pengembangan dan sakit-rumah sakit
praktik di RS. Budi
pembangunan yang terus lain yang terus
Kemuliaan.
dilakukan berbenah untuk
meningkatkan mutu
layanan
 2 Organizing -Pengaturan shift yang dilakukan - Pemberian asuhan keperawatan - Kepuasan perawat
(Pengorganisasian)  disesuaikan dengan jumlah sesuai dengan SAK dan SOP tidak terpenuhi
- Struktur organisasi RS, perawat yang ada di ruangan - Kesempatan melanjutkan cenderung
bidang dan Instalasi sudah dan belum berdasarkan pada pendidikan kesehatan mengakibatkan
ada tingkat ketergantungan klien - Diadakannya pelatihan yang menurunnya
- System perhitungan tenaga
sesuai dengan DEPKES
2005
motivasi kerja
- Sudah memiliki S1
- Kompetensi perawat
Keperawatan dan Ners
yang kurang
- Jumlah perawat di ruangan
menyebabkan
raflesia terdiri dari :
kepuasan pasien
Kepala ruangan : 1 orang
berkurang
D III Keperawatan : 15 org
- Meningkatnya
S.Kep : 2 orang
pemahaman pasien
Ners : 1 orang dapat diikuti oleh tenaga medis
dan keluarga tentang
SPK : 4 org perawat
-Struktur organisasi keperawatan tanggung jawab dan
Upgrade Pendidikan : SPK - Adanya dukungan direksi
di Raflesia pelaksanaannya tanggung gugat
= S.kep : 1 orang dalam pelaksanaan metode
belum mengacu pada metode terhadap pelayanan
D III : S.kep : 2 orang penugasan
penugasan kesehatan
- Metode penugasan - Keterbatasan supporting alat
- Tuntutan
digunakan metode tim medis
masyarakat terkait
- Format daftar shift di
dengan peralatan
ruangan
lengkap, mudah,
- Operan timbang terima
terjangkau dan
diawali dengan pre
nyaman
conference
- Akses berobat
keluar negeri lebih
mudah

 3 Actuating (Pengarahan)  -Beban kerja Karu yang tinggi - Adanya jadwal supervise setiap Di ruang Raflesia
-kepala ruangan mendukung -Pelatihan yang diharapkan bulannya terdapat beberapa
kegiatan supervise pelatihan ACLS / BTCLS, - Adanya bentuk reward dalam variasi penyakit dengan
-adanya pelatihan yang telah manajemen bangsal berbagai macam kasus
diikuti oleh beberapa -Belum adanya keseragaman sehingga dibutuhkan
perawat ruangan tentang hasil ronde peningkatan ilmu dan
-adanya kegiatan pre konferen keperawatan. pelatihan yang
dari ketua tim untuk diperoleh dari jenjang
menjelaskan pekerjaan
yang akan dilakukan
-adanya ronde keperawatan pendidikan tinggi

Controlling (Pengawasan) 
- Tersedianya SOP dan SAK
yang sudah disesuaikan
dengan standar kebutuhan
ruangan yang telah disahkan
- Adanya unit Customer care - Adanya klinik-klinik
rumah sakit sebagai - Adanya aturan rumah sakit spesialis di luar
penilaian kepuasan pasien menggunakan SOP dan SAK  rumah sakit 
dengan kotak saran di setiap - Sosialisasi SOP dan SAK - Kecendrungan
ruangan kepada semua petugas pasien berobat
 4 - Tidak ada masalah
- Supervisi sudah terjadwal ruangan keluar negeri
dengan baik dan mencakup - Adanya pengawasan tim - Adanya tuntutan
semua aspek pengendalian mutu tinggi masyarakat
- Rumah sakit sudah berdasarkan dokumentasi untuk pelayanan
terakreditasi sehingga profesional
meningkatkan kepercayaan
pelanggan
- Adanya tim pengendali
mutu pelayanan

C. INDENTIFIKASI MASALAH
1. Visi misi Bidang keperawatan dan Instalasi rawat inap Paviliun Raflesia belum ada dan masih mengacu pada visi misi rumah
sakit dan ini merupakan kebijakan pimpinan rumah sakit.
2. Paviliun Raflesia menggunakan metode kerja tim , tapi belum bisa berjalan seoptimal mungkin karena kurangnya jumlah
tenaga perawat.
3. Uraian tugas secara lisan dan tertulis
4. Pengorganisasian perawatan klien belum terlaksana secara maksimal
5. Belum optimal penggunaan system penghitungan tenaga menurut depkes .
6. Sudah diterapkan pre dan post conference tetapi belum bisa berjalan secara maksimal
7. Belum ada penilaian motivasi kepada perawat
8. Sudah dilaksanakan ronde keperawatan tetapi belum ada keseragaman tentang hasil ronde keperawatan
9. Adanya pengawasan tim pengendalian mutu berdasarkan dokumentasi
10. Sudah dilakukannya audit pelayanan keperawatan secara terjadwal.

D. PRIORITAS MASALAH (SKORING)


Penentuan urutan masalah yang menjadi prioritas dilakukan penghitungan dengan pembobotan pada setiap masalah yang
ditemukan. Proses memprioritaskan masalah akan dilakukan dengan pembobotan yang memperhatikan aspek sebagai berikut :

Tabel 2.5
Perhitungan Prioritas Masalah
Kriteria
Kepentingan (I)
Jml
No Masalah
P S R P D P T S IxTxS
C U o
C
1 Visi misi Bidang keperawatan dan Instalasi 2 2 2 2 2 2 2 2 48
rawat inap Paviliun Raflesia belum ada dan
masih mengacu pada visi misi rumah sakit
dan ini merupakan kebijakan pimpinan rumah
sakit.

2 Paviliun Raflesia menggunakan metode 3 3 3 2 3 2 2 3 96


kerja tim , tapi belum bisa berjalan
seoptimal mungkin karena kurangnya
jumlah tenaga kerja.

3 Uraian tugas secara lisan dan tertulis 2 2 2 2 2 2 2 2 48

4 Pengorganisasian perawatan klien belum 2 3 2 2 2 2 2 2 52


terlaksana secara maksimal

5 Belum optimal penggunaan system 2 3 2 2 2 2 2 2 52


penghitungan tenaga menurut depkes .

6 Sudah diterapkan pre dan post conference 2 3 2 2 2 2 2 2 52


tetapi belum bisa berjalan secara
maksimal

7 Belum ada penilaian motivasi kepada 1 3 1 3 3 2 2 2 52


perawat

8 Sudah dilaksanakan ronde keperawatan 2 3 2 1 1 2 2 2 44


tetapi belum ada keseragaman tentang
hasil ronde keperawatan

9 Adanya pengawasan tim pengendalian 1 2 1 2 1 1 2 2 32


mutu berdasarkan dokumentasi

10 Sudah dilakukannya audit pelayanan 2 1 1 2 2 2 2 2 40


keperawatan secara terjadwal.

Keterangan:
I ( Importancy) : Pentingnya masalah
P ( Prevalensi ) : Masalah lebih banyak ditemukan
S ( Severity ) : Akibat yang ditimbulkan lebih serius
RI ( Rate of Increase ) : Kenaikan jumlah masalah lebih cepat
PoC ( Political Climate ) : Iklim politik pendukung
DU ( Degree of Unmeet need): Tingkat keinginan yang tidak terpenuhi untuk selesainya masalah
PC ( Public Concern) : Keprihatinan masyarakat
T ( Technology) : Tekhnologi yang tersedia
R ( Resources) : sumber daya : Man, Money, Material, Method.
Setiap masalah diberi nilai 1 – 5 ( 1 = tidak penting, 5 = sangat penting )

Dari metode pembobotan didapatkan urutan prioritas masalah berdasarkan skor yang paling besar dan atas dasar pertimbangan waktu,
keterbatasan sumber daya dan kewenangan, maka masalah yang akan diatasi terlebih dahulu adalah :
1. Paviliun Raflesia masih menggunakan metode kerja tim , tapi belum bisa berjalan seoptimal mungkin karena kurangnya jumlah tenaga
perawat

Setelah dilakukan pembobotan masalah maka langkah selanjutnya adalah melakukan identifikasi penyebab masalah menggunakan
diagram tulang ikan (fish bone analysis).
ANALISIS FISH BONE :

1. Menganalisis Belum Optimalnya Metode Penugasan di Ruang Rawat Inap Raflesia dapat melalui diagram tulang ikan (fish bone
analysis)

Man Matherial

Kurangnya tenaga perawat


Paviliun Raflesia masih
menggunakan metode
Belum adanya keseragaman tentang Keterbatasan supporting alat medis kerja tim , tapi belum bisa
hasil ronde keperawatan. berjalan seoptimal
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
mungkin karena
kurangnya jumlah tenaga
Sudah diterapkan pre dan post conference perawat
tetapi belum bisa berjalan
secara maksimal Belum ada penilaian motivasi
kepada perawat

Uraian Tugas secara lisan dan tertulis Evaluasi audit pelayanan keperawatan
secara terjadwal.
Proses
Output
E. RENCANA TINDAK LANJUT DALAM BENTUK PLAN OF ACTION (POA)

Rencana kegiatan secara detail dalam bentuk POA ((Plan of Action), yang akan dilakukan oleh pihak rumah sakit dan mahasiswa untuk
menyelesaikan permasalahan yang terjadi sebagai berikut

Table 3.1
PLAN OF ACTION ( POA )
MODEL SISTEM PEMBERIAN PELAYANAN KEPERAWATAN PROFESIONAL DIRUANG RAWAT INAP RS BUDI
KEMULIAAN BATAM

PENANGGUNG
NO KEGIATAN METODE WAKTU SUMBER DAYA
JAWAB
PERSIAPAN
1 Pembuatan proposal kegiatan Diskusi Kelompok 16-19 Kepala Ruangan Rawat Kabid Keperawatan
Kerja November Inap, Mahasiswa (Kasie Askep)
2015

3 Merancang Tupoksi Pelaksanaan SP2KP Metode Rapat Koordinasi 20 November Kepala Ruangan Rawat Kabid Keperawatan
Penugasan Tim 2015 Inap, Mahasiswa (Kasie Askep)
4 Menyepakati Rancangan Struktur Organisasai Ruang Rapat Koordinasi 20 November Kepala Ruangan Rawat Kabid Keperawatan
Rawat Inap dan Tupoksi Pelaksanaan SP2KP Metode 2015 Inap, Mahasiswa (Kasie Askep)
Penugasan Tim, validasi dan pengambilan keputusan
5 Penyusunan materi pelatihan, modul SP2KP, proposal Diskusi Kelompok 20 November Kepala Ruangan Rawat Kabid Keperawatan
Role play, dan format Kerja (Kasie Askep)
2015 Inap, Mahasiswa

PELAKSANAAN
1. Pelatihan SP2KP Metode Penugasan Tim Pelatihan 23 November Karu dan Perawat Ruang Kabid Keperawatan
2015 Rawat Inap, Mahasiswa
2. Sosialsisasi Pelaksanaan SP2KP Metode Penugasan Diskusi, Role Play 24 November Karu dan Perawat Ruang Kabid Keperawatan
Tim 2015 Rawat Inap, Mahasiswa
 Pre Post Conference
 Overan
3. Bimbingan Role Play Pelaksanaan SP2KP Metode Diskusi 25 N0vember Karu dan Perawat Ruang Kabid Keperawatan
Penugasan Tim 2015 Rawat Inap, Mahasiswa
 Pre Post Conference
 Overan
4. Memberi masukan terhadap Role Play Pelaksanaan Diskusi 05 November Karu dan Perawat Ruang Kabid Keperawatan
SP2KP Metode Penugasan Tim 2015 Rawat Inap, Mahasiswa
 Pre post Conference
 Overan
EVALUASI
1

2 Terlaksananya SP2KP Metode Penugasan Tim Secara Observasi dan 10 Desember Karu dan Perawat Ruang Kabid Keperawatan
Mandiri Diskusi 2015 Rawat Inap, Mahasiswa
3 Terlaksananya Pendokumentasian oleh Kapala Observasi dan 11 Desember Karu dan Perawat Ruang Kabid Keperawatan
Ruangan, Ketua Tim dan Perawat Pelaksana Diskusi 2015 Rawat Inap, Mahasiswa
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa praktek manajemen di Paviliun Raflesia RS. Budi Kemuliaan

Batam, kelompok dapat menyimpulkan beberapa masalah yang ada di Paviliun Raflesia yaitu :

Setelah melakukan prioritas masalah yang akan diintervensi oleh mahasiswa, mahasiswa kemudian menetapkan rencana tindakan

untuk masalah prioritas.

1. Paviliun raflesia menggunakan metode kerja tim , tapi belum bisa berjalan seoptimal mungkin karena kurangnya jumlah tenaga kerja

Rencana tindakan yang telah dilakukan yaitu :

1. Mensosialisasikan dan menerapkan tentang SP2KP di ruangan raflesia.

B. Saran

1. Pihak Rumah sakit

a. Menetapkan SP2KP sebagai metode yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan di ruangan raflesia

2. Pihak Ruangan paviliun raflesia

a. Paviliun raflesia menerapkan SP2KP dalam memberikan asuhan keperawatan di ruangan

Daftar Pustaka
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai